Bidan Kita

Home Blog Page 47

Mata Minus Bisakah Melahirkan Normal?

Beberapa kali di twiter (@bidankita) dan di FB bahkan melalui email dan sms beberapa ibu bertanya kepada saya “apakah dengan mata minus seorang wanita bisa melahikan normal?”

Nah sebelum kita bahas, berikut ini adalah testimoni Klien di Bidan Kita, seorang ibu muda umur 26th, asal dari Semarang, hamil pertama, dengan minus mata kanan 8 dan mata kiri 9. Saat itu Ny Shinta datang ke Bidan Kita ketika umur kehamilannya memasuki 28 minggu.

Si ibu ini merasa sangat ketakutan karena semua dokter dan bidan yang pernah dia kunjungi ketika melakukan pemeriksaan kehamilan menganjurkannya untuk melakukan operasi Sesar ketika si ibu ini melahirkan nanti.

Dan karena Ny Shinta ini sangat menginginkan untuk bersalin secara normal, maka beliau memutuskan untuk memberdayakan diri. Mulai dari mengikuti kelas hypnobirthing di Bidan Kita sebanyak 5 kali, rajin melakukan Yoga untuk ibu hamil, latihan nafas, rajin membaca semua informasi seputar kehamilan dan persalinan.

Dan setiap haripun Ny Shinta bersama suami selalu memvisualisasikan dan mengafirmasikan bahkan berkomunikasi kepada janin mereka untuk bisa bekerjasama dengan tubuh dan dapat melahirkan normal dan lancar.

Akhirnya di minggu ke 39+4hari “tanda cinta dan gelombangnya” mulai datang secara teratur, segera Ny Shinta mengamati durasi dan frekuensi gelombang cinta, selama mungkin dia berada dirumah karena mereka berencana untuk melahirkan di RS dan datang ke RS ketika pembukaan hampir lengkap.

Sambil berkata kepada janinnya mereka mensugestikan kepada janin supaya dia memberikan tanda kepada ibunya berupa tendangan yang kuat sebanyak 3 kali di perut atas ketika sang bayi sudah siap untuk dilahirkan. Dan segera setelah “isyarat janin” itu didapatkan Ny Shinta dan suami meluncur ke RS terdekat.

Sesampai di RS ternyata setelah diperiksa Ny Shinta sudah mengalami pembukaan lengkap dan kepala sang bayi sudah berada di dasar panggul. Dan akhirnya tidak ada 10 menit, sang bayipun meluncur dengan lembut dan lancarnya bahkan bu Shinta-pun tidak perlu mengejan ketika melahirkan bayinya.

“Luar biasa kekuatan tubuh dan janin. Asal Anda mempercayai mereka.”

Mata Minus bisakah bersalin Normal?

Sebenarnya apakah alasan para bidan/dokter seringkali menyarankan kliennya untuk merencanakan untuk melahirkan SC karena alasan mata minus?

Ketika kehamilan terjadi, berbagai perubahan hormonal ternyata berdampak pada seluruh tubuh seorang wanita, termasuk mata. Dan gangguan mata pada umumnya terjadi selama kehamilan ada dua jenis yaitu ablasio retina dan retina eksudatif detasemen regmatogen.

Ablasio/retina yang lepas dapat disebabkan oleh berbagai hal yang berhungungan dengan peradangan dan trauma. trauma, yang disebabkan oleh tabrakan, tumor, komplikasi diabetes dan preeklamsia.

Kenapa retina bisa lepas? Ada dua faktor. Pertama, kondisi retina tipis sehingga mudah robek, seperti terjadi pada orang tua berusia di atas 40 tahun. Kedua, keberadaan gel cairan di dalam bola mata atau vitreous gel (badan kaca). Nah, gel dan cairan tersebut mudah meresap ke dalam lubang mengalir ke retina sehingga retina mudah dipisahkan.

Ablasio retina eksudatif biasanya Cenderung terjadi pada wanita hamil yang menderita preeklamsia (tekanan darah tinggi ). “Dalam kondisi pre-eklampsia terjadi penumpukan cairan di bawah lapisan penglihatan saraf optik menjadi menurun drastis. Biasanya setelah proses persalinan cairan akan hilang dengan sendirinya, dan mata akan normal kembali, sehingga tidak terkait dengan mata minus atau tidak

Dalam keadaan ini, perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengambil inisiatif pencegahan yang diperlukan. Sementara detasemen regmatogen retina dapat terjadi pada orang yang memiliki rabun jauh (miopia mata) atau mata minus.

Risiko merobek lebih besar pada mata dengan minus tinggi. Kriteria dikurangi tinggi adalah di atas 6 dioptri. Yang perlu diingat, robekan pada retina pada dasarnya dapat terjadi pada semua orang, bukan hanya pada orang yang memiliki mata minus atau plus.

Bisakah melahirkan normal

Jika demikian, apakah mungkin jika wanita hamil dengan mata minus ingin melahirkan secara normal? Pada dasarnya melahirkan adalah proses fisiologis, dan proses mengejan ketika proses persalinan itu identik dengan proses defekasi atau Buang Air Besar (BAB) jadi tidak perlu khawatir, saat wanita hamil dengan mata minus, dia masih bisa melakukan persalinan normal.

Karena risiko robekan retina tidak berhubungan dengan aktivitas baik saat melahirkan atau kesulitan saat defekasi.  Retina yang robek dapat terjadi akibat benturan di kepala dan di mata.

Hal senada juga dikatakan Dr John Darmawan, RS Graha Kedoya SpOG dari Jakarta. Menurut dia, wanita dan sebenarnya wanita hamil dengan mata minus bisa melahirkan secara normal selama kondisi sebelumnya diperiksa retina.

Berdasarkan penelitian di Polandia pada tahun 1996 pada hubungan antara miopia tinggi dengan cara melahirkan, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara pobekan pada retina dengan cara persalinan.

Studi lain di Rusia pada tahun 2003 dengan mengukur tekanan intraokular dan hemodinamik bola mata, menemukan bahwa pada pasien dengan myopia tinggi dapat melahirkan secara normal. Ada perubahan refraksi pada kehamilan sebagai studi 2002 oleh Pizzarello di Amerika Serikat, namun situasi pasca melahirkan akan meningkatkan seperti sebelum hamil.

Periksa mata Anda

Oleh karena itu, konsultasi kedokter selama kehamilan sangat penting. Khusus untuk ibu hamil dengan mata minus, berkonsultasi mata Anda diperiksa lebih teratur lagi. Dianjurkan untuk memeriksa kondisi retina ke spesialis mata (opthalmologist) bagian dari retina, sebelum kehamilan atau sebelum melahirkan.

Dengan menggunakan alat khusus yang opthalmoscope, dapat dilihat dengan jelas apakah ada robekan atau tidak, dan lokasi area robekan. Jika diketahui ada air mata dapat diambil segera. Robekan maka akan dilakukan tindakan segera, karena Jika tidak diambil tindakan segera, dalam rentang waktu yang panjang, ablasio retina dapat menyebabkan cacat penglihatan atau kebutaan permanen.

Tips untuk wanita hamil dengan mata minus

1. Konsultasikan dengan dokter mata khusus retina setiap 6 bulan.

2. Jika ada risiko robeknya retina, bahas dokter kandungan untuk menemukan apa cara terbaik untuk melahirkan.

3. Jangan melakukan pengobatan alternatif yang tidak jelas untuk menghindari hal-hal buruk.

4. Periksa retina tidak harus dekat dengan waktu kelahiran untuk mencegah kontraksi atau apapun yang bisa membahayakan kehamilan.

5. Percayai tubuh Anda dan bayi Anda

6. Lakukan pola hidup yang sehat dan persiapkan tubuh, mental dan spiritual untuk melahirkan secara alami.

7. Belajar melatih tehnik nafas sehingga ketika proses persalinan berjalan lancar dan bahkan sang ibu tidak perlu mengejan.

Semoga bermanfaat

Salam Hangat

Bidan Kita

EFEK MUSIK DALAM KEHAMILAN

0

 

Banyak artikel bahkan penelitian-penelitian mengungkapkan bahwa musik dapat mempengaruhi kita secara emosi, fisik, mental, dan spiritual. Jenis musik mana yang baik untuk kesehatan emosi, fisik, mental, dan spiritual masih kontroversi.Berikut ini data-data penelitian mengenai efek musik terhadap berbagai bagian dan fungsi tubuh kita, termasuk bagaimana efeknya terhadap otak, peningkatan berbagai hormon, dan hubungannya dengan ritme tubuh.

HUBUNGAN MUSIK DENGAN FUNGSI OTAK

Semua jenis bunyi atau bila bunyi tersebut dalam suatu rangkaian teratur yang kita kenal dengan musik, akan masuk melalui telinga, kemudian menggetarkan gendang telinga, mengguncang cairan di telinga dalam serta menggetarkan sel-sel berambut di dalam Koklea untuk selanjutnya melalui saraf Koklearis menuju ke otak. Ada 3 buah jaras Retikuler atau Reticular Activating System yang diketahui sampai saat ini yaitu:

1. Jaras retikuler-talamus. Musik akan diterima langsung oleh Talamus, yaitu suatu bagian otak yang mengatur emosi, sensasi, dan perasaan, tanpa terlebih dahulu dicerna oleh bagian otak yang berpikir mengenai baik-buruk maupun intelegensia.

2. Melalui Hipotalamus mempengaruhi struktur basal “forebrain” termasuk sistem limbik,

3. Melalui axon neuron secara difus mempersarafi neokorteks. Hipotalamus merupakan pusat saraf otonom yang mengatur fungsi pernapasan, denyut jantung, tekanan darah, pergerakan otot usus, fungsi endokrin, memori, dan lain-lain.

Ira Altschuler menyatakan bahwa “Sekali suatu stimulus mencapai Talamus, maka secara otomatis pusat otak telah diinvasi.”

 

Memori dalam otak yang mampu merekam apa saja yang masuk melalui pendengarannya bersama musik, tanpa mampu dicerna oleh akal sehat. Otak manusia memiliki dua bagian besar, yaitu otak kiri dan otak kanan. Walaupun banyak peneliti mengatakan bahwa kemampuan musikal seseorang berpusat pada belahan otak kanan, namun pada proses perkembangannya proporsi kemampuan yang tadinya terhimpun hanya pada otak kanan akan menyebar melalui Corpus Callosum kebelahan otak kiri. Akibatnya, kemampuan tersebut berpengaruh pada perkembangan linguistik seseorang.

Melodi menghasilkan gelombang otak yang sama pada otak kiri maupun kanan, sedangkan harmoni dan ritme lebih terfokus pada belahan otak kiri saja. Namun secara keseluruhan, musik melibatkan hampir seluruh bagian otak..

image001

MUSIK DAN PRODUKSI HORMON

Mary Griffith, seorang ahli fisiologi, mengemukakan bahwa hipotalamus mengontrol berbagai fungsi saraf otonom, seperti bernapas, denyut jantung, tekanan darah, pergerakan usus, pengeluaran hormon tiroid, hormon adrenal cortex, hormon sex, bahkan dapat mengontrol seluruh metabolisme tubuh kita. Sebuah penelitian menemukan adanya peningkatan Luteinizing Hormone (LH) pada saat mendengarkan musik. LH adalah suatu hormon sex yang merangsang pematangan sel telur.

Penelitian lain oleh Satiadarma (1990) dilakukan dengan cara mengukur suhu kulit menggunakan alat Galvanic Skin Response (GSR). Pada saat subyek penelitian mendengarkan musik hingar-bingar, maka suhu kulit lebih rendah dari pada suhu basal (suhu normal individu tersebut tanpa musik). Sebaliknya, ketika musik lembut diperdengarkan, suhu kulit meninggi dari biasanya. Hal ini menunjukkan adanya suatu hormon stress yang dilepaskan oleh otak, yaituAdrenalin, yang dapat mempengaruhi bekerjanya pembuluh darah di kulit untuk vasokonstriksi (menyempit) atau vasodilatasi (melebar). Pada kondisi stress, adrenalin banyak dikeluarkan dan pembuluh darah kulit menyempit, sehingga suhu kulit menurun. Kesimpulannya adalah jenis musik hingar-bingar dapat menyebabkan kita stress, sedangkan musik lembut memiliki efek menenangkan.

Penelitian oleh Ann Ekeberg menunjukkan pengaruh jenis musik terhadap denyut jantung. Siswa di sebuah sekolah menjadi subyek penelitian dan mereka diukur kecepatan denyut nadinya sebelum mendengar musik. Kemudian musik jenis hard rock diperdengarkan selama 5 menit. Semua siswa harus tetap duduk tenang di kursi mereka. Pada akhir tes, denyut nadi diperiksa kembali dan dicatat. Hasilnya adalah peningkatan denyut nadi sebesar 7-12 denyut per menit. Kesimpulannya, walaupun pendengar duduk diam di kursinya, energi yang berlebihan dari musik rock tetap akan mempengaruhi jantung untuk berdetak lebih cepat. Itu sebabnya pendengar musik rock sangat sulit untuk duduk diam bila mendengar musik yang mempercepat denyut jantung. Energi yang terakumulasi akan mencari jalan untuk dilepaskan.

Selain meningkatkan denyut jantung, tekanan darahpun dapat meningkat oleh adanya adrenalin. Hal ini juga akan kembali meningkatkan produksi adrenalin, karena tubuh yang berada dalam keadaan stress, berusaha untuk mengatasinya dengan memproduksi lebih banyak adrenalin agar alert/waspada. Jika denyut stress ini berlangsung terus menerus, misalnya pada sebuah konser rock yang panjang, maka jumlah adrenalin yang diproduksi menjadi berlebihan, dan tubuh tidak mampu lagi untuk membuang kelebihan ini. Sebagian kelebihan adrenalin ini akan diubah oleh tubuh menjadi zat kimia lain yang dikenal dengan adrenochrome (C9H9O3N). Sebenarnya senyawa ini adalah suatu obat psikotropika yang mirip dengan LSD, Mescaline, STP, dan aussie online casinos Psylocybin. Beberapa tes menunjukkan bahwa zat ini menimbulkan suatu ketergantungan, seperti obat-obat lainnya. Jadi tidaklah aneh bila orang ‘high’ dalam sebuah konser rock, memasuki kondisi trance dan kehilangan kontrol diri. Sebagaimana dalam semua keadaan ketergantungan / adiksi, maka akan terjadi toleransi. Musik yang sama yang semula dapat menimbulkan rasa excitement, sekarang tidak lagi memuaskan. Dibutuhkan kepuasan yang lebih tinggi, dibutuhkan musik yang lebih keras, lebih kacau dan lebih tidak beraturan. Dimulai dengan soft rock, kemudian rock’n’roll, dan dilanjutkan menjadi heavy metal rock.

David Noebel, meneliti bahwa nada bass dengan getaran frekuensi rendah bersama-sama dengan dentuman drum, mempengaruhi cairan serebrospinal, yang akan mempengaruhi kelenjar Pituitary di otak. Kelenjar ini memiliki fungsi sekresi berbagai hormon tubuh.

Peneliti lain di Denver, Colorado, Amerika Serikat membandingkan berbagai macam efek oleh berbagai jenis musik terhadap tanaman. Tanaman-tanaman itu ditempatkan di dalam lima buah rumah tanaman yang identik. Tanah, cahaya, dan kondisi air dibuat persis sama satu sama lain dan jenis tanamannya pun sama. Selama beberapa bulan peneliti memperdengarkan jenis musik yang berbeda pada masing-masing rumah tanaman tersebut. Rumah pertama, karya Bach; yang kedua, musik India; yang ketiga, hard rock; yang keempat, musik country dan Barat; sedangkan yang kelima, tidak diperdengarkan musik apapun.

Hasilnya, di rumah tanaman yang hanya diperdengarkan musik hard rock, tidak ada hasil pertumbuhan sama sekali. Pertumbuhan berhenti dan tidak mau berbunga. Di rumah tanaman yang dengan musik Bach dan India, tanaman nampak hijau, tumbuh dengan subur, sehat, dan berbunga banyak. Tanaman yang mendengarkan musik country dan Barat tumbuh sama seperti tanaman yang tidak diperdengarkan musik, pertumbuhannya biasa saja dengan jumlah bunga normal. Tentunya tidak ada hubungan emosional pada tanaman, namun pasti terjadi sesuatu melalui frekuensi gelombang suara yang mempengaruhi laju pertumbuhan mereka. Kalau musik mempunyai pengaruh yang sangat dalam terhadap organisme sederhana seperti itu, apa pengaruhnya terhadap sistem yang lebih kompleks? Musik juga dikenal sebagai wahana terapi.

Sejak zaman dahulu dikenal penyembuhan fisik dan mental melalui musik. Daud memainkan kecapi sambil menyanyi untuk menyembuhkan Raja Saul yang sedang gundah. Musik juga dipakai oleh Raja Philip V dari Spanyol, Raja George II dari Inggris, dan Raja Ludwig II dari Bavaria untuk penyembuhan. O’Sullivan (1991) mengemukakan bahwa musik mempengaruhi imaginasi, intelegensi dan memori, di samping juga mempengaruhi hipofisis di otak untuk melepaskan endorfin. Endorfin kita ketahui dapat mengurangi rasa nyeri, sehingga dapat mengurangi penggunaan obat analgetik, juga menurunkan kadar katekolamin dalam darah, sehingga denyut jantung menurun. Mornhinweg (1992) meneliti 58 subyek sehat untuk menilai jenis musik mana yang menurunkan stress. Musik klasik ternyata memberikan efek relaksasi yang dapat dibuktikan secara statistik dibandingkan dengan musik “new age”. Musik yang menenangkan ini juga dipakai dalam pengobatan penderita infark miokard (serangan jantung), pasien sebelum operasi, bahkan untuk menurunkan stress pasien yang menunggu di ruang tunggu praktek.

HUBUNGAN MUSIK DENGAN RITME TUBUH

 

Manusia adalah mahluk yang ritmik. Ada siklus gelombang pada otak, siklus tidur, denyut jantung, sistem pencernaan, dan lain-lain yang kesemuanya bekerja dalam satu ritme. Fenomena ritmik ini bukan hanya terjadi pada manusia, tetapi pada hampir semua mahluk hidup, termasuk tumbuh-tumbuhan. Bila ada gangguan terhadap ritme tubuh ini, maka dapat terjadi berbagai penyakit, seperti diabetes, kanker, dan gangguan pernapasan. Peneliti David A. Noebel menemukan bahwa ritme musik rock dapat mengganggu kadar insulin dan kalsium dalam tubuh. Sumber makanan otak kita didapat dari gula dalam darah, namun bila darah lebih banyak dialirkan ke organ lainnya, maka otak akan kekurangan gula. Dengan demikian daya pikir dan pertimbangan moral juga menjadi tumpul. Tidak heran bila orang mendengar musik rock dalam sebuah konser, mereka dapat berbuat apa saja, tanpa pertimbangan. Jantung manusia berdenyut 70-80 kali per menit dengan teratur, denyut jantung bila didengar dengan stetoskop akan berbunyi DUG-dug-…… Bunyi pertama lebih keras, bunyi kedua lebih lemah, diikuti fase istirahat. Musik yang baik memiliki ritme DUG-dug-DUG-dug untuk 4/4 dan DUG-dug-dug untuk 3/4. Ini adalah jenis irama yang sehat, karena sesuai dengan ritme tubuh. Musik rock memiliki ritme yang terbalik, dug-DUG-dug-DUG. Ritme yang lebih keras jatuh pada ritme ke-dua dan ke-empat. Atau dug-dug-DUG, sehingga ritme keras jatuh pada ritme ke-tiga, dikenal dengan istilah “back beat”/anapestic beat. Ritme keras bahkan dapat jatuh pada sembarang tempat, disebut sebagai “break beat”. Ritme demikian berbahaya bagi tubuh, karena berlawanan dengan ritme tubuh yang sehat.

 

BORN IN CAUL in BIDAN KITA

0

 

Selalu saja ada sesuatu yang ajaib ketika bayi lahir ke dunia. Seluruh proses, dari awal hingga akhir, merupakan suatu keajaiban. Semakin sering mendampingi persalinan yang saya dapatkan adalah semakin saya kagum akan kebesaran Tuhan. Dan saya merasa termasuk orang yang beruntung di dunia ini karena keajaiban demi keajaiban bisa saya saksikan di Bidan Kita. Dan salah satu keajaiban terjadi di Tanggal 26 Juni 2012 yang lalu.

Saya memuji Tuhan untuk setiap kehamilan, persalinan, dan saya sangat berbahagia ketika saya (Bidan Kita) bisa menjadi bagian dalam perjalanan indah ini. Mereka semua hidup dan mempunyai pengalaman yang berbeda. Kisah-kisah mereka akan selalu kulukis di kedalaman hati seumur hidup saya.

Berawal dari membaca sebuah artikel berjudul “Born in The Caul” di http://birthwithoutfearblog.com/2011/10/11/born-in-the-caul/ november 2011, entah kenapa dalam hati ini selalu berharap “kapan ya saya bisa mendampingi proses persalinan dengan baby in the caul?” hingga sejak saat itu saya selalu berusaha sabar dan lebih sabar saat mendampingi persalinan. Hingga pada bulan Desember tahun 2011 lalu “hampir” saja saya menemukan peristiwa ini, teman saya satu tim di HBI, Tantri maharani Setyorini melahirkan Charis by Homebirth Waterbirth Gentlebirth (kisahnya bisa dibaca di : www.bidankita.com/joomla-license/all-about-childbirth/484-miracles-journey-of-jeremiah-raphael-charis-simbolon. ketika Rini (nama panggilannya) sudah mengalami pembukaan lengkap, kantung ketuban si Charis belum pecah, hingga kantung ketuban itu menonjol sekali membuka vagina dengan diameter sekitar 5 cm saat itu dalam hati saya berdoa “Ayo Charis, jangan pecah ketubannya, ijinkan tante untuk melihat kamu masih terbungkus rapi.” Tapi entah kenapa saat itu Rini dan bu Tantri (Ibunya Rini yang kebetulan juga bidan senior di Cilacap) meminta saya untuk memecahkan kantung ketuban. Saat itu ada rasa enggan yang sangat sebenarnya, tapi saya tak bisa berbuat banyak karena Rini sendiri yang memintanya. Dan akhirnya dengan berat hati saya memecah kantong ketuban Charis sambil dalam hati saya bilang “Maafin tante charis ;(, ternyata mamimu minta selaput ketuban ini tante pecahin.” Brugg…hangat…air ketubanpun pecah, selang beberapa menit kepala charis terlihat dan charispun lahir dengan penuh kedamaian dan cinta. Ketika saya masuk kamar, sempat saya termenung…coba kalau tadi saya tidak memecahkan kantong ketuban itu, pasti indah sekali, karena saya yakin tiap kelahiran bayi itu selalu membawa “pesan” dan “keistimewaan” hhhh…tapi sudahlah, saat itu saya hanya berdoa semoga charis sehat selalu dan suatu saat saya bisa mendampingi ibu yang bersalin dengan bayi lahir dengan selaput ketuban yang utuh. Bahkan saking terobsesinya sayapun berharap suatu saat ketika saya diijinkan Tuhan untuk hamil dan melahirkan lagi, saya ingin bayi saya ketubannya utuh hingga lahir ke dunia dan sata ingin melahirkan sendiri (anda bisa baca di: https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/479-melahirkan-tanpa-bantuan-unassistened-birth).

Tgl 24 Juni 2012, di perjalanan saya dari Malang ke Klaten usai memberikan sebuah seminar tentang hypnobirthing di poltekes Malang, saat saya masih berada di Nganjuk, seorang klien saya menelfon namanya bunda Candra. Beliau adalah seorang ibu, hamil kedua dari Magelang yang ingin merasakan Gentle Birth. Dan demi mencapai cita-citanya tersebut beliau dengan rela hati dan suka cita mengikuti kelas persiapan persalinan untuk Hypnobirthing dan Gentlebirth di Bidan Kita, Klaten. 3 kali pertemuan dengan jeda 1 hingga 3 minggu beliau jalani. Dan beliaupun rajin sekali melakukan relaksasi hypnobirthing bahkan setiap hari melakukan perineum massage dengan suami tercintanya demi “minim trauma”. Namun sayang kehamilan kali ini berbeda dengan kehamilan sebelumnya. 41 2 hari belum juga ada tanda persalinan, beliau sudah mulai panik, namun untungnya beliau mau memberdayakan diri dengan rajin sharring di group Fb Gentle Birth Untuk Semua (GBUS) sebuah grup yang kami ciptakan (saya & mbak Prita) untuk menyebarkan virus Gentle Birth di Indonesia (link: http://www.facebook.com/groups/gentlebirthuntuksemua/313498688744139/?notif_t=group_comment_reply) dan beliau sering sekali membaca web site ini (www.bidankita.com) sehingga bunda Candra bisa lumayan menenangkan diri hingga akhirnya 42 minggu sudah terlewati. Dan kecemasan itu semakin muncul ketika setiap dokter dan bidan yang ditemui di Magelang menyatakan HARUS segera di INDUKSI atau SC. Dengan alasan sudah melewati HPL (11-6-2012) dan ketuban sudah sangat sedikit, keruh (katanya dokter by USG), dan plasentanya sudah banyak pengapuran. Bagi bunda Candra, Menangis adalah salah satu solusi yang instan untuk menenangkan diri saat itu. karena beliau memang berencana untuk melahirkan di Klaten (Bidan Kita) maka komunikasi kami cukup intens dan saat tgl 21&22 beliau sudah mengeluarkan flek dan lendir darah namun ternyata belum ada pembukaan, tanggal 23 semuanya “bersih” dan tak ada tanda persalinan lagi. Hingga akhirnya malam itu tgl 24 Juni 2012 saking galaunya (resah-red) bunda candra akhirnya menelfon saya untuk meminta advise. Dan saat itu sayapun mengatakan: “Udah tenang dulu mbak, besok pagi datang aja ke Bidan Kita, kuperiksa lalu ku treatment khusus semoga bisa segera ada tanda persalinan, yang penting njenengan (Anda-red) tak perlu cemas ya, rileks dan santai saja.”

Siang harinya di tanggal 25 Juni 2012, bunda Candra dan suaminya datang, setelah saya periksa melalui palpasi maupun USG, yang saya temukan adalah:

– Kepala sudah masuk panggul – Posisi kepala masih melintang (tranverse) sehingga kemungkinan ini yang menyebabkan lambatnya proses persalinan terjadi. – Detak jantung Janin (DJJ) sangat bagus dan stabil sekitar 140 x/menit – Air ketuban memang sudah berkurang banyak namun tetp bisa diupayakan untuk bisa bertambah, asal sang ibu mau rehidrasi – Kondisi plasenta memang ada pengapuran namun baru grade 2 (pengapuran plasenta dari grade 1-4)

Dan akhirnya saat itu saya coba untuk melakukan pemeriksaan dalam /Vaginal Toucher (VT) untuk melihat bagaimana posisi kepala bayi, seberapa jauhnya dia turun panggul dan seberapa luasnya dasar panggul, serta lunak, kaku nya serviks. Ternyata saya temukan serviks sudah membuka 2 cm, namun kepala masih di Hodge 1, serviks masih tebal, lunak, dan “ring” di serviks masih agak kaku (ini yang mengindikasikan bahwa si ibu sedang dalam keadaan panik, cemas, takut dll)

Siang itu aya anjurkan bunda Candra untuk stay di Bidan Kita dan menerima beberapa treatment termasuk akupunktur untuk merangsang kontraksi terjadi secara alami. Dan malam harinya sekitar jam 22.30 WIB kontraksi itu akhirnya mulai muncul dan semakin lama semakin teratur. Hingga jam 06.00 WIB tgl 25 Juni 2012 kontraksinya semakin sering dan saat saya VT ternyata sudah pembukaan 8cm.

Segera tim Bidan Kita menyiapkan Kolam untuk Waterbirth, dan akhirnya lagi lagi saya mau tak mau harus membatalkan rencana saya untuk ke Jogja mengajar YOGA di Yoga Balance di Hotel Puri Arta (Jadwalnya setiap hari Selasa jam 09;00 WIB), dan digantikan assiten saya (Ulya) Akhirnya.

Jam 07;15 WIB Bunda Candra mulai masuk ke Kolam menikmati hangatnya kolam dan mengubah-ubah posisi mencari posisi yang paling nyaman dan enak baginya. Tehnik pernafasan selalu dia lakukan , tersenyumpun tidak lupa. Juga minum madu, air putih maupun teh manis. Sambil diiringi musik relaksasi, jam 08;00 pembukaan sudah lengkap dan pelan, berulang tapi pasti bunda Candra selalu mengikuti irama tubuhnya ketika tubuhnya memerintah untuk mengejan maka dengan lembut bunda Candra mengejan dan ketika sensasi itu berhenti bunda Candra pun tidur dan mengatur nafasnya kembali. Sambil bicara dengan sang bayi. Selama mengejan selaput ketubannyapun tidak robek sama sekali, utuh dan halus. Saat itu dalam hati sepanjang proses persalinan saya berdoa semoga ketuban ini tetap utuh hingga akhir, bahkan hingga kepala crowningpun selaput ketuban inipun tetap kokoh sekali. Hingga bunda Candra mengelus-elusnya sambil bicara ke bayi begitu pula sang Ayah. Dengan lembut dia elus kepala bayi yang sudah crowning dan masih tertutup rapi dengan selaput ketuban.

Saat itu salah satu asisten saya (Anggun) bilang “dik lahir jam sembilan ya,” (itu berarti 5 menit lagi setelah crowning). Dan benar! Jam 09;00 dengan lembut dan perlahan sekali akhirnya kepala, bahu dan tubuh sang bayi keluar dan dengan selaput ketuban yang masih utuh! Dan ketika masih di dalam air, tangan kanan sang bayipun meninju selaput ketubannya hinga akhirnya selaput ketuban itu robek dengan lembut.

HORE!! Akhirnya!! Thanks God!

“Syafika” Nama anak ini, lahir di Bidan kita melalu waterbirth and BORN IN THE CAUL. Bahkan dia hanya melukai sedikit saja perineum ibunya, dan sebenarnya hanya laserasi yang tak perlu saya jahit, namun sang ibu tetap minta di jahit dengan alasan yang menurut saya sangat lucu “biar saya tidak diolok-olok bapaknya bu.” Kata sang ayah “lha masak habis keluar segitu besarnya masak gak di jahit?” dan kamipun tertawa tergelak bersama. Ya itulah “buah” dari hasil jerih payah sang ayah yang setia melakukan perineum massage selama kehamilan.

Dan setelah melakukan IMD, ketika di timbang ternyata berat badan bayi pintar ini adalah 4000gram.

Nah itulah kisah cerita keajaiban di Bidan Kita.

Apa itu Born in The Caul?

Caul atau cadar (Latin: Caput galeatum). Born in the caul adalah kondisi dimana seorang bayi lahir dengan kondisi selaput ketuban masih utuh menyeliputi kepala dan tubuhnya. Dan kondisi ini sangatlah jarang terjadi. Menurut referensi yang pernah saya baca hanya ada 1 di banding 80,000 kelahiran,bayi yang terlahir dalam kondisi ini. Namun referensi lain menyatakan hanya 1 dibanding 1000 kelahiran, karena sebagian besar selaput ketuban robek secara spontan saat proses persalinan. Apalagi di negara maju, dimana intervensi pemecahan ketuban merupakan prosedur rutin dalam pertolongan proses persalinanmaka kejadian ini semakin jarang terjadi. Selai langka, kondisi ini biasanya terjadi hanya pada bayi dengan lahir prematur.

Keyakinan positif yang terkait dengan lahir di Caul yang memiliki dasar fisiologis, bahwa bayi tidak terkena infeksi yang potensial sampai pecah membran ketuban. Dengan demikian lahir di Caul membawa risiko hampir nol dari infeksi neonatal yang ditularkan selama kelahiran. Dan ini meningkatkan kemungkinan bayi yang baru lahir tetap hidup dibulan pertama.

Ada banyak keyakinan tentang apa artinya dilahirkan dalam kondisi ini, Pada abad pertengahan kondisi itu dianggap sebuah keberuntungan ketika seorang bayi dilahirkan dengan sebuah Caul. Bahkan pada jama dahulu, Kemudian, Caul tersebut dipisahkan, disimpan dan dijual kepada orang lain untuk tujuan yang sama. “UNTUK KEBERUNTUNGAN”

dan hal ini lebih sering dianggap sebagai “jilbab”. Dan bayi lahir dengan kerudung (caul) ditakdirkan untuk hal-hal besar. Banyak yang percaya bahwa bayi yang laih dalam kondisi seperti ini adalah bayi yang iostimewa (dan sayapun termasuk orang yang mempercayai ini) dimana merupakan tanda bahwa bai itu akan mempunyai kemampuan psikis, keberuntungan atau nasib yang khusus. Melalui beberapa penelitian yang dilakukan oleh berbagai paranormal serta profesional medis, “jilbab” atau cauls, yang paling sering ditemukan pada bayi perempuan dan perempuan ini cenderung mempunyai psikis yang berbakat dan berbakat istimewa di bidang apapun.

Bahkan ada juga yang percaya bahwa mereka (bayi yang lahir deng caul) tampaknya memiliki kemampuan psikis, dapat melihat masa lalu, masa depan – hal yang tidak bisa kita lihat. Mereka memiliki “mata berbeda” dan cara berpikir mereka biasanya lebih terbuka daripada kebanyakan orang. Namun Sebagian besar mereka tidak menyadari kemampuan ini sampai mereka jauh lebih tua/dewasa dan bisa membedakan antara mimpi umum dan firasat.

Seorang bayi yang lahir dengan masih terselubung ketuban, biasanya dapat melihat aura dan chakra (link tentang aura dan chakra: www.bidankita.com/joomla-overview/monthly-guide/449-kehamilan-spiritual-dan-energi)

Dan bayi yang lahir dengan selaput ketuban utuh disebut Caulbearers.

Caulbearers sering ditemukan memiliki kemampuan dalam hal menemukan persediaan air bawah tanah, tahu kapan pola cuaca akan berubah, memprediksi saat ikan dan persediaan pangan lainnya akan menjadi banyak. makanya pada jaman dahulu ketika seorang ibu melahirkan bayinya dalam kondisi ini maka selaput ketuban yang menyelimuti tubuh sang bayi ini dipisahkan, dikeringkan lalu dijual kepada para nelayan dengan harga tinggi. karena menurut kepercayaan mereka dengan membawa caul ini maka mereka akan beruntung dan mendapatkan ikan yang banyak.mitos memang tapi bisa jadi ini merupakan sugesti tersendiri bukan?

 

 

 

 

 

 

 

Dan mereka dianggap mempunyai kemampuan menjadi healer atau penyembuh .

Dalam banyak budaya Caulbearers dianggap “Kings by right,” atau Raja yang Benar karena sifat prediktif mereka dan kemampuan kepemimpinan mereka. Ini adalah salah satu alasan mengapa beberapa kelompok Buddhis, sampai hari ini mencari Caulbearers untuk dibawa dan dibina hingga menjadi Dalai Lama.

Nah indah bukan?

Untuk melihat seperti apa born in the caul tersebut, maka disini saya akan tampilkan video dari youtube. Sengaja bukan video Bunda Candra (walaupun saya punya film dokumentasinya) namun beliau belum bersedia untuk Share video mereka ke khalayak ramai, karena bagi mereka persalinan adalah privasi. Nah untuk menghormati beliau namun tetap mampu memberikan Anda gambaran, mari simak video indah ini

{youtubejw}QUsqeZhlbKk{/youtubejw}

 

 

Salam hangat

Yesie Aprillia

Sumber:

http://www.cafemom.com/journals/read/1627074/My_daughter_was_born_with_a_caul_so_I_want_to_explain_what_a_caulbearer_is

http://thebasicsofanything.com/baby-born-with-caul-–-the-caul-of-the-wild

http://england.prm.ox.ac.uk/englishness-sailors-charm.html

http://indigosociety.com/showthread.php?34413-born-in-the-caul

http://www.birthingway.com/caul.htm

 

Foto:

– http://imgur.com/5I7KG

– http://www.wellsphere.com/pregnancy-fertility-article/intention/523306

Pikiran bawah Sadar

0

berbicara tentang hypnosis, hypnotherapy dan hypnobirthing pasti tak akan lepas dari dan tentang pikiran bawah sadar.

 

 

Pikiran bawah sadar adalah proses mental yang berfungsi secara otomatis sehingga Anda tidak menyadarinya

 

Pikiran bawah sadar berperan sebanyak 88% terhadap fungsi diri. Pikiran bawah sadar manusia kapasitasnya jauh lebih besar dari pikiran sadar dan mempunyai fungsi yang jauh lebih komplek. Pikiran bawah sadar dominan ketika kita melamun, berfantasi, menggunakan memori untuk waktu yang lama, tidur, terhipnotis, tidak sadar, terkejut (shock).

Pikiran bawah sadar mempunyai fungsi:

 

Kebiasaan (baik, buruk, dan refleks) Emosi Memori jangka panjang Kepribadian Intuisi Kreativitas Persepsi Belief dan value atau segala sesuatu yang kita yakini sebagai hal yang benar.

Menurut hasil pengamatan terhadap pikiran bawah sadar, Milton Erickson menyatakan bahwa:

Pikiran bawah sadar bekerja terpisah dari pikiran sadar. Meskipun pikiran sadar dan bawah sadar bekerja secara paralel, proses kesadaran dan proses berpikir yang berlangsung pada masing-masing pikiran serta respon yang diberikan adalah dua hal yang berbeda. Kedua pikiran ini bekerja saling memengaruhi.

Pikiran bawah sadar dapat mendengar atau melihat hal-hal yang tidak tertangkap oleh pikiran sadar. Pikiran bawah sadar bisa memikirkan satu hal yang berbeda dengan yang dipikirkan oleh pikiran sadar. Pikiran bawah sadar memiliki ketertarikan pada hal yang ia sukai, meski hal itu belum tentu menarik bagi pikiran sadar. Pikiran bawah sadar dapat mengendalikan aktivitas fisik tanpa disadari oleh pikiran sadar dan dapat mengungkapkan ide atau pemikiran yang berada di luar jangkauan persepsi pikiran sadar. Biasanya, walaupun tidak selalu, proses dan aktivitas pikiran bawah sadar mendukung atau meneruskan kegiatan dan keinginan pikiran sadar. Pada kondisi tertentu, pikiran bawah sadar dapat bertindak mandiri (lepas dari pengaruh pikiran sadar) mengungkapkan keinginannya, dan melakukan suatu tindakan yang tidak berhubungan dengan proses berpikir yang terjadi di pikiran sadar.

Pikiran bawah sadar adalah gudang penyimpanan informasi Sering kali, orang sebenarnya mempunyai begitu banyak pengetahuan, tetapi mereka tidak tahu bahwa mereka tahu. Pengetahuan yang dimaksud bisa meliputi informasi yang berhubungan dengan fisik, emosi, psikologis, atau intelektual yang awalnya diperoleh secara sadar, dan melalui upaya yang keras, namun setelah itu, pengetahuan itu seakan akan hilang karena telah berada di luar wilayah pengamatan pikiran sadar.

Satu contoh sederhana adalah kemampuan berjalan tegak. Kemampuan ini adalah suatu kecakapan yang diperoleh melalui proses pembelajaran yang tidak mudah. Orang dewasa, walaupun mereka melakukan aktivitas “berjalan” setiap hari, mereka tidak sadar bahwa mereka bisa melakukannya karena mereka telah berhasil mempelajari cara berjalan saat mereka masih kecil. Contoh lain adalah orang dapat belajar tanpa sadar bahwa mereka telah belajar sesuatu dan dapat menggunakan apa yang telah mereka pelajari secara otomatis. Jenis pembelajaran ini dapat terjadi karena pikiran bawah sadar merupakan sistem kesadaran dan pemrosesan informasi yang paralel serta terpisah dari pikiran sadar.

Pikiran bawah sadar adalah potensi yang belum digunakan Setiap manusia normal terlahir dengan membawa sistem saraf dan fisik yang rumit yang mampu melihat, mengamati, memikirkan, dan memberikan respon. Namun, dalam proses tumbuh-kembang seorang manusia, hanya sebagian kecil saja dari seluruh potensi untuk mengamati, mengerti, dan memberikan respon tersebut yang berkembang sepenuhnya dalam pikiran sadar. Semua potensi yang belum tergali dan berkembang berada di luar kendali pikiran sadar dan masuk ke dalam kendali pikiran bawah sadar.

Kemampuan pikiran bawah sadar jauh melebihi pikiran sadar dalam hal kemampuan persepsi, konseptual, emosi, dan respon. Pikiran bawah sadar berisi segala hal yang diabaikan, ditolak, atau tidak diperhatikan oleh pikiran sadar ditambah semua hal yang ada di pikiran sadar. Pikiran bawah sadar dapat mengakses dan menggunakan segala sesuatu yang ada di pikiran sadar, sedangkan pikiran sadar umumnya tidak dapat menjangkau isi dan potensi pikiran bawah sadar.

Pikiran bawah sadar sangat cerdas. bijaksana, dan lebih cepat dibandingkan dengan pikiran sadar. Pikiran bawah sadar dapat menjangkau lebih banyak informasi daripada pikiran sadar dan dapat menganalisis serta meninjau ulang suatu informasi tanpa pengaruh rasa bangga, prasangka, atau pengharapan. Dengan kata lain, pikiran bawah sadar mewakili suatu potensi intelektual yang berfungsi pada kapasitas puncak.

Meskipun pikiran bawah sadar sangat cerdas, itu tidak berarti ia tidak pernah berbuat salah. Kadang pikiran bawah sadar bisa menarik satu kesimpulan yang keliru atau tidak logis karena terpengaruh oleh keterbatasan yang berhubungan dengan persepsi dan fisik

Pikiran bawah sadar mengamati dan memberikan respon dengan jujur. Bisa, prasangka, penghakiman, pengharapan, pengelompokkan persepsi, dan kerangka berpikir konseptual adalah sifat pikiran sadar. Pikiran bawah sadar terbebas dari pengaruh di atas dan mampu menghasilkan kesadaran realita yang lebih objektif. Persepsi dan pengetahuan pikiran bawah sadar tentang realita bersifat langsung, tidak bias, dan apa adanya. Pikiran bawah sadar menyerap dan mengerti realita berdasarkan pengalaman nyata sebagaimana adanya, tanpa harus melewati proses pemberian makna atau penjelasan yang rumit, seperti yang dilakukan pikiran sadar. Pikiran bawah sadar tidak menyaring atau mendistorsi suatu informasi agar bisa sesuai dengan aturan atau acuan berpikir tertentu.

Kemampuan persepsi, pemahaman, dan respon pikiran bawah sadar sama dengan yang ditunjukkan oleh seorang anak kecil yang masih polos, yang belum memiliki prasangka, bias, pengharapan, dan aturan yang kaku seperti orang dewasa.

Pikiran bawah sadar bersifat seperti anak kecil

Anak-anak lebih banyak berhubungan dengan atau menggunakan pikiran bawah sadar mereka daripada orang dewasa. Pada saat masih kecil, pikiran sadar anak belum berkembang sepenuhnya sehingga anak perlu mengakses pikiran bawah sadar mereka untuk membantu mereka belajar dan berkembang. Dengan demikian, sifat dan perilaku anak mencerminkan pikiran bawah sadar orang dewasa. Anak-anak sering kali lebih responif terhadap proses bawah sadar dan lebih awas dalam pengamatan mereka dibandingkan dengan orang dewasa.

Pikiran bawah sadar adalah sumber emosi.

Emosi sering kali muncul secara mendadak, tidak diinginkan, dan tidak dapat dimengerti oleh pikiran sadar. Secara umum, emosi muncul dan pikiran bawah sadar. Emosi adalah bentuk ekspresi yang mencerminkan perasaan atau reaksi pikiran bawah sadar terhadap suatu situasi, yang berhubungan dengan kepribadian individu. Emosi bersifat tidak logis, tidak rasional, dan tidak sadar. Emosi bersifat alamiah dan merupakan satu bentuk komunikasi bawah sadar yang sangat bermanfaat. Emosi memberitahu bagaimana perasaan kita terhadap sesuatu, meskipun kita tidak sadar atas apa yang kita rasakan.

Pikiran bawah sadar bersifat universal

Proses dan sifat kerja pikiran bawah sadar satu orang dan yang lain pada umumnya sama, tidak terpengaruh oleh kebangsaan, latar belakang budaya, atau sejarah. Pikiran bawah sadar seseorang dapat berkomunikasi secara efektif dengan pikiran bawah sadar orang lain melebihi kemampuan pikiran sadar.

Pikiran bawah sadar sebenarnya merupakan suatu gambaran fakta bahwa semua orang, pada awalnya, hanyalah manusia biasa, pada saat dilahirkan, yang sama-sama membawa kemampuan mental dan fisik yang dapat dikembangkan dan juga membawa kemampuan belajar alamiah. Isi pikiran bawah sadar setiap orang berbeda, tergantung pada pengalaman, lingkungan, dan hasil pembelajaran individu tersebut.

Kemudian bagaimana caranya untuk mempermudah seseorang masuk kedalam pikiran bawah sadar?. Berikut beberapa cara yang mampu mempermudah seseorang untuk masuk kedalam pikiran bawah sadar:

Pengulangan/ repitisi

Pada dasarnya sesuatu yang dilakukan secara konsisten dan berulang-ulang akan masuk kedalam pikiran bawah sadar dan menjadi sebuah kebiasaan.

Identifikasi kelompok/keluarga

Manusia adalah makhluk sosial, ia hidup dalam keluarga yang mempunyai latar belakang budaya tertentu. Maka manusia akan cenderung mengikuti kebiasaan yang ada dalam keluarganya.

Ide yang di sampaikan oleh seorang figur

Apapun yang disampaikan oleh seseorang yang dipAndang memiliki otoritas, atau kita kagumi akan lebih mudah diterima oleh pikiran bawah sadar.

Dalam keadaan emosi yang intens

Segala kejadian yang pernah kita alami, apabila disertai dengan intensitas emosi yang tinggi baik negatif maupun positif akan sangat membekas di pikiran bawah sadar

Dalam kondisi Alfa/rileks

Saat kondisi otak berada pada gelombang alfa atau rileks, sangat mudah sekali untuk masuk dalam pikiran bawah sadar

 

Semoga bermanfaat

Salam hangat

Yesie

 

Melindungi perineum dari Robekan akibat Melahirkan

0

Perineum robek saar melahirkan dan akhirnya harus dijahit, kadang menyisakan trauma tersebdiri bagi para ibu. Dan bagi para wanita hamil, hal ini juga menjadi ketakutan tersendiri. Walaupun wanita tersebut baru hamil untuk yang pertama kalinya, hal ini terjadi karena beredar di masyarakat bagaimana sakitnya saat dilakukan penjahitan perineum.

Bagaimana dan siapa saja yang beresiko mengalami robekan jalan lahir (perineum) seringkali di tentukan dari apa yang Anda makan. Beberapa artikel menyatakan bahwa ibu hamil yang vegetarian lebih cenderung mudah sobek perineumnya dibandingkan dengan ibu hamil yang makan banyak daging. Namun pernyataan seperti itu membutuhkan penelitian lanjutan, bukan? Nah hari ini saya akan mencoba mencari beberapa literatur ilmiah untuk melihat apa zat makanan yang berhubungan dengan meningkatnya elastisitas kulit.

Ini adalah beberapa tambahan diet yang mungkin bisa membantu Anda jika Anda berharap untuk mencegah robekan perineum (dan memperbaiki kulit Anda dan kesehatan secara umum):

Lemak Sehat

Awal tahun ini, peneliti Jepang menerbitkan temuan dan hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi tinggi lemak total, lemak tak jenuh tunggal dan lemak jenuh secara signifikan terkait dengan elastisitas kulit meningkat” . Studi ini juga menemukan bahwa menambahkan asupan tinggi sayuran hijau, kuning dan tinggi lemak dapat meningkatkan kesehatan kulit jauh lebih baik. Itu bukan untuk mengatakan bahwa kita harus makan sembarang lemak. Jika Anda akan mengkonsumsi lemak hewani, upayakan yang organik artinya, diberi makan rumput, atau hewan liar. Tanaman sumber lemak sehat, termasuk minyak zaitun, minyak kelapa, alpukat, kacang-kacangan, dan biji.

Kemudian Omega-3 Penelitian menunjukkan bahwa suplementasi dengan minyak ikan secara signifikan dapat meningkatkan elastisitas kulit (sumber : http://informahealthcare.com/doi/abs/10.1080/09546630801958238). Ikan berlemak seperti salmon juga akan meningkatkan tingkat omega-3 Anda. Tanaman sumber asam lemak omega-3 termasuk biji rami, biji chia, biji labu, dan kenari.

Cobalah Untuk membatasi / menghindari: lemak olahan seperti minyak terhidrogenasi, lemak trans, dan setiap minyak yang tengik. minyak sayur, minyak jagung, minyak kedelai, minyak safflower, jika tengik dapat menyebabkan kerusakan radikal bebas yang akan mengurangi kesehatan dan elastisitas kulit Anda (dan berkontribusi pada daftar panjang masalah kesehatan lainnya).

Vitamin C

“(Vitamin) C adalah untuk Kolagen,” kata Allison Tannis dalam bukunya Feed Your Skin, Starve Your Wrinkles, Kolagen, “adalah protein dengan struktur triple helix yang menyediakan kerangka yang kuat untuk mendukung sel. Kekuatan tarik nya (kemampuan untuk menahan kekuatan tanpa merobek) adalah lebih besar dari baja, yang menjelaskan mengapa kulit Anda begitu kuat “(hal. 20). Atau mengapa kulit Anda harus kuat, yaitu. Karena Tingkat kolagen berkurang menyebabkan tidak sehat, kulit lemah, penuaan. Vitamin C telah dibuktikan dapat merangsang produksi kolagen (sumber: ). Sehingga secara Logika sebaiknya para dokter/bidan menyarankan kliennya untuk meningkatkan asupan vitamin C yang akan memberikan kesehatan dan kekuatan kulit perineum Anda Untuk melawan trauma.

Apa saja sumber vitamin C dari makanan terbaik? Pepaya, paprika merah, brokoli, dan stroberi (sumber : http://www.whfoods.com/genpage.php?tname=nutrient&dbid=109). Vitamin C juga akan meningkatkan produksi kolagen (dan kesehatan secara keseluruhan) bila dioleskan ke kulit (sumber: http://www.ingentaconnect.com/content/bsc/jid/2001/00000116/00000006/art00005).

Sistein/ Cysteine/belerang

Sekarang di sinilah para vegetarian dan vegan bisa rendah kadar Sistein/ Cysteine-nya. Sistein merupakan asam amino serta antioksidan yang kuat. Ini mendorong elastisitas kulit yang sehat dan sangat diperlukan untuk perbaikan kulit. Sebagian besar sumber makanan sistein yang ampuh adalah produk hewani (daging, unggas, telur, keju cottage, yoghurt, dll), tetapi ada juga di sumber tanaman (paprika merah, bawang putih, bawang, brokoli, brussels sprouts, gandum, granola, gandum kuman ) Defisiensi sistein jarang terjadi, tetapi ” Asupan asam amino yang kurang pada diet vegetarian dapat menyebabkan tanda-tanda kekurangan asupan asam amino dan miskin belerang [sistein] ” (sumber: http://www.springboard4health.com/notebook/proteins_cysteine.html).

Tubuh kita sebenarnya akan menghasilkan sistein sendiri selama tersedia cukup metionin (salah satu asam amino). Vegan dan vegetarian dapat mengatasikekurangan sistein dengan memasok tubuh mereka dengan asupan makanan dengan kandungan metionin yang cukup. Sumber yang baik dari metionin termasuk telur, ikan, biji wijen, kacang brazil, protein kedelai, keju parmesan, daging, dan biji-bijian sereal (lihat lebih banyak di: http://foodinfo.us/SourcesUnabridged.aspx?Nutr_No=506).

Evening Primrose Oil

Sebuah studi pada tahun 2005 menemukan bahwa orang dewasa yang mengonsumsi kapsul minyak evening primrose selama dua belas minggu memiliki elastisitas kulit secara signifikan meningkat baik kelembaban, kekencangan, dan ketahanan dibandingkan orang lain yang tidak mengkonsumsi kapsul tersebut (sumber: ).

Evening primrose oil merangsang tubuh untuk bentuk asam omega 6 asam lemak esensial linoleat-(LA) dan asam gamma-linolenat (GLA). Meskipun memiliki banyak manfaat medis (sumber: http://www.umm.edu/altmed/articles/evening-primrose-000242.htm), konsumsi minyak evening primrose pada akhir kehamilan bisa digunakan juga sebagai sarana pematangan leher rahim untuk melahirkan. Namun, akan bijaksana untuk menunda mengkonsumsi minyak evening primrose sampai minggu ke 37 kehamilan dan harus Anda konsultasikan dahulu dengan dokter /bidan. Minyak ini juga dapat digunakan memijat perineum untuk mendorong jaringan perineumuntuk meregangkan baik, dan juga seharusnya membantu ketika dioleskan ke bekas luka perineum supaya lebih melonggarkan dan melunakkan otot-otot dalam persiapan untuk kelahiran berikutnya untuk mencegah robek kembali .

Et Cetera (lain-lain)

makanan tambahan Lain yang dapat meningkatkan kekuatan dan elastisitas perineum Anda antara lain:

– Silika-memperkuat kulit dan meningkatkan elastisitas dan penyembuhan luka. sumber: gandum, sayuran hijau gelap, daun bawang, kacang hijau, stroberi, mentimun, mangga, seledri, asparagus .

– Selenium meningkatkan elastisitas kulit dan mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas. Sumber makanan: kacang brazil merupakan sumber yang paling ampuh, bibit gandum, ikan, bawang putih, telur, beras merah, dan roti gandum.

– Vitamin E-meningkatkan kesehatan kulit secara keseluruhan dan mempercepat penyembuhan luka. sumber: biji bunga matahari, almond, zaitun, pepaya, dan sayuran hijau gelap.

tindakan pencegahan eksternal Lain untuk mengurangi trauma perineum antara lain:

  1. Pijat perineum (Sumber: http://www.sid.ir/En/ViewPaper.asp?ID=166776&varStr=5;ATARHA M.,VAKILIAN K.,AKBARI TORKESTANI N.,HEYDARI T.,BAYATIAN Y.;HAYAT;SUMMER 2009;15;2;15;22) Memijat dengan esensi lavender pada tahap kala dua juga ditunjukkan untuk mencegah robekan perineum. (Sumber: http://www.sid.ir/en/ViewPaper.asp?ID=166993&varStr=4;ATARHA M.,VAKILIAN K.,ROUZBAHANI NASRIN,BEKHRADI R.;JOURNAL OF BABOL UNIVERSITY OF MEDICAL SCIENCES (JBUMS);OCTOBER-NOVEMBER 2009;11;4 (51);25;30)
  2. Kompres hangat (hangat, kain basah di tempelkan ke wilayah tersebut selama tahap mendorong/mengejan). (Sumber: http://journals.lww.com/mcnjournal/Abstract/2007/05000/Getting_Through_Birth_in_One_Piece__Protecting_the.8.aspx

Kain hangat yang mengelilingi lubang vagina bisa membantu mengalirkan darah ke kulit dan

membuat kulit elastis:

  • Didihkan air didalam panci selama kurang lebih 20 menit untuk membunuh kuman yang ada di air. Kalau bisa, tambahkan sedikit disinfektan (misalnya yodium atau betadin). Kalau anda tidak punya disinfektan, tambahkan sedikit garam kedalam air. Dinginkan air sebentar sebelum anda menggunakan airnya. Air ini harus panas tetapi tidak cukup panas untuk melukai ibu.
  • Masukkan kain bersih kedalam air dan peras.
  • Tekan kain itu ke kelamin ibu dengan hati-hati.

 

     3. Memperlambat keluarnya kepala.

Kalau kepala bayi keluarnya lambat, vagina ibu mempunyai lebih banyak waktu untuk merentang

dan karenanya cenderung untuk tidak sobek. Untuk memperlambat keluarnya kepala, bantulah ibu

untuk berhenti mengejan tepat sebelum kepala bayi keluar. jadi saat kepala crowning, ijinkan atau

bimbing ibu mengatur nafasnya kembali

4. Membantu ibu berhenti mengejan

Keinginan untuk mengejan bisa begitu kuat sehingga tidak selalu mudah untuk ibu menghentikannya. Yang paling baik adalah mengingatkan ibu bahwa anda akan memintanya berhenti mengejan pada saat bayinya hampir keluar.

Pada saat anda mau meminta ibu berhenti mengejan, mintalah dia untuk meniup dengan cepat dan kuat. (sulit untuk menghembuskan napas dan mengejan secara bersamaan). Bila kepala bayi belum keluar sementara ibu bisa mengendalikan dorongannya, mintalah dia untuk mengejan sedikit saja, kemudian berhenti, dan menghembuskan napas. Ini akan memberi kulit ibu waktu untuk meregang. Sebaliknya setiap dorongan kecil menggerakkan kepala tidak lebih dari 1cm keluar dari ibu. Dan kira-kira sepanjang ini : ←→

AWAS! Jangan memperlambat kelahiran bayi kalau:

·       Terjadi semburan darah sebelum kelahirannya

·       Tali pusat keluar

·       Detak jantuk bayi sangat lambat

Anda menganggap bayinya bermasalah. Kalau ada kasus-kasus seperti ini, bayinya harus segera dikeluarkan secepat mungkin.

Setelah sebagian besar kepala keluar, bagian kepala lainnya akan keluar tanpa harus didorong lagi.

5. Posisi melahirkan dengan miring, jongkok, nungging atau berdiri (posisi litotomi meningkatkan risiko robekan). (Sumber: http://journals.lww.com/mcnjournal/Abstract/2007/05000/Getting_Through_Birth_in_One_Piece__Protecting_the.8.asp

6. posisi janin yang Optimal (presentasi cephalic abnormal sangat berhubungan dengan robekan perineum yang lebih parah). (Sumber: http://www.springerlink.com/content/w810066667mqj2t7/?MUD=MP )

 

Sumber lainnya yang bisa Anda buka dan pelajari untuk mencegah robekan perineum:

1. Aasheim, V, Nilsen, AB, Lukasse, M & Reinar, LM 2011’Perineal techniques during the second stage of labour for reducing perineal trauma’. Cochrane Database of Systematic Reviews2011, Issue 12.Art.No.: CD006672. DOI: 10.1002/14651858.CD006672.pub2.

2. AIHW 2011 Australia’s mothers and babies 2009, Australian Institute of Health and Welfare, Canberra: www.aihw.gov.au/publication-detail/?id=10737420870

3. Albers, L, Garcia, J, Renfrew, M, McCandlish, R & Elbourne, D 1999, ‘Distribution of genital tract trauma and related postnatal pain’,Birth , vol.26, no. 1, pp. 11-5.

4. Albers, LL & Borders, N 2007, ‘Minimizing genital tract trauma and related pain following spontaneous vaginal birth’, MIDIRS Midwifery Digest , vol. 17, no.3, pp. 246-53.

5. Albers, LL, Anderson, D, Cragin, L & al, e 1996, ‘Factors related to perineal trauma in childbirth’, Journal of Nurse Midwifery, vol. 41, pp. 269-76.

6. Albers, LL, Sedler, KD, Bedrick, EJ, Teaf, D & Peralta, P 2005, ‘Midwifery measures in the second stage of labor and reduction of genital tract trauma at birth: a randomized trial’,Journal of Midwifery & Women’s Health , vol. 50, pp. 365-72.

7. Altman, D, Ragnar, I, Ekstrom, A & al, e 2007, ‘Anal sphincter lacerations and upright delivery postures  a risk analysis from a randomized controlled trial’, International Urogynecology Journal and Pelvic Floor Dysfunction, vol. 18, no. 2, pp. 141-6.

8. Beckmann, MM & Garrett, AJ 2006, Antenatal perineal massage for reduced perineal trauma (review) , The Cochrane Collaboration.

9. Carroli G & Mignini L 2009 ‘Episiotomy for vaginal birth’, Cochrane Database of Systematic Reviews 2009, Issue 1.Art.No.: CD000081. DOI: 10.1002/14651858.CD000081.pub2.

10. Cronin, R & Maude, R 2010, To suture or not to suture second degree lacerations: what informs this decision?’ MIDIRS Midwifery Digest, vol. 20, no. 1, pp. 69-81.

11. Dahlen, H & Homer, C 2008, ‘Perineal trauma and postpartum perineal morbidity in Asian and Non-Asian primiparous women giving birth in Australia’, JOGNN , vol. 37, pp. 455-463.

12. Dahlen, H, Homer, C & Leap N 2011, ‘From social to surgical: historical perspectives on perineal care during labour and birth’, Women and Birth , vol. 24, pp. 105-111.

13. Dahlen, H, Homer, C, Cooke, M & Upton, A 2009, ”Soothing the ring of fire’: Australian women’s and midwives’ experiences of using perineal warm packs in the second stage of labour’, Midwifery, vol. 25, pp. e39-e48.

14. Dahlen, H, Ryan, M, Homer, CSE & Cooke, M 2007, ‘An Australian prospective cohort study of risk factors for severe perineal trauma during childbirth’, Midwifery , vol. 23, pp. 196-203.

15. Elharmeel, SMA, Chaudhary, Y, Tan, S, Scheermeyer, E, Hanafy, A & van Driel ML 2011, ‘Surgical repair of spontaneous perineal tears that occur during childbirth versus no intervention’, Cochrane Database of Systematic Reviews 2011, Issue 8. Art. No.: CD008534. DOI: 10.1002/14651858.CD008534.pub2.

16. Goldberg, J, Hyslop, T, Tolosa, JE & Sultana, C 2003, ‘Racial differences in severe perineal lacerations after vaginal delivery’, American Journal of Obstetrics and Gynecology , vol.188, pp. 1063-7.

17. Groutz, A, Cohen, A, Gold, R, Hasson, J, Wengier, A, Lessing JB & Gordon, D 2011 ‘Risk factors for severe perineal injury during childbirth: a case-controlled study of 60 consecutive cases’,Colorectal Disease , vol.13, no.8, pp. e216-219.

18. Hastings-Tolsma, M, Vincent, D, Emeis, C & Francisco, T 2007, ‘Getting through birth in one piece: protecting the perineum’, American Journal of Maternal Child Nursing , vol. 32, no. 3, pp. 158-64.

19. Helain et al. 2011, ‘Characteristics associated with severe perineal and cervical lacerations during vaginal delivery’, Obstetrics and Gynecology , vol. 117, no. 3, pp. 627-635.

20. Hillebrenner, J, Wagenpfeil, S, Schuchardt, R, Schelling, M & Schneider, T 2000, ‘First clinical experiences with the new birth trainer Epi-no® in primiparous women’, Z Geburtsh Neonatol, vol.204, pp. 18.

21. Kovacs, G, Heath, P, Heather, C 2004 ‘First Australian trial of the birth-training device Epi-No: a highly significantly increased chance of an intact perineum’, The Australian & New Zealand Journal of Obstetrics & Gynaecology, vol. 44, pp. 347 348.

22. Lindgren, HE, Brink, A & Klinberg-Allvin, M 2011, ‘Fear causes tears perineal injuries in home birth settings. A Swedish interview study, BMC Pregnancy and Childbirth , vol. 11, no. 6:http://www.biomedcentral.com/1471-2393/11/6

23. Lydon-Rochelle, M, Albers, L & Teaf, D 1995, ‘Perineal outcomes and nurse-midwifery management’,Journal of Nurse Midwifery , vol. 40, no. 1, pp. 13-8.

24. Mayerhofer, K, Bodner-Adler, B, Bodner, K, Rabl, M, Kaider, A, Wagenbichler, P, Journa, EA & Husslein, P 2002, ‘Traditional care of the perineum during birth: A prospective, randomized, multicenter study of 1076 women’, Journal of Reproductive Medicine, vol.47, no. 6, pp. 477-82.

25. Murphy, PA & Feinland, JB 1998, ‘Perineal outcomes in a home birth setting’, Birth , vol.25, no.4, pp. 226-34.

26. Nodine, P & Roberts, J 1987, ‘Factors associated with perineal outcome during childbirth’,Journal of Nurse Midwifery , vol. 32, pp. 123-30.

27. Sampselle, CM & Hines, S 1999, ‘Spontaneous pushing during birth: relationship to perineal outcomes’, Journal of Nurse-Midwifery , vol. 44, no. 1, pp. 36-9.

28. Schaffer, JI, Bloom, SL, Casey, BM, McIntire, DD, Nihira, MA & Leveno, KJ 2005a, ‘A randomized trial of the effects of coached vs uncoached maternal pushing during the second stage of labour on postpartum pelvic floor structure and function’, American Journal of Obstetrics and Gynecology , vol. 192, pp. 1692-6

29. Shorten, A, Donsante, J & Shorten, B 2002, ‘Birth position, accoucheur, and perineal outcome: informing women about choices for vaginal birth’, Birth , vol. 29, no. 1, pp. 18-27.

30. Shorten, A, Donsante, J & Shorten, B 2002, ‘Birth position, accoucheur, and perineal outcome: informing women about choices for vaginal birth’, Birth , vol. 29, no. 1, pp. 18-27.

31. Soong, B & Barnes, M 2005, ‘Maternal position at midwife-attended birth and perineal trauma: is there an association’,Birth , vol.32, no. 3, pp. 164-9.

32. Soong, B, Jacobs, J & Barnes, M 2001, ‘Reducing perineal trauma: a study of midwives’ practices at the time of birth’,Birth Issues, vol.10, no. 1, pp. 5-12.

 

Melindungi perineum dari Robekan akibat Melahirkan (dari dalam ke luar)

0

Perineum robek saar melahirkan dan akhirnya harus dijahit, kadang menyisakan trauma tersebdiri bagi para ibu. Dan bagi para wanita hamil, hal ini juga menjadi ketakutan tersendiri. Walaupun wanita tersebut baru hamil untuk yang pertama kalinya, hal ini terjadi karena beredar di masyarakat bagaimana sakitnya saat dilakukan penjahitan perineum.

Bagaimana dan siapa saja yang beresiko mengalami robekan jalan lahir (perineum) seringkali di tentukan dari apa yang Anda makan. Beberapa artikel menyatakan bahwa ibu hamil yang vegetarian lebih cenderung mudah sobek perineumnya dibandingkan dengan ibu hamil yang makan banyak daging. Namun pernyataan seperti itu membutuhkan penelitian lanjutan, bukan? Nah hari ini saya akan mencoba mencari beberapa literatur ilmiah untuk melihat apa zat makanan yang berhubungan dengan meningkatnya elastisitas kulit.

Ini adalah beberapa tambahan diet yang mungkin bisa membantu Anda jika Anda berharap untuk mencegah robekan perineum (dan memperbaiki kulit Anda dan kesehatan secara umum):

· Lemak Sehat

Awal tahun ini, peneliti Jepang menerbitkan temuan dan hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi tinggi lemak total, lemak tak jenuh tunggal dan lemak jenuh secara signifikan terkait dengan elastisitas kulit meningkat” (Sumber: ). Studi ini juga menemukan bahwa menambahkan asupan tinggi sayuran hijau, kuning dan tinggi lemak dapat meningkatkan kesehatan kulit jauh lebih baik. Itu bukan untuk mengatakan bahwa kita harus makan sembarang lemak. Jika Anda akan mengkonsumsi lemak hewani, upayakan yang organik artinya, diberi makan rumput, atau hewan liar. Tanaman sumber lemak sehat, termasuk minyak zaitun, minyak kelapa, alpukat, kacang-kacangan, dan biji.

Kemudian Omega-3 Penelitian menunjukkan bahwa suplementasi dengan minyak ikan secara signifikan dapat meningkatkan elastisitas kulit (sumber : http://informahealthcare.com/doi/abs/10.1080/09546630801958238). Ikan berlemak seperti salmon juga akan meningkatkan tingkat omega-3 Anda. Tanaman sumber asam lemak omega-3 termasuk biji rami, biji chia, biji labu, dan kenari.

Cobalah Untuk membatasi / menghindari: lemak olahan seperti minyak terhidrogenasi, lemak trans, dan setiap minyak yang tengik. minyak sayur, minyak jagung, minyak kedelai, minyak safflower, jika tengik dapat menyebabkan kerusakan radikal bebas yang akan mengurangi kesehatan dan elastisitas kulit Anda (dan berkontribusi pada daftar panjang masalah kesehatan lainnya).

· Vitamin C

“(Vitamin) C adalah untuk Kolagen,” kata Allison Tannis dalam bukunya Feed Your Skin, Starve Your Wrinkles, Kolagen, “adalah protein dengan struktur triple helix yang menyediakan kerangka yang kuat untuk mendukung sel. Kekuatan tarik nya (kemampuan untuk menahan kekuatan tanpa merobek) adalah lebih besar dari baja, yang menjelaskan mengapa kulit Anda begitu kuat “(hal. 20). Atau mengapa kulit Anda harus kuat, yaitu. Karena Tingkat kolagen berkurang menyebabkan tidak sehat, kulit lemah, penuaan. Vitamin C telah dibuktikan dapat merangsang produksi kolagen (sumber: ). Sehingga secara Logika sebaiknya para dokter/bidan menyarankan kliennya untuk meningkatkan asupan vitamin C yang akan memberikan kesehatan dan kekuatan kulit perineum Anda Untuk melawan trauma.

Apa saja sumber vitamin C dari makanan terbaik? Pepaya, paprika merah, brokoli, dan stroberi (sumber : http://www.whfoods.com/genpage.php?tname=nutrient&dbid=109). Vitamin C juga akan meningkatkan produksi kolagen (dan kesehatan secara keseluruhan) bila dioleskan ke kulit (sumber: http://www.ingentaconnect.com/content/bsc/jid/2001/00000116/00000006/art00005).

· Sistein/ Cysteine/belerang

Sekarang di sinilah para vegetarian dan vegan bisa rendah kadar Sistein/ Cysteine-nya. Sistein merupakan asam amino serta antioksidan yang kuat. Ini mendorong elastisitas kulit yang sehat dan sangat diperlukan untuk perbaikan kulit. Sebagian besar sumber makanan sistein yang ampuh adalah produk hewani (daging, unggas, telur, keju cottage, yoghurt, dll), tetapi ada juga di sumber tanaman (paprika merah, bawang putih, bawang, brokoli, brussels sprouts, gandum, granola, gandum kuman ) Defisiensi sistein jarang terjadi, tetapi ” Asupan asam amino yang kurang pada diet vegetarian dapat menyebabkan tanda-tanda kekurangan asupan asam amino dan miskin belerang [sistein] ” (sumber: http://www.springboard4health.com/notebook/proteins_cysteine.html).

Tubuh kita sebenarnya akan menghasilkan sistein sendiri selama tersedia cukup metionin (salah satu asam amino). Vegan dan vegetarian dapat mengatasikekurangan sistein dengan memasok tubuh mereka dengan asupan makanan dengan kandungan metionin yang cukup. Sumber yang baik dari metionin termasuk telur, ikan, biji wijen, kacang brazil, protein kedelai, keju parmesan, daging, dan biji-bijian sereal (lihat lebih banyak di: http://foodinfo.us/SourcesUnabridged.aspx?Nutr_No=506).

· Evening Primrose Oil

Sebuah studi pada tahun 2005 menemukan bahwa orang dewasa yang mengonsumsi kapsul minyak evening primrose selama dua belas minggu memiliki elastisitas kulit secara signifikan meningkat baik kelembaban, kekencangan, dan ketahanan dibandingkan orang lain yang tidak mengkonsumsi kapsul tersebut (sumber: ).

Evening primrose oil merangsang tubuh untuk bentuk asam omega 6 asam lemak esensial linoleat-(LA) dan asam gamma-linolenat (GLA). Meskipun memiliki banyak manfaat medis (sumber: http://www.umm.edu/altmed/articles/evening-primrose-000242.htm), konsumsi minyak evening primrose pada akhir kehamilan bisa digunakan juga sebagai sarana pematangan leher rahim untuk melahirkan. Namun, akan bijaksana untuk menunda mengkonsumsi minyak evening primrose sampai minggu ke 37 kehamilan dan harus Anda konsultasikan dahulu dengan dokter /bidan. Minyak ini juga dapat digunakan memijat perineum untuk mendorong jaringan perineumuntuk meregangkan baik, dan juga seharusnya membantu ketika dioleskan ke bekas luka perineum supaya lebih melonggarkan dan melunakkan otot-otot dalam persiapan untuk kelahiran berikutnya untuk mencegah robek kembali .

· Et Cetera (lain-lain)

makanan tambahan Lain yang dapat meningkatkan kekuatan dan elastisitas perineum Anda antara lain:

– Silika-memperkuat kulit dan meningkatkan elastisitas dan penyembuhan luka. sumber: gandum, sayuran hijau gelap, daun bawang, kacang hijau, kacang garbanzo, stroberi, mentimun, mangga, seledri, asparagus dan rhubarb.

– Selenium meningkatkan elastisitas kulit dan mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas. Sumber makanan: kacang brazil merupakan sumber yang paling ampuh, bibit gandum, ikan, bawang putih, telur, beras merah, dan roti gandum.

– Vitamin E-meningkatkan kesehatan kulit secara keseluruhan dan mempercepat penyembuhan luka. sumber: biji bunga matahari, almond, zaitun, pepaya, dan sayuran hijau gelap.

tindakan pencegahan eksternal Lain untuk mengurangi trauma perineum antara lain:

– Pijat perineum (Sumber: http://www.sid.ir/En/ViewPaper.asp?ID=166776&varStr=5;ATARHA M.,VAKILIAN K.,AKBARI TORKESTANI N.,HEYDARI T.,BAYATIAN Y.;HAYAT;SUMMER 2009;15;2;15;22) Memijat dengan esensi lavender pada tahap kala dua juga ditunjukkan untuk mencegah air mata. (Sumber: http://www.sid.ir/en/ViewPaper.asp?ID=166993&varStr=4;ATARHA M.,VAKILIAN K.,ROUZBAHANI NASRIN,BEKHRADI R.;JOURNAL OF BABOL UNIVERSITY OF MEDICAL SCIENCES (JBUMS);OCTOBER-NOVEMBER 2009;11;4 (51);25;30)

– Kompres hangat (hangat, kain basah di tempelkan ke wilayah tersebut selama tahap mendorong/mengejan). (Sumber: http://journals.lww.com/mcnjournal/Abstract/2007/05000/Getting_Through_Birth_in_One_Piece__Protecting_the.8.aspx)

– Posisi melahirkan dengan miring (posisi litotomi meningkatkan risiko robekan). (Sumber: http://journals.lww.com/mcnjournal/Abstract/2007/05000/Getting_Through_Birth_in_One_Piece__Protecting_the.8.aspx)

– posisi janin yang Optimal (presentasi cephalic abnormal sangat berhubungan dengan robekan perineum yang lebih parah). (Sumber: http://www.springerlink.com/content/w810066667mqj2t7/?MUD=MP ) L

Lihat situs ini untuk mendapatkan tips tentang mengatur/mengupayakan posisi bayi yang ideal persalinan :

· http://www.spinningbabies.com/

· https://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:BDs5cPdRhKUJ:www.bellybeginnings.com/Handouts/AvoidingAPosteriorBaby.pdf optimum fetal positioning&hl=en&gl=us&pid=bl&srcid=ADGEESglSMCpSWtX3NCONSPN2T1rMR3z8Pwhv6HMdV9anbgCeEJZ1gr3mVd3-yEzTnv6y9OdNvJy4dVspDZyCenMsnYMtMM_HtZA0XnKaUA9G1MFY8gY8hJqZd-dJC_gb16efinrGkfc&sig=AHIEtbQQe2ttUuggzhKWvX4UjqHVNnwpWQ&pli=1

Sumber lainnya yang bisa Anda buka dan pelajari untuk mencegah robekan perineum:

1. Aasheim, V, Nilsen, AB, Lukasse, M & Reinar, LM 2011 ‘Perineal techniques during the second stage of labour for reducing perineal trauma’. Cochrane Database of Systematic Reviews 2011, Issue 12. Art. No.: CD006672. DOI: 10.1002/14651858.CD006672.pub2.

2. AIHW 2011 Australia’s mothers and babies 2009, Australian Institute of Health and Welfare, Canberra: www.aihw.gov.au/publication-detail/?id=10737420870

3. Albers, L, Garcia, J, Renfrew, M, McCandlish, R & Elbourne, D 1999, ‘Distribution of genital tract trauma and related postnatal pain’, Birth , vol. 26, no. 1, pp. 11-5.

4. Albers, LL & Borders, N 2007, ‘Minimizing genital tract trauma and related pain following spontaneous vaginal birth’, MIDIRS Midwifery Digest , vol. 17, no. 3, pp. 246-53.

5. Albers, LL, Anderson, D, Cragin, L & al, e 1996, ‘Factors related to perineal trauma in childbirth’, Journal of Nurse Midwifery , vol. 41, pp. 269-76.

6. Albers, LL, Sedler, KD, Bedrick, EJ, Teaf, D & Peralta, P 2005, ‘Midwifery measures in the second stage of labor and reduction of genital tract trauma at birth: a randomized trial’,Journal of Midwifery & Women’s Health , vol. 50, pp. 365-72.

7. Altman, D, Ragnar, I, Ekstrom, A & al, e 2007, ‘Anal sphincter lacerations and upright delivery postures – a risk analysis from a randomized controlled trial’, International Urogynecology Journal and Pelvic Floor Dysfunction , vol. 18, no. 2, pp. 141-6.

8. Beckmann, MM & Garrett, AJ 2006, Antenatal perineal massage for reduced perineal trauma (review) , The Cochrane Collaboration.

9. Carroli G & Mignini L 2009 ‘Episiotomy for vaginal birth’, Cochrane Database of Systematic Reviews 2009, Issue 1. Art. No.: CD000081. DOI: 10.1002/14651858.CD000081.pub2.

10. Cronin, R & Maude, R 2010, To suture or not to suture second degree lacerations: what informs this decision?’ MIDIRS Midwifery Digest , vol. 20, no. 1, pp. 69-81.

11. Dahlen, H & Homer, C 2008, ‘Perineal trauma and postpartum perineal morbidity in Asian and Non-Asian primiparous women giving birth in Australia’, JOGNN , vol. 37, pp. 455-463.

12. Dahlen, H, Homer, C & Leap N 2011, ‘From social to surgical: historical perspectives on perineal care during labour and birth’, Women and Birth , vol. 24, pp. 105-111.

13. Dahlen, H, Homer, C, Cooke, M & Upton, A 2009, ”Soothing the ring of fire’: Australian women’s and midwives’ experiences of using perineal warm packs in the second stage of labour’, Midwifery , vol. 25, pp. e39-e48.

14. Dahlen, H, Ryan, M, Homer, CSE & Cooke, M 2007, ‘An Australian prospective cohort study of risk factors for severe perineal trauma during childbirth’, Midwifery , vol. 23, pp. 196-203.

15. Elharmeel, SMA, Chaudhary, Y, Tan, S, Scheermeyer, E, Hanafy, A & van Driel ML 2011, ‘Surgical repair of spontaneous perineal tears that occur during childbirth versus no intervention’, Cochrane Database of Systematic Reviews 2011, Issue 8. Art. No.: CD008534. DOI: 10.1002/14651858.CD008534.pub2.

16. Goldberg, J, Hyslop, T, Tolosa, JE & Sultana, C 2003, ‘Racial differences in severe perineal lacerations after vaginal delivery’, American Journal of Obstetrics and Gynecology , vol.188, pp. 1063-7.

17. Groutz, A, Cohen, A, Gold, R, Hasson, J, Wengier, A, Lessing JB & Gordon, D 2011 ‘Risk factors for severe perineal injury during childbirth: a case-controlled study of 60 consecutive cases’, Colorectal Disease , vol. 13, no. 8, pp. e216-219.

18. Hastings-Tolsma, M, Vincent, D, Emeis, C & Francisco, T 2007, ‘Getting through birth in one piece: protecting the perineum’, American Journal of Maternal Child Nursing , vol. 32, no. 3, pp. 158-64.

19. Helain et al. 2011, ‘Characteristics associated with severe perineal and cervical lacerations during vaginal delivery’, Obstetrics and Gynecology , vol. 117, no. 3, pp. 627-635.

20. Hillebrenner, J, Wagenpfeil, S, Schuchardt, R, Schelling, M & Schneider, T 2000, ‘First clinical experiences with the new birth trainer Epi-no® in primiparous women’, Z Geburtsh Neonatol, vol. 204, pp. 1–8.

21. Kovacs, G, Heath, P, Heather, C 2004 ‘First Australian trial of the birth-training device Epi-No: a highly significantly increased chance of an intact perineum’, The Australian & New Zealand Journal of Obstetrics & Gynaecology, vol. 44, pp. 347–348.

22. Lindgren, HE, Brink, A & Klinberg-Allvin, M 2011, ‘Fear causes tears – perineal injuries in home birth settings. A Swedish interview study, BMC Pregnancy and Childbirth , vol. 11, no. 6: http://www.biomedcentral.com/1471-2393/11/6

23. Lydon-Rochelle, M, Albers, L & Teaf, D 1995, ‘Perineal outcomes and nurse-midwifery management’, Journal of Nurse Midwifery , vol. 40, no. 1, pp. 13-8.

24. Mayerhofer, K, Bodner-Adler, B, Bodner, K, Rabl, M, Kaider, A, Wagenbichler, P, Journa, EA & Husslein, P 2002, ‘Traditional care of the perineum during birth: A prospective, randomized, multicenter study of 1076 women’, Journal of Reproductive Medicine , vol.47, no. 6, pp. 477-82.

25. Murphy, PA & Feinland, JB 1998, ‘Perineal outcomes in a home birth setting’, Birth , vol.25, no. 4, pp. 226-34.

26. Nodine, P & Roberts, J 1987, ‘Factors associated with perineal outcome during childbirth’,Journal of Nurse Midwifery , vol. 32, pp. 123-30.

27. Sampselle, CM & Hines, S 1999, ‘Spontaneous pushing during birth: relationship to perineal outcomes’, Journal of Nurse-Midwifery , vol. 44, no. 1, pp. 36-9.

28. Schaffer, JI, Bloom, SL, Casey, BM, McIntire, DD, Nihira, MA & Leveno, KJ 2005a, ‘A randomized trial of the effects of coached vs uncoached maternal pushing during the second stage of labour on postpartum pelvic floor structure and function’, American Journal of Obstetrics and Gynecology , vol. 192, pp. 1692-6

29. Shorten, A, Donsante, J & Shorten, B 2002, ‘Birth position, accoucheur, and perineal outcome: informing women about choices for vaginal birth’, Birth , vol. 29, no. 1, pp. 18-27.

30. Shorten, A, Donsante, J & Shorten, B 2002, ‘Birth position, accoucheur, and perineal outcome: informing women about choices for vaginal birth’, Birth , vol. 29, no. 1, pp. 18-27.

31. Soong, B & Barnes, M 2005, ‘Maternal position at midwife-attended birth and perineal trauma: is there an association’, Birth , vol. 32, no. 3, pp. 164-9.

32. Soong, B, Jacobs, J & Barnes, M 2001, ‘Reducing perineal trauma: a study of midwives’ practices at the time of birth’, Birth Issues, vol. 10, no. 1, pp. 5-12.

MINYAK KELAPA AGAR MELAHIRKAN LANCAR?

 

Selama ribuan tahun, daerah tropis di seluruh dunia telah menggunakan minyak kelapa sebagai bagian dari masakan tradisional mereka, serta untuk obat dan bahan kosmetik. Berasal dari buah kelapa, minyak ini konon sangat populer untuk manfaat kesehatan dan saat memasak. Meskipun tidak berbahaya selama kehamilan, minyak kelapa sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah sedang, karena kandungan tinggi lemak dan rendah nutrisi.

 

Minyak kelapa merupakan minyak goreng yang terdiri dari lemak jenuh, menyebabkan ia berubah menjadi padat pada suhu di bawah 75 derajat Fahrenheit. Dari sudut pandang gizi, minyak kelapa adalah sumber lemak murni, 1 sdm minyak kelapa murni mengandung 117 kalori, 13,6 g lemak, 0 g karbohidrat dan 0 g protein. Karena minyak kelapa ini dipisahkan dari bagian nutrisi yang dikandung daging selama pengolahan, minyak kelapa mengandung hampir tidak ada vitamin, mineral atau serat, selain dari jumlah zat besi, vitamin E dan vitamin K.

Minyak kelapa telah digunakan sebagai bahan pokok di negara-negara Asia selama berabad-abad untuk ibu hamil tanpa bahaya yang terdokumentasi. Tidak ada komponen dari minyak kelapa yang mengancam perkembangan janin atau hasil kehamilan, namun, Anda mungkin ingin menghindari minyak kelapa ke dalam makanan selama kehamilan jika Anda sudah terbiasa makan makanan rendah lemak. Beberapa wanita mungkin mengalami diare atau gejala yang merugikan setelah mengkonsumsi minyak kelapa untuk pertama kalinya, terutama jika tubuh belum terbiasa.

Manfaat

Jika anda hamil, konsumsi minyak kelapa, mungkin memiliki manfaat bagi Anda dan anak Anda. Menurut sebuah makalah yang diterbitkan di bulan November 2007 dalam “Journal Asia Tenggara Kedokteran Tropis dan Kesehatan Masyarakat,” menyatakan bahwa ibu hamil yang mengkonsumsi minyak kelapa selama trimester ketiga kehamilan telah mengurangi angka kematian janin. Penelitian tambahan diterbitkan dalam “International Journal of Neuroscience” pada bulan April 2011 menunjukkan bahwa mengkonsumsi minyak kelapa selama kehamilan mungkin membantu melindungi anak Anda dari efek stres sebelum melahirkan, yang diyakini menyebabkan masalah perkembangan neurologis setelah lahir.

Karena minyak kelapa tinggi lemak jenuh dan hampir tidak mengandung vitamin, mineral atau serat, makanan ini memberikan sangat sedikit nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan, dan Anda harus menyeimbangkan konsumsi dengan makanan padat gizi seperti buah, sayuran, kacang-kacangan, biji, biji-bijian, umbi-umbian dan protein. Untuk menjaga kesehatan kardiovaskular Anda, Mayo Clinic merekomendasikan untuk membatasi lemak jenuh seperti minyak kelapa yang mendukung minyak zaitun dan minyak canola, tanpa memandang status kehamilan Anda. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum konsumsi minyak kelapa untuk diet Anda, terutama jika Anda memiliki kolesterol tinggi, alergi terhadap kelapa atau kelebihan berat badan

Minyak kelapa sebanrnya dapat digunakan untuk berbagai macam hal:

Ø Pengobatan jerawat, komedo, warna kulit tidak merata, dan kulit kering.

Ø pengobatan Eksim

Ø memberi tambahan energi

Ø menguatkan Suasana hati

Ø Conditioner

Ø Meningkatkan Pertumbuhan rambut!

Ø Mengurangi gatal-gatal karena strech mark selam kehamilan

Ø Mengurangi resiko probekan jalan lahir (bisa digunakan juga untuk pijat perineum)

Ø Untuk ibu hamil, ini juga bisa membantu mengurangi mual dari morning sickness.

Ø Memasak kue lezat

Ø booster Imunitas (Kami jarang sakit dari masuk angin, dll)

Minyak kelapa mengandung asam laurat tinggi, yang merupakan asam lemak rantai menengah ditemukan dalam ASI. Ini membantu ibu menyusui menghasilkan &memproduksi susu lebih cepat/mudah, dan lebih banyak. Tidak hanya itu, menyak kelapa juga membantu untuk perkembangan otak dan tulang.

Ini juga digunakan dalam pijat bayi, dan telah dikenal untuk menenangkan bayi dan membantu mereka tidur lebih baik saat malam hari.

Ini membantu wanita yang mencoba untuk hamil karena minyak kelapa juga dapat menyeimbangkan hormon dan SANGAT bagus untuk mengurangi risiko keguguran.

Nah berikut ini beberapa link yang bermanfaat untuk mengetahui manfaat minyak kelapa murni.

Link:

http://www.naturallyknockedup.com/benefits-of-coconut-oil/~~V

http://www.modernmom.com/blogs/susan-o-brien/coconut-oil-benefits-pregnant-nursing-mothers

http://www.thevirgincoconutoil.com/articleitem.php?articleid=217

Coconut-Connections.com: Virgin Coconut Oil

USDA National Nutrient Database for Standard Reference: Oil, Coconut, 1 Tbsp.

Tropical Traditions: Frequently Asked Questions

“Southeast Asian Journal of Tropical Medicine and Public Health”; The Use of Herbal Medicine During Pregnancy and Perinatal Mortality in Tumpat District, Kelantan, Malaysia; Azriani Ab Rahman, et al.; November 2007

“International Journal of Developmental Neuroscience”; Supplementation with Fish Oil and Coconut Fat Prevents Prenatal Stress-Induced Changes in Early Postnatal Development; Elizabeth C. Borsonelo, et al.; April 2011

Mayo Clinic: Heart-Healthy Diet: 8 Steps to Prevent Heart Disease

Semoga bermanfaat

Salam hangat

Bidan Kita

KISAH GENTLE BIRTH DG RIWAYAT syndrom ACA (kekentalan darah) dan Myasthenia Gravis

Kisah Kelahiran Aaliyah Mikaila Adyofa : Ujian kesabaran dan pemberdayaan diri untuk naik kelas. By FaNi FaNiasuri in Gentle Birth Untuk Semua ·

Aaliyah terlelap di pangkuanku. Lentik matanya, bibir tipisnya, kulit merahnya, semuanya adalah keajaiban. Betapa tidak? putri kecilku ini lahir melalui pergulatan panjang melawan trauma paska 2 kali kuguguran dan menjalani kehamilan dengan 2 penyakit auto imun, syndrom ACA (kekentalan darah) dan Myasthenia Gravis (kelemahan otot). Syndrom ACA sendiri merupakan penyakit autoimun dimana tubuh memproduksi antibodi yang menyerang bagian tubuh sendiri.

 

Kini aku tak bermimpi ketika mengecup keningnya, merasakan kulit halus di bibirku, mencium aroma tubuhnya. Rasa haru selalu memenuhi rongga dadaku setiap kali memandangnya. Betapa mimpi itu, keajaiban itu, kini terbaring dalam pelukanku. Aku memuji-Mu, Tuhanku, dalam setiap nafas kecilnya.

Kehadiran Aaliyah, sejak awal kehamilan hingga persalinannya, penuh liku dan perjuangan. Dua keguguran yang kualami sebelumnya menjadi mimpi buruk yang selalu membayangiku. Di saat yang sama, aku juga harus bergelut dengan ACA yang membuatku harus disuntik, setiap hari, demi menjaga keenceran darah. ACA ini kuketahui saat cek darah di masa awal kehamilan Aaliyah.

 

Proses Kehamilan

Aku menerima kenyataan itu, darahku terlalu kental. Dokter mengatakan kondisi ini bisa mengancam janinku. Karena darah yang terlalu kental membuat alirannya tak lancar saat melalui plasenta. Bisa-bisa janinku tak mendapat suplai darah yang cukup. Untuk mengencerkannya, aku harus disuntik setiap hari selama 9 bulan ke depan!

 

Bahkan sebelum dinyatakan positif ACA, dokter justru menyuruh membeli obat agar bisa diajari menyuntik. Aku tanya, “Kok nggak menunggu hasil tes lab dulu?” Dokternya menjawab “Dari pada ‘lolos’?”. Jleb. Itu memberi tekanan sangat besar, dan mengukir tinta tebal di pikiran, “Apapun yang terjadi, anakku akan besar dengan suntikan ini,”

 

Ritual menyuntik pun kulakukan setiap hari. Aku menahan sakit setiap kali jarum itu menancap di perutku. Tak jarang luka bekas suntikkan itu meninggalkan memar biru di wilayah perut karena tak menancap di tempat yang tepat.

 

Aku harus mengeluarkan biaya Rp 165 ribu untuk satu kali suntikkan. Padahal aku harus disuntik setiap hari. Terbayang berapa besar biaya yang harus kusiapkan untuk sembilan bulan ke depan. Kecemasan ini bertumpuk dengan trauma keguguran dan rasa sakit setiap kali ujung jarum menembus perutku. Begitu berat rasanya.

 

Beruntung aku pernah membaca kisah kelahiran Atisha-nya Dewi Lestari dan kelahiran Jose-nya Mbak Prita dan Yusuf- nya Hanita Fatmawati. Kisah-kisah mereka tak hanya inspiratif, tapi juga menyiram semangatku untuk terus berjuang. Aku terus memupuk mental dan tekadku selama kehamilan awal. Beruntung juga aku bertemu keduanya di sebuah diskusi, mereka yang kemudian memberikan bantuan di kemudian hari.

 

Mbak Prita saat juga menyarankan berkonsultasi dengan Ibu Andang Gunawan untuk mengubah pola makan. Dari beliau aku mulai memahami bahwa mengencerkan darah tak selalu harus dengan suntikan. “Apa yang kita makan itulah cermin tubuh kita. Makanan kita anggap sehat, percuma jika tak bisa terserap baik oleh tubuh?” Sejak saat itu aku mengubah total pola makan demi kehamilan ini. Ternyata hal ini sangat berperan membantu kondisiku selanjutnya.

 

Dalam diskusi itu juga aku bertemu Ibu Robin. Kepada beliau aku menceritakan mengenai penyakit ACA, dan telah divonis dokter caesar disaat umur kandungan baru 8 minggu. Namun dari bibir beliau mengalir semangat dan ketabahan baru. Nasihatnya saat itu akan selalu kutancapkan di hatiku: “Caesarian can also be gentle and don’t forget, baby have their own way to birth.”

 

Dari sini aku mulai memahami dua hal: mengencerkan darah tak harus melalui injeksi dan kekentalan darah tak selalu harus berakhir di meja Cesar. Mendadak seberkas sinar menerangi hatiku: aku menemukan kembali gairah untuk melahirkan secara normal.

 

Pelajaran self healing yang diberikan Mas Reza Gunawan dan kelas hypnobirthing dari Ibu Lanny Kuswandi, yang aku ikuti setelah keguguran pertama, membuatku lebih sanggup mengontrol pikiran, membersihkan trauma dan menanamkan sugesti-sugesti positif. “Pokoknya aku tidak ingin dikalahkan lagi oleh ACA!”

 

Bu Lanny mengajarkan rileks dan bagaimana membuat sugesti positif. Ini sangat membantu ketika di usia kandungan 10 minggu aku mengalami pendarahan. Di sepanjang perjalanan ke RS, aku terus berkomunikasi dengan janin dan membuat sugesti positif bahwa darah akan segera berhenti. Alhamdulillah janin dalam kondisi baik dan pendarahan berhenti 30 jam kemudian.

 

Hari demi hari berlalu. Suntikan demi suntikan pengencer darah masih terus kulakoni. Hingga di minggu ke-22, uniknya DSOG rujukan khusus untuk USG 4D menilai aku tak perlu menyuntikkan obat pengencer darah itu setiap hari. Dia menilai aliran darah (blood flow) ke janin cukup bagus . Buktinya, kata dokter, ukuran janinku sesuai dengan usianya. Sebelumnya aku tak mengetahui apa itu blood flow. Biasanya jika periksa kandungan, hanya bertanya kondisi janin sehat atau tidak. Tapi kehamilan ini memberikan pelajaran ada banyak pertanyaan yang bisa diajukan ke dokter, seperti bagaimana aliran darah, oksigen dan lain-lain.

 

Saran dokter itu seharusnya membuat aku senang. Namun disisi lain juga melahirkan kebimbangan. Berjuta pertanyaan menyeruak ketika itu. Bagaimana jika darahku kembali mengental jika suntikkan dihentikan? Bagaimana dengan janinku nanti? Apa tidak sayang berhenti di tengah jalan? Bukankah sejauh ini bisa jadi lancar karena terbantu suntikan?

 

Dalam kebimbangan itu aku sempat berkonsultasi dengan Dr Hariyasa Sanjaya. Beliau menyarankan aku  tetap menjaga asa untuk melahirkan secara normal. Dengan persalinan normal, kata beliau, pembuluh darah akan lebih bekerja sehingga tidak stagnan. Lalu aku berkonsultasi ke DSOG di Jakarta yang direkomendasikan Dr Hariyasa. Ia setuju menghentikan suntikkan. Namun itu sebaiknya dilakukan secara bertahap.

 

Atas saran ini, aku mulai mengurangi porsi suntikkan. Dari semula 1 kali sehari menjadi 2 hari 1 kali. Dukungan moral dari suami membuat semuanya menjadi lebih baik. Aku kemudian memutuskan untuk berhenti total menyuntik.

 

Aku juga pergi ke dokter darah yang direkomendasikan DSOG-ku yang lainnya. Ketika di tes, hasilnya cukup menggembirakan. Kekentalan darah (D-dimer) aku memang cukup tinggi namun tingkat penggumpalan darahnya (agregasi trombosit) rendah. Bisa dibilang, aliran darahku cukup seimbang. Dokter bertanya angka blood flow, karena jika di atas 3 artinya dosis minum obat oral harus ditambah, atau malah kembali disuntik. Alhamdulillah skor tertinggiku 2,9. Makin lama nilainya semakin kecil karena darah pun semakin mencair untuk persiapan persalinan.

 

Saat kehamilan memasuki usia 29 minggu, aku juga mengikuti pelatihan menjadi doula di Ubud, Bali, selama 12 hari. Di tempat Ibu Robin ini aku semakin meresapi cara persalinan gentle birth dan mulai menyadari arti penting doula, pendamping persalinan. Doula membuatku belajar memahami proses persalinan dan penangannya serta pentingnya pendampingan pada saat kehamilan sebagai support untuk sekedar berbagi mengatasi rasa takut, was-was, mitos, dan tekanan negatif dari luar.

 

Myasthenia Gravis

Pada usia kehamilan 32 minggu, ketika semuanya mulai tampak baik-baik saja, muncul masalah baru. Myasthenia Gravis, penyakit lemah otot dan syaraf, kembali datang setelah pernah sembuh pada 2009 lalu. Untungnya, Myasthenia Garvis yang kualami masih di level paling awal.

Saat myasthenia muncul, pandangan menjadi ganda lalu mata akan “menutup” seperti boneka garfield. Efek lainnya, kondisi fisik mudah drop hingga untuk naik tangga saja rasanya begitu sulit. Namun Dokter Hariyasa kembali memberikan suport bahwa kelemahan otot ini bukan halangan untuk melahirkan normal. Aku menarik nafas lega.

Hanya setelah persalinan nanti, oleh dokter Neurolog, aku disarankan untuk MRI. Ini untuk mengetahui apakah penyakit itu muncul karena dipicu kehamilan atau memang muncul kembali.

 

Menjelang Persalinan

HPL ku sebenarnya 20 Mei 2012. Namun hingga dua hari pasca HPL belum ada tanda-tanda kontraksi. Hasil pemeriksaan VT: mulut rahim mulai lunak dan sudah ada pembukaan satu. Namun air ketuban sudah berkurang. Dokter saat itu menawarkan induksi. Namun aku menolak. Sebisa mungkin aku ingin melahirkan secara normal.

 

Empat hari pasca HPL, USG kembali dilakukan. Dari situ terlihat air ketuban semakin berkurang. Ini cukup membingungkan karena selama dua hari sebelumnya, aku terus rehidrasi 5 liter per hari, apalagi ketubanku tidak pecah dini. Dokter lagi-lagi menyuruh induksi. Namun aku masih bersikeras ingin mengalami persalinan alami.

 

Dokter saat itu mengatakan berkurangnya air ketuban yang bisa mengakibatkan penekanan pada tali pusat ke janin. Sementara janinku sudah ada satu lilitan tali pusat di leher. Tekadku mulai goyah, tapi aku mengatakan “Baiklah aku akan datang besok untuk induksi.” Namun ucapan itu tidak kulakukan.

Kembali aku mencari dokter alternatif. Jika dihitung-hitung aku sudah “belanja” enam dokter SPOG selama kehamilan ini. Tak perlu fanatik dengan satu dokter, tapi terus mencari mana dokter yang “sreg di hati”.  Aku juga menyiapkan mental jika harus dilakukan operasi Caesar, karena yang kupelajari mengenai gentle birth adalah bagaimana kita memberdayakan diri untuk memberikan kado terbaik kepada Aaliyah. Aku percaya kehamilan akan berjalan baik jika didukung suport sistem yang baik.

 

Pemeriksaan dokter lain menunjukkan air ketubanku dinyatakan bagus dan normal. Harapan melahirkan di rumah kembali memanggil- manggil. Beruntung aku sempat ngobrol dengan Bidan Rini pada saat Kopdar Gentle Birth Untuk Semua (GBUS). Mungkin ini rejeki juga pas bidan Rini di Jakarta, sehingga bisa berkunjung ke rumah.

 

Pada 25 Mei (HPL+5), bidan Rini datang ke rumah. Beliau langsung menyarankan melakukan persiapan kamar sekaligus mensterilisasi kolam yang akan digunakan untuk persalinan. Bidan Rini juga sempat melakukan VT. Hasilnya tetap sama: masih pembukaan satu dan mulut serviks sudah lunak.

Dua hari kemudian (HPL+7), Bidan Rini datang lagi. Saat itu masih dalam tahap kontraksi palsu. Belum ada kontraksi intens dan belum ada perubahan pembukaan. Bidan Rini pulang ke Bandung. Namun beliau temannya, yaitu Bidan Lisa.

 

Selama memasuki masa HPL aku terus melakukan pelvic rock dengan birthing ball, berkomunikasi dengan janin, induksi alami, pijat endhorphine, moxa, akupuntur, NTS (Neuro Tendo Stimulation), makan duren, nanas, dan jeruk. Namun kontraksi sesungguhnya tak kunjung datang. Bahkan kami sempat memutuskan jika sampai HPL+12 masih belum ada kontraksi, aku pun ikhlas menjalani induksi.

 

Pada 29 Mei (HPL+9), Bidan Lisa memutuskan pulang ke Bandung karena kontraksi masih belum intens. Aku masih sempat mengantar Bidan Lisa ke travel. Saat itu pukul 07.00 WIB. Saat itulah, sesudah membeli makanan, perlahan mulai merasakan kontraksi hebat, meski intensitasnya tak beraturan. Jam 09.00 WIB, kontraksinya terasa cepat sekali, badan rasanya capeek banget. Perut terasa seperti di remas dari dalam, dengkul lunglai, begitu pun paha dan kaki. Seperti nyeri haid dengan kekuatan berlipat kali lebih besar.

 

Saat itu juga aku mengabari Bidan Rini bahwa kontraksi mulai intens. Bidan Rini akan menyusul ke  Jakarta, begitu Bidan Lisa sampai di Bandung. Selama menunggu Bidan Rini, aku berada di kasur, persis anak kucing yang mencari puting susu ibunya.

 

Pukul 13.00 wib Bidan Rini dan Bidan Lisa tiba di rumah. Kontraksi saat itu sudah teratur. Aku bahkan sempat tidur. Setelah dicek, ternyata baru pembukaan tiga. Sempat shock juga mendengarnya. “Whaat??? Baru pembukaan tiga? Waah, kalau pembukaan ke dua ke tiga saja lama dan seperti ini rasanya, gimana nanti ya?” Namun berkat kerja cekatan Mbak Rini dan Mbak, aku tetap merasa nyaman. Keduanya melakukan pijitan, moxa, dan rebozo. Tidak menghilangkan rasa nyeri, tapi lumayan tereduksi dengan treatment itu.

 

Bu Lanny yang kebetulan tinggal tak jauh dari rumah juga mampir memberikan dukungan. Dukungan beliau berdampak dahsyat sekali. Beliau sempat mengajakku bercanda diantara masa true labor, mempraktekkan pelatihan doula di Bali, dan mengajak berdansa bersama.

 

Akhirnya, tepat pukul 19.00 wib, pembukaan 7. Di situ mulai “seriosa” nggak jelas setiap gelombang cinta  datang. Jarak antar gelombang cinta juga semakin dekat. Pada pukul 21.00 akhirnya bukaan lengkap (10). Aku pun masuk ke kolam.

 

Saat masuk ke kolam rasanya lega sekali. “Mak nyeess”. Terasa nikmat sekali berada di kolam persalinan sendiri. Di kolam itu aku membutuhkan waktu cukup lama di Kala II itu. Kontraksi juga semakin  berkurang. Meski bukaan sudah lengkap, namun tetap membutuhkan waktu cukup lama. Ketika mulai kontraksi, aku membantu dengan mengejan. Bahkan ketika kepala Aaliyah sudah mulai keluar dan aku bisa menyentuh ubun-ubunnya yang masih terbalut ketuban, aku masih membutuhkan perjuangan cukup panjang. Rasanya lelah sekali. Aku bersender ke suami yang memeluk dari belakang. Awalnya aku jongkok di kolam, lalu berubah posisi berbaring dengan tangan yang menopang paha, dengan perut yang dinaikkan.

 

Di tengah-tengah proses itu, aku kadang beristirahat untuk menyimpan tenaga. Pada saat Aaliyah mulai mencari jalan lahirnya, aku pun membantu dengan mengejan. Akupun menaikkan pantat agar Aaaliyah mudah ditangkap. Jika orang lain mungkin butuh 1-3 kali mengejan ketika kepala janin sudah keluar, aku butuh lebih dari 10 kali. Mungkin karena penyakit lemah otot ku sehingga proses ini berlansung lama.

 

Beruntung, ‘tim hore’ di sekitarku terus menyemangati. Aku pun terpacu. Lewat kaca, aku bisa melihat posisi kepala Aaliyah. Setiap kontraksi datang, tim hore terus meniupkan semangat. Aku pun kembali mengejan. “Ayoo.. Fan, sudah setengah kepala nih, satu kali mengejan pasti keluar!”

Tapi berkali-kali mengejan kepala Aaliyah belum juga keluar.

 

Akhirnya, setelah perjuangan 2 jam, kepala Aaliyah sepenuhnya ke luar yang kemudian diikuti tubuh mungilnya. Ia lahir dengan selaput ketuban utuh. Lilitan tali pusat di leher, menyilang ke tangannya. Ia ditangkap Bidan Rini yang langsung meletakkan ke dada. Alhamdulillah. proses IMD berjalan lancar.

 

Aaliyah tanggal 29 Mei 2012 pukul 23.26 WIB, dengan berat 3,2 kilo gram dan panjang 46 centimeter. Ia juga menjalani lotus birth dan tali pusatnya 3.5 hari setelah dia dilahirkan. Melihatnya rasanya seperti mimpi.

 

Perjuangan menahan sakitnya ujung jarum suntik saat menembus lapisan kulit perut, biaya berjuta-juta, dan pengorbanan berbulan-bulan terbayar lunas saat itu juga. Aaliyah adalah keajaiban yang teramat layak kami perjuangan.

 

Darinya kami belajar untuk percaya pada kata hati karena tubuh tak pernah mengkhianati. Darinya kami belajar akan kesabaran serta keteguhan. Darinya pula kami belajar bahwa keajaiban tak pernah lahir tanpa perjuangan. Dan darinya pula kami memahami bahwa Tuhan tak pernah memberikan sesuatu tanpa terlebih dahulu menyiapkan jalannya.

Karena setiap bayi punya caranya sendiri untuk hadir ke dunia ini, maka tugas kami hanya menyiapkan kehadirannya, dengan cinta dan peluk mesra.

 

Terimakasih tak terhingga untuk semua inspirasi, dukungan, dan doa-doa yang selalu menyelimuti kami.

 

-Terimakasih kepada ibu peri-ku Lanny Kuswandi, yang selalu mengajarkan untuk menvisualisasikan dan  niatkan apa yang kita mau. Oma hebat! Tangan oma ajaib 🙂

 

-Terimakasih buat bidan Rini dan bidan Lisa, bidan yang sudah menemani dan membantuku dengan penuh kesabaran dalam proses kelahiran Aaliyah

 

-Terimakasih kepada dokter Riyana Kadarsari. Bu Dokter baik hati yang memberi support dahsyat. Birth is truly teacher of patien ya mbak *hugs*.

 

-Thanks juga untuk bunbun Hanita, doula yang selalu siap mendengarkan curhatku *peluk*

 

-Thanks to Mba Prita yang selalu menjadi inspirasi dan selalu kasih support, trims juga untuk semua artikelnya ya mba 🙂

 

-Terimakasih juga kepada Mbak Yessie Aprilia yang mengajari bahwa bayi memiliki caranya sendiri untuk  memilih kapan dan dimana akan lahir. Jodoh di tangan Tuhan ya mbak Yessie 🙂 Terimakasih atas ajarannya untuk terus memberdayakan diri.

 

-Terimaksih untuk Dr Hariyasa Sanjaya, yang menanamkan pikiran bahwa jalan lahir Tuhan lewat bawah.  Kuncinya usaha dan Sabar! Aku selalu mengingat pesan dokter bahwa salah satu gagalnya persalinan  normal adalah hilangnya kesabaran. Kesabaran ini akhirnya membuahkan hasil yang sangat indah.

 

-Terimakasih juga untuk Ibu Robin, yang menanamkan wanita bisa melakukan persalinan normal selama dia  dicintai dan disuport oleh sekelilingnya. Selalu teringat pesanmu bahwa “caesarian can also be gentle and dont’ forger baby have their on way to birth” I Love U Ibu!.

 

– Terimasih untuk mas Reza Gunawan. Terimakasih sudah menginspirasi banyak hal selama ini. Terimakasih telah memberi inspirasi untuk mengusahakan persalinan ramah jiwa dan minim trauma 🙂

 

– Terimakasih untuk Melani Azizah karib kembar sejalan dan sepencarian 🙂

– Terimakasih untuk my lovely Yogi Himawan, supportmu luar biasa. Makasih sayang, it wouldn’ t complete without your love.

 

*written by Nur Farida Ahniar & Dwi Riyanto Agustiar

Tentang Melahirkan & Gentle Birth

 

bagaimana proses persalinan itu?

Apa tanda-tanda orang mau melahirkan?

apa yang terjadi dalam tubuh saya ketika saya akan melahirkan?

bagaimana rasanya kontraksi itu?

childbirth_11512

ini adalah pertanyaan yang sering dan sangat sering di lontarkan oleh para ibu yang beru pertama kali melahirkan. bahkan beberapa penanya masih menanyakan hal ini padahal mereka sudah beberapa kali melahirkan, tetapi tetap saja bingung.

 

nah apa yang terjadi kalau bingung?

anda jadi tak tahu menahu apa yang terjadi dan bahkan ketika dilakukan tindakan yangs eharusnya tak perlu dilakukan pun bisa saja Anda akan diam saja.

 

pengetahuan itu adalah kekuatan dan kunci .

kenali tubuh Anda, kenali bayi Anda

mulailah belajar dan tahu apa yang terjadi dalam tubuh Anda dan apa yang harus Anda lakukan.

nah berikut ini beberapa video yang bisa membantu Anda untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang seputar persalinan:

Video ini berisi tentang bagaimana tahap demi tahap proses persalinan terjadi dalam tubuh Anda

 

Video ini di unggah oleh sahabat saya Reza Gunawan saat Talkshow di jakarta tentang Gentle Birth dan Birth Trauma dan pasti bermanfaat untuk Anda

 

Video ini berisi affirmasi yang bisa Anda ucapkan untuk menuju persalinan nyaman dan aman

 

Video ini berisi tentang kalimat-kalimat bijak yang harapannya bisa menguatkan dan memotivasi Anda untuk memberikan yang terbaik bagi buah hati

 

Video ini tentang berbagai testimoni di Bidan Kita tentang Gentle Birth

– Testimoni bunda Ika dengan bayi 4900 gram

 

– Testimoni budan Puji dengan lilitan talipusat

 

Video ini adalah bagaimana Anda mendapatkan info seputar gentle Birth

 

dan ini adalah salah satu panduan affirmasi untuk Anda:

 

mengapa harus Gentle Birth? ini salah satunya didasari dari ini:

– Apa yang sebenarnya bayi inginkan? ‘Whats babies Want”

 

– Bisnis dalam proses persalinan yang sering tidak Anda sadari = “bussines being born”

https://www.youtube.com/watch?v=KvljyvU_ZGE

 

– Tentang Birth Trauma dan Limbic Imprinting = “Birth As We Know It”

nah mari belajar, supaya pengetahuan Anda bertambah dan Anda semakin bijak dalam melangkah dan mengambil keputusan untuk “sejarah” terbesar anda

 

Semoga bermanfaat

Salam Hangat

Yesie

Bagaimana jika Proses Persalinan ini begitu Nyeri?

Atha 6

“Aduh sakiiittttt……!” jeritan seorang ibu di ruang bersalin. Dan suara seperti ini pernah saya dengar lebih dari sekali.

Memang ada rasa sakit dalam proses persalinan, tapi bisa dikurangi kok intensitasnya. Jadi, apa yang bida Anda lakukan?

 

Berikut adalah beberapa ide untuk membantu mengatasi ini:

 

1. Beri diri Anda sedikit waktu dan mencoba untuk tidak panik. Tubuh Anda membutuhkan beberapa menit untuk memproduksi, mengalirkan dan memberikan beberapa endorfin untuk membantu meringankan rasa ini.

2. Mengubah fokus dan bebaskan dari gangguan, matikan ponsel, perangkat, tv, komputer, dll … Jika Anda memasuki fase aktif, cobalah untuk mendengarkan tubuh anda dan masuk ke inti kesadaran tertinggi. Banyak ibu bersalin membenamkan kepala mereka dan menutupnya dari gangguan dunia luar selama kontraksi.

3. Mulai menggunakan coping. Ada begitu banyak yang harus dilakukan. Berbaring adalah reaksi umum terhadap rasa sakit tetapi Anda akan merasa jauh lebih baik ketika tubuh Anda tegak dan agak condong ke depan atau duduk dikursi goyang -. Ini adalah posisi yang secara harfiah membantu bayi bergerak ke bawah dan keluar dan membuka panggul pada saat yang sama karena efek gravitasi semakin optimal. Dan memperbaiki posisi tubuh adalah salah satu cara untuk mengatasi rasa sakit. Ada banyak hal lain dapat Anda coba termasuk pijat, minum air, berendam, nafas, relaksasn dan bahkan bersuara (chanting) https://www.bidankita.com/joomla-license/natural-childbirth/343-rahasia-4-melahirkan-alami

4. ini bermanafaat secara teknis untuk mengatasi atau megnurangi rasa nyeri : berendamlah!

5. Meredupkan lampu supaya Hormon oksitosin lebih banyak diproduksi tubuh

6. duduk di toilet. Serius, itu tempat yang kita kaitkan dengan privasi dan merilekskan otot-otot dasar panggul.

Nah seru kan?

Semoga bermanfaat

Salam hangat

Yesie