Bidan Kita

Home Blog Page 53

Cara Lahir & Kegagalan Menyusui

Sering sekali saya ditanya olehrekan bahkan klien-klien saya “mengapa kita perlu Konsultan Laktasi?” “Sepertinya ada begitu banyak masalah menyusui lebih hari ini. Tidak seperti 20 tahun yang lalu, dimana wanita sangat mudah sekali menyusui dan sepertinya tidak ada kesulitan bayi-bayi saat menyusu pula.” Jawabannya adalah cukup sederhana; Karena sekarang semakin banyak Intervensi dalam proses kelahiran.

Organisasi Kesehatan Dunia menyarankan bahwa semua bayi harus diberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan. Makanan pendamping hanya boleh diperkenalkan mulai dari enam bulan sampai seterusnya, terus menyusui hingga bayi berusia usia dua tahun dan seterusnya.

Namun kenyataannnya dilapangan saat ini adalah betapa banyaknya masalah yang terjadi di hari-hari dan minggu-minggu pertama bayi baru lahir yang hendak menyusu. Saat ini WHO masih hanya berfokus pada topik yang berkaitan dengan jangka panjang menyusui:

1. Status gizi ibu yang sedang menyusui

2. Gizi bayi yang tinggal di daerah dengan defisiensi, seperti zat besi, seng, dan vitamin A.

3. Pemeriksaan Rutin utama kesehatan bayi.

Namun tidak ada rekomendasi untuk melihat lebih jauh ke dalam efek medikalisasi proses kelahiran pada inisiasi menyusui dan kelanjutan kehidupan bayi tersebut?

Padahal penurunan pemberian ASI eksklusif di bulan pertama adalah karena masalah dengan puting yang sakit dan masalah perlekatanl, ibu merasakan produksi susu yang tidak memadai dan pengenalan awal susu formula. Masalah-masalah ini seringkali diperparah ketika ibu melahirkan dengan penuh intervensi medis.

Memang bisa di akui bahwa beberapa tahun terakhir ini kita telah melihat banyak kemajuan dalam layanan kebidanan kedokteran. Namun tanpa disadari kemajuan tehnologi ini seringkali membawa dampak negatif atau menciptakan masalah baru.

Mengapa? Karena seringkali ilmu kedokteran menganggap bahwa proses kehamilan dan persalinan adalah bukan proses fisiologis namun proses medis yang mempunyai resiko obstetrik yang tinggi selama  persalinan.

Dalam persalinan seringkali intervensi-intervensi seperti ; pemantauan CTG yang terus menerus, induksi persalinan, epidural paksa yang sering berkembang menjadi persalinan lama yang akhirnya mendorong dan peningkatan kesempatan provider untuk melakukan intervensi baik tindakan maupun operasi caesar.

Tentu saja seharusnya proses persalinan tidak harus dianggap ‘berisiko tinggi’ sehingga seringkali berakhir ke medikalisasi, intervensi dan technokrasi. Seharusnya kita bisa menyadari bahwa dampak dari pemberian tindakan untuk menghilangkan rasa sakit dari petidin dapat memiliki efek yang tidak diinginkan pada bagaimana bayi merespon setelah lahir.

Demikian pula pada bayi yang mendapatkan beberapa intervensi selama proses kelahiran; induksi dan augmentasi persalinan, petidin, epidural, vakum atau forsep ini sering menyebabkan rasa sakit ibu dan bayi, stres dan kelelahan.

Bayi sering dipisahkan dari ibu mereka, dengan alasan untuk di bersihkan jalan lahirnya, dilakukan resusitasi atau 24 jam dalam perawatan khusus dengan alasan untuk menstabilkan suhu tubuh bayi yang pada gilirannya dapat menyebabkan proses menyusu pertama tertunda sehingga terjadi kesulitan menyusu pertama dan berikutnya.

Padahal sebenarnya segera setelah lahir seharusnya bayi segeradi dekap ibunya dan di bebaskan untuk melakukan inisiasi menyusu dini, karena dari proses itulah si bayi bisa menstabilkan suhu tubuhnya, mendapatkan flora positif dari tubuh ibunya dan merasakan nyaman.

Tunda semua intervensi karena Intervensi segala intervensi dapat memiliki potensi besar dan dampak yang signifikan pada kemampuan bayi untuk menyusu dan merespon dengan tepat.

Beberapa penelitian menemukan bahwa bayi yang lahir dari ibu bersalin secara alami tanpa obat-obatan memiliki kemampuan mengisap yang signifikan lebih baik dibandingkan dengan bayi-bayi lahir dengan berbagai intervensi.

Ada beberapa penelitian yang menyatakan bahwa pemberian epidural diduga dapat meningkatkan resiko skor perilaku neurologis yang rendah bayi baru lahir, tetapi belum ditemukan studi yang cukup yang menyatakan bahwa paparan analgesia epidural dapat mempengaruhi kemampuan menyusu dan menghisap pada bayi.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemberian intervensi pada proses persalinan maka dapat mempengaruhi fungsi sistem saraf pusat yang cukup berpengaruh pada keberhasilan proses menyusui pada hari kehidupan pertama.

Selama epidural, cairan infus terus menerus akan diberikan sepanjang proses persalinan dan selama beberapa jam ini bisa beberapa liter. Saat itu tubuh ibu terjadi peningkatan dan membawa sebuah volume cairan dan menambah a hormon antidiuretik, vasopressin, yang memperburuk retensi cairan lebih lanjut dan kami dapat melihat bagaimana hal ini sering mengakibatkan adanya oedema di payudara dan areola di hari 2-4 postpartum.

Edema dan pembengkakan dapat bertahan sampai 14 hari. Hal ini membuat payudara terasa sangat menyakitkan karena ketegangan di sekitar areola meningkat, maka bayi bisa merasa semakin sulit menghisap payudara dan efektif menguras ASI.

Hal ini dapat sangat tidak nyaman dan menjengkelkan bagi ibu sehingga sulit baginya untuk menyusui tanpa bantuan. Massage payudara sangat dianjurkan dilakukan setiap sebelum makan untuk meringankan edema. Memerah susu keluar sebelum makan akan memperburuk kondisi ini lebih lanjut .

Trauma kelahiran tidak harus hanya dilihat dari segi intervensi medis yang terlibat tetapi juga efek psikologis yang sangat berpotensi mengganggu setelahnya. Sebuah penelitian kualitatif dengan responden para ibu dari AS, Inggris, Australia dan Selandia Baru menemukan beberapa hambatan dalam kemampuan ibu baru saat menyusui.

Nah untuk mengurangi segala dampak negatif dari intervensi medis yang diterima ibu dan bayi saat proses persalinan dan untuk mengurangi birth trauma, maka sebaiknya :

– Lakukan IMD (Inisisasi menyusu Dini)) pada setiap persalinan

– Kalukan Kontak kulit ke kulit secara berkepanjangan atau dalam waktu yang lama, apa yang dibutuhkan oleh bayi baru lahir adalah berada di dekapan ibunya, mendengarkan suara nafas dan jantung ibunya

– Buatlah bayi dekat dengan puting. Bau, bau dan aroma yang lebih, ini penting!

– Berikan Colostrum ibu kepada bayinya

– Ibu baru bersalin tiak perlu menggunakan parfum. Karena ini akan mengganggu indra penciuan sang bayi dan akan berpengaruh kepada kemampuannya untuk menyusui. Mencium bau asli tubuh ibunya ini sangat penting bagi bayi.

– Yakinkan, Yakinkan, Yakinkan! Ibu harus tenang dan santai untuk membantu ASI mengalir dan menyediakan lingkungan yang menenangkan bagi yang baru lahir. suami dapat memberikan pijatan di bahu ini akan meningkatkan oksitosin dan membantu ASI mengalir.

Nah semoga bermanfaat

Salam Hangat

Bidan Kita

Referensi:

– Beck, Cheryl, Tatano, Watson, Sue 2008, Impact of Birth Trauma on Breastfeeding: A Tale of Two Problems Preparation: vol. 57 (4), July / August, pp. 228-236

– Colson S (2007) Non-prescriptive recipe for breastfeeding.Available at:http://www.biologicalnurturing.com/pages/downloadarticles.html

– Cotterman, KJ 2004 Reverse Pressure Softening: A simple tool to prepare areola for easier stick to the swelling. J Human Lactation, 20, 227-237.

– Growing Up In Australia: Longitudinal Study of Australian Children (LSAC) – Annual Report 2006-07 – Breastfeeding.Available at: http://www.aifs.gov.au/growingup/pubs/ar/ar200607/breastfeeding.html seen October 1 2011

– Halpern, SH Levine, T Wilson, DB Macdonell, J Katsiris, SE & Leighton, BL 1999 Effect of labor analgesia breastfeeding success. Born, 26, 83-88.

– Infant Feeding Survey 2005. Published in May 2007.Available 6 November 2011

– New Zealand Ministry of Health, (2002). Breastfeeding: A guide to action

– Radzyminski, S 2005Neurobehavioral Functioning and Breastfeeding Behavior in Infant JOGGN Clinical Research, May / June

– Rajan, L 1994 The impact of obstetric procedures and analgesia / anesthesia during labor and delivery nursing.Midwifery, 10, 87-103.

– Riordan, J Gross, Angeron A, J Krumwiede, B & Melin, J 2000, The effect of labor pain medication on infant feeding and breastfeeding duration. Journal of Human Lactation, 16, 7-12.

– Scherer, R Holzgreve, W. 1995, Effect of epidural analgesia on fetal and neonatal well-being. Eur J Obstet Gynecol Reprod Biol, May; 59, 17-29.

– Thompson, RE Kildea, SV Barclay, LM et al. 2011, A report significant events that affect the practice of breastfeeding in Australia for 40 years. Women and Birth: Journal of the Australian College of Midwives, Vol. 24, no. 3, p. 97 -104

– World Health Organization, 2002, The optimal duration of exclusive breastfeeding: report of the expert consultation.Geneva, Switzerland.

Bagaimana jika Persalinan Tiba-Tiba Terjadi?

 

Peristiwa persalinan adalah peristiwa yang fisiologis sebenarnya dan haruslah tetap dipandang sebagai proses fisiologik yang normal dimana sebagian besar ibu akan mengalaminya tanpa komplikasi. Beru-baru ini salah satu member group facebook Gentle Birth Untuk Semua sharing tentang persalinannya yang terjadi di rumah dan ditolong oleh suaminya sendiri. Dan hal ini sangat mungki terjadi dimana Kadangkala ketika di dalam perjalanan menuju sarana kesehatan (rumah bersalin atau rumah sakit) atau ketika menunggu bidan datang, proses persalinan telah berlangsung atau bisa juga terjadi ibu tersebut merasa belum waktunya untuk bersalin tetapi tanda-tanda persalinan sudah datang dengan tiba-tiba. Hal ini adalah wajar karena memang persalinan bisa maju dari waktu yang diperkirakan.

Bisa dibayangkan betapa cemas dan gugupnya bagi orang awam yang hendak menolong persalinan tersebut, selain karena rasa tegang juga adanya rasa tidak percaya diri untuk membantu persalinan.

Namun sangat penting bagi penolong persalinan sebuah ketenangan karena selain sebagai support moril, juga akan membuat ibu yang hendak bersalin menjadi merasa nyaman dan bagi si penolong menjadi lebih bisa berpikir dengan logis.

Nah berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan apabila Anda menjadi orang yang berada di dalam kondisi dimana Anda diharuskan menjadi penolong persalinan secara darurat.

Pertama

Tenangkan diri Anda, jangan biarka rasa panik melanda dan menguasai Anda. Jika Anda adalah suaminya, maka usahakan tenang dan berikan support secara mental dan berikan sugesti pada sang ibu supaya dia tidak takut dan tidak panik.

Tanyakan kepadanya, tentang apa yang dia rasakan saat itu, Apakah sudah merasakan tanda-tanda untuk persalinan, yaitu sudah keluar lendir darah, adanya mulas yang adekuat atau terus-menerus (terjadinya kontraksi yang kuat dengan jarak waktu setiap 2-3 menit sekali, kontraksi juga bisa Anda rasakan dengan meletakan telapak tangannya di atas perut ibu dan jika dinding perut ibu menegang (seperti saat anda memegang dahi) itu adalah tanda adanya kontraksi), serta keluarnya air ketuban. Kadang tanda-tanda keluarnya lendir darah dan air ketuban belum ada, tapi mulas sudah ada. Mungkin juga tak terasa mulas, tapi hanya terasa tegang di daerah bawah pusar disertai penekanan di daerah bawah dan pinggang, bisa jadi kepala sudah turun. Akibat adanya dorongan kepala bayi ke anus, maka ibu akan merasakan dorongan ingin mengejan atau ingin buang air besar. Jadi sangat penting bagi Anda untuk menanyakan apakah ibu sudah merasakan seperti hendak BAB (buang Air Besar)

Lakukanlah bimbingan bila ibu sudah merasakan adanya dorongan mengejan atau mulasnya sudah tak tahan, padahal belum tiba di sarana kesehatan (rumah bersalin atau rumah sakit). Berikan dukungan moril pada ibu yang hendak bersalin . Bimbinglah ibu untuk menarik napas panjang. Dan mengatur nafasnya. Dan usahakan posisi ibu tetap berada dalam posisi yang paling nyaman, nah posisi vertikal atau tegak akan sangat membantu memperlancar proses persalinan.

Anda dapat melihat beberapa perubahan yang terjadi di dalam tubuh ibu sebagai tanda bahwa pembukaan leher rahim sudah lengkap dan si ibu sudah siap untuk melahirkan, antara lain: anus yang terbuka, vulva juga membuka, serta ada dorongan untuk mengejan.

Saat mengetahui hal ini usahakan untuk support si ibu untuk mencari posisi yang paling nyaman biarkan di mengikuti instingnya dan irama tubuhnya. Siapkan minuman manis, beberapa handuk, kain juga air hangat dan waslap air hangat dan waslap ini bisa Anda gunakan untuk mengompres bagian perineum sang ibu supaya nyaman, aliran darah lebih lancar dan perineum lebih lentur. Usahakan selama proses persalinan ibu ditempatkan pada tempat yang luas dan tenang. Berilah alas agar cairan yang keluar tidak mengalir kemana-mana, juga agar ibu bisa beristirahat di sela kontraksi di tempat yang bersih dan nyaman. Jika tidak didapatkan ruangan yang luas (misalnya di dalam mobil), usahakan tempat tersebut tetap tenang dan berilah alas sebagai tempat ibu melahirkan (alas bisa berupa plastik, kertas, baju / jaket, dan lain sebagainya asal bersih).

Bagaimana dengan posisi ibu? Apapun posisinya cari yang paling nyaman untuk sang ibu, cari posisi yang membuat dia merasa “terhubung” ketika dia mengejan. Karena pada dasarnya rasanya seperti ketika Anda hendak BAB. Posisi vertikal adalah posisi yang paling baik, bisa dengan jongkok, duduk, nungging, bahkan berdiri. Asalkan siapkan diri Anda untuk tetap sigap dan bisa pengatur posisi yang paling nyaman saat menolong nanti.

Ketika si Ibu sudah mengejan dan kepala terlihat keluar dari bibir vagina dengan diameter 5 cm motivasi ibu untuk bernafas terengah-engah. Bahkan Anda pun bisa ikut bernafas bersamanya. Ini dilakukan untuk mengurangi rasa mengejan dnegan serta merta. Karena jika serta merta dilakukan bisa jadi perineum robek dan ini akan menyulitkan Anda, karena bisa mengakibatkan perdarahan. Nah ketika kepala sudah terlihat sebesar itu, Telapak tangan kanan penolong persalinan diletakan di atas kepala janin. Tujuannya, untuk membantu kepala tidak serta merta meluncur dengan cepat, juga untuk mencegah supaya kepala tak mendobrak vagina yang akan membuatnya robek tak beraturan. Kalau bisa, selama kepala meluncur keluar, telapak tangan kiri penolong juga menyokong daerah di sekitar perineum (antara vagina dan anus). Maksudnya, agar vagina tidak robek hingga ke anus (menggunakan waslap hangat tadi).

Selanjutnya, ketika kepala bayi sudah keluar seluruhnya cobalah periksa apakah ada lilitan lai pusat di lehernya, jika ada bebaskanlah kepala dari lilitan dengan mengendorkan tali pusat dan melepaskannya, jika tidak biarkan saja kepala melakukan manuver alaminya. Tuga Anda hanya menyangga dan menganjurakan ibu untuk bernafas terengah-engah supaya tidak mengejan serta merta.  Kemudian biarkan seiring dengan irama tubuh ibunya bayi keluar dengan sendirinya dan topanglah. Kemudian serahkan bayi itu ke pelukan ibunya dan biarkan mereka merasakan “baby moon”lalu berikan handuk atau selimut untuk menutupi tubuh mereka berdua.

Kemudian segera ambil baskom. Mangkuk atau apa saja yang bersih untuk wadah plasenta nanti.

Sambil menunggu plasenta secara alami keluar, belai dan berikan rangsangan puting susu ke tubuh ibu ini supaya kontraksi segera terjadi dan plasenta bisa keluar segera. Dan ketika plasenta sudah keluar, letakkan saja plasenta ke baskom atau mangkok tadi lalu segera hubungi bidan atau dokter terdekat, supaya memeriksa kondisi sang ibu dan bayi

Yang paling penting justru ibu dijaga jangan sampai terjadi perdarahan. Kalau tak ada luka jalan lahir, maka perdarahan biasanya berhenti, menunggu ari-ari keluar. Kalau ari-ari masih menempel, berarti masih aman, tak akan terjadi perdarahan. Namun jika ada perdarahan akibat robekan jalan lahir, segera tekan luka tersebut beri bethadine lalu segera hubungi bidan untuk penanganan yang lebih lanjut.

Agar amannya ketika hendak menolong persalinan sebaiknya terlebih dahulu segera menelepon ke sarana kesehatan (rumah bersalin atau rumah sakit) terdekat agar tenaga medis bisa segera datang ke lokasi.

Saat bayi sudah keluar, jangan dibiarkan telanjang begitu saja. Bayi perlu segera diselimuti dengan selimut hangat atau handuk tebal atau baju / jaket. Dan ingat biarkan bagi selalu skin to skin contact dengan ibunya.

Untuk membersihkan mulut dan hidung bayi dari lendir, harus hati-hati. Sebaiknya dibersihkan agar jalan napas bayi jadi bersih. Namun bila tak punya alat penyedot, sebaiknya biarkan saja. Kalau berani, bisa saja mulutnya dibersihkan dengan tangan yang dilapisi kasa steril. Jangan mempergunakan kapas atau tisu karena justru bisa menyumbat jalan napas si bayi. Yang penting kalau bayi sudah nangis, merintih dan bernafas, itu sudah aman, tanpa dibersihkan pun tak apa-apa.

Tentang tali pusat, Jangan sentuh! Biarkan tali pusat utuh, dan jangan tergoda untuk memotong atau bahkan mengikat itu dari dengan cara apapun.  ini benar-benar aman untuk meninggalkan bayi dan membiarkannya tetap terhubung dengan plasenta hingga menunggu pertolongan tiba.

Nah supaya Anda mendapatkan gambaran yang lebih jelas,, silahkan membuka link ini :

berikut ini adalah persalinan tanpa bantuan

 

Jadi sang ibu mencari posisi yang paling nyaman, membuat posisi ibu tetap tegak dan dapat meluruskan kanal atau jalan lahir. hal yang perlu di ingat saat bersalin adalah JANGAN SENGAJA MENGEJAN. ikuti saja irama tubuh Anda dan tubuh Anda akan melakukan tugasnya dengan baik. kadang anda bisa melakukan chantting seperti yang di lakukan ibu di video di atas, karena ini sangat membantu menyelaraskan nafas, pikiran dan energi dalam tubuh Anda.

sedangkan ini adalah proses persalinan dirumah, tanpa bidan hanya ayahnya yang menolong

semoga bermanfaat

salam hangat

Bidan Kita

Langkah-Langkah Induksi Dalam Persalinan

Posting ini telah terinspirasi oleh percakapan saya dengan beberapa ibu dengan pengalaman mereka ketika di lakukan induksi. Induksi persalinan saat ini semakin umum, namun kaum perempuan sering tampak sangat salah-informasi tentang apa yang dilakukan kepada mereka selama induksi dan mengapa atau alasannya. Seharusnya seorang calon ibu perlu diberikan informasi yang memadai dalam rangka untuk membuat pilihan proses persalinan dengan bijak. Saya berharap posting ini bermanfaat bagi Anda.

Induksi persalinan adalah salah satu upaya stimulasi mulainya proses kelahiran (dari tidak ada tanda-tanda persalinan, kemudian distimulasi menjadi ada). Cara ini dilakukan sebagai upaya medis untuk mempermudah keluarnya bayi dari rahim secara normal.

SEDANGKAN Akselerasi persalinan adalah meningkatkan frekuensi, lama, dan kekuatan kontraksi, dimana Tujuan tindakan tersebut adalah untuk mencapai his 3 kali 10 menit, lamanya 40 detik. Jika selaput ketuban masih intak, dianjurkan amniotomi.

Kadang-kadang prosedur ini cukup untuk merangsang persalinan . cairan ketuban akan keluar, volume uterus berkurang, prostaglandin dihasilkan, merangsang persalinan, dan kontraksi uterus meningkat

Induksi dapat dilakukan karena beberapa alasan antara lain:

Kehamilannya sudah memasuki tanggal perkiraan lahir bahkan lebih dari 40 minggu (kehamilan lewat waktu). Dan belum juga terjadi persalinan. Permasalahan kehamilan lewat waktu adalah plasenta tidak mampu memberikan nutrisi dan pertukaran CO2/O2 sehingga janin mempunyai resiko asfiksia sampai kematian dalam rahim.

Makin menurunya sirkulasi darah menuju sirkulasi plasenta dapat mengakibatkan : Pertumbuhan janin makin melambat. Terjadi perubahan metabolisme janin. Air ketuban berkurang dan makin kental. Saat persalinan janin lebih mudah mengalami asfiksia.

Resiko kematian perinatal kehamilan lewat waktu bisa menjadi tiga kali dibandingkan dengan kehamilan aterm. Ada komplikasi yang lebih sering menyertainya seperti; letak defleksi, posisi oksiput posterior, distosia bahu dan pendarahan postpartum. Pada kehamilan lewat waktu perlu mendapatkan perhatian dalam penanganan sehingga hasil akhir menuju well born baby dan well health mother dapat tercapai.

Namun kenyataan di lapangan saat ini adalah dimana induksi banyak sekali di lalukan dengan tanpa indikasi medis. Dan sayangnya banyak sekali para calon orang tua yang sekedar menurut dengan nasehat dokter tanpa menggunakan BRAIN (Benefit, Risk, Alternative, Intuition, No) saat mengambil keputusan. Nah disini saya akan berusaha untuk memaparkan kepada Anda tentang beberapa hal yang harus jelas  sebelum memilih untuk dilakukan induksi:

  1. Sebelum memilih untuk di induksi, Anda haruslah yakin bahwa risiko yang dapat Anda terima ketika melanjutkan kehamilan lebih besar daripada resiko yang ada ketika Anda memilih untuk dilakukan induksi.
  2. Anda harus menyadari bahwa ketika dilakukan induksi, maka bayi Anda harus segera lair, sehingga apabila tidak bisa lahir atau “gagal induksi”, maka jalan satu-satunya adalah Operasi SC. Dan menurut penelitian Induksi meningkatkan kejadian SC.

Ada 3 langkah dalam proses induksi.

Langkah 1: Mempersiapkan Serviks yang Matang

Selama kehamilan serviks tertutup, tebal dan menyelip ke bagian belakang vagina. Ini berarti bahwa Anda dapat memiliki kontraksi tanpa terjadinya pembukaan leher rahim. Agar leher rahim merespon kontraksi perlu untuk membuat sejumlah perubahan fisiologis yang kompleks.

Relaksin dan estrogen melakukan perubahan struktural, dan prostaglandin, leukosit, makrofag, hyaluronic acid dan glycoaminoglycans semua terlibat dalam pelunakan leher rahim sehingga siap untuk membuka dan melahirkan. itu adalah proses yang sangat kompleks, dan prostaglandin hanya salah satu bagian dari kekomplekan proses ini.

Ketika Anda sedang diinduksi leher rahim Anda akan dinilai dengan pemeriksaan vagina (VT/Vaginal Thoucher). Jika leher rahim anda telah berubah dan lembut dan terbuka setidaknya 1 atau 2 cm, Anda bisa melompat langsung ke langkah 2.

Namun, Jika serviks masih teraba tegas dan tertutup, maka beberapa upaya dapat dilakukan untuk mengubahnya sehingga muemunginkan untuk menuju langkah 2. Hal ini biasanya dilakukan dengan meletakkan prostaglandin buatan pada leher rahim.

Prostaglandin buatan atau sintetis dapat menyebabkan hiperstimulasi rahim mengakibatkan gawat janin, sehingga denyut jantung bayi anda akan dipantau oleh CTG setelah prostaglandin ini dikelola.

Anda mungkin juga mengalami rasa sakit yag kuat tajam kadang disertai kontraksi. Namun kadang dokter kandungan mungkin menyarankan cara-cara lain ntuk merangsang leher rahim untuk melepaskan prostaglandin alami dengan menyapu mecathetermbran.

Hal ini dilakukan dengan memasukkan kateter ke dalam serviks dengan balon kateter Foley yang dipasang di dalam segmen bawah uterus melalui kanalis servikalis, diisi cairan (dapat sampai 100 cc pada Foley no.24), diharapkan akan mendorong selaput ketuban di daerah segmen bawah uterus sampai terlepas (BUKAN untuk dilatasi serviks).

Amniotomi, selaput ketuban dilukai / dirobek dengan menggunakan separuh klem Kocher (ujung yang bergigi tajam), steril, dimasukkan ke kanalis servikalis dengan perlindungan jari-jari tangan.

Keberhasilan induksi persalinan bergantung pada skor pada serviks. Jika skor harus lebih dari 6, biasanya induksi cukup dilakukan dengan oksitosin. Jikakurang dari 5 matangkan serviks lebih dahulu dengan prostaglandin atau kateter foley.

Langkah 2: Pemecahan Ketuban

Saya menyadari bahwa langkah ini tidak selalu menjadi bagian dari induksi dan saya tidak pernah melakukan pendekatan ini, Setelah serviks telah melunak dan terbuka cukup untuk melakukan pemecahan air ketuban setidaknya dua jari bisa masuk sehingga amniohook bisa masuk dan memecah ketuban.

Screen_Shot_2015-03-19_at_10.43.01_PM_grande

Caranya demikian

artificial_ROM

Bisa juga dengan alat yang seperti ini

60001-2T 60000-2T

 

 

 

 

 

 

Tindakan ini memungkinkan kontraksi menjadi lebih efektif; kepala bayi menekan lebih keras pada leher rahim, dan dapat memicu kontraksi. Setelah ketuban pecah, Anda bisa menunggu beberapa jam untuk melihat apakah persalinan mulai terjadi, atau Anda bisa langsung menuju ke langkah 3.

Langkah 3: Membuat Kontraksi

Anda sekarang memiliki leher rahim yang siap untuk merespon kontraksi. Oksitosin dalam persalinan normal fisiologis dilepaskan dari otak dan memasuki aliran darah – itu memiliki dua fungsi utama:

Ia bekerja pada rahim untuk mengatur kontraksi

Ia bekerja di otak untuk berkontribusi pada kondisi kesadaran yang berubah terkait dengan persalinan dan mempromosikan ikatan perasaan dan perilaku

Dalam induksi, oksitosin buatan (pitocin / syntocinon) diberikan melalui kanula langsung ke dalam aliran darah. Hal ini membuatnya tidak dapat melewati aliran darah otak karena itu hanya bekerja pada otot rahim untuk mengatur kontraksi. Inilah yang menyebabkan kontraksi pada induksi lebih menyakitkan dibandingkan dengan kontraksi pada saat persalinan secara alami.

Oksitosin sintetik tidak dapat di cerna otak sehingga yang terjadi justru menurunkan produksi oksitosin alami berikut juga produksi endorfin dalam tubuh. Sehingga hal ini membuat ibu merasa lebih sakit dan pola kontraksi pun lebih intens dan cepat hal ini sering sekali memicu kejadian distress pada janin sehingga meningkatkan resiko untuk SC.

TANDA-TANDA INDUKSI BERJALAN DENGAN BAIK:

1. Respons uterus berupa aktifitas kontraksi miometrium baik

2. Kontraksi simetris, dominasi fundus, relaksasi baik (sesuai dengan tanda-tanda his yang baik / adekuat)

3. Nilai pelvik menurut Bishop (tabel)

PRINSIP !!

1. Hal penting yang harus dilakukan antara lain : monitor keadaan bayi, keadaan ibu, awasi tanda-tanda ruptura uteri

2. Harus memahami farmakokinetik, farmakodinamik, dosis dan cara pemberian obat yang digunakan untuk stimulasi uterus.

KONTRAINDIKASI INDUKSI PERSALINAN

1. Kontraindikasi / faktor penyulit untuk partus pervaginam pada umumnya : adanya disproporsi sefalopelvik, plasenta previa, kelainan letak / presentasi janin.

2. Riwayat sectio cesarea (risiko ruptura uteri lebih tinggi)

3. Ada hal2 lain yang dapat memperbesar risiko jika tetap dilakukan partus pervaginam, atau jika sectio cesarea elektif merupakan pilihan yang terbaik.

Resiko induksi persalinan adalah :

  1. Adanya kontraksi rahim yang berlebihan. Itu sebabnya induksi harus dilakukan dalam pengawasan yang ketat dari dokter yang menangani. Jika Anda merasa tidak tahan dengan rasa sakit yang ditimbulkan, biasanya dokter akan menghentikan proses induksi,kemudian akan dilakukan operasi caesar.
  2. Janin akan merasa tidak nyaman, sehingga dapat membuat bayi mengalami gawat janin (fetal disterss). Itu sebabnya selama proses induksi berlangsung, dokter akan memantau gerak janin melalui CTG/kardiotopografi. Bila dianggap terlalu berisiko menimbulkan gawat janin, proses induksi akan dihentikan.
  3. Dapat merobek bekas jahitan operasi caesar. Hal ini bisi terjadi pada yang sebelumnya pernah dioprasi caesar, lalu menginginkan kelahiran normal.
  4. Emboli. Meski kemungkinannya sangat kecil sekali, namun tetap harus diwaspadai. Emboli terjadi apabila air ketuban yang pecah masuk ke pembuluh darah dan menyangkut di otak ibu atau paru-paru. Bila terjadi dapat merenggut nyawa ibu seketika.

Jika pada kehamilan tua Anda sudah merasa sangat tidak nyaman dan ingin segera melahirkan dengan cara diinduksi, maka keadaan mulut rahim menjadi hal penting untuk dijadikan pertimbangan.

Induksi akan bermanfaat ketika mukut rahim telah menipis sekitar 50 persen dan berdilatasi 3-4 cm. Hal ini karena tubuh Anda telah siap untuk menghadapi proses persalinan. Selain itu, secara statistik fase ini lebih aman untuk melahirkan pervaginam.

Namun, jika mulut rahim belum cukup menipis dan berdilatasi, itu tandanya tubuh belum siap untuk melahirkan. Melakukan induksi dan melahirkan pervaginam bukan hal yang tepat pada keadaan demikian, karena kemungkinan besar persalinan akan diubah menjadi caesar.

Umumnya, meski tak ada catatan medis yang membuat suatu kehamilan diinduksi, menunggu janin lahir spontan adalah hal terbaik. Karena kita tidak tahu keadaan janin, mulut rahim berada pada fase apa, apakah ada kemungkinan terjadi perubahan posisi pada janin atau tidak, maka melakukan induksi adalah hal yang beresiko.

Kita hanya mengganggu proses alami suatu persalinan. Sebagai akibatnya, bayi mungkin belum berada pada posisinya dan tubuh ibu ternyata belum siap untuk melahirkan. Dua keadaan itu meningkatkan dilakukannya operasi caesar pada kehamilan yang diinduksi.

Untuk lebih memahami bagaimana seluk beluk induksi mulai dari langkah dan resikonya bisa di lihat melalui film-film berikut ini:

Semoga bermanfaat

Salam Hangat

Bidan Kita

 

BERBAGAI VIDEO PERSALINAN UNTUK PERSIAPKAN PERSALINAN ANDA

poster

Proses persalinan merupakan proses yang sangat transformasional bagi seorang wanita. Sehingga pengalaman persalinan pasti akan di ingat dan dikenang seumur hidup. Namun sayangnya seringkali kenangan yang diciptakan adalah kenangan buruk tentang persalinan.

Saya ingat dengan pengalaman teman saya yang akhirnya dia tidak mau hamil karena pengalaman masa kecilnya dimana dia mendengar suara tantenya melahirkan dan suaranya penuh kesakitan seperti ayam di sembelih. Dari pengalaman itu dia sama sekali tidak mempunyai keinginan untuk hamil karena dia tidak ingin mengalami hal yang sama seperti tantenya.




Nah berikut ini beberapa video tantang proses persalinan yang alami dan menyenangkan sehingga baik Anda maupun Anak Anda tidak merasakan takut untuk menghadapi proses persalinan.

 

semua proses persalainan di link berikut ini adalah persalinan normal pervagina dan tanpa pengobatan (“alam”). Banyak yang homebirths (melahirkan di rumah), dan ada beberapa yang melahirkan di klinik bersalin atau rumah sakit, beberapa video ada yang melahirkan alami tanpa bantuan, namun ada juga yang dengan bidan.

Pada akhir posting ini terdapat referensi tambahan di mana Anda dapat menemukan lebih banyak slideshow bahkan lebih banyak video. Silakan berbagi video favorit Anda sendiri silahkan berkomentar.

Berikut ini link video yang bagus

 

(Tidak ada gambar tentang proses mengejan yang menyakitkan atau darah)

 

https://www.youtube.com/watch?v=Levzbvq5xoA

(Tidak ada gambar saat proses mengejan, dan banyak gambar bayi baru lahir)

 

 

(Waterbirth, satu gambar hitam dan putih dari bayi lahir seperti yang diambil dari atas)

 

 

 

(gambaran waterbirth, sedikit darah saat melahirkan bayi)

 

 

 

 

(Gambar berwarna secara langsung pada ibu saat ia mengejan / memberikan, gambar bayi menyusu, menunjukkan proses kelahiran plasenta dan persiapan plasenta untuk enkapsulasi)

 

(Slideshow dan video, ada video persalinan, waterbirth)

 

(Slideshow dan beberapa video melahirkan di rumah kembar setelah sesar sebelumnya)

http://www.mybestbirth.com/video/reubens-waterhomeunassisted

(melahirkan di Rumah, waterbirth kembar, tidak mengejan)

 

 

https://www.youtube.com/watch?v=7OtVSucX7OY

(ibu melahirkan dengan posisi kelahiran berdiri, beberapa gambar langsung pada saat mengejan)

 

Bersalin dengan Hypnobirthing

 

(ibu yang sudah ikut pelatihan hypnobirthing, tidak ada suara selama kontraksi, IMD)

 

 

(Klip dari sebuah film dokumenter Discovery (Freebirthing), waterbirth dan tenang)

 

 

(kamera langsung pada ibu saat dia mengejan dalam posisi jongkok)

dan ini proses persalinan nyaman di Bidan kita

dan ini masa masa pembukaan dalam persalinan, sang ibu tenang karena dilakukan relaksasi hypnobirthing

 

Masih banyak sekali video-video yang menggambarkan indah dan sakralnya proses persalinan. Ini bisa membantu Anda untuk menvisualisasikan jenis persalinan yang Anda inginkan.

– http://www.birthasweknowit.com/: Sebuah film “ditujukan untuk orang tua masa depan yang menerangkan tentang dampak konsepsi sadar selama masa kehamilan dan kelahiran. Film ini memiliki sebelas kisah kelahiran alami, termasuk melahirkan di rumah, melahirkan di air, kelahiran kembar, persalinan sungsang baca lebih lanjut di website nya yaitu: http://www.birthintobeing.com/

http://www.birthasweknowit.com/: Cuplikan dari lima kisah waterbirths rumah dengan Rusia Tatyana Bidan Spiritual dan Suami pembuat film nya, Alexi. “Rekaman asli mereka membawa Anda pada sebuah ekspedisi yang menakjubkan untuk menyaksikan kelahiran dua keluarga di Laut Hitam, dan ke rumah mereka yang di lihat dua anak mereka lahir di kolam persalinan buatan tangan. Adegan anak-anak dan bayi berenang dengan lumba-lumba akan menyenangkan dan memukau penonton dari segala usia. ”

http://www.store.waterbirthsolutions.com/product.sc?productId=85 : Sebuah koleksi kisah dari tujuh waterbirths.

  • https://www.youtube.com/watch?v=KvljyvU_ZGE

Sebuah film dokumenter tentang bisnis yang semakin berorientasi laba dalam proses kehamilan dan kelahiran. Baca lebih lanjut tentang website http://www.thebusinessofbeingborn.com/

– http://www.gentlebirth.org/ : GentleBirth.org memiliki bagian yang mengulas video yang menggunakan gentle birth.

http://www.hypnobabies.com/ : Ada beberapa tenaga kerja / kelahiran video dari ibu yang telah mempelajari Hypnobabies.

 

National Geographic menggunakan teknologi (termasuk gambar yang dihasilkan komputer) untuk mengeksplorasi pengembangan bayi selama kehamilan, dokumenter ini juga mencakup bagaimana seorang wanita melahirkan.

http://www.orgasmicbirth.com/ : Sebuah dokumenter yang “membawa tantangan utama untuk mitos budaya kita, mengundang pemirsa untuk melihat, terlibatnya emosional spiritual, Baca lebih lanjut di website Orgasmic Birth .

 

semoga artikel ini benar-benar bermanfaat dan digunakan sebagaimana mestinya

salam hangat

Bidan Kita

PERSIAPAN MELAHIRKAN DI RUMAH SAKIT

 

Ibu Sinta: ” aduh aku menyesal melahirkan di  X, karena ternyata kemaren saya tidak dilakukan IMD (inisiasi Menyusui Dini) sudah gitu, kemarin tapa persetujuan tiba-tiba langsung main gunting perineum saja ketika saya sedang mengejan.Tak mau lagi dech saya kesana, Kapok!”

Ibu Rossi: “itu mah mending bu Sinta, saya kemaren malah bayinya dipisahkan lalu dikasih susu formula, saat saya meminta bayi saya katanya belum boleh karena suhu tubuhnya belum stabil katanya.”

Ibu Dewi: ” Kalau saya, begitu datang langsung di infus, katanya itu harus karena itu prosedur nya udah gitu saya tidak diijinkan jalan2 padahal batu pembukaan 2 cm. Saya harus tiduran saja sambil menunggu proses persalinan, akhirnya setelah 6 jam tidak ada penambahan pembukaan dan saya di lakukan induksi. Ketika saya menolak, bidannya mengatakan bahwa ini juga prosedur disitu, walaupun akhirnya bisa normal namun saya benar-benar trauma dengan proses persalinan.

Percakapan di atas adalah percakapan ibu-ibu yang duduk di samping aya ketika saya sedang makan di rumah makan. Masih ada banyak lagi cerita tentang proses persalinan  baik yang menyenangkan, tidak menyenangkan juga yang traumatik. Karena pengalaman proses persalinan itu sangat penting maka ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk memperbesar kemungkinan agar mendapatkan pengalaman yang positif ketika melahirkan di Rumah Sakit.

Mari kita bicara tentang beberapa cara untuk memastikan bahwa Anda mendapatkan proses persalinan yang alami dan positif ketika rumah sakit adalah pilihan Anda untuk melahirkan.

Mengetahui ATURAN atau Prosedur di RS pilihan Anda adalah sangat penting.

Anda harus sangat sadar akan kebijakan rumah sakit tempat anda melahirkan. Jika rumah sakit Anda memiliki aturan yang membuat Anda sulit untuk memiliki proses persalinan alami, maka Anda bisa mencari referensi RS lain.

Apa saja aturan, kebijakan atau prosedur tetap (SOP) rumah sakit  yang dapat menghambat proses persalinan normal alami?

– Pemantauan janin secara konstan atau menetap.

– Pemasangan infus secara Wajib, jadi setiap ibu yang masuk ruang bersalin semua di infus

– Pembatasan posisi persalinan dimana bu hanya diperbolehkan untuk berposisi terlentang/lithotomi saat melahirkan

– Standar pemecahan air ketuban, dimana selalu dilakukan pemecahan air ketuban oleh bidan atau dokter di ruang bersalin

– Adanya prosedut atau aturan untuk selalu menginduksi ibu yang umur kehamilannya lebih dari 40 minggu

– Sebuah kebijakan untuk tidak boleh membawa makanan dan minuman di ruang bersalin, atau ibu tidak diijinkan untuk makan, ngemil atau minum selama proses persaliann di ruang bersalin

Hal-hal lain Anda harus Anda ketahui antara lain:

a. Seberapa banyak-kah ibu bersalin di RS ini yang berakhir di meja operasi? Atau seberapa tingkat SC di RS pilihan Anda tersebut? Jika lebih dari 15% dari total pasien, silahkan mempertimbangkan untuk mencari RS lain. Karena bisa di pastikan RS tersebut Pro SC.

b. Seberapa banyakkah ibu bersalin yang dilakukan Induksi?

c. Seberapa banyakkah ibu bersalin yang dilakukan Epidural?

d. Berapakah tarif SC, Induksi Dan epidural di RS tersebut?

e. Apakah RS tersebut menyediakan bahkan mengijinkan Anda untuk membawa bidan pendamping (seperti doula) selama masa persalinan? Ataukah mereka menyediakan bidan pendamping yangs elalu melayani Anda dengan sepenuh hati?

Pilih Provider/Penyedia Layanan Anda Hati-hati

Yang paling penting berikutnya adalah bagaimana pendapat dokter anda tentang persalinan normal alami atau bahkan persalinan Gentle Birth. Banyak dokter yang menganggap proses persalinan adalah peristiwa pathologis jadi Anda harus hati-hati.

Mulailah susun birth plan Anda, lalu komunikasikan isi birth plan Anda kepada provider supaya apabilaa ternyata banyak point yang tidak bisa dipenuhi oleh pihak RS, maka Anda masih punya banyak waktu untuk mencari Provider lain.

Ingan mendapatkan pengalaman positif saat melahirkan adalah HAK Anda.

Ikutilah Kelas Persiapan persalinan Normal Alami

Mengikuti Kelas persiapan persalinan sangatlah penting dan sangat membantu Anda untuk lebih mempersiapkan baik fisik, mental maupun spiritual saat menghadapi proses persalinan. Karena pada dasarnya pengetahuan adalah KUNCI. Ketika Anda tidak tahu menahu tentang proses persalinan dan seluk beluknya baik secara umum maupun pathologi maka akan mudah sekali bagi Anda untuk mengambil keputusan yang SALAH.

Nah kelas persiapan persalinan tersebut haruslah mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Sebuah gambaran dari proses kelahiran normal

b. Pelatihan untuk pendamping persalinan (Suami, orang tua, saudara)

c. Pelatihan relaksasi hypnobirthing

d. Sebuah gambaran tentang berbagai intervensi dalam proses persalinan, resik, efek samping serta cara menghindari intevensi yang tidak perlu

e. Persiapan Post partum

f. Pelatihan untuk menyusun birth plan dan cara mengkomunikasikan dengan provider

g. Pelatihan persiapan fisik, baik senam hamil maupun yoga untuk ibu hamil

Pastikan untuk mengambil kelas persiapan persalinan yang baik dan terbukti membantu, nah kelas persiapan persalinan di Bidan Kita sangat di rekomendasikan. Banyak kelas persiapan persalinan dirumah sakit yang cenderung lebih terfokus pada mengajar Anda bagaimana menjadi seorang pasien yang baik, bukan bagaimana memiliki proses persalinan normal alami, nyaman dan menyenangkan.

Seorang pasangan atau pendamping persalinan juga harusnya benar-benar dipersiapkan dengan baik akan membuat proses persalinan Anda lebih mudah. Bayangkan apabila pendamping persalinan Anda panik ketika Anda melahirkan? Tentu proses persalinan akan terhalang. Jadi siapkan mereka juga.

Membaca dan mempersiapkan diri dan berlatih relaksasi hypnobirthing secara otodidak juga  sangat membantu.

Pikirkan Tentang doula atau bidan pendamping

Di Indonesia Doula masih sangat jarang, masih kurang dari 5 orang doula yang bersertifikat internasional di Indonesia. Nah jika tidak ada doula Anda bisa meminta bidan atau perawat pendamping yang dipersiapkan khusus untuk memberi support atau dukungan maik secara fisik, mental dan spiritual kepada Anda saat menjalani proses persalinan.

Untuk mendapatkan proses persalinan yang positif memang kadang perlu pengorbanan termasuk kkerelaan untuk membayar lebih jasa bidan pendamping tersebut.

Tips Ekstra –

1. Janganburu-buru pergi ke RS. Jika gejala yang Anda alami masih hanya Flek-Fleks saja kemungkinan besar serviks Anda masih dalam proses penipisan, pelunakan dan pembukaan namun masih fase laten, jika kontraksi belum teratur, biarkan diri Anda santai di rumah dahulu. Atau apabila Anda cemas, silahkan datang ke bidan setempat atau RS untuk melakukan pemeriksaan dalam untuk mengecek pembukaan dan jika ternyata pembukaan masih kurang dari 4 cm, sebaiknya pulang dulu dan lakukan relaksasi serta nikmati proses tersbut di rumah atau di tempat yang cukup familiar untuk Anda.  Mengapa demikian? Ketika seseorang melahirkan hormon yang berperan adalah hormon oksitosin yaitu hormon cinta dimana hormon ini akan sangat mudah terganggu atau turun levelnya jika Anda merasakan cemas, merasakan berada di lingkungan asing, takut dan khawatir. Dan perasaan-perasaan inilah yang seringkali di alami oleh ibu bersalin yang berada di RS. Jadi perlama berada di rumah.

2. Ketika Ada intervensi yang hendak dilakukan oleh Provider kepada Anda, maka analisa dahulu dan ketahui keuntungannya, manfaat, efeksamping, juga alternatif yang bisa dilakukan. Sebelum Anda memutuskan menyetujui intervensi tersebut.

3. Usahakan selalu makan denga gizi seimbang ini akan membantu Anda untuk melahirkan dengan lebih sehat

Semoga Bermanfaat

Salam Hangat

PILIHAN PERENCANAAN PERSALINAN

saja yang Anda lakukan ketika menghadapi proses persaliinan?

semoga ini bida membantu

 

Kala I : Kala Pembukaan

Tindakan spontan/Self-Induced

·         Berjalan kaki

·         Rangsangan putting susu maupun daun telinga

·         Sexual Intercourse/ Berhubungan seksual (hanya bagi ibu yang air ketubannya masih utuh)

Dukungan/ Support People

·         Dukungan dari pasangan maupun pendamping persalinan tiap saat meskipun Anda menjalani SC.

·         Mintalah Informasi sebanyak-banyaknya kepada bidan/ dokter yang merawat anda tentang kemajuan persalinan anda.

Monitoring

·         Hanya menggunakan Fetoskop/ alat untuk memantau Denyut Jantung Janin

·         Monitoring janin dari luar/External Foetal Monitoring

o   Observasi kontraksi scara berkala/Intermittent

o   Dan berkelanjutan/Continuous

·         Pemeriksaan dalam/Internal Foetal Monitor

Dilakukan untuk memeriksa penurunan kepala janin kedalam jalan lahir.

Pemeriksaan dalam inipun dilakukan minimal dengan jarak 4 jam.

Infus

·         Pada persalinan normal tidak diperlukan pemberian infus

·         Pemberian infuse hanya bisa dilakukan atas indikasi dan atas perintah dokter/ bidan

Rehidrasi

·         Minum Air putih/ air yang mengandung isotonik

·         Makan es

Makan

·         Makan sedikit-sedikit

Penghilang rasa sakit/Pain Relief

Alami atau tanpa obat-obatan/ Non-Pharmacological Pain Relief

·         Mandi di bawah shower atau berendam di bathup

·         Lakukan endorphin massage

·         Kompres panas dingin di daerah yang terasa kurang nyaman

·         Lakukan relaksasi hypnobirthing

·         Lakukan visualisasi

·         Lakukan perubahan posisi/ mobilisasi minimal tiap ½ jam

Dengan obat-obatqan/Pharmacological Pain Relief

·         Epidural (or spinal) anaesthesia

·         Narcotic – Pethidine

Kosongkan Kandung Kemih/Empty Bladder

·         Lakukan Buang air kecil

·         Pemasangan kateter hanya di lakukan jika ibu dilakukan epidural

 

KALA II (tahap Pengeluaran Bayi)

Lingkungan

·         Kurangi penyinaran dan suara / buatlah suasana ruang persalinan sedikit lebih tenang saat proses persalinan

Mengejan/Pushing

·         Lakukan secara spontan

·         Sebelum mengejan ambil nafas panjang dan dalam

Posisi saat mengejan/Positions For Pushing

·         Pilih posisi yang palinbg nyaman bagi anda, bias dengan berdiri, jongkok, merangkak, duduk, setengah dudu, atau tidur miring ke kiri.

·         Usahakan jangan mengambil posisi terlentang karena akan menekan pembuluh darah besar sehingga dapat menghambat aliran oksigen ke janin Anda.

·         Bersalin dalam air

Perawatan perineum/Perineal Care

·         Kompres hangat

·         Pijat perineum/ Perineal massage dapat mengurangi resiko robekan perineum

Segera setelah bayi lahir/Immediately After Birth

·         Letakkan bayi di dada/ perut ibu lalu selimuti dan tutup kepalanya menggunakan top

·         Lakukan inisiasi menyusui dini

Pemotongah tali pusat/Cutting Cord

·         Tidak perlu memotong tali pusat terlalu cepat, cobalah untuk menunda pemotongan tali pusat minimal setelah 5 menit. Ini akan member kesempatan haemoglobin/Hb , plasma, haematokrit, oksigen dan stem sell masuk ke tubuh bayi anda

·         Ijinkan ibu, atau ayah yang menggunting tali pusat.

KALA III (tahap pengeluaran plasenta)

Pengeluaran plasenta/Delivery Of Placenta

·         Lakukan inisiasi menyusu dini selagi menunggu lahirnya plasenta

·         Saat bayi anda menyusu maka justru akan merangsang rahim anda untuk kontraksi sehingga memudahkan pelepasan plasenta anda

·         Lakukan massage lembut dan rangsangan putting susu.

Penjahitan luka perineum/Perineal Repair

·         Jika pewrlu berikan anaesthesia local

·         Namun jika menungkinkan lakukan hypnoanesthesia untuk menghilangkan rasa sakit saat dilakukan jahitan

Bonding Time

·         Sesaat setelah bayi lahir, tunda dulu pemeriksaan fisik rutin pada bayi seperti timbang berat-badan, memberikan tetes mata, imunisasi, pemberian vit K atau lainnya. Biarkan sejenak bayi bersama ibunya karena inilah saatnya “bonding” awal terjalin. Tundalah setidaknya satu atau dua jam..

·         Lakukan semua pemeriksaan terhadap  bayi di ruangan ibu

JANGAN MANDIKAN BAYI ANDA

0

Jangan Memandikan Bayi Anda! Lho Kok begitu? Ya memang begitu bunda hehehe.

 

Vernix atau yang dikenal juga sebagai vernix caseosa adalah lapisan putih krem yang berkembang pada kulit bayi yang belum lahir pada sekitar 20 minggu usia kehamilan. Vernix diyakini sebagai pelembab dan melindungi kulit bayi selama dalam rahim. Menjelang akhir usia kehamilan, vernix yang menutupi bayi akan mulai berkurang, Dan saat lahir, biasanya sisa lapisan vernix masih dapat terlihat.

 

Vernix dipercaya memiliki fungsi anti bakteri yang dapat membantu menjaga kulit bayi dari infeksi. Untuk alasan tersebut, beberapa membiarkannya tetap menempel di kulit bayi saat baru lahir. Selain itu, sifat vernix yang berfungsi sebagai pelembab juga dapat membantu mencegah kulit halus bayi mengalami kekeringan. Vernix yang tersisa pada kulit bayi, saat baru lahir akan diserap oleh kulit bayi secara perlahan.

Lapisan lemak kulit bayi baru lahir sebenarnya merupakan hasil penyatuan dari minyak yang dikeluarkan kelenjar minyak (sebum) di kulit janin dengan sisa-sisa sel-sel kulit janin. Itu sebabnya, komponen utama “selimut” alami si jabang bayi ini adalah sejenis senyawa gabungan protein dan lemak yang disebut proteolipid.

Protein yang baru diidentifikasi, dianggap terlibat dalam pertahanan tuan rumah, adalah cystatin A, UGRP-1, dan calgranulin A, B dan C. Protein ini menambahkan fungsi pelindung verniks seperti aktivitas antijamur, inhibisi protease, dan inaktivasi parasit . Komposisi lipid dalam vernix juga telah ditandai dan di antara senyawa asam-asam lemak bebas yang ditemukan menunjukkan aktivitas antimikroba. Menariknya, lipid vernix meningkatkan aktivitas antimikroba dari LL-37 secara in vitro, menunjukkan interaksi antara lipid dan peptida antimikroba dalam vernix. Kesimpulannya, vernix adalah cream yang seimbang dari senyawa yang terlibat dalam pertahanan tuan rumah, melindungi infeksi janin dan bayi baru lahir.

Penelitian lintas bagian kedokteran (bagian kesehatan ibu dan anak, Biokimia dan Biofisika, serta Mikrobiologi) di Karolinska Institute, Stockholm, Swedia, menemukan beberapa bagian dari komponen protein yang terdapat dalam vernix caseosa punya andil sebagai zat pelindung tubuh. Si kecil dapat terlindung dari beberapa jenis bakteri, seperti Bacillus megaterium atau Eschericia coli, serta jamur Candida albicans.

Perlindungan alami lapisan lemak kulit bayi ini penting pada waktu proses persalinan dan setelah bayi lahir. Karena, seperti kita tahu, kondisi tubuh bayi baru lahir masih sangat rentan terhadap berbagai infeksi, termasuk infeksi bakteri dan jamur.

Haruskah dibersihkan?

Penanganan bayi baru lahir yang memiliki vernix caseosa dekade lalu tidak sama dengan masa kini. Dulu, begitu lahir, seluruh tubuh bayi segera dibersihkan, termasuk usaha keras untuk membersihkan lemak yang menempel di wajah dan kulitnya. Kini, mengingat manfaatnya, lapisan ini lebih sering dibiarkan saja. Si kecil cukup dibersihkan dari sisa darah yang menempel di tubuhnya.

Jadi, keberadaan vernix caseosa tak perlu dirisaukan benar, kecuali jika jumlahnya berlebihan. Dalam dua atau tiga hari, lapisan ini akan terserap kembali oleh kulit bayi.

Fakta lain “si lemak”

1. Tidak semua bayi lahir dengan vernix caseosa di seluruh tubuhnya. Ada yang hanya di wajahnya, punggung, atau di lengan atas.

2. Pada beberapa bayi prematur, vernix caseosa-nya masih cukup tebal dibanding yang lahir cukup bulan.

3. Usaha berlebihan untuk membersihkan vernix caseosa justru bisa menyebabkan iritasi pada kulit bayi, antara lain karena ketidaktahanan terhadap bahan-bahan pembersihan kulit tersebut.

Vernix juga telah terbukti mengandung Anti GBS-membunuh komponen antimikroba! Jadi Berpikirlah dua kali untuk memandikanbayi Anda dalam sabun!

Vernix caseosa sebagai sistem pertahanan multi-komponen berdasarkan polipeptida, lipid, dan interaksi mereka.

studi ditemukan di sini:

http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=2315785 Diskusi:

Dalam studi sebelumnya, kami telah ditandai peptida antimikroba dan polipeptida dalam vernix. Dalam studi ini menunjukkan adanya banyak protein imunologi di vernix. Di antara protein yang paling berlimpah sekarang adalah cystatin A, calgranulin A, ubiquitin, dan UGRP-1, yang semuanya berperan dalam kekebalan bawaan manusia. Lipid vernix kini juga ditandai di mana aktivitas antimikroba terdeteksi, khususnya untuk asam lemak bebas. Selain itu, hasil kami menunjukkan bahwa lipid dapat berkontribusi pada lingkungan mikro yang menguntungkan ketika vernix berinteraksi dengan komponen antimikroba seperti LL-37. Karakterisasi protein, lipid dan interaksi mereka menunjukkan bahwa vernix merupakan hambatan pertahanan kompleks bawaan, melindungi janin dan bayi baru lahir dari mikroba yang menular, dengan cara yang penting, karena kekebalan adaptif bayi yang baru lahir belum matang.

Sifat antimikroba dari vernix juga dapat bertindak untuk memfasilitasi kolonisasi oleh flora normal setelah lahir dan untuk memblokir kolonisasi mikroba yang tidak diinginkan atau patogen. Misalnya psoriasin, yang diidentifikasi dalam vernix, langsung membunuh E. coli namun tidak untuk Staphylococcus aureus. banyaknya vernix pada akhir kehamilan mungkin menunjukkan bahwa tingkat perlindungan harus disesuaikan untuk memungkinkan kolonisasi yang tepat dari flora normal.

Karena kontak dengan cairan ketuban dan verniks, mereka berbagi beberapa komponen yang sama. Hal ini sekarang menunjukkan tentang calgranulin A dan B, protein yang sebelumnya dikenal terkandung dalam cairan ketuban. transfer protein ini pada vernix dapat terjadi melalui cairan ketuban. Darah mungkin sumber lain dari protein yang diidentifikasi dalam vernix. Selama dua trimester terakhir kehamilan janin menghasilkan γ-hemoglobin, yang digantikan oleh β-hemoglobin setelah lahir, memungkinkan transfer efisien oksigen dari darah ibu ke janin. Dengan demikian, γ-hemoglobin terdeteksi di vernix yang berasal dari janin.

Calprotectin adalah antijamur dan antibakteri kompleks yang terdiri dari heterodimer dari calgranulin A dan B calgranulin. Kedua subunit ini diidentifikasi dan bahwa holoprotein aktif terkandung juga dalam vernix. Dengan demikian, ekstrak peptida / protein kasar dari vernix menunjukkan aktivitas antijamur yang baik.

Dan ternyata, Vitamin A telah terdeteksi berada pada tingkat tinggi dalam vernix Vitamin A disekresikan dari epitel ketuban ke dalam cairan ketuban, dan diserap oleh vernix.

Nah mengingat begitu bergunanya vernixs bagi janin dan bayi baru lahir, maka buat apa memandikan bayi baru lahir?

Salam hangat

Bidan Kita

Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Melahirkan Normal Setelah Sebelumnya Melahirkan Secara Sesar

Selama ini mitos yang beredar di masyarakat adalah apabila Anda melahirkan dengan cara SC (Sectio caesarea) maka di persalinan berikutnya Andapun harus kembali melakukan SC. Padahal kenyataannya tidaklah demikian. Ketika Anda mau dan mampu memberdayakan diri, mempersiapkan Body, mind dan soul dengan sebaik-baiknya, maka melahirkan normal bida menjadi pilihan pertama Anda.

 

Nah berbicara tentang VBAC, berikut ini beberapa pertanyaan yang seringkali diajukan oleh para ibu yang ingin melahirkan normal setelah sebelumnya mereka melahirkan secara SC:

 

T: Apakah benar bahwa “sekali caesar, pasti selalu bedah caesar lagi”?

J: Tidak, ini adalah konsep medis yang ketinggalan jaman. 40 tahun lalu, sebagian besar luka operasi SC dibuat dengan sayatan klasik, sementara saat ini di hampir semua caesar menggunakan sayatan melintang rendah juga disebut “bikini”. Studi saat ini menunjukkan bahwa VBAC (kelahiran normal setelah sesar) memang alternatif yang lebih aman bagi ibu dan bayi daripada menjadwalkan untuk operasi caesar lagi setelah operasi caesar sebelumnya dimana insisi-nya melintang rendah.

T: Dokter saya bilang panggul saya terlalu kecil untuk melahirkan melalui vagina jika berat bayi lebih dari 3,6 kg Apakah itu benar?

J: Tidak, struktur tulang panggul dan kepala bayi sangatlah fleksibel. Selama persalinan panggul terbuka yang memungkinkan bayi untuk melewatinya. Bahkan, dalam posisi jongkok, panggul 33% lebih terbuka daripada sebelum hamil. Banyak faktor yang membuat ini terjadi. Sebagai permulaan, saat hamil tua, ia melepaskan hormon yang disebut relaxin, yang melembutkan ligamen dan tulang rawan di sekitar panggul. Demikian pula, posisi yang berbeda dan gerakan sang ibu selama persalinan mengubah dimensi dari pelvis, seperti berjalan, naik tangga dan jongkok. Faktor-faktor ini dikombinasikan dengan fleksibilitas kepala bayi memberikan banyak ruang bagi bayi untuk melewati panggul. Kepala bayi terdiri dari lima lempengan tulang tengkorak yang terhubung dengan jaringan lunak yang memungkinkan untuk menyesuaikan diri selama proses kelahiran saat bayi turun panggul (ini disebut Moulase). Dan Tulang-tulang tersebut kembali normal beberapa jam setelah lahir.

Untuk mendukung jawaban ini silahkan membaca tentang:

https://www.bidankita.com/joomla-overview/monthly-guide/538-panggul-sempit

T: Saya telah dilakukan SC lebih dari satu kali ?maka masih mungkinkah saya melahirkan normal nanti?

J: Tentu saja. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa, dibandingkan dengan kemungkinan pecahnya rahim setelah operasi caesar, kemungkinan tersebut tidak meningkat secara signifikan setelah dua kali atau lebih operasi sesar sebelumnya, asalkan proses persalinannya benar-benar alami tanpa intervensi induksi. Namun, terdapat korelasi pada peningkatan insiden plasenta akreta jika SC dilakukan secara berturut. Plasenta akreta adalah suatu kondisi dimana plasenta “tertanam” di lapisan otot dinding rahim, yang dapat menyebabkan masalah dengan plasenta, yang pada gilirannya cenderung menyebabkan perdarahan dan mungkin memerlukan histerektomi untuk menghentikan pendarahan. Ini adalah Alasan lain yang baik untuk menghindari sesar lagi.

T: Dokter saya mengatakan bahwa program induksi meningkatkan kesempatan saya akan melahirkan secara normal Apa pendapat Anda?

J: Sebenarnya, ini benar-benar keliru karena justru dengan maka dapat memberikan kontribusi pada peningkatan terjadi pecahnya rahim, dan karenanya harus dihindari sebisa mungkin. Induksi juga menyebabkan tingkat bedah sesar yang lebih tinggi. Jika induksi diperlukan secara medis, sangat disarankan dilakukan pemantauan ibu dan bayi yang lebih intens.

T: Saya tidak bisa menemukan seorang dokter yang akan mendukung keputusan saya untuk VBAC, bagaimana Solusinya?

J: Mencari dokter untuk mendukung rencana Anda agar bbisa VBAC bisa sangat sulit. Namun jangan menyerah! Luangkan waktu untuk membuat janji untuk mengunjungi dokter yang berbeda atau bidan. Ajukan pertanyaan dan dengarkan jawaban mereka.

https://www.bidankita.com/joomla-license/all-about-childbirth/499-apa-yang-dilakukan-jika-rencana-vbac-anda-ditolak

T: Apakah benar bahwa ACOG (American College of Obstetricians dan Gynecologists) maupun WHO (World Health Organization) merekomendasikan bahwa semua Ibu harus melakukan operasi caesar lagi?

J: Tidak ACOG mengatakan sebagian besar wanita dengan sesar sebelumnya adalah kandidat untuk VBAC dan harus diberi konseling VBAC. Namun, setelah meninjau rekomendasi, sebaiknya persalinan dilakukan di RS dimana tersedia dokter kandungan harus supaya jika ada kondisi darurat segera mendapatkan pertolongan.

T: Bayiku sungsang apakah saya lakukan operasi caesar?

J: Tidak harus. Itu tergantung pada apa posisi bayi dan pengalaman dokter atau bidan. Dengan profesional terlatih, persalinan sungsang dapat dilakukan pervagina.

T: Bukankah bedah caesar lebih aman daripada melahirkan normal setelah sesar?

R: bedah caesar adalah operasi perut besar dengan segala implikasinya. Operasi itu sendiri, terlepas dari masalah medis yang dapat menyebabkan, bedah caesar meningkatkan risiko operasi payudara, histerektomi, perdarahan, infeksi, pembekuan darah, kerusakan pembuluh darah, kandung kemih atau organ lain, postpartum depresi, stres pasca trauma traumatis komplikasi dan rehospitalization. Komplikasi kronis yang disebabkan oleh adhesi dari jaringan parut termasuk nyeri panggul, masalah usus, dan nyeri saat berhubungan seks. Jaringan parut membuat berikut caesar lebih sulit untuk melakukan, dan karena itu meningkatkan risiko cedera pada organ lain, plasenta previa atau penderitaan akreta, infertilitas, kehamilan ektopik atau ruptur uterus pada kehamilan berikutnya dan meningkatkan risiko masalah kronis yang disebabkan oleh adhesi. Ada juga risiko bagi bayi seperti sindrom gangguan pernapasan, bayi prematur, berat lahir rendah, sakit kuning, skor Apgar rendah (penilaian terhadap kesehatan bayi baru lahir), dan akhirnya antara 1 dan 9 persen kasus pendek dan bahkan melumpuhkan bayi dengan pisau bedah, dan jiga birth trauma yang akan berdampak pada psikologis anak tersebut hingga dewasa nanti.

T: Bagaimana risiko persentase nyata terjadinya pecahnya rahim?

J: Ini adalah pertanyaan yang sulit karena ada banyak faktor disebabkan pecahnya rahim. Namun, diterima secara luas bahwa bagi wanita yang telah memiliki sesar dengan sayatan transversal rendah, risiko adalah 0,7% (7 dari 1.000 wanita.) Jika seorang wanita telah memiliki dua atau lebih bedah sesar sebelumnya rendah melintang, terjadi kenaikan risiko sedikit. Intervensi induksi meningkatkan risiko ini secara dramatis: dari 0,7% sampai 5%. Dan dengan sayatan klasik atau sayatan berbentuk T risiko adalah antara 3% dan 5%.

T: Kapan bedah caesar benar-benar diperlukan?

J: Dalam kasus berikut:

– plasenta previa

– Bayi dalam posisi melintang

– prolaps tali pusat/ tali pusat menumbung

– Solusio Plasenta

– Eklampsia atau preeklampsia berat dengan gagal induksi

– tumor rahim besar yang menghalangi leher rahim.

– gawat janin setelah dikonfirmasi dengan pH sampel darah bayi atau profil biofisik

– disproporsi cephalopelvic Benar (CPD, berarti bayi terlalu besar untuk panggul.) Hal ini sangat langka dan selalu dikaitkan dengan deformitas panggul (atau patah tulang panggul buruk sembuh.)

– menderita herpes aktif

– Uterine pecah.

Nah mari berdayakan diri sedari sekarang Bunda, siapkan Body Mind dan Soul untuk proses persalinan yang nyaman, aman dan lancar

Semoga Bermanfaat

Salam hangat

Referensi: http://www.medscape.com/medscape/CNO/2000/FIGO/FIGO-07.html

http://www.medscape.com/medscape/CNO/2000/FIGO/FIGO-02.html

http://www.plus-size-pregnancy.com/plus/CSANDVBAC/vbac_after_2_cs.htm

http://www.parentsplace.com/pregnancy/labor/gen/0, 3375,15592,00. html

Peran Hormon dalam Persalinan

 

Sebelum membaca artikel ini saya sangat menganjurkan Anda untuk membaca :

1. https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=255:sakit-saat-bersalin-hormon-akan-membantu-anda&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

2. https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=244:oksitosin-si-qhormon-cintaq-yang-dapat-membuat-persalinan-dan-menyusui-menjadi-mudah&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

3. https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=260:oksitosin-the-love-hormone&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

mengapa? Karena ini akan sangat berhubungan dengan ketiga artikel tersebut. 

Apa peran oksitosin selama persalinan dan kelahiran?

Oksitosin sering dikenal sebagai “hormon cinta” karena hormon ini berhubungan erat dengan bercinta, kesuburan, kontraksi selama persalinan dan kelahiran, dan pelepasan ASI saat menyusui. Hormon ini pula yang membantu kita merasa baik, dan itu memicu perasaan & perilaku untuk memelihara.

Reseptor sel yang memungkinkan tubuh wanita untuk menanggapi oksitosin mengalami peningkatan secara bertahap pada kehamilan, dan kemudian meningkat tajam pada saat bersalin. Oksitosin adalah stimulator paten dari kontraksi, yang membantu untuk membuka dan melebarkan leher rahim, mengeluarkan bayi, melahirkan plasenta, dan mengurangi perdarahan di lokasi perlekatan plasenta. Selama persalinan dan kelahiran, tekanan bayi terhadap leher rahim dan kemudian terhadap jaringan di dasar panggul merangsang oksitosin dan kontraksi. Begitu juga bayi baru lahir yang menyusui.

Rendahnya tingkat oksitosin selama persalinan dan kelahiran dapat menyebabkan masalah Antara lain:

1. menyebabkan kontraksi untuk menghentikan atau memperlambat, dan memperpanjang proses persalinan

2. mengakibatkan perdarahan yang berlebihan di lokasi perlekatan plasenta setelah plasenta lahir

3. merangsang provider (dokter atau bidan) untuk menanggapi masalah ini dengan intervensi.

Apa peran endorfin selama persalinan dan kelahiran?

Endorfin berefek menenangkan dan meredakan nyeri. Hormon ini seperti morfin alami akan naik menjelang akhir kehamilan, dan kemudian naik terus dan tajam selama persalinan pada proses persalinan alami tanpa pengobatan. (Kebanyakan penelitian telah menemukan bahwa terjadi penurunan tingkat endorphin secara tajam dengan penggunaan obat sakit epidural atau opioid.) Tingkat endorfin lebih tinggi selama persalinan dan kelahiran dapat menghasilkan kondisi kesadaran yang berubah yang membantu seoorang ibu dapat melewati proses persalinan ini, bahkan ketika proses ini menjadi sangat panjang dan sulit. Dalam proses persalinan seorang ibu dengan tingkat endorfin tinggi dapat merasa waspada, penuh perhatian, dan bahkan euforia saat ia mulai mengenal dan merawat bayinya setelah lahir. Endorfin mungkin memainkan peran dalam memperkuat hubungan ibu-bayi saat ini. Penurunan tingkat endorphin pada hari-hari pertama setelah bayi lahir dapat berkontribusi pada “baby blues” dan banyak ibu yang mengalaminya saat ini.

Rendahnya tingkat endorphin dapat menyebabkan masalah dalam persalinan dan kelahiran oleh:

1. menyebabkan proses persalinanmenjadi terlalu menyakitkan dan merasa tak tertahankan

2. merangsang provider (dokter atau bidan) untuk menanggapi masalah ini dengan intervensi.

Apa peran adrenalin selama persalinan dan kelahiran?

Adrenalin adalah “melawan atau lari” hormon yang dihasilkan manusia untuk membantu memastikan kelangsungan hidup. Ktika seorang ibu merasa terancam selama persalinan (misalnya dengan rasa takut, cemas, panik atau rasa sakit yang parah) dapat menghasilkan tingkat adrenalin yang tinggi. Adrenalin dapat memperlambat persalinan atau nahkan menghentikannya sama sekali.

Adrenalin terlalu banyak dapat menyebabkan masalah pada persalinan dan kelahiran oleh:

1. menyebabkan kesulitan untuk bayi yang belum lahir

2. menyebabkan kontraksi berhenti, memperlambat, atau memiliki pola yang tidak menentu, dan memperpanjang proses persalinan

3. menciptakan rasa panik dan rasa sakit yang meningkat pada ibu

4. merangsang provider (dokter atau bidan) untuk menanggapi masalah ini dengan intervensi bedah caesar dan intervensi lainnya.

Langkah apa yang bisa bisa Anda lakukan untuk membantu memastikan bahwa hormon-hormon ini bekerja dengan baik?

Seorang ibu dapat meningkatkan produksi tubuhnya oksitosin selama persalinan dan kelahiran oleh:

1. tetap tenang, nyaman, dan percaya diri

2. menghindari gangguan, seperti adanya kehadiran orang yang tidak disukai atau kebisingan dan prosedur yang tidak nyaman

3. usahakan selalu mengatur posisi tegak dan menggunakan gravitasi untuk membantu penurunan dan penekanan bayinya ke leher rahim dan kemudian, setelah bayi lahir, terhadap jaringan-jaringan dasar panggul nya (ini merangsang oksitosin)

4. terlibat dalam puting atau kegiatan stimulasi klitoris sebelum kelahiran dan memberikan bayinya kesempatan untuk menyusu segera setelah lahir (ini merangsang oksitosin).

Seorang wanita dapat meningkatkan produksi endorfin dalam tubuhnya selama persalinan dan kelahiran oleh:

1. tetap tenang, nyaman, dan percaya diri

2. menghindari gangguan, seperti orang yang tidak disukai atau kebisingan dan prosedur tidak nyaman

3. menunda atau menghindari epidural atau opioid sebagai metode menghilangkan rasa sakit yang kimia.

Seorang wanita dapat menjaga adrenalin turun selama persalinan dan kelahiran dengan tetap tenang, nyaman, dan santai. Berikut ini dapat membantu:

1. mendapat informasi yang lengkap seputar kehamilan dan persalinan dan melakukan persiapkan yang baik menghadapi persalinan

2. memiliki kepercayaan dan keyakinan dalam tubuhnya dan kemampuan sebagai wanita saat melahirkan

3. berada di lingkungan yang tenang, damai, dan swasta dan menghindari konflik

4. berada bersama orang-orang yang membantunya dengan tindakan kenyamanan, informasi yang baik, kata-kata positif, dan dukungan lainnya

5. menghindari prosedur yang mengganggu dan menyakitkan.

Nah bunda , Ayo semangat….

Berdayakan diri mulai dari sekarang. Pahami bahwa tubuh Anda mempunyai pengetahuan yang sempurna untuk melahirkan secara alami.

Salam hangat

Bidan Kita

 

MASALAH-MASALAH DALAM MENYUSUI

0

 

Masalah yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan (periode antenatal), masa pascapersalinan dini (masa nifas / laktasi), dan masa pascapersalinan lanjut. Masalah menyusui dapat timbul pula karena keadaan-keadaan khusus. Dalam tulisan ini akan diuraikan masalah menyusui yang dibagi menurut kelompok tersebut.

 

1. Masalah menyusui pada masa antenatal

a. Putting susu datar atau terbenam. Untuk mengetahui apakah putting susu datar, cubitlah areola di sisi putting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk. Putting susu yang normal akan menonjol, namun putting susu yang datar tidak menonjol. Tidak selalu ibu dengan putting susu datar mengalami kesulitan besar waktu menyusui. Dengan pengalaman, banyak ibu yang tetap bisa memberikan ASI kepada bayinya. Bila dijumpai putting susu datar, dilakukan :

Ø usahakan putting menonjol keluar dengan cara menarik dengan tangan (gerakan Hoffman), atau dengan menggunakan pompa putting susu.

Ø jika tetap tidak bisa, usahakan agar tetap disusui dengan sedikit penekanan pada bagian areola dengan jari sehingga membentuk “dot” ketika memasukkan putting susu ke dalam mulut bayi. Bila terlalu penuh, ASI dapat diperas dahulu dan diberikan dengan sendok atau cangkir. Dengan demikian, diharapkan putting susu akan sedikit demi sedikit keluar dan lentur.

Bila terjadi putting susu terbenam, putting akan tampak masuk ke dalam areola sebagian atau seluruhnya. Keadaan ini dapat disebabkan karena ada sesuatu yang menarik putting susu ke arah dalam, misalnya tumor atau penyempitan saluran susu. Kelainan ini seharusnya sudah diketahui sejak dini, paling tidak pada saat kehamilan, sehingga dapat diusahakan perbaikannya.

Bila dijumpai putting susu terbenam, diusahakan dengan cara :

· lakukan gerakan Hoffman, yaitu dengan meletakkan kedua jari telunjuk atau ibu jari di daerah areola, kemudian dilakukan pengurutan menuju ke arah yang berlawanan (walaupun hasilnya kadang-kadang kurang memuaskan).

· dapat menggunakan pompa putting susu atau jarum suntik 10 ml yang telah dimodifikasi, setiap hari, untuk mencoba menghisap supaya putting susu menonjol keluar. Namun harus dihindari rasa bosan atau lelah sewaktu mencoba mengeluarkan putting, karena rasa bosan dan marah justru akan menyebabkan produksi ASI berkurang. Karena itu harus dipertimbangkan benar, berapa lama ibu mencoba dengan cara seperti ini.

b. Putting susu tidak lentur

Putting susu yang tidak lentur akan menyulitkan bayi untuk menyusu. Meskipun demikian, putting susu yang tidak lentur pada awal kehamilan seringkali akan menjadi lentur (normal) pada saat menjelang atau saat persalinan, sehingga tidakmemerlukan tindakan khusus. Namun sebaiknya tetap dilakukan latihan seperti cara mengatasi putting susu yang terbenam.

2. Masalah menyusui pada masa pascapersalinan dini

a. Putting susu lecet

Putting susu lecet dapat disebabkan trauma pada putting susu, selain itu dapat juga terjadi retak dan pembentukan celah-celah. Retakan pada putting susu bisa sembuh sendiri dalam waktu 48 jam. Bila dijumpai lecet atau jenis trauma lain pada putting susu, dikerjakan :

o kalau rasa nyeri dan luka lecet tidak terlalu berat, ibu bisa terus menyusui bayi.

o putting susu diolesi ASI dan biarkan mengering dengan sendirinya, jangan menggunakan BH yang terlalu ketat.

o apabila terdapat rasa nyeri hebat, atau luka makin berat, putting susu yang sakit diistirahatkan sampai memungkinkan untuk kembali menyusui bayi pada putting susu yang sakit tersebut. Biasanya masa istirahat ini tidak lama, sekitar 24 jam.

o selama putting susu yang bersangkutan diistirahatkan, ASI dikeluarkan oleh ibu dengan tangan. Sebaiknya jangan menggunakan pompa, karena menambah rasa nyeri dan membuat luka bertambah parah. Untuk menghindari terjadinya putting susu nyeri atau lecet, perhatikan beberapa hal di bawah ini :

Ø setiap kali hendak menyusui dan sesudah menyusui, putting susu diolesi dengan ASI.

Ø jangan membersihkan putting susu dengan sabun, alkohol, krim, dan obat-obatan yang dapat merangsang kulit / putting susu.

Ø lepaskan hisapan bayi dengan cara yang benar, yaitu dengan menekan dagu bayi atau memasukkan jari kelingking ibu yang bersih ke dalam mulut bayi.

b. Payudara bengkak

Kadang-kadang payudara terasa membengkak atau penuh. Hal ini terjadi karena edema ringan oleh hambatan vena atau saluran limfe akibat ASI yang menumpuk di dalam payudara. Kejadian seperti ini jarang terjadi kalau pemberian ASI sesuai dengan kemauan bayi. Faktor-faktor lain yang menyebabkan payudara bengkak adalah : bayi tidak menyusu dengan kuat, posisi bayi pada payudara salah sehingga proses menyusui tidak benar, serta terdapat putting susu yang datar atau terbenam. Jika terdapat hal-hal seperti ini, dapat dilakukan :

Ø bayi disusui, sehingga mengurangi rasa membengkak.

Ø setiap kali menyusui payudara harus sampai kosong.

Ø gunakan BH yang dapat menopang dengan nyaman.

Ø kompres dingin dapat mengurangi rasa tidak enak.

Ø rasa nyeri dapat juga dikurangi dengan obat analgesik.

Ø ASI dapat diperas sedikit dengan tangan, frekuensi pengeluaran harus lebih sering.

Ø beritahu ibu bahwa dalam waktu 1-2 hari keluhan akan reda.

c. Saluran susu tersumbat

Saluran susu tersumbat (obstructed duct) adalah keadaan di mana terjadi sumbatan pada satu atau lebih saluran susu / duktus laktiferus yang dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya tekanan jari pada payudara waktu menyusui, pemakaian BH yang terlalu ketat, dan komplikasi payudara bengkak yang berlanjut yang menyebabkan terjadinya sumbatan. Pada ibu yang kurus, sumbatan ini tampak sebagai benjolan yang teraba lunak. Sumbatan saluran susu dapat dicegah dengan cara melakukan :

Ø perawatan payudara pasca persalinan secara teratur.

Ø memakai BH yang menopang dan tidak terlalu ketat.

Ø mengeluarkan ASI dengan tangan atau pompa bila setelah menyusui payudara masih terasa penuh.

Bila ibu merasa nyeri, dapat dikompres dengan air hangat dan dingin, yaitu kompres hangat sebelum menyusui supaya bayi lebih mudah mengisap putting susu, dan kompres dingin setelah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri dan pembengkakan. Sumbatan saluran susu dapat berlanjut menjadi mastitis, karena itu perlu dirawat dengan baik.

d. Mastitis dan abses payudara

Mastitis adalah peradangan pada payudara. Bagian yang terkena menjadi merah, bengkak, nyeri dan panas. Temperatur badan ibu meninggi, kadang disertai menggigil. Kejadian ini biasanya terjadi 1-3 minggu setelah melahirkan, akibat lanjutan dari sumbatan saluran susu. Bila mastitis berlanjut, dapat terjadi abses payudara. Ibu tampak sakit lebih parah, payudara lebih merah dan mengkilap, benjolan tidak lagi sekeras pada mastitis, tetapi mengandung cairan (pus).

Cara mengatasi mastitis :

– dokter memberikan pengobatan antibiotika dan simptomatik terhadap nyeri

– kompres hangat

– ibu cukup istirahat dan banyak minum

– sebelum terbentuk abses, menyusui harus terus diteruskan, dimulai dari bagian yang sakit. Jika sudah terjadi abses, payudara yang sakit tidak boleh disusukan, mungkin perlu juga tindakan bedah. Tapi payudara yang sehat harus tetap digunakan menyusui, dengan perawatan dan kebersihan yang sebaik mungkin.

Tindakan yang harus segera dilakukan pada abses payudara adalah :

Ø merujuk ibu ke dokter bedah untuk dilakukan insisi dan drainase pus

Ø pemberian antibiotik dosis tinggi serta simptomatik analgesik/antipiretik

Ø ibu harus cukup beristirahat

Ø bayi dihentikan menyusu pada payudara yang sakit, sementara pada payudara yang sehat diteruskan.

3. Masalah menyusui pada masa pascapersalinan lanjut

a. Sindrom ASI kurang

Sindrom ASI kurang adalah keadaan di mana ibu merasa bahwa ASI-nya kurang, dengan berbagai alasan yang menurut ibu merupakan tanda tersebut, misalnya :

o payudara kecil, padahal ukuran payudara tidak menggambarkan kemampuan ibu untuk memproduksi ASI. Ukuran payudara berhubungan dengan beberapa faktor, misalnya faktor hormonal (estrogen dan progesteron), keadaan gizi, dan faktor keturunan. Hormon estrogen akan menyebabkan pertumbuhan saluran susu dan penimbunan lemak, sedangkan hormon progesteron memacu pertumbuhan kelenjar susu. Masukan makanan yang berlebihan terutama energi akan ditimbun sebagai lemak, sehingga payudara akan bertambah besar, sebaliknya penurunan masukan energi, misalnya karena penyakit, akan menyebabkan berkurangnya timbunan lemak termasuk di payudara, sehingga ukuran payudara berkurang. Seberapapun ukuran payudara seorang wanita, tetap dianggap normal, kecuali jika ada kelainan tertentu misalnya tumor. Ukuran payudara ideal sangat dipengaruhi faktor lingkungan atau penilaian masyarakat setempat.

o ASI yang tampak berubah kekentalannya, misalnya lebih encer, disangka telah berkurang, padahal kekentalan ASI bisa saja berubah-ubah.

o payudara tampak mengecil, lembek atau tidak penuh / merembes lagi, padahal ini suatu tanda bahwa produksi ASI telah sesuai dengan keperluan bayi.

o bayi sering menangis disangka kekurangan ASI, padahal bayi menangis bisa karena berbagai penyebab.

o bayi lebih sering minta diteteki, kecuali karena ASI memang lebih mudah dicerna, juga bayi memang memerlukan ASI yang cukup untuk tumbuh kembang, dan yang penting : masalah menyusui bukan hanya memberi makan bayi, tetapi karena bayi juga memerlukan belaian, kehangatan dan kasih sayang.

o bayi minta disusui pada malam hari, hal ini memang penting, karena bayi memerlukan dekapan dan ASI pada malam hari, selain itu menyusui pada malam hari akan memperbanyak produksi ASI dan mengurangi kemungkinan sumbatan payudara.

o bayi lebih cepat selesai menyusu dibanding sebelumnya, hal ini karena bayi telah lebih terbiasa menyusu.

Jika ada keluhan-keluhan semacam ini, cobalah mengadakan evaluasi dan pendekatan psikologis seperti tersebut di atas, serta coba dievaluasi juga hal-hal berikut : 1) ibu jangan merokok, karena merokok mengurangi produksi ASI, 2) kalau ibu menggunakan pil KB, cobalah berkonsultasi dengan dokter, 3) jangan menggunakan alat bantu putting susu, karena akan membingungkan dan melelahkan bayi, serta mengurangi produksi ASI, 4) teruskan menyusui dengan sabar dan sesering mungkin, karena akan memperbanyak produksi ASI, 5) cobalah menyusui dengan payudara pertama selama kurang lebih 10 menit, kemudian payudara kedua selama kurang lebih 20 menit, karena saat awal bayi lebh kuat menyusu, 6) menyusui dimulai dari payudara yang terakhir disusukan secara berganti-ganti, 7) jangan memberikan susu buatan, karena akan membingungkan bayi, 8) ibu harus banyak beristirahat, 9) ibu harus lebih banyak minum, 10) perhatikan kecukupan gizi makanan, 11) ibu harus tenang, santai, jangan tegang / stress, karena ketegangan dan kecemasan akan mengurangi produksi ASI, jika perlu sesering mungkin lakukan relaksasi hypnobreastfeeding. 12) ibu harus menyusui dalam suasana yang nyaman.

b. Bingung putting

Bingung putting (“nipple confusion”) adalah suatu keadaan yang terjadi karena bayi mendapat susu formula dalam botol berganti-ganti dengan menyusu ibu. Peristiwa ini terjadi karena proses menyusu pada putting ibu berbeda dengan menyusu pada botol. Menyusu pada putting memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi, langit-langit dan lidah, sebaliknya menyusu pada botol akan membuat bayi pasif menerima susu karena dot sudah berlubang di ujungnya. Tanda-tanda bayi bingung putting adalah :

o bayi mengisap putting seperti mengisap dot, lemah, terputus-putus, sebentar

o Atau dapat juga bayi menolak menyusu

Karena itu, untuk menghindari bayi bingung putting, perlu dilakukan :

Ø jangan menggunakan susu formula tanpa indikasi yang sangat kuat.

Ø kalau terpaksa harus memberikan susu formula, berikan dengan sendok atau pipet, jangan sekali-kali menggunakan botol atau kempengan.

c. Bayi sering menangis

Menangis adalah cara bayi berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya. Karena itu bila bayi sering menangis, perlu dicari sebabnya, yaitu dengan :

o perhatikan, mengapa bayi menangis, apakah karena laktasi belum berjalan dengan baik, atau karena sebab lain, seperti ngompol, sakit, merasa jemu, ingin digendong atau disayang ibu.

o keadaan-keadaan itu merupakan hal yang biasa, ibu tidak perlu cemas, karena kecemasan ibu dapat mengganggu proses laktasi karena produksi ASI berkurang.

o cobalah mengatasi dengan memeriksa pakaian bayi, mungkin perlu diganti karena basah, coba mengganti posisi bayi menjadi tengkurap, atau bayi digendong dan dibelai.

o mungkin bayi belum puas menyusu karena posisi bayi tidak benar waktu menyusu, akibatnya ASI tidak keluar dengan baik.

o Bayi menangis mempunyai maksud menarik orang lain (terutama ibunya) karena sesuatu hal : lapar, ingin digendong dan sebagainya. Oleh sebab itu jangan membiarkan bayi menangis terlalu lama. Bayi akan menjadi lelah, menyusu tidak sempurna, dan jika ibu cemas atau kesal, produksi ASI juga akan terganggu. Jika bayi menangis, ibu harus segera memeriksa keadaan bayi. Secara psikologis ini penting, karena bayi akan mempunyai kesan bahwa ibunya memperhatikannya.

d. Bayi tidak cukup kenaikan berat badannya

ASI adalah makanan pokok bayi sampai usia 4-6 bulan. Karena itu bayi usia 4-6 bulan yang hanya mendapat ASI saja perlu dipantau berat badannya paling tidak sebulan sekali. Bila ASI cukup, berat badan anak akan bertambah (anak tumbuh) dengan baik. Untuk memantau kecukupan ASI dengan memantau berat badan, dapat digunakan Kartu Menuju Sehat untuk anak. Untuk mencegah berat badan yang tidak cukup naik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

– perhatikan apakah bayi termasuk bayi yang menyusu lama, atau cepat.

– ibu jangan segera menghentikan memberi ASI hanya karena merasa bayi sudah cukup lama menyusu, karena sebenarnya mungkin bayi masih mau terus menyusu.

– setelah bayi menyusu dan kemudian berhenti atau tidur, cobalah menyusukan kembali dengan menidurkan bayi telentang, gosok pelan perutnya atau gerakkan kaki atau tangannya, seringkali bayi akan bangun kembali dan menyusu lagi.

– perhatikan teknik menyusui ibu, apakah sudah benar, bila masih salah harus diperbaiki.

– Bila berat badan anak tidak naik, konsultasikan ke dokter / dokter spesialis anak untuk mendapatkan saran selanjutnya.

Ibu bekerja Sekarang banyak ibu yang bekerja, sehingga kemudian menghentikan menyusui dengan alasan pekerjaan. Sebenarnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk ibu yang bekerja, sebagai berikut : – sebelum berangkat kerja, susuilah bayi. – ASI yang berlebihan dapat diperas atau dipompa, kemudian disimpan di lemari pendingin untuk diberikan pada bayi saat ibu bekerja. – selama ibu bekerja, ASI dapat diperas atau dipompa dan disimpan di lemari pendingin di tempat kerja, atau diantar pulang. – beberapa kantor atau instansi ada yang menyediakan tempat penitipan bayi dan anak. Ibu dapat memanfaatkannya untuk kelestarian menyusui. – setelah ibu di rumah, perbanyak menyusui, termasuk pada malam hari. – kalau anak sudah mendapatkan makanan pendamping ASI, saat ibu tidak ada di rumah dapat dimanfaatkan untuk memberikan makanan pendamping, sehingga kemungkinan menggunakan susu formula lebih kecil. – perawat bayi dapat membawa bayi ke tempat ibu bekerja bila memungkinkan – hendaknya ibu banyak beristirahat, minum cukup, makan gizi cukup, untuk menambah produksi ASI. Petugas rumah sakit yang menitipkan anaknya di tempat penitipan tidak perlu kuatir menyusui bayinya, dengan alasan takut menularkan penyakit pada anaknya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut : – tidak semua penyakit ditularkan melalui kontak langsung – ibu yang sakit pun tetap dianjurkan untuk menyusui bayinya, apalagi ibu yang masih sehat dan bekerja sebagai petugas kesehatan. – seharusnya ibu yang bekerja di bidang kesehatan mengerti tentang kebersihan diri setelah merawat pasien, untuk pencegahan infeksi / penularan.

4. Masalah menyusui pada keadaan khusus

Ibu melahirkan dengan sectio cesarea Pada beberapa keadaaan persalinan diperlukan tindakan sectio cesarea. Persalinan dengan cara ini dapat menimbulkan masalah menyusui, baik terhadap ibu maupun bayi. Ibu pasca sectio cesarea dengan anestesia umum tidak mungkin segera dapat menyusui bayinya, karena ibu belum sadar akibat pembiusan. Bila keadaan ibu mulai membaik / sadar, penyusuan dini dapat segera dimulai dengan bantuan tenaga perawat. Bayi pun mengalami akibat yang serupa dengan ibu apabilatindakan tersebut menggunakan pembiusan umum, karena pembiusan yang diterima ibu dapat sampai ke bayi melalui plasenta, sehingga bayi yang masih lemah akibat pembiusan juga akan mendapat tambahan narkose yang terkandung dalam ASI, sementara ibu masih belum sadar. Jika ibu dan anak sudah sadar dan keadaan umumnya baik, dapat dilakukan perawatan gabung. Posisi menyusui yang dianjurkan adalah sebagai berikut : – ibu dapat dalam posisi berbaring miring dengan bahu dan kepala yang ditopang bantal, sementara bayi disusukan dengan kakinya ke arah ibu. – apabila ibu dapat duduk, bayi dapat ditidurkan di bantal di atas pangkuan ibu dengan posisi kaki bayi mengarah ke belakang ibu di bawah lengan ibu. – dengan posisi memegang bola (“football position”) yaitu ibu telentang, bayi berada di ketiak ibu dengan kaki ke arah atas dan tangan ibu memegang kepala bayi.

Ibu sakit Pada umumnya ibu sakit bukanlah alasan untuk menghentikan menyusui, karena bayi telah dihadapkan pada penyakit ibu sebelum gejala timbul dan dirasakan oleh ibu. Kecuali itu ASI justru akan melindungi bayi dari penyakit. Ibu memerlukan bantuan orang lain untuk mengurus bayi dan keperluan rumah tangga, karena ibu juga memerlukan istirahat yang lebih banyak. Sebaiknya ibu mengatakan pada dokter yang mengobati penyakitnya, bahwa ibu sedang menyusui, karena banyak obat yang bisa terkandung dalam ASI dan dapat mempengaruhi bayi.

Ibu menderita penyakit Hepatitis (HBsAg+) atau AIDS (HIV+) Ibu yang menderita hepatitis atau AIDS tidak diperkenankan menyusui bayinya, karena dapat menularkan virus kepada bayinya melalui ASI. AIDS pada anak muncul bersama-sama seperti AIDS pada orang dewasa. Pada orang dewasa, penularan HIV umumnya melalui 3 cara, yaitu hubungan seksual dengan penderita, penularan parenteral seperti transfusi darah, jarum suntik yang dipakai bersama penderita, serta perinatal dari ibu yang menderita kepada bayinya. Pada anak, AIDS mempunyai hubungan spesifik dengan faktor-faktor risiko tertentu misalnya ibu yang kecanduan obat dan sering menggunakan suntikan, anak yang mendapat transfusi dari donor penderita, dan sebagainya. Apakah menyusui merupakan faktor risiko penularan AIDS pada anak masih merupakan hal kontroversial. Dugaan peranan menyusui sebagai faktor risiko penularan AIDS pada bayi dan anak dimulai dari adanya laporan dari berbagai negara tentang ibu yang mendapat transfusi yang mengandung HIV pascapersalinan. Ternyata kemudian ditemukan bayi ibu tersebut terinfeksi juga oleh HIV. Bahkan ada laporan juga bahwa HIV dapat diisolasi dari ASI. Meskipun demikian ada yang tidak sependapat terhadap pandangan ASI sebagai media penularan HIV. Masalahnya adalah pada laporan tersebut belum dapat dibuktikan bahwa ASI adalah memang satu-satunya kemungkinan penularan pada bayi atau anak tersebut. Juga ada laporan yang menyebutkan bahwa meskipun seorang ibu positif HIV, anaknya tidak. Pendapat ini didukung data epidemiologi, yaitu bahwa angka penularan perinatal yang dikumpulkan dari seluruh dunia sebesar 25-50%. Masalahnya adalah apakah ibu dengan HIV positif akan tetap diperbolehkan menyusui bayinya. Adanya dugaan bahwa kemungkinan virus AIDS dapat ditularkan melalui ASI menyebabkan Centers for Disease Control (Amerika Serikat) melarang ibu yang terinfeksi HIV untuk menyusui bayinya, sebaliknya World Health Organization (WHO) memperbolehkan. Pandangan berbeda kedua lembaga ini disebabkan latar belakang yang berbeda. Di kebanyakan bagian dunia, ASI mempunyai peranan yang sangat penting karena mengandung zat gizi yang baik, mengandung zat antiinfeksi / kekebalan, serta ekonomis. Hal ini menjadi dasar kebijakan WHO. Sebaliknya di negara maju, biaya dan keberadaan susu formula memberikan alternatif untuk dapat lebih mempertimbangkan masalah keselamatan dan pencegahan penularan. Meskipun demikian, ada juga pandangan yang memperbolehkan ibu tetap menyusui bayinya, yaitu bila penularan sudah terjadi saat persalinan atau bahkan in-utero, justru menyusui itu akan melindungi bayi dari infeksi lain yang menyertai AIDS. Pendapat lain yang meninjau dari segi praktis, bahwa jika larangan menyusui hanya ditujukan pada ibu yang benar-benar positif terinfeksi, maka tidak akan banyak mempengaruhi angka menyusui, tetapi sulit dapat dipastikan pada semua golongan ibu bahwa seorang ibu benar-benar terinfeksi, akibatnya larangan menyusui juga akan ditujukan kepada ibu-ibu yang termasuk kelompok risiko padahal belum tentu terinfeksi, sehingga menjadi berlebihan. Kontroversi ini menjadi dasar sikap untuk sementara melarang ibu yang terinfeksi HIV menyusui bayinya, sampai diperoleh pandangan yang sepaham tentang hal ini. Untuk penyakit hepatitis B, dasar pertimbangan yang dipakai serupa dengan pada penyakit AIDS. HBsAg ditemukan juga dalam ASI, tetapi belum pernah dilaporkan adanya penularan melalui ASI. Kolostrum dari ibu yang terinfeksi juga tidak mengandung virus hepatitis B. Penelitian yang dikerjakan pada pengidap virus hepatitis B, ternyata kadar HBsAg darah pada anak-anaknya tidak berbeda bermakna dibandingkan pada anak-anak dari ibu yang tidak mengandung HBsAg. Kecuali itu, dalam ASI terdapat zat protektif terutama limfosit yang menghasilkan IgA dan interferon yang dapat membunuh virus hepatitis B.

Bayi kembar Ibu bayi kembar harus diyakinkan bahwa ia akan sanggup menyusui bayi-bayinya. Mula-mula ibu dapat menyusui seorang demi seorang, tetapi sebenarnya ibu dapat menyusui sekaligus berdua. Salah satu posisi yang mudah untuk menyusui ialah dengan posisi memegang bola (“football position”). Jika ibu menyusui bersama-sama, bayi haruslah menyusu pada payudara secara berganti-ganti, jangan hanya menetap pada satu payudara saja. Alasannya ialah, kecuali memberikan variasi kepada bayi, juga kemampuan menyusu masing-masing bayi mungkin berbeda, sehingga harus dicapai perangsangan putting yang optimal. Meskipun football position merupakan cara yang baik, ibu sebaiknya mencoba posisi lain secara berganti-ganti. Susuilah bayi secara lebih sering, selama waktu yang diinginkan masing-masing bayi, umumnya 15-30 menit setiap kali menyusui. Kalau salah seorang bayi harus dirawat di rumah sakit, susukanlah bayi yang di rumah pada satu payudara, kemudian ASI diperas dari payudara lainnya untuk bayi yang dirawat itu. Ibu sebaiknya mempunyai pembantu, agar tidak lelah.

Bayi prematur dan bayi berat lahir rendah Bayi berat lahir rendah dan prematur mempunyai masalah menyusui karena refleks mengisapnya masih lemah, karena itu susuilah bayi lebih sering, meski waktu menyusunya tidak lama. Mula-mula sentuhlah langit-langit bayi dengan jari ibu yang bersih untuk merangsang mengisap. Jika bayi dirawat di rumah sakit, seringlah ibu mengunjungi, melihat, mengusap bayi dengan kasih sayang, jika mungkin susukan juga secara langsung, atau ASI dikeluarkan dengan tangan atau pompa kemudian diberikan menggunakan sendok atau cangkir.

Bayi sumbing Pendapat yang mengatakan bahwa bayi sumbing tidak dapat menyusu tidaklah benar. Bilamana bayi mengalami sumbing pada palatum molle, bayi dapat menyusu tanpa kesulitan dengan posisi khusus. Demikian pula bila bayi menderita sumbing pada bibir. Keadaan yang sulit adalah bila sumbing terjadi pada bibir, langit-langit keras dan lunak (palatum durum dan palatum molle) sehingga bayi sulit menyusu dengan baik. Ibu harus tetap mencoba menyusui bayinya, karena bayi masih mungkin bisa menyusu dengan kelainan seperti ini. Keuntungan khusus untuk keadaan ini ialah, bahwa menyusu melatih kekuatan otot rahang dan lidah, sehingga membantu perkembangan bicara. Kecuali itu menyusu mengurangi kemungkinan terjadinya otitis media, yang umumnya mudah terjadi pada bayi dengan palatoskisis. Posisi menyusui yang dianjurkan pada bayi sumbing adalah : – posisi bayi duduk – pegang putting susu dan areola selagi menyusui, untuk membantu bayi mendapat ASI yang cukup. – ibu jari ibu dapat dipakai sebagai penyumbat celah pada bibir bayi – bila bayi menderita sumbing pada bibir dan langit-langit (labiopalatoskisis), ASI dikeluarkan dengan manual / pompa, kemudian diberikan dengan sendok / pipet, atau botol dengan dot yang panjang sehingga ASI dapat masuk dengan sempurna. Dengan cara ini bayi akan belajar mengisap dan menelah ASI, menyesuaikan dengan irama pernapasannya.

Bayi sakit Bayi yang sakit mungkin tidak diperbolehkan mendapatkan makanan per oral dengan indikasi khusus, tetapi pada umumnya bayi masih diperbolehkan mendapatkan ASI. Dengan demikian, ASI harus tetap diberikan. Bahkan pada penyakit tertentu seperti diare, pemberian ASI justru penting. Bayi yang mendapat ASI jarang menderita mencret. Bayi normal buang air besar 6 kali sehari, lembek, hal itu bukanlah mencret. Tidak ada alasan sama sekali untuk menghentikan ASI karena telah terbukti bahwa ASI tidak merugikan bagi bayi yang mencret, justru memberikan banyak keuntungan. Bayi yang mencret memerlukan cairan rehidrasi yang cukup, dan mungkin memerlukan tatalaksana khusus sesuai dengan keadaan anak. Telah dibuktikan, bahwa ASI dapat diterima dengan baik oleh anak yang muntah dan mencret. ASI mempunyai manfaat untuk anak dengan diare, karena : – ASI dapat digunakan untuk mengganti cairan yang hilang. – ASI mengandung zat-zat gizi yang berguna memenuhi kecukupan zat gizi selama diare yang dengan sendirinya diperlukan untuk penyembuhan dan pertumbuhan. – ASI mengandung zat kekebalan terhadap kuman penyebab diare. – ASI mengandung zat yang bermanfaat untuk pertumbuhan sel selaput lendir usus yang biasanya rusak akibat diare. Anak menderita diare yang mendapat ASI, lamanya diare lebih pendek serta lebih ringan dibanding anak yang tidak mendapat ASI. Kecuali diare, bayi seringkali menderita muntah. Muntah pada bayi dapat disebabkan berbagai hal. Tatalaksana khusus tergantung pada latar belakang penyebabnya. Menyusui bukanlah kontraindikasi untuk anak muntah, dan anak dengan muntah dapat menerima ASI dengan baik. Susuilah bayi dalam posisi duduk, sedikit-sedikit tetapi lebih sering. Buat bayi bersendawa seperti biasanya, tetapi jangan menggoyang-goyang badan bayi, karena dapat merangsang muntah kembali. Kalau ibu ingin menidurkan bayi, tidurkan dalam posisi tengkurap atau miring, karena posisi telentang memungkinkan bayi tersedak akibat muntah yang terjadi.

Bayi kuning / ikterik Ikterus adalah manifestasi hiperbilirubinemia yang bisa dilihat, yaitu pada kulit dan sklera. Pada orang dewasa ikterus terjadi bila kadar bilirubin serum mencapai 2 mg/dl atau lebih, sementara pada bayi baru lahir ikterus jarang timbul sebelum kadar bilirubin serum mencapai 7 mg/dl. Bilirubin berasal dari katabolisme protein heme, yang berasal dari hemoglobin, mioglobin, sitokrom, katalase dan triptofan pirolase. Sebagian besar berasal dari hemoglobin dalam eritrosit. Bayi baru lahir menghasilkan bilirubin kira-kira 8.5 mg/kgBB/hari, kira-kira 2 kali lipat produksi orang dewasa yang sekitar 3.6 mg/kgBB/hari. Perbedaan ini disebabkan jumlah eritrosit neonatus relatif per kgBB lebih banyak, umur eritrosit lebih pendek (2/3 umur eritrosit orang dewasa) dan produksi dari non-eritrosit juga lebih banyak. Untuk membedakan ikterus neonatus fisiologis atau bukan, ada patokan dari Maisels (1981), yaitu bila ada salah satu faktor berikut berarti bukan suatu ikterus fisiologis : – ikterus muncul pada 24 jam pertama. – konsentrasi bilirubin serum total meningkat lebih dari 5 mg/dl per hari. – konsentrasi bilirubin serum total lebih dari 12.9 mg/dl pada bayi cukup bulan dan di atas 15 mg/dl pada bayi prematur. – konsentrasi bilirubin indirek serum di atas 1.5 – 2 mg/dl. – ikterus berlangsung lebih dari 1 minggu pada bayi cukup bulan dan 2 minggu pada bayi prematur. Publikasi terakhir di negara Barat menunjukkan kecenderungan peningkatan frekuensi hiperbilirubinemia pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI dibandingkan bayi yang mendapat susu buatan. Kadar bilirubin serum apda hari 3-4 di atas 12 mg/dl dilaporkan antara 11% sampai 26%. Pada kelompok bayi yang mendapat ASI dengan hiperbilirubinemia ini, kadar bilirubin direk, kadar Hb, jumlah retikulosit, hemogram, keseluruhannya dalam batas normal. Juga tidak ditemukan kelainan fisik maupun aktifitas bayi ataupun inkompatibilitas golongan darah. Beberapa faktor penyebab dinyatakan berhubungan dengan hiperbilirubinemia pada bayi mendapat ASI yaitu : – aktifitas senyawa pregnane-3-a, 20-b-diol yang ditemukan dalam ASI. – kadar lipoprotein lipase yang tinggi pada ASI bayi hiperbilirubinemia, diduga sebagai penghambat aktifitas konjugasi bilirubin. – enzim glukoronil transferase diduga menghambat fungsi kandungan asam lemak rantai panjang non-ester dalam ASI – keadaan kekurangan cairan maupun kalori pada bayi mendapat ASI pada hari-hari pertama setelah lahir diduga sebagai faktor penyebab hiperbilirubinemia. – kandungan enzim b-glukoronidase dalam ASI, diduga memegang peranan dalam terjadinya hiperbilirubinemia. Enzim ini mengubah bilirubin indirek dalam intestinum menjadi bilirubin direk untuk diabsorpsi kembali. Faktor-faktor dugaan penyebab ini ternyata belum dapat dibuktikan. Dapat disimpulkan bahwa laporan kecenderungan kenaikan frekuensi hiperbilirubinemia pada bayi mendapat ASI dengan frekuensi yang bervariasi dan faktor penyebab belum dapat diketahui dengan pasti. Dalam masalah penanganan hiperbilirubinemia pada bayi yang cukup bulan yang mendapat ASI dengan kadar bilirubin total tinggi sedangkan klinis keadaan umum bayi normal, tidak diperlukan tindakan yang dapat mengganggu kelestarian menyusui. Protokol dapat lebih mendorong ibu untuk menyusui lebih sering tanpa memikirkan suplementasi atau penghentian laktasi. Penghentian pemberian ASI karena ketakutan kern-icterus tidak beralasan, karena akan memberi kesan bahwa ASI menyebabkan hiperbilirubinemia dan akan mempengaruhi keyakinan ibu dalam menyusui. Ada tiga hal yang sering dipermasalahkan oleh petugas kesehatan atau ibu pada pemberian ASI bayi cukup bulan, yaitu penurunan berat badan, ikterus dan kenaikan suhu badan yang diduga karena dehidrasi. Berdasarkan penelitian tidak terdapat hubungan antara penurunan berat badan, ikterus dan kenaikan suhu badan bayi. Ketiga keadaan ini bukan merupakan suatu masalah pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI.

 

Â