Bidan Kita

Home Blog Page 46

Tips Pemberdayaan Diri tuk mendapatkan Pengalaman Positif saat Melahirkan

Seringkali ada pertanyaan dair beberapa klien yang menyatakan bagaimana caranya supaya saya mendapatkan pengalaman positif saat melahirkan?

 

Nah lakukan tips-tips di bawah ini dan rasakan manfaatnya:

 

1. BE CREATIVE

Cari ruang dan waktu ketika Anda dapat duduk dan menjadi kreatif. Jika perlu, atur dan ajak anak-anak Anda dengan kegiatan seni yang sama dan memasang musik yang menenangkan untuk menciptakan suasana tenang dan fokus. Luangkan beberapa saat dengan menutup mata lalu berpikir tentang diri Anda sebagai seorang wanita hamil – hamil mengubah bentuk perut Anda, bayi tumbuh di dalam dan betapa indahnya. Pahami dan sadari bahwa Tubuh Anda tahu bagaimana cara terbaik untuk memelihara bayi dalam kandungan. Luar biasa! Bayangkan apa yang harus bayi Anda rasakan ketika berada di dalam rahim Anda…rasa aman, nyaman, tenang, damai bukan? Nah mari ciptakan rasa itu sekarang. Kirimkan damai, ketenangan kepada janin Anda. Tubuh Anda tahu persis bagaimana untuk menumbuhkembangkan dan melahirkan bayi Anda. Anda adalah segalanya dan bayi anda membutuhkan anda sebagai seorang ibu. Renungkan lalu mulailah menggambar, melukis atau memahat gambaran diri Anda dan bayi Anda.

 

2. COBALAH SESUATU Yang BARU

Kehamilan adalah masa perubahan besar dan kesempatan baik untuk mencoba hal baru (mungkin bukan mendaki gunung atau terjun payung… tapi meditasi, yoga, tai chi, belly dance, relaksasi, berenang, makan yang lebih baik … karena mereka semua baik! jika perlu ikuti kelas-kelas mereka.

 

3. MENCARI DUKUNGAN

Dukungan itu penting. Dan untunglah sekarang adalah jamannya tehnologi. Manfaatkan itu. Ikutilah group-grup atau komunitas yang mendukung Anda, yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak. Group Gentle Birth Untuk Semua (close group) di = http://www.facebook.com/groups/gentlebirthuntuksemua/331057570321584/?notif_t=group_comment atau Fanpages Bidan Kita di = https://www.facebook.com/pages/Bidan-Kita/215563711787505 bisa menjadi salah satu pilihan anda untuk mendapatkan dukungan dan saling belajar memberdayakan diri. Dapatkan bersama-sama dengan perempuan perempuan lain baik secara online atau dalam kehidupan nyata. Kelilingi diri Anda dengan wanita wanita yang mendukung dan keinginan yang baik. Anda akan kagum pada berapa banyak energi, cinta dan dorongan yang akan Anda temukan.

 

4. VISUALISASIKAN PROSES PERSALINAN YANG ANDA INGINKAN

Menulis naskah tentang kelahiran atau visi tentang bagaimana persalinan yang Anda inginkan . buatlah secara rinci dan menggunakan kata-kata positif melibatkan semua indra – apa yang Anda lihat, rasakan, dengar, tambahkan semuanya. Dan ingat harus ada “passion” supaya kuat dan mantap hasil dan efek positifnya. Anda dapat menggunakan script sebagai dasar untuk mendiskusikan keinginan dan kebutuhan Anda dengan bidan, dokter dan pasangan Anda. Anda dapat membaca kembali naskah, menambahkan ini itu, renungkan itu lalu memvisualisasikannya dan membawanya dalam doa.

 

5. LUPAKAN MASA LALU ANDA dan membuat jalan untuk memberi energi baru, indah, memberdayakan pikiran, perasaan dan tindakan. Anda tidak perlu untuk terus memandang masa lalu atau berpegang pada cara Anda merasa dan berpikir tentang masa lalu. Pengalaman masa lalu Anda adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh – Anda tidak perlu mengulanginya lagi.

Coba ikuti meditasi dengan cara ini:

“berendamlah di bak hangat, tutup mata Anda, dan merasakan air yang selalu berubah mengelilingi tubuh Anda. Seperti air yang selalu mengalir sungai membersihkan puing-puing dan memurnikan dirinya sendiri, mempersiapkan diri untuk ritual melepaskan semua yang tidak lagi anda perlu rasakan. Bayangkan sebuah helai perak panjang yang menghubungkan Anda ke orang-orang, tempat, dan hal-hal yang tidak lagi diterima dalam hidup Anda. Mintalah kekuatan Anda yang lebih tinggi untuk memberikan gunting cahaya, dan dengan pikiran mencintai mulai memutuskan semua ikatan yang mengikat Anda (memutus semua kebencian, kekuatiran, penyesalan, kemarahan, luka masa lalu dll) Ketika Anda melakukan ini, kirim pengampunan, cinta, salm damai dan keinginan baik, dan biarkan pergi dengan damai. “

 

Anda mungkin perlu melakukan lebih dari sekali sebelum Anda merasa Anda telah benar-benar melepaskan semua energi negatif tersebut.

Nah semoga bermanfaat

Salam hangat, Salam Damai

Bidan Kita

TERNYATA BANYAK PROSEDUR TETAP DALAM PERTOLONGAN PERSALINAN YANG TIDAK DIDUKUNG PENELITIAN ILMIAH

Mungkin anda langsung mengernyitkan dahi ketika membaca judul artikel ini. “Banyak Prosedur Tetap dalam Pertolongan Persalinan yang Tidak di dukung oleh Penelitian Ilmiah” yang artuinya bahwa ternyata prosedur yang biasa banyak dipraktekkan secara ruitin selama ini tidak memiliki bukti ilmiah untuk mendukung mereka.

Nah sebagai calon ibu dan juga pasien Anda harus jeli, cerdas dan bijak karena proses-proses medis yang sebenarnya tidak perlu benar-benar dapat meningkatkan banyak risiko pada ibu dan bayi.  namun Keprihatinan saya adalah dengan banyak provider, yang mengabaikan bukti ilmiah karena “Saya selalu melakukannya dengan cara ini dan tidak pernah punya masalah. “

Berikut ini adalah contoh dari bukti ilmiah saat ini mengenai beberapa prosedur umum yang digunakan dalam kebidanan modern meskipun kurangnya bukti untuk mendukung penggunaannya.

Harap dicatat: banyak prosedur yang bermanfaat dalam situasi tertentu. Ini adalah penggunaan rutin yang mereka lakukan tanpa indikasi medis.

1. Induksi / SC elektif untuk bayi yang dicurigai makrosomia (bayi besar): laporan dari The Cochrane Database menyatakan bahwa “tidak ada bukti hasil yang lebih baik setelah induksi persalinan untuk perempuan non-diabetes yang diduga membawa bayi besar. Bayi yang sangat besar (makrosomia – lebih dari 4500 g) kadang-kadang dapat memiliki kesulitan dan kadang-kadang, kelahirannya traumatis.

Satu saran untuk mencoba mengurangi trauma ini dan untuk mengurangi kelahiran operatif adalah untuk menginduksi persalinan sebelum bayi tumbuh terlalu besar. Namun, perkiraan berat badan bayi dalam rahim sulit dan tidak terlalu akurat. Estimasi klinis didasarkan pada mengukur ketinggian fundus rahim dan Pemindaian USG sangat bervariasi juga tidak akurat. ”

Cochrane Database of Systematic Reviews. Induction of labor for suspected fetal macrosomia.

Gherman RB, Chauhan S, Ouzounian JG, Lerner H, Gonik B, Goodwin TM. Shoulder dystocia: the unpreventable obstetric emergency with empiric management guidelines. Am J Obstet Gynecol.2006 Sep;195(3):657-72. Epub 2006 Apr 21.

Dan berikut ini testimoni dari klien di Bidan Kita yang berhasil melahirkan normal tanpa intervensi dengan berat bayi 4900 gram : https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/500-gentle-birth-dengan-berat-bayi-49-kg

2. Induksi/pemberian Pitocin (Oksitosin injeksi/syntocinon) untuk mempercepat proses persalinan:saya mengacu sini adalah untuk penggunaan pitocin/induksi secara rutin  untuk mempercepat persalinan normal. Sayangnya, hal ini terjadi lebih sering dari pada yang Anda piirkan karena angka induksi saat ini meningkat dnegan sangat pesat. Dokter dan bidan memiliki kehidupan di luar rumah sakit, dan godaan untuk mempercepat proses persalinan untuk pulang lebih cepat adalah sulit untuk menolak ketika Anda lelah dan ingin pulang. Bukti menunjukkan“amniotomi dini dan dosis tinggi oksitosin mungkin keduanya meningkatkan risiko anomali detak jantung janin, tetapi keduanya berguna untuk menghindari persalinan lama.”

Verspyck E, Sentilhes L.Abnormal fetal heart rate patterns associated with different labour managements and intrauterine resuscitation techniques. J Gynecol Obstet Biol Reprod (Paris).2008 Feb;37 Suppl 1:S56-64. Epub 2008 Jan 9.

Enkin M, Keirse M, Neilson J, Crowther C, Duley L, Hodnett E.A guide to effective care in pregnancy and childbirth. 2000et al. New York: Oxford University Press.

Fraser W, Turcot L, Krauss I, Brisson-Carrol G. Amniotomy for shortening spontaneous labour.The Cochrane Database of Systematic Reviews. 1999;4:CD000015.F.

Clark SL, Simpson KR, Knox GE, Garite TJ. Oxytocin: new perspectives on an old drug. Am J Obstet Gynecol. 2009; 200(1):35.e16.

Ini biasanya dilakukan karena ketidaknyamanan yang ibu alami. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obatan seperti Pitocin untuk merangsang kelahiran Penelitian terbaru mengindikasikan potensi masalah neurologis dan kesulitan belajar.

Jadi saran saya sebelum menerima “tawaran” untuk induksi pertimbangkan dnegan sangat matang. Berikut ini artikel-artikel yang berkaitan tentang induksi:

https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/167-pitocin-induksi-dalam-persalinan

https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/325-resiko-memicu-persalinan-dengan-pitocin#comment-675

https://www.bidankita.com/joomla-license/all-about-childbirth/496-cascade-intervensi-dalam-persalinan

 

3. Amniotomi (pemecahan air ketuban) untuk mempercepat proses persalinan: The Cochrane Library melaporkan: “Bukti tidak mendukung proses  Amniotomi (pemecahan air ketuban) bagi perempuan dalam persalinan spontan. Tujuan  Amniotomi (pemecahan air ketuban) adalah untuk mempercepat dan memperkuat kontraksi, dan dengan demikian memperpendek panjang/lamanya proses persalinan. Selaput ketuban yang tertusuk dengan hook crochet yang bergagang panjang selama pemeriksaan vagina. Pecah selaput diduga melepaskan zat kimia dan hormon yang merangsang kontraksi. Amniotomi telah menjadi praktek standar dalam beberapa tahun terakhir di banyak negara di dunia. Di beberapa RS itu didukung dan dilakukan secara rutin pada semua wanita, dan di RS banyak digunakan untuk wanita yang proses persalinannya berkepanjangan. Namun, ada sedikit bukti bahwa proses persalinan yang lebih pendek memiliki manfaat bagi ibu atau bayi. Ada sejumlah risiko penting tapi jarang yang terkait dengan amniotomi, termasuk masalah dengan tali pusar atau denyut jantung bayi. Tinjauan studi menilai penggunaan amniotomi rutin di semua proses persalinan yang dimulai secara spontan. Ia juga menilai penggunaan amniotomi dalam proses persalinan yang dimulai secara spontan tetapi telah menjadi berkepanjangan. Ada 14 penelitian, yang melibatkan 4893 wanita, tidak ada yang menilai apakah amniotomi meningkatan nyeri perempuan dalam proses persalinan. Bukti menunjukkan tidak ada pemendekan panjang tahap pertama persalinan dan justru terjadi peningkatan kemungkinan operasi caesar akibat amniotomi rutin. Jadi Kesalahpahaman yang umum adalah bahwa pemecahan air ketuban akan membantu untuk kemajuan proses persalinan. Namun ternyata Intervensi ini telah menunjukkan justru meningkatkan risiko seperti infeksi, detak jantung dan masalah tali pusat

The Cochrane Library.  Amniotomy for shortening spontaneous labor.

 

4. Pemantauan janin elektronik terus menerus:ÂKongres Amerika of Obstetricians dan Gynecologists (2005) merekomendasikan bahwa wanita yang sehat tanpa komplikasi dapat dimonitor dengan auskultasi intermiten. Auskultasi intermiten bukan EFM (Electronic Foetal Monitoring) aman dapat mengurangi tingkat bedah caesar. Di Indonesia ini jarang dilakukan, biasanya hanya di lakukan selama 20 atau 40 menit saja untuk mengetahui kesejahteraan janin.

 

American College of Obstetricians and Gynecologists [ACOG]. (2005). ACOG practice bulletin #70: Intrapartum fetal heart rate monitoring. Obstetrics and Gynecology, 106(6), 1453 1460.

Gourounti, K., & Sandall, J. (2007). Admission cardiotocographyversus intermittent auscultation of  fetal heart rate: Effects on neonatal Apgar score, on the rate of caesarean sections and on the rate of instrumentaldelivery A systematic review. InternationalJournal of Nursing Studies, 44(6), 1029 1035

 

5. Episiotomi rutin: Tidak ada studi yang menemukan manfaat untuk episiotomi rutin. Rekomendasi saat ini adalah menggunakan episiotomi bila ada indikasi gawat janin. Mitos tentang prosedur ini adalah dapat memperpendek tahap kala 2 persalinan. Studi terbaru oleh Jurnal American Medical Association menyatakan bahwa jenis trauma parah dapat menimbulkan lebih banyak masalah dengan peningkatan risiko infeksi, bengkak, inkontinensia dan penurunan fungsi seksual.

Dannecker, C., Hillemanns, P., Strauss, A., Hasbargen, U., Hepp, H., & Anthuber, C. (2004). Episiotomy and perineal tears presumed to be imminent: Randomized controlled trial.Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica, 83(4), 364:368.

Hartmann, K., Viswanathan, M., Palmieri, R., Gartlehner, G., Thorp, J., & Lohr, K. N. (2005). Outcomes of routine episiotomy: A systematic review.Journal of the American Medical Association, 293(17), 2141:2148.

Klein, M., Gauthier, R., Robbins, J., Kaczorowski, J., Jorgensen, S., Franco, E., et al. (1994). Relationship of episiotomy to perineal trauma and morbidity, sexual dysfunction, and pelvic floor relaxation. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 171(3), 591:598.

 

6. USG rutin untuk memperkirakan ukuran janin:”estimasi berat janin tidak akurat, dengan sensitivitas yang sangat kurang untuk prediksi kompromi janin.” (Dudley 2005).”Prediksi makrosomia janin tetap merupakan tugas yang tidak akurat bahkan dengan peralatan USG modern” (Henrickson2oo8). “Cukup kesalahan dalam estimasi berat badan janin. Dapat membatasi. Ketepatan dan kegunaan klinis pengukuran ini “(Landon 2000).

Dudley NJ.  A systematic review of the ultrasound estimation of fetal weight. Ultrasound Obstet Gynecol. 2005 Jan;25(1):80-9.

Henrickson T.The macrosomic fetus: a challenge in current obstetrics. Acta Obstet Gynecol Scand. 2008;87(2):134-45.

Landon MB. Prenatal diagnosis of macrosomia in pregnancy complicated by diabetes mellitus. J Matern Fetal Med. 2000 Jan-Feb;9(1):52-4.

7. Memotong tali pusat segera: “Menunda pengekleman dan pemotongan tali pusat pada neonatus selama minimal 2 menit setelah kelahiransebenarnya sudah sangat bermanfaat untuk bayi baru lahir,” (Hutton & Hassan 2007). Studi menunjukkan bahwa penundaan pengikatan plasenta, bahkan jika dengan hanya tiga puluh detik, dapat bermanfaat. Banyak dokter akan setuju bahwa ada manfaat untuk menjepit tertunda, tetapi itu bisa menjadi masalah dan membutuhkan waktu lebih lama. Menunda menjepit dan memotong tali pusat memungkinkan darah janin dari plasenta transfusi kembali ke bayi, yang dapat mengakibatkan kadar zat besi yang lebih tinggi, oksigenasi jaringan meningkat dan mengurangi kejadian perdarahan intraventricular.

Hutton, E. K., & Hassan, E. S. (2007). Late vs early clamping of the umbilical cord in full-term neonates: Systematic review and meta-analysis of controlled trials.JAMA, 297(11), 1241-1252

 

8. Memberi Aba-Aba saat mengejan:Penelitian berikut menyimpulkan bahwa memungkinkan ibu untuk mengejan sendiri secara spontan (kapan, berapa lama, dan seberapa keras untuk mengejan yang diserahkan kepada ibunya bukannya mengarahkan nya bagaimana menekan atau mengejannya), lebih unggul daripada mengejan yang diarahkan. Memberi Aba-Aba saat mengejan tidak dianjurkan karena ada risiko lebih besar trauma perineum, gawat janin, dan tidak secara signifikan mempersingkat fase kala 2 pada saat persalinan.

A randomized trial of coached versus uncoached maternal pushing during the second stage of labor. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 194(1), 10:13

Mayberry, L. J., Wood, S. H., Strange, L. B., Lee, L., Heisler, D. R., & Nielsen-Smith, K. (2000).Second-stage management: Promotion of evidence-based practice and a collaborative approach to patient care. Washington, DC: Association of Women”s Health, Obstetric and Neonatal Nurses (AWHONN).

Roberts, J., & Hanson, L. (2007). Best practices in second stage labor care: Maternal bearing down and positioning. Journal of Midwifery & Women”s Health, 53(3), 238:245.

Schaffer, J., Bloom, S., Casey, B., McIntire, D., Nihira, M., & Leveno, K. (2006). A randomized trial of the effects of coached vs. uncoached maternal pushing during the second stage of labor on postpartum pelvic floor structure and function. American Journal of Obstetrics and Gynecology, 192(5), 1692:1696.

 

9. Posisi litotomy: Ini, sama dengan amniotomi rutin dan pemantauan janin terus menerus, digunakan di sebagian besar kelahiran rumah sakit. Penelitian berikut menyimpulkan bahwa mengejan sambil dengan posisi litotomy ini tidak menguntungkan dan bahkan bisa berbahaya bagi ibu, dengan bekerja melawan gravitasi, penurunan tekanan darah yang dapat menyebabkan intoleransi janin dalam proses persalinan, episiotomi meningkat, peningkatan penggunaan vakum / forseps, dan meningkatkan rasa sakit untuk ibu.

Gupta, J. K., Hofmeyr, G. J., & Smyth, R. (2004). Position in the second stage of labour for women without epidural anaesthesia. Cochrane Database of Systematic Reviews, Issue 4. Art. No.: CD002006.

Johnson, N., Johnson, V., & Gupta, J. (1991). Maternal positions during labor. Obstetrical and Gynecological Survey, 46(7), 428:434.

Roberts, J., & Hanson, L. (2007). Best practices in second stage labor care: Maternal bearing down and positioning.Journal of Midwifery & Women”s Health, 53(3), 238:245.

Selain jurnal ilmiah yang ada di atas, berikut ini beberapa Referensi yang mendukung:

http://www.babble.com http://www.thesunmagazine.org/issues/433/oh_baby http://jama.jamanetwork.com/article.aspx?volume=297&issue=11&page=1241 http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1948093/ http://academicobgyn.com

 

Semoga bermanfaat

Salam Hangat

Yesie

Trauma Lahir (Birth Trauma) dan Efek jangka Panjang bagi Anak Kita

trauma

Tiga tahun yang lalu ketika saya mengikuti sebuah pelatihan di Singapore bersama Elena Tonetti V, seorang bidan, penggiat Gentle Birth dan pengasuh http://www.birthintobeing.com/ saya semakin mulai belajar dan belajar lagi tentang Birth Trauma. Ya…setelah sekian lama belajar dan menolong persalinan, baru saat itulah mata saya benar-benar “terbuka” dan ternyata banyak sekali hal dan tindakan yang harus saya rubah saat menolong persalinan dan menyambut seorang bayi suci tuk lahir ke dunia ini.

 

Seringkali orang bahkan para tenaga kesehatan berfikir bahwa bayi baru lahir itu harus menangis dengan sangat dan sangat keras. Atau jika bayi tersebut menangis dengan keras, berarti bayi tersebut sehat. Padahal bukan begitu kenyataannya. Dan setelah mengikuti pelatihan tersebut saya bertekat untuk semakin semangat belajar an menerapkan sebuah pertolongan persalinan yang alami, ramah jiwa dan minim trauma (Gentle Birth)

Pengalaman Lahir

Bayangkan Anda adalah janin. Bayangkan Anda sedang mengambang dengan nyaman di rahim yang lembut dan hangat, ruang gelap, cairan dari rahim ibumu, melayang masuk dan keluar dari tidur, dikelilingi oleh suara teredam, bising usus, suara nafas dan detak jantung.

Kemudian bayangkan Anda merasa shock dan tiba-tiba terbangun, mendorong dan meremas ke dunia luar yang keras, dingin, dan berisik, di tengah jerit kesakitan ibumu, detak jantung yang berderap seperti pacuan kuda, dan penuh dengan adrenalin.

Apalagi jika persalinan berlangsung lama dan luar biasa panjang, menyakitkan, dipaksa atau situasi kehidupan yang mengancam, seperti dicekik oleh tali pusat, dan Anda memiliki peristiwa traumatis utama.

Dan coba bayangkan, di atas semua itu, penderitaan ini akan semakin dirasakan pada bayi baru lahir yang serta merta langsung dipisahkan dengan ibunya karena prosedur dan tindakan darurat. tempat dunia yang sangat kejam, tanpa cinta, tidak terduga dan menakutkan akan tampak pada bayi baru lahir tertekan.

Semua itu adalah pengalaman dan sensasi yang akan terekam di bawah sadar sang bayi. pada bayi baru lahir, pikiran bawah sadar murni, dikombinasikan dengan dorongan emosi kehidupan atau kematian, sehingga tidak memiliki kemampuan kognitif untuk dapat memilah pengalaman dan memahami dunia dengan cara yang logis dan sadar. Pikiran adalah seperti lembaran kosong yang dicetak oleh pengalaman pertama. Dan jejak ini menjadi “blue print” yang kehidupan anak dan pengalaman masa depan yang membentuknya.

 

Efek Psikologis Jangka Panjang

Anak-anak yang memiliki trauma kelahiran lebih cenderung untuk cemas atau agresif. Tentu saja genetika dan faktor lainnya juga berpengaruh, tapi, jika yang lain adalah sama, anak yang mengalami trauma saat lahir akan lebih rentan terhadap masalah psikologis.

Pemisahan dari ibu pada saat kelahiran, serta respon ibu yang mengalami stres pasca-trauma, dapat mempengaruhi ikatan awal antara ibu dan anak, yang merupakan faktor utama dalam perkembangan psikologis anak. Lahir itu sendiri bisa menjadi pengalaman yang sangat menyakitkan, membingungkan, dan menakutkan bagi bayi. Beberapa jenin proses persalinan yang dapat menimbyulkan jejak trauma pada bayi antara lain kelahiran traumatik pada proses persalinan dengan operasi sesar, forsep, vaccum, mengalami persalinan lama, dan kekurangan oksigen. Setelah lahir, ini dapat menakutkan dan membingungkan bagi bayi yang baru lahir dimana dia mengalami perasaan dingin yang tiba-tiba, mata yang sangat silau akibat terangnya lampu, penanganan yang kasar, suara keras, atau pemisahan dari ibu (Janov, 1983). Intervensi medis seperti pemantauan janin elektronik, heelsticks, tetes mata, dan khitanan juga menyedihkan untuk bayi. Sayangnya, trauma lahir tampaknya cukup umum. Dr William Emerson menemukan bahwa lima puluh lima persen dari sampel dua ratus anak-anak menunjukkan tanda-tanda sedang sampai trauma lahir berat (Emerson, 1987).

Trauma kelahiran memiliki potensi untuk menyebabkan masalah seumur hidup. Sekarang diketahui bahwa ada korelasi antara komplikasi perinatal dan kerentanan kemudian untuk masalah emosional dan perilaku, termasuk skizofrenia, kejahatan kekerasan, dan perilaku bunuh diri (Batchelor et al, 1991;. Mednick, 1971; Roedding, 1991).

Telah ditemukan bahwa bayi yang ibunya telah mengalami kelahiran yang sulit cenderung menangis lebih lama dari bayi yang ibunya melahirkan lebih menyenangkan. Dalam satu survei, ibu-ibu yang bayinya menangis yang paling secara bermakna lebih mungkin memiliki kandungan atau intervensi telah membuatnya merasa tak berdaya saat kelahiran (Kitzinger, 1989). Studi lain menunjukkan bahwa bayi yang memiliki masalah pada saat lahir lebih mungkin untuk bangun di malam hari sering menangis selama empat belas bulan pertama (Bernal, 1973).

Sebuah proses fisiologis yang mungkin berkorelasi pada trauma pra dan perinatal adalah bahwa bayi dalam keadaan ketegangan akibat dari sistem saraf simpatik yang terlalu aktif dan kelebihan hormon stres. Ini merupakan respon biologis “melawan atau lari” respon mungkin adaptif dalam membantu bayi bertahan hidup namun trauma lahir dapat berlangsung lebih lama dari yang diperlukan, berakibat pada masalah fisiologis. Ini efek simpatis yang meningkat mungkin menjelaskan gangguan tidur umumnya diamati pada bayi lahir-trauma. Konsekuensi lain mungkin lambannya proses pencernaan yang dihasilkan dari efek penghambatan sistem saraf simpatik pada organ pencernaan. Hal ini akan memberikan kredibilitas baru bagi teori kolik dibahas sebelumnya tetapi dengan penyebab ketidaknyamanan perut ini, dalam hal ini, stres emosional.

Tangisan yang keras, melengking dan lama yang terjadi pada bayi setelah lahir traumatis karena itu bisa menjadi mekanisme biologis stres-release yang memungkinkan bahan kimia yang berlebih untuk dibuang dari tubuh (melalui keringat dan akhirnya air mata) dan yang juga menyediakan pelepasan energi, sehingga menyelesaikan fisiologis stres / siklus relaksasi. Jika trauma kelahiran parah, bayi mungkin memiliki menangis lama setiap hari selama beberapa bulan sebelum trauma sudah benar-benar diselesaikan dan kondisi homeostasis tercapai.

Sumber-sumber stres selama masa bayi meliputi kebutuhan fisik, overstimulasi, frustrasi sakit fisik, dan pengalaman menakutkan yang terjadi selama beberapa pekan dan bulan setelah lahir. Bayi sangat rentan karena kurangnya informasi dan keterampilan dan ketergantungan mereka pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Istilah “Birth Trauma” khusus mengacu pada pengalaman buruk seseorang selama kelahiran, dimana setiap peristiwa traumatis yang terjadi antara konsepsi hingga sekitar usia tiga tahun memiliki makna tertentu dalam membentuk kehidupan individu.

Kehamilan, kelahiran dan masa kanak-kanak awal adalah tahap yang luar biasa dalam kehidupan seseorang. Sebuah badan yang terus tumbuh penelitian menunjukkan bahwa pengalaman seseorang selama tahap ini sangat mempengaruhi kesehatan jangka panjang seseorang fisik, emosional, dan mental. Perkembangan otak, kemampuan belajar, stabilitas emosional, koordinasi fisik, keterampilan bahasa awal, dan harga diri semua dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang paling awal. Penelitian neurologis menunjukkan hubungan langsung antara pengalaman individu dan perkembangan sistem saraf mereka. Ini berarti bahwa bayi apa atau prenates mengalami tidak hanya berdampak kemampuan mereka untuk membentuk ikatan dan membuat keputusan di kemudian hari, itu benar-benar memberikan kontribusi pada struktur otak dan sistem saraf.

Bayi yang menderita pengalaman traumatis akan berdampak negatif terhadap perkembangan mereka. Pengalaman ini membuat sulit bagi mereka untuk mengelola stres, menangani konflik, mengembangkan harga diri atau bahkan sepenuhnya menempel pada orang tua mereka. Di kemudian hari, trauma awal terselesaikan mempengaruhi kepribadian, perilaku dan pembentukan hubungan. Mereka juga mempengaruhi karakteristik fisiologis seperti keseimbangan dan kemampuan untuk orientasi dalam ruang, dan karakteristik mental seperti kemampuan untuk memusatkan perhatian dan belajar secara efektif dari pengalaman. Singkatnya, seluruh citra diri seseorang dan cara menanggapi peristiwa luar dipengaruhi oleh trauma awal. Selain itu, peristiwa traumatis mempengaruhi perkembangan saraf bayi itu. Respon fisiologis terhadap stres kami diinformasikan oleh perkembangan neurologis, yang berarti bahwa respon dewasa saat kita stres cenderung sangat mirip, dan mungkin tergantung pada, apa yang kita pelajari saat kita masih menjadi janin dan bayi.

Semua dari kita telah mengalami beberapa tingkat stres atau trauma pada awal kehidupan kita. Walaupun memang Beberapa hal secara medis diperlukan. Dampak jangka panjang adalah tergantung dengan tingkat keparahan dan lamanya trauma serta tingkat trauma mengganggu anak berhubungan dengan ibu dan ayah. Berikut ini contoh-contoh hal, peristiwa yang dapat menimbulkan trauma:

  1. Perasaaan tidak diterima atau perasaan takut karena kehamilan (Unwanted pregnancy)
  2. Stres atau hubungan yang kasar antara orang tua selama kehamilan atau setelah kelahiran
  3. Stres ibu, takut atau depresi selama kehamilan atau masa bayi
  4. Dianggap atau coba aborsi
  5. Biokimia stres selama kehamilan akibat dari nikotin, alkohol, pestisida, dll
  6.  induksi persalinan
  7. Janin monitor melalui tengkorak janin
  8. Kelahiran prematur
  9. pengalaman di NICU dengan semua intervensi medis yang menyertainya
  10. Proses persalinan yang Luar biasa panjang atau luar biasa cepat.
  11. Terjebak selama persalinan
  12. Lilitan tali Pusat
  13. pengalaman asfixia atau kekurangan oksigen
  14. Medis intervensi seperti SC, forsep, ekstraksi vakum
  15. Anestesi yang memecah kontak antara ibu dan bayi
  16. Pemisahan bayi dengan ibunya setelah melahirkan atau untuk waktu yang lama selama masa bayi
  17. Nyeri medis intervensi
  18. Postpartum depresi atau kecemasan yang kuat
  19. Kematian dalam keluarga
  20. Rawat inap atau operasi sebagai bayi, termasuk sunat
  21. Setiap kecelakaan yang menyakitkan, luka atau sakit

Apa saja Tanda Bukti bahwa Bayi Saya Mengalami Trauma?

  1. Mata seringkali berkaca-kaca
  2. ketidakmampuan total atau sebagian untuk mengarahkan perhatian ketika berhadapan dengan lingkungan baru
  3. Terlalu banyak ketegangan pada otot mereka
  4. Respon kejut yang berlebihan terhadap suara atau gerakan
  5. Seringkali gemetar atau tremor
  6. Suara menangis yang bernada tinggi dan lama
  7. Seringkali menangis tanpa sebab yang jelas
  8. Hipersensitivitas terhadap sentuhan dekat atau langsung
  9. kesulitan menyusui /makan
  10. cegukan berlebihan
  11. sering tersedak
  12. menghindari kontak mata
  13. hiperaktif
  14. masalah koordinasi dan keseimbangan
  15. tantangan saat pelatihan toilet
  16. Keterlambatan Bicara
  17. tantrum
  18. tidak tepat agresi / timidity
  19. depresi
  20. mimpi buruk
  21. respon tidak sesuai dengan stimulus
  22. ketidakmampuan untuk melakukan kontak mata
  23. ketidakmampuan untuk meminta bantuan
  24. kemarahan terhadap orang tua atau orang lain
  25. hipersensitivitas
  26. gangguan kesehatan seperti asma dan kejang
  27. taktil pembelaan diri (keinginan untuk tidak disentuh)

Ketika bayi atau anak kekurangan ikatan (bonding) di kehidupan pertamanya ini merupakan trauma awal, bayi atau anak mungkin tidak merespon seperti yang diharapkan dengan upaya orangtua untuk menenangkan, kenyamanan, menghubungkan. Hal ini dapat mempengaruhi reaksi orangtua. Beberapa tanggapan orang tua meliputi:

  1. Malu / Rasa Bersalah
  2. Kelelahan
  3. Kegelisahan
  4. Tekanan
  5. Tak berdaya
  6. Marah
  7. Frustrasi
  8. Post-partum depresi atau kecemasan
  9. Mati rasa
  10. Konflik antara orang tua dan anak
  11. Kesulitan meminta dukungan

Apakah Tanda-tanda umum Dari Birth Trauma yang berefek hingga Dewasa?

Semua dari kita telah mengalami stres atau birth trauma. Birth trauma yang belum terselesaikan secara signifikan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari saat ini. kemampuan kita untuk pulih dari peristiwa traumatis saat anak-anak dan dewasa tergantung pada ketahanan kita atau sedikitnya tingkat traumatik pada proses kelahiran kita. Berikut ini tanda-tanda efek birth trauma pada saat dewasa:

  1. Kesulitan dalam membentuk dan mempertahankan hubungan  yang sehat dengan pasangan
  2. Agresi, perilaku destruktif atau pidana
  3. Kesulitan dalam menanggapi empati kepada orang lain
  4. Kebingungan, kesulitan membuat keputusan
  5. Perilaku merusak diri sendiri seperti penyalahgunaan obat dan alkohol, mutilasi fisik.
  6. mengabaikan keselamatan orang lain
  7. Gagal untuk bertanggung jawab atas tindakan seseorang, menyalahkan orang lain
  8. Kesulitan menentukan tujuan yang tepat
  9. Kesulitan dalam meramalkan konsekuensi dari tindakan seseorang.
  10. Kesulitan konsisten dengan beberapa aspek tugas: niat, persiapan, tindakan, menindaklanjuti atau integrasi.
  11. Ketidakmampuan untuk menjadi orang dewasa mandiri
  12. Kesulitan dalam pengasuhan, perilaku kasar atau lalai terhadap anak-anak
  13. Kesulitan dalam membangun sistem dukungan yang efektif dari keluarga, teman, guru, mentor, dan / atau profesional
  14. Egois dan emosi selalu meledak-ledak

Nah berikut ini gambaran truma awal yang terjadi saat proses persalinan.

Basic Perinatal Matrices (BPM): pola pengalaman umum yang berkaitan dengan tahap kelahiran biologis. BPM Ini digunakan di sini sebagai model teoritis, dan belum tentu menyiratkan hubungan kausal.

BPM I: – Uni Primal dengan Ibu. (Pengalaman Intrauterine Sebelum Onset persalinan.)

BPM

Matriks ini berkaitan dengan kondisi asli dari keberadaan intrauterin selama anak dan ibunya membentuk kesatuan simbiotik. Kecuali beberapa rangsangan berbahaya yang mengganggu, kondisi untuk anak yang optimal, yang melibatkan keamanan, lingkungan perlindungan yang tepat dan memuaskan semua kebutuhan.

 

BPM II: – Antagonisme dengan Ibu. (Kontraksi di rahim)

bpm2

Matriks ini berkaitan dengan stadium klinis pertama proses persalinan. Episode ini mungkin adalah pengalaman terburuk manusia. Janin baik secara mekanis dan kimiawi terasing dari ibu tanpa kemungkinan untuk lolos langsung yang dapat kemudian dinyatakan sebagai perasaan terjebak, dari yang tanpa harapan dan kewalahan.

 

BPM III: – Sinergisme dengan Ibu. (Propulsion Melalui Terusan Lahir.)

bpm3

Matriks ini berkaitan dengan tahap klinis kedua persalinan. Kontraksi rahim terus berlangsung, dan leher rahim terbuka lebar dan propulsi yang bertahap dan sulit melalui jalan lahir dimulai. Ada sebuah perjuangan yang sangat besar untuk bertahan hidup, dan tekanan mekanik.

 

BPM IV: – Pemisahan dari Ibu. (Pemutusan Uni simbiotik)

bpm4

Matriks ini berkaitan dengan stadium klinis ketiga persalinan. Pada fase ini pengalaman menyakitkan selama beberapa jam memuncak, penggerak melalui jalan lahir selesai dan intensifikasi akhir dari ketegangan dan penderitaan diikuti dengan bantuan mendadak dan relaksasi.

 

Pengobatan Efektif

Pengobatan psikologis modern dapat membantu untuk memperbaiki kerusakan psikologis akibat kelahiran traumatis. Terapi seperti EFT [Teknik Emotional Freedom], dan Hypnotherapy .

Nah bagaimana agar Anak-Anak kita nanti tidak mengalami Birth Trauma ? kenalilah Gentle Birth dan ketahui Filosofinya. Dan semua tersedia di web site ini.

Salam hangat

Yesie Aprillia

 

Referensi:

  • http://www.primal-page.com/grof.htm
  • Chamberlain, David B. (1992). Is there intelligence before birth? Pre- and Perinatal Psychology Journal , 6 (3), 217-237.
  • Emerson, William R. (1989). Psychotherapy with infants and children. Pre- and Perinatal Psychology Journal , 3 (3), 190-217.
  • Frey II, William H., and Langseth, Margaret. (1985). Crying: The Mystery of Tears . Minneapolis: Winston Press, Inc.
  • http://lorricraig.com/psychologist/general-psychology/difficult-birth-psychological-problems/
  • Castellino, R. Cesarean Section Trauma, Impact and Treatment. Santa Barbara, Ca. (1105 N. Ontare, 93105), 1996.
  • Chamberlain, DB “The Significance of Birth Memories.” Pre and Perinatal Psychology Journal, 2, 136-154.
  • Emerson, W. and Schorr-Kon, S. Somatotrophic Therapy. In Innovative Therapy. London, Open University Press, 1993.
  • Emerson, W. What is Birth Trauma? An Introductory Video Script. Petaluma, Emerson Training Seminars (4940 Bodega Ave., Petaluma, Ca. 94952), 1995.
  • Feher, L. The Psychology of Birth: Foundation of Human Personality. Souvenir Press. 1980.
  • Fodor, N. The Search for the Beloved: A Clinical Investigation of the Trauma of Birth and Prenatal Condition. Hermitage Press. 1949.
  • Hendricks, G. & K. Hendricks. “Techniques for Dealing with Prenatal and Perinatal Issues in Therapy: A Bodymind Approach.” Pre- and Perinatal Psychology Journal 1(3): 230-38. 1987.
  • Kitzinger, S. The Crying Baby. New York, Penguin Books, 1990.
  • Laibow, RE “Birth Recall: A Clinical Report.” Pre- and Perinatal Psychology Journal 1(1): 78-81. 1986.
  • Kohen, Nancy W. Silent Knife. New York, Bergin & Garvey, 1983.
  • Kohen, Nancy W. Open Season. New York, Bergin & Garvey, 1991.
  • LeBoyer, F. Birth without Violence. New York, Alfred A. Knopf, 1975.
  • LeCron, LM “The Uncovering of Early Memories by Ideomotor Responses to Questioning.” International Journal of Clinical and Experimental Hypnosis 11(3): 137-42. 1963.
  • Magid, K. & McKelvey, A. High Risk: Children Without a Conscience. Toronto, Bantam Books, 1987.
  • Noble, E. Primal Connections: How our experiences from conception to birth influence our emotions, behavior, and health. New York, Simon Schuster, 1993.
  • Peerbolte, M. Psychic Energy. Wassenaar, Servire Pubishers, 1975.
  • Rank, O. The Trauma of Birth. Harcourt Brace. 1929.

 

 

Melahirkan Tanpa Rasa Takut dan Tanpa Stres

0

 

Ini adalah foto dr Michel Odent,Seorang Dokter Ahli Kebidanan dan Kandungan yang hebat, salah satu pelopor dan penggiat gentle Birth, juga seorang penulis. Berbagai karyanya sangat luar biasa dan salah satu buku yang sangat saya suka adalah buku “The Scientific of Love Hormone” yang mengupas tuntas tentagn hormon oksitosin dalam proses persalinan.

 

Michel Odent adalah salah satu dokter yang mendukung Gentle Birth, Home Birth juga Active Birth. Beliau mengatakan seringsekali perlengkapan medis yang tersedia saat ini, seringkali “tidak membantu” seorang wanita yang sedang melahirkan, namun mereka justru memicu para wanita untuk memproduksi suatu ketakutan dan stres. Padahal hal yang harus dilakukan, adalah untuk membuat rileks, dengan intervensi eksternal yang minimum dan membiarkan seorang wanita menjadi “pemimpin” dalam proses persalinannya, seperti halnya setiap mamalia betina.

 

Michel Odent (81) telah membuktikan secara ilmiah bahwa protokol, teknik dan instrumen yang digunakan di hampir semua klinik bersalin menghasilkan kondisi yang memperlambat aliran hormon oksitosin yang diperlukan untuk membantu proses persalinan. “Ratu” hormon ini adalah oksitosin, yang membantu tubuh ibu bersalin untuk kontraksi dan menyebabkan proses persalinan. Hormon ini ada pada semua betina dari setiap jenis mamalia, dan dalam dunia hewan hormon ini disekresikan dan bekerja secara sempurna. Lihat saja semua hewan mamalia yang melahirkan, mulai dari kucing, kuda, anjing bahkan lumba-lumba, semua prosesnya berjalan sangat lancar dan bahkan tanpa bantuan sedikitpun dari manusia.

Namun apa yang terjadi pada proses persalinan manusia yang notabenenya juga mamalia?dengan begitu banyak dokter dan tehnologi yang terlibat, maka hal yang dianggap “kemajuan” ternyata justru sebaliknya. Pada saat proses persalinan, sering kali mereka (dokter, bidan & tehnologi) merangsang wilayah otak neokorteks dimana area tersebut adalah area yang bertanggung jawab untuk berpikir rasional, dan yang membuat mensekresi adrenalin, hormon yang diproduksi oleh stres, sehingga pada akhirnya justru menghambat sekresi oksitosin alami, sebuah hormon cinta yang bertugas dan bertanggung jawab untuk menimbulkan kontraksi yang diperlukan untuk proses melahirkan.

Penulis lebih dari 50 makalah ilmiah dan 12 buku yang diterjemahkan ke dalam 22 bahasa, ini sangatlah luarbiasa. Dan saya sangat berharap kelak suatu hari saya bisa bertemu dengannya. Pengalaman yang diperoleh antara tahun 1962 dan 1985, sebagai manajer dari Bangsal Bersalin dari Pithiviers, Prancis, di mana sekitar seribu kelahiran yang dibantu per tahun, sudah lebih dari cukup untuk membuatnya menjadi salah satu motivator untuk menciptakan proses persalinan dengan intervensi eksternal yang minimal.

Mengapa tampaknya mengubah persalinan menjadi alami dan minim intervensi seolah-olah menjadi hal yang sangat mendesak?

ya karena Ini ada hubungannya dengan pengalaman saya sendiri. Ini dimulai ketika saya berbincang-bincang dengan seorang bidan (Brenda) saat saya belajar di yayasan Bumi sehat. Ada beberapa hal yang Dia tanyakan saat itu kepada saya seperti, “Mengapa terburu-buru untuk memotong tali pusat setelah bayi lahir”, “Mengapa memecahkan selaput ketuban?” “mengapa ibu harus mengejan dalam posisi terlentang ?”Dan saya selalu menjawab bahwa ini adalah apa yang telah kami pelajari selama sekolah. Dan akhirnya setelah kami berdiskusi cukup intens dan lama saya pun mulai berusaha untuk mengubah semua paradigma lama dan akhirnya Klinik Bidan Kita yang saya buat benar-benar saya design seperti rumah dengan segala perabotan rumah tangga dan sangat akrab bagi para ibu. Dan ternyata efeknya luarbiasa, klien-klien di Bidan Kita merasa happy ketika bersalin, mereka begitu akrab dan nyaman. Sehingga semua proses persalinan berlangsung nyaman dan lancar.

Lalu sebenarnya apa kebutuhan dasar seorang wanita ketika sedang melahirkan?

Yang pertama adalah memahami bahwa kelahiran adalah proses yang disengaja. Bagian aktif dari otak seorang wanita ketika berada dalam proses persalinan adalah bagian primitif yaitu hipotalamus, kelenjar pituitari. Mereka adalah struktur otak kuno bahwa manusia berbagi dengan semua mamalia, dan fungsinya adalah untuk membebaskan aliran hormon yang diperlukan untuk memproduksi proses kontraksi dan persalinan. Jadi itu adalah proses tak sadar, terjadi pada saat rileks, namun ini dapat dihambat oleh faktor yang meningkatkan adrenalin, merangsang neokorteks dan intelek.

Ada antagonisme antara adrenalin dan oksitosin. Adrenalin adalah hormon yang disekresikan oleh mamalia, termasuk manusia, dalam situasi darurat, saat kita takut, cemas, merasa terancam, saat kita mengamati sesuatu bahkan saat Anda merasa dingin. Ketika hormon ini dilepaskan, maka hormon oksitosin tidak mungkin di produksi dan dilepaskan. Jadi ketika kita berharap kontraksi persalinan timbul dengan baik dan efektif, maka

seorang wanita harus bebas stres pada saat proses persalinan.

Apa saja situasi yang dapat meningkatkan adrenalin dalam proses persalinan?

Beberapa situasi yang mampu meningkatkan adrenalin adalah ketika seorang ibu merasa berada di tempat yang asing baginya, merasa cemas, terintimidasi juga khawatir dan takut.

Mengapa penting untuk menonaktifkan neokorteks selama persalinan?

Noe kortek pada Otak Manusia bekerja ketika Anda mulai berfikir logis analitik. Nah Hal ini membuat proses persalinan menjadi sulit, karena hambatan datang dari aktivitas otak ketika berpikir. Melahirkan bukanlah masalah logis analitik juga bukah hal yang intelektual, jadi ketika seorang wanita melahirkan neokorteks-nya harus berhenti bekerja, dan itulah yang terjadi.

Seorang wanita yang sedang dalam proses persalinan bisa saja tiba-tiba acuh tak acuh terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitar, lupa dengan apa yang telah dipelajari dan dapat berperilaku dengan cara yang dianggap tidak dapat diterima bagi pada wanita yang beradab. Ketika Anda berada dalam proses persalinan, Anda dapat berteriak, mengatakan kalimat-kalimat yang kasar atau tidak patut, Anda bisa berada dalam postur yang aneh, atau berbicara omong kosong. Semua ini berarti bahwa neokorteks berhenti bekerja dan merupakan pertanda baik. Dan dalam proses persalinan, seorang wanita harus dilindungi dari rangsangan neokorteks.

Bagaimana Anda menghindari merangsang neokorteks?

Stimulan utama neokorteks adalah bahasa/suara, dan merupakan gangguan negatif yang paling umum saat melahirkan. Hindari berbicara, dan apa yang dikatakan harus dilakukan dengan sangat hati-hati kalau perlu Anda harus berbisik ketika hendak menyampaikan sesuatu hal kepada ibu bersalin. hindari menggunakan bahasa/suara tertentu yang lebih rasional dan numerik. Hindari menanyakan pertanyaan kepada wanita ketika berada dalam proses persalinan.

Untuk memahami ini Anda dapat membuat analogi dengan tindakan seksual. Jika seorang pasangan sedang bercinta dan berada dalam pra orgasme, dan tiba-tiba wanita itu meminta suaminya apa yang harus makan untuk makan malam, maka pertanyaan tersebut akan merangsang neokorteksnya dan dapat mengganggu proses hubungan seksual. Sehingga bisa saja batal orgasme.

Apa faktor-faktor lain yang harus diperhatikan? Agar neokortek tidak bekerja saat proses persalinan? Efek cahaya, karena hal ini juga merangsang neokorteks. Hari ini kita mengetahui keberadaan dari “hormon kegelapan,” yaitu melatonin. Untuk mempersiapkan seseorang untuk tidur maka dia mematikan lampu kamarnya dan berada dalam kegelapan atau keremangan, sehingga ini mendukung sekresi melatonin, dan mengurangi aktivitas neokorteks. Ini membantu orang untuk tidur, untuk “tidur” dengan cara yang sama dapat membantu seorang wanita untuk “masuk dalam proses persalinan.” Situasi lain yang merangsang neokorteks adalah perasaan sedang diawasi. Dalam kondisi normal, apa yang Anda rasakan ketika Anda merasa di awasi? Bayangkan ketika Anda berada dalam proses persalinan ada bidan yang berdiri di depan Anda, menonton, mengamati bahkan kadang mengamati gerak gerik Anda sambil duduk di sudut ruangan tanpa Anda sadari. Dan Anda juga harus hati-hati juga dengan instrumen pemantauan seperti kamera, monitor, peralatan medis, dll Kebutuhan dasar ini tidak dipahami secara umum oleh dunia medis bahkan di antara pendukung melahirkan normal.

Semua Aspek ini adalah hal yang cukup sederhana sebenarnya.

Apa saja kondisi budaya yang mempengaruhi kita?

Setelah ribuan tahun proses kelahiran dan persalinan terjadi, kondisi budaya dominan menyatakan bahwa seorang wanita memiliki kekuatan untuk melahirkan sendiri, dan tidak perlu campur tangan dari luar. Namun budaya di jaman sekarang mengatakan hal yang sebaliknya dimana proses melahirkan dan persalinan adalah proses yan penuh resiko dan saat inbi Hasil dari pengaruh budaya tersebut adalah bahwa sebagian besar wanita membutuhkan pengobatan farmakologis dan intervensi lain, saat melakukan persalinan. Ini sangat melemahkan perempuan dan bertentangan dengan apa yang kita pahami dari perspektif fisiologis, dimana kuncinya adalah perlindungan dari proses disengaja.

Mengapa melahirkan harus berfokus pada ibu dan lebih memperlakukan dia secara manusiawi? Semua mamalia perlu merasa aman ketika melahirkan. Mari kita lihat apa yang terjadi Jika betina dari spesies manapun siap untuk melahirkan di hutan, dan merasakan adanya kehadiran predator, secara otomatis, ia akan melepaskan adrenalin dan memiliki energi untuk melawan atau melarikan diri. Contoh kecil saja di kehidupan kita sehari-hari, ketika seekor kucing yang hendak melahirkan dan dia mengetahui bahwa Anda atau predator lain mengamati, mengawasi maka kucing betina itu “menunda” proses persalinannya dan mencari tempat lain yang lebih aman dan nyaman lalu barulah dia melahirkan.

Nah bagi Anda yang sedang mempersiapkan persalinan maupun sedang dalam persalinan, mari rilekskan hati, tubh dan pikiran Anda, hilangkan kecemasan dan kekhawatiran agar proses persalinan berjalan dnegna lancar dan nyaman

Salam hangat

Yesie Aprillia

Referensi:

· The Farmer and the Obstetrician Published by (Free Association Books www.fabooks.com)

· Scientification of Love (Free Association Books www.fabooks.com)

· The Functions of the Orgasms: The Highways to Transcendence (2009, Pinter & Martin Ltd.)

· Childbirth in the Age of Plastics (2011, Pinter & Martin Ltd.)

 

Menemukan afinitas dengan air

0

 

Kita tahu bahwa proses persalinan dengan Waterbirth sangat banyak sekali manfaatnya baik bagi ibu maupun bagi bayi. Jika Anda berencana waterbirth maka anda pasti tahu semua tentang manfaat air untuk persalinan dan kelahiran. Tapi bagaimana dengan manfaat air selama kehamilan?

 

Nah apa saja manfaat air selama kehamilan Anda?

 

Relaksasi – air memiliki efek yang sangat menenangkan bagi kebanyakan orang, yang berendam dalam air hangat dan belajar teknik relaksasi seperti latihan pernapasan benar-benar dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan. Air juga memberikan efek meditatif dari berenang lembut naik turun kolam renang tanpa gangguan lainnya benar-benar dapat membantu relaksasi dan mengurangi tingkat stres. Selain itu dengan berendam atau berenag di air Anda menjadi bebas bergerak dan bisa bergerak dengan sangat ringan tak peduli seberapa besar dan beratnya tubuh Anda saat hamil.

Olahraga – melakukan olahraga di air ternyata juga sangat menyenangkan, menenangkan dan sangat baik. Berolahraga di air sangatlah ideal untuk ibu hamil, karena memungkinkan Anda untuk mendapatkan beberapa latihan kardio-vaskular tanpa memberikan tekanan tambahan pada sendi. Ditambah dengan efek toning, melakukan aerobik di kolam renang merupakan cara yang bagus untuk tetap bugar. merendamkan diri Anda dalam air sangat baik untuk otot inti, cobalah melakukan latihan dasar panggul Anda juga, semua membantu untuk mempersiapkan Anda untuk persalinan dan pemulihan. ligamen Anda menjadi lebih lembut selama kehamilan dan sendi dapat menjadi lebih lentur.

Membuat Posisi janin lebih optimal – berenang, khususnya gaya dada , adalah cara terbaik untuk mendorong bayi Anda untuk berada pada posisi oksiput anterior. Dengan perut menggantung di bawahnya menciptakan tempat “tidur gantung” untuk bayi Anda untuk melakukan manuver dan memutar sehingga mereka berbaring menghadap ke tulang punggung ibu (tengkurap). gerakan kaki katak-dapat mendorong panggul untuk membuka sehingga memungkinkan lebih banyak ruang untuk bayi Anda untuk menetap di posisi terbaik.

Gambaran bentuk Tubuh – Ketika umur kehamilan semakin tua dan badan Anda menjadi lebih besar dan mungkin lebih kaku Anda mungkin merasa harus bersembunyi dan mengenakan baju yang besar untuk menyembunyikan benjolan-benjolan Anda. Berada di dalam air adalah cara yang mengagumkan untuk melupakan bentuk tubuh Anda dan menikmati perasaan ringan dan anggun lagi! Air ini mendukung semua kurva dan berat badan ekstra sehingga memberikan Anda kesempatan untuk membangun ikatan dengan dalam pertumbuhan bayi. Begitu juga ketika Anda menggunakan kolam persalinan, banyak ibu menyukai cara air membuat mereka merasa aman dan nyaaman, memberikan mereka tempat untuk menjadi satu dengan bayi mereka yang belum lahir.

Minumlah air – kita semua tahu bahwa kita harus minum banyak air, berapa banyak dari kita benar-benar minum 8 gelas sehari? Bagi ibu hamil ada alasan tambahan mengapa air minum adalah penting: membantu mencegah infeksi saluran kemih, menjaga stabilitas air pada tubuh Anda, hormon-hormon kehamilan membuat Anda menahan air, minum lebih banyak air membantu mencegahnya, air memfasilitasi aliran nutrisi melalui darah ke bayi, akan membantu mengisi kembali cairan ketuban, karena volume darah Anda dua kali lipat dan mengental selama bulan kedelapan kehamilan, air minum membantu mencegah hipertensi dan penyakit kardiovaskuler, membantu mencegah sembelit dan wasir, air minum dapat mengurangi morning sickness, dehidrasi dapat menyebabkan kontraksi sehingga air minum dapat mengurangi risiko persalinan prematur.

Temukan afinitas dengan air – jika anda merencanakan waterbirth apakah di rumah atau di rumah sakit, menghabiskan waktu di dalam air terlebih dahulu, menemukan posisi yang nyaman untuk Anda dan menikmati sensasi rasa nyaman yang didukung oleh air. Ini semua akan membantu mempersiapkan Anda untuk waterbirth Anda. Jika Anda memiliki kolam bersalin di rumah, atau kolam renang, gunakanlah untuk latihan relaksasi, latihan praktek pernapasan atau teknik relaksasi lainnya di kolam renang dan mendapatkan tubuh dan pikiran Anda terbiasa dalam air.

Pasca melahirkan – sifat terapi air dapat sangat membantu Anda pulih setelah melahirkan apakah Anda menggunakannya untuk relaksasi dan / atau untuk membangun ikatan dengan bayi Anda.

Perlu diketahui bahwa jika air ketuban Anda sudah pecah, Anda tidak harus berenang di kolam renang umum – ?

* Jika Anda menderita masalah punggung bagian bawah atau simfisis pubis Disorder silahkan konsultasi dengan bidan atau dokter umum tentang berenang gaya dada. Jika Dilakukan dengan benar gaya dada menyebabkan lengkungan pada punggung bawah yang dapat menyebabkan rasa tidak nyaman dan bagi mereka dengan SPD tendangan kaki gaya dada dapat meregang ligamen panggul dan sendi secara berlebihan. Seperti halnya olahraga lainnya, jika Anda merasa rasa tidak nyaman maka berhentilah dan mencari nasihat.

Nah berikut ini beberapa olahraga air untuk ibu hamil

Silahkan mencoba.

{youtubejw}fxvMoFdV6iY{/youtubejw}

 

 

{youtubejw}E6TzbXbTqjs{/youtubejw}

 

 

{youtubejw}PdX1XdjqcLM{/youtubejw}

 

 

{youtubejw}Z2yDfZzTkAU{/youtubejw}

Semoga bermanfaat

Salam hangat

Yesie Aprillia S.Si.T, M.Kes

SERBA SERBI tentang KONTRAKSI dalam PERSALINAN

“Bagaimana rasanya kalau sedang kontraksi?” atau “Apa yang saya rasakan nanti jika saya kontaksi?” Ini mungkin pertanyaan yang paling sering diajukan pertama kali oleh ibu hamil menjelang Hari Perkiraan Lahir-nya. Dan ketika Anda menanyakan hal ini kepada teman, sanak saudara ataupin bidan dan dokter, bisa jadi jawabannya akan sangat bervariasi.

Mulai dari teman yang menyatakan “Aduh Sakit Sekali pokoknya!”, “ya, kenceng kayak orang sedang mens”, “mulas, pegel pokoknya nggak nyaman” hingga jawaban seperti ini: “Kenceng tapi bisa ditahan kok, nikmati saja”

 

Dan saya yakin bagi Anda yang belum pernah hamil sebelumnya, rasa ingin tahu akan “rasa” kontraksi ini kadang membuat Anda semakin penasaran, sehingga setiap kali ada ketegangan di perut maka Anda langsung mengira itu adalah kontraksi bahkan kadang rasa penasaran ini bisa menjadikan diri Anda paranoid.

 

 

Ketika Anda mencoba mencari definisi dari kata kontraksi rahim di Google atau di buku diktat,maka anda akan temukan jawaban sebuah pendefinisian kontraksi sebagai berikut:

Cara dan rasa dari kontraksi berbeda pada setiap wanita, namun secara umum, Anda akan merasakan adanya pengetatan rahim dan nyeri atau kram yang mungkin dimulai pada punggung bawah dan menyebar ke bagian depan rahim.

Dan jika Anda melakukan pencarian di Google Anda akan menemukan tanggapan mereka tentang rasa kontraksi yang berkisar dari “kram yang intens pada perut seperti saat menstruasi ” untuk Beberapa wanita yang mengalami mereka kadang menggambarkan sebagai rasa sakit yang sangat intens “tekanan dan sakit di punggung.” sementara yang lain menggambarkan kontraksi sebagai tidak lebih dari kram biasa.

Kontraksi persalinan adalah pengetatan periodik dan santai dari otot rahim, otot terbesar di tubuh wanita. Sesuatu memicu kelenjar pituitari melepaskan hormon yang disebut oksitosin yang merangsang pengetatan rahim. Sulit untuk memprediksi kapan kontraksi persalinan yang sebenarnya akan dimulai. Kontraksi sering digambarkan sebagai sensasi kram atau pengetatan yang dimulai di belakang dan bergerak memutar ke depan dengan cara yang seperti gelombang. Yang lain mengatakan kontraksi terasa seperti tekanan di bagian belakang. Selama kontraksi, perut menjadi sulit untuk disentuh. Dalam proses melahirkan, Kontraksi ini menyebabkan bagian atas rahim (fundus) mengencang dan menebal sementara serviks dan bagian bawah rahim meregang dan rileks, membantu bagian terendah janin memasuki jalan lahir.

Anda perlu tahu dan mencatat waktu dan durasi serta kekuatan kontraksi setiap saat selama proses persalinan. Hal ini dapat membantu untuk mengetahui kemajuan persalinan dengan merekam durasi dan interval antara kontraksi.

Suami dan pendamping persalinan perlu beritahu bahwa mencatat waktu kontraksi persalinan adalah “pekerjaan” mereka selama persalinan. Meskipun mungkin kelihatannya seperti tugas yang sederhana, namun itu bisa menjadi terasa rumit karena mencatat kontraksi persalinan harus akurat. Belum lagi, anda harus tahu seberapa sering kontraksi terjadi? Atau bagaimana untuk mengetahui apakah persalinan istri Anda mengalami kemajuan? Atau bahkan jika waktu kontraksi akan membantu Anda memutuskan kapan harus pergi ke rumah sakit? Atau jika Anda adalah ibu yang bekerja, bagaimana membedakan antara kontraksi persalinan dan Braxton-Hicks atau kontraksi pra-persalinan? Nah mari kita bahas!

Bagaimana rasanya kontraksi persalinan?

Ini adalah salah satu pertanyaan paling umum yang saya dengar dari ibu, terutama jika mereka sudah mengalami kontraksi Braxton-Hicks yang sering atau sebentar-sebentar.

Kontraksi persalinan berbeda dari jenis lain kontraksi dengan cara berikut:

Kontraksi persalinan berubah seiring waktu – kontraksi ini akan menjadi lebih lama, lebih kuat dan dekat bersama-sama selama beberapa jam dan sampai sehari atau lebih.

1. Kontraksi persalinan adalah kontraksi yang disertai dengan tanda-tanda kemungkinan bersalin lainnya – termasuk keluarnya lendir darah, Anda merasakan nyeri atau sakit punggung, Anda merasakan ada rasa mendesak, dan kadang mungkin merasa mual.

2. Kontraksi persalinan melibatkan seluruh tubuh Anda – tidak seperti kontraksi Braxton-Hicks yang secara eksklusif hanya ada di perut, kontraksi persalinan dapat dirasakan di punggung, perut bagian bawah dan atas, paha, pinggul dan panggul.

3. Kontraksi persalinan mengubah kesadaran mental – terutama ketika ibu memasuki fase aktif dalam persalinan, ketika si ibu mengalami kontraksi persalinan dia membutuhkan usaha sehingga rasa kontraksi itu menjadi lebih nyaman dan Dia tidak bisa berbicara dengan baik di antara kontraksi dan tidak bisa membuat kontak mata.

Nah untuk membedakan lebih detail antara kontraksi persalinan dan kontraksi Braxton-Hicks dapat dilihat di :

https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/475-cara-membedakan-kontraksi-dalam-persalinan

Bagaimana waktu kontraksi Anda?

Suami atau pendamping persalinan harus membuat catatan berikut saat kontraksi persalinan:

· Durasi – berapa lama setiap kontraksi berlangsung dari awal sampai akhir? Kontraksi khas di awal persalinan adalah sekitar 30 detik.

· Interval – seberapa jauh interval antara Kontraksi yang stu dengan yang berikutnya? Ini dicatat mulai dari awal waktu pada awal kontraksi pertama, catat durasi kontraksi itu, lanjutkan untuk mencatat waktu istirahat dan kemudian berhenti merekam pada awal kontraksi berikutnya.

Cara termudah untuk mencatat/merekam waktu kontraksi adalah menulis di atas kertas saat setiap kontraksi dimulai dan durasinya, atau menghitung detik kontraksi yang sebenarnya berlangsung, seperti yang ditunjukkan pada contoh di bawah.

Menuliskan waktu dan lamanya kontraksi sangat membantu untuk menggambarkan pola kontraksi Anda dan untuk menentukan kapan Anda harus menemui dokter, bidan atau rumah sakit.

WAKTU MULAI KONTRAKSI

LAMA KONTRAKSI

10:00

45 detik

10:10

45 detik

10:15

60 detik

10:20

55 detik

Kapan sebaiknya Anda mulai mencatat waktu kontraksi persalinan?

Aturan praktis yang baik adalah untuk memulai mencatat kontraksi adalah saat ibu pertama kali sadar bahwa gelombang ini dia rasakan berirama dan berulang. Ini akan memberikan Anda dasar atau rasa dari mana kontraksi mulai. Anda hanya dapat merekam kontraksi selama sekitar satu jam atau lebih. Jika kontraksi masih ringan dan jaraknya pun berjauhan, suami dapat mencatat dengan teliti, namun Jika kontraksi datang di tengah malam atau malam hari, pastikan untuk mencoba tidur dulu karena Anda perlu menghemat energi Anda.

Kapan kita harus pergi ke tempat melahirkan (RS/RB/BPS)?

Kecuali anda memiliki alasan medis untuk segera pergi ke RS lebih cepat, kebanyakan Anda dapat dengan aman menunggu sampai aturan 4-1-1 yaitu:

4 – Kontraksi dengan jarak 4 menit (kontraksi kedua berjarak 4 menit dengan kontraksi yang sebelumnya)

1 – Durasi kontraksi selama 1 menit

1 – Untuk setidaknya 1 jam atau lebih

Jika memungkinkan Anda dapat dengan aman menunggu sampai fase aktif , jangan lupa untuk mencari tanda-tanda persalinan fase aktif yang tidak hanya mencakup aturan 411, tetapi tanda-tanda lain yang mungkin ada.

Bagaimana Anda bisa tahu bahwa persalinan Anda mengalami kemajuan?

Ingat bahwa proses persalinan itu sendiri akan berubah dari waktu ke waktu. Proses persalinan dapat berlangsung selama beberapa jam dan sampai beberapa hari. Tapi kontraksi dari waktu ke waktu, akan menjadi lebih kuat dan lebih dekat jaraknya. Ibu akan memiliki tanda-tanda lain dan gejala seperti keluarnya lendir darah yang semakin banyak, tekanan yang berpindah dari pinggang bagian atas semakin lama semakin kebawah. Jika kontraksi terada ringan dan tidak berubah selama beberapa jam, Anda meyakinkan diri bahwa Anda dapat dengan aman tinggal di rumah untuk sementara sambil mengamati perubahan yang terjadi. Mungkin tubuh Anda sedang menipiskan dan melunakkan serviksnya. Dan jangan panik! Cukup amati saja.

Namun jika ini adalah bayi kedua atau seterusnya, Waspadalah. Karena persalinan biasanya berlangsung lebih cepat prosesnya dibanding dengan proses persalinan di kehamilan pertama. Beberapa ibu lebih memilih untuk sampai ke tempat bersalin mereka lebih cepat namun tetap berjalan, berganti-ganti sambil menunggu perubahan.

Jika Anda berpikir Anda mungkin berada dalam persalinan, kapan saat yang tepat untuk menghubungi dokter atau bidan Anda dan ke klinik bersalin atau rumah sakit? Apa tanda-tanda persalinan yang harus Anda perhatikan?

1. Mengetahui Tahapan persalinan dapat membantu Anda Bersiap untuk Melahirkan

2. Jika Anda telah mengambil kursus/kelas persiapan melahirkan, Anda akan tahu tanda-tanda dan tahapan proses persalinan untuk membimbing Anda. Ingat ada tiga fase pada proses persalinan, yang mencakup awal persalinan laten dan fase aktif dan fase transisi.

3. Pada awal persalinan, kontraksi hanya berlangsung sekitar tiap 20 sampai lima menit. Kontraksi ini cenderung berdurasi di sekitar 30 detik. Ketika Kontraksi persalinan terasa ringan, pada awalnya kontraksi ini tidak menyebabkan Anda perlu melakukan spesifik latihan pernapasan . Kebanyakan wanita selama fase awal persalinan akan dapat berbicara secara normal di antara kontraksi.

4. Menilai Perilaku Ibu dan Kemampuan Berkomunikasi Seiring dengan Kontraksi persalinan

5. Dalam fase aktif, kemajuan kontraksi terjadi antara tiga sampai lima menit, yang berlangsung selama sekitar satu menit dan mereka jauh lebih intens. Kebanyakan wanita merasa sangat tidak nyaman dan menggunakan banyak teknik untuk mengatasi dan menghilangkan rasa sakit seperti latihan pernapasan, relaksasi, pijat, kompres panas dan es. Selama persalinan fase aktif, ibu mulai mencari posisi untuk mencari pertolongan dan tidak akan dapat berbicara secara normal di antara kontraksi. Dalam kebanyakan kasus, sebaiknya Anda menunggu sampai persalinan fase aktif, sebelum Anda berangkat ke klinik bersalin atau rumah sakit kecuali dokter anda menyarankan Anda untuk tiba lebih awal karena sesuatu hal (hipertensi, plasenta letak rendah, ketuban pecah dini).

6. Jangan lupa bahwa waktu kontraksi hanya salah satu tanda untuk menilai kemajuan persalinan. Pendamping persalinan juga perlu mengevaluasi kemampuan ibu menghadapi, bagaimana dia menggambarkan intensitas dari kontraksi persalinan dan sikapnya untuk melihat lebih akurat apakah proses persalinan mengalami kemajuan.

7. Dalam kebanyakan kasus, ada baiknya menunggu hingga kontraksi terjadi tiap tiga sampai lima menit, yang berlangsung selama 60 detik dan mereka intens sebelum melanjutkan ke rumah sakit atau klinik bersalin.

Apa yang perlu di ketahui pendamping persalinan? Salah satu pekerjaan penting dari pasangan atau pendamping persalinan adalah untuk mencatat waktu kontraksi. Sejak perubahan jarak, kekuatan, dan frekuensi kontraksi adalah sangat penting. Tips untuk mencatat Waktu kontraksi dengan cara ini:

1. Gunakan arloji atau jam dengan jarum detik.

2. Gunakan bentuk tulisan tabel mirip dengan sampel di atas

3. Anda tidak perlu mencatat waktu kontraksi setiap saat. Sebaliknya, catatlah waktu dengan merekam empat atau lima kontraksi berturut-turut dan kemudian berhenti untuk beberapa saat (beberapa menit sampai beberapa jam).

4. Durasi setiap kontraksi ditulis dalam satuan detik, dan catatlah dalam kolom berjudul “Durasi”. Mengetahui kapan kontraksi dimulai dan berakhir adalah sulit. Ada dua cara: (a) sinyal ibu ketika dia merasa kontraksi dimulai dan diakhiri, atau (b) Anda meletakkan ujung jari Anda pada rahimnya dan ketika Anda merasa rahim menjadi lebih keras dan naik sedikit (rasanya seperti ketika otot bisep Anda kontraksi), sampai Anda tidak bisa merasakan keras lagi.

Kadang-kadang pasangan tidak dapat merasakan kontraksi dengan baik atau bisa hanya nyaris tidak merasakannya. Sang ibu biasanya dapat merasakannya lebih lama, daripada yang diperiksa oleh pasangan atau bahkan bidan/perawat. Bandingkan penilaian ibu dengan Anda; memberitahu bidan Anda kalau berbeda secara signifikan (misalnya, Anda mungkin berkata “Istri saya merasa kontraksi ini berlangsung selama sembilan puluh detik, tapi aku bisa merasakannya hanya tiga puluh.”). Ketika ada perbedaan besar, catat informasi ini pada kertas catatan.

5. Catat jumlah menit antara kontraksi pada kolom “Frekuensi”. (Sebagai contoh, jika satu kontraksi dimulai pada 7:32 dan yang berikutnya dimulai pukul 7:45, berarti jarak kontraksi ini adalah tiga belas menit.) Lakukan hal yang sama untuk setiap kontraksi berikutnya.

6. Pada kolom “Komentar”, merekam setiap peristiwa penting lainnya; seberapa kuat kontraksi sekarang dibandingkan dengan sebelumnya; nafsu makan ibu dan apa yang telah dimakan, pernapasan apa yang digunakan, jika dia memiliki sakit punggung bagaimana dia mengatasi.

Cara mencatat waktu kontraksi:

Ketika perut mulai mengeras ini adalah awal dari kontraksi. Anda dapat merasakannya dengan tangan Anda, memiliki wanita itu memberitahu Anda, atau memiliki sinyal khusus (napas panjang, meremas tangan Anda).

Nah silahkan mulai mencatat Ayah

Semoga Bermanfaat

Salam hangt

Yesie Aprillia S.Si.T, M.Kes

Referensi:

Lane, B., Kirsch, I., Knack Pregnancy Guide , Globe Pequot Press, 2009

http://www.pregnancyandbaby.com/pregnancy/articles/938033/timing-contractions-tips-for-the-coach

Simkin, Whalley and Kepplar, Pregnancy, Childbirth and the Newborn , Harvard Common Press,

Apakah Anda akan melakukan Tugas dengan baik pada saat dampingi Persalinan?

Tegang! Cemas! Panik! Deg-degan! Khawatir! Antusias! Senang! Takut! Semua menjadi satu saat seorang suami mendampingi proses kelahiran istrinya. Pernahkah Anda mendengar cerita bahwa ada seorang suami yang pingsan di ruang bersalin saat mendampingi istrinya melahirkan gara-gara sang suami takut (phobia) darah? Ataukah pernahkah Anda mendengar cerita seorang suami yang begitu perhatian,tenang, tanggap dan “lincah” atau terampil saat mendampingi istrinya melahirkan? Atau Anda merupakan salah satu dari mereka? Pingsan? Atau tenang? Saya rasa setiap ibu yang sedang melahirkan, ingin di dampingi oleh suami tercinta dan begitu pula para suami, saya yakin merekapun ingin mendampingi istrinya saat melahirkan buah hatinya. Namun ada kalanya rasa takut, ketegangan. Ketidak tahuan menjadi hambatan dan penghalang untuk menjadi pendamping persalinan yang baik. Nah berikut ini adalah “bahan utama” untuk menjadi pendamping dan pendukung persalinan yang baik: 1. Pengetahuan tentang seputar kehamilan dan persalinan Sebagai suami penting bagi Anda untuk mengetahui apa dan bagaimana seluk beluk kehamilan dan proses persalinan. Berikut tentang tahapan proses persalinan, sehingga anda mengerti dukungan Apa yang bisa Anda lakukan ketika istri masuk dalam proses persalinan. Nah untuk mempelajari seputar melahirkan silahkan buka link artikel berikut ini: Ø https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/526-tentang-melahirkan-a-gentle-birth Ø https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/462-berbagai-video-persalinan-untuk-persiapkan-persalinan-anda Ø https://www.bidankita.com/joomla-license/all-about-childbirth/388-masa-transisi-dalam-proses-melahirkan Ø https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/518-mempersiapkan-kehamilan-dan-persalinan-terbaik 2. Pendidikan & Pengetahuan tentang dukungan kelahiran yang baik Sebenarnya setiap Suami, membutuhkan pendidikan khusus tentang bagaimana mendukung istrinya ketika melewati proses persalinan – Anda perlu tahu bagaimana membantunya melalui kontraksi/gelombang rahim yang intens, Anda perlu tahu apa yang dapat Anda lakukan untuk membantunya mengatasi rasa sakit dan bagaimana mengadvokasi dan untuk kebaikan bayi Anda. Silahkan baca link berikut : Ø https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/495-tips-dan-checklist-untuk-para-suami-saat-menghadapi-persalinan-istri 3. Atasi kekhawatiran Anda sendiri Khawatir dan cemas memang seringkali dirasakan oleh para suami, namun ketika mendampingi proses persalinan sang istri Anda dilarang menunjukkan kecemasan, kepanikan dan kekhawatiran Anda di depan istri Anda karena ketika Anda panik maka energi negatif (kepanikan) bisa saja “menular” atau mempengaruhi suasana hati dan psikologis istri Anda. “bermain peran” di depan istri ketika mendampingi proses persalinan bukanlah perkara yang mudah. Butuh fokus dan niat yang kuat. Mengikuti kelas persiapan persalinan sangatlah penting untuk menyiapkan semuanya. Nah bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda siap? Semoga bermanfaat Salam hangat Yesie Aprillia S.Si.T, M.kes

Apa yang harus Anda Katakan kepada Istri Anda Ketika melahirkan?

prima 2

Apa yang harus Anda Katakan kepada Istri Anda Ketika melahirkan?

“Mengatakan I Love You saat mendampingi istri melahirkan? Waduh!! Boro-boro mengatakan I Love You, dulu baru mendekat saja udah di cakar-cakar dan kena marah nih!”

Ungkap seorang bapak-bapak saat di kelas persalinan Bidan Kita.

“Nah kalau sudah belajar hypnobirthing dan Gentle Birth maka istri Anda tidak bakalan nyakar-nyakar pak”

Jawab saya dengan penuh senyum 😉

Ya di Bidan Kita hampir tidak ada proses persalinan yang gaduh dan diwarnai jeritan histeris. Karena di setiap persalinan di Bidan kita yang ada adalah suasanya yang super romantis. Sang istri dan suami yang berdansa di sela kontraksi, berciuman di sepanjang proses persalinan dan ungkapan CINTA dan kalimat I Love You yang selalu terngiang di kamar bersalin.

 

Percaya atau tidak, banyak hal positif ketika sang ayah/suami bisa mendukung pasangan mereka dengan baik di sepanjang proses persalinan. Berikut adalah beberapa tips untuk membantu Anda.

 

1. Katakan padanya bahwa Anda mencintainya

Hal ini mungkin terdengar agak gombal tetapi mengatakan atau membisikkan kata-kata cinta seperti “I Love You”, “papa sayang mama” dll ternyata sangat berefek ampuh dan sangat positif sehingga mampu melancarkan proses persalinan, dimana kontraksi bisa segera meningkat dan efektif selama persalinan – tanpa pengobatan alami – tiga kata yang sederhana “Aku mencintaimu” bisa tak bakalan dilupakan. Dengan mengingat untuk mengatakan ini pada istri Anda yang sedang melahirkan, dia akan tahu Anda berada di sana untuknya dan mendukungnya.

2. Katakan padanya Bahwa ia tampak luar biasa dan ini merupakan hal yang AMAZING

Tn Guntur dan Ny Puji saling bertatapan mata, sesaat setelah saling berciuman dan membisikkan kata cinta, tiba-tiba Tn Guntur membisikkan kata “mah, kau tampak cantik sekali! I love you” wow…merinding rasanya ketika melihat kemesraan yang tercipta pada pasangan suami istri yang sedang menunggu gelombang kontraksi datang.

Mungkin tampaknya Gombal, masakan seorang ibu bersalin tampak cantik? Namun sebenarnya tidak, karena ternyata seringkali seorang ibu yang sedang bersalin memancarkan aura yang kuat sekali dan “bersinar” dan itu menciptakan “pesona” tersendiri bagi sang suami.

3. Mendorong dia untuk membuat suara: terutama jika dia sudah melakukannya

Silahkan membuka link ini terlebih dahulu untuk mengetahui Rahasia bersalin lancar :

https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/343-rahasia-4-melahirkan-alami

dalam artikel di link tersebut dikatakan “Sambut Bayi Anda dengan Getaran Suaramu”

ya ..Anda boleh bersuara namun usahakan dengan nada yang rendah dan ketika menemukan istri Anda mengeluarkan suara, Anda dapat membimbing dia untuk membuat suara-suara rendah dengan meniru yang Anda lakukan. Hal ini dapat membantu kemajuan persalinan.

4. Gunakan sugesti positif dan mengingatkan bahwa Anda berada di sana dengan dia

Silahkan membaca link ini:

https://www.bidankita.com/joomla-license/hypnobirthing/378-cara-kerja-the-conscious-and-subconscious

ketika seorang ibu berada dalam masa persalinan maka emosinya sangat intens sehingga sugesti apapun yang dia dengar akan mempengaruhi suasana hati, pikiran bahkan berefek ke fisiknya. Namun sayangnya di RS/BPS seringkali petugas kesehatan justru tanpa disadari memberikan sugesti-sugesti negatif.

Nah ini adalah peran Anda sebagai suami/pendamping persalinan dimana peran Anda adalah untuk tetap memberi dan membisikkan sugesti positif dan menguatkan sang ibu.

5. Katakan padanya Terima Kasih!

Selalu katakan terimakasih kepada istri tercinta Anda. Dan katakan dengan Tulus karena dia sudah berjuang untuk buah hati Anda

Dan selalu ucapkan terimakasih atas segala pengorbanan, perjuangan yang istri Anda lakukan.

Dan Anda tidak harus menunggu sampai bayi Anda lahir, Anda dapat mengatakan padanya terima kasih pada tahap apapun – terutama jika ia mulai meragukan dirinya sendiri.

Tugas dan peran Anda adalah mendorong dan menjaganya dia agar tetap terfokus, memiliki kepercayaan diri atas kemampuan tubuhnya untuk melahirkan buah hati dengan lancar, aman dan nyaman juga selamat.

https://www.youtube.com/watch?v=lVhmX-tM5dc

Nah para suami, mari dukung istri Anda

Semoga bermanfaat

Salam Hangat

Yesie Aprillia S.Si.T, M.Kes

Ketika serviks kembali menutup!

Suatu hari, seorang ibu bersalin datang ketempat bidan senior yang telah berpengalaman 20 tahun menjadi bidan. Berikut ini data sang ibu tersebut :

GI Po Ao (Hamil Pertama Kali, Belum pernah punya anak, Belum pernah mengalami Abortus)

Umur kehamilan 40 minggu, kontraksi teratur setiap 2 kali 10 menit dengan durasi 50 detik di tiap kontraksi, saat dilakukan pemeriksaan dalam serviks sudah membuka sekitar 4 cm. di klinik bidan, sang ibu tersebut sangat cemas. Karena ini adalah pengalaman pertama-nya melahirkan. setelah di observasi untuk beberapa waktu ternyata tidak ada kemajuan dalam persalinannya pembukaan masih tetap 4 cm saja setelah 6 jam berlalu. Nah karena tekanan darah sang ibu terus mengalami kenaikan dan di observasi terakhir tensi mencapai 180/110 mmHg maka sang bidanpun merujuknya ke sebuah Rumah Sakit terdekat. Sesampainya di RS tersebut, sang ibu dilakukan pemeriksaan dalam oleh sang dokter dan ternyata pembukaan serviksnya baru 2 cm!

Sangat mengherankan padahal 6 jam yang lalu serviks sang ibu tersebut sudah membuka 4 cm, tetapi mengapa ketika diperiksa oleh dokter di RS serviksnya ternyata baru membuka 2 cm? mungkinkah serviks yang sudah membuka bisa menutup kembali? Dan akhirnya bidanlah yang disalahkan atas hal ini

Semula saya tidak percaya jika serviks yang sudah membuka bisa menutup kembali!

Ketika ada kasus seperti diatas, dugaan saya adalah adanya kesalahan pemeriksaan oleh bidan sebelumnya karena seperti kita ketahui dalam pemeriksaan dalam ukuran centimeter adalah “bidang khayal” yang mungkin saja berbeda antara seorang dengan orang lain. Atau karena si bidan belum trampil melakukan pemeriksaan dalam, maka diagnosanya keliru? Tapi pada kasus di atas, bidan tersebut sudah berpengalaman selama 20 tahun? Dan adalah hal yang mustahil jika dia keliru saat melakukan pemeriksaan dalam.

Tapi kenapa bisa serviks yang sudah membuka lalu menutup ya?

Karena penasaran dengan hal ini saya akhirnya searching, googling dan mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang “menari” dikepala saya melalui buku-buku kebidanan yang pernah saya beli saat saya di Singapore beberapa tahun yang lalu. Dan ketika saya membuka buku “Spiritual Midwifery” karya Ina may Gaskin, akhirnya saya menemukan jawabannya!

“Pola Persalinan yang Abnormal. Disfungsi dalam persalinan. Kegagalan Kemajuan Persalinan (Partus tak maju).” Jika Anda seorang bidan, dokter atau tenaga kesehatan saya yakin Anda pasti sering mendengar istilah ini:

Abnormal

Disfungsional

Kegagalan

 

Istilah tersebut tentu saja merupakan istilah yang sangat keras! Dan tentu saja, seolah-olah kata-kata tersebut meletakkan kesalahan pada ibu dan ketidakmampuan tubuhnya untuk melahirkan. saat ini saya tidak berbicara tentang seorang ibu dengan umur kehamilan 41 minggu, yang diinduksi tetapi gagal padahal skor bishop-nya 3 sehingga mengharuskannya untuk bedah sesar, tapi saat ini saya coba membahas tentang seorang ibu yang menjalani proses persalinan yang indah hingga dia mencapai masa transisi. Setelah diperiksa ternyata sudah mengalami pembukaan 8 cm. namun ternyata karena beberapa alasan, tiba-tiba pembukaan serviks berhenti dan terhenti bahkan mundur menjadi pembukan 6.

Apakah serviks bisa menutup kembali setelah membuka?

Ya, yang Anda baca benar, serviks bisa MENUTUP kembali atau disebut UNdilates.

tentu saja dalam dunia medis, istilah serviks undilates ini ditolak dan tidak diakui karena fenomena yang sangat normal dan alami ini tidak di dokumentasikan. Sebaliknya jika ada kejadian seperti ini biasanya dihubungkan dengan kesalahan perawat, kesalahan bidan dalam memeriksa atau kesalahan tubuh ibu bersalin tersebut.

“Laporan pertama dari MANA pada tahun 1998 adalah pada 9.000 persalinan menutupnya kembali serviks yang sudah membuka (serviks reverseral/ undilated) dilaporkan oleh 107 bidan dan terjadi pada 234 wanita (2,6%). Bidan menemukan bahwa faktor yang paling umum yang terkait dengan hal ini adalah: proses rujukan (pasien yang dirujuk dari Rumah ke rumah sakit); pembengkakan bibir serviks anterior, ketuban pecah dini; kecemasan; kurangnya kontinuitas dalam pemberi asuhan, dan kontraksi yang berhenti serta tiak efektif. Kita semua menyadari bahwa semua hal di atas dapat mempengaruhi kemajuan ibu dalam proses persalinan, namun kita tampaknya tidak menerima bahwa itu dapat dikaitkan dengan menutupya kembali leher rahim.” – Www.birthworks.co.az

mari pikirkan tentang hal ini sejenak: leher rahim/serviks itu adalah bagian dari tubuh wanita yang sangat sensitif, licin, 70% terdiri dari otot yan mengandung kolagen, tetapi sekitar 25% ototnya – secara langsung menanggapi atau bersespon terhadap katekolamin (adrenalin).

“Dilatasi serviks terjadi karena serat vertikal pada serviks dan segmen bawah rahim tubuh wanita menjadi santai dan rileks. Stres dapat menyebabkan serat horizontal dan vertikal menjadi berkontraksi, sehingga menciptakan proses persalinan yang tidak efektif.” Osborne-Sheets, C. Pre-and Perinatal Massage Therapy.  Body Therapy Associates, 1998.

Katekolamin diproduksi saat wanita sedang takut, stres, emosi atau marah. Mereka juga diproduksi ketika seseorang merasa terancam atau terpojok. Sama seperti ketika hewan terutama mamalia “melarang” tubuhnya untuk melahirkan hingga mereka sampai atau berada di tempat yang mereka rasa aman dan mereka tidak merasa terancam oleh predator. Atau, dalam istilah sederhana, seperti yang diungkapkan oleh Ina may Gaskin dalam “Sphincter Law” dimana Sphincter Law ini memanifestasikan dirinya dalam cara berikut:

1. otot-otot sphincter pada anus dan vagina tidak merespon pada perintah.

2. Otot sphincter akan membuka dengan lebih mudah dalam suasana yang akrab nyaman di mana seorang wanita merasa aman.

3. Otot-otot sphincter lebih mungkin untuk membuka jika wanita tersebut merasa positif tentang dirinya sendiri, dimana dia merasa terinspirasi dan menikmati proses kelahiran atau persalinan.

4. Otot sphincter mungkin tiba-tiba menutup kembali bahkan walaupun serviks sudah membuka dan melebar, jika seorang wanita tersebut merasa terancam dengan cara dan alasan apapun.

Dalam buku Spiritual Midwifery karya Ina May, dia menceritakan kisah Judith, seorang wanita yang melahirkan di “The Farm”. Judith merasa bahwa proses persalinannya di luar kendali dan bergerak terlalu cepat.

Berikut ini kutipan dari tulisan tersebut:

“Judith. on hearing that she was fully dilated, became very sober, very serious. If someone said something funny, she was the only one who didn”t laugh. She coughed once, a shallow, polite little cough that obviously didn”t get anything done. By this time I was getting curious as to what was going on. So I put on another sterile glove and once again checked Judith”s dilation. She was only four centimeters dilated! I was amazed. I had never known before that a woman could go backwards and undilate herself. When Judith heard what she had done, she admitted that she had been worried that the labor had been coming on so fast that it was getting out of control. I told her that it was supposed to feel like that. She relaxed and in one or two more rushes [contractions] she was fully dilated again and after a few good pushes, Abigail was born.

Yang menceritakan bahwa ketika Judith mendengar bahwa pembukaannya sudah lengkap, maka dia menjadi sangat serius dan tegang, dan ketika Ina may memeriksa kembali ternyata tiba-tiba serviksnya menjadi baru membuka 4cm! padahal sebelumnya sudah lengkap pembukaannya. Saat itu Ina may juga kagum dan heran karena baru kali ini dia menemukan bahwa seorang wanita bisa “menghentikan/men-stop” persalinannya sendiri. Dan Judith mendengar apa yang dia lakukan, dia mengakui bahwa dia merasa khawatir karena proses persalinanya begitu cepat sehingga semakin tidak terkendali. Ina mengatakan kepadanya bahwa tidak seharusnya Judith merasa demikian akhirnya Judith berusaha untuk santai dan setelah dua kali kontraksi pembukaan judith kembali penuh dan setelah beberapa kali mengejan akhirnya Abigail lahir. ”

Menurut Francis H. Ramsbotham, pada , 1861, “Untuk menilai apakah persalinan sebenarnya telah dimulai atau belum adalah dengan melakukan percakapan umum yang akrab ketika melakukan pemeriksaan dalam sehingga ibu merasa nyaman.

Saat in banyak sekali tenaga kesehatan yang kehilangan soft skill ya yaitu bagaimana cara berkomunikasi dengan klien, banyak sekali yang melakukan pemeriksaan dalam dengan sangat kasar sehingga yang seharusnya pemeriksaan dalam itu tidaklah sakit, menjadi terlalu sakit dan membuat sang ibu merasa ketakutan, terintimidasi dan was-was ketika hendak dilakukan pemeriksaan dalam.

Dalam menyampaikan hasil pemeriksaan-pun maih banyak dokter dan bidan yang menyampaikan dengan kasar dan lugas tanpa memperdulikan pasang surut emosi sang Klien. Apa peran kita sebagai bidan (bidan dan dokter)? Yang perlu diingat bahwa ada cara untuk menyampaikan informasi penting, ketika menyentuh tubuh ibu yang sedang bersalin, dan menjelaskan rencana aksi tanpa mengganggu pasang surut proses persalinan: yaitu lakukan semua pemeriksaan dengan penuh perasaan, sabar dan mulailah berempati kepada mereka. Semamu mensupport dan mendukung ibu bersalin untuk mempercayai tubuh dan bayinya untuk tetap santai dan rileks serta berikan rasa aman dan nyaman kepada mereka bukannya sebuah perilakuk atau tindakan yang secara tidak langsung dapat mengintimidasi mereka.

Semoga bermanfaat

Salam hangat

Yesie Aprillia S.SiT. M.Kes

referensi :

MANA (1998). Report on Cervical Reversal, MANA Newsletter, 16, 2, 16-17, March 1998. Michele Odent, Birth Reborn Gaskin, Ina May CPM. Going Backwards: The Concept of Pasmo. The Practising Midwife. Gaskin, Ina May CPM. Birth Matters: A Midwife’s Manifesta. Stalled Labor Cervical Reversal Cervical Regression

PANGGUL SEMPIT

bayi 1

Seorang teman saya bernama Bidan Kristina Sembiring pada bulan Maret yang lalu melahirkan seorang putri cantik bernama Audrey dengan berat badan 4000 gram di RUMAH! Kisah cerita kelahiran Audery ini menjadi unik dan istimewa karena sebelumnya bidan Kristina divonis harus SC karena diagnosanya adalah Panggul Sempit dan 4tahun yang lalu Bidan Kristina ini melahirkan anak pertamanya “Awe” dengan cara SC karena diagnosa panggul sempit pula dan yang menentukan diagnosa tersebut adalah 3 SPOG yang berbeda. Kok bisa begitu? Apakah diagnosanya salah setelah sekian tahun dan padahal yang mendiagnosa tidak hanya satu SpoG? Atau mengapa?

 

inilah kisah cerita kelahiran Bidan Kristina Sembiring di Fbnya : http://www.facebook.com/notes/Kristina-sembiring/partus-normal-bekas-sc-kenapa-tidakkkkkkkpercayai-tubuh-anda-dan-yakin-pada-spir/333754159993969 yang saya kutib disini:

 

VBAC WITH…..GENTLE BIRTH + HYPNOBIRTH + HOMEBIRTH…I’VE PROVE IT…. 🙂

Anak pertama saya AUDREY LIEFDE NYNARA lahir 4 tahun yang lalu dengan sc atas indikasi lilitan tali pusat dan ukuran panggul yg tidak memungkinkan untuk dilahirkan secara normal (panggul sempit) ini menurut diagnosa 2 SpOG di jakarta. Sayang saya blm bertemu Bunda Lanny,mba Yesie,dan tim Hypnobirthing Indonesia, jadi saya ikut saja dengan advice dokter yang akhirnya sc pada usia kehamilan 38 minggu,saat itu trauma sc langsung terlihat pada putri saya,diantaranya dia tidak mau bahagian kepalanya disentuh/di pakaikan topi..(karna dilakukan vacum juga saat sc),dia selalu histeris bila hidungnya dibersihkan(mungkin suction yang dalam dan agak kasar saat baru lahir) padahal setiap imunisasi dan tindik untuk pasang anting dia tidak menangis…setelah belajar Hypnobirthing saya lakukan healing ke putri saya dan sangat ampuh…jadi makin semangat belajar pada tim…  🙂

Hamil ke 2 ini domisili di Medan,trimester 1 sering keluar darah dan diaagnosa miom yang besarnya bersaing dengan ukuran bayi,kembali saya yakin dan niatkan tubuh dan bayi saya bisa mengatasi hal tersebut,setiap hari saya sugestikan afirmasi positif dan visualisasikan miom semakin mengecil dan hilang…di usia 16 minggu 2 SpOG sampai keringat jagung memeriksa dengan usg…miom nya hilang…(saya berterimakasih untuk tubuh dan bayi saya)

Kemudian untuk partud ke 2 ini saya di vonis sc karna alasan tersebut di atas,tapi setiap hari saya niatkan saya bisa dan bayi saya bisa menikmati persalinan yang alami,normal,lancar dan nyaman,saya mau bersalin di rumah saja…putri pertama saya juga sering memberikan kalimat”yang menakjubkan dan memberi saya semangat dan kpercayaan diri,dia sering ngobrol sama adiknya dan minta : buat mamy senang ya dek… 🙂

saya minta bayi saya beri tanda bila saat itu tiba yakni beri tanda lewat mimpi dan berikan ketukan berirama yang panjang 2x,tanggal 26 maret saya bermimpi keluar flek,tanggal 27 dan 28 maret setiap mau tidur saya merasakan ketukan berirama yang panjang…saya tersenyum dan memberi kabar pada suami saya yang sedang di jakarta,kami sudah ikat kontrak dengan bayi kami bahwa kalau saat itu tiba papy belum pulang tolong bantu mamy supaya semua lancar…

besoknya tanggal 29 maret pukul 23.20 selesai saya berdoa dan komunikasi dengan bayi,pecah ketuban…saya siapin segala sesuatu nya sambil berkomunikasi dengan bayi saya,saya sterilkan alat,siapin pakaian,tempat tidur dan minum teh hangat…kemudian rileksasi dan goyang inul sambil sesekali nonton tv..jam 02.30 wib saya telpon keponakan saya seorang bidan muda yang cantik,SRI NATALIA SEMBIRING,AMKeb untuk cek pembukaan,ternyata sudah buka 7 cm,portio tipis dan kepala sudah turun ke dasar panggul,kembali saya goyang inul dan lakukan tehnik pernafasan sambil tetap komunikasi dengan bayi dan visualisasi…

pukul 05.00 wib pembukaan sudah lengkap tapi naluri mengedan belum kuat jadi saya tetap pelvic rocking dan setengah jam kemudian mulai ada feel untuk mengedan…hanya dalam 3x gelombang kontraksi dan 3 tahap mengedan lahirlah malaikat kecilku ALTHEA CASEY NYNARA dengan lembut,IMD 1jam sukses dan lancar,dan yang membuat kaget ternyata berat bayi 4 kg…luar biasa rasanya,saya tidak menyangka karna baru berapa hari usg 3,3 kg dokter tidak setuju  untuk normal..

tapi ternyata alam semesta menyimpan rahasia yang membuat saya semakin menyadari kekuatan yang luar biasa…

Trimakasih buat doa semuanya..semoga pengalaman saya ini bisa memberikan sesuatu yang positif buat kita semua…untuk bunda…PERCAYAI TUBUH ANDA…DAN YAKIN LAH PADA JANIN ANDA…KEKUATAN NIAT ITU LUAR BIASA…

Trimakasih tak terhingga untuk ke 2 malaikat kecilku,suami yang mendukung dan memberi semangat…special buat ALTHEA CASEY NYNARA ….trimakasih buat cintamu malaikat kecilku..untuk ke 2 putri kami…trimakasih sayang.kami AWE N CASEY… kan belajar banyak darimu…love…mamy n papy…”

Hal yang menarik dalam kasus diatas adalah perjalanan bidan Kristina, bidan Kristina ini tahun 2009 yang lalu mengikuti pelatihan hypnobirthing di Pro V Clinik dan karena hasilnya bagus dan selalu beliau terapkan di tempat prakteknya, maka akhirnya tahun 2010 bidan Kristina kami rekrut menjadi salah satu tim pengajar di Hypnobirthing Indonesia dan selama proses itu bidan Kristina mencoba melakukan healing atas persalinan SC-nya 4 tahun yang lalu. Dan ketika beliau hamil, setiap hari bidan Kristina melakukan relaksasi hypnobirthing dan berkomunikasi dengan janinnya agar bisa bersalin normal. Dan ternyata It”s Work!

Nak mengapa begitu? Padahal bidan Kristina Panggulnya Sempit lho?

Apa dan bagaimana panggul sempit?

PANGGUL SEMPIT

Dalam Obstetri yang terpenting bukan panggul sempit secara anatomis melainkan panggul sempit secara fungsional artinya perbandingan antara kepala dan panggul

Kesempitan panggul dibagi sebagai berikut :

1. Kesempitan pintu atas panggul

2. kesempitan bidang bawah panggul

3. kesempitan pintu bawah panggul

4. kombinasi kesempitan pintu atas pangul, bidang tengah dan pintu bawah panggul.

Kesempitan pintu atas panggul

Pintu atas panggul dianggap sempit kalau conjugata vera kurang dari 10 cm atau kalau diameter transversa kurang dari 12 cm

Conjugata vera dilalui oleh diameter biparietalis yang ± 9½ cm dan kadang-kadang mencapai 10 cm, maka sudah jelas bahwa conjugata vera yang kurang dari 10cm dapat menimbulkan kesulitan. Kesukaran bertambah lagi kalau kedua ukuran ialah diameter antara posterior maupun diameter transversa sempit.

Sebab-sebab yang dapat menimbulkan kelainan panggul dapat dibagi sebagai berikut :

1· Kelainan karena gangguan pertumbuhan

Panggul sempit seluruh : semua ukuran kecil

Panggul picak : ukuran muka belakang sempit, ukuran melintang biasa

Panggul sempit picak : semua ukuran kecil tapi terlebiha ukuran muka belakang

Panggul corong :pintu atas panggul biasa,pintu bawah panggul sempit

Panggul belah : symphyse terbuka

2· Kelainan karena penyakit tulang panggul atau sendi-sendinya

Panggul rachitis : panggul picak, panggul sempit, seluruha panggul sempit picak dan lain-lain

Panggul osteomalacci : panggul sempit melintang

Radang articulatio sacroilliaca : panggul sempit miring

3· Kelainan panggul disebabkan kelainan tulang belakang

kyphose didaerah tulang pinggang menyebabkan panggul corong

sciliose didaerah tulang panggung menyebabkan panggul sempit miring

kelainan panggul disebabkan kelainan aggota bawah coxitis, luxatio, atrofia. Salah satu anggota menyebabkan panggul sempit miring. Disamping itu mungkin pula ada exostase atau fraktura dari tulang panggul yang menjadi penyebab kelainan panggul.

Pengaruh panggul sempit pada kehamilan dan persalinan

Panggul sempit mempunyai pengaruh yang besar pada kehamilan maupun persalinan.

Pengaruh pada kehamilan

1. Dapat menimbulkan retrafexio uteri gravida incarcerata

2. Karena kepala tidak dapat turun maka terutama pada primi gravida fundus atau gangguan peredaran darah

3. Kadang-kadang fundus menonjol ke depan hingga perut menggantung

4. Perut yang menggantung pada seorang primi gravida merupakan tanda panggul sempit (tanda belum pasti)

5. Kepala tidak turun kedalam panggul pada bulan terakhir walaupun sebenarnya ini juga bkan merupakan patokan karena kadang kepala bisa saja turun saat proses persalinan

6. Dapat menimbulkan letak muka, letak sungsang dan letak lintang.

7. Biasanya anak seorang ibu dengan panggul sempit lebih kecil dari pada ukuran bayi pukul rata.

Pengaruh pada persalinan

1. Persalinan lebih lama dari biasa.

2. Karena gangguan pembukaan

3. Karena banyak waktu dipergunakan untuk moulage kepala anak

Kelainan pembukaan disebabkan karena ketuban pecah sebelum waktunya, karena bagian depan kurang menutup pintu atas panggul selanjutnya setelah ketuban pecah kepala tidak dapat menekan cervix karena tertahan pada pintu atas panggul

Pada panggul sempit sering terjadi kelainan presentasi atau posisi misalnya :

1. Pada panggul picak sering terjadi letak defleksi supaya diameter bitemporalis yang lebih kecil dari diameter biparietalis dapat melalui conjugata vera yang sempit itu.

2. Asynclitismus sering juga terjadi, yang diterapkan dengan “knopfloch mechanismus” (mekanisme lobang kancing)

3. Pada orang dengan panggul sempit kepala anak mengadakan hyperflexi supaya ukuran-ukuran kepala belakang yang melalui jalan lahir sekecil-kecilnya

4. Pada panggul sempit melintang sutura sagitalis dalam jurusan muka belang (positio occypitalis directa) pada pintu atas panggul.

5. Dapat terjadi ruptura uteri kalau his menjadi terlalu kuat dalam usaha mengatasi rintangan yang ditimbulkan oleh panggul sempit

6. Sebaiknya jika otot rahim menjadi lelah karena rintangan oleh panggul sempit dapat terjadi infeksi intra partum. Infeksi ini tidak saja membahayakan ibu tapi juga dapat menyebabkan kematian anak didalam rahim.

7. Kadang-kadang karena infeksi dapat terjadi tympania uteri atau physometra.

8. Terjadi fistel : tekanan yang lama pada jaringan dapat menimbulkan ischaemia yang menyebabkan nekrosa.

9. Nekrosa menimbulkan fistula vesicovaginalis atau fistula recto vaginalis. Fistula vesicovaginalis lebih sering terjadi karena kandung kencing tertekan antara kepala anak dan symphyse sedangkan rectum jarang tertekan dengan hebat keran adanya rongga sacrum.

10. Ruptur symphyse dapat terjadi , malahan kadang – kadang ruptur dari articulatio scroilliaca.

11. Kalau terjadi symphysiolysis maka pasien mengeluh tentang nyeri didaerah symphyse dan tidak dapat mengangkat tungkainya.

12. Parase kaki dapat menjelma karena tekanan dari kepala pada urat-urat saraf didalam rongga panggul , yang paling sering adalah kelumpuhan N. Peroneus.

Pengaruh pada anak

1. Patus lama misalnya: yang lebih dari 20 jam atau kala II yang lebih dari 3 jam sangat menambah kematian perinatal apalagi kalau ketuban pecah sebelum waktunya.

2. Prolapsus foeniculli dapat menimbulkan kematian pada anak

3. Moulage yang kuat dapat menimbulkan perdarahan otak. Terutama kalau diameter biparietalis berkurang lebih dari ½ cm. selain itu mungkin pada tengkorak terdapat tanda-tanda tekanan. Terutama pada bagian yang melalui promontorium (os parietal) malahan dapat terjadi fraktur impresi.

Persangkaan Panggul sempit

Seorang harus ingat akan kemungkinan panggul sempit kalau :

1. Aprimipara kepala anak belum turun setelah minggu ke 36

2. Pada primipara ada perut menggantung

3. pada multipara persalinan yang terdahulu sulit

4. kelainan letak pada hamil tua

5. kelainan bentuk badan (Cebol, scoliose,pincang dan lain-lain)

6. osborn positip

Prognosa

Prognosa persalinan dengan panggul sempit tergantung pada berbagai faktor

1. Bentuk panggul

2. Ukuran panggul, jadi derajat kesempitan

3. Kemungkinan pergerakan dalam sendi-sendi panggul

4. Besarnya kepala dan kesanggupan moulage kepala

5. Presentasi dan posisi kepala

6. His

Diantara faktor faktor tersebut diatas yang dapat diukur secara pasti dan sebelum persalinan berlangsung hanya ukuran-ukuran panggul : karena itu ukuran-ukuran tersebut sering menjadi dasar untuk meramalkan jalannya persalinan.

1· Menurut pengalaman tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat lahir dengan selamat per vaginam kalau CV kurang dari 8 ½ cm.

2· Sebaliknya kalau CV 8 ½ cm atau lebih persalinan pervaginam dapat diharapkan berlangsung selamat.

3· Karena itu kalau CV < 8 ½ cm dilakukan SC primer ( panggul demikian disebut panggul sempit absolut )

Sebaliknya pada CV antara 8,5-10 cm hasil persalinan tergantung pada banyak faktor :

1. Riwayat persalinan yang lampau

2. besarnya presentasi dan posisi anak

3. pecahnya ketuban sebelum waktunya memburuknya prognosa

4. his

5. lancarnya pembukaan

6. infeksi intra partum

7. bentuk panggul dan derajat kesempitan

8. karena banyak faktor yang mempengaruhi hasil persalinan pada panggul dengan CV antara 8 ½ – 10cm (sering disebut panggul sempit relatip) maka pada panggul sedemikian dilakukan persalinan percobaan.

Persalinan percobaan

Yang disebut persalinan percobaan adalah untuk persalinan per vaginam pada wanita wanita dengan panggul yang relatip sempit. Persalinan percobaan dilakukan hanya pada letak belakang kepala, jadi tidak dilakukan pada letak sungsang, letak dahi, letak muka atau kelainan letak lainnya.

Persalinan percobaan dimulai pada permulaan persalinan dan berakhir setelah kita mendapatkan keyakinan bahwa persalinan tidak dapat berlangsung per vaginam atau setelah anak lahir per vaginam.

Persalinan percobaan dikatakan berhasil kalau anak lahir pervaginam secara spontan atau dibantu dengan ekstraksi (forcepe atau vacum) dan anak serta ibu dalam keadaan baik.

Kita menghentikan presalianan percobaan kalau:

1. pembukaan tidak atau kurang sekali kemajuaannya

2. Keadaan ibu atau anak menjadi kurang baik

3. Kalau ada lingkaran retraksi yang patologis

4. setelah pembukaan lengkap dan pecahnya ketuban,kepala dalam 2 jam tidak mau masuk ke dalam rongga panggul walaupun his cukup kuat

5. Forcepe gagal

Dalam keadaan-keadaan tersebut diatas dilakukan SC. Kalau SC dilakukan atas indikasi tersebut dalam golongan 2 (dua) maka pada persalinan berikutnya tidak ada gunanya dilakukan persalinan percobaan lagi

Dalam istilah inggris ada 2 macam persalinan percobaan :

Trial of labor : serupa dengan persalinan percobaan yang diterngkan diatas

test of labor : sebetulnya merupakan fase terakhir dari trial of labor karena test of labor mulai pada pembukaan lengkap dan berakhir 2 jam sesudahnya.

Kalau dalam 2 jam setelah pembukaan lengkap kepala janin tidak turun sampai H III maka test of labor dikatakan berhasil.

Sekarang test of labor jarang dilakukan lagi karena:

Seringkali pembukaan tidak menjadi lengkap pada persalinan dengan panggul sempit

kematian anak terlalu tinggo dengan percobaan tersebut

kesempitan bidang tengah panggul

bidang tengah panggul terbentang antara pinggir bawah symphysis dan spinae ossis ischii dan memotong sacrum kira-kira pada pertemuan ruas sacral ke 4 dan ke 5

Ukuran yang terpenting dari bidang ini adalah :

1· Diameter transversa ( diameter antar spina ) 10 ½ cm

2· diameter anteroposterior dari pinggir bawah symphyse ke pertemuan ruas sacral ke 4 dan ke 5 11 ½ cm

3· diameter sagitalis posterior dari pertengahan garis antar spina ke pertemuan sacral 4 dan 5 5 cm

 

dikatakan bahwa bidang tengah panggul itu sempit :

1· Jumlah diameter transversa dan diameter sagitalis posterior 13,5 atau kurang ( normal 10,5 cm + 5 cm = 15,5 cm)

2· diameter antara spina < 9 cm

3· ukuran  ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diperoleh secara klinis, harus diukur secara rontgenelogis, tetapi kita dapat menduga kesempitan bidang tengah panggul kalau :

4· Spinae ischiadicae sangat menonjol

5· Kalau diameter antar tuber ischii 8 ½ cm atau kurang

Prognosa

Kesempitan bidang tengah panggul dapat menimbulkan gangguan putaran paksi.kalau diameter antar spinae 9 cm atau kurang kadang-kadang diperlukan SC.

 

Terapi

Kalau persalinan terhenti karena kesempitan bidang tengah panggul maka baiknya dipergunakan ekstraktor vacum, karena ekstraksi dengan forceps memperkecil ruangan jalan lahir.

Kesempitan pintu bawah panggul:

Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segi tiga dengan jarak antar tuberum sebagai dasar bersamaan

Ukuran ukuran yang penting ialah :

1· Diameter transversa (diameter antar tuberum ) 11 cm

2· diameter antara posterior dari pinggir bawah symphyse ke ujung os sacrum 11 ½ cm

diameter sagitalis posterior dari pertengahan diameter antar tuberum ke ujung os sacrum 7 ½ cm

3· pintu bawah panggul dikatakan sempit kalau jarak antara tubera ossis ischii 8 atau kurang kalau jarak ini berkurang dengan sendirinya arcus pubis meruncing maka besarnya arcus pubis dapat dipergunakan untuk menentukan kesempitan pintu bawah panggul.

Menurut thomas dustacia dapat terjadi kalau jumlah ukuran antar tuberum dan diameter sagitalis posterior < 15 cm ( normal 11 cm + 7,5 cm = 18,5 cm )

4· Kalau pintu bawah panggul sempit biasanya bidang tengah panggul juga sempit. Kesempitan pintu bawah panggul dapat menyebabkan gangguan putaran paksi. Kesempitan pintu bawah panggul jarang memaksa kita melakukan SC bisanya dapat diselesaikan dengan forcep dan dengan episiotomy yang cukup luas.

Melihat teori tentang Panggul sempit yang sudah saya paparkan dan melihat kenyataan yang terjadi di lapangan dimana Bidan Kristina Sembiring yang telah didiagnosa Panggul sempit oleh total 5 SpOG ternyata bisa melakukan VBAC (Vaginal Birth After caesarean) dan dengan berat janin 4000gram rasanya sepertinya ada yang bertolak belakang, antara teori dengan kenyataan ternyata tidak semua teori diatas terbukti. Artinya ternyata diangnosa panggul sempit bukanlah jaminan bahwa Anda harus melahirkan secara SC.

Nah Anda bisa membaca link :

https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/299-cepalo-pelvic-disoroportion-cpd-ketidak-sesuaian-janin-dan-panggul-ibu

https://www.bidankita.com/joomla-overview/monthly-guide/237-pemosisian-janin-secara-optimal-membantu-bayi-anda-mencari-posisi-bagus-untuk-kelahiran-

So..Trust Your Body, Trust Your Baby.

Mulailah belajar menyadari isyarat tubuh sedari sekarang.

Jangan menyerah bunda!

Semoga menyemangati semuanya

Salam hangat

Bidan Kita