Bidan Kita

Home Blog Page 55

DEMAM BERDARAH PADA KEHAMILAN

0

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegepty dan Aedes albopictus dengan empat manifestasi klinis utama berupa demam tinggi, fenomena perdarahan, hepatomegali, dan pada kasus yang berat ditandai dengan kegagalan sirkulasi. Pasien dengan keadaan ini dapat berkembang menjadi syok hipovolemik karena adanya kebocoran plasma, yang dikenal dengan Dengue Shock Syndrome (DSS) yang berakibat fatal.

Epidemiologi

Di Indonesia DBD pertama kali dicurigai telah terjadi di Surabaya pada tahun 1968, tetapi konfirmasi virologis baru diperoleh pada tahun 1970. Di Jakarta, kasus pertama dilaporkan pada tahun 1969. Kemudian DBD berturut-turut dilaporkan di Bandung dan Jogjakarta (1972). Epidemi pertama di luar Jawa dilaporkan pada tahun 1972 di Sumatera Barat dan Lampung, disusul oleh Riau, Sulawesi Utara dan Bali (1973). Pada tahun 1974, epidemi dilaporkan di Kalimantan Selatan dan Nusa Tenggara Barat. Pada tahun 1994 DBD telah menyebar ke seluruh propinsi di Indonesia. Pada saat ini DBD sudah endemis di banyak kota besar, bahkan sejak tahun 1975 penyakit ini telah terjangkit di pedesaan.

Berdasarkan jumlah kasus DBD, Indonesia menempati urutan kedua setelah Thailand. Sejak tahun 1968 angka kesakitan rata-rata DBD di Indonesia terus meningkat dari 0,05 (1968) menjadi 8,14 (1973) menjadi 8,65 (1983) dan mencapai angka tertinggi pada tahun 1988 yaitu 27,09 per 100.000 penduduk dengan penderita sebanyak 57.573 orang, dengan 1.527 orang penderita dilaporkan meninggal dari 201 daerah tingkat II.

Morbiditas dan mortalitas DBD yang dilaporkan berbagai negara bervariasi disebabkan beberapa faktor antara lain status umur penduduk, kepadatan vektor, tingkat penyebaran virus dengue, prevalensi serotipe virus dengue dengan kondisi metereologis.

Pada awal terjadinya wabah di suatu negara, distribusi umur penderita memperlihatkan jumlah penderita terbanyak dari golongan anak berumur kurang dari 15 tahun (86-95%). Namun, pada wabah-wabah selanjutnya, jumlah penderita yang digolongkan dalam usia dewasa muda meningkat.

Di Indonesia virus DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4 telah berhasil diisolasi dari darah penderita. Di Jakarta daerah endemis tinggi, dari sebagian besar penderita DBD derajat berat maupun yang meninggal dapat diisolasi virus DEN-3. Survei virologis penderita DBD telah dilekukan di beberapa rumah sakit di Indonesia sejak tahun 1972 sampai dengan tahun 1995. Keempat serotipe virus dengue berhasil diisolasi baik dari penderita DBD derajat ringan maupun berat. Selama 17 tahun, serotipe yang berdominasi adalah virus dengue serotipe DEN-2 atau DEN-3

Laporan kepustakaan mengenai demam berdarah dengue dalam kehamilan dan persalinan masih sangat sedikit. Penelitian di Haiti dan Republik Dominika melaporkan bahwa setengah dari semua anak yang telah mencapai usia 2 tahun di negara tersebut mempunyai antibodi terhadap dengue. Pada saat periode non epidemik, surveilens di Republik Dominika terhadap darah dari 54 ibu hamil dan darah tali pusat bayi yang dilahirkannya menunjukkan bahwa attack rate adalah 6%. Dilaporkan pula bahwa kadar antibodi di dalam darah tali pusat lebih tinggi daripada di dalam darah ibu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam kehamilan telah terjadi imunisasi pasif transplasental.

 

Etiologi

Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue yang termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arbovirus) dan sekarang dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, yang memiliki 4 jenis serotipe yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Infeksi oleh salah satu serotipe akan menimbulkan antibodi terhadap serotipe yang bersangkutan, sedangkan antibodi yang terbentuk terhadap serotipe yang lain sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap serotipe lain tersebut.

 

Patofisiologi

Patofisiologi primer DBD dan DSS adalah peningkatan akut permeabilitas vaskuler yang mengarah pada kebocoran plasma ke dalam ruang ekstravaskuler, sehingga meningmbulkan hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah. Volume plasme menurun lebih dari 20% pada kasus-kasus berat, hal ini didukung oleh penemuan post-mortem meliputi efusi serosa, efusi pleura, hemokonsentrasi dan hipoproteinemia.

Tidak terjadi lesi destruktif yang nyata pada vaskuler, menunjukkan bahwa perubahan sementara fungsi vaskuler diakibatkan suatu mediator kerja singkat. Jika penderita sudah stabil dan mulai sembuh, cairan ekstravasasi diarborbsi dengan cepat, menimbulkan penurunan hematokrit. Perubahan hemostasis pada DBD dan DSS melibatkan 3 faktor yaitu perubahan vaskuler, trombositopenia, dan kelainan koagulasi. Hampir semua penderita DBD mengalami peningkatan fragilitas vaskuler dan trombositopenia, dan banyak di antaranya penderita menunjukkan hasil pemeriksaan koagulasi yang abnormal.

 

Patogenesis

Virus dengue masuk ke dalam tubuh manusia lewat gigitan nyamuk Aedes aegepty atau Aedes albopictus. Organ sasaran dari virus ini adalah organ hepar, nodus limfaticus, sumsum tulang serta paru-paru. Data dari perbagai penelitian menunjukkan bahwa sel-sel monosit dan makrofag mempunyai peranan besar pada infeksi ini. Dalam peredaran darah, virus tersebut akan difagosit oleh sel monosit perifer.

Virus DEN mampu bertahan hidup dan mengadakan multifikasi di dalam sel tersebut. Infeksi virus dengue mulai dengan menempelnya virus genomnya masuk ke dalam sel dengan bantuan organel-organel sel, genom virus membentuk komponen-komponennya, baik komponen antara maupun komponen struktural virus. Setelah komponen struktural dirakit, virus dilepaskan dari dalam sel. Proses perkembangbiakan virus DEN terjadi di sitoplasma sel.

Semua Flavivirus memiliki kelompok epitop pada selubung protein yang menimbulkan reaksi silang pada uji serologis. Hal ini menyebabkan diagnosis pasti dengan uji serologi sulit ditegakkan. Kesulitan ini dapat terjadi di antara keempat serotipe virus DEN. Infeksi oleh satu serotipe virus DEN menimbulkan imunitas protektif terhadap serotip virus tersebut, tetapi tidak ada proteksi silang terhadap serotipe virus yang lain.

Patogenesa DBD dan DSS masih merupakan masalah yang kontroversial. Dua teori yang banyak dianut pada DBD dan DSS adalah hipotesis infeksi sekunder (secondary heterologous infection theory) atau hipotesis immune enchancement. Hipotesis ini menyatakan secara tidak langsung bahwa pasien yang mengalami infeksi yang kedua kalinya dengan serotipe virus dengue yang heterolog, mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita DBD atau DSS. Antibodi heterolog yang telah ada sebelumnya akan mengenai virus lain yang akan menginfeksi dan kemudian membentuk kompleks antigen antibodi yang kemudian berikatan dengan faktor reseptor dari membran sel leukosit terutama makrofag. Oleh karena antibodi heterolog maka virus tidak dinetralisasikan oleh tubuh sehingga akan bebas melakukan replikasi dalam sel makrofag. Dihipotesiskan juga mengenai antibody dependent enchancement (ADE), suatu proses yang akan meningkatkan infeksi dan replikasi virus dengue di dalam sel mononuklear. Sebagai tanggapan terhadap infeksi tersebut, terjadi sekresi mediator vasoaktif yang kemudian menyebabkan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, sehingga mengakibatkan keadaan hipovolemia dan syok.

Patogenesis terjadinya syok berdasarkan hipotesis the secondary heterologous infection theory yang dirumuskan oleh Suvatte tahun 1977. Sebagai akibat infeksi sekunder oleh tipe virus dengue yang berlainan pada seorang pasien, respon antibodi anamnestik yang akan terjadi dalam waktu beberapa hari mengakibatkan proliferasi dan transformasi limfosit dengan menghasilkan titer tinggi antibodi IgG anti dengue. Di samping itu, replikasi virus dengue terjadi juga dalam limfosit yang bertransformasi dengan akibat terdapatnya virus dalam jumlah banyak. Hal ini akan mengakibatkan terbentuknya kompleks antigen antibodi (virus antibody complex) yang selanjutnya akan mengakibatkan aktivasi sistem komplemen. Pelepasan C3a dan C5a akibat aktivasi C3 dan C5 menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah dan merembesnya plasma dari ruang intravaskuler ke ruang ekstravaskuler. Pada pasien dengan syok berat, volume plasma dapat berkurang sampai lebih dari 30% dan berlangsung selama 24-43 jam. Perembesan plasma ini terbukti dengan adanya peningkatan kadar hematokrit, penurunan kadar natrium, dan terdapatnya cairan di dalam rongga serosa (efusi pleura, ascites). Syok yang tidak ditanggulangi secara adekuat akan menyebabkan asidosis dan anoksia, yang dapat berakhir fatal, oleh karena itu pengobatan syok sangat penting guna mencegah kematian.

Hipotesis kedua menyatakan bahwa virus dengue seperti juga virus binatang lain, dapat mengalami perubahan genetik akibat tekanan sewaktu virus mengadakan replikasi baik pada tubuh manusia maupun pada tubuh nyamuk. Ekspresi fenotipik dari perubahan genetik dalam genom virus dapat menyebabkan peningkatan replikasi virus dan viremia, peningkatan virulensi, dan mempunyai potensi untuk menimbulkan wabah yang besar. Kedua hipotesis tersebut didukung oleh data epidemiologis dan laboratoris.

Sebagai tanggapan terhadap infeksi virus dengue, kompleks antigen antibodi selain mengaktivasi sistem komplemen, juga menyebabkan agregasi trombosit dan mengaktivasi sistem koagulasi melalui kerusakan sel endotel pembuluh darah. Kedua faktor tersebut akan menyebabkan perdarahan pada DBD. Agregasi trombosit terjadi sebagai akibat dari perlekatan kompleks antigen antibodi pada membran trombosit mengakibatkan pengeluaran ADP (adenosin di phospat) sehingga trombosit mekekat satu sama lain. Hal ini akan menyebabkan trombosit dihancurkan oleh RES (reticulo endothelial system) sehingga terjadi trombositopenia. Agregasi trombosit ini akan menyebabkan pengeluaran platelet faktor III mengakibatkan terjadinya koagulopati konsumtif (KID=koagulasi intravaskuler diseminata), ditandai dengan peningkatan FDP (fibrinogen degredation product) sehingga terjadi penurunan faktor pembekuan.

Agregasi trombosit ini juga mengakibatkan gangguan fungsi trombosit sehingga walaupun jumlah trombosit masih cukup banyak, tidak berfungsi baik. Di sisi lain, aktivasi koagulasi akan menyebabkan aktivasi faktor Hageman sehingga terjadi aktivasi sistem kinin sehingga memacu peningkatan permeabilitas kapiler yang dapat mempercepat terjadinya syok. Jadi, perdarahan masif pada DBD diakibatkan oleh trombositopenia, penurunan faktor pembekuan (akibat KID), kelainan fungsi trombosit, dan kerusakan dinding endotel kapiler. Akibatnya, perdarahan akan memperberat syok yang terjadi.

Gangguan Hemostasis Pada Demam Berdarah Dengue

Infeksi virus dengue dapat asimtomatik atau disertai manifestasi klinis berupa demam tidak terdiferensiasi, demam dengue atau demam berdarah dengue. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan manifestasi infeksi virus dengue yang berat yang ditandai dengan terjadinya perembesan plasma dan gangguan hemostasis sehingga berpotensi menimbulkan syok (Dengue Shock Syndrome). Gangguan hemostasis pada demam berdarah dengue dapat berupa vaskulopati, trombositopenia, gangguan fungsi trombosit, koagulopati dan Koagulasi Intravaskular Diseminata (KID).

Proses imunopatologi yang terjadi pada demam berdarah dengue melibatkan sistem imunitas humoral dan selular. Hipotesis secondary heterologous infection oleh Halstead menyatakan reaksi antibodi terhadap virus dari infeksi sebelumnya akan mempermudah infeksi virus terhadap monosit dan makrofag (antibody dependent enhancement). Disamping hipotesis tersebut diketahui pula peran komplemen, limfosit T dan berbagai mediator seperti TNF-a, IL-2, IL-6, IFN-g, PAF, C3a, C5a dan histamin yang menyebabkan disfungsi endotel, perembesan plasma, renjatan, gangguan koagulasi dan manifestasi perdarahan  Peran IL-18 terhadap diferensiasi sel T menjadi T-helper 1 diperkirakan juga berperan dalam patogenesis demam berdarah dengue.

Vaskulopati bermanifestasi sebagai uji 1 touniquet yang positif dan petekie yang terjadi pada awal demam sebelum terjadinya, trombositopenia. Gangguan vaskular yang terjadi berupa infiltrasi dinding vaskular oleh limfosit fagosit mononuklear, deposit IgM, komplemen dan fibrinogen. Vaskulopati terjadi sebagai akibat pengaruh virus secara langsung saat awal infeksi atau sebagai akibat reaksi imunologis yang terjadi saat konvalesen.

Trombositopenia dengan jumlah trombosit £ 100.000/ mm3 terjadi pada hari ke 3-7 demam dan kembali meningkat pada hari ke 8-9. Jumlah trombosit pada syok (DSS) pada umumnya £ 50.000/mm3 dengan rata-rata 20.000/mm3. Perdarahan umumnya tidak terjadi walaupun jumlah trombosit £ 20.000/mm3 kecuali pada keadaan syok berkepanjangan (prolonged  shock). Trombositopenia pada infeksi dengue terjadi melalui mekanisme:

1. Supresi sumsum tulang

2. Destruksi dan pemendekan masa hidup trombosit.

Gambaran sumsum tulang pada fase awal infeksi (< 5 hari) menunjukkan keadaan hiposeluler dan supresi megakariosit. Setelah keadaan nadir tercapai akan terjadi peningkatan proses hematopoiesis termasuk megakariopoiesis. Kadar trombopoietin dalam darah pada saat terjadi trombositopenia justru menunjukkan kenaikan, hal ini menunjukkan terjadinya stimulasi trombopoiesis sebagai mekanisme kompensasi terhadap keadaan trombositopenia. Destruksi trombosit terjadi melalui pengikatan frogmen C3g, karena terdapatnya antibodi VD, konsumsi trombosit selama proses koagulopati dan sekuestrasi di perifer.  Gangguan fungsi trombosit terjadi melalui mekanisme gangguan pelepasan ADP, peningkatan kadar B-tromboglobulin dan PF4 yang merupakan petanda degranulasi trombosit.

Koagulopati terjadi pada berbagai infeksi virus dan bakteri termasuk infeksi virus dengue. Koagulopati terjadi sebagai akibat interaksi virus dengan endotel yang menyebabkan disfungsi endotel. Berbagai penelitian menunjukkan terjadinya koagulopati konsumtif pada demam berdarah dengue derajat III dan IV. Terjadi pemanjangan masa protombin (PT), masa tromboplasin parsial teraktivasi (APTT), penurunan fibrinogen dan peningkatan D-Dimer atau FDP, serta penurunan berbagai faktor koagulasi (11, V, VII, VIII, IX, X dan XII). Aktivasi koagulasi pada demam berdarah dengue seperti juga pada sepsis diperkirakan melalui jalur ekstrinsik (tissue factor pathway). Jalur intrinsik juga berperan melalui aktivasi faktor XIa namun tidak melalui, aktivasi kontak (kalikrein C1-inhibitor complex). Aktivitas antitrombin III pada demam berdarah dengue menurun terutama pada DSS dan berkorelasi dengan PT, APTT, kadar albumin dan fibrinogen. Proses koagulopati yang berlangsung di luar batas kompensasi menyebabkan terjadinya penumpukan fibrin, KID dan kegagalan organ multipel.

Bagaimana pengaruh gangguan hemostasis/koagulasi terhadap risiko perdarahan dan mortalitas pada pasien DBD dan DSS, kiranya masih memerlukan penelitian lebih lanjut; walaupun pada DBD derajat I pada umumnya dapat membaik tanpa memerlukan intervensi terapi. Sebagai penutup dapat disimpulkan bahwa gangguan hemostasis pada demam berdarah dengue merupakan proses kompleks yang melibatkan fungsi vaskuler, trombosit dan koagulasi dan terkait dengan keadaan klinis dan derajat penyakit.

 

Manifestasi Klinis

Infeksi virus dengue tergantung dari faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh dengan faktor-faktor yang mempengaruhi virulensi virus. Dengan demikian infeksi virus dengue dapat menyebabkan keadaan yang bermacam-macam, mulai dari tanpa gejala (asimptomatik), demam ringan yang tidak spesifik, demam dengue, atau bentuk yang lebih berat yaitu demam berdarah dengue (DBD) dan Dengue Shock Syndrome (DSS).

1. Demam dengue (DD)

Bentuk klasik demam dengue adalah gejala demam tinggi mendadak, kadang-kadang bifasik (saddle back fever), nyeri kepala berat, nyeri belakang bola mata, nyeri otot, tulang atau sendi, mual, muntah, dan timbulnya ruam-ruam di kulit. Ruam berbentuk makulopapular yang bisa timbul pada awal penyakit dapat menghilang namun timbul kembali pada hari ke 6 atau ke 7 terutama di daerah kaki, tangan, dan telapak kaki atau tangan. Kadang-kadang ditemui keadaan trombositopenia dan leukopenia. Masa penyembuhan dapat disertai rasa lesu yang berkepanjangan.

2. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Bentuk klasik DBD ditandai dengan demam tinggi, mendadak 2-7 hari, disertai dengan muka kemerahan. Keluhan seperti anoreksia, sakit kepala, nyeri otot, tulang, sendi, mual, dan muntah sering ditemukan. Beberapa penderita mengeluh nyeri menelan dengan farings hiperemis ditemukan pada pemeriksaan, namun jarang ditemukan batuk pilek. Nyeri epigastrium dan di bawah tulang iga kanan, serta nyeri di daerah perut yang bersifat umum, biasa ditemukan. Demam tinggi dapat menimbulkan kejang demam terutama pada bayi.

Bentuk perdarahan yang paling sering ditemukan adalah uji tourniquet (rumple leed) positif, kulit mudah memar dan perdarahan pada bekas suntikan intravena atau pada bekas pengambilan darah. Pada kebanyakan kasus petekia halus ditemukan tersebar di daerah ekstremitas, aksila, wajah, dan palatum mole, yang biasanya ditemukan pada fase awal dari demam. Epistaksis dan perdarahan gusi lebih jarang ditemukan, perdarahan saluran cerna ringan dapat ditemukan pada fase demam. Keadaan hepatomegali juga dapat ditemukan.

Masa kritis dari penyakit terjadi pada fase akhir demam, pada saat ini penurunan suhu yang tiba-tiba sering disertai dengan gangguan sirkulasi yang bervariasi dalam berat-ringannya. Pada kasus dengan gangguan sirkulasi ringan, perubahan yang terjadi minimal dan sementara, pada kasus berat penderita dapat mengalami syok.

DBD dibedakan dari DD dengan adanya kebocoran plasma yang bermanifestasi sebagai peningkatan nilai hematokrit, efusi pada rongga pleura atau rongga peritoneum, atau hipoproteinemia. Perjalanan penyakit dapat dipengaruhi oleh diagnosis dini dan pemberian cairan.

Berdasarkan manifestasi klinis yang ditemukan, DBD dibagi atas 4 derajat, yaitu:

Derajat I :Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya manifestasi  perdarahan ialah uji tourniquet.

Derajat II :Seperti derajat 1, disertai perdarahan spontan di kulit dan/atau perdarahan lain.

Derajat III :Kegagalan sirkulasi yang ditandai dengan denyut nadi yang cepat  dan lemah, tekanan nadi menurun (20 mmHg atau kurang), atau   hipotensi, ditandai dengan kulit dingin dan lembab serta pasien menjadi gelisah.

Derajat IV  :Syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak terukur.

Diagnosis

Perubahan patofisiologi pada infeksi dengue menentukan perbedaan perjalanan penyakit antara DBD dengan DD. Perubahan patofisiologis tersebut adalah kelainan hemostasis dan perembesan plasma. Kedua kelainan tersebut dapat diketahui dengan adanya trombositopenia dan peningkatan hematokrit. Oleh karena itu, trombositopenia dan hemokonsentrasi merupakan kejadian yang selalui dijumpai.

Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO tahun 1997 yang terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris.

Kriteria klinis:

Demam tinggi mendadak tanpa diketahui penyebab yang jelas dan berlangsung terus menerus selama 2-7 hari. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan:

a. Uji tourniquet positif

b. Ptekie, ekimosis, purpura

c. Perdarahan mukosa, epistaksis, perdarahan gusi

d. Hematemesis dan atau melena

Pembesaran hati Syok, ditandai nadi cepat dan lemah serta penurunan tekanan nadi, kaki dan tangan dingin, kulit lembab, dan pasien tampak gelisah.

Kriteria Laboratoris adalah:

Trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang) Hemokonsentrasi, peningkatan hematokrit 20% atau lebih

Dua kriteria klinis pertama ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi atau peningkatan hematokrit cukup untuk menegakkan diagnosis klinis DBD. Efusi pleura dan atau hipoalbuminemia dapat memperkuat diagnosis terutama pada pasien anemia dan atau terjadi perdarahan. Pada kasus syok, peningkatan hematokrit dan adanya trombositopenia mendukung diagnosis DBD.

Diagnosis Laboratoris

Diagnosis defenitif infeksi virus dengue hanya dapat dilakukan di laboratorium dengan cara isolasi virus, deteksi antigen virus atau RNA dalam serum atau jaringan tubuh, dan deteksi antibodi spesifik dalam serum pasien.

Diagnosis Serologis

Dikenal 5 jenis uji serologis yang biasa dipakai untuk menentukan adanya infeksi virus dengue, yaitu:

Uji hemaglutinasi inhibisi

Uji hemaglutinasi inhibisi adalah uji serologis yang dianjurkan dan paling sering dipakai dan dipergunakan sebagai gold standard pada pemeriksaan serologis.

Uji komplemen

Uji komplemen fiksasi jarang dipergunakan sebagai uji diagnostik secara rutin, oleh karena selain cara pemeriksaan agak rumit prosedurnya juga memerlukan tenaga pemeriksa yang berpengalaman. Berbeda dengan antibodi HI, antibodi komplemen fiksasi hanya bertahan beberapa tahun saja (sekitar 2-3 tahun).

Uji neutralisasi

Uji neutralisasi adalah uji serologi yang paling spesifik dan sensitif untuk virus dengue. Biasanya uji neutralisasi memakai cara yang disebut Plaque Reduction Neutralization Test (PRNT) yaitu berdasarkan adanya reduksi dari plaque yang terjadi. Saat antibodi neutralisasi dapat dideteksi dalam serum hampir bersamaan dengan HI antibodi tetapi lebih cepat dari antibodi komplemen fiksasi dan bertahan lama (>4-8 tahun). Uji ini juga rumit dan memerlukan waktu yang cukup lama sehingga tidak dipakai secara rutin.

IgM Elisa

Uji ini pada tahun terakhir merupakan uji serologi yang banyak dipakai. Uji ini mempunyai sensitifitas sedikit di bawah uji HI, dengan kelebihan yaitu hanya memerlukan satu serum akut saja dengan spesifisitas yang sama dengan uji HI.

IgG Elisa

Uji IgG Elisa sebanding dengan uji HI, hanya sedikit lebih spesifik.

Diagnosis banding

Etiologi demam pada awal penyakit umumnya sulit diketahui, karenanya perlu ditelit infeksi pada alat-alat tubuh baik yang disebabkan bakteri maupun virus, seperti bronkopneumonia, kolesistitis, pielonefritis, demam tifoid, malaria dan sebagainya. Adanya ruam yang akut seperti pada morbili perlu dibedakan dengan DBD. Biasanya pada morbili ruamnya lebih banyak, adanya bintik-bintik koplik pada selaput lendir mulut dan selalu ditemukan koriza. Adanya pembesaran hati perlu dibedakan dengan hepatitis akut dan leptospirosis. Pada hari ke 3-4 demam dengan adanya manifestasi perdarahan, kemungkinan diagnosis DBD akan lebih besar.

Perdarahan di kulit seperti petekie dan kimosis ditemukan pada beberapa penyakit infeksi, misalnya sepsis, meningitis, meningokokus. Pada sepsis, sejak semula pasien tampak sakit berat, demam naik turun, dan ditemukan tanda-tanda infeksi. Di samping itu jelas terdapat leukositosis disertai dominasi sel polimorfonuklear. Pemeriksaan laju endap darah (LED) dapat dipergunakan untuk membedakan infeksi bakteri dengan virus. Pada meningitis meningokokus jelas terdapat tanda rangsangan meningeal dan kelainan pada pemeriksaan cairan serebrospinalis.

Penyakit-penyakit darah seperti idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), leukemia pada stadium lanjut dan anemia aplastik dapat pula memberikan gejala-gejala yang mirip DBD. Pemeriksaan sumsum tulang akan dapat memberi kepastian mengenai diagnosis.

Renjatan endotoksik dan renjatan karena dengue sulit dibedakan. Umur, faktor predisposisi dan perjalanan klinisnya dapat membantu membedakannya.

Gejala penyakit yang disebabkan virus Chikungunya (juga suatu arbovirus) mirip sekali dengan dengue, terutama mengenai lama demam dan manifestasi perdarahan, tetapi tidak pernah menyebabkan renjatan dan gangguan kesadaran.

Komplikasi

1. Ensefalopati Dengue

Pada umumnya ensefalopati terjadi sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan perdarahan, tetapi dapat juga terjadi pada DBD yang tidak disertai syok. Gangguan metabolik seperti hipoksemia, hiponatremia, atau perdarahan, dapat menjadi penyebab terjadinya ensefalopati. Melihat ensefalopati DBD bersifat sementara, maka kemungkinan dapat juga disebabkan oleh trombosis pembuluh darah otak sementara sebagai akibat dari koagulasi intravaskular diseminata (KID).

2. Kelainan Ginjal

Gagal ginjal akut pada umumnya terjadi pada fase terminal, sebagai akibat dari syok yang tidak teratasi dengan baik.

3. Edema Paru

Edema paru adalah komplikasi yang mungkin terjadi sebagai akibat berlebihan pemberian cairan. Pemberian cairan pada hari ketiga sampai kelima sesuai panduan yang diberikan, biasanya tidak akan menyebabkan edema paru oleh karena perembesan plasma masih terjadi. Akan tetapi apabila pada saat terjadi reabsorbsi plasma dari ruang ekstra, apabila cairan masih diberikan (kesalahan terjadi bila hanya melihat penurunan kadar hemoglobin dan hematokrit tanpa memperhatikan hari sakit) pasien akan mengalami distres pernafasan, disertai sembab pada kelopak mata, dan tampak adanya gambaran edema paru pada foto dada.

 

Prognosis

Kematian oleh demam dengue hampir tidak ada, sebaliknya pada DBD atau DSS mortalitasnya cukup tinggi.

Pencegahan

Untuk memutuskan rantai penularan, pemberantasan vektor dianggap cara paling memadai saat ini. Vektor dengue khususnya A.aegypti sebenarnya mudah diberantas karena sarang-sarangnya terbatas di tempat yang berisi air bersih dan jarak terbangnya maksimum 100 meter. Tetapi karena vektor terbesar luas, untuk keberhasilan pemberantasan diperlukan total coverage (meliputi seluruh wilayah) agar nyamuk tak dapat berkembang biak lagi. Terdapat 2 cara pemberantasan vektor:

1. Menggunakan insektisida.

Yang lazim dipakai dalam program pemberantasan demam berdarah dengue adalah malathion untuk membunuh nyamuk dewasa (adultisida) dan temephos (abate) untuk membunuh jentik (larvasida). Cara penggunaan malathion ialah dengan pengasapan (thermal fogging) atau pengabutan (cold fogging). Untuk pemakaian rumah tangga dapat digunakan berbagai jenis insektisida yang disemprotkan di dalam kamar/ruangan, misalnya golongan organofosfat, karbamat atau pyrethroid. Cara penggunaan temephos (abate) ialah dengan pasir abate (sand granules) ke dalam sarang-sarang nyamuk aedes, yaitu bejana tempat penampungan air bersih. Dosis yang digunakan ialah 1 ppm atau 1 gram Abate SG 1 % per 10 liter air.

2. Tanpa insektisida

Caranya adalah:

a. Menguras bak mandi, tempayan dan tempat penampungan air minimal 1x seminggu (perkembangan telur ke nyamuk lamanya 7-10 hari.

b. Menutup tempat penampungan air rapat-rapat.

c. Membersihkan halaman rumah dari kaleng-kaleng bekas, botol-botol pecah dan benda lain yang memungkinkan nyamuk bersarang.

Isolasi pasien agar pasien tidak digigit vektor untuk ditularkan kepada orang lain sulit dilaksanakan lebih awal dari perawatan di rumah sakit karena kesulitan praktis. Mencegah gigitan nyamuk dengan cara memakai obat gosok maupun pemakaian kelambu memang dapat mencegah gigitan nyamuk, tetapi cara ini dianggap kurang praktis. Imunisasi maupun pemberian anti-virus dalam usaha memutuskan rantai penularan, saat ini baru dalam taraf penelitian.

Dampak Infeksi Virus Dengue Pada Kehamilan

Wanita hamil harus berhati-hati pada infeksi virus dengue, karena infeksi yang terjadi mungkin dapat mempengaruhi janin. Demam dengue pada wanita hamil tidak menyebabkan abnormalitas pada janin tetapi dapat berisiko terjadi kematian janin. Janin yang dilahirkan dapat menderita kegagalan multiorgan pada saat lahir.

Ada beberapa laporan kasus transmisi  vertikal virus dengue. Salah satunya pada wanita Thailand dengan sakit panas yang melahirkan bayinya melalui seksio sesarea. Meski virus dengue tidak dapat diisolasi dari si ibu, namun data serologi menunjukkan dengue sebagai penyebab panas pada ibu tersebut. Bayi yang dilahirkan menderita pireksia pada umur 6 hari dan hal ini mungkin dikarenakan si bayi mendapat infeksi virus dengue dari ibunya, meskipun ada kemungkinan si bayi digigit nyamuk pada umur 1 atau 2 hari. Selain itu, pada kasus yang lain dilaporkan bayi yang dilahirkan dari seorang wanita yang menderita DBD pada waktu hamil menderita panas pada umur 48 jam. Bayi ini menderita panas selama 2 hari, hepatomegali, trombositopenia, dan efusi pleura. Dengan menggunakan PCR (polymerase chain reaction) terdeteksi virus dengue tipe 1 di serumnya.

PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE

Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk DD dan DBD karena infeksi virus ini adalah self limited. Pengobatan dengue fever tanpa komplikasi mencakup terapi suportif dan meliputi penghilangan rasa nyeri, penurunan temperatur tubuh, tirah baring, dan pemberian cairan.

Pada beberapa kasus yang meragukan diperlukan observasi dan pemeriksaan lanjut dan penderita dapat dirawat di rumah sakit apabila:

DBD dengan syok dengan atau tanpa perdarahan DBD dengan perdarahan masih dengan atau tanpa syok DBD tanpa perdarahan masif dengan: Hb, Ht normal dengan trombositopenia < 100.000/µl Hb, Ht yang meningkat dengan trombositopenia < 150.000/µl

Pasien yang dicurigai menderita DBD dengan hasil pemeriksaan Hb, Ht, dan trombosit dalam batas normal dapat dipulangkan dengan anjuran kembali kontrol ke poliklinik dalam waktu 24 jam berikutnya atau apabila keadaan pasien memburuk.

1. Penatalaksanaan DBD tanpa perdarahan masif dan syok

Pada pasien DBD tanpa perdarahan masif dan syok di ruang rawat, cairan Ringer Laktat merupakan pilihan pertama. Cairan lain yang dapat digunakan antara lain adalah cairan Dextrosa 5% dalam Ringer Laktat atau Ringer Asetat, Dextrosa 5% dalam NaCl 0,45%, Dextrosa 5% dalam larutan garam atau NaCl 0,9%.

Jumlah cairan yang diberikan dengan perkiraan selama 24 jam, pasien mengalami dehidrasi sedang, maka pasien dengan berat badan sekitar 50-70 kg diberikan Ringer Laktat perinfus sebanyak 3.000 cc/24 jam. Pada pasien dengan berat badan lebih dari 70 kg dapat diberikan cairan infus sampai dengan 4.000 cc/24 jam. Jumlah ini harus diperhitungkan kembali dengan cermat terutama pada usia kehamilan 28-32 minggu.

Selama fase akut jumlah cairan infus diberikan pada hari berikutnya setiap harinya tetap sama dan pada saat mulai didapatkan tanda-tanda penyembuhan yaitu suhu tubuh mulai menurun, pasien dapat minum dalam jumlah cukup banyak (sekitar 2 liter/24 jam) dan tidak didapatkan tanda-tanda hemokonsentrasi serta jumlah trombosit mulai meningkat lebih dari 50.000/ul, maka jumlah cairan infus selanjutnya dapat mulai dikurangi.

Mengingat jumlah pemberian cairan infus pada pasien DBD dewasa tanpa perdarahan masif dan tanpa syok tersebut sudah memadai, maka pemeriksaan Hb, Ht, dan trombosit dilakukan setiap 12 jam untuk pasien dengan jumlah trombosit kurang dari 100.000/ul, sedangkan untuk pasien dengan jumlah trombosit berkisar 100.000-150.000/ul, pemeriksaan dilakukan setiap 24 jam. Pemeriksaan darah, frekuensi nadi dan pernafasan, dan jumlah urin dilakukan setiap 6 jam, kecuali bila keadaan pasien makin memburuk dengan didapatkannya tanda-tanda syok, maka pemeriksaan tanda-tana vital harus diawasi dengan ketat.

Mengenai tanda-tanda syok harus diwaspadai sedini mungkin karena penatalaksanaan pasien dengan syok (DSS) lebih sulit, dan disertai dengan risiko kematian yang lebih tinggi. Tanda-tanda syok dini yang harus segera dicurigai adalah apabila pasien tampak gelisah, atau adanya penurunan kesadaran, akral teraba dingin dan tampak pucat, serta jumlah urin yang menurun kurang dari 0,5 ml.kgBB/jam. Gejala-gejala tersebut merupakan tanda berkurangnya aliran darah ke organ vital tubuh. Tanda-tanda lain syok dini adalah tekanan darah menurun dengan tekanan sistolik kurang dari 100 mmHg, tekanan nadi kurang dari 20 mmHg, nadi cepat dan kecil. Apabila ditemui tanda-tanda tersebut, maka penatalaksanaan DBD dengan syok (DSS) harus segera diberikan.

Transfusi trombosit hanya diberikan pada DBD dengan perdarahan masif (perdarahan dengan jumlah darah 4-5 ml/kgBB/jam) dengan jumlah trombosit < 100.000 ul, dengan atau tanpa koagulasi intravaskular diseminata (KID). Pasien DBD dengan trombositopenia tanpa perdarahan masif tidak diberikan transfusi suspensi trombosit.

Pasien dapat dipulangkan apabila:

a. Keadaan umum/kesadaran dan hemodinamika baik, serta tidak demam

b. Pada umum Hb, Ht dan jumlah trombosit dalam batas normal serta stabil 24 jam, tetapi dalam beberapa keadaan, walaupun jumlah trombosit belum mencapai normal, pasien sudah dapat dipulangkan.

2. Penatalaksanaan DBD dengan perdarahan spontan dan masif tanpa syok

Perdarahan spontan dan masif pada pasien DBD misalnya epistaksis, perdarahan saluran cerna (hematemesis dan melena atau hematoskesia), perdarahan saluran kencing (hematuria), perdarahan otak dan perdarahan tersembunyi, dengan jumlah perdarahan sebanyak 4-5 ml/kgBB/jam. Pada keadaan seperti ini jumlah dan kecepatan pemberian cairan Ringer Laktat tetap seperti keadaan DBD tanpa renjatan lainnya yaitu 500 ml/4 jam. Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernafasan, dan jumlah urin dilakukan sesering mungkin dengan kewaspadaan terhadap tanda-tanda syok sedini mungkin. Pemeriksaan Hb. Ht dan trombosit sebaiknya diulang setiap 4-6 jam.

Heparin diberikan apabila secara klinis dan laboratoris didapatkan tanda-tanda KID. Transfusi komponen darah diberikan sesuai indikasi. Fresh Frozen Plasma diberikan bila didapatkan defisiensi faktor-faktor pembekuan (PT dan PTT yang memanjang). Packed Red Cell (PRC) diberikan bila nilai Hb kurang dari 10 g%. Transfusi trombosit hanya diberikan pada DBD dengan perdarahan spontan yang masif dengan jumlah trombosit kurang dari 100.000 µl, disertai dengan KID.

3. Penatalaksanaan DBD dengan syok dan perdarahan spontan

Pada kasus DBD dengan syok (DSS), cairan yang diberikan adalah Ringer Laktat sebagai cairan kristaloid pertama karena mengandung Na laktat sebagai korektor basa. Pilihan lainnya adalah NaCL 0,9%. Selain resusitasi cairan, pasien juga diberi oksigen 2-4 liter/menit, dan pemeriksaan yang harus dilakukan adalah pemeriksaan darah perifer lengkap, pemeriksaan hemostasis, analisis gas darah, kadar elektrolit natrium, kalium, klorida, serta ureum dan kreatinin.

Pada fase awal Ringer Laktat diberikan sebanyak 20 ml.kgBB/jam dan kemudian dievaluasi selama 30-120 menit. Syok harus dapat diatasi segera dalam 30 menit pertama. Syok dinyatakan teratasi bila keadaan umum pasien membaik, kesadaran/keadaan sistem saraf pusat baik, tekanan sistolik 100 mmHg atau lebih dengan tekanan nadi lebih dari 20 mmHg, frekuensi nadi kurang dari 100/menit dengan volume yang cukup, akral teraba hangat dan kulit tidak pucat, serta diuresis 0,5-1 ml/kgBB/jam.

Apabila syok sudah dapat diatasi, pemberian Ringer Laktat selanjutnya dapat dikurangi menjadi 10 ml/kgBB/jam dan dievaluasi selama 60-120 menit berikutnya. Bila keadaan klinis stabil, maka pemberian cairan Ringer Laktat selanjutnya sebanyak 500 cc/4 jam. Pengawasan dini terhadap kemungkinan terjadinya syok berulang harus dilakukan terutama dalam waktu 48 jam pertama sejak terjadinya syok, oleh karena selain proses patogenesis penyakit masih berlangsung, juga karena sifat cairan kristaloid hanya sekitar 20% saja yang menetap dalam pembuluh darah setelah 1 jam dari saat pemberiannya. Oleh karena itu apabila hemodinamik masih belum stabil dengan nilai Ht lebih dari 30 vol%, dianjurkan untuk memakai kombinasi kristaloid dan koloid dengan perbandingan 4:1 atau 3:1, sedangkan bila nilai Ht kurang dari 30 vol% hendaknya diberikan transfusi sel darah merah (PRC).

Pemberian antibiotik perlu dipertimbangkan pada DBD dengan syok mengingat kemungkinan infeksi sekunder dengan adanya translokasi bakteri dari saluran cerna. Indikasi lain pemakaian antibiotik pada DBD adalah apabila didapatkan adanya infeksi sekunder di tempat lain. Antibiotik yang digunakan hendaknya tidak mempunyai efek terhadap sistem pembekuan.

Penatalaksanaan DBD dengan syok tanpa perdarahan

Pada prinsipnya penatalaksanaan kelompok ini mirip dengan penatalaksanaan pasien DBD dengan syok dan perdarahan, hanya pemeriksaan secara klinis maupun laboratorium perlu dilakukan secara lebih teliti dan seksama untuk menentukan kemungkinan adanya perdarahan yang tersembunyi disertai dengan KID. Apabila tidak ditemukan tanda-tanda perdarahan, walaupun hasil hemostasis menunjukkan adanya KID, heparin tidak diberikan, kecuali bila ada perkembangan ke arah perdarahan.

DAFTAR PUSTAKA

 

1. Dengue Haemorrhagic Fever. Diakses dari: http://www.who.int/csr/resources/publications/dengue/012-23.pdf

2. Hadinagoro SR. Tatalaksana Demam Dengue/Demam Berdarah dengue. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Rektorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. 1999

3. Satari HI. Demam Berdarah Dengue. Naskah Lengkap Pelatihan Bagi Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam Tatalaksana Kasus DBD. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Indonesia. Jakarta, 1999

4. Prawirohardjo S. Penyakit Menular. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta, 1999: 567-560

5. Sumarmo S.P.S. Infeksi Virus Dengue. Buku Ajar Infeksi dan Penyakit Tropis. Hipokrates. Jakarta, 1999: 177-205

6. Prasetyo AA. Infeksi Virus Dengue. Infeksi Virus & Kehamilan. Penerbit Pustaka Cakra Surakarta. Surakarta, 2005: 138-142

7. WHO. Reported Cases and Deaths of DF/DHF in SEAR. Diakses dari http://www.who.int

8. Hacker NF, Moore JG. Fisiologi Ibu. Esensial obstetri dan ginekologi. Jakarta : Hipokrates, 2001 : 68-82

9. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ. Anatomy and Physiology. William Obstetrics, 22nd ed. Mc Graw Hill Medical Publishing Division. New York, 2001: 64-66

10. Prawirohardjo S. Perubahan Anatomik dan Fisiologik pada Wanita Hamil. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta, 1999: 89-100

11. Soegijanto Soegeng. Aspek Imunologi Penyakit Demam Berdarah Dengue. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya, 1998: 11-33

12. Dengue Fever. Diakses dari: http://www.acpmedicine.com/sample2/ch0731s.htm

13. Shepherd Suzanne. Dengue Fever. Diakses dari: http://www.emedicine.com/MED/topic528.htm

14. Acang Nusirwan. Pemberian Cairan Pada Demam Berdarah Dengue. Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK-Unand. RS Dr. M. Djamil Padang

15. Dengue Type 1 Epidemic in Polynesia 2001. Diakses dari: http://www.spc.org.nc/phs/PPHSN/Outbreak/Reports/Dengue_report2001-FrenchPolynesia.pdf

16. Saibi DA. Demam Berdarah Dengue Pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas. Bagian Obstetri dan Ginekologi RSCM FKUI. Jakarta, 1998

17. Dengue Fever. Disease Control and Prevention. Public Health Notifiable Disease Management Guidelines December 2005. Diakses dari: http://www.health.gov.ab.ca/professionals/ND_DengueFever.pdf

18. Dengue Hemorrhagic Fever. Diakses dari: http://www.shands.org/health/information/article/001373.htm

 

ABORTUS

 

Kupandangi isteriku yang tengah hamil 10 minggu sedang menyiapkan bekal untukku yang akan berangkat meninggalkannya selama satu minggu ke jakarta karena ada panggilan tugas. Tidak tega rasanya meninggalkan isteriku yang sangat kucintai dengan calon anak kami. Ini adalah anak yang kami nanti-nantikan setelah dua kali berturut-turut istriku mengalami keguguran.

“ada apa mas, kok melihat aku terus?” kata isteriku yang menyadari kalau aku memandangi dia dari tadi

“gak tega rasanya meninggalkanmu seorang diri”

 

“Mas gak usah khawatir, kan ada ibu yang akan menemaniku disini, lagi pula ini bukan kehamilanku yang pertama bukan”

 

Mendengar ucapan isteriku itu membuat hatiku kembali terenyuh,mengingat peristiwa yang lalu. Ini adalah kehamilannya yang ketiga. Sewaktu usia kandungan pertama isteriku berumur 12 minggu dia mengalami pendarahan dan ternyata janin kami tidak bisa diselamatkan. Begitu pula di kehamilan yang kedua, dan Sekarang isteriku hamil lagi, dan ini merupakan harapan yang sangat besar untuk kami sekeluarga, selain calon anak kami yang pertama tapi juga calon cucu yang pertama bagi orang tuaku.

“Mas, kok melamun ?” aku tersentak ketika di tegur isteriku

“oh anu dik, pokoknya kamu harus hati-hati, kalau ada apa-apa langsung bawa ke rumah sakit dan jangan lupa telpon aku yaa..”

“iya mas, aku ngerti. Tapi mas doakan aku dan janin kita”

“tentu saja, aku berangkat dulu,assalamu’alaikum”

“wa’alaikum salam,hati-hati di jalan”

Kukecup kening isteriku dan kupeluk dia. Kepergianku dilepas dengan senyuman hangat dan lambaian tangannya.

Hari ke-3 di kota Palembang, seperti biasa menjalani rutinitas seperti hari-hari sebelumnya. Namun entah kenapa hari ini terasa begitu berat, aku mulai punya perasaan tidak enak. Kucoba menghubungi isteriku, alhamdulillah keadaannya baik-baik saja. Perasaanku sudah lega setelah mengetahui keadaan keluragaku baik-baik saja.

Menjelang malam ketika ku ingin merebahkan tubuhku di tempat tidur, Hpku yang sudah ketinggalan mode itu berdering dan yang menelpon adalah isteriku.

“assalamu’alaikum sayang…..”

“waalaikumsalam mas” isteriku menjawab dengan nada suara sperti menahan tangis

“ada apa dik?” aku langsung terduduk karena kaget mendengar suara isteriku

“mas…aku perdarahan lagi…” kudengar dia mulai terisak dan aku hanya diam menunggu istriku melanjutkan kata-katanya. “tadi aku langsung dibawa ibu ke rumah sakit dan dokter mengatakan kalau aku terancam keguguran lagi mas, dan aku harus istirahat total. Aku takut mas, aku takut tidak bisa mempertahankan janin kita lagi”

“sayang, ini bukan kesalahanmu, yang penting sekarang kamu istirahat dan jangan stres, ingat kata dokter kemaren. Ya sayang, demi bayi kita.” Hiburku saat itu.

Malam itu aku benar benar tidak bisa istirahat, dan langsung aku coba buka laptop dan browsing tentang cara yang efektif untuk mengatasi masalah istriku. Dan kutemukan artikel tentang Hypnobirthing di www.bidankita.com. Setelah ku baca dan ku pahami langsung aku tertarik dan mencatat dimana lokasi klinik bidan kita tersebut. Dan ketemu KLATEN, aha kebetulan rumah saya di Jogja, Klaten – Jogja tidaklah terlalu jauh. Dan malam itu juga saya langsung mengirim email untuk mendaftar kelas hypnobirting untuk istri saya.

Singkat cerita setelah aku pulang ke Jogja, segera ku ajak istriku berkunjung ke Bidan kita dan mengikuti kelas-nya. Luar biasa begitu masuk klinik, tidak ada kesan kliniknya sama sekali. Sangat hommy dan menyenangkan. Kami di berikan materi tentang kehamilan sehat dan hypnobirthing, cukup jelas Bidan Yesie mengajarnya sehingga kami semakin mengerti apa yang harus kami lakukan. Yah relaksasi untuk kurangi stres dan merasakan kehamilan nyaman. 90 menit pertemuan kami dan kamipun merasa jauh lebih baik.

Sesampai di rumah istriku langsung mendengarkan CD kaset yang dibekalkan kepada kami. Dan dia sangat rajin melakukan relaksasi. Luar biasa setelah relaksasi perdarahan istriku langsung terhenti. Dan ini emmbuat istriku semakin semangat untuk berlatih relaksasi lagi. Setelah 1 minggu melakukan relaksasi, kamipun kontrol lagi ke dokter kandungan lengganan kami dan hasilnya janin kami sehat. Alhamdullilah kami sangat bersyukur sekali.

Dan sekarang kehamilan istriku sudah menginjak usia 32 minggu, dan kami masih mengikuti program hypnobirthing di Bidan Kita. Hampir tidak ada keluhan selama kehamilan ini dan kami saat ini sedang menanti dengan penuh semangat kelahiran malaikat kecil ini.

** Bp. Adi Siswanto, Jogja **

Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan, ditentukan sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari 20 minggu.

· Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan.

· Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus buatan yang dilakukan atas indikasi medik.

Frekuensi

Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan, banyak tidak dilaporkan, kecuali apabila terjadi komplikasi, juga karena sebagian abortus spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga pertolongan medik tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap sebagai haid terlambat. Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10-15%.

Etiologi

Lebih dari 80% abortus terjadi dalam 12 minggu pertama dan angkanya menurun setelah itu (Harlap dan Shiono, 1980). Anomali kromosom  menyebabkan sekurang-kurangnya setengah dari abortus dini ini, dan insiden sepertinya menurun setelah itu. Risiko abortus spontan meningkat dengan paritas sebagaimana usia ibu dan ayah (Warburton dan Fraser, 1964 ; Wilson dkk, 1986).

Secara klinik frekuensi  meningkat dari 12% pada wanita usia kurang dari 20 tahun, dan 26% pada wanita usia lebih dari 40 tahun.

Mekanisme pasti yang bertanggungjawab untuk abortus tidaklah jelas, tetapi pada awal-awal bulan kehamilan , ekpulsi spontan ovum selalu mendekati kematian embrio atau janin. Untuk alasan ini, pertimbangan etiologi abortus yang dini melibatkan kepastian kapan saja kemungkinan menyebabkan kematian janin. Pada bulan-bulan berikutnya, janin sering tidak mati di dalam uterus sebelum ekspulsi dan penjelasan lain untuk ekspulsinya harus dicari.

Faktor-faktor janin :

– Perkembangan zygote yang abnormal.

– Abortus aneuploid

– Abortus euploid.

Faktor-faktor maternal :

– Infeksi.

– Penyakit  kronis.

– Kelainan endokrin.

– Nutrisi.

– Faktor lingkungan dan penggunaan obat.

– Faktor imunologi.

– Trmbofilia inheritid.

– Usia gamet.

– Trauma fisik.

– Defek uterus.

– Inkompeten serviks

Faktro paternal :

– Translokasi kromosom.

– Infeksi virus.

Patologi

Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis, kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya.

Pada kehamilan  kurang dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum menembus desidua secara mendalam.

Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu villi koriales menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna, yang dapat menyebabkan banyak perdarahan.

Pada kehamilan 14 minggu ke atas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak, jika plasenta segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniatur.

Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (blighted ovum) ; mungkin pula janin telah mati lama (missed abortion).

Apabila mudigah yang mati tidak dikeluarkan dalam waktu yang singkat, maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah. Isi uterus dinamakan mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa apabila pigmen darah telah diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi, sehingga semuanya tampak seperti daging. Bentuk lain adalah mola tuberosa ; dalam hal ini amnion tampak berbenjol-benjol karena terjadi hematoma antara amnion dan korion.

Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses mummifikasi : janin mengering dan karena cairan amnion menjadi kurang oleh sebab diserap, ia menjadi agak gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas perkamen (fetus papiraseus).

Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak lekas dikeluarkan ialah terjadinya maserasi ; kulit terkeluas, tengkorak menjadi lembek, perut membesar karena terisi cairan, dan seluruh janin berwarna kemerah-merahan.

Diagnosis dan penanganan

Abortus harus diduga bila seorang wanita dalam masa reproduksi mengeluh tentang perdarahan pervaginam setelah mengalami haid terlambat ; sering terdapat pula rasa mules. Kecurigaan tersebut diperkuat dengan ditentukannya kehamilan muda pada pemeriksaan bimanual dan dengan tes kehamilan secara biologis atau imunologik, bila hal itu dikerjakan. Harus diperhatikan macam dan banyaknya perdarahan ; pembukaan serviks dan adanya jaringan kavum uteri atau vagina.

Sebagai kemungkinan diagnosis lain harus difikirkan :

· Kehamilan ektopik yang terganggu

· Mola hidatidosa

· Kehamilan dengan kelainan pada serviks.

Kehamilan ektopik terganggu dengan hematokel retrouterina kadang-kadang agak sukar dibedakan dari abortus dengan uterus dalam posisi retroversi. Dalam kedua keadaan tersebut ditemukan amenorea disertai perdarahan pervaginam, rasa nyeri di perut bagian bawah, dan tumor di belakang uterus. Tapi keluhan nyeri  biasanya lebih hebat pada kehamilan ektopik. Apabila gejala-gejala menunjukkan kehamilan ektopik terganggu, dapat dilakukan kuldosintesis dan bila darah tua dapat dikeluarkan dengan tindakan ini, diagnosis kelainan dapat dipastikan. Pada mola hidatidosa uterus biasanya lebih besar daripada lamanya amenorea dan muntah lebih sering. Apabila ada kecurigaan terhadap mola hidatidosa, perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi.

Karsinoma sevisis uteri, polius serviks dan sebagainya dapat menyertai kehamilan. Perdarahan dari kelainan tersebut dapat menyerupai abortus. Pemeriksaan dengan spekulum, pemeriksaan sitologik dan biopsi dapat menentukan diagnosis dengan pasti.

Secara klinik dapat dibedakan antara abortus imminens, abortus insipien, abortus inkompletus dan abortus kompletus. Selanjutnya dikenal pula abortus servikalis, missed abortion, abortus habitualis, abortus infeksiosus dan abortus septik.

ABORTUS  IMMINENS

Abortus imminens ialah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.

Diagnosis abortus imminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar sebesar tuanya kehamilan, serviks belum membuka dan tes kehamilan positif.

Pada beberapa wanita hamil dapat terjadi perdarahan sedikit pada saat haid yang semestinya datang jika tidak terjadi pembuahan. Hal ini dapat disebabkan oleh penembusan villi koriales ke dalam desidua, pada saat implantasi ovum. Perdarahan implantasi biasanya sedikit, warnanya merah dan cepat berhenti, tidak disertai mules-mules.

Penanganan abortus imminens terdiri atas :

Istirahat baring. Tidur berbaring merupakan unsur penting dalam pengobatan, karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan ber-kurangnya rangsang mekanik.

Tentang pemberian hormon progesteron pada abortus imminens belum ada persesuaian faham. Sebagian besar ahli tidak menyetujuinya dan mereka yang menyetujui menyatakan bahwa harus ditentukan dahulu adanya kekurangan hormon  progesteron. Apabila difikirkan bahwa sebagian besar abortus didahului oleh kematian hasil konsepsi dan kematian ini dapat disebabkan oleh  banyakfaktor, maka pemberian hormon progesteron memang tidak banyak manfaatnya.

Pemeriksaan ultrasonografi penting dilakukan untuk menentukan apakah janin masih hidup.

Macam dan lamanya perdarahan menentukan prognosis kelangsungan kehamilan. Prognosis menjadi kurang baik bila perdarahan berlangsung lama, mules-mules yang disertai perdarahan serta pembukaan serviks.

ABORTUS INSIPIEN

Abortus insipien  ialah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.

Dalam hal ini rasa mules menjadi lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah. Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam ovum, disusul dengan kerokan.

Prinsip penanganannya adalah :

· Melakukan penilaian yang tepat untuk menjaga kondisi umum pasien.

· Mempercepat proses ekspulsi.

· Memelihara  tindakan asepsis selama persalinan.

Pada kehamilan kurang dari 12 minggu dapat dilakukan dilatasi dan kuretase kavum uteri dengan menggunakan sendok kuret tumpul dalam anestesi umum, ini merupakan prosedur yang aman dan efektif. Alternatif lainnya dapat dilakukan evakuasi dengan suction yang diikuti dengan kuretase.

Pada kehamilan lebih dari 12 minggu biasanya perdarahan tidak banyak dan bahaya perforasi pada kerokan lebih besar, maka sebaiknya proses abortus dipercepat dengan pemberian infus oksitosin.

Apabila janin sudah keluar tetapi plasenta masih tertinggal, sebaiknya pengeluaran plasenta dikerjakan secara digital yang dapat disusul dengan kerokan bila masih ada sisa plasenta yang tertinggal. Bahaya perforasi pada hal yang terakhir tidak seberapa besar karena dinding uterus menjadi tebal disebabkan sebagian besar hasil konsepsi telah keluar.(

Bila perdarahan banyak dengan serviks yang tertutup (curiga plasenta yang berimplantasi rendah), evakuasi uterus dapat dilakukan dengan histerotomi abdominal.

ABORTUS  INKOMPLETUS

Abortus inkompletus ialah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

Pada  pemeriksaan vaginal, kanalis servikaslis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam kavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.

Perdarahan pada abortus inkompletus dapat banyak sekali, sehingga menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebelum sisa hasil konsepsi dikeluarkan. Dalam penanganannya, apabila abortus inkompletus disertai syok karena perdarahan, segera harus diberikan infus cairan NaCl fisiologik atau cairan Ringer yang disusul dengan transfusi. Setelah syok diatasi, dilakukan kerokan. Pasca tindakan disuntikkan intramuskulus ergometrin untuk mempertahankan kontraksi otot uterus

ABORTUS  KOMPLETUS

Pada abortus kompletus, semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan. Pada penderita ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah banyak mengecil.

Diagnosis dapat dipermudah apabila hasil konsepsi dapat diperiksa dan dinyatakan bahwa semuanya sudah keluar dengan lengkap. Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan khusus, hanya apabila menderita anemia perlu diberi sulfas ferrosus atau transfusi.

ABORTUS  SERVIKALIS

Pada abortus servikalis keluarnya hasil konsepsi dari uterus dihalangi oleh ostium uteri eksternum yang tidak membuka, sehingga semuanya terkumpul dalam kanalis servikalis dan serviks uteri menjadi besar, kurang lebih bundar, dengan dinding menipis. Pada pemeriksaan ditemukan serviks membesar dan di atas ostium uteri eksternum teraba jaringan. Terapi terdiri atas dilatasi serviks dengan busi Hegar dan kerokan untuk mengeluarkan hasil konsepsi dari kanalis servikalis.

MISSED  ABORTION

Missed abortion ialah kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih. Etiologi missed abortion tidak diketahui, tetapi diduga pengaruh hormon progesteron. Pemakaian hormon progesteron pada abortus imminens mungkin juga dapat menyebabkan missed abortion.

Dahulu diagnosis missed abortion tidak dapat ditentukan dalam satu kali pemeriksaan, melainkan memerlukan waktu pengamatan untuk menilai tanda-tanda tidak tumbuhnya malahan mengecilnya uterus.

Missed abortion biasanya didahului oleh tanda-tanda abortus imminens yang kemudian menghilang secara spontan atau setelah pengobatan.

Gejala subyektif kehamilan menghilang, mammae agak mengendor lagi, uterus tidak membesar lagi malah mengecil, test kehamilan menjadi negatif. Dengan USG dapat ditentukan segera apakah janin sudah mati dan besarnya sesuai dengan usia kehamilan. Perlu diketahui pula bahwa missed abortion kadang-kadang disertai oleh gangguan pembekuan darah karena hipofibrinogenemia, sehingga pemeriksaan ke arah ini perlu dilakukan.

Setelah diagnosis missed abortion dibuat, timbul pertanyaan apakah hasil konsepsi perlu segera dikeluarkan. Tindakan pengeluaran itu tergantung dari berbagai faktor, seperti apakah kadar fibrinogen dalam darah sudah mulai turun.(1,2,3)

Hipofibrinogenemia dapat terjadi apabila janin yang mati lebih dari satu bulan tidak dikeluarkan. Selain itu faktor mental penderita perlu diperhatikan karena tidak jarang wanita yang bersangkutan merasa gelisah, mengetahui ia mengandung janin yang telah mati dan ingin supaya janin secepatnya dikeluarkan.

Pengeluaran hasil konsepsi pada missed abortion merupakan satu tindakan yang tidak lepas dari bahaya, karena plasenta dapat melekat erat pada dinding uterus dan kadang-kadang terdapat hipofibrinogenemia. Apabila diputuskan untuk mengeluarkan hasil konsepsi itu, pada uterus yang besarnya tidak melebihi 12 minggu, sebaiknya dilakukan pembukaan serviks uteri dengan memasukkan laminaria selama kira-kira 12 jam dalam kanalis servikalis, yang kemudian dapat diperbesar dengan busi Hegar sampai cunam ovum atau jari dapat masuk ke dalam kavum uteri. Dengan demikian, hasil konsepsi dapat dikeluarkan lebih mudah serta aman, dan sisa-sisanya kemudian dibersihkan dengan kuret tajam.

Jika besar uterus melebihi kehamilan 12 minggu, maka pengeluaran hasil konsepsi diusahakan dengan infus intravena oksitosin dosis cukup tinggi. Dosis oksitosin dapat dimulai dengan 20 tetes permenit dari cairan Ringer Laktat dengan 10 satuan oksitosin ; dosis ini dapat dinaikkan sampai ada kontraksi. Bilamana diperlukan, dapat diberikan sampai 50 satuan oksitosin, asal pemberian infus untuk 1 kali tidak lebih dari 8 jam karena bahaya keracunan air.

Jika tidak berhasil, infus dapat diulangi setelah penderita istirahat 1 hari. Biasanya pada percobaan ke 2 atau ke 3 akan dicapai hasil.

Dengan prostaglandin E baik intra vaginal atau infus kebehasilan cukup baik (90%) dalam satu hari. Apabila fundus uteri tingginya sampai 2 jari di bawah pusat, maka pengeluaran hasil konsepsi dapat dikerjakan dengan penyuntikan larutan garam 20% ke dalam kavum uteri melalui dinding perut. Apabila terdapat hipofibrinogenemia, perlu diadakan persediaan darah segar atau fibrinogen.

ABORTUS  HABITUALIS

Abortus habitualis ialah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut. Pada umumnya penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu.

Bishop melaporkan frekuensi 0,41% abortus habitualis pada semua kehamilan. Menurut Malpas dan Eastman kemungkinan terjadinya abortus lagi pada seorang wanita yang mengalami abortus habitualis ialah 73% dan 83,6%. Sebaliknya warton dan Fraser dan Llewellyn-Jones memberi prognosis yang lebih baik yaitu 25,9% dan 39%.

Etiologi abortus habitualis pada dasarnya sama dengan sebab-musabab abortus spontan seperti yang telah dibicarakan. Selain itu telah ditemukan sebab imunologik yaitu kegagalan reaksi terhadap antigen lymphocyte trophoblast cross reactive (TLX). Pasien dengan reaksi lemah atau tidak ada, akan mengalami abortus. Sistem TLX ini merupakan cara untuk melindungi kehamilan. Kelainan ini dapat diobati dengan transfusi leukosit atau heparin.

Dalam usaha untuk mencari sebab itu perlu dilakukan penyelidikan yang teliti : anamnesis yang lengkap, pemeriksaan golongan darah suami dan istri ; ada tidaknya inkompabilitas darah ; pemeriksaan VDRL, pemeriksaan tes toleransi glukosa, pemeriksaan kromosom dan pemeriksaan mikoplasma.

Abortus habitualis yang terjadi dalam triwulan kedua dapat disebabkan oleh serviks uteri yang tidak sanggup terus menutup, melainkan perlahan-lahan membuka (inkompeten). Kelainan ini sering kali akibat trauma pada serviks, misalnya karena usaha pembukaan serviks yang berlebihan, robekan serviks yang luas dan sebagainya.

Diagnosis abortus habitualis tidak sukar ditentukan dengan anamnesis. Khususnya diagnosis abortus habitualis karena inkompetensia menunjukkan gambaran klinik yang khas, yaitu dalam kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan serviks tanpa disertai mules yang selanjutnya diikuti oleh pengeluaran janin yang biasanya masih hidup dan normal.

Apabila penderita datang dalam triwulan pertama, maka gambaran klinik tersebut dapat diikuti dengan melakukan pemeriksaan vaginal tiap minggu. Penderita tidak jarang mengeluh bahwa ia mengeluarkan banyak lendir dari vagina. Di luar kehamilan penentuan serviks inkompeten dilakukan dengan histerosalpingografi yaitu ostium uteri internum melebar lebih dari 8 mm.

Penyebab abortus habitualis untuk sebagian besar tidak diketahui. Oleh karena itu penanganannya terdiri atas : memperbaiki keadaan umum, pemberian makanan yang sempurna, anjuran istirahat cukup banyak, larangan koitus dan olah raga.

Terapi dengan hormon progesteron, vitamin, hormon steroid dan lainnya mungkin hanya mempunyai pengaruh psikologis karena penderita mendapat kesan bahwa ia diobati.

Calvin melaporkan penyelidikannya tentang 141 wanita hamil yang sebelumnya mengalami 1 sampai 4 abortus berturut-turut : hanya 22,7% mengalami abortus dan pada 76,6% kehamilan berlangsung terus sampai cukup bulan tanpa pengobatan apapun.

Apabila pada pemeriksaan histerosalpingografi yang dilakukan di luar kehamilan menunjukkan kelainan seperti mioma submukosum atau uterus bikornis, maka kelainan tersebut dapat diperbaiki dengan pengeluaran mioma atau penyatuan kornu uterus dengan operasi menurut Strassman.

Pada serviks inkompeten, apabila penderita telah hamil maka operasi untuk mengecilkan ostium uteri internum sebaiknya dilakukan pada kehamilan 12 minggu atau lebih sedikit. Dasar operasi ialah memperkuat jaringan serviks yang lemah dengan melingkari daerah ostium uteri internum dengan benang sutera atau dakron yang tebal. Bila terjadi gejala atau tanda abortus insipien, maka benang harus segera diputuskan, agar pengeluaran janin tidak terhalang.

Dalam hal operasi berhasil, maka kehamilan dapat dilanjutkan sampai hampir cukup bulan, dan benang sutera dipotong pada kehamilan 38 minggu. Operasi tersebut dapat dilakukan menurut cara Shirodkar atau cara Mac Donald. Cara pertama juga dapat dilakukan di luar kehamilan.

ABORTUS  INFEKSIOSUS,  ABORTUS SEPTIK

Abortus infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi pada genitalia, sedang abortus septik ialah abortus infeksiosus berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah atau peritoneum.

Infeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat terjadi pada tiap abortus, tetapi biasanya ditemukan pada abortus inkompletus dan lebih sering pada abortus buatan yang dikerjakan tanpa memperhaikan asepsis dan antisepsis. Umumnya abortus infeksiosus terbatas pada desidua. Pada abortus septik, virulensi bakteri tinggi, dan infeksi menyebar ke miometrium, tuba, parametrium dan peritoneum. Apabila infeksi menyebar lebih jauh, terjadilah peritonitis umum atau sepsis, dengan kemungkinan diikuti oleh syok.

Diagnosis abortus infeksiosus ditentukan dengan adanya abortus yang disertai gejala dan tanda infeksi alat genital, seperti panas, takikardi, perdarahan pervaginam yang berbau, uterus yang membesar lembek, serta rasa nyeri tekan dan leukositosis.

Apabila terdapat sepsis, penderita tampak sakit berat, kadang-kadang menggigil, demam tinggi dan tekanan darah menurun. Untuk mengetahui kuman penyebab perlu dilakukan pembiakan darah dan getah pada serviks uteri.

Terhadap penderita dengan abortus infeksiosus yang telah mengalami banyak perdarahan hendaknya diberikan infus dan transfusi darah. Pasien segera diberi antibiotika :

a. Gentamycin 3 x 80 mg dan Penicillin 4 x 1,2 juta unit.

b. Chloromycetin 4 x 500 mg

c. Cephalosporin 3 x 1 gram

d. Sulbenacillin 3 x 1-2 gram.

Kuretase dilakukan dalam 6 jam dan penanganan demikian dapat dipertanggungjawabkan karena pengeluaran sisa-sisa abortus mencegah perdarahan dan menghilangkan jaringan yang nekrotis, yang bertindak sebagai medium pembiakan bagi jasad renik.

Pemberian antibiotik diteruskan sampai febris tidak ada lagi selama 2 hari atau ditukar bila tak ada perubahan dalam 2 hari.

Pada abortus septik diperlukan pemberian antibiotik dalam dosis yang lebih tinggi. Sambil menunggu hasil pembiakan supaya dapat diberikan antibiotika yang tepat, dapat diberikan Sulbenicillin 3 x 2 gram. Antibiotika ini terbukti masih ampuh dan berspektrum luas untuk aerob dan anaerob. Pada kasus dengan tetanus, maka selain pengobatan di atas perlu diberikan ATS, irigasi dengan peroksida (H2O2) dan histerektomi total secepatnya

KOMPLIKASI  ABORTUS

Komplikasi yang berbahaya pada abortus terdiri dari :

1. Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

2. Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamat-amati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparotomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas ; mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih atau usus. Dengan adanya dengan atau kepastian terjadinya perforasi, laparotomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi.

3. Infeksi

4. Syok

Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).

Penanganan Lanjutan

Setelah abortus pasien perlu diperiksa untuk mencari sebab abortus. Selain itu perlu diperhatikan involusi uterus dan kadar HCG 1-2 bulan kemudian. Ia diharapkan tidak hamil dalam waktu 3 bulan sehingga perlu memakai kontrasepsi seperti kondom atau pil.

DAFTAR  PUSTAKA

1. Arias F. Early Pregnancy Loss. In Practical Guide to High-Risk Pregnancy and Delivery, 2nd edition. Mosby Year Book, St. Louis, 1991 ; 55-68

2. Cunningham FG, Gant NF, Loveno KJ, et al. Abortion . In Williams Obstetrics. The Mc Graw – Hill Companies, New York 2004 ; 855-877

3. Wibowo B, Gulardi H. Kelainan Dalam Lamanya Kehamilan. Dalam Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono, Jakarta 1991 ;  302-312

4. Dyne PL. Vaginal Bleeding and Other Common Complaints in Early Pregnancy. In Obstetric and Gynecologic Emergencies. Diagnosis and Management. The Mc Graw – Hill, New York 2004 ; 39-45

5. Pernoll ML, Garmet SH.  Early Pregnancy Risk. In Current Obstetric and Gynecologic. Diagnosis and Treatment, 8th edition. A Lange Medical Book. Appleton and Lange, USA 1997 ; 306-314

6. Dutta DC. Hemorrhage in Early Pregnancy. In Textbook of Obstetrics. New Central Book Agency Ltd, Calcutta, 4th  edition, 1998 ; 170-184

7. Saifuddin AB. Abortus. Dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono – JNPKKR – POGI, Jakarta 2001 ; 145-152

8. Miller AW, Hanretty KP. Abortion. In Vaginal Bleeding in Pregnancy. In Obstetric Illustrated, 5th Edition. Churcill Livingstone 1997 ; 172-177

 

VBAC (Vaginal Birth After Caesarea) “Bersalin normal pervagina setelah Operasi Sesar Sebelumnya”

Definisi

Jika Anda telah melahirkan dengan operasi sesar, Anda mungkin memiliki pilihan dengan kehamilan Anda berikutnya yaitu- SC (Sectip Caesarea) Ulang atau upaya melahirkan melalui vagina setelah caesar (VBAC).

Tahun lalu,setelah orang bersalin melalui SC maka pupus sudah harapan mereka untuk dapat melahirkan lagi dengan normal melalui vagina. Namun hari ini, hal tersebut berubah dan perubahan besar tersebut terjadi berkat perubahan dalam teknik bedah, sehingga VBAC sangatlah mungkin dilakukan dalam banyak kasus. Bahkan, 60 sampai 80 persen diperkirakan perempuan yang mencoba VBAC berakhir dengan sukses. Namun demikian, banyak rumah sakit yang tidak menawarkan bahkan tidak melayani VBAC karena mereka tidak memiliki staf atau sumber daya untuk menangani SC darurat.

 

Jika Anda telah mengalami kelahiran sesar, Anda tidak sendirian. Karena saat ini kejadian operasi SC sangat meningkat. Dan Jika Anda ingin mencoba persalinan vaginal kali ini, Anda akan senang setelah mengetahui bahwa 90% dari perempuan yang telah mengalami kelahiran sesar sebelumnya adalah kandidat untuk VBAC. Dalam kebanyakan studi yang diterbitkan, 60-80% atau 3 sampai 4 dari 5 wanita yang sebelumnya mengalami kelahiran sesar berhasil bisa melahirkan melalui vagina. Setelah membaca informasi di bawah ini dan berdiskusi dengan penyedia layanan kesehatan Anda, Anda akan dapat membuat keputusan tentang apakah VBAC dapat menjadi pilihan bagi Anda kali ini.

Seorang Perempuan memilih VBAC karena berbagai alasan, termasuk:

  1. Komplikasi lebih sedikit. kejadian infeksi dan kehilangan darah yang serius dengan VBAC yang sukses lebih sedikit apabila dibandingkan dengan mengulang SC. Namun Jika VBAC gagal, bagaimanapun, juga bayi harus di lahirkan melalui SC- yang membawa risiko infeksi lebih tinggi dari pada SC ulang yang direncanakan.
  2. Waktu pemulihan lebih pendek. Anda akan tinggal di rumah sakit lebih pendek setelah VBAC dari pada Anda mengulang SC. Menghindari operasi akan membantu energi Anda dan stamina kembali lebih cepat, serta mengurangi beban biaya melahirkan.
  3. Partisipasi yang lebih dalam kelahiran. Bagi beberapa wanita, sangat penting untuk mengalami persalinan vagina. Jika Anda memiliki VBAC yang berhasil, Anda mungkin bisa segera memegang dan menyusui bayi Anda lebih cepat daripada Anda mengulang SC.
  4. Dampak pada kehamilan berikutnya. Jika Anda merencanakan sebuah keluarga besar, VBAC mungkin pilihan yang lebih baik dengan setiap persalinan berikutnya. SC yang berulang dapat menjadi lebih rumit, sementara VBAC yang di ulangi cenderung menjadi semakin mudah.
  5. Kemungkinan dari VBAC sukses adalah lebih tinggi jika: Anda hanya memiliki satu luka parut melintang rendah sebelum nya. Atau horizontal /transversal (mendatar/melintang) dan Anda juga bayi Anda sehat dan kehamilan Anda berjalan dengan normal

 

Kemungkinan sukses VBAC akan lebih rendah jika:

1. Kehamilan Anda berlanjut melebihi HPL

2. Anda memiliki bayi yang luar biasa besar

3. Anda punya dua atau lebih SC dan belum pernah mengalami persalinan melalui vagina

4. Anda mengalami obesitas

Dan Anda bukan calon VBAC jika Anda memiliki ruptur uterus selama kehamilan sebelumnya atau kondisi kesehatan apapun yang mungkin mempengaruhi persalinan vagina. Demikian pula, VBAC ini tidak dianjurkan jika Anda sudah mempunyai sayatan klasik yaitu jenis sayatan uterus yang paling mungkin untuk pecah selama persalinan. VBAC mungkin dapat dilakukan dengan bayi kembar jika presentasinya kepala , tapi biasanya VBAC bukanlah pilihan untuk kembar tiga atau kelipatan lainnya.

Resiko

VBAC berpotensi menimbulkan risiko yang serius, termasuk:

1. Gagal usaha melahirkan per vagina sehingga mau tidak mau harus mengulangi SC. Dan ini terjadi pada 20 sampai 40 persen wanita yang mencoba VBAC, sering karena bayi tidak mentolerir kontraksi persalinan mauun si ibu tidak bisa tenang dan menontrol tubuhnya.

2. Infeksi rahim akan lebih tinggi terjadi jika Anda gagal VBAC dan harus SC ulang. Dan resiko ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan SC ulang yang direncanakan.

3. Ruptur uterus. Jkejadian ini sangat Jarang, rahim bisa robek terbuka sepanjang garis bekas luka dari bedah Cesar sebelumnya. Jika rahim Anda pecah – baik sebelum atau selama persalinan – maka SC darurat sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa, termasuk kehilangan darah, infeksi dan kerusakan otak untuk bayi. Dalam beberapa kasus, rahim mungkin perlu diangkat (histerektomi) untuk menghentikan perdarahan. Jika rahim Anda diangkat, Anda tidak akan bisa hamil lagi.

4. Untuk beberapa perempuan, masalah dasar panggul juga menjadi perhatian. Berat dan tekanan dari kehamilan dapat melemahkan otot-otot dasar panggul yang mendukung rahim, dan pengiriman vagina dapat meregangkan otot-otot dasar panggul lebih jauh. Hal ini dapat menyebabkan inkontinensia sementara.

VBAC dan Risiko Pecahnya Uterine:

Perhatian terbesar bagi wanita yang memiliki sesar sebelumnya adalah risiko ruptur uterus selama persalinan normal per vagina. Namun, menurut American College of Obstetricians dan Gynecologists (ACOG), jika Anda memiliki sesar sebelumnya dengan insisi transversal rendah, risiko ruptur uterus pada persalinan vagina adalah 0,2-1,5%, yaitu sekitar 1 di banding 500 orang.

Beberapa penelitian telah mendokumentasikan tingkat peningkatan pecahnya rahim pada wanita yang mendapatkan induksi persalinan atau augmentasi. Bahkan baru-baru ini, ACOG menyatakan bahwa VBAC lebih aman daripada bedah caesar yang berulang dan VBAC dengan lebih dari satu sesar sebelumnya tidak menimbulkan peningkatan risiko pecahnya rahim.

Jika Anda di berikan beberapa alasan untuk melakukan SC ulang daripada VBAC, Anda mungkin dapat mendiskusikan beberapa hasil penelitian berikut ini dengan penyedia layanan kesehatan Anda:

1. Distosia: Distosia mengacu pada persalinan yang lama dan sulit karena dilatasi serviks yang lambat, panggul kecil, atau bayi besar. Banyak wanita yang diberi alasan untuk tidak bisa melahirkan normal setelah sebelumnya bedah caesar karena akan melahirkan bayi lebih besar dari yang pertama! ACOG menyatakan bahwa efek [atau kesulitan] persalinan dengan bayi lebih dari 3.5 kg belum diperkuat.

2. Tidak ada bukti bahwa bayi besar memerlukan bedah caesar. Panggul dan kepala bayi tidak sebuah struktur yang kaku. kedua bisa saling berubah bentuk untuk memungkinkan kelahiran normal. Kepala punya kemampuan untuk melakukan moulase di tulang tengkoraknya sehingga memungkinkan volume kepala menjadi lebih kecil. Dan Selama persalinan ada posisi tertentu yang dapat digunakan untuk membantu membuka panggul, sehingga memungkinkan bayi untuk bergerak melewatinyai. Misalnya, berjongkok membuka outlet panggul sebesar 30%.

3. Herpes Genital: Selama bertahun-tahun, wanita dengan riwayat herpes hampir selalu di haruskan melahirkan secara sesar, karena risiko penularan herpes pada bayi saat persalinan. Dokter akan melakukan menjadwalkan SC di minggu-minggu terakhir kehamilan apalagi jika virus itu aktif. Sekarang ACOG telah menetapkan dan merekomendasikan bahwa kecuali ada lesi terlihat pada saat kelahiran, maka persalinan per vagina dapat dilakukan.

4. Distress janin: ketika tiba saatnya melahirkan, yang terpenting adalah keselamatan ibu dan bayi. Jika bayi berada dalam kesulitan maka operasi sesar dapat menyelamatkan hidup. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, 9% dari kelahiran sesar pada tahun 2010 adalah karena gawat janin. Pemantauan detak jantung janin dapat menjadi bagian rutin dari prosedur VBAC, yang membantu mendeteksi gawat janin.

Apa kriteria yang harus dipenuhi untuk dipertimbangkan untuk bisa VBAC?

1. Tidak lebih dari 2 kali persalinan SC dengan sayatan transversal rendah

2. Tidak ada bekas luka rahim tambahan, anomali atau pecah rahim sebelumnya.

3. Penyedia layanan kesehatan Anda harus siap untuk memonitor persalinan dan melakukan atau merujuk untuk SC jika diperlukan.

4. Lokasi kelahiran Anda harus memiliki tenaga/DSOG yang tersedia pada akhir pekan dan malam hari dalam kasus bedah caesar darurat jika diperlukan.

Kriteria apa yang lain yang membuat saya menjadi calon VBAC yang baik?

Jika alasan asli untuk kelahiran sesar tidak diulang dengan kehamilan ini. Artinya Anda tidak memiliki masalah medis utama:

1. Berat Badan Bayi dalam ukuran normal

2. Bayi dengan presentasi kepala

Dalam situasi apa VBAC tidak direkomendasikan?

1. Jika Anda sedang hamil dengan kembar

2. Jika Anda memiliki diabetes

3. Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi

Bagaimana Anda mempersiapkan untuk VBAC?

Jika Anda memilih VBAC, meningkatkan peluang Anda untuk pengalaman positif maka beberapa hal yang harus Anda lakukan antara lain:

1. Pelajari tentang VBAC. Ambil kelas persiapan melahirkan khusus untuk VBAC. Sertakan pasangan Anda atau orang lain /pendamping, jika mungkin. Bahas keprihatinan dan harapan Anda dengan penyedia layanan kesehatan Anda. Pastikan ia memiliki sejarah lengkap kesehatan Anda, termasuk catatan SC sebelumnya C-section dan prosedur atau intervensi lainnya.

2. Biarkan persalinan berlangsung sealami mungkin. Hindari induksi karena ini akan emningkatkan resiko pecahnya rahim

3. Upayakan fisik Anda selama kehamilan : Yoga, senam hamil. Tai chi, renang bisa menjadi pilihan untuk menyiapkan tubuh Anda sukses VBAC

4. Belajar dan disiplin berlatih tehnik nafas dan relaksasi hypnobirthing bisa menjadi solusi supaya Anda tetap tenang dan terkendali selama proses persalinan. Selain itu ini juga bisa membantu memperpendek lama persalinan Anda

5. Tetap siapkan plan A, plan B bahkan plan C. Artinya Anda harus siapkan fisik dan mental apabila ternyata memang harus SC mendadak (misalnya ternyata Anda mengalai pre eklamsia, kegagalan kemajuan persalinan, maupun gawat janin)

6. Penting untuk merawat diri. Makan makanan yang sehat, termasuk aktivitas fisik dalam rutinitas harian Anda – dengan kesehatan OK – dan cukup istirahat. akan membantu Anda mempersiapkan persalinan per vagina, serta tuntutan merawat bayi yang baru lahir.

Referensi:

  • ACOG Practice Bulletin, No. 5, July 1999
  • ACOG, Midwifery Today, Winter No 36, page 47.
  • Levine EM, Ghai V, Barton JJ, Strom CM. Mode of delivery and risk of respiratory diseases in newborns. Obstet Gynecol 2001;97(3):439-42.
  • International Cesarean Awareness Network,

Semoga bermanfaat

Salam hangat

Bidan Kita

10 Cara Mengatasi Rasa Bosan Saat Harus Bed Rest

0

Bed rest atau istirahat total di tempat tidur biasanya di resepkan kepada para ibu yang mengalami komplikasi dalam masa kehamilan. Ini sering kali diresepkan jika Anda beresiko mengalami persalinan prematur atau untuk  bagi Anda yang menderita serviks incompetent dan beresiko untuk abortus. Kebanyakan ibu hamil rela mematuhi perintah dokter ‘untuk istirahat di tempat tidur, namun bagi banyak orang apalagi para wanita yang aktif hal ini adalah ketidaknyamanan tersendiri. Dimana dia merasa bosan, jenuh namun mereka tidak punya pilihan lagi jika ingin janinnya tetap sehat.  Nah beberapa tips dan saran yang bisa anda terapkan antara lain:

1. TAHU PERSIS APA YANG BOLEH DAN TIDAK BOLEH ANDA LAKUKAN.

Pastikan Anda memahami apa dan mengapa Anda di anjurkan atau di haruskan ber rest oleh bidan atau dokter Anda. Anda dapat cukup banyak sosok yang istirahat di tempat tidur berarti menahan diri dari kegiatan yang paling dilakukan di luar rumah. Periksa untuk memastikan Anda mengetahui apakah dokter anda menyarankan istirahat tidur total, yang berarti mandi spons di tempat tidur dan pispot, atau apakah Anda mendapatkan hak istimewa kemewahan kamar mandi dan sesekali berjalan kaki ke dapur.Tanyakan apakah Anda perlahan-lahan bisa berjalan naik dan turun tangga, atau jika Anda terbatas pada satu lantai. Kebanyakan dokter meresepkan lebih dari tingkat istirahat, menyadari bahwa kebanyakan makhluk manusia tidak mudah beradaptasi dengan perubahan drastis seperti dalam gaya hidup dan kadang-kadang akan menipu. Ajukan pertanyaan khusus untuk dokter Anda, sehingga Anda bisa menghabiskan berjam-jam bertanya-tanya apa yang diperbolehkan dan apa yang tidak, dan kemudian jengkel tetap melakukannya. Dapatkah Anda berurusan dengan pekerjaan kantor melalui telepon? Bagaimana dengan anak-anak Anda yang lain? Melukis gambaran yang jelas sehingga penyedia perawatan terang-terangan hati-hati akan mengerti apa yang layak dan apa yang meminta terlalu banyak untuk gaya hidup Anda. Juga bertanya tentang seks dan spesifik: Anda harus tinggal jauh dari penetrasi dan hubungan seksual, atau juga orgasme. Tergantung pada kondisi Anda bahkan orgasme terlarang. Ketika Anda berada di tempat tidur pastikan Anda sering mengubah posisi dan tempat beberapa bantal di sekitar Anda dan di antara kaki Anda.

2. MENGATUR “SARANG” YANG NYAMAN.

“Sarang” disini artinya tempat tidur. Jika Anda harus benar-benar ded ret atau istirahat di tempat tidur, buatlah tempat tidur Anda senyaman mungkin. Mungkin Anda bisa  mengatur ulang agar penempatan tempat tidur Anda  dekat atau menghadap jendela sehingga memungkinkan untuk Anda jika ingin menghirup  udara segar dan pemandangan. Masukan apa saja yang akan Anda butuhkan letakkan di tempat yang strategis dimana tangan Anda dapat menggapai semuanya tanpa Anda harus bersusah payah beranjak dari tempat tidur Anda. Seperti: letakkan buku alamat, buku telepon, jurnal Anda dan segala macam bahan bacaan di meja yang berdekatan. Pindahkan televisi atau DVD stereo dan komputer ke kamar tidur. Membeli lemari es kecil untuk meletakkan camilan disamping tempat tidur Anda. persiapkan buku-buku dan  CD yang membantu Anda untuk tidak stres seperti buku hypnobirthig, huga CD panduan bahkan bisa juga DVD Film-Film jika Anda hobi nonton film tentunya.

3. BERPIKIR POSITIF.

Daripada memikirkan “jangan-jangan saya keguguran, jangan-jangan bayi saya tidak bisa di selamatkan, dll”, mending pikirkan tentang apa yang Anda nikmati saat ini. Bahkan jika Anda menemukan diri Anda merasa bosan dan tertekan, biarkan dan usahakan perasaan ini pada akhirnya mereda, dan Anda akan memiliki hari-hari bahagia lagi. Fokus pada apa yang Anda lakukan untuk bayi Anda, dan manfaat beristirahat dan santai untuk Anda. Hal yang baik untuk menjaga kestabilan emosi Anda selama masa kehamilan.  Hypnotherapy, hypnobirthing  dan self-hypnosis yang sangat membantu. Ini adalah kesempatan besar untuk fokus pada diri sendiri, dan memulai percakapan dan bonding dengan bayi Anda.

4. SADARILAH BAHWA PERASAAN ANDA ITU NORMAL.

Dengan begitu banyak waktu bagi Anda dimana Anda hanya duduk dan berpikir, emosi Anda cenderung Akan liar. Anda mungkin khawatir tentang kesehatan bayi dan kelangsungan hidup, khawatir tentang bagaimana suami dan anak-anak mengatasi, akan bosan dengan terlalu sedikit kegiatan yang Anda kukan, merasa cemas tentang hal-hal yang seharusnya Anda lakukan, dan tidak suka merasa tergantung. Anda mungkin merasa marah dan kecewa tentang perjalanan kehamilan Anda. Setiap hari di tempat tidur akan membawa pada emosi baru, namun berusahalah terus fokus pada tujuan kehamilan Anda akan mengatasi kecemasan dan menjaga Anda teta nyaman di tempat tidur selama yang Anda butuhkan.

5. MENCARI BANTUAN PASANGAN ANDA.

Kondisi kehamilan yang memaksa Anda untuk Istirahat berkepanjangan selama kehamilan dapat membawa pasangan Anda juga stres. Dia akan kehilangan Anda dalam kegiatan-kegiatan yang biasanya Anda lakukan bersama-sama dan Anda akan merasa kesepian jika dia pergi tanpa Anda.  tapi ini adalah kesempatan luar biasa untuk memperkuat ikatan Anda. Ayo lakukan sesuatu yang kreatif ketika bersama pasangan, Anda masih dapat makan malam romantis (di tempat tidur!), Menonton film bersama-sama dan ya, Anda dapat bertukar pijat.  ini adalah waktu yang tepat untuk berlatih memberi tanpa syarat juga. Nah untuk itu komunikasi adalah kunci di sini. Tugas suami adalah menjaga istri dan emosinya. Nah lakukan demi bayi Anda.

6. TETAP BUGAR SAAT DI TEMPAT TIDUR.

Tetap merasa bugar walaupun Anda harus tetap berada di tempat tidur sangatlah penting. Silahkan konsultasikan dengan dokter atau bidan Anda, apa kira-kira olahraga yang bisa dilakukan sedari Anda bed rest di atas tempat tidur. Mungkin Anda bisa melakukan beberapa latihan di tempat tidur, seperti mengangkat kaki pelan-pelan, melakukan peregangan betis, lengan atas dan latihan dengan beban ringan. Berolahraga membantu meningkatkan sirkulasi, serta menjaga otot Anda (termasuk jantung Anda). Pastikan Anda melakukan beberapa latihan pernapasan juga, membuka jendela Anda setiap hari dan mengambil napas dalam dengan cara tarik nafas dengan lembut dan dalam  selama 5 hitungan, tahan selama 3 hitungan lalu hembuskan selama 7 hitungan. Menarik napas dalam cara ini akan menjaga paru-paru Anda dalam bentuk, oksigenasi lebih baik dan semangat Anda tinggi.

7. MANJAKAN DIRI ANDA.

Tinggal di tempat tidur tidak berarti menyangkal diri sendiri dengan semua kesenangan hidup. Menyewa terapis pijat (yang mengerti tentang massage pada masa kehamilan) untuk memijat dari kepala sampai kaki setidaknya sekali seminggu. Bisa juga memanggil penata rambut Anda jadi Anda tetap bisa creambath atau hair spa walaupun di tempat tidur bahkan manicure dan pedicure. Jika Anda memiliki teman yang suka bermain kartu Anda bisa mengundangnya dan mengajaknya main kartu bersama dengan Anda. Jangan menyerah dan hanya tidur sepanjang hari hingga Anda merasakan benar-benar bosan. Tetap manjakan diri Anda.

8. IKATAN DENGAN BAYI ANDA.

Banyak wanita yang harus bed rest berkepanjangan menghadapi dilema: meskipun ini tampaknya waktu yang ideal untuk merenungkan keajaiban kehamilan dan untuk benar-benar membangun ikatan dengan bayi, alasan biasa untuk berada di istirahat di tempat tidur berkepanjangan adalah adanya kemungkinan yang sangat nyata akan kehilangan bayi. Sehingga beberapa wanita merasakan bahwa meskipun mereka memiliki banyak waktu untuk memikirkan dan bangun ikatan dengan bayi, mereka mengalami kesulitan melakukannya karena mereka takut akan kehilangan bayi. Namun yang terpenting adalah ketika Anda stres ini tak akan membantu bahkan memperburuk. Jadi usahakan tetap tenang dan positif serta lakukan relaksasi sesering mungkin.

9. DAPATKAN DUKUNGAN.

Jika memungkinkan Mintalah dokter Anda untuk memberikan nomor telepon ibu-ibu lainnya yang bernasib sama dengan Anda, karena ini akan sangat menguatkan. Kadang-kadang Anda dapat berbicara satu sama lain melalui hari yang sangat membosankan. Atau ikutlah milis atau group di sosial media untuk mencari dukungan misalnya di bidankita atau Gentle Birth Untu Semua. temukan cara untuk menggunakan waktu luangnya untuk kebaikan perempuan lain dalam situasi itu.

10. Ayo KREATIF.

Cari pensil warna dan kertas dan menarik perasaan Anda. Kebetulan dulu saya juga mengalami masa dimana saya harus bedrest total. Dan yang saa lakukan selain melukis, menggambar adalah saya membuat kliping info2 tentang makanan bayi dan seputar kehamilan dan ini ternyata menyenangkan dan membuat saya tidak merasa bosan walauun bedrest.

Nah semoga ini bisa bermanfaat untuk Anda semua

Salam hangat

Bidan Kita

Anemia dalam Kehamilan

0

Definisi dan Klasifikasi

Anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin n 1 g/dl sementara CDC mendefinisikan sebagai hemoglobin mester kedua.

Penyebab anemia dalam kehamilan dibagi menjadi penyebab yang didapat dan yang diturunkan. Penyebab yang didapat termasuk defisiensi besi, perdarahan, megaloblastik, hemolitik dan anaplastik. Penyebab yang diturunkan termasuk thalasemia, sickle cell dan hemoglobinopati lainnya.

 

Epidemiologi

Frekuensi timbulnya anemia dalam  kehamilan tergantung pada suplementasi besi. Taylor dkk melaporkan rerata kadar hemoglobin sebesar 12,7 g/dl pada wanita yang mengkonsumsi suplemen besi sementara rerata hemoglobin sebesar 11,2 g/dl pada wanita yang tidak mengkonsumsi suplemen.

Patofisiologi

Patofisiologi anemia dalam kehamilan tergantung dari jenis anemia itu sendiri. Anemia defisiensi besi termasuk dalam penyebab anemia tersering pada ibu hamil. Dalam kehamilan terjadi peningkatan volume darah dan peningkatan kebutuhan zat besi sebesar 1000 mg. Kebutuhan yang meningkat sebesar ini bila tidak dipenuhi dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi. Anemia karena defisiensi lainnya adalah anemia megaloblastik yang disebabkan defisiensi asam folat atau vitamin B12. Defisiensi asam folat lebih sering dibandingkan defisiensi vitamin B12, karena selama kehamilan kebutuhan asam folat meningkat dari 50-100 ug/hari menjadi 400 ug/hari.

Hemoglobinopati adalah gangguan dalam produksi satu atau lebih rantai globin. Thallasemia adalah hemoglobinopati yang diturunkan, dan diklasifikasikan berdasarkan rantai globin mana yang mengalami gangguan. Terdapat dua jenis thallasemia yaitu alfa dan beta.

Dalam kehamilan, beberapa penyakit kronik juga dapat menyebabkan anemia termasuk penyakit ginjal, systemic lupus eritematosus, reumatoid artritis, tuberkulosis dan neoplasma. Mekanisme terjadi anemia karena perubahan fungsi retikuloendotel, gangguan metabolisme besi dan eritropoesis yang berkurang.

Penyebab lain anemia seperti hemolisis jarang ditemukan dalam kehamilan. Terjadinya hemolisis dikarenakan adanya autoantibodi yang merusak eritrosit. Penyebabnya idiopatik atau karena penyakit lain yang mendasari seperti limfoma, leukemia, infeksi atau obat-obatan. Hemolisis juga dapat disebabkan oleh defek eritrosit yang diturunkan seperti sferotisosis herediter, defisiensi G6PD namun jarang ditemukan.

Anemia aplastik juga jarang ditemukan dalam kehamilan, namun mempunyai komplikasi yang sangat berat. Penyebab dapat ditemukan pada sepertiga kasus, biasanya kaena obat-obatan, infeksi, radiasi, leukemia atau gangguan imunologi.

Diagnosis

Menegakkan diagnosis anemia dan kemungkinan penyebabnya sangat penting agar penatalaksanaan dapat diberikan sesuai etiologinya. Anamnesis dan pemeriksaan yang teliti dapat memberikan kemungkinan penyebab anemia. Gejala yang ada mungkin tidak jelas dan tidak spesifik termasuk palpitasi, takikardi, dispneu, nyeri kepala dan pucat. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan stomatitis angularis, glositis dan kolonikia yang biasanya ditemukan pada anemia defisiensi. Anamnesis dan pemeriksaan yang teliti dapat juga menyingkirkan kemungkinan penyakit kronis sebegai penyebab anemia.

Pada tahap awal pemeriksaan darah perifer lengkap dan sediaan apus darah tepi harus dilakukan. Pada anemia defisiensi besi yang khas adalah mikositik hipokrom, namun pada kondisi yang tidak terlalu berat biasanya perubahan morfologi belum terlihat. Pemeriksaan lanjutan yang diperlukan adalah pemeriksaan serum iron dan feritin. Bila feritin < 15 ug/l maka anemia defisiensi besi dapat ditegakkan. Anemia mikrositik hipokrom juga bisa disebabkan oleh thalassemia dan dibedakan dengan status besi yang normal pada thalassemia. Pemeriksaan lanjutan untuk thalassemia adalah pemeriksaan eletroforesa hemoglobin. Pada kasus dengan hemolisis dapat ditemukan gambaran apus darah tepi yang menunjukkan adanya proses hemolisis  dan dapat dilakukan pemeriksaan tes Coombs direk dan indirek.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan yang dilakukan tergantung dari jenis anemia

Anemia defisiensi besi

Koreksi anemia dan pengembalian status besi dapat dicapai dengan pemberian preparat besi- fero sulfat, fumarat atau glukonas- yang dapat memberikan 200 mg elemen besi. Pengobatan dilanjutkan hingga 3 bulan setelah koreksi anemia untuk mengembalikan cadangan besi. Peningkatan hemoglobin minimal 0,3 g/dl tiap minggu.  Jika wanita tersebut tidak dapat mentoleransi preparat besi maka terapi parenteral dapat diberikan.

Anemia defisiensi folat

Asam folat oral 1-5 mg/hari diberikan hingga beberapa minggu setelah melahirkan. Pengobatan ini memberikan respon yang baik dan diharapkan kadar hematokrit meningkat 1% setiap harinya dimulai sejak hari 5-6 pengobatan. Hitung retikulosit juga menigkat dan merupakan perubahan morfologi yang paling awal terlihat. Suplementasi besi pada anemia defisiensi folat tergantung indikasi.

Thalassemia

Kasus dengan thalassemia dilakukan pemberian tranfusi packed  red cell untuk mempertahankan kadar hemoglobin > 9-10 g/dl. Selain itu juga diberikan terapi kelasi besi dan pemantauan adanya overload dari besi yang dapat menimbulkan kerusakan jantung, hati dan organ endokrin.

Anemia karena penyakit kronis

Penatalaksanaan disesuaikan dengan penyakit yang mendasari dan patofisiologi anemia. Pemberian eritropoetin rekombinan pada kasus anemia karena insufisiensi ginjal  dan keganasan sudah digunakan secara luas meskipun penggunaan dalam kehamilan masih sedikit.

Anemia hemolisis

Penatalaksanaan disesuaikan dengan penyebab hemolisis. Identifikasi ada tidaknya obat-obatan atau bahan kimia yang menyebabkan hemolisis penting dilakukan. Pada kasus idiopatik dan autoimun maka pemberian glukokortikoid seperti prednison 1 mg/kg bb/hari cukup efektif.

Anemia aplastik

Prognosis

Prognosis tergantung dari penyebab anemia dan ada tidaknya komplikasi yang timbul akibat anemia tersebut

 

(sumber : william”s obstetrics 22nd edition)

 

MEDITASI SELAMA MASA KEHAMILAN

0

Meditasi

Ketika Anda tidak lagi terganggu oleh rangsangan eksternal dan ketika pikiran Anda benar-benar terkontrol dan tetap fokus pada satu titik, ini disebut meditasi. Latihan meditasi secara teratur akan menginduksi perasaan yang mendalam tentang peremajaan dan relaksasi. Denyut nadi, tekanan darah dan kebutuhan oksigen turun. Pikiran menjadi lebih rileks dan reseptif sugestif.

 

Meditasi selama kehamilan memainkan peran yang sama penting dalam tumbuh kembang bayi yang sehat. Semua ibu hamil menginginkan yang terbaik untuk anak-anak mereka mulai dari makanan dan diet bergizi untuk ibu semua diberikan yang terbaik.Namun, kebutuhan ibu hamil bukan hanya kebutuhan fisik tetapi juga psikologis. Emosi memainkan peran penting dalam perkembangan bayi. Anda sering melihat contoh stres ibu melahirkan bayi dengan suasana hati berfluktuasi, dengan mudah akan berubah menjadi kemarahan atau depresi. Sangat penting bagi ibu untuk tetap santai, tenang dan bebas dari kecemasan atau stres. Dengan bantuan meditasi, Anda dapat menanamkan harmoni dalam diri Anda. Ini akan membantu Anda untuk tetap bebas dari stres dan depresi, terutama, jika Anda adalah orang yang emosional.

 

Meditasi selama kehamilan adalah cara terbaik untuk membuat Anda lebih kuat secara emosional dan mental. Dengan meditasi, Anda mendapatkan kemampuan untuk menahan rasa sakit yang membantu selama persalinan pada kehamilan. Tidak sulit jika Anda mencoba untuk berlatih meditasi sendiri selama kehamilan.

Apa itu Meditasi Kehamilan?

Meditasi Kehamilan adalah kemampuan untuk memfokuskan pikiran untuk mencapai keadaan damai, keheningan dan relaksasi yang mendalam, melalui teknik pencitraan dan pernapasan. Bermeditasi selama kehamilan adalah hal yang paling penting yang dapat Anda lakukan untuk Anda dan bayi Anda karena ketika Anda meluangkan waktu untuk merasa sepenuhnya santai, ini akan meningkatkan pasokan oksigen ke bayi Anda. Waktu yang Anda habiskan selama meditasi juga penting dalam membantu Anda “terhubung” dengan bayi yang belum lahir. Ini adalah waktu pengasuhan,dan Ini adalah waktu yang Anda tidak berada dalam kontrol. Meditasi Kehamilan anda adalah waktunya Anda merasakan cinta, refleksi dan perawatan. Lima belas sampai dua puluh menit sehari untuk merawat seluruh tubuh Anda, pikiran dan semangat, untuk memperbarui dan melepaskan kekhawatiran dan stres.

Mengapa Meditasi Kehamilan

Manfaat fisiologis dari meditasi kehamilan yang ditransmisikan secara langsung ke bayi dalam rahim Anda. Ketika Anda bermeditasi dan merasa nyaman, damai dan santai, Anda berkomunikasi intens dengan bayi yang belum lahir. Meditasi mempengaruhi produksi neurohormonnya dan neurotransmiter. Meditasi kehamilan harus menjadi bagian dari kesehatan prenatal Anda karena memiliki kemampuan untuk berkontribusi guna menyeimbangkan hormon dan mendukung sistem kekebalan tubuh.

Manfaat Meditasi Kehamilan

1. Mengurangi stres.

2. Memproduksi endorphines yang mengurangi rasa sakit fisik.

3. Peningkatan produksi DHEA (dehydroepiandrosterone), yang merangsang produksi limfosit T dan B, sehingga mendukung sistem kekebalan tubuh. DHAE juga membuat Anda merasa lebih baik dan meningkatkan biokimia otak, mencegah kesedihan dan depresi sebelum dan sesudah kelahiran.

4. Penurunan produksi adrenalin dan kortisol.

5. Meningkatkan kadar melatonin, sehingga mendukung sistem kekebalan tubuh, meningkatkan kualitas tidur, dan suasana hati membaik.

6. Peningkatan produksi endorfin, yang memiliki efek penghilang rasa sakit yang sangat kuat dalam persiapan untuk melahirkan.Semakin banyak waktu yang dikhususkan untuk praktek meditasi kehamilan semakin tinggi tingkat endorphines saat lahir. Produksi endorphin adalah penting untuk seorang wanita dalam menghindari risiko intervensi medis.

7. Mencegah pre-eklampsia.Meditasi dapat sangat efektif dalam menurunkan tekanan darah dan denyut jantung, menurunkan risiko kerusakan otak pre-eklampsia dan potensi prematur.

8. Menghilangkan emosi negatif, yang jika berkepanjangan dapat mempengaruhi perkembangan bayi anda dalam rahim.

9. Melepaskan rasa takut tenaga kerja dengan memberdayakan Anda meskipun proses persalinan. Anda belajar bahwa setiap kontraksi adalah cara biologis bayi Anda berkomunikasi dengan Anda untuk memberitahu Anda ketika dia atau dia akan datang.ÂMenghadapi kontraksi masing-masing dengan kekuatan relaksasi yang mendalam dan bukan karena ketakutan adalah kunci untuk mencapai melahirkan alami.

10. Meningkatkan produksi susu, dan mencegah depresi postpartum. Hal ini penting untuk belajar bagaimana untuk hadir, berada di saat ini dan mencintai diri Anda dan bayi Anda tanpa syarat.

Latihan Meditasi untuk Kehamilan

 

1. Meditasi pada nafas

Ini adalah saat yang tepat untuk memulai jika Anda tidak memiliki pengalaman dengan meditasi.

Petunjuk:

Duduk atau berbaring dalam posisi nyaman. Taruh satu tangan di dada dan yang lainnya di perut Anda. Mulailah dengan hanya bernapas masuk dan keluar perlahan-lahan. Perhatikan gerakan tubuh Anda di bawah tangan Anda.

Cobalah untuk bernapas pada tingkat 12-15 napas per menit. Kadang-kadang membantu untuk memiliki orang lain melakukan penghitungan suara, sehingga Anda dapat memfokuskan semua energi Anda pada pernapasan itu sendiri.

pregnancy-meditation-benefit-hormones-Copy

 

2. Relaksasi Progresif

Untuk latihan ini, Anda akan menegangkan bagian-bagian berbeda dari tubuh Anda, dan kemudian secara sadar merilekskannya. Dengan menyadari perbedaan kontras antara ketegangan dan relaksasi tubuh, Anda akan bisa rileks sepanjang hari-setiap kali Anda merasa tegang.

Petunjuk:

Duduk atau berbaring dalam posisi yang mendukung leher dan tulang belakang.

(Jangan ragu untuk menggunakan bantal.)

Bawa fokus Anda untuk setiap bagian dari tubuh Anda, mulai dengan kaki Anda, pergelangan kaki, kemudian betis Tegang setiap bagian, tahan beberapa saat, kemudian sepenuhnya rilekskan.

pusatkan perhatian khusus ke otot leher, punggung dan perut.

Lanjutkan sampai Anda mencapai kepala Anda, dan diakhiri dengan menegang dan mengendurkan otot-otot wajah Anda.

Bernapaslah dalam-dalam dan terus sepanjang latihan.

3. Fokus Pada Obyek

Dalam latihan ini, Anda akan bermeditasi pada gambar tertentu.Sebagai contoh: gambar bayi Anda lahir, menjadi sehat, tumbuh menjadi anak yang bahagia.

Petunjuk:

Pilih gambar yang Anda ingin fokuskan pandangan Anda padabgambar tersebut sambil bernapas dalam-dalam.

Coba bayangkan pengalaman positif yang terkait dengan gambar.

Libatkan seluruh indra Anda untuk sepenuhnya membenamkan diri dalam gambar.

Melepaskan energi negatif yang menempel pada setiap gambar.

Lanjutkan bernapas, bermeditasi pada gambar.

Satu Langkah lebih lanjut

Berlatih meditasi Anda akan lebih bermakna jika Anda menggabungkannya dengan napas dan asana yoga. Sebuah praktik yang mencakup ketiga akan membantu memperkuat Anda secara mental, fisik dan emosional untuk kelahiran anak Anda.

Cara Meditasi untuk Pemula

Belajar bagaimana bermeditasi mungkin salah satu tantangan terbesar bagi seorang perempuan, karena kita sering terlalu sibuk dengan kehidupan kita sendiri – pekerjaan kita , keluarga kita, keuangan kita – untuk dapat membiarkan pikiran kita menjadi diam sangatlah butuh tekad dan niat yang kuat.

Kabar baiknya adalah bahwa belajar bagaimana bermeditasi tidak sesulit seperti yang mungkin Anda lihat dan bayangkan. Dan sekali Anda memahami itu, maka akan menjadi terasa semakin mudah. Jadi di sini adalah beberapa teknik meditasi untuk pemula yang seharusnya membantu Anda baik pada cara Anda menuju kesehatan rohani yang lebih baik.

1. Menemukan ruang yang nyaman.

Meskipun meditator mampu berlatih fokus di setiap ruang atau situasi, ini dapat menjadi tugas yang paling sulit bagi pemula. Untuk mempermudah anda, penting untuk menemukan ruang di mana Anda merasa nyaman. Sebisa mungkin, ruang ini harus bebas dari setiap gangguan seperti televisi, telepon, komputer, dll. ini juga seharusnya tidak menjadi tempat yang terkait dengan pekerjaan, seperti kantor rumah. Jika cukup hangat, alam luar dapat menjadi tempat yang sempurna untuk bermeditasi.

Tergantung pada seberapa umur kehamilan Anda, Anda mungkin merasa lebih nyaman untuk mulai bermeditasi sambil berbaring, atau duduk bersandar di kursi. Apapun posisi yang Anda pilih, pastikan tulang punggung dan kepala lurus. Anda juga mungkin ingin meletakkan bantal di bawah punggung bagian bawah untuk menyangga agar tetap terasa nyaman.

2. Bernapas.  Belajar bagaimana untuk fokus pada pernapasan Anda sebenarnya adalah langkah pertama dari meditasi. Untuk pemanasan, cukup tutup mata Anda dan mengambil nafas panjang dan dalam beberapa kali. Setelah Anda merasa lebih santai, mulai bernapas perlahan-lahan melalui hidung sambil memfokuskan pada gerakan perut Anda saat Anda menghirup dan menghembuskan napas.

Anda mungkin pernah mendengar orang membuat suara-suara sementara mereka bernafas, ini disebut “chantting”, ini dapat menjadi cara yang efektif untuk lebih memfokuskan perhatian Anda. Beberapa ahli menyarankan untuk melafalkan kata “hum” jadi, Tarik napas panjang dan dalam lalu ketika mengeluarkan nafas bunyikan kata “hum” dengan panjang dan lama.Anda akan mampu menahan napas untuk waktu yang lebih lama karena tubuh Anda menjadi lebih baik dan  terbiasa.

3. Tetap Fokus pada latihan meditasi.

Jangan berkecil hati jika Anda menemukan kesulitan untuk memerintah pikiran Anda untuk tetap fokus. Ini adalah reaksi alami pikiran Anda terhadap perubahan yang mendadak. Anda hanya perlu memberikan waktu untuk menyesuaikan diri.Namun, ada cara untuk menjaga pikiran Anda tetap fokus pada latihan meditasi.Untuk melakukan ini, mencoba menghitung dari satu sampai sepuluh, saat menyebutkan nomor tersebut dalam pikiran Anda bersamaan dengan itu anda juga menghembuskan nafas. Akhirnya, Anda akan terlatih untuk lebih fokus lagi.

Langkah pertama:

a. Cari tempat di mana Anda tidak akan terganggu selama tiga puluh menit berikutnya,

b. duduk dengan nyaman dan tutuplah mata Anda.

c. Bayangkan Anda benar-benar rileks dari ujung jari-jari kaki Anda sampai ke mahkota di kepala Anda.

d. Carilah setiap tempat dalam tubuh Anda yang masih merasa tegang dan membiarkannya bersantai ke kursi atau sofa tempat Anda duduk.

e. Dengarkan napas Anda, ketika menghirup udara bayangkan cahaya masuk dan menenangkan Anda dan ketika menghembuskan napas hilangkan dan keluarkan semua ketegangan Anda

f. Sekarang bayangkan cahaya putih keemasan sekitar Anda, ambil napas dalam-dalam dan menghembuskan napas saat Anda melihat diri Anda seolah-olah mengambang di udara.

g. Sekarang bayangkan bahwa Anda berada di dalam rahim ibu Anda dan tanyakan pada diri sendiri, apa yang Anda rasakan? Cari tahu saat ini pikiran dan perasaan Anda adalah tentang ibu Anda dan dunia luar. Jika Anda menemukan diri Anda dalam banyak ketakutan, Katakan padanya bahwa Anda ingin menemaninya dalam perjalanan bersalin nya untuk menemukan apa yang terjadi dan untuk memperbaiki atau bersukacita dengannya. Katakan padanya bahwa Anda berada di sini untuk dirinya dan yang bersama-sama Anda akan menyaksikan kelahiran Anda dengan aman dan penuh kasih.

h. Jika Anda tidak dapat mengingat kelahiran maka bayangkan proses kelahiran yang ingin Anda rasakan

i. Bayangkan ibumu membawa Anda ke dalam pelukannya dan menyambut Anda ke dalam dunia ini. Itu adalah hak Anda untuk berada di sini dan untuk memiliki pengalaman yang Anda inginkan dan pantas anda dapatkan.

j. Menyembuhkan masa lalu atau bersukacita atas kelahiran indah yang sebenarnya Anda miliki.

k. Sekarang tarik nafas panjang

l. Kemudian sekarang buka mata Anda.

Ini adalah ide yang baik untuk menuliskan apa yang terjadi. Lalu berdamai dengan masa lalu Anda.

Langkah kedua:

Meditasi untuk berkomunikasi dengan janin Anda, Selama meditasi ini Anda akan belajar cara untuk terhubung ke bayi Anda dan bagaimana untuk merasa benar-benar rileks dan damai dengan kehamilan Anda.

a. Ambil napas dalam-dalam dan hembuskan perlahan sesuai dengan kemampuan Anda.

b. Perlahan tutup kedua mata Anda.

c. Ambil napas panjang dan hembuskan perlahan-lahan hingga 4 hitungan

d. Lanjutkan bernapas dengan berfokus pada tiap hirupan dan hembusan nafas, Saat Anda menarik napas, rasakan perut Anda berkembang dan ketika Anda menghembuskan napas rasakan perut mengempis, dan lakukan beberapa kali.

e. Sekarang, saat Anda menarik napas visualisasikan sebuah energi turun ke perut Anda dan untuk bayi.

f. Dalam pikiran Anda ulangi kalimat berikut dengan sangat lambat dan lembut: “Aku cinta kamu.” Lakukan beberapa kali dengan kalimat yangs erupa yang mani intinya mengirimkan energi damai, energi ketenangan dan cinta kepada bayi di dalam rahim Anda.

g. Ketika Anda bernafas dalam dan mengeluarkan nafas, cobalah untuk memvisualisasikan cahaya putih dan merah muda yang indah sekitar Anda dan bayi Anda. Biarkan cahaya ini melindungi, membersihkan dan melingkupi diri dan bayi Anda.  Dan rasakan cahaya dan energi tersebut mengalir dan bergerak di dalam dan sekitar tubuh Anda.

h. Rasakan Santai aman dan nyaman saat melakukan visualisasi ini

i. Biarkan semua kekhawatiran dan kecemasan Anda tentang kehamilan Anda benar-benar hilang dan Anda merasakan ada kekuatan baru yang positif yang mengisi pikiran dan tubuh Anda.

j. Berkatalah kepada diri sendiri di dalam hati:

“.Aku aman dan bayi saya aman dan aku sangat mencintai bayiku.”

“Saat umur kehamilan ini semakin tua, saya merasakan kekuatan yang luar biasa dan Aku semakin tenang serta bersemangat menyambut kehadiran bayiku ini”

k. Lakukan beberapa kali dan sugestikan kalimat affirmasi yang positif yang sesuai dengan harapan dan cita-cita Anda, Dan  Ketika Anda merasa siap, buka mata Anda dengan lembut, bangun dan kembali ke aktivitas normal Anda sehari-hari.

Banyak ibu baru takut untuk kesehatan mereka dan kesehatan bayi mereka, selama kehamilan mereka. Jika Anda mengalami kecemasan lakukan meditasi. Silahkan, ingat bahwa kehamilan adalah proses yang sangat alami dan tubuh Anda sangat mampu menjaga dan melindungi bayi yang sehat.

Referensi

“Meditations for Pregnancy: 36 Weekly Practices for Bonding with Your Unborn Baby”; Michelle Leclaire ONeill; 2004

“Guided Meditations for Pregnancy & Birth”; Michelle Roberton Jones; 2009

“Magical Beginnings, Enchanted Lives: A Guide to Pregnancy and Childbirth Through Meditation, Ayurveda, and Yoga Techniques”; Deepak Chopra, MD et al.; 2005

“Psychology: An Exploration”; Saundra Ciccarelli, et al.; 2011

“The Physical and Psychological Effects of Meditation: A Review of Contemporary Research With a Comprehensive Bibliography, 1931-1996”; Michael Murphy; 1997

“Hacker & Moore’s Essentials of Obstetrics and Gynecology”; Neville Hacker, et al.; 2009

 

DOKTER SPOG dan BIDAN yang menerapkan prinsip GENTLE BIRTH di INDONESIA

 

{youtubejw}VU8T-ebxu1c{/youtubejw}

 

Dear member, www.bidankita.com di seluruh Indonesia

kelahiran manusia adalah peristiwa yang paling ajaib, transformasional, dan misterius dalam kehidupan kita. Pengalaman melahirkan akan meninggalkan jejak sendiri yang dapat tak terhapuskan begitusaja pada kehidupan seorang ibu dan bayi.  Namun sayangnya seringkali para calon orang tua tidak menyadari hal ini.

 

Gentle birth adalah sebuah filosofi dalam persalinan dimana sangat ramah jiwa dan minim trauma.  Namun sayangnya di Indonesia baru sedikit sekali yang mau menerapkannya. berikut ini saya membuat artikel ini sebagai informasi tentang provider yang bisa diajak menerapkan prinsip2 gentle birth.

 

 

mari ingat bersama bahwa hakikat gentle birth adalah memberdayakan diri. proses ngomong dengan bidan/dokter, nego dengan RS/klinik, juga bagian dari memberdayakan diri. inilah yang membedakan dgn persalinan umum, yang “tinggal bawa badan” dan “pasrah” aja sama klinik/RS/dokter/bidannya. Dan apapun hasilnya nanti, inilah yang membuat semua proses selalu istimewa.

so, semoga info dalam dokumen ini tidak mengurangi niat dan usaha kita semua untuk memberdayakan diri ya…

daftar di bawah ini adalah yang saya kenal dan sudah terbukti kiprahnya dalam dunia GB di Indonesia:

Dr. Hariyasa Sanjaya, SpOG

Klinik Kasih Medika Bersama RS Wing’s International & RSB Harapan Bunda

Jl. Diponegoro No. 150 Blok B Pertokoan Diponegoro IDT Genteng Biru, Denpasar, BALI

Phone: (0361) 231628

[email protected]

Ibu Robin Lim, dkk

Klinik Bumi Sehat

Yayasan Bumi Sehat Bali, Banjar Nyuh Kuning, Ubud, Bali, Indonesia 80571.

Phone: (0361) 970002

www.bumisehatbali.org

www.robinlimsupport.org

Bidan Yesie Aprillia

Bidan Kita

Jl Piere Tendean no 20, Sikenong, Klaten Tengah, Klaten

Phone: (0272) 3111884, 328711, 081329017009 (sms Only)

www.bidankita.com

email: [email protected]

Twitter = @bidankita

Bidan Tantri Maharani Setyorini

Rumah Bersalin Tantri

Jl Rinjani no  47, Cilacap, Jawa Tengah

0282-541993, 087837031822 (sms only)

[email protected]

 

Dr. Ngurah Eka SpOG

Klinik Kasih Ibunda

Jl. Ken Arok Gg. III no 9A – Denpasar – Bali

0361411444

Hp: 08123816666

http://rbibunda.com

dr. Dewa Ketut Arika Seputra, SpOG

RSIA Puri Bunda

Jl.Gatot Subroto VI/19 Denpasar Bali

Telp. (0361) 437999 Fax. (0361) 433988

Email : [email protected]

Hp. 08123943678

Dr Muhammad Nurhadi Rahman, SpOG

RS Jogjakarta International Hospital & RS Sardjito, Yogyakarta

Email : [email protected]

Twitter @adirahmanOG

No Hp: 0811251200

FB: Muhammad Nurhadi Rahman

GALENIA MOM & CHILD CENTER

(Bidan Okke Evriana & Tim Galenia Gentle Birth Experience)

Jalan Badaksinga No. 8 Tamansari-Dago, Bandung

Telp. 022-2501288

fb: Galenia Mcc

e-mail: [email protected]

 

Bidan Erie Marjoko (Depok)

Hotline 0817-9109-815

 

Semoga Bermanfaat

Salam Hangat

 

Latihan Relaksasi Hypnobirthing Mendalam

0

Stres saat hamil dapat menyebabkan ibu merasa lelah, cemas dan sakit. Hal ini juga dapat membuat masalah. Namun jika ibu dapat menangani stress tersebut dengan baik, maka ibu dapat meningkatkan kesehatan fisik dan emosional. teknik relaksasi sangat efektif untuk dapat mengurangi stres. Ibu dapat mulai berlatih relaksasi sebagai bagian dari persiapan Ibu untuk menjadi orangtua. Teknik relaksasi dapat membantu ibu untuk menikmati selama kehamilan dan persalinan serta setelah bayi lahir. Selama persalinanpun  tehnik ini akan membantu ibu untuk  menghemat energi dan bekerja sama dengan tubuh, daripada melawan kontraksi.

Hal pertama yang dapat dilakukan adalah mulailah dengan berpikir tentang apa yang Anda lakukan sekarang untuk membantu diri Anda rileks. Apakah Anda mendengarkan musik? Meringkuk di kursi favorit? Gunakan teknik dari yoga atau olahraga?

Pendekatan untuk relaksasi Ada dua cara utama untuk relaksasi. Ketika Anda  berusaha untuk rileks dari dalam, cobalah untuk fokus dalam menenangkan pikiran dan emosi. Hal ini menyebabkan rasa nyaman dan membuat semua otot anda rileks. Ketika Anda rileks dari luar, secara  sadar kendurkan otot Anda. Lepaskan ketegangan dari otot-otot Anda dan ini akan membuat Anda merasa santai dan nyaman. Kebanyakan orang menggunakan kombinasi teknik.

Relaxing from the inside out (relaksasi dari dalam ke luar ) Anda dapat menggunakan meditasi atau doa untuk mendapatkan diri Anda masuk ke dalam keadaan relaksasi. Beberapa orang merasa terbantu dengan menambahkan musik lembut, aroma therapy yang menyenangkan, atau gambar favorit. Anda juga bisa fokus dalam menjaga pernapasan lambat dan mudah.

relaxation_labor

1. Imagery (Perumpamaan/ membayangkan) Jika ini adalah teknik baru untuk Anda, cobalah ini:  Ambil posisi senyaman mungkin, anda bisa duduk nyaman di kursi dan tutup mata. Bayangkan tempat favorit Anda.  Perhatikan, warna suara, aroma, dan tekstur.   Nikmati dan rasakan di tempat ini selama beberapa menit dan menikmati rasa damai dan kenyamanan. Lain kali, tambahkan musik atau apa pun yang akan membantu Anda kembali ke tempat khusus tersebut.

2. Breathing (Pernafasan) Sebuah alternatif yang dapat membantu anda adalah dengan menggunakan pernapasan Anda sebagai teknik relaksasi:   Ambil posisi senyaman mungkin (Anda bisa duduk ataupun tidur miring) Mulai memperhatikan pernapasan Anda.  Fokus pada menjaga pernapasan anda lambat dan mudah.  Biarkan pernapasan Anda semakin dalam, lamban dan nyaman. Nikmati perasaan damai yang berasal dari latihan pernapasan semacam ini. Relaxing from the outside in (Relaksasi dari luar ke dalam) Jika Anda membutuhkan cara yang lebih aktif untuk bersantai, Anda dapat menggunakan pendekatan berbasis otot. Atau, Anda dapat menggabungkan dengan teknik lain. Misalnya, Anda dapat memperlambat napas anda selama satu menit dan kemudian fokus pada relaksasi otot-otot yang belum dilepaskan ketegangannya.

Tense and release (Tegang dan rilekskan)

Ini adalah tehnik yang paling mudah:

Ambil posisi yang paling nyaman, Anda dapat duduk atau semi-berbaring, seperti berada di kursi santai.

Gunakan beberapa bantal yang Anda butuhkan untuk mendukung sendi Anda dan dengan posisi kaki dan tangan yang paling nyaman. Jangan biarkan satu bagian dari tubuh Anda menindih bagian tubuh yang lain (misalnya kaki tidak boleh disilangkan).

Ambil napas dalam-dalam dan perlahan-lahan hembuskan.

Fokus pada otot-otot di dahi Anda. Tegangjan (anda bisa mengerutkan kneeing) tahan sesaat lalu rilekskan lagi, bersama dengan melepaskan nafas perlahan.

Biarkan  mata Anda tertutup rapat (rasakan ketegangan pada otot mata) lalu lepaskan perlahan. Kemudian Anda dapat menutup dengan lembut mata Anda atau membuat mereka tetap terbuka.

Tegangkan/ kencangkan rahang anda lalu rilekskan.

Tegangkan bahu anda dan arahkan ke telinga, tahan sejenak lalu rilekskan.

Kepalkan tangan anda rasakan ketegangan sesaat lalu rilekskan.

Ambil napas dalam sehingga Anda dada anda mengembang maksimal, tahan sejenak lalu lepaskan.

Kencangkan otot perut Anda, tahan sejenak lalu rilekskan.

Remas / kencangkan pantat dan anus anda bersama-sama. Tahan sejenak lalu rilekskan.

Kencangkan paha dan lutut. Tahan sejenak lalu rilekskan.

tegangkan Tumit Anda hingga Anda merasakan peregangan pada betis Anda. Tahan sejenak lalu rilekskan.

Tegangkan jari kaki anda Tahan sejenak lalu rilekskan.

Kencangkan semua otot dalam tubuh Anda pada waktu yang sama. Tahan sejenak lalu rilekskan.  .

Tarik napas perlahan dan mendalam.

Tetap dalam keadaan santai selama beberapa menit. Perhatikan bagaimana rasa tubuh Anda

Ketika tiba waktunya untuk bangun, bangunlah  perlahan sehingga Anda tidak pusing.

 

Assess and release  (Menilai dan lepaskan)

Setelah Anda telah menggunakan metode tense and release ( tegang dan melepaskan)Â untuk sementara waktu, lihat apakah Anda bisa mendapatkan rasa santai tanpa ketegangan disetiap kelompok otot.

Gunakan bantal untuk membuat tubuh anda berada ke posisi yang paling nyaman.

Ambil napas dalam nyaman. Ketika Anda menghembuskan nafas  lepaskan semua ketegangan pada otot-otot anda sebanyak yang Anda bisa.

Lanjutkan untuk bernapas perlahan dan nyaman. Mulai dari kepala  hingga jari jemari kaki Anda, dan nilai setiap kelompok otot. Cobalah untuk mengendurkan otot-otot tegang saat Anda menghembuskan napas.

Jika kelompok otot tersebut tidak rileks, gunakan metode tense and release (tegang dan lepaskan)

Rilekskan  tubuh Anda dengan satu atau dua kali napas lambat.

 

Imagery and release (Membayangkan dan lepaskan)

Anda juga dapat memadukan tehnik imagery and release dengan relaksasi otot. Sementara anda duduk nyaman atau semi-berbaring, bayangkan anda berada di sebuah tempat yang damai dan nyaman. Lalu, bayangkan sinar matahari lembut menyinari dan menghangatkan setiap otot tubuh anda. Rasakan kehangatan ini dan bayangkan kehangatan tersebut mampu merilekskan otot-otot dalam tubuh anda yang terasa tegang. Atau, anda juga dapat menggunakan gambar seperti pemandangan, pantai, kolam renang dsb (jika anda termasuk type visual)

Ayo semangat berlatih. dan jika Anda menginginkan proses persalinan yang nyaman ikutilah kelas relaksasi hypnobirthing di

Alamat Klinik Bidan Kita Jl Piere Tendean no 20 Sikenong, Klaten Selatan, KLATEN || HOTLINE : 085100111884

 

 

Asma pada kehamilan

0

Asma adalah kondisi kronis yang ditandai dengan sesak napas dan serangan mengi. Seorang ibu hamil yang menderita asma pasti akan khawatir tentang efek dari kondisi pada kehamilan dan sebaliknya. Hal ini khususnya terjadi pada kehamilan pertama. Pertanyaan dan jawaban di sini adalah tuntuk memperjelas situasi untuk penderita asma. Intinya asma tetap terkontrol dengan baik, dan bagaimana mengambil langkah-langkah pengobatan dan pencegahan lainnya dan pengobatan serta menghindari situasi yang dapat memicu serangan. Asma merupakan penyakit paru yang paling sering dijumpai pada kehamilan. Banyak wanita yang khawatir tentang perubahan2 tubuh selama hamil dapat memicu serangan asma atau adakah efeknya pengobatan asma terhadap bayi.

Dengan pengobatan asma yang baik, maka hamil umumnya akan normal serta dapat melahirkan bayi secara normal juga. Pengobatan asma selama hamil akan sangat sukses jika bumil mendapatkan pengobatan yang pengobatan secara teratur. Banyak wanita dengan asma tidak teridentifikasi selama kehamilan, sehingga kurang perawatan. Ada juga kesalahpahaman dengan wanita hamil bahwa pengobatan asma mereka dapat membahayakan bayi. Padahal asma jauh lebih mungkin berbahaya daripada obat preventif. Sebanyak 55% wanita dengan asma minimal akan mengalami satu kali serangan asma akut selama kehamilan dan ini bisa menyebabkan efek samping pada bayi, termasuk kelahiran prematur. Hal ini bisa dicegah dengan manajemen asma yang tepat.

Rutinlah mengunjungi dokter dan ketahui kapan harus mendapatkan dan meningkatkan dosis obat asma. Serta perlu mengetahui kapan saatnya harus pergi ke gawat darurat rumah sakit Berat ringannya serangan asma saat hamil berbeda-beda pada setiap wanita. Saat hamil, asma memburuk pada 1/3 penderitanya, membaik 1/3 nya dan tetap stabil pada 1/3 nya lagi. Pola lainnya yang berhasil diamati adalah:

Pada yang asmanya memburuk, peningkatan gejala sering terlihat pada usia kehamilan sekitar 29 dan 36 minggu.

Asma biasanya membaik dalam minggu-minggu akhir kehamilan.

Persalinan dan kelahiran jarang memperburuk asma.

Bagi ibu yang asamanya membaik, prosesnya berlangsung bertahap selama kehamilan.

Beratnya gejala asma pada kehamilan I akan sama saja dengan hamil selanjutnya.

Secara umum, wanita dengan asma dan bayinya tidak memiliki komplikasi kehamilan.

Dibandingkan dengan wanita yang tidak punya asma, maka wanita dengan asma sedikit lebih memiliki risiko kelainan sbb:

Tekanan darah tinggi atau preeklampsia

persalinan kurang bulan

Persalinan dengan cesar

Ukuran bayi yang lebih kecil dibanding usia kehamilan Selama hamil, penanganannya dilakukan bersama antara dokter paru atau internist dengan SpOG .

Untuk memonitor pertumbuhan bayi, penting sekali memastikan hari perkiraan lahir. Jika Haid terakhir (HPHT) tidak ingat, maka harus dilakukan USG pada TM untuk memastikan kehamilan, karena mengukur usia kehamilan di TM I adalah saat yg paling akurat. Jika ibu mendapatkan terapi kortikosteroid, maka USG dilakukan setiap 4 minggu guna memonitor perkembangan bayi. Pengobatan asma pada wanita hamil, mirip dengan pengobatan wanita yang tidak hamil. Terapi asma selama kehamilan memliki beberapa komponen utama, yang akan sangat berhasil jika dikombinasikan Memantau fungsi paru ibu dan kesejahteraan janin. Fungsi paru dapat diukur dengan alat sederhana yang namanya Peak Expiratory Flow Rate (PEFR). Sedangkan kesejahteraan janin diperiksa dengan USG dan KTG. Langkah selanjutnya adalah menghindari diri dari faktor2 yang mencetus asma (zat alergi=alergen) dan iritan, seperti debu rumah, asap rokok, bau parfum yang keras, dan polutan. Lapisi kasur dan bantal dengan dengan sprei khusus sehingga terhindar dari debu tungau.

Obat2an yang dipakai sama dengan pada yang tidak hamil. Secara umum obat inhalasi sangat dianjurkan, karena obat bersifat lokal, sehingga efeknya sangat minimal terhadap ibu dan janin. Masih belum terdapat cukup bukti akan keamanan obat asma terhadap kehamilan. Namun pemakaiannya selama bertahun2 memperlihatkan tidak adanya hal2 yang membahayakn ibu dn janin. Jenis2/golongan obat asma : Bronkhodilator (membuka/melebarkan saluran nafas) âcontohnya albuterol (Proventil®, Ventolin®), metaproterenol (Alupent®), terbutaline, salmeterol (Serevent®) dan formoterol (Foradil®). Glukokortikoid  Obat ini secara empiris aman buat ibu dan bayi. Contohnya seperti prednison tablet dan obat inhalasi seperti beclomethasone (Beclovent®, Vanceril®, dan lainnya), triamcinolone (Azmacort®), flunisolide (AeroBid®), budesonide (Pulmicort®), dan fluticasone (Flovent®). Theophylline Theophylline (Slo-bid®, Theo-Dur®, dan lainnya) obat ini juga aman, tetapi akhir2 ini penggunaannya agak jarang karena adanya inhalasi glukokortikoid, karena lebih efektif serta efek sampingnya yang lebih rendah. Cromolyn sodium sama halnya dengan Theophylline kalah bersaing dengan inhalasi glukokortikoid. Leukotriene modifier contohnya zafirlukast (Accolate®), montelukast (Singulair®), dan zileuton (Zyflo). Antihistamin Walaupun bukan obat asma secara langsung, obat ini berfungsi menghilangkan reaksi alergi yang menimbulkan asama misalnya diphenhydramine (Benadryl®), chlorpheniramine (Chlor-Trimeton® dan lain-lain), loratadine (Claritin®), fexofenadine (Allegra®), dan cetirizine (Zyrtec®). Dekongestan bukan untuk mengobati asma, tetapi berfungsi menghilangkan reaksi alergi terhadap jalan nafas atas seperti hidung tersumbat dll contohnya Pseudoephedrine (Sudafed®). Terapi Immun Terapi imun berupa desensitisasi, penyuntikan alergen secara berulang-ulang, yang gunanya mengurangi sensitifitas seseorang ter5hadap alergen. Pengobatan ini aman buat wanita hamil. Obat2an untuk persalinan seperti oksitosin dapat diberikan pada wanita hamil dengan asma. Jika dibutuhkan anestesi maka sebaiknya mempergunakan epidural anestesia, karena anestesi tipe ini mengurangi kebutuhan oksigen. Jika terpaksa dibutuhkan anestesi umum seperti keadaan yang sangat emergensi sekali, maka dianjurkan memakai obat anestesi umum yang memilki efek melebarkan saluran nafas (bronkodilator).

Daftar pustaka :

-Niederman MS, Ahmed QA. Pneumonia in the Pregnant Patient: A Synopsis. MedGenMed 1(3), 1999 [formerly published in Medscape Pulmonary Medicine eJournal 3(3), 1999]. Available at: http://www.medscape.com/viewarticle/408745 R. H. H Nelwan. 1995.

Ilmu Penyakit dalam jilid 1 edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FK UI -Price, Sylivia A, dkk. Patofisiologi konsep klinis proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC –

Varney, Hellen dkk. 2003. Asuhan Kebidanan Volume 1. Jakarta: EGC -Star, Winifred L. dkk. 2001. Ambulatory Obstetrics. San Fransisco: UCSF Nursing Press

Resiko Operasi Sesar (Sectio Caesarea)

Persalinan melalui operasi sesar memang  dapat menjadi prosedur yang mampu  menyelamatkan nyawa ibu maupun anaknya.  Namun, ternyata operasi sesar merupakan pembedahan perut besar yang menempatkan ibu dan bayinya pada peningkatan risiko medis.  termasuk infeksi, perdarahan, transfusi, dan cedera pada organ lain, komplikasi anestesi, dan tingkat kematian ibu 2-4 kali lebih besar dari itu kelahiran melalui vagina.

Komplikasi jangka panjang pada kehamilan dan persalinan berikutnya termasuk risiko ruptur uterus, dan masalah plasenta seperti plasenta previa , plasenta akreta , dan abrupsio plasenta . Studi juga menunjukkan bahwa persalinan dengan operasi sesar, terutama ketika itu terjadi secara tak terduga atau emergency caesarea atau operasi sesar darurat, dapat menempatkan beberapa  wanita pada peningkatan resiko depresi dan stres pasca trauma serta gangguan psikologis.  Untuk itu dengan melihat dan mengetahui semua resiko maupun manfaatnya dengan benar dapat membantu Anda dalam mengambil keputusaan. Mari pelajari bersama.

Di bawah ini ada beberapa sumber mengenai operasi sesar. Silahkan buka link nya dan semoga ini akan menambah wawasan Anda.

1. The Truth About Cesarean Section,  a video interview with Eugene DeClercq, Ph.D., Boston University School of Public Health:

{youtubejw}7zDnigbvPvk{/youtubejw} 

2. Cesarean Section: A Question of Risk, a video in : http://blip.tv/mstock/cesarean-section-a-question-of-risk-766311

3. C-Section Before 39 weeks Raises Concerns, a video : http://blip.tv/uabnews/repeat-c-section-before-39-weeks-raises-risk-of-neonatal-illness-1669432

4. Prevent Cesarean Surgery, a video :

{youtubejw}EZy0JPtubiQ{/youtubejw}

5. Coalition For Improving Maternity Services (CIMS), Risks of Cesarean for Mother and Baby. disini Anda bisa download langsung dan gratis semua hal yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak = http://www.motherfriendly.org/downloads

6. Childbirth Connection,  Best Evidence: C-Section  in http://childbirthconnection.org/article.asp?ck=10166

7. Childbirth Connection, What Every Pregnant Woman Needs to Know About Cesarean in http://childbirthconnection.org/article.asp?ClickedLink=279&ck=10164&area=27

8. NICE, U.K., Cesarean Section, Information For The Public

9. March of Dimes, What you need to Know About Cesarean Birth in http://www.marchofdimes.com/pregnancy/csection_indepth.html

10. American College of Nurse- Midwives, Unnecessary cesarean sections threaten the future health of mother and child in http://www.midwife.org/siteFiles/news/REDUCECarrRemarksMarch2006release.pdf

Semoga Bermanfaat

Salam hangat

Bidan Kita