Ketika seorang wanita hamil, sebagian besar perhatian dunia luar adalah pada ibu tersebut. Di satu sisi, ini masuk akal karena ibu yang merasakan pengalaman perubahan fisik selama kehamilan dan kelahiran. Tapi bagaimana dengan ayah? Ayah juga, melalui pengalaman selama kehamilan dan kelahiran. Pertama kali ayah harus berdamai dengan transisi peran dan tanggung jawab dalam keluarga, dan menangani perasaan mereka sendiri seperti rasa takut, kegembiraan dan kecemasan.
Menjadi seorang Ayah membutuhkan persiapan, pemahaman dan komunikasi selama kehamilan! Berikut ini adalah langkah sederhana, tapi kunci, yang dapat Anda ambil untuk melibatkan, dukungan dan mempersiapkan pasangan Anda, membantu untuk meningkatkan pengalaman bagi Anda berdua.
Bersama-sama menghadiri pertemuan prenatal atau kelas ibu hamil . ini memungkinkan bagi ayah untuk memahami lebih lanjut tentang perawatan pranatal, mengalami hal-hal menarik seperti mendengar detak jantung bayi, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sendiri ke bidan/dokter yang melayani Anda. Kelas ibu hamil dirancang untuk ibu dan ayah. Untuk ayah yang tidak selalu membaca tentang serba-serbi kehamilan dan persalinan (dan ibu yang membaca terlalu banyak), kelas interaktif yang mengajarkan seluk beluk kelahiran, termasuk teknik mengatasi dan strategi menghadapi rasa nyeri, ini akan sangat sangat berharga bagi Anda.
Buat rencana melahirkan Anda bersama-sama. Konsultasikan ke bidan/dokter untuk memastikan kehamilan Anda sehat dan aman!ingat proses persalinan adalah pengalaman yang luar biasa yang akan selalu di kenang oleh keluarga. Jadi persiapkan sebaik-baiknya. Baca: https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=302:pentingnya-rencana-persalinan-birth-plan-untuk-anda&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56
Tanyakan dan diskusikan dengan pasangan menggunakan pertanyaan-pertanyaan terbuka seperti, “Ceritakan apa yang Anda pikirkan mengenai rencana kelahiran kita.” Atau “Bagaimana perasaan Anda tentang dokter/bidan yang melayani kita?” Atau “Apa kekhawatiran Anda yang paling tentang kelahiran dan proses persalinan nanti?”
Dengan mendiskusikan semuanya maka diharapkan terjalin komunikasi yang harmonis sehingga dalam mengambil keputusan pun akan lebih bijak.
Beberapa hal yang bisa Ayah lakukan untuk persiapan menjelang istri melahirkan:
1. Menyiapkan tas untuk persiapan persalinan, tas ini penting untuk disiapkan karena akan berguna sebagai peralatan pribadi selama ibu ada dirumah sakit. Jika ibu melahirkan secara normal, kira-kira 2-3 hari berada di rs, kalo cesar 3-4 hari, nah jumlah isi tas ini disesuaikan dengan perkiraan si ibu berada di RS:
a. Untuk ibu.
1) Baju atasan (lebih bagus yang berkancing depan, jadi kalo mau menyusui gampang);
2) Sarung (agar si ibu tidak repot membuka celana jika ingin ke kamar mandi);
3) Bra (kalo bisa bra menyusui ya)
4) Celana Dalam (yang banyak kalo bisa yang disposable biar nga repot nyuci-nyuci lagi);
5) Gurita/korset/stagen (kalo si ibu mau langsung pake);
6) Peralatan mandi (di RS mungkin disediain, tapi mungkin si ibu pengen peralatan mandi pribadinya);
7) Breastpad (alat penahan ASI, jika ASI sudah keluar, tapi biasanya di hari2 pertama belum terlalu deras );
8) Pembalut untuk ibu melahirkan
9) Kaus Kaki untuk ibu, karena kadang segera setelah melahirkan kaki terasa dingin ini karena pengaruh penurunan hormone oksitosin yang drastic membuat ibu menggigil, pakaikan kaos kaki untuk mengurangi keluhan.
10) Bantal dan guling jika perlu, karena biasanya bantal rumah sakit kurang empuk dan kurang nyaman ;
11) Barang-barang kecil penunjang ibu (optional- misal carger hp, makanan kecil, minuman ringan, kosmetik, dll).
b. Untuk Bayi
1) Baju bayi lahir (biasanya RSudah nyediain, Andacuma bawa baju buat pulang saja);
2) Popok;
3) Bedongan/gurita;
4) Topi bayi (ini sangat penting)
5) Selimut/jaket bayi;
6) Gendongan;
7) Obat-obatan bayi (bedak, minyak telon,tissue basah, kapas).
c. Untuk ayah
1) Baju ganti juga peralatan mandi
2) Dan jangan lupa bawa uang.
2. Jika istri mengeluh sakit, alihkan perhatiannya, biasanya ampuh kalo Anda membicarakan hal-hal yang menyenangkan hatinya. Misal istri saya suka sekali jalan-jalan ke mall dan nonton bioskop, nah bahaslah tentang mall dan nonton bioskop.berikan juga sugesti-sugesti positif ke istri Anda sesering mungkin.
3. Pijat istri, walaupun istri belum meminta, karena selain me-releks-kan otot-ototnya yang tegang, istri akan lebih merasa disayang dan di dukung
4. Sabar, itulah kata yang akan sering diucap suami. Sabar buat sang istri juga sabar buat sang suami.
5. Jangan berhenti untuk menghibur dan memberi semangat. Ceritakan tentang masa-masa indah saat baru menikah dulu, atau saat-saat indah yang akan terjadi setelah kelahiran sang buah hati.
6. Jangan lupa untuk membantu istri mengukur jeda kontraksi, jeda yang dihitung adalah saat kontraksi berakhir dan awal dari kontraksi berikutnya. Jika jeda +/- 3 menit, maka janin Anda sudah mendekati kelahirannya.
7. Catat nomor telepon penting di Hp, nomor rs, dokter/bidan, mertua, agen tiket pesawat, dan semua orang yang Anda anggap penting.
8. Buat “to do list” di selembar kertas, atau di ayah dan tulis apa saja yang harus Anda lakukan lakukan. Agar ketika tanda-tanda istri Anda untuk melahirkan telah muncul, kita tau harus berbuat apa dan tidak panik.
9. Yang terakhir, jangan lupa banyak-banyak berdoa. Untuk keselamatan sang buah hati, si ibu maupun si bapak dalam masa proses peralinan.
Nah semoga bias membantu
Salam Hangat
Bidan Kita.