Sebut saja Bunda Ami (29th), beliau adalah teman saya, dan sekaligus klien saya. Ini adalah persalinan keduanya. Riwayat persalinan pertamanya 8 tahun yang lalu sangat menyisakan trauma bagi bunda Ami. Induksi yang tidak perlu, episiotomy tanpa ijin, bahkan kristeler (aksi dorong mendorong rahim saat ibu mengejan) dan itulah yang membuat bunda Ami “takut” untuk hamil lagi.
Setelah tahun ke 7 , bunda ami baru melakukan trauma healing di Bidan Kita untuk menghilangkan trauma persalinan pertamanya dan mempersiapkan diri untuk hamil lagi. Hingga akhirnya 5 kali therapy kemudian bunda Ami-pun berhasil hamil lagi dengan lebih nyaman dan tenang.
“Gentle Birth Adalah tentang pemberdayaan diri”
ya…cita cita untuk mendapatkan pengalaman persakinan yang lebih baik itulah yang membuat bunda Ami rajin memberdayakan diri, mulai dari membaca buku karya saya, membaca website www.bidankita.com setiap hari, mengikuti kelas prenatal gentle yoga setiap hari selasa di Jogja, mengikuti kelas hypnobirthing privat di Bidan Kita, dan berlatih dan berlatih terus setiap hari.
“Gentle Birth itu 90% persiapan, 9 % provider, 1 % nasib”
ya…bagaimanapun juga provider punya peran yang sangat penting dalam keberhasilah gentle birth. “bayi selalu memilih “waktu” sendiri untuk di lahirkan” dan saat bayi bunda Ami mau lahir, ternyata “tidak berjodoh” dengan saya. Saat itu saya sedang ada pelatihan 10 hari di Ubud. Dan akhirnya bunda Ami kembali melahirkan di klinik yang sama saat 8 tahun yang lalu melahirkan anak pertamanya.
Lancar….namun kembali lagi trauma baru tercipta, proses dorong mendorong rahim di detik detik terakhir kembali dirasakan, teriakan bidan bidan yang marah marah karena minta bunda Ami mengejan tanpa henti juga di rasakan kembali, dan jahitan perineum yang banyak serta menyakitkanpun kembali dia rasakan.
Perasaan “terjebak” di ruang persalinan kembali dirasakan juga. Walaupun proses persalinan kali ini jauh lebih lancar di banding proses persalinan pertamanya dahulu, namun tetap saja trauma dan rasa sedih di rasakan oleh bunda Ami.
1 minggu setelah melahirkan, bunda Ami pun berkunjung di Bidan Kita, sekilas saya lihat rasa sedih, getir di raut wajahnya. Saat saya bertanya tentang perasaannya, dia menjawab.
“Saya sangat senang, namun begitu kecewa” atau “Aku merasa seperti tubuh saya gagal saya, ada sesuatu yang saya lewatkan ”
ya…saat itu saya belum bisa melakukan konseling dengan lebih mendalam, karena saat itu di Bidan Kita ada persalinan, namun dalam hati ini saya selalu mendoakan dan mengirimkan salam damai untuk bunda Ami supaya jiwa dan bathinnya lebih damai lagi.
Nah…saya yakin di luar sana, masih banyak bunda Ami yang lain ….yang meraskan trauma dan kekecewaan setelah melahirkan, yang merasa gagal, atau punya pengalaman buruk saat melahirkan.
Nah ini ada beberapa tips praktis dan hal yang harus dilakukan sesegera mungkin setelah Anda mendapatkan pengalaman yang “buruk/traumatis” untuk menghindari dampak terdalam dari trauma lahir pada Anda dan bayi Anda.
Di lakukan segera setelah lahir: Tips untuk meminimalkan dampak Lahir Trauma
Tip # 1: Pegang bayi Anda dan lakukan “Skin to Skin” sesering mungkin
Apalagi jika Anda dipisahkan dengan bayi Anda segera setelah bayi lahir. itu super penting dan harus di lakukan untuk menyeimbangkan dan memulihkan kondisi emosional bayi dan keseimbangan jiwa nya untuk me-reset kesan pertama tentang pemisahan, kesusahan dan jejak/rekaman dimana bayi merasa tidak di inginkan atau di harapkan, atau tidak di bisa di andalkan.
ada banyak studi penelitian yang menunjukkan percepatan stabilisasi fisiologis dan neurologis adaptasi ketika bayi dilakukan “skin to skin contact” dengan payudara ibu nya. Karena skin to skin contact pada bayi baru lahir dapat meningkatkan hormon endorphin dan aksitosin pada bayi dan ibu.
Tip # 2: Menyusu dan melakukan perlekatan sedini mungkin tanpa bantuan
Idealnya, inisiasi menyusu dini dilakukan sesegera mungkin setelah bayi lahir, tentunya pada bayi yang kondiinya sehat atau tidak terjadi kelainan saat dilahirkan. Itu berguna sekali untuk penyesuaian diri bayi secara cepat untuk hidup di luar rahim. Ketika ada intervensi, penundaan, kekecewaan dan pemisahan saat lahir, maka menjadi penting untuk mencoba sesegera mungkin menyusui, tetapi juga di lingkungan yang nyaman.
Walaupun undang undang tentang inisiasi menyusu dini sudah ditetapkan di beberapa daerah, namun pada kenyataannya masih saja banyak provider yang tidak melakukan IMD dengan baik atau segera. Nah apabila Anda dipisahkan dengan bayi Anda segera setelah lahir, misalnya 6 jam atau 12 jam, maka segera lakukan tehnik ini segera setelah Anda bertemu dengan bayi Anda yaitu dengan cara: Pada saat bayi Anda tidak terlalu lapar (antara menyusui), biarkan Anda berdua telanjang dan menempatkan bayi pada perut bagian bawah. Biarkan dia / dia menemukan puting Anda dan menempel tanpa bantuan Anda, hanya dorongan verbal saja, banyak kesabaran dan kasih yang tak terhingga.
Semakin traumatis proses kelahiran itu, semakin lama waktu yang mungkin diperlukan untuk bayi Anda untuk berhasil, tetapi jangan menyerah. Praktek kecil ini adalah praktek yang paling kuat untuk merekam ulang otak bayi. Dan dengan tehnik ini ternyata memiliki efek yang sangat positif pada pematangan neurologis bayi.
Tip # 3: Gunakan imajinasi Anda dan membuat cerita baru (cerita positif)
Segera lakukan relaksasi terpimpin dan terarah, carilah therapis yang menguasai hypnotherapy dan mampu mengarahkan Anda untuk menggunakan imajinasi anda untuk melihat proses persalinan Anda dari sisi positifnya, dan sesering mungkin lakukan relaksasi hingga semua rasa sedih dan kecewa yang ada di dalam diri Anda hilang.
Nah semoga membantu masih banyak tips yang lain dan akan saya bahas di artikel berikutnya.
Salam Hangat
Saya juga mempunyai pengalaman trauma pda kehamilan pertama saya, krn keterbatasan pengetahuan tentang proses persalinan, akhirnya persalinan pertama saya berakhir dngan operasai caesar krn gagal induksi 🙁
Singkat cerita setelah anak saya berumur 4thn, akhirnya saya hamil anak ke 2, selama hamil saya sering baca2 informasi di web bidan kita, saya bertekad untuk melahirkan secara normal, namun bulan demi bulan saya mencari dr. Spog yg mau mendampingi saya untuk bersalin secara normal ternyata nihil hasilnya, bidan pun sakarang jarang yg mau membantu pasien post sc untuk bersalin normal, hingga kandungan saya berumur 40 minggu, namun saya hanya mengalami kontraksi palsu saja, dan posisi kepala bayi blm masuk panggul, segala cara saya lakukan demi melahirkan secara normal, ingin rasanya saya bertemu langsung dan berkonsultasi lngsung dngan ibu yesi aprilia, andaikan worshopnya ada dijakarta pasti saya akan memilih untuk melakukan vbac di tmpat ibu yesi, singkat cerita saya kecewa untuk kedua kalinya setelah melahirkan krn selalu berakhir di meja operasi, keinginan untuk memiliki banyak anak pupus sudah krn saya di vonis hanya bisa memiliki 3 orang anak saja, ibu yesi yg terhormat, bisakah saya vbac setelah sc 2 kali?? Sedangkan sc saya yg ke dua mengalami pelengketan kata dr. Spog nya?? Mohon jawabannya terima kasih..
Aduh…sayang sekali ibu….
turut prihatin ya….
ayo semangat!
mulai berdayakan diri dari sekarang, evalsuasi lagi apa yang sudah Anda lakukan kemaren, apakah sudah mempersiapkan fisik, mental? apakah sudah berlatih untuk kuasai nafas? relaksasi? bagaimana dengan berat janin? bagaimana dengan pola makan? mari evaluasi lalu di siapkan kembali.
apakah Anda sudah bergabung dengan grup grup yang mendukung VBAC? apakah Anda sudah mencoba dengan maksimal mencari SPOG yang pro VBAC? karena di Jakarta pasti ada.
mari upayakan dahulu bunda dan cari second opinion. namun harus bener bener memberdayakan diri.
Excellent post. I will be dealing with many of these issues
as well..
Did you know that the brain has a gland name pineal and it efltceivefy produces the melatonin hormone which causes folks to sleep? A really vital function of this gland is that it maintains the timetable of the body inside the finest manner. The sleeping and awaking habits are controlled by this hormone. Actually melatonin causes folks to sleep.
Kehamilan pertama, saya sedikit belajar hypnobirthing..tapi ternyata pada saat persalinan saya masih harus terpaksa di induksi karena proses pembukaan yang lama,, syukurnya saya masih bisa melahirkan secara normal. saya tidak trauma dengan proses melahirkannya,, tapi saya trauma dengan proses induksi nya.. sekarang saya hamil kedua..apa saran ibu yesie untuk saya agar saya nyaman pada saat menatikan kelahiran nanti dan tidak ketakutan terhadap induksi? apakah saya perlu trauma healing? adakah self trauma healing? terima Kasih 🙂
yup benar…..
Salam bu Yessie..
sy 26th, saat ini sedang hamil yg kedua. persalinan saya yg pertama sgt menyisakan trauma. pd awalny sy sudah baca buku bu Yessi gentle birth dan beberapa kali mencoba hypnobirthing. saya akui sy kurang konsisten, kurang dlm latihan nafas, dan kurang olahraga.
Setidaknya sy bersyukur dari masuk klinik bersalin sampai melahirkan hanya perlu wktu 7 jam..
Saat persalinan banyak hal yg tidak berjalan seperti dlm buku gentle birth, seperti sy ingin posisi setengah duduk tp ditolak oleh bidan katanya nanti susah. waktu sy dipimpin mengejan dan perineum sy dilonggarkan, sy mengeluh jari dsog menyakiti sy, malah dsog nya “mutung” dan membiarkan sy mengejan sendiri. ketika sy salah mengejan, sy dibikin down dg kata2 “bukan gtu buu, masak harus diajari step demi step. bisa2 jadi dokter natnt klo sy hrus ngajarin dari awal”. “ibu klo nggak bs lahir dlm satu jam ini harus tindakan lho, bayiny bs gawat”. Saya smakin bingung, dan akhirnya persalinan diakhiri dg vakum.
Dg perjuangan seperti sy harus iklas kehilangan anak sy pd usia 52 hari karena hidrosefalus..
saat ini sy hamil lg sudah 17 minggu.. sy rencana melahirkan di jogja JIH, namun saat ini sy masih ikut suami di karawang.
bagaimana cr sy healing trauma y bu Yessi, jujur sy masih ingat sekali rekaman persalinan yg lalu..
trimakasih
semoga bu Yessi dan crew sehat dan bahagia slalu.
aduh turut prihatin bunda…
yuk segera ikut kelas healing trauma dulu ya bun.
berdamai dan memaafkan kejadian yang lalu.
sesegera mungkin ikut kelas healing trauma dulu bunda
saya jg mengalami trauma sepertikebanyakan yg sudah diceritakan bunda2 diatas.
skr saya hamil anak ke 3, saya ingin nanti persalinan saya nyaman dan tidka ad trauma. tp klo saya inget proses kedua persalinan saya saya jd galau lg.
mohon bantuannya , apa yg harus saya lakukan ya bu? saya harus memulai dr mana ya ini?