Bidan Kita

Home Blog Page 44

Mana Diary Kehamilan & Persalinan Anda?

0

IMG_7010+

Khusus bagi Anda di era sebelum tahun 1980 atau 1990 an, ingatkah Anda pada jaman dahulu? Semasa kita SMP? Saat lagi “in” nya DIARY….hampir setiap cewek dan bahkan cowokpun menulis diary sebagai teman curhat. Saya ingat pada jaman itu saya menyebut diary saya dengan kata sayang = Day. Dan setiap hari tak lupa saya menyapa Si Day dengan kalimat begini …”Dear Day…..hari ini aku merasa gembira sekali, hatiku merasa berbunga-bunga, tau gak? Tadi pagi habis upacara sekolah si Dia memalingkan wajahnya kepadaku lalu memberikan senyuman yang maniiiissss sekali…Aduh Day…rasanya aku mau pingsan saking deg-deg an nya….” Bla…..Bla….Bla….Nah Ingatkah Anda? Mungkin dahulu Andapun melakukan hal yang sama seperti apa yang saya lakukan. Diary adalah sahabat tempat saya mencurahkan segala uneg-uneg di hati saat itu, ada sukacita, ada cinta, ada sedih, ada kesal, ada amarah…semua bercampur jadi satu dan hanya si Day yang mampu menampung semua isi hati. Bahkan saking nge-in nya saat itu, saya ingat sekali ada sebuat stasiun radio di Solo namanya (SAS-FM) dengan pembawa acaranya mas Awang Heksawang (**Lupa-lupa ingat saya) yang membawakan sebuah acara dengan tajuk “DIARY” dimana setiap orang bisa share diarynya untuk mengungkapkan isi hati nya kepada orang yang mereka cintai. So Sweet saat itu…apalagi ketika saya mengirimkan kisah diary saya ke radio itu dan akhirnya di bacakan. Wow rasanya deg-deg an sekali.

 

 

Nah Hari ini saya tidak akan bahas tentang diary saya pada masa SMP itu tetapi saya ingin bahas tentang Diary dalam masa kehamilan, Persalinan dan Menyusui .

Pertanyaannya adalah apakah Anda sudah membuatnya?

Mengapa sebaiknya Anda membuat diary itu?

Saat seorang wanita dalam keadaan hamil sering sekali terjadi perubahan emosi dan perasaan hal ini sangatlah wajar mengingat dalam kehamilan terdapat berbagai perubahan secara hormonal yang dapat mempengaruhi kondisi emosi dan perasaan seseorang. Namun kondisi emosional seorang wanita hamil juga sangat dipengaruhi oleh budaya di lingkungannya, banyak sekali seorang wanita yang tiba-tiba merasakan keluhan-keluhan yang berlebihan hanya gara-gara mengetahui dirinya hamil, padahal minggu-minggu sebelumnya dia baik-baik saja. Namun karena di lingkungannya selalu menyatakan bahwa hamil muda identik dengan lemah, letih, lesu, mual, muntah di pagi hari, dan itu sudah tertanam sejak puluhan tahun maka tanpa sadar hal itu terekam di alam bawah sadarnya sehingga begitu menyadari dirinya hamil langsung keluhan-keluhan yang sebenarnya tidak perlu terjadi tiba-tiba timbul dan benar-benar dirasakan sebagai sebuah penderitaan semasa hamil.

Mood wanita hamil seringkali berubah-ubah, Danise Tiran dalam bukunya yang berjudul positive pregnancy menyatakan bahwa sangatlah berguna bagi seorang wanita hamil apabila dapat mengungkapkan segala sesuatu tentang perubahan yang terjadi pada tubuh dan juga perasaannnya atau kondisi emosinya, beberapa wanita dianjurkannya untuk mengungkapkan di sebuah diary. Dalam diary tersebut mencoba untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya perasaan, ketakutan, dan apa yang sesungguhnya bunda inginkan. Dengan demikian bunda, suami dan bidan/dokternya dapat memberikan support sesuai dengan kebutuhan ibu hamil tersebut.

Sebuah diary seringkali bisa menjadi sebuah “Obat” karena ketika seseorang mengalami stres, kesedihan, kecemasan, dan ia tidak bisa mengungkapkannya, itu ibarat bom waktu yang mana bisa bermanifestasi menjadi keluhan-keluhan fisik. Analoginya seperti ketika seseorang berada di dalam sebuah ruangan tertutup tanpa Ac, tanpa jendela ataupun lubang angin, bertahan 1 jam mungkin orang tersebut akan baik-baik saja namun setelah berjam-jam maka bisa jadi orang tersebut tak mampu bertahan, Nah diary mampu menjadi “jendela” sehingga udara segar bisa kembali keluar masuk ke ruangan tersebut.

Lalu bagaimana dengan pasangan anda? Saat menyadari istri yang dicintainya hamil? Apakah dia juga bisa menulis Diary?

Tentu saja! Pasangan anda pasti juga akan mengalami kecemasan dan kekhawatiran namun biasanya mereka lebih fokus tentang kesehatan istrinya (biasanya di bulan-bulan pertama suami lebih memikirkan keadaan istrinya dibandingkan dengan kehadiran janinnya)selain itu mereka akan mengkhawatirkan tentang uang, persiapan menjadi orang tua dan juga tentang pola seksualitas mereka. Beberapa pria merasa sulit juga untuk mengungkapkan perasaan-perasaan mereka seputar kehamilan istrinya kepada orang lain bahkan kepada istrinya sendiri. Dan sebenarnya hal tersebut dapat memicu timbulnya stress pada sang suami. Nah sang suamipun bisa punya diary atau kalau kalimat diary terlalu “cewek” anda bisa menuliskan uneg-uneg Anda di “Note” yang bisa Anda tuliskan di Hp, Ipad atau Gatep Anda.

TIPS yang bisa Anda lakukan selain itu adalah;

Carilah waktu yang paling nyaman untuk anda dan pasangan anda tiap hari, mungkin Sekitar 20 menit. Dan pakailah waktu itu untuk saling berbagi tentang perasaan anda dan pasangan anda. Tentang kecemasan, kekhawatiran dan harapan-harapan anda dan pasangan anda seputah kehamilan. Dengan begitu anda bisa lebih positif dalam menghadapi kehamilan anda.

Nah hampir semua Klien di Bidan Kita selalu saya “Bujuk” dan saya berikan “Pe-eR” untuk mulai membuat Diary. Harapan saya adalah selain untuk penyembuhan, Diary tersebut bisa menjadi “The Present” atau hadiah untuk sang bayi ketika dia kelak telah tumbuh dewasa dan menikah dan Hamil atau mempunyai istri yang sedang hamil.

Bayangkan bagaimana rasanya dan bersyukurnya mereka ketika 25th kemudian saat dia (anak kita) hamil dan mengalami ketakutan-ketakutan seperti yang mungkin Anda alami saat ini, lalu dia membaca diary sang ibu yang bercerita tentang betapa indah dan mengharukannya kisah kelahirannya yang dahulu di nantikan oleh sang ibu! Dan apalagi ketika kenangan kisah persalinan Anda adalah kisah yang sangat menyenangkan, sangat indah, dan apalagi jika ada film dan foto dokumentasi tentang-nya saat dia masih dalam kandungan hingga lahir dan anak-anak. Saya rasa “hadiah” itu akan lebih berharga di bandingkan dengan sebuah liontin berlian.

Memang di jaman Gadget seperti ini menulis Diary secara manual serasa JADUL, Tapi sebenarnya tidak lho? Nah kalau bunda tak ingin merasa Jadul, Andapun bisa menuliskan kisah Anda di Blog atau Web, selain praktis, kisah Andapun bisa di akses oleh ibu-ibu lain dan mungkin bisa saja itu mampu menginspirasi mereka yang membaca dan ada efek “Empowering” . Nah bisakah Anda bayangkan betapa Anak Anda semakin bangga mempunyai ibu seperti Anda kelak ketika ternyata kisah kehamilan dan kelahirannya bisa menginspirasi banyak orang?

lalu apa isi diaryku nanti?

Tuliskan tentang harapan-harapan Anda dalam bentuk Affirmasi dan sugesti positif Ungkapkan ketakutan dan kekhawatiran Anda Ungkapkan Apa saja perasaan Anda (sama seperti saat Anda menulis diary pada umumnya) tulislah birth plan Anda disana tuliskan semua dokumen dan hasil pemeriksaan di sana dan Tuliskan apapun yang ingin Anda tuliskan dan ungkapkan di diary tersebut Hingga tuliskan kisah persalinan Anda

Semoga bisa menginspirasi Anda semua.

“Mari Melukis Kisah Indah Perjalanan Keajaiban di dalam Keluarga dan kehidupan Anda”

Salam hangat

Yesie

Melahirkan TANPA MENGEJAN?

Promo 1

“Masak iya sih seseorang bisa melahirkan tanpa mengejan? Yang ku tahu kalau orang melahirkan harusnya mengejan kuat dan kuat sekali serta berkali-kali agar bayinya bisa segera keluar! Lha wong saya saja kemarin saat persalinan pertama saja 2 tahun yang lalu saja saya harus mengejan berkali-kali sampai kehabisan tenaga hingga akhirnya di bantu di dorong sama bidannya kok?” Kata seorang ibu muda saat mengikuti kelas persiapan persalinan di Bidan Kita tempo hari yang lalu.

 

Dan sayapun tersenyum, lalu saya tunjukkan beberapa video proses persalinan yang terjadi di Bidan Kita dan salah satunya adalah video persalinan Bunda Atha yang prosesnya sangat lancar bahkan nyaris tanpa mengejan sama sekali bahkan Mars (nama bayinya) di terima oleh sang Ayah juga saat lahir. Dan selama menonton video proses persalinan Bunda Atha, ibu ini menangis tersedu-sedu bahkan sang suamipun ikut menangis saat itu.

apalagi kalau saya tunjukkan Video Bunda Nur dari Singaraja yang tanpa mengejan sama sekali dan disaksikan oleh sang kakak….(sayangnya belum saya tunjukkan karena saat itu saya belum kantongi ijin share dari bunda Nur) Saat saya tanyakan apa perasaan mereka saat melihat proses persalinan yang sangat lembut tersebut? Mereka menyatakan bahwa mereka sangat terharu dan mereka baru menyadari bahwa proses persalinan nya 2 tahun yang lalu sangat traumatik dan membuat mereka diliputi ketakutan dan kekuatiran.

Nah hari ini saya akan sharing tentang Tubuh seorang wanita yang mempunyai reflek spontan yang luar biasa saat proses persalinan. Namun sebelumnya saya akan mengajak Anda semua untuk merenungkan dan merefleksikan sebuah cerita yang ada di bawah ini.

Pernah tidak Anda mendengar berita tentang seorang bayi yang dibuang oleh ibunya dan ditinggalkan di kebun tebu, kebun jagung ? Lalu apa yang Anda pikirkan saat itu? Apakah saat melihat, mendengar berita tersebut yang Anda lakukan hanya marah dan menghujat sang ibu yang telah membuang bayinya tersebut? Ataukah sebaliknya? (**tanpa harus menghakimi perbutan wanita itu) Anda justru berfikir bahwa sang ibu itu sangat kuat! Ya ibu tersebut sangatlah kuat karena dia bisa melahirkan bayinya tanpa bantuan siapapun, bahkan di malam yang sunyi sang ibu melahirkan di kebun jagung atau kebun tebu dengan sangat tenang tanpa ada suara sedikitpun sehingga para pendudukpun tidak menyadari bahwa malam itu ada seorang wanita yang sedang melahirkan.

Mengapa sang wanita itu bisa sedemikian kuat dan persalinanyapun bisa sedemikian lancar? Bahkan tanpa pertolongan siapapun? Padahal ini adalah persalinan perdananya! Dan coba Anda bayangkan sekali lagi, bagaimana cara ibu tersebut mengejan? Padahal tidak ada seorangpun yang mendampinginya untuk memberi aba-aba kapan harus mulai mengejan dan kapan harus berhenti mengejan, dan apakah wanita tersebut posisi melahirkannya dengan terlentang ditanah dengan kedua kaki dan lutut di buka dan di tekuk seperti yang sering kita lihat di rumah sakit-rumah sakit selama ini?

Nah sangatlah berbeda kondisinya ketika seorang wanita melahirkan anak pertamanya di sebuah Rumah Sakit. Bisa jadi sepanjang proses persalinan sang ibu menangis, mengeluh, menjerit bahkan berteriak hingga suaranya terdengar dari luar ruangan. Bahkan ketika mengejan , sang ibu harus mengejan hingga energinya terkuras habis untuk mengeluarkan bayinya.

Mari kita merenung sejenak, lalu tanyakan kepada diri Anda sendiri, orang yang melahirkan di kebun tebu tersebut seorang wanita bukan? Dan Andapun seorang wanita! Lalu apa bedanya!

Mengapa saat melahirkan Anda harus sedemikian sakit dan sedemikian bersusah payah saat mengejan? Apa yang salah?

Nah mari kita bahas semua pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Sejak mendalami proses persalinan Gentle Birth dan menerapkannya dalam pertolongan persalinan di Bidan Kita, Saya sangat tertarik dengan deskripsi Michel Odent tentang “refleks ejeksi janin.” atau “Refleks kelahiran spontan.” Pada dasarnya, refleks ini melibatkan kelahiran spontan bayi tanpa pembinaan atau upaya sadar dari ibu. Dan Hal ini paling mungkin terjadi ketika ibu merasa sangat aman dan sangat pribadi (privat). Dalam sebuah artikelnya Odent menulis bahwa: “Selama kontraksi kuat berakhir seorang ibu tampaknya menjadi tiba-tiba penuh energi, dengan kebutuhan untuk memahami sesuatu. Tubuh ibu memiliki kecenderungan tiba-tiba menjadi tegak dan condong ke depan. Sehingga refleks ejeksi janin biasanya dikaitkan dengan postur membungkuk ke depan. ”

Nah untuk memahami dan mengerti apa itu “refleks ejeksi janin.” silahkan simak sebuah proses persalinan penduduk primitif yang terjadi. Amati gerak tubuh wanira tersebut. Amati nafasnya.

Saat dalam proses persalinan, Wanita dalam video tersebut duduk (posisi tubuh Vertikal) dan ketika tubuhnya sudah siap untuk mengeluarkan bayinya, tubuh sang itu secara insting dan spontan langsung condong kedepan dan akhirnya sang bayipun lahir dengan sangat lembut sekali. Dan kita bisa melihat bahwa ibu tidak mengejan saat itu hanya membuka mulutnya dan bernafas dalam. Dan hal lain yang penting adalah si ibu tersebut berada di lingkungan yang aman dan privat (menurut dia).

Odent, sering menjelaskan refleks kelahiran spontan yang terjadi dengan gerakan cepat dimana pinggul ibu “menyentil maju”.

Melahirkan Tanpa Mengejan? Selama ini, banyak ibu yang melahirkan tidak dalam suasana privasi yang mampu memfasilitasi refleks dan karena masih banyak bidan yang menganggap bahwa ketika seorang wanita sudah berdilatasi hingga 1o sentimeter maka dia harus segera mengejan dan 10 cm adalah waktu untuk mendorong dan mengejan, terlepas dari apa yang tubuh beritahukan kepada ibu untuk melakukan. Sehingga begitu sang bidan memeriksa proses dilatasi ibu dan mendapati sang ibu sudah pembukaan lengkap, maka serta merta sang bidan langsung memimpin ibu untuk mengejan terlepas dari apakah sang tubuh sudah siap, apakah refleks spontan sudah terasa atau belum. Saat dimana seharusnya terjadi konektivitas yang kuat antara tubuh ibu dengan bayi akhirnya seolah-olah putus karena intervensi atau aba-aba dari luar tubuh Anda yang memerintahkan dan mengambil alih akan apa yang harus Anda lakukan. Sehingga sangat memungkinkan Tubuh dan bayi Anda “bingung” sehingga walaupun Anda mengejan hingga wajah mengkerut namun yang ada adalah kemajuannya sangat sedikit bahkan tidak ada kemajuan sama sekali. Sehingga akhirnya ibu kelelahan atau kehabisan energi ketika mengejan dan ini memicu tenaga medir (bidan/dokter) untuk melakukan akhirnya intervensi entah kristeler (membantu dengan tenaga dari luar dengan mendorong fundus uteri ke arah vagina dan ini sebenarnya sudah dilarang untuk dilakukan namun masih tetap dilakukan hingga sekarang), Vaccum, atau Foeceps.

Mempercayai dorongan Nah ketika saya bertanya kepada para klien saya yang berhasil melahirkan lembut tanpa mengejan, saya menerima beberapa komentar dari mereka bahwa Kebanyakan dari mereka hanya mengikuti insting dan gerak tubuh serta apa yang tubuh perintahkan pada mereka untuk mereka lakukan. Memang Sulit untuk mengkomunikasikan ini dengan seseorang yang belum mengalaminya- dimana sang ibu harus mengerti bagaimana mengenali “keinginan” dan apa arti sesungguhnya dari “mendorong dan mengejanlah ketika tubuh Anda memberitahu kepada Anda untuk melakukannya” berani mencari “jawaban” untuk mempersiapkan yang terbaik bagi tubuh pikiran, dan hati mereka untuk kelahiran “hanya percaya kekuatan tubuh dan bayi Anda,”.

Dan saya Saya percaya bahwa kemampuan untuk percaya bahwa tubuhnya akan mengkomunikasikan dengan jelas keinginan untuk mendorong atau mengejan jika sang ibu berada dilingkungan di mana ibu diperlakukan dengan bermartabat dan hormat. Dia memiliki kebutuhannya untuk privasi dihormati dan bahwa ia secara mental dapat menyerah kepada proses persalinan alami dan membiarkan tubuhnya mengambil alih-tidak mencoba bergulat dengan atau mengontrol proses kelahiran, tetapi untuk menggali lebih dalam dan kemudian menikmati dan membiarkan semuanya mengalir lalu mengijinkan tubuh dan nafas mengambil alih semua proses persalinan.

Kiat atau Tips agar bisa melahirkan tanpa Mengejan: Untuk bisa melahirkan dengan lancar nyaman bahkan tanpa mengejan memang butuh upaya dan persiapan. Walaupun sebenarnya tubuh sudah tahu apa yang harus dilakukannya namun karena saat ini kita berada dalam dunia dimana otak, logika, ketakutan, kekhawatiran seringkali mendominasi bahkan menguasai proses persalinan, maka sebaiknya Anda mulai belajar untuk menggunakan “Rasa” untuk lebih “Masuk” kedalam diri dan tubuh, untuk lebih “Aware” dengan tubuh dan mampu mempertajam intuisi Anda.

Nah beberapa yang bisa Anda upayakan adalah:

1. Kenali tubuh Anda dan perubahan-perubahannya selama proses kehamilan dan persalinan

2. Ketahui dan pahami proses persalinan dengan benar

3. Latihlah nafas Anda, karena ini penting dan ini merupakan salah satu kuncinya. Salah satu yang paling ampuh adalah kuasai nafas perut. Semakin panjang dan dalam nafas Anda maka Semakin besar kemungkinan bagi Anda untuk mampu melahirkan tanpa mengejan.

4. Lakukan healing birth trauma Anda

5. Pertimbangkan untuk mengikuti kelas persiapan persalinan menggunakan metode Hypnobirthing

6. Berlatihlah untuk tetap tenang dan kontrol diri , ini akan bantu Anda untuk tetap rileks bahkan senyum saat melahirkan dan mengejan.

7. Percayai kekuatan tubuh dan kekuatan bayi Anda

8. Kenali isyarat Tubuh dan Bayi lalu ikuti irama nya

9. Selama proses tetaplah bergerak dan ubah posisi sambil atur nafas, ini berfungsi untuk membantu penurunan bagian terendah janin. Ingat ketika pembukaan lengkap kepala biasanya masih agak tinggi (jarak dari vagina luar sekitar 5-8cm) dan Anda harus menurunkan kepala itu hingga membuka “pintu” vagina. Nah kalau Anda mengejan kuat-kuat terlalu dini maka itu berarti buang-buang energi. Maka ayo atur posisi dan gonta-ganti posisi Anda. Posisi tegak sangat di rekomendasikan untuk membantu proses ini. (jongkok, knelling, merangkak) sambil lakukan goyang panggul.

10. Tetaplah Tersenyum krena jika Mulut Atas terbuka maka Mulut bawah juga terbuka So…Do It!

 

Kalau Tidak Mengejan, Apakah Bayi Bisa Keluar?

Nah ini adalah pertanyaan yang sangat bagus dan sering kali di Lontarkan para ibu bahkan para bidan dan dokter yang masih menganggap bahwa ibu melahirkan HARUSLAH mengejan KUAT!

Persalinan itu unik dan ajaib, dan Puji Tuhan saya selalu diberi kesempatan untuk belajar belajar dan belajar lagi. saat mencoba “meng-test”  apa yang terjadi pada bayi ketika sang ibu ada kontraksi kuat dan dorongan mengejan saat itu saya coba melakukan VT (vaginal Toucher/Pemeriksaan Dalam) dan tangan saya “Stay” di dalam vagina untuk beberapa waktu sambil mengamati apa yang terjadi, ternyata ketika kontraksi kuat dan sang ibu melakukan NAFAS PERUT dengan tenang, panjang dan dalam secara otomatis otot di dalam liang vagina, serviks menjadi sangat lunak, lembut dan ajaibnya ternyata kepala janin justru yang Melakukan dorongan (seperti Ngebor) seiring dengan kontraksi dan tekanan otot perut karena bantuan Nafas Perut. dan dorongan bayi tersebut sangat signifikan sekali. dan ini akhirnya yang sedikit mematahkan teori P (Power) dalam persalinan dimana Power yang dimaksudkan dalam buku kebidanan lebih ke Power sang Ibu bukan Power sang janin. padahal ternyata Tanpa ibu mengejan Kuat pun, ketika ada reflek ejeksi janin dan sang ibu rileks yang terjadi adalah Janin dengan indahnya mendorong kepala dan tubuhnya sesuai dengan ritme tubuh.

dan reflek ini akan semakin bagus ketika posisi sang ibu tegak dan cenderung condong ke depan karena dengan demikian tubuh ibu akan memperbaiki dan sedikit meluruskan curve jalan lahir, sehingga semakin memudahkan janin untuk melakukan tugasnya. terbukti Klien di Bidan Kita bahkan ada yang melahirkan bayinya dengan berat badan 4200 gram tanpa mengejan sama sekali, dan yang ibu lakukan saat itu adalah melahirkan sambil berlutut berpelukan dengan suaminya.

nah bagaimana dengan Anda? apakah Andapun menginginkan hal yang sama?

Mari belajar 😉

 

Nah semoga ini bermanfaat bagi Anda.

Selamat mencoba

Salam Hangat

Yesie

 

Yuk Pahami Perubahan Bentuk Tubuh dan Mulai Dengarkan Bayi Anda!

0

SONY DSC

prosedur rutin yang merupakan bagian dari setiap kunjungan antenatal setelah sekitar 12 minggu kehamilan adalah PALPASI. Palpasi adalah Istilah medis untuk meraba. Tujuan mereka melakukan palpasi pada perut Anda adalah untuk memonitor perubahan ukuran rahim Anda dan pertumbuhan dan posisi bayi Anda untuk menilai sesuai dengan perkembangan dan “kemanuan” kehamilan. Tindakan palpasi ini tidak menyakiti bayi Anda karena mereka dikelilingi oleh bantalan yaitu cairan ketuban. CATATAN: sebenarnya Anda tidak perlu membuka baju untuk diraba/dipalpasi tapi memang dengan membuka pakaian di bagian perut akan memudahkan bidan dan dokter melakukan prosedur ini.

 

apa yang bidan atau dokter cari atau periksa saat meraba perut Anda sangatlah bervariasi tergantung pada berapa minggu umur kehamilan Anda. Berikut ini adalah panduan informasi yang mereka coba dapatkan melalui palpasi perut selama berbagai tahap kehamilan.

Ketika Anda hamil…lalu memeriksakan diri ke Bidan atau Dokter, apa yang biasanya mereka lakukan pertama kali setelah melakukan anamnese? Biasanya mereka melakukan palpasi yaitu

Dari konsepsi sampai kurang dari 12 minggu kehamilan, ukuran rahim masih sangat kecil dan sebagian besar masih berada di dalam tulang panggul dan tidak dapat dirasakan melalui perut luar/agak sulit di waba melalui perabaan di perut. Setelah sekitar 12 minggu, rahim cukup besar dirasakan di atas panggul oleh bidan/dokter Anda (dan Anda), biasanya mereka hanya mampu menyentuh bagian paling atas dari rahim atau fundus.

Beberapa ibu yang sudah pernah hamil sebelumnya biasanya rahim mereka sedikit lebih besar dibanding dengan ukuran rahim di kehamilan sebelumnya, sehingga mungkin sekitar 10 atau 11 minggu sudah bisa diraba dan dirasakan. Ini juga terjadi jika Anda memiliki bayi kembar. Jadi Jika Anda merasa telah hamil 12 minggu atau lebih namun rahim Anda tidak dapat dirasakan oleh bidan/dokter Anda, maka Anda harus waspada, bisa jadi penghitungan umur kehamilan yang salah atau mungkin kehamilan Anda belum mencapai 12 minggu, bisa jadi janin tumbuh lambat, atau bisa jadi ada kemungkinan yang lain.

Dari 12 sampai 20 minggu kehamilan bidan/dokter Anda akan melakukan palpasi secara rutin di setiap kunjungan. Selama fase ini bayi belum cukup besar untuk terdeteksi posisi mereka, sehingga tujuan utama palpasi sebelum 20 minggu hanya untuk memastikan bahwa rahim tumbuh dan berkembang sehat.

sekitar 16 minggu kehamilan bagian atas rahim atau fundus akan tumbuh menjadi sekitar pertengahan antara garis rambut kemaluan dan pusar (terasa ketika berbaring). Dengan sekitar 20 minggu kehamilan fundus harus mendekati tingkat pusar. bidan Anda mungkin mulai menggunakan pita pengukur untuk mengukur Anda tinggi fundus.

Dari 20 sampai 34 minggu bayi Anda jauh lebih besar dan sekarang cukup besar bagi bidan/dokter Anda untuk mengetahui di mana kepala bayi berada. Bidan/dokter Anda bahkan mungkin dapat membimbing tangan Anda selama pemeriksaan ini sehingga Anda dapat merasakan kepala bayi Anda sendiri. Atau bahkan bisa mengajari patner/suami Anda untuk melakukan palpasi untuk mengetahui posisi bayi Anda. Namun jika belum dapat dilakukan, Tanyakan kepada bidan/dokter apakah mereka dapat mengajarkan Anda tentang hal ini pada kunjungan kehamilan berikutnya.

mulai umur kehamilan 34 minggu sebagian besar posisi kepala janinsudah berada di bawah atau bahkan sudah turun ke panggul, namun ada kalanya posisi kepala bjanin masih di atas nah itu disebut sungsang. Tak perlu terlalu khawatir jika Anda menemukan bahwa posisi janin Anda masih sungsang, karena Anda tetap mempunyai waktu untuk mengupayakan merubah posisi kepala janin menjadi vertek (kepala di bawah) coba buka link ini: https://www.bidankita.com/joomla-overview/monthly-guide/175-cara-mengubah-bayi-sungsang-menjadi-letak-kepala. Jika Anda hamil kembar, sering kali bidan/dokter menemukan bahwa satu janin kepalanya di bawah, sementara saudara mereka sungsang.

Ukuran rahim Anda harus terus tumbuh, hingga mencapai dasar tulang dada atau sternum di umur kehamilan sekitar 36-37 minggu. Dari 37 minggu hingga masa menjelang kelahiran, Janin Anda posisi kepalanya harus di bawah sekarang. Meskipun jarang, namun beberapa janini dapat mengubah posisi nya bahkan pada tahap akhir kehamilan.

Nah ketika posisi kepala sudah berada dibawah, maka bidan/dokter akan meraba perut Anda untuk mengetahui apakah kepala janin Anda sudah masuk kedalam panggul atau belum.

Kepala janin dapat masuk panggul kapan saja dari 1 sampai 4 minggu sebelum kelahiran. Meskipun sebenarnya masih normal bagi janin pada beberapa ibu hamil dimana kepalanya belum masuk panggul hingga proses persalinan dimulai, namun hal ini yang sering dijadikan “alasan” bagi para dokter/bidan untuk melakukan intervensi. Padahal sebenarnya hal ini masih bisa di upayakan, entah dengan mobilisasi, pengaturan posisi tubuh dan pengoptimalan posisi janin. Bidan/dokter Anda juga biasanya mencoba untuk menentukan bagaimana posisi tubuh janin menghadap atau bagaimana posisi berbaring janin Anda. Apakah mereka berada dalam posisi anterior (dengan punggung bayi ke arah depan perut Anda) atau posterior (ke arah belakang Anda), atau lateral (ke arah sisi Anda). Setelah kepala janin Anda masuk ke panggul, Bayi masih bisa bergerak dari anterior ke posisi posterior dan sebaliknya dengan cukup mudah sebelum persalinan dimulai. Nah untuk mengupayakan agar posisi janin tetap baik dan optimal silahkan buka link: https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/566-posisi-terbaik-bayi-dalam-kandungan

Ukuran rahim Anda tidak tumbuh ke atas, karena tidak ada lebih banyak ruang untuk melakukan hal ini. Namun, perut Anda sekarang tumbuh keluar atau menonjol. Jika kepala bayi Anda bergerak, ketinggian fundus biasanya turun lebih rendah, meskipun pengukuran fundus umumnya tidak digunakan selama minggu-minggu terakhir kehamilan.

 

Mengukur tinggi fundus Anda

Melakukan pengukuran, Menggunakan pita ukur untuk menentukan tinggi fundus selama kehamilan pertama kali diperkenalkan pada tahun 1970-an. Ini semakin populer di akhir 1980-an dan karena sederhana dan murah, dan ini banyak digunakan oleh bidan, meskipun tidak semua menggunakannya. Tujuan utama dari pengukuran tinggi fundus selama kehamilan adalah untuk mendeteksi kemungkinan:

– Bayi luar biasa kecil

– Bayi luar biasa besar

– Berapa kemungkinan umur kehamilan & tafsiran berat janin, meskipun mungkin lebih relevan penggunaan USG.

Pengukuran tinggi fundus diadopsi karena diyakini lebih akurat dari sekedar perasaan bidan/dokter saat melakukan palpasi dengan tangan mereka. Melakukan pengukuran dasarnya,. Cara Mengukur tinggi fundus adalah dengan meminta sang ibu untuk berbaring lalu bidan/dokter menempatkan ujung dari pita ukur pada tulang kemaluannya (simfisis pubis). Simfisis pubis tulang terletak tepat di bawah garis rambut kemaluan di tengah. Lalu ukur hingga batas Fundus dan ketahui ukurannya dalam cm.

CATATAN: tinggi Fundus dapat diukur walaupun Anda masih mengenakan pakaian,sehingga Anda tidak perlu melepaskan celana Anda untuk melakukannya. Jika Anda ingin, Anda bisa merasakan sendiri tulang simfisis pubis Anda maka letakkan tangan Anda di atas pinggul Anda, kemudian memindahkan mereka ke depan dan ke bawah, mengikuti lengkungan tulang pinggul ke bawah hingga lengkungan tersebut berakhir di tengah di bawah garis rambut kemaluan Anda. Rasanya seperti benjolan keras di bawah rambut kemaluan.

Ketinggian fundus cenderung digunakan dari 16 sampai 37 minggu kehamilan, dengan keakuratan terbesar diyakini antara 22 sampai 34 minggu. Sebuah buku teks tentang pengukuran tinggi fundus menyatakan bahwa tinggi fundus seharusnya sama dengan jumlah minggu kehamilan. Sebagai contoh, hamil 20 minggu = 20 cm dan sebagainya (sampai sekitar 36-37 minggu). Namun, pengukuran tinggi fundus dapat berfluktuasi 2 sampai 4 cm lebih tinggi atau lebih rendah dari norma yang diharapkan karena berbagai alasan, dengan bayi masih sangat normal dan sehat. Alasan tinggi fundus lebih kecil atau lebih besar dapat meliputi:

1. Posisi bayi Anda. Pengukuran tinggi fundus dirancang untuk mengukur janin yang berbaring dengan posisi kepala di bawah. Seorang janin dalam posisi sungsang mungkin tinggi fundus nya dapat lebih tinggi dan bayi dalam posisi melintang atau posisi miring maka ukurannya secara signifikan lebih rendah.

2. Perbedaan Fisik yaitu tinggi dan berat badan setiap wanita berbeda. Ketinggian fundus dapat bervariasi antara perempuan yang sangat tinggi dan sangat pendek. Juga wanita yang sangat kurus dengan wanita yang kelebihan berat badan

3. Jika ini adalah bayi pertama atau berikutnya. Ibu yang hamil pertama kali biasanya cenderung memiliki otot perut dan ligamen yang ketat . namun ibu yang sudah pernah hamil sebelumnya tinggi fundusnya akan cenderung lebih rendah dan dapat mengukur kurang, meskipun selama kehamilan sebelumnya rahim bisa lebih besar dan tinggi.

4. Berbeda provider yang mengukur (bidan/dokter). Telah diakui bahwa akurasi pengukuran tinggi fundus sangat dipengaruhi oleh provider yang berbeda pada setiap kunjungan kehamilan. Setiap bidan/dokter dapat mengukur dengan cara yang sedikit berbeda, yang mempengaruhi hasil secara keseluruhan (faktor human error).

 

Pada dasarnya, semua faktor di atas perlu dipertimbangkan ketika menginterpretasikan pengukuran tinggi fundus. Ingatlah bahwa bidan/dokter sebagian besar cukup senang jika hasil pengukuran Anda secara konsisten lebih rendah atau lebih tinggi pada setiap kunjungan (misalnya 22 cm pada 24 minggu dan kemudian 26 cm pada 28 minggu, atau 30 cm pada 28 minggu dan kemudian 34cms pada 32 minggu). Namun, mereka mungkin khawatir jika ketika fundus Anda diukur pada 24cm pada 24 minggu dan hanya 25cm pada 28 minggu, karena bayi belum menunjukkan banyak pertumbuhan progresif selama empat minggu. Jika hal ini terjadi Anda mungkin sebaiknya Anda melakukan USG untuk melihat bagaimana bayi Anda tumbuh.

Mendengarkan bayi Anda

ketika kehamilan berlanjut, bidan/dokter mulai mencoba untuk mendengar detak jantung janin Anda. Hal ini terutama ditujukan untuk mengkonfirmasikan bahwa janin Anda memang hidup. Detak jantung janin ini berubah saat mereka tumbuh. Dengan 8 sampai 10 minggu kehamilan (ketika detak jantung pertama dapat diukur pada gambar USG) tingkat secara signifikan lebih tinggi di sekitar 170 sampai 200 denyut per menit (x/menit). Namun, dengan sekitar 20 minggu tingkat turun lebih sekitar 120 sampai 160 denyut per menit, tetapi mungkin berfluktuasi antara 110 dan 170 x/menit, biasanya dalam kaitannya dengan bayi bergerak (tingkat yang lebih tinggi ketika mereka lebih aktif dan lebih rendah ketika mereka tidur). Selama persalinan dan setelah kelahiran denyut jantung mereka tetap antara 120 dan 160 bpm (berkisar 110-170 x/menit). Tahukah Anda? Detak jantung bayi yang belum lahir dapat terdengar sedikit seperti kuda berderap.

Mampu mendengar detak jantung bayi Anda adalah sesuatu yang kebanyakan orang tua tunggu dengan penuh harap. Namun, ini hanya menjadi mungkin dalam beberapa tahun terakhir dengan penggunaan teknologi Doppler oleh bidan/dokter. Ada dua buah peralatan yang dapat digunakan untuk mendengarkan detak jantung janin Anda. Ini adalah:

– Pinard ini stetoskop/ leanex

– Doppler

Stetoskop Pinard itu. Di masa lalu, bidan paling banyak menggunakan stetoskop Pinard untuk mendengarkan detak jantung janin. Ini adalah alat berbentuk kerucut terbuat dari plastik, logam atau kayu ditempatkan pada perut wanita di bagian bahu/punggung janin (bisa ditemukan setelah bidan/dokter malakukan palpasi) lalu kemudian mereka menempatkan alat tersebut pada telinga untuk mendengarkan bayi, kadang-kadang menghitung tingkat denyut jantung per menit.

 

stetoskop Pinard ini hanya dapat digunakan setelah sekitar 20 sampai 24 minggu kehamilan, saat bayi cukup besar untuk mendengar detak jantung mereka dengan jelas dengan cara ini. Banyak orang tua mencoba untuk mendengar detak jantung janin mereka dengan stetoskop biasa. Ini kadang-kadang efektif, tetapi tidak selalu mudah untuk mendengar. Setelah sekitar 30 sampai 32 minggu kehamilan, pasangan Anda mungkin dapat mendengar detak jantung bayi anda dengan menempatkan telinga mereka langsung pada perut Anda. Ini membantu jika mereka memiliki ide di mana bayi berbaring, menempatkan telinga mereka di mana Anda berpikir letak bahu janin. bahkan beberapa orang yang telah menggunakan roll kardus toilet kosong untuk melakukan hal ini!

Mesin Doppler. Mesin ini memancarkan gelombang ultrasound frekuensi tinggi (sekitar 2 MHz) untuk mendeteksi detak jantung bayi dan memberikan pembacaan visual dari perkiraan denyut jantung bayi serta suara yang dapat didengar. Hal ini dimungkinkan untuk Doppler untuk mendeteksi detak jantung janin dari sekitar 12 sampai 14 minggu kehamilan, meskipun l ini tidak selalu mungkin. Detak jantung janin ini jelas terdeteksi dari sekitar 16 sampai 18 minggu kehamilan. Anda juga dapat mendengar suara-suara lain melalui mesin selain detak jantung bayi Anda. Sebuah Doppler dapat mendeteksi detak jantung bayi jika ditempatkan di manapun pada rahim, tetapi akan terdengar paling keras jika diposisikan di sekitar tempat bahu bayi. Di sinilah alasan bidan/dokter Anda akan mencoba menempatkannya setelah meraba perut Anda. Berhati-hatilah meskipun, bahwa jika Doppler mendeteksi detak jantung bayi Anda di satu tempat, hal ini tidak selalu mengkonfirmasi bahwa bahu mereka pasti dalam posisi itu. Misalnya, pengasuh bisa mendeteksi detak jantung bayi pada bagian bawah perut wanita, meskipun bayi berada dalam posisi sungsang.

bidan/dokter Anda dapat mendengarkan detak jantung hanya beberapa detik, atau sampai satu menit atau lebih. Namun, penyimpangan dalam detak jantung bayi biasanya tidak dapat dideteksi hanya melalui mendengarkan detak jantung janin tersebut dengan singkat.

 

catatan kehamilan Anda

Informasi tentang hasil pemeriksaan kehamilan Anda biasanya dicatat pada catatan kehamilan Anda. Dan kartu inilah yang nantinya bisa menjadi “komunikasi” antar provider. Cara bidan/dokter Anda merekam informasi pada kartu Anda sering bervariasi. Kadang mereka menggunakan istilah medis yang seringkali tidak Anda mengerti dan sayangnya banyak provider yang tidak punya banyak waktu untuk menjelaskan kepada Anda maksud dari tulisan mereka. Berikut ini adalah ringkasan dari beberapa informasi cara umum yang dapat dicatat pada kartu kehamilan Anda dan apa yang mereka maksud.

1. Gestational age (usia kehamilan) dan tinggi fundus uteri (Tfu)

2. Presentasi

3. Posisi

4. Engagement atau stasiun

5. Gerakan dan detak jantung

Usia kehamilan dan tinggi fundus. Usia kehamilan mengacu pada seberapa jauh Anda hamil adalah dihitung dari hari pertama periode menstruasi terakhir Anda atau mungkin dari USG di kehamilan awal. Oleh karena itu, jika usia kehamilan bayi Anda adalah 32 minggu dan ditulis sebagai 32. Jika kunjungan kehamilan Anda dijadwalkan pertengahan antara minggu Anda dihitung (misalnya antara 32 dan 33 minggu) maka pengasuh Anda dapat merekam ini sebagai 32 minggu atau 32 + +3 berarti 32 minggu dan 3 hari.

 

Ketinggian fundus diukur dalam sentimeter yang berkaitan dengan seberapa tinggi fundus Anda adalah dari tulang kemaluan Anda. Umumnya pengukuran adalah hampir sama dengan usia kehamilan bayi. Sebagai contoh, 32 minggu = 32 cm. Namun, adalah normal jika ukuran ini berfluktuasi 2 sampai 4 cm lebih tinggi atau lebih rendah karena berbagai alasan, sudah saya dijelaskan secara mendalam diatas.

Setelah kehamilan Anda lebih dari 20 sampai 28 minggu, bidan/dokter Anda akan mulai merekam presentasi bayi. Kata yang paling umum digunakan untuk menggambarkan presentasi kepala adalah dengan presentasi Cephalic (berasal dari bahasa latin Cephal = kepala). Hal ini dapat disingkat menjadi Ceph atau hanya ditulis sebagai C dan digunakan jika bayi Anda berada dalam posisi kepala di bawah. Kata lain yang digunakan untuk posisi kepala di bawah adalah vertex, sering ditulis sebagai Vx atau hanya V. Atau kadang ditulis dengan istilah Preskep (presentasi kepala). Namun Jika bayi Anda sungsang (bokong bawah) ini dapat ditulis sebagai Br, atau LetSu (Letak Sungsang). Dan jika posisinya melintang seringkali di tulis Trans atau Let Li (Letak Lintang) Posisi. Posisi bayi merujuk ke tempat punggung bayi berbaring dalam kaitannya dengan tubuh ibu mereka, khususnya tulang panggul dan punggungnya. Posisi ini biasanya tidak tercatat sampai setelah 34 sampai 36 minggu kehamilan dan ditulis sebagai akronim, kata 3 dengan huruf seperti: L = sisi kiri dan juga digunakan untuk lateral (yang berarti sisi wanita).

R = sisi kanan.

A = anterior.

P = posterior.

O = occipito (oksiput adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bagian belakang kepala bayi).

S = sacral (sakrum bayi adalah dasar tulang mereka di dekat bagian atas bawah mereka, yang digunakan untuk menggambarkan posisi sungsang).

Berikut ini menjelaskan huruf berbeda yang digunakan dan apa yang mereka maksud. LOA = Left occipito anterior. Bayi berbaring di sisi kiri ibu mereka, kepala tertunduk, dengan punggung mereka (dan bagian belakang kepala atau tengkuk) menghadap ke depan perut wanita. LOL = Left occipito lateralis dimana bayi ini Berbaring di sisi kiri ibu mereka, kepala di bawah, dengan punggung mereka (dan bagian belakang kepala atau tengkuk) menghadapi sisi kiri ibu. LOP = Left occipito posterior. Bayi berbaring di sisi kiri ibu mereka, kepala di bawah, dengan punggung mereka (dan bagian belakang kepala atau tengkuk) menghadapi tulang belakang. ROA = Right occipito anterior bayi ini Berbaring di sisi kanan ibu mereka, kepala di bawah, dengan punggung mereka (dan bagian belakang kepala atau tengkuk) menghadap ke depan perut wanita. ROL = Right occipito lateralis bayi ini. Berbaring di sisi kanan ibu mereka, kepala di bawah, dengan punggung mereka (dan bagian belakang kepala atau tengkuk) menghadapi sisi kanan ibu. ROP = Right occipito posterior. Bayi berbaring di sisi kanan ibu mereka, kepala di bawah, dengan punggung mereka (dan bagian belakang kepala atau tengkuk) menghadapi backbone wanita. LSA = Left sakral anterior. Bayi berbaring di sisi kiri ibu mereka, bawah ke bawah, dengan punggung mereka (dan mereka sacrum) menghadap ke depan perut wanita. LSL = Left sakral lateral. Bayi berbaring di sisi kiri ibu mereka, bawah ke bawah, dengan punggung mereka (dan sacrum mereka) menghadapi sisi wanita. LSP = Left sakral posterior. Bayi berbaring di sisi kiri ibu mereka, bawah ke bawah, dengan punggung mereka (dan sacrum mereka) menghadapi tulang punggung wanita. RSA = Rigth sakral anterior bayi ini Berbaring di sisi kanan ibu mereka, bawah ke bawah, dengan punggung mereka (dan mereka sacrum) menghadap ke depan perut wanita. RSL = Right sakral lateral. Bayi berbaring di sisi kanan ibu mereka, bawah ke bawah, dengan punggung mereka (dan sacrum mereka) menghadapi sisi wanita. RSP = Right posterior sakral. Bayi berbaring di sisi kanan ibu mereka, bawah ke bawah, dengan punggung mereka (dan sacrum mereka) menghadapi tulang punggung wanita. Kadang-kadang bidan/dokter mencatat posisi bayi dengan gambar kecil yang terlihat sedikit seperti berudu. Sebagai contoh jika gambar terlihat sedikit seperti 6, bayi Anda akan menjadi kepala di bawah di sisi kanan Anda. Jika gambar tampak sedikit seperti 9, bayi Anda sungsang, dengan punggung mereka di sisi kiri Anda. Engagement atau stasiun. Seberapa dalam bagian terendah bayi Anda masuk ke panggul itu disebut Engagement atau stasiun. biasanya sekitar 1 sampai 4 minggu sebelum kelahiran. Jika bayi berada dalam posisi sungsang bawah mereka juga dapat masuk panggul. Engagement atau stasiun biasanya diukur dalam 5 dan didasarkan pada kenyataan bahwa lebar tangan dewasa adalah tentang ukuran jangka kepala bayi. Saat merekam keterlibatan pada catatan kehamilan Anda, biasanya jumlah kepala bayi yang dirasakan oleh tangan bidan/dokterh diukur dan ditulis, memberikan panduan untuk berapa banyak dari kepala bayi bergerak di panggul. Sebagai panduan:

1. Jika lebar jari 5 kepala bayi Anda dirasakan, itu ditulis sebagai 5/5 teraba atau unengaged

2. Jika lebar jari 4 kepala bayi Anda dirasakan, itu ditulis sebagai 4/5 teraba atau 1/5 sudah masuk panggul.

3. Jika lebar jari 3 kepala bayi Anda dirasakan, itu ditulis sebagai 3/5 teraba atau 2/5 sudah masuk panggul.

4. . Jika lebar jari 2 kepala bayi Anda dirasakan, itu ditulis sebagai 2/5 teraba atau 3/5 sudah masuk panggul.

5. Jika 1 jari lebar kepala bayi Anda dirasakan, itu ditulis sebagai 1/5 teraba atau 4/5 sudah masuk panggul.

6. . Jika kepala bayi Anda tidak dapat merasa ditulis sepenuhnya terlibat atau tidak teraba

Beberapa bidan/dokter seringkali tidak mencatat seberapa jauh kepala janin sudah masuk panggul, tetapi hanya menulis sudah enggaded atau belum.

Gerakan dan detak jantung. Bidan/dokter Anda biasanya akan menanyakan apakah Anda telah merasa bayi Anda bergerak, lebih dari 20 minggu kehamilan. Hal ini biasanya dicatat sebagai FMF (gerakan janin dirasakan). Beberapa pengasuh menulis ini sebagai FM + atau hanya FM dengan tanda centang di sampingnya. Detak jantung bayi dicatat sebagai FH (bunyi jantung janin) atau FH +. Atau dengan istilah DJJ (Detah jantung Janin). Jika pengasuh menggunakan Doppler untuk mendengarkan detak jantung mereka dapat merekam ini sebagai Doppler + atau D +.

 

Nah demikianlah informasi tentang bagaimana mengetahui dan mendengarkan bayi Anda.

semoga ini bermanfaat bagi Anda semua.

Salam Hangat

Yesie

 

Wharton Jelly “Si Jelly Ajaib” dalam Tali Pusat

warton jelly

Plasenta adalah salah satu organ yang paling ajaib. Di dalam tali pusar manusia adalah dua arteri dan satu vena. Vena membawa darah beroksigen dari plasenta ke bayi, dan arteri membawa produk-produk limbah dan darah terdeoksigenasi keluar dari tubuh bayi, kembali ke plasenta. Sirkulasi janin sangat kompleks dan melibatkan pembukaan antara kedua sisi jantung, dan pencampuran darah yang mengandung oksigen dan terdeoksigenasi. Ini adalah proses yang cukup sederhana tetapi penting sekali untuk pengembangan bayi yang sehat.

 

Tali pusat adalah kehidupan-hubungan antara ibu dan bayi, menjembatani kesenjangan antara sirkulasi ibu dan sirkulasi bayi. Di saat-saat pertama setelah lahir, perubahan fisiologis yang sangat besar terjadi pada bayi, tali pusat, dan plasenta untuk memastikan bayi bernafas, pertukaran gas, dan beredar darah sendiri untuk pertama kalinya. Bagian dari pergeseran yang melibatkan Wharton Jelly.

 

Bagian dalam tali pusat mengandung semacam zat yang disebut Wharton jelly. Wharton jelly ini berbentuk seperti semacam gelantin atau agar-agar, yang diidentifikasi dan dijelaskan oleh Dr Thomas Wharton di tahun 1656, memang kelihatannya ini tidak sangat penting pada pandangan pertama,. Namun ternyata Wharton Jelly ini memiliki tugas penting melindungi pembuluh darah yang ada di dalam tali pusat. Wharton jelly seperti membungkus dan menyelimuti pembuluh darah di tali pusat layaknya adonan telur yang mengelilingi kacang menjadi kacang telur ;). Ketika Wharton Jelly tersebut ada dalam jumlah yang cukup banyak di dalam tali pusat, maka tali pusat akan semakin sehat, karena mengelilingi dan menyelimuti pembuluh darah dengan baik ini mungkin bisa membuat talipusat bengkok, dan membuat talipusat semakin lentur sehingga ketika tali pusat tersebut melintir, melilit atau menyimpul wharton jelly ini membuat aliran darah antara ibu dan bayi tidak terganggu.

Ada kondisi tertentu yang berkaitan dengan jumlah Wharton jelly di dalam tali pusat yang tidak memadai atau dengan gel yang tidak konsisten di seluruh tali pusat atau Wharton Jelly ini tidak secara merata dan tidak dalam jumlah yang cukup menyelimuti dan melindungi pembuluh darah di tali pusat maka saat terjadi lilitan atau tekukan di tali pusat, ini dapat membuat aliran darah menjadi terganggu. Jadi kemungkinan erburukpun dapat terjadi yaitu menyebabkan kematian janin, atau tekanan atau kematian saat melahirkan.

Tembakau dalam rokok, penyakit hipertensi, dan diabetes sangat berhubungan dengan masalah dengan Wharton jelly. Jika kandungan Wharton jelly dalam tali pusat tidak memadai maka ini juga berhubungan dengan masalah dengan pertumbuhan bayi, seperti janin tumbuh lambat (IUGR).

Ada juga kondisi yang dapat menyebabkan kerusakan Wharton jelly. Salah satu contoh adalah preeklamsia, suatu kondisi yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan protein dalam urin. Dalam kasus preeklampsia susunan Wharton jelly telah terbukti berubah secara signifikan, dengan rasio Asam Lemak Bebas dan Kolesterol yang diubah yang dapat mengakibatkan “penuaan” awal dari lendir/jelly. Anda pernah mendengar dari Asam Lemak Esensial seperti Omega 3 dan Omega 9 -, ada banyak jenis asam lemak juga, dan mereka membuat wharton Jelly semakin sehat. Namun jika kekurangan zat tersebut maka rasio asam lemak dalam wharton jelly semakin kecil, Wharton jelly menjadi lebih tipis, lebih cair. Hal ini mengurangi padding pelindung di sekitar pembuluh darah dalam ralipusat. Setiap kali tali pusat menipis atau terganggu, maka pertumbuhan dan perkembangan bayi menjadi beresiko.

Wharton jelly inilah yang membuat aliran darah antara ibu dan bayi tetap terjaga dengan baik meskiput talipusat melilit dan lemingkari leher janin. Jadi tak perlu takut jika janin Anda terlilit tali pusat. Cukup jaga konsumsi makanan, hindari dari rokok, lalu lakukan relaksasi dan komunikasi dengan janin agar dapat melonggarkan bahkan melepaskan lilitan tersebut.

Sekitar 1% bayi lahir dengan simpul di tali pusat, tetapi hanya sekitar 2,7% dari 1% dari bayi meninggal saat melahirkan. Ini berarti bahwa hanya persentase yang sangat- sangat kecil, bayi berakhir mati sebagai akibat dari simpul dalam talipusatnya. Ingat bahwa di hampir semua kasus ada cukup Wharton jelly untuk melindungi pembuluh di dalam tali pusat

Tubuh kita dirancang dengan indah untuk menciptakan dan menumbuhkan kehidupan baru. Plasenta dan tali pusat adalah suatu sistem yang mengagumkan, menjembatani kesenjangan antara tubuh ibu dan tubuh bayi.

Untuk mendukung kesehatan sistem plasenta Anda. Untuk memastikan tali pusar Anda dalam kondisi terbaik, berhenti (atau sangat mengurangi) penggunaan tembakau/rokok, mencegah diabetes (atau mengelolanya dengan baik, dalam kasus yang telah didiagnosis), dan mengambil tindakan pencegahan untuk menjaga tekanan darah Anda sehat Langkah-langkah ini akan membantu menjaga Anda dan bayi Anda sehat,. dan mendukung kesehatan plasenta dan tali pusat juga. Dengan tali pusat dan plasenta yang sehat maka, tubuh Anda akan siap untuk terus menjaga bayi Anda tumbuh sempurna, sampai bayi sepenuhnya dan benar-benar siap untuk dilahirkan.

Nah, ada hal yang menarik dalam Wharton Jelly, Wharton Jelly adalah jaringan, yang jelas lendir yang insulates dan melindungi arteri umbilikalis dan vena. Bila terkena suhu dingin di luar tubuh ibu, Wharton Jelly akan berubah strukturnya dam secara fisiolofin berubah fungsi menjadi padat dan menge- klem secara otomatis dalam waktu 5 sampai 30 menit setelah bayi dilahirkan. Dengan demikian, pengekleman tali pusat sebenarnya tidak diperlukan sama sekali! Wharton Jelly terdiri dari mucopolysaccharides (lemak), sel darah putih, dan sel batang

Wharton Jelly terdiri dari zat amorf yang mengandung glikosaminoglikan, proteoglikan dan, terutama, asam hyaluronic. ini juga berisi sel dengan karakteristik serupa yang otot polos dan yang memungkinkan fungsi kontraktil nya. Sel-sel ini merupakan jaringan interkoneksi kolagen yang membentuk canaliculi dan ruang perivaskular, yang memungkinkan aliran darah yang cukup untuk janin pada kasus kompresi tali pusat selama kehamilan atau persalinan.

Penjepitan dan pemotongan tali pusat kemudian tampaknya seperti sebuah proses yang sangat mengganggu kegiatan hormonal dan emosional yang terjadi di menit pertama setelah bayi lahir dan tampaknya tidak memiliki tujuan fisiologis. Jadi ada baiknya jangan ganggu bayi baru lahir dan talipusatnya di menit-menit pertama biarkan semua fungsi nya berlangsung dengan alami.

Semoga bermanfaat

Salam hangat

Yesie

Sumber:

http://networkedblogs.com/skFEj

http://www.auxocell.com/what-is-whartons-jelly/

http://en.wikipedia.org/wiki/Wharton%27s_jelly

http://www.briobirth.com/articles/you-can-help-your-baby-have-healthy-umbilical-cord

http://www.reproductive-health-journal.com/content/8/1/32

http://mycordblood.familycord.com/2012/02/what-is-whartons-jelly/

MY EDUCATIONAL BIRTH, SYAFIQA IS MY LITLE “GURU” (BORN IN CAUL)

0

 

Trimakasih untuk bunda Chandra yang kirim Inbok tentang “perjalanan cinta” dalam proses persalinannya semoga bisa menginspirasi Bunda semuanya.

Sangat bahagia ketika akhirnya hamil lagi di usia anak pertama kami, tsaqif masih 2 tahun 4 bulan. Kehamilan kedua ini memang kami rencanakan dengan harapan agar nantinya bisa lebih lama mendampingi, dan mengamati perkembangan mereka sampai dewasa nanti dalam usia kami yang belum terlalu tua.. Morning sickness saya alami dari trimester pertama sampai awal trimester ketiga saya anggap masih bisa dikendalikan.. Dari teman yang bernama ratri, saya mengenal hypnobirthing, gentle birth, ibu bidan yessie aprillia dan team bidan kita, dan bagi saya merupakan anugrah yang sangat kami syukuri.

 

Sebagai langkah awal saya mengikuti kelas gentle birth hypnobirthing di bidan kita. Pertemuan pertama saat umur kehamilan di akhir trimester kedua, dengan bu bidan yessie, sangat teringat di dalam ingatan saya, ketika beliau bertanya “apa yang sudah anda persiapkan untuk kehamilan anda ini?” , spontan saja saya jawab “belum ada”. Kemudian ditanggapi sama bu bidan yesie “sembrono”.. buat saya yang saat itu belum tau apa2, terasa bingung juga..tapi justru kata itulah yang menyadarkan saya.. Dari kalimat bu bidan itu akhirnya kuanalisa, “kalau ingin mempersembahkan yang terbaik (bayi minim trauma,ramah jiwa, lahir nyaman, aman, dan tenang) untuk syafiqa (nama calon adik bayi) seharusnya akupun harus memberdayakan diri, bagaimana aku bisa hanya bergantung pada nakes tanpa tahu apa-apa”. Seakan teringat lagi dengan pengalaman kelahiran anak pertama di -rumah sakit bersalin pemerintah- dengan proses pembukaan yang lama sehingga harus dilakukan intervensi oksitosin (induksi)-pemecahan selaput ketuban-episiotomi-non rooming in-tanpa IMD-pemberian susu formula-akhirnya berimbas pada jahitan obras lengkap dengan masa pulih yang lumayan lama kalo gak salah sebulan lamanya. Waktu yang saya rasa sangat lama karena tidak bisa merawat si kecil sendiri dengan bergerak leluasa.

 

Akhirnya dengan semangat pagi, saya niatkan dalam hati untuk menjalani dan menikmati “pe er” itu. Berbekal CD Hypnobirthing, CD Taichi for pregnancy, CD materi, dan ilmu saat mengikuti kelas hypnobirthing saya mulai semua peer itu. Tiap hari saya sempatkan untuk baca dan baca artikel-artikel kehamilan. Maunya sih ikutan yoga balance di jogja, tapi karena jarak yang tidak dekat maka saya ganti dengan latihan taichi kurang lebih 40 menit tiap hari. Saya rasakan latihan-latihan ini sangat berguna jika dilakukan rutin setiap hari (frekuensi menyesuaikan dengan kekuatan tubuh) terbukti dapat menghilangkan keluhan kram betis, dan nyeri perut di kanan atas selama kehamilan saya. Tiap malam sebelum tidur saya sempatkan untuk relaksasi hypnobirthing. Pernafasan perut saya pilih untuk latihan persalinan nanti, karena saya anggap mempunyai teknik yang paling sederhana dan mudah diingat, apalagi saat persalinan kemungkinan buyar sangat tinggi… Memang tidak mudah, harus rajin latihan tiap hari biar nafasnya bisa panjang. Memasuki umur kehamilan 36 minggu, setelah mendapat training dari bu bidan yessie,hampir tiap malam perineum massage dibantu suami tercinta. Sabar banget suami saya ini, tiap hari setelah pulang dari bekerja di temanggung (jarak magelang-temanggung pp sekitar 80 km), dalam kondisi terkantuk-kantuk menjelang tidur malam, masih bersedia untuk memasage perineum istri tercinta demi hasil terbaik nantinya.. Untuk menyemangatinya, selalu saya bilang “kan untuk ayah juga too hasilnya,hehehe..” Agar lebih relaks saat perineum massage sekalian aku pasangkan headset di

telinga sambil mendengarkan relaksasi hypnobirthing, jadi massage selesai, relaksasi juga selesai. Di kantor saya juga menyempatkan diri untuk berlatih di atas gym ball dengan memanfaatkan fasilitas yang ada, hehe.. Visualisasi terhadap proses persalinan saya lakukan dengan rajin melihat video-video persalinan waterbirth. Salah satu video yang sering saya lihat adalah “Waterbirth Baby Born Underwater in the Sac”. Saat itu dibenak saya hanya ada rasa sangat kagum tentang kebesaran tuhan ini, tidak ada pikiran sedikitpun nantinya untuk melahirkan dengan bayi masih terbungkus selaput ketuban seperti ini. Oiya, saat itu saya sempat membuat kartu afirmasi positif,ide ini terinspirasi dengan cerita bu bidan yesi, berupa gantungan kunci dari potongan kertas kecil yang ada gambar dan afirmasi positif lalu ku laminating kupotong kecil-kecil kulubangi pake perforator dan kupasang di dompet hp, jadilah terbaca dimana-mana dan menyemangatiku. Kalimat afirmasi positif juga kupasang di wallpaper di laptop, semakin sering buka laptop, mata bakal sering kirim kalimat positif ke otak, dan semakin kuat terpatri di otak.

 

Sampai usia kehamilan 38 minggu saya join grup Gentle Birth Untuk Semua (GBUS), merupakan hal yang buat saya sangat berguna karena dalam rentang waktu 38 sampai 42 minggu saya merasa lumayan galau juga. Jika sering sharing atau sekedar jadi silent reader di grup GBUS rasanya seperti ada teman yang mendukung, menemani, rasa senasib sepenanggungan intinya jauh dari merasa sendiri! Dari grup itu saya juga terinspirasi untuk mencoba berbagai cara induksi alami, dan memilih cara yang enak-enak lah.. Saat itu kira kira udah 40 minggu, saya mencoba memakan buah kiwi, buah durian, buah nanas, buah papaya mengkal, buah mangga muda, dengan tetap relaksasi, taichi, jalan-jalan pagi, dan akhirnya.. masih harus SABAR menanti…hehe…Teringat kata bu bidan yesie “Setiap bayi punya waktu dan caranya sendiri untuk lahir…. mencoba memahami apa maunya bayi adalah satu hal yang perlu di pahami dan di pelajari dengan benar…karena pada dasarnya apapun proses seorang wanita menjadi ibu itu adalah sebuah keajaiban”..

 

Menikmati hari demi hari setelah HPL terlewati benar-benar tidak mudah.. Apalagi dalam perjalanannya bertemu dengan beberapa orang yang justru menceritakan hal-hal yang menakutkan, seakan-akan menyakitkan saat persalinan nanti. Terlebih ada juga yang sudah memberikan pandangan bahwa kakak akan jeoalous sama adiknya.. Tapi benar-benar saya buang jauh pikiran negatif itu, sejak awal saya sudah memberitahu si kakak, bahwa ketika adiknya lahir nanti, dia akan mendapat teman, dan berulang kali saya teringat kata mba yessie “hukum pikiran bawah sadar:

“apapun yang kita pikirkan tubuh akan menyediakan seperti apa yang kita pikirkan” so…tubuh ibarat lampu aladin yang ketika kita gosok dengan penuh niat “jin” nya akan keluar lalu bilang begini “your wish is my command, madam” nah sugesti tersebut bisa masuk ke pikiran bawah sadar ketika :

– kondisi otak alpha (rileks)

– dalam kondisi emosi yang intens….seorang ibu melihat anaknya sakit intens tidak emosinya?

– disampaikan figur/tokoh…kalau masalah talpus ini di sampaikan oleh simbah/ibu yang Anda yakini

benar bisa jadi benar juga

– di identifikasi keluarga/kelompok ..nah ini menyangkut budaya

 

Jadi prinsipnya tutup telinga, jangan toleh kanan-kiri terhadap berbagai cerita, kalau perlu masuk “goa” karena bagaimanapun setiap kehamilan, setiap kelahiran dan setiap anak adalah beda, unik dan tidak

bisa digeneralisasikan satu sama lainnya. Tetap positif thinking, memberikan afirmasi positif dengan kakak selama kehamilan, menurut saya itu sudah menjadi bagian dalam gentle parenting selama kehamilan. Alhamdulilah, sampai usia syafiqa saat saya menulis testimoni ini (2,5 bulan), sang kakak (tsaqif) sangat sayang dengan adiknya, tanpa ada jealous sedikitpun, ada sisi kedewasaan yaitu menyayangi dan melindungi adik pada kakak (tsaqif) yang masih dalam usia batita itu.

 

Di usia kehamilan menginjak 41 minggu, tanda-tanda flek mulai nampak, namun saya sudah memutuskan untuk tidak konsultasi kembali pada dokter SPOG langganan saya karena beliau sudah kadung illfeel sama saya yang memutuskan untuk tidak melahirkan di rumah sakit dokter tersebut praktek, terlebih dokter tersebut juga sudah ancang-ancang untuk induksi jika lewat HPL nanti. Berbeda dengan persalinan pertama, saat flek muncul rasa ketakutan, tapi justru ketika kehamilan kedua kemarin, rasanya bahagia sekali, berarti sebentar lagi kami akan segera bertemu dengan adik tercinta. Mendatangkan gelombang cinta (kontraksi) sangat tidak mudah ternyata. Dalam kesabaran kami tentu harus tetap ikhtiyar dan berdoa. Endhorphin massage dengan suami tercinta kami coba lakukan, mematikan lampu (terapi untuk meningkatkan level oksitosin) saat tidur juga kami lakukan saat umur kehamilan menjelang 42 minggu. Pagi harinya setelah intens komunikasi dengan bubid yesie, kami memutuskan untuk berangkat ke bidan kita, melewati jalan di daerah pakem yang berlubang-lubang. Suami bersemangat katanya supaya cepet datang gelombang cintanya.

 

Sampai di bidan kita, diperiksa VT (vaginal toucher) oleh bu bidan yesie subhanallah ternyata sudah pembukaan 2. Saat itu saya masih belum merasakan mulas, perut kencang. Sorenya dapat treatment akupuntur dan homeopathy untuk merangsang kontraksi secara alami selain untuk balancing energi. Ketika malam tiba setelah endhorphin dengan suami tercinta kami tidak lupa selalu solat berjamaah untuk memohon yang terbaik kepada yang kuasa untuk proses kelahiran anak kedua kami. Dan akhirnya… tibalah gelombang cinta itu, dia datang dengan lembut… perlahan.. namun intens dan pasti. Dan saya sangat menikmati saat-saat itu.. Kembali pada malam harinya kami menyempatkan untuk solat malam bersama, untuk memohon kembali kepada Ilahi Robbi. Suasana malam di kamar bidan kita hening sekali saat itu, rasanya khusyuk, tenang, tanpa ada kegelisahan sama sekali, yang ada saat gelombang cinta itu kembali menghampiri, rasanya adalah seperti seorang kawan lama yang datang hendak membantu proses kelahiran ini. Nyamaan sekali….

 

Sampai di pagi hari gelombang besar kian meninggi, masih kami sempatkan untuk beribadah shubuh bersama memanjatkan doa bersama suami. Dikala gelombang semakin besar dan meninggi, suamiku tercinta tetap tersenyum dan menyuapi sarapan pagiku, katanya untuk energi saat persalinan nanti. Setelah di VT kembali oleh bu bidan yesie, ternyata sudah pembukaan 8. Alhamdulilah, segera kupinta bu bidan yessie agar dibolehkan nyebur ke kolam plastik berisi air hangat yang sudah dipersiapkan. Tetap berusaha mengikuti irama tubuh hingga pembukaan sepuluh dan tetap berusaha untuk tarik napas dan buang nafas (walau pendek-pendek, akibat saat hamil kurang rajin latihan napas, wkwkwk) (Evaluasi: rajin latihan napas adalah TOOLS yang paling ampuh saat detik-detik persalinan, bisa mengatur nafas panjang sangat memungkinkan ibu dapat melahirkan tanpa mengejan). Kupinta suami untuk meletakkan pipinya di dahiku, buat saya itu merupakan sumber kekuatan besar yang membuat saya nyaman dan aman dalam menghadapi proses persalinan ini. Sebelum detik-detik persalinan itu tiba

saat kepala adik sudah crowning masih lengkap dengan ketubannya, subhanalloh saya bisa merasakan dan menyentuhnya dengan tangan saya sendiri, dan ayah pun ikut memegangnya, seakan lewat sentuhan kami merupakan sumber semangat syafiqa untuk segera keluar.. Hingga pukul sembilan pagi tepat saat salah satu asisten di bidan kita, anggun, mengajak adek syafiqa untuk lahir, setelah beberapa kali mengejan, akhirnya lahirlah syafiqa dengan lembut dan tenang, dengan selaput ketuban yang utuh (BORN IN CAUL), terpecah, oleh gerakan tangan adik sendiri…

 

Catatan proses kelahiran syafiqa dari ibu bidan tercintah bisa dibaca di link berikut https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/535-born-in-caul-in-bidan-kita .Mengutip kembali kata bu bidan yessie kelahiran bayi itu selalu membawa “pesan” dan “keistimewaan” kelahiran syafiqa ini untuk kami sebagai orangtua, membawa pesan bagi kami untuk selalu SABAR, SABAR DAN SABAR, dalam menghadapi perjalanan hidup kami berdua ini.. Dan ketika bu bidan yesie menjelaskan bahwa Gentle Birth itu holistik dan kompresensif, harus ada Keberanian-Trust/Kepercayaan-Keyakinan-Penyerahan/Pasrah-Relaksasi-Cinta-Tertawa Gerakan/Mobilisasi – Fokus & Komitmen-Persiapan-Kenyamanan-juga menyadari Kerentanan kesimpulan saya ini merupakan titik awal dan bukan merupakan titik akhir dari pencapaian sebuah gentle birth, karena akan berlanjut kemudian gentle breast feeding (ASI eksklusif 6 bulan, berlanjut ASI dan MPASI setahun, ASI + makanan padat 2 tahun lebih,semoga!)gentle weaning dan gentle parenting.

 

Sekali lagi puji syukur selalu kami panjatkan kepada Illahi Robi yang telah mengijinkan kami untuk mengenal gentle birth, bertemu, berteman,belajar dan didampingi bu bidan Yesie Aprilia dan team bidan kita (ulya,widya,anggun) saat kelahiran sungguh merupakan momen yang sangat indah. Yang menjadi kesadaran kami ternyata gentle birth bukan hanya merupakan klimaks yaitu hasil pada saat proses persalinan, tapi lebih dari itu, proses sangat memegang peranan penting dan tetap ada saja yang menjadi pembelajaran dan evaluasi setelah proses persalinan usai, tetap ada bagian yang mungkin tidak sempurna, tapi mungkin inilah yang menjadi pembelajaran untuk kami untuk selanjutnya menjadi, memperbaiki, memberikan treatment dan edukasi parenting terbaik untuk buah hati kami..

 

Karena untuk menyadari, harus mengenali, dan untuk mengenali harus memahami dengan intuisi dari hati dan tetap berharmoni dengan logika, terakhir harus tetap sakmadyo pasrah pada Illahi.. J

 

Pembelajaran terbaik dari kelahiran anak kami INAS SYAFIQA ZHAFIRA (lahir 26 JUNI 2012, pukul 09.00 di Bidan Kita,born by waterbirth, delayed and burning cord clamping (about 11 hours)

Tentang Si Hormon Cinta!

0

Berulang kali saya menyebut hormon cinta, nah apa itu hormon cinta dan mengapa seorang ibu sangat membutuhkannya?

 

Hormon cinta adalah sebutan dari hormon Oksitosin, sebuah hormon yang dilepaskan oleh kelenjar hipofisis. Kadar tertinggi oksitosin dilepaskan selama persalinan, dan semakin meningkat ketika bayi membuat jalan atau bergerak melalui jalan lahir. Dan puncak kadar oksitosin terjadi ketika kelahiran plasenta setelah bayi lahir lalu bagaimana Oksitosin dilepaskan?  Oksitosin akan dengan mudah dilepaskan dan diproduksi didalam tubuh jika ada perasaan tenang, merasa nyaman, pasrah, dan mencintai terhadap bayi Anda

 

Mengapa kita perlu Oksitosin?

Nah berikut ini beberapa alasan mengapa kita perlu oksitosin:

1. merangsang rahim untuk berkontraksi untuk melahirkan bayi

2. memfasilitasi proses menyusui

3. pelepasan oksitosin membawa pada perasaan cinta antara ibu dan bayi

4. merangsang payudara untuk memancarkan ASI nya

5. ketika Anda memiliki kadar oksitosin yang tinggi. Maka Anda akan selalu merasa bahagia, sedikit kesempatan untuk jatuh dalam kondisi depresi postpartum

6. mengurangi peluang seorang wanita mengalami perdarahan postpartum akhir setelah bayi lahir melalui vagina

7. membantu rahim kembali ke ukuran semula (sebelum hamil)

Kapan saya akan mengalami tingkat tertinggi Oksitosin?

1. tingkat tertinggi oksitosin adalah ketika Anda bersama dengan bayi Anda satu jam setelah kelahiran vagina

2. tingkat tertinggi berikutnya dicapai selama menyusui

Nah bagaimana supaya kadar Oksitosin tetap tinggi selama proses persalinan dan menyusui?

1. Tetap tenang selama proses persalinan dan rasakan cinta Anda.

2. Berada di lingkungan yang nyaman, tenang, saling mendukung dan remang-remang.

3. Menghabiskan satu online casino jam pertama kehidupan bayi tanpa di ganggu oleh siapapun dan apapun (uninterupted), kontak kulit ke kulit

4. bayi bisa memijat, menjilat atau menyondol puting ibu untuk merangsang puting susu

5. memeluk dan mencium bayi Anda

6. kulit ke kulit dengan bayi

7. kontak mata dengan bayi

Apakah ada sesuatu yang menghambat pelepasan Oksitosin ini?

1. stres (hormon kortisol, hormon stres, dan hormon adrenalin adalah kebalikan dari oksitosin)

2. Anda merasa tidak aman atau tidak nyaman

3. Anda tidak menyusui

4. Anda tidak melakukan kontak kulit ke kulit dengan bayi

5. Anda dipisahkan dengan bayi Anda

Dapatkah setiap orang mengalami efek Oksitosin ini? ya termasuk laki-laki, cara yang baik adalah melalui sentuhan ritmis yang menyenangkan, seperti memeluk dan membelai dengan lembut.

Nah mari tingkatkan kadar oksitosin Anda bunda

Salam Hangat

Yesie

 

Bagaimana mengatasi ketakutan melahirkan?

Sakit

Melahirkan adalah salah satu pengalaman yang terbesar yang dapat mengubah hidup Anda … sebuah pengalaman yang selalu terekam dengan kuat di pikiran atau ingatan setiap orang apalagi seorang ibu. sehingga tidak mengherankan bahwa banyak calon ibu yang khawatir tentang proses persalinannya apalagi ketka mereka hendak memiliki bayi untuk pertama kalinya. Ketika kita berpikir tentang melahirkan, kata “sakit” adalah salah satu hal yang pertama datang ke pikiran sebagian besar dari kita. Apalagi, jika ini adalah untuk pertama kalinya bagi Anda. Ini Tidaklah mengherankan mengingat bahwa kebanyakan wanita pernah terkena over-dramatisasi, tentang proses persalinan pada film dan acara TV. Kita lihat saja, di televisi entah di film layar lebar ataupun di sinetron, penggambaran adegan proses melahirkan biasanya begitu menyeramkan dan menakutkan, seolah-olah penuh dengan jeritan, kesakitan, sarat akan komplikasi dan berdarah-darah. Saya merasa hingga saat ini saya belum pernah melihat adegan persalinan yang indah menyenangkan, nyaman dan romantis digambarkan di sebuah film atau sinetron.

di Bidan Kita saya menyediakan pelayanan kelas persiapan persalinan yaitu kelas Hypnobirthing For Gentle Birth yang dilakukan secara privat kepada para calon ibu dan bapak yang menginnginkan mendapatkan pengalaman persalinan yang lancar, normal, lembut dan minim trauma baik trauma pada ibu maupun trauma pada bayinya.

Nah saat pertemuan pertama biasanya saya isi dengan penyamaan persepsi tentang proses persalinan terlebih dahulu. Dan ketika saya menanyakan kepada mereka (pasangan suami istri) tentang apa ketakutan yang dirasakan dan di fikirkan tentang proses melahirkan, maka banyak sekali terungkap berbagai ketakutan yang dialami mereka.

Dan ternyata setelah mengikuti kelas hypnobirthing for gentle birth dan mereka mendapatkan pengetahuan dan persiapan persalinan yang cukup, maka proses persalinan merekpun berjalan sangat lancar bahkan indah dan romantis.

Dan saat ini saya akan mencoba menyusun daftar ketakutan, kekawatiran para calon ibu dan bapak terhadap proses persalinan mereka dan tips tentang bagaimana Anda bisa mengatasinya:

1. Takut rasa nyeri saat persalinan

Setiap wanita yang akan melahirkan untuk pertama kalinya akan khawatir tentang hal ini karena sulit untuk membayangkan bahwa proses akan bebas rasa sakit. Mereka sebagian besar masih bingung dan takut dnegan apa yang akan mereka alami nanti saat proses persalinan, “kontraksi saja saya tidak tahu bagaimana rasanya bu bidan, tetapi kata semua teman saya kontraksi itu rasanya sakit sekali, dan saya sangat takut, apalagi saya itu type orang yang tidak tahan sakit.” Ungkap ibu Ade ketika pertama kali mengikuti kelas Hypnobirthing di Bidan Kita. Mengambil kelas persiapan melahirkan, seperti Hypnobirthing dapat membantu menenangkan dan mengeliminasi kekhawatiran Anda dan mempersiapkan Anda untuk lebih siap ketika proses persalinan nanti. Karena sebenarnya rasa nyeri bukan merupakan bagian dari proses persalinan sendiri, tetapi merupakan hasil pengaruh sosial, budaya, dan faktor emosi ibu.

2. Takut proses persalinannya tidak lancar dan terlalu lama. Hampir Setiap orang telah mendengar cerita-cerita horor tentang seseorang yang mengalami proses persalinan yang panjang dan lama hingga berhari-hari, namun pada kenyataannya, proses persalinan rata-rata berlangsung 18 jam. Apalagi jika sang ibu tenang dan rileks proses persalinan bisa saja berlangsung kurang dari 5 jam.

3. Takut proses persalinannya tidak lancar sehinga harus di Pacu atau di induksi

Cerita tentang rasa sakit yang lebih ketika seseorang ibu mendapatkan intervensi induksi sudah bukan merupakan hal yang jarang lagi. Hampir sebagian besar ibu yang dilakukan induksi mengeluhkan hal yang sama yaitu merasakan kontraksi yang luar biasa sakitnya. Mengapa bisa demikian? Ini saya bahas di artikel lain di website www.bidankita.com ini, jadi jika tidak ingin merasakan sakitnya induksi ya usahakan supaya Anda tidak meminta atau bahkan tidak dilakukan induksi.

4. Takut menjadi lumpuh oleh suntikan epidural

Risiko kelumpuhan permanen, serta kematian atau serangan jantung, dari epidural adalah dalam kisaran satu di banding 20.000 sampai satu dibanding 1.000.000. Dokter-dokter yang melakukan epidural setiap hari adalah dokter anestesi sangat terlatih. Jadi tidak perlu khawatir akan hal tersebut.

5. Takut kehilangan kontrol

Entah itu rasa takut buang kotoran di atas meja persalinan atau bak air (jika waterbirth) atau takut berteriak dan menangis tak terkendali, kemungkinan tidak memiliki kontrol total atas fungsi tubuh dapat benar-benar mengerikan. Namun, tenang saja karena dalam proses persalinan dan melahirkan perawat, dokter kandungan dan bidan telah sering melihat dan mendengar semuanya, sehingga Anda tidak perlu khawatir mengejutkan mereka. Jika Anda benar-benar khawatir tentang kehilangan kontrol buang air besar, Anda selalu dapat memilih untuk melakukan enema pada saat awal persalinan.

6. Takut vagina robek atau dirobek (episiotomy)

Ini merupakan masalah yang sangat umum di kalangan calon ibu dan memang demikian, karena robekan di perineum (daerah antara vagina dan anus) sangat umum terjadi, terutama pada ibu yang baru pertamakali melahirkan. Dan banyak sekali ibu yang mengalami trauma saat perineumnya di gunting/dirobek (episiotomy), robek sendirinya lalu di jahit. Namun Untungnya, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan di rumah sebelum melahirkan yang dapat membantu mencegah perineum robek, seperti melakukan latihan kegel untuk membuat otot-otot perineum kuat, dan memijat perineum Anda untuk meningkatkan aliran darah dan elastisitas otot.

7. Takut melahirkan mendadak sebelum tiba di Rumah sakit/ RB (ketika Anda berharap untuk melahirkan di RS)

Misalnya takut “kebrojolan” di Jalan. Ketika Anda sedang menuju RS misalnya. Hal ini tampaknya menjadi satu insiden yang benar-benar hanya terjadi di film dan di televisi, tapi mungkin saja terjadi dalam kehidupan nyata. Namun kurang dari satu persen seorang wanita hamil yang tiba-tiba merasakan dorongan untuk mengejan tanpa gejala persalinan atau kontraksi. Jika Anda menemukan diri Anda dalam situasi ini, di web ini saya sudah memberikan clue atau petunjuk bagi Anda jika persalinan darurat terjadi. Dan memberikan langkah-demi-langkah petunjuk tentang apa yang harus dilakukan jika terjadi keadaan darurat.

8. Takut tali pusat mencekik bayi (jika terjadi lilitan tali pusat)

Ingat tali pusat sudah dirancang sedemikian rupa oleh Tuhan sang pencipta untuk tetap bagus walaupun posisinya melingkar di leher bayi. Dan ingat bahwa bayi mengetahui apa yang harus dilakukan ketika mendapati tubuhnya terlilit tali pusat.

9. Takut terjadi komplikasi dalam persalinan sehingga berakhir ke operasi sesar atau bahkan kematian.

Inilah perasaan yang seringkali terlintas di benak setiap calon ibu yang hendak melahirkan. Nah mengikuti kelas persiapan persalinan dapat mengiliminasi ketakutan ini.

Nah supaya Anda tidak takut berikut ini beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menghilangkan ketakutan dan menciptakan pengalaman persalinan yang indah dan menyenangkan:

Kenali Tubuh Anda Ketahui Proses Persalinan dengan benar Siapkan Fisik Anda, Siapkan Mental dan Spiritual Kenali Isyarat Bayi Percayai kekuatan Tubuh &Bayi Disiplin Hypno-birthing dan lakukan Reprogramming Healing Birth Trauma Disiplin Latihan Nafas Cegah Cascade Intervensi Ketahui dan Pahami Filosofi Gentle Birth Cari Provider yang mengenal Gentle Birth

Kami berharap bahwa artikel ini telah membantu dalam memadamkan ketakutan Anda saat melahirkan dan kami berharap Anda mendapatkan pengalaman yang terbaik.

Salam Hangat

Yesie

Referensi:

Buku Gentle Birth karya Yesie Aprillia , 2011

Buku Gentle Birth Balance karya Yesie Aprillia , 2013

Jangan Potong Tali Penolong Ini! Apalagi Saat Resusitasi!

0

semakin saya mempelajari tentang plasenta dan tali pusat, semakin saya di buat jatuh cinta kepada mereka. Karena ketika saya mempelajari mereka, saya menjadi semakin sadar bahwa Tuhan sangat menciptai anak-Nya = manusia.

Sejak dari awal penciptaan manusia kita tahu bahwa Manusia di ciptakan di hari ke tujuh, ketika langit, air, tanah, udara, hewan dan tumbuhan yang notabenenya sumber makanan kita telah lengkap tercipta. Artinya Tuhan ciptakan sumber makanan, menyediakan sumber makanan dahulu baru menciptakan manusia, dan ternyata inipun berlaku saat konsepsi dan penciptaan manusia di rahim sang ibu.

Betapa Tuhan ciptakan plasenta dan tali pusat nya lengkap dan sehat, penuh gizi untuk janin yang hendak bertumbuh. Bahkan ketika sang janin sudah terlahirpun plasenta dan tali pusat masih saja melaksanakan “Tugasnya” yaitu mensuplai oksigen, sel darah merah, stem sel serta “cairan emas” lainnya demi menghantarkan bayi melalui “masa transisinya” dengan lembut.

Namun sayangnya masih banyak sekali para tenaga kesehatan yang masih saja menganggap bahwa setelah bayi lahir plasenta dan talipusat hanyalah “sampah” yang harus segera di buang dan di singkirkan jauh-jauh. Padahal hingga bayi dilahirkan dan bahkan hingga tali pusat berhenti berdenyut-pun ternyata dia masih berguna bagi sang bayi.

Apalagi saat sang bayi membutuhkan dan mengalami kegagalan atau gangguan nafas (apnea, atau asfiksia) sebagian besar tenaga kesehatan pasti akan segera memotong tali pusat yang masih berdenyut tersebut lalu memisahkan bayi itu dari ibunya dan melakukan SOP (Standart Operating prosedur) melakukan resusitasi ke bayi tersebut. Padahal sebenarnya ketika upaya resusitasi harus dilakukan ketika bayi masih terhubung dengan plasenta bayi- maka hasilnya akan lauh lebih baik lagi.

Alasan untuk tidka memotong tali pusat saat bayi dilakukan resusitasi adalah ketika tali pusat masih berdenyut maka dia akan masih mengalirkan/ mensuplai O2 ke tubuh sang bayi. Darah yang mengalir ke tubuh bayi tidak hanya penting karena mengandung oksigen, tetapi juga karena memberikan cukup darah sehingga tubuh dapat mempunyai jumlah darah yang tepat yang memungkinkan paru-paru mereka untuk berfungsi dengan baik. Dan jumlah darah yang tepat berarti ada sejumlah sel darah merah yang mengedarkan oksigen ke tubuh setiap bayi yang tidak berhasil untuk bernapas melalui paru-parunya.

Jika tali pusat di potong agar bayi dapat diresusitasi, bayi tidak hanya kekurangan oksigen dari darah yang masih dalam plasenta, ia juga tidak memiliki darah yang cukup untuk memungkinkan paru-paru untuk bekerja dengan baik dan mengalami sejumlah penurunan oksigen dari sel darah merah yang beredar. Namun sayangnya Rumah sakit saat ini tidak dirancang, baik dengan peralatan atau pelatihan personil, untuk melakukan resusitasi pada bayi dnegan tali pusat yang masih utuh. Padahal sebenarnya bisa dilakukan.

Seringkali ketika saya mengungkapkan tentang hal ini kepada teman sejawat maka jawaban mereka adalah mereka tidak akan bisa melakukan resusitasi karena ketika melakukan resusitasi, mereka harus menempatkan tubuh bayi di atas permukaan yang datar, padahal itu tetap bisa dilakukan sebenarnya misalnya dengan meletakkan papan pemotong sayur di bawah tubuh bayi dan melakukan resusitasi tetap diatas perut atau di pelukan sang ibu.

Seorang bayi yang masih menempel pada plasenta masih menerima darah beroksigen, Bahkan tali pusat yang telah berhenti berdenyut masih dapat mengalirkan darah ke bayi dari plasenta-ini merupakan proses yang kompleks.

Namun bagaimana caranya menggeser praktek dan budaya serta pemahaman yang selama ini ada di dunia medis? Dimana setiap melakukan relaksasi pada bayi baru lahir, maka tali pusat harus dipotong segera lalu bayi di pisahkan dari ibunya lalu di pindahkan ke meja resusitasi dimana permukaannya datar dan disitulah bayi di berikan tindakan resusitasi dan “dipaksa” untuk melakukan pernafasan paru-paru yang mungkin saja saat itu sebenarnya paru-parunya “belum sepenuhnya siap” untuk bernafas? Apalagi dengan melakukan resusitasi tanpa memotong tali pusat berarti akan bertentangan dengan protokol dan prosedur di RS?

Dokter, bidan, perawat- kebanyakan dari mereka tenggelam dalam suatu sistem medis yang tidak memiliki cukup waktu untuk mendidik mereka tentang proses kelahiran secara fisiologis, dan memiliki tradisi mengikuti aturan kedokteran, yaitu: proses persalinan dan kelahiran bayi haruslah dilakukan intervensi

Ketika Anda menyadari dan meyakini bahwa melakukan resusitasi pada bayi baru lahir haruslah dengan menjaga tali pusat tetap utuh, maka Anda harus mulai melakukan beberapa hal berikut:

Pertama, mengumpulkan kekuatan batin Anda.

Kedua, mengumpulkan penelitian tentang manfaat untuk tidak segera memotong tali pusat segera setelah bayi lahir. Mencetaknya. Sorot poin yang relevan. Saya akan memberikan beberapa referensi dari artikel maupun penelitian ilmiah yang bisa Anda gunakan sebagai acuan.

Ketiga, komunikasikan dengan provider Anda. Minta mereka untuk bertukar pikiran wacana ini. Tekankan bahwa jika bayi Anda membutuhkan resusitasi, Anda ingin bayi Anda untuk tetap terhubung dnegan plasentanya sehingga ia memiliki kesempatan terbaik untuk bertahan hidup. ini sangat penting untuk bayi prematur juga.

Kelima, jika perlu buatlah surat penyataan dan perjanjian dnegan pihak rumah sakit untuk tidak memotong segera tali pusat bayi Anda ketika bayi Anda membutuhkan indakan resusitasi.. Manfaat menjaga bayi tetap melekat pada plasenta ketika perlu dorongan untuk bernapas atau membutuhkan resusitasi sangatlah banyak. Dan ada manfaat yang tidak ada hubungannya dengan plasenta, tetapi harus dilakukan dengan si ibu. Tempat yang bayi merasa aman, satu-satunya “rumah” yang pernah dikenal bayi, adalah ibunya. Ketika bayi dapat merasakan sentuhan ibunya dan mencium kulit ibunya, bayi tahu dia aman. Ketika bayi diambil dari ibunya, bahkan tiga meter jauhnya, bayi merasa tidak aman. Tanggapan atau respon bayi ketika merasa tidak aman adalah untuk menutup saluran pernafasannya-yang dapat membuat lebih sulit bagi bayi untuk bernapas. (Lihat website Dr Nils Bergman di Kangaroo Mother Care dan Skin to Skin).

Nah di negara maju seperti Pedoman resusitasi neonatal di Kanada, Australia, Eropa dan Inggris merekomendasikan penundaan penjepitan tali pusat untuk rentang waktu minimum 1 menit atau ketika tali pusat berhenti berdenyut pada neonatus sehat. Pedoman ini sebagai bukti yang cukup untuk merekomendasikan waktu optimal penjepitan tali pusat pada bayi yang membutuhkan resusitasi. Tak satu pun dari mereka merekomendasikan penjepitan dan pemotongan langsung /segera setelah bayi lahir sebagai bagian dari perawatan. pedoman di Inggris dan Australia sejauh inipun juga menyarankan untuk menunggu 3 menit pada bayi prematur yang sehat untuk “meningkatkan tekanan darah selama stabilisasi, insiden transfusi darah lebih rendah dan lebih sedikit” (Resuscitation Council (Inggris), 2010; Council Australia Resuscitation, 2010 ). Pedoman Inggris juga berspekulasi bahwa pengikatan plasenta dengan resusitasi dapat ditunda sampai bayi sudah mulai bernapas spontan. WHO (1999) menyarankan itu perlu untuk tidak menjepit tali pusat sebelum resusitasi awal dan untuk tidak membuang-buang waktu memindahkan bayi ke tempat khusus, karena tempat tidur ibu biasanya hangat dan cocok.

Persyaratan resusitasi neonatal antara lain adalah kehangatan, permukaan keras. Adanya suction dan akses bebas di daerah umbilicus. Prioritas lain termasuk posisi yang nyaman untuk staf. Sebuah permukaan keras yang hangat dapat di kondisikan tempat tidur atau permukaan di mana bayi lahir. Pada tahun 2011 jajak pendapat ini penulis dari 34 bidan dari seluruh dunia, yang paling melaporkan bahwa mereka melakukan resusitasi dengan tali pusat masih utuh menggunakan sisi tempat tidur si ibu, sisi kolam yang dirancang untuk waterbirth, dengan meletakkan papan portabel yang keras datar dan hangat.

Suction bisa dari mesin resusitasi atau unit portabel seperti yang digunakan pada homebirths. Umbilikus diakses untuk menyediakan obat-obatan dan cairan. Jika tali pusat utuh, maka Bayi akan sangat tertolong. Obat jarang diperlukan untuk resusitasi, dan kemungkinan mereka akan diperlukan jauh lebih sering jika tali pusat masih utuh. (De Paco, Florido, Garrido, Prados & Navarrete, 2011; Asfour & Bewley, 2011).

Jika seseorang bidan/dokter lebih suka melakukan resusitasi bayi baru lahir di meja, maka ada alternatif untuk dapat digunakan. Dr Andrew Weeks dan tim di University of Liverpool merancang BASICS (Bedside Assessment, Stabilisation and Initial Cardiorespiratory Support). Yaitu Trolley, portabel kecil khusus meja resusitasi neonatal yang dapat digunakan bersama ibu, bahkan untuk kelahiran caesar (Universitas Liverpool, 2011). Ini termasuk oksigen, suction dan pemanas. (Wright, 2011).

Nah berikut ini bahan bacaan dan referensi yang bisa Anda gunakan untuk “membujuk” provider Anda untuk melakukan resusitasi tanpa memotong tali pusat bayi Anda:

1. Resuscitation of baby in mother”s arms: http://www.homebirth.net.au/2008/04/resuscitation-of-newborn.html

2. Midwife Thinking overview of science and research https://midwifethinking.com/2016/04/13/the-placenta-essential-resuscitation-equipment/

3. Skin to Skin Contact: http://www.skintoskincontact.com/background.aspx Kangaroo Mother Care: http://www.kangaroomothercare.com/

 

Semoga Bermanfaat

Salam Hangat

Yesie

 

Referensi :

*** gambar di ambil dari : http://www.homebirth.net.au/2008/04/resuscitation-of-newborn.html

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22856079

http://www.gentlebirth.org/archives/cordRisks.html

http://www.mothersofchange.com/2011/12/dont-cut-lifeline.html

http://hcp.obgyn.net/login

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22089242

http://www.jdsupra.com/post/documentViewer.aspx?fid=529b6a24-70f9-4689-924c-4f598bff4dfd

http://www.homebirth.net.au/2008/04/resuscitation-of-newborn.html

erinmidwife.com/2010/06/10/delayed-cord-clamping-should-be-standard-practice-in-obstetrics-%C2%AB-academic-obgyn/

http://www.conradsimon.org/NewbornCordIntact.html

http://www.autism-end-it-now.org/cause.htm

http://www.youtube.com/watch?v=SbImeswKWi4

Harapanku di Persalinan mendatang

0

Dimana Anda melahirkan kemarin? apakah Anda akan melahirkan disana lagi besok kalau mau melahirkan? apa yang anda suka ataupun benci (pengalaman persalinan kemarin)?

 

Itulah pertanyaan saya saat mengawali kelas persiapan persalinan “Hypnobirthing for Gentle Birth” di Bidan Kita dan kepada Anda sekareang sebagai pembaca www.bidankita.com. Mengapa saya tanyakan hal ini? Ya…karena pengalaman proses persalinan merupakan pengalaman yang sangat transformasional yang mampu mengubah persepsi, mindset dan berdampak panjang baik bagi Anda sebagai ibu maupun bagi Anak Anda kelak.

Ini adalah beberapa cerita dan pengalaman persalinan klien saya saat kami ngobrol mengawali kelas hypnobirthing di bidan kita:

Bunda Linda **Nama samaran

Dengan mata berkaca-kaca dan tangan yang dingin, dia bercerita tentang pengalaman proses persalinannya, sambil sesekali mengambil tissue dan mengusap air mata yang menetes dengan derasnya

Bunda Linda : Bu bidan, saya seorang ibu yang sedang hamil 15 minggu dengan riwayat

persalinan SC sebelumnya, saya sangat traumatik bu bidan dengan pengalaman

persalinan anak saya yang pertama itu, walaupun jaraknya adalah 7 tahun.

Saya : bolehkah bunda ceritakan? Apa yang dialami dan apa perasaan nya?

Bunda Linda : Selama kehamilan, saya periksa ke bidan dan kadang-kadang ke dokter kandungan, dulu menjelang HPL bu bidan mengatakan kepada saya bahwa saya boleh datang ke Rumah Bersalinnya kapan saja jika ada keluhan sakit/kontraksi atau jika ada tanda persalinan.

Suatu hari tiba-tiba celana saya basah, saya serasa “kapicirit” (Buang air kecil tapi tidak terasa, dengan volume yang sedikit) karena takut terjadi apa-apa, akhirnya saya datang ke bu bidan. Setelah diperiksa ternyata air ketubanku merembes, walaupun tidak banyak cuman “sak crit” (Sedikit sekali) dan walaupun saya tidak mengalami kontraksi sedikitpun tetapi bidanku menyuruh saya untuk dirawat di RB nya. Setelah di VT (vaginal Toucher) ternyata pembukaan 1 cm, kemudian saya di beri pil warna biru. Sejenak setelah minum pil itu perut saya terasa sakit sekali dan katanya bu bidan itulah yang disebut kontraksi. Saat itu dalam hati saya hanya heran mengapa rasa sakitnya seperti ini dan “berbeda” karena setahu saya, menurut informasi dari teman-teman, bahwa kontraksi itu rasanya mules seperti orang hendak menstruasi, namun yang saya rasakan saat itu adalah sakit semuanya. Empat jam kemudian saya di VT lagi dan pembukaannya masih tetap sama yaitu 1 cm..padahal rasa sakit ini semakin lama semakin sakit. Akhirnya beberapa jam kemudian saya di rujuk ke RS.

Disana begitu masuk ruang bersalin, saya yang langsung di suruh berbaring (padahal punggung saya sakit sekali jika di pakai untuk berbaring terlentang) kemudian ada 4 perawat mengerumuni saya yang dua langsung ambil darah di lengan kanan sedangkan yang lengan kiri langsung memasang infus, semua begitu cepat bahkan tanpa ada permisi terlebih dahulu, hanya pemberitahuan bahwa mau di infus beberapa detik sebelum jarum-jarum itu menusuk tubuh saya. (dengan mata berkaca-kaca bunda Linda meneruskan ceritanya)….setelah itu, dengan posisi tetap HARUS berbaring terlentang saya di periksa menggunakan CTG sambil menunggu dokter SPOG nya datang. Dari hasil CTG kondisi janin saya masih sehat dan sejahtera, dan ketika sesaat kemudian dokter datang dan melakukan VT lagi (untuk yang kesekian kalinya saya di VT berulang-ulang dan berganti-ganti orang) dokterpun mengatakan bahwa saya sudah pembukaan 3 cm dan kondisi janin baik. Sedikit lega saat itu, namun tiba-tiba 30 menit kemudian, situasi berubah karena sang dokter menganjurkan saya untuk SC.

Saat itu saya bingung karena semuanya baik-baik saja, hanya saja memang saya agak kesakitan, nah tiba-tiba ibu saya menghampiri saya dan mengatakan bahwa saya harus SC demi kebaikan janin saya daripada janin saya nanti meninggal? Semakin bingunglah saya. Sesaat kemudian dua perawat datang lalu menyukur bulu kemaluan saya, memasang kateter dan meminta saya untuk mengganti baju. Semuanya berlangsung begitu cepat hingga sayapun tidak mampu berfikir dan bertanya apa yang terjadi. Saya tidak ingin SC tetapi kenapa saya akhirnya di bawa ke ruang operasi. Yang saat itu saya hanya sendirian di dorong masuk ke ruang operasi yang berwarna hijau dan dingin. Ketika pintu terbuka, yang saya lihat pertama kali adalah deretan alat dan gunting yang mengerikan. Lalu beberapa perawat dan dokter datang mengerumuni saya dan semuanya laki-laki. Rasanya saat itu adalah saya ingin lari, namun saya tidak kuasa. Saat itu tensi saya langsung naik dan saya akhirnya di bius total. Saya tidak tahu apa yang terjadi tiba-tiba saya dengan ada suara bayi menangis keras sayup-sayup dan ternyata itu adalah anak saya, saya ingin meraihnya tetapi saya tidak kuasa, karena tubuh saya masih sangat lemah. Bayi saya menangis terus dan dipisahkan dari saya saat itu.

Baru 8 jam kemudian saya bisa bertemu dnegan bayi saya, dan saat bertemu pertama kali saya tidak merasakan apa-apa, reaksi pertama kali saya adalah “bayi siapa ini?” dan saya tidak merasakan rasa “jatuh cinta” seperti yang diceritakan rekan-rekan saya. Selama 3 hari saya merasa kesulitan untuk menyusui, akhirnya bayi sayapun kuning dan harus dirawat di RS tersebut. Hari ke 4 saya sudah bisa pulang tetapi tanpa bayi saya karena bayi saya masih harus di foto therapy. Setelah bayi saya pulang, saya merasakan post partum blues, hampir tiap hari saya menangis. Dua minggu kemudian saat saya kontrol jahitan, ternyata jahitan saya terinfeksi, pantesan beberapa hari itu badan saya panas dan bekas jahitan terasa sangat nyeri.

Keputusan dokter saat itu adalah saya haru di jahit ulang. Itu artinya saya harus operasi lagi!

(bunda Linda pun tidak sanggup melanjutkan ceritanya karena dia menangis tersedu-sedu)

Bunda Linda : Saya trauma bu…walaupun itu sudah terjadi 7 tahun yang lalu tapi entah mengapa begitu saya tahu saya hamil lagi, hampir setiap hari saya mersa ketakutan dan mimpi buruk, karena takut operasi dan mengalami kejadian seperti 7 tahun yang lalu.

memang sampai saat ini tak ada satupun kecuali suami saya yang mendukung langkah saya ikut kelas persiapan persalinan disini bu…kakak dan keponakan saya yang kebetulan sebagian besar juga SC hanya mengatakan “mbok yo sing sumeleh! nek uwis Sc yo bakalan SC seterunya ngono wae kok di gawe repot (mbko ya yang pasrah, tak usah macam-macam, karena kalau sebelumnya SC ya pasti SC lagi) , tapi saya tak peduli bu bidan..ini tubuh saya…ini bayi saya…dan yang merasakan juga saya. saya hanya ingin berikan yang terbaik untuk anak saya nanti. walaupun akhirnya saya di haruskan SC lagi ya saya akan ikuti tapi setidaknya saya jauh lebih siap nanti dan tidak mengalami trauma seperti kemarin.

Itulah sekilas cerita dari bunda Linda, dan sekarang beralih ke bunda lainnya:

Bunda Endri ** nama Samaran

Bunda Endri : proses persalinan saya termasuk persalinan yang lancar bu bidan. Jam 04:00 pagi saya merasakan kontraksi dan ada flek di celana, lalu saya pergi ke bidan setempat ternyata sudah pembukaan 2 cm. Karena jarak ke rumah bidan tidak terlalu jauh hanya sekitar 45 menit, maka saya disuruh pulang terlebih dahulu dan jalan-jalan. Saat itu kontraksi semakin lama semakin intens, yang sebelumnya 20 menit sekali dengan durasi 10 detik semakin lama semakin sering menjadi 5 menit sekali dnega durasi 40 detik. Karena kontraksi terasa semakin tidak nyaman akhirnya saya datang ke rumah bu bidan lagi, dan saya sudah pembukaan 5 cm. Sambil terus menikmati kontraksi yang semakin lama semakin kuat, Kira-kira 4 jam kemudian ada dorongan ingin mengejan dan ternyata saya sudah pembukaan lengkap. Ketika masuk ruang persalinan, saya di haruskan tidur berbaring dengan setengah duduk dan kaki terbuka lebar “mekangkang” (bahasa jawanya), saat itu saya merasa sakit sekali di punggung dan tulang ekor, ingin rasanya saya bangkit dan jongkok, tetapi bu bidan tidak mengijinkan karena kata beliau kalau mau melahirkan ya posisinya harus demikian tidur setangah duduk dengan kaki mekangkang lalu mengejan. Saat itu sama sekali saya tidak bisa mengejan dengan baik, dan sampai saya kelelahan. Akhirnya saya diinfus untuk menambah kekuatan kata bu bidan.

Ya saya manut saja walaupun sebenarnya saya sangat takut di suntik. Setelah di infus energi saya memang lumayan membaik, namun saya tetap saja kesulitan untuk mengejan, karena saya tidak bisa “connect” dengan tubuh saat itu, bu bidan bilang bahwa saya harus mengejan selayaknya buang air besar, tetapi saya tidak bisa membayangkan bahwa saya buang air besar dengan posisi seperti itu. Hampir 2 jam saya mengejan dan walaupun salah terus namun akhirnya kepala bayi saya mulai kelihatan karena rasa capek dan ingin segera berakhir akhirnya dengan mengumpulkan sisa-sisa tenaga asya berusaha mengejan sekuatnya, alhasil bayi saya lahir. Namun ternyata saya mengalami robekan perineum yang lumayan parah, Derajat 3 lebih. Hingga anus saya pun ikut robek sedikit. Karena sobekannya tidak teratur dan banyak sekali butuh waktu lebih dari 1 jam untuk menjahit perineum saya. Dan sakitnya luar biasa. Saya trauma bu bidan. Saya takut di jahit.

Itulah dua cerita dari para ibu tentang pengalaman proses persalinanya yang lalu. Bagaimana dengan Anda? Atau apakah cerita di atas juga Anda alami?

Nah jika Anda pun mengalami hal yang mungkin serupa dengan cerita ibu-ibu di ataa. Lalu apa yang Anda inginkan atau apa harapan Anda pada persalinan berikutnya?

Ketika saya bertanya hal serupa kepada klien saya, mereka mempunyai rencana dan harapan demikian:

1. Ingin proses persalinan yang tak menyakitkan?

Saya dan beberapa klien saya berhasil mengalami proses persalinan yang indah dan tidak menyakitkan bahkan beberapa klien saya mengalami orgasme saat melahirkan. Memang butuh banyak persiapan untuk menuju ke sana. Mulai dari latihan nafas, rajin melakukan relaksasi hypnobirthing, mengikuti kelas persiapan persalinan, belajar serba-serbi persalinan dll. Supaya mind set Anda berubah dan rekaman negatif tentang persalinan yang lalu terhapuskan.

2. Ingin Privasi

Seperti cerita dari bunda Linda di atas yang merasa “dilecehkan” karena tidak ada privasi sama sekali, beliau mengira bahwa di ruang operasi tubuhnya telanjang bulat dan dikerumuni laki-laki di sekitarnya. Anda bisa membayangkan bagaimana rasanya bukan? Atau bund Linda yang di VT berkali-kali dan berganti-ganti orang? Coba baca artikel saya di

https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/515-kegagalan-kemajuan-dalam-persalinan

https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/244-oksitosin-si-qhormon-cintaq-yang-dapat-membuat-persalinan-dan-menyusui-menjadi-mudah

3. Ruangan yang remang-remang dan nyaman

Lingkungan sangat berpengaruh sekali pada kemajuan proses persalinan ini bisa Anda baca di :

https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/355-peran-melatonin-dalam-proses-persalinan

ada klien saya yang memilih untuk melahirkan dalam remang-remang (cenderung) gelap karena dia merasa nyaman demikian, walaupun agak menyulitkan bagi juru kamera saya untuk mengambil gambar heheh, tetapi itulah pilihannya dan memang benar seperti kata Michel Odent itu bahwa ibu yang sedang bersalin perlu menjaga otak primitif dan naluri tetap ON dan otak rasional mereka OFF. Ini pemahaman saya bahwa kegelapan membantu menjaga otak rasional tetap off. Hal ini juga merangsang pelepasan melatonin yang bersinergi dengan oksitosin membuat kemajuan persalinan lebih efisien. Dan benar saja … mereka melahirkan dengan lancar dan nyaman.

4. Posisi persalinan yang tegak

Seperti gambaran pengalaman bunda Endri di atas bahwa bidannya melarang untuk melakukan posisi jongkok, dan akhirnya bunda Endri pun tidak merasakan konektivitas dengan tubuhnya.

Posisi persalinan itu adalah sangat beragam dan posisi tegak adalah yang terbaik. Memang dibutuhkan ketrampilan bidan dalam hal ini. Jika bidan atau dokter Anda tidak mengijinkan Anda berubah posisi atau melahirkan dengan posisi lain selain posisi berbaring maka besar kemungkinan bidan dan dokter tersebut tidak terampil atau bahkan tidak pernah menolong persalinan dengan posisi lain selain posisi berbaring.

Jadi ada baiknya Anda komunikasikan hal ini dengan mereka.

Silahkan buka:

https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/357-posisi-melahirkan

https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/290-video-posisi-melahirkan-alami#comment-854

https://www.bidankita.com/joomla-overview/monthly-guide/452-ayo-interview-dengan-dokter-dan-bidan-anda

– https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/150-check-list-untuk-memilih-bidandokter-terbaik

5. Buka Mulut saat mengejan dan melahirkan

Teori jika mulut atas terbuka maka mulut bawah terbuka dari Ina may gaskin adalah benar adanya. Dan beberapa klien saya akhirnya bisa melahirkan tanpa mengejan padahal bayinya cukup besar yaitu 3,8 kg, 4 kg bahkan terakhir ada ibu yang berhasil melahirkan tanpa mengejan dengan berat bayi 4,2 kg.

Silahkan buka link berikut:

https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/293-20-fakta-tentang-serviks-dan-bagaimana-perannya-selama-persalinan

https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/308-bibir-serviks-anterior

6. Anda ingin Suami Anda yang menangkap atau menerima bayi Anda untuk pertama kalinya?

Tentu ada kebahagiaan tersendiri jika suami anda yang notabenenya adalah Ayah dari anak anda yang menyemtuh dan menangkap anak Anda untuk pertama kalinya. Ini bisa dilakukan dengan asumsi tidak ada maslaah atau komplikasi yang mengharuskan hanya bu bidn atau dokter yang melakukannya. Memang idealnya adalah bayi tersebut di tangkap oleh ayah dan ibunya, dan itu akan terasa sangat indah.

7. Anda ingin perineum tetap utuh?

Tentu itulah yang di cita-citakan banyak orang TANPA ROBEKAN dan TANPA EPISIOTOMI

Namun untuk mencapai hal ini harusnya Anda juga mempersiapkan diri mulai dari konsumsi gizi yang seimbang agar sel-sel di perineum sehat, rajin latihan nafas, juga rajin melakukan perineum massage. Banyak sekali klien saya yang karena mereka rajin melakukan hal-hal yang saya Anjuran maka tidak perlu robek perineumnya.

8. Anda ingin IMD?

Ya IMD adalah WAJIB. Namun ini masih sangat mustahil di lakukan di beberapa daerah dan beberapa rumah sakit hanya gara-gara SOP (prosedur) RS yang tidak mendukung IMD dan ASI Eksklusif. Menanyakan hal ini menjadi sangatlah penting bagi Anda.

Saya beruntung, sebagai orang yang tinggal di KLATEN Jawa Tengah, kami bebas SUSU Formula dan semuanya harus IMD, bahkan ada PERDA-nya. Tentu harapan saya di daerah lainpun menyusul hal yang sama.

Nah berdasarkan kesalahan-kesalahan yang terjadi di proses persalinan yang lalu, maka saat ini saya ingin mendorong Anda untuk mau belajar-belajar dan belajar.

Mendapatkan pengalaman yang positif dan indah saat melahirkan ibarat seperti mendapatkan nilai cumlaude saat wisuda. Tentunya Anda harus mengupayakan supaya hal itu terjadi.

Nah berikut ini beberapa tips untuk mencapai proses persalinan yang nyaman, lembut, alami, dan minim trauma:

Kenali Tubuh Anda Ketahui Proses Persalinan dengan benar Siapkan Fisik Anda, Siapkan Mental dan Spiritual Kenali Isyarat Bayi Percayai kekuatan Tubuh &Bayi Disiplin Hypno-birthing dan lakukan Reprogramming Healing Birth Trauma Disiplin Latihan Nafas Cegah Cascade Intervensi Ketahui dan Pahami Filosofi Gentle Birth Cari Provider yang mengenal Gentle Birth

Nah selamat Belajar…semoga bermanfaat

Salam Hangat

Yesie Aprillia

Lahir Nyaman Berkat Semangat GBUS

0

Kisah persalinan yang unik dan indah lainnyapun terjadi lagi.

Saya sangat bersyukur dan terimakasih sekali karena di ijinkan dan dipercayai untuk menjadi bagian dari peristiwa besar dalam kehidupan.

adalah Bunda Shanti dan Pak Kuncoro, pasangan seru yang menginginkan untuk mendapatkan pengalaman positif saat persalinan. yang rela dari Kota metropolitan Jakarta “ngungsi” ke Klaten untuk mengikuti kelas hypnobirthing for Gentle Birth demi mempersiapkan proses persalinan yang terindah, yang Akhirnya stay di Jogja di minggu-minggu terakhir kehamilan, hingga saat kontraksi dan sudah ngeflek, masih ikut KOPDAR (Kopi Darat) Group Gentle Birth Untuk Semua yang saat itu diselenggarakan di Jogja.

berbekal semangat dan dukungan doa dari saudara-saudara di GBUS, akhirnya bisa bersalin dengan lancar dan nyaman 😉

berikut ini cerita nya, semoga menginspirasi:

TATA ku lahir diiringi doa dan semangat dari keluarga besar GBUS By Shanti Dwi Jaya Ningsih in Gentle Birth Untuk Semua (Files) · 

Setelah beberapa waktu cuma ingak inguk di group, sekarang mau berbagi kisah kelahiran Putri pertama kami yang kami beri nama ‘Pramushita Dahayu Widagdo’ yang memiliki arti seorang perempuan ayu yang berhati lapang dan tangguh. Aamiin….

 

Saat usia kehamilan 35minggu, saya dan suami berangkat menggunakan kereta dari Karawang menuju Semarang (sebenarnya tujuan kami Jogja tp karena dr Karawang hanya ada ke Semarang jadilah kami ke Semarang dulu). Perjalanan malam itu benar2 membuat saya sangat amat tidak nyaman dengan perut sebesar itu. Ternyata label executive tidak menjamin, keretanya jalan mundur, joknya keras, panas lagi dan yang lebih parah mau jalan dan berhenti tidak spt kereta executive dr Jakarta.. kasar sekali. Sampai di Semarang saya lanjut 3jam perjalanan menggunakan travel ke Boyolali. Bermalam disana dan paginya berangkat ke Klaten utk mengikuti kelas. Saya booking hari tgl 15 Juli sudah dari awal Juni, bolak balik tlp berharap supaya tgl tsb kosong karena saya mengambil kelas yang sehari.

 

Yup,sampai di Bidan Kita kami disambut hangat. Dan yang membuat saya kagum adl ibu saya boleh mengikuti kelas tsb (padahal bayare cuma utk 2 orang,hehehe). Jadilah kami ber3, saya-suami dan ibu mertua. Daripada saya dan suami, ibu yang paling banyak nanyanya (Alhamdulillah saya boleh lahiran di Klaten walaupun jauh *peluk mb Yesie yg sabar ngejelasin*). Saat mb Yesie mau ngajarin Pijat Perrineum pas di VT keluar darah. Waaaa saya langsung panik sepanik paniknya. Untung ibu udah pulang duluan jadi ga liat sesi ini. Badan saya langsung menggigil kedinginan tapi keringet keluar terus. Saya coba ditenangkan, diajari tarik nafas, diberi minum sampe kaki saya dipijat. Tetep aja kaki saya gemeteran terus,akhirnya saya direlaksasi. Bangun2 saya lumayan tenang.

 

5minggu menuju HPL saya mencoba merilekskan tubuh agar semua baik dan pendarahan berhenti. Ya,,kepanikan itu hanya 3hari menghantui saya. Suami di Karawang dan saya pulang ke rumah ibu saya di Jogja, perasaan jauh dr suami itulah yg kadang2 membuat saya kadang tak bisa mengontrol emosi..

 

Yaaaa,perut saya ngenceng terus hampir tiap hari dan tanpa jeda,,, UK juga sudah 39minggu. Kayaknya saya mau lahiran,suami langsung pulang ke Jogja dan libur melebihi jadwal cuti lebaran.. HPL,HPL +1, HPL+2, HPL+3 dedek belum keluar. Alhamdulillah saya dan suami bisa tenang walaupun hpl sudah lewat.

 

22 Agustus 2012

Pagi2 saya ngeflek, sempet bingung apa saya mau lahiran sekarang. Padahal saya mau ikut kopdar GBUS dulu tp saya berpikir lagi ‘kok ya saya tegamen kalo mentingin kopdar dibanding ngelahirin dedek yang udah saya tunggu sekian lama’… Saya sms mb Yesie,katanya boleh kalo mau langsung ke Klaten. Tapi baru ngeflek sedikit jd saya tunggu sampe agak banyakan atau ada lendir apalagi saya ga ngerasain mules.. (ini ibu saya yg malah mules2 terus selama 2hari)… Akhirnya suami ngebolehin ikut kopdar dan kami datang kategori awal jadilah duduk paling depan… *hayokkk yg ikut kopdar,saya yg kemarin duduk paling depan,, Yang ikut demo pake bola warna biru, yg suaminya pake kaca mata…hehehe*. Ketemu mb Yesie perut saya ngendo (aduhhh bahasa indonesianya apa ya).. Okeee saya masih bisa ketawa ketiwi, phota photo sana sini. Alhamdulillah saya dpt banyak doa dan semangat dari keluaraga besar GBUS yg datang saat itu… Maghrib acara selesai, saya pulang.. Sampe rumah perut ngenceng, jam 8 saya udah ngerasain ngenceng yg sebenarnya. Ternyata sangat berbeda bunda2,bukan sekedar perut ngenceng dan keras tp ngenceng dan spt mau mens.. Dari depan ketarik kebelakang dan rasanya wowwww bunda *agak lebay ya,hehehe*..

Akhirnya krn sudah makin terasa saya berangkat ke Klaten bersama suami dan ibu. Jam 11malam sampai disana, dicek baru pembukaan 2,akhire ibu saya minta pulang aja krn ibu panikan dan saya kasian krn ibu yg mules2 saya kasian. Sebenere ibu ga mau pulang,pengen nungguin putune lahir tp saya kalo ditungguin malah panik nanti. Akhire ibu pulang,huhuhu,,, sedih pas ibu pulang..

 

23 Agustus 2012

Saya udah ga bisa tidur sama sekali dan suamipun begitu. Jam 9pagi dicek pembukaan 5. Saya dimoxa sambil disuapin sarapan sm suami. Selesai sarapan saya bangun dr duduk ada yg keluar dan yakkk ketuban saya pecah. Saya dibuatkan oralit 3 gelas sm mb Ulya yg baik hati,menghabiskan 2 liter minuman isotonik dan entah berapa banyak air putih. Saya mandi dan siap2 menyambut dedek. Jam 11 pembukaan 7 dan boleh nyemplung ke kolam tp belum boleh mengejan. Ahhhh rasanya semakin narik2 aja dr depan kebelakang. Ga kekontrol juga,sempet teriak2. Nanya terus “mb Yesieeee,mb Ulyaa aku kudu piye iki? Rasane dedek udah mau keluar” mb Yesie sm mb Ulya dengan santai cuma jawab “ayo tarik nafas,,rileks.. sebentar lagi keluar kok dedeknya” *walahhhhh rasanya udah ga karu2an begini kok jawabe gitu thok ki piye*

Akhirnya pembukaan lengkap dan nafas saya mulai ga beraturan dan iyakk mengejan seenaknya… Dikasih cermin,udah ngelihat kepala dedek sedikit keluar tapi berkali kali masuk lagi… Dan Akhirnyaaaa TATA ku lahirr… Tangis akhire pecah.. Ga sakit sama sekali bunda2,benerrr deh.. saya berani sumpah,dedek keluar semua rasa itu ga ada artinya.. Sambil IMD saya disuruh ngatur nafas lagi untuk ngeluarin plasenta,, udah susah bahkan untuk ngejan pun lupa caranya gimana krn saking senengnya,akhirnya setelah batuk2 palsu 3x plasenta lahir.. Dapat jaitan (kata suami sih 4,cuma kok kayaknya banyak bgt)… Tetep ga berasa kok walau dijait2 gitu, TATA ku lebih berasa.. IMD berlangsung 2 jam.. akhire PRAMUSHITA DAHAYU WIDAGDO lahir tgl 23 Agustus 2012 jam 12.45 dengan panjang 47cm dan berat 3450gram. Penundaan tali pusat berlangsung 20jam dilanjutkan burning cord. Jam 4 sore saya sudah bisa pipis,banyak banget lagi. mandi besar dibantu suami dan dilanjut babymoon. Pokoknya rasa sakit udah ga ada bunda, tinggal nyeri jaitan aja kali ya… Cuma bahagia,,senang dan yang pasti bersyukur atas semuanya..

 

Terimakasih utk :

-Allah SWT, Alhamdulillah telah menciptakan semua seindah ini.. telah melancarkan semua.. telah mengirimkan pendamping2 yang sabar

-Suamiku Tercinta *pelukkkkk* yang sabar walaupun saya udah marah2 tanpa sebab (sadare waktu malam liat suami tidur bareng Tata,ya ampun tadi udah marah2 ya sama suami padahal ga salah apa2. Terimakasih udah sabar, selalu membimbing berdoa selama persalinan, selalu mengajari mengatur nafas dan semuaaaaa cubitan-cakaran-jambakan-gigitan..maaf ya sayangku)

-Ibuku dan keluarga yg senantiasa mendoakan dan maaf bikin khawatir karena ga angkat tlp dr pagi dan ga bales semua pesan yg masuk sebelum dedek lahir

-mb Yesie – mb Ulya yg tangannya aku plintir2.. maaf ya,, makasih udah sabar banget,, Lemah Teles ya mb, Gusti Allah sing mbales…

-mb Gaby, juru photo dan video… ditunggu ya mb hasilnya..

-ibuke mb Yesie,masakane enak bgt bu..

-mb yang rewang tempat mb Yesie,matur nuwun udah dicuciin bajunya..

Terimakasih utk keluarga besar GBUS yg memberikan doa dan semangat..

 

Salam

Shanti Dwi