Beberapa ibu di Fb Bidan Kita inbok ke saya lalu konsultasi karena cemas setelah di beritahu sang dokter kalau dia harus segera diinduksi atau dilakukan SC gara-gara sudah HPL atau mendekati HPL dan di beritahu bahwa air ketubannya berkurang bahkan ada dokter yang dengan tragisnya menyatakan air ketubannya sudah habis. Sehingga induksi atau Sc harus dilakukan secepatnya.
Nah di artikel ini mari kita luruskan. Dan saya akan sangat senang jika pembaca mempunyai masukan dan pendapat. Disini kita coba untuk diskusikan bersama.
Pertama
Oligohidarmnion
Pada kasus-kasus yang jarang, volume air ketuban dapat turun di bawah batas normal dan kadang-kadang menyusut hingga hanya beberapa ml cairan kental. Penyebab keadaan ini belum sepenuhnya dipahami. Secara umum, oligohidramnion yang timbul pada awal kehamilan jarang dijumpai dan sering memiliki prognosis buruk. Marks dan Divon (1992) menemukan oligohidramnion pada 12% dari 511 kehamilan usia 41 minggu atau lebih pada 121 wanita yang diteliti secara longitudinal terjadi penurunan volume cairan ketuban sebesar 25% perminggu setelah 41 minggu. Akibat berkurangnya cairan, risiko kompresi tali pusat, dan pada gilirannya gawat janin, meningkat pada semua persalinan, terutama pada persalinan post term.
Kebocoran kronik suatu defek di selaput ketuban dapat mengurangi volume cairan dalam jumlah bermakna, tetapi seringkali kemudian segera terjadi persalinan. Pajanan ke inhibitor enzim pengubah-angiotensin dilaporkan berkaitan dengan oligohidramnion SebaÂnyak 15 sampai 25 % kasus berkaitan dengan anomali janin. Namun pada dasarnya Oligohidramnion sangatlah jarang ditemukan.
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan oligohidramnion:
1. Faktor janin
– Kelainan ginjal
– Uropati obstruksi
– Pecah selaput ketuban
– Kehamilan lewat waktu
2. Faktor ibu
– Penyakit hipertensi
– Insufisiensi utero-plasenta
– Sindrom antifosfolipid
– Dehidrasi-hipovolemi / Kurang minum
Hasil luaran janin pada oligohidramnion di kehamilan usia dini adalah buruk. Bayi yang tadinya normal dapat mengalami akibat dari oligohidramnion awitan dini yang parah. Perlekatan antara amnion dan bagian-bagian janin dapat menyebabkan kecacatan serius termasuk amputasi. Selain,itu, akibat tekanan dari semua sisi, penampakan janin menjadi aneh, dan kelainan otot-rangka, misalnya kaki gada (clubfoot) sering terjadi.
Secara normal, volume cairan amnion secara normal berkurang setelah usia gestasi 35 minggu. Dengan menggunakan indeks cairan amnion kurang dari 5 cm, Casey dan kawankawan (2000) mendapatkan insidensi oligohidramnion terjadi hanya 2,3 % dari 6400 kehamilan lebih yang menjalani sonografi setelah minggu ke-34 di Parkland Hospital.Jadi kejadian ini sangat jarang.
Namun yang saya herankan adalah mengapa begitu banyak ibu yang inbok ke FB saya menyatakan bahwa harus di induksi atau di SC segera karena air ketubannya sudah kering padahal usia kandungannya masih 38 s.d 39 minggu. Dan ketika saya coba tanyakan diagnose itu didasari oleh pemeriksaan jenis apa, mereka tidak mengetahuinya. Apalagi ketika saya tanyakan indeks cairan ketubannya. Mereka sama sekali tidak tahu yang mereka ketahui adalah mereka harus segera dilakukan intervensi karena air ketuban berkurang.
ini adalah beberapa lebih info dan link mengenai tingkat/kadar cairan ketuban:
1. Minum air akan meningkatkan kadar cairan ketuban. Berikut adalah abstrak dari sebuah studi yang menunjukkan bahwa minum banyak air selama seminggu dapat meningkatkan kadar air ketuban. Jadi, ketika bidan / dokter atau siapa pun yang menyuruh atau menganjurkan Anda untuk minum air lebih banyak dan tetap terhidrasi untuk meningkatkan tingkat cairan ketuban Anda, mereka tidak bercanda. Sebuah Review oleh Cochrane menemukan bahwa, “Penilaian akurat volume cairan ketuban dengan ultrasonografi dapat dipengaruhi oleh operator berpengalaman, posisi janin, kemungkinan perubahan sementara, dan kriteria diagnostik USG yang berbeda volume dari normal.” Jadi, pembacaan yang Anda dapatkan, jika dilakukan melalui USG, dapat bervariasi tergantung pada keahlian yang melakukan USG ATAU perubahan yang terjadi sementara akibat kelalian Anda (seperti, Anda tidak minum cukup air hari itu). Dr Roger Harms di situs Mayo Clinic menyebutkan bahwa, “Cairan amniotik biasanya berkurang pada minggu-minggu terakhir kehamilan.” Hal ini penting untuk Anda ketahui karena beberapa penurunan pada akhir kehamilan adalah normal dan tidak berbahaya.
2. Oligohidramnion terjadi pada 4% dari kehamilan, menurut Medscape. Ini berarti merupakan kondisi yang cukup langka. Namun, mengapa kita seringkali mendengar bahwa seorang ibu harus segera di lakukan induksi atau SC karena air ketubannya sudah berkurang banyak atau bahkan kering? Padahal kondisi ini sangat langka? Mengapa justru terlihat seperti kondisi yang umum terjadi? Rachel Reed, seorang bidan yang menulis Blog midwife thingking menyebutkan dalam postingnya bahwa, “Cairan ketuban terus-menerus diproduksi oleh tubuh dan selalu baru – Bayi menelan cairan, melainkan melewati usus ke dalam sirkulasi bayi; kemudian dikirim keluar melalui plasenta proses ini terus berlanjut bahkan jika selaput ketuban telah pecah Jadi, bahkan ketika.. selaput ketuban telah ‘pecah’ masih ada cairan. Jadi tidak ada ketuban kering itu
Jadi, pada dasarnya, beberapa hal yang perlu diingat:
1. Jumlah Cairan ketuban akan menurun di akhir kehamilan. Dan itu normal tinggal di ukur saja berapa indeks nya.
2. Banyak Minum air dapat meningkatkan kadar cairan ketuban, cairan elektrolit dan isotonik bisa membantu mempercepat peningkatan kadar ketuban.
3. Sesungguhnya penurunan cairan ketuban hingga drastis sehingga terdiagnosa oligohydramnion relatif jarang (sekitar 4%).
4. Tes untuk menentukan tingkat cairan ketuban dalam rahim tidak sangat mudah. Tergantung dengan alat serta ketrampilan dokter
5. Cairan ketuban tetap diproduksi oleh tubuh jadi jangan khawatir
6. Yang terpenting adalah ayo berdayakan diri, bagaimana Anda peduli untuk diri sendiri dalam masalah kehamilan.
7. Siapa yang Anda pilih untuk merawat Anda selama kehamilan ini, ini sangatlah penting bunda.
8. Sangat penting untuk ANDA tahu apa berapa batas normal dan batas berbahaya setiap diagnosis selama kehamilan Anda.
Ketuban Pecah Dini
Disebut ketuban pecah dini atau premature rupture of membrane, jika ketuban pecah sebelum benar – benar masuk dalam tahap persalinan. Ada juga yang disebut preterm premature rupture of membrane, yakni ketuban pecah saat usia kehamilan belum masa aterm atau kehamilan di bawah 38 – 42 minggu.
Insidensi Insidensi KPD mendekati 10% dari semua persalinan, dan pada umur kehamilan kurang dari 34 minggu, angka kejadiannya sekitar 4%. Sebagian dari KPD mempunyai periode lama melebihi satu minggu.
Ada beberapa faktor yang membuat ketuban pecah sebelum waktunya:
1. Serviks inkompetcn
2. Ketegangan rahim berlebihan seperti pada kehamilan ganda, hi-dramnion
3. Kelainan letak janin dalam rahim seperti letak sungsang, letak lintang
4. Kelainan bawaan dari selaput ketuban
5. Infeksi yang biasanya berawal dari kemaluan, lalu naik ke mulut rahim, leher rahim, dan dinding ketuban. Dinding ketuban paling bawah merupakan bagian yang paling rentan karena mendapat tekanan dari bobot janin, dan juga yang pertama mendapat infeksi dari kemaluan.
6. Gangguan pada leher rahim (cervix incompetence) sehingga dinding ketuban paling bawah mendapatkan tekanan yang semakin tinggi.
7. Posisi plasenta di bawah. Posisi plasenta yang baik di sebelah atas agak ke kiri atau kanan sedikit.
8. Tindakan invasif ke leher rahim, misalnya karena pemeriksaan medis atau upaya pengguguran.
9. Gangguan terhadap jaringan kolagen penyangga dinding amnion, misalnya kebiasaan merokok dan minum alkohol.
10. Tekanan di dalam rahim meningkat karena cairan ketuban berlebihan, kehamilan kembar, janin yang besar, atau adanya kelainan anatomis pada janin.
Pada kasus ketuban pecah dini, jika ketubannya pecah sebelum umur kehamilan cukup bulan, dokter akan meminta ibu hamil beristirahat total. Dokter juga akan memberikan obat untuk mencegah kontraksi sehingga janin selama mungkin dipertahankan dalam rahim sampai menjelang datangnya waktu persalinan atau masa aterm.
Janin diusahakan bertahan sampai minimal 36 minggu kehamilan dan diharapkan janin sudah siap bila terpaksa harus dilahirkan. Kehamilan dengan ketuban pecah dini biasanya berujung kepada persalinan dengan bantuan atau operasi cesar.
Pada kasus ketuban pecah dini resiko terjadinya infeksi jauh lebih besar untuk itu, di usahakan untuk membatasi atau bahkan tidak melakukan pemeriksaan dalam. Apabila ketuban pecah dini di dalam persalinan pembukaan < 5cm beberapa dokter atau bidan menganjurkan kepada ibu untuk tetap bedrest dan membatasi gerak. Namun berdasarkan pengalaman dan beberapa penelitian serta referensi yang saya baca, asalkan si ibu tetap menjaga tubhnya terhidrasi dengam minum banyak air maka Active Birth atau metode persalinan aktif bisa dilakukan apalagi jika kepala janin sudah masuk panggul, akan lebih menguntungkan bagi ibu dan janin agar si ibu aktif, melakukan goyang inul, jalan-jalan karena ini akan membantu pembukaan jalan lahir lebih cepat. Hanya saja catatannya adalah si ibu yarus benar-benar banyak minum, dan tidak ada peningkatan suhu tubuh maupun tidak ada pengurangan gerakan janin, serta detak jantung janin tetap stabil. Induksi alami pun bisa dilakukan disini entah dengan relaksasi, akupresure, endorphin massage maupun pelvic rocking.
Nah beberapa tips yang bisa Anda adaptasi untuk mengurangi kemungkinan terjadi ketuban pecah dini atau mengurangi resiko yang tidak diinginkan ketika ketuban pecah dini antara lain:
1. Makan yang tepat dan bergizi seimbang saat Anda sedang hamil. Dr Brewer mengklaim bahwa diet yang sehat tinggi protein (80-100 gram protein per hari) dan buah-buahan dan sayuran akan membantu ibu memiliki selaput dan kantung ketuban yang kuat
2. Hindari pemeriksaan vagina rutin saat hamil.
3. Hindari pemeriksaan vagina rutin dalam pesalinan, terutama jika air ketuban telah pecah. Pada saat itu juga menghindari semua hal yang masuk ke dalam vagina.
4. Jika ketuban sudah pecah dan pembukaan masih lambat lakukan induksi alami dan lakukan relaksasi hypnobirthing juga visualisasi ini akan sangat membantu memperlancar proses
5. Memiliki penyedia layanan yang dapat Anda percaya dan terampil
6. Ajukan pertanyaan. Membuat rencana kelahiran dan BICARA kepada tenaga kesehatan tentang hal itu.
7. Jangan panic karena panic tak akan membantu memperlancar persalinan Anda
8. Yang perlu di sadari adalah sadari dan percayakah bahwa Tubuh Anda bekerja dengan baik. Ini bukan buku teks atau penelitian. ingat tubuh manusia tidak bisa di teks book -kan. karena manusia itu unik. yang terpenting justru dengarkan intuisi Anda. Anda tidak dapat mendengarkan intuisi Anda jika semua yang Anda dengar adalah rasa takut Anda sendiri..
Nah bunda semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda.
Salam Hangat