Bidan Kita

Home Blog Page 28

Meet Up Laskar Gentle Birth

Hari minggu kemarin tanggal 15 Mei 2016, kami mengadakan Meet Up Laskar Gentle Birth.

Acara ini sebenarnya untuk seseruan dan mengakrabkan anggota dari #laskargentlebirth yang sebenarnya merupakan klien klien dari Bidan Kita baik klien kelas Prenatal Gentle Yoga maupun Klien kelas Hypnobirthing.

13116248_10206566364063885_473537099558111876_o

acaranya cukup seru. semua membawa Pot Luck makanan sendiri sendiri hingga di acara meet up ini seolah menjadi ajang pesta makanan enak.

selain itu kami foto foto bersama bayi bayi gentle birth

13217082_10206570318802751_5808136779978409267_o 13227667_10206578373284108_2215742088625393022_o 13227740_10206571986284437_1484358481910550324_o

semoga group ini semakin eksis dan selalu menyebarkan cinta ke semua orang

Salam Hangat

 

Dukungan Itu Yang Aku Butuhkan (Birth Story)

Birth Story

Siang ini saya mendapatkan email dari klien peserta kelas Hypnobirthing, yang ingin berbagi kisahnya. berharap banyak ibu dan bapak yang membaca dan menjadi mau belajar dan menyadari bahwa support dan dukungan dari orang orang terdekat yaitu suami dan keluarga adalah hal yang sangat dibutuhkan seorang ibu.

Silahkan simak

2016-05-11 13.40.20

Dear bidan Yesie..

Halo bu bidan apa kabar?
masih ingatkan dengan saya bu bidan?
Saya pernah Hypnobirthing di Bidankita dan mengikuti kelas yoga.
April 2015 pertama kali saya datang ke bidankita, saya menangis cerita kalau keluarga dan suami tidak support saya untuk datang ke bidankita melakukan hypnobirthing.
mereka menganggap bahwa saya tidak perlu melakukan ini. namun saya bersyukur karena
Setelah berjalan beberapa bulan akhirnya mereka mengerti apa tujuan saya dan saya melakukan hypnobirthing.
di kelas Hypnobirthing pertama saya sangat agak menyesal karena saya datang dengan kondisi muntah muntah dibidankita..sehingga saya nggak bisa latihan dengan maksimal. tapi Puji Tuhan team bidankita sangat baik merawat saya sampai baikan dan bisa pulang ke rumah.

di kelas Hypnobirthing kedua, saya datang dengan ibu,,dan ketiga dengan suami, meskipun saat itu suami cemberut dan agak keberatan mendampingi..tapi paling tidak dia menghargai keingnan saya untuk ikut hypnobirthing.
proses kehamilan sampai 8 bulan tanpa didampingi suami…kerja di solo dan kos seperti ini buat saya itu perjuangan yang tidak mudah..

Singkat cerita..
HPL tanggal 3 oktober 2016, dan saat usia kehamilan 7 bulan , saya nggak bisa periksa ke bidankita karena perpanjangan ijin praktek bidankita blm keluar,(ceritanya bidankita sedang mengurus ijin menjadi klinik pratama) terpaksa saya harus ke dokter anjuran dari keluarga.ada 2 dokter yang saya kunjungi (dr.Z***u** SpOg dan dr.N**i* SpOg ). yang saya nyaman adalah dr Z***u**, namun karena beliau umroh sehingga terpaksa ganti dokter N**i* .

Usia 8 bulan janin hanya 2400 gram sehingga harus genjot BB.
ohya saat usia 7 bulan saya terpeleset dari kamar mandi sehingga jatuh terduduk namun tidak keluar cairan apapun, saya priksa ke bidan terdekat dan katanya aman dan masih baik.
saat usia 9 bulan sudah ada keluar cairan kuning seperti keputihan.kata dokter N**i* tinggal menunggu waktu melahirkan dan sudah dibuatkan surat pengantar ke R**

Saat HPL pun tiba 3 Oktober 2015 namun tidak ada sedikitpun tanda2 pembukaan. saya memutuskan untuk periksa ke RS dan belum ada pembukaan. Malah diperiksa ternyata air ketuban saya sudah rembes.dan saya ingat beberapa hari sebelumnya celana dalam saya sering basah saat saya kecapkean. saat itu juga dokter memutuskan untuk segera melakukan SC karena dikhawatirkan ada infeksi di bayi.

Saya lemas….tidak percaya…dan tidak terima keputusan itu. karena selama kehamilan saya melakukan segala upaya untuk bisa melahirkan nyaman, aman dan alami. rutin jalan kaki, rutin yoga di rumah, jaga nutrisi makanan, rajin latihan hypnobirthing dirumah dan ujung-ujungnya harus SC….padahal saya juga udh download aplikasi kontraksi dari bu yesie hehe..
dipikiran saya ingin marah..ingin teriak tidak terima. saya ingin bayi saya lahir tanpa trauma dan nyaman..hanya tetesan air mata saat itu..ini stress pertama saya..

akhirnya dicek darah dan detak jantung janin. Puji Tuhan masih bagus. dan keesokan harinya dijadwalkan SC jam 9 pagi..
masuk ruang SC sangat menakutkan bagi saya karena sangat tidak nyaman. bahkan orang orang yang bertugas pun tidak membuat saya nyaman dan tenang . ini stress kedua saya.

sampai pembiusan 4 kali gagal..saya semakin takut karena sangat sakit saat jarum menusuk tulang belakang saya sangat menyakitkan dan itu terulang sampai 4 kali baru berhasil. Ini Stress ketiga saya..

akhirnya dokterpun melakukan pembedahan. saya sesak nafas,mual, ingin muntah dan batuk. tidak ada satupun tim medis yang membantu atau menenangkan saya. ini stress keempat saya..

bayi saya keluar menangis nyaring..saat inilah smua rasa stress hilang,,namun ini berlangsung beberapa detik saja,.,karena setelah itu bayi saya dibersihkan dan IMD (IMD yang sepertinya hanya simbolisasi, karena hanya beberapa detik diletakkan di dada saya kemudian di angkat begitu saja) ini stress kelima dan stress terbesar saya..

sampai ruang perawatan efek dari obat bius hilang, sehingga rasa sakit datang dan keluarga saya sibuk sendri mengurus tamu dan suami mengurus dokumen yang harus dilengkapi untuk RS. ini stress kesekian kali saya.

baru dua hari saya sanding (berdampingan-red), bayi saya demam tidak turun- turun hingga akhirnya terpaksa harus dipindah diruang perawatan bayi. disitu bayi saya ditusuk tusuk karena diinfus. sungguh hati saya hancur. seperti mau mati rasanya.

saya belajar duduk dan berdiri dengan sakit yg luar biasa..sampai saya bisa menemani bayi saya..dan bayi saya disitu diperlakukan sangat tidak nyaman, tidak damai. perawat melakukan segala tindakan tidak dengan hati. sepertinya mereka melakukan pelayanan hanya sekedar bekerja dan selesai. tanpa melihat bahwa yang di hadapi adalah bayi mungil yang perlu diperlakukan dengan penuh cinta.

IMG-20151005-WA0008

bu bidan. sungguh saya ingin sekali ketemu bu bidan saat itu..

akhirnya bayi saya sehat..satu minggu kemudian kami pulang ke rumah..
dan hal buruk terjadi pada saya,,saya mengalami baby blues,,

saya membenci bayi, suami dan keluarga saya. tiap hari cuma menangis, memarahi semua orang di rumah, sampai ibu saya menangis karena perlakuan saya yang tidak baik dengan beliau.

saya sangat menyesal ,
dan tidak ingin semua ini terluang lagi, dan terjadi dengan ibu ibu yang lain,,

tapi ada satu hal yang sangat membuat saya senang dengan semua kejadian buruk yang saya lalui itu adalah bayi saya lahir dengan BB 3100 gram panjang 49cm perempuan,dan sampai saat ini menjadi bayi yang tenang, pintar, dan bisa diajak kerja sama dengan baik, tidak rewelan, mudah diajak berkomunikasi, semua karna hypnobirthing…sampai teman teman saya dan tetangga tetangga heran kenapa bayi saya tidak begadangan, tidak rewelan, tidak mudah menangis, meski diajak ditempat yang bising, di tempat keramaian.

IMG-20160511-WA0016
Puji Tuhan bu bidan saat ini sudah 7 bulan 1 minggu. baby G,, Pragia Argani Anka (baby Gea)..yang artinya anak perempuan yang kuat dan tangguh..

semoga cerita saya ini bisa menginspirasi ibu2 yang lain bagaimana mempersiapkan kelahiran yang nyaman, aman, dan alami dan pentingnya orang orang disekitar kita memahami bagaimana menjadi pendamping persalinan yang nyaman..

Mohon maaf apabila dalam cerita saya ini ada kata2 yang kurang berkenan ya bu bidan.

saya berharap semakin banyak ibu hamil yang bisa dibantu di bidankita melahirkan nyaman aman dan alami.

semoga anak kedua saya nanti bisa bu bidan bantu..saya berharap bisa melahirkan normal pasca SC..saya kapok dan sangat trauma melahirkan dengan SC..semoga nanti segala urusan praktek bidankita semakin mudah sehingga semakin banyak ibu melairkan di bidankita..amin

Penuh kasih,
Heriska

Aku Mau “Bertumbuh”, Karena Aku Akan Menjadi IBU (Birth Story)

Birth Story

d

Kehamilan tentu menjadi dambaan banyak perempuan di dunia.

Namun bagi saya, proses kehamilan dan kelahiran adalah kodrat perempuan yang paling menakutkan.

Saya sering membayangkan saya menikah dan punya anak, tapi tidak pernah membayangkan bahwa saya akan hamil hanya beberapa bulan setelah menikah. Sebagai perempuan penganut gaya hidup ‘bebas-makan-apapun-yang-penting-kenyang-dan-senang’, tentu beralih ke gaya hidup sehat non-MSG adalah sebuah siksaan tersendiri bagi saya.

Belum lagi harus membiasakan minum vitamin, harus berdamai dengan aneka rasa tidak nyaman saat kehamilan seperti sakit pinggang, sesak nafas, dan memperlambat segala aktivitas demi keamanan janin.

Tak sampai di situ, bayangan horror mengenai proses persalinan dan pasca persalinan yang penuh drama dan air mata jelas menghantui saya. I would prefer to work and being a career woman than dealing with all the pain during pregnancy, but it is impossible, isn’t it? Kodrat tetap kodrat, ladies

Saya akhirnya memutuskan untuk menjalani proses kehamilan pertama ini sesuai pilihan saya, yaitu tetap sehat dan positif tanpa harus mengorbankan kebahagiaan.

Saya mulai rajin makan sayur dan buah yang awalnya jarang sekali saya makan (I am proud to be a carnivore!), saya mulai mengurangi begadang dan tidur pagi, rutin minum vitamin dari dokter, dan mengurangi aktivitas fisik selama trimester awal. Tapi saya juga tidak meninggalkan ‘kebahagiaan’ saya seperti jajan mie ayam dan bakso, ngemil keripik setan dan sambal extra pedas lain, bahkan saya sempat beberapa kali makan mie instan…such a guilty pleasure.

Bahkan tepat di akhir trimester pertama, saya mulai melanjutkan profesi saya sebagai fotografer freelance, yang mewajibkan saya kembali jalan kaki dan berdiri dalam waktu yang lama, naik-turun tangga, terpapar sinar matahari langsung berjam-jam, jungkir balik mencari angle, dan mengedit foto di depan laptop yang tentu tidak pernah sebentar.

Namun, khusus untuk hobi minum kopi dan teh, terpaksa saya jauhi sama sekali karena saya anemia. Susu kehamilan pun akhirnya tidak saya minum karena membuat saya diare.

Hasilnya? Saya justru makin bahagia. Kehamilan pertama yang super lancar tanpa morning sickness sama sekali, tanpa ngidam aneh-aneh, less drama, kenaikan berat badan yang normal, tanpa flek, tanpa bengkak, dan semua tidak seburuk yang saya bayangkan sebelumnya.

Memang, kunci dari kehamilan yang nyaman adalah memberdayakan diri dan stay positive. Jauhi stress dan lingkungan yang negative, tidak bermalas-malasan dan manja.

i

Tapi tentu ada tantangan dalam setiap perjalanan kan? Ya, saya perlu berdamai dengan pengalaman ibu dan kakak perempuan saya mengenai kehamilan dan melahirkan. Ibu saya, entah kenapa, gemar sekali menceritakan betapa melahirkan adalah proses yang menyakitkan.

Betapa melancarkan ASI adalah proses yang penuh derita. Betapa kita tidak bisa berbuat apapun dan hanya bisa berserah diri kepada Tuhan. Mungkin itu terdengar heroik dan membuat ibu saya bangga pada dirinya, dan sukses membuat saya makin keder.

Sedangkan kakak perempuan saya mengalami proses kehamilan dan kelahiran yang (menurut saya) tidak terlalu menyenangkan. Menjelang HPL, ia terkena penyakit Bells Palsy (lumpuh setengah di bagian wajah), dokter memvonis dirinya harus di operasi cesar saat sudah bukaan 9 akibat jantung janin tidak stabil, dan mengalami stress yang berdampak di produksi ASI.

Padahal, kakak saya ini adalah penganut gaya hidup sehat garis keras, anti MSG, pecinta olahraga, dan aktif di milis atau komunitas ibu hamil. Saya masih cukup beruntung tidak melihat langsung kejadian tersebut karena saat itu saya berada di luar kota, tapi tetap saja saya bisa melihat foto dan membaca ceritanya di social media.

Beruntung, saat saya sudah kembali ke Jogja di trimester ketiga, saya memutuskan untuk ikut kelas yoga pre-natal oleh Bidan Kita yang banyak direkomendasikan teman-teman saya. Saya jadi paham apa itu Gentle Birth Balance, hypnobirthing, dan berkenalan dengan banyak ibu hamil yang punya mindset positif dan semangat memberdayakan diri untuk mempersiapkan persalinan dan pasca persalinan yang nyaman.

Gentle Birth bukan tentang melahirkan secara normal maupun cesar, tapi tentang melahirkan dengan lembut dan minim trauma karena sang ibu dan ayah sudah berupaya memberdayakan diri dengan mempelajari segala proses kehamilan hingga persalinan.

Mindset kita menjadi terlatih untuk selalu positif.

Atmosfir positif dan saling mendukung satu sama lain di kelas yoga pre-natal membuat saya semakin optimis menanamkan pada diri saya bahwa proses persalinan tidak sehoror kata orang dan sangat mungkin dinikmati.

Kuncinya: pengendalian dan pemberdayaan diri.

Jangan jadi bumil yang pasif dan pasrah pada tenaga kesehatan. Kita harus memahami setiap konsekuensi dari segala keputusan yang kita ambil. Saya seringkali mem-forward segala informasi dari Laskar Gentle Birth (LGB) kepada suami saya yang berada di Jakarta.

Kami berdua jadi banyak belajar bersama, terutama belajar dari pasangan lain, yang sudah lebih dulu berpengalaman selama proses kehamilan dan persalinan.

Bahkan, saya sudah order suami saya untuk rajin cium-belai-pijat-plusplus dan memotivasi saya ketika proses persalinan tiba (mihihihik…demi oksitosin yang gegap gempita sis!).

c




Oiya, saya juga mendapat buku Gentle Birth Balance dari teman saya dan sangat menyukai isinya yang menekankan bahwa setiap wanita itu berdaya dan sudah dibekali Tuhan dengan segala peralatan tempur yang alami untuk melahirkan secara nyaman.

Ingat, ada lho orang yang melahirkan anak di kebon sendirian dan tetap hidup aman sentosa tanpa intervensi tenaga kesehatan dan obat-obatan. Selain itu, saya mendapat panduan untuk ber-yoga sendiri di rumah (tapi tetap lebih asik yoga bareng LGB daripada sendirian sih, hahaha).

Desain-Depan Desain-Belakang

Sekarang, usia kehamilan saya sudah 37 minggu. Tinggal menunggu hari hingga baby boy kesayangan ini siap untuk melihat dunia. Semoga segala pengalaman kehamilan pertama saya yang positif ini dapat berujung pada proses persalinan yang gentle dan nyaman, serta makin banyak ibu-ibu muda yang memiliki kesadaran untuk memberdayakan dirinya dan pasangannya demi mendapatkan pengalaman melahirkan yang nyaman dan minim trauma.

Akhir kata, terima kasih tak terhingga untuk kakak Pembina Yessie Aprilia beserta tim Bidan Kita atas segala ilmu dan inspirasinya, serta mamah-mamah LGB yang keren bambang dan terus menyuntikkan energy positif satu sama lain untuk melahirkan secara gentle.

Saya tidak akan bisa se-optimis dan se-positif ini tanpa bantuan kalian. God Bless You, all! Laaaffff yaa! :*

Oleh: Intan Agisti

Foto oleh: Satriyo Hanindhito

Birth Trauma Story, Pengalaman Positif Saat Melahirkan

Pengalaman Positif Saat Melahirkan

Slide026

Mengapa saya begitu concern dengan ini?, ya karena pengalaman proses persalinan dan dilahirkan adalah pengalaman yang tidak akan terlupakan seumur hidup.

Anda bisa saja lupa tentang, apa sarapan Anda sekitar dua hari yang lalu, namun Anda tidak akan lupa “rasa” proses persalinan Anda , bahkan proses saat Anda dilahirkan dahulu.

Jadi akan sayang sekali jika pengalaman persalinan dan kelahiran menjadi pengalaman yang traumatik.

Knowledge is power

ya ini rumusnya:

ketika ilmu pengetahuan kita kurang, maka Trauma bisa saja terjadi seperti di bagan ini:

Slide027

Berbeda dengan ketika kita mempunya pengetahuan dan cukup;

Slide028

dan bagaimana pengalaman persalinan Anda, akan sangat berpengaruh dengan bagaimana persalinan Anda kemudian, bahkan bagaimana persalinan orang orang disekitar Anda, bahkan bagaimana pola asuh Anda nantinya.

berikut ini polanya:

Slide029

Dan pagi ini…kebetulan saya mendapatkan cerita yang menyedihkan dari seorang client. semoga menjadi bahan perenungan bagi kita semua:

ini adalah dokumentasi perbincangan wasap kami:

2016-05-09 20.45.37

02 Mei 2016

Selamat petang Bu Yessie. Mohon maaf saya lancang whatsapp BuBid. Selama ini saya silent reader, namun mempraktekan dan membeli buku Bu Bidan (yang selanjutnya disingkat jadi BuBid-red) untuk lebih tau genttle birth.
Perkenalkan saya Ny. ##E tinggal di Jl. B*nt*l, *u***di**ng***a*.

HPHT: 6 Agustus
Sekarang sudah memasuki 38W+
Dan selama kontrol detak jantung debay normal, posisi juga sudah bagus Bun. Ga sungsang.
•Sejak 23 Maret saya kontrol ke **sk****s M*n*****on setiap 1 minggu sekali. Dengan keluhan kaki bengkak.
BB: 60
TD: 120/80
HB: 9,9
Urine: protein(-) negatif
•12 April
Kaki bengkak
BB: 64
TD:110/70
Urine: protein (-) negatif
•18 April
Kaki bengkak
BB: 66
TD: 120/80
•20 April
Kaki bengkak
BB: 66
TD: 130/100
•25 April
Kaki Bengkak
BB: 67
TD: 130/100
HB: 10,4
Urine: protein(-) negatif
•2 Mei
Kaki bengkak,mata bengkak
BB: 69
TD: 130/100
Hari ini langsung dirujuk ke RSUD BuBid. Ditimbang koq BB jadi 70kg dan TD: 150/100
Dan diberi obat;
1. Promavit
2. Ossoral
3. Nifedipine

Yang membuat saya gundah, seminggu lagi saya harus ke RSUD dan cek darah & urine.
Dan jika TD tinggi harus rawat inap & induksi.

Bubid, adakah solusi yang alami. Dan lebih baik buat saya.
Mengingat posisi janin bagus, saya ga ada keluhan pusing atau nyeri uluh hati.

Atau BuBid ada saran saya bisa menemui Bidan pro GB (GB = Gentle birth -Red) dimana Bun? Yang bisa bersalin menggunakan BPJS mandiri.

Terima kasih berkenan membaca & menjawab Bu. GBU.

============================= pause ================================

singkat cerita, ibu ini akhirnya bersalin, dan kemudian mengalami BIRTH TRAUMA.

berikut ini kisahnya

2016-05-09 19.51.21
05-05-2016
Singkat cerita dari P**ke*m** J**** saya di rujuk ke RS** **r*s***n, belum ada pembukaan, lendir + darah banyak, tensi 160/110, kaki betis bengkak, protein urine +1
Dan bidan selama di ambulan menjelaskan bahwa tindakan induksi hanya bisa dilakukan di RS. Karena dikhawatirkan Tekanan Darah (TD) makin tinggi, demi keselamatan Debay (Adek bayi-red) & saya. Selang infus (obat penurun TD) terasa panas di sekujur tubuh dan kateter dipasang.

Di UGD RSU**, darah dan urine di cek kembali.
TD 180/110
HB 11
Protein urine (-)
Saya dipindah diruang bersalin, 1 ruangan 3 bed dan  sekat tirai plastik.
Diberi obat penurun tensi secara oral, kemudian pukul 20:00 saya diberi obat pacu
Suami saya terus menemani dalam ruangan.
Saya mendengar sebelah-sebelah saya melahirkan dan teriak-teriak kesakitan. Saya tidak bisa tidur.

06-05-2016
Pukul 02:00
Kembali periksa dalam belum ada pembukaan dan diberi obat pacu secara oral kembali.
Saya ga bisa tidur Bu, dengar proses persalinan bergantian, ada 4 orang totalnya selama tanggal 6.
Mereka kesakitan, dan terdengar bidan ada yang ngeplak (memukul dengan keras -red) karena kaki ga mau lemas & b0kong diangkat terus.
Juga terdengar dokter yang melakukan proses induksi, Nada galak dan semena-mena; “Ibu kalo ga mau lemes saya ga bisa kerja, Ibu bantu saya. Ini makin lama makin sakit.”

Sepertinya proses induksi dan vakum ga bisa sekali sedot atau waktu menjahit si Ibu kurang ngangkang atau angkat pantat.
Dan bidan pendamping pun menimpali, ga ngeyem-ngeyem (menenangkan-red)
Dengar semua itu saya makin takut  dan semua apa yg saya pelajari hilang.
Namun suami tetap menghibur, nylamurke…(mengalihkan perhatian -red)

Secara mental saya sudah kalah Bu. 

Pukul 04:00 saya diperiksa dalam lagi bukaan 1
Dan diharapkan pukul 08:00 sudah nambah hingga bukaan 4/5
Bu Bid (Bu Bidan-red), tiap kali pemeriksaan dalam, saya merasa ga nyaman. Belum-belum Sudah merasa perih diluarannya.
Dari tgl 5-6 lebih dari 10x dirogah rogoh aja BuBid. Dan beda-beda orangnya.Kebanyakan Bidan pendamping yang melakukan & co as (Mahasiswa kedokteran-red) cuma mengamati.
Ga nyaman Bu, co as nya cowo.

Dan betul saya sudah pembukaan 4 dan diharapkan tiap 1 jam ke depan nambah 1 pembukaan.
Pukul 11 saya sudah pembukaan 7.
Pukul 12 kurang kata Bidan yang melakukan pemeriksaan dalam, sambil mengunyah makanan “Wes lengkap, yuk dirampungke sisan, ndang bali ngomah” (sudah pembukaan lengkap. ayo segera diselesaikan, agar kita segera kembali kerumah-red)

Ternyata sudah mendekati pergantian shiff.

Saya tidak diberi kesempatan Bu untuk memilih posisi saat gelombang cinta ITU datang. Bahkan mengikuti posisi yang  mereka maupun saya ga boleh pegangan tangan suami.
Suami hanya boleh mengangkat kepala saya hingga dagu bertemu Dada, saya harus mengejan sambil lihat perut.
Itu pun ketika tidak ada kontraksi Bidan merogoh ke dalam sambil berkata bahwa saya bodo (bodoh-red), ga bisa mengejan padahal kepala anak sudah mulai kelihatan

Sambil ngetik ini saya nangis Bu keinget semuanya.

Lalu saya disuruh miring ke kiri memegang betis kaki kanan seperti halnya memeluk guling.
Sangat tidak nyaman posisi ini.
Apalagi betis, pergelangan kaki, telapak kaki bengkak segedhe gaban.
Dan du Bidan pendamping hanya memberi intruksi, boro-boro mapan’ke (membantu mengatur posisi yang bener-red)Bu.
Dan saya kembali dikatain
“Mbae cen raiso ngeden kuwi. Bodo” (mbak nya memang tidak bisa mengejan itu, bodoh dia)
Tanpa aba-aba saya langsung di ditarik kakinya, diplorotin hingga ujung bed.
Kaki disuruh menapak di alat-alat seperti besi diujung bed.
Posisi kaki menekuk,
Suami hanya boleh pegang kepala seperti posisi pertama.
Ini sangat ga nyaman BuBid. Tiap gelombang datang seperti hanya berhenti di tulang ekor.

Saya pun gagal mengejan. Adik bayi ga maju.

Dan kembali dirogoh-rogoh seperti di ongkek-ongkek rasanya. (rogoh = di raup dengan kasar. di ongkel -ongkek = di congkel dengan kasar) oleh dua Bidan
dua co as cewe & cowo yang hanya menonton
Saya merasa ga berdaya, dibuat lemah dan risih dijadikan totonan.
Padahal suami selalu membisikan kata kunci kami, relax ikutin gelombangnya baby no ketemu kita. I love you. Cium kening berkali-kali namun ga mempan.

Saya buyar, semua yang saya pelajari lenyap.

Kalo Ibu tau, kaki saya gemeteran tiap habis mengejan & dirogoh-rogoh

Dan salah satu bidan langsung bilang gini “Wes telp dokter xxx Ben di vacuum. Percuma dewe ngenteni Mbae cen bodo raiso ngeden.” (sudahlah, telp dokter xxx saja agar di vacum, karena percuma kita menunggu, karena memang si mbak ini bodoh gak bisa mengejan)
Saya & suami pun ga ada pilihan lain dan harus tanda Tangan.
Kurang lebih saya menunggu dokter 20 menit. Dan ke dua Bidan bercanda-canda.
Sementara saya miring ke Kiri dan mengejan setiap kontrasi datang.
Malah ngetawain saya? “Ngopo Mba ngeden-ngeden, nek ra kenceng ki rasah ngeden-ngeden” (ngapain mbak mengejan terus, kalau gak kontraksi tidak usah mengejan)

Dokter datang langsung bilang gini
“Kalo yang bukan karet (alat spt kop WC) tapi besi Ada ga. Dari semalam pakai ini lepas-lepas.”
Whatt???
Lalu tanpa basa basi alat masuk,
Sambil dokter menjelaskan ke co as
Menambah kekuatan dari 20 hingga 60 Baru ngomong ke saya, “ikuti aba-aba saya.
Ngeden ketika saya bilang ngeden seperti ke belakang mo eek.”
“Ambil nafas panjang, hembuskan tanpa suara.”
“Usahakan sekali tapi panjang, ingat ya Ibu kalo ga ikuti intruksi saya dan malah jadi lama jangan salahkan saya. Yang kesakitan Ibu bukan saya.”

Saya jengkel Bu, pas aba2 mengejan saya luapkan rasa marah & campur aduk untuk mengejan.
Sekali nafas panjang adik bayi ketangkap dan ditaruh diatas perut saya.
Saya sempat mengelus sambil bicara “anak mama hebat, anak mama pintar”
Dan kembali si Bidan bicara ” anake Pinter ibue ra Pinter. Lemes kakinya buka yang lebar, bokong seleh biar pak dokter bisa selesaikkan jahitanya.” (Anaknya pintar, tapi ibunya tidak. kakinya dilemaskan dan dibuka lebar, bokong diletakkan agar dokter bisa segera menyelesaikan jahitan)
Nyentak Bu, bahasanya blas ga ngeyem-eyem i (sama sekali tidak menenangkan/membuat nyaman-red)

Si dokter,
“Bu lemes, bokong seleh, ojo dikempit. Saya ga bisa kerja, kalo ga nurut kelamaan dan tambah sakit jangan salahkan saya.” (Bokong lemas, bokong di letakkan, jangan di kempit. saya tidak bisa kerja. kalo ga nurut kelamaan dan tambah sakit jangan salahkan saya.)

Saya disorot lampu, kelihatan dokter memasukan alat berbentuk siku stainless.
Setelah ari-ari (plasenta-red) keluar.
Dokter mulai menjahit sambil menjelaskan ke 2 KO as.
Tiap Kali saya kaget atau merasa sakit, reflek angkat bokong.
Dokter bilang “Bu mau nurut ga! Ini ga selesai selesai kerjaan saya.”
Bahkan sebelum menjahit sempat sekalian menawari pasang IUD seperti ini
Bu sekalian pasang IUD ya Ibu kalo punya anak lagi dengan tensi tinggi seperti ini bisa pembuluh darah pecah. Atau baby & Ibu ga selamat.
Suami saya langsung jawab ngga pasang.
Kenapa kita ga diedukasi, tapi malah menawarkan dengan metode menakut2ti.

Setelah semua selesai, saya menggigil sekujur tubuh Bu. Menangis ada hampir 1 jam. Ga Ada pelayanan diberi minum anget atau sekedar air putih. Suami saya keluar beli teh anget. Bayipun ga Ada IMD, lgs ditaruh di kamar terpisah hingga hari ini.

Maafkan Bu kalo bahasa saya kurang berkenan. APA yang saya ceritakan sesuai pengalaman saya. Dan saya berdoa agar tidak Ada yang mengalami lagi.

Tanggal 6-7 saya masih dipasang infus, kateter & o2. Ask belum keluar. Semalam saya ke ruang bayi dan  bayi ngenyot-ngenyot keluar BuBid. Tensi saya sudah normal. Semua selang juga udah di lepas. Semoga saya bisa lekas pulang dan ngedep Adik bayi. Semangat asi ekslusif.

Makasih Bu, setidaknya saya sharing dengan orang yang tepat. Sangat lega sekali.

2016-05-09 11.46.31

===========================  pause ===========================




saat saya mengedit kata kata, memilah dan memilih mana instansi yang saya samarkan (supaya tidak ada pihak yang tersinggung, demi perdamaian), tak terasa air mata ini menetes. dan rasanya…..sangat ingin meluk ibu ini. Satu hal yang saya salut pada ibu ini adalah:

2016-05-09 19.53.38

mereka tidak mau memberikan Susu formula kepada bayinya dan rela berjuang untuk memberikan ASI kepada putri tercintanya.

dan yang membuat saya semakin bersyukur adalah adanya support dari ibu ibu di #laskargentlebirth

yang langsung kirimkan “cinta” mereka.

2016-05-09 21.05.262016-05-09 21.06.342016-05-09 21.07.24

yah….inilah sekelumit kisah nyata di lapangan.

dan saya yakin bukan hanya ibu ini saja yang pernah mengalami Birth Trauma. masih banyak ibu ibu diluar sana yang mengalami cerita cerita yang serupa.

sedih….tapi inilah kenyataannya.

Anda saja seorang ibu mau memberdayakan diri dan belajar lagi…..

Anda saja seorang ibu mau mencari provider yang tepat, mungkin Birth trauma ini tidak akan di alami.

dalam kisah ini, saya tidak akan menyalahkan siapapun. masukan saya secara pribadi :

Bagi Anda para calon Orang Tua:

40 minggu yang disediakan Tuhan bagi kita, bukanlah tanpa maksud. Tuhan mau 40 minggu ini digunakan untuk memberdayakan diri. karena Anda akan berganti status. Anda akan dilahirkan menjadi seorang IBU dan AYAH. sebuah status yang tidak bakalan bisa di revisi. mari berdayakan diri. karena persalinan dan kelahiran itu tentang Anda. bukan tentang tenaga kesehatan. jadi tanggung jawab terbesar ada di pundak Anda.

bagi para teman sejawat (tenaga kesehatan):

saya paham, banyak sekali truma yang ada di pikiran bawah sadar kita. banyak sekali ketakutan. dan saya tahu bahwa Anda tidak sengaja berbuat tidak menyenangkan kepada klien Anda. Namun, alangkah bijaknya apabila kita mulai buka hati, buka pikiran. mari melayani dengan cinta dan kasih.

Proses persalinan dan kelahiran adalah proses yang sakral

dan ini adalah persembahan gambar saya untuk Bunda ***, di Jogja

13124954_10206533950973578_3249548645294902778_n

semoga semakin banyak ibu yang mau memberdayakan diri sehingga tidak perlu mengalami Birth Trauma. sehingga semakin banyak bayi yang lahir dalam cinta kasih dan kedamaian.

salam hangat.

Jenna’s Birth Story

Birth Story

Kebetulan ini adalah kelahiran anak kedua ku. Mungkin sebagian berpikir anak kedua, seharusnya sudah tidak perlu persiapan khusus karena udah pernah serba ngerasain. Tapi tidak bagiku. Aku kenal gentle birth sejak kehamilan Gendhis, which is itu sudah 3 tahun yg lalu. Aku dan suami sudah pernah belajar hypnobirthing, relaksasi, dan bahkan aku sudah kenal prenatal yoga sejak kehamilan Gendhis umur 15 minggu.

Tahapan aku belajar memberdayakan diri inilah yg mempertemukan aku dengan Bidan Yesie. Proses persalinan Gendhis 2,5 tahun lalu berjalan lancar, proses lumayan cepat, tapi aku tetap merasa ada yg kurang. Pasca lahiran aku mengalami baby blues, dan asi ku pun juga sempet seret di minggu pertama kehidupannya. Aku menyadari satu hal, ada yang belum aku kuasai secara baik disini yaitu PENGENDALIAN DIRI.

Lahir Nyaman Minim Trauma

Sampe akhirnya aku dikasih kesempatan Tuhan untuk hamil anak kedua disaat Gendhis berumur 21 bulan, aku bener-bener tidak mau menyiakan kesempatan kedua untuk belajar dengan lebih serius lagi.

Umur kehamilan 20 minggu, aku udah mulai ikut kelas yoga lagi. Bidan Yesie sampe kaget?

“Weh? Udah hamil lagi mbak? “ Hehehe.  Sempet absen beberapa minggu saat menginjak usia kehamilan 30 minggu karena ada urusan mendaftarkan Gendhis ke sekolah dan sempat opname karena maag akut.

Sampe akhirnya mulai rajin lagi berangkat kelas yoga setiap hari selasa, dan tiba-tiba diinvite sama Bidan Yesie ke grup yg tadinya bernama Prenatal Gentle Yoga. Tapi kelamaan grup ini makin berkembang baik. Berisi ibu-ibu hamil cerdas yg benar-benar ingin memberdayakan diri dan membuka diri selebar-lebarnya untuk masuknya ilmu, khususnya dari kakak pembina Bidan Yesie, hehe.

Lama kelamaan grup ini berjalan solid, saling mendukung dan mendoakan jika ada salah satu anggota yg sedang mengalami proses persalinan. Bentuk obrolan kita pun macam-macam dari yg serius sampai yg gak penting sekalipun, kita sudah seperti saudara dekat padahal tidak sedikit diantara kami yg belum pernah bertatap muka sama sekali.

Bahkan yg tidak disangka sama sekali, gak tahu gimana awalnya tahu-tahu saya jadi bu ketua ajaa gitu di grup yang belum lama ini mengukuhkan identitas baru sebagai Laskar Gentle Birth (LGB), yg makin kesini makin semangat menyebarkan cinta dan ilmu yg bermanfaat ke ibu hamil lainnya. It’s a bless for me. 

Desain-Depan Desain-Belakang

Dirumah pun aku juga gak berhenti bergerak, selalu berusaha untuk tetap yoga dua kali sehari, selain selalu ikut kelasnya setiap minggu. Sejak umur 32 minggu aku pun juga udah rajin pelvic rocking diatas gymball, ini persis yang saya lakukan juga di kehamilan Gendhis dulu. Gerakan ini terbukti merangsang bayi untuk cepat masuk panggul.

Hari Perkiraan lahir (Hpl) saya 30 April 2016. Namun beberapa minggu sebelumnya saya sudah punya feeling, kayanya nih anak bakalan lahir maju sebelum hpl. Lha kok ndilalah, pas uk 36 minggu dia menunjukkan kenaikan bb yg sangat signifikan.. Jd afirmasi terus ku tambah : “kalo bisa lahirmu maju dari hpl aja ya dek” krn takutnya kegedhean di dalem.

Dan karena aku tahu betul aku susah kalo disuruh diet, lha wong gak usah diet aja udah naik 8 kg selama hamil. Alhasil dari umur 37 minggu, aku udah mulai melakukan induksi alami. Dari makan nanas, kiwi, jus jeruk sunkist, beli aromaterapi jasmine, sampe making love dengan suami pas dia cuti sebelum lahiran kemarin hehehe. Tapi hasilnya masih nihil sampe usia 38 minggu lebih dia masih anteng. Oh, berarti dia emang belum mau keluar kali kupikir. Sampe waktunya kontrol, aku udah deg-degan kira-kira berapa bb si adek sekarang ya. Dan voila, hasil kontrol mengejutkan. Bb si adek gak naik sama sekali.. Tetap 3,2 kg, dan aku malah turun 1 kg. Yippie, brarti afirmasi selama ini berhasil. Jadi agak nyantai waktu itu, menyerahkan waktu kapan lahir sepenuhnya ke Tuhan dan si adek.

Satu minggu berlalu, di umur 39 minggu dia masih anteng aja. Sempet dibuat baper (Bawa Perasaan-red) berkali-kali karena intensnya kontraksi palsu yg dirasakan, tapi akhirnya selalu berujung kalo dibawa tidur blassss ilang. Akhirnya saking gemesnya, pengen nyoba induksi alami yg agak ekstrim dan diyakini manjur sekali untuk memancing kontraksi alami. Aku beli castor oil via online dan merencanakan berangkat ke Bidan Kita (BK) untuk akupuntur dan moxa.

Castor oil udah dateng, tapi malah dapat kabar kalo suami ada kerjaan ke Palembang sampe 3 hari, baiklah kutunda sajalah minum castor oil dan berangkat ke  Bidan Kita nya. Suami udah balik ke Samarinda, akhirnya aku mulai minum castor oil yg rasanya ampun-ampunan gak ada enak-enaknya itu. Pertama kali minum, langsung kerasa konspal yg hampir mirip sama kontraksi asli.. Udah geer, ternyata bener php (pemberi harapan palsu-red) lagi si doski, dipake tidur blass ilang lagi. Menginjak umur kehamilan 39 minggu lebih akhirnya aku putuskan ke Bidan Kita untuk melakukan akupuntur dan moxa, waktu itu tanggal 24 April 2016. Malemnya lanjut minum castor. Paginya langsung ngompol cairan lumayan banyak, cek pake kertas lakmus aman, bukan air ketuban. Cairan selalu keluar kalo dipake kegiatan agak berat dan Kontraksi Palsu (konspal -red) agak sering.

Sampai akhirnya malam selasa tanggal 25 April 2016, karena saking gemesnya sering di php-in, tapi juga dibuat yakin kayanya gak lama lagi nih, soalnya cairan vagina udah sangat banyak yang keluar. Aku coba untuk minta izin sama suami buat selasa pagi tetap berangkat yoga, siapa tahu abis itu langsung dapet tanda cinta. Eh, ternyata tidak dibolehin suami, bahkan udah gak boleh nyetir sendiri lagi. Dia takut, nanti kalo kebrojolan di mobil gimana? “Orang udah ngompol cairan trus gitu kok.”– katanya.

Selasa 26 April 2016, aku udah manut gak berangkat yoga, padahal pengen banget huhuhu karena tahu nanti bakalan kangen banget yoga tiap hari selasa. Pagi hari seperti biasa anter Gendhis sekolah, balik kerumah, kok ngompolnya makin banyak dan kerasa, bahkan semalaman gak berhenti netes. Finally, jam 9 pagi kontraksi makin teratur dan terasa, keluarlah bloody show (flek) yg selama ini ditunggu-tunggu.

Langsung ambil hape, telp suami, aku suruh cari tiket terdekat dan pulang hari itu juga. Dapet tiket jam 6 sore. Oke, selama nunggu, aku pun masih santai, gak mau terlalu ngoyo bergerak karena suami dateng juga masih lama, lebih ayem kalo suami udah sampe rumah soalnya. Jadi yaa cuma bergerak biasa, nyiapin hospital bag yang masih ada beberapa barang yang belum dimasukkan, bikin nugget si kakak buat bekal sekolah besok kalo pas ditinggal ke RS, mandi, nonton tv, dengerin lagu di list Birth Song biar tetep rileks. Sampe akhirnya kontraksi makin teratur tapi rasanya masih smooth dan nyaman, yg dirasakan hanya mulas ringan disertai kenceng-kenceng. Jam 13.00 waktunya jemput Gendhis dari sekolah, rencana mau mampir bidan deket rumah dulu, cek pembukaan. Sampe di bidan, ternyata udah bukaan 1 longgar. Lanjut jemput Gendhis, masih mampir atm dan beli nanas dulu.

Rencana awal adalah saya akan tetap dirumah sampe suami datang, dan menunggu kontraksi makin intens baru berangkat ke Jogja International Hospital (JIH). Jadwal cek pemeriksaan dalam (Vaginal toucher/vt) lagi jam 17.00, cairan masih saja keluar, iseng cek pake kertas lakmus eh lha kok berubah warna jadi biru? Fixed, ketubanku sudah rembes ternyata, gak tahu pasti sedari kapan. Alhasil gak bisa nunggu sampe jam 5 dan gak sempet nunggu suami dateng, aku berangkat ke JIH duluan. Gak lupa dong, ngalis dan ngelipen dulu, foto selfienya keburu di tunggu sama bu ibuk LGB hahahaha.

Sampe ke IGD emergency JIH, masih bisa jalan sendiri, jujur outfitku malah kaya orang mau hangout, bukan lahiran, dress selutut, make up on. Sampe ke administrasi dan selesai daftar aku disuruh bawa pasien yang mau diperiksain ke ruang IGD. Mereka kaget saat aku bilang kalo pasiennya aku sendiri, dan aku kesini karena mau lahiran. Terlihat dari raut muka mereka yang shock dan heran. Sumpah kalo inget ini aku ngakak sendiri, hehe.

Sampe di bilik IGD, ditanya kalo udah merasakan kontraksi belum, aku jawab sudah dan ketuban saya jg udah pecah dok, mereka makin heran krn aku masih bisa jalan-jalan sendiri cari toilet hehe. Selesai di observasi, aku dibawa ke lantai 3 ke ruang bersalin untuk di cek CTG (rekam jantung) dan di vt lagi sama dr Adi (Nurhadi Rahman SPOG). Detak jantung adek bagus, tapi kontraksi belum terlalu kuat. Pembukaan masih 1 menuju ke 2. Setelah pemeriksaan selesai, saya disuruh pilih kamar dan mengurusnya ke administrasi. Sampe ke luar ruang bersalin lho kok mama sama Gendhis gak ada, ya mau gak mau aku ngurus kamar ke administrasi sendiri. Iya ini orang mau lahiran agak sedheng, masih aja ngurus apa-apa sendiri.

Sampe ke kamar perawatan, masih bisa sante. Sambil ditemenin Gendhis yg ikutan excited tahu adeknya mau lahir. Sambil nunggu suami, jam 19.00 kok belum dateng-dateng. Sembari ngobrol sama yg nginep di sebelah, abis lahiran juga sama dr. Adi.

Dia heran, “saya kira belum mau lahiran mbak, kok masih seger banget.” katanya Dan ibunya si mbak ini nyaut, “anak saya masuk sini itu udah teriak-teriak kesakitan.” Aku cuma senyum simpul.

Jam 19.30 akhirnya suami dateng juga dari bandara. Gak selang berapa lama, Gendhis pulang juga sama eyangnya karena besok tetap masuk sekolah. Sehabis Gendhis pulang, aku sempet nge-go food nasi goreng kambing, Gym ball-an, makan nanas, dan bercumbu, iya bercumbu memancing hormon oksitosin alami yg dapat terus merangsang kontraksi berjalan maju. Hasilnya kenceng kenceng mulai teratur sih, tapi saya dan suami malah bisa tidur pules sampai esok paginya. Iya pembukaan dua, saya masih bisa tidur nyenyak seperti tidak merasakan apa-apa.

Pagi harinya, tgl 27 April 2016, jam 7 pagi saya di vt dan sekaligus di visit oleh dr. Adi, masih tetap pembukaan 2. Akhirnya beliau memutuskan untuk memberikan saya obat penipis mulut rahim untuk memancing kontraksi yang lebih kuat agar pembukaan jg cepet majunya, dengan dosis yang sangat ringan tentunya. Saya nyuruh suami saya ke supermarket terdekat untuk beli jus nanas dan kurma. Sebelumnya, suami udah bantu untuk melakukan side lying release, endorphin dan oksitosin massage. Selama ditinggal ke supermarket dan cari sarapan, aku tetap melakukan pelvic rocking diatas gymball, aku pikir aman karena ketubanku masih sebatas rembes, belum mak pyok. Selesai main gymball, pas mau sarapan eh ketubanku bener-bener pecah dan itu terasa sekali. Langsung telp suami suruh cepet-cepet balik karena tahu saya udah gak bisa banyak bergerak lagi.

Kontraksi makin menguat dengan interval yg makin dekat. Jam 13.00 coba di vt lagi sama bidan, pembukaan 3. Setelah vt, kontraksi makin terasa, dan air ketuban yg keluar setiap kontraksi juga makin banyak yang keluar, persis kaya air terjun. Setiap gelombang cinta hadir, malah bukan saya yang dielus-elus suami, tapi saya yang slalu mencari punggung tangan atau pundaknya untuk kubelai dengan lembut. Aku gak mau nyakitin dia dengan menambahi mencakar atau bahkan ada yang mau lahiran tapi malah kaya lagi KDRT 😂.

Untuk mengganti air ketuban yg keluar, gak berhenti minum kangen water dan hanya bisa berbaring di tempat tidur. Tiap kontraksi kuat datang, sudah otomatis untuk ambil napas perut, masuk lewat hidung dan jg keluar lewat hidung bukan mulut, untuk menghemat tenaga. Tidak lupa untuk terus visualisasi semakin kontraksi menguat semakin serviks terbuka dengan mudahnya, selain itu aku dan suami juga terus ngobrol sama adek supaya bisa bantu mamanya untuk cari jalan keluar.

Pukul 16.00, kontraksi makin menguat, kali ini sudah disertai rasa menggigil padahal badan sedang berkeringat, air ketuban yang keluar sudah tidak sebanyak sebelumnya karena bidan sudah mengubah posisi bed tempat tidur supaya kaki lebih tinggi daripada badanku, jadi keluarnya air ketuban bisa diminimalisir.

Sedari jam 16.00 aku sudah minta suami panggilkan bidan biar aku di cek vt lagi, karena rasanya pembukaan sudah hampir lengkap. Maksudku juga untuk bisa kasih waktu dr. Adi untuk menuju ke RS, ya kalo bisa sih bisa sempet ditangani beliau. Tapi sebelnya mereka gak ada yg percaya kalo rasanya udah disertai rasa pengen pup dan mengejan. Gemesnya, aku tetap disuruh nunggu sampe jam 17.00 saat dr. Adi visit lagi.

Tapi yang bener ajaaa dongdangdingdong… Aku udah pernah ngerasain ini dan feelingku udah bilang bentar lg mbrojol! Alhasil, jam 16.15 aku udah gak tahan lagi, suami aku paksa panggil bidan, dan beneran dooong pas bidan senior yg ngecek (cuma dengan membuka selimutku, kebetulan posisiku badan miring ke kiri, saat kontraksi datang refleks membuka paha) ternyata sudah pembukaan LENGKAP. Langsung lah aku digledek se bed-bednya ke ruang bersalin tanpa babibu, super ekspress, padahal bidan yg lagi nggledek aku sedang hamil tua, kasian kan jadinya. Tersangka utama tetep suami sih, gak percayaan banget sama istrinya 😒 dalam hati tuh kaaan bener, kejadian lagi, karena Gendhis dulu aku juga digledek ke ruang bersalin dengan terburu-buru karena pembukaan sudah diatas 8.

Sampai ke ruang bersalin, semua bidan heboh dan menyiapkan segala sesuatunya dengan ekspress, dr. Adi di telpon alhamdulilah katanya sudah di parkiran.. Dan disuruhlah beliau lari sama bidan kesini karena kepala si adek sudah crowning. Suami gak berhenti ngelus-ngelus dahiku sambil sesekali kita berciuman, iya di ruang bersalin kita masih sempat ciuman, gak perduli apa kata bidan disana, toh kayanya mereka jg gak ngeh saking sibuknya, hehe. Kontraksi makin kuat sampai terpaksa bidan memasangkan oksigen supaya bisa membantuku mengambil udara dan tenaga untuk jalan lahir bayiku. Tapi disaat momen romantis ini, namanya jg istri sedheng, sempet-sempetnya aku berpesan.. “Kalo mau ngelus-ngelus dahiku jangan sampai kena alis ya pa..” Ada 1 bidan denger dan ketawa sejadi-jadinya 😂😂😂

Akhirnya gak lama, dr. Adi masuk ke ruang bersalin dengan tergopoh-gopoh, langsung pake baju steril dan memakai sarung tangan sambil bilang.. “Yuk, tinggal ngeden aja nih..” Kontraksi paling besar akhirnya muncul, disertai desahan, auman dan ekspresi lega serta semangat, dua kali ngeden aja.. Dan lahirlah putri keduaku, Kanani Jenna Mahendra dengan sangat tenang dan gentle pada tanggal 27 April 2016, pukul 16.35. Yup, hanya butuh waktu kurang dari 15 menit untuk melahirkan Jenna.

Tidak perlu adanya episiotomi, dan katanya cuma lecet dikit, akhirnya tetap dijahit 1. Padahal pas imd berlangsung dan tanya ke bidan Jenna beratnya 3,4 kg, lumayan gedhe juga. Di saat itulah saya sadar, afirmasi perineum utuh yg saya panjatkan tiap hari akibat ketidakmampuan diet dan bb bayi sudah terlanjur besar terwujud dengan sangat baik. Jangan sepelekan pentingnya afirmasi positif dan komunikasi yg baik dengan bayi dan tubuhmu, karena nantinya kau akan terkejut apa yg mereka bisa perbuat untuk membantumu.

IMD berlangsung lancar, Jenna juga langsung pandai mencari puting mamanya, walaupun tidak berhasil menggapainya. Bahagia dan lega sekali rasanya. Alis tetap on pas difoto sama suami, walaupun gak sempet touch up lippen karena diharuskan minum terus sepanjang kontraksi berlangsung

IMG_5665

 

Saya benar-benar membuktikannya bagaimana kekuatan napas perut yg benar dan dalam, pengendalian diri yg kuat adalah kunci dari semua keberhasilan saya hari itu. Aku tahu tubuh dan bayiku sudah siap, aku merasa aku connect sekali dangan tubuh dan bayiku sehingga apapun perasaan yg timbul selama proses persalinan berlangsung itu adalah wujud komunikasi dan kerjasama kami yg baik untuk mewujudkan persalinan yg aman, nyaman dan gentle.

IMG_5667

Mengapa pengendalian diri itu penting, karena inilah bedanya persalinanku yg pertama dengan yg kedua. Dimana di persalinan pertama pengendalian diriku masih ecek-ecek. Emosi negatif masih dibiarkan mampir saat proses persalinan terjadi. Koneksi antara tubuh, dan bayiku masih belum sesempurna sekarang. Aku merasakan perbedaan yg sangat jauh di kedua proses ini. Hasilnya pun juga sangat mengejutkan, badan dan pikiranku terasa bugar sekali meskipun baru beberapa jam setelah melahirkan, tidak seperti ibu lain yg setelah melahirkan pasti merasa loyo sekali.

 

Aku langsung bisa duduk dengan posisi sesuka hati karena minimnya jahitan di perineumku. Aku bisa bilang abis melahirkan adalah nikmat. Apalagi bisa melihat bayi cantikku yang mempunyai pembawaan tenang sekali, kalem, gak rewel, nangis kalo cuma kalo lagi haus dan sedang pipis atau pup. Gak pernah ngajakin begadang yg sampe bikin lemes ngantuk seharian, menyenangkan skali pokoknya. Asi jg sangat lancar, di hari ketiga bahkan saya sempat mengalami oversupply, dimana ini tidak saya rasakan di kelahiran Gendhis. Sekali lagi, bayi yang dilahirkan dengan tenang dan penuh kesadaran juga pastinya mempunyai hasil yg berbeda.

IMG_5527

Terakhir kali, aku ingin mengucapkan terimakasih ke beberapa pihak yg telah menjadi bagian dari proses berjalannya cerita dan pengalaman indah ini:

Suami saya tercinta, terimakasih telah menjadi partner yg tidak hanya suportif tapi juga selalu mengingatkan agar saya tetap semangat dan on track untuk mewujudkan gentle birth.

Dr. M. Nurhadi Rahman, SpOG yg telah menjadi nakes yang luar biasa sabar, telaten dan suportif membantu saya dalam mewujudkan persalinan yg indah, nyaman dan aman di kedua anak saya. Saya benar-benar merekomendasikan beliau bagi ibu hamil yg ingin mengalami proses persalinan yg aman, nyaman dan pro gentle birth.

Bidan Yesie Aprillia, sebagai wanita dan nakes yg sangat menginspirasi saya bahwa ibu hamil itu harus cerdas dan mau memberdayakan diri, yg telah mengubah persepsi saya bahwa kehamilan dan proses persalinan itu bisa berjalan sangat indah dan jauh dari kata trauma. Semoga pahala dan berkah yg baik selalu menyertaimu mbak. Sekali lagi terimakasih untuk ilmu dan supportnya selama ini.

Ibuk-ibuk di Laskar Gentle Birth (LGB) yg tentunya tidak muat aku tuliskan namanya satu persatu disini. Terimakasih untuk supportnya, guyonannya, remindernya untuk aku harus selalu ingat ngalis 😅hingga saat proses kontraksi berjalan aku masih sempat ngobrol dengan kalian. Percaya atau tidak setiap gelombang cinta datang, yg terbayang wajah kalian sambil bilang “Lemesin aja tsayyy…” 

Dan untuk para ibu hamil lainnya. Jujur aku merasa feel blessed, mungkin gak banyak ibu hamil yg bisa merasakan kenyamanan dan kelancaran di semua proses kelahiran anaknya. Tapi aku yg menjadi salah satunya, mengajak semua ibu hamil, serius..

Berdayakanlah dirimu,belajarlah. Karena proses kelahiran yg indah dan nyaman bukan sesuatu yg mustahil untuk diwujudkan, Namun sesuatu yg memang harus dicapai dengan sepenuh hati.

Karena gentle birth bukan tentang persalinan normal atau caesar, gentle birth adalah sebuah proses bertumbuh dan belajar tidak hanya bagi sang ibu tapi juga untuk sang ayah dan bayi itu sendiri.

Karena sekali lagi, udah gak jaman sekarang hamil asal hamil aja, lahiran asal lahiran aja, tanpa kita tahu apa saja yg mungkin terjadi apabila kita sepenuhnya pasrah kepada nakes dan provider.

Sekian dari cerpen saya yg panjang ini, semangaaat yaa buibuk yg sedang belajar memberdayakan diri, proses tidak akan mengkhianati hasil dan hasil yg akan indah pada waktunya tidak akan pernah kau sesali.

13071870_10206465285376981_1055777629170124802_o

Gentle Birth Balance Private Class Session

Private Class

12957504_10206355636195820_7429866668610756710_o

Kebutuhan akan kenyamanan selama masa kehamilan dan saat melahirkan semakin meningkat. dan kesadaran para ibu akan pentingny pemberdayaan diri dan pentingnya pengalaman persalinan dan kelahiran yang nyaman, minim bahkan bebas trauma membuat semakin banyak ibu yang ingin berusaha memberdayakan diri.

banyak sekali klien di Bidan Kita yang membuktikan manfaat mengikuti kelas Gentle Birth Balance. baik workshop yang kami adakan, maupun kelas privat di Bidan Kita.

dan untuk saat ini saya melayani kelas Privat di beberapa kota , namun ini sangat tentative. biasanya berbarengan dengan saat ada event seminar atau pelatihan saya di luar kota.




dan ini adalah gambaran kelas Privat saat bersama Chua (Bassis Band Kotak)

20160423_132527_1461647299896

 

IMG-20160423-WA0019_1461647299245

doa dan harapan kami semoga Chua dan keluarga semakin siap sambut buah hati

So…nantikan di Kota Anda.

Info follow @bidankita

 

FREE GUIDE GENTLE BIRTH MEDITATION

Semua Ibu Ingin Nyaman Saat Melahirkan

Saya yakin, semua ibu, semua ayah ingin merasakan nyamannya melahirkan. Dan semua janinpun ingin dilahirkan dengan nyaman, minum trauma dan disambut dengan penuh cinta saat mereka hadir di dunia ini. Banyaknya Intervensi, banyaknya ketakutan dan telah mengakarnya sebuah dogma bahwa melahirkan itu sakit, penuh resiko dan menyiksa, membuat keinginan serta harapan mereka menjadi sesuatu yang seolah olah tidak mungkin terjadi.

Saya beruntung, saat saya melahirkan 18 tahun yang lalu Dewi Fortuna mengunjungi saya dan membuat saya tidak merasakan sakit saat saya melahirkan putri saya Gabriele Nadina Elloianza di rumah. Prosesnya cepat, lancar menyenangkan dan seolah seperti mimpi saja. Karena jam 22.00 ketuban saya pecah saat saya tidur, dan jam 23.00 Gebi lahir. Saya berharap semua ibu bisa seberuntung saya.

Yang Harus Dipersiapkan

Namun jika Anda hanya mengandalkan keberuntungan, maka belum tentu Anda seberuntung saya. Banyak hal yang harus dipersiapkan agar Anda mendapatkan pengalaman melahirkan dan dilahirkan yang indah  menyenangkan. Paling tidak Anda harus :

  1. Menguasai Nafas Anda (Breath)
  2. Mampu merilekskan pikiran dan bathin Anda (Calm Mind)
  3. Seimbangkan dan selaraskan tubuh serta energy Anda, janin dan alam semesta (Balance, Movement, Gravity)

Dan semuanya tidaklah sesuatu yang instan. Karena proses kehamilanpun bukan sesuatu yang instan. Proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang SACRAL dan penuh perjalanan spiritual. Karena Anda akan dilahirkan menjadi IBU dan BAPAK. Sebuah status yang tidak akan berubah seumur hidup Anda.

“Mind is the King of The Senses”

Ya benar sekali, ketika kita menguasai pikiran kita, maka kita bisa menguasai semua sensasi yang ada di dalam tubuh kita.

Hari ini saya ingin mengajak Anda untuk belajar dan bertumbuh dengan saya. Saya ingin ajak Anda untuk melakukan GENTLE BIRTH MEDITATION selama 21 hari.

kenapa 21 hari? karena dengan melakukan berulang sebanyak 21 hari, maka akan membentuk kebiasaan atau habits, dan sugesti yang dibesikan pun akan terekam dan mengakar di bawah sadar.

Tiap hari, saya akan memandu Anda dengan panduan (audio) meditasi selama sekitar 10 menit.

  1. Dengarkan dan ikuti panduan saya
  2. Amati dan observasi apa yang Anda rasakan
  3. Catat dan tulis apa yang Anda temukan dan pelajari
  4. Masukkan dalam jurnal kehamilan Anda

Saat awal awal saya belajar meditasi, KONSISTEN adalah issue yang paling berat bagi saya. Seringkali saya tidak taat dan tidak konsisten. Nah ini adalah tips nya

 

  1. Tentukan waktu dan  Jadwalkan Block your time atau tentukan waktu Anda. Jika perlu atur alarm Anda di karender harian  Anda. Sebaiknya bermeditasi pada waktu yang sama setiap hari, ini agar terbentuk habit atau kebiasaan. Pilih dan tentukan dimana kemungkinan besar Anda tidak diganggu atau tidak terganggu oleh orang lainUntuk hasil yang lebih baik, lakukan pada dini hari sebelum beraktifitas, atau malam hari sebelum Anda tidur. Atau siang hari sebelum Anda istirahat makan siang.
  2. Jangan membuat alasan pembenaran / don’t make excuses Disiplin itu sangat penting sekali. Jangan buat alas an pembenaran. Tepati waktu bermeditasi yang sudah Anda tentukan. Jangan buat alasan pada diri sendiri yang membuat Anda merasa tidak masalah apabila tidak melakukan meditasi di hari itu. Misalnya: “Anda sudah men-set untuk meditasi pada jam 21.00 sebelum Anda tidur. Namun karena Anda ada acara kantor dan pulang jam 20.30 dan Anda merasa sangat lelah, maka Anda men-skip latihan meditasi Anda karena alasan Anda sangat kecapekan dan meditasi masih bisa dilakukan esok harinya.”
  3. Buat meditasi menjadi sesuatu yang nyaman / make it comfortable Buatlah dan ciptakn mental dimana meditasi yang Anda lakukan merupakan sebuah kesenangan atau sesuatu kegiatan yang membuat Anda nyaman dan senang. Berikut juga posisi untuk meditasi gunakan posisi yang senyaman mungkin. Dan pilih tempat dan waktu yang dimana Anda tidak mungkin di ganggu dan terganggu oleh orang atau hal lain.
  4. Pilih Tempat yang sunyi dan tenang Karena lingkungan yang tenang dan nyaman dapat meningkatkan focus Anda.
  5. Gunakan Aroma Therapy Namun pastikan aroma therapy yang Anda pilih itu aman untuk masa kehamilan Anda. karena beberapa aroma therapy mempunyai frekuensi khusus dan bisa membantu Anda lebih mudah untuk rileks dan fokus #catatan: saya menggunakan essential oil dari young living -> info lebih lanjut ada di web ini
  6. Jaga kondisi perut Saat melakukan gentle birth meditation, usahakan perut tidak terlalu lapar ataupun terlalu kenyang.
  7. Cobalah untuk membuat group atau komunitas meditasi / try group meditation Dengan memunyai group meditasi, Anda akan merasa saling mendukung dan dikuatkan. Karena Anda bisa berbagi pengalaman Anda kepada orang lain saat bermeditasi
  8. Gunakan music relaksasi, suara,gambar, sinar atau sesuatu yang membuat Anda bisa focus. Untuk membuat seseorang bisa focus, terkadang Anda membutuhkan sarana. Dan ini tergantung dari apa type Anda. Apakah Anda type visual, auditory atau kinestetik. Sesuaikan dengan type Anda dan upayakan untuk focus. Misalnya:
    • Type Visual = saat Anda menarik nafas bayangkan udara masuk memenuhi rongga dada dan perut dan saat Anda menghembuskan nafas bayangkan udara keluar melalui lobang hidung Anda. Anda bisa menambahkan warna saat Anda membayangan udara yang masuk dan keluar.
    • Type Auditori = saat Anda menarik dan menghembuskan nafas, dengarkan suara nafas Anda. Fokuskan indra pendengaran ke suara nafas
    • Type Kinestetik = saat menarik dan menghembuskan nafas, focus pada rasa udara yang keluar dan masuk, atau focus pada pergerakan perut yang mengembang dan mengempis.

Lalu bagaimana agar Anda mendapatkan hasil yang maksimal? Silahkan dengarkan panduan ini:

silahkan ikuti dan semoga program ini bermanfaat untuk Anda dan saya. Ajak teman dan sanak saudara terdekat Anda, dan ijinkan mereka mengalami pengalaman yang indah dan bertumbuh bersama.

Berucap syukur atas berkat dan rahmat yang sudah Tuhan beri pada kita  dan hari ini saya mulai mengajak Anda untuk kembali ke diri, renungi dan syukuri apa yang Anda rasakan hari ini. Niatkan Anda dan Janin Anda sehat dan kuat. sugestikan bahwa :

ini adalah contoh panduan meditasinya:

dan saya sediakan panduannya silahkan beli di www.bidankitashop.com


Hari 1

Saya ibu yang luar biasa dan saya memiliki bayi yang luar biasa

  1. catat apa saja yang Anda rasakan atau catat hasil observasi Anda tentang sensasi dalam tubuh, pikiran dan juga perasaan Anda
  2. tulislah minimal10 kalimat ucapan syukur untuk hari ini.

sugesti untuk anda : “Your true self is a field of infinite possibilities”

HARI 2

Pada dasarnya wanita di ciptakan sempurna oleh Nya. Wanita itu Kuat. Dan tidak ada yang tidak mungkin. dan berucap syukurlah bahwa Anda di ciptakan sebagai wanita. karena Tuhan menitipkan malaikat kecil di Rahim Anda. Niatkan Anda mampu menikmati masa kehamilan ini dengan penuh sukacita dan ucapan syukur.

  1. catat apa saja yang Anda rasakan atau catat hasil observasi Anda tentang sensasi dalam tubuh, pikiran dan juga perasaan Anda
  2. tulislah minimal10 kalimat ucapan syukur untuk hari ini.

I am strong and healthy and sailing right through this pregnancy
Saya kuat dan sehat, dan mampu mengarungi kehamilan ini dengan nyaman

Untuk hari ke 3 hingga ke 21, silahkan beli panduannya di:

Bidan Kita Shop

21 Day GUIDE Gentle Birth Meditation (Bonus Tips & Trick)
21 Day GUIDE Gentle Birth Meditation (Bonus Tips & Trick)

Selamat Berlatih

Workshop Gentle Birth Balance Batch 11 di DEPOK

Kali ini Workshop Gentle Birth Balance diadakan untuk kali ke dua di Depok.

dengan tema yang sama dengan Workshop Gentle Birth Balance di Jogja minggu sebelumnya https://www.bidankita.com/workshop-gentle-birth-balance-foetal-positioning-comfort-measure/

tentunya dengan berbagai tambahan tambahan materi.

hal yang menarik dan istimewa di kelas ini adalah karena hadirnya Tantri Kotak (Artis/penyanyi) dan suaminya yang antusias mengikuti kelas dari awal hingga akhir.

 

di awali dengan yoga bersama pasangan dan ternyata sebagian besar peserta belum pernah yoga sama sekali. sehingga gerakan gerakan yang di berikan menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta workshop

20160403_08410720160403_083309

20160403_090853

 

20160403_090837 20160403_090745

workshop ini lebih menekankan pada balancing & harmony serta Mobility dan gravitasi juga pada comfort measure for birth partner karena seperti kita tahu bahwa ada 5 pilar dalam gentlebirth balance yaitu:

Mindfullnes, Healing Birth Trauma, Relaxation and Meditation, Womb breathing lalu Mind and body balance.

Nah di workshop ini saya lebih menekankan padam Mind and Body BALANCE

mengapa thema ini yang saya angkat?

Issues             

Semakin banyak kasus persalinan macet, kemajuan persalinan tidak seperti seharusnya dan berakhir di meja operasi

tujuan dari  workshop

  • Ibu semakin siap menghadapi proses persalinan
  • Birth partner mengetahui apa saja yang harus di lakukan saat mendampingi persalinan istrinya
  • Ada banyak pilihan alternative yang bisa digunakan ibu untuk membuat proses persalinan menjadi lancar

dan seperti inilah suasana kelas yang di Depok

 

semoga kelas ini bermanfaat dan menginspirasi

Workshop Gentle Birth Balance – Fetal Positioning & Comfort Measure

Gentle Birth

Kali ini Workshop Gentle Birth Balance di kemas dengan thema yang berbeda

Pembahasan workshop ini lebih menekankan pada Balance, Movement and Gravity. juga pada comfort measure for birth partner

Karena seperti kita tahu bahwa ada 5 pilar dalam gentlebirth balance yaitu:

Mindfullnes, Healing Birth Trauma, Relaxation and Meditation, Womb breathing lalu Mind and body balance.

Nah di workshop ini saya lebih menekankan padam Mind and Body BALANCE

Mengapa thema ini yang saya angkat?

Issues (permasalahan) 

Semakin banyak kasus persalinan macet, kemajuan persalinan tidak seperti seharusnya dan berakhir di meja operasi

Tujuan dari  workshop

  • Ibu semakin siap menghadapi proses persalinan
  • Birth partner mengetahui apa saja yang harus di lakukan saat mendampingi persalinan istrinya
  • Ada banyak pilihan alternative yang bisa digunakan ibu untuk membuat proses persalinan menjadi lancar

“Birth is not only about making babies. Birth is about making mothers–strong, competent, capable mothers who trust themselves and know their inner strength.”

Barbara Katz Rothman

 

Rahasia Melahirkan Lancar:

  1. Berdayakan diri karena Ilmu adalah Senjata Anda
  2. Be Mindfull (Mindfull eating, mindfull breathing, mindfull resting, @ the present & surrender
  3. Breathing (belly breathing (ujjayi breath)
  4. Rileks Mind ( healing trauma, hypnobirthing, gentlebirth meditation, visualization)
  5. Seimbangkan tubuh ibu dan bayi
  6. tetaplah bergerak
  7. Gunakan dan manfaatkan gaya gavitasi bumi
  8. temukan Gentle Birth Provider

 

Lets start to see about childbirth from different angle.

Membayangkan bahwa :

Rahim = Balon udara

Ligement, muscle, fascia = Tali pancang

Pelvic = Keranjang

Apa yang terjadi jika ada salah satu yang tidak seimbang? Apakah bayi akan bisa berada pada posisi yang semestinya dan apakah proses persalinan akan lancar?

Karena posisi kepala janin di bawah bukan lah jaminan

Dan hal yang paling penting untuk mengoptimalkan posisi janin adalah pentingnya Keseimbangan dan keselarasan

Konsep dalam workshop ini adalah:

  • Pentingnya Keseimbangan antara tubuh Ibu dan Bayi
  • Pentingnya sebuah gerakan agar membantu menciptakan ruang
  • adanya pengaruh Gravitasi pada setiap proses persalinan

Mengapa tubuh baik itu panggul, rahim dan ligamen serta bayi harus Seimbang, karena : Tujuan untuk memberikan ruang yang pas / cocok pada panggul dan ligamen – ligament dalam masa kehamilan, pra persalinan dan saat persalinan.

Sedangkan gravitasi akan membantu bayi untuk bergerak menuju poros ruang untuk persalinan.

Dan dengan bergerak, maka Anda akan membantu pelvis untuk lebih terbuka dan luas.

Tanggal 27 mater 2016 kemarin di Hotel Harper Mangkubumi, Jogja DSC_0483DSC_0489 DSC_0475 20160327_103603

DSC_0509

Terimakasih untuk semua ibu dan para suami yang mau bersama bertumbuh dengan bidankita

salam hangat

Yesie

 

Gentle Birth Balance Class di DEPOK

Gentle Birth Class

Di bulan Maret 2016 ini ada serangkaian acara yang harus saya hadiri di Jakarta.

Aada workshop the art of birth (spinning babies, prenatal gentle yoga dan breathing) dan ada meeting bersama PT Kristara dan juga pelatihan Yoga di daerah Darmawangsa.  kira kira 10 hari saya akan tinggal di Jakarta. sehingga waktu yang lumayan panjang ini akhirnya saya manfaatkan untuk berbagi dengan para ibu di Depok.

Acara workshop Gentle Birth Balance di Depok dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2016, sehari setelah workshop Art of Birthing.

Dan saya sangat berucap syukur karena antusiasme para ibu di daerah Depok luar biasa. dari 18 pasang yang ikut, hanya dua ibu yang belum bisa di temani oleh suaminya, karena saat itu adalah hari senin dan suami mereka bekerja, namun 16 pasang yang lainnya ternyata lengkap dengan suaminya dan ada juga yang datang bersama dengan tantenya.

Dan ini artinya warga Depok luar biasa. salut sekali saya.

Banyak hal yang bisa saya bagi saat berbagi ilmu tentang mempersiapkan persalinan gentle birth. dan dengan ruangan dan tempat seadanya namun acara bisa dilaksanakan dengan seru.

Banyak hal yang saya pelajari dari para peserta. dan saya sangat bahagia bisa berbagi saat ini.

Semoga suatu saat saya bisa road show ke kota lain untuk menyebarkan virus gentle birth di Indonesia.

Salam hangat penuh cinta.

Doa saya untuk bunda semua, semoga bunda mendapatkan pengalaman yang indah saat melahirkan dan dilahirkan sebagai IBU.

12032707_10206107475671962_8171363932107009321_o IMG_20160314_085710-2 IMG_20160314_132835 IMG-20160314-WA0008-2 IMG-20160314-WA0010-2