Bidan Kita

Home Blog Page 52

Tips Untuk Ayah Baru, Penting Untuk Anda Ketahui !

0

Beberapa minggu pertama di rumah dengan bayi baru sering merupakan tantangan yang sangat besar. Keraguan, kurang tidur, dan frustrasi, bercampur aduk dengan momen sukacita saat bayi mulai tidur.

Tips Untuk Ayah Baru, Penting Untuk Anda Ketahui !

Perasaan emosional yang naik turun seperti roller coaster yang dirasakan oleh sang ibu baru, dimana hari-hari pertama bayinya lahir adalah hari yang terkadang bisa membuat frustrasi dimana bayi menangis kelaparan, ingin menyusui namun ASI belum lancar keluar, bahkan sang ibu masih kesulitan menggendong bayinya.

Masih kesulitan dan belum tahu cara menyusui yang benar, apalagi jika sang ibu melahirkan melalui operasi SC dimana dia masih harus menahan rasa sakit bekas operasi yang seringkali tertendang oleh kaki sang bayi saat menyusu.

Sungguh sebuah perjuangan yang sangat melelahkan dan membingungkan. Walaupun disisi lain ada sukacita besar karena malaikat kecil yang dinantikan sudah lahir dan hadir ditengah keluarga.

Perasaan inipun seringkali dirasakan oleh ayah baru, dimana sang ayah seringkali kebingungan dan ragu ketika hendak menenangkan sang bayi, karena si ayah belum tahu cara menggendong bayinya yang kecil. Dan disisi lain ingin meringankan beban sang istri.

Jadilah pendukung bagi pasangan Anda selama kehamilan dan setelah melahirkan. Beberapa wanita melewati masa pasca melahirkan dengan tidak mudah, perubahan hormon-hormon dalam tubuhnya dapat membawa pada perubahan suasana hati yang kurang menyenangkan.

Meskipun Anda mungkin tidak memahami suasana hatinya, ingat bahwa hal tersebut bersifat sementara. Sikap dan perhatian sederhana seperti memberikan hadiah kecil, memberikan massage ringan, atau bahkan secangkir teh sangat mereka hargai.

Bagaimana menanggulangi stres sebagai ayah baru?

Beberapa modifikasi gaya hidup bisa dimasukkan untuk mengurangi stres yang dialami oleh ayah baru dan penuh harap. Kita akan melihat beberapa sumber stres dan tips untuk menguranginya.

1. Tanggung jawab baru. Sukacita menyambut bayi baru juga mempunyai tanggung jawab banyak bagi ayah seperti waktunya menyusui, mengganti popok, yang kadang sulit mereka atasi. Tambah lagi, tangisan bayi yang terus-menerus dan gangguan lain di rumah.

Tips: Ide yang baik untuk membantu di rumah sejak awal kehamilan. Mulailah mengambil alih tanggung jawab rumah tangga dan kegiatan sehari-hari lainnya seperti mencuci, membantu pasangan memasak, membersihkan rumah, dll.

Dengan cara ini, saat bayi lahir, maka ayah akan terbiasa melakukan tugas-tugas di rumah. Bisa juga dengan meminta bantuan kerabat selama bulan-bulan awal atau pembantu untuk menjaga agar rumah tetap bersih.

2. Ketidakmampuan menghabiskan waktu dengan bayi baru lahir. Ayah mungkin merasa sulit menghabiskan banyak waktu dengan bayi baru lahir saat mereka menginginkannya.

Tips: Saat ini, beberapa perusahaan menawarkan cuti untuk ayah baru. Manfaatkanlah itu. Atau cobalah mengambil pekerjaan paruh waktu atau “bekerja dari rumah” merupakan pilihan jalan keluar mengatasinya.

3. Beban keuangan. Bayi baru lahir tentunya membutuhkan seluruh hal yang harus dibeli. Mengambil pengasuh juga menambah biaya. Bisa saja Anda sudah memutuskan bahwa pasangan tidak akan bekerja selama 2 3 tahun dan Anda menjadi pencari nafkah tunggal. Tentunya ini akan menambah stres.

Tips: Perencanaan kapan harus punya bayi dan menjaga kesehatan membantu meringankan ketegangan ini.

4. Tidur terganggu.Ini tidak bisa dihindari selama periode awal kelahiran bayi. Bayi biasanya bagun 2 atau 3 kali di tengah malam dan ingin disusui atau ganti popok.

Tips: Ini bisa diatasi dengan tidur pada jam yang berbeda dengan pasangan. Contohnya, pasangan Anda bisa tidur di ruangan yang berbeda pukul 21.00 – 02.00, sementara Anda berada di kamar bayi siap dengan botol susu (ASI bisa dipompa terlebih dahulu kemudian dimasukkan dalam botol).

Kemudian, pukul 02.00 – 07.00 Anda bisa tidur di kamar lain, sementara pasangan dengan bayi di kamar. Dengan cara ini, Anda bisa mendapatkan tidur yang berkualitas, dan bisa beristirahat di pagi hari.

5. Tidak ada atau kurang waktu dengan pasangan. Bayi yang baru lahir menuntut banyak waktu dari kedua orangtuanya. Oleh karena itu, tidak dapat dihindari Anda tidak dapat menghabiskan waktu berkualitas dengan pasangan.

Ini selalu menyebabkan stres. Sebelumnya, Anda menggunakan waktu untuk membahas segala sesuatu dengan pasangan, sekarang, tidak ada waktu lagi bagi pasangan Anda untuk mendengarkan.

Tips: Percayakan perawatan bayi kepada kerabat atau pengasuh (mungkin 3 – 4 jam dalam seminggu) untuk mencuri waktu beberapa saat jauh dari rumah. Rencanakan makan malam pribadi atau sebuah perjalanan, saat Anda bisa berbicara dengan pasangan.

Jika Anda tidak bisa mempercayakan bayi kepada siapa pun, maka ini adalah ide yang baik untuk mengajarkan kemandirian pada bayi. Biarkan bayi tidur di ruang yang terpisah dari orangtua sejak awal. Dengan cara ini  Anda dan pasangan bisa berada di ruangan lain dengan tetap menjaga bayi melalui audio atau video monitor.

6. Tanpa seks. Bulan pertama atau kedua tanpa seks (sesuai saran dokter) bisa menimbulkan stres pada beberapa ayah baru. Apalagi, pasangan Anda sangat lelah dengan kegiatan merawat bayi sehingga ia hanya memikirkan tidur ketika melihat tempat tidur.

Tips: Bersabarlah. Biarkan pasangan Anda keluar dulu dari gejolak fisik dan emosional pasca melahirkan. Memotivasi untuk berbicara dengannya apa yang dirasakannya. Peluklah pasangan, mungkin ini membantu menenangkannya.

Beberapa tips lain yang membantu Anda mengatasi stres pada periode ini:

a. Tanamkan perasaan enjoy. nikmatilah kesibukan yang anda alami saat-saat minggu pertama menyambut kehadiran buat hati. tanamkan dalam diri anda jika masa-masa indah saat ini tak kan terulang ketika si kecil sudah tumbuh besar dan bisa melakukan semuanya sendiri.

b. Be positive. peran ayah adalah membangun suasana hati istri menjadi prouktif menghasilkan ASI. hal ini karena proses menyusui merupakan proses emosional. jadi bunda perlu istirahat cukup, makanan yang cukup, serta dalam keadaan rileks dan nyaman untuk produktif menghasilkan ASI.

c. Manjakan istri. melahirkan merupakan proses traumatik bagi istri serta pasca melahirkan istri masih harus mengurus sang bayi. maka ada baiknya anda memanjakan istri anda yang telah berjuang untuk buah hati anda. jika hubungan intim belum bisa dilakukan, pelukan dan ciuman bisa menjadi pengganti.

d. Pembagian tugas malam. pada malam hari bayi biasanya akan terbangun 2-3 kali. untuk itu lebih bijaksana jika ayah dan bunda membuat kesepakatan menjaga bayi malam hari agar waktu istirahat ayah maupun bunda tetap terjaga.

e. Siap membantu pekerjaan rumah tangga. pasca melahirkan kondisi istri tentu masih sangat lemah. pekerjaan rumah tangga yang biasanya dilakukan tentu tak dapat dilaksanakan seperti biasanya. untuk itu pada masa seperti peran ayah untuk membantu sangat diperlukan.

f. Berbagi pengalaman dengan ayah lainnya. dengan berbagi dengan orang lain biasanya ilmu kita akan bertambah. karena cara penanganan bayi berbeda antar keluarga.

PASCA melahirkan, para ayah bisa membantu dengan cara:

Menelepon para saudara, teman untuk mengabarkan kelahiran sebaiknya siapkan daftar nama sebelum hari H agar tidak ada yang terlewatkan

Membuat foto lalu kirimkan via email kepada teman dan keluarga besar.

Mencatat saran dokter dan suster sebelum lupa, kelak anda akan terlalu lelah untuk mengingat itu kembali.

Menanyakan kondisi isteri anda kepada dokter kandungan dan kondisi anak anda kepada dokter anak.

Membatasi waktu kunjungan para tamu agar dapat beristirahat dan ingatkan kepada para tamu untuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.

Pelajari cara memakai popok, memandikan, membedong dan membantu istri menyusui.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan ketika anda pulang kerumah:

Pasang seprei ditempat tidur atau keranjang bayi.

Pasang dan siapkan meja ganti pakaiannya. Siapkan segala sesuatu yang anda perlukan, washlap, popok, kapas dan lain-lain. Tempatkan ditempat yang mudah dijangkau.

Siapkan lemari pakaian pertama bayi anda. Keluarkan semua pakaian bayi yang baru anda beli dari kemasannya, lepaskan semua label harga dan cuci dengan sabun cuci yang tidak mengandung bahan pemutih.

Lengkapi bahan-bahan makanan di lemari es. Satu atau dua minggu sebelum tanggal perkiraan kelahiran, buatlah makanan yang dapat dibekukan. Pastikan anda cukup banyak cadangan makanan, susu, mentega, telur, sereal, beras dan sebagainya. Dengan demikian anda akan makan dengan lebih baik, lebih murah dan terhindar dari perjalanan panik ke toko.

Jangan membawa terlalu banyak barang kerumah sakit. Ingat anda akan membawa beberapa tas tambahan untuk dibawa pulang.

Semoga bermanfaat

Salam Hangat

Bidan Kita

Sumber:

http://www.ibudanbalita.com

http://www.bayisehat.com

CARA MEMBEDAKAN KONTRAKSI DALAM PERSALINAN

Kontraksi atau saya lebih suka menyebutnya sebagai “gelombang rahim” adalah suatu hal yang memegang peranan penting dalam proses persalinan. Tanpa kontraksi maka proses persalinan tidak akan terjadi. Dan dalam proses persalinan, kontraksi inilah yang seringkali menjadi momok bagi para ibu karena kontraksi inilah yang seringkali menyebabkan rasa yang tidak nyaman.

Ada berbagai jenis kontraksi persalinan. Kontraksi yang diperlukan untuk membantu Anda mendorong bayi Anda keluar sangat berbeda dengan kontraksi yang dibutuhkan untuk membuka serviks. Jika umur kehamilan Anda kurang dari 37 minggu dan Anda mengalami kontraksi, hubungi dokter anda untuk menghindari persalinan yang prematur.

Namun jika umur kehamilan Anda telah melewati hari perkiraan lahir dan Anda belum merasakan kontraksi, maka Anda bisa membuka link:https://www.bidankita.com/cara-alami-untuk-meng-induksi-persalinan/   untuk melakukan induksi alami.

Berikut adalah cara untuk membedakan kontraksi persalinan selama kehamilan.

Kontraksi Braxton-Hicks Beberapa ahli menyebut “kontraksi palsu”. kontraksi Braxton-Hicks atau kontraksi pra persalinan. Kontraksi Braxton-Hicks sangat membantu Mereka membantu rahim anda berkontraksi dan belajar untuk memulai proses pelunakan dan dilatasi serviks. Beberapa wanita mengalami kontraksi Braxton-Hicks sejak usia kehamilan 28 minggu, sementara wanita lainnya bahkan tidak memperhatikan bahkan merasakan kontraksi ini.

Dengan kontraksi Braxton-Hicks hanya sebagian dari perut Anda mungkin mengeras, atau kontraksi mungkin berlalu tanpa anda sadari. Kontraksi ini tidak menyakitkan, meskipun mereka mungkin sedikit tidak nyaman dan kontraksi ini biasanya terjadi dan Anda rasakan jika Anda stres, kelelahan atau lapar. Kontraksi Braxton-Hicks tidak memiliki irama dan biasanya hilang jika Anda mengubah posisi. Jika anda tidak yakin apakah yang Anda rasakan adalah kontraksi persalinan atau kontraksi Braxton-Hicks, cobalah minum segelas besar air dan merubah posisi.

Kontraksi Awal Persalinan. Jika setelah minum air dan mengubah posisi, kontraksi tetap ada, dan justru lebih kuat, lebih panjang, Anda mungkin mengalami kontraksi awal persalinan. Kontraksi awal persalinan dapat berlangsung berjam-jam atau bahkan berhari-hari. Kontraksi ini harus hampir teratur dan terasa tidak nyaman meskipun mungkin tidak terlalu menyakitkan.

Kontraksi awal persalinan dapat mereda atau memperlambat-ini yang kadang-kadang membuat mereka sukar untuk membedakan dari kontraksi Braxton-Hicks. Bagi kebanyakan wanita, (meskipun tidak semua) kontraksi awal persalinan mulai dari pinggang atau tubuh bagian belakang ke arah depan. Selain itu, semua bagian perut Anda keras, sekeras dagu atau dahi selama kontraksi.

Kontraksi Aktif Persalinan Dalam fase aktif persalinan, kontraksi jauh lebih dekat, lebih lama, lebih kuat dan lebih teratur. Saat Anda memasuki fase aktif dalam persalinan, kontraksi akan terasa lebih kuat, lebih lama dan jarak antara kontraksipun lebih dekat. Di fase ini, kontraksi sangat tidak nyaman dan Anda akan memerlukan beberapa tehnik untuk mengatasi ketidaknyamanan tersebut seperti dengan menggunakan tehnik pernapasan, pijat, meditasi, atau kompres hangat. Anda mungkin mengalami beberapa pertunjukan lain yaitu keluarnya darah atau lendir meskipun mungkin ini akan terjadi ketika Anda memasuki kontraksi awal persalinan. Ini mungkin waktu tepat untuk menuju ke rumah sakit, rumah bersalin atau bidan praktek swasta, jika Anda tidak melahirkan di rumah.

Kontraksi Masa Transisi. Kontraksi transisi adalah kontraksi yang paling sulit. ini adalah kontraksi yang sangat lama (90 detik), sangat kuat dan hampir tidak ada istirahat atau jedanya. Anda akan membutuhkan teknik coping untuk melewati mada transisi ini, meskipun untuk sebagian besar perempuan mungkin lebih baik mengikuti naluri Anda. Berteriak, mengerang, muntah, gemetar atau mengumpat adalah hal yang wajar selama masa transisi. Di sisi positifnya, kontraksi transisi biasanya berlangsung tidak terlalu lama.

Kontraksi Mengejan Kontraksi ini membantu mendorong bayi Anda melalui jalan lahir. Jika Anda tidak menggunakan epidural, dorongan untuk mendorong atau mengejan saat kontraksi akan luar biasa. Yang Anda rasakan saat ini adalah seolah-olah seperti hendak buang air besar. Dan walaupun Anda berusaha unttuk tidak mengejan dengan tehnik nafas, namun yang terjadi adalah secara otomatis tubuh Anda akan mendorong dengan sendirinya. Hal yang paling penting di fase ini adalah ikuti irama tubuh Anda. Dan kuasai nafas Anda sehingga Anda tetap rileks dan fase ini akan dilalui dengan proses yang lembut. Namun Jika Anda menggunakan epidural, Anda akan merasakan tekanan rektal atau bahkan tidak merasakan tekanan. Kontraksi mendorong pun tidak sekuat kontraksi transisi

Kontraksi Melahirkan Plasenta. Setelah bayi lahir, rahim akan mengalami kontraksi ringan untuk membantu melepaskan plasenta, menghentikan pendarahan dan membantu Anda untuk melahirkan plasenta. Jika Anda memiliki epidural, Anda mungkin tidak akan merasakan kontraksi ini. Jika Anda tidak memiliki epidural, kontraksi ini akan terasa seperti kuat kontraksi di awal persalinan. Tergantung pada penyedia layanan, Anda mungkin diminta untuk mendorong atau mengejan untuk mengeluarkan plasenta Anda.

Dengan informasi kehamilan dan daftar kontraksi di atas, kini Anda dapat membedakan kontraksi persalinan selama kehamilan. Ingat untuk menghubungi dokter Anda jika Anda masih merasa ragu.

Perhatian:

Hal yang penting Anda lakukan ketika merasakan kontraksi adalah, usahakan untuk selalu mencatat kapan kontraksi itu mulai dan berakhir, berapa detik lama kontraksinya, seberapa kuat dan di bagian tubuh yang mana Anda merasakan tekanan atau ketidaknyamanan. Hal ini sangat penting untuk menilai kemajuan persalinan.

Kala I persaliann = Ketidaknyamanan atau kontraksi atau tekanan terasa di perut bagian bawah dan pinggang bagian atas. Kadang juga terasa di punggung bagian bawah.

Kala II Persalinan= ketika memasuki masa transisi dan awal kala II maka kontraksi, ketidaknyamanan akan dirasakan ibu di tulang ekor dan vagina.

Semoga Bermanfaat

Salam Hangat

Bidan Kita

Bagaimana Cara Mengejan Yang Baik saat melahirkan?

0

Bagaimana cara mengejan yang baik saat melahirkan? Ini adalah pertanyaan yang hampir selalu diungkapkan oleh klien saya di kelas hypnobirthing terutama mereka yang baru pertama kali hamil atau belum mempunyai pengalaman sama sekali tentang melahirkan pervaginam. Bahkan ada beberapa ibu yang notabenenya sudah berkali-kali melahirkna-pun masih kebingungan dengan cara mengejan yang baik karena mereka merasa selalu salah saat mengejan di persalinan yang lalu.

Nah lalu apakah ketika melahirkan si ibu harus mengejan dengan sekuat tenaga? Jawabannya adalah Tidak. Karena bahkan beberapa klien saya ada yang melahirkan tanpa mengejan padahal bayinya lumayan besar yaitu 4 kg. Wow, bagaimana rahasianya? Nah di artiikel ini saya akan mencoba share tentang cara mengejan yang baik saat melahirkan.

https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=268&Itemid=1

Mengejan adalah tahap akhir dalam persalinan sebelum Anda bertemu bayi Anda. Ini mungkin adalah Periode persalinan yang paling menyakitkan atau sumber terbesar dari ketakutan dan kekhawatiran seorang wanita karena seringkali mereka merasakan tidak apa yang harus dilakukan saat itu. Sulit untuk menggambarkan sensasi dan usaha yang terkait dengan mendorong janin atau mengejan dalam proses persalinan tetapi ada banyak teknikyang dapat dicoba kelahiran bayi Anda. Bidan, dokter dan pendamping akan memberikan bimbingan kepada Anda selama mengejan bila diperlukan.

Langkah 1

Tunggu sampai dokter atau bidan menegaskan bahwa pembukaan serviks Anda benar-benar sudah sempurna. Ini berarti serviks telah membuka sekitar 10 centimeter. Memang terkadang Anda akan merasakan sensasi seperti ingin mengejan atau seperti hendak Buang Air Besar padahal pembukaan serviks belum sempurna. Nah jika Anda mengalami hal ini, usahakan untuk tidak meng-hejankan atau menuruti sensasi itu dengan berusaha untuk tetap tenang, rileks dan berusaha menarik nafas panjang dan dalam. Karena apabila Anda mengejan sebelum pembukaan serviks sempurna yang terjadi justru akan ada pembengkakan di serviks Anda dan itu justru dapat menyulitkan dan menghalangi proses persalinan Anda nanti

Langkah 2

Carilah posisi yang paling nyaman untuk tubuh Anda. Berbagai posisi dianggap lebih efektif daripada yang lain, seperti jongkok, duduk bukannya terbaring di tempat tidur. Posisi yang dapat Anda lakukan sangatlah beragam, tergantung pada penggunaan epidural atau fasilitas persalinan.

Langkah 3

Memanfaatkan kontraksi Anda ketika Anda mengejan. karena ini lebih efektif untuk mengejan selama kontraksi bukannya mengejan secara terus-menerus. Kontraksi dapat terjadi setiap lima menit bahkan tujuh menit untuk beberapa ibu dan dengan durasi antara 45 dan 90 detik. Sehingga ketika tidak ada kontraksi Anda justru bisa istirahat bahkan tertidur untuk sejenak, atau minum untuk memulihkan dan menyusun kembali energi Anda.

Langkah 4

Dorong seperti jika Anda buang air besar, Ketika usaha ini diberikan, bayi dapat ditekan jalan lahir dan keluar vagina.

Langkah 5

Bersantai di akhir kontraksi, duduk atau berbaring. Bahkan Anda juga bisa mengubah posisi Anda ketika kontraksi berakgir. Ini sangat penting untuk membantu mengoptimalkan posisi janin. Dan akan sangat membantu jika Anda memilih untuk mengambil posisi yang vertikal atau tegak karena gaya gravitasi bumi akan membantu janin lebih turun lagi ke jalan lahir. Memang akan terasa sangat susah bahkan terasa berat ketika Anda harus mengubah posisi misalnya dari posisi setengah duduk ke posisi jongkok ketika Anda berada atau bersalin di atas tempat tidur. Namun hal ini tidak berlaku bagi Anda yang emmilih untuk melahirkan di dalam air atau waterbirth karena dengan waterbirth Anda bisa bebas untuk mobilisasi dan merubah posisi selama persalina dan ini sangat membantu memperlancar proses persalinan Anda.

Langkah 6

Jika memungkinkan, mintalah bidan atau dokter Anda untuk meletakkan cermin di dekat lubang vagina saat bayi mulai crowning, atau kepala terlihat di vagina. Hal ini dapat membantu beberapa ibu berkonsentrasi untuk mengejan di daerah ini. Bahkan ini dapat membantu sang ibu untuk lebih semangat lagi ketika mengejan. Sesuai pengalaman saya di lapangan saya selalu menganjurkan ibu untuk memegang kepala bayinya ketika kepala bayi sudah terlihat di vagina, hal ini ditujukan untuk meningkatkan dan merangsang hormon oksitosin yang ada didalam tubuh ibu sehingga kontraksi akan semkin seringd an si ibu pun merasa lebih semangat dan lebih “tersambung” dengan tubuhnya.

Langkah 7

Lanjutkan untuk mengejan di setiap kontraksi sampai bayi dilahirkan. Dokter mungkin akan menyarankan dan memberi aba-aba kapan Anda harus mengejan jika Anda menggunakan epidural.

Tips dan Peringatan

– Tarik nafas dalam ketika Anda hendak mengejan. Masukan dagu Anda ke dada Anda. Ingat bahwa mengejan dapat berlangsung antara 30 menit dan beberapa jam.

– Minumlah air, bisa juga air gula atau madu atau menyelipkan es batu di antara kontraksi untuk tetap terhidrasi.

– Berpindah dan merubah posisi jika Anda merasa perlu. Beberapa ibu akan menemukan posisi yang paling nyaman bagi tubuhnya untuk mengejan-kan bayinya. Dan bisa jadi ini bukan posisi terlentagn maupun setengah duduk. Ikuti insting dan naluri serta irama tubuh Anda. Dan komunikasikan dengan bidan atau dokter sehingga mereka bisa memfasilitasinya.

– Hindari mengejan ketika pembukaan servik belum lengkap. Kontraksi bisa membuat Anda merasakan dorongan yang tak terbantahkan untuk mendorong dan mengejan, namun ketika Anda mengejan dan posisis leher rahim saat itu masih sebagian tertutup justru dapat menyebabkan leber rahim membengkak. Istirahat dan tarik nafas panjang dan dalam meskipun kontraksi anda rasakan terus.

– Anda dapat saja tidak mengejan atau tidak sengaja menghejankan janin Anda selama persalinan. Kuncinya ada di nafas dan posisi Anda. Ketika Anda dapat selalu kontrol di nafas dan rileks juga dapat mengatur posisi yang paling nyaman maka bayi Anda akan melakukan tugasnya yaitu mendorong tubuhnya untuk keluar dari jalan lahir. Karena sebenarnya ketika Anda rileks maka seluruh otot di jalan lahir akan terbuka dan melebar. Ikutilah irama tubuh Anda, dan tanpa di hejankan dengan sengaja maka tubuh Anda akan mengejan dengan sendirinya. Anda cukup rileks dan tenang.

– Dorong ata mengejanlah seolah-olah Anda mengalami buang air besar – yang terbesar dalam hidup Anda. Dan berbicara tentang buang air besar, menaruh semua konsentrasi dan fokus saat mengejan – bukan menjadi khawatir apakah Anda akan dapat mengosongkan perut Anda. Karena pada dasarnya melahirkan rasanya hampir sama dengan membuang air besar bayangkan ketika Anda mengalami obstipasi atau sembelit bebera hari dan anda henda buang air besar, semakin Anda berusaha mengejan yang terjadi feaces semakin tidak bisa keluar karena ternyata semua otot Anda tegang, namun ketika Anda berusaha untuk rileks maka proses buang air besar justru semakin lancar.

– Ketika hendak mengejan cobalah untuk fokus dan tenang, dan bagi bidan atau dokter seharusnya mendukung hal ini dengan menjaga suasana yang tenang dan privat. Bidan tidak perlu berteriak-teriak untuk memberi aba-aba kepada ibu cukup berikan sugesti positif dan ajak ibu untuk mengikuti irama tubuhnya. Memang butuh kesabaran namun ini sangat baik untuk memperlancar proses persalinan.

Posisi untuk Mengejan

Beberapa posisi yang berbeda yang dapat digunakan untuk mengejan. Dalam semua posisi, menjaga dagu Anda ke bawah untuk membantu otot perut membantu rahim anda dalam mendorong bayi Anda. Anda mungkin dapat untuk mempercepat kemajuan persalinan jika Anda mencoba posisi di mana gravitasi membantu Anda (yaitu duduk, berdiri atau jongkok). Namun, jika bayi prosesnya atau lajunya cepat, Anda mungkin dapat memperlambat peregangan perineum dengan mencoba posisi di mana gaya gravitasi netral (yaitu berbaring miring atau merangkak). Hal ini penting untuk bereksperimen mencari titik kenyamanan Anda untuk mengejan dalam posisi yang berbeda.

berikut ini beberapa video tentang proses persalinan dan Anda dapat melihat bahwa ketika seorang ibu bisa mengikuti irama tubuhnya dan memahami bayinya, dia bahkan tidak perlu mengejan saat melahirkan.

 

 

https://www.youtube.com/watch?v=pJvod1AjNRk

 

disclimer:

beberapa video yang di tampilkan adalah video persalinan yang sangat alami, dengan latar belakang para ibu dan keluarga sudah teredukasi dan mempersiapkan dengan baik. tentunya mereka melakukan ini karena tidak ada faktor resiko dalam kehamilan mereka

 

semoga bermanfaat

Salam hangat

Bidan Kita

Referensi

WhattoExpect.com: Pushing the Baby Out

California Pacific Medical Center: Labor: Second Stage/Pushing

Ina May Gaskin. (2003). Ina May’s Guide to Childbirth

HAMIL DENGAN SCOLIOSIS

0

Pagi ini saya membaca sebuah artikel tentang Skoliosis dan komunitasnya di Majalah Nirmala edisi XIII-Meret 2012, dan baru menyadari bahwa penting untuk berbagi masalah kehamilan pada penderita skoliosis karena sayapun penderita skoliosis. Sejak SMP klas 2 saya menderita skoliosis, itu karena posisi duduk yang salah sejak kelas 6 SD. Saat itu mengetahui kalau saya menderita skoliosis rasanya adalah menyesal sekali karena saya ingin punya tubuh yang ideal dan saya yakin semua orang ingin memiliki postur tubuh yang ideal. Nah bagaimana dengan para penderita skoliosis dan mereka hamil? Semoga artikel ini bisa membantu Anda.

Scoliosis merupakan suatu kelainan pada tulang belakang dimana poros tengah tulang belakang agak menyimpang kearah luar, sehingga terlihat lebih berat ke satu sisi tubuh. Kelainan struktur ini biasanya membentuk seperti huruf S atau C.

Pada skoliosis terjadi kelaianan tulang belakang dimana tulang belakang bengkok atau melengkung ke kiri atau ke kanan dan ada sendi yang berputar. Sebagian besar (90%) ganguan ini tidak diketahui penyebabnya.Ada dugaan diturunkan, tapi belum jelas penurunannya. Untuk mengecek skoliosis, lihat dari tulang belakang punggung. Susunan tulang belakang yang normal akan membentuk garis lurus dari leher sampai ke tulang ekor. Sementara, pada penderita skoliosis, akan tampak adanya lengkungan ke samping. Selain bentuknya menyimpang, punggungnya juga tidak sama tinggi atau ada tonjolan, ini karena tulang belakang merupakan tempat melekatnya iga, sehingga bila tulangnya terputar, iga juga akan ikut berputar, sehingga tulang belikat akan terlihat menonjol pada satu sisi. Namun untuk memastikannya perlu pemeriksaan dokter.

Berat ringannya skoliosis tergantung besar kecilnya derajat lengkungan. Skoliosis ringan (lengkungan di bawah 20 derajat), sedang (lengkung antara 20-40 derajat), berat (lengkung di atas 40 derajat), sangat berat (lengkungannya sekitar ratusan derajat)

Scoliosis dapat disebabkan oleh multifaktorial antara lain faktor struktural dan faktor non struktural. Penyebab scoliosis dari sisi non struktural dapat disebabkan oleh kebiasaan postur tubuh yang kurang baik, nyeri pada tulang belakang ataupun karena tungkai bawah yang tidak sama panjang. Scoliosis jenis ini bersifat dapat berubah kembali seperti sedia kala apabila penyebabnya diatasi. Sedangkan dari sisi struktural, penyebabnya kelainan bawaan dari lahir ataupun yang didapat pada masa perkembangan tubuh. Kelainan tersebut dapat berasal dari kelainan tulang, kelainan pada saraf, kelainan pada otot, ataupun scoliosis yang tidak diketahui penyebabnya (idiopathic scoliosis).

Gejala-gejala yang paling umum dari scoliosis adalah suatu lekukan yang tidak normal dari spine. Seringkali ini adalah suatu perubahan yang ringan dan mungkin pertama kali diperhatikan oleh seorang teman atau anggota keluarga. Ia dapat juga ditemukan pada suatu pengujian penyaringan sekolah yang rutin untuk scoliosis. Mereka yang terpengaruh mungkin mencatat bahwa pakaian-pakaian mereka tidak cocok seperti yang mereka lakukan sebelumnya atau bahwa celana-celana panjang adalah lebih panjang pada satu sisi daripada yang lainnya.

Scoliosis mungkin menyebabkan kepala nampaknya bergeser dari tengah atau satu pinggul atau pundak lebih tinggi daripada sisi berlawanannya. Jika scoliosis adalah lebih parah, ia dapat membuatnya lebih sulit untuk jantung dan paru-paru untuk bekerja dengan baik. Ini dapat menyebabkan sesak napas dan nyeri dada.

Pada kebanyakan kasus-kasus, scoliosis adalah tidak menyakitkan, Pada tahap awal scoliosis tidak menimbulkan rasa sakit, sehingga si penderita cenderung tidak menyadarinya. Bahkan orang tua pun dapat tidak menyadarinya, karena pada kondisi tahap awal kelainan tersebut tidak terlalu terlihat. Namun ada tipe-tipe tertentu dari scoliosis yang dapat menyebabkan sakit punggung. Rasa sakit mulai terasa setelah mencapai tingkatan kerusakan yang cukup parah, dimana bahu akan terlihat tinggi sebelah, tonjolan tulang belikat yang tidak sama atau pinggul yang tidak sama. Pada keadaan ini, baisanya derajat pembengkokan kurva pada tulang belakang lebih dari 30 derajat. Scoliosis pada umumnya menyerang pada masa pertumbuhan anak diusia 10-14 tahun , baik pada remaja perumpuan atau laki-laki.

Deteksi dini pada scoliosis dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan fisik dilihat dari tulang belakang si anak. Bebaskan anak dari pakaian, posisi orang tua tepat dibelakang anak, perintahkan anak untuk membungkukkan badan secara perlahan-lahan dari posisi berdiri tegak. Kemudian paerhatikan bagian tulang punggung anak, antara lain :

  1. posisi kedua bahu simetris atau asimetris
  2. posisi tulang belikat adakah salah satu sisi yang menonjol ke luar
  3. raba tulang punggung anak apakah dalam garis lurus atau tidak
  4. posisi panggul simetris atau asimetris

jika setelah hasil pemeriksaan didapati ciri-ciri diatas segeralah berkonsultasi dengan dokter atau fisioterapi yang lebih mengerti akan keadaan tersebut, untuk mendapatkan penanganan dan latihan yang lebih lanjut, sehingga keadaan scoliosis akan cepat terkoreksi.

Merawat Scoliosis

Perawatan dari scoliosis didasarkan pada keparahan dari lekukan dan kesempatan-kesempatan dari lekukan menjadi lebih buruk. Tipe-tipe tertentu dari scoliosis mempunyai suatu kesempatan yang lebih besar untuk memburuk, jadi tipe dari scoliosis juga membantu menentukan perawatan yang tepat. Ada tiga kategori-kategori utama dari perawatan: pengamatan, penunjang (bracing), dan operasi.

Functional scoliosis disebabkan oleh suatu kelainan ditempat lain didalam tubuh. Tipe scoliosis ini dirawat dengan merawat kelainan itu, seperti suatu perbedaan pada panjang kaki. Tidak ada perawatan langsung dari spine karena spine adalah normal pada orang-orang ini.

Neuromuscular scoliosis disebabkan oleh suatu perkembangan yang abnormal dari tulang-tulang spine. Tipe-tipe dari scoliosis ini mempunyai kesempatan paling besar untuk menjadi lebih buruk. Pengamatan dan penunjang (brace) secara normal tidak bekerja dengan baik untuk orang-orang ini. Kebanyakan dari orang-orang ini akan akhirnya memerlukan operasi untuk menghentikan lekukan menjadi memburuk.

Perawatan dari idiopathic scoliosis didasarkan pada umur ketika ia berkembang.

Pada banyak kasus-kasus, infantile idiopathic scoliosis akan membaik tanpa perawatan apapun. X-rays dapat diperoleh dan pengukuran-pengukuran dibandingkan pada kunjungan-kunjungan masa dean untuk menentukan apakah lekukan memburuk. Penunjang (brace) secara normal tidak efektif pada orang-orang ini.

Juvenile idiopathic scoliosis mempunyai risiko yang paling tinggi untuk memburuk dari semua tipe-tipe idiopathic dari scoliosis. Menunjang bracing) dapat dicoba secara dini jika lekukan tidak sangat parah. Tujuannya adalah untuk mencegah lekukan memburuk sampai orang itu berhenti untuk tumbuh. Karena lekukan mulai secara dini pada orang-orang ini, dan mereka mempunyai banyak waktu yang disisakan untuk tumbuh, ada suatu kesempatan yang lebih tinggi untuk memerlukan perawatan yang lebih agresif atau operasi.

Adolescent idiopathic scoliosis adalah bentuk yang paling umum dari scoliosis. Jika lekukan adalah kecil ketika pertama kali didiagnosis, ia dapat diamati dan diikuti dengan X-rays dan pengukuran-pengukuran yang rutin. Jika lekukan tetap dibawah 25 derajat, tidak ada perawatan lain diperlukan. Jika lekukan adalah antara 25-40 derajat, suatu penunjang (brace) mungkin direkomendasikan. Jika lekukan adalah lebih besar dari 40 derajat, maka operasi mungkin direkomendasikan.

Seperti yang diterangkan diatas, scoliosis adalah tidak secara khusus dihubungkan dengan nyeri punggung. Pada kasus-kasus dengan nyeri punggung, gejala-gejala dapat dikurangi dengan terapi fisik, massage, dan latihan-latihan, termasuk yoga. Ini dapat membantu menguatkan otot-otot dari punggung. Mereka bukanlah, bagaimanapun, suatu penyembuhan untuk scoliosis dan tidak akan mampu untuk mengoreksi lekukan yang abnormal.

Braces untuk perawatan skoliosis

Ada beberapa tipe-tipe yang berbeda dari penunjang-penunjang (braces) yang tersedia untuk scoliosis. Beberapa perlu dipakai hampir 24 jam per hari dan dilepaskan hanya untuk mandi. Yang lain-lain dapat dipakai hanya waktu malam. Kemampuan dari suatu penunjang (brace) untuk bekerja tergantung pada orang yang mengikuti instruksi-instruksi dari dokter dan memakai brace seperti yang diarahkan. Penunjang-penunjang (Braces) tidak diciptakan untuk mengoreksi lekukan. Mereka digunakan untuk membantu memperlambat atau menghentikan lekukan menjadi memburuk.

Jika lekukan bertahan dibawah 40 derajat sampai orang itu selesai tumbuhnya, ia tidak mungkin memburuk dalam kehidupannya kemudian. Bagaimanapun, jika lekukan lebih besar dari 40 derajat, kemungkinan ia berlanjut memburuk dengan 1-2 derajat setiap tahun untuk sisa hidupnya. Jika ini tidak dicegah, orang itu akan akhirnya berada pada risiko untuk persoalan-persoalan jantung atau paru-paru.

Jika suatu tumor seperti osteoid osteoma adalah penyebab dari scoliosis, operasi untuk mengangkat tumor umumnya mampu untuk mengoreksi lekukan. Orang-orang dengan degenerative scoliosis akan seringkali mempunyai lebih banyak keluhan-keluhan dari nyeri punggung dan nyeri kaki. Ini dihubungkan dengan arthritis pada punggung dan kemungkinan tekanan dari akar-akar syaraf yang menjurus ke kaki-kaki. Perawatan yang bukan operasi termasuk terapi fisik, latihan-latihan, dan chiropractic yang lembut dapat menghilangkan gejala-gejala ini pada beberapa kasus-kasus. Orang-orang yang gagal untuk menjadi lebih baik dengan perawatan-perawatan ini mungkin mendapat manfaat dari operasi. X-rays dan kemungkinan MRIs akan diperoleh untuk merencanakan operasi. Operasi dapat termasuk hanya suatu pengurangan tekanan atau pengangkatan dari taji-taji (spurs) tulang yang menekan syaraf-syaraf. Pada beberapa kasus-kasus, suatu fusion akan menjadi perlu untuk menstabilkan spine dan kemungkinan mengoreksi lekukan yang abnormal.

Harapan Untuk Scoliosis

Program-program penyaringan sekolah telah membantu untuk mengidentifikasi banyak kasus-kasus dari scoliosis secara dini. Ini mengizinkan orang-orang dirawat dengan pengamatan atau membangitkan semangat dan menghindari keperluan untuk operasi pada banyak kasus-kasus. Kebanyakan orang-orang dengan scoliosis dapat hidup kehidupan-kehidupan yang penuh, produktif, dan yang normal. Orang-orang dengan scoliosis mampu menjadi hamil dan mempunyai anak-anak dengan tidak ada risiko yang meningkat untuk komplikasi-komplikasi. Mereka mungkin berada pada risiko yang meningkat untuk tambahan nyeri bagian bawah belakang selama kehamilan.

Adakah Penyembuhan Untuk Scoliosis ?

Pada saat ini, tidak ada penyembuhan untuk scoliosis. Ada opsi-opsi perawatan yang baik seperti yang didiskusikan diatas. Peneliti-peneliti sedang mencoba menemukan penyebab-penyebab dari tipe-tipe yang berbeda dari scoliosis. Ini akan mudah-mudahan menjurus pada perawatan yang lebih baik atau suatu kesembuhan.

Nah bagaimana jika penderita skoliosis ini hamil?

Dokter mengatakan penelitian menunjukkan kehamilan, persalinan dan melahirkan adalah hampir sama untuk wanita dengan skoliosis ringan sampai sedang seperti untuk wanita tanpa scoliosis. Berat ekstra tidak meningkatkan kelengkungan tulang belakang, selama kurva tidak masih berkembang.Bagi sebagian pasien, kurva stabil pada usia 25.

Wanita dengan scoliosis parah harus berkonsultasi dengan dokter sebelum hamil. Selama tahap terakhir dari kehamilan, mereka mungkin mengalami beberapa masalah pernapasan. Hal ini karena rahim mendorong diafragma lebih tinggi dan penurunan kapasitas. Sakit punggung dapat signifikan

stabilitas kurva sebelum kehamilan tidak menurunkan risiko perkembangan selama kehamilan. Pada pasien yang memiliki fusi tulang belakang, perkembangan di bagian tulang belakang tidak disatukan itu diabaikan di kedua Grup A dan Grup B. Kehadiran sebuah pseudarthrosis tidak menimbulkan perkembangan kurva selama kehamilan.Efek dari scoliosis pada kehamilan dan persalinan dievaluasi dalam 175 wanita di Grup A. Tidak ada masalah khusus yang terkait langsung dengan scoliosis dicatat kecuali untuk empat pasien, dimana pengiriman berpose kesulitan. Insiden operasi caesar adalah satu-setengah dari rata-rata nasional, dan tidak ada bagian yang langsung berhubungan dengan skoliosis ibu.

Dalam penelitiannya Betz-RR; Bunnell-WP; Lambrecht-Mulier-E; MacEwen-GD J-Bone-Bersama-Surg-Am. 1987 Jan; 69 (1): 90-6, Untuk mempelajari pengaruh kehamilan pada skoliosis idiopatik, sepuluh Pasien ditindaklanjuti melalui kehamilan sembilan belas. Tiga pasien hilang 2, 6, dan 18 derajat koreksi selama kehamilan awal mereka, tetapi kurva tetap sama atau meningkat dengan kehamilan berikutnya.Kurva dari tujuh pasien yang tersisa, yang telah stabil sebelum konsepsi, tidak maju. Stabilitas scoliosis tidak terkait dengan usia pasien.Kurva scoliotic stabil tidak kemajuan dengan kehamilan pada pasien dalam dekade kedua kehidupan, sementara scolioses tidak stabil berkembang pada pasien setua dekade ketiga. Jumlah yang kurva meningkat tidak berhubungan dengan ukuran awal kurva. Kami berharap bahwa pengalaman kami akan membantu orthopaedists dalam konseling pasien mereka mengenai efek kehamilan pada besarnya scoliosis.

scoliosis1

Back Pain dan Kehamilan: Strategi Manajemen Aktif

Jika ketidaknyamanan nyeri punggung selama kehamilan dapat mengganggu aktifitas dan tidur, maka upayakan selama hamil untuk menjaga kebugaran. Yoga bisa membantu mengatasi masalah ini. Studi formal tentang kejadian nyeri punggung bawah pada kehamilan sudah sangat terbatas.Prevalensi keseluruhan dari sakit punggung selama periode 9-bulan diperkirakan menjadi sekitar 50%. Nyeri dapat dimulai sebelum minggu ke-12 dan berlanjut sampai setelah melahirkan 6 bulan.

Berbagai penelitian telah meneliti faktor risiko yang berkontribusi terhadap perkembangan nyeri punggung bawah selama kehamilan. Sebelum hamil sakit punggung dan multiparitas tampaknya menjadi faktor risiko, sedangkan usia, tinggi, berat, ras, berat janin, dan status sosial ekonomi tampaknya tidak berhubungan.

Nyeri punggung bawah selama kehamilan dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis:

Nyeri lumbal dapat terjadi dengan atau tanpa radiasi ke kaki. Linu panggul sejati adalah langka dan berpikir untuk menghitung untuk persentase kecil dari nyeri punggung bawah pada kehamilan.

Sakit sacroiliac dirasakan distal dan lateral tulang belakang lumbal dekat spina iliaka posterior superior, dan memancarkan mungkin ke paha posterolateral, biasanya ke tingkat lutut dan jarang ke betis. Ini adalah empat kali lebih umum dari sakit pinggang.

 

Gejala nyeri sendi sacroiliac biasanya terus beberapa bulan setelah melahirkan. Diperkirakan bahwa 20% sampai 30% wanita hamil mengalami baik lumbal dan rasa sakit sacroiliac. Nyeri nokturnal terjadi di belakang rendah hanya pada malam hari saat telentang.

Memahami perubahan muskuloskeletal normal yang terjadi selama kehamilan berguna untuk menargetkan dan mengobati situs nyeri punggung pasien.

Lumbar nyeri. Nyeri lumbal selama hamil dapat berasal dari beberapa situs, paling sering sendi facet, otot paraspinal, ligamen pendukung, atau sumber discogenic.

perubahan Postur yang terjadi selama kehamilan membantu wanita menjaga keseimbangan dalam posisi tegak sebagai janin tumbuh. Berat meningkatkan didistribusikan terutama di lingkar perut. Setelah 12 minggu kehamilan rahim mengembang keluar dari panggul dan bergerak superior, anterior, dan lateral. Otot-otot perut menjadi kurang efektif dalam mempertahankan postur netral (bahu belakang, hyperlordosis menghindari) karena membesarnya rahim meregangkan otot, mengurangi nada mereka.Awalnya, bagaimanapun, penelitian telah menunjukkan bahwa lordosis lumbal tetap sama atau meningkat hanya pusat slightly.The gravitasi secara keseluruhan, meskipun, bergeser lebih posterior dan inferior sebagai tulang belakang posterior bergerak ke pusat gravitasi.

Selama kehamilan berlangsung, hormon relaxin, yang memungkinkan perluasan panggul untuk mengakomodasi pembesaran rahim, meningkatkan sepuluh kali lipat, mencapai puncaknya pada minggu ke-14. Kelemahan tulang belakang akan lebih parah pada wanita multipara dengan yang dilakukan selama kehamilan pertama. Dalam tulang belakang lumbal, kelemahan sendi yang paling terkenal di ligamen longitudinal anterior dan posterior, yang keduanya adalah nyeri-sensitif struktur. Sebagai dukungan-dukungan statis di tulang belakang lumbal menjadi lebih longgar, mereka tidak dapat secara efektif menahan kekuatan geser, dan gejala discogenic dan / atau rasa sakit dari sendi facet dapat meningkat.

9351-1_n

Seperti otot-otot perut meregang untuk mengakomodasi janin yang tumbuh, kemampuan mereka untuk membantu menstabilkan penurunan panggul.Beban bergeser ke otot-otot paraspinal, yang menjadi tegang pada saat mereka mungkin dipersingkat dari lordosis meningkat dari tulang belakang lumbar.

Sacroiliac nyeri. Di panggul, kelemahan sendi yang paling menonjol di simfisis pubis dan sendi-sendi sacroiliac.Simfisis pubis melebar selama kehamilan dari lebar normal dari .5 mm sampai maksimum sekitar 12 mm. Dengan pelebaran datang kemungkinan perpindahan vertikal dari pubis dan stres berputar pada sendi sakroiliaka.

Dalam keadaan tidak hamil, sendi sacroiliac sangat stabil dengan dukungan ligamen ketat anterior dan posterior dan permukaan artikular sigmoid yang membatasi gerakan. Selama kehamilan, bagaimanapun, gerakan pada sendi sacroiliac dapat meningkatkan secara dramatis, menyebabkan ketidaknyamanan ketika rasa sakit yang sensitif struktur ligamen yang meregang.

nyeri Nocturnal. Beberapa wanita mengalami sakit malam kembali secara eksklusif, yang lain memiliki keduanya sakit malam lumbal atau nyeri sacroiliac. Ada banyak teori tentang mengapa nyeri malam berkembang. Satu teori adalah bahwa kelelahan otot terakumulasi sepanjang hari dan berpuncak pada nyeri punggung pada malam hari. Lain adalah bahwa sepanjang hari stres biomekanik dari disfungsi sacroiliac atau mekanis nyeri punggung bawah dari postur tubuh yang berubah menghasilkan gejala di malam hari. perubahan Peredaran Darah selama kehamilan juga dapat menyebabkan nyeri punggung bawah di malam hari.

 

Hal hal ini dapat membantu mengurangi nyeri selama kehamilan pada penderita skoliosis:

1. Kompres hangat di bagian yang nyeri atau berendam di bath up berisi air hangat untuk sejenak.

2. Gunakan braces yang tidak terlalu ketat

3. Latihan pelbic tilt akan membantu memperkuat punggung

4. Berenang

5. Lakukan pose-pose yoga seperti cat cow

6. Minum obat dengan hati-hati.Obat-obat tertentu dapat digunakan secara aman selama kehamilan.

Semoga Bermanfaat

Salam hangat

Bidan Kita

Kuning/Jaundice Pada Bayi Baru Lahir

Apa Itu Jaundice?

 

Kuning dalam istilah dunia kedokteran disebut dengan jaundice atau ikterus. Istilah jaundice (berasal dari bahasa Perancis jaune, yang berarti “kuning”) atau ikterus (berasal dari bahasa Yunani icteros) menunjukkan pewarnaan kuning pada kulit, sklera atau membran mukosa sebagai akibat penumpukan bilirubin yang berlebihan pada jaringan. Kuning sering ditemukan pada sekitar 60% bayi baru lahir yang sehat dengan usia gestasi > 35 minggu.

 

Bilirubin dibuat ketika tubuh melepaskan sel-sel darah merah yang sudah tua. Ini merupakan proses normal yang terjadi seumur hidup kita. Setelah itu bilirubin menuju ke usus dan ginjal lalu keseluruh tubuh. Jika terlalu banyak bilirubin yang dilepaskan ke seluruh tubuh bayi maka itu menyebabkan warna kuning yang disebut Jaundice. Jaundice umum terjadi pada bayi dan biasanya bukan merupakan hal yang berbahaya.

Bilirubin merupakan zat hasil pemecahan hemoglobin (protein sel darah merah yang memungkinkan darah mengangkut oksigen). Hemoglobin terdapat dalam eritrosit (sel darah merah) yang dalam waktu tertentu selalu mengalami destruksi (pemecahan). Proses pemecahan tersebut menghasilkan hemeglobin menjadi zat heme dan globin. Dalam proses berikutnya, zat-zat ini akan berubah menjadi bilirubin bebas atau bilirubin indirect.

Dalam kadar tinggi, bilirubin bebas ini bersifat racun; sulit larut dalam air dan sulit dibuang. Untuk menetralisirnya, organ hati akan mengubah bilirubin indirect menjadi direct yang larut dalam air. Masalahnya, organ hati sebagian bayi baru lahir belum dapat berfungsi optimal dalam mengeluarkan bilirubin bebas tersebut. Barulah setelah beberapa hari, organ hati mengalami pematangan dan proses pembuangan bilirubin bisa berlangsung lancar.

Masa “matang” organ hati pada setiap bayi tentu berbeda-beda. Namun umumnya, pada hari ketujuh organ hati mulai bisa melakukan fungsinya dengan baik. Itulah mengapa, setelah berumur 7 hari rata-rata kadar bilirubin bayi sudah kembali normal. Tapi ada juga yang menyebutkan organ hati mulai bisa berfungsi pada usia 10 hari.

Kadar bilirubin serum total (BST) > 5 mg/dL (86 μmol/L) disebut dengan hiperbilirubinemia. Hiperbilirubinemia umumnya normal, hanya 10% yang berpotensi menjadi patologis (ensefalopati bilirubin). Hiperbilirubinemia yang mengarah ke kondisi patologis antara lain : (1) timbul pada saat lahir atau pada hari pertama kehidupan, (2) kenaikan kadar bilirubin berlangsung cepat (> 5mg/dL per hari), (3) bayi prematur, (4) kuning menetap pada usia 2 minggu atau lebih, dan (5) peningkatan bilirubin direk > 2 mg/d atau > 20 % dari BST.

Ketakutan yang berlebihan dalam menghadapi hiperbilirubinemia dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan, seperti meningkatnya kecemasan ibu, menurunnya aktivitas menyusui, terapi yang tidak perlu, dan biaya yang berlebihan. Oleh karena itu, tata laksana hiperbilirubinemia harus sesuai dan efektif.

Metabolisme bilirubin pada neonatus

Sel darah merah pada neonatus berumur sekitar 70-90 hari, lebih pendek dari pada sel darah merah orang dewasa, yaitu 120 hari. Secara normal pemecahan sel darah merah akan menghasilkan heme dan globin. Heme akan dioksidasi oleh enzim heme oksigenase menjadi bentuk biliverdin (pigmen hijau). Biliverdin bersifat larut dalam air. Biliverdin akan mengalami proses degradasi menjadi bentuk bilirubin. Satu gram hemoglobin dapat memproduksi 34 mg bilirubin. Produk akhir dari metabolisme ini adalah bilirubin indirek yang tidak larut dalam air dan akan diikat oleh albumin dalam sirkulasi darah yang akan mengangkutnya ke hati . Bilirubin indirek diambil dan dimetabolisme di hati menjadi bilirubin direk. Bilirubin direk akan diekskresikan ke dalam sistem bilier oleh transporter spesifik. Setelah diekskresikan oleh hati akan disimpan di kantong empedu berupa empedu. Proses minum akan merangsang pengeluaran empedu ke dalam duodenum. Bilirubin direk tidak diserap oleh epitel usus tetapi akan dipecah menjadi sterkobilin dan urobilinogen yang akan dikeluarkan melalui tinja dan urin. Sebagian kecil bilirubin direk akan didekonjugasi oleh β-glukoronidase yang ada pada epitel usus menjadi bilirubin indirek. Bilirubin indirek akan diabsorpsi kembali oleh darah dan diangkut kembali ke hati terikat oleh albumin ke hati, yang dikenal dengan sirkulasi enterohepatik.

Bayi baru lahir dapat mengalami hiperbilirubinemia pada minggu pertama kehidupannya berkaitan dengan: (1) meningkatnya produksi bilirubin (hemolisis) (2), kurangnya albumin sebagai alat pengangkut (3) penurunan uptake oleh hati, (4) penurunan konjugasi bilirubin oleh hati, (5) penurunan ekskresi bilirubin, dan (6) peningkatan sirkulasi enterohepatik.

Kenapa Bayi bisa terkena penyakit Jaundice?

Siklus sel darah merah pada bayi lebih pendek daripada orang dewasa. Ini berarti lebih banyak bilirubin yang dilepaskan melalui organ hati bayi anda. Kadang-kadang hati bayi belum cukup matang untuk mengatasi jumlah birubin yang berlebih.

Jaundice terjadi ketika organ hati bayi tidak bisa menghilangkan bilirubin dari darah secara cepat. Bilirubin yang berlebih yang tidak dapat keluar dari tubuh kemudian berkumpul pada kulit bagian putih bola mata.

Kejadian ini umum terjadi pada bayi dengan keadaan berikut:

·         Bayi yang lahir prematur

·         Bayi yang memiliki golongan darah yang berbeda dengan ibunya

·         Bayi yang memiliki kelainan pada hati dan gangguan kesehatan lainnya.

·         Bayi yang kekurangan cairan.

Bagaimana ciri-ciri bayi yang terkena Jaundice?

Anda harus melihat perubahan warna pada kulit bayi anda. Anda juga harus cek bagian putih bola mata bayi dan bagian dalam mulut bayi anda yang berwarna merah muda. Jika itu berwarna kekuningan mungkin bayi anda terkena Jaundice.

Untuk bayi yang lahir cukup bulan, batas aman kadar bilirubinnya adalah 12,5 mg/dl (miligram perdesiliter darah). Sedangkan bayi yang lahir kurang bulan, batas aman kadar bilirubinnya adalah 10 mg/dl

Berikut beberapa gejala bila bayi anda terkena Jaundice:

· Kulit bayi dan bagian putih bola mata berwarna kekuningan. Bayi juga mungkin mengalami kekuningan pada membrane mukosa, seperti pada gusi dan lidah atau pada kuku tangan dan kaki.

· Urine yang berwarna kuning pekat

· Kelihatan lelah dan agak rewel

· Bayi anda kurang cairan/minum

Hiperbilirubinemia yang berhubungan dengan pemberian ASI

Keberhasilan proses menyusui ditentukan oleh faktor ibu dan bayi. Hambatan pada proses menyusui dapat terjadi karena produksi ASI yang tidak cukup, atau ibu kurang sering memberikan kesempatan pada bayinya untuk menyusu. Pada beberapa bayi dapat terjadi gangguan menghisap. Hal ini mengakibatkan proses pengosongan ASI menjadi tidak efektif. ASI yang tertinggal di dalam payudara ibu akan menimbulkan umpan balik negatif sehingga produksi ASI menurun. Gangguan menyusui pada ibu dapat terjadi preglandular (defisiensi serum prolaktin, retensi plasenta), glandular (jaringan kelenjar mammae yang kurang baik, riwayat keluarga, post mamoplasti reduksi), dan yang paling sering gangguan postglandular (pengosongan ASI yang tidak efektif).

Hiperbilirubinemia yang berhubungan dengan pemberian ASI dapat berupa breastfeeding jaundice (BFJ) dan breastmilk jaundice (BMJ). Perbedaannya dapat dilihat pada Tabel 1. Bayi yang mendapat ASI eksklusif dapat mengalami hiperbilirubinemia yang dikenal dengan BFJ. Penyebab BFJ adalah kekurangan asupan ASI. Biasanya timbul pada hari ke-2 atau ke-3 pada waktu ASI belum banyak. Breastfeeding jaundice tidak memerlukan pengobatan dan tidak perlu diberikan air putih atau air gula. Bayi sehat cukup bulan mempunyai cadangan cairan dan energi yang dapat mempertahankan metabolismenya selama 72 jam. Pemberian ASI yang cukup dapat mengatasi BFJ. Ibu harus memberikan kesempatan lebih pada bayinya untuk menyusu. Kolostrum akan cepat keluar dengan hisapan bayi yang terus menerus. ASI akan lebih cepat keluar dengan inisiasi menyusu dini dan rawat gabung.

Breastmilk jaundice mempunyai karakteristik kadar bilirubin indirek yang masih meningkat setelah 4-7 hari pertama. Kondisi ini berlangsung lebih lama daripada hiperbilirubinemia fisiologis dan dapat berlangsung 3-12 minggu tanpa ditemukan penyebab hiperbilirubinemia lainnya. Penyebab BMJ berhubungan dengan pemberian ASI dari seorang ibu tertentu dan biasanya akan timbul pada setiap bayi yang disusukannya. Semua bergantung pada kemampuan bayi tersebut dalam mengkonjugasi bilirubin indirek (bayi prematur akan lebih berat ikterusnya). Penyebab BMJ belum jelas, beberapa faktor diduga telah berperan sebagai penyebab terjadinya BMJ. Breastmilk jaundise diperkirakan timbul akibat terhambatnya uridine diphosphoglucoronic acid glucoronyl transferase (UDPGA) oleh hasil metabolisme progesteron yaitu pregnane-3-alpha 20 beta-diol yang ada dalam ASI ibu–ibu tertentu. Pendapat lain menyatakan hambatan terhadap fungsi glukoronid transferase di hati oleh peningkatan konsentrasi asam lemak bebas yang tidak di esterifikasi dapat juga menimbulkan BMJ. Faktor terakhir yang diduga sebagai penyebab BMJ adalah peningkatan sirkulasi enterohepatik. Kondisi ini terjadi akibat (1) peningkatan aktifitas beta-glukoronidase dalam ASI dan juga pada usus bayi yang mendapat ASI, (2) terlambatnya pembentukan flora usus pada bayi yang mendapat ASI serta (3) defek aktivitas uridine diphosphateglucoronyl transferase (UGT1A1) pada bayi yang homozigot atau heterozigot untuk varian sindrom Gilbert.

Pedoman terapi sinar pada breastfeeding jaundice dan breastmilk jaundice

The American Academy of Pediatrics (AAP) telah membuat parameter praktis untuk tata laksana hiperbilirubinemia pada bayi cukup bulan yang sehat dan pedoman terapi sinar pada bayi usia gestasi ≥ 35 minggu. Pedoman tersebut juga berlaku pada bayi cukup bulan yang sehat dengan BFJ dan BMJ. AAP tidak menganjurkan penghentian ASI dan telah merekomendasikan pemberian ASI terus menerus (minimal 8-10 kali dalam 24 jam). Penggantian ASI dengan pemberian air putih, air gula atau susu formula tidak akan menurunkan kadar bilirubin pada BFJ maupun BMJ yang terjadi pada bayi cukup bulan sehat.

Gartner dan Auerbach mempunyai pendapat lain mengenai pemberian ASI pada bayi dengan BMJ. Pada sebagian kasus BMJ, dilakukan penghentian ASI sementara. Penghentian ASI akan memberi kesempatan hati mengkonjungasi bilirubin indirek yang berlebihan. Apabila kadar bilirubin tidak turun maka penghentian ASI dilanjutkan sampai 18–24 jam dan dilakukan pengukuran kadar bilirubin setiap 6 jam. Apabila kadar bilirubin tetap meningkat setelah penghentian ASI selama 24 jam, maka jelas penyebabnya bukan karena ASI, ASI boleh diberikan kembali sambil mencari penyebab hiperbilirubinemia yang lain. Jadi penghentian ASI untuk sementara adalah untuk menegakkan diagnosis.

Persamaannya dengan AAP yaitu bayi dengan BFJ tetap mendapatkan ASI selama dalam proses terapi. Tata laksana yang dilakukan pada BFJ meliputi (1) pemantauan jumlah ASI yang diberikan apakah sudah mencukupi atau belum, (2) pemberian ASI sejak lahir dan secara teratur minimal 8 kali sehari, (3) pemberian air putih, air gula dan formula pengganti tidak diperlukan, (4) pemantauan kenaikan berat badan serta frekuensi BAB dan BAK, (5) jika kadar bilirubin mencapai 15 mg/dL, perlu melakukan penambahan volume cairan dan stimulasi produksi ASI dengan melakukan pemerasan payudara, (6) jika kadar bilirubin mencapai kadar 20 mg/dL, perlu melakukan terapi sinar jika terapi lain tidak berhasil, dan (7) pemeriksaan komponen ASI dilakukan jika hiperbilirubinemia menetap lebih dari 6 hari, kadar bilirubin meningkat melebihi 20 mg/dL, atau riwayat terjadi BFJ pada anak sebelumnya.

Yang dimaksud dengan fototerapi intensif adalah radiasi dalam spektrum biru-hijau (panjang gelombang antara 430-490 nm), setidaknya 30 μW/cm2 per nm (diukur pada kulit bayi secara langsung di bawah pertengahan unit fototerapi) dan diarahkan ke permukaan kulit bayi seluas-luasnya. Pengukuran harus dilakukan dengan radiometer spesifik dari manufaktur unit fototerapi tersebut.

Selanjutnya pertanyaan yang sering timbul adalah kapan terapi sinar harus  dihentikan. Sampai saat ini belum ada standar pasti untuk menghentikan terapi sinar, akan tetapi terapi sinar dapat dihentikan bila kadar BST sudah berada di bawah nilai cut off point dari setiap kategori. Untuk bayi yang dirawat di rumah sakit pertama kali setelah lahir (umumnya dengan kadar BST > 18 mg/dL (308 μmol/L) maka terapi sinar dapat dihentikan bila BST turun sampai di bawah 13 – 14 mg/dL (239 μmol/L). Untuk bayi dengan penyakit hemolitik atau dengan keadaan lain yang diterapi sinar di usia dini dan dipulangkan sebelum bayi berusia 3–4 hari, direkomendasikan untuk pemeriksaan ulang bilirubin 24 jam setelah dipulangkan. Bayi yang dirawat di rumah sakit untuk kedua kali dengan hiperbilirubinemia dan kemudian dipulangkan, jarang terjadi kekambuhan yang signifikan sehingga pemeriksaan ulang bilirubin dilakukan berdasarkan indikasi klinis.

Sebagian besar unit neonatal di Indonesia masih memberikan terapi sinar pada setiap bayi baru lahir cukup bulan dengan BST ≥ 12 mg/dL atau bayi prematur dengan BST ≥ 10 mg/dL tanpa melihat usia. Diharapkan agar penggunaan terapi sinar atau transfusi tukar disesuaikan dengan anjuran AAP. Gartner dan Auerbach merekomendasikan jika kadar bilirubin > 20 mg/dL pada bayi cukup bulan, maka penting untuk menurunkan kadar bilirubin secepatnya. Terapi sinar harus segera dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan laboratorium darah untuk penegakan diagnosis BFJ dan BMJ. Pada beberapa kasus, pemberian cairan intra vena dapat dipertimbangkan misalnya ada dehidrasi atau sepsis. Terapi sinar dapat dilakukan bila ada riwayat pada saudara sebelumnya mengalami BMJ. Batas kadar bilirubin untuk melakukan terapi sinar biasanya lebih rendah pada kasus tersebut ( 12 mg/dL.

Tipe ikterus

Tipe ikterus yang umum terjadi :

1. Ikterus fisiologis : paling umum terjadi, ikterus ringan karena fungsi hati yang belum matang pada bayi baru lahir yang menyebabkan proses pengeluaran bilirubin berjalan lambat. Umumnya muncul pada usia 2-4 hari dan menghilang pada usia 1-2 minggu

2. Ikterus prematuritas : umumnya muncul pada bayi prematur karena bayi prematur belum bisa mengeluarkan bilirubin secara efektif. Ikterus pada bayi prematur ditatalaksana pada batas kadar bilirubin yang lebih rendah daripada batas kadar pengobatan bilirubin pada bayi cukup bulan

3. Breastfeeding jaundice: ikterus yang muncul saat bayi ASI tidak mendapat cukup ASI karena kesulitan dalam menyusui atau ASI ibu belum keluar. Ini tidak disebabkan oleh ASI tetapi karena bayi belum mendapat ASI yang cukup

4. Breastmilk jaundice: pada 1-2% bayi ASI ikterus dapat disebabkan karena bahan yang dihasilkan dalam ASI yang menyebabkan kadar bilirubin meningkat. Bahan ini dapat mencegah pengeluaran bilirubin melalui usus. Umumnya mulai usia 3-5 hari dan perlahan-lahan menghilang dalam 3-12 minggu

5. Ketidakcocokan golongan darah (inkompatibilitas Rhesus atau ABO) : jika golongan darah bayi berbeda dari ibu maka ibu dapat menghasilkan antibodi yang dapat menghancurkan sel darah merah bayi. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan dapat meningkatkan kadar bilirubin dalam darah. Ikterus karena ketidakcocokan golongan darah dapat terjadi sejak hari pertama (<24jam). Ketidakcocokan rhesus menyebabkan bentuk paling berat dari ikterus, saat ini dapat dicegah dengan pemberian immunoglobulin rhesus pada ibu dalam 72 jam setelah persalinan untuk mencegah pembentukan antibodi yang dapat membahayakan bayi yang dikandung berikutnya

Kadar bilirubin yang lebih tinggi dan lebih lama dari sakit kuning biasa dapat terjadi karena bayi tidak mendapatkan cukup ASI. Hal ini dapat disebabkan karena  produksi ASI membutuhkan waktu lebih lama daripada biasanya  (tapi jika bayi menyusu dengan baik dalam beberapa hari pertama seharusnya hal ini bukanlah masalah), atau karena kebiasaan di rumah sakit yang membatasi menyusui, atau karena, biasanya, pelekatan bayi tidak baik sehingga bayi tidak mendapatkan cukup ASI yang tersedia. Ketika bayi mendapatkan sedikit ASI, buang air besar cenderung menjadi sedikit dan jarang karena bilirubin yang berada di usus bayi terserap kembali ke dalam darah dan bukannya dibuang saat buang air besar.  Sudah jelas, cara terbaik untuk mencegah “sakit kuning karena tidak mendapat cukup ASI” adalah dengan mulai menyusui dengan benar. Bagaimanapun, yang pasti, pendekatan awal untuk bayi sakit kuning karena tidak mendapatkan cukup ASI bukanlah dengan menghentikan bayi menyusu atau dengan memberinya susu botol. Jika bayi menyusu dengan baik, menyusu lebih sering sudah cukup untuk menurunkan kadar bilirubin, meskipun sebenarnya tak ada yang benar-benar perlu dilakukan. Jika bayi menyusu kurang baik, membantu bayi melekat dengan lebih baik dapat membuat bayi menyusu lebih efektif dan mendapatkan lebih banyak ASI. Menekan payudara agar bayi mendapatkan lebih banyak ASI juga dapat membantu. Jika pelekatan dan penekanan payudara saja tidak berhasil, alat bantu menyusui dapat digunakan untuk memberi tambahan asupan.

Kapan menghubungi dokter

Hubungi dokter Anda segera jika :

· Kuning pada 24 jam pertama

· Kuning menyebar atau menjadi lebih berat

· Bayi Anda menjadi demam

· Jika anak Anda terlihat sakit

Hubungi dokter Anda jika bayi Anda tidak menyusu dengan baik atau Anda merasa bayi Anda tidur terus menerus.

Pada ikterus ringan sampai sedang, dalam 1-2 minggu bayi dapat mengeluarkan bilirubin dengan sendirinya. Pada kadar bilirubin yang tinggi dapat dilakukan fototerapi-pengobatan dengan sinar khusus yang membantu pengeluaran bilirubin dengan memecah bilirubin sehingga lebih mudah dimetabolisme oleh hati bayi. Pemberian ASI/nutrisi lebih sering untuk membantu bayi mengeluarkan bilirubin melalui tinja. Pada kasus sangat berat transfusi tukar merupakan suatu pertimbangan

Bagaimana pengobatan penyakit Jaundice

Jika kadar bilirubin tidak terlalu tinggi biasanya tidak perlu pengobatan. Biasanya dokter menyarankan untuk memberikan ASI lebih sering. Bentuk terapi jaundice ini macam-macam, disesuaikan dengan kadar kelebihan yang ada.

1.Terapi Sinar (fototerapi)

Terapi sinar dilakukan selama 24 jam atau setidaknya sampai kadar bilirubin dalam darah kembali ke ambang batas normal. Dengan fototerapi, bilirubin dalam tubuh bayi dapat dipecahkan dan menjadi mudah larut dalam air tanpa harus diubah dulu oleh organ hati. Terapi sinar juga berupaya menjaga kadar bilirubin agar tak terus meningkat sehingga menimbulkan risiko yang lebih fatal.

Sinar yang digunakan pada fototerapi berasal dari sejenis lampu neon dengan panjang gelombang tertentu. Lampu yang digunakan sekitar 12 buah dan disusun secara paralel. Di bagian bawah lampu ada sebuah kaca yang disebut flexy glass yang berfungsi meningkatkan energi sinar sehingga intensitasnya lebih efektif.

Sinar yang muncul dari lampu tersebut kemudian diarahkan pada tubuh bayi. Seluruh pakaiannya dilepas, kecuali mata dan alat kelamin harus ditutup dengan menggunakan kain kasa. Tujuannya untuk mencegah efek cahaya berlebihan dari lampu-lampu tersebut. Seperti diketahui, pertumbuhan mata bayi belum sempurna sehingga dikhawatirkan akan merusak bagian retinanya. Begitu pula alat kelaminnya, agar kelak tak terjadi risiko terhadap organ reproduksi itu, seperti kemandulan.

Pada saat dilakukan fototerapi, posisi tubuh bayi akan diubah-ubah; telentang lalu telungkup agar penyinaran berlangsung merata. Dokter akan terus mengontrol apakah kadar bilirubinnya sudah kembali normal atau belum. Jika sudah turun dan berada di bawah ambang batas bahaya, maka terapi bisa dihentikan. Rata-rata dalam jangka waktu dua hari si bayi sudah boleh dibawa pulang.

Meski relatif efektif, tetaplah waspada terhadap dampak fototerapi. Ada kecenderungan bayi yang menjalani proses terapi sinar mengalami dehidrasi karena malas minum. Sementara, proses pemecahan bilirubin justru akan meningkatkan pengeluarkan cairan empedu ke organ usus. Alhasil, gerakan peristaltik usus meningkat dan menyebabkan diare. Memang tak semua bayi akan mengalaminya, hanya pada kasus tertentu saja. Yang pasti, untuk menghindari terjadinya dehidrasi dan diare, orang tua mesti tetap memberikan ASI pada si kecil.

2.Terapi Transfusi

Jika setelah menjalani fototerapi tak ada perbaikan dan kadar bilirubin terus meningkat hingga mencapai 20 mg/dl atau lebih, maka perlu dilakukan terapi transfusi darah. Dikhawatirkan kelebihan bilirubin dapat menimbulkan kerusakan sel saraf otak (kern ikterus). Efek inilah yang harus diwaspadai karena anak bisa mengalami beberapa gangguan perkembangan. Misalnya keterbelakangan mental, cerebral palsy, gangguan motorik dan bicara, serta gangguan penglihatan dan pendengaran. Untuk itu, darah bayi yang sudah teracuni akan dibuang dan ditukar dengan darah lain.

Proses tukar darah akan dilakukan bertahap. Bila dengan sekali tukar darah, kadar bilirubin sudah menunjukkan angka yang menggembirakan, maka terapi transfusi bisa berhenti. Tapi bila masih tinggi maka perlu dilakukan proses tranfusi kembali. Efek samping yang bisa muncul adalah masuknya kuman penyakit yang bersumber dari darah yang dimasukkan ke dalam tubuh bayi. Meski begitu, terapi ini terbilang efektif untuk menurunkan kadar bilirubin yang tinggi.

3.Terapi Obat-obatan

Terapi lainnya adalah dengan obat-obatan. Misalnya, obat phenobarbital atau luminal untuk meningkatkan pengikatan bilirubin di sel-sel hati sehingga bilirubin yang sifatnya indirect berubah menjadi direct. Ada juga obat-obatan yang mengandung plasma atau albumin yang berguna untuk mengurangi timbunan bilirubin dan mengangkut bilirubin bebas ke organ hati.

Biasanya terapi ini dilakukan bersamaan dengan terapi lain, seperti fototerapi. Jika sudah tampak perbaikan maka terapi obat-obatan ini dikurangi bahkan dihentikan. Efek sampingnya adalah mengantuk. Akibatnya, bayi jadi banyak tidur dan kurang minum ASI sehingga dikhawatirkan terjadi kekurangan kadar gula dalam darah yang justru memicu peningkatan bilirubin. Oleh karena itu, terapi obat-obatan bukan menjadi pilihan utama untuk menangani hiperbilirubin karena biasanya dengan fototerapi si kecil sudah bisa ditangani.

4. Menyusui Bayi dengan ASI

Bilirubin juga dapat pecah jika bayi banyak mengeluarkan feses dan urin. Untuk itu bayi harus mendapatkan cukup ASI. Seperti diketahui, ASI memiliki zat-zat terbaik bagi bayi yang dapat memperlancar buang air besar dan kecilnya. Akan tetapi, pemberian ASI juga harus di bawah pengawasan dokter karena pada beberapa kasus, ASI justru meningkatkan kadar bilirubin bayi (breast milk jaundice). Di dalam ASI memang ada komponen yang dapat mempengaruhi kadar bilirubinnya. Sayang, apakah komponen tersebut belum diketahui hingga saat ini.

Yang pasti, kejadian ini biasanya muncul di minggu pertama dan kedua setelah bayi lahir dan akan berakhir pada minggu ke-3. Biasanya untuk sementara ibu tak boleh menyusui bayinya. Setelah kadar bilirubin bayi normal, baru boleh disusui lagi.

5. Terapi Sinar Matahari

Terapi dengan sinar matahari hanya merupakan terapi tambahan. Biasanya dianjurkan setelah bayi selesai dirawat di rumah sakit. Caranya, bayi dijemur selama setengah jam dengan posisi yang berbeda-beda. Seperempat jam dalam keadaan telentang, misalnya, seperempat jam kemudian telungkup. Lakukan antara jam 7.00 sampai 9.00. Inilah waktu dimana sinar surya efektif mengurangi kadar bilirubin. Di bawah jam tujuh, sinar ultraviolet belum cukup efektif, sedangkan di atas jam sembilan kekuatannya sudah terlalu tinggi sehingga akan merusak kulit.

Hindari posisi yang membuat bayi melihat langsung ke matahari karena dapat merusak matanya. Perhatikan pula situasi di sekeliling, keadaan udara harus bersih.

Apakah Jaundice Berbahaya bagi bayi?

Pada bayi yang lahir sehat dan tidak ada kelainan, jaundice bukan masalah yang serius. Tapi bagaimanapun juga bilirubin yang sangat tinggi jumlahnya dapat berbahaya. Ini dapat menyebabkan bayi mengalami kerusakan otak.

Periksa ke dokter anak anda untuk mengecek kadar bilirubun, jika perlu dokter akan memberikan obat. Ini biasanya untuk mencegah agar levelnya tidak terlalu tinggi.

Kesimpulan

Hiperbilirubinemia dapat terjadi pada bayi cukup bulan sehat yang menyusui. Hiperbilirubinemia yang berhubungan dengan pemberian ASI dapat berupa breastfeeding jaundice (BFJ) dan breastmilk jaundice (BMJ). Penyebab BFJ adalah kekurangan asupan ASI, biasanya timbul pada hari ke-2 atau ke-3 pada waktu ASI belum banyak. Penyebab BMJ belum begitu jelas. The American Academy of Pediatrics (AAP) tidak menganjurkan penghentian ASI dan merekomendasikan pemberian ASI terus menerus (minimal 8-10 kali dalam 24 jam). Sedangkan Gartner dan Auerbach merekomendasikan dilakukan penghentian ASI sementara pada sebagian kasus BMJ dan tetap mendapat ASI selama dalam proses terapi BFJ.

Jika, misalnya, bayi menderita sakit kuning yang parah karena terjadi pemecahan sel darah merah yang sangat cepat, ini bukan alasan untuk menghentikan proses menyusui. Menyusui seharusnya tetap dilanjutkan dalam situasi tersebut.

Daftar Bacaan

Subcommitte on Hyperbilirubinemia. Clinical practice 1. guidelines: management of hyperbilirubinemia in the newborn or more weeks gestation. Pediatrics. 2004;114:297-316.

Porter ML, Dennis BL. Hyperbilirubinemia in the term newborn. Am Fam Physic. 2002; 65:599-606.

Lawrence RA, Lawrence RM. Hyperbilirubinemia and jaundice. Dalam: Breastfeeding: a guide for the medical profession. Edisi ke-6. St.Louis: Mosby; 2005. h.532-40.

Indrasanto E, Darmasetiawani N, Rohsiswatmo R, Kaban KR. Hiperbilirubinemia pada neonatus. Dalam: Paket Pelatihan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK). Jakarta: JNPK-KR, IDAI, POGI,USAID; 2008. h.109-27.

Martin CR, Cloherty JP. Neonatal hyperbilirubinemia. Dalam: Cloherty JP, Eichenwald EC, Stark AR .Manual of Neonatal Care. Edisi ke-6. New York: McGraw Hill; 2008. h.181-212.

Gilmore MM, Uy CC. Hyperbilirubinemia. Dalam: Gomella TL, Cunningham MD , Eyal FG, penyunting. Neonatology: management, procedures, on-call problems, diseases and drugs. Edisi ke-5. New York: McGraw Hill; 2004. h.487-508.

Trauma Lahir Pada Bayi, Yang Harus Anda Ketahui

sebelum membaca artikel ini silahkan melihat video di bawah ini:

Trauma lahir merupakan trauma mekanik yang disebabkan karena proses persalinan/kelahiran, dalam beberapa buku ada yang menyebutkan sebagai jejas persalinan dan cedera lahir.

Macam-macam trauma lahir yaitu caput succedenaum, cephal hematoma, perdarahan intracranial, trauma pada fleksus brachialis, fraktur clavikula dan humerus.

Trauma lahir yang paling sering adalah trauma kepala, dalam hand out ini akan dibahas caput succedenaum, cephalhematoma, trauma pada fleksus brachialis dan fraktur clavikula dan humerus.

Penatalaksaannya sama dengan sebagaimana bayi normal, tidak ada tindakan khusus. Intervensi khusus dilakukan bila ukurannya bertambah besar.

Akan dijelaskan juga sejauh mana bidan turut berperan serta dalam memberikan asuhan kebidanan, sehingga setelah mahasiswa menyelesaikan perkuliahan ini dapat membedakan asuhan kebidanan pada neonatus dengan jejas pada persalinan.

A. CAPUT SUCCEDDANEUM

151329540832863

1. Pengertian

a. Pembengkakan pada suatu tempat di kepala karena adanya timbunan getah bening di bawah lapisan aponerose di luar periostenum.

b. Caput suksedaneum adalah pembengkakan difus jaringan lunak kepala yang dapat melampaui sutura garis tengah.

2. Etiologi

Karena adanya tekanan pada kepala oleh jalan lahir, partus lama (Caput Succedaneum) dan persalinan dengan vakum ekstraksi (Caput Succedaneum artificiale)

3. Gambaran klinis

Kelainan ini sebagai akibat sekunder dari tekanan uterus atau dinding vagina pada kepala bayi sebatas caput. Keadaan ini dapat pula terjadi pada kelahiran spontan dan biasanya menghilang dalam 2-4 hari setelah lahir.

Gejala dan Tanda :

a. Adanya oedema di kepala

b. Pada perabaan teraba lembut dan lunak.

c. Oedem melampaui sela-sela tulang tengkorak

d. Batas tidak jelas.

e. Biasanya menghilang dalam waktu 2-4 hari tanpa pengobatan

Suction dari vacuum ekstractor dapat menyebabkan bengkak berbentuk lingkaran dan berwarna ungu “chignon” di atas kulit kepala bayi. Tepi dari kulit kepala dapat terjadi ekskoriasi dan kulit kepala yang terkoyak, yang mana dapat menyebabkan pengelupasan jaringan.

Ketika suction yang berlebihan dihasilkan dari bagian vacuum atau saat seluruh lingkaran dari kulit kepala dapat terkelupas dari kepala. Hal ini selalu berbahaya terhadap infeksi. Dimana ada laserasi dan agen antiseptic diberikan, bedah plastic mungkin diperlukan.

4. Penatalaksanaan

Tidak diperlukan tindakan dan ada gejala sisa yang dilaporkan.

a. Bayi dirawat seperti pada perawatan bayi normal

b. Awasi keadaan umum bayi

c. Lingkungan harus dalam keadaan baik, cukup ventilasi, masuk sinar matahari

d. Pemberian ASI yang adekuat, ajarkan ibu cara menetekkan dengan tiduran untuk mengurangi anak jangan sering diangkat, agar benjolan tidak meluas

e. Mencegah terjadi infeksi dengan cara :

1. Perawatan tali pusat dengan baik

2. Personal hygiene yang baik

f. Memberikan penyuluhan kepada orangtua tentang :

1. Keadaan trauma pada bayi, tidak usah cemas karena benjolan akan menghilang 2-4 hari

2. Perawatan bayi sehari-hari

3. Manfaat dan cara pemberian ASI

Kesimpulan:

1. Caput Succedaneum merupakan bengkak di kepala oleh timbunan-timbunan getah bening di bawah lapisan aponerose di luar periosteum yang dapat melampaui sutura garis tengah.

2. Etiologi :

Partus lama dan persalinan dengan vakum ekstraksi.

3. Tanda dan gejala :

a. Adanya oedema di kepala

b. Pada perabaan teraba lembut dan lunak.

c. Oedem melampaui sela-sela tulang tengkorak

d. Batas tidak jelas.

e. Biasanya menghilang dalam waktu 2-4 hari tanpa pengobatan

4. Penatalaksanaan : tidak diperlukan tindakan khusus.

tmp34d621_thumb2

 

B. CEPHAL HAEMATOME

1. Pengertian

a. Pembengkakan pada kepala karena adanya penumpukan darah yang disebabkan perdarahan sub periostenum

b. Cephal Haematome adalah perdarahan sub periosteal akibat kerusakan jaringan periosteum karena tarikan atau tekanan jalan lahir, dan tidak pernah melampaui batas sutura garis tengah.

2. Etiologi

a. Tekanan jalan lahir terlalu lama pada kepala waktu persalinan.

b. Mullage terlalu keras sehingga selaput tengkorak robek.

c. Partus dengan tindakan.

1) Forsep

2) Vacum ekstraksi

3. Gambaran Klinis

Cephal haematom merupakan kumpulan darah di bawah periosteum bisa singular atau bilateral, darah tidak melewati garis sutura dari kepala bayi sehingga kepala bayi lembut atau empuk. Beberapa cephal haematom terjadi pada garis linear tulang kepala dimana sebagian besar sembuh dengan baik.

Tanda yang jelas dari fraktur kepala adalah daerah yang tertekan dari kepala bayi, terutama sekali melebihi tulang parietal. Tipe perlukan terjadi pada presentasi verteks ketika disporposi cephalopelviks menyebabkan kesulitan dalam persalinan dan biasanya berpengaruh terhadap tulang parietal sebagai presentasi, tetapi juga bisa berpengaruh pada kedua tulang parietal (biparietal cephal haematom) dan kadang terjadi pada tulang oksipital.

Daerah dari kepala yang tertekan meningkatkan kemungkinan memotong dari tulang kepala yang mengalami perembesan sampai menutupi dura otak.

Hal ini berhubungan dengan benturan yang berlebihan dari kepala bayi dengan lingkar tulang panggul selama persalinan, jaringan yang lunak dan keras dari kepala mengalami kerusakan, periosteum mulai terkoyak dari tulang cranial dan disana pengeluaran daerah merambat di bawah periosteum, akhirnya menyebabkan bengkak yang besar.

Bengkak tidak ada saat lahir tapi hanya berkembang kira-kira 24 jam dan tidak melewati sutura. Kelainan ini muncul beberapa jam setelah lahir, bisa bertambah besar dan agak lama menghilang (1-3 bulan).

Pada gangguan yang luas dapat menimbulkan anemia dan hiperbilirubinemia. Kadang hematom tetap ada seperti gumpalan yang keras di atas kepala seperti kalsium yang diletakkan.

Tanda dan gejala :

a. Kepala bengkak dan merah

b. Batasnya jelas

c. Pada perabaan mula-mula keras lambat laun lunak

d. Menghilang pada waktu beberapa minggu.

4. Penataksanaan

Penatalaksanaan hampir sama dengan caput succedaneum (tidak perlu perawatan local) hanya lebih berhati-hati lagi, jangan sering diangkat dari tempat tidur. Cairan tersebut akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 1 minggu.

Bertambahnya ukuran dari hematom dan bukti lain dari perdarahan yang luas adalah indikasi tambahan penyelidikan, meliputi studi radiografi dan pengkajian faktor pembekuan. Pemeriksaan x-ray tengkorak dilakukan.

Bila dicurigai adanya fraktur (mendekati hampir 5% dari seluruh cephal haematom), perlu pemantauan haemoglabin, hemotokrit dan bilirubin. Aspirasi darah dengan jarum tidak perlu dilakukan, aspirasi merupakan kontraindikasi

Asuhan kebidanan meliputi menjaga posisi bayi pada posisi berlawanan dengan daerah cephal haematoma, dan kolaborasi dengan tim pediatric untuk tes Imaging.

Tugas bidan dalam kasus ini adalah : menentramkan hati orangtua dengan menjelaskan bahwa kondisinya hanya temporer, hal ini tidak berpengaruh terhadap otak bayi karena kerusakannya diluar tengkorak dan akhirnya menghilang.

Hal ini penting untuk dilaporkan bidan kepada dokter karena mungkin dasar fraktur yang linear dari kepala dan dapat juga kerusakan intracranial.

Kesimpulan:

1. Cephal haematoma adalah : bengkak dari kepala oleh penumpukan darah pada perdarahan sub periosteum dan tidak pernah melewati sutura garis tengah.

2. Etiologi :

a. Tekanan jalan lahir terlalu lama pada kepala waktu persalinan.

b. Mullage terlalu keras sehingga selaput tengkorak robek.

c. Partus dengan tindakan.

3. Tanda dan gejala

a. Kepala bengkak dan merah

b. Batasnya jelas

c. Pada perabaan mula-mula keras lambat laun lunak

d. Menghilang pada waktu beberapa minggu.

4. Penatalaksanaan

Asuhan kebidanan meliputi menjaga posisi bayi pada posisi berlawanan dengan daerah cephal haematoma, dan kolaborasi dengan tim pediatric untuk tes Imaging. Tugas bidan dalam kasus ini adalah : menentramkan hati orangtua

Ringkasan

Perbedaan Caput Succedenaum dan Cephal Hematoma

Caput Succedenaum

Cephal Hematoma

Oedema (penumpukan getah bening)

Hematom (penumpukan darah)

Tertekan

Disebabkan trauma

Saat lahir

Muncul setelah lahir

Cenderung mengecil

Cenderung bertambah besar

Karena tekanan

Terjadi bukan karena tekanan

Bisa melewati garis sutura

Tidak melewati garis sutura

Menghilang dalam 24 jam

Tetap ada sampai 4-6 minggu

C. TRAUMA PADA FLEKSUS BRACHIALIS (BRACHIAL PALSI)

1. Pengertian

Kelumpuhan pada fleksus brachialis.

2. Etiologi

a. Tarikan lateral pada kepala dan leher padawaaktu melahirkan pada presentasi kepala.

b. Apabila lengan ekstensi melewati kepala dan presentasi bokong atau terjadi tarikan yang berlebihan pada bahu.

3. Gejala

a. Gangguan motorik lengan atas.

b. Lengan atas dalam kedudukan ekstensi dan abduksi.

c. Jika anak diangkat maka lengan akan lemas tergantung.

d. Refleks moro negative

e. Hipertensi dan fleksi pada jari-jari

f. Refleks meraih dengan tangan tadi ada

g. Paralisis dari lengan atas dan bawah.

4. Penatalaksanaan

a. Immobilisasi parsial dan penempatan lengan yang sesuai dengan mencegah terjadinya kontraktor.

b. Beri penguat atau bidai selama 1-2 minggu pertama kehidupannya.

Caranya :

Letakkan tangan bayi yang lumpuh di samping kepalanya yaitu dengan memasang verband pada pergelangan tangan bayi.

https://www.youtube.com/watch?v=v9pXVQGb0XQ

D. FRAKTUR CLAVICULA DAN HUMERUS

1. Pengertian

Patahnya tulang clavikula pada saat proses persalinan biasanya kesulitan melahirkan bahu pada letak kepala dan melahirkan lengan pada presentasi bokong, begitupun humerus.

2. Tanda / Gejala

a. Bayi tidak dapat menggerakkan lengan secara bebas pada sisi yang mengalami gangguan.

b. Bayi rewel karena kesakitan.

c. Adanya krepitasi dan perubahan warna kulit di tempat yang sakit/fraktur.

3. Penatalaksanaan

a. Jangan banyak digerakkan

b. Immobilisasi lengan dan bahu pada sisi yang sakit.

c. Rawat bayi dengan hati-hati.

d. Nutrisi yang adekuat (pemberian ASI yang adekuat dengan cara menganjurkan ibu cara pemberian ASI dengan posisi tidur, dengan sendok, dengan pipet).

e. Rujuk ke RS/ Pelayanan kesehatan lainnya.

Ayo minimalkan intervensi dan perlakukan bayi dengan lebih Gentle

Semoga Bermanfaat

Salam Hangat

Bidan Kita

RUJUKAN

Alexander JM, Leveno KJ, Hauth J, et al. Fetal injury associated with caesarean delivery. Obstet Gynecol 2006; 108:885. Demissie K, Rhoad GG, Smulian JC, et al. Operative vaginal delivery and neonatal and infant adverse outcome: population based retrospective analysis. BMJ 2004; 329:24. Uhing MR. Management of birth injuries. Clin Perinatol. 2005; 32:19-38. Mukhopadhyay S, Arulkumaran S. Breech delivery. Best Practice and Research Clinical Obstetrics and Gynecology. 2002; 16:31-42. Ralis ZA. Birth trauma to muscles in babies born by breech delivery and its possible fatal consequences. Archivesof Disease in Childhood 2000; 50:4-13. Kish K, Collea JV. Malpresentation and cord prolapsed. In: De Charney AH, Nathan L, Goodwin TM, Laufer N, editors. Current diagnosis and treatment obstetrics and gynecology. 10th ed. New York: McGraw-Hill; 2007. p.346-65. Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom Sl, Hauth JC, Gillstrap III L, Wenstrom KD. Williams obstetrics. 23rd ed. New York: McGraw-Hill; 2010. p.527-34. Rukmono S. Malpresentasi dan malposisi. Dalam: Trijatmo R, Gulardi HW, Abdul BS, editor. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2008. hal. 581-98. Angsar MD, Setjalilakusuma L. Persalinan sungsang. Dalam: Winknjosastro H, Saifudin Ab, Rachimhadhi T, editor. Ilmu bedah kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007. hal. 104-22. Cunningham MD, Eyal FG, Zenk KE, Gomella TL, editors. Neonatology: management, procedurs, On-Call problems, diseases and drugs. 5th ed. New York: McGraw-Hill;2004. Schneiderchildrenshospital.org. High-risk newborn. Available from URL:  http://www.schneiderchildrenshospital.org/peds_html_fixed/peds/hrnewborn/ivh.htm Patel HI, Moriarty KP, Brisson PA, Feins NR. Genitourinary injuries in the newborn. J Pediatr Surg 2001; 36:235-9. Childclinic. Birth trauma on breech delivery. Available from URL : http://www.childclinic.net/consultationlog Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM. Nelson textbook of pediatrics. 15th ed. Philadelphia: WB Saunders Company; 1996. Levene MI, Tudehope DI, Sinha SK. Essential neonatal medicine. 4th ed. Massachusetts: Blackwell publishing; 2008. Taslim S. Trauma Perinatal dalam buku ajar neurologia anak. BP IDAI 2000;12. 327-37. Leventhal HR. Birth injuries of the spinal cord. J Pediatr 1960; 56:4. Jumper SL, Justice D, Vanaman M, Nelson VS, Yang LJ. Torticolis associated with neonatal brachial plexus palsy. J Pediatr Neurol 2011; 45:305-10. Erbs-Palsy.co.uk. Erbs Palsy information. Available from URL: http://www.www.erbs-palsy.co.uk/ Malcolm IL, David IT, Sunil S. Essential neonatal medicine. 4th ed. Massachusetts: Blackwell Publishing; 2008. Menkes JH, Sarnat HB. Child neurology. 6th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2000. Kilani RA, Wetmore J. Neonatal subgaleal hematoma: presentation and outcome radiological findings and factors associated with mortality. Amm J Perinatol 2006; 23:41. Ralis ZA. Birth trauma to muscles in babies born by breech delivery and its possible fatal consequences. Archieves of disease in childhood 1975; 50:5.

Kontrasepsi Implan

0

 

1. Pengertian dan Cara Kerja Kontrasepsi Implan

Pengertian Kontrasepsi Implan

a. Kontrasepsi Implan adalah metode kontrasepsi yang diinsersikan pada bagian subdermal, yang hanya mengandung progestin dengan masa kerja panjang, dosis rendah, dan reversibel untuk wanita (Speroff & Darney, 2005).

 

b. Kontrasepsi Implan adalah sistem norplant dari implan subdermal levonorgestrel yang terdiri dari enam skala kapsul dimethylsiloxane yang dibuat dari bahan sylastic, masing-masing kapsul berisi 36 mg levonorgestrel dalam format kristal dengan masa kerja lima tahun (Varney, 1997). Cara Kerja Kontrasepsi Implan :

 

a. Lendir serviks menjadi kental

Kadar levonorgestrel yang konstan mempunyai efek nyata terhadap terhadap mucus serviks. Mukus tersebut menebal dan jumlahnya menurun, yang membentuk sawar untuk penetrasi sperma.

b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.

Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap maturasi siklik endometrium yang diinduksi estradiol, dan akhirnya menyebabkan atrofi. Perubahan ini dapat mencegah implantasi sekalipun terjadi fertilisasi; meskipun demikian, tidak ada bukti mengenai fertilisasi yang dapat dideteksi pada pengguna implan.

c. Mengurangi transportasi sperma

Perubahan lendir serviks menjadi lebih kental dan sedikit, sehingga menghambat pergerakan sperma.

d. Menekan ovulasi

Levonorgestrel menyebabkan supresi terhadap lonjakan luteinizing hormone (LH), baik pada hipotalamus maupun hipofisis, yang penting untuk ovulasi.

2. Jenis – jenis Kontrasepsi Implan

a. Norplant

Dipakai sejak tahun 1987. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm , dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun. Pelepasan hormon setiap harinya berkisar antara 50 – 85 mcg pada tahun pertama penggunaan, kemudian menurun sampai 30 – 35 mcg per hari untuk lima tahun berikunya. Saat ini norplant yang paling banyak dipakai.

b. Implanon

Terdiri dari satu batang putih lentur yang berisi progestin generasi ketiga, yang dimasukkan kedalam inserter steril dan sekali pakai/disposable, dengan panjang kira-kira 40 mm, dan diameter 2 mm, terdiri dari suatu inti EVA (Ethylene Vinyl Acetate) yang berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun. Pada permulaannya kecepatan pelepasan hormonnya adalah 60 mcg per hari, yang perlahan-lahan turun menjadi 30 mcg per hari selama masa kerjanya.

c. Jadena dan Indoplant

Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

d. Uniplant

Terdiri dari 1 batang putih silastic dengan panjang 4 cm, yang mengandung 38 mg nomegestrol asetat dengan kecepatan pelepasan sebesar 100 μg per hari dan lama kerja 1 tahun.

e. Capronor

Terdiri dari 1 kapsul biodegradable. Biodegradable implan melepaskan progestin dari bahan pembawa/pengangkut yang secara perlahan-lahan larut dalam jaringan tubuh. Bahan pembawanya sama sekali tidak perlu dikeluarkan lagi misal pada norplant. Tetapi sekali bahan pembawa tersebut mulai larut, ia tidak mungkin dikeluarkan lagi. Tingkat penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah. Kapsul ini mengandung levonorgestrel dan terdiri dari polimer E-kaprolakton. Mempunyai diameter 0,24 cm, terdiri dari dua ukuran dengan panjang 2,5 cm mengandung 16 mg levonorgestrel, dan kapsul dengan panjang 4 cm yang mengandung 26 mg levonorgestrel. Lama kerja 12 – 18 bulan. Kecepatan pelepasan levonorgestrel dari kaprolakton adalah 10 kali lebih cepat dibandingkan silastic.

Jenis – jenis implan mempengaruhi lama kerja alat kontrasepsi tersebut. Lama kerja ini dipengaruhi oleh jenis hormon yang digunakan serta dosis hormon yang terkandung dalam kapsul implan.

Implan yang dapat mengalami biodegradasi menghantar progestin dalam kadar konstan untuk suatu periode waktu yang bervariasi dari sebuah wahana yang larut dalam jaringan tubuh. Tingkat penggunaan kontrasepsi implan dapat diperbaiki dengan menghilangkan kebutuhan terhadap pengangkatan secara bedah.

3. Keuntungan dan Kerugian Kontrasepsi Implan

1) Keuntungan Kontrasepsi Implan, meliputi :

a. Daya guna tinggi

Kontrasepsi implan merupakan metode kontrasepsi berkesinambungan yang aman dan sangat efektif. Efektivitas penggunaan implant sangat mendekati efektivitas teoretis. Efektivitas 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan.

b. Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun)

Kontrasepsi implan memberikan perlindungan jangka panjang. Masa kerja paling pendek yaitu satu tahun pada jenis implan tertentu (contoh : uniplant) dan masa kerja paling panjang pada jenis norplant.

c. Pengembalian kesuburan yang cepat

Kadar levonorgestrel yang bersirkulasi menjadi terlalu rendah untuk dapat diukur dalam 48 jam setelah pengangkatan implan. Sebagian besar wanita memperoleh kembali siklus ovulatorik normalnya dalam bulan pertama setelah pengangkatan. Angka kehamilan pada tahun pertama setelah pengangkatan sama dengan angka kehamilan pada wanita yang tidak menggunakan metode kontrasepsi dan berusaha untuk hamil. Tidak ada efek pada jangka panjang kesuburan di masa depan.Kembalinya kesuburan setelah pengangkatan implan terjadi tanpa penundaan dan kehamilan berada dalam batas-batas normal. Implan memungkinkan penentuan waktu kehamilan yang tepat karena kembalinya ovulasi setelah pengangkatan implan demikian cepat.

d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam

Implan diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.

e. Bebas dari pengaruh estrogen

Tidak mengandung hormon estrogen. Kontrasepsi implan mengandung hormon progestin dosis rendah. Wanita dengan kontraindikasi hormon estrogen, sangat tepat dalam penggunaan kontrasepsi implan.

f. Tidak mengganggu kegiatan sanggama

Kontrasepsi implan tidak mengganggu kegiatan sanggama, karena diinsersikan pada bagian subdermal di bagian dalam lengan atas.

g. Tidak mengganggu ASI

Implan merupakan metode yang paling baik untuk wanita menyusui. Tidak ada efek terhadap kualitas dan kuantitas air susu ibu, dan bayi tumbuh secara normal. Jika ibu yang baru menyusui tidak sempat nantinya (dalam tiga bulan), implan dapat diisersikan segera Postpartum.

h. Klien hanya kembali ke klinik bila ada keluhan

i. Dapat dicabut setiap saat

j. Mengurangi jumlah darah haid

Terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.

k. Mengurangi / memperbaiki anemia

Meskipun terjadi peningkatan dalam jumlah spotting dan hari perdarahan di atas pola haid pra-pemasangan, konsentrasi hemoglobin para pengguna implan meningkat karena terjadi penurunan dalam jumlah rata-rata darah haid yang hilang.

2) Kerugian Kontrasepsi Implan, meliputi :

Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatkan jumlah darah haid, serta amenorea.

Sejumlah perubahan pola haid akan terjadi pada tahun pertama penggunaan, kira-kira 80% pengguna. Perubahan tersebut meliputi perubahan pada interval antar perdarahan, durasi dan volume aliran darah, serta spotting (bercak-bercak perdarahan). Oligomenore dan amenore juga terjadi, tetapi tidak sering, kurang dari 10% setelah tahun pertama. Perdarahan yang tidak teratur dan memanjang biasanya terjadi pada tahun pertama. Walaupun terjadi jauh lebih jarang setelah tahun kedua, masalah perdarahan dapat terjadi pada waktu kapan pun.

Timbulnya keluhan-keluhan, seperti :

a. Nyeri kepala

Sebagian besar efek samping yang dialami oleh pengguna adalah nyeri kepala; kira-kira 20% wanita menghentikan penggunaan karena nyeri kepala.

b. Peningkatan berat badan

Wanita yang meggunakan implan lebih sering mengeluhkan peningkatan berat badan dibandingkan penurunan berat badan. Penilaian perubahan berat badan pada pengguna implan dikacaukanoleh perubahan olahraga, diet, dan penuaan. Walaupun peningkatan nafsu makan dapat dihubungkan dengan aktivitas androgenik levonorgestrel, kadar rendah implan agaknya tidakmempunyai dampak klinis apapun. Yang jelas, pemantauan lanjutan lima tahun pada 75 wanita yang menggunakan implan Norplant dapat menunjukkan tidak adanya peningkatan dalam indeks masa tubuh (juga tidak ada hubungan antara perdarahan yang tidak teratur dengan berat badan).

c. Jerawat

Jerawat, dengan atau tanpa peningkatan produksi minyak, merupakan keluhan kulit yang paling umum di antara pengguna implan. Jerawat disebabkan oleh aktivitas androgenik levonorgestrel yang menghasilkan suatu dampak langsung dan juga menyebabkan penurunan dalam kadar globulin pengikat hormon seks (SHBG, sex hormonne binding globulin), menyebabkan peningkatan kadar steroid bebas (baik levonorgestrel maupun testosteron). Hal ini berbeda dengan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung levonorgestrel, yang efek estrogen pada kadar SHBG-nya (suatu peningkatan) menghasilkan penurunan dalam androgen bebas yang tidak berikatan. Tetapi umum untuk keluhan jerawat mencakup pengubahan makanan, praktik higiene kulit yang baik dengan menggunakan sabun atau pembersih kulit, dan pemberian antibiotik topikal (misalnya larutan atau gel klindamisin 1%, atau reitromisin topikal). Penggunaan antibiotik lokal membantu sebagian besar pengguna untuk terus menggunakan implan.

d. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahan (nervousness)

Pemasangan dan pengangkatan implan menjadi pengalaman baru bagi sebagian besar wanita. Sebagaimana dengan pengalaman baru manapun, wanita akan menghadapinya dengan berbagai derajat keprihatinan serta kecemasan. Walaupun ketakutan akan rasa nyeri saat pemasangan implan merupakan sumber kecemasan utama banyak wanita, nyeri yang sebenarnya dialami tidak separah yang dibayangkan. Pada kenyataannya, sebagian besar pasien mampu menyaksikan dengan santai proses pemasangan atau pengangkatan implannya. Wanita harus diberitahu bahwa insisi yang dibuat untuk prosedur tersebut kecil dan mudah sembuh, meninggalkan jaringan parut kecil yang biasanya sukar dilihat karena lokasi dan ukurannya.

e. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.

Implan harus dipasang (diinsersikan) dan diangkat melalui prosedur pembedahan yang dilakukan oleh personel terlatih. Wanita tidak dapat memulai atau menghentikan metode tersebut tanpa bantuan klinisi. Insiden pengangkatan yang mengalami komplikasi adalah kira-kira 5%, suatu insiden yang dapat dikurangi paling baik dengan cara pelatihan yang baik dan pengalaman dalam melakukan pemasangan serta pencabutan implan.

f. Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual termasuk AIDS.

Implan tidak diketahui memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual seperti herpes, human papiloma virus, HIV AIDS, gonore atau clamydia. Pengguna yang berisiko menderita penyakit menular seksual harus mempertimbangkan untuk menambahkan metode perintang (kondom) guna mencegah infeksi.

g. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi.

Dibutuhkan klinisi terlatih dalam melakukan pengangkatan implan.

h. Efektivitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberculosis (rifampisin) atau obat epilepsy (fenitoin dan barbiturat).

Obat-obat ini sifanya menginduksi enzim mikrosom hati. Pada kasus ini, penggunaan implan tidak dianjurkan karena cenderung menigkatkan risiko kehamilan akibat kadar levonorgestrel yang rendah di dalam darah.

i. Insiden kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi.

Angka kehamilan ektopik selama menggunakan kontrasepsi implan adalah 0,28 per 1000 wanita per tahun penggunaan. Walaupun risiko terjadinya kehamilan ektopik selama menggunakan implan rendah, jika kehamilan memang terjadi, kehamilan ektopik harus dicurigai karena kira-kira 30% kehamilan pada saat menggunakan implan merupakan kehamilan ektopik.

Angka Kehamilan Ektopik per 1000 Wanita per Tahun Penggunaan *

Pengguna bukan kontrasepsi, semua usia

3,0 – 4,5

Copper T-380 IUD

0,20

Implan

0,28

* Centers for Disease Control and Prevention, Ectopic Pregnancy in the Dapat disimpulkan bahwa metode kontrasepsi tidaklah semuanya memberikan keuntungan bagi pemakainya, tapi juga terdapat kerugian dari metode kontrasepsi tersebut

 

Kesimpulan :

Kontrasepsi implan adalah kontrasepsi hormonal yang hanya mengandung progestin dosis rendah, diinsersikan subdermal dengan masa kerja panjang. Kontrasepsi implan mencegah terjadinya kehamilan dengan cara membuat lendir serviks menjadi kental, mengganggu proses pembentukan endometrium, mengurangi transportasi sperma dan menekan ovulasi. Terdapat enam jenis kontrasepsi implan yaitu norplant, implanon, jadena, indoplant, uniplant dan capronor. Beberapa keuntungan kontrasepsi implan antara lain efektivitas implan sangat tinggi, metode yang baik untuk wanita menyusui serta kembalinya kesuburan setelah pengangkatan terjadi cepat. Beberapa kerugian yang berhubungan dengan penggunaan implan, diantaranya menyebabkan kekacauan dalam pola perdarahan haid hingga 80% pengguna, terutama selama tahun pertama penggunaa

berikut ini cara pemasangan implan:

{youtubejw}Ir2MHzq9RYA{/youtubejw}

 

Semoga bermanfaat

Salam hangat

Bidan Kita

 

referensi:

 

1. Hartanto, H. Keluarga Berencana & Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit Pustaka Sinar Harapan, 2004 ; Hal.179 – 193.

2. Manuaba, I.B.G. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, & Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998 ; Hal. 440.

3. Saifuddin, A.B., Affandi, B., Lu, E.R. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Penerbit YBP SP, 2003 ; Hal. MK-16 – 26.

4. Speroff, L. & Darney, P. Pedoman Klinis Kontrasepsi, Ed.2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2005 ; Hal. 240 – 270.

5. Varney, H. Varney”s Midwifery, 3 rd Ed. London : Jones & Bartlet Publishers, 1997 ; Hal. 77 – 92.

Prosedur dan pemeriksaan diawal persalinan

Dalam beberapa hari ini saya mewawancarai beberapa ibu tentang pengalaman mereka ketika pertama kali memasuki proses persalinan dalam hidup mereka. Ada yang menyatakan takut, ngeri dan tidak mengerti apa saja yang terjadi dan dilakukan terhadap tubuh dan bayinya. Dan ada pula yang terkaget-kaget dangan semua prosedur yang di berikan yang mana belum pernah terbayangkan sebelumnya olehnya. Nah dalam artikel ini saya akan mencoba memberikan gambaran kepada Anda tentang apa dan bagaimana prosedur yang biasanya dilakukan di dalam awal proses persalinan

 

Ketika Anda tiba di rumah sakit yang akan Anda temui biasanya bidan. Dan bidan tersebut yang akan menilai tentang persalinan Anda dan kemajuannya. Dan sebelum melakukan pemeriksaan awal bidan Anda akan mengajukan beberapa pertanyaan tentang apa yang telah terjadi sejauh ini, seperti:

– Berapa minggu usia kehamilan Anda?

– Apakah Anda memiliki masalah selama kehamilan Anda?

– Apakah Anda sudah mengalami flek dan keluar lendir atau darah?

– Apakah ketuban Anda pecah, jika iya, berapa banyak dan warna apa?

– Apakah Anda merasa bayi Anda bergerak hari ini?

– Apakah Anda sudah merasakan  kontraksi , dan seberapa sering kontraksi itu terjadi berikut durasinya?

Setelah mencatat semua data yang dibutuhkan, Selanjutnya, bidan akan melakukan pemeriksaan pada Anda:

– Urin, darah

– berat badan dan indeks massa tubuh (BMI)

– tekanan darah

– suhu

– nadi

kemudian Bidan melakukan pemeriksaan leopold yaitu pemeriksaan dengan melakukan perabaan di perut untuk mengetahui bagaimana posisi janin serta apakah kepala bayi Anda yang masuk panggul Anda atau tidak. Dia juga akan menilai berapa lama, kuat dan seringnya kontraksi terjadi, dan seberapa serta di bagian mana terasa rasa kurang nyaman.

Bidan Anda kemudian akan memeriksa kesejahteraan bayi Anda dengan mendengarkan AndaÂdetak jantung bayi setelah kontraksi.

Bidan mungkin meminta izin untuk melakukan pemeriksaan (vagina) internal, untuk mengetahui seberapa lebar pembukaan serviks Anda.

Jika Anda tidak ingin di laukan pemeriksaan dalam, maka itu tidak akan jelas berapa banyak serviks telah membuka (melebar). Tapi bidan yang terampil mungkin dapat memberitahu kira-kira berapa jauh persalinan Anda hanya dari mengamati dan “mendengarkan”  tubuh Anda.

Apa yang terjadi setelah pemeriksaan pertama?

Jika Anda masih berada di awal persalinan , Anda dapat memilih untuk pulang, tergantung pada keadaan individual dan waktu perjalanan. Bidan mungkin menganjurkan Anda pulang sehingga Anda bisa berada di lingkungan yang akrab sampai kontraksi lebih kuat.  Jika Anda lebih memilih untuk tinggal di rumah sakit, Anda mungkin akan dikirim ke bangsal antenatal atau ruang tunggu, kadang juga di ruang nifas. Namun biasanya ini justru membuat Anda lebih stres dan panik lagi. Jadi saran saya adalah ketika persalinan masih sangat awal, lebih baik Anda pulang dan menikmati proses berjalan.

Jika kontraksi sudah semakin banyak dan sering juga kuat, maka Anda akan pindah ke ruang kelahiran di mana Anda akan tinggal sampai Anda melahirkan. Sewaktu proses persalinan, bidan Anda akan menyimpan catatan tentang bagaimana kondisi Anda pada sebuah partogram. Ini adalah bagan yang diisi dengan simbol yang berbeda dan bagian untuk memonitor dan mencatat setiap detail dari proses persalinan Anda.

Bagaimana bayi saya akan dimonitor?

Kesejahteraan bayi Anda akan dipantau oleh bidan saat ia mendengarkan detak jantungnya. Untuk melakukan ini, dia akan menggunakan monitor genggam disebut Doppler atau Sonicaid juga dengan USG untuk bangkit kembali suara detak jantung bayi anda  Sebuah Sonicaid atau Doppler tidak akan terlalu banyak mengganggu kenyamanan Anda. Anda hanya harus tetap diam selama satu menit atau lebih sementara bidan Anda mendengarkan dan kemudian Anda dapat bergerak lagi.

Apakah saya perlu memiliki rencana persalinan?

Memiliki dan membuat birth plan atau rencana persalinan memang sangat penting bagi Anda, karena ini dapat membantu bidan Anda lebih memahami apa jenis pengalaman persalinan yang Anda inginkan.  Tapi jika Anda tidak mempersiapkan rencana kelahiran, jangan khawatir. Anda bisa memberitahu bidan Anda dan mengkomunikasikan tentang apa yang Anda inginkan.

 

Semoga bermanfaat

Salam hangat

Bidan Kita

APGAR Score, Apakah Itu ?

Peralihan dari janin yang terendam dalam cairan ketuban dan sepenuhnya bergantung pada plasenta (ari-ari) untuk pemenuhan kebutuhan makanan dan oksigennya, menjadi bayi yang menangis keras dan bernafas menghirup udara, merupakan suatu keajaiban. Bayi baru lahir yang sehat memerlukan perawatan yang baik agar dapat tumbuh secara normal dan sehat.

Sesaat setelah bayi lahir, penolong persalinan biasanya langsung melakukan penilaian terhadap bayi tersebut. Perangkat yang digunakan untuk menilai dinamakan Skor APGAR.

Kata APGAR diambil dari nama belakang penemunya, yaitu Dr. Virginia Apgar. Virgnia Apgar adalah seorang ahli anak sekaligus ahli anestesi. Skor ini dipublikasikannya pada tahun 1952.

Pada tahun 1962, seorang ahli anak bernama Dr. Joseph Butterfield membuat akronim dari kata APGAR yaitu Appearance (warna kulit), Pulse (denyut jantung), Grimace(respon refleks), Activity (tonus otot), and Respiration (pernapasan). (Wikipedia,2007)

Skor Apgar biasanya dinilai pada menit pertama kelahiran dan biasanya diulang pada menit kelima. Dalam situasi tertentu, Skor Apgar juga dinilai pada menit ke 10, 15 dan 20. (MedicineNet,2007)

Hal yang dinilai pada Skor Apgar adalah :

Appearance (warna kulit)

0 : Seluruh tubuh bayi berwarna kebiru-biruan atau pucat

1 : Warna kulit tubuh normal, tetapi tangan dan kaki berwarna kebiruan

2 : Warna kulit seluruh tubuh normal

Pulse (denyut jantung)

0 : Denyut jantung tidak ada

1 : Denyut jantung kurang dari 100 kali per menit

2 : Denyut jantung lebih atau diatas 100 kali per menit

Grimace (respon refleks)

0 : Tidak ada respon terhadap stimulasi

1 : Wajah meringis saat distimulasi

2 : Meringis, menarik, batuk, atau bersin saat stimulasi

Activity (tonus otot)

0 : Lemah, tidak ada gerakan

1 : Lengan dan kaki dalam posisi fleksi dengan sedikit gerakan

2 : Bergerak aktif dan spontan

Respiration (pernapasan)

0 : Tidak bernapas

1 : Menangis lemah, terdengar seperti merintih, pernapasan lambat dan tidak teratur

2 : Menangis kuat, pernapasan baik dan teratur

Kelima hal diatas dinilai kemudian dijumlahkan.

– Jika jumlah skor berkisar di 7 – 10 pada menit pertama, bayi dianggap normal.

– Jika jumlah skor berkisar 4 – 6 pada menit pertama, bayi memerlukan tindakan medis segera seperti penyedotan lendir yang menyumbat jalan napas dengan suction, atau pemberian oksigen untuk membantunya bernapas. Biasanya jika tindakan ini berhasil, keadaan bayi akan membaik (KidsHealth,2004) dan Skor Apgar pada menit kelima akan naik.

– Jika nilai skor Apgar antara 0 – 3, diperlukan tindakan medis yang lebih intensif lagi.

Perlu diketahui, Skor Apgar hanyalah sebuah tes yang didisain untuk menilai keadaan bayi secara menyeluruh, sehingga dapat ditentukan secara cepat apakah seorang bayi memerlukan tindakan medis segera. Skor Apgar bukanlah patokan untuk memperkirakan kesehatan dan kecerdasan bayi dimasa yang akan datang (KidsHealth,2004).

Sampai sekarang, skor apgar masih terus digunakan. Selain karena ketepatannya, juga karena cara penerapannya sederhana, cepat, dan ringkas.

Apa tujuan penilaian skor Apgar?

Bayi dengan hasil total, 7 atau lebih pada menit pertama setelah lahir, secara umum berada pada keadaan sehat. Bukan berarti skor yang rendah menunjukkan bahwa anak Anda tidak sehat atau tidak normal.

Hasil yang rendah dalam penilaian itu, menunjukkan bahwa anak Anda membutuhkan tindakan yang sifatnya segera, seperti menyedot/mengeluarkan cairan dari saluran pernapasan atau pemberian oksigen untuk membantu pernapasan, tindakan tersebut dapat memberikan perbaikan keadaan bayi secara umum.

Pada menit ke-5 setelah lahir, penilaian kembali dilakukan, dan jika skor bayi Anda tidak naik hingga nilai 7 atau lebih dan berdasarkan pertimbangan lainnya dari keadaan bayi makadokter dan perawat akan melanjutkan tindakan medis yang perlu untuk dilakukan dan pemantauan intensif.

Beberapa bayi yang lahir dengan masalah pada organ jantung dan paru-paru akan membutuhkan tindakan medis lanjutan, sedangkan yang lain hanya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan luar. Kebanyakan bayi baru lahir dengan nilai Apgar pertama dibawah 7, akan baik-baik saja.

Hal yang penting bagi orang tua yang baru memiliki bayi untuk mengetahui nilai Apgar. Penilaian ini dibuat untuk menolong tenaga kesehatan dalam mengkaji kondisi secara umum bayi baru lahir dan memutuskan untuk melakukan tindakan darurat atau tidak. Penilaian ini bukan ditujukan sebagai preidiksi terhadap kesehatan bayi atau perilaku bayi, atau bahkan status intelegensia/kepandaian. Beberapa bayi dapat mencapai angka 10, dan tidak jarang, bayi yang sehat memiliki skor yang lebih rendah dari biasanya, terutama pada menit pertama saat baru lahir.

Perlu diingai bahwa skor Apgar agak rendah (terutama pada menit pertama) adalah normal pada beberapa bayi baru lahir, terutama bayi yang lahir dari ibu hamil dengan risiko tinggi, lahir melalui proses operasi cesar, atau ibu yang memiliki komplikasi selama kehamilan maupun proses persalinan. Skor Apgar yang rendah juga bisa terjadi pada bayi prematur, dimana kemampuan untuk menggerakkan otot/alat gerak lebih rendah daripada bayi cukup bulan. Bayi prematur dalam kasus apapun akan memerluan pemantauan ekstra dan bantuan pernapasan, dikarenakan paru-paru belum sempurna.

Jika dokter Anda atau tenaga kesehatan peduli terhadap penilaian bayi Anda, maka mereka akan memberitahukan dan menjelaskan kondisi bayi Anda, apa yang mungkin menjadi penyebab masalah, dan penanganan apa yang akan diberikan. Yang paling penting, sebagian besar bayi melakukan penyesuaian dengan baik maka tetap tenang dan jalani proses tersebut

Menjaga kehangatan bayi baru lahir adalah suatu hal yang sangat penting. Sehingga Inisiasi menyusu Dini dan kontak kulit dengan kulit merupakan suatu tindakan yang dpat meningkatkan suhu tubuh bayi dan meningkatkan nilai apgar score bayi baru lahir.

PEMERIKSAAN FISIK

Dokter atau bidan akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dalam 6 – 12 jam pertama setelah bayi lahir. Pemeriksaan dimulai dengan serangkaian pengukuran seperti:

  • Menimbang berat badan, rata-rata bayi baru lahir beratnya adalah 3,5 kg
  • Mengukur panjang badan, rata-rata panjang bayi baru lahir adalah 50 cm
  • Mengukur lingkar kepala.

Selanjutnya dokter akan menilai kulit, kepala dan wajah, jantung dan paru-paru, sistem saraf, perut dan alat kelamin bayi. Kulit biasanya kemerahan, walaupun jari-jari tangan dan jari-jari kaki nampak agak kebiruan karena sirkulasi darah yang kurang baik dalam jam-jam pertama kehidupan bayi baru lahir.

Persalinan normal dengan bagian kepala yang lebih dahulu keluar, akan mengakibatkan bentuk kepala bayi berubah dan hal ini menetap selama beberapa hari. Tulang-tulang yang membentuk tengkorak kepala saling bertumpuk untuk memudahkan lahirnya kepala melalui jalan lahir. Memar dan pembengkakan di kulit kepala adalah hal yang sering ditemui.

Pada persalinan sungsang dimana bokong lahir terlebih dahulu, biasanya tidak terjadi perubahan bentuk kepala bayi, sebagai gantinya anggota tubuh yang mengalami pembengkakan dan memar adalah bokong, alat kelamin dan kaki. Kadang-kadang bisa terjadi perdarahan dari tulang kepala dan lapisan penutupnya (periosteum), mengakibatkan timbulnya benjolan di kepala (sefal hematom) yang akan menghilang dalam beberapa minggu.

Penekanan selama proses persalinan normal bisa menimbulkan memar pada wajah. Tekanan ini juga bisa menyebabkan wajah terlihat tidak simetris. Asimetri pada wajah juga bisa terjadi karena kerusakan pada salah satu saraf wajah. Penyembuhan pada umumnya akan terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu.

Pemeriksaan jantung dan paru-paru dilakukan dengan stetoskop untuk memeriksa adanya suatu kelainan. Kelainan pada salah satu dari organ ini juga bisa terlihat melalui warna kulit bayi dan keadaannya secara umum.

Dilakukan pemeriksaan terhadap denyut nadi di lipat paha. Dokter dan bidan juga akan memeriksa adanya kelainan pada saraf-saraf dan menguji refleks bayi. Refleks penting pada bayi baru lahir adalah refleks Moro, refleks mencucur dan refleks menghisap:

  • Refleks Moro : bila bayi baru lahir dikejutkan, tangan dan kakinya akan terentang ke depan tubuhnya seperti mencari pegangan, dengan jari-jari terbuka.
  • Refleks Mencucur : bila salah satu sudut mulut bayi disentuh, bayi akan memalingkan kepalanya ke sisi tersebut. Refleks ini membantu bayi baru lahir untuk menemukan putting.
  • Refleks Menghisap : bila suatu benda diletakkan dalam mulut bayi, maka bayi akan segera menghisapnya.

Pemeriksaan daerah perut dilakukan dengan menilai bentuknya, dan memeriksa ukuran, bentuk dan posisi alat-alat dalam seperti ginjal, hati dan limpa. Pembesaran ginjal bisa menunjukkan adanya sumbatan pada aliran keluar dari air kemih.

Pemeriksaan lengan, tungkai dan pinggul dilakukan dengan menilai kelenturan dan kemampuan geraknya. Masalah yang sering dijumpai pada bayi baru lahir adalah dislokasi panggul.

Keadaan ini bisa diatasi dengan memasang atau menyimpan dua atau tiga lapis popok pada bayi untuk menahan panggul pada posisi normalnya, sampai sembuh. Jika perlu, bisa dipasang bidai oleh seorang ahli tulang.

Pemeriksaan alat kelamin pada anak laki-laki salah satunya untuk memastikan bahwa kedua buah pelirnya lengkap dalam kantong buah zakar. Meskipun jarang dan tidak menimbulkan rasa nyeri pada bayi baru lahir, buah pelir bisa terpelintir (torsio testis), yang perlu diatasi dengan tindakan pembedahan darurat.

Pada bayi perempuan, bibir vaginanya menonjol. Sisa hormon ibu yang didapat selama dalam kandungan akan menyebabkan bibir vagina ini membengkak selama beberapa minggu pertama. BEBERAPA HARI PERTAMA

Segera setelah persalinan normal, ibu dibantu oleh petugas ruang persalinan untuk menggendong bayinya, melakukan IMD. Jika ibunya menginginkan, pemberian air susu ibu bisa dimulai pada saat ini. Sang ayah juga didorong untuk menggendong bayinya dan melewatkan saat-saat indah ini bersama.

Beberapa ahli percaya bahwa kontak fisik secara dini dengan bayi akan membantu terbentuknya ikatan yang kuat. Tetapi orang tua bisa membentuk ikatan yang kuat dengan bayinya meskipun pada jam-jam pertama mereka tidak bersama-sama.

Selama beberapa hari pertama setelah kelahiran anaknya, orang tua belajar untuk memberi makan, memandikan dan memakaikan baju bayi dan akan segera terbiasa dengan kegiatan ini. Meskipun ibu dan bayi harus tinggal selama seminggu bahkan lebih di rumah sakit, dewasa ini masa perawatan di rumah sakit hanya berkisar antara 2-3 hari saja.

Kebanyakan bayi baru lahir akan mengalami ruam kulit dalam minggu-minggu pertama. Ruam biasanya muncul di tempat kulit bergesekan dengan baju seperti lengan, tungkai dan punggung. Tetapi bisa juga muncul di wajah. Ruam ini cenderung menghilang sendiri tanpa pengobatan.

Penggunaan lotion atau bedak, sabun wangi, air panas untuk mandi dan celana plastik untuk bayi akan memperburuk keadaan ini, terutama pada Cuaca panas. Pengeringan dan pengelupasan kulit sering terjadi setelah beberapa hari, terutama di lipatan pergelangan tangan dan pergelangan kaki.

Bayi baru lahir memiliki beberapa benjolan keras dibawah kulitnya (nekrosis lemak subkutaneus), dimana penekanan tulang merusak beberapa jaringan lemak.

Pada persalinan dengan pertolongan forsep, benjolan tertentu sering ditemukan di kepala, pipi dan leher. Benjolan bisa pecah menembus permukaan kulit, mengeluarkan cairan kuning jernih, tetapi biasanya akan segera sembuh.

Bayi yang sebetulnya normal akan tampak sedikit kuning pada hari kedua. Yang harus diperhatikan adalah bila kuning muncul sebelum bayi berusia 24 jam. Tinja yang pertama keluar disebut mekonium, konsistensinya lengket berwarna hitam kehijauan. Setiap bayi harus mengeluarkan mekonium dalam 24 jam setelah kelahiran.

Kegagalan pengeluaran mekonium biasanya disebabkan mengerasnya mekonium dalam usus bayi, yang biasanya bisa dikeluarkan dengan satu atau dua enema secara lembut. Cacat bawaan bisa menyebabkan penyumbatan yang lebih serius.

Bayi baru lahir akan kehilangan 5-10% dari berat badannya dalam beberapa hari pertama. Berat ini akan segera kembali setelah bayi mulai menerima makanan dari luar.

Semoga bermanfaat

Salam Hangat

Bidan Kita

Sumber :

What is the Apgar Score http://kidshealth.org/PageManager.jsp?dn=KidsHealth&lic=1&ps=107&cat_id=20553&article_set=25452

1. KidsHealth (2004) : Apgar Score. www.kidshealth.org

2. MedicinNet (2007) : Apgar Score.  www.medicinenet.com

3. Wikipedia (2007) : Apgar Score. http://en.wikipedia.org

 

MENJELAJAHI PENGALAMAN MELAHIRKAN

Sengaja saya mencoba untuk mengupload beberapa video ini, supaya kita bisa menyaksikan emosi yang indah dan sangat terasa adanya koneksi di dalam tubuh seorang wanita ketika melahirkan.

pasangan ini berbicara tentang banyaknya peran bidan bagi seluruh kehamilan mereka. Pada intinya, mereka merasakan bidan sebagai teman, dukungan, dan profesional, dan pada akhirnya sebagai pembela otonomi mereka sebagai seorang ibu.

 

Mengapa Saya Memilih melahirkan di rumah?

Alasan ibu untuk memilih sarana melahirkan di rumah membuat mereka ingin tetap mempunyai keintiman dan kontrol, ketakutan akan caesar yang tidak perlu, untuk menginginkan koneksi yang lebih spiritual dengan anak mereka. Dua orang tua berbicara tentang alasan khusus mereka untuk pilihan ini.

Melepaskan diri dari rasa Takut dan Sakit untuk membangun Kekuatan

Pengalaman alami wanita melahirkan merupakan seuatu pengalaman yang menggabungkan keberanian dan kekuatan. Menghadapi rasa takut dan rasa sakit, tanpa bergantung pada obat atau sarana buatan untuk mempercepat proses melahirkan, para wanita ini mengekspresikan rasa percaya diri meningkat sebagai ibu.

Obligasi Keluarga

Proses kelahiran dapat memperbaharui hubungan, memperdalam koneksi antara anak, ibu dan ayah.

sumber : http://www.mothersnaturally.org/

semoga bermanfaat

Bidan Kita