Bidan Kita

Home Blog Page 3

Warna ASI dan Bagaimana Perubahannya

Warna ASI biasanya kuning, putih, bening, krem, cokelat, atau semburat biru. Namun, di beberapa waktu selama pengalaman menyusui Anda, Anda mungkin terkejut menemukan bahwa ASI Anda juga bisa berwarna lain. Perubahan warna ASI umumnya bukanlah sesuatu yang harus dikhawatirkan. Meski begitu, ibu menyusui tetap perlu memahami seperti apa perubahan warna ASI yang normal dan tidak normal.

Tergantung pada apa yang Anda makan atau minum, ASI Anda mungkin terlihat berwarna hijau, merah muda, atau merah. Kadang-kadang, sedikit darah bahkan bisa masuk ke dalam ASI sehingga memberikan warna coklat atau seperti karat.

Anda mungkin memperhatikan bahwa warna ASI Anda berubah seiring waktu. Mungkin yang membuat Anda bertanya-tanya apa warna ASI seharusnya dan apa yang normal?

Perubahan Warna berdasarkan Tahapan nya

Selama beberapa minggu pertama setelah Anda melahirkan, ASI Anda berubah dengan cepat. Tidak hanya komposisi dan jumlah, tetapi juga warnanya (2)  Jadi, apa warna ASI? Berikut adalah perubahan normal warna ASI berdasarkan tahapan.

Kolostrum

Kolostrum adalah ASI pertama yang dibuat tubuh Anda. Kolostrum keluar menjelang waktu melahirkan hingga beberapa hari pertama kelahiran bayi. Kolostrum sangat kaya akan protein, vitamin, dan imunoglobulin yang penting dalam membangun sistem kekebalan tubuh bayi.

Anda hanya membuat kolostrum dalam jumlah kecil, tetapi terkonsentrasi dan bergizi tinggi. Meskipun kolostrum terkadang jernih, tipis, dan berair, kolostrum lebih sering berwarna kuning atau oranye dan kental. Tingginya kadar beta-karoten dalam kolostrum memberinya warna kuning tua atau oranye

ASI transisi

ASI transisi muncul di akhir produksi kolostrum, produksi ASI meningkat dan tubuh Anda mulai membuat ASI transisi. Selama masa transisi dua minggu ini, warna ASI biasanya berubah dari kuning menjadi putih. ASI transisi ini mengandung banyak lemak dan laktosa.

ASI matang

Setelah sekitar dua minggu, tubuh Anda mencapai tahap susu matang. ASI yang matang berubah penampilan berdasarkan seberapa banyak lemak yang dikandungnya. ASI matang muncul setelah melewati masa transisi. Jenis ASI ini mengandung lebih banyak air dibandingkan karbohidrat, protein, dan lemak.

ASI matang terbagi dalam dua jenis, yaitu Foremilk yang berwarna agak jernih dan kebiru-biruan dan hindmilk yang tampak berwarna putih. Meski berbeda, kedua jenis ASI matang ini sangat diperlukan bagi tumbuh kembang bayi.

Foremilk: Secara umum, ketika ASI matang mulai mengalir keluar dari payudara Anda pada awal sesi menyusui atau memompa, ASI lebih tipis dan lebih rendah lemak. Susu ini disebut foremilk. Karena foremilk tipis, cenderung terlihat jernih atau kebiruan

Hindmilk: Saat Anda terus memompa atau menyusui, kandungan lemak dalam ASI Anda naik. Saat lemak meningkat, ASI berubah menjadi susu yang lebih kental yang disebut hindmilk. Hindmilk memiliki penampilan putih atau kuning yang lebih tebal

Warna Lain dan Apa Artinya

Makanan tertentu, herbal, suplemen nutrisi, dan obat-obatan dapat mengubah warna ASI Anda. ini juga dapat memengaruhi warna urin Anda dan urin bayi Anda.

Meskipun mungkin mengejutkan dan menakutkan untuk dilihat, namun ini normal jika ASI bervariasi dalam warna. Perubahan ini biasanya berhubungan dengan diet dan tidak berbahaya. Berikut adalah beberapa warna ASI yang berbeda.

ASI hijau

Anda mungkin melihat warna hijau pada ASI Anda setelah Anda makan makanan hijau atau makanan yang mengandung pewarna hijau. ASI Anda mungkin berwarna kehijauan jika Anda makan makanan yang berwarna hijau seperti bayam, rumput laut, atau jika Anda menambahkan herbal atau suplemen vitamin tertentu ke dalam makanan Anda.

ASI Merah Muda, Oranye, dan Merah

ASI berwarna merah muda, oranye, atau merah setelah makan makanan yang secara alami berwarna ini, atau setelah makan atau minum yang mengandung pewarna makanan merah, kuning, atau oranye. Bit, dan buah naga.

ASI Coklat, Berwarna Karat, dan Berwarna Darah

Jika darah dari dalam payudara Anda bocor ke saluran susu Anda, ASI Anda mungkin terlihat coklat, oranye tua, atau berwarna karat. Ketika ASI terlihat seperti air kotor dari pipa tua yang berkarat, itu disebut sindrom rusty pipe

Darah juga bisa masuk ke dalam ASI jika puting Anda pecah-pecah. Ini mungkin terlihat seperti garis-garis merah atau merah muda. Jangan panik. Anda tidak perlu membuang ASI atau berhenti menyusui. Sedikit darah dalam ASI Anda tidak akan membahayakan anak Anda. Dalam kebanyakan kasus, pendarahan akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Jika tidak, dan Anda terus melihat darah dalam ASI Anda setelah seminggu, tanyakan kepada dokter Anda

ASI Hitam

Produksi ASI hitam terkait dengan antibiotik Minocin (minocycline). Minocin juga menyebabkan penggelapan kulit. Penggunaan Minocin tidak dianjurkan saat Anda sedang menyusui. Itulah mengapa sangat penting bagi Anda untuk selalu memberi tahu dokter bahwa Anda sedang menyusui sebelum minum obat apa pun

Secara umum, beragam perubahan warna ASI yang tidak normal ini tidak perlu dikhawatirkan. Namun bila perubahan warna ASI terjadi berlarut-larut, disertai dengan rasa gatal, nyeri, atau perdarahan pada payudara, sebaiknya Anda segera

Konsultasi ke provider Anda

ASI yang disimpan

Saat Anda memompa dan menyimpan ASI, itu bisa sedikit berubah. Di lemari es, ASI dapat terpisah menjadi beberapa lapisan. Mungkin ada lapisan krem ​​​​yang tebal, putih atau kuning di bagian atas, dan lapisan bening atau berwarna biru yang lebih tipis di bagian bawah. Anda tidak perlu khawatir. Itu normal, dan itu tidak berarti susu menjadi kelek kualitasnya. Anda hanya perlu mencampur lapisan dengan memutar botol dengan lembut. ASI juga bisa berubah warna di dalam freezer. ASI beku mungkin terlihat lebih kuning

Kapan Harus Menghubungi Dokter?

Sebagian besar waktu, setiap perubahan warna ASI Anda disebabkan oleh sesuatu yang Anda makan, dan kemungkinan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, jika Anda memiliki kekhawatiran tentang ASI Anda, Anda harus merasa nyaman menghubungi provider Anda. Dokter atau spesialis laktasi Anda akan dapat mendengarkan kekhawatiran Anda, mengevaluasi situasi, dan meminta Anda datang untuk melakukan pemeriksaan, jika perlu.

Sumber:

  1. Bastianelli KS, Henry L. Variations in the Color of Breast Milk. Journal of Obstetric, Gynecologic & Neonatal Nursing. 2012;41. doi:10.1111/j.1552-6909.2012.01363_28.x
  2. Andreas NJ, Kampmann B, Le-Doare KM. Human breast milk: A review on its composition and bioactivity. Early Human Development. 2015;91(11):629-635. doi:10.1016/j.earlhumdev.2015.08.013
  3. Patton S, Canfield LM, Huston GE, Ferris AM, Jensen RG. Carotenoids of human colostrum. Lipids. 1990;25(3):159-65.
  4. Lawrence RA, Lawrence RM. Breastfeeding, A Guide for the Medical Profession. Elsevier Health Sciences; 2015.
  5. Yazgan H, Demirdöven M, Yazgan Z, Toraman AR, Gürel A. A mother with green breastmilk due to multivitamin and mineral intake: a case report. Breastfeed Med. 2012;7:310-2. doi:10.1089/bfm.2011.0048
  6. Faridi MM, Dewan P, Batra P. Rusty pipe syndrome: counselling a key intervention. Breastfeed Rev. 2013;21(3):27-30.
  7. Hunt MJ, Salisbury EL, Grace J, Armati R. Black breast milk due to minocycline therapy. Br J Dermatol. 1996;134(5):943-4.
  8. Academy of Breastfeeding Medicine Protocol Committee. ABM clinical protocol# 8: Human milk storage information for home use for full-term infants. Original protocol March 2004; revision# 1 March 2010. Breastfeeding Medicine. 2010;5(3).
  9. Additional Reading
  10. Barco I, Vidal M, Barco J, Badia À, Piqueras M, García A, Pessarrodona A. Blood-Stained Colostrum and Human Milk during Pregnancy and Early Lactation. Journal of Human Lactation. 2014 Nov 1;30(4):413-5.
  11. Drewniak MA, Lyon AW, Fenton TR. Evaluation of Fat Separation and Removal Methods to Prepare Low-fat Breast Milk for Fat-intolerant Neonates With Chylothorax.Nutrition in Clinical Practice. 2013 Oct;28(5):599-602.
  12. Riordan J, Wambach K. Breastfeeding and Human Lactation Fourth Edition. Jones and Bartlett Learning. 2014.

 

 

Tentang Menyusui dan ‘DARAH” di dalam ASI

Melihat ASI bercampur dengan darah mungkin membuat Sebagian besar ibu baru jadi panik dan langsung membuang ASI-nya. Bahkan, beberapa ibu mungkin jadi ragu untuk kembali menyusui bayinya. Nah kali ini saya akan bahas tentang DARAH di dalam ASI

Darah dalam ASI adalah masalah menyusui yang umum. Ini adalah sesuatu yang biasanya tidak diperhatikan oleh sebagian besar ibu menyusui kecuali jika Anda memompa ASI, anak Anda memuntahkan sedikit ASI yang bercampur darah, atau mereka melihat sedikit darah dalam tinja bayi mereka. Dan, meskipun mungkin menakutkan ketika Anda pertama kali menemukannya, Anda tidak perlu khawatir. Darah dalam ASI Anda biasanya bukan masalah medis yang serius.

Warna ASI

Darah dapat mengubah warna ASI Anda menjadi warna merah muda, merah, oranye, atau coklat. Pewarna makanan tertentu juga dapat mewarnai warna ASI Anda. Jadi, sebelum Anda panik, luangkan waktu sejenak untuk mengingat apakah Anda baru saja makan atau minum sesuatu yang berwarna merah seperti bit atau buah naga. Apa pun itu, cobalah untuk tidak khawatir. ASI Anda kemungkinan besar akan kembali ke rona keputihan, kekuningan, atau kebiruan dalam beberapa hari.

Penyebab warna ASI bisa berbeda beda bisa Anda cek di Link berikut ini

Penyebab

Darah dalam ASI biasanya bukan masalah serius, dan bisa berasal dari beberapa tempat berbeda. Berikut beberapa penyebab kolostrum dan ASI berwarna merah, pink, atau coklat.

  1. Puting yang terluka: Penyebab paling umum dari garis-garis merah atau merah muda pada ASI adalah puting pecah-pecah. Lepuh, eksim, dan luka. Goresan pada areola dan puting juga dapat menyebabkan perdarahan. Jika puting Anda berdarah, maka darah yang keluar akan sedikit terhisap bayi Anda saat dia menyusu, dan Anda mungkin melihat darah masuk ke ASI saat Anda memompa. Tapi, setelah puting Anda sembuh, Anda seharusnya tidak lagi melihat darah di ASI Anda.
  2. Sindrom Rusty Pipe: Selama minggu pertama atau lebih setelah Anda melahirkan, ada lebih banyak darah yang mengalir ke payudara Anda karena tubuh Anda dengan cepat mulai membuat ASI. Darah dari pembuluh darah vaskuler saat payudara Anda terjadi pembengkakan dapat meresap ke dalam saluran susu Anda menyebabkan kolostrum atau ASI awal Anda terlihat coklat, oranye, atau warna karat. Dan, meskipun tidak terlihat menggiurkan, tidak apa-apa untuk terus memberi ASI kepada bayi saat tubuh Anda sedang membersihkan saluran susunya. Sindrom ini terlihat lebih sering pada ibu yang baru pertama kali melahirkan. Ini tidak berbahaya atau menyakitkan, dan biasanya hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari
  3. Pembuluh darah kapiler yang pecah: Ada pembuluh darah kecil di payudara Anda yang disebut kapiler. Kapiler ini dapat menjadi rusak/pecah karena tidak menggunakan pompa payudara dengan benar, atau trauma lain pada payudara Anda. Darah dari kapiler yang rusak dan rusak kemudian dapat bocor ke dalam ASI Anda.
  4. Mastitis: Mastitis adalah peradangan payudara yang dapat menghasilkan ASI berwarna darah dari payudara yang terinfeksi. biasanya hanya terjadi pada salah satu payudara dan muncul secara tiba-tiba.

Berikut ini adalah beberapa gejala mastitis yang harus diwaspadai:

    • Payudara memar kemerahan
    • Sering terasa gatal
    • Terasa perih saat menyusui
    • Terdapat benjolan menyakitkan
    • Ukuran salah satu payudara lebih besar
    • Puting payudara mengeluarkan nanah
    • Sering merasa lelah
    • Pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher
    • Demam
  1. Papiloma Intraductal Jinak: Bila ada perdarahan merah dari puting susu yang tidak berhubungan dengan puting yang sakit dan rusak, bisa jadi karena papiloma intraduktal. Papiloma intraduktal adalah pertumbuhan kecil di payudara yang tidak bersifat kanker. Ini dapat tumbuh di dalam saluran susu atau merusak saluran susu yang menyebabkan keluarnya darah dari puting susu Anda.
  2. Kanker Payudara: Sebagian besar waktu, sedikit darah dalam ASI atau sedikit pendarahan dari puting Anda tidak perlu dikhawatirkan, tetapi jika tidak hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari, hubungi dokter Anda. Ada beberapa bentuk kanker payudara, seperti karsinoma duktal dan penyakit Paget, yang dapat menyebabkan pendarahan dari puting.

Puting berdarah

Ketika putting Anda berdarah, ini dianggap aman untuk terus menyusui dan memberikan ASI yang dipompa kepada anak Anda bahkan jika puting Anda berdarah atau Anda melihat darah dalam ASI Anda. Sejumlah kecil darah dalam ASI Anda tidak berbahaya, dan itu tidak akan mempengaruhi bayi Anda atau ASI Anda.

Selama bayi Anda menyusu dengan baik, Anda dapat terus menyusui. Masalahnya akan hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Jika tidak sembuh setelah seminggu, Anda harus memeriksakan diri ke dokter.

Namun, jika Anda memiliki infeksi yang dapat ditularkan melalui darah Anda, Anda harus berbicara dengan dokter Anda. Mungkin boleh saja menyusui dengan infeksi seperti Hepatitis B atau C tanpa darah. Tetapi jika ada darah, Anda harus berhenti menyusui. Tunda pemberian ASI kepada anak Anda sampai puting Anda sembuh dan pendarahannya telah berakhir.

Beberapa penelitian menyatakan bahwa paparan darah melalui ASI dapat meningkatkan risiko bayi terkena infeksi yang menyebar melalui darah dan cairan tubuh, seperti virus hepatitis dan HIV.

Kemungkinan Komplikasi

Darah dalam ASI Anda mungkin tidak berpengaruh pada si kecil sama sekali. Namun, beberapa anak mungkin mengalami masalah berikut:

  1. Masalah Menyusui: Sedikit darah tidak akan menyebabkan masalah, tetapi jumlah yang lebih banyak dapat mengubah rasa ASI Anda. Anak Anda mungkin tidak menyukai rasa baru dan menolak untuk menyusui.
  2. Muntah: Sekali lagi, beberapa darah biasanya tidak menjadi masalah, namun, anak Anda mungkin muntah jika ada jumlah darah yang berlebihan dalam ASI Anda.
  3. Perubahan system pencernaan: Saat minum ASI yang diwarnai darah, kotoran bayi Anda mungkin sedikit lebih gelap dari biasanya, atau Anda mungkin melihat sedikit darah yang terlihat di popoknya. Jika Anda tahu bahwa darah berasal dari ASI Anda, maka tidak apa-apa.

Solusi

  • Anda tidak harus berhenti menyusui atau memompa. Tidak apa-apa untuk terus memberikan ASI kepada anak Anda jika ada sedikit darah di dalamnya. Dan, tentu saja, Anda selalu dapat menghubungi bidan atau dokter Anda untuk kepastian dan informasi lebih lanjut jika Anda membutuhkannya.
  • Jika Anda dapat melihat bahwa pendarahan berasal dari puting yang retak atau rusak, atasi masalahnya. Pastikan anak Anda menempel atau melakukan perlekatan dengan benar dan gunakan krim puting susu yang aman, ASI Anda, atau bantalan payudara hidrogel yang menenangkan untuk membantu menyembuhkan dan melindungi puting Anda.
  • Jika menyusui terlalu menyakitkan dan Anda perlu berhenti menyusui sebentar agar puting Anda sembuh, Anda harus terus memompa sesering mungkin untuk menjaga suplai ASI Anda. Ingatlah untuk berhati-hati dengan pompa Anda dengan menjaga hisapan dan kecepatan pada tingkat yang nyaman.
  • Anda dapat terus memberi anak Anda ASI yang Anda pompa dengan menggunakan metode pemberian makan alternatif.
  • Jika payudara Anda bengkak dan keras, obati pembengkakan.
  • Jika penyebab pendarahan tidak jelas dan Anda tidak dapat melihat dari mana asalnya, Anda dapat memberikan waktu beberapa hari untuk melihat apakah itu hilang. Tapi, jika tidak juga hilang dalam beberapa hari, hubungi dokter untuk pemeriksaan.
  • Pantau diri Anda untuk tanda-tanda infeksi seperti demam, kemerahan, bengkak, dan nyeri tekan. Jika Anda melihat salah satu dari gejala-gejala ini, hubungi dokter Anda untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.

Penyimpanan

Darah dapat mengubah rasa ASI Anda. Rasanya mungkin lebih kuat setelah beberapa saat disimpan di lemari es atau freezer. Jika Anda sangat banyak darah di dalam ASI hingga warna ASI Anda merah segar, kemungkinan kecil anak Anda akan menolaknya.

Sumber:

Dolan RT, Butler JS, Kell MR, Gorey TF, Stokes MA. Nipple discharge and the efficacy of duct cytology in evaluating breast cancer risk. The Surgeon. 2010;31;8(5):252-8.

Lawrence RA., Lawrence RM. Breastfeeding A Guide For The Medical Profession Eighth Edition. Elsevier Health Sciences. 2015.

Yeung CY, Lee HC, Chan WT, Jiang CB, Chang SW, Chuang CK. Vertical transmission of hepatitis C virus: Current knowledge and perspectives. World Journal of Hepatology. 2014;6(9):643.

Yu JH, Kim MJ, Cho H, Liu HJ, Han SJ, Ahn TG. Breast diseases during pregnancy and lactation. Obstetrics & Gynecology Science. 2013;1;56(3):143-59.

Academy of Breastfeeding Medicine Protocol Committee. ABM clinical protocol# 20: Engorgement. 2009.

 

 

Jerawat Payudara

Apa Itu Jerawat Payudara?

Masa menyusui merupakan masa yang indah karena Anda akhirnya dapat bertemu dengan si kecil setelah penantian lama. Namun, di masa menyusui ini, Anda akan menjumpai berbagai tantangan-tantangan tersendiri, dan salah satunya adalah jerawat payudara atau blebs. Jerawat payudara merupakan bintik-bintik putih kecil di areola dan area puting

yang cukup umum terjadi selama masa menyusui. Walaupun tampak tidak berbahaya, namun bintik-bintik putih ini dapat menjadi sangat menyakitkan, terutama ketika bayi Anda sedang menyusu. Namun, kabar baiknya, ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi dan menghindari jerawat payudara. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai jerawat payudara.

Apa penyebabnya?

Jerawat payudara biasanya disebabkan oleh bayi Anda yang tidak menempel dengan benar saat menyusui sehingga memberikan tekanan yang berlebihan di salah satu area. Selain itu, menyusui dengan sudut yang tidak biasa, thrust, dan supply ASI yang terlalu banyak juga dapat menyebabkan jerawat payudara.

Jerawat payudara terjadi ketika ada kulit yang tumbuh diatas kelenjar payudara dan menyumbat pori-pori Anda, menimbulkan titik-titik putih atau kuning. Titik-titik putih tersebut berisi ASI dan membuat jerawat tersebut terlihat seperti luka melepuh. Jerawat payudara ini seringkali dianggap sebagai efek dari ASI tersumbat, namun masalah ini juga dapat menyebabkan ASI tersumbat (untuk mengetahui lebih lanjut mengenai ASI tersumbat, klik disini …)

Apa yang dapat dilakukan?

Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi jerawat payudara di rumah:

  • Larutan garam

Rendam puting Anda di larutan garam. Campur dua sendok teh garam epsom dengan air hangat. Lakukan hal ini tiga sampai empat kali sehari sampai sumbatan hilang.

  • Pijat puting

Cobalah untuk memijat puting Anda dengan lembut setelah Anda mandi atau merendam payudara Anda di larutan garam agar kulit Anda sedang berada di dalam kondisi lembut. Cobalah untuk memberi tekanan di belakang puting. Ingatlah untuk tidak memberikan terlalu besar di area puting karena akan terasa menyakitkan.

  • Kompres

Gunakanlah kompres hangat di puting 15 menit sebelum menyusui dan keringkan puting Anda sebelum menyusui. Apabila puting Anda sakit, Anda juga dapat menggunakan kompres dingin untuk membantu meredakan rasa sakit.

  • Minyak zaitun

Minyak zaitun dapat membuat puting Anda tetap lembut dan lembab sepanjang hari. Letakkan kapas yang telah diberi minyak zaitun di dalam bra Anda sehingga kapa stersebut menutup puting Anda. Ingatlah untuk membersihkannya terlebih dahulu sebelum menyusui dan mengganti kapas tersebut dua kali sehari.

  • ASI perah

ASI memiliki kandungan antimikroba sehingga menyusui merupakan cara yang edektif untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi Anda. Selain itu, beberapa orang juga mengatakan bahwa kandungan antimikroba tersebut dapat mencegah luka di puting Anda untuk menjadi terinfeksi.

  • Menyusui

Menyusui dengan lebih sering dapat menstimulasi aliran ASI di saluran ASI Anda berkat gerakan mulut dan rahang bayi Anda saat menyusui. Parikan bahwa bayi Anda berada di posisi yang benar saat menyusui. Posisikan dagu dan mulut bayi Anda tepat di area jerawat payudara sehingga bayi Anda dapat menghisap area tersebut sekuat mungkin. Selain itu, menyusui dengan lebih sering juga dapat mencegah ASI tersumbat.

  • Suplemen lechitin

Konsultasikan dengan provider Anda mengenai penggunaan suplemen lechitin. Lechitin merupakan zat lemak yang diduga dapat membuat ASI Anda lebih encer dan tidak begitu lengket sehingga mengurangi resiko ASI tersumbat.

Kapan harus pergi ke rumah sakit?

Pada umumnya, jerawat payudara akan sembuh dengan sendirinya, namun konsultasikanlah dengan provider Anda apabila jerawat payudara Anda tidak kunjung membaik atau menjadi sangat menyakitkan sampai Anda tidak dapat menyusui. Konsultasikan juga dengan provider Anda apabila jerawat payudara Anda menunjukkan tanda-tanda infeksi seperti demam, menggigil, badan sakit-sakit, kelelahan, rasa sakit di satu area di payudara, atau pembengkaan.

Bagaimana cara mencegahnya?

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mencegah jerawat payudara:

  • Posisikan bayi Anda dengan benar saat menyusui. Pastikan bahwa bahwa bayi Anda menempel dengan benar sehingga mulut bayi Anda membentuk segel yang kuat diantara puting dan sebagian besar areola Anda. Cobalah untuk bereksperimen dengan posisi bayi Anda saat menyusui.
  • Bersihkan puting Anda setelah menyusui dengan kain yang telah dibasahi untuk mencegah pori-pori tersumbat.
  • Minum banyak cairan. Selain mengurangi produksi ASI Anda, dehidrasi juga dapat membuat ASI Anda menjadi lebih kental sehingga meningkatkan resiko ASI tersumbat dan jerawat payudara.
  • Pompa atau perah ASI Anda sebelum Anda tidur. Terkadang, bayi Anda mulai tidur sepanjang malam. Walaupun hal ini berarti Anda dapat tidur lebih lama, namun hal ini juga berarti payudara Anda akan menjadi sangat penuh. Memompa atau memerah ASI Anda sebelum tidur dapat membantu untuk mencegah pembentukan jerawat payudara.

 Knowledge is power~

Sumber:

https://www.healthline.com/health/parenting/milk-blister#The-Takeaway

https://www.medela.com.au/breastfeeding/blog/breastfeeding-tips/breastfeeding-advice-what-is-white-bleb-and-what-can-i-do-about-it

https://www.medicalnewstoday.com/articles/321714#best-remedies

https://www.verywellfamily.com/blebs-and-breastfeeding-431579

https://www.whattoexpect.com/first-year/breastfeeding/milk-blebs-blisters-breastfeeding/

 

ASI Bocor Selama Kehamilan

Pengertian ASI Bocor

Selama kehamilan, payudara Anda akan mengalami berbagai perubahan. Dari awal kehamilan Anda, dengan adanya perubahan hormon di tubuh Anda, payudara Anda mulai mempersiapkan produksi ASI untuk si kecil. Untuk beberapa orang, payudara yang mentheng-mentheng bahkan merupakan tanda awal dari kehamilan. Selain itu, alveoli Anda (kantung kecil di payudara Anda tempat ASI diproduksi) mulai tumbuh lebih besar dan bertambah banyak. ASI yang diproduksi oleh alveoli ini nantinya akan disalurkan ke puting Anda melalui saluran ASI.

Selain perubahan diatas, Anda mungkin juga menyadari bahwa payudara Anda terasa lebih besar dan lebih berat. Areola Anda (area kecoklatan disekitar puting Anda) biasanya juga akan menjadi lebih gelap dan semakin lebar. Anda mungkin juga akan menyadari benjolan benjolan kecil disekitar puting Anda. Benjolan tersebut dinamakan Tuberkel Montgomery. Benjolan ini normal muncul saat Anda hamil atau menyusui dan berfungsi untuk memproduksi minyak agar kulit Anda tetap licin dan terlindung dari infeksi. Karena volume darah Anda meningkat, Anda mungkin akan menyadari bahwa pembuluh darah di payudara Anda lebih terlihat.

Semua perubahan diatas merupakan bentuk persiapan yang dilakukan tubuh Anda untuk mempersiapkan Anda dalam menyusui si kecil. Sebelum ASI Anda matang, payudara Anda akan terlebih dahulu memproduksi kolistrum. Terkadang, kolostrum ini dapat keluar bahkan beberapa bulan sebelum HPL (Hari Perkiraan Lahir) Anda dan ini adalah hal yang normal. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai ASI bocor selama kehamilan.

Apa itu kolostrum?

Kolostrum atau yang juga disebut sebagai cairan emas karena kandungan nutrisi dan antibodinya yang luar biasa adalah ASI pertama yang diproduksi payudara Anda. Wujud kolostrum beragam dari cairan bening sampai cairan kental kekuningan. Kolostrum adalah makanan super yang akan memenuhi semua kebutuhan bayi Anda sampai ASI Anda matang sekitar hari ketiga atau keempat setelah persalinan. Sebelum ASI Anda matang, bayi Anda hanya akan memerlukan beberapa sendok teh kolostrum untuk memenuhi semua kebutuhan bayi Anda.

Apa penyebab ASI bocor selama kehamilan?

Salah satu penyebab utama bocornya ASI adalah hormon prolaktin. Hormon ini berperan dalam produksi ASI Anda. Alasan mengapa ASI Anda seringkali bocor di trimester ketiga dan bukan di trimester pertama atau kedua adalah karena tingkat hormon estrogen dan progesteron Anda yang masih tinggi. Tingginya hormon estrogen dan progesteron ini menjaga agar produksi ASI belum dimulai. Namun, apabila hormon prolaktin Anda lebih tinggi daripada kedua hormon tersebut, ASI bocor dapat terjadi. Selain itu, ASI Anda juga dapat bocor apabila puting Anda tergesek bra ketika Anda beraktivitas atau ketika mendapat stimulasi seperti saat berhubungan seksual.

Apa kolostrum yang keluar dapat disimpan?

Apabila kolostrum Anda keluar beberapa tetes ketika Anda hamil, Anda dapat menggunakan breast pad agar rembesan ASI Anda tidak mengenai pakaian Anda. Namun, apabila Anda ingin menyimpan kolostrum yang keluar, Anda dapat menyimpannya di dalam freezer. Ingatlah untuk menulis tanggal penyimpanan ASI tersebut. Pada umumnya, kolostrum Anda dapat disimpan di dalam freezer hingga enam bulan. Apabila Anda ingin menggunakannya, Anda dapat mencairkannya di suhu ruangan atau merendamnya dengan air hangat. Setelah dicairkan, kolostrum Anda dapat bertahan hingga 24 jam. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai memeras dan menyimpan ASI selama kehamilan, klik disini.

Kapan harus pergi ke dokter

ASI bocor pada umumnya merupakan sesuatu yang sangat normal, namun konsultasikanlah dengan provider Anda apabila ASI Anda keluar lebih banyak dari biasanya atau apabila kolostrum Anda mengandung darah.

Knowledge is power~

Sumber:

-https://www.kopabirth.com/nipple-discharge-during-pregnancy-leaking-breasts/
-https://www.nhs.uk/pregnancy/related-conditions/common-symptoms/leaking-nipples/
-https://www.parents.com/pregnancy/my-body/changing/whats-up-with-pregnancy-breast-leaking/
-https://www.webmd.com/baby/breasts-leaking
-https://www.whattoexpect.com/pregnancy/symptoms-and-solutions/leaking-colostrum.aspx

 

Puting Pecah-Pecah saat Menyusui

Pengertian Puting Pecah-pecah

Menyusui seharusnya merupakan pengalaman yang menyenangkan, baik bagi Anda maupun bayi Anda. Jadi apabila Anda merasakan rasa sakit saat menyusui, maka itu adalah tanda bahwa ada sesuatu yang salah. Ada banyak hal yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit saat menyusui, dan salah satunya adalah puting yang luka atau pecah-pecah. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai puting lecet dan cara mengatasinya.

Apa penyebabnya?

Rasa sakit di area puting merupakan masalah yang umum dialami oleh para ibu yang baru pertama kali menyusui. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan puting sakit, lecet, atau pecah-pecah.

  • Puting sensitif

Puting yang sensitif adalah masalah yang seringkali dialami oleh para ibu baru. Masalah ini biasanya mulai terjadi selama kehamilan dan memuncak 4 hari setelah melahirkan. Apabila puting Anda sensitif, Anda mungkin akan merasa seperti puting Anda ditusuk dengan jarum ketika bayi Anda mulai menyusu, dan sensasi ini biasanya berlangsung sampai 30 detik. Namun, kabar baiknya, masalah ini biasanya akan membaik dengan sendirinya. Apabila hal ini benar-benar mengganggu dan membuat Anda merasa tidak nyaman, Anda dapat mencoba untuk menggunakan kompres dingin atau hangat sebelum dan setelah menyusui.

  • Posisi yang tidak tepat

Kunci kesukesan menyusui terletak pada posisi yang baik, atau lebih tepatnya memastikan bahwa mulut bayi Anda menempel dengan benar di payudara Anda saat menyusui. Rasa sakit pada puting Anda dapat menjadi tanda bahwa bayi Anda tidak menempel dengan benar. Beberapa tanda lain bahwa bayi Anda tidak menempel dengan benar adalah suara klik klik klik yang menandakan bahwa bayi Anda hanya menghisap puting Anda dan bukan payudara Anda. Selain itu Anda akan menyadari bahwa bayi Anda rewel, melakukan gerakan mengunyah, atau menjadi merah.

  • Thrush

Thrush atau yang disebut juga dengan kandidiasis mulut adalah infeksi jamur pada mulut yang disebabkan oleh jamur Candida albicans yang menumpuk pada lapisan mulut. Kandungan laktosa di dalam ASI Anda dapat membuat jamur ini semakin tumbuh dengan subur. Thrush dapat mempengaruhi bayi Anda dan puting Anda. Tanda tandanya adalah puting yang berwarna pink, gatal, dan terlihat keras, kering, dan atau terbakar. Anda juga dapat melihat pipi bayi Anda di bagian dalam atau lidah bayi Anda untuk memastikan apakah ia juga terkena thrush. Apabila Anda melihat ada putih-putih yang melapisi lidah atau pipi bayi Anda di area dalam, maka kemunginan bayi Anda juga terkena thrush.

Apabila Anda atau bayi Anda terkena thrush, Anda harus mengobatinya terlebih dahulu. Kabar baiknya, Anda biasanya tidak perlu berhenti menyusui selama pengobatan. Ingatlah untuk selalu mejaga kebersihan Anda seperti mencuci tangan, menggunakan handuk yang berbeda, dan menggunakan bra yang bersih.

  • Jerawat payudara atau blebs

Blebs atau jerawat payudara adalah pori pori puting yang tersumbat. Blebs biasanya terlihat seperti bintik-bintik putih kecil yang terlihat seperti luka melepuh dan berisi susu. Hal ini biasanya terjadi ketika ASI Anda tersumbat sehingga ASI Anda tidak dapat keluar, mengeras, lalu menyumbat aliran ASI di area puting.  Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai jerawat payudara dan cara mengatasinya, klik disini …

  • Teething

Teething merupakan sensasi yang dirasakan oleh bayi Anda ketika giginya mulai tumbuh. Gejala teething dapat dimulai sejak si kecil berusia 3 sampai 4 bulan. Rasa tidak nyaman yang disebabkan oleh teething ini dapat diredakan dengan menggigit dan mengunyah, termasuk puting Anda.

Apabila bayi Anda mulai teething, tawari bayi Anda mainan untuk teething atau handuk basah yang telah dimasukkan freezer untuk membantu membuat gusi bayi Anda menjadi kebas, mengizinkannya untuk dapat menempel dan menyusu dengan baik. Apabila bayi Anda tetap mengunyah payudara Anda, lepaskan bayi Anda dengan perlahan dan berikan handuk basah dingin lagi pada gusi si kecil.

  • Kulit kering

Kulit yang terlalu kering atau dermatitis kontak (dermatitis yang terjadi ketika kulit Anda iritasi akibat paparan bahan kimia tertentu) dapat menyebabkan puting Anda menjadi terasa sakit.

Apabila kulit Anda kering, Anda dapat memeras sedikit ASI Anda menggunakan tangan dan mengoleskannya di puting Anda. Anda juga dapat menggunakan krim lanolin murni. Ketika Anda mandiri, hindari menggunakan sabun pada payudara atau puting Anda.

  • Eczema

Eczema atau dermatitis atopik merupakan jenis dermatitis yang sangat umum. Apabila Anda terkena dermatitis ini, kulit Anda akan terlihat merah, beruam, dan bersisik. Eczema ini dapat terjadi di punggung, lutut, siku, sekitar mata, dan bahkan puting Anda. Konsultasikan pada provider Anda apabila Anda terkena eczema.

  • Pompa payudara

Puting yang sakit dapat disebabkan oleh pompa payudara Anda, terutama apabila Anda menggunakan pompa dengan setelan sedotan yang terlalu tinggi atau menggunakannya dengan posisi yang tidak benar sehingga terdapat gesekan yang berlebih.

Cara menempelkan bayi dengan baik

Posisi dan kontak mulut bayi dengan payudara Anda adalah kunci kesuksesan perjalanan menyusui Anda. Posisi yang baik juga dapat menghindarkan Anda dari berbagai masalah termasuk sakit payudara. Berikut ini adalah beberapa tips untuk menempelkan bayi dengan baik saat menyusui.

  • Pastikan bahwa Anda duduk atau tidur dengan nyaman. Posisikan dada bayi Anda di dada Anda dengan mulut dan mulut si kecil menghadap ke puting anda.
  • Apabila Anda di posisi tidur, biarkan pipi bayi Anda menempel di payudara Anda, apabila Anda dalam posisi duduk, angkat sedikit payudara Anda sehingga payudara Anda tidak menekan dagu bayi Anda.
  • Posisikan bayi Anda sehingga kontak pertama bayi Anda dengan payudara Anda adalah dagu bayi Anda di areola Anda (area kegelapan disekitar puting)
  • Bawa kepala bayi Anda ke payudara Anda dan bukan sebaliknya.
  • Pastikan bahwa kepala bayi Anda miring sehingga mulut bayi Anda dapat menempel di payudara Anda dengan nyaman tanpa melukai puting Anda.
  • Pastikan bahwa posisi badan bayi Anda lurus dari bahu ke panggul.
  • Dengan lembut, pegang dagu bayi Anda dan tariklah kebawah sehingga mulut si kecil membuka ketika bayi Anda mulai mendekat ke payudara Anda untuk menyusui.
  • Gelitik bibir bayi Anda bagian atas dengan puting Anda dan tunggulah sampai mulut bayi Anda terbuka dengan lebar seperti sedang menguap sebelum Anda menuntunnya dengan perlahan ke payudara Anda.
  • Pastikan bahwa puting dan sebagian besar areola dan sekitarnya berada di mulut si kecil
  • Lepaskan mulut bayi Anda dari payudara Anda apabila bayi Anda tidak menempel dengan baik.

Bagaimana mengatasinya?

Puting yang pecah atau luka dapat membuat menyusui menjadi sesuatu yang menyakitkan. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan apabila Anda mengalami rasa sakit di area puting.

Sebelum menyusui:

  • Amati tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bayi Anda lapar dan tawari bayi Anda untuk menyusu sebelum ia menangis.
  • Posisikan badan Anda senyaman mungkin
  • Pijat payudara Anda dengan lembut dan kompres payudara Anda dengan air hangat untuk membantu ASI Anda keluar.
  • Peras sedikit ASI Anda dengan tangan untuk melunakkan areola dan membasahi puting Anda.

Saat menyusui:

  • Tawari bayi Anda payudara yang tidak sakit terlebih dahulu.
  • Pastikan bahwa bayi Anda menempel dengan benar saat menyusui
  • Cobalah berbagai posisi saat menyusui
  • Apabila puting Anda luka, Anda mungkin harus berhenti menyusui selama 12-24 jam untuk mengistirahatkan puting Anda dan mengizinkan puting Anda untuk sembuh. Di situasi semacam ini, untuk menghindari masalah lain seperti produksi ASI yang menurun, ASI tersumbat, mastitis, atau lainnya, Anda dapat memerah ASI Anda dengan tangan secara lembut dan menyusui bayi Anda dengan ASI yang telah diperah tersebut.

Setelah menyusui:

  • Amati tanda tanda di puting Anda seperti kemerahan atau puting yang tampak tergencet.
  • Peras sedikit ASI Anda dengan tangan dan basahi puting Anda dengan ASI tersebut.

Apa yang harus dihindari?

Berikut ini adalah beberapa hal yang harus Anda hindari apabila puting Anda sakit atau luka:

  • Menggunakan produk yang dapat merusak kulit pada puting Anda dan memperkering kulit Anda, seperti produk yang mengandung alkohol dan handuk yang kasar.
  • Menggunakan bra yang terlalu ketat atau nursing pads yang berbahan plastik
  • Menggunakan pompa ASI yang terlalu kuat dan dapat melukai puting Anda
  • Penggunaan kantong teh basah. Kantong teh basah adalah obat tradisional yang cukup populer, namun kandungan asam pada teh justru dapat membuat puting Anda semakin kering dan bahkan pecah pecah.
  • Penggunaan krim atau obat oles yang tidak 100% lanolin atau tidak dapat dikonsumsi. Obat-obat tersebut terkadang dapat mencegah sirkulasi udara dan membuat puting Anda semakin kering, selain itu, produk tersebut juga dapat berbahaya bagi bayi Anda. Walaupun Anda dapat mencuci puting Anda setiap sebelum menyusui, Anda akan kehilangan keuntungan dari lubrikan alami di puting Anda setiap Anda mencucinya.

 Knowledge is power~

Sumber:

– https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/common-concerns–mum/sore-cracked-nipples
– https://www.healthline.com/health/parenting/sore-nipple-breastfeeding#milk-bleb
– https://www.laleche.org.uk/comfortable-breastfeeding/
– https://www.pregnancybirthbaby.org.au/sore-cracked-or-bleeding-nipples
– https://www.whattoexpect.com/first-year/breastfeeding/sore-cracked-painful-nipples-breastfeeding/

Memerah ASI selama Kehamilan

Pengertian

Pada umumnya, tubuh Anda mulai memproduksi ASI, atau lebih tepatnya kolostrum, ketika umur kehamilan Anda sekitar 16 sampai 20 minggu. Hal ini sangatlah normal. Di trimester ketiga, beberapa ibu menyadari bahwa ASInya mulai merembes. Di masa-masa ini, daripada kolostrum Anda terbuang sia-sia, Anda dapat memerah atau mengumpulkan kolostrum Anda dan membekukannya sehingga Anda dapat memberikannya ke si kecil segera setelah ia lahir. Hal ini sangat berguna terutama apabila Anda harus dipisahkan dengan bayi Anda segera setelah lahir karena hal-hal tertentu, atau apabila bayi Anda memiliki kesulitan dalam menyusu atau membutuhkan perawatan khusus. Selain itu, Anda akan dapat memerah ASI Anda dengan lebih mudah di masa menyusui apabila Anda pernah melakukannya sebelumnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai memerah ASI selama kehamilan.

Apa itu kolostrum?

Kolostrum adalah ASI pertama yang diproduksi oleh payudara Anda. Kolostrum biasanya memiliki warna dan kekentalan yang berbeda dari ASI yang sudah matang. Kolostrum pada umumnya berwarna kuning keemasan dan memiliki konsistensi yang lebih kental. Kolostrum ini serung juga disebut sebagai cairan emas karena kandungan nutrisi dan antibodinya yang luar biasa. Kolostrum adalah makanan super yang akan memenuhi semua kebutuhan bayi Anda sampai ASI Anda matang sekitar hari ketiga atau keempat setelah persalinan. Sebelum ASI Anda matang, bayi Anda hanya akan memerlukan beberapa sendok teh kolostrum untuk memenuhi semua kebutuhan bayi Anda. Kolostrum ini sebenarnya sudah mulai diproduksi sejak masa kehamilan, tepatnya sekitar umur kehamilan 16 sampai 20 minggu. Di trimester tiga, terkadang kolostrum ini keluar dengan sendirinya, atau yang sering juga disebut dengan ASI bocor. Hal ini sangatlah normal dan biasanya dapat dengan mudah diatasi dengan menggunakan breast pad agar ASI tersebut tidak merembes ke baju yang Anda kenakan. Namun, ada beberapa ibu yang memilih untuk dengan sengaja mencoba mengeluarkan kolostrum tersebut untuk disimpan dan kemudian diberikan kepada si kecil segera setelah ia lahir.

Mengapa memerah ASI selama kehamilan?

Untuk beberapa ibu, “memerah” ASI atau kolostrum selama kehamilan dapat menjadi suatu cara untuk memastikan bahwa si kecil dapat memulai kehidupannya tanpa membutuhkan tambahan dari susu formula, mengingat bahwa pentingnya ASI eksklusif telah dibuktikan dan direkomendasikan oleh berbagai penelitian dan organisasi kesehatan, seperti WHO (World Health Organization), IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia), dan lainnya.

Dalam kasus tertentu, beberapa bayi terkadang membutuhkan cairan atau nutrisi di awal periode pasca persalinan. Apabila hal ini terjadi dan Anda tidak memiliki bank ASI atau cadangan ASI, bayi Anda mungkin akan harus diberikan susu formula di awal periode pasca persalinan. Namun, apabila Anda telah memiliki cadangan kolostrum sebelumnya, bayi Anda dapat mendapatkan nutrisi dan cairan yang ia perlukan dan dapat tetap ASI eksklusif.

Selain alasan diatas, provider Anda mungkin juga akan merekomendasikan Anda untuk memerah ASI selama kehamilan apabila:

  • Si kecil diduga memiliki bibir sumbing yang membuatnya kesulitan untuk menyusu.
  • Si kecil diketahui memiliki cacat bawaan seperti kelainan jantung atau Down’s syndrome
  • Si kecil lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah
  • Anda hamil kembar
  • Anda memiliki diabetes gestasional atau riwayat diabetes sebelum kehamilan
  • Anda mengkonsumsi obat beta-blokers sebagai obat hipertensi

Alasan mengapa Anda disarankan untuk memerah ASI selama kehamilan apabila Anda memiliki diabetes gestasional atau memiliki riwayat diabetes adalah karena bayi-bayi yang lahir dari ibu yang memiliki diabetes selama kehamilan lebih rentan untuk memiliki gula darah rendah segera setelah lahir atau yang juga disebut sebagai hipoglikemia.

Kondisi hipoglikemia ini dapat membuat bayi Anda terlihat lemas dan tidak mau menyusu, dan apabila tidak ditangani, bayi Anda dapat mengalami kejang, apnea (berhenti bernapas), bibir dan kuku kebiruan, atau bahkan kerusakan otak. Berhubung ASI Anda seringkali belum keluar segera setelah persalinan, bayi Anda akan diberikan susu formula untuk menaikkan gula darahnya. Namun, apabila Anda sudah memiliki persediaan ASI, hal semacam ini dapat dihindari.

Apabila Anda telah mengumpulkan cadangan kolostrum selama kehamilan, si kecil tidak akan memerlukan tambahan dari susu formula yangmana memiliki beberapa resiko untuk sistem pencernaan si kecil yang belum matang. Berdasarkan penelitian, pemberian susu formula untuk bayi yang baru lahir juga dapat meningkatkan resiko alergi dan diabetes di masa depan.

Selain dalam kasus hipoglikomia, memiliki cadangan kolostrum sebelum persalinan juga dapat sangat berguna ketika si kecil tidak dapat menyusu dengan baik, harus segera dipisahkan dengan Anda untuk mendapar perawatan khusus, atau sebatas apabila ASI Anda tiba-tiba tidak mau keluar setelah persalinan yangmana merupakan skenario yang sangat umum terjadi.

Kapan bisa dimulai?

Salah satu resiko memerah ASI selama kehamilan adalah munculnya kontraksi yang menyebabkan kelahiran prematur. Hal ini karena stimulasi puting dapat meningkatkan hormon oksitosin yang juga berfungsi dalam menimbulkan kontraksi. Oleh karena itu Anda disarankan untuk dapat mulai memerah kolostrum Anda di umur kehamilan 37 minggu. Namun, ingatlah untuk berhenti apabila saat memeras ASI Anda merasa bahwa perut Anda kenceng-kenceng. Anda juga dapat mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan provider Anda sebelum memerah kolostrum Anda. 

Bagaimana caranya?

Cara terbaik untuk memerah kolostrum Anda selama kehamilan adalah dengan menggunakan tangan. Anda tidak direkomendasikan untuk memerah kolostrum dengan pompa ASI selama kehamilan berhubung hanya akan memerah kolostrum dalam jumlah yang sedikit dan menggunakan pompa akan lebih tidak praktis dan tidak efektif daripada menggunakan tangan.

Pada umumnya, Anda hanya membutuhkan waktu tiga sampai lima menit untuk memerah beberapa tetes kolostrum dan Anda dapat memerahnya sebanyak dua sampai tiga kali sehari. Apabila Anda sudah siap untuk memerah ASI Anda, berikut ini adalah beberapa tahapan untuk melakukannya:

  • Pastikan bahwa Anda mempunyai tempat yang bersih dan steril untuk menyimpan kolostrum Anda, seperti suntikan tanpa jarum alat bantu makan.
  • Cuci tangan Anda dan letakkan kain hangat di payudara Anda untuk membantu menstimulasi aliran ASI Anda atau Anda juga dapat mandi atau berendam terlebih dahulu sebelumnya.
  • Carilah posisi yang nyaman di tempat yang hangat dan membuat Anda merasa nyaman dan tidak banyak distraksi. Gunakan teknik napas yang telah Anda pelajari atau dengarkanlah rekaman relaksasi. Anda juga dapat mencoba untuk melakukannya sambil memvisualisasikan bayi Anda untuk membantu menstimulasikan ASI Anda.
  • Mulailah untuk memijat payudara Anda dengan lembut, membelainya dari atas ke bawah ke arah puting Anda untuk menstimulais reflek keluarnya ASI atau letdown reflex.
  • Bentuk huruf C dengan tangan Anda dan letakkan di sekitar payudara Anda dengan jari-jari dibawah untuk menyangga payudara Anda dan ibu jari Anda berada di atas.
  • Pijat payudara Anda dengan gerakan menurun dari atas ke bawah ke arah puting Anda dengan ibu jari Anda sampai jempol Anda merasakan geronjalan di bawah kulit payudara Anda (biasanya di area dekat areola (area yang terlihat lebih gelap di sekitar puting Anda). Ketika Anda menemukan area itu, tekan dengan perlahan dan lepaskan untuk mulai memeras.
  • Anda akan menyadari bahwa beberapa tetes kolostrum mulai keluar dari puting Anda. Gunakan suntikan makan yang sudah Anda siapkan sebelumnya untuk mengumpulkan tetesan kolostrum tersebut. Anda dapat melakukannya dengan menarik plunger suntikan tersebut (bagian yang digunakan untuk menarik cairan ke dalam suntikan). Anda mungkin akan membutuhkan bantuan orang untuk membantu melakukannya. Apabila tetesan tersebut melambat atau berhenti, putar tangan Anda di sekitar payudara Anda dan coba lagi.
  • Apabila Anda menyadari bahwa ASI Anda mulai keluar dalam jumlah yang lumayan banyak, Anda dapat menggunakan sendok atau tempat steril terlebih dahulu sebagai tempat ASI Anda sebelum memasukannya ke dalam suntikan makan. Pada umumnya, Anda dapat menggunakan suntikan yang sama sepanjang hari, namun ingatlah untuk memasukannya ke kulkas di sela-sela sesi. Gunakan suntikan makan baru apabila Anda ingin memeras lagi di keesokan harinya.
  • Bekukan suntikan makanan itu setelah Anda selesai memerah ASI Anda. Anda dapat menyimpan suntikan makanan itu di tempat khusus sebelum memasukannya di freezer, terutama apabila suntikan tersebut tidak memiliki tutup. Pastikan bahwa Anda memberikan label tanggal sebelum Anda memasukannya ke freezer.

Ketika Anda ingin menggunakan kolostrum tersebut, Anda dapat mencairkannya dengan menaruhnya di bawah keran air hangat atau membiarkannya mencair dengan sendirinya di suhu ruangan. Pada umumnya Anda dapat menyimpan kolostrum beku hingga enam bulan, namun setelah dicairkan, kolostum hanya akan bertahan di dalam kulkas selama 24 jam.

Knowledge is power~

Sumber:

– https://abm.me.uk/breastfeeding-information/antenatal-expression-colostrum/
– https://academic.oup.com/nutritionreviews/article/70/9/509/1835283
– https://www.babycentre.co.uk/x25024458/should-i-harvest-my-colostrum-before-my-baby-is-born
– https://www.breastfeeding.asn.au/bfinfo/antenatal-expression-colostrum
– https://www.laleche.org.uk/antenatal-expression-of-colostrum/
– https://www.medela.com.au/breastfeeding/blog/breast-milk-expressing-tips/everything-need-know-expressing-pumping-pregnancy
– https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4755951/

Merawat Tali Pusar Bayi? Bagaimana Caranya?

Apa Itu Tali Pusar Bayi?

Selama kehamilan, talu pusar bayi Anda berfungsi untuk menyalurkan nutrisi dan oksigen ke bayi Anda. Tak lama setelah si kecil lahir, provider Anda akan memotong tali pusar si kecil. Ketika tali pusar si kecil sudah dipotong, provider Anda akan menyisakan tunggul sepanjang 2 sampai 3 cm yang telah dijepit dengan klem. Dari situ Anda bertugas untuk merawatnya agar tetap bersih dan terhindar dari infeksi sampai tunggul itu lepas dengan sendirinya. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai cara merawat tunggul tali pusar si kecil.

Kapan tunggul itu lepas?

Tunggul tali pusar bayi Anda pada umumnya akan lepas dengan sendirinya setelah 5 sampai 15 hari setelah si kecil lahir. Provider Anda mungkin akan melepas klem di tali pusar si kecil ketika tunggulnya sudah kering. Ketika tunggul tali pusar bayi Anda sudah mengering, tunggul tersebut akan menyusut dan berubah warna dari kuning kehijauan ke coklat atau hitam sebelum akhirnya lepas dengan sendirinya. Pastikan bahwa tunggul tersebut lepas dengan sendirinya. Ingatlah untuk tidak menarik tunggul tersebut, bahkan apabila sudah menggantung dan hampir lepas sekalipun.

Bagaimana cara merawatnya?

Cara terbaik untuk merawat tungul tali pusar si kecil adalah dengan menjaganya agar tetap bersih dan tetap kering sampai tunggul tersebut lepas dengan sendirinya. Berikut ini adalah beberapa tips untuk merawat tunggul tali pusar si kecil:

  • Jagalah agar tetap bersih. Anda tidak perlu mencuci tunggul pusar bayi Anda secara teratur, namun apabila tunggul tersebut tampak lengket atau kotor, gunakan waslap basah dan sentuh-sentuhkan dengan lembut waslap tersebut sampai tunggul pusar si kecil menjadi bersih. Anda tidak akan memerlukan sabun maupun alkohol karena justru dapa mengiritasi kulit si kecil. Setelah membersihkannya dengan handuk basah, keringkan dengan handuk sampai benar benar kering. Anda juga dapat menggunakan cotton bud untuk membantu mengeringkannya.
  • Jagalah agar tetap kering. Selain mengeringkannya apabila terkena air, Anda juga dapat menjaga tunggul pusar si kecil agar tetap kering dengan secara teratur mengeksposnya ke udara atau dalam kata lain tidak membiarkannya terbungkus baju setiap saat.
  • Gunakan spons mandi. Sebelum tunggul tali pusar si kecil lepas, alih alih memandikan si kecil menggunakan bathub bayi, gunakanlah waslap atau spons mandi untuk memandikan si kecil agar Anda dapat tunggul pusar si kecil tetap kering.
  • Pakaikan popok dengan lembut. Ingatlah untuk memakaikan popok dengan lembut dan hindari menutupi tunggul pusar dengan popok si kecil. Selain itu, ingatlah untuk seringkali mengganti popok si kecil agar popok tersebut tidak bocor dan mengenai tunggul pusar si kecil.
  • Pakaikan pakaian dengan lembut. Pilihlah pakaian yang longgar dan tidak menekan atau banyak bergesekan dengan area tunggul.
  • Tahan keinginan untuk melepaskannya. Biarkan tunggul pusar si kecil untuk lepas dengan sendirinya. Jangan pernah menariknya atau mencoba untuk melepaskannya, bahkan apabila tunggul tersebut sudah menggantung dan hampir lepas sekalipun. Apabila Anda melepaskannya terlalu awal, tunggul pusar tersebut dapat berdarah secara terus menerus (apabila hal ini terjadi, hubungi dokter anak Anda sesegera mungkin).

Kapan pusar si kecil sembuh?

Setelah tunggul si kecil lepas, tunggul tersebut mungkin akan meninggalkan luka kecil. Luka ini dapat memerlukan waktu 7 sampai 10 hari untuk sembuh dengan sepenuhnya. Anda mungkin akan mengeluarkan sedikit darah atau cairan lengket tidak berwarna atau cairan kecoklatan. Hal tersebut normal terjadi dan merupakan bagian dari proses penyembuhan. Namun, apabila Anda menjumpai darah yang tidak berhenti bahkan setelah Anda membersihkannya dengan tisu, segera konsultasikannya dengan dokter anak Anda.

Apa tanda-tanda infeksi?

Berikut ini adalah beberapa tanda-tanda infeksi yang harus Anda ketahui:

  • Area tunggul pusar si kecil menjadi bengkak dan kemerahan
  • Terdapat benjolan berisi nanah di tunggul atau area sekitar tunggul si kecil
  • Keluarnya nanah atau cairan yang berbau busuk
  • Pendarahan di area tunggul yang tidak kunjung berhenti bahkan setelah Anda membersihkannya.
  • Demam
  • Si kecil terlihat lesu, cranky, dan tidak mau makan
  • Perut bengkak

Segera konsultasikan dengan dokter anak Anda apabila Anda menjumpai gejala-gejala diatas.

Knowledge is power~

Sumber:

– https://www.babycentre.co.uk/a127/caring-for-your-babys-umbilical-stump
– https://www.healthline.com/health/parenting/baby-belly-button#TOC_TITLE_HDR_1
– https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/umbilical-cord/art-20048250
– https://raisingchildren.net.au/newborns/health-daily-care/hygiene-keeping-clean/umbilical-care
– https://www.whattoexpect.com/baby-growth/umbilical-cord-care.aspx

Serba-Serbi Mastitis

Pengertian Masitis

Saat Anda hamil, mungkin Anda akan mengalami berbagai tantangan seperti mual muntah, sakit punggung, sembelit dan lainnya. Setelah si kecil lahir dan Anda memasuki masa menyusui, Anda akan dihadapkan oleh berbagai tantangan baru, dan salah satunya adalah mastitis.

Mastitis adalah pembengkakan jaringan payudara yang biasanya disebabkan oleh adanya infeksi. Kondisi sangat umum terjadi pada saat menyusui. Resiko tertinggi terkenanya mastitis adalah di enam minggu pertama pasca persalinan, namun sebenarnya mastitis dapat berlangsung kapan saja selama menyusui. Apabila Anda terkena mastitis, Anda akan merasakan rasa sakit di payudara, bengkak di payudara, payudara kemerahan, dan Anda mungkin akan memiliki gejala seperti flu. Kabar baiknya, walaupun kondisi ini cukup menyakitkan, namun dengan penanganan yang tepat, kondisi ini dapat sembuh dengan cepat dan mudah. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai mastitis.

Apa penyebabnya?

Mastitis pada umumnya terjadi apabila ada bakteri yang terjebak di dalam kelenjar payudara dan menyebabkan infeksi. Hal ini biasanya terjadi apabila ASI Anda tersumbat dan tidak dapat keluar. Untuk mengetahui lebih lanjut menganai ASI tersumbat klik disini.

Mastitis juga dapat terjadi ketika bakteri-bakteri, baik yang berasal dari permukaan kulit Anda atau dari mulut si kecil, masuk ke payudara Anda melalui lubang di puting Anda atau dari salah satu saluran ASI. Bakteri ini kemudian dapat bertambah banyak dan menyebabkan infeksi. Berikut ini adalah beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko Anda untuk terkena mastitis:

  • Jeda yang terlalu lama antar sesi menyusui atau sesi memompa ASI
  • Posisi menyusui atau peletakan yang salah
  • Memiliki puting yang pecah – pecah
  • Memakai bra yang ketat
  • Memiliki riwayat mastitis

Selain penyebab diatas, mastitis juga dapat disebabkan oleh stress berlebih dan proses penyapihan yang terlalu cepat.

Apa gejalanya?

Gejala mastitis di antaranya adalah:

  • Rasa sakit, pembengkaan, atau rasa hangat di payudara
  • Adanya cairan yang keluar dari puting
  • Benjolan keras di jaringan payudara
  • Gejala flu seperti badan terasa sakit, menggigil, lelah, dan lainnya
  • Produksi ASI yang menurun
  • Demam

 Menyusui dengan mastitis

Ketika Anda terkena mastitis, Anda mungkin bertanya tanya apakah Anda masih dapat menyusui atau tidak, dan jawabannya bukan lagi boleh, tapi harus. Menyusui dengan sering (8 sampai 12 kali dalam periode 24 jam) dapat mengosongkan ASI Anda, menghilangkan infeksi pada payudara Anda, dan mempercepat proses penyembuhan. Selain itu, antibiotik yang Anda gunakan juga seringkali tidak berbahaya untuk si kecil.

Cobalah untuk mulai menyusui dengan payudara yang terkena mastitis. Ketika Anda sedang tidak menyusui, cobalah untuk memompa ASI Anda. Usahakan bahwa saat Anda menyusui, bayi Anda diposisikan dengan baik dan menempel di payudara Anda dengan benar. Anda dapat meminta bantuan konsultan ASI, provider Anda, atau orang disekitar Anda untuk membantu Anda menemukan posisi yang terbaik untuk menyusui. Sebelum menyusui, cobalah untuk mengeluarkan sedikit ASI agar payudara Anda lebih lunak dan bayi Anda dapat menyusu denga lebih mudah. Anda juga dapat memijat payudara yang terkena mastitis dengan air hangat atau menggunakan kompres hangat sebelum menyusui.

Perbedaan mastitis dengan ASI tersumbat

Mastitis seringkali terjadi karena ASI tersumbat, sehingga gejala mastitis seringkali lebih intens daripada gejala ASI tersumbat.

Baik mastitis maupun ASI tersumbat seringkali dapat menyebabkan benjolan di payudara Anda. Namun, apabila Anda memiliki ASI tersumbat, rasa sakit yang Anda rasakan akan ada di sekitar area benjolan, sedangkan untuk mastitis, seluruh payudara Anda akan terasa sakit dan bengkak. Selain itu, payudara Anda juga akan terlihat merah dan terasa hangat ketika disentuh.

Terakhir, tidak seperti ASI tersumbat, mastitis pada umumnya mempengaruhi seluruh tubuh. Anda akan memiliki gejala seperti flu termasuk demam, menggigil, dan perasaan lelah letih lesu.

Beberapa hal yang dapat Anda lakukan

Apabila Anda mengalami mastitis, cobalah untuk mengatasinya secepat mungkin. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan apabila Anda terkena mastitis:

  • Kosongkan payudara Anda

Usahakan untuk selalu mengosongkan payudara Anda. Anda dapat melakukannya dengan menyusui si kecil atau memompa ASI Anda lebih sering dari biasanya. Anda tidak perlu khawatir karena ASI Anda cukup aman dikonsumsi oleh si kecil walaupun Anda terkena mastitis. Ketika Anda menyusui, pastikan bahwa ASI Anda benar-benar keluar. Pastikan juga bahwa bayi Anda menempel dengan baik saat Anda menyusui.

  • Gunakan kompres panas dan dingin

Gunakanlah kompres dingin di payudara yang terkena mastitis untuk mengurangi pembengkaan dan mengurangi rasa sakit. Sebelum sesi menyusui, gunakanlah kompres hangat untuk beberapa menit untuk membantu ASI Anda keluar dan membantu meredakan rasa sakit.

  • Istirahat

Istirahat yang cukup sangatlah penting saat Anda terkena mastitis. Walaupun rasanya mustahil, namun usahakanlah untuk mendapat istirahat yang cukup. Apabila memungkinkan, mintalah pasangan Anda untuk mengambil cuti atau mintalah bantuan orang orang terdekat Anda sehingga Anda dapat fokus mengurusi diri Anda sendiri. Ingatlah bahwa Anda tidak perlu merasa bersalah karena Anda butuh istirahat untuk sembuh.

  • Gunakan essential oils

Penelitian mengatakan bahwa essential oil dapat membantu mengatasi mastitis. Contohnya, tea tree oil mengandung senyawa bernama terpinen-4-ol yang memiliki properti anti bakteri, anti jamur, dan dapat meredakan pembengkaan. Anda dapat mendilute oil tersebut dengan carrier oil seperti V-6, VCO, atau lainnya. Namun, pastikan untuk mencuci area payudara yang akan terkena mulut bayi Anda sebelum menyusui.

  • Pijat payudara Anda

Teknik pijatan yang paling efektif adalah ketika Anda melakukannya sembari menyusui si kecil dan di arah payudara anda. mulailah dengan ibu jari diatas area payudara yang terkena mastitis dan tekan dengan perlahan sembari menggerakkan jempol Anda ke bawah ke arah puting. Apabila Anda tidak yakin area mana yang harus dipisat, rasakan area yang terasa keras atau memiliki benjolan. Apabila payudara Anda terasa lebih baik ketika dipijat, Anda juga dapat memijat payudara Anda ketika Anda mandi.

  • Minumlah banyak cairan

Minum banyak cairan dapat membantu mempertahankan produksi ASI Anda. Lebih banyak ASI yang Anda produksi berarti lebih banyak sesi menyusui yang dapat Anda lakukan dan lebih banyak kesempatan untuk menghilangkan sumbatan dan rasa tidak nyaman di payudara Anda.

  • Gunakan obat penghilang rasa sakit

Anda tidak perlu membiarkan rasa sakit, demam, dan bengkak yang Anda alami. Obat seperti acetaminophen, ibuprofen, atau parasetamol dapat digunakan untuk meredakan rasa sakit, demam, dan pembengkaan yang Anda alami. Namun, ingatlah untuk mengkonsultasikannya terlebih dahulu dengan provider Anda sebelum mengkonsumsi obat-obat tesebut. 

Bagaimana cara mencegahnya?

Ketika berurusan dengan mastitis, kabar buruknya, tidak ada cara yang dapat menjamin bahwa Anda tidak akan terkena mastitis, tapi kabar baiknya adalah ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi resiko terjadinya mastitis. Beberapa hal tersebut diantara lain adalah:

  • Pastikan bawa bayi Anda memiliki posisi yang baik dan menempel dengan benar
  • Obati puting yang luka atau pecah-pecah (Anda dapat melakukannya dengan menggunakan krim lanolin, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai puting pecah-pecah, klik disini)
  • Sering-sering menyusui atau memompa ASI
  • Segera tangani apabila Anda memiliki ASI tersumbat (ASI tersumbat yang tidak ditangani dengan baik dapat berubah menjadi mastitis)
  • Konsultasikan dengan provider Anda mengenai konsumsi lecithin apabila Anda mengalami mastitis berulang (Lechitin merupakan zat lemak yang diduga dapat membuat ASI Anda lebih encer dan tidak begitu lengket sehingga mengurangi resiko ASI tersumbat)

Kapan harus mencari bantuan medis?

Segera hubungi provider Anda apabila Anda mengalami beberapa hal sebagai berikut:

  • Deman Anda berlangsung lebih dari 8-24 jam
  • Demam Anda meningkat hingga lebih dari 38,4°C
  • Payudara Anda lebih merah, panas, dan bengkak dari biasanya
  • Anda menyadari adanya nanah atau darah di ASI Anda
  • Anda melihat semburat merah di payudara Anda dari areola hingga di bawah tangan
  • Puting Anda terkena infeksi
  • Anda menggigil dan tak kunjung membaik

Knowledge is power~

Sumber:

– https://www.breastfeeding.asn.au/bf-info/common-concerns–mum/mastitis
– https://www.healthline.com/health/breastfeeding/home-remedies-for-mastitis
– https://www.nct.org.uk/baby-toddler/feeding/common-concerns/mastitis-symptoms-and-treatment
– https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22799106/
– https://www.whattoexpect.com/mastitis.aspx

Serba-Serbi ASI Tersumbat

Pengertian ASI Tersumbat

Saat Anda memasuki masa menyusui, Anda akan mendapat tantangan-tantangan tersendiri, dan salah satunya adalah ASI tersumbat. Payudara Anda mengandung berbagai saluran yang berfungsi untuk menyalurkan ASI dari kelenjar ASI ke puting Anda ketika Anda menyusui. Terkadang, saluran tersebut tersumbat dan menyebabkan rasa sakit.

ASI tersumbat merupakan masalah yang sering terjadi selama masa menyusui dan dapat menyebabkan bengkak, kemerahan, dan rasa sakit di area payudara. Tentunya hal ini membuat Anda merasa tidak nyaman. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang ASI tersumbat.

Apa penyebabnya?

ASI tersumbat biasanya terjadi apabila ASI Anda tidak habis sepenuhnya. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti:

  • Bayi Anda menempel dengan tidak benar

Apabila bayi Anda tidak menempel pada payudara Anda dengan benar, atau memiliki masalah dalam mengisap payudara Anda, mereka mungkin tidak dapat mengeluarkan semua ASI dari payudara Anda. Ketika ada ASI yang tersisa di payudara Anda, ASI tersebut dapat menyumbat saluran ASI dan menyebabkan masalah.

  • Pembengkaan payudara

Pembengkaan payudara dapat terjadi apabila Anda jarang menyusui, melewatkan sesi menyusui, jeda yang terlalu lama antar sesi menyusui, atau menggunakan susu formula sebagai tambahan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pembengkaan payudara, klik disini.

  • Bayi Anda berada di NICU

Apabila bayi Anda harus berada di NICU karena beberapa hal, Anda akan memiliki resiko lebih besar untuk terkena ASI tersumbat karena terpisah dengan bayi Anda juga berarti Anda tidak dapat menyusui sesering biasanya.

  • Jerawat payudara

Jerawat payudara atau blebs dapat menyumbat saluran ASI Anda dan menyebabkan ASI Anda terjebak dan tidak dapat keluar.

  • Produksi ASI yang berlebihan

Apabila tubuh Anda memproduksi terlalu banyak ASI, Anda akan memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena pembengkaan payudara atau ASI tersumbat.

  • Tekanan berlebihan di payudara

Tekanan yang berlebihan di payudara Anda dapat membatasi aliran ASI Anda. Hal ini biasanya disebabkan oleh bra yang berkawat atau bra yang terlalu ketat. Selain itu, gendongan bayi atau tas yang terlalu berat juga dapat memberikan tekanan berlebih pada payudara Anda.

  • Dehidrasi dan kelelahan

Kurang istirahat dan kurang minum dapat meningkatkan resiko Anda untuk terkena ASI tersumbat.

  • Olahraga berat

ASI tersumbat dapat disebabkan oleh olahraga yang terlalu berat, terutama olahraga yang menggunakan tubuh bagian atas.

  • Penyapihan

Ketika Anda menyapih bayi Anda terlalu cepat, Anda akan lebih beresiko untuk terkena pembengkaan payudara, ASI tersumbat, dan bahkan mastitis. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyapih si kecil dengan lembut. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai cara menyapih dengan lembut, klik disini.

Apa gejalanya?

ASI tersumbat terjadi ketika saluran ASI di payudara Anda tersumbat atau apabila payudara Anda tidak sepenuhnya kosong. Gejala ASI terumbat di antaranya adalah:

  • Adanya benjolan di satu area di payudara Anda
  • Pembengkaan di area sekitar benjolan
  • Rasa sakit di area sekitar benjolan
  • Rasa tidak nyaman yang membaik setelah sesi menyusui atau memompa
  • Rasa sakit ketika ASI mulai keluar
  • Jerawat payudara atau luka di lubang puting Anda
  • Gerakan di area benjolan seiring berjalannya waktu

Selain gejala di atas, Anda mungkin juga menyadari bahwa ASI Anda mulai berkurang ketika Anda terkena ASI tersumbat. Anda mungkin juga menyadari bahwa ASI Anda terlihat lebih kental ketika keluar.

Bagaimana cara mengatasinya?

ASI tersumbat dapat menjadi sesuatu yang menyebalkan dan menyakitkan. Namun, kabar baiknya adalah bahwa ASI tersumbat cukup mudah untuk diatasi dan umumnya dapat diatasi sendiri di rumah. Kuncinya adalah untuk mengatasinya secepat mungkin sebelum menjadi tambah parah dan berkembang menjadi mastitis (untuk mengetahui lebih lanjut mengenai mastitis, klik disini). Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi ASI tersumbat:

  • Kosongkan payudara Anda

Usahakan untuk selalu mengosongkan payudara Anda. Anda dapat melakukannya dengan menyusui si kecil atau memompa ASI Anda lebih sering dari biasanya. Anda tidak perlu khawatir karena ASI Anda cukup aman dikonsumsi oleh si kecil walaupun Anda terkena ASI tersumbat. Ketika Anda menyusui, pastikan bahwa ASI Anda benar-benar keluar. Pastikan juga bahwa bayi Anda menempel dengan baik saat Anda menyusui. Saat menyusui, mulailah dengan payudara yang terkena ASI tersumbat terlebu dahulu, dan pastikan bahwa bayi Anda mengosongkan payudara Anda. Salah satu cara untuk mengetahuinya adalah apabila Anda tidak lagi mendengan suara bayi Anda yang menelan ketika bayi Anda mengisap payudara Anda. Selain itu payudara Anda juga akan terasa lebih ringan dan tidak ada sensasi penuh di payudara Anda.

  • Cari posisi yang tepat

Bereksperimenlah dengan posisi saat Anda menyusui, terutama posisi yang memanfaatkan gravitasi untuk membantu Anda mengeluarkan ASI dari payudara Anda, seperti menyusui dengan posisi berlutut dengan tangan dan kaki di lantai. Selain itu, Anda juga dapat mencoba untuk menempelkan bayi Anda di posisi di mana dagu dan hidung bayi Anda mengarah ke area sumbatan, sehingga isapan bayi Anda mengarah tepat di area yang tersumbat. Ditambah lagi, dagu bayi Anda juga dapat membantu untuk memijat area tersebut.

  • Gunakan pakaian longgar

Terkadang, ASI tersumbat disebabkan oleh tekanan dari luar, seperti pakaian atau bra yang terlalu ketat. Untuk mengatasinya, pastikan bahwa Anda tidak memakai pakaian dan bra yang terlalu ketat. Selain itu, hindarilah bra berkawat untuk sementara waktu.

  • Gunakan kompres hangat

Sebelum sesi menyusui, gunakanlah kompres hangat selama kurang lebih 20 menit untuk membantu ASI Anda keluar dan membantu meredakan rasa sakit. Anda juga mandi dengan air hangat atau merendam payudara Anda dengan air hangat dan garam epsom selama 10-20 menit.

  • Pijat payudara Anda

Pijatlah payudara Anda dengan lembut di area benjolan sebelum dan saat menyusui untuk membantu menghilangkan sumbatan. Untuk melakukannya, dengan ibu jari diatas area benjolan dan tekan dengan perlahan sembari menggerakkan jempol Anda ke bawah ke arah puting. Selain sebelum menyusui, Anda juga dapat memijat payudara ketika Anda mandi

  • Minumlah banyak cairan

Minum banyak cairan dapat membantu mempertahankan produksi ASI Anda. Lebih banyak ASI yang Anda produksi berarti lebih banyak sesi menyusui yang dapat Anda lakukan dan lebih banyak kesempatan untuk menghilangkan sumbatan dan rasa tidak nyaman di payudara Anda.

Bagaimana cara mencegahya?

Pada umumnya, tidak ada cara yang dapat menjamin bahwa Anda tidak akan terkena ASI tersumbat, tapi kabar baiknya adalah ada banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi resiko terjkenanya ASI tersumbat. Beberapa hal tersebut diantara lain adalah:

  • Pastikan bawa bayi Anda memiliki posisi yang baik dan menempel dengan benar
  • Sering-sering menyusui atau memompa ASI
  • Sapihlah si kecil dengan lembut
  • Bersihkan payudara Anda, terutama area puting dengan kain basah
  • Hindari bra berkawat dan gunakan pakaian longgar
  • Hindari posisi yang memberikan tekanan atau berat di payudara Anda

Kapan harus mencari bantuan medis ?

Konsultasikanlah dengan provider Anda apabila Anda menyadari bahwa ASI tersumbat Anda tidak membaik setelah 1 sampai 2 hari, Anda mengalami demam, payudara Anda menjadi bengkak dan merah, Anda terus menerus terkena ASI tersumbat, Anda merasakan rasa sakit yang intens.

Knowledge is power~

Sumber:

– https://www.healthline.com/health/breastfeeding/clogged-milk-duct
– https://www.medela.com/breastfeeding-professionals/education/lactation-period/blocked-ducts
– https://www.medicalnewstoday.com/articles/322965
– https://www.verywellfamily.com/plugged-milk-ducts-causes-treatments-and-prevention-431586
– https://www.whattoexpect.com/plugged-milk-ducts.aspx

Serba-Serbi Teething

Pengertian Teething

Teething adalah ketika gigi bayi Anda mulai tumbuh. Di masa masa ini, bayi Anda menjadi lebih rewel dari biasanya dan seringkali tidak bisa tidur. Hal ini dapat menjadi masalah tersendiri terutama bagi para orangtua baru. Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai teething.

Kapan teething dimulai?

Teething dapat dimulai ketika bayi Anda berumur dari mulai 3 bulan sampai 6 bulan. Bayi Anda dapat mulai teething lebih awal ataupun lebih telat. Faktor seperti genetik juga dapat mempengaruhi kapan bayi Anda akan mulai teething, selain itu, apabila bayi Anda lahir secara prematur atau memiliki berat badan lahir yang rendah, teething bayi Anda mungkin akan lebih lama dari bayi lainnya. Secara umum, bayi Anda akan memilik 4 gigi di umur 11 bulan, 8 gigi di umur 15 bulan, 12 gigi di umur 19 bulan, dan 16 gigi di umur 23 bulan. Apabila gigi bayi Anda tidak kunjung tumbuh di umur 18 bulan, konsultasikanlah dengan dokter gigi atau dokter anak karena terkadang penundaan tersebut disebabkan oleh kondisi medis seperti gizi buruk, kekurangan vitamin, dan hipotiroidisme.

Apa gejalanya?

Setiap bayi memiliki pengalaman teething yang berbeda-beda. Ada beberapa bayi yang tidak mengalami gejala apapun ketika teething, tapi ada pula bayi yang melewati periode teething dengan penuh kerewelan dan rasa sakit. Berikut ini adalah beberapa gejala teething:

  • Meneteskan air liur

Teething dapat menstimulasi produksi air liur. Ketika bayi Anda mulai teething, bayi Anda akan mulai menghasilkan banyak air liur, dan hal ini mungkin akan berlanjut sampai semua gigi itu muncul. Apabila Anda menemukan bahwa baju bayi Anda basah karena air liur, Anda dapat menggunakan baby bib agar si kecil lebih nyaman dan bersih. Karena banyaknya air liur yang diproduksi, sekitar mulut bayi Anda dapat terus menerus dalam keadaan lembab. Hal ini dapat menyebabkan kemerahan atau lecet. Untuk mencegahnya, ingatlah untuk menyeka area mulut bayi Anda dengan lembut sepanjang hari.

  • Batuk atau refleks muntah

Air liur yang berlebih dapat membuat bayi Anda seperti ingin muntah dan batuk. Hal ini biasanya tidak menjadi masalah selama bayi Anda tidak menunjukkan gejala alergi, flu, dan batuk tersebut masih dalam batas wajar.

  • Menggigit-gigit

Sensasi yang dialami si kecil ketika gigi mulai menekan gusi dan tumbuh dapat menjadi sangat tidak nyaman, dan sensasi tersebut dapat menjadi lebih baik dengan  memberikan tekanan di area gigi, seperti dengan mengunyah dan menggigit. Ketika bayi Anda mulai teething, ia akan menggigit dan mengunyah apapun yang ada di dekatnya, termasuk mainan, tangannya, dan lainnya.

  • Menangis atau merengek

Beberapa bayi dapat melewati periode teething dengan tenang, namun ada pula bayi-bayi yang menderita akibat teething karena gusi yang bengkak saat teething sehingga mereka akan mulai menangis atau merengek. Pada umumnya, gigi pertama dan gigi geraham lebih menyakitkan daripada yang lain karena ukuran mereka yang lebih besar. Kabar baiknya, sebagian besar bayi akan terbiasa dengan sensasi teething dan akan lebih tenang setelahnya.

  • Rewel

Bayi Anda akan merasakan sakit ketika giginya mulai tumbuh dan menekan gusi. Hal ini dapat membuat si kecil menjadi lebih rewel dari biasanya. Untuk beberapa bayi, hal ini hanya berlangsung ebberapa jam, namun untuk yang lainnya hal ini dapat berlangsung untuk berhari-hari atau bahwa berminggu-minggu.

  • Tidak mau makan

Biasanya, Anda dapat menenangkan bayi yang rewel dengan memberinya makanan, namun saat teething, menyusu justru dapat membuat gusi si kecil menjadi lebih sakit. Hal inilah yang membuat bayi yang sedang teething tidak mau makan. Biasanya mereka juga akan menolak makanan padat ketika teething.

  • Terbangun di malam hari

Teething terkadang dapat membuat bayi Anda merasa tidak nyaman dan terkadang dapat mengganggu tidur bayi Anda di malam hari.

  • Menarik telinga atau mengusap pipi

Di periode teething, bayi Anda mungkin akan menarik telinga atau menggosok gosok area pipi atau dagu. Hal ini karena rasa sakit pada gusi dapat dirasakan di tempat lain. Selain itu, gusi, telinga, dan pipi memiliki jalur saraf yang sama. Selain teething, ingatlah bahwa menarik telinga dapat menjadi tanda bahwa bayi Anda kelelahan atau terkena infeksi telinga, jadi cobalah untuk mencari tahu penyebabnya.

  • Hematoma gusi

Apabila Anda menyadari adanya benjolan kebiruan di gusi bayi Anda, mungkin itu adalah hematoma gusi (darah yang terjebak dibawah gusi karena gigi yang akan muncul). Hal ini biasanya tidak menyebabkan maasalah. Apabila bayi Anda memiliki hematoma gusi, gunakan kompres dingin di area gusi untuk meredakan rasa sakitnya dan membantu hematoma tersebut untuk sembuh lebih cepat. Namun, konsultasikanlah dengan dokter gigi apabila hematoma tersebut tidak kunjung sembuh dan bertambah besar.

Ingatlah untuk mengkonsultasikannya dengan dokter anak pabila bayi Anda memiliki gejala demam yang lebih tinggi dari 38°C, atau demam ringan (37,2°C) yang berlangsung lebih dari 3 hari, muntah, diare, ruam di tubuh, gusi berdarah, atau pembengkaan di wajah ketika teething. Konsultasikan juga dengan provider Anda apabila bayi Anda tidak mau makan untuk berhari hari. 

Bagaimana urutan gigi yang muncul?

Berikut ini adalah gambaran umum mengenai urutan munculnya gigi si kecil:

  • Gigi seri bawah biasanya merupakan gigi pertama yang muncul
  • Gigi seri atas
  • Gigi seri lateral atas (gigi di samping gigi seri depan atas)
  • Gigi seri lateral bawah (gigi di samping gigi seri depan bawah)
  • Geraham pertama
  • Gigi taring
  • Geraham kedua

Bagaimana cara menenangkan si kecil ketika teething?

Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk menenangkan si keci ketika teething:

  • Mainan teething

Bayi yang sedang mengalami teething suka untuk mengunyah sesuatu karena mengunyah dapat meredakan rasa sakit yang timbul dari gigi yang mencoba untuk muncul. Mainan gigitan bayi, jari Anda yang telah dibersihkan, sikat gigi lembut (tanpa odol) yang digesek gesekkan di gusi bayi Anda dapat mengurangi ketidaknyaman yang bayi Anda rasakan.

  • Suhu dingin

Menempelkan sesuatu yang dingin ke gusi bayi Anda dapat meredakan ketidaknyamanan dari teething. Anda dapat mencoba memasukkan mainan gigit-gigit bayi Anda ke kulkas. Namun, ingatlah untuk tidak memasukkannya ke lemari es. Selain itu, Anda juga dapat menggunakan air minum dingin untuk bayi berusia lebih dari 6 bulan dan makanan pendamping ASI yang telah didinginkan (Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai MPASI klik disini). Namun jangan biarkan si kecil menghisap makanan dingin sepanjang hari karena dapat melemahkan enamel gigi yang akan tumbuh dan menyebabkan gigi berlubang.

  • Penghilang rasa sakit

Apabila bayi Anda masih emrasa tidak nyaman bahkan setelah Anda melakukan dua hal diatas, dan terutama apabila teething membuat bayi Anda tidak dapat tidur sepanjang malam, konsultasikanlah dengan dokter Anak Anda mengenai obat penghilang rasa sakit seperti acetaminophen (untuk bayi lebih dari 2 bulan) atau ibuprofen (untuk bayi lebih dari 6 bulan).

Apa obat teething yang harus dihindari?

Walaupun Anda ingin melakukan apapun untuk menghilangkan rasa sakit si kecil akibat teething, namun ada beberapa obat teething yang tidak aman dan harus dihindari, di antaranya adalah:

  • Obat mati rasa

Hindarilah penggunaan rubbing alcohol, benzocaine, atau lidocaine di gusi bayi Anda karena memiliki resiko untuk menurunkan tingkat oksigen dalam darah, terutama untuk anak diusia kurang dari 2 tahun.

  • Gel teething

FDA (The Food and Drug Administration) tidak merekomendasikan penggunaan obat teething termasuk obat herbal dan homeopathy karena kurangnya penelitian yang membuktikan bahwa obat tersebut dapat bekerja dengan baik. Selain itu, beberapa obat teething juga mengandung belladonna yang dapat mengakibatkan kesusahan bernapas dan kejang.

  • Kalung amber untuk teething

Tidak ada bukti medis yang membuktikan bahwa kalung amber efektif untuk teething. Selain itu, sebagian besar dokter anak tidak merekomendasikannya karena resiko tertelan atau tersedak.

Knowledge is power~

Sumber:

– https://www.healthline.com/health/parenting/when-do-babies-start-teething#symptoms
– https://www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/teething-tooth-care/Pages/Babys-First-Tooth-Facts-Parents-Should-Know.aspx
– https://www.nhs.uk/conditions/baby/babys-development/teething/baby-teething-symptoms/
– https://www.whattoexpect.com/first-year/teething/
– https://www.webmd.com/parenting/baby/teething-symptoms-remedies#1