Bidan Kita

Home Blog Page 56

Ibu Mendengar = Janin Mendengar

0

Dikatakan bahwa salah satu cara terbaik untuk kenyamanan bayi baru lahir Anda adalah menciptakan efek rahim dan meniru apa yang mereka dengar ketika terletak nyaman di perut Anda – suara seperti darah mendesing melalui tubuh Anda, dentuman jantung dan menggelegak dan bergemuruh dari sistem pencernaan Anda. Tapi bayi Anda tidak memiliki pendengaran selektif dalam rahim – semua catatan kehidupan sehari-hari Anda adalah bagian dari perkembangan mereka. Apakah pertumbuhan mereka tergantung pada suara Anda paling sering mereka ekspos?  Bagaimana perkembangan Telinga Bayi Anda?

Telinga bayi Anda mulai terbentuk sekitar delapan minggu dan struktural-nya menjadi lengkap di sekitar 24 minggu. Berkat keajaiban USG dan alat teknologi tinggi, para peneliti telah menemukan bahwa bayi Anda tinggal di sebuah taman bermain pendengaran, menanggapi suara-suara dan suara lain yang mereka dengar di luar rahim. Studi telah menemukan bahwa janin dapat mendengar suara, meskipun teredam, di 20 minggu dan pada trimester ketiga pendengaran mereka sudah sempurna.Sonogram menunjukkan bahwa bayi Anda dapat memutar kepalanya dalam menanggapi suara.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), suara mendesing bayi Anda mendengar di dalam rahim Anda, kepada mereka, lebih keras dari vacuum cleaner! Namun, sebagian besar ahli setuju bahwa bayi Anda bisa terkejut dengan suara yang keras, ataupun suara-suara yang tak terduga – penelitian telah menemukan bahwa gangguan menggelegar dapat mengubah detak jantung bayi, gerakan atau bahkan mendorong mereka untuk mengosongkan kandung kemih mereka, menurut WebMD. Banyak wanita hamil telah melaporkan janin seringkali menendang perut dengan keras ketika mendengar suara pintu knalpot, maupuan suara orangmembanting pintu mobil.

Bagaimana Bayi Merespon Suara Anda?

Penelitian menyatakan bahwa ketika ibu berbicara, denyut jantung janin ‘sering melambat. Jadi bayi tidak hanya mendengar Anda, tetapi mengenali suara Anda dan menemukan kenyamanan di dalamnya. Sementara tampak bahwa janin dapat mengambil pola bicara tertentu, itu tidak mungkin bahwa hal itu dapat menentukan kata-kata, itu adalah nada yang bergema, terutama suara frekuensi rendah seperti suara ayah, juga suara musik yang mudah dikenali pada bayi.

WebMD melaporkan bahwa rangsangan bayi Anda secara alami direkam, begitu jugat percakapan dan kegiatan sehari-hari Anda, dan apapaun yang kita lakukan untuk mempersiapkan mereka untuk hidup dunia di luar rahim.

Sungguh menakjubkan betapa pentingnya apa yang kita dengar dan mendengarkan untuk kesejahteraan kita. Ketika seorang ibu rajin mendengarkan musik klasik yang menenangkan, musik relaksasi yang membuat tubuh santai, dan CP panduan hypnobirthing, maka bayi Andapun mendengarkannya pula sehingga tidak heran ketika Anda mendengarkan CD panduan relaksasi hypnobirthing yang terjadi adalah janin Anda melakukan berbagai gerakan dan lebih terasa bagi Anda, karena mereka menyukai nya dan ruangan di rahim lebih luas lagi karena otot dn tubuh Anda rileks.

Sekarang kita sudah bicara tentang apa yang kita pilih untuk mendengarkan, kita harus melihat apa yang tiak boleh tidak ndengarkan, atau tidak perhatikan. Tinggallah jauh dari teman-teman yang khawatir. Karena orang-orang yang selalu menekankan tentang sesuatu dan yang suka bercerita tentang semua hal buruk yang terjadi, mengulangi semua cerita negatif yang mereka dengar sepanjang waktu., ini merupakan media yang dapat menyerang rasa nyaman.

Dr David B. Chamberlain, di artikel beginning of Parenting, memberitahu kita, “dimasa prenatal bayi menghafal suara ibu dan ayah mereka dalam rahim sambil belajar fitur dasar dari bahasa asli mereka, lidah ‘ibu’, seperti yang kita katakan. Analisis spectrographic suara dan menangis terdengar di usia dini yaitu 26 minggu kehamilan dan ini menunjukkan seberapa jauh bayi usia ini telah berkembang dalam mengadopsi karakteristik suara dari ibu. Dalam sebuah percobaan baru-baru, ibu mengulangi sajak anak-anak setiap hari selama empat minggu dari minggu 33-37 dalam rahim. Kemudian Diuji pada 37 minggu, bayi bereaksi dengan perubahan detak jantung untuk sajak akrab, tetapi tidak untuk sajak asing. Rahim ternyata menjadi tempat yang luar biasa bagus untuk merangsang bayi dalam banyak hal, seperti di sekolah, karena banyak hal yang dipelajari bayi Anda selama didalam kandungan.

Untuk itu mari mulai dari sekarang dengarkanlah hal-hal yang posistif, musik yang menenangkan dan sesering mungkin dengarkan CD panduan relaksasi hypnobirthing Agar bayi Anda belajar ketenangan dan kedamaian sedari dini.

Semoga info ini bermanfaat untuk Anda. dan jika Anda menginginkan proses persalinan yang nyaman ikutilah kelas relaksasi hypnobirthing di Alamat Klinik Bidan Kita Perumahan Cemara Hijau 2 no.7B, Gayamprit – Klaten

https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=400:kelas-relaksasi-hypnobirthing-bidan-kita&catid=50:event&Itemid=76

atau dapatkan buku dan CD Panduannya Info di : https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=367%3Acd-hypnobirthing&catid=36%3Ahome&Itemid=1

Salam hangat Bidan Kiita

10 Cara Terbaik untuk Mempersiapkan Persalinan dan Kelahiran Alami

Saat ini semakin hari semakin banyak cerita yang menyeramkan dan horor di seputar proses persalinan. Di mana-mana semakin banyak ibu yang “tidak mampu” melahirkan dengan cara yang alami sehingga harus dilakukan berbagai intervensi medis, baik itu induksi, vaccum, forceps, bahkan SC. Hampir semua orang menyatakan melahirkan itu sakit, menyiksa dan mengerikan hingga tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Bakan beberapa orang menyatakan bahwa melahirkan itu sakitnya seperti orang mau di cabut nyawanya. Padahal orang yang mau di cabut nyawanya saja gak pernah cerita kalau itu sakit atau malah nikmat ya?

Ketika sekelompok perempuan berkumpul bersama-sama di sebuah kelas persalinan, tanpa diragukan lagi mereka akan melakukan percakapan untuk berbagi pengalaman mereka sendiri ketika melahirkan. Beberapa akan menceritakan kisah horor mulai dari jam sampai hari-hari  yang menyakitkan saat proses persalinan. Beberapa bahkan akan menceritakan bagaimana mereka akhirnya dibujuk untuk sesar saja. Namun bagi mereka yang siap baik secara mental dan secara fisik mereka biasanya memiliki pengalaman yang paling indah dari hidup mereka saat melahirkan. Dan saat ini bisa kita lihat semakin hari angka operasi sesar di RS semakin meningkat dan ironisnya 50% bahkan lebih di lakukan atas indikasi permintaan pasien sendiri karena TAKUT SAKIT. Saya pribadi merasakan melahirkan itu nyaman dan nikmat tanpa ada rasa sakit sama sekali. Nah tentunya Ada cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk mempersiapkan fisik, mental dan pikiran Anda dalam menghadapi persalinan sehingga proses persalinan berjalan dengan lancar nyaman bahkan nikmat.

Ada beberapa kesalahan umum yang sering wanita buat dalam mempersiapkan persalinan. Namun, dengan sedikit pendidikan dan pengetahuan Anda dapat berharap untuk mendapatkan pengalaman persalinan yang lebih baik. Penelitian telah menunjukkan bahwa doula dapat membantu mencapai tujuan Anda untuk pengalaman melahirkan alami dan bebas stres dengan dukungan fisik, emosional dan informasi mereka yang terus menerus  selama persalinan dan melahirkan. Namun sayangnya di Indonesia tidak ada Doula yang ada hanya bidan dan di rumah sakit karena keterbatasan sumberdaya manusia sehingga seringkali ibu bersalin di abaikan saja dan tidak mendapatkan dukungan dari tenaga profesional. Sehingga disinilah tantangan bagi Anda untuk mempersiapkan dan memberdayakan diri lebih baik lagi.

Berikut adalah beberapa tips sederhana untuk diikuti:

Tips # 1: Pilih praktisi yang mendukung persalinan normal alami (**PRO NORMAL) . Pastikan Anda meluangkan waktu untuk mewawancarai dokter maupun bidan Anda. Semakin jelas Anda tentang apa jenis pengalaman melahirkan yang Anda ingin, semakin Anda dapat memilih seseorang yang akan mendukung visi Anda. Bidan biasanya lebih mendukung kelahiran alami. Mintalah rekomendasi..

Tips # 2: Jangan mendengarkan atau membaca tentang informasi yang salah. Buatlah prioritas untuk mendengar tentang pengalaman menyenangkan dari keluarga lain ‘. Saya mendorong klien saya untuk mencari semua referensi saya dan mendengar cerita tentang pengalaman mereka sehingga  membuat klien saya bersemangat untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik.

Tips # 3: Menulis rencana melahirkan (BIRTH PLAN) . Ingat ketika Anda melahirkan di rumah sakit dokter hanya akan ada dan akan datang setelah Anda siap untuk mendorong atau mengejan. Jarang sekali dan hampir tidak ada dokter yang mau menunggui pasiennya sejak pembukaan awal hingga lengkap. Pastikan perawat atau bidan yang merawat Anda tahu apa keinginan Anda dan apa yang telah Anda didiskusikan dengan dokter anda. Tulis rencana kelahiran yang jelas, ringkas dan lembut. Dan hati-hati janga membuat birth plan yang terlalu ketat karena dapat berisiko memancing kemarahan staf rumah sakit. Karena kita tahu sendiri bagaimana karakteristik ornag di Indonesia ini. Jadi komunikasikan sejak awal kalau perlu cari info dan ajaklah berkenalan bidan-bidan yang sekiranya akan ada atau dinas di ruang bersain di RS tersebut.

Tips # 4: Pilih teknik manajemen rasa nyeri-yang bekerja dengan baik untuk Anda. Apa yang membantu Anda rileks? Apakah hipnosis, pijat, musik? Sebelum Anda merasakan kontraksi, praktek kan dengan pasangan Anda atau pendamping dengan posisi yang berbeda, lakukan teknik pernapasan, dan ritual yang akan Anda lakukan selama dan setiap kontraksi. Mengetahui apa yang dapat Anda lakukan selama kontraksi akan membantu Anda mengelola itu. Penelitian telah menunjukkan bahwa hipnosis adalah salah satu bentuk yang paling baik dari manajemen nyeri

Tip # 5: Tetap tegak dan berjalan. Bayi harus “membuat jalan” untuk menuruni rahim melalui jalan lahir dan keluar melalui vagina, teruslah berjalan biarkan tubuh Anda bebas bergerak, jika perlu lakukan goyangan seperti “goyang inul atau belly dance” lakukan dengan lembut ini akan memperbesar energi dari  gaya gravitasi bumi sehingga membantu bayi semakin turun ke jalan lahir dan dapat mengoptimalkan posisinya sesuai dengan sumbu lahirnya.

Tips # 6: Jangan pergi ke rumah sakit terlalu dini. Tunggu sampai kontraksi intens dan lebih seringsekitar lima menit atau empat menit sekali dengan durasi minimal 20 detik. Jika Anda Sesampainya di rumah sakit terlalu dini ini akan memicu dan dapat membuat para dokter ingin mempercepat atau menginduksi persalinan.

Tip # 7: Jadilah bebas untuk bergerak selama persalinan. Kecuali ada keadaan darurat medis, pemasangan Infus di rumah sakit akan membatasi gerakan alami yang membuat persalinan lebih lama dan sulit untuk untuk dilalui.

Tip # 8: Ubah posisi. Tidak ada yang bisa mengelola nyeri karena kontraksi ketika mereka berbaring. Itu mungkin adalah alasan mengapa banyak wanita sekarang memilih epidural setelah mereka sampai ke rumah sakit.  Lakukan apa yang perlu Anda lakukan untuk naik: berjalan, jongkok, menari lambat. biarkan pasangan Anda membantu Anda.

Tip # 9: Mari manfaatkan gaya gravitasi untuk Anda. Berbaring selama persalinan dan melahirkan adalah tidak wajar dan bertentangan dengan hukum gravitasi. Praktik sebelum kelahiran banyak posisi yang cocok untuk mendorong bayi keluar. Ikuti kelas persiapan persalinan di Bidan Kita, kami dapat menunjukkan Anda tepat pernapasan dan teknik mengejan yang baik, sehingga Anda dapat menemukan beberapa posisi yang paling nyaman bagi Anda.

Tip # 10: Biarkan suara Anda didengar. Membuat suara-suara parau yang tepat dari inti usus Anda membantu dengan relaksasi dan memungkinkan Anda untuk mengekspresikan diri secara bebas dan ini membuat pengalaman emosional menyenangkan selama persalinan.

Semoga info ini bermanfaat untuk Anda. dan jika Anda menginginkan proses persalinan yang nyaman ikutilah kelas relaksasi hypnobirthing di Klinik Bidan Kita

Salam hangat Bidan Kiita

Melewati kehamilan dan persalinan yang nyaman dengan Endorphin Massage

 

Endorphin massage merupakan suatu metode sentuhan ringan yang dikembangkan pertama kali oleh Constance Palinsky yang digunakan untuk mengelola rasa sakit. Teknik ini bisa dipakai untuk mengurangi rasa tidak nyaman selama proses persalinan dan meningkatkan relaksasi dengan memicu perasaan nyaman melalui permukaan kulit. Teknik sentuhan ringan juga menormalkan denyut jantung dan tekanan darah. Sentuhan ringan ini mencakup pemijatan yang sangat ringan yang bisa membuat bulu –bulu halus pada permukaan kulit berdiri. Riset membuktikan bahwa teknik ini meningkatkan pelepasan endorphin dan oksitosin.

Melatih ibu dan pasangannya untuk melakukan pijatan ini sebaiknya dilakukan pada saat umur kehamilan lebih dari 36 minggu, dengan alasan, karena hormon oksitosin yang keluar bisa merangsang timbulnya kontraksi. Teknik endorphin massage ini juga sangat mendukung teknik relaksasi yang dalam dan membantu membentuk ikatan antara ibu, suami dan janin dalam kandungannya.

 

Endorphine berasar dari kata Endogenous + Morphine yang merupakan Molekul protein yang diproduksi sel-sel dari sistem syaraf dan beberapa bagian tubuh yang berguna untuk bekerja bersama reseptor sedativa untuk mengurangi rasa sakit. Reseptor analgesik ini diproduksi di spinal cord dan ujung syaraf Endorphin merupakan polipeptida-polipeptida yang terdiri dari 30 unit asam amino. Opioid-opioid hormon-hormon penghilang stress seperti kortikotrofin, kortisol dan katekolamin (adrenalin-Noradrenaline) yang dihasilkan tubuh untuk mengurangi stress dan menghilangkan rasa nyeri.

Tubuh menghasilkan sedikitnya 20 endorphin yang berbeda manfaat dan kegunaannya (masih diteliti). Beta-endorphin muncul sebagai endorfin yang kelihatannya untuk memiliki pengaruh yang paling di otak dan tubuh selama latihan; itu adalah satu jenis hormon peptida yang dibentuk sebagian besar oleh Tyrosine, satu asam amino. Struktur yang molekular adalah sangat serupa dengan morfin hanya dengan kekayaan kimia yang berbeda Dan berikut kegunaan dari endorphin:

1.    Mengendalikan rasa saikit yang persisten/ menetap

2.    Mengendalikan potensi kecanduan akan chocolate

3.    Mengendalikan perasaan frustrasi dan stress

4.    Mengatur produksi dari hormon pertumbuhan dan sex

5.    Mengurangi gejala-gejala akibat gangguan makan Karena endorphin adalah hormon yang alami yang diproduksi oleh tubuh manusia, maka endorphin adalah penghilang rasa sakit yang terbaik. endorphins dapat diproduksi secara alami dengan cara melakukan aktivitas seperti meditasi, melakukan pernafasan dalam, makan makanan yang pedas, atau melalui acupuncture treatments atau chiropractic.

Walaupun perlu riset yang lebih lanjut namun endorphins dipercayai memproduksi empat kunci bagi tubuh dan pikiran: yaitu meningkatkan sistem kekebalan tubuh/ the immune system, mengurangi rasa sakit, mengurangi stress, dan memperlambat proses penuaan. Para ilmuwan juga menemukan bahwa beta-endorphins dapat mengaktifkan NK (Natural Killer) cells pada tubuh manusia dan mendorong sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel-sel kanker.

Dalam dunia kebidanan, Constance Palinsky mengembangkan Endorphin Massage sebagai teknik sentuhan ringan selama melakukan riset tentang mengelola rasa sakit dan relaksasi. Teknik ini bisa dipakai untuk mengurangi perasaan tidak nyaman selama proses persalinan dan meningkatkan relaksasi dengan memicu perasaan nyaman melalui permukaan kulit. Tehnik sentuhan ringan juga dapat menormalkan denyut  jantung dan tekanan darah. Sentuhan ringan mencakup pemijitan sangat ringan yang bisa membuat bulu-bulu halus berdiri. Riset  membuktikan bahwa tehnik ini meningkatkan pelepasan oksitosin, sebuah hormone yang memfasilitasi persalinan. Nah sebagai bidan kita bisa mengajarkan ibu hamil dan pasangannya untuk melakukan  pemijatan sangat ringan selama bulan terakhir kehamilan. teknik ini sangat mendukung dan membantu ibu untuk masuk ke dalam alam relaksasi yang dalam dan membantu menguatkan ikatan antara ibu dan suami dalam mempersiapkan persalinannya.

Caranya adalah:

1.    Anjurkan ibu untuk mengambil posisi senyaman mungkin, bisa dilakukan dengan duduk, atau berbaging miring. Dan anjurkan sang suami untuk duduk dengan nyaman di samping atau dibelakang ibu.

2.    Anjurkan ibu untuk bernafas dalam, sambil memejamkan mata dengan lembut untuk beberapa saat. Setelah itu biarkan pasangan atau suami mulai mengelus permukaan  luar lengan ibu, mulai dari tangan sampai lengan bawah. Belaian ini sangat lembut dan dilakukan dengan menggunakan  jari-jemari atau  hanya ujung-ujung jari.

3.    Setelah kira-kira lima menit, mintalah pasangan atau suami ibu untuk berpindah ke lengan yang lain. Walaupun sentuhan ringan ini dilakukan di kedua lengan ibu, ibu akan merasakan bahwa dampaknya sangat menenangkan di sekujur tubuh.Tehnik ini juga bias diterapkan dibagian tubuh lain,termasuk telapak tangan,leher,dan bahu ,serta paha

4.    Teknik sentuhan ringan ini sangat efektif jika dilakukan di bagian punggung. Caranya, ibu dianjurkan untuk berbaring miring, atau duduk. Dimulai dari leher, suami memijat ringan membentuk huruf V kearah luar menuju sisi tulang rusuk. Pijatan –pijatan ini terus turun kebawah, kebelakang. Ibu di anjurkan untuk relaks dan merasakan sensasinya.

5.    Saat melakukan sentuhan ringan tersebut anjurkan suami untuk menyentuh perut istri dari belakang untuk beberapa menit dan merasakan gerakan janin bersama dengan ibu sembari mengucapkan niat atau affirmasi positif.

6.    Suami dapat memperkuat efek menegangkan dengan mengucapkan kata-kata yang menentramkan saat dia memijat Anda dengan lembut. Misalnya, dia bisa mengatakan “Saat aku membelai lenganmu,biarkan tubuhmu menjadi lemas dan santai,” atau “Saat kamu merasakan setiap belaianmu, bayangkan endorphin-endorfin yang menghilangkan rasa sakit dilepaskan dan mengalir ke seluruh tubuhmu”. Bisa juga dengan mengungkapkan kata-kata cinta. Setelah melakukan endorphin massage anjurkan suami untuk memeluk istrinya, sehingga tercipta suasana yang menenangkan. Dan saat-saat inilah sat yang kadang mengharu biru, indah sekali. Endorphine massage sebaiknya dilakukan pada ibu hamil yang usia kehamilannya lebih dari 36 minggu, Karena selain hormon endorphin, Endorphine massage dapat merangsang keluarnya hormon oxytocin.

Thalasemia dan Kehamilan

0

Thalassemia adalah salah satu kondisi kolektif disebut hemoglobinopathies. Nama ini berdasarkan fakta bahwa masalahnya adalah ada pada si haemoblobine yang membawa oksigen ke tubuh. Hemoglobinopati lain yang umum adalah penyakit sel sabit. Kelainan darah ini membuat Anda harus ekstra hati-hati menjalani kehamilan. Wanita dengan thalasemia, memiliki tingkat kesuburan yang lebih rendah. Namun tak sedikit pula yang bisa hamil dan melahirkan anak-anak yang sehat.

 

Thalasemia terjadi akibat kehilangan satu atau lebih gen pengatur perintah produksi protein jenis globin. Protein ini adalah pembentukan hemoglobin (komponen sel darah merah pembawa oksigen), sehingga tubuh si pengidap tidak mampu memproduksi sel darah merah secara normal. Selain itu, hemoglobin yang terdapat dalam sel darah merah mengandung zat besi (Fe). Pada pengidap thalasemia, zat besi yang ditinggalkan sel darah merah yang rusak itu menumpuk dalam organ tubuh seperti jantung dan hati. Hemoglobin yang diproduksi dalam kondisi rusak. Hal ini menyebabkan kondisi kronis yang ditandai oleh anemia dan masalah kesehatan lainnya, untuk berbagai tingkat, tergantung pada tingkat keparahan atau kecacatan haemoglobin itu sendiri. Hemoglobinopathies adalah kondisi genetik maka penting bagi ibu hamil untuk mengetahui prospek anak mereka kelak.

Darah manusia terdiri atas plasma dan sel darah yang berupa sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah (trombosit). Seluruh sel darah tersebut dibentuk oleh sumsum tulang, sementara hemoglobin merupakan salah satu pembentuk sel darah merah. Hemoglobin terdiri dari 4 rantai asam amino (2 rantai amino alpha dan 2 rantai amino beta) yang bekerja bersama-sama untuk mengikat dan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Rantai asam amino inilah yang gagal dibentuk sehingga menyebabkan timbulnya thalassemia. Berdasarkan rantai asam amino yang gagal terbentuk, thalassemia dibagi menjadi thalassemia alpha (hilang rantai alpha) dan thalassemia beta (hilang rantai beta). Sementara itu, hilangnya rantai asam amino bisa secara tunggal (thalassemia minor/trait/heterozigot) maupun ganda (thalassemia mayor/homozigot).

Thalassemia alpha disebabkan karena adanya mutasi dari salah satu atau seluruh globin rantai alpha yang ada. Thalassemia alpha dibagi menjadi :

– Silent Carrier State (gangguan pada 1 rantai globin alpha). Pada keadaan ini mungkin tidak timbul gejala sama sekali pada penderita, atau hanya terjadi sedikit kelainan berupa sel darah merah yang tampak lebih pucat (hipokrom).

– Alpha Thalassemia Trait (gangguan pada 2 rantai globin alpha). Penderita mungkin hanya mengalami anemia kronis yang ringan dengan sel darah merah yang tampak pucat (hipokrom) dan lebih kecil dari normal (mikrositer).

– Hb H Disease (gangguan pada 3 rantai globin alpha). Gambaran klinis penderita dapat bervariasi dari tidak ada gejala sama sekali, hingga anemia yang berat yang disertai dengan perbesaran limpa (splenomegali).

– Alpha Thalassemia Major (gangguan pada 4 rantai globin alpha). Thalassemia tipe ini merupakan kondisi yang paling berbahaya pada thalassemia tipe alpha. Pada kondisi ini tidak ada rantai globin yang dibentuk sehingga tidak ada HbA atau HbF yang diproduksi. Biasanya fetus yang menderita alpha thalassemia mayor mengalami anemia pada awal kehamilan, membengkak karena kelebihan cairan (hydrops fetalis), perbesaran hati dan limpa. Fetus yang menderita kelainan ini biasanya mengalami keguguran atau meninggal tidak lama setelah dilahirkan.

Thalassemia beta terjadi jika terdapat mutasi pada satu atau dua rantai globin yang ada. Thalassemia beta dibagi menjadi :

– Beta Thalassemia Trait. Pada jenis ini penderita memiliki satu gen normal dan satu gen yang bermutasi. Penderita mungkin mengalami anemia ringan yang ditandai dengan sel darah merah yang mengecil (mikrositer).

– Thalassemia Intermedia. Pada kondisi ini kedua gen mengalami mutasi tetapi masih bisa memproduksi sedikit rantai beta globin. Penderita biasanya mengalami anemia yang derajatnya tergantung dari derajat mutasi gen yang terjadi.

– Thalassemia Major (Cooley”s Anemia). Pada kondisi ini kedua gen mengalami mutasi sehingga tidak dapat memproduksi rantai beta globin. Biasanya gejala muncul pada bayi ketika berumur 3 bulan berupa anemia yang berat.

Berbeda dengan thalassemia minor (thalassemia trait/bawaan), penderita thalassemia mayor tidak dapat membentuk haemoglobin yang cukup di dalam darah mereka, sehingga hampir tidak ada oksigen yang dapat disalurkan ke seluruh tubuh, yang lama-lama akan menyebabkan asfiksia jaringan (kekurangan O2), edema, gagal jantung kongestif, maupun kematian. Oleh karena itu, penderita thalassemia mayor memerlukan transfusi darah yang sering dan perawatan medis demi kelangsungan hidupnya.

PENYEBAB :

Thalassemia bukan penyakit menular melainkan penyakit yang diturunkan secara genetik dan resesif. Penyakit ini diturunkan melalui gen yang disebut sebagai gen globin beta yang terletak pada kromosom 11. Pada manusia kromosom selalu ditemukan berpasangan. Gen globin beta ini yang mengatur pembentukan salah satu komponen pembentuk hemoglobin. Bila hanya sebelah gen globin beta yang mengalami kelainan disebut pembawa sifat thalassemia-beta. Seorang pembawa sifat thalassemia tampak normal/sehat, sebab masih mempunyai 1 belah gen dalam keadaan normal (dapat berfungsi dengan baik).

Seorang pembawa sifat thalassemia jarang memerlukan pengobatan. Bila kelainan gen globin terjadi pada kedua kromosom, dinamakan penderita thalassemia (Homozigot/Mayor). Kedua belah gen yang sakit tersebut berasal dari kedua orang tua yang masing-masing membawa sifat thalassemia. Pada proses pembuahan, anak hanya mendapat sebelah gen globin beta dari ibunya dan sebelah lagi dari ayahnya. Bila kedua orang tuanya masing-masing pembawa sifat thalassemia maka pada setiap pembuahan akan terdapat beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama si anak mendapatkan gen globin beta yang berubah (gen thalassemia) dari bapak dan ibunya maka anak akan menderita thalassemia. Sedangkan bila anak hanya mendapat sebelah gen thalassemia dari ibu atau ayah maka anak hanya membawa penyakit ini. Kemungkinan lain adalah anak mendapatkan gen globin beta normal dari kedua orang tuanya.

Mekanisme penurunan penyakit thalassemia :

– Jika kedua orang tua tidak menderita Thalassemia trait/bawaan, maka tidak mungkin mereka menurunkan Thalassemia trait/bawaan atau Thalassemia mayor kepada anak-anak meraka. Semua anak-anak mereka akan mempunyai darah yang normal

– Apabila salah seorang dari orang tua menderita Thalassemia trait/bawaan, sedangkan yang lainnya tidak maka satu dibanding dua (50%) kemungkinannya bahwa setiap anak-anak mereka akan menderita Thalassemia trait/bawaan, tetapi tidak seseorang diantara anak-anak mereka Thalassemia mayor

– Apabila kedua orang tua menderita Thalassemia trait/bawaan, maka anak-anak mereka mungkin akan menderita thalassemia trait/bawaan atau mungkin juga memiliki darah yang normal, atau mereka mungkin menderita Thalassemia mayor

Dari keterangan diatas dapat dilihat bahwa kemungkinan anak dari pasangan pembawa sifat thalassemia beta adalah 25% normal, 50% pembawa sifat thalassemia beta, dan 25% thalassemia beta mayor (anemia berat).

GEJALA : Semua thalassemia memiliki gejala yang mirip, tetapi beratnya bervariasi, tergantung jenis  rantai  asam  amino  yang hilang  dan jumlah kehilangannya (mayor atau minor). Sebagian besar penderita mengalami anemia yang ringan, khususnya anemia hemolitik. Pada bentuk yang lebih berat, khususnya pada beta-thalassemia mayor, penderita dapat mengalami anemia karena kegagalan pembentukan sel darah, pembesaran limpa dan hati akibat anemia yang lama dan berat, perut membuncit karena pembesaran kedua organ tersebut, sakit kuning (jaundice), luka terbuka di kulit (ulkus/borok), batu empedu, pucat, lesu, sesak napas karena jantung bekerja terlalu berat, yang akan mengakibatkan gagal jantung dan pembengkakan tungkai bawah.

Sumsum tulang yang terlalu aktif dalam usahanya membentuk darah yang cukup, bisa menyebabkan penebalan dan pembesaran tulang, terutama tulang kepala dan wajah. Tulang-tulang panjang menjadi lemah dan mudah patah. Anak-anak yang menderita thalassemia akan tumbuh lebih lambat dan mencapai masa pubertas lebih lambat dibandingkan anak lainnya yang normal. Karena penyerapan zat besi meningkat dan seringnya menjalani transfusi, maka kelebihan zat besi bisa terkumpul dan mengendap dalam otot jantung, yang pada akhirnya bisa menyebabkan gagal jantung.

DIAGNOSIS :

Diagnosis thalassemia dibuat berdasarkan anamnesis mengenai gejala klinis, riwayat keluarga/pola herediter, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium yang diperlukan adalah untuk analisa hemoglobin yaitu hematologi rutin, hapusan darah tepi, dan elektroforesis.

PENGOBATAN :

Sampai saat ini belum ada obat yang menyembuhkan penyakit thalassemia secara total. Pada dasarnya pengobatan yang diberikan pada penderita thalasemia bersifat simptomatik dan suportif. Secara garis besar, pengobatan thalssemia terdiri dari pengobatan terhadap penyakitnya dan pengobatan terhadap komplikasi. Pengobatan terhadap penyakitnya meliputi transfusi darah, splenektomi, induksi sintesa rantai globin, transplantasi sumsum tulang dan terapi gen.

Pengobatan terhadap komplikasi meliputi mencegah kelebihan dan penimbunan besi, pemberian kalsium, asam folat, imunisasi dan pengobatan terhadap komplikasi lainnya. Transfusi darah pada penderita thalassemia bertujuan untuk mengatasi anemia yang menyebabkan anoksia jaringan dan mengancam hidup penderita; supresi eritropoesis yang berlebih-lebihan, dan menghambat peningkatan absorbsi besi di usus. Beberapa pendapat mengusulkan agar kadar Hb dipertahankan sama atau diatas 10 g/dl. Sayangnya, transfusi darah pun bukan tanpa risiko.

Risikonya terjadi pemindahan penyakit dari darah donor ke penerima. Yang lebih berbahaya, karena memerlukan transfusi darah seumur hidup, maka anak bisa menderita kelebihan zat besi yang mengganggu fungsi organ-organ vital seperti jantung, hati, ginjal, paru, dan alat kelamin sekunder. Gangguan tersebut bisa mengakibatkan kematian. “Jadi, ironisnya, penderita diselamatkan oleh darah tetapi dibunuh oleh darah juga.” Untuk mengatasi masalah kelebihan zat besi, dengan memberikan obat kelasi besi atau pengikat zat besi secara teratur dan terus menerus. Pada penderita thalassemia diberikan pula  tambahan vitamin C, E, calcium dan asam folat.

Pada beberapa keadaan, kadang diperlukan suatu tindakan operasi untuk mengambil limpa dari dalam tubuh (splenectomy), karena limpa telah rusak. Terapi lain dapat berupa induksi sintesis rantai globin, dan transplantasi sumsum tulang. Transplantasi sumsum tulang prinsipnya ialah memberikan stem cells (sel punca) normal donor yang mempunyai kompatibilitas sama kepada penderita thalassemia. Transplantasi sumsum tulang lebih efektif daripada transfusi darah, namun memerlukan sarana khusus dan biaya yang tinggi. Terdapat hasil menguntungkan transplantasi stem cells dari anggota keluarga dengan HLA (Human Leucocyte Antigen)  yang identik pada pasien thalasemia berat.

Penundaan transplantasi terlalu lama atau bila sudah timbul kerusakan hati dan jantung karena penimbunan besi akan mengurangi kemungkinan keberhasilan transplantasi. Jadi pada pasien thalasemia yang mempunyai donor HLA identik untuk sesegera mungkin menjalani transplantasi. Darah tali pusat sebagai sumber stem cells, mampu menyusun kembali sumsum tulang pada pasien thalassemia setelah terapi persiapan (mielo-ablasi prekondisional). Manfaat utama darah tali pusat dibandingkan sumber stem cells lainnya adalah kemampuan menembus sawar HLA, dan terdapat bukti lebih sedikit terjadi reaksi penolakan. Penggunaan donor stem cells darah tali pusat berhubungan dengan ketidaksesuaian 1-3 antigen HLA harus dipertimbangkan sebelumnya untuk keberhasilan transplantasi. Sumber stem cells yang lain adalah dari hewan kelinci yang dikembangbiakkan secara khusus (xenotransplantasi). Sumber stem cells ini menguntungkan karena tak pernah ditemukan bukti penularan virus yang berbahaya (retrovirus) dari kelinci ke manusia dan tak pernah ditolak tubuh yang memerlukan obat-obat penekan reaksi imun (imunosupresi).  Satu lagi adalah terapi gen, merupakan pengobatan yang paling utama dari semua penyakit genetik, namun terapi gen pada thalassemia masih terus dalam penelitian.Â

PENCEGAHAN : Karena penyakit ini belum ada obatnya, maka pencegahan dini menjadi hal yang lebih penting dibanding pengobatan. Program pencegahan thalassemia terdiri dari beberapa strategi, yakni (1) penapisan (skrining) pembawa sifat thalassemia, (2) konsultasi genetik (genetic counseling), dan (3) diagnosis prenatal.

Skrining pembawa sifat dapat dilakukan secara prospektif dan retrospektif. Secara prospektif berarti mencari secara aktif pembawa sifat thalassemia langsung dari populasi diberbagai wilayah, sedangkan secara retrospektif ialah menemukan pembawa sifat melalui penelusuran keluarga penderita thalassemia (family study). Kepada pembawa sifat ini diberikan informasi dan nasehat-nasehat tentang keadaannya dan masa depannya. Suatu program pencegahan  yang baik untuk thalassemia seharusnya mencakup kedua pendekatan tersebut. Program yang optimal tidak selalu dapat dilaksanakan dengan baik terutama di negara-negara sedang berkembang, karena pendekatan prospektif memerlukan biaya yang tinggi. Atas dasar itu harus dibedakan antara usaha program pencegahan di negara berkembang dengan negara maju. Program pencegahan retrospektif akan lebih mudah dilaksanakan di negara berkembang daripada program prospektif.

Konsultasi genetik meliputi skrining pasangan yang akan kawin atau sudah kawin tetapi belum hamil. Pada pasangan yang berisiko tinggi diberikan informasi dan nasehat tentang keadaannya dan kemungkinan bila mempunyai anak. Diagnosis prenatal meliputi pendekatan retrospektif dan prospektif. Pendekatan retrospektif, berarti melakukan diagnosis prenatal pada pasangan yang telah mempunyai anak thalssemia, dan sekarang sementara hamil. Pendekatan prospektif ditujukan kepada pasangan yang berisiko tinggi yaitu mereka keduanya pembawa sifat dan sementara baru hamil. Diagnosis prenatal ini dilakukan pada masa kehamilan 8-10 minggu, dengan mengambil sampel darah dari villi khorialis (jaringan ari-ari) untuk keperluan analisis DNA.

Dalam rangka pencegahan penyakit thalassemia, ada beberapa masalah pokok yang harus disampaikan kepada masyarakat, ialah : (1) bahwa pembawa sifat thalassemia itu tidak merupakan masalah baginya; (2) bentuk thalassemia mayor mempunyai dampak mediko-sosial yang besar, penanganannya sangat mahal dan sering diakhiri kematian; (3) kelahiran bayi thalassemia dapat dihindarkan.

Karena penyakit ini menurun, maka kemungkinan penderitanya akan terus bertambah dari tahun ke tahunnya. Oleh karena itu, pemeriksaan kesehatan sebelum menikah sangat penting dilakukan untuk mencegah bertambahnya penderita thalassemia ini. Sebaiknya semua orang Indonesia dalam masa usia subur diperiksa kemungkinan membawa sifat thalassemia. Pemeriksaaan akan sangat dianjurkan bila terdapat riwayat : (1) ada saudara sedarah yang menderita thalassemia, (2) kadar hemoglobin relatif rendah antara 10-12 g/dl walaupun sudah minum obat penambah darah seperti zat besi, (3) ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal walaupun keadaan Hb normal.

Ada etnis dominan untuk masing-masing kondisi. Beta- Thalasemia adalah kebanyakan ditemukan pada orang asal Mediterania. Maka karena itu di daerah-daerah di mana Anda tidak menemukan banyak pendatang dari bagian dunia, dokter pasif akan kurangnya pengalaman berurusan dengan masalah yang terkait dengan kondisi ini.

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa menggunakan darah tali pusat dari saudara baru lahir dapat sebagai efektif sebagai transplantasi sumsum tulang (9). Seperti sumsum tulang, darah tali pusat mengandung sel terspesialisasi yang disebut sel induk yang memproduksi semua sel darah lainnya. Dan dalam penelitian lain penundaan pemotongan tali pusat juga sangat membantu mencegah terjadinya thalasemia.

Talasemia dalam kehamilan

Dalam transfusi darah wanita yang memerlukan tingkat ketidaksuburan sering lebih tinggi.Namun, beberapa dari mereka berhasil hamil. Jika Anda memiliki thalassemia dan berencana untuk memiliki anak, Anda harus mempertimbangkan banyak faktor penting dalam kesehatan, baik Anda dan bayi Anda.

Pertimbangan untuk kesehatan bayi

Jika Anda menderita thalassemia dan jika pasangan Anda adalah pembawa sifat talasemia, ada kemungkinan bahwa penyakit ini menular ke bayi Anda. Tekanan yang berhubungan dengan kehamilan dapat memperburuk talasemia. Memang, selama kehamilan, jantung dan hati yang lebih rentan dan itu berlaku untuk sistem endokrin yang mengeluarkan hormon.

Selama kehamilan, volume darah meningkat secara dramatis dalam tubuh wanita. Mengingat risiko anemia, adalah mungkin bahwa transfusi darah lebih banyak diperlukan, tidak untuk menyebutkan bahwa jantung diaktifkan untuk memberikan lebih banyak darah ke seluruh jaringan tubuh. Lebih darah meningkat volume, jantung harus diaktifkan. Oleh karena itu, disarankan bahwa wanita dengan talasemia untuk menilai fungsi jantung sebelum hamil. Setelah hamil, mereka mungkin meresepkan transfusi darah untuk mengurangi tekanan pada jantung.

Orang dengan talasemia berada pada risiko lebih tinggi terkena diabetes mellitus. Tekanan kehamilan dapat memperburuk kondisi ini. Diabetes harus dikendalikan sebelum pembuahan dan selama kehamilan.

Dari sudut pandang gizi, diketahui bahwa konsumsi asam folat sangat penting selama minggu-minggu pertama kehamilan, dan ini sama untuk wanita dengan talasemia. Selain mencegah perkembangan cacat tabung saraf pada bayi, asam folat akan mengurangi risiko bahwa ibu mengembangkan tipe khusus anemia yang disebut anemia megaloblastik.

References

Rund, D. and Rachmilewitz, E. Medical Progress: Beta-Thalassemia. New England Journal of Medicine, volume 353, number 11, September 15, 2005, pages 1135-1146.

New York Academy of Sciences. Cooley’s Anemia Eighth Symposium. Posted 7/22/05, accessed 5/2/08.

National Heart, Lung and Blood Institute. Thalassemias. Posted 1/08.

Cooley’s Anemia Foundation. About Thalassemia. Updated 2007.

Northern California Comprehensive Thalassemia Center. Alpha Thalassemia. Accessed 5/2/08.

Cohen, AR, et al. Thalassemia. Hematology 2004, American Society of Hematology, pages 14-34.

Food and Drug Administration (FDA). FDA Approves First Oral Drug for Chronic Iron Overload.FDA News, November 9, 2005.

Cunningham, MJ Update on Thalassemia: Clinical Care and Complications. Pediatric Clinics of North America, volume 55, April 2008, pages 447-460.

Di Bartolomeo, P., et al. Long-term Results of Survival in Patients with Thalassemia Major Treated with Bone Marrow Transplantation. American Journal of Hematology, February 13, 2008 (Epub ahead of print).

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG). Hemoglobinopathies in Pregnancy.ACOG Practice Bulletin, number 78, January 2007.  back to top

Suntikan Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir

Apa itu Suntikan Vit K?

Di Indonesia, praktek pemberian suntikan vitamin K pada bayi baru lahir telah menjadi sebuah protap (prosedur tetap) pada setiap ppenanganan persalinan. Namun, prosedur rutin pada bayi yang baru lahir ini ternyata masih kontroversial di negara-negara lain. Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak alami yang diperlukan untuk produksi protrombin, faktor pembekuan darah.

Mengapa ini dilakukan?

Alasan bagi bayi suntikan vitamin K saat lahir adalah adanya anggapan bahwa bayi yang baru lahir, dilahirkan dengan “kekurangan” vitamin K. kekurangan Ini berdasarkan perbandingan tingkat/kadar vitamin K pada tubuh bayi baru lahir dibandingkan dengan nilai-nilai yang terkadnung pada orang dewasa normal.

Rendahnya tingkat vitamin k dapat menyebabkan penurunan kemampuan pembekuan darah, yang dapat mengakibatkan bayi baru lahir lebih rentan terhadap perdarahan. Risikonya cukup kecil, hanya sekitar 5 dibanding 100.000.

Faktor Risiko Perdarahan serebral

  • Persalinan lama atau persalinan tak maju
  • Adanya molding yang signifikan atau berlebihan pada kepala Janin
  • Trauma Lahir
  • Persalinan dengan Forsep &Ekstraksi Vakum
  • Deselerasi detak Jantung di Akhir persalinan
  • Khitan

Faktor-faktor berikut meningkatkan risiko perdarahan pada bayi baru lahir:

Sebenarnya, kekuatan alam yang begitu terfokus pada sebuah proses kelahiran yang sukses sepertinya tidak membenarkan pernyataan bahwa semua bayi kekurangan vitamin K.

Karena sebenarnya secara fisiologis resiko kekurangan faktor pembekuan darah bisa di minimalisasi apabila para provider tidak memberikan intervensi pada bayi baru lahir yang dapat mengganggu proses kelahiran normal fisiologis yang berkaitan dengan faktor pembekuan darah.

Intervensi yang paling jelas adalah pemotongan tali pusat yang prematur atau segera setelah bayi dilahirkan, tindakan ini menghilangkan volume darah fisiologis bayi yang baru lahir dari 25% sampai 40%, dan dengan demikian 25% sampai 40% dari faktor pembekuan fisiologis yang alami yang dimaksudkan untuk hadir dalam darah bayi baru lahir hilang.

Meskipun ada yang berpendapat bahwa vitamin K tidak bisa melewati dengan mudah dari aliran darah ibu ke bayi melalui plasenta dan juga melalui ASI. Namun jika seorang ibu mengonsumsi banyak sayuran segar berdaun hijau, maka vitamin K tersebut akan tetap dialirkan dengan lebih mudah ke bayi mereka dan melindungi mereka dari kemunginan penyakit akibat kekurangan vitamin K. Jadi, sebenarnya adalah benar jika kita mendukung kesehatan fisiologis dengan menunggu minimal 5 menit setelah kelahiran untuk memotong tali pusat dan dengan mendorong serta memotivasi ibu yang sedang menyusui untuk makan banyak sayuran hijau segar atau mengonsumsi suplemen vitamin K.

Praktek menyuntikkan vitamin K ke bayi yang baru lahir segera setelah lahir dimulai pada hari dimana seorang ibu bersalin yang begitu banyak mendapatkan obat dan intervensi selama persalinan dan kelahiran sehingga mereka tidak bisa mendorong bayi keluar, sehingga sebagian besar bayi ditarik keluar oleh forsep. Persalinan dengan menggunakan forsep ini sering menyebabkan trauma kepala bayi atau wajah dan sering meninggalkan memar yang signifikan. Biasanya, akan ada faktor-faktor pembekuan yang cukup dalam darah bayi untuk mengontrol jumlah yang sederhana pendarahan internal.

Namun, praktek medis yang umum kemudian, seperti sekarang, adalah untuk memotong tali pusat segera setelah lahir; praktek ini menghilangkan jumlah darah bayi secara signifikan hingga 40% dari volume darah normal bayi, dan dengan demikian sampai dengan 40 % dari trombosit dan faktor pembekuan lain yang alam sediakan untuk membantu mengontrol perdarahan menjadi hilang.

Kemampuan bayi untuk memproduksi faktor pembekuan juga dibatasi karena kesempatan menyusui terbatas. Jadi bayi yang tidak mendapatkan ASI eksklusif sejak awal, atau bayi yang tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini dimana terdapat Cairan emas ASI yang juga disebut kolostrum, yang tinggi vitamin K –pun terbatas. Karena hati membutuhkan vitamin K dalam rangka untuk mensintesis faktor pembekuan, kekurangan vitamin K disebabkan oleh kurangnya konsumsi ASI dapat mengakibatkan ketidakmampuan darah untuk membeku dengan waktu yang tepat. Tubuh bayi mampu memproduksi vitamin K tambahan setelah usus dicemari dengan bakteri penghasil Vitamin-K, tapi ini tidak bertahan sampai bayi berusia sekitar 8 hari.

Selain itu, anak laki-laki baru lahir banyak yang disunat segera setelah lahir (ini dilakukan sebagian besar di Amerika), sebelum faktor-faktor pembekuan mereka telah secara alami meningkat; dicatat bahwa kebudayaan Yahudi memahami kenaikan alam di faktor pembekuan dan menunda sunat ritual mereka sampai delapan hari setelah dilahirkan.

Untuk alasan yang tidak jelas dipahami, alam berusaha keras untuk menjaga bayi baru lahir tetap berada pada kadar tingkat vitamin K rendah, bahkan jika seorang wanita hamil membutuhkan kadar tinggi vitamin K selama kehamilannya, ini tidak akan meningkatkan bayi kadar vitamin K atau faktor pembekuan pada bayi baru lahir. Tanpa memahami persis apa yang dilakukan, dokter memutuskan untuk mencoba menyuntikkan dosis yang sangat tinggi vitamin K ke bayi, yang tidak meningkatkan faktor pembekuan bayi ‘dan yang tidak mengurangi kejadian perdarahan intra kranial pada bayi baru lahir. (Seorang pengamat yang cerdik mungkin menyimpulkan bahwa mereka mungkin hanya dengan mudah telah mengurangi kejadian perdarahan intra kranial pada bayi baru lahir dengan mengurangi penggunaan forsep dan dengan meninggalkan tali pusat tetap utuh selama setidaknya lima menit sehingga bayi mendapat tingkat faktor pembekuan yang alam maksudkan.)

Jadi, tanpa penelitian untuk menentukan dosis optimal vitamin K, dan tanpa penelitian untuk menyelidiki apakah faktor-faktor pembekuan meningkat mungkin benar-benar menimbulkan masalah yang berbeda untuk bayi yang baru lahir, dokter membuat prosedur rutin untuk menyuntikkan semua bayi yang baru lahir dengan dosis vitamin K yang 20.000 kali lebih tinggi pada bayi baru lahir normal. Praktek ini tetap dilakukan dan tidak berubah sejak tahun 1944, tanpa penelitian tindak lanjut yang memadai. Namun, beberapa studi secara tidak langsung terkait dilakukan pada penundaan pemotongan tali pusat pada bayi prematur telah mengkonfirmasikan bahwa bayi yang mendapatkan lebih banyak darah yang alam maka resiko pendarahan di otak cenderung berkurang.

Dalam proses pertolongan kelahiran yang modern, penggunaan forsep telah digantikan oleh ekstraksi vakum, yang juga dapat menyebabkan trauma fisik dan memar dan pendarahan di bekas vakum tersebut. Selain itu, obat yang biasanya disuntikkan di epidural dan anestesi spinal memiliki efek samping yang mungkin menyebabkan pendarahan di otak bayi yang baru lahir.

Hampir semua orang setuju bahwa jika bayi memiliki proses kelahiran traumatis yang menyebabkan banyak memar atau tanda-tanda jika bayi menunjukkan kesulitan melakukan pembekuan, maka masuk akal untuk mengelola vitamin K secara tepat waktu untuk mencegah terjadinya perdarahan intra kranial.

Argumen terhadap tidak menggunakan vitamin K secara rutin antara lain:

1) Alam tampaknya telah mengatur dengan sempurna bagaimana kadar vitamin K dalam tubuh bayi baru lahir akan secara bertahap meningkat selama delapan hari setelah kelahiran ke tingkat yang lebih tinggi. Ini hampir seolah-olah merupakan sifat yang sangat spesifik dimana bayi memiliki tingkat tertentu faktor pembekuan pada saat lahir, diikuti dengan tingkat yang lebih tinggi dari faktor-faktor pembekuan seminggu setelah dilahirkan.

2) Ada beberapa hubungan antara suntikan vitamin K dan leukimia. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa kejadian leukemia mungkin berhubungan dengan penggunaan merkuri yang terkandung pada injeksi vitamin K sintetis. Pengamatan teoritis adalah bahwa tingkat yang tepat dari vitamin K diperlukan untuk mengatur tingkat pembelahan sel pada bayi baru lahir dan bahwa tingkat vitamin K yang berlebihan mengganggu proses regulasi, sehingga meningkatkan kemungkinan kanker leukimia dan lainnya.

3) Penelitian menunjukkan bahwa bayi yang meningitis kemungkinan untuk meninggal lebih tinggi jika mereka memiliki faktor pembekuan yang lebih tinggi. Namun penelitian Ini belum jelas apakah hal ini disebabkan faktor genetik atau apakah itu berlaku untuk semua bayi yang menerima vitamin K.

Kita tahu bahwa seorang bayi lahir di secara fisiologis tanpa trauma kelahiran yang tali pusat yang utuh, dan dilakukan IMD serta menyusu eksklusif akan mendapatkan jumlah atau kadar vitamin K yang yang tepat yang di atur oleh Alam. Hal yang perlu di perhatikan adalah bahwa jika bayi lahir dengan jumlah vitamin K yang tepat, maka tambahan vitamin K mungkin merupakan overdosis yang meningkatkan faktor pembekuan di atas. Faktor-faktor pembekuan yang berlebihan dapat menyebabkan masalah lain, seperti kerentanan terhadap meningitis atau SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).

Perspektif saya – Dari sudut pandang filosofis, saya diingatkan tentang betapa pentingnya semua aspek persalinan dan kelahiran adalah untuk kelangsungan hidup spesies. Ada keterkaitan yang kompleks antara penjepit kabel tertunda, kekentalan darah, kolostrum, penyakit kuning dan vitamin K, dan ini saling mempengaruhi dan ini tidak dipahami oleh masyarakat medis yang merekomendasikan injeksi vitamin K. Jika bayi anda lahir prematur tanpa kabel penjepitan pemotongan tali pusat, maka bayi Anda mungkin akan menerima takaran vitamin K yang dimaksudkan oleh alam.

Alam semesta biasanya melakukan hal-hal yang benar, dan tampaknya suatu kesalahan untuk mengganggu proses ini kecuali ada tanda-tanda masalah. Karena pada dasarnya Tidak ada penelitian pada pemberian injeksi vitamin K dalam kelahiran fisiologis. Hal ini tampaknya seperti sebuah intervensi yang ekstrem tanpa justifikasi yang memadai.

Poin untuk Mempertimbangkan Injeksi Rutin Vitamin K

1) Sementara suntikan vitamin K pada bayi baru lahir mungkin terdengar seperti sebuah intervensi yang dapat diterima, ada beberapa poin untuk merenungkan, terutama adalah bahwa semua bayi dilahirkan dengan tingkat vitamin k yang rendah. Jadi, itu menimbulkan pertanyaan apakah konsentrasi vitamin k yang rendah pada bayi baru lahir harus disebut kekurangan?

2) Jumlah disuntikkan Vit K adalah 20.000 kali lebih tinggi dari kadar vitamin K pada bayi saat lahir. Ukuran dosis yang diberikan didasarkan pada nilai-nilai orang dewasa normal. Selain itu, suntikan mungkin juga mengandung bahan pengawet yang dikenal racun bagi bayi.

3) Dosis Vitamin K adalah penyebab penyakit kuning pada bayi baru lahir. Sebuah obat untuk satu penyakit yang dirasakan kemudian menjadi penyebab timbulnya penyakit yang lain.

4) Kolostrum yang terkandung di ASI, adalah kaya Vitamin K. Dengan demikian, bayi yang disusui segera setelah dilahirkan akan menerima sumber Vitamin K alami, dalam banyak kasus secara signifikan meningkatkan tingkat Vitamin K.

5) Vitamin K diserap oleh usus dari makanan yang kita makan. Namun, suntikan intramuskular adalah salah satu cara yang mmem- by passes usus dantubuh tidak dirancang untuk menerima itu.

6) Kelahiran adalah pengalaman sensorik yang luar biasa bagi bayi – dingin, lapar, dibutakan oleh cahaya, merasakan sentuhan kain atau tarikan gravitasi, jarum yang menusuk ke dalam tubuh dan menimbulkan rasa sakit bukanlah cara lembut untuk memungkinkan sistem sensorik untuk secara bertahap menyesuaikan diri dengan dunia luar. Tanpa sadar, ia mengirimkan pesan bahwa alam dan bumi tidaklah ramah!

Solusi Sederhana

1. Minimalkan intervensi dan penggunaan obat nyeri untuk mengurangi risiko perdarahan intercranial. Intervensi seperti anethesia epidural, iv narkotika, pemantauan janin internal, induksi, dan persalinan dengan operasi termasuk ekstraksi forseps dan vakum (ventouse) meletakkan bayi pada risiko lebih besar terkena memar dan perdarahan intercranial selama atau segera setelah lahir. Merencanakan persalinan dengan intervensi yang rendah akan membatasi risiko terhadap bayi dan ibu dengan mengurangi risiko yang terkait dengan intervensi ini.

2. Pertimbangkan meminta dosis oral daripada suntikan. Hal ini menghilangkan overdosis dan mengurangi risiko perdarahan dan kuning, serta rasa sakit dari suntikan dan paparan bahan pengawet berbahaya. Juga, Vitamin K diserap melalui usus. Meskipun hal ini mungkin tampak seperti sebuah solusi yang mudah, pastikan untuk mendiskusikan pilihan ini pertama dengan dokter anda. Karena rumah sakit sudah terbiasa dengan prosedur operasi standar, bisa sulit bagi mereka untuk menentukan dengan benar dosis oral untuk bayi Anda.

3. Selama beberapa minggu terakhir dallam kehamilan, tambahkan konsumsi makanan yang kaya Vitamin K. Sementara ini belum terbukti untuk meningkatkan kadar vitamin K yang baru lahir, namun ini ternyata terbukti meningkatkan jumlah Vitamin K dalam ASI.

Dengan mengikuti solusi ini sederhana, Anda dapat menerima manfaat dari dosis vitamin K yang akurat baru lahir sambil menghindari semua efek negatif dari suntikan.

 

References

Puckett RM, Offringa M. Prophylactic vitamin K for vitamin K deficiency bleeding in neonates. Cochrane Database of Systematic Reviews 2000, Issue 4. Art. No.: CD002776. DOI: 10.1002/14651858.CD002776.

Hey, E. Vitamin K–what, why, and when. Arch Dis Child Fetal Neonatal Ed. 2003 Mar;88(2):F80-3.

Vitamin K prophylaxis to prevent neonatal vitamin K deficient intracranial haemorrhage in Shizuoka prefecture. Nishiguchi T, Saga K, Sumimoto K, Okada K, Terao T Br J Obstet Gynaecol 1996 Nov;103(11):1078-1084. Plasma concentrations after oral or intramuscular vitamin K1 in neonates. McNinch AW, Upton C, Samuels M, Shearer MJ, McCarthy P, Tripp JH, L’E Orme R. Arch Dis Child. 1985 Sep;60(9):814-8.

Effect of oral and intramuscular vitamin K on the factors II, VII, IX, X, and PIVKA II in the infant newborn under 60 days of age] [Article in Spanish] Arteaga-Vizcaino M, Espinoza Holguin M, Torres Guerra E, Diez-Ewald M, Quintero J, Vizcaino G, Estevez J, Fernandez N. Rev Med Chil. 2001 Oct;129(10):1121-9. Delayed cord clamping in very preterm infants reduces the incidence of intraventricular hemorrhage and late-onset sepsis: a randomized, controlled trial. Mercer JS, Vohr BR, McGrath MM, Padbury JF, Wallach M, Oh W. Pediatrics. 2006 Apr;117(4):1235-42. [Vitamin K 1 concentration and vitamin K-dependent clotting factors in newborn infants after intramuscular and oral administration of vitamin K 1] [Article in Hungarian] Goldschmidt B, Kisrakoi C, Teglas E, Verbenyi M, Kovacs I. Orv Hetil. 1990 Jun 17;131(24):1297-300. Vitamin K – An Alternative Perspective. Midwife Sara Wickham provides a much-needed update on vitamin K prophylaxis. AIMS Journal, Summer 2001, Vol 13 No 2

Gentle Birth Klien VBAC (Vaginal Birth After Caesarean)

Terimakasih kepada bunda Irma Kurnia Sari yang sudah mau share tentang kisah suksesnya menjalani Gentle VBAC (Vaginal Birth After Caesarean)

kisahnya menarik karena bercerita tentang 3 kehamilan dan 3 persalinannya.

ceritanya Panjang, detail tapi menyenangkan

So Cekidot…..

Cerita Tiga Kelahiran

Tiga kali hamil, tiga kali melahirkan, tiga pengalaman yang ternyata memiliki keunikan tersendiri. Saya jadi tersadar, memang betul bahwa setiap kehamilan dan kelahiran itu unik, jarang sekali ada yang sama. Mengalami tiga kali kehamilan dan tiga kali kelahiran dengan cara yang berbeda membuat saya bersyukur, bisa mendapatkan pengalaman yang membuat saya menyadari beberapa hal.

Kehamilan dan Kelahiran Pertama

Kehamilan pertama saya termasuk lancar, tidak terlalu mual di trimester pertama, rajin periksa ke dokter setiap bulan, selalu mengkomsumsi obat dan vitamin yang diresepkan dokter, posisi dan berat badan bayi Alhamdulillah selalu terkontrol dan berada posisi yang tepat. Belajar mengenai kehamilan dan kelahiran saya lakukan melalui internet. Tidak ada olahraga khusus selain jalan kaki rutin setiap hari kerja dari rumah ke kantor dan dari kantor ke rumah selama masing-masing 30 menit. Asupan makanan cukup saya jaga, buah-buahan menjadi makanan favorit saya karena cukup menyegarkan, dan setelah mencoba minum hampir semua merk susu ibu hamil saya memutuskan untuk tidak mengkonsumsinya kembali dan beralih ke susu murni, karena pasokannya cukup melimpah di Bandung, dan saya suka rasanya J. Puasa ramadhan saya jalani di bulan ke-7 dan bolong 5 hari 😀 Waktu itu saya tidak membuat birth plan secara tertulis, hanya membuat scenario global saja, jika kehamilan saya tidak ada masalah, saya akan melahirkan di kampong dibantu oleh bidan yang kebetulan rumahnya hanya 500m dari rumah orang tua.

HPL anak pertama 11 Januari 2006, dan saya putuskan untuk mulai mengambil cuti mulai 7 Januari 2006, mudik ke kampong untuk melahirkan sekaligus merayakan Idul Adha bersama keluarga. Hari selasa, 10 Januari 2006, sebelum berangkat sholat Ied saya mendapat flek coklat dan sedikit lendir darah. Selepas sholat saya memeriksakan diri ke bidan dan beliau mengatakan kemungkinan sekitar 1-2 hari lagi saya akan melahirkan. Beliau mengajari saya senam dan pernafasan yang bermanfaat untuk persiapan nanti melahirkan. Beliau juga berpesan untuk datang ke tempat bersalin jika sudah tidak kuat menahan nyeri kontraksi, selama masih bisa menahan nyeri kontraksi sebaiknya tetap di rumah saja.  Malamnya saya merasakan sedikit kontraksi namun jumlahnya masih bisa dihitung dengan jari.

Keesokan paginya, saya diajak ibu saya jalan kaki dengan jarak tempuh yang agak jauh, kontraksi masih sesekali saya rasakan. Dan malam itu mulai pukul 21.00 saya merasakan kontraksinya mulai berbeda, sudah mulai teratur, dan saya pun mulai menghitung jarak antar kontraksi dan lama kontraksi. Pukul 3 saya merasa sudah harus membangunkan orang tua, dan meminta bersiap-siap berangkat ke Bidan. Pukul 4 saya sudah ditempat bu Bidan dan setelah VT … dinyatakan sudah pembukaan lengkap!!. Turun dari tempat tidur pemeriksaan VT, tiba-tiba refleks lutut saya menekuk kemudian ketuban pecah. Segera saya naik ke tempat tidur persalinan dengan posisi tidur/litotomi, dan mulai mengejan sesuai dengan irama kontraksi. Rasanya beberapa kali mengejan tapi bayi belum keluar juga, yang terasa adalah kepala bayi mulai muncul kemudian masuk kembali, namun akhirnya pukul 5 dengan nafas yang cukup panjang akhirnya putri pertama saya lahir juga :D. Tali pusat diklem kemudian dipotong, dan saya disuntikkan sesuatu, kata bidan untuk merangsang plasenta keluar.

Hari-hari pasca kelahiran kondisi fisik saya cepat pulih, walaupun ASI keluar namun si kecil jarang minum dan tidak mau bangun kalau dibangunkan, kebetulan saat itu musim penghujan sehingga tidak ada sinar matahari pagi untuk menjemur si kecil. Akhirnya bayi saya kuning dan dirawat selama 3 hari di rumah sakit.

Kehamilan dan Kelahiran Kedua

Kehamilan kedua saya menyimpan kenangan dan pembelajaran buat saya. Trimester pertama lolos dengan mulus, trimester kedua juga termasuk mulus, hanya saja di bulan ke-6 saya pindah kota ke Yogya dan mulailah ada sedikit gangguan. Saat itu saya berpikir bahwa semua dokter kandungan adalah sama, jadi tidak menjadi masalah kita akan memeriksakan ke dokter kandungan mana. Bulan ke-6 saya memeriksakan diri ke dokter kandungan yang terdekat dari rumah mertua, dan analisa beliau membuat saya cukup terganggu. Janin saya dinyatakan sungsang, dan beliau memberi peringatan jika itu tidak dibenahi maka akan membuat proses persalinan saya sulit bahkan bisa berakhir ke SC.

Dengan berbekalkan pengalaman kehamilan pertama yang “baik-baik saja” dan proses kelahiran pertama yang menurut saya “lancar-lancar saja”, tiba-tiba saya divonis dengan keadaan yang “tidak baik” dan hal itu membuat saya shock. Walaupun sudah berusaha untuk tidak mengindahkan apa kata dokter, tokh janin umur enam bulan memang masih berputar di dalam rahim, pikiran saya mulai terganggu, dan saya putuskan untuk tidak kembali ke dokter yang sama bulan depan. Knee chest position pun menjadi aktifitas rutin di pagi dan malam hari sebelum tidur. Di trimester ketiga saya mencari dokter lain. Karena selalu merasa kurang sreg, saya mencoba periksa ke tiga dokter/bidan yang berbeda, sampai minggu ke-38 saya masih belum memutuskan akan melahirkan dengan dibantu oleh dokter/bidan yang mana.

Di minggu ke-40 bersamaan dengan hari raya idul fitri, ternyata jadwal semua dokter yang pernah saya kunjungi berubah, tersisa satu dokter di sebuah rumah sakit. Sampai HPL belum ada kontraksi sama sekali. Di minggu ke-41, berdasarkan pemeriksaan USG, ketuban saya dinyatakan tinggal sedikit walau masih cukup untuk bayi, detak jantung bayi masih normal, dan mulai ada pengapuran juga pada plasenta, hal-hal yang cukup membuat pikiran saya bertanya-tanya, “Kenapa ya kok tidak ada kontraksi sama sekali??”. Akhirnya dokter menawarkan untuk induksi, dan saya minta waktu untuk berpikir. Satu hal yang masih saya ingat, saya bertanya kenapa kok kontraksi alami saya tidak muncul, sedang pada anak pertama semua lancer-lancar saja. Dokter hanya bilang “itu karena hormonal bu … susah juga dijelasin kenapa kondisi hormon ibu tidak memunculkan kontraksi”

Saya Tanya lagi, “Apa yang bisa saya lakukan untuk menstabilkan hormon saya, sehingga bisa muncul kontraksi alami?”

Dokter menjawab “Setiap kehamilan itu berbeda-beda, walaupun terjadi pada ibu yang sama. Jadi kondisi hormone ibu saat ini dengan kehamilan pertama bisa berbeda”

Dan saya pun pulang dengan berbekal obat hormonal yang diresepkan dokter, dengan isi kepala yang runyam penuh pertanyaan dan ketidakpuasan atas jawaban dokter, dan segudang pertanyaan seputar hormone, mengapa ya …. ???.

Selama dua hari konsumsi obat hormonal, tidak ada perubahan sama sekali, tidak ada kontraksi. Akhirnya suami meminta saya untuk induksi karena khawatir dengan kondisi bayi kami. Perasaan saya kacau sekali saat itu, ingin rasanya menunda induksi, ingin menunggu 2-3 hari lagi, atau kalau boleh seminggu, rasanya masih bisa deh menunggu. Namun karena keluarga khawatir kalau ada apa-apa dengan bayi kami, akhirnya saya pun setuju .. walau dengan berat hati .. untuk melakukan induksi. Dan mulailah rentetan peristiwa itu terjadi …

Saya datang ke rumah sakit dengan keyakinan penuh bahwa induksi akan berhasil, dan saya pun mulai manjalani alur prosedur sebagai pasien rumah sakit. Setelah menandatangani surat pernyataan, perawat mulai mencukur rambut pubis, melakukan enema, dan memasang infuse, di bangsal yang Cuma bersekat kain, bersama dengan sesame wanita hamil lain dengan kondisi yang berbeda-beda, ada yang tenang, ada yang menangis menyalahkan suaminya, ada juga yang meringis-ringis (mungkin sedang menahan kontraksi). Walaupun tidak nyaman, saya cuek saja, yang penting induksi nanti berhasil. DI ruang bersalin saya dianjurkan untuk tidur saja, menurut perawat supaya nanti tidak kehabisan tenaga waktu mengejan. Setahu saya ada beberapa posisi yang baik dilakukan supaya bayi segera turun ke jalan lahir, kok malah diminta untuk tiduran? Dan saya pun semakin tidak nyaman …

Tempat tidur dan bantal yang keras tidak bisa membuat saya tidur barang sekejap , apalagi dengan tangan terpasang infuse, dan setiap 30-45 menit ada dokter magang yang memeriksa tekanan darah, temperature, dan kemajuan kontraksi (gimana mau tidur??). Setelah beberapa jam induksi dilakukan saya pun merasakan sedikit kontraksi, tapi kok rasanya berbeda ya dengan kontraksi yang pernah saya alami dulu? Di akhir induksi pertama, perawat melakukan VT, tidak ada pembukaan sama sekali, harapan saya akan keberhasilan induksi pun pupus sudah. Selanjutnya perawat pun menanyakan pada saya dan suami, apakah akan mengulang induksi atau melakukan SC? Menurut perawat, jika induksi pertama tidak menghasilkan pembukaan sama sekali, biasanya jika induksi diulang pun tidak memberikan hal yang berbeda. Saya dan suami pun menyetujui tindakan SC.

Akhirnya saya pun memasrahkan diri untuk melakukan SC, hal yang benar-benar di luar scenario rencana kelahiran anak saya. Prosedur untuk SC pun mulai dilakukan mulai dari puasa makan dan minum, pemasangan kateter, mengganti baju dengan baju operasi, bius setengah badan, dan operasi pun dimulai di ruang operasi yang dingin. Yang saya ingat adalah badan serasa bagaikan mobil yang sedang dibengkelkan untuk mengeluarkan si bayi, dan tangisan putra ke-2 saya pun terdengar. Tidak ada IMD saat itu, sama sekali tidak terpikir IMD karena semua di luar scenario. Saya pun hanya diijinkan mengecup putra saya sebelum dibawa ke ruang bayi, dan saya pun mulai tertidur (mata berat sekali, namun telinga masih bisa mendengar) karena hidung mulai mampet akibat ruang operasi yang dingin sekali, sembari dijahit bekas luka SCnya. Pasca operasi saya sempet menggigil walau sudah keluar dari ruang operasi.

Hari-hari pasca kelahiran cukup menyulitkan untuk saya karena pergerakan badan terbatas akibat luka bekas operasi, namun sangat bahagia karena si kecil mau dan cukup antusias menyusu. Alhamdulillah si kecil tidak mengalami kuning seperti pada kakaknya dulu.

Kehamilan dan Kelahiran Ketiga

Berbeda dengan kehamilan pertama dan kedua yang direncanakan waktunya, kehamilan ketiga hadir satu tahun lebih cepat dari rencana J ketika anak kedua saya berumur 1 tahun 4 bulan. Saya masih ingat betul, di bulan maret 2011 saya melihat foto-foto bayi temen saya Irwan/Uun, suami dari ibu Dyah/Prita. Saya terinspirasi untuk mempelajari home birth – water birth walaupun saat itu belum hamil (belum tahu kalau sudah hamil tepatnya :D), juga banyak membaca website, account facebook dan fan page bidan kita milik mbak Yesie Aprillia. Dan ups …. di bulan April saya sudah hamil 10 minggu.

Kehamilan ketiga ini saya menginginkan persalinan normal dengan alasan recovery yang lebih cepat, dan lebih nyaman untuk ibu dan bayi. Dari membaca artikel di website bidan kita, mengikuti posting di fb bidan kita, melihat dan membaca semua foto dan ulasan seputar foto di bidan kita, saya mendapatkan jawaban atas semua pertanyaan yang tidak terjawab di kehamilan saya sebelumnya J Saya mengakui walaupun sudah dua kali melahirkan ternyata masih banyak yang perlu saya pelajari mengenai kehamilan, kelahiran, dan parenting. Tapi tidak ada kata terlambat untuk belajar, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.

Disaat hamil ke-3 saya berdomisili di Batam, Kepulauan Riau. Saya pun mulai melakukan kontak dengan pemilik situs bidan kita, mbak Yesie Aprillia, mengenai water birth – gentle birth dan kemungkinan untuk melakukannya di Batam. Berhubung sampai saat itu belum ada kemungkinan untuk melakukannya di Batam, solusi yang paling mudah adalah melakukannya di Klaten, di klinik Bidan Kita. Kebetulan mertua saya berdomisili di Yogyakarta, hanya 30-60 menit dari Klaten. Yang terbersit di benak saya saat itu adalah “Saya akan melahirkan si kecil di Bidan Kita Klaten”. Dan entah mengapa, satu demi satu muncul kebetulan yang semakin mendekatkan saya untuk mewujudkan keinginan saya itu. Di situlah saya mulai mempercayai “your wish is my command”, alam membawa saya ke sebuah scenario terbaik untuk saya dan keluarga.

Di akhir bulan Juli, umur kehamilan 23 minggu, saya resmi hijrah ke kota Yogyakarta, dan bertandang ke tempat mbak Yesie, impresi pertama saat melihat beliau adalah “she is different !!”, sama sekali tidak ada perasaan tidak sreg yang saya jumpai ketika bertemu dengan dokter kandungan. Untuk kehamilan kali ini saya bertekad hanya berkunjung ke dokter kandungan sebanyak tiga kali , masing-masing sekali untuk setiap trimester. Trimester pertama untuk mengetahui perkembangan embrio dan HPL berdasarkan USG, saya lakukan di minggu ke-10. Trimester kedua untuk mengetahui perkembangan janin, cek jenis kelamin, sekaligus meminta surat keterangan sehat sebagai syarat terbang dari Batam ke Yogya, saya lakukan di minggu ke-23. Trimester ketiga untuk mengecek kondisi bayi dan bekas luka SC untuk persiapan melahirkan.

Selanjutnya saya mengikuti kelas hypnobirthing.Saya dan suami belajar kembali dari awal mengenai serba serbi kehamilan. Jujur lho … banyak informasi yang terlewatkan di kehamilan sebelumnya dan semua pertanyaan yang sebelumnya tidak terjawab pun akhirnya terjawab 🙂

Untuk menjaga berat badan bayi dalam kisaran yang diinginkan, saya melakukan diet karbohidrat, lebih banyak mengkonsumsi sayur dan buah, juga bervisualisasi berat badan bayi saya antara 2.5 – 3 kg, kalimat afirmasi favorit saya “My baby is the perfect size for me” :). Saya pun rutin mengikuti kelas hypnobirthing, melakukan relaksasi, berafirmasi, berlatih tai chi (hanya berbekal melihat video panduannya), berlatih yoga (setelah mengikuti kelas yoga), dan terakhir merembet ke belajar self healing 🙂

Kebetulan saya memiliki masalah dengan latihan relaksasi karena saya tipe orang yang logis dan analitis, mencari sebab dan akibat, apa dan mengapa, intinya … kebanyakan mikir :D. Ternyata saya juga menyimpan trauma yang tersimpan di bawah sadar dan berakibat saya susah untuk rileks. Dan saya pun kembali mendapatkan jawaban untuk masalah saya tersebut yaitu self healing. Ketika saya mencari tahu tentang self healing melalui internet, mesin pencari membawa saya ke situs Reza Gunawan dan mendapati ada jadwal pelatihan self healing di Yogyakarta di bulan September . Kebetulan yang sangat menyenangkan 🙂 , saya pun langsung mendaftarkan diri, mengikuti pelatihan dan mempraktekkannya.

Saya simpulkan, semua yang saya pelajari mulai dari relaksasi, afirmasi, visualisasi, tai chi, yoga, dan self healing sangat bermanfaat untuk saya, sangat terasa bedanya. Saya senang dengan kehamilan saya, lebih enjoy dengan diri saya dan kehidupan sehari-hari (terutama mengurus dua anak sambil hamil, suami tidak dapat mendampingi karena bekerja di luar kota). Kondisi fisik senantiasa bugar, dan saya tahu kapan saya harus melakukan apa (misal: makan atau istirahat) karena semakin peka dengan alarm tubuh. Kondisi pikiran jadi lebih tenang. Puasa ramadhan di bulan ke-7 juga saya jalankan, dan yang membuat saya surprise … puasa kali ini tidak ada yang bolong!. Masalah fisik yang biasanya terjadi di trimester ketiga juga terselesaikan dengan mudah, pegal punggung/pinggang hilang, kaki tidak bengkak, tidur lebih nyenyak. Begitu saya bisa merasakan bayi posisinya sudah turun dan merasakan adanya gelombang rahim, saya pun semakin tenang dan yakin bahwa semua yang saya lakukan adalah benar :). Alam membawa saya semakin dekat dengan kehadiran bayi saya.

Saya memutuskan untuk melakukan pemeriksaan di minggu ke-39 ke seorang dokter yang direkomendasikan bidan saya. Tujuan kunjungan ke dokter kali ini adalah untuk mengetahui apakah kondisi dan posisi bayi baik, adakah lilitan tali pusat, berapa berat badan bayi, dan bagaimana kondisi bekas luka operasi SC sebelumnya. Saya hanya mendapat 3 jawaban dari sekian pertanyaan yang saya ajukan. Kondisi bayi baik dan posisi sudah benar (posisi kepala), berat badan bayi kecil (2.2 kg berdasarkan USG), terdapat “defect” atau bekas luka yang penyembuhannya tidak sempurna pada bekas luka operasi sebelumnya. Dan pertanyaan terakhir saya “apakah saya bisa dan aman untuk melahirkan normal? (saya sudah sesekali merasakan gelombang rahim walaupun belum teratur)” dijawab dengan “lebih aman SC lagi karena ada defect pada luka sebelumnya”.

Pulang dari dokter malam itu saya bertemu dengan suami yang baru dijemput dari bandara. Hasil pertemuan dengan dokter saya sampaikan semua. Suami menyerahkan keputusan pada saya, meminta agar saya berkomunikasi lagi dengan bayi dengan jalan apa bayi ingin hadir. Feeling saya mengatakan bahwa tubuh saya masih bisa, dan tubuh pun memberikan tanda-tandanya menuju ke persalinan normal, si kecil pun semakin bergerak ke bawah. Dini hari itu juga, mulailah terjadi gelombang rahim yang teratur. Saya pun mengkonfirmasi pada mbak yesie apakah itu adalah tanda-tanda yang benar sekaligus menentukan kapan saya berangkat ke klaten.

Akhirnya pagi hari itu, setelah sholat subuh, saya dan suami berangkat ke Klaten. Musik David Foster mengiringi perjalanan kami untuk membuat kami lebih rileks, waktu itu suami tegang 😀 karena masih agak ngantuk (baru tidur 2 jam), masih jet lag, nyetir membawa istri yang sedang bergelombang rahim pula. Begitu sampai di klinik Bidan kita, setelah dicek ternyata sudah pembukaan tujuh. Kolam pun segera disiapkan, saya menunggu sambil bergoyang inul ria dengan bola kelahiran, sambil bervisualisasi bayi semakin turun dan turun ke bawah. Tiba-tiba terasa sensasi seperti ingin BAB. Dan ternyata, setelah dicek …. sudah pembukaan lengkap!!!  Saya pun masuk ke kolam, melanjutkan goyang inul untuk menurunkan bayi ke posisi crowning, dengan posisi menghadap dinding kolam. Kemudian saya berganti posisi dengan duduk bersandar pada kolam untuk menyambut keluarnya bayi. Saya mengejan beberapa kali. Begitu bayi keluar, saya angkat dan tempelkan ke dada, segera diselimuti dan diberi topi. Bahagiaaa rasanya menyambutnya dengan cara seperti itu. Begitu plasenta keluar saya pun keluar dari kolam, dilanjutkan dengan IMD yang absen pada kelahiran anak pertama dan kedua. Sekitar satu jam si kecil merangkak di atas badan dan akhirnya sukses menemukan puting susu 🙂

Saya memutuskan untuk Lotus Birth, membiarkan tali pusat tetap terhubung dengan bayi sampai akhirnya terputus sendiri. Dan saya saksikan sendiri, tali pusat mulai mengering dan akhirnya terputus pada hari ke-3. Takjub melihatnya !! Ternyata proses alami tanpa memotong tali pusat justru lebih cepat puput, padahal biasanya butuh waktu kira-kira seminggu untuk puput tali pusat. Dan saya pun pulang ke rumah dengan membawa banyak cerita, VBAC, menerapkan prinsip gentle birth dengan water birth dan lotus birth menjadi kenyataan 🙂

Our lovely baby: FARIZ LUKITO NUGROHO 02 November 2011, pukul 07.05 WIB in Bidan Kita Born by Waterbirth and Lotus Birth   Date of Posting: 01 December 2011 Posted By: IRMA KURNIA SARI Ibu dari 3 Anak dengan 3 macam proses persalinan, Yogyakarta

 

Gentle Birth Klien pada Tali Pusat Pendek

new-born-baby

ini adalah sharring dari bunda Ratri, klien Bidan Kita dari Purwakarta.

terimakasih untuk sharringnya:

“Pada awal kehamilan saya yang kedua, Maret 2011saya banyak gugling di inet ttg segala sesuatu yg berhubungan dg kehamilan dan persalinan.Hal itu saya lakukan salah satu alasannya karena saya mengalami keguguran di kehamilan pertama saya pada akhir bulan Mei 2010, sesaat setelah saya tiba di Purwakarta krn mutasi turut suami yg telah saya ajukan beberapa bulan sebelumnya.Pengalaman keguguran yang cukup membuat saya trauma karena pelayanan dari RS tempat saya dirawat yang sangat tidak membuat nyaman & menyakitkan.Kehamilan  pertama saya yang memang tidak direncanakan (unplaned pregnancy) , mengalami flek setiap hari selama 2 minggu.

 

Berbeda dg kehamilan pertama, kehamilan kedua saya adalah kehamilan yang sangat di rencanakan/ diprogram.Selain konsul dg obgyn, saya jg konsul dg terapis thybbun Nabawy / bekam, herbal& akupunktur.Alhamdulillah meskipun sempat ngeflek selama sehari di awal kehamilan saya, tapi ternyata tidak berlanjut dg gangguan lain.Dari artikel yg saya baca itu mungkin  proses nidasi/ implatansi embrio ke rahim yg pd beberapa kasus mengakibatkan flek.

 

Saya sempat mengalami morning sickness yg cuku parah di kehamilan ini.Bahkan saya susah sekali makan nasi.Akhirnya saya siasati dg makan buah,sayur roti atau minuman manis yg bisa memberi energy dan nutrisi utk janin saya.Saya konsul ke obgyn dg sangat excited.Bahkan jika ibu2 lain memeriksakan diri sebulan sekali, saya bisa 2 minggu sekali periksa ke obgyn langganan di RS Ibu dan Anak di kota saya Purwakarta.Alhamdulillah saya bertemu dengan obgyn yang muda, menarik, ramah dan sangat komunikatif.Beliau selalu sabar menanggapai pertanyaan 2 saya , berbekal dr artikel yang saya baca di beberapa situs kehamilan dan forum2 bumil.

 

Hingga pada suatu hari, saya membaca Kisah Kelahiran Dewi Lestari di Forum Kantor saya yang diambil dari www.gentlebirthindonesia.Hati saya  tergugah dan begitu tersentuh.Tiba2 terlintas di pikiran saya, ya, saya juga menginginkan proses kelahiran yg indah, aman dan nyaman seperti ini.Pesan yg saya dapat dari Gentle Birth adalah Proses kelahiran yg tidak hanya utk kenyamanan ibu tapi terutama memberi persembahan bagi bayi.Proses kelahiran yg minim intervensi medis dan tidak meninggalkan pengalaman yg traumatis utk bayi.Di situ saya juga membaca kisah kelahiran Joserizal Zam Zam nya mbak Dyah Pratitasari dan  kisahnya Sula.

 

Saya makin tertarik utk tahu lebih jauh ttg Gentle Birth yang salah satu metodenya dg Water Birth.Saya juga mengajak suami utk membaca, belajar ttg GB ini.PAda awalnya suami menolak.Tapi saya terus meyakinkan, mengeprintkan artikel, ‘memaksa’ nya utk membaca situs tsb dll.Alhamdulillah suami makin terbuka dan mau mendukung saya utk GB WB.

 

Kami pun belajar bersama  ttg gentle birth, cari tau bidan/dokter yg melayani water birth atau bidan yg mau bantu homebirth.Dlm proses pencarian yg sulit & menurut saya nyaris mustahil waktu itu,smpt terbersit saya mau homebirth didampingi suami saja.Tp suami keberatan krn keterbatasan ilmu, pengalaman dll.Harapan saya utk GB waktu itu nyaris punah.Namun dlm doa sehabis sholat,saya hampir selalu mohon kpd Allah agar saya bisa berjodoh dg GB.

 

Ya ,kami tau utk mencapai suatu cita2 memang tidak mudah.Tak sedikit teman , relasi, teman kuliah yg agak meragukan atau memandang sebelah mata ttg niatan kami utk GB WB ini.Tapi itu toidak menyurutkan langkah saya utk mewujudkan keinginan saya GB WB.ITu krn kecintaan kami yg begitu besarnya kpd calon anak kami nanti yang sudah kami jaga jauh sejak sebelum saya hamil.

 

Ternyata Allah Mengijinkan saya utk tau&kenal dg mbak Yesie dr situs www.bidankita di usia kehamilan 35w, lalu add FB nya dan ALhamdulillah langsung di approve.Saya mengirim pesan melalui FB Mbak Yesie dan jga langsung di balas.Dari percakapan kami tsb, mbak Yesie menyarankan saya jika memanag mau melahirkan GB WB, saya sebaiknya mempersiapkan diri dg belajar hypno birthing, yoga, birthing ball dll.

Pada 30 Oktober 2011, di usia kehamilan 35 w, saya dan suami masih sempat mengikuti Seminar water birth yang diselenggarakan oleh sebuah Rumah Sakit  Swasta ternama di Jakarta yang bekerjasama dengan sebuah Spa Ibu Hamil yang juga terkenal.Pembicara dalam seminar tersebut adalah obgyn yang pertama kali melakukan Water Birth di Indonesia tahun 2006.Dari Seminar tersebut kami berkenalan dengan beberapa ibu hamil lain dengan usia kehamilan berbeda beda dan di antaranya dengan pengalaman persalinan yang traumatis.Dari penuturan mereka , saya bisa menyimpulkan bahwa mereka melirik Water Birth karena beberapa keuntungan yang ditawarkan metode ini.Salah satunya yaitu mengurangi nyeri persalinan karena fungsi air hangat yang bisa membuat organ-organ jadi lebih rileks dan elastis.

Pada usia kehamilan 36 w,saya mengajukan cuti bersalin dari kantor dan mengajak suami untuk berkunjung ke Klinik Bidan Kita Mbak Yesie Aprilia di Klaten Jawa Tengah. Secara kebetulan beberapa hari sebelum keberangkatan,saya dihubungi oleh teman kuliah yang baru saja menjalani mutasi dari kantornya ke Klaten.Saya  meminta ijin untuk menginap di rumahnya selama kami berada di Klaten.Teman saya pun mengiyakannya. Tepatnya 2 November 2011, kami  menempuh perjalanan dengan kereta api malam hari dari Stasiun Bandung ke Klaten.Perjalanan tersebut meskipun tidak nyaman mengingat usia kehamilan saya yang sudah tua, dengan kondisi tangan dan kaki bengkak dan kram, akan tetapi saya berusaha menikmatinya demi keinginan kuat saya untuk bisa bertemu mbak Yesie.Pagi hari sekitar jam 04.30 kami menginjakkan kaki di Stasiun Klaten dengan disambut oleh udara pagi yang berembun.Alhamdulillah dalam keadaan sehat wal “afiat.Rasanya seperti mimpi, tiba2 saya berada di Klaten.Saya dan suami menyempatkan untuk sholat Subuh dulu dan berdoa mohon kelancaran kpd Allah dlm rencana kami ini.

Kami memilih untuk menunggu hari agak siang, supaya bisa menemukan angkutan kota yang bisa membawa kami ke rumah kontrakan teman saya.Namun , dr hasil berbincang 2 dengan beberapa orang yang berada di stasiun, ternyata di Klaten tidak ada angkot.Yang ada hanya ojek dan becak.Katanya sih, karena motor sudah terlalu banyak.Ya sudah, kami memutuskan untuk naik ojek menuju TKP.Sepanjang perjalanan menyusuri kota Klaten pagi hari, kami menikmati suasana kota yang bersih, rapi, nyaman , jalan2 lebar dan arus transportasi tidak sepadat Purwakarta.

Sesampai di rumah kontrakan teman saya, kamipun berbasa basi, bertukar cerita ttg pekerjaan, teman kuliah dan kehamilan yang rupanya teman saya juga sedang menjalani kehamilan ke2 di usia 32 w.Setelah itu kami makan, mandi dan begitu baiknya teman saya menawari kami memakai motor untuk mempermudah mobilitas kami.

Sekitar jam 09.30 dengan modal nekat, saya dan suami menyusuri kota Klaten berdua untuk mencari lokasi Klinik bidan Kita.Sebelumnya saya sudah berkomunikasi melalui sms dan pesan di Facebook dengan Mbak Yesie dan mbak Yesie menyarankan saya untuk datang jam 10 pagi.Walaupun sempat nyasar, akhirnya kami menemukan Klinik Bidan Kita sekitar jam 10.30 an.

Memasuki halaman Klinik, suasana nya memang hommy dengan cat tembok hijau muda yang menyejukkan mata, gemericik air di pancuran kecil yang dihiasi bunga kamboja , juga beberapa tanaman hias menghijau indah menambah kesan nyaman berada di klinik tersebut.Tulisan besar Klinik Bidan Kita dengan slogan “Langkah Nyaman Sambut Buah Hati” dan beberapa pelayanan yang ditawarkan, membuat saya yakin bahwa ini memang klinik yang kami cari.

Begitu masuk ke dalam klinik, kami disambut dengan hangat oleh mbak Ulya, asisten mbak Yesie.Mbak Ulya menanyakan beberapa hal dan kamipun melakukan beberapa persiapan untuk mengikuti kelas persalinan dan Hypno Birthing.Beberapa menit kemudian, mbak Yesie yang terlihat muda, segar, cantik , sangat ramah dan hangat  juga menyambut kami dengan senyuman khasnya.

Kami segera memasuki ruang relaksasi, mbak Yesie memeriksa kondisi janin dalam rahim saya dan menyatakan bahwa kepala baby sudah turun ke panggul dan posisi sudah siap untuk persalinan nanti, denyut jantung baby juga bagus dan ukuran baby msh ideal.

Mbak Yesie memberikan materi tentang persalinan dan Hypno Birthing yang semakin menambah wawasan kami ttg kehamilan dan persalinan yang nyaman.Sebelumnya saya juga sudah banyak membaca dan copas  di FB maupun forum kantor dengan mencantumkan sumbernya tentang artikel2 Bidan Kita yaitu www.BidanKita.com.

Kelas yang kami ikuti tidak membosankan karena pembawaan materi dari mbak Yesie yang dikemas dengan sangat menarik.Sehingga waktu terasa berlalu begitu cepat.Sorenya, saya bertemu dengan beberapa klien mbak Yesie yang akan mengikuti Yoga Class.Ada yg sedang menanti HPL, ada yang kehamilannya sudah lewat 1 minggu dari HPL, ada juga yang sedang menjalani therapy hypnofertilisasi untuk mendapatkan momongan.Kami pun melakukan Yoga bersama2 mulai jam 4 sore s/d jam 6 sore.

Selama 2 hari kami menjalani kelas persalinan dan Hypno Birthing di Klinik bidan Kita,ada pula latihan endorphin massage, birthing ball untuk induksi alami. Di antara sela2 latihan, saya sempat berfoto bersama suami dan mbak Yesi di Klinik dan di Kebun Kamboja yang terletak sekitar beberapa meter dari klinik.Secara kebetulan, tanpa direncanakan, saya bertemu dan konsultasi ttg laktasi dengan ibu Sri Budiyati, salah satu aktivis AIMI ASI di Klaten dan juga ibu Lanny Kuswandi yang merupakan salah satu pelopor hypno birthing di Indonesia.

Hari Sabtu, 5 November 2011 mbak Yesie dan suami ,Pak Hendro yang secara kebetulan mau jalan-jalan ke Jogja mengantar kami sampai agen travel jurusan Magelang.Dua hari kemudian suami kembali ke Purwakarta untuk masuk kantor lagi.Sedang saya tinggal di rumah orang tua di Magelang sambil menanti kelahiran baby saya.

Selama di Magelang, saya melakukan berbagai aktivitas baik pekerjaan rumah tangga, jalan pagi tanpa alas kaki, birthing ball, pijat perineum, senam kegel, senam hamil, mendengarkan CD relaksasi Hypno Birthing dari Mbak Yesie, jalan ke pasar sendiri dll.Saya berusaha menikmati hari-hari menuju HPL saya yaitu tanggal 29 November 2011.

Selain itu saya juga mensurvey beberapa klinik bidan, Rumah Bersalin, obgyn di Magelang yang mungkin jadi 2nd opinion jika saya tidak bisa melahirkan di Klinik Bidan Kita.Berbekal dari artikel2 Bidan Kita khususnya tentang Birth Plan, saya mulai mengajak DSOG maupun bidan yang saya datangi untuk sharing tentang beberapa hal.Dari 2 DSOG dan 4 bidan yang saya datangi, ternyata saya lebih sreg dengan bidan karena mereka lebih bisa “fleksibel” dibanding  RS maupun DSOG yang sebagin besar bekerja text book / berdasarkan SOP.Rata2 bidan yang saya kunjungi pro persalinan normal , menghindari episiotomi, memberikan kebebasan ibu untuk memilih posisi persalinan, memberikan kesempatan untuk melakukan mobilitas selama persalinan dan juga makan maupun minum.Untuk pemecahan ketuban ada beberapa bidan yang masih melakukan jika ketuban belum pecah sedangkan persalinan sudah mulai aktif .Rata2 mereka mendukung  IMD dan  rooming in.Namun untuk penundaan pemotongan tali pusat apalagi lotus birth, rasanya masih jauh panggang dari api.Ada beberapa dari mereka yang tau / pernah mendengar tentang penundaan pemotongan tali pusat.Tapi belum berani mempraktekannya karena belum pernah mendapat sosialisasi/pelatihan.Jadi pupuslah harapan saya untuk melakukan delayed of clamping umbilicial cord /proses penundaan pemotongan tali pusat.Malah, secara tidak sengaja saya sharing  dengan seorang dukun bayi/paraji yang waktu itu memijat saya.Beliau menuturkan, dalam menolong persalinan , beliau selalu menunda pemotongan tali pusat sampai plasenta lahir secara alami.Hingga sempat terbersit dalam pikiran saya untuk home birth dengan dukun bayi tsb.Tapi , suami dan keluarga keberatan , takut jika ada hal2 di luar perkiraan dan kami tidak siap dengan peralatan medis.Selain itu, saya baru tau kalau sekarang , dukun bayi tidak boleh membantu home birth sendiri, melainkan harus bekerjasama dengan bidan di Klinik Bidan.Ya sudah, akhirnya saya mengantongi salah satu nama bidan yang  lokasinya cukup terjangkau dari rumah untuk membantu persalinan saya nanti jika tidak berjodoh dengan Bidan Kita.

Beberapa hari menuju HPL,suami meminta ijin dari kantor tepatnya tanggal 26 November 2011 dengan tujuan untuk mendampingi persalinan saya.Menjelang HPL saya, belum ada tanda2 melahirkan seperti yang selama ini sudah saya pelajari dari kelas persalinan, artikel dll.Braxton hicks saya rasakan makin sering.Sehari lewat dari HPL, saya mulai cemas.Tapi suami mengingatkan saya bahwa HPL masih bisa ditolerir sampai dengan 2 minggu seperti penjelasan Mbak Yesie waktu kami melakukan kelas persalinan tempo hari.Dua hari  berlalu dan belum ada tanda2 juga.Saya sms mbak Yesie dan Mbak Ulya , dan mereka menyarankan saya untuk tetap tenang karena yakin bayi itu cerdas.Mereka lebih tau kapan saat yang tepat untuk lahir.Atas Ijin Allah tentunya.Mbak Yesi + Mbak Ulya juga menyarankan saya untuk melakukan induksi alami.

Di tengah kekhawatiran saya  itu,  klien mbak Yesie, mbak Irma yang melakukan GB VBAC  dan lotus birth anak ke 3 , baby Fariz di Klinik Bidan Kita menelpon saya, memotivasi untuk positif thinking dan yakin saya bisa melakukan GB dengan nyaman, normal dan alami meskipun sudah telat beberapa hari dari HPL.Kebetulan saya dan suami sempat bertemu dengan mbak Irma sewaktu kami sedang melakukan kelas persalinan tempo hari.Mbak Irma juga pernah mengalami HPL mundur pada kehamilan anak kedua yang akhirnya berakhir dengan induksi kemudian SC.Alhamdulillah motivasi dari mbak Irma dan juga beberapa teman membuat saya cukup rileks dan bisa berpikir positif.

Namun ada hal yang mengganjal di benak saya yaitu, rencana suami untuk pulang kembali ke Purwakarta karena ijin kantor yang sudah seminggu membuat saya mulai cemas lagi.Dalam setiap doa sehabis sholat saya selalu berharap bisa bersalin dengan normal, nyaman,alami, syukur2 bisa Gentle Birth ,Water Birth dan saya ingin sekali suami  bisa mendampingi dalam proses persalinan saya nanti.Terbersit pikiran negatif bahwa baby saya akan lahir saat papanya di Purwakarta.Tapi kemudian, saya pasrahkan semua kepada Allah, Dzat yang Maha Mengatur segalanya

Jum”at,tanggal 2 Desember, 3 hari lewat dari HPL, terlintas saya ingin mengunjungi kampung halaman ibu saya di salah satu pegunungan  di Magelang untuk memohon doa restu dari simbah putri juga saudara yang lain.Sabtu, 3 Desember, 4 hari lewat dari HPL suami sudah berencana akan pulang.Tapi saya menahan untuk satu hari lagi dia tinggal di sini.Dia pun mengiyakan.

Sabtu malam, saya dan suami keluar sebentar ke salah satu toko di komplek Perumahan kami  membeli bekal makanan untuk perjalanan suami pulang ke Purwakarta besok.Sesampai di rumah, jam 8 malam saya menemukan ada bercak lendir darah di CD saya.Saya pun kemudian berpikir, apakah ini tanda2 persalinan yang selama ini saya pelajari?

Saya menelpon mbak Yesie, menanyakan tanda2 yang saya dapatkan.Mbak Yesie menyarankan saya untuk tetap rileks, tetap makan dan minum dan tidur untuk saving energy.Saya mengutarakan niat saya kembali untuk melahirkan di Bidan Kita Klaten kepada kedua orang tua saya.Rupanya saya mendapat kabar buruk.Kali Putih yang merupakan jalur transportasi Magelang-Jogja-Klaten banjir lahar dingin Merapi.Selain itu mobil di rumah rusak dan tidak ada yang berani mengantar saya ke Klaten.Harapan saya pupus sudah untuk melahirkan nyaman di Bidan Kita.Namun saya tetap berusaha rileks dan kedua ortu menyarankan saya untuk dibawa ke klinik bidan terdekat dari rumah saya.Sampai di sana saya di VT (periksa dalam) dan ternyata masih fase laten.Ibu bidan muda tersebut /asisten bidan senior menyarankan saya untuk pulang dulu untuk kemudian datang besok pagi /Subuh.

Selama malam itu, saya tidak bisa tidur dengan nyenyak karena kontraksi rahim yang cukup intensif dengan selisih waktu sekitar 5 menit dan durasi 1 menit.Saya terus buka FB, gugling di web, baca di artikel  tentang tanda2 persalinan dan bagaimana mengatasinya.

Paginya,jam 6 saya kembali ke klinik bidan dekat rumah saya dan saya di VT.Ternyata masih pembukaan 1, ibu bidan senior mengatakan perkiraan lahir anak saya kalau tidak nanti malam ya besok pagi.Bidan menyuruh saya untuk pulang lagi dan  menyarankan saya untuk datang kembali kalau durasi kontraksi sudah sekian menit.Tapi saya malah bingung bagaimana menghitungnya..hehe..

Jam 7 pagi mbak Yesie menelpon  menanyakan bagaimana keadaan saya.Saya mohon maaf ke mbak Yesie  tidak bisa berangkat ke Klaten karena mobil rusak dan tidak ada yang bisa mengantar.Mbak Yesie menawari saya untuk dijemput Pak Hendro suaminya dari Klaten ke Magelang.Saya sangat gembira dan setuju.

Dalam perjalanan ke Klaten, saya didampingi suami, ibu dan ayah saya.Setiap kali kontraksi , ibu mengelus2 dengan lembut perut saya dan saya merasakan sakit nya lumayan berkurang.Waktu suami berusaha membantu, ternyata sentuhannya tidak selembut ibu (weeek..).

Sesampai di Klinik Bidan Kita, mbak Yesie menyambut saya dengan senyuman, melakukan VT, jam 12 siang Alhamdulillah sudah pembukaan 2 , kemudian mengecek denyut janin saya.Alhamdulillah semua baik2 saja.Ibu dan ayah saya pulang ke Magelang, sehingga saya hanya didampingi suami .Selain mbak Yesie dan mbak Ulya tentunya.

Mbak Yesie menyarankan saya untuk makan siang, tidur siang utk saving energy.Saya sudah tidak enak makan dan tidak bisa tidur dengan nyenyak.Lalu mbak Yesie menyuruh saya untuk melakukan mobilitas, jalan-jalan di sekitar rumah, birthing ball dll.Setiap kali kontraksi, saya  mengambil posisi berlutut / merangkak dan memeluk lutut suami.Suami pun mengelus2 punggung saya, memijat dan menempelkan buli2 panas yang lumayan mengurangi nyeri kontraksi.

Sorenya sekitar jam 5, mbak Yesie menyuruh saya mandi dan berusaha tersenyum meskipun nyeri kontraksi,supaya saya nampak cantik saat bertemu buah hati kami nanti.Dalam setiap detik, mbak Yesie  mendampingi saya, memberi support, perhatian, pujian, kasih sayang , pijatan dan menceritakan kisah2 kelahiran yang lain agar saya termotivasi untuk tetap rileks dan fokus ke janin  yang akan segera bertemu kami.Mbak Yesie pun menuntun saya untuk  relaksasi nafas setiap kali nyeri kontraksi datang.Mbak Ulya dan suami saya pun demikian juga, dengan sabar memijat saya, menempelkan buli2 panas di punggung, tulang ekor, perut untuk mengurangi rasa nyeri saya.(Kalian benar2 tim yang hebat).

Jam 8 malam, pembukaan 6 dan saya mengalami pecah ketuban.Saya pernah baca kalau ketuban sudah pecah biasanya gak boleh masuk kolam, kalaupun masuk gak boleh terlalu lama,gak boleh sering VT takut tercemar infeksi.Tapi saya tetap saja bandel.Selalu bertanya saya sudah pembukaan berapa.Padahal taunya pembukaan kan dari VT(hehe).

Sudah 24 jam sejak fase laten dan saya sudah lemas sekali.Apalagi saya hanya bisa makan beberapa suap tapi bisa minum banyak.Jam 10 malam pembukaan 8, saya meminta kepada mbak Yesie apa saya sudah boleh masuk ke kolam plastik berdiameter 2 meter yang sudah disiapkan sejak sore tadi.Mbak Ulya mulai menambahkan air hangat ke dalam kolam dari 2 buah panci besar.Dan saya pun masuk ke dalam kolam.Sejak saya masuk kolam itu, saya tidak selalu berada di dalam kolam, tapi kadang2 keluar untuk jeda/istirahat dan mencoba tidur.

Rasanya memang lebih rileks dan mengurangi nyeri kontraksi yang saya rasakan.Mbak Yesie masih sabar menuntun saya untuk latihan nafas, menahan untuk tidak mengejan sebelum pembukaan lengkap krn dikhawatirkan membuat mulut rahim jadi bengkak sehingga menyulitkan janin untuk lewat.Rasanya saya sudah tidak tahan untuk tidak mengejan karena dorongan yang luar biasa dari dalam seperti pengin BAB yang teramat sangat.Tapi saya tetap menahan mengejan seperti arahan mbak Yesie.

Sekitar jam 12 malam saya tidak tau sudah pembukaan berapa, saya sudah tidak tahan lagi.Saya meminta dengan sangat kepada mbak Yesie untuk boleh mengejan.Awalnya mbak Yesie masih ragu, tapi kemudian mengijinkan juga akhirnya.Ternyata mngejan di saat nyeri kontraksi  seperti itu tidak semudah yang dibayangkan.Saya merasakan mules yang luar biasa seperti orang sembelit tapi tidak bisa keluar.

Saya sempat diinfus cairan gula untuk menambah tenaga, dirangsang untuk mengeluarkan poop dengan cara disemprot cairan khusus di anus.Katanya kalau “ek nya sudah keluar, mengejannya bisa lebih efektif.Tapi ternyata saya  tidak berhasil e”ek.Saya sudah nyaris menyerah karena sudah hampir 30 jam mengalami nyeri kontraksi sejak fase laten, tidak nyenyak tidur dan tidak enak makan. Tenaga saya sudah benar-benar habis waktu itu.Tapi dngan sabarnya, mbak Yesie, mbak Ulya dan suami terus memotivasi saya untuk berjuang mengingat perjuangan baby kami yang luar biasa, sejak awal terus berusaha mencari jalan lahir. Kasihan juga si DD kalau terlalu lama di mulut rahim.Mungkin kalau di RS, saya sudah di vakum atau di epis.

Jam 01 dini hari kepala bayi mulai muncul sedikit di perineum saya.Mbak Ulya  mengambil foto , video dan menunjukan kepada saya, supaya saya makin semangat.Posisi saya saat kontraksi maupun saat mengejan baik di ranjang maupun di kolam bervariasi.Kadang menungging, setengah duduk, setengah jongkok, jongkok, berlutut, bersandar ke pinggiran kolam, pokoknya posisi senyaman saya.Ternyata benar, setiap ibu mempunyai intuisi untuk memilih posisi persalinan yang bisa membuat lebih nyaman.

Setelah perjuangan mengejan yang cukup panjang dan melelahkan , selama kurang lebih 40 menit an, dibantu suami saya yang juga masuk ke  kolam dan duduk di belakang saya, Alhamdulillah bayi saya lahir Senin 05 Desember 2011  jam 01.43 an dini hari.Dimulai dengan kepala bayi yang keluar,  badannya sampai kaki, lalu mengapung di kolam.Setelah itu  saya diarahkan untuk meraih bayi saya dari dalam kolam.Ternyata, tali pusat bayi saya putus karena terlalu pendek (+/_) 17 cm.Sedangkan normalnya tali pusat panjang 60 cm.Mbak Yesie segera melakukan pembersihan saluran nafas bayi dengan bubble syringe ,mbak Ulya mengklem tali pusat.Lalu saya diajak ke ranjang kembali sambil bayi saya dibungkus handuk.

Proses berikutnya, saya dibantu mbak Yesie untuk melakukan IMD selama satu jam.Sedangkan mbak Yesie merogoh plasenta saya ke dalam rahim secara manual dengan tangan karena plasenta saya lengket (riwayat konsumsi penguat kandungan selama kehamilan trimester pertama).Lalu perineum saya dijahit banyak, mungkin ada 15 jahitan.Rasa nyeri diambil plasenta secara manual maupun waktu dijahit, sudah tidak senyeri saat kontraksi persalinan tadi.

Alhamdulillah akhirnya proses persalinan saya berakhir dengan lancar, aman, selamat , ibu dan bayi sehat.

Kamipun baru bisa tidur sekitar jam 4 pagi.Jam 11 siang saya dijemput keluarga saya untuk kembali ke Magelang.

Begitulah sekelumit pengalaman  persalinan anak pertama kami yang kami beri nama :

Dzakiya Alya Kirana

Yang artinya  :

Semoga menjadi wanita cerdas yang berakhlak mulia dan menjadi cahaya/ penerang bagi lingkungannya.Amin Ya Rabbal “Alamin. ”

 

Kunci Untuk Mencapai Relaksasi

Sesungguhnya relaksasi Hypno-birthing merupakan tehnik lama yang dahulu sering diajarkan dan dilakukan oleh orang-orang  tua kita. Dan saat ini dijelaskan dengan penjelasan ilmiah dan dilengkapi dengan berbagai riset/penelitian, sehingga dapat dilakukan secara terprogram sehingga  hasil yang diperoleh menjadi lebih optimal. Metode relaksasi Hypno-birthing merupakan salah satu tehnik swasugesti, dalam menghadapi dan menjalani kehamilan serta persiapan melahirkan sehingga para wanita hamil mampu melalui masa kehamilan dan persalinannya dengan cara yang alami, lancar, dan nyaman (tanpa rasa sakit).  Dan yang lebih penting lagi adalah untuk kesehatan jiwa dari bayi yang dikandungnya.

Metode relaksasi Hypno-birthing ini dikembangkan berdasarkan adanya keyakinan bahwa dengan persiapan melahirkan yang holistic/menyeluruh (Body, Mind and Spirit) maka di saat persalinan, wanita dan juga pendampingnya (suami), akan dapat melalui pengalaman melahirkan yang aman, nyaman, tenang dan memuaskan, jauh dari rasa takut yang menimbulkan ketegangan dan rasa sakit. Dengan kata lain, jika pikiran dan tubuh mencapai kondisi harmoni, maka alam akan bisa berfungsi dengan cara yang sama seperti pada semua mahluk lainnya Melalui latihan-latihan yang diberikan oleh bidan/dokter, wanita hamil bisa mengkondisikan tubuh dan jiwa/pikiran secara harmonis selama kehamilan hingga mempersiapkan diri menghadapi proses persalinan. Dengan demikian, tercipta rasa tenang dan rasa yakin bahwa tubuhnya akan mampu berfungsi secara alami dalam proses tersebut. Sebab setelah belajar memasuki kondisi relaksasi yang dalam, wanita hamil akan mampu menetralisir rekaman negatif yang ada di alam/jiwa bawah sadarnya serta menggantinya dengan memasukkan program positif/ reprogamming

Untuk mencapai kondisi relaksasi, ada dua kunci.

Pertama adalah Observasi latihan ini sangatlah penting hal ini juga diajarkan kepada pendamping. Untuk melakukan observasi dengan baik, anda dapat melakukan latihan seperti dibawah ini:

  • Atur posisi anda senyaman mungkin.
  • Tegangkan dan kencangkan otot-otot di wajah anda sesaat (lakukan beberapa saat) dan sekarang relakskan.
  • Sekarang tegangkan kedua bahu anda sangat kuat. Hanya rasakan ketegangan tersebut sampai anda benar-benar menyadari dan merasakan ketegangan tersebut. Setelah anda benar-benar merasakan ketegangan tersebut kemudian lepaskan dan relakskan.
  • Kemudian tegangkan sebagian kecil dari otot di wajah anda (bisa rahang, bisa mata) rasakan sejenak kemudian relakskan.
  • Lakukan tahapan ini beberapa kali secara berulang. Kemampuan anda untuk dapat mengobservasi otot yang tegang dan otot yang rileks sangat membantu anda untuk lebih tanggap terhadap keadaan tubuh anda
  • Kemudian sekarang tegangkan dan kencangkan seluruh ekstremitas anda (tangan dan kaki) rasakan sesaat lalu rilekskan kembali
  • Tegangkan sebagian kecil dari tubuh anda (contohnya dipaha) rasakan sesaat kemudian relakskan. Tujuan dari latihan observasi diatas adalah untuk melatih ibu juga pendamping persalinan agar lebih tanggap dengan segala ketegangan yang ada di dalam tubuh dan dapat membedakan antara kondisi tubuh yang tegang dengan kondisi yang rileks.

 

Kunci yang kedua adalah secara sadar mampu melepaskan segala ketegangan. Relaksasi hypno-birthing bukanlah sekedar seperti relaks saat anda hendak tidur. Karena pada saat anda hendak tidur biasanya anda akan naik ke tempat tidur dan menunggu sampai seluruh tubuh anda relaks dengan sendirinya. sedangkan pada saat proses persalinan anda harus mampu melakukan observasi terhadap ketegangan yang anda rasakan kemudian secara sadar melepaskan semua ketegangan tersebut. Pada saat anda berlatih, jangan mudah merasa puas tetapi lakukan latihan secara terus menerus dan dengan sungguh-sungguh terutama di trimester akhir kehamilan anda supaya anda dapat merasakan relaksasi di seluruh tubuh anda.

jika Anda menginginkan proses persalinan yang nyaman ikutilah kelas relaksasi hypnobirthing di Alamat Klinik Bidan Kita Jl Piere Tendean no 20, Sikenong, KLATEN (Belakang TOSERBA LARIS)

HOTLINE 085100111884

selamat Berlatih

Salam hangat

Relaksasi di antara Kontraksi pada saat bersalin

Salah satu hal yang menjadi momok bagi ibu pada saat bersalin adalah kontraksi. Padahal kontraksi sebenarnya sangat berguna bagi proses persalinan. Namun karena seringkali kontraksi yang dirasakan ibu merupakan suatu perasaan yang tidak nyaman bahkan nyeri, maka berbagai metode di kembangkan untuk mengatasi rasa nyeri pada saat terjadi kontraksi tersebut.

 

Salah satu yang harus dikuasai ibu pada saat bersalin adalah melakukan relaksasi disela kontraksi. Pada saat inilah perlu peran dari pendamping persalinan atau suami, biarkan ibu berbaring denagn posisi yang paling nyaman menurutnya teliti dan yakinkan bahwa posisi ibu benar-benar nyaman. Suami bisa menambahkan beberapa bantal untuk menyangga bagian tubuh ibu agar ibu merasa nyaman. Yakinkan dan anjurkan ibu untuk menutup keduamatanya karena ini membuat ibu dapat lebih berkonsentrasi dengan sensasi yang akan dia rasakan.

Tujuan utama dari latihan ini adalah membantu ibu bersalin yang memasuki kala I persalinan merasa nyaman dan aman walaupun ibu tersebut mengalami kontraksi.

Langkah-langkahnya antaralain:

1. Rilekskan seluruh tubuh anda

2. Letakkan dan rebahkan kepala anda di atas bantal dan biarkan kepala dan leher anda rileks

3. Rilekskan otot-otot di daerah wajah anda, rasakan semakin lama otot-otot di wajah anda semakin rileks

4. Perlahan-lahan rilekskan pula otot di daerah sekitar mata dan biarkan rahang anda sedikit terbuka dan lidah menempel ke langit-langit, rasakan semakin anda rileks dan rileks

5. Sekarang rilekskan otot di leher anda, bahu kanan dan kiri dan berusahalah untuk merilekskan otot-otot di lengan dampai jari-jemari tangan anda.

6. Kemudian rilekskan otot di daerah dada dan perut anda.dan pada saat anda merasakan gelombang alami dari rahim anda rasakan secara otomatis anda langsung menarik nafas panjang dan saat anda menghembuskannya rasakan perut dan pinggang anda terasa nyaman dan rileks. Dan rasakan semakin sering gelombang alami rahim anda tersebut datang, maka tubuh anda semakin rileks dan anda semakin tenang.

7. Sekarang hilangkan semua ketegangan yang anda rasakan di pinggang, paha dan betis anda. Biarkan kaki anda terletak dengan lembut dan biarkan semuanya rileks

8. Rasakan dan biarkan anda semakin focus denagn sensasi yang anda rasakan pada saat gelombang rahim dan sugestikan dalam tubuh anda bahwa tubuh anda bekerja secara harmonis dan gelombang rahim yang anda rasakan membuat jalan lahir semakin terbuka.

9. Lakukan latihan ini berulang kali karena denagn pengulangan maka hasil dari latihan ini akan lebih maksimal.

Bagi suami pendamping persalinan ini merupakan bagian yang paling penting dalam proses persalinan untuk membantu ibu tetap nyaman. Selalu beri motivasi, dukungan dan sugesti positif saat ibu mengalami kontraksi contohnya dengan mengatakan kepada ibu ” rileks, rilekskan tubuhmu sayang.”

Dalam metode relaksasi hypno-birthing ini, konsep persalinan yang mudah, aman dan nyaman dapat terjadi dengan cara klien di tuntun untuk menyadari kekuatan pikiran baawah sadar, karena hukum pertama dari pikiran bawah sadar adalah:  Apapun yang anda pikirkan, tubuh anda dapat menciptakannya dan memberikan anda sesuai dengan apapun yang anda pikirkan.

Dalam persalinan, rasa nyeri dapat terabaikan dengan cara relaksasi dan visualisasi karena pada dasarnya manusia biasa memusatkan perhatian pada satu hal saja pada suatu waktu. Saat kita memusatkan perhatian pada satu objek atau sensasi, perasaan lain akan dikesampingkan. Seperti pernyataan sebelumnya bahwa pikiran mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap tubuh kita demikian pula halnya dalam persalinan. Maka ketika pikiran dalam keadaan tenang menerima keyakinan bahwa persalinan akan berlangsung secara alami, nyaman dan lancar, maka yang akan dialami pun seperti yang diyakini. Selama persalinan tubuh ibu hanya akan merasakan tarikan atau tekanan dari gerakan rahim saat menjalankan tugasnya membuka leher rahim dan mengeluarkan bayi secara alami, namun ibu merasakannya dengan nyaman, dan dengan kesadaran bahwa ibu benar-benar mampu memegang kendali atas tubuhnya. Oleh karena itu, Dengan melakukan relaksasi dan visualisasi maka rasa nyeri dalam persalinan dapat diminimalisasikan.

Program ini mengajarkan calon ibu untuk menyatu dengan gerak dan ritme dari tubuh yang alami saat menjalankan proses persalinan, membiarkan tubuh dan pikiran untuk bekerja dan meyakini bahwa tubuh mampu berfungsi sebagaimana seharusnya, sehingga rasa sakit menghilang. Relaksasi hypno-birthing mengajarkan calon ibu untuk menjalankan teknik relaksasi yang alami, sehingga tubuh dapat bekerja dengan seluruh saraf secara harmonis dan dengan kerja sama penuh, bukannya melawan.

Untuk melakukan relaksasi hypno-birthing yang dibutuhkan adalah ketenangan dan niat (kemantapan hati). Kondisi relaks akan memunculkan Endorphin sebagai anestesi alami yang akan menggantikan hormon pemicu rasa sakit (hormon stres). Metode relaksasi hypno-birthing ini bisa dilakukan di usia kehamilan berapa pun. Namun, umumnya sering dilakukan di usia kehamilan 7 bulan atau 2 minggu sebelum proses persalinan. Bisa dilakukan dua kali sehari di saat pagi maupun menjelang tidur malam. Tiap kali lamanya sekitar 10-15 menit.

 

Ayo semangat berlatih. dan jika Anda menginginkan proses persalinan yang nyaman ikutilah kelas relaksasi hypnobirthing di

Alamat Klinik Bidan Kita Jl Piere Tendean no 20, Sikenong, Klaten Selatan (Belakang TOSERBA LARIS)

HOTLINE 085100111884

 

 

Relaksasi dasar pencapaian harmonisasi tubuh dan pikiran

Bayangkan Anda bersalin tanpa rasa takut bayangkan anda dan janin anda bekerja sama secara harmoni, damai dan tenang … suara pendamping anda membuat anda lebih tenang dan yakin bahwa anda bisa melampaui semua proses ini dengan nyaman. Hypno- birthing adalah cara sederhana dan mudah untuk menciptakan proses persalinan yang nyaman dan mampu menciptakan harmonisasi hormone-hormon di dalam tubuh yang memungkinkan otot-otot untuk rileks begitu dalam sehingga proses persalinan berlangsung nyaman dan lancar.

Relaksasi adalah teknik untuk mencapai kondisi rileks. Metode relaksasi hypno-birthing akan sangat bemanfaat bagi mereka selama proses melahirkan. Pada saat ibu hamil beristirahat dalam keadaan duduk atau terbaring rileks, otot-otot dinding perut dan rahim juga dalam keadaan rileks. Ini akan meningkatkan aliran darah ke rahim dan meningkatkan jumlah oksigen dan zat-zat gizi yang dibutuhkan bayi. Selain itu, akan memberikan bayi lebih banyak ruang gerak. Umumnya bayi akan mengetahui hal ini dan menyukainya.

Menurut penelitian, wanita yang mengikuti kelas relaksasi sebelum dan selama hamil, mengalami lebih sedikit komplikasi dan lebih kecil risikonya melahirkan bayi dengan berat badan rendah dibandingkan dengan ibu yang tidak terbiasa relaksasi secara teratur selama kehamilannya relaksasi adalah suatu kondisi istirahatnya jiwa raga. Untuk mengetahui apakah calon ibu sudah relaks atau belum, salah satunya dapat menggunakan pemeriksaan EEG (Electro Ensepahalo Grafi). Dalam pemeriksaan tersebut akan terlihat perbedaan irama otak pada saat otak bekerja (kondisi beta) di atas 12 Hz perdetik, sedangkan otak pada saat istirahat (kondisi alfa) 8-12 Hz perdetik.

Berikut ini Tahapan Relaksasi yang dapat dilakukan:

1. Siapkan ruangan yang tenang dan nyaman dengan lampu redup, putar gunakan musik yang tenang.

2. Relaksasi otot.

Otot adalah bagian yang paling luas di tubuh manusia dan banyak digunakan untuk beraktivitas. Pada saat kita berpikir, yang seharusnya menggunakan kemampuan otak saja, otot juga ikut berpikir alias mengalami ketegangan. Awalnya rasakan ketegangan otot mulai dari telapak kaki sampai ke wajah. Rasakan beberapa saat kemudian lepaskan ketegangan sambil mengendurkan seluruh otot, mulai dari wajah sampai telapak kaki.

3. Tahap kedua adalah relaksasi napas.

Perhatikan napas yang keluar masuk lewat hidung, napas yang rileks adalah napas perut, perlahan-lahan dan dalam sambil diniatkan setiap embusan napas membuat diri saya semakin tenang.

4. Relaksasi pikiran.

Pikiran perlu dilatih agar dapat mencapai ketenangan. Sarana yang digunakan adalah indra mata. Pada saat berbaring, pandang/fokus pada satu titik terus-menerus. Terasa kelopak mata semakin santai, mulai berkedip, dan biarkan kedua mata terpejam. Nikmati santainya jiwa dan raga.

5. Setelah mencapai kondisi rileks yang dalam, lakukan swasugesti (subconcous reprogramming) atau dalam bahasa sederhana masukkan niat atau program positif. Beberapa yang diingat dalam menanamkan program positif adalah:

  • Selalu menggunakan kata-kata positif. Contohnya, kalau ingin sehat katakan “sehat” bukan “tidak sakit”
  • Programkan mulat saat ini dan seterusnya.
  • Lakukan secara persisten.

Untuk Ibu hamil dalam keadaan santai yang dalam, masukkan niat atau program positif yang terekam di jiwa bawah sadar/disket dan terealisasi dalam kehidupan kita. Contoh program positif: “Mulai sekarang dan selanjutnya semakin tenang dalam menghadapi kehidupan, terutama dalam menghadapi persalinan, persalinan yang alami, nyaman, dan lancar.” Inilah teknik relaksasi hypno-birthing..

Teknik pernapasan perlahan dan pernapasan tidur yang diajarkan membantu memunculkan insting alami, membiarkan tubuhnya dan tubuh si bayi yang mengontrol persalinan, sementara dia memasuki kondisi rileks yang semakin dalam.

Latihan Relaksasi a. Langkah Persiapan Perhatikan hal-hal berikut ini:

Pilih waktu untuk rileks jika tidak ingin mendapat gangguan. Untuk sementara matikan handphone dan buatlah anda berada pada suasana yang tenang tanpa gangguan.

Lakukan pada waktu yang sama setiap hari dengan disiplin.

Pilih tempat berlatih yang lampunya bisa dikecilkan/diredupkan: jadikan tempat itu untuk berlatih setiap hari.

Pastikan kandung kemih kosong.

Kenakan baju yang longgar dan nyaman.

Pasang kaset musik relaksasi atau musik instrumentalia yang dapat membantu tubuh untuk lebih mudah rileks.

b. Memilih Posisi Relaksasi

Setelah proses persiapan, selanjutnya calon ibu perlu memilih sendiri posisi yang dirasakan paling nyaman saat relaksasi. Mengenai caranya, calon ibu tidak perlu risau karena tubuh akan memilih sendiri posisi itu jika calon ibu melakukan relaksasi. Pada dasarnya ada dua macam posisi yang dapat dipilih, yaitu posisi terlentang (namun posisi ini tidak dianjurkan jika ibu sudah memasuki trimester ketiga) dan posisi lateral (miring).

c. Mencapai Relaksasi Wajah

Mencapai relaksasi wajah yang dalam sangat penting karena akan membuat bagian lain tubuh lebih mudah mengikuti. Setelah menguasai seni relaksasi wajah, rahang akan benar-benar rileks, dengan rahang bawah sedikit mundur. Calon ibu akan dapat memasuki kondisi rileks yang alami dengan cepat.

Cara melakukan relaksasi wajah:

Biarkan kedua kelopak mata pelan-pelan menutup. Jangan dipaksa, tetapi biarkan menutup sendiri perlahan. Fokuskan diri pada otot-otot di dalam dan di sekitar mata. Begitu terasa otot-otot mata melemas secara alami, rasakan rileks mengalir dari kedua kening, turun ke kelopak mata, ke tulang pipi, dan sekeliling rahang. Biarkan rahang bawah sedikit mundur, sehingga gigi atas dan gigi bawah terpisah.

Kelopak mata akan terasa lebih berat ketika pipi dan rahang lemas. Bawa rileks dalam mata ke dalam kadar di mana seolah-olah kelopak mata tak dapat bergerak lagi. Rasakan kepala menekan bantal. Ketika mempraktikkan teknik ini, calon ibu akan merasakan leher, bahu, dan siku turun. Bayangkan bahu terbuka ke luar dan kedua tangan tergantung lemas dari siku.

Latihan relaksasi hendaknya dilakukan setiap hari sehingga ibu dapat dengan mudah mencapai kondisi relaks saat menghadapi persalina terutama saat menghadapi kontraksi ataupun ketidaknyamanan pada saat kala I persalinan. Cara mudah atau cara praktis metode ini yang dapat dilatih setiap hari adalah : Aturlah dan posisikan tubuh senyaman mungkin, apakah dengan duduk, setengah duduk, berbaring telentang atau miring. Jika berbaring sebaiknya dengan posisi menyamping ke kiri. Posisi ini dapat memperbaiki aliran darah dan O2 ke rahim atau plasenta terutama pada ibu dengan kehamilan > 36 minggu. Karena dengan posisi miring ke kiri dapat menghindari penekanan vena cava inferior oleh janin.

Kondisikan seluruh tubuh dalam keadaan relaks. Pejamkan mata perlahan-lahan dan mulai bernapas dalam-dalam melalui hidung secara perlahan dan teratur. Kendurkan otot-otot seluruh tubuh dan istirahatkan pikiran. Berkonsentrasilah pada niat untuk melakukan relaksasi hypno-birthing

Bayangkan dan niatkan proses persalinan yang menyenangkan dan membahagiakan. Proses bersalin yang lancar serta bayi mungil yang sehat dan lucu.

Setelah kondisi relaks, tanamkan sugesti dan niat positif ke alam bawah sadar. contohnya, “Aku bisa melahirkan secara alami, lancar dan normal.”, “Bayiku sehat,”, “tubuhku sehat, persalinanku lancar dan nyaman, bayikupun lahir dengan sehat dan selamat” dan lain sebagainya. Untuk masuk ke dalam alam bawah sadar ada juga yang menggunakan ideomotorik yaitu gerak tangan secara alami dan otomatis. Cara ini bisa membuat waktu relaks jadi lebih panjang. Tapi, ada juga yang tidak menggunakan gerakan ideomotorik, hanya diam seperti orang meditasi.

Saat hendak selesai, biarkan otot-otot semakin relaks dengan menghirup napas panjang dan buang napas perlahan lewat hidung. Kembali ke kondisi normal dan siap melakukan kegiatan atau tidur.

Pada saat bersalin; tetaplah tenang, bernapaslah secara teratur, selaraskan energi dengan datangnya kontraksi sehingga tenaga tidak terbuang percuma.

Ayo semangat berlatih. dan jika Anda menginginkan proses persalinan yang nyaman ikutilah kelas relaksasi hypnobirthing

di Alamat Klinik Bidan Kita Jl Piere Tendean no 20, Sikenong, Klaten Selatan, KLATEN