Bidan Kita

Home Blog Page 12

Yang Perlu Anda Ketahui Mengenai Retensi Urin Setelah Persalinan

Pengertian Retensi Urin

Tidak dapat buang air kecil setelah persalinan merupakan salah satu keluhan yang cukup sering ditanyakan oleh ibu-ibu. Masalah ini sebenarnya merupakan masalah yang cukup sering terjadi namun jarang terlintas di pikiran Anda ketika membicarakan mengenai proses persalinan. Berikut ini merupakan beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai tidak dapat buang air kecil setelah persalinan, atau istilah kerennya adalah retensi urin.

Retensi urin adalah kondisi dimana kandung kemih Anda tidak dapat kosong sepenuhnya bahkan ketika kandung kemih Anda telah penuh. Selain itu, kondisi ini juga membuat Anda merasa bahwa Anda selalu ingin buang air kecil, namun Anda tidak dapat mengeluarkannya.

Retensi urin merupakan salah satu komplikasi yang cukup umum terjadi setelah persalinan. Kondisi ini dapat terjadi baik pada persalinan normal maupun operasi caesar. Namun, beberapa hal seperti persalinan pertama, kala dua lama (termasuk operasi caesar yang dilakukan akibat kala dua lama), adanya trauma pada perineum (termasuk robekan dan tindakan episiotomi), penggunaan obat bius epidural, berat badan bayi lebih yang lebih dari 4 kg, dan penggunaan alat-alat intervensi seperti forceps dan vakum dapat meningkatkan resiko terjadinya retensi urin. Penggunaan kateter selama operasi caesar tidak mempunyai pengaruh yang signifikan dalam terjadinya retensi urin, namun penggunaan kateter selama persalinan normal terbukti dapat meningkatkan resiko terjadinya retensi urin.

Retensi urin setelah persalinan berarti tidak adanya keinginan untuk buang air kecil secara langsung selama lebih dari 6 jam setelah persalinan, atau dalam operasi caesar setelah kateter dilepas (lebih dari 24 jam setelah persalinan). Kondisi ini memang dapat menjadi kondisi yang sementara (1-3 hari pertama setelah persalinan) dan jika segera diatasi, kondisi ini dapat sembuh dengan mudah tanpa menimbulkan efek jangka panjang. Namun, bila dibiarkan, retensi urin dapat mengakibatkan kerusakan saraf di kandung kemih dan melemahnya otot detrusor (otot yang berada di dinding kandung kemih), membuat kondisi ini menjadi permanen atau Anda harus menggunakan bantuan kateter untuk buang air kecil.

Apa penyebabnya?

Ada banyak hal yang terjadi pada tubuh Anda selama persalinan, dan kandung kemih bukanlah pengecualian. Terkadang, tekanan yang timbul ketika si kecil keluar dapat menciderai kandung kemih Anda (berujung pada kelumpuhan sementara), selain itu obat bius seperti epidural juga dapat mengurangi sensitivitas kandung kemih. Faktor lain seperti rasa takut untuk buang air keci (buang air kecil setelah persalinan dapat terasa perih) serta pembengkaan dan sakit pada perineum (termasuk sobekan) juga dapat menyebabkan terjadinya retensi urin.

Retensi urin setelah persalinan juga dapat disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada kandung kemih selama kehamilan. Kapasitas kandung kemih wanita pada umumnya mencapai sekitar 350 hingga 450 ml, sedangkan keinginan untuk buang air kecil biasanya timbul ketika kapasitas urin dalam kandung kemih telah mencapai 150 hingga 200 ml, dan keinginan maksimal timbul ketika kapasitas cairan telah mencapai 450 sampai 550 ml. Namun, mulai dari umur kehamilan 3 bulan, otot-otot di kandung kemih melemah, dan kapasitas kandung kemih meningkat secara perlahan dan puncaknya adalah di umur kehamilan 38 minggu. Para peneliti menduga bahwa hal ini disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Maka dari itu, ibu hamil pada umumnya merasakan keinginan untuk buang air kecil ketika kapasitas urin dalam kandung kemih mencapai 250 ml hingga 400 ml, dan keinginan maksimal untuk buang air kecil biasanya akan timbul hanya jika kapasitas urin dalam kandung kemih telah mencapai 1000 sampai 1200 ml. Perubahan yang terjadi pada kandung kemih ini biasanya masih akan Anda alami hingga beberapa hari atau bahkan beberapa minggu setelah persalinan. Meningkatnya kapasitas kandung kemih yang tidak diimbangi dengan adanya tekanan dari bayi rahim untuk membatasi kapasitas kandung kemih ini dapat menyebabkan retensi urin setelah persalinan.

Apa yang dapat dilakukan?

Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan bila Anda mengalami kesulitan untuk buang air kecil setelah persalinan, seperti:

  • Meminum banyak cairan dapat membantu Anda untuk mencapai kapasitas cairan yang diperlukan untuk memunculkan keinginan untuk buang air kecil. Selain itu, meminum cukup cairan juga dapat membantu untuk mengatasi sembelit setelah persalinan.
  • Cobalah untuk berjalan sesegera mungkin. Gravitasi dan aktivitas Anda dapat membantu sistem tubuh Anda untuk kembali seperti semula.
  • Mintalah pasangan atau provider Anda yang membantu Anda di kamar mandi untuk menunggu diluar kamar mandi.
  • Jika Anda belum dapat pergi ke kamar mandi dan harus menggunakan pispot untuk buang air kecil, cobalah untuk menggunakannya sembari duduk, dan jangan sungkan untuk meminta perawat Anda untuk menghangatkannya terlebih dahulu.
  • Mintalah air hangat untuk mengkompres area perineum Anda sehingga Anda tidak merasakan perih ketika buang air kecil.
  • Temperatur yang hangat atau dingin dapat menimbulkan keinginan untuk buang air kecil. Cobalah untuk merendam tubuh bagian bawah Anda ke air hangat atau menggunakan ice packs.
  • Walaupun terdengar konyol, tapi cobalah untuk menghidupkan air keran ketika Anda mencoba untuk buang air kecil.

Bila Anda masih belum dapat buang air kecil setelah melakukan tips-tips diatas, provider Anda mungkin akan memasang kateter untuk membantu Anda mengosongkan kandung kemih Anda. Lamanya penggunaan kateter sangatlah tergantung pada volume urin yang ada di kandung kemih Anda. Bila Anda belum dapat buang air kecil setelah kateter Anda dilepas, maka katerisasi ulang akan dilakukan. Bila Anda menggunakan kateter selama lebih dari 24 jam, Anda mungkin akan mendapat antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih.

 

Knowledge is power~

Sumber:

  • https://www.bladderandbowel.org/bladder/bladder-conditions-and-symptoms/urinary-retention/
  • https://www.jabfm.org/content/jabfp/4/5/341.full.pdf
  • https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/pdf/10.1576/toag.10.2.071.27393
  • https://www.whattoexpect.com/first-year/postpartum-health-and-care/bladder-urination-difficulties-postpartum/

Yoga untuk Mengatasi Inkontinensia Urin Setelah Persalinan

Apa Itu Inkontinensia Urin?

Inkontinensia urin merupakan salah satu kondisi yang seringkali diderita para wanita setelah melahirkan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi inkontinensia urin, dari mulai dengan obat-obatan, peralatan medis, hingga operasi. Namun, ada cara yang lebih mudah, murah, dan tentunya dapat Anda lakukan dirumah untuk mengatasi inkontinensia urin, yaitu dengan berolahraga. (Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai apa itu inkontinensia urin, klik disini).

Olahraga yang digunakan untuk mengatasi inkontinensia urin pada dasarnya adalah olahraga yang berguna untuk memperkuat otot dasar panggul, core, dan perineum Anda. Salah satu olahraga sederhana yang dapat Anda lakukan dirumh atau dimanapun Anda berada adalah dengan melakukan kegel.

Latihan kegel berfungsi untuk memperkuat otot dasar panggul yang menyangga kandung kemih, usus, dan rahim Anda. Latihan ini sangat berguna untuk mengatasi maupun mencegah inkontinensia urin.

Berikut ini adalah petunjuk untuk melakukan latihan kegel.

  1. Duduklah di ujung kursi dengan kaki menempel di lantai;
  2. Kontraksikan otot-otot dasar panggul Anda. Anda akan merasakan sensasi seperti jika Anda berusaha untuk menahan air kencing Anda;
  3. Bayangkan bahwa Anda menutup semua lubang vagina, anus, dan saluran kencing Anda;
  4. Tahan posisi tersebut selama mungkin. Dimulai dengan 5 detik dan semakin lama seiring berjalannya waktu;
  5. Tarik napas panjang dan hembuskan sembari merilekskan otot Anda kembali.

Cobalah untuk melakukannya di berbagai posisi yang berbeda seperti berdiri, duduk atau berbaring miring ke kanan atau kiri. Lakukan sebanyak 8 sampai 12 kali kontraksi dengan sela 2 menit setiap kalinya. Lakukan latihan ini sebanyak 2 kali sehari.

Posisi Yoga Yang Tepat, Berikut Ini

Olahraga lainnya yang dapat Anda lakukan dan cukup efektif untuk mengatasi dan mencegah inkontinensia urin adalah yoga. Yoga merupakan salah satu jenis olahraga yang mempunyai banyak manfaat, dari mulai mengurangi stress, menjaga tubuh tetap sehat, hingga mengatasi berbagai masalah seperti kolesterol, skoliosis, dan bahkan inkontinensia urin. Berikut ini adalah beberapa pose yoga yang dinilai cukup efektif untuk mengatasi inkontinensia urin:

  1. Mula Bandha

Salah satu cara terbaik untuk memperkuat otot dasar panggul Anda adalah dengan melakukan teknik Mula Bandha. Dalam bahasa Sansekerta, Mula berarti akar, dan Bandha berarti mengunci atau mengikat. Dengan mengkombinasikan kedua kata tersebut, Mula Bandha merupakan sebuah teknik yang digunakan untuk megandung dan menyalurkan chakra dasar, energi yang berada di tengah tubuh. Mula Bandha diasosiasikan dengan daerah perineum dan area disekitarnya,termasuk otot dasar panggul. Namun, tidak seperti teknik yoga yang lain, mengontraksikan otot dan mengisolasinya di daerah ini tidaklah mudah dan membutuhkan latihan secara teratur.

Cara untuk melakukan Mula Bandha pada dasarnya hampir sama dengan Kegel. Di pose ini Anda harus mengontraksikan otot-otot dasar panggul seperti saat Anda ingin buang air kecil, serta menutup semua lubang termasuk vagina, anus, dan saluran kencing Anda. Namun, perbedaannya adalah dalam Mula Bandha, Anda juga harus memasukkan pusar Anda, menariknya ke dalam tubuh Anda.

Lakukanlah pose ini secara bertahap dan lakukanlah secara teratur. Pose ini tidaklah mudah dan otot yang berada di perineum bekerja secara bersamaan, sehingga mengontraksikan daerah tersebut dapat memicu kontraksi otot di sekitarnya. Kesalahan yang sering terjadi adalah terkadang Anda mungkin akan secara tidak sengaja ikut mengontraksikan otot pernapasan Anda. Latihlah pose ini secara perlahan lahas setiap hari sampai Anda dapat melakukan pose ini dengan baik. 

  1. Chair Pose (Utkatasana)

 

Pose ini dapat menguatkan area tubuh bagian bawah, termasuk pergelangan kaki, betis, dan tulang belakang. Selain dapat mengatasi inkontinensia urin, pose ini juga meregangkan area bahu dan dada, sehingga dapat sangat bermanfaat bagi organ-organ perut dan diafragma.

Berikut ini adalah petunjuk untuk melakukan Chair Pose:

  • Berdirilah di posisi Tadasana dengan berdiri tegak dan kaki rapat. Luruskan badan Anda sehingga panggul Anda dapat segaris dengan ujung kepala Anda. Ingatlah untuk mengencangkan tempurung lutut dan paha. Masukkan tulang ekor Anda. Buka dada Anda, jauhkan bahu dari telinga. Tekan telapak kaki Anda ke lantai. Ingatlah bahwa dalam yoga, dimana bumi dipijak, disitu ditekan;
  • Dari posisi Tadasana, hirup napas Anda sembari menaikkan kedua tangan Anda hingga segaris dengan telinga Anda, telapak tangan saling berhadapan (Urdhve Hastasana);
  • Jagalah agar postur Anda tetap tegak, tangan Anda tetap lurus, kencangkan tempurung lutut dan otot paha. masukkan tulang ekor Anda, dan buka dada Anda. Lalu saat menghembuskan napas, tekuk lutut Anda secara perlahan sampai mencapai sudut 90 derajat;
  • Tetaplah berada di posisi ini dan arahkan perhatian Anad ke perut bagian bawah, tepat diatas tulang pubis. Secara perlahan, tariklah area tersebut ke dalam tubuh Anda dan kontraksikan sfingter urin Anda seperti saat Anda ingin menahan buang air kecil. Lakukan gerakan ini selama 3-5 siklus napas, lalu lepaskan, berdiri kembali ke posisi santai.

Lakukan pose ini beberapa kali sehari, minimal 3 kali sehari dan lakukanlah secara teratur. Sebagai alternatif, Anda dapat memberikan balok di sela sela paha Anda dan menjaga balok itu agar tidak terjatuh untuk memastikan bahwa paha Anda tetap kuat.

  1. Triangle Pose (Trikonasana)

Tujuan dari Trikonasana adalah untuk menjaga keseimbangan. Asana yang satu ini merupakan cara yang baik untuk meregangkan berbagai otot di tubuh Anda dan meningkatkan berbagai fungsi tubuh, seperti melancarkan peredaran darah, meningkatkan fungsi ginjal, meningkatkan keseimbangan tubuh, dan bahkan mengatasi inkontinensia urin.

Berikut ini adalah petunjuk untuk melakukan Trikonasana:

  • Berdirilah di posisi Tadasana dengan berdiri tegak dan kaki rapat. Luruskan badan Anda sehingga panggul Anda dapat segaris dengan ujung kepala Anda. Ingatlah untuk mengencangkan tempurung lutut dan paha. Masukkan tulang ekor Anda. Buka dada Anda, jauhkan bahu dari telinga. Tekan telapak kaki Anda ke lantai. Ingatlah bahwa dalam yoga, dimana bumi dipijak, disitu ditekan;
  • Letakkan tangan Anda di depan dada dan tekuk siku Anda. Tarik nafas, hembuskan, lalu rentangkan kaki Anda selebar bahu, dengan telapak kaki paralel (menghadap kedepan). Rentangkan pula lengan Anda ke kiri dan ke kanan.;
  • Dalam posisi tersebut, putar telapak kaki Anda sebelah kanan ke arah luar, lalu turunkan tangan kanan Anda secara perlahan ke kaki Anda, sehingga kaki dan tangan Anda membentuk segitiga. Jaga panggul Anda agar tetap lurus kedepan, arahkan tangan kiri Anda ke langit, dan arahkan pandangan Anda keatas. Bila tangan Anda belum dapat meraih lantai, Anda dapat menggunakan bantuan balok yoga atau batu bata;
  • Bila Anda ragu, mintalah bantuan pasangan Anda atau teman Anda untuk mengecek posisi Anda dan memastikan bahwa panggul Anda tetap lurus kedepan dan dada Anda terbuka. Tetaplah berada di posisi tersebut selama 3-5 siklus napas, lalu lakukan pose tersebut di sebelah kiri agar tubuh Anda tetap seimbang;
  • Untuk keluar dari posisi ini, tegakkan tubuh Anda kembali sembari Anda menghembuskan napas, kembalikan kaki Anda di posisi paralel dan tangan Anda ke posisi normal, dan secara perlahan kembalilah ke posisi berdiri santai. 
  1. Malasana

Pose Malasana berfungsi untuk meregangkan pergelangan kaki, area kemaluan, dan punggung Anda. Pose ini dapat sangat berguna untuk meningkatkan sistem pencernaan Anda dan mengatasi inkontinensi urin.

Berikut ini adalah petunjuk untuk melakukan Malasana:

  • Berjongkoklah dengan kaki serapat mungin. Jagalah agar tumit Anda tetap berada di lantai, namun apabila tumit Anda tidak dapat mencapai lantai, ambilah handuk atau matras, lipatlah, dan letakkanlah di bawah tumit Anda;
  • Lalu pisahkan paha Anda sedikit lebih lebar dari badan Anda. Sembari menghembuskan napas, sedikit condongkan badan Anda ke depan diantara paha Anda;
  • Tekan siku Anda di antara paha Anda bagian dalam, dan tangkupkan kedua telapak tangan Anda.

Tahan posisi ini selama 30 detik hingga 1 menit, lalu sembari mengirup napas, tegakkan lutut Anda dan berdirilah. Anda juga dapat melakukan pose tersebut dengan sedikit variasi, yaitu dengan menekankan paha bagian bawah Anda ke samping tubuh Anda. Arahkan lengan Anda ke depan, lalu ayunkan ke samping sehingga Anda dapat meletakkan tulang kering Anda ke ketiak Anda. Tekan ujung jari Anda ke lantai, atau raih pergelangan kaki Anda sembari mendekatkan kedua tumit Anda sampai bersatu. Bila paha Anda terasa sakit, letakkan selimut diantara paha dan betis Anda di kedua kaki.

  1. Supta Baddha Konasana

Pose ini dapat menstimulasi organ-organ area perut seperti ovarium, kandung kemih, dan ginjal. Pose ini juga dapat meningkatkan sirkulasi darah secara umum. Ketika melakukan pose ini, Anda akan meregangkan paha bagian dalam, area kemaluan, dan lutut.  Pose ini sangat baik untuk mengatasi inkontinensia urin.

Berikut ini adalah petunjuk untuk melakukan Supta Baddha Konasana:

  • Mulailah dengan posisi Baddha Konasana. Untuk melakukan Baddha Konasana, pertama-tama duduklah dengan tegak, duduklah di tulang duduk (Anda dapat menyibakkan pantat Anda sampai Anda merasakan tulang duduk Anda). Luruskan kaki Anda ke depan, kencangkan tempurung lutut dan otot paha Anda, lalu kencangkan telapak kaki Anda seperti seolah olah Ada tembok atau balok yang menempel di telapak kaki Anda. ;
  • Lalu sembari Anda menghembuskan napas, tekuk kedua lutut Anda dan bawa telapak kaki Anda hingga saling bersentuhan. Pastikan bahwa posisi tumit Anda sedekat mungkin dengan panggul Anda, sedekat yang Anda bisa tanpa Anda merasa sakit di lutut Anda. Lalu letakkan tangan Anda di sekitar kaki atau pergelangan kaki Anda;
  • Dari posisi tersebut, hembuskan napas Anda dan mulailah berbaring secara perlahan. Anda dapat menggunakan bantuan strap untuk menahan kaki Anda agar tetep menepel di panggul Anda. Tahan posisi ini selama 5 menit;
  • Ketika sudah selesai, luruskan kedua kaki, miringkan badan ke kanan atau ke kiri, kemudian silahkan duduk kembali. 
  1. Supta Prasarita Padangusthasana

Pose ini juga berguna untuk mengatasi inkontinensia urin. Ketika melakukan pose ini, Anda akan meregangkan daerah pinggul, hamstring, area kemaluan, dan betis. Anda dapat menggunakan bantuan strap yoga (atau sabuk) untuk melakukan pose ini. Bila Anda mempunyai tekanan darah tinggi, sangga kepala dan leher Anda dengan selimut yang dilipat lipat.

Berikut ini adalah petunjuk untuk melakukan Supta Prasarita Padangusthasana:

  • Mulailah dengan posisi tidur telentang, jaga kaki Anda agar tetap aktif, kencangkan tempurung lutut dan otot paha dan jaga telapak kaki Anda tetap aktif seperti seolah ada balok atau tembok yang mendorong telapak kaki Anda;
  • Dari posisi tersebut, tekuk salah satu kaki Anda mendekat ke badan Anda, dan dengan mengunakan strap yoga (sabuk dapat menjadi alternatif untuk menggantikan strap yoga) luruskan kaki Anda secara perlahan. Jaga agar kaki Anda tetap lurus dan tetap aktif;
  • Tahan posisi ini selama 3-5 siklus napas. Bila Anda cukup fleksibel, Anda tidak perlu menggunakan strap. Anda dapat menggunakan tangan Anda untuk meraih jempol Anda. 
  1. Viparita Karani

Viparita Karani merupakan salah satu pose yang mudah dan nyaman namun berguna untuk mengatasi inkontinensia urin. Selain untuk mengatasi inkontinensia urin, pose ini juga dapat berfungsi untuk mengurangi sakit kepala, mengurangi sakit menstruasi, sakit punggung, dan meningkatkan energi. Hindari pose ini bila Anda mempunyai hernia, glukoma, atau hipertensi.

Untuk melakukan pose ini, berbaringlah terlentang dengan pantat menempel ke tembok. Lalu naikkan kaki Anda keatas. Jaga kaki Anda agar tetap aktif, kencangkan otot paha, telapak kaki, dan tempurung lutut Anda. Anda dapat menggunakan lipatan selimut untuk mengganjal lengkungan antara punggung dan lantai yang terdapat diatas pantat Anda. Anda juga dapat mengikatkan strap yoga ke betis Anda untuk memastikan bahwa kaki Anda tetap bersatu. Balok, batu bata, atau buku kamus tebal juga dapat diletakkan diatas telapak kaki Anda untuk memberi Anda petunjuk sensasi yang harus Anda rasakan ketika mengencangkan kaki Anda.

Anda dapat melakukan pose ini sambil bersantai selama 5 menit. Untuk kembali, tekuk kaki Anda, dan tempelkan kaki Anda ke tembok. Lalu dorong badan Anda untuk menjauh ke tembok, miringkan badan Anda ke kiri atau kanan, duduklah, lalu bangunlah.

 

Pose-pose diatas merupakan berbagai pose yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi inkontinensia urin setelah melahirkan. Ingatlah untuk melakukan gerakan tersebut dengan benar untuk menghindari cidera dan melakukannya secara teratur.

 

Knowledge is power ~

 

Sumber:

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5657230/
  • https://www.tena.us/incontinence-information/yoga-intro,en_US,pg.html
  • https://urologyexperts.com/3-best-yoga-poses-urinary-incontinence/
  • https://www.yogajournal.com/lifestyle/ground-floor

Tidak Bisa Menahan Buang Air Kecil Setelah Melahirkan? Normalkah?

Pengertian Inkontinensia Urin

Di beberapa kasus, proses kehamilan dan persalinan terkadang membawa beberapa efek samping, salah satunya adalah inkontinensia urin. Inkontinensia urin adalah kondisi dimana Anda tidak bisa menahan buang air kecil, sehingga Anda dapat “mengompol” sewaktu-waktu. Kondisi ini cukup umum terjadi dan menurut data dari WHO, 200 juta penduduk di dunia mengalami inkontinensia urin, dan sebagian besar penderitanya adalah perempuan.

Inkontinensia memang bukanlah suatu kondisi yang mengancam jiwa, namun kondisi ini dapat mempengaruhi kualitas hidup Anda. Inkontinensia urin bukan hanya suatu masalah kesehatan, namun juga dapat mempengaruhi emosional, psikologis, dan kehidupan sosial Anda.

Lihat Ciri-cirinya Berikut Ini

Bila Anda menderita kondisi ini, Anda mungkin merasa malu dan putus asa. Kabar baiknya adalah, walaupun inkontinensia urin bukanlah suatu hal yang normal, namun kondisi ini dapat diobati. Pengobatan inkontinensia urin dapat beragam tergantung jenis inkontinensi urin yang diderita, umur, kondisi kesehatan, dan kondisi mental.

Ada beberapa jenis inkontinensia urin, seperti:

  1. Stress Incontinence

Inkontinensia jenis ini merupakan kondisi dimana urin Anda keluar/bocor ketika kandung kemih Anda mendapat tekanan, seperti ketika Anda batuk atau tertawa. Gejala utama inkontinensia jenis ini adalah kebocoran terjadi ketika Anda aktif, batuk, atau tertawa. Aktifitas dan banyaknya kebocoran yang ada tergantung oleh tingkat keparahan inkontinensia yang dialami.

  1. Urge Incontinence

Inkontinensia jenis ini berarti urin Anda keluar/bocor segera setelah Anda merasa ingin buang air kecil. Gejala utama inkontinensia jenis ini adalah adanya keinginan kuat untuk buang air kecil yang tidak dapat Anda kontrol dan datang secara tiba-tiba.

  1. Overflow incontinence

Dalam inkontinensia jenis ini, Anda tidak dapat mengosongkan kandung kemih Anda sepenuhnya, sehingga urin Anda seringkali keluar/bocor sedikit demi sedikit. Gejala utama inkontinensia jenis ini adalah sering buang air kecil dalam jumlah kecil atau tetesan urin yang terjadi secara terus menerus.

  1. Inkontinensi total

Pada inkontinensia total, kandung kemih Anda tidak dapat menyimpan urin sama sekali, sehingga urin Anda akan keluar begitu saja segera setelah diproduksi, menyebabkan Anda terus menerus atau sering mengalami kebocoran. Gejala utama inkontinensia jenis ini adalah buang air kecil dalam jumlah besar secara terus-menerus atau buang air kecil sesekali yang diiringi dengan kebocoran.

Selain keempat tipe tersebut, adapula inkontinensi campuran yang merupakan kombinasi antara stress incontinence dan urge incontinence. Gejala utama inkontinensia jenis ini adalah adanya kebocoran yang lalu diiringi dengan keinginan kuat untuk buang air kecil yang datang secara tiba-tiba dan tidak dapat dikendalikan.

Apa Penyebabnya?

Penyebab terjadinya inkontinensia urin sangatlah beragang tergantung dengan jenis inkontinensia urin yang dialami.

  1. Stress incontinence

Inkontinensia jenis ini merupakan jenis inkontinensi yang paling umum dan biasanya disebabkan akibat melemahnya atau rusaknya otot yang berfungsi untuk mencegah Anda buang air kecil di saat yang tidak Anda inginkan, seperti otot dasar panggul dan sfingter uretra. Inkontinensia jenis ini dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti:

  • Kehamilan dan persalinan, karena selama kehamilan otot harus menopang uterus yang terus membesar dan selama persalinan, dapat terjadi peregangan otot atau bahkan dapat menyebabkan otot cidera dan robek bila otot tersebut tidak pernah dilatih dan dipersiapkan sebelumnya. Resiko terjadinya inkontinensia jenis ini juga meningkat seiring meningkatnya jumlah anak dan berlaku pada baik persalinan normal maupun sesar.
  • Menopouse, karena menurunnya tingkat esterogen dapat menyebabkan pelemahan otot.
  • Hysterectomi (pengangkatan rahim) dan beberapa tindakan operasi yang mengakibatkan pemotongan otot.
  • Umur, karena otot dapat melemah seiring bertambahnya umur bila tidak pernah dilatih.
  • Obesitas, karena tekanan dalam perut turut menambah beban otot dasar panggul.
  1. Urge incontinence

Inkontinensia jenis ini disebabkan oleh terlalu aktifnya otot-otot detrusor (lapisan jaringan otot yang memanjang di tengah dan melingkar yang berfungsi untuk mengeluarkan urin) dalam berkontraksi, sehingga menyebabkan dorongan yang mendesak untuk buang air kecil. Inkontinensia jenis ini seringkali terjadi pada pria yang mempunyai masalah prostat dan wanita yang telah menopouse. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan inkontinensia jenis ini:

  • Cystitis (peradangan atau inflamasi pada dinding kandung kemih)
  • Kondisi neurologis, seperti multiple sclerosis (MS) (penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf pusat, terutama otak, saraf tulang belakang, dan saraf mata), stroke, dan penyakit parkinson (penyakit saraf yang memburuk secara bertahap dan mempengaruhi bagian otak yang berfungsi untuk mengkoordinasikan gerakan tubuh).
  • Penyebab lainnya. Inkontinensia jenis ini dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti perubahan gaya hidup, konsumsi obat yang dapat merilekskan otot di kandung kemih, atau operasi.
  1. Overflow incontinence

Inkontinensia jenis ini biasanya terjadi akibat otot di kandung kemih yang tidak dapat berkontraksi seperti seharusnya atau adanya sumbatan pada kandung kemih. Inkontinensia jenis ini jarang terjadi pada wanita dan seringkali terjadi pada pria yang mengalami masalah prostat atau telah menjalani operasi prostat. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan penyumbatan pada kandung kemih:

  • Pembesaran kelenjar prostat
  • Tumor yang menekan kandung kemih
  • Batu kandung kemih
  • Sembelit
  • Operasi prostat
  • Penyebab lainnya. Kondisi ini dapat juga disebabkan oleh adanya kerusakan pada saraf atau konsumsi obat-obatan tertentu. 
  1. Inknontinensia total

Inkontinensia total dapat terjadi akibat masalah kandung kemih  bawaan sejak lahir, cidera pada tulang belakang yang mengganggu sinyal saraf antara otak dan kandung kemih, atau timbulnya fistula (saluran kecil semacam lubang yang  dapat terbentuk diantara kandung kemih atau daerah didekatnya, seperti vagina).

  1. Alasan lainnya

Alasan lainnya yang dapat menyebabkan inkontinensia urin antara lain adalah:

  • Konsumsi obat-obatan, terutama diuretik (obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin), obat antihipertensi (obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi), obat tidur, relaksan otot (obat yang digunakan untuk meredakan rasa sakit, kaku, dan tegang pada otot), dan obat penenang atau sedatif.
  • Konsumsi alkohol
  • Infeksi saluran kemih (UTI). Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai infeksi saluran kemih, klik disini.
  • Riwayat inkontinensia urin dalam keluarga

Bagaimana cara mengobatinya?

Pengobatan inkontinensia urin cukup beragam tergantung dengan tipe, penyebab, dan tingkat keparahan. Bila kondisi sudah parah, kombinasi pengobatan medis dan non medis mungkin akan diperlukan. Jika inkontinensia urin disebabkan oleh suatu kondisi medis, maka Anda harus mengangani kondisi medis tersebut terlebih dahulu. Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan inkontinensia urin:

  1. Pengobatan non-medis

Ada beberapa cara mudah yang dapat Anda lakukan di rumah untuk mengobati maupun menjaga inkontinensia urin agar tidak semakin parah. Cara tersebut antara lain adalah:

  • Olahraga. Bila Anda mengalami stress incontinence yangmana seringkali diderita oleh para ibu pasca kehamilan maupun pasca persalinan, Anda dapat melakukan beberapa gerakan olahraga yang dapat membantu untuk memperkuat otot dasar panggul, seperti yoga dan kegel. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai gerakan yoga yang dapat Anda lakukan untuk memperkuat otot dasar panggul, klik disini.
  • Merubah gaya hidup. Inkontinensia urin juga dapat diobati dengan mengubah pola hidup. Bila inkontinensia urin Anda disebabkan oleh obesitas, maka cobalah untuk mulai menjaga pola makan Anda dan menurunkan berat badan. Hal lain yang dapat Anda lakukan adalah mengurangi konsumsi kafein, alkohol, dan minumlah cukup air.
  • Melatih kandung kemih. Ada tiga cara sederhana yang dapat Anda lakukan untuk melatih kandung kemih Anda. Cara pertama adalah dengan mencoba untuk menunda buang air kecil ketika timbul keinginan untuk buang air kecil. Tujuannya adalah untuk mengendalikan perasaan untuk buang air kecil. Cara kedua adalah dengan teknik double voiding. Teknik ini dilakukan dengan cara buang air kecil, lalu menunggu beberapa menit, lalu buang air kecil lagi. Hal terakhir yang dapat Anda lakukan untuk melatih kandung kemih Anda adalah dengan membuat jadwal untuk pergi ke toilet dalam sehari, contohnya, setiap 1 jam atau setiap 2 jam.
  • Menggunakan pembalut/pampers. Anda dapat menggunakan produk-produk seperti pembalut atau pampers dewasa untuk mengantisipasi terjadinya kebocoran. Namun, bila Anda memilih untuk menggunakan pembalut atau panty liners, gunakanlah pembalut yang didesain khusus untu inkontinensia urin, karena kebanyakan pembalut wanita didesain untuk menyerap darah dan bukannya urin.
  • Menggunakan skin care. Bila Anda menggunakan alat atau produk untuk membantu mengatasi inkontinensia, Anda mungkin akan memerlukan skin care. Seiring berjalannya waktu, kebocoran urin dapat membuat timbulnya ruam atau membuat kulit Anda menjadi kemerahan. Urin di kulit Anda juga dapat menjadi tempat tumbuhnya bakteri dan infeksi. Ingatlah untuk selalu membersihkan dan mengeringkan area kulit sekitar uretra Anda. Anda juga dapat menggunakan pelembab dalam bentuk lotion, krim, atau salep untuk membuatnya tetap lembab.
  1. Obat-obatan

Anda juga dapat menggunakan obat-obatan untuk mengobati inkontinensia urin, namun penggunaan obat-obatan ini juga perlu diiringi dengan pengobatan non-medis yang telah dijelaskan diatas untuk hasil yang lebih maksimal. Obat-obatan yang dapat Anda gunakan antara lain adalah:

  • Antikolinergik. Obat ini berfungsi untuk menenangkan kandung kemih yang terlalu aktif.
  • Merabegron. Obat ini digunakan untuk mengobati overflow incontinence dengan melemaskan otot-otot di kandung kemih setra meningkatkan jumlah urin yang dapat ditahan dan dikeluarkan oleh kandung kemih.
  • Estrogen topikal berdosis rendah. Anda juga dapat menggunakan estrogen topikal berdosis rendah (estrogen yang dioleskan di kulit, biasanya dapat berbentuk krim atau salep) untuk meremajakan jaringan uretra dan area vagina, serta meringankan gejala inkontinensia urin. Namun, hormon estrogen dalam bentuk pil tidak disarankan karena justru dapat memperburuk gejala inkontinensia urin.
  1. Peralatan medis

Berikut ini adalah beberapa peralatan medis yang dapat Anda gunakan untuk mengatasi inkontinensia urin:

  • Urethral inserts. Urethral insert merupakan salah satu alat medis yang digunakan untuk mencegah kebocoran. Alat ini berbentuk seperti tampon dan dimasukkan ke dalam urethra sebelum memulai aktivitas dan dilepas ketika Anda ingin buang air kecil.
  • Terapi radio frekuensi. Terapi ini bekerja dengan menghangatkan jaringan di sistem urin bagian bawah. Alasannya adalah karena saat jaringan tersebut dipanaskan, jaringan tersebut akan menjadi lebih kuat, sehingga Anda dapat mengontrol keluarnya urin Anda dengan lebih baik.
  • Botox tipe A. Botox biasanya dapat digunakan bila pengobatan yang lain tidak berhasil. Botox akan disuntikkan di otot kandung kemih Anda, sehingga dapat membantu mengatasi otot-otot di kandung kemih yang terlalu aktif. Namun, dibanding pembedahan, pengobatan dengan cara ini tidak terlalu efektif dan harus dilakukan secara berulang.
  • Stimulasi saraf. Stimulasi saraf dilakukan dengan mengirimkan impuls listrik pada saraf yang berfungsi untuk mengontrol kandung kemih Anda. Stimulator ini akan ditanamkan di bawah kulit di pantat Anda, lalu kabel yang terdapat pada stimulator tersebutakan menghubungkan alat tersebut dengan saraf yang berada di tulang belakang yang menuju sampai ke kandung kemih Anda. Stimulasi ini dapat dilakukan apabila terapi lainnya tidak bekerja.
  • Kateter. Kateter merupakan alat semacam selang yang bersifat elastis dan dimasukkan ke uretra Anda sampai ke kandung kemih Anda. Kateter akan dihubungkan ke kantong plastik yang akan menjadi tempat urin Anda. Ada dua tipe kateter yang dapat Anda gunakan, yaitu kateter yang terus menempel sepanjang hari, dan kateter yang dimasukkan 3 sampai 5 kali sehari dan dibuang setelah Anda mengosongkan kandung kemih Anda.
  1. Operasi

Operasi dapat dilakukan apabila berbagai terapi, obat-obatan, dan alat medis tidak dapat menangani inkontinensia Anda. Prosedur operasi yang dilakukan akan beragam sesuai dengan jenis inkontinensia yang Anda punyai. Konsultasikanlah terlebih dahulu dengan provider Anda sebelum memutuskan untuk melakukan operasi.

Bagaimana cara mencegahnya?

Inkontinensia urin dapat dicegah dengan menjaga pola makan, menjaga berat badan, membatasi kafein dan alkohol, serta berolahraga secara teratur, terutama olahraga yang dapat memperkuat dan menjaga kekuatan otot dasar panggul Anda.

 

Knowledge is power~

Sumber:

  • https://www.ibupedia.com/artikel/kesehatan/inkontinensia-urine-tidak-bisa-menahan-buang-air-kecil-setelah-melahirkan
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/165408.php#treatment
  • https://www.nhs.uk/conditions/urinary-incontinence/
  • https://www.sehatq.com/penyakit/inkontinensia-urine
  • https://www.urologyhealth.org/urologic-conditions/urinary-incontinence

Tandem Nursing? Kenapa tidak?

Pengertian Tandem Nursing

Jika Anda memiliki dua anak dengan jarak umur yang cukup dekat atau Anda mendapati bahwa Anda sedang hamil namun Anda belum siap untuk menyapih si kakak, tandem nursing mungkin dapat menjadi solusi bagi Anda.

Tandem nursing adalah kondisi dimana Anda menyusui dua anak dalam jangka waktu yang bersamaan. Ada dua bentuk tandem nursing, yaitu ketika Anda menyusui anak kembar, atau menyusui anak Anda yang baru lahir sembari masih menyusui si kakak.

Tandem nursing mempunyai berbagai cara, seperti:

  • Menyusui si kakak terlebih dahulu untuk mengurangi pembengkakan lalu kemudian menyusui si adik;
  • Menyusui si adik terlebih dahulu untuk memastikan bahwa dia mendapatkan ASI paling banyak;
  • Menyusui keduanya sekaligus dengan satu bayi di setiap payudara.

Mitos-mitos mengenai menyusui selama kehamilan

Selama ini mungkin Anda pernah atau bahkan sering mendengar mengenai cerita-cerita mengenai menyusui selama kehamilan yang membuat Anda merasa takut atau khawatir untuk melakukan tandem nursing. Berikut ini adalah beberapa mitos-mitos yang cukup umum mengenai menyusui selama kehamilan dan perlu diluruskan:

  1. Anda tidak dapat hamil selama menyusui

Fakta: Tubuh Anda memang telah didesain untuk menunda ovulasi selama menyusui. Namun, Anda masih dapat hamil bahkan selama menyusui. Setelah melahirkan, terjadinya ovulasi dapat sangat berbeda-beda setiap orang. Ada beberapa orang yang mengalami ovulasi 6 minggu setelah melahirkan dan adapula yang mengalami ovulasi 1 tahun setelah melahirkan.

  1. Si adik tidak akan mendapat cukup nutrisi apabila Anda menyusui selama kehamilan

Fakta: Tubuh Anda cukup pintar untuk mencukupi kebutuhan nutrisi Anda, si kakak, dan si adik. Bila Anda dapat hamil ketika Anda masih menyusui si kakak, maka artinya Anda cukup sehat untuk mengatasi situasi tersebut. Segera setelah Anda hamil, tubuh Anda akan bekerja keras untuk menyediakan nutrisi yang cukup baik bagi si kakak maupun si adik. Ingatlah untuk selalu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, serta memastikan bahwa Anda mengkonsumsi cukup kalori dan cukup cairan untuk mencukupi kebutuhan Anda, si kakak, dan si adik. 

  1. Si kakak akan menyapih secara otomatis jika Anda hamil

Fakta: Ketika Anda hamil, tubuh Anda akan mengalami perubahan hormonal yang membuat ASI Anda berubah rasa. Selain itu, Anda mungkin akan merasakan bahwa menyusui selama kehamilan membuat Anda merasa sakit akibat puting Anda yang sensitif. Anda mungkin juga merasa mual dan mood Anda ketika Anda menyusui selama kehamilan mungkin juga akan berubah. Terkadang Anda mungkin merasa sebal dan tidak ingin menyusui dan si kakak mungkin akan terlihat cranky dan moody. Beberapa ibu mungkin salah paham dan mengira bahwa perilaku si kakak yang seperti itu merupakan tanda bahwa si kakak telah siap disapih. Diskusikanlah hal ini dengan si kakak, pasangan Anda, atau bahkan provider Anda terlebih dahulu apabila hal ini terjadi.

  1. Menyusui selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran

Fakta: Mitos yang satu ini sebenarnya didasarkan oleh fakta bahwa segera setelah melahirkan, tubuh Anda akan dibanjiri dengan hormon oksitosin yang menyebabkan adanya kontraksi. Namun, kontraksi ini akan berhenti segera setelah rahim Anda pulih. Selain itu, berdasarkan penelitian, rahim Anda tidaklah sensitif terhadap oksitosin di awal kehamilan. Sensitivitas rahim terhadap oksitosin akan mulai meningkat ketika umur kehamilan Anda telah mencapai 37 minggu. Keguguran memang dapat disebabkan oleh berbagai hal, namun menyusui bukanlah salah satunya.

  1. Menyusui selama kehamilan dapat menyebabkan kelahiran prematur

Fakta: Sama seperti mitos bahwa menyusui selama kehamilan dapat menyebabkan keguguran, mitos ini juga didasarkan fakta bahwa stimulasi puting dapat membuat tubuh Anda memproduksi hormon oksitosin yang dapat menimbulkan kontraksi. Namun faktanya adalah rahim Anda akan mempersiapkan diri untuk melahirkan hanya jika ia sudah siap. Menyusui tidak dapat menyebabkan kelahiran prematur sebelum rahim Anda memberi lampu hijau.

Menyusui selama kehamilan

Selama ini, mungkin Anda mendengar mitos bahwa ketika Anda hamil, Anda harus berhenti menyusui demi kesehatan Anda dan bayi Anda yang belum lahir. Namun ternyata, menurut penelitian yang dilakukan oleh American Academy of Family Physicians, Anda dapat menyusui selama kehamilan selagi kehamilan Anda normal dan Anda berada dalam kondisi sehat. Anda juga dapat mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan provider Anda sebelum memutuskan untuk menyusui selama kehamilan.

Menyusui selama kehamilan dapat menjadi pengalaman spesial baik bagi Anda maupun si kakak. Selama kehamilan, tubuh Anda akan mengalami berbagai perubahan hormon dan perubahan hormon ini terkadang dapat membuat puting Anda menjadi lebih sensitif dan mungkin akan membuat pengalaman menyusui Anda menjadi cukup menyakitkan. Jika hal ini terjadi pada Anda, Anda dapat meminta si kakak untuk menyusu secara perlahan. Selain itu, perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan mungkin akan membuat produksi ASI Anda berkurang serta mengalami perubahan rasa dan komposisi. Perubahan ini mungkin dapat membuat intensitas menyusu si kakak berkurang atau bahkan berhenti sepenuhnya.

Pada trimester ketiga, Anda mungkin menyadari bahwa ASI Anda menjadi kekuningan, menandakan bahwa Anda mulai mengeluarkan kolostrum, yang merupakan makanan istimewa yang didesain untuk hari-hari pertama ketika bayi Anda lahir di dunia. Di saat-saat ini, si kakak juga ikut mendapatkan bonus kolostrum. Namun, dihari hari pertama ketika si adik lahir, mungkin Anda ingin membatasi waktu menyusu si kakak, membiarkan si adik menyusu terlebih dahulu, dan membuat si kakak dan si adik untuk menyusu di puting yang berbeda untuk memastikan bahwa si adik mendapatkan semua jatah kolostrum yang ia perlukan. Setelah itu, ketika ASI Anda sudah matang, Anda dapat menyusui si kakak seperti biasa.

Apa si adik mendapatkan cukup ASI?

Setelah si kecil lahir dan Anda mulai melakukan tandem nursing, terkadang mungkin muncul kekhawatiran apakah si adik mendapatkan cukup ASI atau tidak, mengingat bahwa ASI merupakan satu satunya sumber nutrisi si adik sampai si adik berusia 6 bulan. Berikut ini adalah beberapa tanda yang dapat menunjukkan bahwa si adik telah mendapat cukup asupan ASI:

  1. Peningkatan berat badan

Kenaikan berat badan bayi secara konstan merupakan salah satu tanda yang menunjukkan bahwa bayi tersebut telah memperoleh cukup asupan ASI, namun pada umumnya, dalam 3-4 hari setelah lahir, berat badan bayi akan turun 7-10% dari berat badan lahir. Contohnya, bila si adik lahir dengan berat badan 3 kg, penurunan berat badan hingga 2,7 kg di minggu pertama merupakan hal yang normal. Beberapa minggu kemudian biasanya berat badan si adik akan terus mengalami peningkatan.

  1. Buang air kecil dan buang air besar secara teratur

Jika bayi Anda tidak menggunakan popok, mungkin agak sulit untuk mengecek intensitas BAK dan BAB si adik, namun bila si adik menggunakan popok, berikut ini adalah panduan yang dapat membantu Anda untuk memastikan bahwa si adik telah mendapat cukup ASI.

  • Umur 1-2 hari: buang air kecil 1-2 kali selama 24 jam dan buang air besar berwarna hitam kehijauan.
  • Umur 2-6 hari: buang air kecil sebanyak 5-6 kali selama 24 jam dan buang air besar berwarna kehijauan sebanyak minimal 3 kali.
  • Umur 6 hari dan seterusnya: buang air kecil 5-6 kali selama 24 jam dan buang air besar lembek dan kuning sebanyak minimal 3-5 kali.
  • Umur 6 minggu keatas: buang air kecil5-6 kali selama 24 jam dan frekuensi buang air besar mulai berkurang. 
  1. Terlihat tenang dan nyaman

Mood si adik yang meningkat setelah menyusu juga dapat menjadi tanda bahwa ia telah mendapat cukup ASI. Setelah disusui, bayi biasanya akan nampak kenyang, tenang, dan terkadang langsung tertidur pulas.

Manfaat tandem nursing

Berikut ini adalah beberapa manfaat tandem nursing:

  1. Meningkatkan produksi ASI

Konsepnya cukup mudah, lebih banyak ASI yang dikeluarkan, lebih banyak pula ASI yang diproduksi. Oleh karena itu, tandem nursing dapat meningkatkan produksi ASI Anda hingga dua kali lipat untuk mengakomodasi kebutuhan dua anak.

  1. Mengurangi pembengkakan dan ASI tersumbat

Si kakak dapat membantu untuk mengurangi pembengkaan dan penyumbatan ASI, sehingga mencegah mastitis dan membuat si adik dapat menyusu lebih mudah.

  1. Mempercepat bonding si kakak dengan si adik

Menyusui si kakak selama kehamilan dan setelah si adik datang dapat membantu menyediakan transisi yang lebih lembut secara psikologis bagi si kakak. Terkadang, kedatangan anggota baru dalam keluarga dapat menjadi pengalaman yang cukup sulit bagi si kakak. Dalam kasus ini, tandem nursing dapat membantu meringankan masa transisi tersebut serta mempercepat bonding antara si kakak dengan si adik dengan memberi mereka suatu aktivitas yang dapat mereka lakukan bersama. Dengan cara ini, di hari hari pertama dimana si adik memerlukan banyak perhatian dan terus menerus meminta untuk disusui, si kakak dapat ikut ke dalam proses tersebut dan tidak merasa tersingkirkan, bahkan si kakak juga dapat membantu untuk menenangkan adiknya ketika adiknya rewel. Selain mempercepat bonding, hal seperti ini juga dapat mencegah kecemburuan antara si kakak dan si adik. 

  1. Si kakak turut mendapat manfaat dari ASI

Dengan melakukan tandem nursing, si kakak dapat terus mendapat manfaat ASI hingga si kakak berumur 2 tahun, dan tentunya juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh si kakak. 

Tips untuk tandem nursing

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan bila Anda memutuskan untuk melakukan tandem nursing:

  1. Meminumi banyak cairan dan mengkonsumsi cukup kalori

Tetap menyusui selama kehamilan dan melakukan tandem nursing setelahnya bukanlah sesuatu yang mudah. Baik kehamilan maupun menyusui membutuhkan tambahan kalori, nutrisi, dan cairan. Pada umumnya, menyusui membutuhkan kalori tambahan sebanyak 500 kalori setiap harinya, dan kehamilan membutuhkan 300 kalori tambahan setiap harinya. Untuk melakukan keduanya, Anda memerlukan prenatal vitamin, dan mengkonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi dan gizi seimbang. Selain itu, Anda juga memerlukan sekurangnya 2,5 liter air setiap hari untuk memenuhi kebutuhan Anda selama kehamilan dan menyusui.

  1. Biarkan si adik menyuu terlebih dahulu

Di minggu-minggu pertama, tubuh Anda akan memproduksi kolostrum, cairan yang mengandung antibodi dan sangatlah penting bagi si adik yang baru lahir. Pada saat-saat ini, selalu biarkan si adik menyusu terlebih dahulu, lalu tawari si kakak untuk menyusu di payudara yang sama setelah si adik selesai menyusu. Setelah ASI Anda matang, kira kira seminggu setelahnya, Anda terkadang juga dapat membiarkan si kakak menyusu terlebih dahulu untuk mengurangi pembengkaan atau bahkan membiarkan si kakak dan si adik menyusu secara bersamaan. 

  1. Siapkan diri Anda untuk meningkatnya intensitas menyusu si kakak

Walaupun pada awalnya si kakak hanya menyusu sekali atau dua kali sehari selama kehamilan, Anda mungkin akan merasakan bahwa setelah si adik datang, si kakak mungkin akan ingin menyusu setiap si adik menyusu. Pada awalnya, mungkin Anda akan merasa kewalahan, terutama karena Anda juga sedang menyesuiakan diri dengan adanya si adik yang baru lahir, tidur yang kurang, perubahan hormonal, dan pemulihan postpartum. Namun jangan khawatir, perilaku si kakak ini hanya terjadi pada fase transisi dan nantinya akan kembali seperti semula. 

  1. Berempatilah

Adanya tambahan anggota keluarga di rumah dapat menjadi pengalaman emosional bagi semua orang, bahkan bagi si kakak. Ketika melakukan tandem nursing, si kakak tiba-tiba harus belajar untuk menunggu sampai si adik selesai menyusu dan berbagi sesuatu yang tadinya hanya miliknya. Di saat ketika Anda mulai merasa kewalahan, cobalah untuk berempati dengan si kakak dan diri Anda sendiri.

  1. Perhatikan diri Anda

Tandem nursing dapat menjadi suatu hal yang cukup melelahkan, baik secara fisik maupun emosional. Mungkin ada saat dimana Anda merasa sebal dan tidak ingin diganggu akibat perubahan hormon selama postpartum, dan tandem nursing bukanlah pengecualian. Jika Anda memutuskan untuk melakukan tandem nursing, Anda juga perlu memperhatikan kebutuhan Anda. Hal ini berarti memprioritaskan kebutuhan tidur dasar, nutrisi, dan hidrasi Anda. Ingatlah bahwa bagi anak Anda, kesehatan Anda lebih penting daripada ASI Anda.

Ketika Anda merasa kelelahan atau frustasi, katakan pada pasangan Anda dan manjakan diri Anda. Lakukan hal yang Anda sukai dan sisakan sedikit waktu untuk menyendiri dan bersantai sehingga Anda dapat kembali dengan lebih segar dan rileks.

Tips untuk menyapih si kakak

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda untuk menyapih si kakak. Namun, tips ini hanya bekerja bagi balita yang berumur 18 bulan keatas, yang sudah dapat memahami Anda dan diajak bernegoisasi. Jika Anda memutuskan untuk menyapih si kakak lebih awal, Anda mungkin masih dapat menerapkan beberapa tips berikut, namun yang terpenting adalah cobalah untuk menyaih secara perlahan dan bertahap.

  1. Jangan tawari dan jangan tolak si kakak untuk menyusu. Hindari menawari si kakak untuk menyusu, namun Anda dapat membiarkannya untuk menyusu apabila ia meminta. 
  1. Alihkan perhatian si kakak. Tawari si kakak makanan kecil, minuman, mainan kesukaannya, atau ajaklah ia pergi ke ruangan yang berbeda. Diskusikanlah terlebih dahulu dengan pasangan Anda sehingga pasangan Anda juga dapat membantu Anda untuk mengalihkan perhatian kakak ketika ia meminta untuk menyusu. 
  1. Kurangi waktu menyusu si kakak secara bertahap. Pilihlah waktu khusus untuk menyusui si kakak dalam sehari, seperti di pagi hari, waktu tidur siang, dan waktu tidur malam. Lalu, secara bertahap, kurangilah waktu menyusu si kakak hingga akhirnya si kakak hanya menyusu sekali dalam sehari, seperti saat sebelum kakak tidur malam. 
  1. Diskusikanlah dengan si kakak. Cobalah untuk mendiskusikannya dengan si kakak ketika Anda memutuskan untuk mengurangi waktu si kakak. Hal ini dapat membuat si kakak merasa bahwa ia mempunyai peran dalam mengambil keputusan tersebut. Contohnya, “Gak boleh nyusu sekarang dong, kan kemarin kesepakatannya cuma boleh nyusu pas mau tidur sama pagi-pagi, iya kan?”. Jelaskan pula bahwa Anda akan lebih jarang menyusui si kakak, dan beri ia alasan.
  1. Batasi waktu menyusu si kakak. Buatlah rutinitas yang membuat si kakak hanya dapat menyusu beberapa menit sebelum tertidur. Contohnya seperti ajak ia bermain terlebih dahulu sebelum tidur, atau ijinkan si kakak menyusu hanya setelah Anda selesai membacakan buku pengantar tidur si kakak. 
  1. Ubah rutinitas Anda. Ubahlah rutinitas Anda dan hindarilah tempat tempat dimana si kakak biasa menyusu. Anda juga dapat meminta pasangan Anda untuk mengajak si kakak bermain di waktu-waktu dimana si kakak biasa menyusu.
  1. Peluk si kakak. Berikan si kakak banyak perhatian dan temukan cara lain untuk tetap dekat dan bonding dengan si kakak setelah Anda menyapih si kakak. 
  1. Jaga payudara Anda! Ingatlah bahwa semakin pelan proses Anda untuk menyapih si kakak, semakin kecil pula resiko Anda untuk terkena mastitis dan puting tersumbat. Produksi ASI Anda akan berkurang seiring dengan berkurangnya waktu menyusu si kakak. Jika payudara Anda terasa penuh, susui si kakak sampai Anda merasa lebih baik. Sisihkanlah ASI di payudara Anda sebagai cara untuk memberi tahu otak Anda untuk mengurangi produksi ASI Anda. Anda juga dapat menggunakan kompres es dan ibuprofen untuk mengurangi pembengkaan dan ketidaknyamanan.

 

Knowledge is power~

Sumber:

  • https://aimi-asi.org/layanan/lihat/tandem-nursing-why-not
  • https://www.laleche.org.uk/tandem-nursing/
  • https://www.mamanatural.com/tandem-nursing/
  • https://www.parents.com/baby/breastfeeding/tips/tandem-nursing-toddler-and-newborn-how-i-make-it-work/

Forward Leaning Inversion untuk Bayi SUNGSANG

Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Leaning Inversion

Belajar tentang berbagai cara untuk MEMUTAR BAYI SUNGSANG adalah satu hal yang sangat menarik bagi saya.

Mengingat banyak sekali ibu ibu yang kirim Dm di Instagram @bidankita yang galau karena posisi janinnya belum mapan.

Satu hal yang sebelumnya harus di perhatikan dan bener bener di pahami adalah :

  1. Hamil itu tidak selalu melulu tentang tubuh fisik Anda, namun juga tentang RASA dan ENERGI
  2. Janinmu akan memposisikan diri sesuai dengan “wadah dan ruangan” yang tersedia

Dua poin diatas adalah point penting yang sebaiknya di pahami dengan baik oleh para ibu.

Apa maksud dari poin pertama?

Hamil itu tidak selalu melulu tentang tubuh fisik Anda, namun juga tentang RASA dan ENERGI

Seperti kita ketahui bahwa manusia itu pada dasarnya bukan hanya tubuh fisik, namun juga tubuh energi.

Jika Anda mau belajar sedikit tentang lapisan energi manusia, pasti Anda akan lebih memahami apa yang saya maksud.

Oke deh mungkin saya singgung sedikit tentang energid an aura ini deh.

Aura manusia digambarkan sebagai gelembung cahaya kabur yang mengelilingi manusia dari kepala hingga kaki. Aura memiliki beberapa lapisan yang berinteraksi dan menyampaikan informasi antara tubuh melalui tujuh pusat energi chakra, dan lingkungan eksternal langsung.

Setiap lapisan aura berhubungan dengan kondisi fisik, mental, emosi dan spiritual seorang individu. Getaran energi dari pikiran, perasaan, keadaan kesehatan, kesadaran, dan pengalaman seseorang disimpan dalam lapisan aura yang berbeda.

Ada tujuh lapisan aura. Lapisan terluar medan energi aura tergantung pada kesehatan dan kesejahteraan individu secara keseluruhan.

Apa Saja Lapisan Aura?

Nah lapisan aura adalah:

  1. LAPISAN ETHERIC ATAU TUBUH ETIKA

Lapisan eterik adalah lapisan pertama aura dan membentang ½ inci hingga 2 inci dari permukaan kulit,. Medan energi ini terhubung terutama dengan chakra pertama, organ, kelenjar, dan meridian kita, dan berhubungan dengan kondisi dan kesehatan tubuh fisik.

  1. THE EMOTIONAL LAYER, ATAU TUBUH EMOSIONAL

Lapisan aura kedua disebut Lapisan Emosional dan memanjang dua hingga empat inci dari tubuh fisik yang mengelilinginya dalam bentuk oval. Lapisan ini terutama terhubung ke chakra kedua, perasaan, emosi dan pengalaman. Itu terus-menerus dalam keadaan perubahan, mencerminkan suasana hati kita saat ini. Lapisan ini juga menyimpan emosi yang tidak tenang seperti ketakutan, dendam, dan kesepian.

Energi yang ada di lapisan aura kedua akan berkomunikasi dengan lapisan pertama, dan kemudian memproses informasi ini ke dalam tubuh fisik. Ketegangan fisik, kram otot, dan sakit perut bisa disebabkan oleh lapisan eterik (pertama) yang dibombardir oleh rasa sakit emosional yang berada di lapisan aura kedua.

  1. THE MENTAL LAYER, LAPISAN MENTAL ATAU TUBUH MENTAL

Lapisan aura ketiga adalah Lapisan Mental. Perpanjangannya adalah empat hingga delapan inci dari tubuh fisik. Lapisan ini terhubung dengan chakra ketiga, kesadaran kita, gagasan, proses logis, sistem kepercayaan, dan kecerdasan. Dalam lapisan ini, pikiran dan gagasan dirasionalisasi dan divalidasi. Masalah kesehatan mental dan mental muncul dalam lapisan aura ini.

  1. THE ASTRAL BRIDGE LAYER, LAPISAN BRIDGE ASTRAL, BADAN ASTRAL, ATAU LAPISAN BRIDGE

Lapisan keempat aura disebut pendek sebagai Lapisan Astral atau Lapisan Jembatan. Jaraknya delapan sampai dua belas inci dari tubuh fisik dan terhubung ke chakra keempat, rasa cinta, kesejahteraan, ekspansi, dan keseimbangan hidup kita.

 

Di mana tiga lapisan pertama aura mencerminkan sifat fisik dan kehadiran kita, lapisan keempat adalah jendela menuju sifat spiritual kita, memisahkan tiga lapisan pertama dari tiga lapisan aura luar.

  1. THE ETHERIC layer

Lapisan aura kelima adalah Lapisan Template Etheric. Ini adalah satu atau dua kaki jauhnya dari tubuh fisik. Ini terhubung dengan chakra kelima, suara, getaran, komunikasi dan kreativitas. Terutama lapisan aura ini berfungsi sebagai salinan karbon dari tubuh fisik pada bidang spiritual.

  1. THE CELESTIAL LAYER

Lapisan aura keenam disebut Lapisan Celestial. Itu memanjang dua hingga tiga kaki jauhnya dari tubuh dan mencerminkan pikiran bawah sadar kita. Di sinilah pikiran fisik terhubung dengan pikiran spiritual melalui meditasi dan praktik bhakti.

Ini terhubung dengan chakra keenam, ingatan, mimpi, kesadaran spiritual, pengetahuan intuitif, kepercayaan, kejujuran, dan cinta tanpa syarat. Lapisan Surgawi memegang pengalaman kami memiliki koneksi ke sesuatu yang lebih besar dari diri kita sendiri.

  1. THE KETHERIC TEMPLATE LAYER, LAPIS TEMPLATE KETHERIK ATAU LAPIS PENYEBAB

Lapisan aura ketujuh dikenal sebagai Ketheric Template Layer atau Causal Layer. Ini terhubung ke chakra ketujuh, semua pengetahuan dan semua kemungkinan. Lapisan ini melindungi dan menyatukan semua lapisan aura lainnya, dan berisi cetak biru dari jalan spiritual kita, yang mencerminkan semua pengalaman dan peristiwa jiwa melalui waktu.

 

Lapisan Ketheric adalah tautan ke “Tuhan”, “Pencipta”, “Sumber”, atau “Semua yang Ada” dalam setiap individu, dan memanjang tiga hingga lima kaki jauhnya dari tubuh fisik, tergantung pada kondisi spiritual kita.

Lalu apa hubungannya antara kesehatan aura, chakra dengan kondisi janin sungsang?

Mungkin saat membaca ini, Anda akan mengernyitkan dahi. Namun yang saya temui di lapangan adalah sebagian besar ibu ibu yang janinnya sungsang, pasti ada banyak kekhawatiran dan ketrakutan serta ada masalah terutama dengan relationship dengan orang terdekat, atau kalua tidak, seringkali ada masalah dengan hal hal yang berhubungan dengan kebutuhan dasar manusia.

Dan ketika energi (chakra dan auranya) di sehatkan, maka dengan sendirinya janin akan memutar dengan sangat mudah.

Bagaimana cara menyehatkan dan menyeimbangkannya? Salah satunya dengan relaksasi, meditasi dan hypnobirthing.

Kemudian bagaimana dengan penjelasan pada point kle dua;

Janinmu akan memposisikan diri sesuai dengan “wadah dan ruangan” yang tersedia

Secara logika, pasti ini sudah bisa di mengerti dengan sangat mudah. Karena janin berada di dalam Rahim ibunya. Dan memposisikan diri sesuai dengan bentuk Rahim dan ruangan yang tersedia pada Rahim sang ibu.

Nah bentuk Rahim sangat erat hubungannya dengan otot dan juga ligament pada Rahim, rongga abdomen, panggul juga PSOAS.

Ketika terdapat banyak ketegangan di dalam rongga perut tentu kondisi ini akan menyulitkan janin untuk mengoptimalkan posisinya.

Itulah mengapa ada istilah “OPTIMALISASI TUBUH IBU/ Maternal Optimize” terlebih dahulu sebelum kita berusaha mengoptimalisasi tubuh janin.

Artinya, “wadahnya” terlebih dahulu yang di “benerin dan di optimalisasi” barulah janin yang ada didalamnya bisa lebih mudah mengoptimalisasikan posisinya.

Selama ini kita selalu di ajarin untuk nungging dengan gaya Knee chest ketika menemui kasus sungsang pada ibu hamil.

Dan seringkali metode ini kurang sukses. Kenapa? Karena banyak ibu yang asal nungging saja, tapa berusaha untuk memberikan ruangan dan me nyeimbangkan otot dan ligament rahimnya terlebih dahulu.

Nah lalu, apa dan bagaimana sebaiknya yang dilakukan supaya posisi janin yang sungsang berubah menjadi posisi kepala?

Prinsip-prinsip Yang Wajib Anda Ketahui

Beberapa prinsip yang sebaiknya di lakukan adalah:

  1. Creating Space

Artinya, Anda harus menyiapkan tubuh dan memberi serta menyediakan ruangan yang lebih banyak di area perut dan panggul.

Paling tidak lakukan beberapa gerakan prenatal gentle yoga yang dimana gerakan yang di lakukan adalah gerakan yang memanjangkan tulang belakang dan trunk (tubuh)

Dengan melakukan berebagai gerakan ini di harapkan, ruangan di perut dan panggul menjadi lebih banyak. Dan ini membuat janin mempunyai ruangan yang lebih leluasa untuk memutar tubuhnya

 

  1. Balancing

Ligamen ligament Rahim dan otot Rahim serta panggul juga harus di seimbangkan. Terutama broad dan round ligament. Karena kerika ligamennya tidak seimbang maka bentuk rahimpun tidak seimbang. Dan otomatis ruangan di Rahim sempit.

Ada beberapa pose prenatal gentle yoga yang bisa digunakan untuk membantu menyeimbangkan ligament pada rahim

 

  1. Release PSOAS Muscle

Ini erat kaitannya dengan menyeimbangkan Rahim dan juga mengurangi kecemasan. Silahkan membaca tentang PSOAS muscle lebih lanjut di sini

 

  1. Inversion

Inversion atau membalikkan tubuh sehingga posisi kepala lebih rendah dari posisi panggul, sebenarnya ini merupakan cara dimana si janin “Atret” (kayak mobil, yang hendak parkir) supaya dia lebih mudah memposisikan diri ke dalam posisi yang terbaik

 

Nah pada artikel ini, saya akan membahas tehnik Inversion yang terbukti sangat Ampuh dan lebih Ampuh daripada Knee Chest.

Namanya adalah FORWARD LEANING INVERSION

Fungsi gerakan ini adalah menciptakan ruang di rahim bagian bawah. Bayi akan menggunakan ruang itu, dengan tarikan gravitasi alami, untuk meringkuk ke posisi yang lebih ideal untuk kelahiran. Teknik ini pertamakali di lakukan oleh  Dr. Carol Phillips, DC. Dan kemudian di kembangkan oleh Gail Tully dalam program spinning babies nya.

 

Nah, sebelum melakukan tehnik ini, Pastikan untuk membaca petunjuk dan peringatan nya ya.

 

Pose Forward leaning Inversion (FLI) ini  berpotensi memberikan ruang bagi posisi janin yang baik dengan melepaskan ikatan ligamen ke uterus bagian bawah dan leher Rahim. Pose ini juga mampu membantu Leher rahim yang semula kuterlalu ketat atau kencang, menjadi lebih rileks

Pose FLI ini juga membantu mengurangi nyeri pada bagian punggung, nyeri pinggul, atau nyeri tulang ekor yang sering di alami oleh ibu hamil trimester dua dan tiga.

 

Siapa yang bisa melakukan pose FLI ini?

Semua orang hamil yang tidak ada kontra indikasi bisa melakukan posisi ini Termasuk ibu hamil yang posisi janinnya sudah presentasi kepala.

Namun, Jangan lakukan ini jika ada kontraindikasi medis seperti tekanan darah tinggi atau glucoma, vertigo, anemi berat, sinusitis, juga poly hydramnion.

 

Saat melakukan pose ini yangan terburu buru, Anda harus memastikan semuanya aman dan Anda terlindung sehingga terhindar dari resiko terjatuh atau tersungkur (jungkir jempalik)

Pose ini bisa Anda lakukan selama 30 detik atau 3 -4 siklus nafas Panjang.

Lakukan sekali sehari

Namun apabila posisi janin Anda sungsang atau lintang dan umur kehamilan Anda lebih dari 30 minggu, maka Anda bisa melakukan pose ini 3 kali sehari

Tentunya sebelumnya sebaiknya Anda melakukan beberapa pose prenatal gentle yoga untuk mempersiapkan tubyuh dan nafas dengan optimal terlebih dahulu sebelum melakukan FLI

Langkah:

  1. Berlututlah di tepi sofa (atau bagian atas pinggir tangga). Duduklah terlebih dahulu di lutut untuk melihat bagaimana rasanya di tubuh Anda.
  2. Pegang ujung sofa, tempat tidur, atau permukaan lain tempat Anda berlutut.
  3. Turunkan diri Anda dengan hati-hati ke tangan Anda di lantai (usahakan lantai di beri alas supaya tidak terlalu dingin dank eras atau nyelip) dan kemudian turunkan diri Anda dan bersandar pada siku Anda. (pastikan siku /lengan tidak terlalu terbuka lebar namun dibuka selebar bahu) Gunakan bangku atau tangga, jika Anda mau, untuk membantu Anda menurunkan tangan.
  4. Biarkan kepala Anda menggantung bebas. Pandangan melihat ke belakang. JANGAN letakkan kepala Anda di lantai apalagi untuk tumpuan. Leher Anda harus bisa bebas bergerak. Luruskan bahu Anda untuk memberi ruang bagi kepala Anda.
  5. Lutut Anda dekat dengan tepi/ ujung sofa atau tangga, pastikan aman dan tersangga dengan baik sehingga Anda dapat memiringkan atau mengayunkan pinggul Anda jika Anda suka.
  6. Ambil 3-4 nafas. Ijinkan perut Anda mengendur dan rileks, pastikan leher dan tulang belakang tetap Panjang, arahkan tulang ekor ke langit langit. Badan bertumpu pada siku lengan Anda.
  7. Ketika sudah 3-4 siklus nafas, perlahan lahan Kembalilah ke atas dengan menggunakan tangan Anda sebagai tumpuan, lalu angkat diri Anda ke posisi berlutut lagi. Ambil napas dua kali di sini. Kemudian duduk bersimpuh.
  8. Ayunkan kaki Anda keluar dari bawah bersama-sama. Kaki bersama, bergerak seperti putri duyung untuk mencegah tarikan simfisis pubis (tulang kemaluan) Anda. Anda akan melindungi stabilitas panggul Anda dengan cara ini.

Catatan: Ketika kita pertama kali melakukan FLI dan tubuh kita “terbalik” seringkali tubuh kita memberi sinyal yaitu kepala yang berdenyut. Namun jangan khawatir katrena bisanya setelah 3-6 kali tubuh Anda akan beradaptasi dan kepala Anda tidak akan berdenyut.

 

Apakah FLI bisa dilakukan pada saat proses persalinan?

Jawabannya adalah BISA. Walaupun posisi kepala janin saat itru adalam presentasi kepala.

Terutama pada kasus persalinan yang  kontyraksu rahimnya sangat kuar namun belum ada kemajuan dalam pelebaran /pembukaan serviks. Silakan pertimbangkan melakukan FLI ini.

FLI sangat baik jika bayi menunggu untuk turun atau berputar di -2 Station, atau tetap di 0 Station namun dengan kontraksi yang kuat.

Dan ternyata FLI ini sangat bantu untuk menipiskan serfiks dan membantu melebarkan jalan lahir.

 

Apabila Anda merasa takut atau khawatir untuk jatuh pada saat melakukan FLI, Anda bisa minta banruan bidan/doula atau suami Anda untuk menjagai Anda saat Anda melipat tubuh kedepan.

Gunakan permukaan yang stabil di mana Anda bisa bersandar ke depan dengan hati-hati untuk meletakkan lengan Anda di bawah lutut. Pegang permukaan ini SEBELUM menggerakkan tangan Anda ke lantai! Janan sampai terpeleset.

Pastikan untuk naik turun dengan lembut, tanpa terjatuh, berdebar, jatuh -atau terjungkal!

Biarkan kepala Anda menggantung bebas, dagu terselip, lehernya panjang.

 

Peringatan, Kontraindikasi, Bimbingan – HARAP BACA!

  • Saat Anda melakukan FLI ini terkadang ada beberapa yang merasakan Nyeri pada round ligamentum. Rasa Nyeri pada round ligament ini tidak khas, atau mengancam kesehatan.
  • Tidak masalah untuk mengulangi inversi dengan hati-hati (selama 30 detik.
  • Rasa sakit yang bertahan lebih dari beberapa menit atau parah perlu perhatian. Laporkan nyeri perut ke provider Anda, termasuk nyeri bahu.
  • Jangan menjatuhkan atau melipat tubuh Anda kedepan dengan terlalu cepat! Jadi Anda harus melakukan dengan pelan dan lembut. Untuk menghindari efek samping pada placenta. Ibu hamil dengan riwayat masalah IUGR dan tekanan darah tinggi pada kehamilan sebelumnya harus sangat berhati-hati, kenakan sabuk kehamilan dan lakukan dengan lambat!
  • Jika bahu Anda lemah atau terlalu ketat untuk mendukung Anda dalam inversi, Anda akan merasa stres. Lakukan pemanasan terlebih dahulu. Jangan mulai dengan inversi yang curam. Mulai dengan mudah.
  • Jangan melakukan FLI Tepat setelah makan supaya Anda tidak mual.
  • Terkadang ketika Anda merasa panik dan terlalu takut jika terjungkal, Anda bisa minta bantuan pendamping untuk meletakkan kain rebozo pada paha Anda untuk membantu menahan berat ibu. Jika dilakukan selama kontraksi persalinan, doula atau pendamping bisa berada di depan ibu untuk tetap melakukan kontak mata atau menjaga bahu ibu supaya tidak drop, lalu lakukan FLI dan tahan hingga  3 kontraksi, kemudian istirahat.

 

FLI saat  dalam Persalinan

Anda dapat melakukan FLI terutama saat  persalinan terasa sangat sakit, pembukaan berlangsung lambat, bahkan Anda mengejan sebelum pembukaan pengkap. Khususnya untuk leher rahim yang sangat kaku dan kencang atau bengkak, asynclitism, (namun sebelum melakukan FLI sebaiknya Anda melakukan SLR/side lying release terlebih dahulu), atau meskipun posisi yang baik, bayi tidak akan turun (tambahkan pelepasan psoas). Lihat kiat lainnya untuk kemajuan tenaga kerja di Mulai> Tenaga Kerja.

 

Berikut ini “Resep” untuk sungsang

  • Lakukan pemanasan dengan melakukan prenatal gentle yoga paling tidak selama 15-30 menit (ikuti sequence ini)

  • lakukan FLI selama 30 hingga 45 detik dan kemudian lakukan Breech tilt selama 5-20 menit. Atau, ikuti dengan posisi Open Knee-Chest. Saya menyarankan 7x dalam satu periode 24 jam untuk bayi yang sungsang setelah 32 minggu atau lebih
  • Jangan lakukan Breech Tilt atau Open-Knee Chest pada bayi dengan kepala yang sudah turun panggul.

 

Untuk cara alami lainnya demi mengubah letak sungsang menjadi presentasi kepala bisa Anda baca dan lihat disini:

  • https://www.bidankita.com/16-cara-mengubah-bayi-sungsang-menjadi-letak-kepala/3/
  • https://www.bidankita.com/berbagai-pilihan-tuk-rubah-posisi-sungsang-menjadi-letak-kepala/8/
  • https://www.bidankita.com/kehamilan-dan-kelahiran-sungsang/
  • https://www.bidankita.com/moxibution-hypnobirthing-untuk-kehamilan-sungsang/

Semoga bermanfaat.

#catatan:

Ingat bahwa ini adalah gerakan yang sedikit rumit, jadi Anda harus benar benar perhatian dengan tubuh Anda. Laporkan komplikasi rasa sakit atau perdarahan segera dan jelaskan situasinya secara tepat, tanggal, usia kehamilan, masalah kesehatan, cara melakukan inversi, apakah itu pertama kali atau telah dilakukan, dan waktu komplikasi.

Artikel ini hanyalah saran sehingga saya tidak bertanggung jawab apabila ada hal hal yang tidak diinginkan terjadi, silahkan konsultasi ke provider Anda

 

Varices Vagina Tips dan Trik kurangi keluhannya

Yang Wajib Anda Ketahui

Sebelum nya saya pernah menulis artikel tentang varises vagina disini. Silahkan di baca dulu ya? Supaya Anda bisa mendapatkan gambaran tentang apa itu varises vagina.

Nah, kebetulan beberapa minggu terakhir ini saya mendapatkan klien ibu hamil dengan kasus varises vagina juga. Yang satu sudah 38 minggu anak ke 4 dengan riwayat varices vagina sejak anak ke 3 dengan derajat yang masih sangat ringan. Sedangkan klien satunya, beliau adalah bidan peserta pelatihan prenatal gentle yoga saat saya mengajar di Jakarta, sedang hamil 30 minggu, ini kehamilan ke -4 , varices vagina sudah ada sejak anak ke 3, namun untuk kehamilan kali ini derajat varices vaginanya lumayan parah sehingga mengganggu mobilitas tubuh ketika “kumat”

Varicesnya hanya ada di kaki kanan menjalar hingga labia kanan, sehingga ketika si ibu ini berdiri atau duduk terlalu lama, maka varises bisa sangat besar dan membuat labia kanan bengkak dan sakit sekali.

Ini adalah kasus yang cukup menarik bagi saya, apalagi ketika beberapa Dm muncul di Instagram @bidankita yang mulai bertanya tentang varises vagina.

Seperti yang sudah saya bahas pada artikel sebelumnya, varises vagina adalah dimana vena pada area  panggul, labial, atau vulva wanita membesar dan melebar selama kehamilan dan berlanjut setelah bayi dilahirkan.

PENYEBAB varises vagina

 

Meskipun tidak sepenuhnya jelas mengapa varises terjadi dengan wanita hamil, namun para ahli percaya bahwa penyebab yang paling mungkin adalah:

  • Penambahan Berat Badan: Menambahnya berat badan tidak dapat dihindari selama kehamilan. Terjadi penambahan berat sekitar 10-20 kg selama masa kehamilan. Sayangnya, penambahan berat ini dapat memiliki beberapa efek samping, seperti adanya banyak tekanan pada pembuluh darah dan katup, terutama di daerah panggul dan vagina. Apalagi ketika si ibu tidak “aware” dengan kebiasan “gesture” sehari hari yang salah.
  • Retensi Cairan: Ini terkait erat dengan penambahan berat badan. Cairan yang tertahan dan tidak lancar akibat tekanan berat badan menyebabkan penambahan berat badan lebih lanjut dan memperburuk tekanan pada vena dan katup, kadang-kadang menyebabkan satu atau lebih vena menjadi membesar.
  • Peningkatan kadar Estrogen: Selama kehamilan, kadar estrogen dalam tubuh wanita naik. Karena diketahui bahwa estrogen dapat membuat dinding vena lebih lemah, diyakini bahwa peningkatan kadar hormon ini juga dapat menempatkan lebih banyak tekanan pada vena.
  • Anatomi: Beberapa ahli percaya bahwa terbentuknya vena dan pembuluh darah tambahan pada labial dan panggul sebagian besar disebabkan oleh perubahan sederhana dalam struktur anatomi vena yang terjadi selama kehamilan. Keyakinannya adalah bahwa perubahan ini membuat pembuluh darah di daerah panggul dan vagina lebih rentan terhadap timbulnya varises.

GEJALA Varises vagina

Beberapa keluhan yang seringkali dirasakan ibu hamil dengan varises vagina antara lain:

  • Nyeri tumpul yang bervariasi dalam derajat tergantung pada keadaan
  • Nyeri selama atau setelah hubungan intim
  • Vulva bengkak
  • Sakit punggung bagian bawah
  • Kaki sakit, pegal dan terasa nyut nyutan terutama yang varisesnya banyak
  • Kelelahan fisik secara umum
  • Depresi / kecemasan

Cara untuk mencegah supaya kondisinya tidak memburuk antara lain:

  • Menghindari duduk atau berdiri dalam waktu lama, Olahraga ringan yang membuat kaki Anda bergerak membantu mencegah penggumpalan darah. Cobalah untuk bangkit dan bergerak setiap 30 menit atau lebih.
  • Anda bisa melakukan beberapa gerakan yoga yang membantu melancarkan peredaran darah. Silahkan ikuti rangkaian sequence yoga di bawah ini

ingat lakukan gerakan gerakan di atas dengan pelan dan lembut. tidak perlu memaksa diri dan harus menyesuaikan dengan kondisi tubuh Anda

  • Usahakan sering berganti posisi
  • Menghindari mengenakan sepatu hak tinggi atau sepatu apa pun yang tidak nyaman dan memberi tekanan pada tubuh bagian bawah
  • Tidur dengan pinggul sedikit terangkat untuk mencegah darah menggenang di daerah tersebut
  • Minum banyak air
  • Kenakan stoking khusus yang bisa memberikan kompresi untuk mengatasi gejalanya. Ada model untuk ibu hamil, dimana kompresi dirasakan lebih ketat pada betis dan vulva, namun ini sedikit mahal dan agak susah di cari. Anda bisa juga menggunakan Celana pendek yang biasa digunakan oleh atlit sepeda untuk memberikan kompresi serupa di area itu dengan harga yang lebih terjangkau.
  • Berikan kompres es atau panas ke daerah tersebut

Pada masa kehamilan, biasanya Dokter tidak merekomendasikan untuk melakukan operasi  varises vulva karena mereka biasanya hilang sendiri. Namun Jika vena tidak hilang beberapa bulan setelah melahirkan, prosedur bedah dapat digunakan.

Dua prosedur yang paling umum adalah:

  • Embolisasi vena. Prosedur ini menggunakan kateter untuk menutup pembuluh darah yang rusak
  • Prosedur ini melibatkan menyuntikkan solusi ke dalam vena yang menghalangi aliran darah, menghilangkan rasa sakit dan pembengkakan.

Kedua prosedur biasanya dapat dilakukan secara rawat jalan dengan anestesi umum, yang berarti orang tersebut akan tertidur dan tidak akan merasakan sakit.

Risiko dan komplikasi

Sirkulasi yang buruk dapat menyebabkan darah menggenang di dalam pembuluh darah, menyebabkan pembekuan darah yang berbahaya yang disebut deep vein thrombosis (DVT).

Gumpalan darah di pembuluh darah terdalam dapat terlepas dan bergerak ke tempat lain di tubuh. DVT adalah komplikasi yang mengancam jiwa.

DVT sangat jarang dengan varises vulva. Namun, dokter akan memantau pembuluh darah untuk memastikan bekuan darah tidak berkembang. Tanda-tanda gumpalan darah termasuk vena menjadi sangat menyakitkan, merah, bengkak, dan keras. Wanita harus segera melaporkan gejala ini ke dokter.

Pada beberapa wanita, varises vulva menyebabkan kondisi nyeri kronis yang disebut sindrom kongesti panggul. Kerusakan beberapa vena di vulva dan alat kelamin dapat menyebabkan banyak varises, yang dapat menyebabkan pembengkakan dan aliran darah tersumbat ke daerah tersebut.

Apakah jika saya mengalami varises, maka harus operasi SC?

Pada dasarnya penderita varises vagina tidak selalu harus melahirkan secara Sc, karena akan sangat tergantung dengan derajat keparahannya.
namun ada baiknya Anda konsultasi terlebih dahulu kepada bidan atau dokter yang merawat Anda.

Pada beberapa kasus, ini menjadi dilemma karena sebagian besar ibu yang mengalami varises vagina, biasanya varises ini juga ada pada jalan lahir dan otot Rahim, yang mana jika melahirkan normal pervagionam maupun operasi SC pun tetap ada resiko perdarahan /pecahnya pembuluh darah. Itu;ah kenapa sebaiknya Anda konsultasi dengan provider yang merawat Anda.

 

Apakah varises hilang begitu saya melahirkan?

Biasanya varises akan kembali hilang setelah Anda melahirkan, penampilan yang tidak sedap dipandang dan gejala yang mengganggu biasanya hilang setelah enam minggu. Tapi seperti banyak perubahan tubuh setelah kehamilan, varises mungkin juga tetap bertahan secara permanen.

Jika Anda pernah mengalami varises pada kehamilan sebelumnya, biasanya akan “kumat” lagi dan bahkan bisa lebih buruk pada kehamilan berikutnya, itulah kenapa butuh perawatan lebih lanjut setelah Anda melahirkan.

 

Reference:

  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5033155/#!po=16.6667
  • https://new.hindawi.com/journals/criog/2018/2394695/

 

Diare Saat Kehamilan

Yang Terjadi Diare Saat Hamil

Masalah perut dan pencernaan sangatlah umum terjadi selama kehamilan, termasuk diare. Beberapa ibu menganggap diare sebagai tanda tanda awal kehamilan. Walaupun perubahan hormon yang terjadi di waktu konsepsi memang dapat menyebabkan masalah pencernaan dan bahkan diare, namun nyeri payudara, rasa lelah, dan mual merupakan tanda-tanda kehamilan yang lebih sering terjadi.

Diare di akhir kehamilan juga dapat menjadi tanda bahwa persalinan sudah dekat. Hal ini terjadi karena ketika waktu persalinan sudah dekat, tubuh Anda akan melepaskan hormon prostaglandin yang menyebabkan rahim Anda berkontraksi. Hal ini dapat menstimulasi usus Anda dan menyebabkan diare.

Saat Anda mengalami diare, masalah utama Anda adalah bagaimana cara agar tetap terhidrasi. Anda dapat kehilangan banyak cairan saat mengalami diare dan dehidrasi dapat menjadi suatu hal yang serius dan bahkan mematikan. Walaupun diare seringkali bukanlah suatu kondisi yang dapat mengancam jiwa, namun diare juga bukan merupakan kondisi yang dapat dianggap remeh, terutama saat hamil.

Apa penyebabnya?

  1. Sensitivitas terhadap makanan

Jika bau kopi membuat Anda mual atau Anda merasa ingin muntah ketika melihat daging sapi, mungkin tubuh Anda sedang menjadi sedikit senstif terhadap makanan tersebut pada saat ini. Tubuh Anda sangatah pintar, jika mereka sedang tidak dapat mencerna makanan tertentu, mereka akan mengeluarkannya dengan cepat, yang dalam konteks ini berbentuk diare.

Sesitivitas ini seringkali terjadi di trimester pertama dan akan berkurang ketika Anda mulai memasuki trimester kedua, namun sampai waktunya tiba, Anda dapat mencoba:

  • Berlatih intuitive eating. Makanlah makanan yang dapat diterima tubuh Anda. Untuk beberapa ibu, makanan tersebut dapat berupa makanan tawar seperti crackers atau pisang, namun untuk sebagian ibu, makanan tersebut juga dapat berarti daging dan protein. Mulai amati tubuh Anda dan sesuaikan menu makanan Anda dengan tubuh Anda.
  • Makanlah dalam porsi yang lebih kecil. Pada masa-masa ini, makanan dalam porsi besar dapat membuat Anda merasa mual. Cobalah untuk membagi porsi makan Anda menjadi beberapa porsi kecil yang dapat Anda konsumsi sepanjang hari. 
  • Pilihlah makanan yang padat akan nutrisi. Cobalah nasi coklat dengan garam laut, gelatin, kaldu tulang, buah segar, dan makanan kaya nutrisi lainnya yang dapat Anda konsumsi. 

Makanan yang mengandung gula alkohol seperti sorbitol, xylitol, atau mannitol juga dapat menyebabkan diare.

  1. Perubahan pola makan

Saat mengetahui bahwa Anda hamil, mungkin Anda merasa bahwa pola makan Anda memerlukan perubahan sepenuhnya. Namun, perubahan pola makan secara ekstrim dapat menimbulkan diare di trimester pertama karena tubuh Anda sedang berusaha untuk menyesuaikan diri. Jika hal tersebut terjadi pada Anda, cobalah untuk mendengarkan tubuh Anda. Walaupun ada banyak makanan yang mempunyai nutrisi yang baik untuk ibu hamil, cobalah untuk memperkenalkannya secara perlahan. Tubuh Anda akan memastikan bahwa bayi Anda mendapatkan nutrisi yang ia perlukan, bahkan jika pada awalnya Anda tidak dapat mengkonsumsi makanan tersebut dalam jumlah yang banyak.

  1. Vitamin prenatal

Vitamin prenatal memang direkomendasikan untuk ibu hamil, namun vitamin prenatal mengandung lebih banyak asam folat dan zat besi daripada multivitamin Anda pada normalnya, yangmana terkadang dapat menimbulkan masalah pencernaan seperti diare.

Untuk mengantisipasinya, jika Anda vitamin Anda membuat Anda merasa mual, konsumsilah vitamin prenatal Anda saat Anda makan atau setelah makan saat perut Anda dalam kondisi penuh. 

  1. Hormon

Anda mungkin pernah mendengar bahwa perubahan hormon yang terjadi saat Anda hamil dapat memperlambat sistem pencernaan, menyebabkan sembelit. Namun, untuk beberapa orang, hormon justru dapat mempercepat sistem pencernaan, menyebabkan diare, terutama di trimester pertama dan trimester ketiga. 

  1. Stress

Jika Anda sedang hami, terutama untuk yang pertama kali, mungkin Anda akan mempunyai banyak kekhawatiran yang membuat Anda merasa stress. Sayangnya, stress dapat menimbulkan reaksi tubuh yang merugikan, termasuk diare. Hal ini terjadi karena sistem pencernaan dikendalikan oleh sistem saraf, dan stress dapat membuat sistem saraf menghentikan aliran darah, membuat otot di sistem pencernaan Anda berkontraksi, dan mengurangi sekresi yang dibutuhkan untuk pencernaan. Hal ini dapat memicu terjadinya diare.

Jika Anda sedang mengalami stress selama kehamilan, cobalah untuk melakukan relaksasi, meditasi, atau menulis diary. Ingatlah untuk mendapatkan cukup istirahat dan lakukanlah hal-hal yang membuat Anda senang. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai beberapa tips yang dapat Anda lakukan ketika stress selama kehamilan, klik disini. 

  1. Kondisi yang tidak berhubungan dengan kehamilan

Ketika Anda sedang hamil, sangat mudah untuk menyalahkan kehamilan Anda untuk  apapun yang Anda alami, namun diare juga dapat disebabkan oleh kondisi yang tidak berhubungan dengan diare, seperti virus, keracunan makanan, atau bahkan obat-obatan yang sedang Anda konsumsi. Anda juga dapat mengalami diare jika Anda memang mempunyai masalah kesehatan seperti Crohn’s disease, celiac disease, atau hyperthyroidism.

Apa gejalanya?

Diare adalah ketika Anda buang air besar lebih sering dari biasanya dan memiliki konsistensi yang encer atau berair. Berikut ini adalah tanda-tanda diare:

  • Buang air besar dengan konsistensi encer atau berair sebanyak tiga kali atau lebih dalam 24 jam
  • Perasaan untuk harus lari ke toilet
  • Kram
  • Sakit perut
  • Kembung

Apakah diare dapat menjadi berbahaya?

Diare selama kehamilan bukanlah tidak memberikan ancaman secara langsung untuk bayi Anda, namun jika dibiarkan, diare dapat menimbulkandehidrasi dan kekurangan nutrisi dan menjadi sangat berbahaya. Jadi, pastikan bahwa Anda mengkonsumsi banyak air dan cairan yang lain saat Anda diare. Kenali dan awasi adanya tanda-tanda dehidrasi, seperti:

  • Jarang buang air kecil
  • Urin yang berwarna kuning gelap atau oren
  • Urin yang mempunyai bau menyengat
  • Mulut kering
  • Sakit kepala
  • Rasa pusing atau rasa seperti Anda ingin pingsan

Selain dehidrasi, diare juga dapat menjadi tanda tanda adanya infeksi usus jika diare Anda disertai dengan adanya darah ketika Anda buang air besar, mual dan muntah, demam, perasaan pusing. Diare parah juga dapat menjadi gejala penyakit lain seperti Crohn’s disease, celiac disease, dan lainnya jika diiringi dengan gejala lain seperti sakit perut dan kram, kembung, penurunan berat badan, kelelahan, mual dan muntah, masalah sendi dan kulit, dan anemia. Segera konsultasikan dengan provider Anda bila diare Anda diiringi dengan gejala-gejala yang tidak biasa. 

Kapan harus menghubungi dokter?

Jika tidak diobati, diare dapat menyebabkan dehidrasi parah dan kekurangan nutrisi yangmana sangat berbahaya bagi ibu maupun bayi. Segera hubungi provider Anda bila Anda mengalami beberapa hal sebagai berikut:

  • Terdapat nanah atau darah saat Anda buang air besar
  • Diare yang berkepanjangan (berlangsung lebih dari 48 jam)
  • Buang air besar sebanyak 6 kali atau lebih dalam jangka waktu 24 jam
  • Demam 39oC atau bahkan lebih tinggi
  • Muntah
  • Rasa sakit yang parah di area rectum atau perut bawah
  • Anda mengalami kontraksi
  • Anda merasa bahwa bayi Anda tidak bergerak sebanyak biasanya
  • Gejala dehidrasi 

Bagaimana mengatasinya?

Berikut ini adalah beberapa alternatif yang dapat Anda lakukan di rumah ketika Anda mengalami diare, namun ingatlah bahwa setiap tubuh berbeda, cobalah yang paling cocok untuk Anda.

  1. Minum

Saat diare, tubuh Anda akan kehilangan banyak cairan. Minumlah banyak cairan dan minumlah sebelum Anda merasa haus. Cobalah untuk meminum 10 gelas ukuran 250ml setiap hari selama Anda diare.

  1. Minum cairan elekrolit

Ketika Anda diare, tubuh Anda akan kehilangan beberapa elektrolit yang penting, seperti sodium, potassium, dan chloride, dan hal ini dapat menyebabkan dehidrasi. Anda dapat membuat minuman elektrolit sendiri menggunakan 1 liter air, 6 sendok teh gula dan setengah sendok teh garam. Anda juga dapat menggunakan alternatif cairan elektrolit lainnya jika Anda ingin. 

  1. Konsumsi kaldu tulang

Saat Anda diare, cobalah untuk mengkonsumsi makanan yang mudah untuk dicerna seperti kaldu atau sup bening. 

  1. Hindari makanan tinggi lemak, gorengan, makanan pedas, dan makanan kaya serat

Hindarilah beberapa makanan yang dapat memperburuk diare Anda seperti makanan tinggi lemak, gorengan, makanan pedas, dan makanan kaya serat. 

  1. Konsumsi probiotik

Probiotik dapat menyeimbangkan kesehatan sistem pencernaan Anda. Anda dapat mendapatkan probiotik dari makanan-makanan eperti yogurt, tempe, kimchi, kefir, kombucha, dan lainnya.

  1. Cobalah diet BRATT

Jika Anda mengalami diare selama kehamilan, cobalah diet BRATT, yangmana fokus ke makanan yang tidak mengandung banyak serat, sehingga memberi kesempatan usus Anda untuk beristirahat.

  • Bananas (pisang)
  • Rice (nasi)
  • Apple (apel)
  • Toast (roti panggang)
  • Tea (teh) 
  1. Tips jika Anda sedang berpergian

Jika Anda sedang berpergian dan mengalami diare, cobalah untuk menghindari konsumsi air keran (bila Anda berpergian di luar negri), hindari makanan jalanan, hindari buah buahan yang tidak dapat dikupas atau tidak Anda kupas sendiri, dan hindari tempat yang kotor.

Selama kehamilan, sangatlah penting untuk meminimalisir konsumsi obat-obatan, dan selalu konsultasikanlah terlebih dahulu dengan provider Anda sebelum mengkonsumsi obat-obatan apapun, karena beberapa obat mungkin tidak aman dikonsumsi untuk ibu hamil dan beberapa belum jelas keamanannya.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh American College of Gastroenterology (ACG), tidak ditemukan bubungan antara Ioperamide (Imodium) selama trimester pertama dengan kelainan janin. Namun, ACG tidak merekomendasikan konsumsi obat anti diare yang mengandung diphenoxylate-atropine (Lemotil) atau bismuth subsalicylate (Pepto-Bismol) selama kehamilan. Beberapa obat yang direkomendasikan untuk ibu hamil diantaranya adalah tipe obat yang mengandung Kaolin dan pectin (Kaopectate).

 

Knowledge is power ~

Sumber:

  • https://americanpregnancy.org/pregnancy-concerns/diarrhea-during-pregnancy/
  • https://www.mamanatural.com/diarrhea-in-pregnancy/
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/324941.php#is-it-normal
  • https://www.verywellfamily.com/diarrhea-in-pregnancy-4163950

Mimisan Saat Kehamilan

Saat Anda hamil, Anda mungkin akan mengalami hidung mampet dan bahkan mimisan. Walaupun mimisan dapat menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan, namun ternyata mimisan saat kehamilan merupakan sesuatu yang sering terjadi.

Apa penyebabnya?

Walaupun mimisan saat kehamilan bukanlah suatu pengalaman yang menyenangkan dan seringkali membuat Anda khawatir, namun mimisan selama kehamilan biasanya disebabkan oleh berbagai perubahan yang ada di tubuh Anda. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan mimisan selama kehamilan.

  1. Hormon

Sama halnya dengan hidung mampet atau gusi berdarah. Perubahan hormon yang terjadi selama kehamilan, terutama estrogen dan progesteron, menyebabkan adanya peningkatan aliran darah ke seluruh selaput lendir di tubuh Anda, termasuk di hidung Anda. Hal ini terjadi karena rahim Anda dilapisi oleh selaput lendir, dan estrogen menjaga dan mengentalkan selaput lendir tersebut untuk bayi Anda yang sedang bertumbuh, sedangkan progesteron membantu rahim dan payudara untuk membesar saat hamil. Di hidung Anda, selaput lendir yang membengkak ini menyebabkan hidung mampet dan juga menyebabkan mimisan.

  1. Volume darah yang meningkat

Peningkatan hormon estrogen dan progesteron selama kehamilan juga dapat meningkatkan volume darah. Peningkatan volume darah dalam tubuh ini dapat menekan pembuluh darah yang ada di hidung Anda hingga akhirnya menyebabkan mimisan.

  1. Dehidrasi

Mimisan dapat menjadi suatu tanda-tanda bahwa Anda mengalami dehidrasi. Ketika Anda hamil, tubuh Anda akan memerlukan lebih banyak air. Minumlah sekurangnya 10 gelas berukuran 250ml setiap harinya. Ketika tubuh Anda mengalami dehidrasi, selaput lendir yang ada di hidung Anda akan mengering dan pecah, menyebabkan mimisan.

Apa yang dapat dilakukan?

Jika Anda mengalami mimisan saat kehamilan, hal pertama yang harus Anda tau adalah bagaimana cara untuk menghentikannya. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan bila Anda mengalami mimisan.

  1. Tetap tenang! Tetap tenang akan membantu Anda untuk mengatasi mimisan lebih baik.
  2. Bersandarlah atau tetap tegak. Hindari posisi berbaring ketika Anda mengalami mimisan.
  3. Keluarkan darah yang ada di mulut Anda. Hindari menelan darah yang ada di mulut Anda
  4. Jepit hidung Anda. Saat Anda mengalami mimisan, condongkan badan Anda ke depan, carilah bagian lembut di hidung Anda, tepat dibawah bagian bertulang di tengah hidung Anda dan jepitlah dengan kedua jari Anda dan bernapaslah dengan mulut Anda.
  5. Gunakan timer. Jepitlah hidung Anda selama 10 menit.

Hubungi provider Anda bila mimisan tidak berhenti selama 10 hingga 20 menit. Selama 24 menit setelah mimisan berhenti, hindari mengangkat barang berat, mengupil, dan meniup hidung Anda dengan keras. Hindari pula minuman panas karena dapat membuat pembuluh darah Anda membesar. Hindari pula olahraga yang terlalu intens dan membungkukkan badan selama 24 jam kedepan setelah mimisan.

Saat mimisan terjadi, hindari tiduran atau memiringkan kepala Anda ke belakang karena dengan melakukan ini, Anda mengirim darah dari hidung Anda kembali ke tenggorokan dan lalu esofagus dan efeknya, Anda dapat batuk, tercekik, atau bahkan muntah darah. Selain itu, hindari memenuhi hidung Anda dengan tisu karena dapat menimbulkan masalah yang sama dengan apabila Anda memiringkan kepala Anda ke belakang.

Kapan harus menghubungi dokter?

Beberapa mimisan tidaklah berbahaya. Namun, bila mimisan seringkali terjadi, mimisan mungkin merupakan suatu gejala dari sesuatu yang lebih serius. Hubungi provider Anda apabila:

  • Mimisan tidak berhenti setelah 30 menit bahkan setelah Anda melakukan hal diatas
  • Mimisan sangatlah deras
  • Anda mengalami kesulitan bernapas melalui mulut akibat mimisan
  • Mimisan membuat Anda merasa kelelahan, pusing, dan disorientasi
  • Anda menjadi pucat akibat mimisan
  • Mimisan diiringi dengan nyeri di dada
  • Anda seringkali mengalami mimisan
  • Anda mempunyai tekanan darah tinggi
  • Anda telah menelan darah dan muntah
  • Mimisan diiringi dengan demam
  • Anda mendapat mimisan akibat cidera kepala 

Apa yang dapat dilakukan untuk mencegahnya?

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk mencegah mimisan selama kehamilan:

  1. Jaga selaput lendir Anda

Anda dapat menjaga selaput lendir Anda dengan membuatnya tetap lembab. Anda dapat melakukannya dengan menjaga badan Anda tetap terhidrasi. Minumlah sekurang-kurangnya 10 gelas air berukuran 250 ml setiap harinya. Anda juga dapat menggunakan nasal spray atau menggunakan humidifier di ruangan Anda.

  1. Jaga hidung Anda

Tiup hidung Anda secara lembut bila hidung Anda tersumbat dan buka mulut Anda ketika Anda bersin (Anda dapat menutupinya dengan tisu).

  1. Jaga tubuh Anda

Jaga tubuh Anda dengan mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C seperti paprika, kiwi, dan strawberry untuk menguatkan pembuluh darah. Konsumsi pula makanan yang kaya akan vitamin K yang dapat membantu dalam pembekuan darah. Anda dapat menemukan makanan yang kaya akan vitamin K di dalam sayuran berdaun hijau.

 

Knowledge is power~

 

Sumber:

  • https://www.babycenter.com/0_nosebleeds-during-pregnancy_255.bc
  • https://www.mamanatural.com/nosebleeds-during-pregnancy/
  • https://www.pregnancybirthbaby.org.au/nosebleeds-during-pregnancy
  • https://www.whattoexpect.com/pregnancy/symptoms-and-solutions/nasal-congestion.aspx

Manfaat Air Lemon untuk Kehamilan

Apa Saja Manfaat Air Lemon?

Buah berwarna kuning yang memiliki rasa asam dengan banyak manfaat ini dapat menjadi salah satu teman Anda selama kehamilan. Salah satu cara termudah untuk mengkonsumsinya adalah dengan memerasnya dan meminum air lemon. Air lemon dikenal sebagai pereda mual dan morning sickness, selain itu, satu buah lemon yang telah dikupas mengandung banyak mineral dan vitamin seperti magnesium, niacin, kalsium, folat, vitamin B6, vitamin C, dan riboflavin.

Dengan banyaknya manfaat dan nutrisi yang kita dapat, lemon menjadi salah satu buah yang perlu dimasukkan dalam daftar menu Anda selama kehamilan. Namun ingatlah bahwa segala sesuatu yang berlebihan tidaklah baik. Konsultasikanlah dengan provider Anda terlebih dahulu sebelum memasukkan lemon dalam menu harian Anda. Berikut ini adalah beberapa manfaat air lemon selama kehamilan.

1. Mengobati morning sickness

Lemon dapat membantu mengurangi sensasi mual yang dirasakan oleh ibu hamil yang biasanya datang bersama dengan morning sickness, terutama selama trimester pertama. Air lemon juga dapat mengurangi kelebihan aliran empedu dan juga membantu menghilangkan dahak yang terkumpul di saluran pencernaan. Lemon juga dapat berfungsi sebagai penyegar mulut, yang mana dapat sangat berguna bila Anda mengalami mual muntah. Ingatlah untuk mengkonsultasikannya dengan provider Anda bila mual muntah tidak kunjung membaik.

2. Membantu mengkontrol tekanan darah

Vitamin yang terkandung dalam lemon dapat memperkuat pembuluh darah, serta menjaga kelenturan dan kelembutan pembuluh darah sehingga dapat mencegah adanya pendarahan dalam dan mengurangi tekanan darah. Selain itu, lemon juga dapat membantu mengkontrol tingkat kolesterol Anda.

3. Membantu mengatasi sembelit

Mengkonsumsi satu gelas air lemon setiap hari dapat membantu mencegah sembelit. Lemon dapat menstimulasi hati Anda dan meningkatkan gerakan peristaltik yang mana dapat menstimulasi usus Anda untuk membuang kotoran-kotoran dalam tubuh dengan lebih efektif.

4. Memperkuat sistem daya tahan tubuh

Air lemon dapat membantu mencegah beberpa penyakit seperti flu, demam, dan batuk pilek. Kayanya kandungan vitamin C  di lemon dapat membantu memperkuat sistem daya tubuh Anda dan melawan bakteri dan virus.

5. Meningkatkan dan menjaga kekuatan tulang

Air lemon sangatlah kaya akan magnesium dan kalsium, yangamana dapat meningkatkan dan menjaga kekuatan tulang. Dengan mengkonsumsi air lemon, Anda juga akan memberikan kedua mineral ini kepada bayi Anda. Lemon juga mengandung potassium yangmana dapat membantu perkembangan tulang bayi Anda serta menjaga sel otak dan saraf-saraf dalam tubuh.

6. Membantu menjaga infeksi urogenital 

Air lemon dapat meningkatkan produksi urin dan dapat membantu menjaga kesehatan ginjal Anda, mencegah adanya infeksi urogenital (infeksi sistem kemih dan reproduksi) dalam ibu hamil.

7. Menjaga pH tubuh

Air lemon dapat membantu menjaga tingkat pH dalam tubuh dengan mencapai alkalinitas (kapasitas air untuk menetralkan asama) yang sehat. Meskipun lemon bersifat asam, namun ketika mereka mencapai ke sistem tubuh kita, mereka bersifat basa. Residu alkali yang ditinggalkan oleh lemon membantu meredakan gejala asidosis (kondisi yang terjadi ketika kadar asam di tubuh sangat tinggi).

pH darah manusia berkisar antara 7,3 dan 7,45 (sedikit bersifat basa). Ketika tingkat pH berubah menjadi asam, tubuh akan meminjam alkalinitas dari tulang dan gigi untuk mengimbanginya. Dengan meminum air lemon, kadar alkali tubuh dapat tetap terjaga dan tersedia selama proses perkembangan janin. Tingkat pH darah juga menunjukkan ketersediaan oksigen ke sel-sel tubuh. Hal ini berarti pH darah yang baik dapat membuat sel-sel tersebut dapat teroksigenasi dengan baik, yangmana sangatlah penting untuk perkembangan janin.

8. Mencegah dehidrasi

Air lemon dapat membantu Anda untuk tetap terhidrasi, yangmana sangatlah penting selama kehamilan untuk membantu masalah seperti mual, sakit kepala, edema, kram, dan pusing.

9. Membantu meredakan edema

Edema atau kaki bengkak merupakan kondisi yang sangat umum dialami oleh ibu hamul. Kondisi ini cukup menyakitkan, tidak sehat, dan membuat Anda merasa tidak nyaman. Untuk membantu meredakan edema, minumlah satu gelas air hangat yang telah dicampur dengan satu sendok perasan air lemon. Hal ini dapat membantu mengurangi rasa sakit dan mengurangi pembengkakan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai edema, klik disini.

10. Memberi energi tambahan saat persalinan

Sama seperti aktivitas fisik intens lainnya, sangatlah penting untuk tetap terhidrasi selama persalinan. Selain itu, sanagtlah penting untuk memastikan bahwa cairan yang Anda konsumsi mengandung elektrolit.

Elektrolit diperlukan untuk kontraksi otot, termasuk dalam konteks ini kontraksi rahim. Selain itu elektrolit juga dapat mengatur fungsi saraf, kadar pH, tekanan darah, dan menjaga Anda tetap terhidrasi.

Anda dapat membuat cairan elektrolit menggunakan air lemon yang dapat membantu Anda selama proses persalinan dengan mencampur 2 gelas air kelapa dengan 1 gelas air, air perasan 1 buah lemon dan 1 buah jeruk nipis, lalu menambahkan madu sebanyak 1 sendok makan. Anda juga dapat menambahkan himalayan salt sebanyak ¼ sendok teh. Bahan-bahan tersebut dapat Anda dapatkan dengan mudah di supermarket terdekat maupun secara online.

Mintalah pasangan Anda untuk membuatkannya untuk Anda dan mengingatkan Anda untuk meminum setengah gelas minuman ini setiap 15 menit selama proses persalinan. Sebagai alternatif, Anda dapat memeras lemon, jeruk nipis, menambahkan madu, dan garam, lalu membekukannya di freezer, sehingga ketika Anda membutuhkannya Anda dapat menambahkan campuran yang telah berbentuk es batu tersebut ke dalam air dan air kelapa.

Efek samping air lemon selama kehamilan

Walaupun air lemon sangat bermanfaat bagi ibu hamil, namun bila Anda mengkonsumsinya secara berlebihan, air lemon juga mempunyai beberapa efek samping yang merugikan. Berikut ini adalah beberapa efek samping air lemon.

1. Heartburn

Heartburn merupakan salah satu kondisi yang seringkali dialami oleh ibu hamil, terutama di trimester akhir. Kandungan asam yang tinggi dalam lemon dapat memperburuk atau memicu kondisi ini. Jika Anda mengalami heartburn, hindarilah konsumsi  lemon sampai gejalanya mereda. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai heartburn selama kehamilan, klik disini.

2. Masalah gigi

Gigi dan tulang sangat rentan terhadap dekalsifikasi (hilangnya kalsium pada tulang atau gigi, membuatnya menjadi lebih rentan terhadap kerusakan) selama kehamilan. Tingginya tingkat asam sitrat dalam lemon dapat memicu hal ini, sehingga merusak enamel gigi dan menyebabkan masalah gigi lainnya. Konsultasikanlah dengan dokter gigi Anda jika Anda masalah gigi dan pastikan  bahwa tekstur dan warna gigi Anda tidak berubah. Hindari konsumsi  air lemon dalam jumlah tinggi secara teratur.

3. Batuk dan pilek

Meminum air lemon dalam kondisi dingin dapat menyebabkan batuk dan pilek selama kehamilan. Konsumsilah air lemon yang hangat atau berada pada suhu ruangan untuk menghindari hal ini.

Tips untuk mengkonsumsi air lemon

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan jika Anda mengkonsumsi air lemon selama kehamilan:

  • Sifat asam dari lemon dapat memengaruhi email gigi Anda. Karena itu, setelah mengonsumsi air lemon, berkumurlah dan bilas rongga mulut Anda untuk mengurangi masalah gigi.
  • Jika Anda ingin memulai mengkonsumsi lemon selama kehamilan, cobalah untuk mengkonsumsinya  dalam jumlah kecil terlebih dahulu untuk memeriksa apakah air lemon tersebut membuat Anda mengalami heartburn atau tidak..
  • Pastikan bahwa Anda menggunakan air lemon segar yang baru saja diperas.
    Untuk beberapa wanita, perasan 1 buah lemon utuh mungkin akan terlalu banyak.
  • Gunakanlah setengah buah lemon untuk membuat jus lemot dan hindarilah meminumnya secara langsung (Anda dapat mencampurkannya dengan air atau teh).
  • Campurkan air lemon ke air hangat dan bukan air mendidih karena air mendidih dapat mengurangi efek lemon secara signifikan.
  • Mulailah dengan seperempat lemon yang dicampurkan dengan 400 – 500 ml air setiap hari. Anda dapat meningkatkannya secara bertahap menjadi dua hingga tiga gelas setiap hari, tergantung pada apa yang Anda rasakan.

Knowledge is power ~

Sumber:

  • https://www.healthline.com/health/pregnancy/is-lemon-good-for-pregnancy#takeaway
  • https://www.momjunction.com/articles/safe-drink-lemon-water-pregnancy_0010116/#gref
  • https://www.ohbabynutrition.com/blog/labor-aid-an-energizing-electrolyte-drink
  • https://parenting.firstcry.com/articles/lemon-juice-during-pregnancy-safety-benefits-and-side-effects/

Infeksi Saluran Kemih pada Ibu Hamil

Jika Anda pernah mengalami infeksi saluran kemih (UTI) sebelumnya, maka Anda akan familiar dengan sensasi panas dan tidak nyaman yang datang bersamaan ketika Anda buang air kecil. UTI merupakan masalah yang seringkali terjadi saat kehamilan. Walaupun infeksi ini sangatlah umum dan sebenarnya cukup mudah diobati, namun jika dibiarkan, infeksi ini dapat cukup berbahaya baik bagi ibu maupun bayi.

Apa itu UTI?

UTI (Urinary Tract Infection) atau yang lebih kita kenal dengan infeksi saluran kemih adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Escherichio coli (E. coli) dan terjadi di saluran kemih yang bertugas untuk mengeluarkan sisa-sisa dan kelebihan air dari tubuh Anda. Saluran kemih terdiri dari dua ginjal, dimana urin diproduksi; dua ureter, yang mengantarkan urin sampai ke kandung kemih; kandung kemih, yang mengumpulkan dan menampung urin; dan uretra, saluran yang mengantarkan urin keluar dari tubuh Anda.

Infeksi saluran kemih ini meliputi infeksi yang terjadi di kandung kemih (biasa disebut dengan infeksi kandung kemih atau acute cystitis), infeksi ureter, infeksi uretra (urethritis), atau bahkan di beberapa kasus serius, infeksi dapat terjadi di ginjal (biasa disebut infeksi ginjal atau acutepyelonephritis).

Apa penyebabnya?

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan UTI selama kehamilan, yaitu:

  • Perubahan dalam tubuh 

Semua wanita sebenarnya lebih beresiko untuk terkena UTI daripada pria karena wanita mempunyai uretra yang lebih pedek dari pria, membuat bakteri lebih mudah untuk memasuki kandung kemih. Namun ibu hamil menjadi jauh lebih rentan untuk terkena infeksi ini akibat beberapa perubahan yang terjadi di tubuh Anda selama kehamilan, seperti perubahan hormonal, rahim yang membesar, dan perubahan tubuh lainnya.

  • Bakteri

Bakteri penyebab UTI dapat datang dari berbagai tempat. Namun, bakteri penyebab UTI yang paling umum  (80 sampai 90%) adalah bakteri E.coli yang berasal dari usus. Hal ini disebabkan karena uretra terletak dekat dengan rektum (anus), sehingga bakteri ini bisa naik ke uretra. Menyeka dari depan ke belakang (dan bukan dari belakang ke depan) setelah Anda menggunakan kamar mandi dapat membantu menjauhkan bakteri ini dari uretra. Bakteri lain yang dapat menyebabkan UTI meliputi Proteus mirabilis dan Klebsiella pneumoniae. Dalam beberapa kasus, terkadang bakteri seperti group B streptococcus, Staphylococcus, Enteroccoci, Gardnerella vaginalis, dan Ureaplasma ureolyticumjuga dapat menyebabkan UTI.

  • Hubungan seksual

Berhubungan seksual ternyata juga mempunyai dampak negatif, yaitu dapat menyebabkan UTI. Hal ini disebabkan karena bakteri disekitar vagina (termasuk bakteri E.coli) dapat terdorong masuk ke uretra selama berhubungan seksual. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk buang air kecil sebelum dan setelah berhubungan seksual untuk menghilangkan bakteri tersebut.

  • Group B streptococcus

Bakteri tipe ini terkadang dapat ditemui di saluran usus, dan dapat menyebabkan UTI selama kehamilan. Di trimester akhir kehamilan Anda, provider Anda biasanya akan memeriksa adanya bakteri jenis ini dan mengobati Anda dengan antibiotik jika dirasa perlu. Jika tidak diobati, bakteri ini juga sering diasosiasikan sebagai penyebab neonatal sepsis (infeksi darah pada bayi yang baru lahir), dan juga merupakan penyebab ketuban pecah dini (KPD), dan kelahiran prematur.

Selain beberapa faktor diatas, berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat membuat Anda lebih rentan terkena UTI.

  • Riwayat UTI
  • Diabetes saat kehamilan
  • Telah memiliki beberapa anak
  • Obesitas
  • Sering berhubungan seksual
  • Sickle cell disease (kelainan pada bentuk sel darah merah)
  • Kerusakan pada saraf yang berfungsi untuk mengontrol kandung kemih akibat penyakit Parkinson (kerusakan atau kematian sel saraf secara progresif), penyakit sklerosis ganda (gangguan saraf pada otak, mata, dan tulang belakang), atau cidera fisik lainnya

Bila Anda termasuk dalam risk faktor diatas, konsultasikanlah dengan provider Anda sehingga Anda dapat lebih cermat akan tanda-tanda infeksi. 

Mengapa ibu hamil lebih rentan terkena UTI?

Menurut suatu penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sekitar 8% ibu hamil mengalami UTI. Hal ini membuktikan bahwa UTI merupakan masalah yang cukup umum terjadi pada ibu hamil.

Meningkatnya resiko UTI pada ibu hamil erat kaitannya dengan perubahan tubuh yang terjadi pada ibu hamil. Seperti perubahan hormon. Perubahan hormon pada ibu hamil, terutama hormon estrogen dan progesteron. Peningkatan hormon ini menyebabkan adanya pelebaran pembuluh darah, termasuk pembuluh darah yang menuju ke ginjal, sehingga produksi urin juga meningkat. Meningkatnya produksi urin ini dapat menyebabkan retensi yang nantinya dapat berujung ke penurunan kemampuan tonus ureter (otot di ureter) dan kandung kemih untuk mengosongkan kencing, urin yang tertinggal ini lama kelamaan dapat mengakibatkan adanya bakteri, meningkatkan resiko terjadinya UTI. Pelebaran pembuluh darah ini juga diimbangi dengan adanya peningkatan aliran darah, termasuk di dalamnya ada plasma darah. Di dalam beberapa kasus tertentu, terdapat kebocoran plasma darah ke kandung kemih, sehingga mengurangi jatah urin di kandung kemih (terjadi penurunan konsentrasi urin di kandung kemih) dan meningkatkan volume urin dalam ginjal yang juga disebabkan oleh adanya utero-vesikel refluks (kondisi dimana urin naik kembali ke ginjal). Di kasus tertentu, kebocoran juga berlaku pada protein sehingga terkadung protein di dalam urin, menyebabkan preeklampsia.

Glikosuria (sering buang air kecil) dan hidronefrosis (kondisi dimana saluran atas ureter mengalami pembengkakan) dalam kehamilan juga dapat menjadi salah satu faktor penting penyebab terjadinya UTI dalam ibu hamil.

Resiko terjadinya UTI selama kehamilan juga erat kaitanya dengan umur kehamilan Anda. Resiko terjadinya UTI juga akan meningkat seiring dengan meningkatnya umur kehamilan Anda. Menurut data yang ada, ibu di trimester satu mempunyai resiko terkena UTI sebesar 9,23%, trimester dua sebesar 12,30%, dan trimester tiga sebesar 78,49%. Resiko UTI yang meningkat pada trimester ketiga juga disebabkan oleh rahim yang semakin membesar yang menekan kandung kemih, membuat otot kandung kemih menjadi lemah sehingga kandung kemih tidak dapat benar – benar kosong dan menyebabkan tumbuhnya bakteri di dalam urin yang tertahan.

Apa gejalanya?

Berikut ini adalah beberapa gejala UTI:

  • Keinginan untuk buang air kecil secara terus menerus
  • Sensasi panas dan rasa sakit ketika buang air kecil
  • Timbul darah pada urin
  • Rasa sakit di punggung bawah, perut, panggul, dan sisi-sisi
  • Urin berbau menyengat
  • Demam
  • Mual dan muntah

Komplikasi yang dapat terjadi bila tidak segera diobati

Jika tidak diobati, UTI dapat menyebabkan komplikasi serius selama kehamilan. Komplikasi tersebut termasuk:

  • Infeksi ginjal
  • Kelahiran prematur
  • Sepsis (infeksi darah)

Jika UTI menyebar hingga ke ginjal, maka dapat terjadi koplikasi lebih jauh, seperti:

  • Anemia
  • Tekanan darah tinggi
  • Preeklampsia
  • Hemolisis (kerusakan sel darah merah akibat gangguan integritas membran sel darah merah)
  • Trombositopenia (trombosit rendah)
  • Bacteremia (adanya bakteri di dalam aliran darah)
  • Acute respiratory distress syndrome (kondisi dimana tubuh tidak dapat menerima cukup oksigen dari paru-paru)

Di beberapa kasus, infeksi dapat menurun ke bayi yang baru lahir, menyebabkan komplikasi yang langka namun serius. 

Bagaimana cara mencegahnya?

Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat Anda lakukan untuk mencegah terjadinya UTI:

  • Meminum banyak air
  • Menggunakan celana dalam berbahan kapas sehingga area kemaluan Anda tetap berada dalam kondisi kering
  • Tidak memakai celana dalam di malam hari saat tidur
  • Meminum jus cranberry murni (tanpa gula) atau pil cranberry
  • Membersihkan area kemaluan dan anus dengan hati-hati
  • Menghindari douches (membersihkan vagina dengan menyemprotkan cairan khusus ke dalam vagina), parfum, atau spray
  • Hindari menahan kencing
  • Buang air kecil sebelum dan setelah berhubungan seksual

Ibu hamil seringkali melakukan pemeriksaan UTI di awal kehamilan. Pemeriksaan ini adalah tahap yang penting untuk membantu mencegah dan mendeteksi UTI.

Sebagian besar UTI yang terjadi selama kehamilan dapat diobati dengan antibiotik. Provider Anda akan memberikan resep antibiotik yang aman untuk kehamilan Anda namun dapat membunuh bakteri di dalam tubuh dengan efektif. Jika UTI Anda telah berkembang menjadi infeksi ginjal, Anda biasanya akan diresepkan antibiotik yang lebih kuat atau diberikan infus.

 

Knowledge is power~

Sumber:

  • https://www.aafp.org/afp/2000/0201/p713.html
  • https://www.healthline.com/health/pregnancy/treat-a-uti#Is-a-UTI-dangerous-during-pregnancy?-
  • https://www.medicalnewstoday.com/articles/327148.php#home-remedies
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4379362/
  • https://www.whattoexpect.com/pregnancy/uti/