Depresi post partum adalah depresi berat yang terjadi 7 hari setelah melahirkan dan berlangsung selama 30 hari, dapat terjadi kapan pun bahkan sampai 1 tahun kedepan.
Beberapa pengertian depresi postpartum menurut para ahli:
Kartono (2002), menyatakan bahwa depresi adalah keadaan patah hati atau putus asa yang disertai dengan melemahnya kepekaan terhadap stimulus tertentu, pengurangan aktivitas fisik maupun mental dan kesulitan dalam berpikir, Lebih lanjut Kartono menjelaskan bahwa gangguan depresi disertai kecemasan , kegelisahan dan keresahan, perasaan bersalah, perasaan menurunnya martabat diri atau kecenderungan bunuh diri.
Trisna (Hadi, 2004), menyimpulkan bahwa depresi adalah suatu perasaan sendu atau sedih yang biasanya disertai dengan diperlambatnya gerak dan fungsi tubuh. Mulai dari perasaan murung sedikit sampai pada keadaan tidak berdaya. Individu yakin tidak melakukan apa pun untuk mengubahnya dan merasa bahwa respon apa pun yang dilakukan tidak akan berpengaruh pada hasil yang muncul.
Kaplan dan Sadock (1998), merupakan suatu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta gagasan bunuh diri.
Clydde (Regina dkk, 2001), bentuk gangguan postpartum yang umum adalah depresi, mudah marah dan terutama mudah frustasi serta emosional.Gangguan mood selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang paling sering terjadi pada wanita baik primipara maupun multipara. Menurut DSM-IV, gangguan pascasalin diklasifikasikan dalam 3 tipe yaitu:
-
Baby blues
Merupakan bentuk yang paling ringan dan berlangsung hanya beberapa hari saja. Gejala berupa perasaan sedih, gelisah, seringkali uring-uringan dan khawatir tanpa alasan yang jelas. Tahapan baby blues ini hanya berlangsung dalam waktu beberapa hari saja. Pelan-pelan si ibu dapat pulih kembali dan mulai bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan barunya.
-
Depresi post partum
Bentuk yang satu ini lumayan agak berat tingkat keparahannya yang membedakan ibu tidak bisa tidur atau sulit untuk tidur. Dapat terjadi dua minggu sampai setahun setelah melahirkan
-
Psychosis post partum
Jenis ini adalah yang paling parah. Ibu dapat mengalami halusinasi, memiliki keinginan untuk bunuh diri. Tak saja psikis si ibu yang nantinya jadi tergantung secara keseluruhan
Berikut adalah 10 tanda-tanda depresi postpartum:
- Perubahan nafsu makan. Hal ini dapat terjadi peningkatan atau penurunan jumlah yang Anda makan, atau keinginan untuk makan.
- Perubahan tidur. Entah itu perubahan kualitas tidur maupun perubahan kemampuan untuk tertidur.
- Kecemasan, agitasi atau mudah marah. Ini berarti terlalu mengkhawatirkan tentang setiap suara bayi kecil Anda membuat atau setiap iritasi kulit baru yang muncul. Selain itu, hal-hal seperti menjadi takut meninggalkan rumah, atau mengunjungi tempat-tempat umum dapat menjadi tanda kecemasan.
- Penurunan energi, konsentrasi, atau kemampuan untuk melakukan kerja (di rumah atau di luar rumah). Hal ini dapat berarti bahwa Anda hanya mengalami kesulitan bangun dari tempat tidur
- Kehilangan minat dalam kegiatan yang pernah Anda nikmati.
- Perasaan umum bersalah atau tidak berharga. Atau perasaan yang luar biasa bahwa Anda bukanlah orangtua yang baik. Khawatir bahwa segala sesuatu yang Anda lakukan untuk bayi baru Anda hanya tidak cukup, atau bahwa setiap kali bayi Anda menangis, Anda adalah orang yang harus disalahkan.
- Ketidakmampuan untuk merawat diri sendiri atau bayi Anda.
- Libido berkurang.
- Perasaan negatif terhadap bayi Anda. Atau tidak tertarik pada bayi Anda.
- Pikiran merugikan diri sendiri atau bayi Anda.
Jika Anda mengalami salah satu atau lebih dari tanda-tanda di atas itu berarti Anda mengalami gejala depresi postpartum, dan jika ini sudah berlangsung selama dua minggu atau lebih, sekarang saatnya untuk mencari bantuan. Namun, jika Anda memiliki pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi Anda, JANGAN TUNGGU! Hubungi Bidan dan Dokter Anda SEGERA!
Jangan dikira hanya ibu atau wanita yang mengalami depresi post partum lho ya?
Suami atau ayah pun bisa mengalami depresi postpartum juga. ini disebut Paternal Postnatal Depression, atau PPND. Selain tanda-tanda yang tercantum dalam artikel ini, depresi post partum yang terjadi pada ayah juga dapat di tunjukkan dengan dengan gejala perilaku sembrono atau menghindari rumah seperti mengemudi sembrono, peningkatan penggunaan pornografi atau alkohol, atau jam kerja yang sangat panjang.
Ada banyak faktor yang dapat memainkan peran dalam apakah Anda mengalami depresi postpartum (PPD). Ibu atau ayah yang memiliki riwayat atau sejarah keluarga dekat dari depresi atau penyakit mental, riwayat penggunaan narkoba / penyalahgunaan, kehamilan yang tidak direncanakan, dan kurangnya dukungan, dan / atau stres tambahan seperti kehilangan pekerjaan atau orang yang dicintai, dll adalah beberapa faktor risiko depresi postpartum. Juga, hanya perubahan hormonal, perubahan hidup Anda / jadwal, dan kurang tidur semua dapat membuat stres tambahan yang dapat menyebabkan depresi pasca melahirkan.
Jika Anda sudah memiliki sejarah depresi postpartum dengan kehamilan sebelumnya (termasuk keguguran) benar benar waspadai gejala ini
Salam hangat
good