Bidan Kita

Home Blog Page 45

Cara berkomunikasi dengan spirit janin

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk berkomunikasi dengan janin yang masih berada dalam kandungan Anda. salah satunya dnegan cara relaksasi, dan Latihan relaksasi yang digunakan untuk berkomunikasi dengan spirit janin oleh Walter disebut sebutan “A Mother’s Healing Touch” karena latihan ini membuat ibu menghayati pada level spirit untuk menyentuh dan membuat nyaman spirit sang buah hatinya spirit janin. Hal ini menguatkan ikatan antara ibu dan “spirit janin” serta membantu system energi mereka yang mendukung kehamilan sampai cukup bulan (aterm).

Berikut ini langkah-langkah dari A Mother’s Healing Touch

Duduklah di kursi yang nyaman dengan tulang belakang lurus dan telapak kaki rata pada lantai.

Relakskan seluruh tubuh mulai dari puncak kepala sampai telapak kaki.

Letakkan kedua tangan Anda di atas paha kiri dan paha kanan.

Bernapaslah dengan tenang dan terus pusatkan perhatian pada nafas keluar dan masuk.

Fokuskan / pusatkan perhatian pada dua inci di bawah pusar.

Dari setiap nafas yang anda hirup dan hembuskan, bayangkan Anda seolah-olah sedang menciptakan warna oranye yang membuat rasa hangat di sekitar pinggul anda.

Visualisasikan nafas Anda sedang memperlebar warna oranye menyelimuti calon bayi Anda Bayangkan/visualisasikan calon bayi Anda berada sekitar tiga kaki di depan Anda Bayangkan bahwa nafas Anda menarik perlahan calon anak Anda di pangkuan Anda Dan ketika anda dapat membayangkan bayi anda, cobalah untuk berbicara dengannya dan nyanyikan lagu yang paling anda sukai dan bersenandunglah sehingga membuat perasaan anda menjadi lebih tenang dan nyaman.

Saat Anda akan selesai, daraskan ” OH, AH, OM” tiga kali. Darasan ini menyebarkan energi kedamaian dan cinta tak bersyarat bagi bayi Anda Dengan cara berkomunikasi dengan spirit janin ini, beberapa klien bahkan dapat melakukan koreksi posisi janin sehingga posisi yang semula abnormal bisa menjadi normal kembali.

Hal itu membuat kita sadar betapa kuatnya kekuatan cinta dan kekuatan komunikasi ibu dan janin.

Ayo coba Semoga bermanfaat

yesie Aprillia

Singaraja – Klaten Demi Gentle Birth

0

agung singaraja1

Proses persalinan itu ketika semua disiapkan dengan baik dan matang pasti akan Indah hasilnya.

Ibarat orang hendak ujian kelulusan, ketika dia menginginkan untuk mendapatkan nilai bagus bahkan cumlaude, ada banyak hal yang harus dikerjakan dan Pe eR yang harus dikerjakan tuk siapkan diri hadapi ujian dengan mudah sehingga nilai Cumlaude pun bisa di dapatkan.

Jauh-jauh dari Singaraja Bali, Bunda Agung rela memboyong seluruh keluarganya untuk melahirkan di Klaten, berharap untuk mendapatkan proses persalinan yang nyaman.

Saya pribadi mengucapkan banyak sekali terimakasih, telah di ijinkan menjadi bagian dari peristiwa besar ini.

nah berikut ini testimoni Bunda Agung, akan proses persalinannya, semoga menginspirasi

thE journey of attas’monday by Agung Nur Rakhmawati on Monday, August 13, 2012 at 3:18pm ·

Waktu itu usia kakak 15 m, terbersit di benaku untuk planing hamil. Hal itu aku kemukakan kepada suami. Ketika kakak berusia 16 m,pada suatu petang,aku merasakan perut mulas sekali yang kemudian diikuti muntah hebat. Karena kondisi badan yg lemas,muntah tak berhenti, akupun dirujuk ke rs. Dan harus menjalani opname 2 hari. Gastritis.Penyebabnya adalah asam lambung yang naik,mgk pengaruh mangga muda yang aku makan pada siang harinya.

Sepulang dari rs,dari teman-teman yg menjenguk,aku disarankan untuk testpack. Tapi tidak langsung aku iyakan.

Baru setelah telat haid beberapa hari,aku penasaran, apa Îγα™benar aku hamil. Dan syukur الْحَمْدُ للّهِ رَبّالْعَالَمِي muncul strip 2 di testpack.

Bersyukur sekali aku sudah nyemplung di forum GBUS, sehingga kehamilan kedua ini aku jalani dengan relaks dan bahagia. Banyak sekali hal baru tentang kehamilan dan persalinan. Bahwa bagaimana persalinan itu tidaklah menyakitkan. Bahwa kenyamanan merupakan hak tidak hanya bagi ibu namun nyaman bagi bayi. Sudah 40 w bayi merasa nyaman di kandungan, sudah menjadi hak bayi untuk bisa lahir dengan nyaman dan lembut. Satu per satu aku pelajari. Beruntung sekali lewat media internet semua bisa diakses.

Sejak awal kehamilan aku mulai menjaga asupan gizi dengan makanan seimbang, menjaga olah tubuh dengan jalan ‘napak bumi’ dan yoga juga menyediakan sedikit waktu berjemur di bawah sinar matahari pagi, menjaga olah pikiran dng relaksasi. Meski tidak rutin tiap hari, tapi aku merasakan ketenangan dan kenyamanan yang jauh berbeda dengan kehamilan pertama. Alhamdulillah kehamilanku sehat dan aku masih bisa tandem nursing untuk kakak hingga 2 tahun.

Memasuki uk 5m, aku dan suami mulai menyusun birthplan. Betapa aku ingin anaku bisa melahirkan secara gentlebirth, didampingi orang-orang yang lembut dan tenang. Dan tempat tujuan pertama adalah di bidankita,klaten.

Suami pun setuju,tapi kemudian ada rasa bimbang meninggalkan suami sendiri dalam masa penantian hari lahir terlebih bertepatan momen puasa. Akupun mencoba berkomunikasi via email dng owner bidankita. Oleh beliau aku disarankan untuk ke Ibu robin atau BrendaLynn atau dr.Hariyasa. Mengingat sebenarnya Gb awal berkembang di Indonesia adalah di pulau dewata. Merasa sepertinya tidak berjodoh dengan mb yesie,akupun mencoba menghubungi brenda dan dr.hariyasa. Mereka berdua sangat welcome untuk menyambut kelahiran anak keduaku. Mereka paham dengan gentlebirth, namun kendala jarak dimana berada di Denpasar, yang artinya perjalanan yang akan kutempuh sekitar 2,5-3 jam.

Seiring perjalanan memantapkan hati, akupun dipertemukan dng dr.putra sedana. Kami memanfaatkan momen konsul untuk berdiskusi. Dan aku merasa mendapat jawaban,oh mungkin jodohnya dedek lahir dng dr.putra sedana, yang kebetulan berada satu kota denganku.

 

Namun sepertinya sudah jalanya mau lahiran di klaten. Pada suatu waktu konsul ketika sebuah diskusi berkenaan induksi, aku merasa kurang sreg dengan opini dari dokter. Aku percaya bayi punya waktu lahir sendiri, dan ketika ibu harus disuntik induksi supaya terjadi kontraksi menurutku itu sama saja memaksa bayi lahir sebelum waktunya. Dan aku tidak mau nanti aku ditangani dokter yang belum menerapkan persalinan yang pro GB. Siapkah aku menghadapi persalinanku dng dokter yg belum pro GB. Aku belum siap, menerima resiko bila ada masalah dengan proses persalinan yang akhirnya nanti akan mendapat intervensi medis yang tidak perlu. Kembali aku konek ke mb yesie.

Lewat email kami berkomunikasi. Nampaknya kembali ke rencana awal untuk melahirkan di klaten.

 

Padahal dapat iming-iming dari suami,ipad,kalau aku melahirkan di singaraja.

 

Menjelang cuti melahirkan, bertepatan dengan musim liburan, tiket pun belum ditangan. Kami masih bimbang untuk menggunakan transportasi apa, mengingat jika pesawat dengan 4 orang lumayan akan menguras dana cukup besar. Jika jalan darat, penyeberangan dan perjalanan akan ditempuh dlm waktu yang lebih lama.

 

Namun ternyata jika semua dipasrahkan, alam semesta ini akan turut membantu. Ada saja jalan kemudahan, yang pada akhirnya kami pun sudah sampai di jogja dengan jalan darat dengan lancar.

Agenda awal sesampai di jogja adalah konsul ke bidankita. Rasanya deg-degan luar biasa mau bertemu calon pendamping persalinanku. Seperti mau bertemu pacar saja..he..

 

Sabtu, 14 Juli jam 15.00

Seharusnya aku sudah berada di bidankita. Namun karena masih awam dengan kota klaten dan bertepatan dengan HUT Klaten, kamipun tersesat dan terjebak macet.hiiii..namun suamiku hebat, dengan GPS nya puji syukur kamipun berbalik arah dan mencari route lain. Huffffhh dengan tidak enak hati, kami tiba jam 17.15. Beruntung kami bisa bertemu dengan mba yesie yang sudah siap berangkat ke jogja karena ada keperluan pribadi. Setelah dilakukan pengecekan kondisi kandungan, ternyata ketubanku sedikit, pengaruh kurang minum selama perjalanan. Dan di uk 37 w tsb, posisi kepala janin belum masuk panggul.

 

Sepulang dari bidankita,aku berjanji pada diri sendiri untuk minum 2liter perhari, dan goyang di birthball. Meski berefek sering pipis, الْحَمْدُ للّهِ رَبّالْعَالَمِي berkat target minum air putih tsb aku kuat puasa. Biasanya aku minum 5 gelas ketika sahur dan 5 gelas sepanjang malam dari buka hingga bangun sahur.

 

Agenda kedua sesampai di jogja adalah mengikuti kelas prenatal yoga. Sebenarnya lokasi kelas ada di jogja, namun keraguanku adalah meninggalkan kakak hanya bersama mbak dan eyangkung di rumah itu mengganjal sekali. Kakak nampaknya kesepian sekali, dan terlebih suami prefer untuk ku tidak meninggalkan kakak untuk mengikuti kelas yoga. Kalaupun diajak nampaknya tidak memungkinkan. Akhirnya di-skip deh agenda kedua. Meski sedih, namun aku harus tetap menjaga kebugaran badan. Aku harus tetap beryoga meski di rumah. Bermodal musik relaksasi ‘purepeace’ yang ada di hp dan buku GB nya mba yesie serta donlotan dari youtube, aku tetap bisa beryoga. Biasanya aku sempatkan pagi setelah mandi sekitar setengah jam untuk beryoga. Meski sebentar namun badan menjadi rileks dan bugar.

Disamping yoga,keseharianku adalah goyang di birthball. Menjelang buka ketika kakak dan orang rumah sudah berangkat ta’jil rumah sepi, jadinya aku bebas berekspresi diatas birthball. Kustel lagunya astrid ‘tentang rasa’ kubayangkan kepala dedek masuk panggul, kemudian kubayangkan nantinya dedek memberikan tanda entah kontraksi atau flek ketika abi sudah berada di jogja, dan kami akan menunggu kontraksi intens lima belas menit untuk kemudian berangkat ke klaten. Sesampai disana bukaan sudah diatas 8, dan aku akan goyang diatas birthball sambil berdua dengan abi menyanyikan lagu ‘astrid’ . Kemudian kubayangkan habis ashar dedek sudah launching. Rasanya lewat aktivitas tsb aku bisa berkomunikasi dengan dedek. Menyampaikan apa yang aku inginkan. Beautifull moment!!

Karena di jogja aku hanya bertiga dengan kakak dan mbak pengampu, tanpa suami, sehingga aktivitas malam biasanya kami stay diu rumah. Disaat orang rumah shalat tarawih, dan rafif sudah tertidur, saat itulah aku mulai mendengarkan musik relaksasi hypnobirth.Namun biasanya sebelum musik tsb selesai,aku sudah tertidur pulas..hahaha..

 

Di uk 39 w, mulai ada presure dari keluarga untuk konsul rutin ke dsog seminggu sekali. Hal itu membuatku galau. Karena aku yakin semuanya sehat hanya tinggal menunggu waktu launching saja.

Setelah dipertimbangkan, akhirnya aku akan menjadwalkan konsul dengan DSOG, dr nurhadi rahman, menjadi pilihanku. Akupun menghubungi beliau lewat dan membuat apointment kapan dan dimana aku bisa konsul. Kesempatan juga untuku mencari sopir taksi yang bisa diandalkan untuk mengantarkan kami nanti ke klaten. Karena di jogja tidak ada mobil yang bisa standby siap dipakai. Sehingga kami harus menggunakan moda transport taksi yang standby 24 jam.

Kamis 26 juli, pukul 17.30 di JIH.

Terlambat setengah jam dari jadwal, akhirnya dokter yang ditunggu tiba. Pemeriksaan kandunganku lumayan lama dan menyenangkan,penjelasan beliau sangat memuaskan. Bahkan dokter mencoba untuk hypnobirth, namun gagal, aku tidak tembus terlelap.hihihi..beruntung sekali aku bisa konsul, aku dihubungkan dengan tenaga kesehatan beliau yg bisa mengajarkan padaku lebih dalam lagi teknik hypnobirth dan melakukan pijat perineum..wah pucuk dicinta ulam tiba.Aku sangat ingin belajar pijat perineum. Kusambut tawaran beliau, malamnya langsung aku buat janji dengan nakes beliau yaitu bu lutfie.

Sabtu, 28 juli jam 11

Aku sangat antusias sekali belajar pijat perineum dan teknik hypnbirth. Dan ternyata banyak sekali yang belum aku ketahui. Biasanya aku hanya mendengarkan saja relaksasi hypnobirth. Ternyata kita harus memasukan afirmasi ketika relaksasi tsb. Krn saat kita berada di kondisi dalam relaks, afirmasi lbh kuat untuk terwujud. di sesi tersebut aku ungkapkan kepada dedek ‘ngrayu’ supaya lahir setelah abi datang kemudian diimaginasikan sampai di klaten pembukaan sudah banyak. Selama menunggu aku akan goyang diatas birthball sambil diiringi lagunya ‘astrid’ Setelah pembukaan lengkap aku akan masuk kolam, dan 2 kali mengejan dedek keluar. Mukanya dedek merah, rambutnya hitam. Ada abi kakak dan mbak yg menemani peralinan 🙂 Dan ada rangkaian bunga segar serta aromaterapi melati menyambut kehadiran dedek. Setelah dedek keluar dan berada di didekapanku, kakak mencium adeknya. Dan bu luthfie memintaku untuk segera membuat birthplan, plan A untuk apa yg kita inginkan. Plan B untuk kemungkinan lain. Dan plan C untuk kemungkinan emergency situasi.

Namun malas sekali diriku ini. Merasa sudah yakin bisa lahiran di Plan A(jangan ditiru) he..:D

 

Beberapa kali aku mengalami his palsu. Sampai saking semangatnya supaya dedek cepat keluar, aku mulai melakukan induksi alami. Mulai makan tape ketan. Makan pepaya mangkal. Jus nanas. Jalan jauh. Naik turun tangga. Tapi sampai HPL tiba,dedek belum mau keluar. Tapi ada yang unik, ketika suamiku tiba di jogja tg 4, kakak membisikan kepada adeknya, ‘adek abi sudah datang’ Aku tersenyum heran mungkin ikatan batin kakak dengan adek sudah terjalin. Bahkan tiap kali ditanya, kakak kapan adek lahir? Sang kakak pun menjawab ‘hari minggu’

 

Minggu, 5 agustus 02.30

Aku terbangun spt biasanya untuk menyiapkan makan sahur. Karena merasa gerah aku mandi sebelum mulai memasak.

Jam 3.30

Masakan sudah siap, tinggal menyiapkan kopi untuk suamiku. Dan aku mulai merasakan sakit di tulang ekorku untuk pertama kali. Kuanggap itu his palsu, paling sebentar lagi hilang. Tapi..lima menit kemudian aku merasakan nyeri kembali. Kali ini aku perhatikan jeda waktu dan durasinya.

03.45

Sudah 3 kali nyeri tulang ekor ini terasa. Aku sms mba yesie untuk menanyakan apakah aku harus kesana skr..Tak terlalu berharap mendapat balasan sms krn beliau mungkin masih tertidur. Tapi ternyata beliau balas smsku.

4.15

makan sahurku tidak habis,pikiranku sudah tak karuan antara menahan nyeri tulang ekor dan belum menyiapkan baju aku,kakak, dan suami..

Setengah jam sambil menunggu suami shalat subuh, kusiapkan apa yang mau dibawa.Dan kuhubungi sopir taksi yang sudah sanggup akan mengantarkan ke klaten. Untung aku punya 2 nomor sopir taksi. Karena sopir taksi yang pertama ternyata nomor hp nya tidak aktif. Yahh mungkin jodohnya memang dengan sopir taksi kedua.

5.30

We are ready!!

Taksi akhirnya datang. Didalam taksi aku dengarakan musik relaksasi sambil olah nafas panjang. Rasanya dedek sudah mendesak kuat. Berkali-kali aku meringis menahan desakan tsb. Tangaku berpegangan pada handle diatas pintu. Huffh rasanya sudah ga kuat,,jangan mbrojol dulu ♈ªªª dek, ucapku dalam hati.

06.00

Beruntung sekali perjalanan jogja – klaten ditempuh dalam waktu setengah jam. Sesampai disana, mb yesie mengajaku ke kamar untuk vt. Nyaliku mengkeret ketika tangan mba yesie masuk ke vagina. Tapi beliau tahu ketakutanku. Beliau memintaku olah nafas. الْحَمْدُ للّهِ رَبّالْعَالَمِي VT tidak kurasakan sakit sama sekali.

Berulang kali mba yesie bilang dedeknya pintar ini. Dan woowww, ternyata sudah bukaan lengkap. Pantesan saja sudah ga karuan dedek mendesak mau nongol.

Berhubung tadi pagi belum sempat pup, setelah VT kurasakan desakan kuat dari dalam, hi..bukan dedek yang keluar tapi baru pup. Yaaah supaya jalannya lapang mulus jaya seperti tol.

Kontraksi kedua,,ketuban pecah

Kontraksi ketiga pup kedua keluar.

Mba yesie meminta suami buat menyampaikan kepada asisten beliau untukj segera mempercepat penyiapan kolam. Aku sudah pasrah jika tidak bisa lahiran di kolam tak apa, karena rasanya sudah tidak kuat menahan desakan dedek mau keluar.

06.15

Aku masuk ke kolam. Tak berapa lama kontraksi datang. Mba yesie memanduku untuk ambil nafas relaks saja..dan kepala dedek sudah bisa kuraba. Inikahh crowning itu..X_Xωέέέω♒8-| ωέέέω♒X_X ωέέέω♒ sejuta rasa akhirnya aku bisa merasakan crowning..kontraksi datang kembali dan 2kali ambil nafas dedek akhirnya keluar.Tanpa mengejan, seperti mimpi I DID IT, OMG!!Benar ternyata tanpa mengejan pun janin bisa keluar sendiri asalkan badan kita tidak melawan gravitasi.

Putri cantikku dengan rambut hitamnya dan pipi merahnya hadir dengan proses yang lembut pada pukul 6.30.

Setelah dedek diangkat, menangis sebentar, kemudian kudekap ia sambil menunggu kontraksi selanjutnya untuk mengeluarkan plasenta.

Tak selang lama, sekitar 3 menit kemudian, kontraksi muncul. Aku mengejan sesuai panduan mba yesie untuk mengeluarkan plasenta.

Dua kali mengejan, teman dedek bermain pun keluar. Tanpa dipotong tali pusat, ia disandingkan disamping dedek.

Kubawa keduanya di bed sembari IMD.

Yup!!! Aku pilih lotus birth, yaitu tali pusat tidak dipotong artinya plasenta dan dedek akan berpisah dengan sendirinya. Bukan dipisahkan oleh bu bidan.

Memang agak repot tapi mengingat besarnya manfaat dari lotusbirth tsb, dan support suami, kujalani proses perawatan bayi lotus dengan semangat.

Tiga hari dari sejak lahir, rabu malam finally ,tali pusat puput.

Saatnya dedek atta berpisah dengan kakak plasenta.

Puji syukur alhamdulillah dek atta berhasil lotusbirth.

Banyak sadara, teman dan tetangga heran dengan lotus tsb.

Dan inilah DAKWAH kami untuk menyebarluaskan lotusbirth, gentlebirth.

Semuanya untuk generasi yang lebih baik.

SEMOGA!

AMIIN YRA!

Ternyata penundaan penjepitan & pemotongan Tali pusat dapat melindungi bayi dari trauma

membahas lagi tentang Delayed umbilical cord. atau penundaan pengekleman maupun pemotongan tali pusat, dalam artikel ini akan saya suguhkan beberapa hal tentang bagaimana pentingnya penundaan pemotongan tali pusat serta penundaan segala macam intervensi pada bayi baru lahir.

semoga bermanfaat:

Penjepitan & pemotongan Tali pusat segera setelah bayi di lahirkan bisa sangat traumatis lho?!

https://www.youtube.com/watch?v=UTsBG09WKAY

Studi menunjukkan bahwa Penjepitan & pemotongan Tali pusat segera setelah bayi di lahirkan dapat menyebabkan:

  1. Kehilangan darah secara signifikan pada bayi (kehilangan 15 sampai 30%, dan sampai dengan 40% -50% dalam kasus yang ekstrim seperti gawat janin dan kompresi tali pusat sebelum menjepit) (1)
  2. hilangnya sel darah merah (hingga 50%) (2)
  3. hilangnya sel induk (2)
  4. kehilangan dukungan dari peredaran plasenta, untuk menerima oksigen dan mentransfer akumulasi asam, sebelum paru-paru berfungsi secara memadai (3)
  5. anemia dan kekurangan zat besi (4)
  6. gangguan dalam kemampuan membersihkan cairan dari paru-paru (2)

(Bagian ini penting, karena penyedotan cairan pada paru dengan mesin suction bertekanan tinggi dapat traumatis bagi bayi Anda)

Banyak orang percaya bahwa semua bayi memerlukan penyedotan lendir saat lahir dan ternyata kebutuhan akan tindakan ini sebagian disebabkan oleh efek langsung dari penjepitan tali pusat. Hal ini karena kenaikan normal dalam volume darah dalam satu menit atau lebih setelah lahir (tanpa menjepit tali pusat) memiliki peran dalam masa transisi dari plasenta ke organ paru-paru bayi(2). Setelah bayi lahir, pembuluh darah dalam kantung udara dari paru-paru diisi untuk pertama kalinya. sampai saat ini masih banyak sekali praktisi (bidan & dokter) yang melakukan penyedotan cairan (Suction) ini secara rutin kepada semua bayi baru lahir (normal maupun SC)

Jadi segera setelah bayi lahir, tali pusatnya segera di jepit dan di potong kemudian sang bayi dipisahkan dari ibunya untuk dilakukan penyedotan lendir pada saluran nafasnya di meja tindakan.

Alasan dari tindakan penyedotan ini antara lain untuk membebaskan paru-paru dari cairan (lendir dan sisa air ketuban). Padahal pada pada proses persalinan normal, ketika dada bayi melewati jalan lahir, maka paru-paru otomatis ter “compress” atau tertekan sehingga cairan yang ada di paru keluar. Nah ketika tali pusat tidak di jepit atau di potong maka “masa transisi” dari pernafasan intra plasental (ketika bayi masih didalam rahim) menjadi pernafasan paru-paru menjadi lebih “smooth” karena dengan tidak menjepit & memotong tali pusat maka pasokan oksigen ke bayi masih tetap banyak dan tercukupi. Jadi ketika paru sudah siap untuk mengisi rongganya dengan oksigen, maka masa transisi itu berlangsung dengan baik.

Namun ketika bayi di lakukan penyedotan lendir secara otomatis terjadi “syok” pada bayi karena dia di “paksa” untuk menghirup nafas secara serta merta.

Studi yang telah meneliti praktek ini dan ternyata hasil yang didapatkan adalah tidak menemukan perbedaan dalam fungsi paru-paru antara kelompok bayi yang disedot dibandingkan kelompok tidak disedot (2). Sebaliknya, studi menemukan risiko yang terkait tindakan penyedotan lendir dengan bradikardia (denyut jantung melambat) dan gangguan irama jantung (2). Suction juga dapat menyakitkan dan mengganggu proses menghisap saat menyusu (sucking). (6)

Pengalaman penjepitan dan pemotongan tali pusat dan penyedotan untuk bayi seringkali membuat Bayi menangis tanpa henti selama lebih dari 8 menit ketika sedang disedot, disuntik, dan diukur suhu tubuhnya pada dubur – dengan tidak ada usaha untuk menenangkan atau menghibur bayi baru lahir yang sedang bingung.

Bagaimana menghindari trauma Untuk melindungi bayi Anda dari trauma yang tidak perlu, tolong komunikasikan tentang prosedur penanganan bayi baru lahir seperti ini kepada provider (RS,RB, BPS) anda.

Beberapa hal yang bisa Anda “tawar/negosiasikan” adalah:

1. Tunda pengekleman dan pemotongan tali pusat, karena itu dirancang untuk masa transisi dari sirkulasi plasenta ke sirkulasi paru-paru (5), tak perlu mengeklem tali pusat, tak perlu melakukan penyedotan lendir pada saluran nafas bayi baru lahir dengan menggunakan mesin suction bertekanan tinggi, apabila kita melihat bayi sudah bernafas dan menangis, cukup bersihkan dengan kassa setril di mulut dan hidungnya ketika kita lihat ada cairan di sana, atau sedot dengan bubble scringe saja). Anda boleh mengeringkan tubuh bayi tapi tidak perlu menggosok tubuhnya dengan handuk dengan gosokan yang kuat, cukup selimuti saja lalu biarkan kulitnya menempel dengan kulit ibu (Skin to skin), jangan pernah memisahkan ibu dengan bayinya yang baru lahir.

2. Penundaan pengekleman tali pusat, lakukan penanganan dengan lembut, bahkan ketika bayi tersebut harus dilakukan resusitasi. karena resusitasi tetap bisa dilakukan tanpa harus menjepit dan memotong talipusat terlebih dahulu. Ingat tali pusat tetap berdenyut bahkan selama 10 menit setelah bayi lahir, dan denyutan itulah yang menjadi “dewa penyelamat” sang bayi karena dia masih mendapatkan pasokan oksigen dari plasentanya(6).

3. Penundaan pengekleman dan pemotongan tali pusat serta tidak adanya penyedotan (suction) pada bayi baru lahir juga tidak adanya pemisahan antara ibu dan bayinya tidak hanya bisa dilakukan pada proses persalinan yang normal alami saja, namun bisa juga dilakukan dalam:

  • Proses persalinan dengan induksi
  • Setelah di lakukan forceps atau vaccum
  • Pada bayi dengan distosia bahu maupun lilitan tali pusat
  • Bahkan saat SC

Penting bagi Anda sebagai Klien untuk belajar tentang fisiologi kala III dalam persalinan, lalu mendiskusikan preferensi Anda dengan bidan dan dokter Anda, dan mengkomunikasikan pilihan Anda dalam hal yang sangat jelas. Misalnya, “menolak untuk menyetujui tali pusar disentuh, dijepit atau dipotong tanpa persetujuan lisan” (menyatakan secara tertulis juga) mungkin akan jauh lebih efektif daripada “meminta untuk menunda pemotongan tali pusat”. karena dadalam beberapa kasus penjepitan dan pemotongan segera pada tali pusat setelah bayi lahir bisa berakibat fatal. Pada referensi di artikel ini menunjukan bahwa tindakan ini dapat meningkatkan resiko keterlambatan perkembangan global, cerebral palsy atau kematian bahkan Ada komplikasi dan kecelakaan lainnya yang dapat dikaitkan dengan waktunya penjepitan tali pusat saat lahir, misalnya:

1. Kegagalan untuk menjepit kabel yang dipotong sebelum terjadi penutupan pembuluh darah pada tali pusat secara alami (buka: disini )

2. Bidan atau ayah yang memotong talipusat terlalu dekat dengan perut sehingga resiko perdarahan semakin besar.

Ada banyak praktek atau intervensi rutin yang mengganggu dan berbahaya bagi ibu dan bayi pada saat lahir. Sebagai Orangtua Anda mungkin harus sangat jelas dalam menegosiasi-kan praktek tersebut kepada provider Anda. (6) nah sedangkan Praktek yang dapat mendukung kesehatan bayi Anda sehingga bayi lebih sehat dan minim trauma dapat meliputi:

1. Memberikan waktu untuk bahu bayi untuk memutar selama kelahiran (tanpa menerapkan traksi),

2. Melakukan manuver Somersault jika terdapat lilitan tali pusat di sekitar leher,

3. Membersihkan cairan di saluran pernafasan bayi dan sekitar mulut hidung tanpa penyedotan menggunakan suction yang panjang (bisa menggunakan bubble syringe, dan itupun hanya 3-4 sm saja masuk ke mulut bayi, serta dilakukan dengan sangat lembut dan hati-hati, dan di hentikan ketika tangisan bayi kuat dan nafasnya sudah teratur)

4. Membiarkan tali pusat tetap utuh dan tidak menjepit,

5. menggunakan gravitasi untuk membantu dengan transfusi darah plasenta jika perlu, (6).

nah Anda bisa membandingkan video-video yang sudah saya unggah di atas, dengan video ini, lihat perbedaan perlakuan dan bahkan perbedaan sikap dan perilaku antara bayi yang minim trauma dengan bayi yang lahir dengan penuh traumatik .

Antara bayi yang ketika lahir ditunda intervensinya dan ketika melakukan intervensipun dilakuakn di dada ibunya dibandingkan dengan bayi yang begitu lahir langsung dipisahkan dengan ibunya dab diperlakukan dengan “kasar”.

nah mari renungkan….

berdayakan diri Anda, dan ketahui secara detail prosedur yang akan diberlakukan kepada Anda dan buah hati.

Pilihlah provider yang mengerti dan memahami filosofi gentle birth supaya mereka lebih dapat “menghargai” Anda dan bayi Anda.

Ingat..This is your body…This is Your baby…And This is Your labour…so OWN it!

*** Catatan: Intervensi seperti pemotongan tali pusat segera ataupun penyedotan lendir pada bayi baru lahir harus dilakukan ATAS dasar INDIKASI yang JELAS.

Semoga bermanfaat

Salam hangat

Yesie Aprillia

Referensi:

(1) Yao, A.C., Moinian, M., & Lind, J. (1969). Distribution of blood between infant and placenta after birth. Lancet 2 (7626):871-873

(2) Mercer, J., Skovgaard, R., & Erickson-Owens, D. (2008). Fetal to neonatal transition: first, do no harm. In Downe, S. (Ed.) Normal Birth: Evidence and Debate (pp. 149-174). Elsevier Limited

(3) Farrar, D., Airey, R., Law, G. R., Tuffnell, D., Cattle, B., & Duley, L. (2011). Measuring placental transfusion for term births: weighing babies with cord intact. BJOG : an international journal of obstetrics and gynaecology, 118(1), 70-75. doi: 10.1111/j.1471-0528.2010.02781.x

(4) Chaparro, C. M. (2011). Timing of umbilical cord clamping: effect on iron endowment of the newborn and later iron status.  Nutrition reviews, 69 Suppl 1, S30-36. doi: 10.1111/j.1753-4887.2011.00430.x

(5) Hutchon, D. J. (2010). Why do obstetricians and midwives still rush to clamp the cord?  BMJ, 341, c5447. doi: 10.1136/bmj.c5447

(6) Mercer, J., & Erickson-Owens, D. (2010). Evidence for Neonatal Transition and the First Hour of Life. In Walsh, D., & Downe, S. (Eds.) Essential Midwifery Practice: Intrapartum Care (pp. 81-104). United Kingdom: Blackwell Publishing

 

Ketika Ada Lilitan Tali Pusat Dalam Persalinan

Artikel ini berbagi informasi tentang praktik umum yang dilakukan ketika terjadi lilitan tali pusat selama tahap kedua persalinan, dan memotong tali pusat ternyata merupakan – intervensi yang tidak berdasarkan bukti dan dapat menyebabkan trauma kelahiran.

Penting untuk Anda ketahui tentang ‘manajemen’ lilitan tali pusat dan bagaimana hal itu dapat mempengaruhi proses kelahiran mereka. Harapan saya ini dapat membantu Anda untuk membuat perencanaan kelahiran, mendorong untuk mau berdiskusi dengan penyedia layanan persalinan, dan membantu untuk menghindari cedera iatrogenik.

LILITAN TALI PUSAT Lilitan tali pusat adalah ketika tali pusat adalah ketika tali pusat ‘melingkar’ di sekitar leher bayi. Kebanyakan Lilitan tali pusat adalah kumparan tunggal dan longgar.

Kurang ketat dan jarang yang lilitannya ganda atau multiple (1,2,3). Berbagai penelitian telah menunjukkan Lilitan tali pusat terjadi: dalam 10% – 37% dari semua kelahiran; lebih sering pada bayi laki-laki; selama kehamilan atau persalinan; lebih sering terjadi pada kehamilan yang lewat waktu (1,2,3,4).

Lilitan Tali Pusat JARANG MENYEBABKAN MASALAH Lilitan Tali Pusat jarang ditemukan menjadi penyebab dari hasil yang kurang menguntungkan dalam studi kehamilan dan kelahiran. Beberapa penulis telah menyimpulkan Lilitan Tali Pusat “biasanya tidak membahayakan” (5,6,7).

Beberapa studi telah dikaitkan antara Lilitan Tali Pusat dengan variabel peningkatan deselerasi denyut jantung janin selama persalinan, dan Lilitan Tali Pusat ketat untuk proporsi yang lebih tinggi dari gawat janin dan Apgar skor yang rendah.

(3,4,8) Namun, dalam studi retrospektif definisi Lilitan Tali Pusat ketat adalah ketika mereka ‘dijepit dan dipotong sebelum kelahiran bahu’ – karena morbiditas jangka pendek yang lebih banyak disebabkan oleh intervensi daripada akibat Lilitan Tali Pusat (3).

(Untuk mempelajari lebih lanjut tentang Lilitan Tali Pusat, bagaimana bayi bisa lahir dan dengan Lilitan Tali Pusat longgar / ketat / multiple, dan mengapa sebanarnya Lilitan Tali Pusat tidak “pas” jika di kaitkan dengan masalah yang kurang menguntungkan bisa di baca dan di pahami dari artikel luarnegeri ini: http://midwifethinking.com/2010/07/29/nuchal-cords/ dimana Lilitan Tali Pusat sering menjadi “kambing Hitam” dalam masalah seputar kelahiran dan persalinan RITUAL DAN RUTINITAS Banyak praktisi (bidan/dokter) dilatih untuk rutin ‘memeriksa’ untuk Lilitan Tali Pusat selama tahap kedua persalinan, dan jika ada, intervensi lebih lanjut dengan menarik untuk dan melonggarkan lilitan, atau melakukan penjepitan dan pemotongan.

Textbook rekomendasi bagi bidan/dokter untuk campur tangan dalam kasus Lilitan Tali Pusat (untuk kelahiran normal dan darurat) didasarkan pada literatur medis yang belum terevaluasi dan referensi bukti ilmiah yang kurang (1). Ritual atau tatalaksasna yang dianjurkan dalam buku teks medis:

Untuk melakukan pemeriksaan di vagina setelah kepala bayi lahir, untuk merasakan dan memeriksa kabel nuchal.(**dengan menyelipkan 2 jari ke sela leher kepala dan vagina)

Untuk menarik dan melonggarkan tali pusat yang melilit leher dan melepaskan lilitannya dengan melewati kepala bayi sebelum ‘kelahiran’ dari bahu, jika Lilitan Tali Pusat nya longgar.

Untuk mencoba untuk melonggarkan Lilitan Tali Pusat atau menjepit dan memotong tali pusat sebelum * ‘kelahiran’ dari bahu, jika Lilitan Tali Pusat nya ketat.

* Namun ternyata Beberapa buku menggambarkan dengan menggunakan manuver Somersault akan lebih baik hasilnya. (tentang manuver ini akan dibahas di akhir artikel, so STAY TUNE!)

Sementara literatur medis dari tahun 1840-an dan seterusnya berisi saran peringatan tentang “campur tangan” bidan dan dokter pada Lilitan Tali Pusat (1). melakukan pemeriksaan, melonggarkan atau memotong Lilitan Tali Pusat adalah tidak perlu dan dapat memiliki konsekuensi serius bagi bayi.

Anda sebagai klien dan praktisi harus menyadari intervensi ini biasanya dilakukan tanpa persetujuan dan bertentangan dengan model perawatan kebidanan (1,2,9). PEMERIKSAAN VAGINAL UNTUK PERIKSA Lilitan Tali Pusat Sebuah pemeriksaan vagina untuk memeriksa kabel nuchal terjadi pada tahap yang rentan bagi seorang wanita, ketika kepala bayi baru saja lahir.

Dalam kebanyakan kasus, wanita tidak siap untuk hal ini dan tidak memberikan informed consent (10,11). pemeriksaan vagina bisa menyakitkan bagi klien, tetapi lebih dari itu setelah melahirkan kepala mungkin telah menyebabkan rasa sakit dan trauma pada perineum.

Memeriksa Lilitan Tali Pusat juga dapat mengganggu proses kelahiran, menyebabkan stres yang tidak perlu, dan menggeser fokus wanita/ibu bersalin akibat intervensi yang dilakukan (1,2).

Tidak ada bukti ilmiah yang baik a untuk mendukung praktek rutin memeriksa Lilitan Tali Pusat, namun itu adalah intervensi medis secara umum atau yang dilakukan secara umum pada proses persalinan (9).

Bahkan sejak menjadi Siswa-pun saya juga dilatih untuk memeriksa Lilitan Tali Pusat, segera begitu kepala bayi lahir dan bahkan sebelum kepala bayi melakukan putaran paksi luar. lalu bagaimana seharusnya?

Saran:

1. Bicaralah dengan orang tua sebelum kelahiran tentang kemungkinan adanya lilitan tali pusat

2. Selama kelahiran TAK PERLU MELAKUKAN APA_APA / DO NOTHING

3. JIKA ada lilitan tali pusat dan in menyebabkan bahu dan badan bayi susah atau kesulitan turun dan lahir setelah kepala lahir (sangat jarang) menggunakan ‘teknik Koprol’ (Schorn & Blanco 1991) – lihat di artikel paling bawah.

4. Setelah tubuh bayi lahir seluruhnya, membuka lilitan (keluarga ibu / dapat melakukan hal ini).

5. Jika kondisi bayi kurang bagus (pucat) saat lahir, dorong orang tua untuk berbicara dengan bayi mereka sementara biarkan sirkulasi plasenta membantu mengembalikan volume darah normal dan oksigen untuk bayi (jangan memotong tali pusat bayi untuk resusitasi).

Menarik dan Melonggarkan Lilitan Tali Pusat Menarik dan melonggarkan lalu melepaskan Lilitan Tali Pusat di leher bayi selama proses kelahiran adalah intervensi kelahiran umum (12). Sama seperti memeriksa Lilitan Tali Pusat, tidak didasarkan pada bukti dan ada semakin banyak bukti bahwa menarik Lilitan Tali Pusat tersebut dapat membahayakan (4).

Misalnya, bukti-bukti menunjukkan bahwa “penanganan” pada lilitan tali pusat entah itu menarik, melonggarkan maupun melepaskan, ternyata dapat merangsang arteri umbilikalis untuk melakukan vasoconstrict (mengurangi aliran darah) (13). Menarik lilitan tali pusat juga menciptakan ketegangan yang bisa menyebabkan resiko terjadinya robekan pada tali pusat dan “pendarahan neonatal berikutnya” (6).

Sebuah penelitian di Australia telah menemukan bahwa bidan dari Amerika Serikat, Australia, Irlandia, Selandia Baru dan Inggris merasa bahwa mereka melaksanakan intervensi yang telah diajarkan selama pelatihan mereka: untuk menjepit dan memotong tali pusat, jika ada lilitan” (2 , 9).

Dan ini pun terjadi di sebagian besar bahkan hampir semua bidan dan dokter di Indonesia dimana Dokter meminta ibu untuk berhenti mengejan lalu dokter atau bidan menarik tali pusat yang melilit untuk di longgarkan lalu melepaskan.

Menjepit dan memotong Lilitan Tali pusat yang KETAT Tidak ada bukti yang cukup untuk mendukung pemotongan lilitan tali pusat yang ketat secara rutin (1,2,4,9,14). Jika tali pusat dijepit dan dipotong sebelum tubuh bayi secara keseluruhan di lahirkan.

Selama ini ternyata, sejaktahun 1898, buku teks pegangan pada keperawatan dan kebidanan hanya merekomendasikan para bidan dan dokter untuk melonggarkan dnegan hati-hati apabila ada lilitan tali pusat yang terlalu ketat mencekik leher bayi, bukan memotongnya.

Begitujuga dengan buku dari Williams Obstetrics Edisi 1961, masih menganjurkan kepada bidan dan dokter untuk tetap bersabar hingga bahu lahir (15). Tapi dari tahun 1976 buku yang sama memperkenalkan ide-ide baru (tanpa bukti) bahwa jika lilitan tali pusat yang terlalu ketat di sekitar leher, itu harus “dipotong antara dua klem dan bayi harus di lahirkan segera” (15).

Dan ternyata, Ketika proses persalinan normal yang tengah berlangsung “tiba-tiba dihentikan” lalu dengan terburu-buru di percepat atau persalinan di percepat(15, 16). Hal ini tidak selalu menjamin keselamatan Namun sebaliknya ada sejumlah kasus yang didokumentasikan dalam penelitian (Mercer et al) dan jurnal medis di mana memotong tali pusar sebelum kelahiran bahu mengakibatkan hasil iatrogenik termasuk cerebral palsy, palsy Erb, keterlambatan perkembangan global dan kematian (15).

Meskipun studi menunjukkan bayi mungkin tampak mentolerir pemotongan lilitan lati pusat yang longgar, ada bukti jelas bahwa pemotongan lilitan tali pusat ketat sebelum, atau segera dapat mengakibatkan cedera serius dan bahkan kematian (1,14,15). Beberapa penulis mengamati dan mendiskusikan hasil yang merugikan sebagai penyebab langsung dari pemotongan tali pusat yang ketat secara langsung: (mengancam jiwa hipovolemia, anemia, syok, hipoksia-iskemik ensefalopati, cerebral palsy, defisit kognitif dan kematian 8,13,14,15,17 , 18,19,20).

Menjepit dan memotong tali pusat sebelum bahu lahir Risiko utama memotong tali pusat berhubungan dengan efek kompresi pada tali pusat saat kumparan ketat dan kemungkinan adanya distosia bahu (14).

Penyempitan tali pusat dari lilitan tali pusat yang ketat dapat menghasilkan hilangnya volume darah pada bayi dan menyebabkan asam-basa (karena arteri terus mengirim darah dari bayi, tetapi menghambat aliran balik vena) (14).

Dengan memotong tali pusarnya, otomatis menghambat fase oksigenasi pada bayi , Dalam kasus yang serius dari tahap akhir kompresi tali pusat / lilitan tali pusat yang ketat, bayi yang dilahirkan bisa menunjukkan tanda “pucat, pernapasan tidak teratur, skor Apgar rendah, terengah-engah, takikardia, denyut nadi perifer lemah, hipotensi, dan asidemia” (21).

Dengan tali pusat yangl sudah putus, bayi-bayi ini tidak dapat menerima transfusi plasenta dan koreksi dari kondisi ini.beda dengan tali pusat yang masih dipertahankan utuh, ketika seluruh tubuh bayi lahir walaupun mungkin terjadi tanda pucat, pernafasan tidak teratur seperti yang saya tuliskan diatas, namun karena tali pusat belum putus, maka lilitan yang sudah di longgarkan ketika bayi sudah seluruhnya lahir membuat bayi masih mendapatkan aliran oksigen dan manfaat banyak dari tali pusat yang masih utuh tersebut.

Pada tahun 1991, “manuver Salto/Koprol” disebut tehnik Somersault pertama kali dijelaskan sebagai pilihan untuk ‘mengelola’ luilitan tali pusat yang ketat tanpa melakukan pemotongan (6). Meskipun bukan merupakan praktik yang berbasis bukti, manuver salto mempertahankan anatomi dan fisiologi proses persalinan normal dengan menjaga tali pusat tetap utuh – yang diperlukan untuk transfusi plasenta selama tahap ketiga dari transisi proses persalinan, kelahiran / neonatal dan sangat penting untuk bayi yang lahir yang berhubungan dengan volume darah (14). Teknik Somersault dipromosikan untuk membantu kelahiran di mana kabel yang pendek dan / atau ketat.

Berikut ini gambaran tehnik jungkir/salto yang saya dapatkan dari www.medscape.com

Berikut ini tehnik manuvernya:

1. Manuver Somersault adalah dengan cara memegang kepala bayi tertekuk dan memandunya ke atas atau ke samping ke arah tulang kemaluan atau paha, sehingga bayi melakukan “jungkir/salto,” berakhir dengan kaki bayi terhadap lutut ibu dan kepala masih di perineum.

2. Setelah lilitan tal pusat ditemukan, bahu anterior dan posterior secara perlahan dilahirkan di bawah kontrol tanpa memanipulasi talipusatnya.

3. Setelah bahu dilahirkan, kepala tertekuk sehingga wajah bayi didorong menghadap ke arah paha ibu.

4.Kepala bayi tetap dipertahankan di samping perineum sementara tubuh di lahirkan dan melakukan periode “jungkir balik” saat keluar.

5.Tali pusar kemudian dibuka  dan dilanjutkan dengan manajemen yang biasa terjadi kemudian. Gambar disesuaikan dengan izin dari Mercer et al.

Manuver “Salto/Koprol” atau disebut tehnik Somersault tidak memerlukan peralatan, dapat dilakukan terlepas dari berapa kali tali pusat yang melingkar di leher, dapat digunakan dengan ibu dalam posisi persalinan apapun.

manuver Somersault mungkin mengakibatkan beberapa stres peregangan pada tali pusat, dan itu mungkin tidak berlaku untuk semua kasus.

Nah ini rekomendasi khusus untuk mengelola lilitan tali pusat , nah mengelola situasi inipun tergantung pada bagaimana ketatnya tali pusat tersebut melilit leher bayi. jika manuver ini tidak mampu mengurangi kondisi keketatan lilitan atau lilitan terlalu ketat, sehingga bahupun tidak dapat lahir, ya terpaksa Kita harus menjepit dan memotong tali pusat sebelum tubuh bayi lahir seutuhnya.

## catatan: beberapa kali dalam praktek membatu proses persalinan/kelahiran bayi dengan lilitan tali pusat, tanpa disadari saya sudah melakukan tehnik ini, bahkan seringkali secara otomatis saat bayi meluncur (terutama pada klien waterbirth) secara otomatis tubuh bayi melakukan tehnik/ manuver ini lho. Dan ini membuat saya semakin yakin bahwa BAYI ANDA TAHU APA YANG HARUS DIA LAKUKAN KETIKA DIA MENYADARI BAHWA ADA LILITAN TALI PUSAT DI LEHER DAN TUBUHNYA!

So…JUST TRUST YOUT BODY and TRUST YOUR BABY

Semoga Bermanfaat

Salam hangat

Yesie Aprillia

Referensi bacaan = Nuchal Cord Management and Nurse-Midwifery Practice (pdf)

Kisah persalinan yang berhubungan dengan lilitan tali pusat dan konsekwensinya bisa Anda baca pada artikel berbahasa inggris di bawah ini:

http://giftedbirthsupport.com/2011/06/01/birth-story-nuchal-cord/?blogsub=confirming#subscribe-blog

http://www.screenr.com/B7O (ini adalah penjelasan bidan Gloria lemay tentang lilitan tali pusat)

http://cord-clamping.com/2012/05/10/on-trialcutting-of-the-nuchal-cord/

http://cord-clamping.com/ dan https://www.bidankita.com/joomla-overview/monthly-guide/242-lilitan-tali-pusat-bagaimana-nich

Referensi:

(1) Jefford E., Fahy K., Sundin D. (2009) Routine vaginal examination to check for a nuchal cord Br J Midwifery, 17(4)

(2) Reed R. (2007) Nuchal Cords: Think Before You Check, The practising midwife, 10(5), 18, 20.

(3) Lt Col G Singh, Maj K Sidhu (2008)”Nuchal Cord: A Retrospective Analysis”, MJAFI, Vol. 64, No. 3

(4) Reed, R. Barnes, M. and Allan, J. (2009), “Nuchal cords: sharing the evidence with parents”, British Journal of Midwifery, February 2009, Vol 17 (2): 106-109.

(5) Cunningham FG., Leveuo J., Bloom SL., Hauth JC., Gilstrapp III LC.,Wenstrom KD. (2005) Williams Obstetrics 22nd edn. McCraw-Hill Medical Publishing Division

(6) Schorn M., Blanco J. (1991) Management of the nuchal cord. J Nurse Midwifery ;36:131-2.

(7) Steinfield J., Ludmir J., Eife S., Robbins D., Samuels P. (1992) Prenatal detection and management of quadruple nuchal cord: A case report. Journal of Reproductive Medicine 37(12): 989-91

(8) Cashmore J. Usher RH. (1973) Hypovolemia resulting from a tight nuchal cord at birth. Pediatr. Res: 7:339.

(9) Jefford E., Fahy K., Sundin D. (2009) The Nuchal Cord at Birth: What Do Midwives Think and Do? Midwifery Today 89: 44-6

(10) Coldicott Y., Pope C., Roberts C. (2003) The ethics of intimate examinations -teaching tomorrow”s doctors. BMJ 326(7380): 97–101

(11) Lewin D., Fearon B., Hemmings V., Johnson G. (2005) Women”s experiences of vaginal examinations in labour. Midwifery 21: 267–77

(12) Jackson H., Melvin C., Downe S. (2007) Midwives and the fetal nuchal cord: asurvey of practices and perceptions. J Midwifery Womens Health 52(1): 49–55

(13) Coad J. & Dunstall D. (2001). Anatomy and Physiology for Midwives, Mosby.

(14) Mercer J., Skovgaard R., Peareara-Eaves J., Bowman, T. (2005) “Nuchal Cord Management and Nurse-Midwifery Practice”, Journal of Midwifery & Women”s Health 4 (23): 373-79

(15) Iffy L., Varadi V. and Papp E. (2001). “Untoward neonatal sequelae deriving from cutting of the umbilical cord before delivery”. Med Law, 20 (4): 627-624.

(16) Wickham S., (2008) Midwifery: Best Practice Vol 5. London, UK

(17) Dhar K., Ray S., Dhall G. (1995) Significance of nuchal cord. J Indian Med Assoc;93:451–3.

(18) Shepherd A., Richardson C., Brown J. (1985) Nuchal cord as a cause of neonatal anemia. Am J Dis Child;139:71–3.

(19) Iffy L., Varadi V. (1994) Cerebral palsy following cutting of the nuchal cord before delivery. Med Law;13:323–30.

(20) Flamm M D. (1999). “Tight nuchal cord and shoulder dystocia: a potentially catastrophic combination”. The American College of Obstetricians and Gynecologists, 94 (5): 853.

(21) Vanhaesebrouck P., Vanneste K., De Praeter C., Van Trappen Y., Thiery M. (1987) “Tight nuchal cord and neonatal hypovolaemic shock”, Archives of Disease in Childhood, , 62 1276-77

Additional articles

Jackson H., Melvin C., Downe S. (2007) “Midwives and the fetal nuchal cord: a survey of practices and perceptions”. Journal of Midwifery and Womens Health 52: 49-55

Janet D., Larson MD., William F., Rayburn MD., Crosby RSS., Gary R., Thurnan MD. (1995) Multiple cord entanglement and intrapartum complications. Am J Obstect Gynecol 173:1228-31.

Nelson K., Grether J. (1998) Potentially asphyxiating conditions and spastic cerebral palsy in infants of normal birth weight. Am J Obstet Gynecol 1998;179:507–13

Melvin C., Downe S. (2007) Management of the nuchal cord: a summary of the evidence, Br J Midwifery 15(10) 617-21

Walsh, D., Downe, S. (2010) Evidence for Neonatal Transition and the First Hour of Life, Essential Midwifery Practice: Intrapartum Care pp. 85-89.

Cara membuat minuman Elektrolit penguat Energi

0

minum

Duh bubidan, ketuban saya pecah!!!

Apa yang harus saya lakukan? Padahal baru pembukaan 4 cm? Dokter dan bidan menyuruh saya untuk bedrest tetapi ketubannya ngalir terus, katanya ketuban bisa habis! Dan kalau habis, saya harus di SC! Saya takut SC bubid, tolong saya….

Itu lah inbok dari bunda SM dari tangerang dua hari yang lalu. Saat itu saran saya adalah stay rileks dan rehidrate!

Karena hanya dengan rileks maka otot rahim dapat bekerja dengan maksimal dan sempurna, dan hanya dengan merehidrasi maka ketuban akan tetap terjaga dengan baik.

 

Nah selain untuk kasus Ketuban Pecah Dini (KPD), Mendapatkan atau mengkonsumsi cairan pada awal persalinan sangatlah penting. Wanita hamil dan wanita yang sedang berada dalam proses persalinan sering membutuhkan elektrolit dan penguat energi. Sementara banyak merekomendasikan menggunakan minuman olahraga seperti Gatorade, atau minuman isotonik seperti PoC*R* S#*T, berikut adalah beberapa alternatif cara membuat cairan elektrolit yang alami, yang mungkin lebih cocok untuk kebutuhan seorang wanita yang sedang berada dalam proses persalinan: Homemade minuman elektrolit

 

Resep : * 1 liter air * 1/3 gelas 250 cc-an madu * 1/3 gelas 250 cc-an Jus lemon * 1/2 sendok teh garam * 1/4 sendok teh baking soda * 2 tablet kalsium yang dihancurkan (merk-nya bisa apa saja) Berikut resep lain yang sejenis termasuk magnesium (saya asumsikan itu juga ditambahkan ke satu liter air) … * 1/3 gelas 250 cc-an jus lemon (lebih segar diperas) * 1/3 gelas 250 cc-an madu * 1/4 sendok teh garam laut * 1/4 sendok teh. baking soda * 1-2 kalsium / magnesium table di hancurkan atau 1 tablet suplemen kalsium dan 1 tablet

magnesium yang di hancurkan Air kelapa juga merupakan cairan “elektrolit alami,” sebuah minuman isotonik (memiliki tingkat keseimbangan elektrolit yang sama seperti yang kita miliki dalam darah kita). Air kelapa secara signifikan lebih manis, kadang menyebabkan mual, juga lebih mudah untuk mengkonsumsi dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan konsumsi minuman elektrolit dan air putih. Dalam kesimpulan, konsumsi air kelapa muda segar, minuman menyegarkan alami, dapat digunakan untuk rehidrasi seluruh tubuh setelah olahraga juga. Apa yang sebaiknya Anda minum saat proses persalinan?

Berikut adalah resep es batu yang bisa digunakan saat proses persalinan, yang dapat dipersiapkan terlebih dahulu dan disimpan di lemari es sampai Anda membutuhkannya. Cairan elektrolit Ini akan sangat dibutuhkan tubuh Anda untuk menjaga vitalitas Anda sepanjang proses persalinan..

Resep es batu – untuk penggantian elektrolit

1/4 gelas 250 cc-an madu 1 sendok teh – Garam 1 x tablet Kalsium yang dihancurkan 1 x tablet Magnesium yang dihancurkan 1/3 gelas 250 cc-an jus lemon

Campur dan menambah air dan / atau jus (apel atau nanas, atau pepaya) Membuat hingga 2 liter – Membuat pada minggu-minggu menjelang kelahiran.

Gunakan di rumah selama tahap pertama persalinan dan Anda bahkan dapat tetap mengkonsumsinya sampai di rumah sakit.

Saya rekomendasikan untuk semua ibu yang sedang dalam persalinan untuk tetap merehidrasi tubuh mereka, karena dengan demikian otot-otot akan berfungsi lebih lancar dan bebas dari ketidaknyamanan.

Semoga bermanfaat

Salam Hangat

Yesie Aprillia

Bayi Mempunyai “Waktu” sendiri tuk di lahirkan

Atha 1

Masih seputar Hari perkiraan lahir yang sudah lewat, Kebetulan ada sharing lagi yang semoga saja bisa menguatkan para Bunda PEMBACA WEBSITE  ini.

Ini adalah sharring -nya bunda Atha yang saya copy paste disini, dan saya akan berikan sedikit tambahan:

Ceritaku, Mars, dan Venus

by Athanasia Marlina on Thursday, August 2, 2012 at 1:44am ·

 

Tak tahan rasanya ingin segera berbagi cerita ini.

Ya, akhirnya setelah penantian dan harapan yang cukup panjang, Mars, putraku yang ke-2 lahir gentlebirth waterbirth di usia kandunganku hampir lebih dari 42 minggu.

Pergulatan dan kecemasan di hari-hari kehamilanku yg melewati HPL tidak bisa dihindari, mungkin juga sama dengan para bunda yg pernah atau sedang mengalami hal ya sama.

Makin gelisah karena masa “liburan” sang suami yang hampir habis. (kebetulan suami Mbak Atha bekerja di sebuah TV swasta di Brunai Darussalam)

 

Jauh-jauh hari afirmasi2 positif sudah selalu di”aminkan”. Senam, yoga, relaksasi hypobirthing di kelas, di rumah juga sudah rutin dilakukan.

Ya, gentlebirth waterbirth adalah cita-cita kami untuk kelahiran putra kami yang ke-2. Beruntung, Tuhan mempertemukan kami dengan mba Yesie, apalagi lokasi praktek Bidan Kita yang tidak jauh dari Jogja.

 

Makin sering baca status2 Bidan Kita, kisah-kisah gentlebirth para bunda, makin ga sabar menanti “gelombang cinta” di rahimku itu datang.

Beberapa kali kontrol dan komunikasi dengan Mba Yesie, membuatku tetap semangat dan positif kalau Mars punya waktunya sendiri untuk lahir ke dunia. Ya, semakin santai karena kondisi kandungan semua normal, sehat dan baik-baik saja.

 

Aargh..tapi kok tetap saja cemas, apalagi saat kehamilan sudah masuk di minggu 42, tanda-tanda persalinan juga belum ada. Rilleks, rileks..seperti yg selalu disarankan mba Yesie, bahkan kami (aku dan suami) rasanya sudah cukup banyak menghabiskan waktu untuk “pacaran” lagi demi mencapai “rileks yg benar-benar rileks”  sampai-sampai aku pun cukup lama “cuti” untuk tidak terlalu dekat dengan Venus (anak kami yg pertama), ya,  terutama keluarga dan suami yg sering mengingatkan karena kuatir “kerepotanku” bersama Venus mengurangi kondisi rileksku.

Segala macam induksi alami sudah dilakukan, mulai dari jus nanas sampai dengan 2 kali akupuntur di Bidan Kita.(Akupunktur biasanya saya Anjurkan ke para ibu yang HPL-nya sudah Lewat, sebagai salah satu cara Induksi Alami, akupunktur ini juga akan membantu “balancing” energi Anda)

 

Akhirnya sampai dengan jadwal akupuntur yg ke-3, sengaja aku dan suami naik motor ke Klaten, dimana sebelumnya semenjak hamil oleh suami motor adalah hal paling terlarang untuk dilakukan. Yihaaa..akhirnya bisa juga menikmati bonceng suami naik sepeda motor saat hamil (peace ya pap! ;). Ini juga gara-gara demi menuruti kepengenan bumil dengan alasan biar cepet keluar babynya, hehehe…

 

Senin, 23/07/12

Oke, setelah diakupuntur yg ke-3 ini, mba Yesie menyempatkan waktu untuk merelaksasi kami berdua. Fiuuhhh… sepertinya memang ada sesuatu yang membuatku kurang benar2 rileks selama ini…

Dan…tertumpah juga akhirnya apa yang membuatku tidak bisa sepenuhnya rileks; bukan karena panik liburan suami hampir habis, bukan karena takut sakit.. tapi ternyata aku sangat merindukan Venus…, yaa..aku tidak mampu menahan air mata, aku memang benar2 kangen Venus, dengan segala “kerepotannya”…amazing, langsung plong rasanya, setelah terungkap apa yg benar2 aku inginkan di depan mba Yesie dan suami.

(saat kami meditasi ber-4 saya, mbak Ata, mas Artha, dan si baby, tiba-tiba dengar celetukan si baby yang bilang “Tante aku kangen kakak”)

 

Mba Yesie pun menyarankan kami untuk segera menghabiskan waktu senang-senang bersama Venus, sang adik di perut jg mungkin rindu suara dan sentuhan kakaknya. Janin memang jenius, “kerepotan” bersama Venus ternyata bukan penghalang sang adik lahir, tp justru menyemangati adik untuk segera lahir…:).

Aseekk..direncanakanlah besok harinya utk ajak Venus jalan-jalan ke kebun binatang Gembiraloka karena dia sukaaa banget sama binatang 😀

 

 

Selasa, 24/0712

Wow….subuh datang..dan “gelombang cintaku” mulai terasa.. Rencana jalan-jalan bersama Venus masih belum dibatalkan. Setelah sahur, bersama suami kami jalan2 keliling sekitar rumah dengan kontraksi yang masih teratur. Pukul 6, karena sudah per 4-5 menit sekali kontraksi, kami putuskan untuk ke Klaten setelah telepon terlebih dahulu ke Bidan Kita dan membatalkan rencana jalan2 bersama Venus. Waah, untung semalam masih sempat kangen-kangenan sama Venus, dia peluk dan panggil2 adiknya dari luar perut, hihhiii lucunyaa.. Bersyukur juga karena sempat maaf2an dengan kedua orangtuaku, mohon restu demi kelancaran kelahiran yg ke-2 ini.

 

Yup, sampai di Bidan Kita, ternyata sudah bukaan 2. Okee…perjuangan masih panjang….fiuuhh..

Kontraksi demi kontraksi datang, pukul 11an bukaan 4 lebih. Woow..lama juga ya..heheh..rileekkss..

Pukul 12an makan siang, lanjut istirahat (tidur2 ayam), pukul 4 sorean sudah bukaan 7. Yaayy!

Setelah itu langsung mandi dulu cepat2…kontraksi makin tidak ada jeda…ouugh yeaahh..

Akhirnya pukul 4.30 sudah bukaan lengkap…aseekk!

Mba Yesie and team.., energi kalian hebat semua… Setelah hampir kurang lebih 13 jam menikmati “gelombang cinta” di Bidan Kita, Mars lahir lancar waterbirth pukul 17.15 menjelang buka puasa, hihihhiii..papap yg lg puasa jd punya moment berbuka yang terhebat yaa..Mars lahir langsung di tanganmu pap…:)

 

Tidak sia-sia rasanya “meng-amin-i” semua hal tentang gentlebirth.

Kontraksi dalam perjalanan ke Klaten terasa lebih seru..

Aku bisa benar-benar kontrol emosi tiap saat kontraksi datang..

Masih bisa menikmati jus nanas dan makan siang di masa-masa kontraksi di Bidan Kita..

Ngobrol dan foto-foto di tengah2 kontraksi… hihihihiii..

Mandi dan dandan biar fresh saat hampir bukaan lengkap..

Aku benar-benar menikmati moment demi moment hari itu, saat kolam dan air mulai disiapkan, saat mba Yesie menyiapkan kamera dan video, saat suami yg selalu siaga dengan kameranya..hahah..siaga dengan kompres hangatnya untukku, membuatku semakin rileks dengan kesabarannya…woow…rasanya deg2an kayak mau jadi pengantin..jiaahh lebay.. walau ditengah2 kontraksi.

 

Dan, saat yg paling aku tunggu…masuk ke kolam..huaaahhh..dorongan baby terasa makin kuat dan intens, hingga akhirnya Mars…lahir langsung di tangan sang ayah, setelah kurang lebih 45 menit di dalam kolam (teknik pernafasan benar-benar “tools” yg paling menolong saat itu).

Priceless moment…

 

Mars…lahir gentlebirth waterbirth lotusbirth..finally.. (3,7kg | 50cm) di usia hampir lebih dari 42 minggu.

 

Ya, janin jenius, punya waktu sendiri untuk lahir :

Mengutip tulisannya mba Yesie 🙂  :

“ Bayi punya waktu, dan cara sendiri untukk dilahirkan, just Trust Your body, Trust Your baby kalau gak percayai bayi anda sejak sekarang mau kapan lagi? ketika umur kehamilan udah > 40 minggu berarti anak ini “istimewa” kenapa istimewa karena berarti anda masih dikasih kesempatan untuk “Menyiapkan” dan “Menyelesaikan” segla sesuatu yang bisa menghambat proses nanti. Apa maksudnya “sesuatu” dan “Menyelesaikan?” kita tunggu testimoninya mbak Atha ya…pasti indah dan Bunda akan mengerti maksud saya (** Misterius ya…)”

 

Sudah ketemu mba Yesie, “sesuatu” nya itu..

Venus dan Mars benar-benar sehati sejiwa..apalagi ternyata Mars juga nunggu biar lahirnya pas sama weton kakaknya..sama persis lho..luar biasaa..hehehhe..

Dann..dia milih lahir tanggal 24, tanggal jadian bapak sama ibunya..hueheehhe…hebat!

 

Semoga cerita ini bisa menyemangati para bunda yaa..jangan menyerah dan percayakan semua pada bayi dan tubuh bunda.

Semua nyata dan bukan hanya teori, saya dan suami  mengalaminya sendiri.

 

Special thanks untuk :

Mba Yesie.. tak tergantikan semua ilmu, support dan bantuan selama kehamilan dan kelahiran anakku mba… semua pengalamanku ini investasi untuk anakku di 20 tahun lebih yang akan datang..selamanya…aminn

Papap Adhi Artha.. im so proud to having you.. terimakasih atas ketelatenan dan kesabaranmu menemani masa2 “panik”ku,dan oyaa..sampai rela nemenin beli dan makan durian meski kamu mabok berat sm duren, hohoo well done pap…well done! 🙂  love you as always!

Orangtuaku, bapak, ibu, mama : dengan doa dan restu kalian semuanya terjadi dengan sangat indah di saat yg paling indah..

Mba Anggun, mba Ulya, mba Widya.. team Bidan Kita, kalian luar biasa.. terimakasih atas bantuan dan pendampingannya selama di Bidan Kita..

 

Salam hangat dari keluarga kecil kami,

Atha~Artha~Venus~Mars

 

pap Artha, Mars, mba Yesie

 

the great team Bidan Kita 🙂

Apa yang harus Anda ketahui untuk Mencegah perdarahan postpartum secara alami?

0

“Melahirkan sangat berhubungan dengan peristiwa kehilangan darah atau perdarahan. Dan perdarahan akibat proses melahirkan adalah merupakan suatu hal yang sangat berpotensi berbahaya. Bahkan hingga saat ini perdarahan setelah melahirkan atau perdarahan post partum merupakan penyebab terbanyak dari kematian ibu di seluruh dunia, apalagi di Indonesia”

 

Untungnya, saat ini di Indonesia perawatan bersalin lebih mudah diakses, sehingga perdarahan postpartum yang terjadi tidak fatal. Tapi peristiwa perdarahan ini sangatlah sering terjadi, terlepas dari di mana Anda melahirkan.

 

 

Nah penting bagi Anda sebagai klien untuk mengetahui tentang apa dan bagaimana mencegah terjadinya peredarahan postpartum.

Siapa yang paling berisiko mengalami perdarahan postpartum segera setelah melahirkan?

1. Wanita dengan hipertensi kehamilan yang diinduksi

2. Wanita yang mengalami Kala dua lama atau berkepanjangan

3. Wanita yang diinduksi atau di pacu persalinannya

4. Wanita yang bayinya di lahirkan melalui ekstraksi vakum

5. Wanita dengan bayi yang besar atau lebih besar dari usia kehamilannya

(Sumber: Obstetric risk factors and outcome of pregnancies complicated with early postpartum hemorrhage: A population-based study)

Alasan paling umum dari penyebab perdarahan postpartum adalah adanya”atonia uteri,” atau kegagalan rahim untuk berkontraksi secara normal setelah kelahiran bayi / atau plasenta. Kemungkinan penyebab atonia uteri meliputi:

1. Rahim yang terlalu besar (karena kehamilan ganda, janin terlalu besar, cairan ketuban berlebih)

2. Rahim yang terlalu lelah (akibat induksi / augmentasi atau persalinan lama, infeksi, penggunaan obat-rahim “tokolitik” yang digunakan untuk menghentikan persalinan atau persalinan prematur-seperti magnesium atau kalsium channel blockers)

3. Rahim yang terhalang untuk berkontraksi (karena kelainan penanaman plasenta/perlengketan plasenta seperti plasenta akreta, atau kandung kemih penuh/ bengkak)

penting sekali bagi kita untuk baik tenaga kesehatan maupun orang awam untuk mengetahui bahaimana caranya mencegah perdarahan post partum. Dan saat ini saya ingin berbagi tentang beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah perdarahan postpartum secara alami. Saya tidak dapat menjamin hal-hal ini akan bekerja, tapi saya yakin bahwa masing-masing dapat berkontribusi setidaknya untuk pencegahan.

1. Minimalkan faktor risiko Anda

Ini sangatlah jelas, Lakukan apa yang Anda bisa lakukan untuk mencegah hipertensi dalam kehamilan, cegah preeklamsia, hindari induksi dalam persalinan bila mungkin (jika bidan atau dokter Anda mendiagnosa bahwa persalinan Anda harus di Pacu/di Induksi, carilah second ataupun third opinion dahulu lalu gunakan BRAIN. Baca: https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/262-gunakan-brain-pada-saat-mengambil-keputusan-dalam-persalinan , tetap tegak dan mobile untuk mempersingkat proses persalinan dan melahirkan, pastikan untuk mengosongkan kandung kemih Anda sesering mungkin selama persalinan dan sesudahnya.

2. Cegah Obesitas dan kurangi kadar kolesterol

Ada beberapa bukti bahwa kadar kolesterol tinggi dapat mengganggu kemampuan rahim untuk berkontraksi secara efisien. Demikian pula, obesitas dapat menyebabkan kontraktilitas uterus melemah:    Wanita gemuk yang melahirkan normal per vaginam mengalami peningkatan risiko tahap pertama / kala I yang berkepanjangan saat persalinan dan kehilangan darah yang berlebihan. Kontraksi Jaringan otot rahim dari wanita gemuk kurang kuat dan frekuensi kontraksipun kurang efektif karena kadar Kalsium dalam tubuhnya lebih sedikit dibanding dengan wanita hamil yang berat badannya normal. (Sumber: )

3. Optimalkan kadar kalsium dalam tubuh Anda

Rahim (seperti semua otot) tidak bisa berkontraksi dengan baik dan benar tanpa kalsium. Kalsium dan magnesium harus tetap berada dalam level yang seimbang pada wanita hamil dan melahirkan. Terlalu sedikit magnesium dapat menyebabkan persalinan prematur, tetapi ibu bersalin yang mengalami pre eklamsia yang diberikan dosis magnesium yang tinggi melalui intra vena dapat mengalami perdarahan postpartum yang berlebihan jika mereka tidak diberikan kalsium untuk menetralkan efek santai pada otot rahim akibat magnesium

(Sumber: http://www.ihs.gov/MedicalPrograms/MCH/M/Cfaqs.cfm#calcPH)

Darah juga tidak dapat benar mengental (untuk mencegah kehilangan darah yang berlebihan) tanpa kalsium (Sumber: http://www.fi.edu/learn/heart/blood/platelet.html ). Tampaknya sangat tepat untuk memastikan bahwa tubuh Anda memiliki kalsium yang cukup, sebelum, selama dan sesudah melahirkan.

Beberapa sumber makanan yang mengandung tinggi kalsium adalah: yoghurt, biji wijen, susu, bayam (dan sayuran berdaun berdaun hijau gelap lainnya), dan keju, (Sumber: http://whfoods.org/genpage.php?tname=nutrient&dbid=45 ). Antasida bukan merupakan sumber kalsium yang baik karena mereka menetralisir asam lambung yang diperlukan untuk penyerapan kalsium. Cara sederhana untuk meningkatkan penyerapan kalsium meliputi:

· Olahraga cukup dan teratur (Sumber: http://www.springerlink.com/content/n8v9bpt73bftx44b/?MUD=MP)

· Mendapatkan cukup vitamin D melalui paparan sinar matahari atau konsumsi suplemen yang aman. Hal ini juga penting karena rendahnya kadar vitamin D telah dikaitkan dengan kelemahan otot (ingat rahim adalah otot), kinerja otot terganggu, dan kemungkinan peningkatan operasi caesar (Sumber: http://www.webmd.com/baby/news/20081223/vitamin-d-may-lower-csection-risk).

· Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang dapat mengganggu penyerapan kalsium dalam tubuh anda: minuman ringan, protein hewani berlebihan, alkohol, kafein, dan karbohidrat olahan.

4. Meningkatkan konsumsi makanan dan minuman yang banyak mengandung vitamin K selama minggu-minggu terakhir kehamilan

Sama seperti kalsium yang sangat berguna untuk mencegah kehilangan darah yang berlebihan, vitamin K-pun juga memunyai peranan yang sangat penting dalam hal perdarahan. Vitamin K merupakan Anti koagulasi dan perannya yang penting dalam “menjaga kemampuan pembekuan darah pada tingkat yang tepat” (Sumber: http://www.whfoods.com/genpage.php?tname=nutrient&dbid=112). Gejala rendahnya kadar vitamin K termasuk anemia dan perdarahan. Untuk alasan ini, banyak bidan merekomendasikan suplemen vitamin K selama minggu-minggu terakhir kehamilan. Mereka memahami bahwa meningkatkan kadar vitamin K dapat membantu mencegah perdarahan. Semakin tingginya tingkat vitamin K juga akan menguntungkan bayi dan meningkatkan kandungan vitamin K dari kolostrum ibu, sehingga secara alami mengurangi risiko bayi mengalami perdarahan akibat vitamin defisiensi K. Beberapa sumber makanan yang sangat baik dari vitamin K antara lain: kangkung, bayam

5. Redupkan lampu di kamar persalinan saat ibu melahirkan saya pernah menulis tentang peran melatonin dalam kemajuan persalinan, silahkan buka di: https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/355-peran-melatonin-dalam-proses-persalinan . Penelitian menunjukkan bahwa melatonin bersinergi dengan oksitosin untuk menghasilkan kontraksi uterus yang kuat. Tubuh kita meningkatkan produksi melatonin dalam kegelapan, dan kebanyakan manusia ‘produksi melatonin mengangalami puncaknya di dini hari. Cahaya yang terang benerang dapat mengurangi produksi melatonin. Ini adalah bagian dari kemungkinan mengapa kebanyakan wanita melahirkan pada malam hari atau dini hari. Jadi sebaiknya penerangan ruangan disetting redup dan tidak terlalu terang hingga proses persalinan dan IMD selesai. Mungkinkah bahwa pencahayaan yang berlebihan mengganggu kemampuan rahim untuk berkontraksi postpartum? Terus terang saya kurang tahu pasti, namun selama praktek, ketika cahaya saya jaga untuk tetap redup setelah prose persalinan, maka kontraksi rahim ibu sangat baik. Dan tak ada salahnya untuk menjaga pencahayaan rendah sampai rahim telah berkontraksi dengan baik dan perdarahan minim, kan?

Produksi melatonin juga akan dihambat oleh kortisol-hormon stres. Mengurangi stres dan meningkatkan relaksasi kemungkinan akan juga memfasilitasi sinergi melatonin-oksitosin. Cara lain untuk meningkatkan produksi melatonin termasuk mendapatkan sinar matahari yang cukup selama siang hari, meditasi, dan konsumsi kalsium dan magnesium juga dapat memfasilitasi peningkatan tingkat melatonin.

Selain meredupkan lampu atau menjaga cahaya di ruang persalinan tetap rendah, privasi juga merupakan bagian yang sangat penting dalam perannya untuk mencegah perdarahan persalinan, karena seperti kata dari dr M. Odent dalam bukunya “Oxytocin the love hormon” disitu dikatakan bahwa jika sang ibu dan bayi terganggu dan diganggu atau tida dijaga privasinya, maka kadar oksitosin akan menurun dan ini pastinya sangat berhubungan dengan penurunan kemampuan rahim untuk berkontraksi

Berikut ini suplikan kalimat dari penelitian yang dilakukan oleh dr. M Odent :

“The best way to avoid haemorrhage is to enable mother and baby to stay in close contact in a warm, dark, and silent place—and get rid of any observers. The contact with the baby”s eyes and skin helps the mother to secrete the hormone necessary to stimulate the “placenta ejection reflex.” When the baby suckles the nipple, the reflex is reinforced. (Birth and Breastfeeding, p. 46-47, emphasis mine)

6. Pertimbangkan konsumsi buah delima atau ekstrak biji delima?

Penelitian terbaru telah menjanjikan untuk penggunaan ekstrak biji delima sebagai stimulan dari kontraksi rahim. Ini bisa terbukti sangat membantu dalam membantu mengurangi proses persalinan yang lama, berkepanjanga dan / atau mengurangi kehilangan darah yang disebabkan oleh atonia uteri. Dr Sajeera Kupittayanant menjelaskan, “Kami menambahkan ekstrak delima untuk sampel jaringan rahim dari hewan dan menemukan bahwa sel-sel otot meningkatkan aktivitas mereka. ini menunjukkan bahwa kenaikan tersebut disebabkan oleh kenaikan kalsium, yang diperlukan agar setiap otot berkontraksi “(Sumber: http://www.sciencedaily.com/releases/2010/01/100127095916.htm ). Jus buah delima memiliki reputasi untuk menurunkan kolesterol (dan kita sudah membahas bagaimana mengurangi kadar kolesterol tinggi dapat meningkatkan fungsi rahim), meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan apakah jus delima atau buah itu sendiri akan memiliki efek merangsang rahim- mirip dengan yang dihasilkan oleh ekstrak biji delima. konsumsi jus buah delima akan mempromosikan dan meningkatkan kontraktilitas uterus, minum selama kehamilan ternyata dapat melindungi bayi dari cedera otak yang disebabkan oleh rendahnya kadar oksigen dan berkurangnya aliran darah (Sumber: http://news.wustl.edu/news/Pages/5484.aspx). Ini mungkin akan bermanfaat (dalam banyak hal) untuk minum jus buah delima selama kehamilan dan persalinan. Dan, sementara dosis yang aman belum tetapkan untuk penggunaan ekstrak biji delima sebagai stimulan rahim, mungkin perlu bagi Anda untuk mendiskusikan dengan dokter atau bidan, jika Anda lebih memilih untuk menghindari Pitocin/oksitosin injeksi sebagai tindakan pencegahan atau pengobatan untuk perdarahan postpartum.

7. Menghindari tidur terlentang

Selama ini menghindari tidur terlentang dianjurkan hanya pada saat masa kehamilan (terutama trimester kedua dan ketiga) dan pada saat melahirkan saja (posisi terlentang adalah posisi terburuk untuk bersalin). Ini disebabkan karena pertimbangan “tergencet-nya” atau tertekannya pembuluh darah besar yang kebetulan posisinya di tulang belakang. Dan bahkan bukan hanya posisi terlentang yang kurang baik, ibu berbaring telentang tapi semi-duduk, dengan bayi pada perutnya. Dalam posisi ini, berat bayi ditambah berat rahim akan cenderung menekan vena cava (sumber: Birth and Breastfeeding, p. 47-48). Saat membaca buku ini memang terlintas dalam benak saya bagaimana dengan proses IMD jika posisi terlentang sangat tidak di anjurkan bahkan setelah persalinan untuk mencegah perdarahan post partum. Mungkin saat IMD bisa dilakukan dengan posisi setengah miring ya? Setidaknya Anda musti mencari posisi yang bagaimana yang dapat mengurangi penekanan pada vena cava tetapi tidak menghalangi proses IMD, karena IMD sendiri merupakan salah satu cara untuk mencegah perdarahan.

Atau bisa juga diterapkan posisi miring ke kiri pada klien atau ibu yang mengalami perdarahan post partum sedangkan ibu yang tidak mengalami perdarahan dapat tetap terlentang untuk sementara waktu pada fase IMD. Ini mungkin bisa menjadi point pembahasan lagi di suatu hari nanti…dan saya masih akan terus mencari bagaimana solusi terbaik menyangkut hal ini 😉

8. Hindari blitz kamera

Mengambil foto bayi baru lahir merupakan salah satu hobi saya ;), namun ternyata ini juga dapat berdampak negatif pada lingkungan jika Anda menggunakan Blitz, cahaya yang sangat menyilaukan sangat mengganggu proses. Sehingga jangan menggunakan blitz pada saat memotret ibu bersalin atau bayi baru lahir.

 

Nah semoga ini bisa bermanfaat bagi Anda

Salam hangat

Yesie Aprillia

Birth Trauma- Sistem Limbic dan kondisi mental

art-limbic2-300x161

#gambar diambil dari : http://www.joearrigo.com/2013/01/17/belief-systems/

Mengapa saya tertarik mendalami dan menyebarkan Gentle Birth?

Begini awal mulanya:

Hypnobirthinglah yang menuntun saya untuk mengenal Gentle Birth dan mengerti serta memahami tentang birth trauma.

Saat itu saya dan bu Lanny Kuswandi (Founder Hypnobirthing Indonesia) mengikuti pelatihan Birth into being di Singapore bersama Ellena Tonetti V seorang praktisi Gentle Birth dari Rusia, muridnya Igor Charkovsky yang mempopulerkan Waterbirth di dunia.

Berawal dari pelatihan itulah saya mulai semakin terbuka dan semakin menyadari bahwa proses persalinan dan kelahiran adalah moment yang sangat penting dalam kehidupan manusia yang mampu membentuk dan menentukan seseorang menjadi siapa , apa dan bagaimana.

 

Mengapa penting bagi kita untuk memahami pentingnya sehat, bahagia selama masa kehamilan dan kelahiran/persalinan ? Mengapa penting untuk melakukan segala upaya untuk menghilangkan trauma lahir dari ruang bersalin? Apakah itu mempengaruhi kita ? Bagaimana ?

Bayi baru lahir sangat sensitif terhadap apa yang terjadi selama, saat dan setelah proses kelahirannya. Dan pada kenyataannya , lebih sensitif daripada yang ia pernah dan akan di alami selama hidup.

Dua puluh lima tahun penelitian di bidang psikologi pralahir menunjukkan hubungan langsung antara cara kita lahir dan bawah sadar terhadap pola-pola perilaku dan emosional dalam kehidupan ketika dewasa nanti . Hal ini disebabkan mekanisme yang disebut ” limbik imprint ”

Apa itu limbik imprint?

Baiklah. Saya akan mencoba untuk memberikan ilustrasi pada Anda.

Suami saya paling hobi untuk mengutak atik sesuatu apalagi televisi baru. Kamera ataupun komputer. Nah sekarang bayangkan jika ketika suami saya mengatur / mensetting TV pada kondisi “cerah maksimum” maka sejak itu apapun yang ditampilkan di layar TV tersebut gambarnya sangatlah cerah. Atau jika settingnya diubah menjadi “biru maksimum” maka gambar apapun yang ditampilkan di TV itu akan berwarna biru.

Nah itulah mekanisme yang tepat yang terjadi pada semua mamalia. Dan itu yang disebut limbic imprint yang sama dan digunakan selama ribuan tahun untuk melatih hewan untuk melayani manusia seperti : kuda, gajah, unta, beruang sirkus . Misalnya begini, seekor bayi gajah secara rutin diikat di halaman menggunakan rantai dan dikaitkan pada tongkat kecil yang di tancapkan di tanah. Di awal-awal, bayi gajah itu akan mengamuk menggunakan seluruh kekuatannya selama beberapa hari namun kemudian berhenti dan diam, tidak mengamuk lagi. Lalu Ketika ia tumbuh dan memiliki cukup kekuatan untuk menarik tongkat ini keluar, maka hal itu tidak terjadi . Dia bahkan tidak pernah mencoba untuk menarik rantainya agar terlepas dari tongkat tersebut. Artinya bahwa karena sejak awal kehidupan sejak gajah tersebut kecil, dia sudah di ajarkan dan merekam info bahwa dia tidak mampu berontak atau lepas dari rantai dan tongkat, maka ketika dia tumbuh dewasa dan mempunyai kemampuan untuk lepas dari tongkat itupun, si gajah ini dalam pikirannya tetap saja merasa bahwa dia tidak mampu walaupun sebenarnya dia mampu.

Untuk lebih memahami istilah ” limbic imprint ” mari kita lihat struktur dasar otak kita . Di ujung dari sumsum tulang belakang ada segmen yang disebut otak reptil, dimana ini bertanggung jawab murni untuk fungsi fisiologis tubuh. Itulah bagian dari otak yang masih tetap melakukan tugas fungsional ketika seseorang berada dalam keadaan koma, artinya ketika seorang wanita dalam kondisi koma/pasif – fungsi fisiologi dasar tubuh masih berlangsung, wanita tersebut bahkan tetap menstruasi dan dapat melanjutkan kehamilan jika mereka hamil saat koma tersebut.

Lalu ada korteks , biasanya disebut sebagai “bagian abu-abu”, dimana dia bertanggung jawab untuk aktivitas mental kita . Itulah yang sering kita sebut “otak” , jadi ini adalah bagian dari otak yang bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi kognitif kita seperti logika , perhitungan , perencanaan dll.

Dan kemudian kita memiliki sistem limbik otak , yang mana ini bertanggung jawab untuk emosi kita , sensasi dan perasaan.

Pencetakan limbik terjadi di bagian otak, yang tidak langsung berhubungan dengan korteks, yang bertanggung jawab untuk memori kognitif. Selama kehamilan kelahiran dan anak usia dini, sistem limbik bertanggung jawab dan mengendalikan semua sensasi dan perasaan kita, tanpa menerjemahkannya ke dalam bahasa korteks. Disadari atau tidak disadari memori tersimpan.

Nah ketika seorang anak lahir ke bumi, lalu menerima banyak cinta, dimana segera setelah lahir seorang anak langsung dipeluk di dada ibunya, menyusu dari payudara sang ibu, dan melihat sukacita besar terpancar di mata ayahnya, maka sistem syaraf pada limbic merekan semua pengalaman primal tersebut di program dengan kebenaran yang tak terbantahkan, dimana anak tersebut merasa damai dan dunia adalah tempat yang tepat baginya.

Namun apa yang terjadi jika kesan pertama saat lahir adalah sesuatu yang kurang atau negatif? Dimana seorang anak lahir tanpa cinta dan kasih dengan proses yang sangat menyakitkan dimana dia merasakan kesakitan, kekecewaan, kemarahan, ketakutan, kesepian dll? Maka “jejak” ini pula yang dijadikan sebagai pengalaman valid tentang cinta. Dimana Hal ini segera dikodekan ke dalam sistem saraf kita sebagai ” zona nyaman ” terlepas dari betapa menyakitkan dan frustasi nya dia . karena kemarahan, ketakutan, kesakitan, kekecewaanlah yang dia kenal pertama kali saat melihat dunia ini. Dan hal itu yang di rekam dan tersetting di sistem limbic nya sebagai kebenaran yang valid. Sehingga seringkali ketika dewasa secara otomatis, tubuh Anda akan menciptakan kembali kondisi yang anda rekam pada saat lahir dan selamai masa kanak-kanak kita.

Jadi kembali lagi ke cerita gajah tadi, misalnya seorang bayi lahir dengan penuh trauma dan kekersan lalu selama masa parenting dia menerima kekerasan dan tidak mengenal cinta kasih, maka terekam pula dalam hati dan pikirannya tentang kekerasan dan trauma sehingga walaupun dia mulai tumbuh dewasa dan otak kortek nya atau logikanya mulai berkembang dan mampu menganalisa dan mengerti bahwa kekerasan itu tidak baik dan merusak dirinya, tapi tetap saja tanpa disadari anak ini akan sering sekali melakukan kekerasan karena “kekerasan” telah terekam sebagai kebenaran mutlak atau zona nyaman yang dia rasakan saat dilahirkan dulu.

Sehingga jangan heran ketika ada banyak cerita bahwa ada seorang suami yang seringkali melakukan KDRT (kekerasan Dalam Rumah Tangga) kepada istrinya. Padahal sebenarnya sang suami ini sangat mencintai istrinya, nah mengapa dia tetap melakukan KDRT? Ya mungkin karena itulah yang terekam dalam memori bawah sadarnya, dalam sistem limbiknya sebagai “kebenaran” dan “zona nyaman” makanya dia berperilaku demikian.

Penelitian yang dilakukan oleh pelopor psikologi prenatal , seperti: dr.Thomas Verny , dr.David Chamberlain, dr.William Emerson menunjukkan bahwa sebagian besar kondisi fisik dan gangguan perilaku adalah akibat langsung dari waktu kehamilan dan trauma serta komplikasi selama persalinan , termasuk intervensi medis yang tidak perlu dan overdosis anestesi .

bahkan perawatan postpartum rutin juga dapat menjadi sumber masalah: seperti tidak adanya inisiasi menyusu dini, kurangnya hangat, kurangnya kontak angsung dengan ibu, pemotongan tali pusat terlalu dini , penanganan kelahiran yang kasar , sunat pada masa bayi, jarum, lampu terang, suara mengejutkan ternyata semua “kelebihan” ini terekam dalam sistem saraf bayi baru lahir sebagai ” zona nyaman ” , terhadap semua logika . hal ini terjadi karena logika berada di bagian otak yang berbeda dan pada masa ini logika belum berkembang sama sekali.

Menurut sebuah studi tahun 1995 oleh Dr.William Emerson, 95 % dari semua kelahiran di Amerika Serikat dianggap traumatis, 50 % dinilai sebagai trauma yang ” moderat ” dan 45 % sebagai trauma yang “parah “.

Lahir dalam nyeri persalinan yang menyiksa atau ke mati rasa akibat anestesi , membentuk “cetakan” atau rekaman untuk penderitaan dan mati rasa pada sistem limbic. Trauma yang terjadi dan terekam pada masa kelahiran mempunyai kekuatan yang luarbiasa yang mampu merusak kemampuan kita untuk mencintai , percaya dan sabar. Adanya sikap dan sifat Kecanduan, rendah diri, ketidakmampuan untuk berbelas kasih, kurang bertanggung jawab, dan semua semua masalah ini ternyata berkaitan dengan trauma lahir. Untuk informasi lebih lanjut www.birthpsychology.com

Biasanya, seorang wanita melahirkan dengan cara dia sendiri , karena mekanisme yang sama sistem limbik pada setiap mamalia . dimana pada dasarnya tubuhnya tahu tentang bagaimana cara berkembang biak. Nah, Jika seorang wanita melahirkan dengan komplikasi, maka kemungkinan besar, bahwa dia secara otomatis akan mengulangi skenario itu kembali. Kecuali dia sadar untuk mengubah memori limbik nya, namun jika dia tidak sadar maka akan “menurunkan” trauma kelahiran sendiri untuk putrinya, karena dia sendiri menerima hal itu dari ibunya . Melahirkan dengan lembut dan minim trauma adalah langkah besar dalam penyembuhan limbic tersebut. Itulah mengapa ketika birth trauma sudah diatasi dan rekaman di sistem limbik di perbaharui maka persalinan berikutnya biasanya jauh lebih mudah . Itu, tentu saja , adalah pengamatan yang sangat umum dari saya sebagai praktisi gentle birth.

Penelitian secara Statistik dari Dr Stan Grof menyatakan bahwa 100 % dari penjahat dan pelaku kekerasan sebagian besar adalah bayi yang tidak diinginkan. Walaupun tentu saja bukan berati semua bayi yang tidak diinginkan akan menjadi penjahat lho ya? Tentu saja tidak!. Karena Kebanyakan orangtua berhasil bangkit dari keterpurukannya atau berhasil melewati tantangan hidup sehingga pada akhirnya mereka jatuh cinta dengan bayi mereka dan merawatnya dengan baik. Tapi itu tidak berarti bahwa anak-anak yang orang tuanya tidak bisa memenuhi kebutuhan mereka , lalu menjadi hanya memiliki kesempatan jauh lebih sedikit untuk berkembang .

Secara historis , sebagian besar karya budaya manusia mencerminkan drama kehidupan yang berisi tentang kecemburuan , keserakahan, nafsu , kebencian , mimpi, kehilangan.

drama Shakespeare, lukisan, musik klasik – adalah cara yang sangat indah untuk berbicara tentang keputusasaan manusia. Hanya sebagian kecil dari warisan budaya berbicara tentang Cinta, Kecantikan dan kedamaian. Mengapa demikian? Mungkin saja bisa jadi karena kekreatifan seseorang ditentukan oleh apa dan bagaimana cara kita merasakan dan mengalami pengalaman hidup dan ini sangat di tentukan oleh sistem limbik kita. tergantung rekaman atau jejak yang disimpan di sistem limbik dimana dia yang mampu mendefinisikan suka dan tidak suka, menarik atau tidak, damai atau kekerasan.

Jadi intinya adalah ketika kita ingin bumi ini menjadi damai, maka mulailah dari masa kehamilan dan persalinan. Jika para bayi lahir dengan penuh kelembutan, cinta dan kedamaian maka rekaman itulah yang akan dibawanya seumur hidup. Dan turun temurun.

Untuk itu mari berdayakan diri Anda sehingga saat melahirkan nanti Anda bisa melahirkan dengan penuh kelembutan dan minim trauma.

Salam Hangat

Yesie Aprillia

Referensi :

– The Limbic imprint (http://birthintobeing.com/index.php/articles/conscious-birth/limbic-imprint-eng)

http://www.birthtraumaassociation.org.uk/

http://birthtraumatruths.wordpress.com/2010/11/06/women-suffering-from-birth-trauma-are-not-just-being-selfish/

http://birthtraumatruths.wordpress.com/2010/08/26/when-birth-becomes-a-violation/

http://birthpsychology.com/free-article/birth-trauma-real

http://www.epidemicanswers.org/birth-trauma-the-most-common-cause-of-developmental-delays/

http://www.psychologytoday.com/blog/the-trauma-addiction-connection/201109/are-we-born-trauma

http://esswellness.com/news/newsitem.aspx?newsid=713&newsitemid=2957

http://www.scienceandsensibility.org/childbirth-related-psychological-trauma-its-finally-on-the-radar-and-it-affects-breastfeeding/

 

JANGAN BURU-BURU DI POTONG TALI PUSATNYA YA!

0

Jika penolong persalinan Anda sudah mengenal tentang penundaan pemotongan tali pusat, maka meminta seberapa lama menunda pemotongan tali pusat rasanya kemungkinan akan lebih mudah di negosiasikan. Namun, terkadang Anda juga harus berjuang untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan. Mungkin saja ketika Anda mengajukan birthplan yaitu meminta penundaan pemotongan tali pusat maka jawaban kebanyakan provider adalah:

“untuk Apa bu? Setelah bayi lahir tuh talipusat dan plasenta itu sudah tak berguna lagi, dan itu sampah jadi harus segera di potong dan dibuang”

Namun apabila provider Anda sudah tahu dan mendukung penundaan pemotongan tali pusat, maka dia akan mengatakan bahwa tali pusar – yang menempel pada plasenta – masih memiliki fungsi yang sangat penting untuk memenuhi hak untuk bayi setelah lahir dan sampai 30 menit – atau bahkan lebih

Hal yang perlu Anda ketahui saat ini adalah, Setelah kelahiran bayi, plasenta dan tali pusat nya akan terus memompa darah selama 30 menit! Ini volume darah ekstra yang sangat penting bagi paru-paru bayi Anda untuk benar berkembang (penting sekali untuk masa transisi aliran oksigen intra uteri dan ekstra uteri). Anda lihat, tanpa volume darah tambah, tekanan darah bayi Anda akan berkurang dan ini berpotensi menyebabkan anemia, kerusakan otak, asfiksia, apnue dan serangan jantung.

penjelasan fisiologis proses pernafasan dari plasental ke paru-paru dapat dilihat dari kutipan artikel berikut ini: http://hcp.obgyn.net/fetal-monitoring/content/article/1760982/1911275.

Pada kondisi normal – fisiologis ketika bayi dilahirkan dia akan melakukan “resusitasi”itu sendiri secara spontan. Perubahan suhu yang drastis dari intra uteri ke ekstra uteri “memicu” refleks menangis dan akibat reflek ini, maka Sirkulasi janin “diaktifkan” dan dirubah menjadi sirkulasi manusia dewasa. Paru-paru dikembangkan, dan pembuluh pusar kemudian menutup. Namun, penjelasan ini sangat sederhana dan tidak lengkap. Beralihnya proses pernafasan dari plasenta ke paru-paru hanya sebagian dari keseluruhan proses perubahan yang drastis pada bayi baru lahir; beralih dari alimentation plasenta dan plasenta untuk ekskresi pencernaan bayi baru lahir ke organ ekskretoris juga merupakan bagian dari resusitasi “alami”. Untuk memulai dan membangun fungsi baru lahir dari paru-paru, usus, ginjal, dan sistem lainnya, termasuk otak, ini diperlukan perfusi yang terus menerus ke organ-organ; transfusi besar darah plasenta saat persalinan alami “mengaktifkan “semua sistem organ ini yang semula melalui plasenta (40% dari curah jantung janin) dialihkan ke organ-organ ini selama penutupan fisiologis pembuluh tali pusat. Penutupan pembuluh darah talipusat secara tiba-tiba dapat menghentikan pasokan glukosa dari plasenta ke otak (digunakan dalam respirasi aerobik dan anaerobik); hati (pusat glikogen) harus mulai menjaga kadar glukosa darah. Sebagian besar dari pasokan darah hati adalah dari pembuluh darah portal yang berasal darah dari arteri mesenterika. Jika usus (dan karenanya hati) perfusi nya tidak “deras,” hipoglikemia dapat menyebabkan kejang neonatal. kekurangan Perfusi pada hati juga dapat menjadi faktor dalam ekskresi bilirubin dan “fisiologis” penyakit kuning. Makanya inilah alasannya mengapa banyak sekali kasus jaundice pada bayi baru lahir yang dipotong talipusatnya segera setelah lahir!

Perfusi dari ginjal neonatal dengan tekanan darah yang cukup diperlukan untuk zat terlarut, elektrolit cairan ekskresi, dan pengaturan asam-basa setelah plasenta berhenti berfungsi. Selama tahap III persalinan sementara tali pusatl ini masih berdenyut, darah hangat dari plasenta masuk ke tubuh bayi baru lahir. Namun jika talipusat segera dipotong setelah bayi tersebut lahir, maka neonatus dituntut untuk melakukan pengaturan suhu tubuh secara tiba-tiba. saklar aliran darah ke dan dari epidermis membutuhkan jumlah darah yang lebih untuk mengatur kehilangan panas dan retensi panas. Inilah sebabnya mengapa bayi baru lahir yang dipotong segera tali pusatnya sangat berpotensial terjadi hypotermia (kedinginan).

Pada janin, sirkulasi paru-paru sangat minimal, namun setelah lahir, maka berubah menjadi sirkulasi seperti manusia dewasa, curah jantung mengalir melalui seluruh paru-paru. Sebagian besar dari transfusi plasenta digunakan dalam membangun aliran darah paru setelah lahir. Pada saat bayi baru lahir inilah, perfusi paru-paru mulai dari alveoli dan aerasi sebenarnya dimulai; tekanan koloid osmotik tinggi dari darah yang beredar dengan cepat menyerap cairan ketuban dari alveoli. Dan ini dapat memberikan oksigenasi ke paru sebelum upaya pernapasan otot paru terjadi. secara refleks , upaya pernafasan dikontrol melalui sistem saraf pusat; konsentrasi hipoksia dan peningkatan karbon dioksida adalah stimulan yang kuat untuk reseptor. agar refleks berfungsi, maka perfusi darah yang lebih banyak dari sirkuit refleks diperlukan.

Jadi, apa sebenarnya arti dari semua ini?

berikut ini manfaat penundaan penjepitan dan pemotongan talipusat:

1. tali pusat bayi Anda bertindak sebagai sistem pendukung kehidupan alami sampai semua sistem tubuhnya telah menyesuaikan diri dengan kehidupan di luar rahim.

2. darah tali pusat bayi Anda penuh dengan “sel baik” yang akan memastikan ia memiliki awal terbaik dalam hidup.

3. Darah tali pusat mengandung “master” sel induk – ini berarti sel-sel ini dapat menjadi sel apapun yang dibutuhkan, sel darah merah dan sel darah putih – yang tidak ternilai untuk melawan penyakit. Sel-sel ini adalah bagian utama dari sistem kekebalan tubuh yang sehat.

4. Penundaan penjepitan dan pemotongan talipusat membantu bayi Anda terhindar dari anemia. Karena dengan Menunda pemotongan tali pusat bayi anda, berarti volume darah nya bisa meningkat 32%.

Risiko penundaan pengekleman dan pemotongan tali pusat

Keluhan utama tentang penundaan pengekleman dan pemotongan tali pusat adalah bahwa beberapa dokter mengatakan bayi dapat benar-benar kehilangan darah. Yang lain mengatakan bayi Anda akan mendapatkan darah terlalu banyak. Jika Anda ingin membaca penelitian sebenarnya, Anda dapat melakukannya di sini:

http://cord-clamping.com/2011/09/23/cord-clamping-the-compromised-infant/

– Jaykka S. An experimental study of the effect of liquid pressure applied to the capillary network of excised fetal lungs, Acta Paediatr. 1957; Supp 112:2-91.

– Gunther M. The transfer of blood between the baby and the placenta in the minutes after birth. Lancet 1957;I:1277-1280

http://www.bmj.com/content/343/bmj.d7157

http://hcp.obgyn.net/fetal-monitoring/content/article/1760982/1911275

http://medicalmisdiagnosisresearch.wordpress.com/2010/07/31/are-doctors-causing-infant-brain-damage-by-clamping-the-umbilical-cord-prematurely/

– Morley GM. Letters Obstetrics & Gynecology, Vol 97, No.6,June 2001, 1024-1026

http://summaries.cochrane.org/CD003248/early-versus-delayed-umbilical-cord-clamping-in-preterm-infants

– http://summaries.cochrane.org/CD004665/placental-cord-drainage-after-spontaneous-vaginal-delivery-as-part-of-the-management-of-the-third-stage-of-labour

http://www.time.com/time/magazine/article/0,9171,830142,00.html

http://www.sciencedaily.com/releases/2007/08/070816193328.html

– Effect of gravity on placental transfusion. Yao AC, Lind J. Lancet. 1969 Sep 6;2(7619):505-8.

– http://informahealthcare.com/doi/abs/10.1080/01443610802712918

beberapa dokter ada yang menyatakan bahwa jika pengekleman dan pemotongan talipusat dilakukan maka resiko bayi mempunyai Penyakit kuning akan cukup tinggi. Dr Niermeyer mengatakan, “Penyakit kuning pada bayi baru lahir adalah salah satu yang paling umum, kompleks, fenomena dipelajari dengan baik, dan disalahpahami dalam pengobatan pediatrik modern. Meskipun ribuan studi yang mencakup hampir 50 tahun, penyakit kuning neonatal, atau hiperbilirubinemia tetap salah satu yang paling membingungkan aspek kesehatan pada bayi baru lahir. Kami menyarankan bahwa alasan utama untuk ini kebingungan yang sedang berlangsung adalah konseptualisasi yang tidak tepat peran bilirubin pada periode baru lahir … bilirubin pada bayi baru lahir sehat menjadi aspek yang membingungkan dan mengganggu bayi yang baru lahir Ada perbedaan besar antara ikterus patologis, dan penyakit kuning fisiologis. Obat untuk bayi kuning hanyalah sinar matahari dan ASI. Kesimpulan Kami mengusulkan bahwa setelah lahir, penjepitan dan pemotongan tali pusat harus di tunda. Karena Seperti yang Anda lihat bahkan setelah bayi Anda lahir tali pusat dan plasenta memainkan peran penting dalam transisi ke kehidupan di luar rahim Anda. Kami percaya bahwa tali pusat itu dirancang untuk melakukan fungsi untuk menopang kehidupan saat bayi berada di rahim dan sejenak setelah diluar rahim. Kami percaya bahwa berhentinya denyut pada tali pusat merupakan indikasi yang baik untuk menjepit dan memotong tali pusat bayi Anda. namun Pada akhirnya, keputusan tentang kabel tertunda penjepitan adalah milikmu dan milikmu sendiri.

Semoga Bermanfaat

Salam hangat

Yesie Aprillia

Yang Perlu Anda Tahu Tentang Pernapasan

Napas Anda adalah penyembuhan yang hebat dan alat peremajaan yang merespon secara cepat untuk perintah pribadi Anda.

Dalam setiap kali saya mengajar di kelas persiapan melahirkan di Bidan Kita, saya selalu mengungkapkan kepada klien bahwa NAFAS adalah kunci dari proses persalinan yang nyaman.

Banyak yang tidak menyadari akan peran dan efek dari nafas. Nah berikut ini tips yang saya iambil dari tai chi, yoga, qi gong dan kelas energi lain saya pelajari akhir-akhir ini.

  • napas adalah hal pertama yang dilakukan untuk merespon dalam tubuh Anda: napas Anda akan merespon dan menyesuaikan sesuai dengan apa yang Anda pikirkan, rasakan, mengamati, mendengar, mengecap, menyentuh, merasakan atau mengalami pada saat itu. Hal ini terkait erat dengan kondisi fisik, emosional dan spiritual Anda.
  • Periksa kedalaman saat menghirup nafas Anda: Apakah saat menghirup nafas secara normal Anda hanya mencapai area tengah atau atas dada Anda? Atau saat tarik napas normal Anda berhenti lebih pendek disekitar, leher bahu dan leher? Ini adalah tempat yang tepat untuk mulai mengembangkan pemahaman yang lebih mengenai napas Anda dengan berfokus pada kedalaman menghirup Anda. Saat menghirup nafas secara penuh, maka nafas harus mengisi paru-paru Anda dan memperluas perut Anda. Letakkan tangan Anda ke kedua sisi tulang rusuk bagian bawah … merasakannya saat mereka memperluas volume ketika Anda menghirup nafas. Kemudian menempatkan tangan Anda ke perut Anda dan merasa itu naik dan turun di setiap napas.

 

  • Biarkan saja dan melanjutkan dengan napas yang melepaskan: Sebuah napas panjang pada saat stres mendorong setiap kebingungan, amarah, sedih, kecewa dan kesal jauh dari Anda. bernafas dengan singkat, cepat, dangkal akan membawa stres dan amarah dekat dengan Anda. Dengan memperlambat dan memperdalam napas Anda, Anda membuat jarak sehat antara Anda dan apa pun yang terjadi di sekitar Anda. Sebuah napas melepaskan mendalam akan mendukung Anda membiarkannya (emosi negatif) pergi dan pindah.

 

  • 70% sampah yang dieliminasi melalui paru-paru Anda: 70% dari produk limbah tubuh kita dikeluarkan melalui paru-paru kita dan sisanya melalui kulit, urin dan feses. Ketika efisiensi paru-paru kita berkurang karena pernapasan, maka sel-sel kita akan kekurangan oksigen, memperlambat aliran darah yang membawa limbah dari ginjal dan paru-paru. Sistem Limfatik yang bertempur melawan penjajah virus dan bakteri melemah bersama dengan proses pencernaan lebih lambat.

 

  • Kebiasaan bernapas Anda mempengaruhi emosi Anda sehari-hari: pernapasan dangkal, cepat, terbatas mencerminkan bahwa Anda hidup hari-hari Anda dengan stres yang konstan- Anda cenderung bereaksi berlebihan dengan segala hal yang terjadi di sekitar Anda dan menghabiskan energi Anda yang berharga untuk sesuatu yang tidak perlu. Hari-hari Anda yang terburu-buru, dan waktu selalu menjadi masalah. Anda telah lupa bagaimana untuk bersantai, diam dan menerima. Membalikkan kebiasaan pernapasan Anda maka Anda akan mengalami aliran dan nuansa juga suasana yang berbeda untuk hari Anda.

 

  • Kualitas pernapasan dapat melepaskan rasa takut, kemarahan dan kesedihan: nafas Anda akan menjadi terganggu ketika mengalami emosi stres. Untuk mencegah emosi yang tidak diinginkan dari yang didorong ke bawah dan terjebak dalam tubuh Anda, hanya bernapas ke organ-organ Anda. Ketika saya mempelajari Qi Gong kami diajarkan untuk bernapas ke dalam organ kita. Tarik napas ke paru-paru Anda untuk menghapus kesedihan dan kesedihan. Bernafaslah di dalam ginjal untuk melarutkan rasa takut. Bernafaslah di dalam hati Anda untuk melarutkan amarah. Bernafaslah di dalam hati Anda untuk membuka diri dengan pengalaman yang penuh kasih lagi. Bernapaslah dengan lembut dan sangat (tidak pernah memaksa) untuk mengundang energi yang sehat ke dalam organ Anda, sekarang secara sadar merasakan aliran emosi stres keluar dari tubuh Anda dengan napas masing-masing.

 

  • Hidung Anda adalah untuk bernafas, mulut untuk makan: Apakah yang saya lakukan saat yoga, tai chi adalah bernapas masuk dan keluar melalui hidung saya. Salah satu alasan penting yang banyak ahli adalah bahwa pernapasan hidung mengoreksi keseimbangan oksigen dan karbon dalam darah kita.

 

  • Napas Anda mengaktifkan sistem saraf Anda: Ketika sistem saraf simpatik diaktifkan, Anda menjalani hidup dengan “akselerator” di jalurnya sepanjang waktu. Anda berada dalam mode “melawan atau lari” dan terus-menerus melepaskan stres ke dalam tubuh Anda. Di sisi lain, sistem saraf parasimpatis adalah seperti menempatkan “rem” untuk hidup. Ini membantu memperlambat tubuh Anda ke bawah yang pada gilirannya memungkinkan pemulihan dan peremajaan. Kunci untuk mengaktifkan sistem saraf parasimpatik adalah menempatkan perhatian penuh ke napas Anda. Tutup mata Anda dan biarkan napas Anda untuk memperlambat bersantai dan menjadi lembut. Biarkan seluruh tubuh Anda menyerap napas Anda sekarang lembut. Banyak cara lain untuk mengaktifkan sistem saraf parasimpatik adalah untuk berlatih yoga restoratif sedikit untuk waktu 5 menit.

 

  • Pengalaman setelah jeda napas Anda: Luangkan waktu untuk merasakan/menikmati napas Anda. Jangan memaksakan sesuatu atau terburu-buru langsung ke napas berikutnya. Perhatikan keheningan yang sangat alami dan jeda sedikit setelah menghembuskan napas. Menanamkan kelembutan ke pernapasan Anda.

 

 

  • Tubuh Anda tidak bisa santai jika pikiran dan napas Anda “berlomba”: Pikiran Anda secara langsung terkait dengan kualitas pernapasan Anda. Sibuk, berpikir terlalu aktif sering berarti pendek, dangkal dan cepat bernafas. Dengan berfokus pada menenangkan pikiran Anda secara otomatis akan menenangkan napas dan pada gilirannya bersantai tubuh Anda. Meditasi adalah cara yang luar biasa untuk menenangkan pikiran Anda. Lain pilihan adalah untuk kembali Anda ke seluruh dunia selama beberapa menit. Ini sangat sederhana berpose yoga yang memaksa pikiran untuk menyerah. Napas dan pikiran Anda punya pilihan, namun melambat.

 

  • Nafas adalah Sebuah napas sadar menghilangkan racun dari tubuh Anda: Pengeluaran ada napas anda melalui hidung akan mengeluarkan karbon dioksida terjebak atau stagnan dari bagian paling bawah paru-paru Anda, bersama dengan produk beracun tubuh telah diproduksi. Selain itu, tanda dalam (napas kuat) sering merupakan pelepasan kekhawatiran dan pikiran berat. Sebuah napas yang baik dapat membantu Anda membiarkannya pergi emosional dan fisik.

 

  • Pengalaman napas yoga: Siapapun yang praktek yoga dengan akrab dengan 3 tahap utama dari pernapasan yoga. Berbaring nyaman telentang atau duduk di sebuah kursi menghirup. Pertama melihat tulang leher Anda dan bagian atas dada Anda berkembang, kemudian ikuti menghirup ke bawah dengan menempatkan tangan di kedua sisi tulang rusuk Anda dan merasa mereka berkembang. Terakhir menempatkan tangan Anda dengan lembut di perut / abdomen daerah Anda dan perhatikan naik turunnya perut

 

  • Menarik perut Anda mengurangi asupan oksigen Anda: Salah satu manfaat utama dari pernapasan tentu saja adalah untuk mengundang banyak oksigen ke dalam tubuh Anda. Membatasi asupan oksigen Anda terdiri kesehatan tubuh Anda. Untuk mengundang oksigen dalam-dalam ke perut, jaga daerah diafragma perut Anda tetap lembut, santai dan terbuka. Menyentuh dan memijat perut adalah pusat napas Anda.

 

  • Bernapas adalah tidak hanya untuk paru-paru Anda untuk seluruh tubuh Anda: Anda dapat secara sadar memilih untuk mengarahkan aliran nafas Anda ke bagian mutlak setiap tubuh Anda, untuk tujuan apapun. Meningkatkan aliran energi, melepaskan ketegangan, melepaskan tekanan di daerah kepala, memulihkan energi Anda, mengurangi tingkat stres Anda atau untuk sekadar mengirim senyum ke semua organ-organ Anda.

 

Nah mari sadari kekuatan nafas. Berlatih untuk nafas dengan benar akan membatu Anda menjalani kehidupan sehari-hari terutama menjalani proses persalinan

Berikut ini salah satu cara belajar nafas untuk siapkan proses persalinan

http://www.youtube.com/watch?v=Xt8bWVecWEQ

 

Semoga bermanfaat

Salam hangat

Bidan Kita