Banyak hal dalam hidup yang memiliki saling keterhubungan atau saling keterkaitan atau bahkan saling berantai. Begitupula sebuah intervensi dalam persalinan. Tanpa disadarai mereka mungkin emmiliki efek yang diinginkan namun kadang juga memiliki efek yang tidak diinginkan yang akhirnya menimbulkan masalah baru yang ternyata harus diselesaikan dengan intervensi lain yang mungkin berakhir dengan intervensi lain lagi ketika ternyata intervensi yang digunakan untuk mengatasi masalah sebelumnya ada efek samping yang tidak diinginkan pula dan begitu seterusnya.
Artinya ketika ada sesuatu kejadian yang tidak diinginkan terjadi dalam sebuah persalinan atau ada masalah dalam persalinan maka seringkali sebuah masalah “di selesaikan” dengan intervensi lebih lanjut, yang pada gilirannya ternyata justru menciptakan lebih banyak masalah. Nah Rantai peristiwa ini disebut sebagai “Cascade Intervensi.”
Banyak sekali pasangan suami istri yang tidak menyadari bahwa intervensi rutin banyak dapat menyebabkan pengalaman yang tidak direncanakan dan efek samping yang tidak diinginkan.ÂBiasanya ini terjadi karena kekurang tahuan, ketidak siapan dan kurannya informasi yang jelas dan jujur ketika hendak dilakukan intervensi dalam persalinan.
Berikut ini adalah contoh nyata yang terjadi dalam persalinan berdasarkan dari cerita Klien saya di Bidan Kita yang sharing tentang pengalaman persalinannya pada anak pertamanya 20 bulan yang lalu.
” Sebut saja Ny.A. beliau saat itu berumur 24 th, hamil anak pertama dan pengetahuan tentang kehamilan dan persalinan sangatlah minim. Ketika hari H persalinannya Ny A mengalami flek dan kontraksi seperti layaknya proses persalinan biasa, karena panik dan takut juga karena merasa kesakitan akhirnya Ny A masuk ke RS dan begitu sampai di RS dan di lakukan pemeriksaan dalam ternyata Ny A sudah mengalami pembukaan 2 cm. Saat itu karena jarak anatara RS dengan rumah dekat dan kontraksi belum teratur maka Ny A meminta untuk pulang ke rumah dahulu dan mempersiapkan semua perlengkapan, namun pihak RS melarangnya dan mengharuskan Ny A untuk tetap tinggal di RS. Setengah jam kemudian Ny A diberikan Infus, karena ketidaktahuan ya akhirnya Ny A menerima begitu saja dan mengira bahwa ini adalah prosedur yang memang harus dilakukan pada setiap ibu yang hendak melahirkan. Nah setelah 4 jam berlalu dokter datang dan melakukan pemeriksaan dalam ulang pembukaan sudah 6 cm dan kemudian sang dokter melakukan pemecahan ketuban lalu melarang Ny A untuk beraktifitas, karena ketuban sudah dipecahkan dan saat itu Ny A juga berfikir positif saja karena Ny A mengira memang kalau mau bersalin harus diperlakuakn demikian. Karena kontraksi semakin kuat dan ada pembatasan gerak, maka Ny A semakin merasakan sakit yang luar bisasa setiap kali ada kontraksi, dan 3 jam kemudian Ny A merasa kelelahan dan ingin menyerah. Semakin cemas dan khawatir akhirnya dokter melakukan pemeriksaan dalam ulang dan ternyata tidak ada kemajuan pembukaan, lalu dokter melakukan CTG dan ternyata ada deselerasi detak jantung bayi dan detak jantung bayi semakin melemah ketika ada kontraksi, gerakannyapun dirasakan berkurang oleh Ny A.
Karena kondisi tersebut, Akhirnya dokter memutuskan untuk melakukan SC dengan alasan kondisi kesejahteraan janin yang menurun. Karena ketidaktahuan maka Ny A dengan rela hati pasrah dengan semua keputusan dokter tersebut.
Nah dari cerita Klien Bidan Kita di atas tadi kita tahu bahwa karena ketidak tahuan atau minimnya pengetahuan yang dipunyai ibu dan ayah, maka mereka dengan mudah menerima semua intervensi tanpa mempertimbangkan efek amping dan resiko yang bisa saja menyertai.
Berikut ini beberapa praktik intervensi dalam persalinan yang dapat menyebabkan Cascade intervensi meliputi:
1. menggunakan berbagai obat untuk menginduksi persalinan
2. melakukan pemecahan air ketuban sebelum dan selama proses persalinan
3. menggunakan oksitosin sintetis untuk mempercepat proses persalinan
4. memberikan obat untuk menghilangkan rasa sakit
5. menggunakan posisi berbaring untuk melahirkan.
6. Pembatasan gerak dan pembatasan pemilihan posisi selama proses persalinan
Dalam banyak kasus, praktek-praktek tersebut ini menimbulkan masalah karena mengganggu fisiologi normal dari kehamilan, persalinan dan kelahiran – misalnya, dengan:
1. mengganggu produksi hormon yang ada di sepanjang persalinan dan kelahiran
2. menciptakan peluang untuk infeksi
3. memiliki efek yang tidak diinginkan pada bayi Anda, atau
4. mengganggu kemampuan Anda untuk mendorong bayi keluar.
Apa contoh dari cascade intervensi?
Analgesia epidural dapat memberikan pereda nyeri yang sangat efektif selama persalinan. Namun ini juga meningkatkan risiko ibu untuk mengalami penurunan tekanan darah secara mendadak, kesulitan bergerak, kesulitan buang air kecil, kesulitan mendorong bayi keluar, demam, dan efek yang tidak diinginkan lainnya.
Berbagai intervensi – seperti pemantauan janin elektronik yang terus menerus dan pemberian cairan infus – banyak digunakan untuk memantau, mencegah atau mengobati efek ini pada ibu yang bersalin dengan epidural,. Dan intervensi lain-lain menjadi lebih mungkin, termasuk penggunaan oksitosin sintetis untuk memperkuat kontraksi, penggunaan kateter urin untuk mengosongkan kandung kemih, dan penggunaan vacuum extractor atau forsep untuk membantu bayi keluar atau lahir. Dan akhirnya semua Ini pada gilirannya mungkin memiliki efek samping yang mengarah pada penggunaan intervensi lain.
Dampaknya pun juga dapat dirasakan oleh bayi.Sebagai contoh, penggunaan epidural meningkatkan kemungkinan ibu terkena demam, jika seorang ibu demam, maka dokter yang merawat pasti khawatir bahwa bayinya mungkin terkena infeksi. karena beberapa bayi yang ibunya demam yang berhubungan epidural pada kenyataannya juga memiliki infeksi, sebagai tindakan pencegahan ini bayi biasanya harus menjalani tes darah dan diobati dengan antibiotik segera setelah lahir. Mereka juga harus diawasi secara khusus di ruang bayi, yang ini juga dapat mengganggu ikatan dan gangguan kemampuan menyusu.
Contoh diatas adalah “Rantai” kemungkinan efek dari intervensi epidural dan bisa saja rantai ini juga akan terjadi pada intervensi yang lainnya dan ini berarti menunjukkan betapa pentingnya. informasi yang jujur, jelas dan sangat penting bagi Anda untuk berhati-hati ketika mengambil keputusan dalam proses persalinan.
Bagaimana saya bisa membatasi masalah dalam cascade intervensi?
Hampir setiap intervensi memiliki beberapa potensi untuk menyebabkan kerusakan. Anda harus membuat keputusan yang hati-hati tentang apakah Anda akan menerima intervensi tersebut. Saya berharap agar Anda hanya menerima intervensi yang menawarkan lebih banyak manfaatnya daripada bahayanya. Dalam menimbang keuntungan dan kerugian, penting untuk mengandalkan bukti terbaik tentang efek potensial, dan mempertimbangkan bagaimana tentang kemungkinan hasilnya. Hal ini juga penting untuk mengetahui pilihan lain yang mungkin tersedia. Sayangnya, tidak mungkin untuk sepenuhnya dan akurat mengetahui terlebih dahulu proses pengambilan, dan sejauh mana intervensi lain dan efeknya akan ikut bermain. Cara terbaik untuk membatasi masalah cascade intervensi adalah mencari informasi yang jelas dan jujur, mendapatkan jawaban dari semua pertanyaan Anda b, menetapkan tujuan dan rencana Anda, dan menghindari intervensi dengan potensi kerugian, bila memungkinkan.
Gambaran Cascade Intervensi
Berikut ini gambaran dari cascade intervensi:
** gambar di ambil dari http://www.birthtakesavillage.com/induction-risks/
Berikut ini dapat membantu Anda untuk menghindari intervensi yang tidak perlu:
1. memilih bidan dan dokter dengan penggunaan intervensi umum tingkat rendah, ini bisa Anda dapatkan dengan melakukan wawancara sejak ANC nah apa saja pertanyaan yang bisa Anda ajukan ada di :
2. menjadi akrab dengan penelitian ilmiah yang tersedia tentang intervensi yang paling mungkin untuk memicu terjadinya cascade dari intervensi, termasuk Induksi Persalinan, Pemberian obat penghilang Rasa Nyeri, dan operasi caesar
3. melakukan dialog terbuka dan saling menghargai dengan bidan dan dokter Anda tentang alasan untuk setiap intervensi yang diusulkan
4. mengajukan Birth Plan kepada bidan atau dokter Anda sejak pemeriksaan kehamilan, tentang birth plan dapat Anda baca di :
5. belajar tentang manfaat pada pendampingan dan dukungan yang terus menerus selama proses persalinan, dan mempertimbangkan terlibat bidan khusus untuk membantu Anda mencapai tujuan Anda
6. mengkomunikasikan keinginan Anda dengan jelas, dan mendapatkan dukungan dari pasangan, bidan, atau keluarga
7. mengetahui bahwa Anda memiliki hak untuk menerima atau menolak semua prosedur, obat, tes dan perawatan, dan pilihan Anda wajib dihormati.
nah untuk itu sebelum menambil keputusan untuk menerima sebuah intervensi gunaka BRAIN (https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=262:gunakan-brain-pada-saat-mengambil-keputusan-dalam-persalinan&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56)
karena sebenarnya PENGETAHUAN ADALAH KUNCI
jadi mari berdayakan diri.
Semoga bermanfaat
Salam hangat
Bidan Kita