Bidan Kita

Home Blog Page 17

4 Kunci Fisik agar merasakan Persalinan Nyaman

Kunci Persalinan Nyaman

Saat sudah mendekati proses persalinan, sering kali Anda akan bertanya tanya, “Bagaimana cara agar persalinan lebih nyaman, lancar, dan cepat?”. Ada banyak sekali yang harus dilakukan untuk mencapai suatu proses persalinan yang menjadi mimpi setiap ibu tersebut.

Maka dari itu, tentu saja akan jauh lebih baik jika Anda sudah menyiapkan dan memberdayakan diri Anda sejak awal kehamilan.

4 Kunci Persalinan Nyaman

Nah, berikut ini adalah 4 kunci persalinan nyaman yang dapat membantu Anda untuk mendapatkan pengalaman persalinan yang lebih nyaman, lancar, dan lebih cepat.

Balance

Balance artinya seimbang dan selaras. Tubuh yang seimbang (balance) berarti baik otot, libamen maupun fascia Anda harus tidak terlalu kencang atau longgar, panggul Anda sejajar dan selaras, dan ligamen yang menyangga rahim Anda seimbang (tidak pendek salah satu dan tidak terlalu longgar).

hal yang perlu di ingat adalah :
Otot, ligamen dan fascia yang sehat adalah yang bisa kencang dan longgar dengan mudah.

apa saja otot dan ligament yang harus selaras/balance dalam tubuh Anda?

PSOAS

Otot psoas (so-as) adalah kumpulan otot besar yang menghubungkan tulang belakang dan panggul ke kaki kita. Pada tulang belakang, ia membentang dari vertebra toraks 12 (T12) ke vertebra 5 lumbal (L5) dan kemudian turun melalui daerah panggul untuk menempel ke bagian atas tulang paha (tulang paha).

Otot penting ini memungkinkan kita untuk mengangkat kaki kita dan karena itu mempengaruhi keseimbangan struktural kita, kemampuan kita untuk menggerakkan panggul, jangkauan gerakan kaki kita, dan cara kita berjalan. Selain menstabilkan tulang belakang kita, psoas mempengaruhi fleksibilitas, kekuatan, mobilitas sendi, dan organ tubuh kita.

Ada PSOAS MAYOR

 

Ada PSOAS MINOR

Karena PSOAS ini terhubung langsung ke sumsum tulang belakang dan bagian reptil otak kita melalui fasia, seringkali otot ini adalah otot pertama yang berkontraksi dan yang terakhir rileks saat kita mengalami kemarahan atau ketakutan dan sistem ini bergerak secara otomatis sesuai dengan reflek atau tindakan naluriah.

PSOAS lah yang PERTAMA KALI bereaksi dan mengeluarkan reaksi Flight and Fight Ketika kita terkejut, cemas, panik.  PSOAS juga diaktifkan saat kita secara refleks meringkuk ke posisi janin saat mengalami stres, ketakutan dan kesedihan.

Karena pso sangat erat kaitannya dengan reaksi bertahan hidup naluriah kita dan karena lokasinya yang dalam di dalam tubuh, dan banyak orang yang mempunyai emosi yang belum terselesaikan atau trauma yang tidak disengaja yang tersimpan di sana.

Ketika kita merasa dikritik (oleh orang lain atau oleh diri kita sendiri), seringkali psoas yang bereaksi dengan kontraksi atau mengeras dan menjadi kaku. Banyak Ahli menyebut psoas sebagai “SOUL of THE MUSCLE”  karena hubungannya dengan esensi dan identitas inti kita yang paling dalam.

LIGAMENT & FASCIA

ligamen adalah jaringan solid yang terbuat dari jaringan fibrosa yang menghubungkan tulang dengan tulang atau tulang pada tulang rawan yang mendukung dan memperkuat sendi. Fungsi utama dari ligamen adalah menjaga tulang kerangka dalam keselarasan, kestabilan dan mencegah gerakan abnormal sendi.

Fascia adalah connective tissue (selaput otot) yang berfungsi sebagai pembungkus, pelekat, serta pemisah antara otot-otot serta organ-organ internal. fascia inilah yang menyebabkan gerakan tubuh kita menjadi lebih luwes dan tidak patah-patah layaknya robot.

Nah ada beberapa ligament yang harus Anda kenal yang berkaitan erat dengan jalan lahir (passage way) , kehamilan dan persalinan.

  1. Ligament pada rahim
  2. Ligament pada panggul

Penjelasan lebih detail tentang ligament pada rahim dan panggul bisa Anda lihat di postingan berikut ini: Kenali Ligamen Pada Panggul dan Rahimmu

Agar proses persalinan lancar dan mudah tentu antara PSOAS dan Ligament serta fascia pada tubuh seorang wanita baik di rahim dan panggulnya haruslah selaras dan seimbang.

Bagaimana cara mengetahui bahwa tubuhku belum seimbang?

Rasa ketidaknyamanan dapat menjadi salah satu tanda bahwa tubuh Anda belum seimbang. Tekanan di otot atau ligamen, atau ligamen yang tidak seimbang (terlalu longgar atau pendek salah satu) membuat panggul Anda tidak stabil dan akhirnya menimbulkan rasa sakit.

hal yang harus Anda ingat disini adalah:

NYERI atau Rasa SAKIT /ketidaknyamanan adalah “cara tubuh Anda” untuk berkomunikasi kepada Anda dan Otak Anda bahwa ada sesuatu yang harus di perbaiki /ada sesuatu yang salah.

Selain itu, posisi bayi yang tidak optimal juga merupakan suatu tanda bahwa tubuh Anda belum seimbang. Hal ini disebabkan karena sebenarnya, posisi bayi sangat tergantung pada bentuk dan ruang yang tersedia di rahim Anda. Sehingga, jika ligamen yang menyangga rahim Anda tidak seimbang dan akhirnya membuat rahim Anda tidak berada dalam posisi yang tidak optimal, maka posisi bayi Anda juga tidak akan optimal.

Posisi Sesuai Wadahnya

ingat tentang konsep dasar ini:

jadi bisa dipastikan ketika ligament tidak selaras, misalnya ligament rahim bagian kanan kencang sendangkan bagian kiri longgar, tentu rahim menjadi miring. dan ketika rahim miring, tentusaja posisi janinpun juga miring.

Apa yang dapat dilakukan agar tubuhku seimbang?

Ada banyak teknik yang dapat Anda lakukan untuk membuat tubuh Anda lebih seimbang. Prinsipnya adalah untuk melemaskan otot yang terlalu tegang dan menguatkan otot yang terlalu lemas atau longgar. Hal sederhana yang dapat Anda lakukan adalah dengan memperbaiki postur Anda sehari hari. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai postur saat kehamilan, klik disini.

Selain itu, cobalah beberapa aktivitas berikut:

  • Forward-leaning inversion

Anda dapat melakukan ini dengan berlutut di ujung sofa lalu secara perlahan turunkan tangan Anda ke lantai. Turunkan badan Anda sehingga Anda dapat bertumpu di lengan Anda. Biarkan kepala Anda menggantung dan tempelkan dagu Anda ke dada. Luruskan bahu Anda untuk memberi ruang bagi kepala Anda dan panjangkan leher Anda.

Di posisi ini, Anda dapat mengayun ayunkan pinggul Anda. Lakukan posisi ini setidaknya sekali sehari selama 3 siklus napas Anda. Saat sudah selesai, kembalilah ke posisi berlutut. Anda dapat menggunakan balok atau meminta pendamping Anda untuk membantu Anda. Dari posisi berlutut, ayunkan kaki Anda dari bawah secara bersamaan seperti posisi putri duyung untuk mencegah adanya tarikan di daerah simfisis pubis (tulang kemaluan).

Posisi ini dapat memanjangkan ligamen yang ada di rahim bagian bawah dan mensejajarkan rahim Anda dengan panggul Anda sehingga dapat membantu bayi Anda untuk berada di posisi yang optimal. Posisi ini juga dapat mengurangi rasa sakit di punggung, panggul, dan tulang ekor.

Hindari posisi ini jika Anda mempunyai heartburn, glukoma, hipertensi, atau mempunyai resiko stoke. Ingatlah untuk melakukannya secara perlahan untuk menghindari resiko jatuh. Anda juga dapat meminta pendamping Anda untuk mengawasi dan membantu Anda.

  • Menggunakan Rebozo

Rebozo dapat membuat Anda menjadi lebih rileks dan dapat memberi ruang ke bayi Anda sehingga bayi Anda dapat berada di posisi yang seoptimal mungkin untuk persalinan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai rebozo, klik disini.

  • Side-lying release

Ini adalah teknik yang dapat Anda lakukan dengan bantuan pendamping Anda. Anda dapat melakukan teknik ini di permukaan yang kuat seperti sofa, meja, atau tempat tidur. Pertama, pilihlah salah satu sisi yang Anda inginkan. Ganjal kepala Anda dengan bantal sehingga leher Anda lurus.

Mintalah pendamping Anda untuk berdiri di depan Anda (menempel dengan ujung permukaan) untuk menjaga Anda. Lalu secara perlahan  angkatlah salah satu kaki Anda dan jauhkan dari ujung sofa lalu gantungkan kaki Anda.

Jagalah kaki Anda agar tetap lurus. Tugas pendamping Anda adalah untuk menjaga dan menyangga panggul Anda agar tetap tegak dan tidak maju kedepan saat Anda menggantung kaki Anda. Tahan posisi ini selama 2-3 menit dan lakukan di kedua sisi sehingga panggul Anda tetap seimbang.

Anda dapat melakukan teknik ini dua kali seminggu atau di awal proses persalinan untuk mengurangi rasa sakit dan mempercepat proses persalinan. Anda juga dapat melakukan teknik ini jika persalinan Anda macet. Posisi ini sangat berguna untuk mengurangi rasa sakit di panggul atau punggung dan membantu bayi Anda untuk berada di posisi yang optimal.

  • Psoas release

Otot psoas adalah otot yang berfungsi untuk membantu Anda dapat berjalan tegak dan menyangga organ di perut Anda. Otot psoas yang pendek dapat menyebabkan sesak napas, sembelit,dan posisi bayi yang tidak optimal. Lakukan teknik ini untuk mengurangi rasa sakit di punggung dan kaki, membuka dan menyelaraskan panggul Anda, serta menghindari induksi saat persalinan. 

Anda dapat melakukan teknik ini dengan berbaring terlentang dengan kaki berada di kursi sehingga betis dan paha Anda membentuk sudut 90 derajat. Setelah 5 menit, miringkan badan Anda ke salah satu sisi dan bangunlah secara perlahan.

Suatu hari nanti, Anda akan merasakan bahwa punggung Anda cukup rileks dan ruang diantara punggung Anda dan lantai menghilang. Jangan memaksakan untuk menghilangkan ruang diantara lantai dan punggung Anda, lakukan dan ulangi teknik ini sampai hal itu terjadi secara sendirinya.

Selain itu, posisi duduk dengan lutut yang lebih rendah daripada panggul Anda juga dapat memperpanjang otot psoas Anda.

  • Melakukan prenatal gentle yoga

Prenatal gentle yoga mempunyai banyak manfaat bagi Anda, termasuk membuat tubuh Anda menjadi lebih seimbang. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai prenatal gentle yoga, klik disini.

  • Abdominal release

Teknik ini dapat membantu merilekskan broad ligament Anda sehingga dapat memberi bayi Anda lebih banyak ruang untuk berada di posisi yang lebih optimal.

Anda dapat melakukan posisi in dengan berbaring di salah satu sisi atau berbaring terlentang. Jika Anda berada dalam posisi terlentang, Anda dapat meletakkan bantal di punggung Anda untuk menyangga Anda sehinga tumpuan berat badan Anda berada di punggung Anda dan bukannya di pantat Anda.

Mintalah pendamping Anda untuk menyentuhkan telapak tangannya ke bagian bawah perut Anda. Tekanan yang dilakukan sangatlah ringan seperti jika Anda memegang balon dan Anda mengurangi tekanan yang ada di tangan Anda sedikit saja, balon tersebut akan jatuh. Di posisi ini, Anda dapat beristirahat, tertidur, atau berbincang bindang dengan pendamping Anda. Anda dapat melakukan teknik ini selama 10 sampai 30 menit.

  • Standing release

Standing release adalah suatu teknik yang dilakukan untuk merilekskan otot fascia disekitar panggul. Saat dilakukan dengan efektif, teknik ini dapat membantu untuk mengoptimalkan posisi bayi, mensejajarkan panggul, dan bahkan mengurangi heartburn dan mendengkur.

Teknik ini adalah alternatif dari abdominal release dimana Anda berada dalam posisi berdiri dengan kaki selebar panggul dan pendamping Anda dengan ringan menyentuh perut bagian bawah Anda dan bagian sacrum (tulang berbentuk segitiga diatas pantat Anda) Anda. Tekanan yang diterapkan sama seperti saat Anda melakukan teknik abdominal release. Hindari pemakaian sepatu saat melakukan teknik ini. 

Gravitasi

Kemampuan Anda untuk berjalan tegak dapat membantu kepala bayi Anda untuk turun panggul. Kebiasaan Anda sehari harilah yang menentukan seberapa mudah keala bayi Anda dapat turun panggul.

Aktivitas seperti berdiri dan berjalan adalah contoh aktivitas sederhana dimana pergerakan dan gravitasi bekerja sama untuk membantu kepala bayi Anda turun panggul. Selain itu, biasakan untuk duduk tegak di tulang duduk Anda sehingga Anda dapat memanfaatkan gaya gravitasi dengan semaksimal mungkin. Duduk di tulang duduk juga dapat memberikan lebih banyk ruang untuk tulang ekor, perut, dan paru-paru Anda.

Gravitasi dapat bekerja dengan baik jika dikombinasikan dengan pergerakan yang cukup dan tubuh yang seimbang. Memanfaatkan gravitasi bukan berarti Anda harus berdiri setiap saat. Anda juga dapat beristirahat dan masih memanfaatkan gaya gravitasi. Kuncinya membangun dan membiasakan postur yang baik dan benar di keseharian Anda. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai postur saat kehamilan, klik disini.

Movement

Pergerakan dapat membantu Anda mengurangi rasa sakit, memperkuat dan menyelaraskan otot, dan membantu bayi Anda turun panggul dan berada di posisi yang optimal. Aktivitas seperti berjalan, berenang, dan prenatal gentle yoga dapat meningkatkan fleksibilitas.

Ikuti ritme tubuhmu. Hal ini berarti, jika Anda merasa bahwa Anda perlu bergerak dan berolahraga, lakukanlah! Kuncinya adalah untuk mempersiapkan tubuhmu untuk persalinan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kegiatan yang dapat Anda lakukan selama persalinan, klik disini.

Release

Melahirkan artinya melepaskan. jadi memang harus benar benar lepas dan release.

 

Selamat memberdayakan diri~

Sumber:

  • https://spinningbabies.com/start/in-pregnancy/the-3-principles-in-pregnancy/
  • https://spinningbabies.com/start/in-labor/the-3-principles-in-labor/

Trauma di Dalam Rahim? Bisakah Itu Terjadi?

Trauma Dalam Rahim?

Saya sering menjumpai pasien dengan beberapa kasus seperti depresi, kesedihan yang tidak kunjung hilang, emosi yang tidak stabil atau perilaku dan temperamen yang buruk hingga mengakibatkan kerugian pada orang disekitarnya, dan setelah dilacak ternyata akar masalahnya adalah trauma.

Parahnya, sebagian dari masalah tersebut berasal dari trauma yang didapat pada saat masih di dalam kandungan dan bahkan sebagian besar juga berkelanjutan sampai birth trauma pada saat dilahirkan. Namun, apakah benar jika kita bisa mendapatkan trauma saat masih didalam kandungan? Jawabannya adalah YA, hal itu dapat terjadi.

Menurut Para Peneliti

Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa bayi dalam kandungan dapat merasakan, belajar, dan mempunyai kesadaran pada tingkatan tertentu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gonzales-Gonzales bersama rekan-rekannya pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa bayi di dalam kandungan menerima “stimulasi vibroakustik” yang merupakan stimulasi pada bayi yang masih berada di dalam kandungan yang dilakukan melalui gelombang suara.

Setelah bayi-bayi yang diberi stimulasi tersebut lahir, mereka diberikan perlakuan yang sama pada saat mereka masih di dalam kandungan, dan hasilnya adalah bayi-bayi tersebut mengenali sinyal tersebut dan menjadi lebih tenang setelah menerima sinyal suara tersebut. Dari sini dapat disimpulkan bahwa bayi dapat belajar dan mengingat dalam kapasitas tertentu pada saat masih berada di dalam kandungan sampai setelah ia dilahirkan.

Penelitian yang lain dilakuakn oleh Anthony DeCasper dan William Fifer. Mereka membuat suatu puting buatan yang terhubung dengan suatu alat pemutar suara yang dapat memutarkan suara atau detak jantung sang ibu jika disedot dengan cara tertentu, dan jika audio tersebut akan memutarkan suara atau detak jantung wanita lain jika disedot dengan cara yang lain (Kolata, 1984).

De Casper juga melakukan penelitian yang hamper sama dengan buku anak anak yang telah dibacakan dua kali sehari di 6,5 minggu terakhir pada masa kehamilan. Hasilnya adalah bayi yang telah lahir menghisap dengan cara tertentu untuk mendengar suara ibunya atau suara buku anak anak tertentu yang telah dibacakan pada saat bayi tersebut berada di dalam kandungan.

Hal ini juga membuktikan bahwa apa yang didengar oleh bayi pada saat di dalam kandungan juga dapat mempengaruhi selera bayi setelah ia lahir.

Suatu penulis yang juga merupakan ahli kebidanan terkenal yang bernama Christiane Northrup (2005) mengungkapkan bahwa saat ibu hamil melalui suatu rasa takut, stress, atau kecemasan, ia akan membentuk suatu “metabolic cascade” dimana hormon yang bernama cytokines diproduksi dan sistem imun sang ibu dan bayinya ikut terpengaruh.

Hal ini nantinya dapat menyebabkan komplikasi saat melahirkan, keguguran, bayi prematur, dan bahkan kematian. Sebaliknya, saat sang ibu merasa sehat dan bahagia, ia akan menghasilkan hormon oxytocin yang disebut juga dengan hormon cinta yang justru dapat meningkatkan sistem imun sang bayi dan memperkuat ikatan sang ibu dengan bayinya.

Saat sang ibu merasa bahagia dan sehat, neurotransmiter akan bergerak dari tubuh sang ibu ke tubuh sang bayi, membuat sang bayi merasa tenang dan aman.

Bagaimana Stress dapat Sampai ke Rahim?

Sebenarnya bagaimana sih cara stress bisa sampai ke bayi dalam kandungan? Salah satu penyebabnya adalah hormon cortisol yang merupakan hormon stress melewati enzim yang berada di placenta dan sampai ke bayi. Lalu bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Penelitian telah menemukan komponen utama dalam plasenta yang biasanya dapat melindungi bayi dalam kandungan dari paparan hormon cortisol yang tinggi yang ada di dalam darah sang ibu saat ibu tersebut merasa stress. Masalahnya adalah saat sang ibu merasa cemas, fungsi plasenta dapat berubah.

Enzim yang biasanya dapat mencegah hormon cortisol untuk mengenai bayi menuruh sehingga hormon stress tersebut dapat lewat dan mengenai bayi, yangmana akan mempengaruhi perkembangan sang bayi. Inilah mengapa ada beberapa anak lebih tidak bisa menghadapi stress dan rasa cemas daripada yang lain.

Hal ini juga menjelaskan kenapa diantara para tentara, ada beberapa yang akan terkena post traumatic stress disorder (PTSD) setelah berada di dalam pertempuran dan ada juga yang tidak terkena PTSD sama sekali. Selain itu, di dunia sekarang ini, hal ini sering mengarah ke suatu kondisi seperti depresi atau attention deficit hyperactivity disorder(ADHD) pada anak.

Bagaimana Cara Menyembuhkan dan Mencegahnya ?

Trauma di dalam rahim adalah sesuatu yang dapat dialami oleh semua orang dan bahkan ada banyak yang tidak sadar bahwa masalah masalah yang dialaminya sekarang berasal dari trauma di dalam Rahim.

Masalah ini menjadi masalah serius ketika trauma tersebut terbawa hingga dewasa dan bahkan sampai masa kehamilan karena hal itu berarti bayi yang dikandung juga akan menerima trauma yang sudah dipendam bertahun tahun oleh ibunya dan begitu juga seterusnya. Sampai akhirnya jika rantai semacam ini tidak diputus, hal ini akan menyebabkan masalah besar.

 

“ I am especially aware of the need to create babies that are mentally and physically healthy in order to have a world that is healthy and peaceful. Babies are the key to the future of the world” – David Chamberlain

 

Cara memutus rantai trauma ini adalah dimulai dari diri Anda sendiri, cobalah untuk memahami diri Anda, “acceptance” dan “forgiveness” adalah kuncinya. Cobalah untuk menghadapi trauma tersebut, menerima dan memaafkan trauma masa lampau Anda. Mulailah untuk mengikuti beberapa kelas healing trauma untuk membantu Anda menggali dan menyembuhkan trauma tersebut.

 

“ Until you make the unconscious conscious, it will direct your life and you will call it fate” – C.G. Jung

 

Lalu masalahnya bagaimana jika sudah terlanjur? Bagaimana jika tanpa sadar Anda ternyata sudah mengekspose si kecil terhadap trauma saat masih di dalam kandungan? Jika sudah seperti ini, optimalkan ke parenting Anda pada 7 tahun pertama kehidupan anak itu.

Otak seorang anak umur 7 tahun kebawah mempunyai vibrasi yang lebih rendah dari pada kesadaran yang dinamakan “theta”. Thetaadalah imajinasi, itulah mengapa anak anak dibawah 7 tahun mempunyai imajinasi yang luar biasa, mereka bisa mengadakan pesta the dengan lumpur, kuda kudaan dengan sapu, dan bagi mereka itu adalah sesuatu yang nyata.

Inilah yang disebut dengan imajinasi theta. Theta juga merupakan hypnosis. Alam semesta menyediakan 7 tahun untuk menyiapkan “program” yang akan diperlukan anak itu untuk hidup di bumi ini. Lalu bagai mana cara mendapatkan program tersebut? Ingatlah bahwa theta adalah hypnosis, program tersebut didapatkan dengan melihat orang tua, melihat saudara, melihat sekitar.

Seorang anak hingga umur 7 tahun akan terus mendownload apa yang dilihatnya dan apa yang ada di dalam ligkungannya. Semua hal yang didownload selama 7 tahun pertama tersebut nantinya akan membentuk perilaku dan sifat anak tersebut.

Itulah mengapa, 7 tahun pertama kehidupan anak Anda adalah kesempatan Anda untuk menyembuhkan trauma yang didapat sang anak di dalam kandungan. Tanamkan cinta kasih pada anak itu, cara untuk mengampuni dan mencintai, katakan afirmasi-afirmasi positif pada anak itu terutama pada waktu waktu emas ini.

Ingatlah bahwa 95% dari hidup kita dipengaruhi oleh alam bawah sadar kita yang didapat dari saat kita berada di dalam kandungan hingga sampai kita berumur 7 tahun. Mau jadi orang semacam apa seseorang ditentukan pada masa masa ini.

Lalu akan timbul pertanyaan, jika sudah melewati umur 7 tahun, bagaimana cara menaruh “program” baru dalam pikiran bawah sadar? Jawabannya adalah dengan latihan dan repetisi. Sama seperti ketika Anda belajar mengendarai sepeda.

Anda mengulanginya secara terus menerus sampai Anda bisa dan setelah Anda menguasainya, Anda tidak perlu mengulang dari awal dan berpikir lagi bagaimana cara mengendarai sepeda bahkan setelah bertahun tahun tidak mengendarai sepeda.

Kuncinya adalah “FAKE IT ‘TILL YOU MAKE IT”. Contohnya adalah jika Anda bukan orang yang bahagia dan Anda ingin menjadi orang yang bahagia lalu katakan pada diri Anda setiap waktu “Saya bahagia”, ulangi hal tersebut sampai pesan yang Anda ucapkan sampai ke alam bawah sadar Anda dan benar benar membuat Anda menjadi orang yang bahagia tanpa harus mengulangi perkataan itu lagi.

 

“ 95% of our life is coming from the programs of life how to live life that we get in the first seven years of life. That’s why poor people stay poor and rich people stay rich” – Dr. Bruce Lipton

 

Sumber:

  • Gonzalez-Gonzalez, N. L., Suarez, M. N., Perez-Pinero, B., Armas, H., Domenech, E., & Bartha, J. L. (2006). Persistence of fetal memory into neonatal life. Acta Obstetricia et Gynecologica, 85, 1160-1164. doi:10.1080/00016340600855854
  • Kolata, Gina (1984). Studying learning in the womb. Science, 225, 302-303. doi:10.1126/science.6740312
  • Northrup, C. (2005). Mother-daughter wisdom. New York, NY: Bantam Books.
  • http://birthfaith.org/postpartum-helps/building-a-better-bond
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22001010
  • https://psychcentral.com/blog/emotional-trauma-in-the-womb/
  • https://www.telegraph.co.uk/news/science/science-news/10177858/Sharing-mothers-stress-in-the-womb-leaves-children-prone-to-depression.html
  • http://theconversation.com/effects-of-prenatal-stress-can-affect-children-into-adulthood-16332
  • https://womboflight.com/healing-trauma-what-it-really-takes-to-liberate-your-brilliance
  • https://www.youtube.com/watch?v=7TivZYFlbX8&t=1s

 

 

 

Apa Itu Occiput Posterior (OP) & Pengaruhnya Terhadap Persalinan?

Apa itu occiput posterior?

Occiput posterior (OP) adalah kondisi dimana punggung bayi berada di punggung ibu dan memasuki pelvis dengan kepala menghadap ke depan. Posisi ini sering disebut dengan bayi telentang.

Berdasarkan penelitian, sekitar 15-30% bayi dalam proses persalinan akan mulai dalam posisi ini, namun kurang dari 5% akan tetap berada di dalam posisi ini saat persalinan (Sizer & Nirmal 2000). Posisi ini seringkali dihubungkan dengan berbagai intervensi dalam proses persalinan seperti epidural, forceps, operasi caesar, dan lainnya.

Kali ini kita akan membahas tentang apakah penyebab terjadinya posisi ini? apakah efeknya dalam persalinan ? apakah memungkinkan untuk tetap melahirkan normal jika bayi berada dalam posisi ini ? bagaimana cara mencegah terjadinya posisi ini ? dan masih banyak lagi.

Apa penyebab terjadinya bayi OP?

Selain penggunaan epidural dan rendahnya hormon thyroid, posisi, postur, dan kebiasaan Anda sehari hari juga dapat mempengaruhi posisi si kecil. Berdasarkan trend yang ada, semakin banyak ibu mengalami bayi OP pada saat akhir kehamilan atau proses persalinan.

Hal ini disebabkan oleh kebiasaan kita saat duduk sehari hari. Ibu hamil tua seringkali beristirahat dengan bersandar dan postur badan yang membungkuk sambil makan camilan atau menonton tv, atau sering kali mungkin Anda membungkuk saat duduk di kursi kantor atau duduk di kursi mobil.

Nah ternyata kebiasaan kebiasaan semacam ini bisa mengakibatkan posisi bayi menjadi OP. Hal ini terjadi karena posisi posisi tersebut tidak menyediakan banyak ruang bagi bayi dan rahim Anda menjadi tidak simetris sehingga tentunya bayi Anda harus menyesuaikan.

Sampai akhirnya di akhir kehamian, dahi bayi sudah berada di tulang pubis yang tentunya lebih sempit, ditambah lagi jika ada ligamen (tight round ligament) yang menahan kepala bayi disana, sang bayi tentunya akan kesusahan untuk memutar kepalanya.

Apa faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya bayi OP?

Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko terjadinya bayi OP saat persalinan:

  • Umur Anda lebih dari 35 tahun
  • Nulliparity (belum pernah melahirkan sebelumnya)
  • Posisi bayi OP di persalinan sebelumnya
  • Obesitas
  • Pengurangan kapasitas jalan keluar panggul
  • Berat bayi lebih dari 4kg
  • Umur kehamilan lebih dari 41 minggu
  • Epidural

Apa efek posisi OP dalam persalinan?

Ibu yang melahirkan dengan posisi bayi terlentang (OP) akan mengalami persalinan yang lebih lama yang menyebabkan meningkatnya resiko dilakukannya operasi caesar dan berbagai intervensi yang lan. Selain itu, resiko untuk terkena ambeien setelah melahirkan pun juga meningkat.

Bayi yang turun panggul dengan posisi OP biasanya membuat kehamilan menjadi lebih lama, ketuban pecah dini, kontraksi yang tidak teratur saat persalinan dan melambatnya pelebaran serviks. Selain itu, ibu yang mempunyai posisi bayi OP seringkali cenderung mempunyai dorongan untuk mengejan lebih awal dari seharusnya.

Beberapa ibu mengalami rasa sakit yang berbeda ketika bayi berada dalam posisi OP, namun bagaimanapun juga, kita tidak dapat tau pasti apakah rasa sakit tersebut disebabkan karena posisi bayi atau karena faktor yang lain.

Biasanya, ibu dengan bayi OP disarankan untuk mendapatkan epidural yang mana dapat meningkatkan resiko terjadinya fetal distress dan memperlama proses persalinan yang nantinya akan berujung ke operasi Caesar. Hal ini tidak mengejutkan karena mengingat bahwa mereka selalu diberitahu bahwa melahirkan dengan bayi OP sangatlah menyakitkan.

Mereka biasanya juga disarankan untuk melakukan induksi seperti Pitocin atau ARM yang mana justru dapat membuat rotasi bayi menjadi lebih sulit, dan bahkan lebih menyakitkan yang akhirnya meningkatkan kesempatan digunakannya epidural. Saat epidural masuk dalam tubuh, kemampuan bayi untuk berputar menjadi posisi OA akan berkurang.

Hal ini dikarenakan sang ibu tidak bisa merasakan tubuhnya dan menggerakkan tubuhnya untuk bekerjasama dengan si bayi untuk membuatnya berputar. Sebagai tambahan, dasar panggul akan dibius dan kehilangan ritmenya, mengambil kemampuan untuk membantu perputaran si bayi.

Apakah memungkinkan untuk melahirkan normal dalam posisi bayi OP?

Posisi OP tidak menutup kemungkinan untuk dapat melahirkan secara normal. demikian prosesnya:

 

Percayai tubuhmu dan bayimu. Lakukan teknik napas, Cobalah untuk melakukan berbagai teknik dan gerakan yang dapat membantu dan memberi ruang kepada bayi Anda untuk berputar, seperti teknik teknik yang dapat memberi ruang yang lebih banyak di pelvis.

Anda juga dapat meredakan sakit punggung yang Anda alami dengan kompres air hangat atau melakukan forward leaning position. Namun, jika setelah melakukan semua itu bayi Anda tetap “stuck” (hal ini juga dapat terjadi di semua posisi,bahkan OP). Maka intervensi seperti manual rotation (dimana provider memasukkan jarinya dan mencoba untuk memutar kepala bayi dengan jarinya) atau operasi caesar mungkin diperlukan.

Bayi OA juga tidak selalu menyakitkan, terutama jika ini persalinan kedua Anda, bayi Anda berukuran kecil atau sedang, dan Anda aktif bergerak. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga pola makan Anda saat kehamilan dan memberdayakan tubuh Anda.

Bagaimana cara mengetahui posisi bayi ?

Selain dengan USG, sebenarnya Anda dapat mengetahui posisi bayi dengan belly mapping atau dengan mengamati gerakan bayi. Anda dapat mengetahui bahwa bayi Anda berada di posisi OP jika Anda merasakan gerakan gerakan kecil tepat diatas tulang pubis Anda dan bukan tekanan dari kepala bayi.

Gerakan gerakan kecil tersebut berasal dari jari jari keci sang bayi. Gerakan gerakan tersebut akan berpusat di perut bagian tengah atau bawah Anda, dekat dengan tulang pubis.

Jika Anda merasakan gerakan gerakan kecil tersebut jauh di kanan, di dekat pinggul, dan tendangan di atas kanan, tetapi tidak dekat bagian tengah dan tidak ada tendangan di bagian kiri, berarti bayi Anda berada di posisi Occiput Anterior (OA) atau Left Occiput Transverse (LOT – yang dapat dengan mudah berputar ke posisi OA) yang merupakan posisi bayi yang paling optimal saat melahirkan.

Bagaimana cara mencegah terjadinya posisi OP?

Cara utama adalah dengan memperbaiki postur dan berolahraga. Hindari posisi bersandar dan duduk denga panggul yang miring atau tidak sejajar (Tips – Anda dapat menggunakan birth ball untuk menjaga postur Anda).

Selain itu saat tidur, cobalah untuk miring ke kanan atau ke kiri dengan satu kaki lurus dan satu kaki ditekuk 90 derajat dan disangga dengan guling yang lumayan keras, sehingga panggul Anda tetap terbuka.

Anda juga dapat melakukan berbagai olahraga yang dapat menggoyangkan panggul sehingga memberikan ruang lebih di panggul Anda, seperti berenang, berjalan, atau yoga.

 

Sumber :

  • https://www.babycenter.com/0_posterior-position_1454005.bc
  • https://journals.lww.com/greenjournal/Fulltext/2000/11000/Occipitoposterior_Position__Associated_Factors_and.19.aspx
  • https://midwifethinking.com/2016/06/08/in-celebration-of-the-op-baby/
  • https://www.momjunction.com/articles/ways-to-avoid-having-an-occiput-posterior-position_0082926/#gref
  • https://spinningbabies.com/learn-more/baby-positions/posterior/

Fakta Tentang Tendangan Bayi, Apakah Bukti Berkembang Dengan Baik?

Yang Wajib Anda Ketahui

Seorang ibu akan selalu bersemangat jika bayinya menendang, tidak peduli itu tendangan keberapa. Karena tendangan itu dapat membuat Anda merasa lega bahwa si kecil tumbuh dan berkembang dengan baik dan sebentar lagi akan bergabung dengan Anda di dunia.

Selain itu tendangan tersebut mengingatkan Anda bahwa ada kehidupan di dalam Anda. Namun, tidak semua gerakan yang Anda rasakan berasal dari tendangan. Si kecil menghabiskan banyak waktunya untuk mengeksplorasi rahim, cegukan, berubah posisi, dan bahkan berjungkir balik. Bayi itu sibuk!

Fakta Tendangan Bayi

Berikut ini merupakan beberapa fakta mengenai tendangan bayi:

  1. Kapan saya akan merasakan tendangan si kecil?

Ibu yang mengalami kehamilan pertama mungkin akan merasakan pergerakan si kecil di umur kehamilan 24 minggu (namun banyak juga yang sudah merasakan tendangan janinnya di usia 18-22 minggu). Bayi Anda sebenarnya sudah mulai bergerak jauh sebelum itu, namun sensasinya mungkin tidak familiar untuk Anda dan mungkin Anda tidak mengenalinya karena gerakan bayi biasanya tidak begitu kuat di awal persalinan.

Di kehamilan kedua, beberapa ibu dapat merasakan pergerakan si kecil sejak umur kehamilan 13 minggu. Anda akan lebih dapat merasakan tendangan si kecil jika Anda berada di posisi tenang seperti duduk atau berbaring. Anda akan kesulitan untuk merasakan gerakan si kecil jika Anda aktif, plasenta si kecil berada di depan dinding rahim (anterior), atau jika punggung bayi sudah menghadap di depan rahim Anda (posterior).

  1. Kenapa si kecil menendang?

Tendangan bayi biasanya merupakan respon dari apa yang terjadi di lingkungan mereka. Terlalu berisik, terlalu terang, atau bahkan makanan tertentu dapat menstimulasi bayi untuk menendang dan bergerak. Selain itu, bayi juga perlu meregangkan badan dan bergerak untuk relaksasi.

Ketika Anda bergerak, bayi Anda akan merasa tenang seakan digoyang goyang, sehingga si bayi biasanya akan rileks dan bahkan tertidur. Selain itu, calon ibu yang mengikuti latihan relaksasi seperti meditasi atau yoga mungkin juga akan menemukan bahwa bayi mereka lebih tenang dan tidak banyak bergerak. 

  1. Berapa banyak gerakan bayi dapat dirasakan per harinya?

Biasanya si kecil dapat bergeak 15-20 kali per hari, mengingat bahwa gerakan ini termasuk semua gerakan, tidak hanya tendangan. Namun semua bayi berbeda, dan begitu pula dalam hal gerakan. Beberapa bayi mungkin akan bergerak terus menerus, namun ada juga bayi yang tidur sepanjang hari dan hanya bergerak di saat saat tertentu.

Biasanya bayi tidur dan beristirahat di dalam rahim hingga 17 jam per hari. Selain itu jika Anda merupakan orang yang aktif dan sibuk, Anda terkadang tidak memperhatikan ketika bayi Anda bergerak. Sebagian besar ibu hamil akan menyadari bahwa gerakan bayi meningkat setelah waktu makan, setelah aktif beraktifitas, dan saat sore. Hal ini disebabkan karena bayi biasanya akan merespon terhadap perubahan kadar gula darah di tubuh Anda. 

  1. Kapan saya harus menghitung tendangan bayi?

Anda dapat mulai menghitung gerakan si kecil dari umur kehamilan 28 minggu. Pilihlah waktu dimana bayi Anda biasanya paling aktif, atau ketika Anda dapat beristirahat atau fokus. Kekonsistenan itu penting, jadi usahakan untuk memilih waktu yang sama setiap hari ketika Anda menghitung gerakan si kecil.

Ketika Anda sudah terbiasa mengamati gerakan si kecil, Anda akan mulai mengetahui apa pola yang normal untuk bayi Anda. Seiring dengan pertumbuhan si kecil, gerakan tersebut seharusnya tidak berkurang, namun bayi Anda akan mempunyai lebih sedikit ruang untuk bergerak sehingga sensasi gerakan mereka akan terasa berbeda.

  1. Bagaimana cara memeriksa gerakan bayi?

Mudah untuk melewatkan gerakan bayi Anda, apalagi bila Anda sangatlah sibuk dan aktif sepanjang hari. Namun, Anda dapat menghubungi provider Anda jika Anda merasa bahwa gerakan bayi Anda berkurang secara drastis.

Umumnya, Anda disarankan untuk duduk atau berbaring dengan nyaman atau miring ke kiri dengan bantal untuk mengganjal perut Anda. Amati dan catat berapa lama waktu yang bayi Anda perlukan untuk bergerak 10 kali.

Seiring berjalannya waktu, Anda akan tau apa yang normal bagi bayi Anda dan Anda akan tahu kapan puncak gerakan bayi Anda terjadi. Jika ada perubahan dari apa yang biasanya normal bagi bayi Anda atau Anda tidak merasakan gerakan apapun selama 2 jam, hubungi provider Anda.

  1. Apakah gerakan bayi yang berkurang berarti ada sesuatu yang buruk?

Walaupun tidak selalu berarti ada sesuatu yang salah, pengurangan gerakan bayi secara signifikan dapat menjadi indikator dari terjadinya fetal distress dari kurangnya nutrisi atau oksigen.

Pemeriksaan lebih lanjut harus dilakukan untuk mengetahui penyebab menurunnya gerakan bayi. Pemeriksaan ini termasuk USG untuk memeriksa aliran darah ke plasenta, kondisi bayi, dan seberapa baik bayi Anda merespon ke rangsangan.

Jika bayi Anda tidak bergerak, cobalah untuk duduk dan bersantai, meminum minuman dingan atau camilan dan angkat kaki Anda ke atas. Rasa dingin dan gula yang ada dalam makanan Anda dapat membuat si kecil merespon. Respon bayi dapat bermacam macam melalui cegukan, tendangan, debaran, atau sogokan kecil. 

  1. Apakah saya harus menghitung tendangan bayi setiap hari?

Menghitung gerakan bayi itu penting, namun kecuali jika Anda sedang mengalami kehamilan beresiko tinggi, Anda tidak perlu terlalu terobsesi untuk menghitung gerakan si kecil. Terkadang saat Anda terlalu sibuk, Anda tidak akan menyadari gerakan apapun.

Saat saat itula berarti Anda diminta untuk fokus ke si kecil. Jika provider Anda menyarankan Anda untuk melakukan pengamatan pada gerakan bayi, disarankan bahwa Anda melakukannya di waktu yang sama setiap hari, setelah makan atau ketika bayi Anda biasanya banyak bergerak. 

  1. Apakah gerakan si kecil akan berkurang setelah umur kehamilan 36 minggu?

Setelah umur kehamilan 36 minggu, bayi akan mempunyai lebih sedikit ruang untuk melakukan tendangan dan lain lain. Namun, mereka tetap akan menggunakan tangan mereka untuk mengeksplorasi tangan dan tubuh mereka, bermain dengan tali pusar, dan mencoba untuk stretching di ruangan yang sempit. Gerakan yang regular dan beritme biasanya mengindikasikan bahwa bayi Anda sedang cegukan (beberapa bayi cegukan di waktu yang sama setiap hari).

 

Sumber:

  • https://www.bellybelly.com.au/pregnancy/baby-kicking-9-facts-you-need-to-know/
  • https://www.momjunction.com/articles/facts-about-babys-kicks-during-pregnancy_00356759/#gref
  • https://sg.theasianparent.com/amazing-facts-babys-kicks-pregnancy
  • https://www.webmd.com/baby/fetal-movement-feeling-baby-kick#1

Apa Yang Dimaksud Dengan Plasenta Anterior?

Apa itu plasenta anterior?

Plasenta anterior adalah plasenta yang terletak di dinding depan rahim. Hal ini terjadi ketika embrio menempelkan dirinya di bagian depan rahim yang paling dekat dengan abdomen Anda.

Kondisi placenta anterior bisa berpengaruh pada proses persalinan tapi juga bisa tidak berpengaruh pada proses persalinan, namun seyogyanya tetap Anda waspadai dan Anda tanyakan pada saat USG di akhir kehamilan.

Fakta Placenta Anterior

Angka kejadian Plasenta anterior  sebenarnya relatif umum — namun pada kenyataannya, penelitian menunjukkan hingga 52 % ibu hamil ternyata memiliki plasenta anterior. Dan yang menarik adalah, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa plasenta anterior tampaknya lebih banyak terjadi pada wanita dengan darah O-positif. (buka link : https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3935544/).

Nah menariknya lagi adalah, ada penelitian lain yang menyatakan bahwa POSISI TIDUR ibu pada saat fase imlantasi ternyata juga berpengaruh dengan letak insersi plasenta. Ini menarik banget karena penelitian ini melibatkan 1500 ibu hamil. Buka linknya di sini (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3935544/).

Di penelitian ini di jelaskan, ternyata ibu yang pada awal kehamilan terbiasa tidur tengkurap maka merekalah yang paing rawan mengalami placenta anterior (33,1%), miring kanan agak condong ke depan potensinya meningkat (19,3%). Miring ke kiri cencerung condong ke depan potensinya meningkat (24%).

Sedangkan tidur terlentang hanya (13%). Selain itu, ibu hamil yang kalua  tidur secara eksklusif sering di sisi kanan mereka di awal kehamilan secara signifikan lebih cenderung memiliki lokasi plasenta sisi kanan dibandingkan dengan wanita yang tidur secara eksklusif di sisi kiri mereka (p = 0,025).

Menurut Penelitian

Data dari penyelidikan ini menunjukkan bahwa posisi tidur di awal kehamilan dapat mempengaruhi dimana letak implantasi placenta. menarik ya.

Saat plasenta berada di posisi anterior, sebagian besar sensasi tendangan dan gerakan si kecil akan tersembunyi dibalik plasenta sehingga mungkin Anda akan merasa kesusahan untuk merasakan gerakan si kecil. Hal ini juga dapat menjadi tantangan khusus untuk provider Anda saat mencoba untuk mendengarkan detak jantung si kecil atau saat melakukan tes amniocentesis (memeriksa cairan ketuban untuk mengetahui kelainan genetik pada bayi).

Biasanya, kondisi ini tidak menimbulkan dampak apapun pada kesehatan Anda, namun, yang jadi masalah adalah jika plasenta Anda berada di anterior dan terletak cukup rendah, ia dapat menutupi serviks Anda. Namun, kabar baiknya adalah posisi plasenta pada umumnya akan berpindah menjadi posisi posterior ketika Anda sudah mendekati hari-H.

Hal ini dikarenakan oleh bagian bawah rahim Anda yang akan tumbuh dan teregang saat Anda berada di trimester kedua. Selain itu, sebagian besar kasus plasenta rendah biasanya akan berpindah keatas saat proses persalinan sehingga jalan keluar bayi tidak tertutup. Namun jika hal itu tidak terjadi, berarti Anda mengalami plasenta previa dimana plasenta menutupi jalan lahir.

Placenta Anterior

Beberapa ciri ciri Placenta Anterior :

  1. Detak jantung janin: biasanya akan diperlukan waktu lebih lama untuk mendengar detak jantung bayi. bahkan pada saat si ibu sudah memasuki trimester kedua.
  2. Gerakan janin: Dibutuhkan lebih lama untuk merasakan tendangan. Secara umum, ibu hamil dengan plasenta anterior merasakan bayinya menendang lebih lambat daripada mereka yang plasenta posterior. Mereka bahkan mungkin merasakan gerakan yang lebih lembut, meskipun banyak yang merasakan banyak gerakan di samping, atas, dan di kandung kemih!
  3. Posisi janin: Akan lebih sulit untuk menentukan posisi janin bayi. pada plascenta anterior, Dengan plasenta anterior, mungkin sulit untuk mengetahui di mana tepatnya bayi berada, karena plasenta yang di depan menghalangi ibu untuk merasakan  setiap gerakan bayinya yang menendang ke arah depan.
  4. Placenta previa. Kadang-kadang plasenta anterior dapat tumbuh ke bawah ke arah serviks dan ini, berpotensi menyebabkan plasenta previa.

Akankah Placenta Anterior bisa Berubah atau bergeser Selama Kehamilan?

Meskipun plasenta bisa bermigrasi saat rahim tumbuh, namun tidak akan bergerak terlalu banyak sehingga tidak lagi anterior. Migrasi lebih mengarah ke atas, sehingga plasenta yang dekat serviks di awal kehamilan cenderung untuk pindah ke tempat yang lebih aman sebelum melahirkan.

Akankah Placenta Anterior Mempengaruhi proses persalinan?

Untuk sebagian besar, tidak akan mempengaruhi persalinan. kecuali posisi janin Anda posterior.

dan tampaknya memang ada penelitian yang membuktikan bahwa ada korelasi antara ibu yang hamil dengan plasenta anterior dan posisi janin yang posterior. silahkan buka disini= https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8116354

Kapan saya dapat mengetahui posisi plasenta saya?

Anda dapat mengetahui posisi plasenta Anda saat Anda melakukan pemeriksaan USG di umur kehamilan 20 minggu (anomaly scan). Di saat ini, provider Anda akan memberitahu posisi plasenta Anda di salah satu dari berikut :

  • Anterior – terletak di dinding depan rahim
  • Posterior – terletak di dinding belakang rahim
  • Fundal – terletak di dinding atas rahim
  • Kanan – terletak di dinding kanan atau kiri rahim

Kapan harus menghubungi provider mengenai masalah plasenta?

Walaupun plasenta anterior biasanya tidak menjadi suatu masalah, Anda dianjurkan untuk menghubungi provider And ajika Anda mengalami gejala gajala seperti berikut:

  • Sakit perut yang berlebihan
  • Kontraksi rahim yang cepat atau konstan
  • Pengurangan gerakan janin
  • Sakit punggung parah
  • Rahim yang terasa keras dan kencang
  • Pendarahan

Jika Anda mengalami jatuh atau kecelakaan yang dapat melukai perut Anda, harap hubungi provider Anda untuk pemeriksaan lebih lanjut. 

Bagaimana cara menjaga plasenta?

  • Mengkonsumsi sayur-sayuran, terutama yang berwarna hijau. Anda juga dapat mengkonsumsi makanan yang mengandung protein yang mudah dicerna dan makanan yang mengandung garam (selai kacang dan daging olahan bukanlah makanan yang mudah dicerna). Makanan seperti roti gandum, butter, alpukat, almond, dan berbagai makanan yang mengandung lemak sehat juga dapat menjadi pilihan.
  • Hindari menyentakkan badan Anda secara tiba tiba ke depan. Pakailah seat belt, dan saat Anda akan bangun dari tempat tidur, usahakan untuk miring ke kanan atau ke kiri terlebih dahulu baru bangun secara perlahan.
  • Hindari rokok, merokok, dan obat obatan yang dapat membahayakan plasenta dan bayi Anda.

Sumber:

  • http://www.bounty.com/pregnancy-and-birth/pregnancy/pregnancy-other-conditions/anterior-placenta
  • https://www.healthline.com/health/pregnancy/anterior-placenta#1
  • https://spinningbabies.com/learn-more/baby-positions/anterior-placenta/
  • https://www.whattoexpect.com/pregnancy/ask-heidi/anterior-placenta.aspx

Rebozo! Cara Kreatif untuk Lancarin Persalinan

Cara Melancarkan Proses Persalinan

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membuat proses persalinan menjadi nyaman dan lancar.

Dan salah satunya adalah dengan menggunakan selendang, yang biasanya disebut Rebozo.
kenapa rebozo? Enggak Selendang atau Jarik Saja? Bisa saja sih…..namun karena penemunya berasal dari Meksiko, maka menggunakan bahasa meksiko tentunya.

Apa Itu Rebozo?

Rebozo berarti selendang dalam bahasa Spanyol dan merupakan selendang tradisional Meksiko. Selendang tradisional ini umumnya digunakan dalam kehidupan sehari hari sebagai aksesoris, membantu mengangkat barang belanjaan, maupun membantu membawa bayi, sama seperti selendang tradisional di Indonesia.

Namun, para bidan tradisional juga menggunakan rebozo untuk meredakan rasa tidak nyaman pada saat kehamilan dan membantu bayi dalam kandungan untuk berada di dalam posisi yang seimbang.

Manteada merupakan teknik yang dilakukan oleh para bidan di Meksiko dengan menggunakan rebozo. Teknik ini dilakukan dengan menggoyang goyangkan bagian abdomen dengan menggunakan rebozo. Manteada dapat dilakukan untuk kehamilan, persalinan, postpartum, dan bahkan untuk kesuburan.

Obat relaksan otot dan narkotika merupakan obat yang sering ditawarkan di rumah sakit ketika persalinan lama atau menyakitkan, namun obat semacam ini tentunya mempunyai efek samping yang mungkin tidak diinginkan bagi bayi maupun Anda.

Teknik rebozo ini dapat membantu untuk Anda untuk menjadi lebih rileks tanpa bantuan obat apapun. Hal ini membuat teknik ini sangatlah berguna ketika persalinan lama dan Anda mulai merasa tidak nyaman. Selain itu, teknik ini juga dapat digunakan untuk memberikan ruang ke bayi Anda sehingga bayi Anda dapat berada di posisi yang seoptimal mungkin untuk persalinan.

Bagaimana cara menggunakan rebozo saat proses persalinan?

Rebozo dapat digunakan dalam berbagai cara saat proses persalinan, namun salah satu cara yang paling umum untuk menggunakannya adalah dengan menggunakannya di pinggul sang ibu dan menggoyang goyangkan pinggul sang ibu dengan gerakan yang teratur. Gerakan ini biasa disebut sebagai “pelvic massage”. Selain itu rebozo juga dapat digunakan untuk mengoptimalkan posisi bayi.

Berikut ini adalah cara menggunakan rebozo untuk mengoptimalkan posisi bayi di masa kehamilan atau awal proses persalinan:

  1. Mintalah bantuan pendamping Anda untuk memposisikan rebozo di sekitar perut Anda seakan membentuk hammock(tempat tidur gantung) di sekitar bayi Anda
  2. Berlututlah di depan kursi, sofa, atau gym ball. Anda dapat menggunakan bantal di dada dan lutut Anda untuk kenyamanan Anda. Gantungkan tangan Anda di sekitar gym ball, kursi, atau sofa sehingga Anda tidak perlu menumpukan berat badan Anda ke tangan Anda. Anda dapat merilekskan tubuh bagian atas Anda, namun jagalah punggung Anda agar tetap tegak dan tidak collapse. Jika Anda sudah berada dalam posisi ini, mintalah pendamping Anda untuk membantu Anda.
  3. Mintalah pendamping Anda untuk berdiri di belakang Anda dan memegang ujung rebozo keatas seperti memegang kendali kuda, lalu mintalah pendamping Anda untuk mengangkat berat perut Anda dari punggung Anda senyaman Anda.
  4. Mintalah pendamping Anda untuk mulai menggoyang goyangkan perut Anda secara perlahan lalu mulai meningkatkan kecepatannya.
  5. Tips untuk pendamping Anda : Lakukan teknik ini dengan sedikit menekuk kaki Anda dan tanpa menggunakan sepatu. Hal ini dapat membantu Anda untuk lebih dapat merasakan hubungan antara rebozo yang Anda pegang dengan tubuh sang ibu.
  6. Dengan kecepatan yang meningkat seiring berjalannya waktu (bagi para pendamping, jagalah kekuatan Anda agar tetap stabil), perut Anda menjadi bergetar. Di saat ini, bernafaslah dengan bebas dan secara perlahan lahan. Jika Anda merasa tidak nyaman, mintalah pendamping Anda untuk menyesuaikan kecepatan atau tekanan rebozo sampai Anda merasa nyaman.
  7. Berikan feedback(komentar) kepada pendamping Anda sehingga pendamping Anda tau apa yang nyaman bagi Anda dan tau apa yang harus dia lakukan. Ingatlah bahwa rebozo tidak menggosok perut Anda, namun membawa perut Anda bersamanya.
  8. Setelah 2-5 menit, tangan pendamping Anda mungkin akan mulai lelah. Pada saat ini, mintalah pendamping Anda untuk memperlambat gerakannya secara bertahap untuk beberapa detik sampai akhirnya berhenti dan rebozo dilepaskan dari perut Anda.

Selain Teknik ini, Anda juga dapat melakukan Teknik “Shake the Apples” ketika Anda sedang berada di dalam fase aktif. Teknik ini dilakukan dengan menggoyang goyangkan pinggul Anda saat Anda berada di posisi yang sama seperti tadi.

Kapan harus melakukan teknik rebozo?

  • Setiap minggu
  • Setiap hari
  • Di fase awal proses persalinan, disela sela kontraksi

Anda dapat melakukan teknik rebozo sesering mungkin untuk membuat Anda menjadi lebih nyaman.

Kapan TIDAK boleh melakukan rebozo?

  • Hindari pengguanaan rebozo ketika ada gejala atau resiko keguguran seperti pendarahan atau nyeri kram di bagian bawah di awal kehamilan, mempunyai riwayat keguguran. Di kasus ini, Anda dapat mengganti penggunaan rebozo dengan teknik myofascial diaphragmatic release.
  • Ketika round ligamentAnda terasa kencang atau kram di pertengahan atau akhir kehamilan, di saat saat seperti berikut, rebozo tidak akan membahayakan bayi Anda, namun dapat membuat rond ligamentAnda spasme (kejang). Jadi, pada saat seperti ini, ingatlah untuk melakukannya dengan sangat lembut.
  • Jangan lakukan teknik rebozo dengan keras atau bahkan sedang jika plasenta Anda berada di anterior. Jika Anda ingin melakukan rebozo, lakukanlah dengan sangat lembut. Ingatlah untuk selalu berhati-heti dan mindful dengan plasenta anterior.
  • Selain itu, Anda tidak dianjurkan untuk menggunakan rebozo di beberapa situasi saat persalinan seperti detak jantung janin yang tidak stabil, bayi sungsang dengan selaput ketuban yang sudah robek dan adanya resiko terjadinya cord prolapse(tali pusar jatuh ke jalan lahir), pendarahan yang tidak normal, placental abruption(plasenta terlepas dari uterus sebelum bayi lahir), atau jika Anda merasa tidak nyaman.

Setelah melakukan rebozo, Anda dapat melakukan berbagai latihan menggunakan gymball atau beristirahat.

Selamat berlatih~

 

Sumber:

  • http://conaitreensemble.com/rebozo/
  • https://evidencebasedbirth.com/rebozo-during-labor-for-pain-relief/
  • https://spinningbabies.com/learn-more/techniques/the-fantastic-four/rebozo-manteada-sifting/

“Kekerasan/Abuse” Dalam Dunia Kebidanan (Wajib Anda Baca!)

Wajib Anda Baca!

Sebelum saya bahas lebih lanjut pada artikel ini, mungkin sebaiknya Anda melihat youtube ini terlebih dahulu:

Masih berkaitan dengan tulisan saya sebelumnya disini , saya akan membahas beberapa bentuk kekerasan yang terjadi di dalam proses pelayanan kebidanan dilapangan

Saat ini semakin banyak kita dengar dan mungkin kita baca di berbagai forum, maupun komentar komentar yang para ibu tulis di laman sosial media berkaitan dengan curhatan mereka tentang tindakan “kekerasan” atau ketidaknyamanan yang mereka terima saat proses persalinan.

Kalau di Indonesia, mungkin para ibu “baru” berani cerita dari mulut kemulut atau “baru” bisa menuliskan crita mereka di kolom komentar di sosial media atau di forum diskusi tertutup yang khusus membahas tentang ini. tapi kalau Anda mau melihat di berbagai belahan dunia apalagi di negara maju, para ibu sudam mulai BERANI “Speak out” tentang hal ini.

Silahkan Anda lihat di :

  • https://birthraped.wordpress.com
  • https://www.tandfonline.com/doi/full/10.1016/j.rhm.2016.04.004
  • https://thedrawingboardcanada.com/2016/04/11/breaking-the-silence-why-do-some-women-call-their-birth-trauma-rape/
  • https://id.pinterest.com/MsBlankenstein/birth-trauma-break-the-silence/?lp=true

Dari berbagai artikel dan kumpulan gambar di pinterest tersebut, kita tahu itu semua seolah mewakili apa yang mungkin pernah atau baru saja Anda rasakan ketika Anda melahikan.

Bentuk Kekerasan Dalam Kebidanan

Nah, sebenarnya, Seperti Apa Bentuk Kekerasan dalam Kebidanan itu?
Kekerasan atau pelecehan yang terjadi di dunia kebidanan dapat berada dalam banyak aspek, tetapi elemen intinya adalah sikap tidak hormat yang terang-terangan  dan perlakuan sewenang-wenang terhadap, seorang wanita selama masa kehamilan,  persalinan /kelahiran dan atau postpartum.

Kalau dilihat dari kategorinya, ini dibagi menjadi beberapa kategori kekerasan/pelecehan yaitu :   Kekerasan/Pelecehan secara Emosional, Kekerasan/Pelecehan Verbal, Kekerasan/Pelecehan Fisik, Kekerasan/pelecehan Ekonomi & Kekerasan/Pelecehan Seksual.

Saya akan jelaskan satu persatu:

Kekerasan/Pelecehan secara Emosional

Pelecehan emosional bermanifestasi sebagai penindasan dan menggunakan taktik yaitu : menakut-nakuti ibu hamil, bahwa dia tidak  kompeten secara mental untuk membuat keputusan, dan lebih peduli pada dirinya sendiri daripada kepada bayinya. misalkan kalimat yang di lontarkan adalah demikian:

“Saya dok**r di sini, dan saya lebih tau dari Anda!?”, “Saya tidak akan bertanggung jawab jika terjadi sesuatu.”, “Anda Egois! Anda memikirkan dirimu sendiri. kalau bayi Anda meninggal bagaimana?”.

Dan masih banyak lagi kata kata yang akhirnya pernyataan yang dilontarkan tersebut membuat ibu ketakutan dan  melemahkan keinginan & kebutuhan ibu bahkan secara emosional, sang ibu menjadi down.

Kekerasan/Pelecehan secara verbal

Pelecehan verbal ditemukan dalam bahasa yang merendahkan, agresif terhadap ibu, sering menargetkan pilihan, tindakan dan perilakunya selama persalinan. Misal:“jangan berteriak, kamu akan membuat mengganggu ibu-ibu lain.”, “udahlah pilih operasi aja! ndak udah sok sok jadi pahlawan, pengen melahirkan normal segala!.” “Jangan teriak terus! buatnya aja diam diam, giliran mau lahiran teriak teriak, bikin malu!”. “Lakukan saja apa yang dikatakan dokter kepadamu, mengapa kamu harus begitu sulit?

Nurut sih napa bu!” “Anda tidak bida dan gak mungkin hamil selamanya, jadi jadwalkan tanggal induksi Anda.”

Perhatikan bahwa bahasa ini sama sekali tidak terbatas pada siapa yang mengucapkan, entah provider/petugas kesehatan, keluarga, maupun orang lain yang hadir pada saat kelahiran dapat menggunakan dan melontarkan bahasa yang merendahkan martabat, terutama ketika dihadapkan dengan seorang ibu bersalin yang dianggap  tidak memenuhi standar perilaku yang diharapkan.

Kekerasan/pelecehan secara Fisik

Kekerasan/ pelecehan secara fisik terjadi ketika seorang wanita:

  • Hak kebebasan bergerak selama persalinan tidak ada, bahkan hanya suruh tidur di satu pose saja selama proses persalinan.
  • ibu di infus tanpa ada indikasi dan alasan yang kuat.
  • akses ke alat bantu persalinan / kelahiran yang ditolak (birthing ball, peanut ball,  jongkok, hidroterapi, dll) ,
  • akses untuk makan dan minum di batasi hanya karena alasan  “untuk berjaga-jaga”, tidak ada makanan yang diizinkan, hanya boleh ngemut es batu, berjam-jam tanpa bisa asupan ‘bahan bakar’.
  • dilakukan prosedur fisik tanpa persetujuandari klien seperti: episiotomi, pemeriksaan vagina, amniotomi, pemecahan ketuban secara sengaja, dll.
  • Akses  untuk IMD (Inisiasi Menyusu Dini), skin to skin dan rooming in di tolak, padahal bayi sehat

Kekerasan/Pelecehan secara  Ekonomi

Ini yata sekali terjadi, dimana ibu yang ekonomi rendah tidak mendapatkan haknya sebagaimana mertinya. contoh: “pelayanan yang kasar dan kata kata yang ketus kepada klien yang menggunakan asuransi program pemerintah/dana bantuan, sedangkan saat bertemu dengan klien yang mapan dan kaya secara ekonomi, maka layanannya berbeda dan lebih santun.”

Kekerasan/ Pelecehan secara seksual

Membahas pelecehan seksual kebidanan sering kali merupakan hal yang paling tidak nyaman bagi banyak orang. Gagasan bahwa tubuh seorang wanita berpotensi di lecehkan secara seksual saat melahirkan tidak sesuai dengan apa yang oleh kebanyakan orang dianggap sebagai ‘pemerkosaan’.

Namun, persalinan sebenarnya benar-benar tindakan seksual yang melibatkan semua organ & hormon seksual utama wanita. ketika terjadi kekerasan dan pelecehan terhadap area-area tersebut selama kelahiran maka akan berdampak besar pada seksualitas wanita pascapersalinan dan seterusnya, terutama jika wanita tersebut telah menjadi korban kekerasan seksual sebelumnya.

Contoh perilaku yang melecehkan secara seksual dapat meliputi:

  • alat kelamin ibu yang di paparkan secara sengaja dan diperlihatkan ke orang banyak yang tidak ibu kenal tanpa persetujuan.
  • pemeriksaan vagina secara berulang & menyentuh alat kelamin ibu tersebut oleh banyak (lebih dari satu) petugas kesehatan, bahkan seringkali dilakukan bergantian oleh anak praktek tanpa ijin.
  • Sentuhan tak terduga dan / atau kasar di sekitar alat kelamin
  • pemotongan area genital tanpa persetujuan (episiotomi).
  • Komentar dan / atau komentar tentang alat kelamin (misal; “gimana bu? mau di jahit yang rapet atau longgar ajah? biar besok suaminya enak dan merem melek? “) dan celotehan ini dilakukan saat proses penjahitan perineum. atau misalnya ; “wah bapaknya libur dulu ya nyusunya, ini buat adek bayi dulu! karena nanti kalau bapaknya ikutan nyusu, adek bayinya gakmau karena bau rokok, hahahah”

Menanggapi Kekerasan/ pelecehan yang sering terjadi di dunia Kebidanan

Meskipun itu bukan fenomena baru, namun adanya komentar komentar yang banyak beredar di sosial media berkaitan dengan hal ini berarti menunjukkan bahwa pada kenyataan di lapangan, bahwa kekerasan/pelecehan pada dunia  kebidanan itu  terjadi dan benar adanya, dan bahwa ibu ibu yang mengalaminya dapat mengalami gejala depresi pascapersalinan karena pengalaman kelahiran mereka secara tidak sadar membayang bayangi mereka.

Sayangnya hingga detik ini di Indonesia belum ada aturan hukum yang mengaruh secara khusus hal ini. seringkali ketika seorang ibu mengalami kekerasan ini dan bercerita kepada orang lain, maka orang lainpun mengabaikan atau bahkan meminta si ibu untuk tidak mempermasalahkannya karena hal terpenting adalah bayi yang dilahirkan sehat secara fisik.

Penting untuk mengakui bahwa sebagian besar petugas kesehatan, mulai dari OBGYNs, hingga Bidan , adalah orang-orang yang bijaksana dan penuh hormat yang memiliki niat positif untuk mendukung & melayani ibu selama kelahiran.

Semoga tidak banyak petugas kesehatan yang khilaf di Indonesia.

Amin

Siapa Yang Memegang Kendali Saat Anda Melahirkan? (Etika Diruang Bersalin)

Etika Diruang Kendali

Pagi ini saya membaca sebuah artikel menarik yang di tulis oleh Rebecca Grand dua tahun yang lalu yang membahas tentang Etika di ruang bersalin, tentang kekerasan /abuse/violent yang terjadi di ruang bersalin serta membahas tentang siapa yang memegang kendali saat seorang ibu bersalin.

Anda bisa membacanya dengan lengkap disini

namun saat ini, saya akan mencoba menceritakan kembali tentang kisah yang saya baca ini, lalu mencoba mengajak Anda untuk merenungkannya.

#true story

Jadi critanya, ada seorang ibu namanya Turbin dari daerah Los Angeles, suatu sore saat dia hendak makan malam bersama temannya menikmati hidangan seafood di deket pelabuhan, ternyata tiba tiba ketubannya pecah dan alhasil, dia tidak jadi makan malam, namun pergi ke sebuah rumah sakit.

Begitu sampai di rumah sakit, dia berharap di perlakukan dengan lembut (mengingat dia latar belakangnya adalah korban pemerkosaan, jadi dia punya trauma yang mendalam berkaitan dengan reproduksi), namun yang terjadi adalah petugas kesehatan di rumah sakit itu sangat kasar memperlakukannya, dan bahkan dia dipaksa untuk di infus dan di pasang epidural.

Lalu saat proses persalinan terjadi, tanpa permisi, dokter yang menanganinya melakukan episiotomy. bahkan melakukannya dengan menggunting berulang kali (mungkin guntingnya tumpul saat itu sehingga episiotomi di lakukan beberapa kali guntingan) dan itu terasa sangat sakit, bahkan ibunya Turbin pun menyaksikan dengan mata kepala sendiri bahwa anaknya di lakukan episiotomy beberapa kali tanpa permisi dan bahkan di paksa.

Karena Turbin trauma dan efek episiotomy ternyata masih dirasakan dalam jangka panjang, selama dua tahun Turbinmencari pengacara yang mau menangani kasusnya.

Apa Itu Episiotomi?

Episiotomi adalah sayatan bedah yang dilakukan pada perineum – area antara anus dan vulva. Selama abad ke-18 dan 19, dokter menggunakan teknik ini untuk mempercepat proses persalinan tetapi hanya dalam keadaan darurat.

Namun, pada pertemuan American Gynecological Society pada tahun 1920, dokter kandungan terkemuka Joseph DeLee merekomendasikan agar dokter menggunakan episiotomi sebagai hal yang biasa untuk mencegah robekan perineum, yang viasa terjadi pada proses persalinan normal.

Alasannya adalah luka tersebut akan mudah sembuh dan rapih di banding robekan alami yang sering ada. Pada tahun 1979, 62,5 persen dari semua kelahiran dan 80 persen dari kelahiran pertama kali di AS dilakukan episiotomi.

Namun, sejak 1980-an, penelitian klinis mulai menunjukkan bahwa episiotomi tidak boleh diterapkan sebagai praktik medis rutin. Episiotomy bisa menjadi intervensi penyelamatan jiwa dalam keadaan tertentu, tetapi untuk sebagian besar proses kelahiran, ternyata memotong perineum dengan sengaja lebih berbahaya daripada robekan alami.

Prosedur ini dikaitkan dengan tingkat nyeri, edema, perdarahan, dan inkontinensia yang lebih tinggi – dan sebenarnya meningkatkan risiko robekan yang parah.

Episiotomi Tidak Wajib Digunakan

Saat ini, American College of Obstetricians dan Gynecologists dan bahkan WHO pun) merekomendasikan untuk TIDAK menggunakan episiotomi sebagai prosedur rutin.

“Ada kasus di mana episiotomi tetap merupakan hal yang tepat untuk dilakukan, tetapi ketika persalinan dan persalinan berjalan normal, tidak ada indikasi untuk melakukan episiotomi,” kata Dana Gossett, seorang profesor dan dokter kandungan-kandungan di University of California, San Francisco.

Dalam kasus Turbin, persalinannya berjalan normal. Dia masih muda dan sehat, dan tidak ada keadaan yang membuat episiotomi diperlukan. Bahkan jika ada alasan medis yang sah, dokter masih membutuhkan persetujuannya.

Nah dalam kasus si Turbin tersebut di atas, Seperti kebanyakan pasien, Turbin menandatangani formulir persetujuan ketika dia memasuki rumah sakit.

Formulir tersebut menyatakan bahwa ia menyetujui “perawatan darurat, perawatan medis atau bedah, atau layanan rumah sakit yang diberikan kepada pasien di bawah instruksi umum dan khusus dari dokter”, tetapi juga bahwa ia memiliki “hak untuk menyetujui atau menolak operasi yang diusulkan atau prosedur kapan saja sebelum tindakan tersebut dilakukan ”.

Menurut Nadia Sawicki

Nadia Sawicki, profesor hukum di Loyola University Chicago, mempelajari etika seputar hubungan dokter-pasien dan informed consent. Dia mengatakan bahwa meskipun pasien menandatangani dokumen persetujuan ketika mereka memasuki rumah sakit, itu tidak berarti dokter dapat melakukan operasi terhadap kehendak eksplisit mereka.

Setelah mendapatkan kasus “kekerasan dalam proses persalinan” ini, Turbin merasa trauma, kesal , tetapi staf rumah sakit mengatakan tidak ada yang bisa dilakukan. Ketika Turbin sampai di rumah, dia memberi tahu keluarga, teman, dan rekan kerja tentang apa yang terjadi. Banyak yang menjawab bahwa episiotomi adalah bagian standar dari melahirkan dan dia tidak perlu mengeluh karena bayinya sehat.

Saat Turbin mencari pengacara untuk membela kasusnya, dia tidak dapat menemukan siapa pun untuk mengambil kasus ini. dia sudah berbicara dengan 80 pengacara yang berbeda selama 18 bulan, dan berulang kali ditolak. Entah pengacara berpikir itu hanya kasus malpraktek medis ringan. toh kondisi bayinya baik-baik saja dan luka-lukanya sendiri tidak terlalu parah.

karena tidak mendapatkan dukungan dari keluarga dan orang terdekat, akhirnya  Dia memutuskan untuk mengirim video kelahirannya ke YouTube dan melihat apakah ada reaksi dari orang orang yang menonton videonya. Dalam sehari, video tersebut menarik 13.000 penonton. Dalam beberapa minggu, jumlahnya mencapai 100.000. dan lebih lebih dari 500.000 repost di sosial media.

LUAR BIASA.

lalu saya ingat dengan postingan saya di Instagram tentang episiotomy 

Dan dalam waktu kurang dari 2 jam postingan ini menarik ratusan ibu untuk berkomentar dan bercerita tentang pengalaman mereka dan trauma mereka tentang episiotomy.

Apa yang menarik dari fenomena ini?

yang saya pelajari adalah; Seorang Perempuan mengalami banyak pelanggaran selama perawatan bersalin dan seolah-olah hak asasi mereka – martabat, integritas tubuh dan psikologis, privasi, kesetaraan – tidak ada

Seharusnya Pengambilan keputusan bersama seharusnya menjadi bagian dari proses melahirkan, tanpa tekanan, manipulasi, dan paksaan di ruang bersalin. Namun yang sering terjadi saat ini dilapangan adalah, masih banyak nada nada Ancaman yang di dengar , misal : “kalau terjadi apa apa sama istri dan anak Anda, saya tidak akan bertanggung jawab lho ya!”.

Dan masih banyak lagi kalimat kalimat yang mengisyaratkan bahwa mau gak mau kamu (klien) harus nurut pada saya (provider). walaupun Dalam kebanyakan kasus, ini bukan karena niat jahat. Jika dokter berpikir tindakan tertentu adalah yang terbaik, itu adalah tugas mereka untuk mengungkapkannya. Namun, pada akhirnya pasienlah yang berhak memutuskan apa yang terjadi pada tubuh mereka.

Nah mari kita merenungkan ini bersama sama, supaya kasus si Turbin ini tidak terjadi pada Anda maupun wanita wanita lainnya.

Salam hangat

Peran Hormon dalam Proses Persalinan (Merupakan Kunci Sukses)

Kunci Sukses Persalinan

Keseimbangan hormon di dalam tubuh merupakan kunci dari persalinan yang sukses dan aman. Dalam tubuh Anda, hormon berperan sebagai kurir yang mengirimkan pesan dan mengantarkan respon ke berbagai organ dan jaringan tubuh.

Hormon mengelilingi tubuh Anda melalui darah dan terikat dengan protein di dalam sel tubuh kita yang bernama reseptor. Dalam kehamilan dan proses persalinan, hormon berfungsi untuk mengubah fungsi tubuh kita untuk mendukung kehamilan dan proses persalinan.

4 Hormon Utama Yang Perlu Anda Ketahui

Dalam proses persalinan, ada 4 hormon utama yang akan aktif. Hormon-hormon tersebut adalah oksitosin si hormon cinta, beta-endorphin si hormon kebahagiaan, adrenaline dan nonadrenaline (epinephrine dan norepinephrine) si hormon semangat, dan prolactin si hormon ibu. Sistem semacam ini ada di semua mamalia dan berasal dari otak limbik atau otak mamalia.

Semua sistem ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan dan kondisi emosional Anda. Inilah mengapa, ada benyak wanita yang mengalami persalinan macet di tengah tengah proses persalinan mereka.

Tubuh mamalia kita didesain untuk melahirkan di alam liar, yang mana macetnya proses persalinan menjadi suatu keuntungan ketika ada bahaya, karena dengan macetnya persalinan tersebut, kita menjadi punya waktu untuk mencari tempat yang lebih aman dan lebih nyaman.

Maka dari itu jika saat proses persalinan hormon flight-or-flight kita aktif karena perasaan takut atau asing atau tidak nyaman, kontraksi akan melambat dengan sendirinya. Inilah mengapa banyak wanita yang mengalami persalinan melambat atau bahkan macet ketika mereka berada di lingkungan yang asing seperti rumah sakit.

Oleh karena itu, sangatlah penting bagi Anda untuk datang ke rumah sakit atau provider Anda di saat yang tepat.

Hormon Dalam Persalinan

Oksitosin

Okstosin, atau hormon cinta merupakan salah satu hormon utama yang aktif saat proses persalinan. Hormon ini akan aktif saat kita merasakan cinta, berhubungan seksual, orgasme, melahirkan, dan menyusui.

Namun, pada saat persalinan, hormon akan berada di puncaknya. Di proses persalinan, hormon ini berfungsi untuk menstimulasi kontraksi, menipiskan dan membuka serviks, menurunkan kepala bayi, mengeluarkan plasenta, dan meminimalisir terjadinya pendarahan.

Pada saat kehamilan, hormon ini berfungsi untuk meningkatkan peningkatan nutrisi, mengurangi stress, dan menyimpan energi dengan membuat kita lebih sering mengantuk.

Hormon flight-or-fight (catecholamines) dapat menghambat keluarnya hormon oksitosin pada saat persalinan, namun hormon ini mempunyai peran penting di fase kedua persalinan. 

Beta-endorphins

Beta-endorphins merupakaan salah satu bentuk dari hormon endorphin yang dikeluarkan otak saat Anda merasa sakit atau stress. Hormon ini merupakan hormon penghilang rasa sakit alami dalam tubuh.

Hormon ini membantu ibu untuk mengatasi rasa sakit pada saat persalinan. Beta-endorphins bersifat 18 hingga 33 kali lebih kuat daripada morphin. Hormon ini juga merupakan penyebab dari ingatan kita yang luar biasa detail mengenai proses persalinan Anda yang sebelumnya. Namun, penggunaan induksi, obat penghilang rasa sakit, dan intervensi yang lain dapat menurunkan produksi beta endorphin secara signifikan.

Sama seperti hormon oksitosin, hormon ini juga akan keluar saat Anda melakukan hubungan seksual dan menyusui. Bahkan, hormon ini sebenarnya ada di dalam ASI, itulah mengapa bayi seringkali mengalami “mabuk alami” setelah minum ASI. Hormon ini juga membantu tubuh untuk mengeluarkan hormon prolactin yang dapat menyiapkan ibu untuk menyusui.

Prolactin 

Prolactin sering kali disebut sebagai hormon ibu. Hormon ini dihasilkan oleh pituitary ketika masa kehamilan dan menyusui. Hormon Ini berfungsi untuk menyiapkan payudara ibu untuk menyusui.

Para peneliti percaya bahwa hormon ini (bersama dengan oksitosin) bertanggung jawab untuk menaikkan mood Anda dan membuat Anda merasa tenang saat menyusui. Selain itu, prolactin juga dipercaya mempunyai peran yang penting dalam tingkah laku keibuan Anda.

Hormon inilah yang membuat seorang ibu selalu memprioritaskan kebutuhan anakkya sebelum memenuhi kebutuhannya sendiri.

Catecholamines (CAs)

Hormon yang dikenal dengan hormon flight-or-fight ini terdiri atas hormon adrenaline dan nonadrenaline (epinephrine dan norepinephrine). Hormon ini merupakan hormon yang keluar dari kelenjar adrenal diatas ginjal Anda yang merupakan reaksi tubuh Anda terhadap rasa takut, cemas, lapar, atau kedinginan.

Saat hormon ini aktif, aliran darah Anda akan dialihkan ke otot otot utama tubuh Anda dan organ-organ utama. Anda harus ingat bahwa hormon ini ada di seluruh mamalia, dan sistem semacam ini sangat dibutuhkan untuk mamalia yang melahirkan di alam liar yang penuh bahaya.

Namun, plasenta dan rahim bukanlah organ utama sehingga secara otomatis, supply darah ke plasenta dan rahim juga akan menurun.

Saat hormon ini keluar dalam jumlah yang besar dan di waktu yang tidak tepat karena beberapa hal seperti perasaan takut atau cemas yang muncul atau karena berbagai intervensi yang ada, hormon ini dapat menyebabkan persalinan yang lebih lama dan fetal distress yang diakibatkan karena menurunnya aliran darah ke rahim dan plasenta.

Namun, dalam momen tepat dan persalinan minim intervensi, hormon ini akan bekerja dalam cara yang berbeda. Hormon ini dapat membuat ibu merasakan aliran energi secara tiba tiba diiringi dengan kontraksi yang kuat sehingga membuat persalinan lebih mudah dan cepat. Inilah mengapa sangatlah penting bagi Anda untuk mempersiapkan persalinan Anda.

 

Sumber:

  • https://www.bellybelly.com.au/birth/ecstatic-birth-natures-hormonal-blueprint-for-labor/
  • http://www.childbirthconnection.org/maternity-care/role-of-hormones/
  • https://chriskresser.com/natural-childbirth-iv-the-hormones-of-birth/
  • https://sarahbuckley.com/pain-in-labour-your-hormones-are-your-helpers-2/

Bagaimana Cara Menghindari Epidural? Apa Kaitannya Dengan Persalinan Lancar?

Fakta Proses Persalinan

Persalinan yang lancar, nyaman dan minim intervensi seringkali menjadi impian para ibu karena minimnya resiko birth trauma dan proses pemulihan yang jauh lebih cepat.

Seperti yang Anda tau, satu intervensi dalam kasus persalinan dapat mengarah ke intervensi lainnya, inilah yang disebut dengan cascade intervention dan Anda juga tau bahwa setiap intervensi pasti akan mempunyai resiko dan efek samping.

Begitu juga dengan epidural. Berikut ini adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda untuk menghindari epidural, dan bahkan jika Anda memilih untuk melakukan epiduralpun, tips ini dapat membantu Anda untuk tetap tenang dan nyaman sampai anesthesiologist(ahli anestesi) Anda datang.

Tips Cara Menghindari Epidural

  1. Persiapkan dan berdayakan diri Anda

Ingatlah untuk selalu mempersiapkan dan memberdayakan diri Anda dalam segi mental, tubuh, maupun ilmu pengetahuan selama kehamilan karena ini adalah kunci dari melahirkan lancar, nyaman, dan minim intervensi. Banyak-banyaklah membaca dan ikutilah kelas-kelas persiapan persalinan.

Dengan begitu Anda dapat mempunyai gambaran mengenai apa yang akan Anda hadapi nanti saat proses persalinan dan tau cara mengatasinya. Selain itu, Anda juga akan menjadi lebih siap dan lebih tenang saat menjalani proses persalinan nantinya. Namun, ingatlah bahwa pengetahuan saja tidaklah cukup.

Anda tidak mungkin menyuruh provider Anda untuk tidak melakukan intervensi jika persalinan Anda macet atau Anda kesakitan karena tubuh Anda tidak siap. Maka dari itu, cobalah untuk berolahraga secara rutin dan tetap aktif selama kehamilan.

Prenatal gentle yoga dapat menjadi salah satu pilihan olahraga yang dapat Anda lakukan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pentingnya memberdayakan diri saat kehamilan, klik disini

  1. Buat lingkungan yang nyaman

Jika Anda berencana untuk melahirkan di rumah sakit, atau di tempat yang benar benar asing, cobalah untuk membuat ruangan tempat Anda berada menjadi senyaman mungkin.

Anda dapat membawa barang-barang dari rumah yang anda tau dapat membuat Anda menjadi lebih tenang, seperti boneka, bantal, guling, musik, selimut, atau aromaterapi. Pastikan juga bahwa pendamping Anda tau apa yang Anda mau sehingga ia dapat membantu Anda menjadi lebih nyaman.

  1. Percayai tubuh Anda

Salah satu kunci untuk melahirkan nyama, lancar, dan minim intervensi adalah dengan mempercayai tubuh Anda. Dengarkan tubuh Anda dan ikuti ritme tubuh Anda. Jika Anda perlu bergerak, bergeraklah!

Jika Anda perlu melakukan vokalisasi, lakukanlah! Jika Anda merasa lebih nyaman saat berada dalam posisi jongkok, lakukanlah! Ingatlah bahwa tubuh Anda dapat memberi Anda berbagai macam informasi dan dapat membantu Anda, yang perlu Anda lakukan hanyalah mencoba lebih peka terhadap diri Anda sendiri dan ikuti ritme tubuh Anda.

  1. Pekerjakan Doula

Doula merupakan pendamping persalinan professional. Beberapa studi mengatakan bahwa memperkerjakan seorang doula professional dapat mengurangi kesempatan untuk mendapatkan epidural hingga 60%. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang doula, klik disini

  1. Cobalah untuk menghindari induksi

Seperti yang telah saya sebutkan di awal, dalam proses persalinan, seringkali intervensi yang satu akan mengarah ke intervensi yang lainnya. Saat Anda diinduksi, Anda akan mengalami kontraksi yang jauh lebih kuat dan jauh lebih lama.

Terkadang, hal ini dapat membuat Anda menjadi kesulitan untuk mengatasinya tanpa penghilang rasa sakit. Maka dari itu, cobalah untuk menghindari intervensi medis seperti induksi. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai intervensi, klik disini

  1. Edukasi pendamping Anda

Pentingnya melakukan persiapan persalinan tidak hanya berlaku untuk Anda, namun juga pendamping Anda. Saat proses persalinan nanti, pendamping Andalah yang akan membantu Anda dan bahkan membuat beberapa keputusan saat Anda dihadapkan pada suatu pilihan karena tentunya Anda akan fokus dan sibuk pada proses persalinan Anda. Maka dari itu, Anda harus dapat memastikan bahwa pendamping Anda tau apa yang Anda mau.

  1. Pergi ke rumah sakit di saat yang tepat

Tips yang terakhir adalah untuk datang ke rumah sakit di saat yang tepat. Saat Anda berada di tempat asing seperti rumah sakit, hormon oksitosin otomatis akan menurun dan kemungkinan proses persalinan untuk justru melambat atau bahkan macet menjadi lebih besar.

Hal ini juga berarti bahwa kemungkinan Anda untuk mendapatkan berbagai intervensi seperti induksi atau epidurl menjadi jauh lebih besar juga. Oleh karena itu, Anda akan ingin memastikan untuk tetap berada di rumah selama mungkin. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kapan waktu yang tepat untuk pergi ke rumah sakit, klik disini 

Sumber:

  • https://www.kidspot.com.au/birth/labour/preparing-for-labour/9-ways-to-avoid-an-epidural/news-story/3f5be284051219fb7718bfc524fd38aa
  • http://laceybroussard.com/5-secrets-to-avoid-an-epidural/