Bidan Kita

Home Blog Page 21

Mau Melahirkan Nyaman? Kuasai Nafasmu!

Anda pastinya sering mendengar bahwa salah satu kunci melahirkan nyaman adalah NAPAS. Ya, itu benar. Teknik pernapasan yang benar dan berpola akan sangat membantu Anda dalam proses melahirkan. Menurut Guruji Iyengar dalam bukunya Light on Yoga, beliau mengatakan bahwa ; Mind is the king of the senses, bu Breath is the king of the mind.

Yang mana Artinya adalah. Ketika Anda ingin menguasai tubuh dan seluruh sensasi yang ada, maka Anda harus kuasai pikiran dan mental. Namun terlebih penting dari itu semua, ternyata Anda akan mampu menguasai pikiran dan mental Anda ketika Anda kuasa Napas.

Artinya NAPAS adalah SEGALANYA. Sedangkan Berdasarkan teori Central Nervous System Control (CNSC), saat Anda menguasai teknik pernapasan Anda dan memusatkan perhatian Anda ke napas Anda, otak Anda akan mengeluarkan hormon-hormon seperti endorphin yang dapat membuat proses persalinan Anda menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.

Pernafasan Berpola

Pernapasan yang berpola merupakan pola pernapasan yang menyesuaikan kecepatan dan kapasitas Anda dan dapat membuat Anda merasa tenang dan nyaman. Teknik pernasan semacam ini dapat membantu Anda untuk mengatasi berbagai macam rasa sakit, ketidaknyamanan, kecemasan, dan rasa takut, bahkan saat Anda sedang tidak hamil.

BAGAIMANA CARA BERLATIH PERNAPASAN BERPOLA?

Untuk menstimulasi rasa kontraksi dalam persalinan, Anda dapat menyiapkan baskom berisi air es dan celupkan tangan Anda di baskom tersebut untuk beberapa menit dengan tetap fokus di napas Anda. Tingkatkan durasinya dari waktu ke waktu.

POLA NAPAS UNTUK PERSALINAN Kala 1 (Tahap Pembukaan)

Ada berbagai tehnik yang bisa digunakan ketika Anda dalam proses persalinan.

Apakah ada aturan khusus? Jawabannya adalah TIDAK ADA ATURAN KHUSUS. Yang pasti adalah gunakan tehnik yang sekiranya membuatmu merasa lebih nyaman dan bisa membuat Anda tetap tenang dan relaks

 Bernapas dengan pelan

Mulailah untuk bernapas dengan pelan ketika kontraksi Anda cukup intens sampai membuat Anda tidak dapat berbicara atau berjalan tanpa harus berhenti di tengah tengah. Gunakan teknik ini jika Anda merasa terbantu dengan teknik ini.

  1. Ambil napas panjang segera saat kontraksi dimulai. Lepaskan semua ketegangan yang ada di tubuh Anda saat Anda menghembuskan napas.
  2. Fokuskan perhatian Anda di napas Anda

Napas secara cepat dan ringan

Sebagian besar ibu merasa harus mengganti teknik pernapasanya ke napas yang cepat dan ringan pada saat fase aktif. Membiarkan intensitas kontraksi Anda menuntun Anda untuk menentukan kapan Anda dapat menggunakan teknik pernapasan ini.

  1. Bernapaslah dengan cepat dan dangkal melalui mulut Anda (kira kira 1 kali napas per detik) saat Anda mencapai puncak kontraksi Anda. Jaga mulut dan bahu Anda tetap rileks,
  2. Saat intensitas kontraksi Anda menurun, secara perlahan kurangi kecepatan napas Anda dan kembalilah bernapas dengan pelan melalui hidung
  3. Ketika kontraksi Anda berhenti, hembuskan napas Anda sebagai penutup, rilekskan tubuh dan pikiran, lalu bergeraklah. Atau istirahatlah apabila tubuh Anda membutuhkan itu.

Napas Transisi (Variasi)

Teknik ini merupakan variasi dari bernapas dengan ringan. Teknik ini biasanya juga dikenal sebagai napas “hee-hee-huss”. Napas transisi merupakan teknik pernapasan yang mengkombinasikan napas yang ringan dan dangkal dengan naoas yang panjang. Teknik pernapasan ini digunakan saat Anda berada di persalinan fase transisi (sebelum pembukaan lengkap / pembukaan di atas 8cm) dan Anda merasa tidak dapat rileks dan merasa kelelahan.

  1. Ambil napas panjang saat kontraksi dimulai. Lepaskan semua ketegangan (dari ujung kepala sampai ujung kaki) saat Anda menghembuskan napas
  2. Fokuskan pikiran Anda di satu hal, dapat berupa mem-visualisasi kan sesuatu atau focus pada arahan pasangan Anda
  3. Bernapaslah secara cepat dan ringan selama kontraksi berlangsung.
  4. Tahan napas untuk beberapa detik lalu hembuskan secara panjang dan perlahan, Anda dapat mencoba memvokalisasikan (bergumam atau mengeluarkan suara dengan nada rendah) napas Anda agar menjadi lebih panjang
  5. Ketika kontraksi berhenti, ambil satu atau dua napas panjang lalu hembuskan

PERNAPASAN UNTUK MENGHINDARI MENGEJAN DI WAKTU YANG SALAH

Ini yang sering kali menjadi ketakutan banyak ibu, apalagi ketika bar pertama kali melahirkan.

Mengingat banyak sekali kasus dimana seorang ibu mengejan namun ternyata serviks belum membuka lengkap dan alhasil persalinan macet dan ibu kelelahan demikian juga si bayi, sehingga memicu berbagai intervensi muncul.

Akan ada waktu di fase-fase persalinan dimana Anda merasa ingin mengejan namun belum saatnya. Sebagian besar ibu melahirkan akan merasa ingin menahan napas di saat saat yang sulit ini. (padahal ibu bersalin tidak diperbolehkan menahan nafas) Namun, hindari menahan napas dengan bernapas secara konstan. Cara ini membantu Anda untuk tidak menambah tekanan di tubuh Anda.

Bagaimana caranya?

Anda bisa menggunakan tehnik nafas transisi seperti yang sudah di tuliskan di atas.

Atau Anda bisa menggunakan tehnik pernafasan cepat atau dog breathing (persis seperti anjing bernafas)

POLA NAPAS UNTUK PERSALINAN TAHAP KEDUA

Napas Ekspulsi

Teknik pernapasan ini digunakan ketika serviks sudah membuka dan tahap persalinan kedua telah dimulai

  1. Bernapaslah secara teratur – Ambil napas panjang saat kontraksi dimulai. Lepaskan semua ketegangan (dari ujung kepala sampai ujung kaki) saat Anda menghembuskan napas.
  2. Fokuskan perhatian Anda kepada bayi Anda yang bergerak keluar, atau ke visualisasi positif lainnya
  3. Bernapaslah secara perlahan, biarkan kontraksi Anda memandu Anda. Percepat atau ringankan napas Anda bila perlu untuk kenyamanan Anda. Ketika Anda tidak dapat menhan rasa untuk mengejan, ambil napas panjang, tundukan dagu Anda ke dada Anda, dan condongkan badan Anda ke depan. Lalu tahan, sembari menahan napas Anda atau melepaskan napas Anda secara perlahan lahan. Yang terpenting adalah jagalah lantai dasar panggul Anda agar tetap rileks. Bantu bayi Anda turun dengan melepaskan semua ketegangan di perineum.
  4. Setelah 5-6 detik, hembuskan napas Anda, dan bernapaslah seperti biasa. Seberapa keras Anda harus mengejan tergantung dengan sensasi yang Anda rasakan. Anda akan melakukan tahapan ini secara berulang-ulang sampai kontraksi berkurang. Keinginan untuk mengejan akan datang dan pergi seiring dengan kontraksi yang Anda rasakan. Gunakan sela sela diantara kontraksi tersebut untuk bernapas dengan panjang dan dalam, menyediakan oksigen untuk tubuh dan bayi Anda.
  5. Ketika kontraksi berakhir, rilekskan tubuh Anda dan ambil satu atau dua napas yang dapat menenangkan Anda.

TIPS UNTUK MEMBANTU MENGURANGI MULUT KERING SAAT PERSALINAN

  • Sentuhkan lidah Anda di atap mulut Anda dan letakkan tepat di balik gigi Anda saat Anda bernapas. Cara ini dapat melembapkan udara yang Anda hirup.
  • Tutup hidung dan mulut Anda dengan tangan Anda (cukup letakkan tangan Anda di atas mulut dan hidung Anda dengan jari yang terbuka). Dengan cara ini, telapak tangan Anda akan memantulkan kelembapan dari napas Anda.
  • Minumlah di sela-sela kontraksi
  • Gosok gigi Anda atau cuci mulut Anda secara berkala

Nah silahkan mencoba.

Untuk mendalami kembali tentang nafas ini dan berlatih dengan ahlinya. Silahkan ikuti kelas ONLINE yang berthemakan NAPAS, bersama bidan Yesie Aprillia yang diadakan setiap bulan.

Semoga bermanfaat

Edited by : Gabriele Nadina Elloianza

Birth Trauma, Kenali Dan Pahami Lebih Dalam Yuk?!

Pengertian Birth Trauma

Birth Trauma selalu saja menjadi bahan diskusi yang menarik bagi saya. Karena salah satu alasan mengapa saya sangat getol sekali share tentang Gentle Birth adalah karena saya banyak sekali menangani klien klien yang ternyata akar masalah dari keluhan dan masalahnya adalah karena adanya BIRTH TRAUMA.



Ketika mempelajari dengan mendalam tentang proses kehlahiran, nafas dan oak pikiran bawah sadar, saya sangat kagum dengan bagaimana napas dapat terhubung ke otak kita dan mengambil memori.

Bernafaslah

Seorang pelatih nafas bernama  John Stamoulos menyatakan dalam kelas kelasnya dan buku yang disusunnya bahwa  betapa trauma yang terjadi pada proses kelahiran sangat mempengaruhi hidup kita.

Ketika saya membaca artikelnya, Dia menyarankan agar kita mulai menelusuri “riwayat kelahiran” kita dahulu. dan ini yang mengusik saya untuk bertanya kepada ibu saya tentang bagaimana  proses dan apa saja yang terjadi pada saat saya di lahirkan.

Dan saat saya membaca sebuah buku berjudul ‘birth without violent” Dr Frederick Leboyer. Buku ini memberi saya inspirasi untuk memutar ulang “adegan”ketika saya besada di dalam kandungan hingga proses kelahiran.

Dan saatini saya akan ayak Anda nutuk mari memutar kembali memori ini, yaahhh sambil memvisualisasikan tentunya.

Visualisasi

Berpura pura Anda adalah Bayi /janin- kita coba rasaban bagaimana rasanya “besada di dalam kandungan IBU?”


Mari kita bayangkan bahwa Anda adalah bayi yang sedan beristirahat dalam kenyamanan rahim ibumu.

Hangat, dikelilingi oleh daya apung dari cairan ketuban, dinding rahim yang memelukmu hangat, suasana yang relatif gelap dan tenang di dalam, suara yang lembut dan sayup.



Anda (bayi) merasa segala sesuatu melalui getaran, ritme, cahaya dan bahkan emosi ibumu melalui plasenta.

Sekarang Anda secara fisik siap untuk mengalami transisi ke dunia asing.

Bayangkan Anda Bergerak Perlahan Melalui Jalur Lahir

Sekarang Anda siap untuk bertemu ayah dan ibumu.

Ombak atau gelombang cinta , (kontraksi ) mendorongmu untuk bergerak ke terowongan yang sempit dan Andapun harus merasa di peul Kuat dan diremas, ketika Melalui jalan lahir.

Kekuatan rahim ibumu mendorong dan menarik menggerakkan tubuh Anda, hingga kepala Anda lebih dekat ke jalan lahir.

Sekarang Anda merasakan ketakutan dan ketegangan dan itu Anda rasakan melalui tali pusat dan plasenta yang artinya itu adalah emosi yang dirasakan oleh ibumu.

Merasakan

Rasa takut melahirkan, ibu dan ayah kandung hadir sendiri di ruang yang menyebabkan lebih banyak ketegangan dalam tubuh ibumu, maka rasa sakit.


Pada saat ini, ibu Anda kewalahan oleh lonjakan (kontraksi), takut sakit dan dia tegang dan menolak rasa itu.

Andapun akhirnya juga merasakan ketakutan yang sama dan menolak bergerak turun ke jalan lahir ibumu.

Otot-otot rahim bekerja hamonis satu sama lain, otot luar sedang mencoba untuk menarik otot-otot bagian atas mendorong Anda turun.

Terhambat

Tapi ketegangannya menyebabkan adanya tahanan itu, membekukan otot otot yang ada di panggul dan jalan lahir ibumu sehingga lebih sulit bagi Anda untuk bergerak melewati lorong yang sempit itu.


Persalinan berlangsung sangat lama, ibumu stres dan kelelahan.

Jadi,  Anda sedang diperas dan macet ke dinding leher rahim. Tidak bisa bergerak!

Akhirnya, setelah beberapa waktu merasakan perasan, ketegangan dan jeritan ibumu di Setia gelombang rahim, Anda berhasil dilahirkan merasakan udara di Dunia untuk pertama kalinya melalui hidung Anda.

Semakin banyak Anda bergerak, semakin banyak ia berteriak, begitu keras bahwa Anda terkejut dan takut. Akhirnya kepala Anda keluar, tiba-tiba cahaya terang, terlalu terang hingga Anda menutup mata Anda sangat ketat.

Rasakan udara dingin, sangat menakutkan, Anda ingin bernapas tapi dada Anda masih di jalur lahir, begitu ketat sehingga membuat pernapasan mustahil dilakukan.

Akhirnya, tubuh Anda  lahir. Segera seseorang yang tidal Anda kenal dan sangat asing memasukkan selang di hidung dan mulut untuk hisap, dan itu rasanya sangat tidak nyaman.

Apa yang terjadi? Panik,dan  Anda berteriakkeras, namun tidak ada yang peduli. arena semakin Anda beteriak, justes sellan tersebut semakin Kuat dan dalam membuat dadamu sakit..

Menakutkan, menegangkan dan menyakitkan, namun Anda berteriak dengan ketidakberdayaan.

Tidak ada yang peduli.

Lalu kejutan lain munch seketika , yaitu kulit tubuh Anda sedang digosok dengan menggunakan handuk yang kering dennen kasar, ketidaknyamanan dan bahkan menyakitkan Anda rasaban di sekujur tubuhmu saat seseorang menggosok tubuhmu.

Sementara Anda masih menyesuaikan diri dengan menghirup udara dingin melalui paru-paru Anda, dan tiba-tiba suplai oksigen normal yang dipotong, tali pusar Anda sedang dijepit. seketika Anda merasakan udara dingin di tenggorokan seperti terbakar.

Anda merasa lemah!

Namun sesaat kemudian, ketika Anda belum sempat beradaptasi dan masih terkejut dengan semua yang minima Anda, tiba tiba  Anda dibawa ke permukaan dingin keras oley orang tasing tersebut untuk di timbang, di bungkus erat ddengan kain kering dan di letakkan di tempat yang asing dan beberapa jam kemudian akhirnya Anda bertemu ayah dan ibumu.

Akhirnya Anda merasakan irama akrab, detak jantung ibu Anda,

Jika ibu Anda tidak terlalu lelah, ibumu mungkin ingin menyusui Anda. namun ketika ibumu sangat kelelahan dan traumatic, kadang menyentuhmupun, ibumu merasa tidak nyaman.
Apa yang Anda Rasakan?

Sekarang apa yang Anda rasakan tentang dunia baru yang menyambut Anda? Apakah Anda merasakan ikatan Anda dengan ayah dan ibumu? Apakah Anda merasakan kasih dan penyambutan Selamat datang dari mereka.

Perjalanan lahir ke Dunia ini Bisa menjadi peristiwa yang Penuh Trauma

Bayi sangat sensitif . Mereka melihat, mendengar dan merasakan lingkungannya bahkan di dalam rahim. Mereka ingat meskipun mereka mungkin tampaknya lupa saat mereka tumbuh dewasa. Memori dicantumkan di bank memori. yaitu di LIMBIC system di Hypotalamus.

Apa itu  Birth Trauma?

Seringkali diabaikan dari perspektif bayi, trauma kelahiran mengacu pada pengalaman yang mengejutkan bahwa bayi merasa selama perjalanan mereka ke dunia ini dan satu jam pertama setelah lahir.

Ini termasuk lingkungan dan bagaimana bayi sedang ditangani segera setelah lahir. Sering mengejutkan berjuang dalam menghadapi ketidakpastian dalam hidup, merasa kehilangan, tidak berdaya, takut dan tidak ada rasa aman.
Jenis utama Birth Trauma untuk Bayi

Beberapa jenis persalinan yang menurut penelitian sangattraumatik bagi bayi antara lain : persalinan dengan forceps, vacuum, proses persalinan yang lama, persalinan dengan operasi caesar. dimana tiba-tiba bayi beralih ke lingkungan aneh dan penanganan bayi segera setelah lahir dapat menakut-nakuti bayi.

Sebuah proses kelahiran dengan bantuan seperti forceps, vacuum dan dipaksa di tarik keluar, membuat  bayi merasakan penderitaan, rasa sakit dan membuat mereka merasa rentan.

Hal ini dapat membentuk keyakinan mereka seumur hidup bahwa mereka sering membutuhkan bantuan dan kurang percaya diri.

Efek Samping pengekleman dan pemotongan tali pusat terlalu dini

Pengekleman plasenta membuat bayi kehilangan pasokan oksigen ke otak bayi dan memotong sekitar 1/3 dari total volume darah pada bayi yang digunakan terutama untuk membentuk sirkulasi melalui paru-paru  untuk memulai berfungsi dengan semestinya, kehilangan itu merupakan kerugian yang sangat besar untuk sistem kekebalan tubuh bayi dan komplikasi lain.

Menurut Dr Frederick Leboyer, penulis Birth Without Violence, jika tali pusat adalah di jepit terlalu dini sedangkan tali pusat masih berdenyut, pemotongan mendadak mematikan pasokan oksigen ke otak bayi dari plasenta sebelum paru-paru mulai berfungsi menyebabkan kejutan tiba-tiba, maka bayi panik pada bayi menelan udara.

Kekurangan oksigen membuat kelahiran sendiri merupakan pengalaman yang sangat menyakitkan, membingungkan, dan menakutkan bagi bayi.

Sifat dan panjang lahir dapat menentukan keadaan tempurung kepala bayi (tengkorak), dan akibatnya mempengaruhi cara / kepribadiannya, kecerdasan dan bagaimana memori berkembang.

Bahkan The Royal College of Therapy Cranio-sacral mengatakan penyebab umum kolik pada bayi baru lahir adalah trauma kelahiran.

Pernahkah Anda memikirkan?

Bahwa Bayi merekam semda Memori Bahkan Sebelum Lahir

Bayi memiliki perasaan bahkan sebelum mereka dilahirkan. Bayi mengingat semua kejadian setelah kelahiran secara sadar meskipun mereka tampaknya tidak ingat ketika mereka tumbuh dewasa. Bukti menunjukkan selama sesi hipnoterapi, Klien saya dapat memutar ulang adegan selama waktu yang orang itu lahir.

“Siapa yang mengalami  birth trauma?”

Bayi-bayi, ibu dan bahkan ayah dan keluarga

Dalam istilah medis, trauma kelahiran mengacu pada pengalaman perempuan melahirkan yang menyebabkan efek setelahnya.

Abstraks Dari jurnal di The Birth Trauma Association, UK adalah sebagai berikut:

Sebum penelitian yang di tulis oleh
Cheryl Beck (Januari / Februari 2004 Vol 53, No.1) yang berjudul : Birth trauma: in the eye of the beholder.

Menjelaskan bahwa beberapa wanita mengalami peristiwa saat melahirkan (serta dalam kehamilan atau segera setelah lahir) yang akan menggoncangkan jiwa orang normal.

Bagi wanita lain, tidak selalu peristiwa sensasional atau dramatis yang memicu trauma persalinan, tetapi faktor lain seperti kehilangan kendali, kehilangan martabat, sikap bermusuhan atau negatif thinking dengan orang-orang di sekitar mereka, perasaan tidak didengar atau tidak adanya informed consent untuk prosedur medis.

Gentle Birth memfasilitasi sebuah Transisi Halus untuk Bayi

Apakah transisi dari rahim kelahiran dibuat lambat atau brutal panik dan teror dapat membuat perbedaan antara kelahiran lembut dengan yang trauma.

Trauma kelahiran disimpan di bank memori setiap bayi yang lahir, termasuk kita sendiri. Bagaimana kita dilahirkan mempengaruhi bagaimana kita melahirkan. Ini termasuk ayah juga.

Perencanaan prakonsepsi, Pendidikan Melahirkan dan Persiapan adalah kunci untuk mencegah trauma kelahiran. Mengapa tidak merencanakan awal harmonis dan kelahiran yang indah untuk si kecil Anda? Membuat cerita kelahiran berkesan seumur hidup bagi Anda, bayi Anda dan keluarga tercinta.

Created by : Yesie Aprillia

Posisi Terbaik Ibu Hamil Sehari Hari

Ketahui 6P

Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi proses kelancaran persalinan.

Dan saat ini saya Akan membahas tentang posisi keseharian ibu yang bisa mempengaruhi lancar tau tidaknya proses persalinan.

Maternal Positioning

Maternal Positioning adalah istilah yang digunakan untuk membahas mengenai postur dan posisi yang digunakan ibu hamil agar dapat merasa nyaman dan dapat melahirkan dengan mudah.

Kenapa harus di bahas? karena prnting bagi kita untuk mengetahui posisi ibu hamil yang sepeti apa yang baik untuk kesehatan ibu dan bayi. dan  Maternal positioning berprinsip pada gravitasi dan dipercaya dapat mempengaruhi posisi janin saat masa kehamilan dan saat melahirkan.

Fetal Position

Fetal Positioning adalah kalimat yang digunakan untuk berbicara mengenai posisi bayi di dalam rahim. Posisi bayi dapat berubah rubah saat persalinan maupun dalam proses persalinan. Namun, saya percaya bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi perubahan posisi bayi.

Kuncinya adalah “BALANCE”. Dengan tubuh yang seimbang, saat Anda melakukan posisi atau gerakan yang berprinsip kepada gravitasi, bayi Anda dapat berubah dari posterior ke anterior atau dari presentasi pantat ke presentasi kepala.

Kontraksi persalinan  juga dapat membantu posisi posterior menjadi anterior seiring berjalannya waktu. Waktu yang diperlukan bayi untuk merubah posisinya mungkin akan dipersingkat ketika Anda melakukan posisi atau gerakan yang “gravity-friendly”jika rahim Anda seimbang.

Posisi ibu Hamil

Berikut ini adalah beberapa posisi yang dapat membantu Anda saat masa kehamilan:

  • Duduklah dengan pinggul yang lebih tinggi dari lutut Anda;baik di atas birthing ball, di cursi maupun ketika duduk di lantai
  • Duduklah dengan punggung tegak, memanjangkan tulang belakang dan dada terbuka;
  • Duduklah diatas birthing ball dengan pinggul yang setara atau lebih tinggi dari lutut Anda;
  • Melakukan Forward-Leaning Inversion sehari sekali
  • Melakukan squat dengan punggung menempel ke dinding dan lutut ditekuk (lakukan secara rutin dan bertahap hingga Anda dapat melakukan squat selama 2-5 menit);
  • Menjaga bahu Anda tetap terbuka dengan tetap rileks ketika Anda berjalan cepat.

Posisi Ibu saat dalam proses persalinan

Berikut ini adalah beberapa posisi yang dapat membantu Anda dalam persalinan:

  • Semua di dalam Pregnancy Maternal Positionditambah,
  • Berdiri dengan tubuh condong ke depan dengan lutut sedikit ditekuk;
  • Berdiri dengan tubuh condong ke belakang (menegakkan atau bahkan sedikit menekuk punggung Anda ke belakang);
  • Berdiri dengan punggung bawah menempel di dinding sambil mengangkat perut bawah Anda ketika kontraksi
  • Berlutut
  • Berlutut dengan tubuh condog ke depan di kursi atau tempat tidur atau birthing ball
  • Berlutut dengan tangan memegang selendang atau tali atau tiang di depan Anda
  • Melakukan posisi yoga child pose
  • Memegang rebozo diatas Anda sembari berdiri dengan lutut yang sedikit ditekuk

Posisi Istirahat yang Harus Dihindari

Ada waktu dalam kehamilan maupun persalinan dimana Anda benar benar boleh terlentang. Namun, ketika beristirahat, akan jauh lebih baik jika Anda tidak terus terusan berada di posisi terlentang demi posisi bayi yang optimal.

Mungkin pada awalnya Anda akan merasa tidak nyaman di bagian punggung. Namun, di akhir persalinan, sirkulasi darah Anda akan jauh lebih baik jika Anda tidur miring dibanding jika Anda tidur terlentang. Untuk beberapa wanita, maternal positioningyang baik termasuk tidak duduk bersandar dan duduk di tulang ekor.

Upayakan untuk tidur sesuai dengan posisi punggung janin Anda. Namun, jika Anda tidak mengetahui posisi punggung janin Anda, tidurlah dengan posisi yang paling nyaman untuk Anda. Anda juga bisa tidur miring ke kanan.

Seringkali ibu hamil dianjurkan untuk tidur miring ke kiri, anjuran ini diberikan karena secara anatomi ada pembuluh darah besar yang menuju ke rahim dimana letaknya di sisi kanan tulang belakang, ketika Anda tidur miring ke kanan saat hamil tua dalam waktu yang lama, dikhawatirkan gaya gravitasi dan berat rahim membuat pembuluh darah tersebut “kegencet”. Namun, usahakan untuk menyeimbangkan antara sisi kanan dan kiri agar panggul Anda seimbang.

Gunakan bantal yang dapat menyangga badan dan kaki Anda sehingga pinggul Anda dapat terbuka dan Anda merasa lebih nyaman

Kesimpulan

Kesimpulannya adalah:

  • Maternal positionsaja tidaklah cukup untuk memastikan bahwa bayi Anda akan berada dalam posisi yang optimal ketika proses persalinan dimulai
  • Keseimbangan pada uterus dan panggul merupakan kunci keberhasilan mengoptimalkan posisi bayi menggunakan maternal positioning
  • Kunci dari maternal positioningadalah GRAVITASI

edited by : Gabriele Nadina Elloianza

Siapkan Tubuh Untuk Persalinan Nyaman!

Sudahkah Anda Mempersiapkan Diri?

Mungkin Anda sering melihat postingan saya di semua buku dan sosial media  bahwa “tubuh kita diciptakan untuk  melahirkan” dan kurasa sebagian besar dari kita menyetujui pernyataan tersebut. Tubuh kita sangatlah luar biasa dan tubuh kita sengaja didesain sedemikian rupa untuk mengandung dan melahirkan.

Namun, saat ini kita hidup di lingkungan dimana tubuh kita tidak dapat bekerja sebagaimana yang seharusnya. Oleh karena itu, untuk meminimalisir rasa sakit dan mempunyai persalinan yang nyaman, kita harus merubah kebiasaan kita dalam beraktivitas agar bayi Anda dapat berada dalam posisi yang optimal untuk melahirkan.

Banyak orang berfikir bahwa selama kepala bayi Anda sudah dibawah, bayi Anda sudah siap untuk dilahirkan. Namun pada kenyataannya KEPALA DIBAWAH TIDAKLAH CUKUP.

Posisi Terbaik Untuk Persalinan Normal

Tentu akan sangat melegakan ketika Anda mengetahui bahwa bayi Anda tidak berada dalam presentasi pantat (breech). Namun sebenarnya kepala yang turun panggul hanyalah langkah awal untuk dapat mempunyai proses persalinan yang nyaman.

Berikut ini adalah posisi terbaik untuk persalinan normal:

  • Kepala bayi berada dalam posisi menunduk;
  • Untuk persalinan yang pertama, bayi sudah mulai berada di pelvic brim(mulai turun panggul) pada usia kehamilan 38 minggu;
  • Untuk persalinan yang kedua atau lebih, biasanya proses turunnya kepala ke panggul kadang terjadi saat proses persalinan berlangsung.
  • Punggung bayi berada di sebelah kiri ibu (atau di depan) dengan kaki bayi berada di kanan (Right Occiput Anterior)

Untuk membantu bayi dan panggul Anda untuk berada di posisi yang optimal dan membuat tubuh Anda lebih seimbang, berikut ini adalah berbagai macam aktivitas yang dapat Anda lakukan:

  1. Berjalan Setiap Hari

Jalan cepat dapat memanjangkan otot psoas dan membuatnya lebih lentur. Selain itu, berjalan merupakan latihan yang baik untuk menjaga kesehatan Anda.

Anda dapat melakukannya setiap hari atau paling tidak 5 kali seminggu. Jangan memaksakan diri, mulailah dengan jarak yang pendek lalu tingkatkan secara bertahap.

Hindari aktifitas ini jika provider Anda melarang Anda untuk berjalan karena masalah kesehatan. Jika Anda merasakan sakit di area symphysis pubic, kenakan pregnancy belt dan mulailah secara perlahan.

  1. Forward-Leaning Inversion

Posisi ini dapat memperbaiki dan merilekskan ligamen yang menyangga uterus bagian bawah dan cerviks Anda (uterosacral, cervical, round ligament).

Gunakan permukaan yang stabil seperti tangga, kasur atau sofa dan minta orang lain untuk membantu Anda jika Anda tidak memiliki keseimbangan yang baik atau jika Anda merasa tidak aman saat melakukannya sendiri.

(Pelajari lebih lanjut tentang posisi ini di https://spinningbabies.com/learn-more/techniques/the-fantastic-four/forward-leaning-inversion/ )

  1. Maternal Positioning

Duduklah dengan lutut lebih rendah dari pinggul Anda dan perut lebih rendah dari pinggul Anda. Biarkan perut Anda menjadi tempat tidur gantung bagi bayi Anda dan biarkan punggung bawah Anda bergoyang ke depan saat Anda berdiri dan berjalan.

Duduklah di kursi dapur dengan sandaran kursi berada di depan Anda, ketika menggunakan birthing ballpastikan bahwa lutut Anda tidak lebih tinggi dari pinggul Anda, dan jaga punggung Anda agar tetap tegak dengan duduk di tulang duduk dan bukan di tulang ekor.

Ingatlah untuk minum yang banyak (minimal 3 liter per hari) dan jaga pola makan Anda. Jika Anda harus berada di dalam mobil atau duduk dalam waktu yang lama, gunakan balance ballagar pinggul Anda tetap dapat bergerak. Cobalah untuk bangun dan menggerakkan tubuhmu setiap beberapa jam.

  1. Peregangan

Melakukan peregangan setiap hari sangatlah baik untuk sirkulasi, metabolisme, dan kenyamanan Anda. Anda dapat melakukan gerakan sederhana seperti membuka bahu Anda dan meregangkan leher Anda.

Anda juga dapat melakukan beberapa posisi yoga yang dapat membantu Anda untuk meregangkan tubuh Anda. (Lihatlah beberapa tutorial yoga yang dapat Anda lakukan di https://www.youtube.com/user/bidankita)

Psoas Release

Otot psoas yang kaku dapat menghambat bayi Anda untuk turun panggul. Ada banyak cara yang dapat Anda lakukan untuk merilekskan otot psoas. Salah satunya adalah dengan berbaring terlentang dengan kaki Anda berada di atas kursi sehingga betis dan paha Anda membentuk sudut 90 derajat.

Setelah 5 menit, bergulinglah ke samping dan bangunlah secara perlahan. Lakukan latihan ini secara rutin sehingga suatu saat nanti punggung Anda akan cukup rileks sehingga jarak antara punggung Anda dan lantai akan menghilang.

  1. Yoga

Lakukan pose pose yoga yang dapat membantu Anda untuk membuka pinggul Anda dan merilekskan pinggul dan tulang ekor Anda. Anda dapat melakukan latihan ini secara rutin untuk membuat pinggul Anda lebih lentur dan menyeimbangkan panggul Anda. Latihan ini juga dapat meredakan sakit punggung. (Lihatlah beberapa tutorial yoga yang dapat Anda lakukan di https://www.youtube.com/user/bidankita)

  1. Tidurlah dengan posisi yang baik

Upayakan untuk tidur sesuai dengan posisi punggung janin Anda. Namun, jika Anda tidak mengetahui posisi punggung janin Anda, tidurlah dengan posisi yang paling nyaman untuk Anda.

Seringkali ibu hamil dianjurkan untuk tidur miring ke kiri, anjuran ini diberikan karena secara anatomi ada pembuluh darah besar yang menuju ke rahim dimana letaknya di sisi kanan tulang belakang, ketika Anda tidur miring ke kanan saat hamil tua dalam waktu yang lama, dikhawatirkan gaya gravitasi dan berat rahim membuat pembuluh darah tersebut “kegencet”. Namun, usahakan untuk menyeimbangkan antara sisi kanan dan kiri agar panggul Anda seimbang.

Gunakan bantal yang dapat menyangga badan dan kaki Anda sehingga pinggul Anda dapat terbuka dan Anda merasa lebih nyaman.

  1. Relax

Rilekskan otot perut dan ligamen-ligamenn Anda dengan berbagai gerakan yoga yang dapat Anda lakukan. Lakukan relaksasi dan latihlah napas Anda. Untuk dapat mempunyai persalinan yang nyaman dan posisi janin yang seimbang, ligamen, sendi-sendi, dan fascia (selaput yang mengelilingi otor, organ, dan tulang) harus rileks dan seimbang. (Lihatlah beberapa tutorial yoga yang dapat Anda lakukan di https://www.youtube.com/user/bidankita)

Edited by: Gabriele Nadina Elloianza

PITOCIN Dan Resiko Potensi Terjadinya Cidera Lahir

Apa saja pertanyaan yang seringkali membuat seorang ibu hamil Galau?


Hamil, melahirkan adalah proses yang mengajarkan tentang apa arti KESABARAN

Namun, tidak semua calon orang tua memahami hal ini.
semakin maju tehnologi dan bisnis, maka semakin banyak orang yang menganggap HPL (Hari Perkiraan Lahir) adalah seolah HARGA MATI.

Hingga akhirnya banyak calon orangtua yang menganggap INDUKSI adalah pilihan terbaik, untuk membantu memperlancar proses persalinan.

Sangat di sayangkan memang! namun itulah kenyataan yang terjadi di lapangan.

Induksi menggunakan oxytocin syntetis seolah menjadi DEWA PENOLONG. demi memenuhi “Target” akan HPL tadi.

Pitocin

Dalam artikel ini, saya sekali lagi akan mengulas tentang si PITOCIN (Oxytocin sintetis) yang seringkali digunakan untuk melakukan INDUKSI.


Pitocin adalah bentuk sintetis dari oxytocin, yang mana adalah hormone yang diproduksi oleh tubuh saat persalinan untuk menghasilkan kontraksi yang kuat, tahan lama, dan sering. Pitocin biasanya diberikan melalui infus IV  untuk membantu/ merangsang uituk memulai kontraksi, mempercepat persalinan, atau mengurangi selang waktu diantara kontraksi.

Penyalahgunaan Pitocin beresiko pada kesehatan bayi ketika Pitocin mengganggu kontraksi alami rahim.

Rahim harus berkontraksi dan relax pada ritme tertentu untuk mengalirkan oxygen yang cukup pada placenta. Jika kontraksinya terlalu kuat, terlalu lama, atau terjadi terlalu sering, placenta tidak punya waktu untuk mengisi kembali persediaan oxygen, yang nantinya akan beresiko pada bayi untuk terkena cidera terkait dengan dirampasnya oxygen seperti hypoxic-ischemic encephalopathy (HIE) atau birth asphyxia.

Efek dari Pitocin sangatlah beragam dan tidak dapat diprediksi – satu dosis mungkin tidak menimbulkan efek apapun pada seseorang, tetapi akan menimbulkan hiperstimulasi pada orang lain. Obat Pitocin biasanya dikaitkan dengan efek samping yang merugikan yang sebenarnya dapat dicegah dalam persalinan.

Pitocin vs Oxytocin: Apa Perbedaannya?

Oxytocin adalah hormone yang diproduksi secara alami oleh tubuh wanita saat proses persalinan hingga bersalin. Oxytocin membantu tubuh untuk melakukan kontraksi dan membuat proses persalinan menjadi maju dengan membukanya serviks.

Pitocin adalah obat buatan (diluar tubuh) yang meniru efek dari oxytocin. Pitocin adalah obat yang harus dikenalkan tubuh melalui ahli medis, tidak seperti oxytocin yang merupakan hormon yang muncul dan diproduksi oleh tubuh secara alami.

OXYTOCIN

Oxytocin adalah hormone yang muncul secara alami yang diproduksi oleh tubuh saat persalinan untuk menghasilkan kontraksi yang kuat, tahan lama, dan sering.

sedangkan

PITOCIN

Pitocin adalah bentuk sintetis dari oxytocin. Pitocin biasanya dimasukkan melalui infus IV untuk memulai kontraksi, mempercepat persalinan, atau mengurangi selang waktu antar kontraksi.


Karena efek dari Pitocin sangatlah beragam dan tidak dapat diprediksi, penggunaan obat Pitocin biasannya dikaitkan dengan efek samping yang merugikan yang sebenarnya dapat dicegah dalam persalinan

Perbedaan yang lain dari Pitocin dan Oxytocin  adalah cara kerja mereka dalam tubuh. Tubuh mengeluarkan oxytocin dalam ritme yang berselang, yang membuat rahim dapat beristirahat disela sela kontraksi. Ketika Pitocin dimasukkan dalam tubuh, ia bekerja secara terus menerus (tidak berselang), dan seringkali bekerja dengan durasi yang lebih panjang, lebih kuat, dan lebih sering.

Anda bisa melihat ilustrasinya melalui video berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=wtU5yCqSWDo

Rekomendasi Penggunaan Pitocin

Penelitian saat ini tidak merekomendasikan membuat Rahim beraktifitas melebihi kemampuan yang sudah ada untuk memaksakan persalinan normal. Penggunaan Pitocin direkomendasikan hanya jika meneruskan kehamilan terebut beresiko dapat mengancam kehidupan ibu dan bayi. Di kata lain, Pitocin hanya boleh digunakan jika ada indikasi medis.

Bahaya Pitocin

Pitocin adalah obat yang sering dihubungkan dengan efek samping yang buruk yang sebenarnya dapat dicegah saat persalinan. Faktanya, pada tahun 2009, Institute for Safe Medication Practices menambahkan bentuk sintetis dari oxytocin ini dalam daftar “obat beresiko tinggi”, peringatan yang hanya ada bersama dengan 11 obat lain.

Efek merugikan dari Pitocin berakar dari dua masalah utama terkait dengan penggunaannya: kelebihan dosis dan hiperstimulasi.

Dosis Pitocin

Induksi Pitocin dapat menjadi proses yang sangat berbahaya karena tidak ada metode yang tepat untuk mengukur efeknya kepada Rahim, dan baik teknik pemantauan internal dan eksternal memberikan informasi yang minim mengenai status ibu dan bayi.

Sebagai tambahan, efek dari dosis Pitocin sangatlah beragam. Efek samping dapat beragam dari kontraksi berlebihan dan parah yang mengarah ke fetal asphyxia, sampai tidak menimbulkan efek apapun pada kontraksi. Selain itu, obat ini mulai bekerja dengan secara perlahan.

Dosis standar tidak akan mencapai potensi penuhnya sampai 40 menit setelah pemberian. Jadi, jika tim medis menambah dosis Pitocin kurang dari 40 menit setelah pemberian sebelumnya, dosis lain akan diberikan sebelum efek penuh dari pemberian dosis pertama bekerja.

Selain itu, dosis Pitocin tergantung pada pasien tertentu, jadi tenaga ahli medis harus secara akurat menilai pasien untuk menentukan dosis yang tepat.

Hiperstimulasi dari Pemberian Pitocin

Plasenta tertanam di dinding Rahim, dan mengandung jaringan pembuluh darah yang mengalirkan oxygen dan nutrisi dari ibu ke bayi. Ketika rahim berkontraksi, aliran darah dan oxygen kedalam maupun keluar plasenta melambat sebentar atau berhenti.

Disela-sela kontraksi, plasenta kembali ke kondisi “istirahat”, dan darah dan oxygen mengalir lagi dengan bebas ke bayi, Karena kontraksi secara efektif menghentikan aliran oxygen dan darah ke bayi, maka harus ada sela waktu yang cukup antar kontraksi agar plasenta dapat mengisi kembali dengan cadangan darah dan oksygen yang baru.

Plasenta adalah organ yang sangat elastis, tapi jika pemberian Pitocin menimbulkan kontraksi yang terlalu kuat atau terlalu lama, plasenta mungkin akan mempunyai masalah dalam berfungsi. Hal ini merupakan ancaman serius untuk sang bayi.

Pemberian Pitocin yang berlebihan dapat menyebabkan kontraksi yang berjarak kurang dari 2-3 menit, hal ini mengurangi kemampuan plasenta untuk mengisi kembali persediaan oxygennya. Ketika kontraksi yang timbul terlalu sering, tahan lama, atau sangatlah kuat, hal ini dinamakan dengan hiperstimulasi atau tachysystole.

Jika ada hiperstimulasi Rahim, otak bayi mungkin tidak menerima oxygen yang cukup, yangmana akan membuat bayi berada di dalam situasi yang sangat berbahaya dan mengarah kepada hasil negative nantinya.

Cidera Lahir Terkait Dengan Pitocin

Jika Pitocin diberikan dalam dosis yang tidak sesuai, atau jika obat ini membuat kontraksi menjadi terlalu lama, terlalu kuat, atau terlalu sering, Pitocin dapat memotong aliran oxygen ke bayi. Kekurangan aliran oxygen dapat mempunyai efek yang buruk ke otak bayi. Beberapa komplikasi yang paling umum yang dikaitkan dengan penggunaan Pitocin antara lain:

  • Fetal distress
  • Hipertensi (tekanan darah tinggi)
  • Bradycardia (detak jantung lemah)
  • Tachycardia (detak jantung cepat)
  • Perlambatan detak jantung
  • Cardiac arrhythmia (gangguan dalam ritme normal jantung)
  • Fetal academia
  • Kerusakan otak
  • Hypoxic-ischemic encephalopathy (HIE)
  • Cerebral palsy
  • Neonatal seizures
  • Rendahnya Apgar scores
  • Retinal hemorrhages (pendarahan yang tidak normal pada pembuluh darah di mata)
  • Trauma kepala pada janin, termasuk brain hemorrhage

Banyak cidera yang dapat timbul ketika dokter berusaha untuk memperpanjang persalinan normal dibanding melakukan c-section dengan indikasi medis. Persalinan yang tidak sesuai – obat untuk mempercepat persalinan dapat menimbulkan cidera permanen dan  cidera yang sangat serius.

Oleh karena itu, penting bahwa tim medis yang terlibat dalam persalinan terampil dalam semua prosedur obstetrik dan mengikuti panduan dan standar perawatan yang direkomendasikan sehubungan dengan pemberian obat berisiko tinggi seperti Pitocin.

Komplikasi Bagi Ibu dan Cidera yang Terkait dengan Pitocin

Selain banyak ancaman yang ditimbulkan bagi sang bayi seperti di atas. Pitocin juga dapat membahayakan ibu selama dan setelah proses persalinan. Karena itu, sangat penting bagi dokter untuk memastikan bahwa keputusan untuk melanjutkan induksi Pitocin tidak hanya aman untuk bayi, tapi juga untuk ibu. Cedera dan komplikasi maternal yang terkait dengan Pitocin meliputi:

  • Kontraksi yang kuat dan berkepanjangan
  • Uterine rupture (robekan di rahim) dan hemorrhaging setelahnya (lebih hebat dari kehilangan darah normal setelah persalinan)
  • Keracunan air (terlalu banyak air di dalam system yang menyebabkan tidak seimbangnya elektrolit yang dapat menyebabkan gangguan otak berpotensi fatal)
  • Subarachnoid hemorrhage (pendarahan antara otak dengan jaringan tipis yang menutupinya)
  • Tachycardia, bradycardia, premature ventricular contractions, dan cardiac arrhythmias yang lain
  • Terganggunya aliran darah di rahim
  • Hipotensi (tekanan darah rendah)
  • Hipertensi (tekanan darah tinggi)
  • Anaphylaxis (reaksi alergi yang dapat mengancam nyawa)
  • Mual dan muntah
  • Pelvic hematoma (mengumpulnya darah di jaringan lembut di pelvis)
  • Placental abruption

Kelalaian Dalam Penggunaan Pitocin

Karena tingginya resiko Pitocin, ada panduan yang ketat terkai dengan penggunaan obat ini. Tenaga ahli medis diharuskan untuk mengikuti panduan ini dan hanya memberikan Pitocin bila benar-benar diperlukan.

Jika mereka tidak mengikuti panduan seperti seharusnya, dan ada suatu cidera yang terjadi, ini adalah malapraktik medis. Ada beberapa keadaan yang pasti dimana tenaga ahlii medis tidak boleh menggunakan Pitocin, termasuk:

  • Cephalovic disproportion yang besar
  • Posisi janin yang tidak optimal
  • Keadaan darurat obstetris dimana rasio risiko dengan keuntungan maternal atau janin memerlukan operasi
  • Fetal distress yang membuat persalinan tidak mungkin terjadi dengan cepat
  • Umbilical cord prolapse
  • Aktifitas rahim tidak mengalami kemajuan yang cukup
  • Rahim yang hiperaktif atau hipertonik
  • Persalinan normal tidak memingkinkan
  • Adanya luka operasi karena operasi c-section sebelumya atau operasi rahim atau serviks lainnya
  • Posisi kepala janin yang tidak mengunci
  • Riwayat hipersensitif terhadap Pitocin

Pendapat Klinis Mengenai Pitocin

Untuk meyakinkan lagi bahwa Pitocin digunakan secara aman dan konservatif, American Journal of Obstetrics & Gynecology (AJOG) mengabarkan suatu pendapat klinis pada tahun 2009 dengan rekomendasi sebagai berikut terkait pemberian oxytocin sintetis (Pitocin):

  • Pitocin harus dimulai dengan dosis yang relative rendah
  • Pemantauan janin yang layak harus dilakukan
  • Kontraksi dianggap dapat diterima jika kontraksi tersebut mempunyai kekuatan dan tingkat yang konsisten, atau jika ada pola yang konsisten dari kontraksi yang kuat setiap dua sampai tiga menit yang berlangsung selama 60-90 detik.
  • Ketika sudah ada kontraksi yang dapat diterima, tidak dibenarkan untuk menaikkan dosis Pitocin.
  • Pitocin harus dititrasi menjadi dosis terendah dan cocok dengan tingkat aktivitas rahim yang seharusnya.
  • Persalinan dengan C-section (bukan Pitocin lagi) diindikasikan ketika aktivitas Rahim yang seharusnya sudah tercapai denga dosis terendah, tapi persalinan tidak mengalami kemajuan seperti seharusnya.

Pitocin sudah lama dikenal sebagai obat yang berbahaya, dan peneliti juga menyatakan bahwa kesehatan janin dapat berada dalam bahaya ketika terjadi hiperstimulasi induksi saat persalinan. Karena itu sangatlah penting untuk menggunakan Pitocin secara konservatif, obat ini digunakan hanya jika induksi medis diperlukan, dan jika pemantauan janin dilakukan.

Jika tim medis tidak memperlakukan ibu dan bayi selama persalinan dengan sikap yang konsisten dan standar sesuai dengan panduan pemberian Pitocin, itu merupakan suatu kelalaian. Jika kelalaian ini berakibat pada adanya cidera pada bayi atau ibu, maka itu adalah malpraktek medis, dan dapat dituntut secara hukum.

nah smog Anda mulai mempertimbangkan untung dan rugi me lakukan Induksi. lalu mencoba mencari informasi tentang alternatif lain untuk induksi Alami.

silahkan buka disini.

salam hangat

Yesie

5 Alasan Mengapa Persalinan Anda Macet?

5 Penyebab Persalinan Macet

Berikut ini adalah 5 alasan mengapa persalinan Anda macet dan bagaimana untuk mencegahnya.

  1. Posisi Bayi

Di kehamilan tua, janin biasanya berada dalam posisi kepala menunduk dengan punggung mereka menghadap ke depan (biasanya agak ke kiri), dan dagu menempel pada dada. Posisi ini dikenal dengan nama occiput anterior position.

Pada posisi ini berarti bagian terkecil pada kepala bayi siap untuk keluar melalui cervix yang telah melebar dan melalui panggul yang membuka. Saat persalinan, posisi ini merupakan posisi yang paling efektif untuk bayi dapat berputar melalui panggul dan dilahirkan.

Jika kepala bayi Anda tidak berada dalam posisi optimal ketika persalinan berlangsung, Anda mungkin merasa khawatir bahwa hal itu akan membuat bayi Anda mancet.

Provider Anda yang memeriksa posisi janin di setiap kali pemeriksaan dapat menimbulkan kekhawatiran yang tidak perlu ketika kepala bayi belum mengunci atau jika bayi masih berada di posisi sungsang – bahkan jika Anda hanya punya 1 minggu sebelum hari perkiraan persalinan Anda

Walaupun bayi idealnya berada pada posisi optimal, namun bukan berarti mereka tidak bisa dilahirkan dalam posisi yang lain. Bayi seringkali mengganti posisi saat proses persalinan, dari posterior (punggung bayi menghadap punggung ibu) ke anterior, atau dari sungsang ke vertex (kepala dibawah).

Terkadang kepala bayi miring ke samping (asynclintic presentation) namun hal itu jarang terjadi. Di kebanyakan kasus, bayi akan menemukan caranya sendiri untuk berada di posisi yang lebih baik untuk persalinan.

Jika Anda dapat bergerak dengan bebas atau menggunakan teknik untuk menciptakan lebih banyak ruang di panggul, hal ini dapat membantu bayi Anda untuk berganti ke posisi optimal.

Ketika ibu bersalin mengalami kontraksi yang tidak beraturan dikarenakan posisi bayi yang tidak optimal, provider mungkin akan mengatakan bahwa persalinan Anda macet dan mereka mungkin akan memberikan oxytocin buatan (Pitocin atau Syntocinon) untuk meningkatkan kekuatan dan konsistensi kontraksi.

Sayangnya, hal ini dapat menyebabkan bayi didorong ke panggul dalam posisi mereka sekarang yang tidak optimal.

 Kontraksi yang kuat dari induksi dengan oxytocin buatan dapat mencegah bayi untuk berganti posisi sehingga bayi Anda bisa macet, sehingga membutuhkan intervensi seperti episiotomy (menggunting perineum Anda) dan forceps, atau bahkan endingnya Operasi Caesar.

  1. Posisi Ibu

Posisi yang dipilih oleh seorang wanita saat proses persalinan memerankan peran penting tentang seberapa cepat dan seberapa efektif kemajuan proses persalinan mereka.

Posisi yang efektif dapat mempercepat persalinan dan ditambah lagi dengan bantuan bayi yang optimal.

Posisi tegak seperti berdiri, squat /jongkok atau merangkak dapat membuka panggul hingga 30% lebih lebar

 Pergerakan seperti bergoyang, berayun, berjalan, merangkak dengan tangan di lutut dapat memberikan rasa nyaman kepada ibu disaat sang bayi bergerak ke posisi yang optimal. Dengan kata lain, tetap aktif saat proses persalnan sangatlah penting.

Sayangnya, di banyak rumah sakit, wanita selalu berakhir di Kasur rumah sakit, berbaring terlentang atau agak bersandar di tempat tidur tau miring ke kiri terus sepanjang waktu, atau duduk di tulang ekor mereka. Posisi ini membatasi kemampuan wanita untuk bekerja dengan tubuh dan bayinya.

Hal ini juga dapat meningkatkan resiko fetal distress, karena tekanan pada pembuluh darah ibu atau tekanan pada tali pusar. Fetal distress seringkali mengasilkan persalinan dengan penuh intervensi atau operasi caesar.

  1. Penggunaan Epidural

Ketika mendapatkan epidural, obat bius yang disuntikkan ke daerah epidural – daerah sekitar pembungkus keras yang mlindungi saraf tulang belakang. Epidural menghalangi sinyal saraf dari saraf motorik maupun saraf sensorik. Ia menyediakan penghilang rasa sakit untuk sang calon ibu, tetapi membuat tubuh bagian bawahnya menjadi mati rasa.

Epidural mengganggu proses persalinan normal dan mempunyai banyak efek samping, termasuk meningkatkan resiko augmentasi (dengan oxytocin sintetis – mirip dengan diinduksi),operasi caesar, persalinan dengan banayk intervensi dan alat bantu, sobekan pada perineum, dan posisi bayi yang salah.

Wanita yang mendapatkan epidural tidak dapat bergerak tanpa bantuan dan tidak dapat menggunakan kaki mereka karena tubuh bagian bawah mereka mati rasa.

Hal ini berarti mereka tidak bisa bergerak dengan bebas saat persalinan dan tidak dapat menyesuaikan posisi yang dapat membantu bayi mereka menemukan posisi yang optimal untuk dilahirkan.

Provider harus membantu para ibu bersalin dengan epidural untuk melakukan pergerakan positif dan posisi yang dapat membantu sang bayi bergerak melalui panggul. Bagaimanapun juga, dukungan semacam ini sangat jarang terjadi di lingkungan rumah sakit karena para perawatnya biasanya mempunyai jadwal yang sangat padat.

Doula dapat menjadi “dewa penolong” dalam kondisi ini dan di banyak situasi yang lain.

  1. Bayi Besar dan Dystocia Bahu

Satu dari banyak alasan yang paling umum mengenai mengapa wanita diinduksi sebelum 40 minggu adalah karena diduga mempunyai bayi yang besar (macrosomia). Kekhawatiran utama dengan bayi besar adalah kemungkinan akan dystocia bahu, yangmana muncul saat bahu bayi terjebak di panggul.

Disaat dystocia bahu sebagai suatu situasi darurat, jarang sekali terjadi, yang mana hanya terjadi diantara 0,5% dan 1,5% dari persalinan. Kejadian dystocia bahu yang sebenarnya sangat bergantung pada bagaimana hal itu didefinisikan dan dilaporkan, yang mana hal itu bervariasi pada para provider.

Ukuran dan berat badan bayi tidak dapat didiagnosa secara akurat sebelum ia lahir. Banyak wanita yang diberitahu bahwa mereka mempunyai bayi besar, dan harus diinduksi untuk mencegah dystocia bahu.

Namun, induksi mungkin pada kenyataanya dapat menyebabkan bayi macet karena kontraksi yang kuat dan tanpa henti mencegah mereka untuk dapat bergerak melewati panggul.

 

  1. Masalah dengan Panggul

Banyak provider percaya bahwa bayi macet karena panggul wanita tersebut tidak cukup besar, atau biasanya di sebut panggul sempit.

Yang mana sebenarnya sebagian besar wanita mempunyai bentuk panggul yang paling “diinginkan” (gynecoid) untuk melahirkan dan jarang sekali ibu yang punga panggul sempit, walaupun beberapa wanita mempunyai panggul yang mungkin mempunyai ruang yang lebih sedikit di bagian tertentu (anthropoid, android, platypelloid).

ini mempunyai potensi untuk menyebabkan bayi untuk tidak berada dalam posisi optimal atau memperlambat proses persalinan saat ia harus melewati panggul, namun hal ini bukan berarti persalinan normal tidak mungkin dilakukan.

Ketika bayi tidak muat melalui panggul, hal ini dinamakan cephalopelvic disproportion (CPD). CPD yang sebenarnya sangatlah langka dan tidak dapat didiagnosa sebelum persalinan dimulai kecuali jika sebelumnya sudah diketahui bahwa sang ibu mempunyai cidera panggul atau kelainan bawaan.

Wanita yang sudah pernah diberitahu bahwa panggulnya terlalu kecil atau mempunyai bentuk yang salah tanpa ada masalah panggul yang telah diketahui sebelumnya telah dapat melahirkan secara normal tanpa masalah apapun.

Sayangnya, CPD seringkali didiagnosis ketika persalinan tidak mengalami kemajuan. Provider akan mengatakan bahwa bayinya terlalu besar dan tidak muat untuk melewati jalan lahir, yang berarti mereka akan mencoba untuk memperkuat kontraksi dan mempercepat proses persalinan secara tidak alami.

Hal ini menyebabkan adanya rangkaina intervensi yang mungkin nantinya akan mengarah ke fetal distress dan c-section sebagai hasilnya.

Bagaimana Cara Untuk Mencegah Bayi Anda Macet?

Cara terbaik adalah untuk membantu bayi Anda mencapai posisi optimal untuk persalinan dengan memperhatikan postur Anda saat kehamilan.

Hindari bersandar dan berusahalah untuk berada pada posisi yang mengijinkan bayi Anda untuk mempunyai ruang untuk bergerak dan membuat gravitasi dapat membantu bayimu untuk turun dan berada dalam posisi yang optimal.

Olahraga rutin seperti peregangan atau prenatal gentle yoga untuk ibu hamil dapat membantu menyelaraskan otot yang menyangga system kerangka tulang Anda. mengupayakan tubuh Anda selaras sehingga dapat memberikan cukup ruang bagi bayi Anda untuk menemukan posisi yang baik untuk persalinan.

Jika bayi Anda tetap berada di posisi yang tidak optimal untuk persalinan, hindari berfikir bahwa itu adalah sesuatu yang aneh dan tidak normal. Kebanyakan bayi berpindah ke posisi yang lebih optimal tepat sebelum persalinan atau bahkan saat proses persalinan.

Anda dapat membuat daftar nomer para terapis untuk mendukung Anda jika posisi bayi Anda tidak optimal dan hal itu membuat Anda khawatir.

Pilih provider yang mendukung persalinan normal, dan benar benar menghargai fakta bahwa persalinan itu unik untuk setiap wanita dan bayi. Jika provider Anda khawatir mengenai ukuran bayi Anda atau posisi bayi Anda, waspadalah bahwa mereka mungkin akan mengusulkan induksi awal.

Jika Anda membutuhkan epidural atau memintanya saat persalinan, minta seseorang yang akan membantu Anda untuk bergerak supaya proses persalinan Anda mengalami kemajuan yang bagus.

salam hangat

Tantangan Yang Akan Anda Hadapi Pada Masa Pemulihan Setelah Persalinan Cesar

Tantangan Persalinan Cesar

Apabila Anda bersalin secara caesar, baik direncanakan maupun tidak, saat saat postpartum mungkin akan menjadi lebih menantang: Karena bagaimanapun juga, Anda tidak hanya harus merawat bayi Anda yang baru lahir, tapi juga luka bekas operasi di perut Anda. Pemulihan luka operasi caesar berbeda beda setiap ibu, namun berikut ini adalah gambaran yang akan Anda hadapi saat Anda dalam masa pemulihan.

Waktu Pemulihan Operasi Caesar

Dengan hadirnya bayi Anda yang baru lahir, Anda mungkin ingin pulih secepatnya. Namun, pemulihan setelah operasi caesar cukup memakan waktu. Secara umum, pemulihan total dari operasi caesar memakan waktu kurang lebih 6 minggu.

Biasanya Anda akan merasakan sensasi terbakar di area jahitan saat Anda berada di rumah sakit (biasanya para ibu akan dirawat di rumah sakit untuk 2 sampai 4 hari setelah operasi caesar).

Namun, saat Anda sudah dirumah sekalipun, masa pemulihan dapat menjadi rumit dan melelahkan secara fisik maupun mental: Disamping self-care, Anda perlu merawat bayi Anda yang baru lahir juga.

“Hormati dan hargai proses pemulihan diri Anda sendiri dan pastikan untuk mendapat pertolongan ketika Anda membutuhkan.”

 

Kegiatan Saat Masa Pemulihan Operasi Caesar

Berikut ini adalah hal hal yang akan dapat Anda lakukan pada masa pemulihan operasi caesar, dan ketika:

Menyusui

Anda bisa menyusui tepat siégera setelah Anda melahirkan atau saat Anda sudah merasa nyaman. Obat penghilang rasa sakit yang Anda terima selama operasi tidak akan mengganggu proses menyusui, tetapi menggendong bayi Anda akan menjadi lebih menantang setelah operasi caesar.

Ketika Anda siap untuk menyusui bayi Anda, minta pendampingan dari perawat atau pasangan Anda. siapkan dan susun bantal yang dapat menyangga punggung Anda supaya dapat membuat proses menyusui menjadi lebih mudah dan nyaman.

Karena jika Anda menengangkan area perut, ini akan terasa menyakitkan, silahkan bereksperimen dengan berbagai posisi yang tidak akan menaruh banyak tekanan di luka operasi.

Berjalan

Anda tidak akan bisa berjalan mengelilingi ruangan sambil menimang nimang bayi Anda tepat setelah Anda melahirkan. Namun, Anda akan dapat beranjak dari tempat tidur dan berjalan jalan sehari setelahnya.

Untuk beberapa ibu yang harus mengalami proses persalinan yang panjang sebelum operasi akan memerlukan waktu ekstra untuk mengembalikan tenaganya setelah operasi. Pada operasi cesar yang tidak rumit, beberapa pasien sudah dapat berjalan 12 sampai 15 jam setelah operasi.

Mungkin pada awalnya akan menyakitkan. Namun berjalan merupakan hal yang penting untuk proses pemulihanluka operasi Anda: berjalan dapat membantu tubuh Anda untuk berfungsi seperti semula dan menghindarkan Anda dari berbagai komplikasi setelah operasi, seperti penyumbatan darah di kaki.

Pergi ke Kamar Mandi

Saat Anda di kamar mandi, jangan kaget jika Anda melihat beberapa pendarahan pasca persalinan. Anda juga mungkin akan mengalami sembelit dan kembung. “Ketika organ pencernaan mulai bekerja dengan normal, ibu mungkin mengalami kembung yang lumayan parah dan itu adalah salah satu hal yang paling menyakitkan.

Rasa sakitnya dapat menyebar sampai pundak karena perut kembung dapat mengiritasi diafragma. Mengkonsumsi obat pencahar, meminum banyak cairan dan mengkonsumsi makanan kaya serat dapat membantu Anda saat hal ini terjadi.

Makan

Sehari setelah operasi, Anda akan diijinkan untuk mengkonsumsi makanan padat. Namun, akan lebih baik jika Anda memulai dengan makanan yang tidak berminyak dan cenderung tawar dalam beberapa hari setelah operasi.

Berolahraga

Biasanya, provider Anda akan menyarankan untuk tidak membawa apapun yang lebih berat dari bayi Anda, atau sekitar 4,5 kg. Untuk berolahraga, provider kesehatan Anda biasanya akan menganjurkannya  setelah 6 minggu.

Tapi hal ini bukan berarti Anda harus tetap tidak beraktivitas sampai 6 minggu setelah operasi. yoga ringan atau Bejalan jalan ringan (sesuai kenyamanan Anda) merupakan kunci untuk kembali pada kondisi semula.

Amati tubuhmu dan konsultasi ke provider kesehatan Anda jika tubuh Anda merasa sangat tidak nyaman.

Berhubungan Sexual

Anda dapat berhubungan sexual lagi setelah 6 minggu pasca persalinan. Ingat untuk mendengarkan tubuh Anda, pelan pelan dan coba posisi yang tidak menekan luka operasi Anda.

Mandi

Bagaimana luka operasi Anda akan menentukan kapan Anda dapat mandi. Jika luka Anda tidak dijahit, Anda tidak diperbolehkan untuk mandi sampai 1 minggu dan saat mandi, pastikan untuk hanya menepuk nepuk ringan dan jangan gosok bagian luka operasi Anda.

Namun, jika luka Anda dijahit, Anda dapat membasahi diri Anda di kamar mandi Anda tepat setelah Anda operasi.

Pendarahan Setelah operasi caesar

Pendarahan di vagina setelah operasi caesar sangatlah normal. Selama Anda tidak melihat pendarahan secara berlebih, maka pendarahan itu merupakan tanda pemulihan rahim Anda yang sedang terjadi.

Setelah rahim Anda kembali ke ukuran seperti semula, pembuluh darah akan menutup dan darah yang mengalir akan semakin sedikit dan tidak begitu merah seiring berjalannya waktu.

Jika Anda tidak berdarah, atau jika Anda berdarah setiap beberapa jam selama beberapa minggu setelah melahirkan, beri tahu provider Anda.

sedangkan luka operasi biasanya akan memakan waktu sekitar 4-6 minggu untuk  sembuh total. Hubungi provider Anda jika Anda mengalami demam atau kulit di sekitar luka operasi berubah menjadi merah atau keras, mengeluarkan cairan nanah atau cairan hijau atau menjadi sakit, karena hal itu bisa menjadi tanda tanda infeksi.

Pembengkakan Setelah operasi caesar

Anda mungkin akan mengalami pembengkakan di beberapa area dan hal ini sangatlah normal dan biasanya akan menghilang setelah seminggu atau setelahnya.

Seiring dengan pemulihan tubuh Anda, amati tubuh Anda dan pastikan untuk mengetahui jika ada yang terasa aneh, sakit, atau tidak normal. Konsultasikan pada provider Anda jika Anda merasa ada yang bermasalah dengan tubuh Anda.

Rasa Sakit Setelah operasi caesar

Hal yang terpenting dalam pemulihan operasi caesar adalah mengelola rasa sakit. Para ahli menyarankan Anda untuk mengkonsumsi obat . Obat obatan ini akan membantu Anda untuk menghadapi sakit pada luka operasi, sakit pencernaan, dan kram.

Namun, jika Anda mengkonsumsi obat obatan Anda dan merasa lebih baik, jangan mengkonsumsinya secara berlebihan. Pastikan bahwa provider Anda mengetahui perkembangan keadaan Anda.

Tips untuk memptrcepat Pemulihan operasi caesar

  • Persiapkan diri sebelum operasi. Jika Anda berencana untuk melakukan operasi caesar, persiapkan rumah Anda  sebelum sebelumnya. Kasur yang tinggi dan tangga bisa sangat menantang dan membuat tidak nyaman. Tentukan dimana Anda akan tidur dan simpan keperluan Anda di tempat yang mudah Anda jangkau sehingga ini akan memudahkan Anda pada masa pemulihan Anda.
  • Santai dan nikmati. Istirahat yang cukup dan bejalan jalan santai dapat membantu proses pemulihan Anda.
  • Pertimbangkan bengkung atau stagen. Bengkung atau stagen berfungsi untuk membantu menyangga otot otot perut Anda. Beberapa ibu merasa lebih nyaman saat memakainya namun yang lain mungkin merasa gatal, membatasi pergerakan mereka, atau tidak efektif. Rumah sakit Anda mungkin menawarkan pilihan ini , jadi tanyakan provider Anda tentang hal ini.
  • Tidur yang cukup. Anda harus dapat merawat dirimu sendiri, istirahat yang cukup.
  • Terima bantuan. Jangan takut untuk minta tolong jika Anda benar benar membutuhkannya saat proses pemulihan Anda.
  • Minum banyak cairan. Cairan dapat membantu meminimalizir sembelit sehingga dapat sangat membantu.
  • Ungkapkan tentang perasaan Anda. Anda akan mengalami perubahan hormonal yang luar brasa seperti roller coaster. dan mood Anda pun bisa jadi demikian. Jika Anda merasa sedih, tidak mempunyai harapan, merasa bersalah, atau marah, bicarakan pada provider Anda atau orang yang dapat membantu Anda untuk mengatasinya.

Semoga segera sembuh

Cara Untuk Menghindari Operasi Cesar Yang Sebenarnya Tidak Perlu

Cara Hindari Operasi Cesar

Fenomena Apa yang Anda amati belakangan ini di seputar dunia kebidanan dan kandungan?

Tanya saya kepada para participane workshop saat itu. Dan sontak jawaban mereka adalah ;

“Semakin banyak ibu-ibu yang endingnya harus Operasi Caesar”

Sampai detik ini, memang saya belum menemukan penelitian di Indonesia, tentang perbandingan, berapa ibu yang di lakukan operasi Caesar dan berapa ibu yang mampu berhasil melahirkan secara spontan pervaginam.

Namun bisa kita lihat langsung bahwa di lingkungan terdekat kita saja, kejadian ibu ibu yang di lakukan operasi Caesar semakin hari semakin meningkat.

Ada satu pertanyaan yang dari dulu  menggelitik sebenarnya.

“Apakah semakin kesini, kemampuan ibu untuk melahirkan normal alami per vaginam menurun, atau ada hal lain?”

Ketika saya membaca sebuah jurnal, saya menemukan bahwa Public Citizen Health Research Group di Washington, D.C. telah memperkirakan kurang lebih setengah dari 1 juta operasi cesar yang dilakukan setiap tahun sebenarnya tidak diperlukan secara medis.

Ada saatnya operasi caesar memang dipelukan; namun, operasi caesar mempunyai berbagai resiko untuk ibu dan bayi. Berikut ini adalah hal – hal yang dapat Anda lakukan untuk menghindari operasi caesar yang tidak perlu dan memastikan bahwa pengalaman persalinanmu se-sehat dan se-positif mungkin.

Sebelum Persalinan

Perbanyak pengetahuanmu, BELAJARLAH! Baca buku buku tentang persalinan dan kehamilan, hadiri kelas kelas dan workshop, didalam maupun diluar rumah sakit. Workshop dan kelas yang di adakan Bidan Kita bisa Anda Ambil.

Info terbaru bisa Anda buka di Instagramnya Bidan Kita : silahkan klik disini, atau Andapun bisa ikut kelas secara Online :silahkan klik disini.

Cari tahu dan siapkan birth plan. Diskusikan birth plan Anda dengan provider Anda dan kirimkan Salinan birth plan Anda ke rumah sakit maupun rumah bersalin Anda.

Wawancarai lebih dari satu provider. Tanyakan beberapa pertanyaan kunci dan amati sikap dan reaksi mereka saat Anda menanyakan hal tersebut. Apakah mereka bersikap defensive atau justru mereka senang dengan ketertarikan Anda?

Tanyakan ke provider Anda apakah ada limit waktu untuk persalinan pada. Lihat apa yang dia rasa dapat mengganggu jalannya proses persalinan normal.

Pergilah ke beberapa tempat bersalin. Catat perbedaan mereka dan tanyakan mengenai tingkat operasi cesar, VBAC, dan lain sebagainya.

Sadari hak hak Anda sebagai ibu hamil.

Temukan orang yang dapat mendukung Anda dalam persalinan. Wwancarai lebih dari satu orang. Artikel penelitian kesehatan yang terbaru menunjukkan bahwa dukungan persalinan dapat menurunkan resiko cesar secara signifikan.

Pastikan bahwa Anda dan bayi Anda sehat dengan menkonsumsi makanan makanan yang seimbang dan bergizi.

Jika bayi Anda sungsang, tanyakan provider Anda tentang penyesuaian chiropractic yang disebut teknik Webster, latihan untuk mengoptimalkan posisi bayi, versi dari luar (memutar bayi dengan tangan), dan persalinan bayi sungsang. Anda mungkin ingin mendengar pendapat orang lain.

Jika dulu Anda pernah melahirkan secara cesar, pertimbangkan VBAC. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologist, VBAC lebih aman daripada operasi cesar yang berulang ulang dan sekitar 80% wanita yang pernah melahirkan secara cesar dapat melahirkan dengan normal pada persalinan setelahnya.

Saat Persalinan

Tetap dirumah selama yang Anda bisa.

Melahirkanlah di posisi yang paling nyaman untuk Anda.

Konsumsi makanan dan minuman ringan, terutama di awal persalinan, untuk menyediakan energy.

Hindari penggunaan Pitocin (Oxytocin buatan)  jika persalinan berlangsung lama. Sebagai alternatif, Anda mungkin ingin mencoba untuk merangsang putting susu.

Jika air ketuban Anda pecah, hanya lakukan pemeriksaan dalam jika ada indikasi medis yang jelas. Resiko infeksi akan meningkat di setiap pemeriksaan. Diskusikan dengan provider Anda tentang bagaimana memantau tanda tanda infeksi.

Usulkan EFM (Electronic Fetal Monitoring) secara berselang atau gunakan fetoscope. Penelitian medis menunjukkan bahwa EFM secara terus menerus dapat meningkatkan resiko cesar tanpa adanya peningkatan hasil akhir untuk bayi Anda.

Hindari epidural, jika memungkinkan. Penelitian medis menunjukkan bahwa epidural dapat memperlambat proses persalinan dan menyebabkan berbagai komplikasi untuk ibu dan bayi.

Jika anda mendapatkan epidural dan kesulitan dalam mengejan, mintalah untuk beristirahat dalam mengejan sampai efek dari epidural tersebut agak menghilang, lalu lanjutkan mengejan.

Jangan pergi ke rumah sakit terlalu awal.

Cari tahu resiko dan keuntungan dari berbagai prosedur yang mungkin akan Anda hadapi di rumah sakit. Saat Anda dihadapkan oleh suatu prosedur, cari tahu mengapa prosedur itu digunakan dalam kasus Anda, apa efek jangka panjang dan jangka pendek untuk Anda dan bayi Anda, apa alternatif lain yang dapat diambil.

Ingatlah bahwa tidak ada yang mutlak. Jika Anda merasa ragu, percayai instingmu. Jangan takut untuk menegaskan diri. Bertanggung jawablah atas pilihan dan permintaan yang Anda buat.

Pikirkan Tentang Ini: Memilih Persalinan Cesar

Apakah seorang wanita mempunyai “hak” yang tidak dapat dicabut untuk memilih Cesarean Section (CS)? Sudah ada hukum yang jelas bahwa seorang individual mempunyai hak untuk menolak perawatan medis, tetapi hal itu tidak diikuti dengan kebalikannya bahwa seseorang juga mempunyai hak untuk meminta perawatan medis tanpa ada indikasi yang jelas.

Jika seorang wanita meminta untuk CS, tetapi ditolak karena tidak ada indikasi medis yang jelas, apakah hal itu berarti dia akan “dipaksa” untuk melahirkan secara normal? Kehamilan bukanlah suatu penyakit.

Sebagian besar ibu tidak memerlukan perawatan medis atau operasi saat kehamilan, persalinan, dan puerperiu (6 minggu setelah persalinan).

Persalinan secara normal adalah konsekuensi dari kehamilan, tahapan dimana seorang wanita dan pasangan seksualnya harus bertanggung jawab akan hal itu, bukan tenaga medis.

Marsen Wagner, MD

Alasan Lain untuk Memilih Persalinan Normal

Sebenarnya penelitian tidak diperlukan untuk “membuktikan” bahwa persalinan normal lebih sehat untuk ibu dan bayi. Namun, bagaimanapun juga, membaca mengenai berbagai alasan mengapa seorang ibu hamil harus melakukan apapun untuk menghindari operasi cesar, yang biasa disebut c-sections merupakan hal yang menarik.

Studi berikut menawarkan informasi yang berharga mengenai hubungan antara c-sections dengan bayi yang memiliki masalah pencernaan dan alegi. Studi ini mengamati 865 bayi sehat yang lahir dari orangtua yang memiliki riwayat alergi dalam jangka panjang.

Saat melahirkan, semua ibu diberikan rekomendasi nutrisi yang seragam, dan susu formula hanya diberikan jika menyusui tidak berlangsung dengan baik selama 4 bulan. Bayi ini dites saat berumur 12 bulan dan diperiksa apakah mempunyai alergi alergi yang umum termasik susu sapi, telur, dan kedelai.

147 bayi yang dilahirkan secara cesar dalam studi ini menunjukkan kemungkinan terkena alergi makanan dua kali lebih besar dan terkena diare 46% lebih besar dairpada bayi yang dilahirkan secara normal.

Peneliti menyimpulkan bahwa melahirkan secara c-section mungkin merupakan faktor yang beresiko untuk diare dan berbagai alergi pada bayi dengan orangtua yang memiliki riwayat alergi.

Mengapa bayi yang dilahirkan secara c-section lebih beresiko untuk terkena alergi? Peneliti percaya bahwa bayi yang dilahirkan dengan c-section kekurangan bakteri alami, protektif, dan bakteri sehat yang akan didapatkan bayi yang dilahirkan secara normal.

Bakteri yang dihadapkan ke bayi secara alami ini membantu melindungi mereka, dan dipercaya menjadi kunci perkembangan daya tahan tubuh yang sehat nantinya saat mereka besar.

Kelahiran dengan c-section dulunya merupakan peristiwa yang jarang terjadi. C-section dilakukan hanya juka ada masalah medis yang akan membuat persalinan normal menjadi berbahaya bagi ibu dan bayi, atau jika ada komplikasi dalam persalinan seperti dystocia.

Dalam 10 tahun terakhir, tingkat c-section meningkat karena berbagai keyakinan yang diterima saat masa kehamilan, diagnose yang salah akan dystocia, dan ketakutan akan malpractice. Pada tahun 2003, sekitar 27% persalinan di Amerika dilakukan secara c-section.

Tidak diragukan lagi bahwa Operasi Caesar kadang diperlukan; namun, semua hal untuk mencegahnya menjadi suatu rutinitas sangatlah penting bagi kesehatan anak di masa depan.

Salam hangat

15 Hal Yang Mungkin Anda Tidak Tahu, Yang Terjadi Saat Proses Persalinan

Hal Yang Terjadi Saat Proses Persalinan

Bagi Anda yang pertama kali hamil dan Melahirkan, sebagian besar belum pernah masuk ke rumah sakit/ ruang bersalin. dan seringkali Anda jadi terkaget kaget setelah masuk di sana.

Berikut ini beberapa hal yang muntkin tidak Anda ketahui, tidak terlintas di bayangan Anda dan tidak terduga:

  • Perubahan emosi

Pada saat proses persalinan, emosi Anda dan mengalami perubahan, bahkan sesuai dengan fase fase dalam proses persalinan tersebut. dan Mungkin pada saat proses persalinan Anda akan melakukan hal yang tidak pernah Anda kira akan Anda akan melakukannya. Anda mungkin juga akan mengalami “mood swings” saat proses persalinan. beberapa contoh yang bisa saya gambarkan adalah:

Saat fase laten, Haití Pembukaan kuren dari 4 cm, ketika Anda sudah di rawat diRS biasanya Anda masih sangat semangat dan mash bisa tersenyum serta di ajak ngobrol.

Namun begitu memasuki fase aktif apalagi transisi yatu pembukaan lebih dari 8 cm, biasanya untuk bicara saja Anda menjadi sangat malas. dan di fase ini, mood Anda sangat mudah sekali terpengaruh

 

  • Bertemu banyak petugas yang berbeda

Terutama Anda yang melahirkan di RS, biasanya Anda akan melihat bayak wajah wajah asing yang menanyai Anda barbagai pertanyaan dan membuat Anda menandatangani berbagai dokumen dokumen yang berkaitan dengan rumah sakit. Dokter Obgyn Andak bukanlah satu satunya dokter atau tenaga medis yang akan Anda lihat saat proses persalinan Anda.

Multi dari UGD (Unit Gawat Darurat), Anda akan bertemu dengan perawat/bidan yang akan menganamnesa (mewawancarai ) Anda, Setelah perawat atau bidan tersebut lapor ke dokter jaga, dokter jaga (biasanya dokter umum) akan menanyai Anda kembali.

Setelah Anda di bawa ke ruang bersalin, dan status rekam medis Anda di bawa oleh Perawat / bidan jaga, maka Anda akan di tanyain kembali, dan juga di periksa oleh dokter Obsgyn yang Anda pilih ata yang jaga.

Proses persalinan Anda mungkin membutuhkan waktu yang agar lama sehingga melewati jadwal shift bidan jaga, secara otomatis bidan jaga akan berganti orang lagi dan akan menanyai Anda lagi. seolah selalu saja ada orang baru yang Anda temí dan bertanya kepada Anda

  • Catheter

Jika Anda berencana akan melakukan epidural atau C-section, Anda harus tahu bahwa Anda akan dipasangi catheter. Alat ini akan menjadi “sahabat” Anda saat persalinan berlangsung karena Anda tidak akan merasakan apapun saat Anda harus buang air kecil karena epidural dan obat bius.Hanya saja mungkin Anda akan merasa tidak nyaman saat mereka memasangnya dan melepasnya.

  • Poop

Anda mungkin akan poop saat proses persalinan dan jika Anda melakukan epidural, Anda tidak akan tahu jika Anda pop. Satu satunya cara Anda bisa mengetahui jika Anda poop saat epidural adalah jika dokter atau suami Anda memberitahu Anda jika Anda poop.

Jika Anda mengkhawatirkan tentang masalah poop saat Melahirkan ini, Anda bisa baca di link berikut

  • Muntah

Di beberapa kasus, ibu hamil mungkin muntah ketika mengejan karena mereka cemas atau lapar dan itu adalah hal normal yang biasa terjadi saat Anda melahirkan. bahkan muntah saat pembukaan dan ini sangatlah wajar.

  • Tidak Boleh Makan

Ketika Anda sedang di rung persalinan, Anda tidak diperbolehkan untuk makan. Hal ini mungkin akan membantu Anda agar tidak poop saat proses persalinan. namun sebenarnya ini adalah prosedur yang sangat merugikan bagi Anda, Karena pada saat proses persalinan Anda sangat membutuhkan energi yang banyak saat proses persalinan.

  • Tidak ada “baby bonding time” Secara Langsung

Ketika bayi Anda lahir, Anda akan mempunyai kesempatan untuk melihatnya sekilas lalu suster akan mengukur bayi Anda. Jadi Anda akan memiliki waktu yang sedikit, sekitar 3 sampai 4 jam untuk dapat melakukan “baby bonding time” setelah Anda melahirkan karena suster akan mengambil bayi Anda untuk melakukan berbagai pemeriksaan. Setelah itu, Anda baru dapat melakukan “baby bonding” sepanjang hari atau bahkan semalaman.

  • Bukan bayi sana yang Anda lahirkan

Setelah bayi Anda lahir, bukan berarti “pekerjaan” Anda selesai. karena Anda juga harus melahirkan plasentanya. Jadi bersiaplah.

  • Rasa Kebas Setelah Epidural

Saat Anda mendapat epidural, Anda akan merasa kebas dari pinggang kebawah dan anda bahkan tidak dapat merasakannya jika jari jari kakimu bergerak.

  • Dokter Merobek Selaput Air Ketubanmu

Dokter mungkin akan merobek selaput air ketuban Anda untuk memperkuat kontraksi Anda dan membuat proses persalinan Anda lebih cepat.

  • Hanya 1 Orang di Ruang Persalinan

Biasanya dokter Anda hanya akan mengijinkan 1 orang seruangan dengan Anda ketika Anda sudah siap untuk mengejan. Keluarga Anda dapat menunggu di ruang tunggu dan Anda dapat berkonsentrasi dalam persalinan Anda dan mempercayai suami atau siapapun yang Anda inginkan untuk mendampingi Anda dan membuat Anda lebih tenang.

  • Jarum

Ketika Anda sedang dalam proses persalinan, Anda akan ditusuk lebih dari satu kali dan hal itu tentunya bukan sesuatu yang menyenangkan. Jadi bersiaplah.

  • Robekan

Robekan vagina atau perineal tear adalah robekan yang tidak disengaja yang terjadi di kulit atau jaringan lembut di perineum. Hal ini dapat terjadi pada beberapa wanita saat persalinan normal.

Jika ini terjadi, Anda akan dijahit (banyak sekli ibu yang trauma karena proses penjahitan ini) dan beberapa hari kemudian, benangnya akan jatuh dan terlepas sendirinya, tidak perlu ke dokter untuk melepasnya. Pastikan Anda tidak mengangkat barang barang berat atau membungkuk terlalu dalam karena agar Anda dapat sembuh secepat mungkin.

  • Mungkin Tidak Melihat Dokter Sampai “Show Time

Di kebanyakan kasus, mungkin Anda tidak akan melihat dokter Anda sampai Anda mulai mengejan (kecuali jika Anda melakukan c-section). Artinya Dokter Anda akan datang menemui Anda ketika pembukaan Anda sudan menjelang pembukaan lengkap. malas belum ya Anda hanya akan bertemu dengan bidan jaga

  • Tensi

Anda akan di tensi beberapa kali saat proses persalinan, sebelum proses persalinan dan setelah proses persalinan. Jadi tensi mungkin akan menjadi sahabat Anda saat proses persalinan.

Catatan: Tidak semua ibu hamil akan mengalami hal yang sama atau akan mengalami semua hal yang tercantum di atas dalam waktu yang sama. 

Semoga bermanfaat ya

Salam hangat

Prosedur Rutin yang Mungkin Ingin Anda Tolak Saat Proses Persalinan

Wajib Anda Ketahui

Ketika Anda berencana untuk melahirkan di rumah sakit, pelajarilah banyak hal agar Anda memiliki lebih banyak pilihan saat proses persalinan dan dapat menentukan pilihan yang terbaik untuk Anda dan bayi Anda.

Sealing itu Anda harus menggunakan BRAIN. Menggunakan BRAIN pada saat mengambil keputusan dalam persalinan sangatlah penting ketika kita membuat keputusan pada umumnya. silahkan baca selengkapnya di sini

Berikut ini adalah beberapa prosedur yang biasa Anda temui di rumah sakit yang mungkin ingin Anda tolak:

#1: Melakukan Induksi Tanpa Alasan Medis

Jika kesehatan Anda dan bayi anda dalam keadaan terancam, melakukan induksi mungkin merupakan pilihan terbaik untuk Anda. Namun, sekitar 25% dari semua induksi adalah pilihan, bukan keperluan medis. Induksi mungkin dilakukan karena alasan kenyamanan atau karena keinginan provider Anda.

Induksi memiliki banyak resiko, tergantung metodenya. Resiko tersebut antara lain: bayi lahir prematur, fetal distress (bayi stress), meningkatnya intervensi, dan c-section (operasi cesar).

tentang induksi bisa Anda bula disini   dan disini

#2: Operasi Sesar untuk Kehamilan resiko rendah

Sama halnya dengan induksi, operas sesar di keadaan darurat bisa menjadi penyelamat hidup. Namun di dunia, banyak negara berkembang kejadian operasi sesarnya dua kali lipat dari rekomendasi yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO).

Cara teraman untuk melahirkan bagi ibu hamil beresiko rendah adalah dengan cara normal alami pervaginam.

Ibu dengan kehamilan yang sehat dan tidak beresiko seharusnya didukung untuk menghindari intervensi dan berbagai prosedur yang meningkatkan resiko dilakukannya operasi sesar.

Karena sebenarnya operasi sesar memiliki banyak resiko, tidak hanya saat dan setelah operasi, namun juga untuk persalinan dan kehamilan yang akan datang.

#3: Pilihan operasi sesar untuk Persalinan Selanjutnya

Banyak provider sekarang ini yang mengakui bahwa VBAC (Vaginal Birth After Caesarean) itu aman, tentnya   ibu hamil tersebut harus menemui banyak kriteria  jika ingin melakukan VBAC

Persalinan normal sebenarnya lebih aman untuk ibu dan bayi dari pada operasi sesar. Pemulihan setelah persalinan normal biasanya lebih cepat dan tidak menyakitkan.

Bayi yang dilahirkan dengan persalinan normal biasanya juga lebih tidak memiliki permasalahan pernafasan dibanding persalinan sesar.

Ibu hamil yang melakukan VBAC biasanya merasakan suatu kepuasan emosional yang membuat mereka melahirkan normal di persalinan berikutnya.

#4: Pemeriksaan Vagina

Pemeriksaan vagina dilakukan untuk menilai seberapa besar cervix Anda melebar dan mengukur kemajuan proses persalinan Anda. Namun, pemeriksaan vagina tidak hanya dapat meningkatkan resiko infeksi, mereka juga biasanya mengarah ke intervensi intervensi yang lain.

Prosedur ini merupakan prosedur pilihan, mereka harus mendapat persetujuan Anda sebelum melakukan prosedur ini. Ibu hamil melahirkan dengan efektif tanpa melakukan pengecekan cervix secara terus menerus. Bidan/provider Anda harus dapat mengetahui kemajuan proses persalinan Anda dengan mengamati Anda dan kontraksi Anda.

#5: Electronic Fetal Monitoring (EFM)

Jika Anda melahirkan di rumah sakit, anda akan dipasangi EFM kira kira setiap jam untuk mengawasi detak jantung bayi Anda, dan untuk mencari pola pola yang mungkin megindikasikan komplikasi yang mungkin terjadi.

Jika Anda terikat dengan EFM, pergerakan Anda akan dibatasi seperti duduk dan berbaring dan hal ini akan membuat kontraksi Anda cukup menyakitkan dan mungkin akan membuat bayi Anda menerima lebih sedikit oksigen, terutama jika Anda berbaring di tempat tidur Anda.

Berat badan bayi Anda dan uterus Anda menimbulkan tekanan di pembuluh darah utama yang dapat mengurangi aliran oksigen ke plasenta. Provider Anda dapat melihat ini di monitor dan menganggapnya sebagai fetal distress yang akan mengarah ke intervensi.

Pilihan alternatifnya adalah provider Anda mengawasi bayi Anda secara berkala dengan menggunakan stetoskop atau Doppler Ultrasound Device. Hal ini dinamakan pengawasan berjangka dan hal ini tidak membatasi pergerakan maupun posisi Anda saat proses persalinan.

#6: Epidural

Epidural adalah bentuk penghilang rasa sakit yang biasa diberikan untuk ibu hamil saat proses persalinan. Epidural meletakkan obat bius langsung ke kanal tulang belakang yang mana membuat ibu hamil terbangun saat proses persalinan namun tidak merasakan rasa sakit..

Epidural biasanya membuat proses persalinan berlangsung kira kira 2,5 jam lebih lama untuk melewati tahap kedua.

Di beberapa kasus, provider mengira persalinan melambat dan memberi oxytocin buatan untuk mempercepat proses persalinan dan hal ini meningkatkan resiko intervensi lebih lanjut seperti vacuum, forceps, bahkan c-section.

Memilih epidural adalah pilihan pribadi namun Anda harus mengetahui resiko dan keuntungan prosedu rini sebelum proses persalinan dimulai. Jika Anda memilih untuk melakukan epidural, cobalah untuk menghindari melakukan epidural terlalu awal untuk menghindari gangguan pada proses persalinan Anda sebisa mungkin.

#7: Merobek Selaput Air Ketuban/memecahkan air ketuban

Untuk mempercepat proses persalinan Anda, prosedur yang paling sering dilakukan adalah merobek selaput air ketuban Anda/memecahkan air ketuban.

Mempercepat proses persalinan mungkin terdengar seperti ide yang bagus pada saat itu, namun prosedur ini juga memiliki resiko seperti cord prolapse (ketika tali pusat keluar sebelum bayi Anda lahir), infeksi, dan fetal distress,

Bayi Anda mungkin belum berada di posisi yang tepat pada saat itu dan merobek selaput air ketuban pada saat itu akan meningkatkan resiko kesalahan posisi bayi yang akan menyebabkan melambatnya proses persalinan, atau bahkan meningkatkan rasa sakit saat kontraksi

Semua prosedur mempunyai resiko dan keuntungan. Mempelajari mereka sebelum proses persalinan terjadi akan membantu Anda dalam membuat keputusan terbaik untuk persalinan Anda.