Bidan Kita

Home Blog Page 19

Solusi Persalinan Macet & Persalinan Lama / Tak Maju!

Perlu Anda Ketahui

Setiap calon ibu tentu menginginkan persalinan yang berjalan mulus tanpa hambatan. namun kenyataan di lapangan berkata lain. Ada banyak sekali kasus komplikasi yang mungkin terjadi yang menyebabkan  persalinan macet di tengah jalan sehingga pada akhirnya diharuskan menjalani caesar. Dan akhir akhir ini, kasus ini semakin banyak di dapati di lapangan.

Apa Itu Persalinan Macet?

Persalinan macet adalah suatu persalinan yang mengalami kemacetan dengan jangka waktu cukup lama atau lebih dari 18 jam pada persalinan anak pertama, dan 12 jam pada persalinan berikutnya sehingga dapat menimbulkan komplikasi, baik pada ibu maupun janinnya. Oleh karena itu, persalinan macet perlu penanganan segera.

Nah sebelum kita lanjutkan pembahasannya, Anda harus bisa membedakan perbedaan diagnose antara persalinan macet dan persalinan lama.

Nah sebuah persalinan harus memasuki  fase aktif persalinan terlebih dahulu sebelum dibedakan kelainannya. Fase aktif ini ditandai dengan terjadinya dilatasi serviks atau pembukaan leher Rahim 4 cm.

Beda Persalinan Lama dengan Macet

Baru setelah itu, dapat dibedakan menjadi persalinan lama atau persalinan macet. (#note: untuk selanjutnya persalinan akan saya sebut dengan istilah medis yaitu PARTUS)

  1. Partus lama terjadi setelah terjadi fase aktif dan pertambahan dilatasi serviks kurang dari 1cm/jam selama paling sedikit 4 jam.
  2. Partus macet terjadi dimana setelah terjadi fase aktif, tidak ditemukan lagi dilatasi serviks selama 2jam atau lebih. Hal ini dapat terjadi karena kontraksi Rahim /uterus yang tidak adekuat, kurang dari 180 unit montevidio

 

Ada banyak Faktor yang menyebabkan terjadinya partus lama maupun partus macet/tak maju.

  1. Psikologis

Kenapa Psikologis menjadi factor no 1? YA, karena lancar atau tidaknya proses persalinan di tentukan oleh kondisi otak, mental dan emosi seorang ibu.

Anda bisa memahami kronologisya dari Link ini, dari penjelasan di youtube channel saya dan di buku buku yang saya tulis tentang Fear Cycle

  1. Power

Power, atau kekuatan, banyak yang berfikir bahwa kekuatan ini adalah kekuatan ibu mengejan. Padahal bukan hanya itu saja, karena banyak sekali klien saya yang berhasil melahirkan tanpa bahkan tanpa mengejan. Anda bisa melihatnya di sini

Namun sebenarnya Power disini pada dasarnya adalah kekuatan otot Rahim untuk berkontraksi. Kekuatan yang lemah saat kontraksi dapat disebabkan karena terjadinya  disfungsi otot uterus yang bersifat hipotonik.

Disfungsi uterus ini banyak penyebabnya, yaitu:

  • Malfungsi otot uterus dapat terjadi karena regangan uterus yang berlebihan, misal pada kehamilan ganda atau hamil dengan bayi besar. Karena terjadinya distensi / regangan otot uterus yang berlebihan, maka kekuatan Rahim untuk berkontraksi menjadi terganggu sehingga persalinan menjadi lama
  • Penggunaan analgesia (obat penghilang rasa sakit) melalui epidural. Pemberian analgesia ini dapat menjadikan persalinan lebih lama, baik persalinan kala satu ataupun kala dua dengan perlambatan kecepatan penurunan janin.
  • Korioamniotis atau infeksi pada selaput ketuban janin yang terlambat didiagnosa dapat memperpanjang waktu proses persalinan
  • Proses persalinan yang melelahkan, dan ibu kekurangan energy, tentu juga menjadi salah satu dari factor Power ini.

Kekuatan Kontraksi otot uterus/ Rahim yang bisa menimbulkan pembukaan/ dilatasi saat persalinan adalah sekitar 15 mmHg. Sedangkan komtraksi rata rata pada saat persalinan adalah 60mmHg. Ketika tekanan atau kontraksi di Rahim kurang dari 15 mmHg, maka proses dilatasi pasti ikut terganggu.

  1. Passage Way

Passage way artinya jalan lahir, yaitu panggul. Dan ketika kita bicara dan membahas tentang panggul, berarti kita juga harus membahas tentang bentuk panggulnya, otot, ligament, fascia dan sendi tulang panggul itu sendiri.

Bagaimana pergerakannya dan bagaimana mekanismenya saat persalinan itu terjadi. Ketika ada ketidak selarasan pada panggul baik itu bentuk dan pergerakannya, tentua ini akan mempengaruhi lama atau tidaknya proses persalinan.

  1. Passanger

Passanger artinya penumpang atau si janin itu sendiri. Jika penumpangnya ideal baik berat dan posisinya, tentu ini tidak akan menjadi masalah, lain halnya jika janin di dalam kandungan terlalu kecil, terlalu besar, jumlah lebih dari satu, maka akan lain ceritanya bukan?

 

  1. Position

Saya selalu bilang bahwa POSISI menentukan PRESTASI

Baik itu posisi ibu saat proses persalinan berlangsung maupun posisi janin saat persalinan terjadi.

Nah karena ada banyak sekali factor yang bisa menyebabkan persalinan macet dan persalinan lama, maka Solusi yang bisa saya berikan untuk kasus ini adalah:

  1. Tenang & Nafas
  2. Rehidrasi
  3. Seimbangkan & Selaraskan
  4. Beri tambahan ruang / Creating Space
  5. Goyang & bergeraklah
  6. Manfaatkan gaya Gravitasi

Nah supaya Anda bisa lebih memahami detail pembahasan nya, saya akan tuliskan sebuah kasus yang pernah terjadi di klinik bidankita. Mari kita analisa dan pelajari kasusnya:

Studi Kasus:

Seorang ibu hamil (Ny D) asal JOGJA, G1 (Hamil pertama) dengan umur kehamilan 40+3 minggu, jam 19:00 WIB datang ke klinik bidankita dengan riwayat kontraksi palsu dan pembukaan 1 cm selama 4 hari. Dengan detak jantung janin normal (janin sejahtera) dan ketuban masih utuh.

Kontraksi yang terjadi selama 4 hari tersebut tidak ada kemajuan (karakter kontraksinya: ringan, tidak intens, irregular, kadang di sertai flek, kadang tidak, kontraksi hanya di rasakan di perut bagian bawah saja, tanpa ada sensasi menjalar ke pinggang) si ibu cukup terganggu tidurnya ketika kontraksi tersebut datang, namun masih bisa sesekali tidur, walaupun tidak nyenyak tidurnya (tidur ayam).

Ketika si ibu ini periksa ke provider lain, hampir semua provider yang didatangi langsung menjudge ibu ini, bahwa dia tidak bisa bersalin normal pervaginam dan minimal harus segera di induksi. Karena ibu ini ingin sekali merasakan persalinan yang normal alami pervaginam dan minim intervensi, maka dia “nekad” memutuskan untuk datang ke Klinik Bidan Kita (jarak 1-1,5 jam perjalanan) untuk konsultasi dan melakukan treatment.

Ketika datang ke klinik Bidan Kita, beberapa hal yang dilakukan adalah:

  • Relaksasi hypnobirthing, untuk memulihkan energinya karena tentu si ibu ini kurang tidur selama 4 hari, dan paling tidak membuat hati dan pikirannya nyaman dan tenang dulu. Ini penting karena hormone oksitosin tidak akan keluar apabila si ibu tegang, panic dan diliputi rasa takut dan kecemasan.
  • Homeophaty remedies; yaitu kali carb 200c ( Kali carbonicum) dan gelsemium.

Kali carb biasanya saya gunakan untuk persalinan lama dan persalinan macet serta janin dengan posisi posterior. Selain itu kali carb juga bantu untuk meringankan rasa kurang nyaman di pinggang yang dirasakan ibu saat kontraksi berlangsung.

Gelsemium, dalam persalinan gelsemium sangat bagus untuk membantu memaksimalkan fungsi otot uterus yang mungkin saja kelelahan. Selain itu gelsemiun juga sangat bermanfaat untuk ibu yang merasa nervous. Namun gelsemium ini bisa meningkatkan volume berkemih, dan ini bagus karena ketika si ibu menjaga kandung kemihnya tetap kosong, maka rahimnya akan berfungsi lebih baik.

  • Side Lying release sekitar 10-15 menit di tiap sisi, tehnik ini adalah tehnik yang cukup ajaib untuk membantu menyeimbangkan dan menselaraskan otot dan ligament pada panggul. sehingga ketika terjadi regangan lembut pada ligamen ligament panggulnya, maka ini aan membantu memberikan ruangan lebih luas untuk kepala bayi turun dan membuka jalan lahir.
  • Goyang panggul dengan Rebozo @5 menit sebanyak sekitar 20 kali, karena dengan dilakukan goyangan di panggulnya setelah si panggul di selaraskan , maka kepala janin akan mempunyai lebih banyak ruangan untuk melakukan maneuver maneuver lembut yang bisa membantunya memposisikan kepalanya di posisi yang optimal.
  • Therapy Moxa, yang di berikan di beberapa titik tertentu di tubuh ibu untuk merangsang munculnya hormone oksitosin silahkan lihat disini titiknya .

Setelah melakukan beberapa treatment di atas, ternyata “click”, kontraksi Rahim Ny D menjadi semakin intens dan dia mengalami kemajuan persalinan yang signifikan,  dan dalam waktu 2 jam ternyata serviksnya membuka 9 cm!

Namun sayangnya karena mungkin Ny D sudah cukup lelah dan energinya lumayan “terkuras” di awal (ingat, dia kurang tidur selama 4 hari sebelumnya), alhasil, kontraksi rahimnya kembali melemah. Ketika di lakukan pemeriksaan vagina, Kepala janin masih di hodge -2, dan area sacrum dan outletnya terasa sangat kaku dan tegang. Posisi ubun ubun ROA (Right Occiput Anterior).

Akhirnya, karena si ibu terlihat sangat kelelahan, saya memintanya untuk minum air manis hangat, makan kurma dan relaksasi hypnobirthing lagi di sela sela kontraksi, dan membiarkannya sejenak istirahat sembari mengontrol detak jantung janin . dan saat itu detak jantung janin masih stabil dan normal, ketuban masih utuh.

Karena ketika saya periksa, area outlet sangat kaku, dan sacrum sama sekali tidak bisa bergerak, maka yang saya lakukan setelah sejenak Ny D istirahat adalah, melakukan “Jiggle fascia” menggunakan rebozo di daerah tulang tuberusnya.

Dan ternyata ini membuat ibu merasa sangat nyaman dan membuat ligament sacro tubero ligament dan sacro spinosus ligeman menjadi teregang pelan pelan dan memanjang. Saya melakukannya selama sekitar 5 menit, dan ini cukup untuk membuat ligamennya menjadi lebih nyaman. Kemudian saat ny D kontraksi, maka kembali dilakukan side lying release hingga tidak lama kemudian ny D pembukaan lengkap.

Dan dengan sisa tenaga yang ada, posisi yang dipilihnya adalah posisi open hips . karena dia merasa cukup “nyambung” dengan tubuh dan bayinya ketika mengejan menggunakan pose ini. Dan akhirnya jam 22:00 WIB lahirlah bayi perempuan nan lucu, dengan berat janin 4,3 kg , (tinggi ibu 155cm) dan dengan perineum utuh. Fiuhh!!! Cukup melelahkan namun melegakan.

Nah apa yang bisa Anda pelajari dalam kasus di atas.

Konsep

Ternyata ketika ligament panggul Anda di “release” maka panggul Anda akan terbuka lebih luas dan memberikan ruangan yang lebih banyak bagi bayimu. Dan ketika Anda mampu bergoyang, bergerak dan memanfaatkan gaya gravitasi, maka gaya gravitasi akan bekerja lebih maksimal membantu bayimu untuk lahir dengan mudah.

Ingat!

  1. Tugas bayi adalah mencari jalan keluar dan lahir
  2. Tugas ibu adalah membuka, menyediakan jalan bagi kelahiran anaknya.

 

Cara Merawat dan Memulihkan luka Jahitan Perineum setelah Melahirkan Pervaginam

Apa Yang Paling Ditakuti?

Seperti biasa, ketika saya menanyakan apa yang tidak disukai atau bahkan di takuti saat proses persalinan, hampir >95% menyatakan Takut SAKIT. Entah sakit karena kontraksi atau sakit karena episiotomy dan proses penjahitan luka pada vagina.

Banyak juga ibu ibu yang DM (Direct massage) ke Instagram saya @bidankita tentang keluhan mereka akan luka bekas episiotomy nya.

Jahitan Setelah Persalinan

Jahitan setelah persalinan normal pervaginam sangatlah umum dan kebanyakan ibu yang baru pertama kali mengalami hal ini. Ketika terjadi robekan jalan lahir entah itu robek secara alami ataupun karena proses episiotomy, maka, jahitan diperlukan untuk mencegah robeknya dinding lebih lanjut dan kemungkinan infeksi.

Jahitan biasanya sakit pada awalnya dan mungkin mulai terasa gatal saat mulai sembuh. Diperlukan sedikit perawatan diri ekstra selama waktu ini agar jangan sampai mereka terinfeksi dan menyebabkan komplikasi di kemudian hari.

Namun satu hal yang harus di pahami adalah bahwa VAGINA adalah organ yang sangat LUAR BIASA dan mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri 10x lipat lebih cepat di bandingkan dengan sel sel di anggota tubuh yang lain.

Setelah persalinan normal pervaginam, vagina umumnya terasa sakit dan bengkak. Dengan demikian, perawatan yang tepat sangat penting untuk membantu vagina pulih dan jahitan sembuh sepenuhnya.

Mengapa Anda Perlu di jahit Setelah Melahirkan?

Pada saat persalinan, bayi keluar melalui jalan lahir atau vagina. Meskipun area ini melar dan dapat mengembang luar biasa untuk mengakomodasi ukuran bayi, namun kadang-kadang bayi mungkin membutuhkan lebih banyak ruang.

Ketika ini terjadi, perineum (area antara anus dan vulva) dapat membesar di luar kemampuannya dan sobek saat proses melahirkan. Beberapa sobekan terjadi hanya ringan dan mungkin akan sembuh secara alami bahkan tanpa di jahit (lecet doang).

Namun, beberapa proses persalinan bisa terjadi robekan yang parah, melibatkan jaringan otot dan dapat menyebabkan perdarahan substansial dan rasa sakit yang signifikan. Karena itu, mereka membutuhkan jahitan.

Apa itu Episotomi?

Dalam beberapa kasus, ibu bersalin mungkin harus menjalani episiotomi. Episiotomi adalah sayatan bedah yang dibuat di perineum untuk memperlebar lubang untuk membantu bayi melewati dengan mudah dan mencegah robeknya jaringan pada saat persalinan. Dalam kasus seperti itu, jahitan juga diperlukan.

Robekan perineum dapat dibagi menjadi empat derajat:

  1. Derajat 1: ini adalah robekan yang sangat kecil sehingga bisa sembuh sendiri tanpa perawatan apa pun. Hanya luka dangkal karena hanya mengenai kulit perineum dan lapisan luar dari lubang vagina. Ini sering tidak memerlukan jahitan dan bakalan sembuh dengan cepat.
  2. Derajat 2: Beberapa sobekan terjadi lebih dalam hingga ke otot-otot di bawah kulit. Ini perlu dijahit melalui lapisan kulit. ini umumnya sembuh dalam waktu beberapa minggu.
  3. Derajat 3: Beberapa robekan lebih parah dan dapat meregang jauh melalui jaringan perineum dan otot sampai sfingter anal (otot di sekitar anus). Mereka pasti membutuhkan jahitan dan dapat menyebabkan rasa sakit yang signifikan selama beberapa bulan. Robekan ini dapat menempatkan Anda pada risiko inkontinensia ani (buang air besar yang tidak disengaja).
  4. Derajat 4: Ini adalah jenis robekan serius yang masuk lebih dalam melalui otot-otot yang ada di sekitar anus dan jaringan di bawahnya hingga anus. Mungkin perlu operasi kecil untuk menjahit sobekan yang terjadi.

Dalam beberapa kasus, robekan dapat terjadi di atas vagina, dekat dengan uretra. Naun robekan ini biasanya sangat kecil dan mungkin memerlukan sedikit atau tanpa jahitan. Mereka umumnya tidak termasuk otot, karenanya sembuh dengan sangat cepat. Habya saja ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan saat kencing.

Bagaimana proses penjahitan Itu Dilakukan?

Bagi saya pribadi proses penjahitan luka perineum adalah proses yang sangat tidak saya sukai, karena proses ini membutuhkan tenaga dan focus yang lebih.  Itulah kenapa saya lebih sering mengedukasi ibu hamil supaya mempersiapkan vaginanya agar bisa elastis dan kuat saat persalinan sehingga tidak terjadi robekan saat melahirkan.

(Anda dapat membacanya disini)

Jika luka robekan hanya kecil da ringan, Anda mungkin dijahit di ruangan tempat Anda melahirkan. setelah memberikan anestesi lokal, untuk mematikan rasa di daerah yang bersangkutan, akan menutup robekan dengan jahitan jelujur. Sebagian besar, benang yang digunakan akan diserap oleh tubuh Anda, jadi tidak perlu di ambil.

Namun pada Kasus yang melibatkan episiotomi atau robekan tingkat ketiga hingga keempat, di mana robekannya lebih dalam melalui kulit ke otot, Anda biasanya dipindahkan ke ruang operasi dan dilakukan oleh dokter kandungan (otomatis jika Anda terjadi robekan derajat 3 dan 4 dan melahirkan di klinik yang tidak ada ruang operasinya, maka Anda akan dirujuk ke tingkat yang lebih tinggi dan lengkap fasilitasnya).

Dokter kandungan dapat memberikan anestesi lokal melalui epidural (spinal) atau dalam beberapa kasus anestesi umum, tergantung pada tingkat kerusakan dan setelah itu, menjahit perineum. Tabung tipis (kateter) dapat dimasukkan ke dalam kandung kemih, untuk mengosongkan urin. Ini akan memungkinkan perineum sembuh dengan cepat. Biasanya, jahitan episiotomi adalah jahitan yang diserap atau larut.

Berapa Lama sembuhnya?

Biasanya luka jahitan akan sembuh dengancepat antara 1-2 minggu setelah melahikan. Apalagi apabila Anda merawatnya dengan baik.  Tetapi proses ini mungkin berbeda dari orang ke orang. Selain itu Juga, semakin besar robekannya, semakin banyak waktu penyembuhan. Rasa sakit dapat berkurang setelah seminggu tetapi ketidaknyamanan dapat berlanjut selama sekitar satu bulan.

Robekan yang lebih serius yang melibatkan jahitan yang lebih dalam mungkin membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Mungkin butuh 6 hingga 8 minggu untuk sembuh sepenuhnya. Rasa sakit mungkin dialami sekitar sebulan. Jahitan sering mulai gatal di area sekitar penjahitan biasanya dirasakan ketika lukanya mulai sembuh.

Bagaimana caranya supaya Anda tetap merasa nyaman?

Anda juga bisa membacanya disini ya

Jahitan bisa sangat menyakitkan setelah persalinan normal. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membuatnya merasa nyaman:

  1. Gunakan “Jaranan” ini adalah resep dari nenek saya dan sangat ampuh ketika di terapkan pada ibu yang habis melahirkan.

Apa itu “jaranan” ? jaranan adalah kain panjang(90-100cm) yang di lipat kecil selebar pembalut yang di gunakan untuk meletakkan pembalut . sematkan pembalut yang sudah di beri kompres meggunakan kasa dan calendula tinktur /bethadine, lalu jadikan pembebat. Setiak kali Anda duduk dan berdiri Tarik kuat supaya luka bekas jahitan bisa terfiksasi dengan baik dan tidak tertarik ke salah satu sisi. Dan ingat! Setiap kali duduk, letakkan pantat Anda bersama sama (jangan duduk di salah satu pantat)

  1. Duduk di dalam bak berisi air dingin tidak hanya membantu menenangkan jahitan yang sakit tetapi juga meredakan pembengkakan. Ingatlah untuk menepuk-nepuk area kering dengan lembut menggunakan handuk bersih dan lembut. Atau, kompres dingin menggunakan ice pack atau ice gel.
  2. Saat duduk jika Anda mengalami rasa sakit, Anda dapat mencoba mencari bantal tiup berbentuk cincin atau bantal donat yang dirancang khusus untuk memberikan kenyamanan saat duduk.
  3. Untuk mengurangi tekanan dari perineum saat duduk di bangku, tekan dengan lembut bantalan di atas jahitan.
  4. Jika Anda merasa tidak nyaman saat buang air kecil, Anda mungkin bisa mengguyurnya dengan air hangat di area tersebut yang berguna untuk mengurangi sensasi terbakar.
  5. Ingatlah untuk menjaga perineum dan area vagina bersih dan kering untuk mencegah infeksi persalinan normal.
  6. Apabila Anda dapat memilih obat penghilang rasa sakit yang aman untuk mengatasi rasa sakit tetapi disarankan untuk terlebih dahulu berkonsultasi dengan provider Anda dalam hal ini.

Tips untuk Sembuh Lebih Cepat

Berikut adalah daftar tips yang dapat membantu memulihkan lebih cepat:

  1. Teteskan/oleskan beberapa tetes minyak lavender/geranium/helichrisum dari young living pada jahitan dapat memberikan bantuan dari rasa sakit karena minyak ini memiliki sifat antiseptik yang luar biasa. (anda bisa membelinya di admin bidankita)
  2. Kompres dengan Calendula Tinkture (homeopathy remedy) pada luka jahitan. (anda bisa membelinya di admin bidankita)
  3. Ingatlah untuk mencuci area vagina dengan air setiap kali setelah buang air kecil dan bersihkan pantat Anda dengan hati-hati dari depan ke belakang.
  4. Mengekspos jahitan ke udara segar setiap hari selama 10-15 menit dapat membantu mereka lebih cepat kering.
  5. Ingatlah untuk membersihkan jahitan dengan air hangat
  6. Berendam dalam bak air hangat selama 15-20 menit, beberapa kali dalam sehari dapat membantu mengurangi rasa sakit.
  7. Makanlah makanan yang mengandung banyak serat dalam diet Anda, makan seimbang dan minum banyak air untuk mencegah sembelit.
  8. Untuk sementara gunakan toilet duduk (bukan toilet jongkok) untuk mengurangi tekanan pada perineum. Apabila di rumah Anda tidak mempunyai toilet duduk, anda bisa kreatif kok. Dengan cara menempatkan kursi di atas toilet jongkok dimana bagian kursi yang di gunakan untuk duduk/bangkunya Anda ambil/coput sehingga tempat duduknya berlobang. (pintar kan?)
  9. Berjalan kaki secara teratur dan melakukan latihan dasar panggul tertentu dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah yang dapat mempercepat proses pemulihan.
  • Penting untuk mencuci tangan dengan benar setelah menggunakan toilet dan sebelum mengganti pembalut untuk mencegah penyebaran infeksi.
  • Untuk sementara Jangan mengangkat beban yang berat dan melakukan latihan berat untuk menghindari tekanan yang tidak perlu pada jahitan.
  • Penting untuk menjaga kebersihan pribadi dengan menjaga area vagina tetap kering dan bersih untuk mengurangi risiko kemungkinan infeksi. Sering mengganti pembalut bersalin dan berhati-hati agar mereka tidak mengiritasi jahitan yang sakit dengan menggosoknya.

Bisakah Anda Menghindari Jahitan?

Tentu bisa. Silahkan pelajari cara caranya di link ini dan ini

Akankah Ini Menyebabkan Masalah di Masa Depan?

Penting untuk memahami cara merawat jahitan setelah melahirkan dengan benar agar sembuh dengan aman dan nyaman. Beberapa wanita mungkin mengalami rasa sakit saat berhubungan intim. Dalam kasus seperti itu, yang terbaik adalah menunggu sebentar dan membiarkan jahitannya sembuh dengan baik, mungkin Anda akan membutuhkan lubricant juga.

Dalam beberapa kasus, beberapa ibu mungkin bermasalah dengan nyeri perineum yang berkelanjutan, kesulitan dalam mengatur feses atau kandung kemih. Apapun masalahnya, itu bisa dicegah dengan menjaga kesehatan Anda, makan sehat dan berolahraga secara teratur. Jika masalah masih berlanjut, cari bantuan medis yang sesuai.

Kapan Berkonsultasi dengan provider Anda

Meskipun dirawat dengan baik, kadang-kadang komplikasi tertentu dapat timbul dengan jahitan. Silahkan konsultasi ke provider jika Anda mengalami hal berikut:

  1. Rasa sakit yang sangat dan konstan
  2. Bau busuk dari daerah vagina.
  3. Demam tinggi dan menggigil.
  4. Sensasi terbakar yang intens saat kencing.
  5. Kurangnya kontrol atas pergerakan usus.
  6. Pendarahan yang tidak terkendali terutama gumpalan.
  7. Kemerahan atau pembengkakan yang berlebihan.
  8. Pengeluaran yang tidak biasa dari jahitan.

Semoga bermanfaat

Salam hangat

Yesie

 

Cara Alami Bebas Hipertensi Selama Hamil

Setelah memposting artikel tentang pre eclampsia, eclampsia dan HELLP Syndrome, hal yang bisa saya lakukan disini adalah memotivasi Anda semua untuk kembali lebih Aware dengan tubuh Anda dan mulai menjaga kesehatan Anda.

Kapan Mulai Mempersiapkan Diri?

Dan idealnya, adalah : Anda mempersiapkan diri sejak sebelum hamil. Jadi hamil itu bukan ASAL HAMIL, namun hamil yang direncanakan. Kenapa? Karena ada banyak sekali perubahan yang Akan Anda alami selama masa kehamilan.

Sehingga Kehamilan yang tidak direncanakan dengan baik dapat memberi dampak buruk bagi ibu dan bayinya. Banyak nutrisi yang diperlukan sebelum dan selama kehamilan yang harus Anda persiapkan. Pada kehamilan juga terjadi berbagai perubahan pada tubuh ibu dan harus dipersiapkan dengan baik, sehingga ibu terhindar dari komplikasi selama kehamilan.

Hipertensi Dalam Kehamilan

Perlu Anda ingat bahwa, semakin kesini semakin banyak komplikasi terjadi pada masa kehamilan dan proses persalinan. Dan semuanya bukan tanpa sebab! Salah satunya adalah karena Anda yang punya tubuh tidak mau memberdayakan diri.

Contoh yang nyata dan sangat berhubunga dengan artikel yang sebelumnya saya tulis adalah tentang kasus HIPERTENSI KEHAMILAN.

Sekitar 1 dari 10 kehamilan, ibu mengalami tekanan darah tinggi, protein dalam urin dan retensi cairan selama paruh kedua kehamilan – suatu kondisi yang dapat memicu komplikasi kehamilan yang disebut preeklampsia.

Jika tidak diobati, ini dapat secara serius mempengaruhi perkembangan bayi dan, dalam beberapa kasus, dapat berkembang menjadi eklampsia, suatu kondisi yang berpotensi mengancam jiwa

Apa Penyebab Kehamilan Tekanan Darah Tinggi?

Kehamilan tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mmHg. Hal ini dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang parah pada ibu dan bayi jika terus berlanjut setelah kehamilan 20 minggu. Beberapa kemungkinan penyebab tekanan darah tinggi selama kehamilan adalah:

  1. Kelebihan berat badan atau obesitas pada saat pembuahan
  2. Masalah gaya hidup seperti merokok atau konsumsi alkohol
  3. Gaya hidup menetap tanpa olahraga
  4. Kehamilan ganda
  5. Usia ibu di atas 40 tahun pada saat hamil
  6. Kehamilan pertama atau teknik kehamilan yang dibantu
  7. Riwayat keluarga preeklamsia, atau hipertensi kronis

Preeklamsia dapat menyebabkan berat janin rendah, komplikasi dalam persalinan (pencegahan pra-pendirian sebelum hamil dan melahirkan, pra-pendirian hipertermia selama kehamilan. , kelahiran prematur, solusio plasenta dan risiko yang lebih tinggi dari c-section. Dalam keadaan terburuknya, itu dapat mengambil bentuk eklampsia yang dapat menyebabkan kematian.

Seperti yang saya tuliskan di artikel sebelumnya bahwa pre eclampsia bahkan bisa terjadi 1-6 minggu setelah melahirkan. Dan wanita yang pernah mengalami pre eclampsia sangat berpotensi untuk mengalaminya kembali di kehamilan berikutnya.

Bagaimana cara seorang ibu dengan Tekanan Darah Tinggi bisa mengupayakan untuk Mencegah Masalah Selama Kehamilan?

Mengontrol tekanan darah Anda sebelum dan selama kehamilan – dan mendapatkan perawatan pranatal secara teratur – sangat membantu memastikan kesehatan Anda dan kesehatan bayi Anda.

Sebelum hamil:

  1. Perubahan gaya hidup seperti membatasi asupan garam,
  2. Olahraga teratur (Prenatal Gentle Yoga, renang, jogging dll)
  3. Menurunkan berat badan jika Anda kelebihan berat badan
  4. Para ahli saat ini merekomendasikan untuk menghindari inhibitor angiotensin-converting enzyme (ACE) dan antagonis reseptor Angiotensin II (AII) selama kehamilan; Obat tekanan darah lain mungkin baik untuk Anda gunakan. Namun, jangan menghentikan atau mengganti obat kecuali dokter Anda memberi tahu Anda untuk melakukannya.

Saat Anda hamil:

  1. Melakukan perawatan medis prenatal yang teratur.
  2. Hindari alkohol dan tembakau.
  3. Bicaralah dengan dokter Anda Tentang obat yang dijual bebas atau sedang Anda pikirkan.

Bagaimana Saya Dapat Mencegah dan mengatasi Tekanan Darah Tinggi?

Faktor keturunan dan faktor-faktor terkait usia tidak dapat dikontrol, tetapi ada beberapa cara untuk mencegah hipertensi selama kehamilan, seperti:

  1. Kontrol penambahan berat badan Anda. Memang sih selama masa kehamilan berat badan Anda pasti meningkat namun cobalah untuk menjaga asupan makanan Anda dan mengontrol berat badan Anda dalam batas normal.
  2. Berolahraga: Aktivitas ringan seperti berjalan dan yoga dapat membantu Anda tetap aktif secara fisik, sesuai dengan peluang terkena hipertensi selama kehamilan
  3. Mengurangi kebiasaan merokok (pasif maupun aktif)
  4. Menghilangkan kelebihan garam: Asupan garam yang berlebihan dapat menyebabkan lonjakan kadar tekanan darah. Batasi asupan garam Anda hanya sekitar 1500 mg, meskipun 2.400 mg dianggap baik untuk dikonsumsi. Juga, ingatlah untuk memeriksa label makanan yang Anda makan. – makanan olahan, makanan cepat saji dan banyak minuman membawa garam meskipun rasanya tidak asin
  • makanan asin seperti keripik, bacon, dan kacang asin
  • produk kaleng dalam air garam
  • ikan dan daging yang diawetkan, diasap, atau diasamkan
  • pasta dan daging daging
  • makanan siap saji
  • paket sup dan saus
  • kaldu kubis dan ekstrak ragi
  • Garam mudah diganti dengan bumbu, rempah-rempah, lemon atau jus jeruk nipis karena tidak butuh waktu lama untuk melatih lidah Anda.
  1. Mengurangi stres: Stres, kecemasan, dan kecemasan bisa membuat tekanan darah Anda meningkat.Pelajari teknik relaksasi untuk menjaga stres, seperti relaksasi hypnobirthing, meditasi dan latihan pernapasan
  2. Konsumsi bawang putih selama kehamilan tampaknya meningkatkan sirkulasi darah ibu, merangsang pertumbuhan plasenta dan meningkatkan aktivitas enzim. Para ilmuwan berharap bahwa ekstrak bawang putih dapat digunakan untuk mengobati fungsi plasenta dan preeklampsia yang buruk.
  3. cara makan bawang putih :
    cincang halus 1-2 siung bawang putih, campurkan ke dalam segelas air, dan minumlah.
    Metode lain adalah dengan mengambil potongan-potongan cincang halus, meletakkannya di atas sepotong buah, lalu makanlah
    Kiat – coba tambahkan beberapa siung ke smoothie Anda.
  4. Konsumsi makanan dan Suplemen asam folat dapat membantu melindungi Anda dari tekanan darah tinggi dan preeklampsia selama kehamilan serta melindungi terhadap cacat tabung saraf
  5. Diet tinggi kalsium dapat membantu mengurangi risiko tekanan darah tinggi dan preeklampsia selama kehamilan serta mengurangi risiko osteoporosis terkait kehamilan.
  6. Pertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen antioksidan yang mengandung vitamin C dan E
  7. Pernapasan dan meditasi adalah teknik relaksasi yang sangat terkenal yang dapat dilakukan siapa pun. Selama kehamilan, pernapasan dalam membantu mengurangi stres dan menurunkan tekanan darah. Napas dalam mengurangi tekanan darah tinggi.
  8. Tingkatkan Asupan Kalium, Kalium adalah mineral yang tidak terpisahkan dan penting selama kehamilan. Kalium membantu menjaga keseimbangan elektrolit dan cairan. Ini juga membantu dalam kontraksi otot, pelepasan energi, dan transmisi impuls saraf. Diet kaya potasium membantu mengurangi tekanan darah tinggi pada kehamilan.
  9. Makanan Kaya Magnesium; Kekurangan magnesium adalah penyebab paling umum dari tekanan darah tinggi pada kehamilan. Termasuk makanan kaya magnesium dalam diet Anda akan membantu mengurangi tingkat tekanan darah tinggi dalam tubuh. Mineral penting ini juga membantu mencegah kontraksi uterus prematur dan membangun tulang kuat janin yang sedang berkembang
  10. Prenatal gentle yoga adalah salah satu bentuk latihan terbaik selama kehamilan. Prenatal gentle yoga mencegah stres, berat badan lahir rendah, dan kelahiran prematur. Yoga dikenal memiliki efek menguntungkan yang sangat besar untuk mengurangi tekanan darah secara efektif. Ini juga mengurangi sakit punggung bagian bawah dan memperbaiki pola tidur.
  11. Musik sangat menenangkan pikiran dan tubuh. Mendengarkan musik bisa sangat bermanfaat bagi Anda selama kehamilan. Musik membantu mengatasi kecemasan dan stres yang bertanggung jawab menyebabkan tekanan darah tinggi pada kehamilan. Karena stres tidak baik untuk Anda dan bayi Anda, sangat penting untuk mengendalikannya. Mendengarkan musik selama setidaknya 20-30 menit setiap hari dapat secara signifikan mengurangi tekanan darah tinggi Anda.
  12. Biji-bijian utuh kaya serat makanan yang dikenal untuk mengurangi hipertensi. Selama kehamilan beralihlah ke biji-bijian utuh seperti roti, pasta gandum, dan nasi merah. Pastikan Anda makan setidaknya 8 porsi biji-bijian sepanjang hari.
  13. Coba aromaterapi -Rosewood telah terbukti efektif dalam menurunkan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Gunakan di bawah pengawasan ahli aromaterapi yang berkualitas. Minyak esensial aromaterapi lain yang dapat membantu setelah minggu ke-16 kehamilan termasuk geranium, lavender, ylang-ylang dan lemon (gunakan merk young living)
  14. Terapi komplementer lainnya yang dapat membantu termasuk simatik, penyembuhan, qigong, pijat refleksi dan reiki.

Jika tekanan darah tinggi tidak ditangani tepat waktu, itu dapat menimbulkan beberapa risiko dan komplikasi selama kehamilan. Selain itu, juga dapat membahayakan bayi yang belum lahir dan menyebabkan kelahiran prematur.

Jika Anda telah didiagnosis menderita tekanan darah sebelum atau setelah kehamilan, segera hubungi provider Anda.

Sehat selalu ya

Salam hangat

 

References

  • http://www.livestrong.com/article/22828-reduce-high-blood-pressure-pregnant/
  • http://www.wikihow.com/Naturally-Lower-Blood-Pressure-During-Pregnancy

Apa Itu HELLP Syndrom? Ketahui Gejalanya Sejak Dini, Agar Mempersiapkan Diri

Studi Kasus

Masih berkisar tentang Pre Eklampsia, Eklampsia

saya ingin menuliskan sebuah kasus:

Kasus:

Seorang wanita berusia 25 tahun datang ke klinik pada usia kehamilan 28 minggu dengan keluhan sakit kepala dan sakit perut. Dia menyatakan bahwa gejala ini mulai 5 hari yang lalu dan telah memburuk.

Tanda vital pasien penting untuk tekanan darah 175/95 mmHg. Pada pemeriksaan fisik, nyeri timbul pada palpasi keempat kuadran, khususnya kuadran kanan atas. Dipstick urin menunjukkan 3+ protein. Pasien dirawat di rumah sakit dan mulai menggunakan magnesium magnesium sulfat dan labetalol IV. Lima jam setelah perawatan ini dimulai, dia mengalami kejang.

Contoh Kasus Yang Terjadi Dilapangan

Oke, ini adalah contoh kasus yang terjadi di lapangan. Namun sebelumnya kembali saya mengingatkan Anda tentang apa itu Hipertensi, pre Eklampsia, dan Eklampsia:

Hipertensi kronis (> 140/90 mmHg)

  • Riwayat tekanan darah tinggi sebelum kehamilan atau sebelum 20 minggu kehamilan
  • Cenderung bertahan setelah kehamilan

Hipertensi gestasional (> 140/90 mmHg)

  • Tidak ada riwayat hipertensi
  • Hipertensi yang berkembang selama kehamilan biasanya setelah kehamilan 20 minggu
  • Biasanya kembali ke hingga 6 minggu postpartum
  • Lebih sering terjadi pada kehamilan kembar dan kembar tiga

Preeklampsia

  • Klasik: hipertensi + proteinuria
  • Dari catatan hipertensi gestasional adalah hipertensi onset baru setelah 20 minggu kehamilan tetapi TIDAK memiliki proteinuria atau tanda / gejala preeklampsia lainnya
  • Tidak ada bukti yang mendukung pengobatan hipertensi gestasional ringan sampai sedang
  • Jika proteinuria tidak ada, diagnosis dapat dibuat jika ada hipertensi dan timbulnya salah satu dari yang berikut ini:
    • trombositopenia (kurang dari 100.000 / mikroliter)
  • Kreatinin serum lebih besar dari 1,1 mg / dL atau dua kali lipat kreatinin serum tanpa adanya penyakit ginjal
  • Peningkatan transaminase hati (ganda)
  • Edema paru
  • Gejala otak atau visual

Eklampsia

preeklampsia + kejang

Sindrom HELLP

  • Bentuk preeklampsia dengan Hemolisis, LFT Tinggi, Trombosit Rendah
  • Harus dibedakan dari trombositopenia gestasional di mana trombosit turun drastis tetapi jarang di bawah 80, tidak menimbulkan risiko bagi ibu atau janin, dan sembuh secara spontan setelah lahir

Faktor risiko

  • hipertensi yang sudah ada sebelumnya
  • nulliparity
  • usia ibu <20 tahun,> 35 tahun
  • diabetes
  • penyakit ginjal kronis
  • gangguan autoimun
  • Biasanya terjadi dari usia kehamilan 20 minggu hingga 6 minggu pascapersalinan
  • jika gejalanya terjadi sebelum 20 minggu pikirkan kehamilan molar

Gejala

  • sakit kepala
  • penglihatan kabur
  • sakit perut
  • pertambahan berat badan (retensi air)
  • Pemeriksaan fisik
  • hipertensi
  • preeklamsia ringan => 140/90
  • preeklampsia berat => 160/110
  • edema wajah dan ekstremitas
  • mentasi yang diubah
  • hiperrefleksia

Sindrom HELLP adalah gangguan organ hati dan darah yang terjadi pada kehamilan. Sindrom ini sering dikaitkan dengan preeklampsia. Sindrom HELLP dapat mengancam nyawa dan biasanya terjadi setelah kehamilan memasuki usia 20 minggu.

Sindrom HELLP merupakan singkatan dari Hemolisis (H) yaitu kerusakan sel darah merah, Elevated liver enzyms (EL) yaitu peningkatan produksi enzim hati akibat gangguan pada sel hati dan Low Platelet (LP) yaitu jumlah platelet atau trombosit yang terlalu rendah, sehingga mengganggu proses pembekuan darah.

Kenali Gejala yang Beragam

Faktor risiko ibu hamil mengalami sindrom HELLP, yaitu berusia diatas 34 tahun, hamil bayi kembar, atau memiliki keluarga yang pernah mengalami sindrom HELLP.

Terlebih jika ibu hamil menderita kondisi medis tertentu seperti obesitas, tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit ginjal atau ada masalah dengan pengentalan darah. Selain itu, 1 dari 10 ibu hamil yang mengalami preeklampsia memiliki kemungkinan terkena Sindrom HELLP.

Gejala dari sindrom HELLP terbilang beragam pada tiap orang dan tidak terlalu spesifik, sehingga terkadang sulit dilakukan diagnosa. Gejala yang dapat timbul seperti:

  • rasa lelah,
  • sakit kepala,
  • sakit perut terutama ulu hati atau bagian kanan atas,
  • mual, muntah selama kehamilan.

Beberapa gejala lain dari sindrom HELLP termasuk pembengkakan di tangan, tungkai, atau wajah, kenaikan berat badan yang berlebihan dan tiba-tiba, perdarahan spontan tanpa pencetus, mengalami gangguan pencernaan, penglihatan terganggu, dan sakit saat bernapas juga dirasakan. Sebaiknya segera konsultasi ke dokter jika ibu hamil menunjukkan gejala-gejala tersebut.

Penanganan Sindrom HELLP

Jika gejala sindrom HELLP dirasakan, penting untuk segera berkonsultasi ke dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat. Umumnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, tes urine untuk melihat kebocoran protein, dan tes darah untuk mengevaluasi fungsi hati serta jumlah trombosit. Selain itu, ada kemungkinan perlu dilakukan MRI untuk melihat kondisi kesehatan secara menyeluruh.

Jika hasil pemeriksaan menandakan bahwa Anda menderita sindrom HELLP, mengakhiri (terminasi) kehamilan dengan konsekuensi melahirkan bayi secara prematur merupakan salah satu cara yang mungkin dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi serius yang bisa membahayakan kondisi ibu dan bayi.

Namun jika usia kehamilan masih kurang dari 34 minggu, langkah medis yang akan dilakukan dokter sebelum memutuskan terminasi kehamilan dilakukan, meliputi:

Tirah baring (bed rest) dan perawatan di rumah sakit agar kesehatan ibu dan janin dapat terpantau dengan baik.

Transfusi darah, dalam hal ini transfusi trombosit, untuk pasien sindrom HELLP dengan jumlah trombosit yang terlalu rendah dan berisiko menimbulkan perdarahan.

Pemberian obat kortikosteroid untuk mempercepat pematangan paru-paru bayi sebelum lahir agar dapat berfungsi dengan baik setelah lahir.

Pemberian magnesium sulfat guna mencegah terjadinya eklampsia

Pemberian obat penurun tekanan darah.

Pemantauan dan evaluasi kemungkinan adanya kondisi gawat janin

Jika Anda pernah mengalami sindrom HELLP, risiko untuk mengalami komplikasi dalam kehamilan  di masa mendatang akan lebih tinggi. Pastikan dokter yang menangani Anda mengetahui seluruh riwayat kesehatan dan kehamilan Anda.

Sindrom HELLP tergolong kondisi yang berbahaya bagi ibu hamil dan membutuhkan penanganan yang cepat. Jangan segan untuk segera konsultasi dokter mengenai keluhan apapun yang dirasakan saat hamil.

 

Apa Itu Eklampsia? (Pre Eklampsia + Kejang), Ketahui Hal Ini Sebelum Terlambat!

Apa Itu Eklampsia?

Eklamsia adalah kondisi serius akibat pre eklampsia pada ibu hamil, yang ditandai adanya KEJANG. Dengan kata lain, preeklamsia yang disertai kejang disebut eklamsia.

Eklamsia merupakan kondisi jarang terjadi, namun harus segera ditangani apabila muncul karena dapat membahayakan nyawa sang ibu dan bayi yang dikandungnyanya.

Eklamsia bisa terjadi pada saat ibu hamil mengalami hipertensi berat atau preeklamsia, di mana sudah muncul kejang-kejang. Kejang dapat diikuti dengan penurunan kesadaran atau tatapan yang kosong. dan ini bisa saja terjadi mendadak.

Preeklamsia umumnya terjadi pada trimester terakhir kehamilan, dan risiko munculnya kejang (eklamsia) adalah pada saat mendekati persalinan. itulah alasannya kenapa ibu ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan dan menderita preeklampsia sebaiknya melahirkan di Rumah Sakit. Supaya apabila terjadi Eklampsia, maka penanganan akan lebih cepat dan tepat.

Fase-fase Pada Eklamsia

Kejang eklamsia dapat dibagi menjadi 2 fase:

  • Fase pertama adalah kejang sekitar 15-20 detik yang ditandai dengan kedutan di sekitar wajah.
  • fase kedua yang ditandai dengan kejang otot di sekitar rahang, otot mata, dan akhirnya menyebar ke seluruh tubuh selama sekitar 60 detik.

Agar dapat menghindari bahaya dari eklamsia, cara paling efektif adalah dengan mendeteksi risiko terjadinya preeklamsia pada masa-masa awal kehamilan.

Gejala Eklamsia

Munculnya eklamsia pada ibu hamil selalu didahului dengan preeklamsia. Seringkali ibu hamil yang mengalami preeklamsia tidak menunjukkan gejala. Akan tetapi, preeklamsia dapat diketahui pada waktu pemeriksaan dengan tanda-tanda klinis seperti:

  1. Hipertensi. Preeklamsia dapat terjadi akibat tekanan darah tinggi yang dapat merusak pembuluh darah baik arteri, vena, dan kapiler. Kerusakan pembuluh darah arteri akan menyebabkan aliran darah terganggu sehingga mengganggu kinerja otak dan dapat menghambat pertumbuhan bayi.
  2. Proteinuria. Proteinuria adalah keberadaan protein di dalam urine yang diakibatkan oleh gangguan fungsi ginjal. Kondisi ini dapat muncul jika glomerulus, bagian ginjal yang berfungsi menyaring darah, mengalami kerusakan sehingga protein dapat lolos dari penyaringan. Ditemukannya protein dalam urine merupakan tanda klinis yang penting dalam mendiagnosis preeklamsia pada ibu hamil, meskipun tidak menunjukkan gejala.

Gejala preeklamsia lainnya juga dapat muncul seperti pembengkakan pada lengan dan kaki dan kenaikan berat badan tiba-tiba selama 1-2 hari kehamilan. Meskipun demikian, ibu hamil yang tidak mengalami preeklamsia juga dapat mengalami gejala tersebut dan hal itu normal dalam kehamilan.

Jika preeklamsia sudah masuk tahapan berat, gejala-gejala yang dapat muncul pada ibu hamil, dan sudah di postingan sebelumnya

Apabila preeklamsia berat pada ibu hamil sudah disertai kejang-kejang, maka kondisi ini disebut dengan eklamsia. Sebelum kejang terjadi, biasanya terdapat gejala gangguan saraf, seperti sakit kepala dan penglihatan menurun. Gejala preeklamsia umumnya akan hilang sekitar 1-6 minggu setelah persalinan.

Penyebab Eklamsia

Hingga saat ini, penyebab terjadinya preeklamsia dan eklamsia belum diketahui dengan pasti. Namun, sejumlah dugaan menyebutkan bahwa kondisi ini diakibatkan oleh kelainan pada pembuluh darah dan kelainan pada plasenta.

Diagnosis Eklamsia

Pada wanita hamil yang mengalami kejang, dokter akan menentukan apakah kejang tersebut diakibatkan oleh preeklamsia, terutama apabila pasien sudah pernah mengalami preeklamsia di kehamilan sebelumnya, ataukah karena penyebab lain. Beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

  1. Pemeriksaan darah. Preeklamsia dan eklamsia sangat terkait dengan tekanan darah pada wanita hamil. Oleh karena itu penting untuk melakukan pemeriksaan darah pada wanita hamil agar dapat mendiagnosisadanya preeklamsia dan eklamsia dengan tepat.Pemeriksaan darah ini mencakup:
  • Penghitungan sel darah lengkap (complete blood cell count). Analisis sel darah lengkap dapat menunjukkan apakah seseorang menderita preeklamsia atau gangguan lain, seperti trombositopenia, anemia hemolitik mikroangiopatik, atau sindrom HELLP (gangguan pada organ hati yang merupakan salah satu bentuk preeklamsia berat). Penghitungan sel darah lengkap juga dapat digunakan untuk melihat kadar bilirubin dan serum haptoglobin dalam darah.
  • Analisis hematokrit. Metode ini dilakukan untuk menghitung jumlah sel darah merah per volume darah, yang berperan dalam mengangkut oksigen agar asupan oksigen bagi ibu hamil dan janinnya tetap dipastikan terjaga.
  • Tes fungsi ginjal.

Untuk memastikan apakah seorang wanita hamil mengalami komplikasi dari preeklamsia dan eklamsia yang merusak ginjal, dapat dilakukan tes fungsi ginjal sebagai berikut:

  • Tes serum kreatinin. Kreatinin merupakan zat buangan dari otot yang dialirkan melalui darah dan dibuang melalui ginjal. Akan tetapi, jika ginjal mengalami kerusakan akibat preeklamsia dan eklamsia, kadar kreatinin akan bertambah dalam darah akibat penyaringan kreatinin tidak berlangsung dengan baik.
  • Tes urine. Keberadaan protein dalam urine (proteinuria) merupakan salah satu tanda penting terjadinya preeklamsia dan eklamsia pada ibu hamil. Kadar protein dalam urine yang umumnya terdapat dalam urine ibu hamil dengan preeklamsia adalah diatas 1 g/L. Selain itu, kadar asam urat juga bisa mengalami peningkatan.
  • Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan USG yang dilakukan pada ibu hamil yang mengalami preeklamsia dan eklamsia berfungsi untuk memastikan kondisi janin dalam keadaan baik. Melalui pemeriksaan USG, kondisi janin dapat dinilai melalui pengecekan detak jantung serta pertumbuhan janin. Metode pemindaian lain yang dapat dilakukan selain USG adalah MRI dan CT scan, terutama untuk memastikan tidak adanya gangguan selain preeklamsia dan eklamsia.

Pengobatan Eklamsia

Pengobatan eklamsia harus memperhatikan kondisi ibu hamil pada saat itu. Ketika preeklamsia yang muncul sudah memasuki tahapan eklamsia, pengobatan paling utama adalah persalinan, apabila kehamilan sudah cukup bulan. Selain itu, eklamsia juga dapat terjadi pada jangka waktu 24 jam setelah persalinan. Beberapa obat-obatan yang berfungsi untuk menurunkan tekanan darah hingga di bawah 160 mmHg, di antaranya hydralazine, labetalol, dan Nifedipine

Untuk mengobati kejang-kejang yang terjadi selama eklamsia pada ibu hamil, dokter kemungkinan akan memberikan obat seperti:

Magnesium sulfat. Magnesium sulfat berfungsi untuk menurunkan risiko kembalinya kejang pada ibu hamil yang mengalami eklamsia, dan biasanya diberikan dalam bentuk larutan secara intravena. Pemberian magnesium sulfat untuk meredakan kejang dilakukan selama 24-48 jam.

Diazepam, phenytoin, dan natrium amobarbital. Ketiga jenis obat ini dapat diberikan jika kejang-kejang kembali terjadi pada ibu hamil meskipun sudah diberikan magnesium sulfat.

Setelah kejang-kejang pada ibu hamil dapat diredakan, dokter dapat mempersiapkan persalinan bayi agar preeklamsia dan eklamsia dapat dihentikan, terutama jika janin sudah berusia cukup untuk dilakukan persalinan.

Persalinan dapat dilakukan melalui operasi caesar ataupun persalinan normal melalui vagina. Persalinan melalui vagina, dapat dilakukan terutama pada ibu hamil yang sudah mendekati tanggal perkiraan persalinan. Untuk membantu persalinan vaginal, dapat diberikan oksitosin yang berfungsi untuk menginduksi persalinan dengan merangsang kontraksi otot rahim.

Jika eklamsia terjadi pada ibu hamil dengan usia kehamilan kurang dari 34 minggu, dianjurkan untuk dilakukan persalinan caesar. Persalinan caesar juga harus segera dilakukan jika sudah ada tanda-tanda gawat janin pada eklamsia. Untuk membantu perkembangan paru-paru janin, dapat diberikan obat-obatan jenis steroid seperti kortikosteroid.

Komplikasi Eklamsia

  • Tanpa penanganan yang baik, eklamsia dapat menimbulkan kompikasi serius, termasuk kematian ibu dan janin. Beberapa komplikasi yang masih dapat terjadi pasca persalinan dan pengobatan eklamsia, antara lain adalah:
  • Kerusakan sistem saraf pusat dan pendarahan intrakranial akibat kejang yang muncul berulang. Gejala lain dari kerusakan sistem saraf pusat adalah kebutaan kortikal, akibat kerusakan pada korteks oksipital otak.
  • Gagal Ginjal akut dan gangguan ginjal lainnya.
  • Gangguan kehamilan dan janin.
  • Gangguan dan kerusakan hati (sindrom HELLP)
  • Gangguan sistem peredaran darah, seperti koagulasi intravena terdiseminasi (DIC).
  • penyakit jantung koroner dan stroke

Kemunculan kembali preeklamsia dan eklamsia pada kehamilan berikutnya.

Prognosis Eklamsia pada Ibu Hamil dan Janin

  1. Ibu hamil yang mengalami preeklamsia dan eklamsia kebanyakan dapat menjalani kehamilan dan persalinan tanpa ada masalah. Meskipun demikian, dapat terjadi gangguan pada tekanan darah pasca persalinan. Pada beberapa wanita yang memiliki riwayat preeklamsia dan eklamsia, risiko hipertensi ini bisa berlanjut pada kehamilan berikutnya.
  2. Bayi yang lahir dari ibu hamil yang mengalami preeklamsia atau eklamsia umumnya dapat hidup normal seperti bayi lain, walaupun seringkali lahir dengan kondisi prematur dan harus tinggal di rumah sakit lebih lama.
  3. Jumlah kematian pada ibu hamil akibat eklamsia hanya sekitar 1,8% dari jumlah kasus eklamsia yang tercatat. Seringkali kematian ibu hamil akibat eklamsia terkait dengan kondisi lain, seperti sindrom HELLP dan kekurangan trombosit. Sedangkan kematian janin akibat eklamsia seringkali diakibatkan oleh gangguan atau kerusakan pada plasenta, gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, dan hipoksia (kekurangan oksigen) pada janin.

Pencegahan Eklamsia

Karena penyebab preeklamsia dan eklamsia tidak diketahui secara pasti, maka langkah pencegahan cukup sulit dilakukan. Namun, dokter dapat menyarankan sejumlah hal kepada ibu hamil untuk meminimalisasi risiko terjadinya kedua kondisi tersebut beserta komplikasinya. Di antaranya adalah:

  1. Menjaga tekanan darah. Pada wanita yang memiliki permasalahan hipertensi sebelum menjalani kehamilan, menjaga tekanan darah akan sangat membantu menurunkan risiko eklamsia.
  2. mengkonsumsi sumber makanan yang mengandung banyak anti oksidan

Salam hangat…

Apa Itu Pre Eklampsia? Bagaimana Cara Menanganinya, Bahkan Mencegahnya?

Tentang Pre Eklampsia

Beberapa hari yang lalu saya mem-posting di Instagram @bidankita tentang PRE EKLAMSIA.

Dan cukup surprise karena banyak sekali ibu ibu yang komentar di postingan tersebut. mulai dari ibu ibu yang takut jangan jangan pre eklampsia terjadi pada kehamilannya, hingga ibu ibu yang curhat tentang kejadian preeklampsia yang menimpa mereka di kehamilan dan persalinannya yang lalu.

 

 

Bahkan ada yang cerita bahwa kehamilannya terpaksa harus di akhiri secara SC Cito (Emergency) karena di usia 36 minggu si ibu mendadak kejang. dan tensinya 220mmHg sejak kehamilan 25 minggu. Saat umur kehamilan menginjak 36 minggu, malam hari diare lalu keesokan harinya pandangan buram , setelah di cek urine ternyata langsung +4, yang harusnya di jadwalkan SC esok hari ternyata tiba tiba kejang di malam sebelumnya sehingga otomatis harus SC Cito saat iu juga.

Mengerikan memang ketika kita membayangkan hal itu, karena pada penderita preeklamsia, Eklamsia (pre eklamsia di sertai kejang) biasanya hadir mendadak seperti kilat. dan penanganannyapun harus segera.

Nah, saat ini saya akan mencoba menjelaskan tentang preeklamsia ini. mungkin artikel ini akan terbagi menjadi beberapa tulisan, namun harapan saya, Anda mulai membaca satu demi satu supaya pengetahuan yang di dapatkan bisa utuh. dan Anda bisa bijak menentukan langkah untuk menjaga kehamilan Anda.

Apa itu Pre Aklampsia?

Preeklampsia merupakan penyebab kematian kedua terbesar pada kehamilan di dunia. Kematian pada umumnya terjadi akibat keterlambatan penanganan serta ketidaktahuan ibu mengenai Preeklampsia.

Preeklampsia adalah kondisi yang terjadi pada kehamilan yang memasuki usia minggu ke-20, ditandai dengan tingginya tekanan darah tinggi walaupun ibu hamil tersebut tidak memiliki riwayat hipertensi.

Dimana kondisi Ini juga dapat menyebabkan faktor pembekuan darah rendah (trombosit) dalam darah atau indikator gangguan ginjal atau hati. Kondisi ini juga disebut toksemia.

Penyebab preeklampsia

Hingga saat ini BELUM ADA seorang ahli-pun yang dapat mengidentifikasi satu penyebab preeklampsia, tetapi beberapa penyebab potensial sedang dieksplorasi. Ini termasuk:

  1. Faktor genetik.
  2. Diet/ masalah nutrisi
  3. Masalah pembuluh darah.
  4. Gangguan autoimun

Selain 4 faktor di atas, Ada juga faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang Anda untuk mengalami preeklampsia. Ini termasuk:

  1. Sedang hamil dengan banyak janin,
  2. Hamil saat berusia di atas 35 th
  3. Hamil dengan usia dini / kurangdari 20 th
  4. Hamil pertama kalinya
  5. Mengalami obesitas
  6. memiliki riwayat tekanan darah tinggi,
  7. memiliki riwayat diabetes,
  8. memiliki riwayat gangguan ginjal.

 

#note: Jika Anda pernah mengalami preeklampsia sebelumnya, atau jika Anda memiliki riwayat tekanan darah tinggi, risiko Anda meningkat. Jika Anda memiliki kelainan autoimun, diabetes, lupus, atau sindrom ovarium polikistik, Anda mungkin juga memiliki risiko yang meningkat.

Meningkatnya risiko preeklampsia yang menyertai diabetes juga berlaku untuk diabetes gestasional (bentuk penyakit yang menimpa wanita hanya selama kehamilan). Jika Anda memiliki diabetes gestasional, perhatikan dengan cermat gejala preeklampsia.

Beberapa ahli dalam penelitiannya menemukan bahwa Preeklampsia terjadi karena ada gangguan pada pertumbuhan serta perkembangan plesenta, sehingga hal ini mengganggu aliran darah ke bayi maupun ibu.

Plasenta merupakan organ yang khusus dibentuk saat kehamilan dan berfungsi sebagai pemasok makanan maupun oksigen dari ibu ke janin. Makanan dan oksigen didistribusikan melalui aliran darah, oleh karena itu untuk mendukung pertumbuhan serta perkembangan janin, plasenta membutuhkan pasokan aliran darah yang besar dan konstan.

Namun pada ibu yang mengalami preeklampsia, plasenta tidak mendapatkan darah yang cukup. Hal ini terjadi diperkirakan akibat plasenta yang tidak bekerja dengan baik untuk menyalurkan aliran darah tersebut, kemudian mengganggu pembuluh darah dan tekanan darah pada ibu.

Mengapa plasenta tidak bekerja dengan baik? Tepat setelah telur dibuahi oleh sperma, calon janin tersebut akan menempel pada rahim sebagai tempat tumbuhnya hingga proses kelahiran nanti. Ketika proses itu terjadi, calon janin juga membentuk suatu ‘akar’ dari pembuluh darah ibu yang kemudian akan berkembang menjadi plasenta.

Untuk membuat akar tersebut menjadi plasenta, maka harus ada nutrisi dan makanan yang cukup. Saat makanan yang dikonsumsi ibu tidak mengandung nutrisi yang dibutuhkan dalam perkembangan tersebut, plasenta akan terganggu dan hal ini yang menyebabkan preeklampsia terjadi.

Tidak hanya itu, tekanan darah yang meningkat dapat menyebabkan gangguan pada ginjal ibu, karena itu ibu yang mengalami preeklampsia juga mengalami proteinuria, yaitu kondisi di mana ginjal tidak bisa menyaring protein dengan baik sehingga menyebabkan protein ada di dalam urin.

Bagaimana pre-eklampsia mempengaruhi janin Anda didalam kandungan?

Jadi gini ; tanda utama pre-eklampsia pada janin adalah pertumbuhan yang lambat. Ini disebabkan oleh pasokan darah yang buruk melalui plasenta ke bayi. Bayi yang sedang tumbuh menerima lebih sedikit oksigen dan lebih sedikit nutrisi daripada yang seharusnya, yang dapat memengaruhi perkembangan. Ini disebut “bayi kecil masa kehamilan” atau Intra Uterine Growth Restriction (IUGR).

 

#Note:IUGR adalah kondisi dimana bayi gagal tumbuh sesuai harapan (lebih kecil) dari normalnya saat dalam rahim. Jadi pada IUGR berat badan bayi lebih kecil dibanding bayi normal pada usia kehamilan saat itu.

Gejala dan tanda preeklampsia

Pada dasarnya tubuh sangat cerdas! Dia selalu memberikan tanda dan gejala untuk “mengkomunikasikan” kondisinya kepada kita. Hanya saja, seringkali kita ABAI. Sehingga akhirnya semuanya terlihat mendadak.

Berikut ini gejala gejala pre eclampsia:

Gejala awal:

  • Tekanan darah tinggi (hipertensi) yaitu lebih dari 140/90mmHg
  • Proteinuria (protein dalam urin), hal ini diketahui setelah melakukan pemeriksaan urin

 

Gejala progresif

  • Sakit kepala parah

Jadi begini, Wanita dengan preeklamsia sering mengalami sakit kepala yang persisten atau menetap, yang mungkin terasa membosankan dan konstan atau parah dan berdenyut. Nah bukan berarti setiap Anda sakit kepala berarti pre eklamsia lho ya?! Pada ibu hamil normal,

Sakit kepala sesekali bukan alasan untuk khawatir, karena mungkin saja saat itu Anda kurang tidur, atau sedang terkena virus influenza mungkin, tetapi jika sakit kepala Anda tidak hilang, bahkan setelah Anda mencoba inum obat penghilang rasa sakit atau jika sangat menyakitkan atau disertai dengan gejala lain, seperti pembengkakan atau gangguan penglihatan , segera temui dokter Anda. Karena itulah yang mungkin Anda harus lebih “aware”.

  • Masalah penglihatan, seperti kabur atau melihat lampu berkedip; Beberapa wanita dengan preeklamsia mengalami penglihatan kabur, sensitivitas cahaya, kehilangan penglihatan, dan gangguan visual lainnya. Gejala-gejala ini bisa sangat serius, jadi jika Anda mengetahuinya, segera hubungi dokter Anda atau langsung pergi ke ruang gawat darurat.
  • Sesak napas
  • Mual dan muntah; Meskipun mual dan muntah berhubungan dengan “morning sickness” pada trimester pertama itu adalah salah satu gejala yang normal, namun ketika mual muntah ini timbulnya secara tiba-tiba di umur kehamilan akhir/ trimester 3, apalagi disertai gejala lain, maka mungkin Anda harus mulai waspada.
  • Terjadi peningkatan berat badan dalam 1 atau 2 hari/ Berat badan berlebih karena retensi cairan: Pertambahan berat badan adalah hal yang normal, dan merupakan bagian penting dari kehamilan, tetapi kenaikan berat badan tiba-tiba lebih dari beberapa kilogram dalam seminggu dapat menjadi tanda preeklampsia. Diskusikan kenaikan berat badan Anda secara teratur dengan dokter Anda, dan panggil janji jika Anda melihat kenaikan tiba-tiba, terutama jika Anda memiliki gejala lain.
  • Merasa kurang sehat secara umum.
  • Tiba-tiba mengalami pembengkakan pada muka, kaki, tangan, dan mata
  • Nyeri pada perut bagian atas (tepat di bawah tulang rusuk); Wanita hamil sering mengalami sakit maag dan gangguan pencernaan, dan ini biasanya bukan tanda-tanda preeklampsia, tetapi jika Anda memiliki sakit perut bagian atas yang parah, terutama jika itu menjalar ke punggung atau bahu Anda, segera cari perawatan medis.
  • Sakit pinggangdan punggung ; Seperti banyak gejala lainnya, sakit punggung sering terjadi selama kehamilan adalah sesuatu yang sering terjadi pada ibu hamil. Namun jika Anda merasa menderita sakit punggung bagian bawah yang parah, bahkan tidak berkurang ketika Anda melakukan beberapa pose gerakan prenatal gentle yoga, itu bisa merupakan akibat dari masalah dengan hati Anda – sesuatu yang dapat terjadi dengan preeklampsia. Temui dokter Anda, terutama jika Anda memiliki gejala lain.
  • Penurunan frekuensi dan jumlah urin
  • Waspadai peningkatan kecemasan. Wanita yang mengalami preeklamsia kadang-kadang mengalami peningkatan gejala kecemasan: mereka mungkin merasa panik, mengalami sesak napas, atau melihat denyut nadi yang berdetak kencang. Jika Anda melihat versi ringan dari gejala-gejala ini atau memiliki perasaan umum bahwa “ada sesuatu yang salah,” bicarakan dengan dokter Anda pada pemeriksaan ANC berikutnya, apalagi ketika kecemasan ini sama sekali tidak berkurang setelah Anda rutin melakukan relaksasai hypnobirthing, meditasi dan latihan nafas. Tetapi jika gejala-gejala ini parah atau muncul bersamaan dengan tanda-tanda preeklampsia lainnya, segera carilah bantuan.

Karena menurut penelitian, banyak wanita yang mengalami preeklampsia melaporkan bahwa mereka merasakan perasaan intuitif bahwa ada sesuatu yang sangat salah.

Tekanan darah tinggi mempengaruhi 10% dari semua wanita hamil, jadi ini saja tidak menunjukkan preeklampsia. Namun, keberadaan protein dalam urin merupakan indikator kondisi yang baik.

Ketika preeklampsia terjadi, itu dapat menyebabkan retensi cairan (edema), yang seringkali menyebabkan pembengkakan tiba-tiba pada kaki, pergelangan kaki, wajah dan tangan. Edema adalah gejala umum kehamilan, tetapi cenderung berada di bagian bawah tubuh, seperti kaki dan pergelangan kaki.

Secara bertahap akan membaik di siang hari.Namun, Jika pembengkakan tiba-tiba, dan itu terutama mempengaruhi wajah dan tangan, itu bisa menjadi preeklampsia.

Kondisi preeklampsia juga menyebabkan berbagai masalah pada kesehatan ibu,yaitu:

  1. stroke
  2. Paru-paru basah
  3. Gagal jantung
  4. Kebutaan
  5. Perdarahan pada hati
  6. Perdarahan yang serius ketika melahirkan
  7. Preeklampsia juga mengakibatkan plasenta tiba-tiba terputus dari ibu dan janin, sehingga menyebabkan Kematian Bayi Baru Lahir

Satu-satunya pengobatan atau penanganan terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan melahirkan bayi yang dikandung. Oleh karena itu, sebaiknya diskusikan hal ini dengan dokter. Jika bayi telah cukup baik kondisinya untuk dilahirkan (biasanya usia lebih dari 37 minggu) maka mungkin dokter akan menyarankan untuk melakukan operasi caesar atau melakukan induksi. Hal ini dapat mencegah preeklamsia semakin memburuk.

Namun jika bayi dinyatakan tidak siap untuk dilahirkan, maka dokter akan memberikan terapi untuk mengurangi risiko preeklampsia bertambah parah.

Jika preeklampsia yang dialami oleh ibu hamil tidak terlalu parah, maka berikut rekomendasi yang dapat dilakukan untuk mencegah preeklamsia semakin buruk:

  1. Bed rest atau istirahat total, hal ini bisa dilakukan di rumah ataupun di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang lebih baik.
  2. Relaksasi Hypnobirthing dan Meditasi
  3. Latihan Nafas/ pranayama (belly breathing dan nadisodana sangat di anjurkan)
  4. Melakukan pemeriksaan rutin ke dokter
  5. Mengonsumsi lebih banyak air mineral
  6. Mengurangi konsumsi garam

Tips Kontrol Tekanan Darah-mu

Semoga ini bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi Anda.

Salam hangat

Yesie

 

 

Bagaimana Cara Menghitung Kontraksi Saat Persalinan?

Kapan Waktu Yang Tepat?

Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan ibu-ibu yang akan melahirkan di rumah sakit adalah “Kapan waktu yang tepat untuk pergi ke rumah sakit?”. Banyak ibu hamil yang terlalu semangat sehingga saat kontraksi mereka terasa sudah cukup sering mereka langsung pergi ke rumah sakit dan akhirnya disuruh pulang oleh pihak rumah sakit.

Selain itu, Anda juga sangat disarankan untuk pergi ke rumah sakit di waktu yang tepat untuk menghindari intervensi-intervensi yang tidak perlu. Lalu bagaimana cara mengetahuinya? Kuncinya adalah di KONTRAKSI Anda.

Kontraksi Anda dapat memberi Anda berbagai informasi dari mulai kemajuan proses persalinan Anda hingga kapan waktu yang tepat untuk datang ke rumah sakit dan kapan Anda harus menghubungi provider Anda. Maka dari itu, sangatlah penting untuk menghitung kontraksi Anda. Lalu bagaimana caranya?

Saat menghitung kontraksi, Anda akan memperhatikan dua hal:

  • Kapan kontraksi dimulai
  • Berapa lama kontraksi berlangsung

Kedua hal itu akan memberi tahu frekuensi dan durasi kontraksi Anda. Paul du Treil, M.D., direktur dari departemen kesehatan ibu dan anak di Touro Infirmary di New Orleans mengatakan bahwa untuk mengetahui jarak antar kontraksi Anda, ukurlah dari awal kontraksi Anda yang pertama hingga awal kontraksi Anda yang kedua, dan bukan waktu diantaranya.

Anda juga dapat menggunakan stopwatch atau aplikasi penghitung kontraksi untuk membantu Anda.

Mengapa menghitung kontraksi itu penting?

Alasan paling mendasar akan pentingnya menghitung kontraksi adalah untuk mengetahui tahap persalinan Anda dan apa yang harus Anda lakukan. Selain itu, kontraksi Anda juga dapat menentukan kapan Anda harus pergi ke rumah sakit atau menghubungi provider Anda.

Menurut American Pregnancy Association, setiap tahap persalinan ditandai dengan waktu kontraksi Anda dan sejauh mana serviks Anda melebar :

  • Fase Awal : Di fase ini, seviks Anda telah melebar dari yang benar benar tertutup sampai berdiameter 3 cm. Kontraksi ringan (sama seperti sakit saat menstruasi) dan waktunya tidak teratur, setiap kontraksi berdurasi 30 sampai 45 detik dan muncul sekitar 5 sampai 30 menit sekali.
  • Fase Aktif : Serviks Anda akan melebar dari 4 cm sampai 7 cm dan kontraksi akan menguat dan berdurasi lebih lama (45 sampai 60 detik) dan berjarak 3 sampai 5 menit di setiap kontraksi. Di tahap ini lah Anda dapat pergi ke rumah sakit.
  • Transisi : Di fase final ini, serviks Anda benar benar membuka (dari 8 sampai 10 cm). Kontraksi Anda akan semakin lama dan intens. Setiap kontraksi akan berlangsung selama 60 sampai 90 detik dengan jeda 30 sampai 2 menit diantara setiap kontraksi.

Istilah dalam menghitung kontraksi 

  • Durasi : durasi adalah berapa lama kontraksi itu berlangsung. Durasi kontraksi diukur dari dimulainya kontraksi sampai berakhirnya kontraksi. Nyalakan timer Anda saat kontraksi Anda dimulai dan hentikan saat kontraksi Anda berhenti. Di tengah tengah, Anda akan merasakan puncak intensitas kontraksi Anda, namun tunggu dulu sampai semua sensasi tersebut menghilang sebelum Anda menghentikan timer Anda

  • Frekuensi : frekuensi adalah jeda di antara setiap kontraksi yang Anda rasakan. Frekuensi kontraksi diukur berdasarkan dimulainya kontraksi Anda yang pertama hingga dimulainya kontraksi Anda yang berikutnya. Jika Anda bingung, Anda juga dapat menggunakan aplikasi peghitung kontraksi dan aplikasi tersebut akan menghitungkannya untuk Anda.

Lalu kapan Anda harus pergi ke rumah sakit?

Jika Anda bertanya kepada provider Anda kapan waktu yang tepat untuk pergi ke rumah sakit, jawabanya adalah saat kontraksi anda berpola 5-1-1. Apa itu 5-1-1?

5  KETIKA KONTRAKSI ANDA BERJARAK 5 MENIT

1  BERDURASI 1 MENIT

1  DAN BERADA DALAM POLA YANG SAMA SELAMA 1 JAM

Kenapa harus 5-1-1? karena sebenarnya 5-1-1 adalah pola yang di gunakan dimana Anda telah melewati fase awal dan memasuki fase aktif. dan sebenarnya Anda mesih punya maktu nutuk bersiap siap. jadibukan berarti begitu 5-1-1 harus serta merta langsung lari ke RS lho!

Karena terkadang kontraksi Anda dapat melambat atau bahkan berhenti jika Anda langsung terburu-buru untuk pergi ke rumah sakit saat Anda berada di pola 5-1-1.

Mengapa begitu? Saat di rumah, Anda berada di tempat yang nyaman dan familiar sehingga tubuh Anda merasa lebih nyaman dan aman sehingga kemajuan/perkembangannya akan lebih cepat.

Namun beda halnya ketika Anda berada di tempat asing, bahkan walaupun Anda mencoba untuk merilekskan tubuh Anda, tubuh Anda tetap akan menegang dan menghambat proses persalinan Anda karena itu tempat asing.

Tinggallah di rumah lebih lama untuk menghindari terjadinya hal ini.Inilah mengapa biasanya saya merekomendasikan untuk pergi ke rumah sakit jika sudah berada pada pola 4-1-1 atau 3-1-1.

Apa lagi yang harus saya perhatikan saat saya menghitung kontraksi?

Selain durasi dan frekuensi kontraksi, Anda juga harus memperhatikan pola kontraksi Anda. Apakah kontraksi Anda sudah teratur atau belum. Pola ini juga akan memberi tahu Anda apakah yang Anda rasakan itu kontraksi asli atau palsu (Braxton Hicks contractions).

  • Pola kontraksi tidak teraturPola kontraksi yang tidak teratur merupakan salah satu indikasi bahwa Anda sedang mengalami kontraksi palsu (Braxton Hicks contractions). Kontraksi ini berfungsi sebagai semacam pemanasan bagi tubuh Anda sebelum Anda benar-benar memasuki proses persalinan. Namun, Anda perlu ingat bahwa kontraksi ini bukanlah tanda persalinan akan dimulai.

  • Pola kontraksi yang teraturPola kontraksi yang teatur dapat mengindikasikan bahwa Anda sudah mulai memasuki fase awal. Kontraksi di tahapan ini sudah mulai teratur dan berfungsi untuk menyiapkan tubuh Anda untuk melahirkan.

  • Pola kontraksi progresifPola ini berarti durasi kontraksi semakin dekat. Kontraksi ini juga dapat mengindikasikan bahwa Anda sudah mulai memasuki fase transisi.

 

Sumber:

  • https://bloomlife.com/preg-u/timing-contractions/
  • https://www.bidankita.com/kapan-waktu-yang-tepat-untuk-pergi-ke-rumah-sakit/
  • https://www.bidankita.com/kontraksi-asli-atau-palsu/
  • https://kidspot.co.nz/pregnancy/timing-contractions/
  • https://www.parents.com/pregnancy/giving-birth/labor-and-delivery/how-to-time-your-contractions/
  • https://www.thebump.com/a/how-to-time-contractions
  • https://www.verywellfamily.com/how-to-time-contractions-2752965

Trauma di Dalam Rahim? Bisakah Itu Terjadi?

Trauma Saat Dalam Kandungan?

Saya sering menjumpai pasien dengan beberapa kasus seperti depresi, kesedihan yang tidak kunjung hilang, emosi yang tidak stabil atau perilaku dan temperamen yang buruk hingga mengakibatkan kerugian pada orang disekitarnya, dan setelah dilacak ternyata akar masalahnya adalah trauma.

Parahnya, sebagian dari masalah tersebut berasal dari trauma yang didapat pada saat masih di dalam kandungan dan bahkan sebagian besar juga berkelanjutan sampai birth trauma pada saat dilahirkan. Namun, apakah benar jika kita bisa mendapatkan trauma saat masih didalam kandungan? Jawabannya adalah YA, hal itu dapat terjadi.

Menurut Penelitian

Banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa bayi dalam kandungan dapat merasakan, belajar, dan mempunyai kesadaran pada tingkatan tertentu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gonzales-Gonzales bersama rekan-rekannya pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa bayi di dalam kandungan menerima “stimulasi vibroakustik” yang merupakan stimulasi pada bayi yang masih berada di dalam kandungan yang dilakukan melalui gelombang suara.

Setelah bayi-bayi yang diberi stimulasi tersebut lahir, mereka diberikan perlakuan yang sama pada saat mereka masih di dalam kandungan, dan hasilnya adalah bayi-bayi tersebut mengenali sinyal tersebut dan menjadi lebih tenang setelah menerima sinyal suara tersebut.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa bayi dapat belajar dan mengingat dalam kapasitas tertentu pada saat masih berada di dalam kandungan sampai setelah ia dilahirkan.

Penelitian yang lain dilakuakn oleh Anthony DeCasper dan William Fifer. Mereka membuat suatu puting buatan yang terhubung dengan suatu alat pemutar suara yang dapat memutarkan suara atau detak jantung sang ibu jika disedot dengan cara tertentu, dan jika audio tersebut akan memutarkan suara atau detak jantung wanita lain jika disedot dengan cara yang lain (Kolata, 1984).

De Casper juga melakukan penelitian yang hamper sama dengan buku anak anak yang telah dibacakan dua kali sehari di 6,5 minggu terakhir pada masa kehamilan. Hasilnya adalah bayi yang telah lahir menghisap dengan cara tertentu untuk mendengar suara ibunya atau suara buku anak anak tertentu yang telah dibacakan pada saat bayi tersebut berada di dalam kandungan.

Hal ini juga membuktikan bahwa apa yang didengar oleh bayi pada saat di dalam kandungan juga dapat mempengaruhi selera bayi setelah ia lahir.

Suatu penulis yang juga merupakan ahli kebidanan terkenal yang bernama Christiane Northrup (2005) mengungkapkan bahwa saat ibu hamil melalui suatu rasa takut, stress, atau kecemasan, ia akan membentuk suatu “metabolic cascade” dimana hormon yang bernama cytokines diproduksi dan sistem imun sang ibu dan bayinya ikut terpengaruh.

Hal ini nantinya dapat menyebabkan komplikasi saat melahirkan, keguguran, bayi prematur, dan bahkan kematian. Sebaliknya, saat sang ibu merasa sehat dan bahagia, ia akan menghasilkan hormon oxytocin yang disebut juga dengan hormon cinta yang justru dapat meningkatkan sistem imun sang bayi dan memperkuat ikatan sang ibu dengan bayinya.

Saat sang ibu merasa bahagia dan sehat, neurotransmiter akan bergerak dari tubuh sang ibu ke tubuh sang bayi, membuat sang bayi merasa tenang dan aman.

Bagaimana Stress dapat Sampai ke Rahim?

Sebenarnya bagaimana sih cara stress bisa sampai ke bayi dalam kandungan? Salah satu penyebabnya adalah hormon cortisol yang merupakan hormon stress melewati enzim yang berada di placenta dan sampai ke bayi. Lalu bagaimana hal tersebut bisa terjadi?

Penelitian telah menemukan komponen utama dalam plasenta yang biasanya dapat melindungi bayi dalam kandungan dari paparan hormon cortisol yang tinggi yang ada di dalam darah sang ibu saat ibu tersebut merasa stress.

Masalahnya adalah saat sang ibu merasa cemas, fungsi plasenta dapat berubah. Enzim yang biasanya dapat mencegah hormon cortisol untuk mengenai bayi menuruh sehingga hormon stress tersebut dapat lewat dan mengenai bayi, yangmana akan mempengaruhi perkembangan sang bayi.

Inilah mengapa ada beberapa anak lebih tidak bisa menghadapi stress dan rasa cemas daripada yang lain. Hal ini juga menjelaskan kenapa diantara para tentara, ada beberapa yang akan terkena post traumatic stress disorder (PTSD) setelah berada di dalam pertempuran dan ada juga yang tidak terkena PTSD sama sekali.

Selain itu, di dunia sekarang ini, hal ini sering mengarah ke suatu kondisi seperti depresi atau attention deficit hyperactivity disorder(ADHD) pada anak.

Bagaimana Cara Menyembuhkan dan Mencegahnya ?

Trauma di dalam rahim adalah sesuatu yang dapat dialami oleh semua orang dan bahkan ada banyak yang tidak sadar bahwa masalah masalah yang dialaminya sekarang berasal dari trauma di dalam Rahim.

Masalah ini menjadi masalah serius ketika trauma tersebut terbawa hingga dewasa dan bahkan sampai masa kehamilan karena hal itu berarti bayi yang dikandung juga akan menerima trauma yang sudah dipendam bertahun tahun oleh ibunya dan begitu juga seterusnya.

Sampai akhirnya jika rantai semacam ini tidak diputus, hal ini akan menyebabkan masalah besar.

 

“ I am especially aware of the need to create babies that are mentally and physically healthy in order to have a world that is healthy and peaceful. Babies are the key to the future of the world” – David Chamberlain

 

Cara memutus rantai trauma ini adalah dimulai dari diri Anda sendiri, cobalah untuk memahami diri Anda, “acceptance” dan “forgiveness” adalah kuncinya. Cobalah untuk menghadapi trauma tersebut, menerima dan memaafkan trauma masa lampau Anda. Mulailah untuk mengikuti beberapa kelas healing trauma untuk membantu Anda menggali dan menyembuhkan trauma tersebut.

 

“ Until you make the unconscious conscious, it will direct your life and you will call it fate” – C.G. Jung

 

Lalu masalahnya bagaimana jika sudah terlanjur? Bagaimana jika tanpa sadar Anda ternyata sudah mengekspose si kecil terhadap trauma saat masih di dalam kandungan? Jika sudah seperti ini, optimalkan ke parenting Anda pada 7 tahun pertama kehidupan anak itu.

Otak seorang anak umur 7 tahun kebawah mempunyai vibrasi yang lebih rendah dari pada kesadaran yang dinamakan “theta”. Thetaadalah imajinasi, itulah mengapa anak anak dibawah 7 tahun mempunyai imajinasi yang luar biasa, mereka bisa mengadakan pesta the dengan lumpur, kuda kudaan dengan sapu, dan bagi mereka itu adalah sesuatu yang nyata. Inilah yang disebut dengan imajinasi theta.

Theta juga merupakan hypnosis. Alam semesta menyediakan 7 tahun untuk menyiapkan “program” yang akan diperlukan anak itu untuk hidup di bumi ini. Lalu bagai mana cara mendapatkan program tersebut? Ingatlah bahwa theta adalah hypnosis, program tersebut didapatkan dengan melihat orang tua, melihat saudara, melihat sekitar.

Seorang anak hingga umur 7 tahun akan terus mendownload apa yang dilihatnya dan apa yang ada di dalam ligkungannya. Semua hal yang didownload selama 7 tahun pertama tersebut nantinya akan membentuk perilaku dan sifat anak tersebut. Itulah mengapa, 7 tahun pertama kehidupan anak Anda adalah kesempatan Anda untuk menyembuhkan trauma yang didapat sang anak di dalam kandungan.

Tanamkan cinta kasih pada anak itu, cara untuk mengampuni dan mencintai, katakan afirmasi-afirmasi positif pada anak itu terutama pada waktu waktu emas ini. Ingatlah bahwa 95% dari hidup kita dipengaruhi oleh alam bawah sadar kita yang didapat dari saat kita berada di dalam kandungan hingga sampai kita berumur 7 tahun. Mau jadi orang semacam apa seseorang ditentukan pada masa masa ini.

Lalu akan timbul pertanyaan, jika sudah melewati umur 7 tahun, bagaimana cara menaruh “program” baru dalam pikiran bawah sadar? Jawabannya adalah dengan latihan dan repetisi. Sama seperti ketika Anda belajar mengendarai sepeda.

Anda mengulanginya secara terus menerus sampai Anda bisa dan setelah Anda menguasainya, Anda tidak perlu mengulang dari awal dan berpikir lagi bagaimana cara mengendarai sepeda bahkan setelah bertahun tahun tidak mengendarai sepeda. Kuncinya adalah “FAKE IT ‘TILL YOU MAKE IT”.

Contohnya adalah jika Anda bukan orang yang bahagia dan Anda ingin menjadi orang yang bahagia lalu katakan pada diri Anda setiap waktu “Saya bahagia”, ulangi hal tersebut sampai pesan yang Anda ucapkan sampai ke alam bawah sadar Anda dan benar benar membuat Anda menjadi orang yang bahagia tanpa harus mengulangi perkataan itu lagi.

 

“ 95% of our life is coming from the programs of life how to live life that we get in the first seven years of life. That’s why poor people stay poor and rich people stay rich” – Dr. Bruce Lipton

 

Sumber:

Gonzalez-Gonzalez, N. L., Suarez, M. N., Perez-Pinero, B., Armas, H., Domenech, E., & Bartha, J. L. (2006). Persistence of fetal memory into neonatal life. Acta Obstetricia et Gynecologica, 85, 1160-1164. doi:10.1080/00016340600855854

Kolata, Gina (1984). Studying learning in the womb. Science, 225, 302-303. doi:10.1126/science.6740312

Northrup, C. (2005). Mother-daughter wisdom. New York, NY: Bantam Books.

  • http://birthfaith.org/postpartum-helps/building-a-better-bond
  • https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22001010
  • https://psychcentral.com/blog/emotional-trauma-in-the-womb/
  • https://www.telegraph.co.uk/news/science/science-news/10177858/Sharing-mothers-stress-in-the-womb-leaves-children-prone-to-depression.html
  • http://theconversation.com/effects-of-prenatal-stress-can-affect-children-into-adulthood-16332
  • https://womboflight.com/healing-trauma-what-it-really-takes-to-liberate-your-brilliance
  • https://www.youtube.com/watch?v=7TivZYFlbX8&t=1s

Apa Itu Mindfulness? Dapat Memberikan Mengalaman Positif Saat Persalinan?

Apa Itu Mindfulness?

Apa sih itu mindfulness? Mindfulness sebenarnya adalah suatu bentuk meditasi dimana Anda merasa sadar dan fokus dengan apa yang Anda lakukan dan alami pada masa sekarang ini, disertai dengan sikap yang terbuka, menerima, dan keingin tahuan.

Singkatnya, mindfulness berarti “Sini Kini”. Nah ternyata, teknik ini sangat berguna lho saat persalinan. Penelitian yang dilakukan oleh Larissa Duncan, PhD, seorang professor di UW-Madison mengungkapkan bahwa latihan mindfulness dapat memberikan pengalaman positif saat persalinan dan mengurangi depresi postpartum (PPD).

Mindfulness Dapat Mengubah Mindset Anda

Saat mendengar tentang proses persalinan, kebanyakan dari kita akan berpikir bahwa proses persalinan itu sakit. Hal itu disebabkan karena sejak kecil kita selalu di beri tahu bahwa persalinan itu sakit oleh keluarga dan lingkungan sekitar.

Bahkan untuk tenaga kesehatan pun dalam buku pelajarannya dituliskan bahwa persalinan itu sakit. Penelitian yang dilakukan oleh Whitburn di tahun 2014 mengungkapkan bahwa apa yang Anda pikirkan mengenai rasa sakit dalam proses persalinan dapat mempengaruhi pengalaman persalinan kita.

Pertanyaanya, bagaimana jika kita tidak percaya bahwa proses persalinan itu menyakitkan? Jika pikiran kita dapat mempengaruhi kenyataan dan kita dapat memprogram ulang pikiran kita untuk berpikir bahwa proses persalinan itu nyaman dan menakjubkan, bisakah itu terjadi?

Ya, itu dapat terjadi, namun hanya berpikir bahwa persalinan itu nyaman saja tidaklah cukup, Anda harus dapat memasukkan pikiran tersebut ke alam bawah sadar Anda, yang mana hal itu memerlukan pengulangan, emosi, visualisasi, afirmasi, dan meditasi.

Manfaat Mindfulness dalam Proses Persalinan

  1. Mindfulness membantu Anda untuk menghemat energi

Ingatlah bahwa persalinan dapat menjadi sangat melelahkan dan menguras energi. Maka sangatlah penting bagi Anda untuk menghemat energi Anda. Perasaan seperti rasa takut, kecemasan, dan memikirkan masa lalu atau masa yang akan datang dapat sangat melelahkan bagi Anda.

Mindfulness dapat membantu Anda menghemat energi saat persalinan karena mindfulness dapat membantu Anda untuk berada di waktu sekarang, dan fokus dengan napas Anda serta segala sensasi yang sedang Anda alami sekarang ini. Saat Anda berada di kondisi semacam itu, akan lebih mudah bagi Anda untuk beristirahat, terutama diantara kontraksi yang Anda alami.

  1. Mindfulness membantu Anda untuk mengatasi rasa sakit

Mindfulness berperan banyak dalam mengatasi rasa sakit berdasarkan fakta bahwa pikiran kita mengenai rasa sakit itu dapat mempengaruhi rasa sakit itu sendiri. Saat kita merasa sakit, seringkali kita berfokus pada intensitas rasa sakit tersebut.

Hal ini membuat kita tidak hanya fokus ke rasa sakit tersebut tapi juga meningkatkan rasa sakit tersebut.

Berdasarkan buku Childbirth Without Fear, rasa takut bertanggung jawab terhadap rasa sakit yang Anda rasakan selama persalinan – rasa takut dapat menyebabkan otot melingkar di uterus berkontraksi sehingga mencegah otot yang berfungsi untuk mendorong bayi ke serviks untuk berkontraksi.

Hal ini dapat menyebabkan rasa sakit dan tekanan yang tidak semestinya terjadi.

Mindfulness dapat membantu Anda untuk fokus ke napas Anda dan menerima rasa sakit itu dan bukannya melawan rasa sakit itu, sehingga kemampuan Anda dalam mengatasi rasa sakit tersebut juga dapat meningkat.

  1. Mindfulness dapat mengurangi resiko terjadinya depresi postpartum (PPD)

Mindfulness dapat membuat pengalaman persalinan Anda menjadi lebih positif sehingga trauma yang Anda alami pun juga berkurang. Ketika Anda mengalami pengalaman persalinan yang positif, resiko Anda untuk terkena depresi postpartum (PDD) pun juga akan berkurang.

  1. Mindfulness membantu Anda untuk mencintai diri Anda sendiri

Anda pastinya mempunyai pengalaman melahirkan yang Anda impi-impikan, namun, impian tersebut tidak selalu menjadi kenyataan. Saat Anda tidak dapat memenuhi ekspektasi Anda, Anda dapat merasakan berbagai perasaan seperti kekecewaan, kesedihan, merasa gagal, dan bahkan menyalahkan diri sendiri.

Perasaan semacam ini nantinya dapat mempunyai efek yang luar biasa dalam menyusui dan bahkan parenting. Maka sangatlah penting bagi Anda untuk mengatasi perasaan perasaan semacam ini.

Mindfulnes dapat membantu Anda untuk melewati perasaan perasaan semacam itu dan mencintai diri sendiri karena mindfulness dapat membantu kita untuk mengamati pikiran dan perasaan kita sehingga kita akan mengetahui waktu dimana kita sedang mengabaikan atau berusaha menghindar dari perasaan yang sedang kita alami. Mindfulness membantu kita untuk mencintai diri kita sendiri degan bersifat menerima, baik, dan tidak menghakimi diri sendiri.

Tips untuk Melakukan Persalinan yang Mindful

  1. Meditasi

Meditasi merupakan cara teraman dan terefektif untuk mengurangi kecemasan dan stress, dan juga meningkatkan daya tahan tubuh Anda dan bayi Anda. Meditasi mempunyai banyak manfaat seperti menurunkan produksi hormon kortisol dan adrenalin dan juga meningkatkan hormon endorphin yang merupakan hormon penghilang rasa sakit alami dalam tubuh.

Meditasi juga dapat menurunkan tekanan darah sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya preeklamsia, menurunkan resiko keguguran, bayi prematur, placental abruption (placenta yang lepas tidak pada waktunya) dan dapat meningkatkan hubungan Anda denga orang orang yang Anda cintai.

Meditasi juga dapat meningkatkan produksi ASI yang sangat bermanfaat pada masa menyusui.

  1. Siapkan pikiran Anda

Ingatlah bahwa “knowledge is power”. Perkayalah diri Anda dengan ilmu pengetahuan sehingga saat Anda dihadapkan dengan berbagai pilihan Anda dapat memilih pilihan yang tepat. Selain itu, semakin Anda siap dan tau banyak tentang, Anda juga akan semakin percaya diri dan tenang saat proses persalinan.

  1. Siapkan tubuh Anda

Berolahraga saat kehamilan merupakan sesuatu yang harus dilakukan jika Anda menginginkan proses persalinan yang nyaman. Namun, selain proses persalinan, olahraga dapat membantu Anda untuk mengurangi sakit punggung, meningkatkan stamina, mencegah insomnia, mengurangi stress dan meningkatkan mood selama kehamilan.

  1. Aturlah tempat dimana Anda akan melahirkan

Jika memungkinkan, aturlah suasana tempat dimana Anda akan melahirkan, mintalah provider atau pasangan Anda untuk meminimalisir suara suara berisik dan meredupkan lampu.

Jika hal tersebut tidak memungkinkan, Anda dapat membawa barang barang favorit Anda seperti bantal favorit, boneka favorit, kaos kaki, atau aromaterapi yang dapat membantu Anda merasa lebih rileks saat proses persalinan.

  1. Pasangan yang dapat mendukung Anda

Mempunyai pasangan yang dapat berada disamping Anda, menemani dan membantu Anda untuk tetap tenang saat proses persalinan sangatlah berguna bagi Anda untuk dapat mempunyai pengalaman persalinan yang positif. Jika hal ini tidak memungkinkan, Anda juga dapat mendatangkan seorang doula yang dapat membantu dan mendampingi Anda selama proses persalinan.

 

Sumber:

  • https://www.bellybelly.com.au/birth/mindfulness-for-birth/
  • https://www.headspace.com/blog/2015/07/10/10-tips-for-a-mindful-birth/
  • https://www.kidspot.com.au/birth/labour/preparing-for-labour/5-ways-mindfulness-can-help-you-have-a-gentler-birth/news-story/414fc3f6c308c88686a5d021471cff7d
  • https://www.mindful.org/mind-can-reduce-fear-giving-birth/
  • https://www.mindbodygreen.com/0-28068/i-used-mindfulness-to-have-a-painless-labor-heres-my-birth-story.html
  • http://www.mindfulbirthing.org
  • https://www.pnmag.com/pregnancy/labor-delivery/mindful-birthing/

Anemia Saat Kehamilan? Apa yang Harus Dilakukan?

Apa Penyebab Anemia Saat Hamil?

Anemia saat kehamilan merupakan sesuatu yang sangat umum terjadi. Saat hamil, tubuh Anda memproduksi lebih banyak darah untuk mendukung pertumbuhan bayi Anda. Darah tambahan ini bertujuan untuk mendukung perkembangan bayi Anda. Jika Anda tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup, tubuh Anda mungkin tidak dapat memproduksi jumlah asupan sel darah merah yang cukup untuk memproduksi darah tambahan ini.

Tipe-tipe Anemia Saat Kehamilan

Anemia adalah salah satu penyakit yang sangat umum terjadi pada ibu hamil. Hal ini pastinya sangatlah menyebalkan karena akan membuat Anda merasa lemah dan lelah, apalagi jika tidak diobati, anemia dapat menjadi lebih parah dan menimbulkan beragam komplikasi. Lalu apa sih tipe tipe anemia yang dapat terjadi saat persalinan? Dan apasih penyebabnya?

  • Kekurangan zat besi:Anemia jenis ini merupakan jenis anemia yang paling umum terjadi pada ibu hamil. Anemia karena kekurangan zat besi biasanya terjadi ketika tubuh Anda tidak mempunyai kadar zat besi yang cukup untuk memproduksi hemoglobin yang Anda perlukan. Hemoglobin sendiri merupakan suatu protein dalam sel darah merah yang berfungsi untuk membawa dan mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Sehingga, dalam anemia jenis ini darah tidak dapat membawa jumlah oksigen yang cukup untuk mengedarkannya ke seluruh tubuh.
  • Kekurangan asam folat:Asam folat merupakan vitamin yang biasanya terdapat di makanan tertentu. Vitamin ini berfungsi untuk memproduksi sel baru, termasuk sel darah merah. Ibu hamil akan membutuhkan lebih banyak asam folat karena tubuh juga harus memproduksi lebih banyak sel darah merah. Selain itu, kekurangan asam folat juga dapat meningkatkan resiko berat badan bayi rendah dan cacat lahir seperti neural tube abnormalities(spina bifida) yang merupakan cacat lahir bagain otak, tulang belakang, dan saraf tulang belakang.
  • Kekurangan vitamin B12: Tubuh Anda memerlukan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah. Ketika ibu hamil tidak mendapatkan jumlah vitamin B12 yang cukup, tubuhnya juga tidak dapat memproduksi jumlah sel darah merah yang diperlukan tubuhnya. Ibu hamil yang tidak mengkonsumsi daging merah, daging putih, produk olahan susu, dan telur lebih beresiko untuk terkena anemia jenis ini. Kekurangan vitamin B12 juga dapat meningkatkan resiko lahir seperti neural tube abnormalities(spina bifida) yang merupakan cacat lahir bagain otak, tulang belakang, dan saraf tulang belakang, dan dapat mengarah ke kelahiran prematur.

Gejala Anemia Saat Kehamilan

 Lalu apasih gejala anemia saat kehamilan? Berikut ini merupakan gejala-gejala anemia yang paling umum terjadi pada ibu hamil:

  • Kulit, bibir, dan kuku terlihat pucat
  • Merasa lemah dan lelah
  • Pusing
  • Sesak napas
  • Detak jantung yang cepat
  • Mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi

Pada anemia tahap awal, Anda mungkin tidak akan merasakan gejala-gejala yang berarti. Gejala-gejala tersebut juga mungkin terjadi ketika Anda hamil, bahkan jika Anda tidak mengalami anemia. Jadi pastikan untuk melakukan pemeriksaan darah jika Anda mengalami gejala tersebut untuk memastikan bahwa Anda mempunyai anemia atau tidak.

Tes untuk Anemia

Berikut ini merupakan tes darah yang biasanya dilakukan untuk memastikan bahwa Anda mempunyai anemia atau tidak:

  • Tes Hemoglobin: Tes ini berfungsi untuk mengukur tingkat hemoglobin yang merupakan suatu protein dalam sel darah merah yang berfungsi untuk membawa dan mengedarkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.
  • Tes Hematocrit:Tes ini dapat mengukur presetase kandungan sel darah merah dalam suatu sampel darah.

Jika hasil tes Anda lebih rendah dari batan normal, maka provider Anda mungkin akan melakukan tes darah yang lain untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa penyebab anemia Anda.

Faktor Resiko untuk Anemia Dalam Kehamilaan

Semua ibu hamil beresiko untuk terkena anemia saat kehamilan karena mereka akan membutuhkan lebih banyak zat besi dan asam folat dari biasanya. Namun apa sih hal-hal yang dapat meningkatkan resiko tersebut? Apakah ada hal-hal yang dapat membuat Anda menjadi lebih beresiko untuk terkena anemia saat kehamilan? Berikut ini merupakan hal-hal yang dapat meningkatkan resiko terkenanya anemia saat kehamilan:

  • Kehamilan anak kembar
  • Jarak kehamilan terlalu dekat dengan kehamilan sebelumnya
  • Muntah muntah karena morning sickness
  • Tidak mengkonsumsi cukup makanan kaya zat besi
  • Mempunyai anemia sebelum kehamilan
  • Merupakan ibu muda

Resiko Anemia pada Kehamilan

 Anemia karena kekurangan zat besi parah yang tidak diobati saat kehamilan dapat meningkatkan resiko terjadinya:

  • Bayi prematur atau berat badan bayi rendah saat lahir
  • Tranfusi darah (jika Anda kehilangan banyak darah saat proses persalinan)
  • Postpartum depression
  • Bayi yang menderita anemia
  • Penundaan perkembangan bayi

Sedangkan untuk anemia yang disebabkan oleh kekurangan asam folat dan kekurangan vitamin B12 dapat meningkatkan resiko terjadinya:

  • Bayi prematur atau berat badan bayi rendah saat lahir
  • Cacat lahir seperti neural tube abnormalities(spina bifida) yang merupakan cacat lahir bagain otak, tulang belakang, dan saraf tulang belakang.

Cara Mengatasi Anemia Saat Kehamilan

 Setelah mengetahui jenis jenis anemia, resiko, dan gejalanya, lalu apa yang harus dilakukan? Bagaimana cara mengatasinya? Anda dapat mencegah dan mengatasi anemia saat persalinan dengan memastikan bahwa Anda mengkonsumsi makanan yang seimbang dan mendapatkan nutrisi-nutrisi yang Anda butuhkan. Berikut ini adalah daftar makanan yang dapat membantu Anda untuk mencegah dan mengatasi anemia:

Makanan kaya zat besi:

  • Daging merah dan daging unggas
  • Sayuran berdaun (terutama yang berwarna hijau) seperti bayam, brokoli, dan kale
  • Cereal dan biji bijian yang kaya zat besi
  • Kacang-kacangan dan tofu
  • Telur (terutama kuning telur)
  • Buah bit
  • Kentang
  • Ikan, kerang, dan tiram
  • Oatmeal
  • Roti gandum

 Makanan yang tinggi vitamin C juga dapat membantu tubuh Anda untuk menyerap lebih banyak kandungan zat besi.

Makanan kaya vitamin C:

  • Buah jeruk dan jus
  • Stroberi
  • Kiwi
  • Tomat
  • Paprika

Makanan kaya asam folat:

  • Sayuran berdaun hijau
  • Kacang kering
  • Ikan salmon
  • Hati sapi
  • Produk olahan gandum
  • Produk susu
  • Daging unggas
  • Seafood
  • Kacang lentil yang sudah dimasak
  • Telur

Makanan kaya vitamin B12:

  • Kerang
  • Kepiting
  • Sarden
  • Ikan salmon
  • Tuna
  • Daging sapi
  • Susu
  • Yogurt
  • Telur
  • Ayam

Selain mengkonsumsi makanan ini, Anda juga dapat mengkonsumsi beberapa suplemen, namun konsultasikan terlebih dahulu dengan provider Anda.

 

Sumber:

  • https://www.alodokter.com/deretan-makanan-yang-mengandung-vitamin-b12-ini-dari-bahan-alami
  • https://www.alodokter.com/ini-daftar-makanan-yang-mengandung-asam-folat-dan-manfaatnya-bagi-tubuh.html
  • http://americanpregnancy.org/pregnancy-health/vitamin-b-pregnancy/
  • https://www.ucsfhealth.org/education/anemia_and_pregnancy/
  • https://www.verywellfamily.com/iron-rich-foods-to-battle-anemia-in-pregnancy-2757517
  • https://www.webmd.com/baby/guide/anemia-in-pregnancy#1
  • https://www.webmd.com/baby/guide/anemia-in-pregnancy#2
  • https://www.webmd.com/baby/guide/anemia-in-pregnancy#3
  • https://www.webmd.com/diabetes/guide/glycated-hemoglobin-test-hba1c