Bidan Kita

Home Blog Page 63

Posisi Melahirkan

Ada banyak alasan ilmiah mengapa tetap tegak selama persalinan atau melahirkan adalah ide yang baik dan membuahkan banyak manfaat

Pertama, ketika seorang ibu bersalin dalam posisi tidur terlentang, uterus yang berat akan menekan pembuluh darah utama yang memasok oksigen ke bayi. Hal ini dapat menyebabkan ‘gawat janin’ dan intervensi seperti persalinan dengan vakum, forceps atau caesar.

 

Kedua, ketika seorang ibu bersalin dalam posisi tidur terlentang ketika melahirkan, tulang ekor dan panggul bawah tertekan permukaan yang keras yaitu tempat tidur, sehingga lebih sulit bagi sendinya untuk lebih fleksibel dan untuk kepala janin turun ke jalan lahir. Bahkan, ketika seorang ibu bersalin berada dalam psosisi tegak selama proses persalinan maka, ukuran jalan lahir dapat ditingkatkan sampai 30%. Ini bisa berarti kemungkinan adanya gawat janin akan semakin kecil.

 

Ketiga, ketika seorang ibu bersalin dalam posisi tidur terlentang maka kontraksi rahim  melawan gaya gravitasi.  ini dapat memperlambat kecepatan dan kekuatan mengejan saat persalinan. Dengan kata lain, proses persalinan bisa memakan waktu lebih lama dan menyebabkan kelelahan pada ibu.

Keempat, ketika seorang ibu bersalin dalam posisi tidur terlentang selama tahap mendorong/mengejan, dia mendorong bayi melawan gaya gravitasi, sehingga diperlukan waktu lebih lama untuk mendorong bayi keluar. Baik ibu dan bayi dapat menjadi kelelahan.

Ketika seorang ibu bersalin mengadopsi posisi yang lebih tegak selama persalinan, maka tekanan pada panggul dan punggung akan berkurang sehingga mereka akan merasa lebih nyaman dan merasa lebih mampu memegang kendali. Tekanna pada bayi juga berkurang.

Bidan dapat menyentuh dengan lembut untuk memberi kesenangan dan kenyamanna bagi ibu, seperti ‘Effleurage’, sebuah belaian lembut pada kulit pada perut ibu.

Rekomendasi ini didukung oleh penelitian yang dikumpulkan oleh Cochrane Collaboration, tinjauan sistemik artikel penelitian database global. Profesor Justus Hofmeyr, ahli kandungan Afrika Selatan, melakukan review dari Cochrane Collaboration pada ‘Posisi ibu saat melahirkan “dan menemukan bahwa posisi tegak lebih nyaman untuk ibu, mempersingkat waktu lahir, lebih baik untuk bayi dan tidak membahayakan.

Jadi mengapa masih juga banyak ibu bersalin yang berada dalam posisi berbaring terlentang atau posisi setengah- berbaring?

Nyaman untuk siapa? Untuk si ibu atau si penolong persalinan?

Sejarah Kelahiran

Secara historis, gambar dan artefak dari peradaban kuno menggambarkan seorang perempuan melahirkan di bangku kelahiran, atau jongkok dan berlutut untuk melahirkan. Engelman, ahli kandungan abad ke-19, mendokumentasikan bahwa posisi tegak lahir digunakan oleh perempuan di seluruh dunia dari berbagai bangsa dan kelompok suku. Museum artefak menunjukkan banyak wanita dalam melahirkan dalam postur tegak.

Namun royalti Inggris tampaknya sudah mulai tren modern dengan meminta ibu untuk berbaring saat melahirkan pada abad ke 17, ketika Raja Louis XIV ingin menonton gundiknya melahirkan dari balik tirai.  Forceps, diciptakan oleh saudara Chamberlain untuk ibu bersalin yang berada dalam posisi berbaring telentang di tempat tidur. Ratu Victoria kemudian memperkenalkan penggunaan kloroform selama kelahiran. Ini berarti bahwa wanita kelas atas menggunakan kloroform sebagai metode penghilang rasa sakit selama proses kelahiran harus berbaring terlentang.

Posisi berbaring terlentang itu juga lebih menguntungkan bagi bidan dan dokter kandungan untuk menolong persalinan dan melakukan intervensi jika diperlukan.

Di negara-negara barat perempuan didorong untuk melahirkan di rumah sakit di atas tempat tidur yang tingginya sepinggang staf keperawatan dan medis. Ini menguntungkan bagi mereka untuk dengan mudah ‘melihat’ dan mengelola persalinan dan kelahiran. Di Afrika Selatan, tren ini diikuti baik dalam pelayanan maternitas, publik dan swasta oleh bidan dan dokter kandungan.

Robbie Davis-Floyd, seorang antropolog budaya, mengungkapkan itu dalam kutipannya di sebuah artikel ia menulis sebagai berikut: “Dalam proses melahirkan, salah satu pilihan dokter yang paling menguntungkan adalah posisi litotomi (berbaring terlentang), tidak karena secara fisiologis itu menguntungkan, namun karena dengan posiis ini akan memungkinkan mereka (dokter red) untuk menolong persalinan sambil berdiri atau duduk dengan nyaman, dan dengan bidang yang jelas untuk melalkukan manuver.”

Kita tahu betul bahwa bersalin atau melahirkan dengan posisi tegak akan sangat menyulitkan bagi bidan dan dokter untuk menolong (butuh ketrampilan khusus untuk ini), tetapi banyak alasan fisiologis yang baik untuk memungkinkan seorang perempuan untuk melahirkan di posisi tegak (termasuk suplai darah dan oksigen ke bayi meningkat, lebih efektif saat mendorong/mengejan, dan outlet panggul yang lebih luas).

Posisi Sehat untuk mengejan dan melahirkan

Semestinya seorang ibu bersalin harus diperbolehkan dan berhak untuk bergerak bebas selama persalinan.  Berjalan, berdiri, duduk, berlutut, berjongkok atau didukung jongkok semua posisi ini sangat bermanfaat selama persalinan dan kelahiran yang bekerja sama dengan kekuatan gravitasi, bukan melawannya.

Melahirkan di Masa Depan

Tenaga medis mungkin ragu-ragu untuk membantu ibu melahirkan ke dalam posisi alternatif – mungkin hal ini disebabkan kurangnya praktek. salah satu dokter kandungan mengatakan, mahasiswa kedokteran belajar tentang patologi, bukan kelahiran alami!

Menolong ibu melahirkan itu melibatkan ilmu pengetahuan dan seni kebidanan, sehingga wanita diberdayakan dan bayi lahir sehat.

Saya sempat mewawancarai beberapa ibu yang melahirkan di rumah sakit dengan posisi berbaring terlentang dengan kaki mereka di sanggurdi. Ria (bukan nama sebenarnya) mengatakan dia begitu kelelahan oleh rasa sakit (sensasi nyeri meningkat ketika seorang wanita berbaring). Ria merasa sulit untuk mendorong bayi keluar, dan akhirnya dokter menggunakan forsep untuk menarik bayi keluar. Dia merasa sakit sangat karena dia di episiotomi dan lemah. Tutik (bukan nama sebenarnya) lain lagi, saat melahirkan dia harus tidur terlentang atau miring kekiri padahal setiap kali kontraksi dia merasa lebih sakit ketika posisinya berbaring. Ketika dia berusaha duduk untuk meringankan rasa sakitnya, perawat dan bidan langsung memarahinya dan mengancamnya dengan kata-kata, “ibu harus menurut! Kalau enggak nanti malah di Sc lho!” dan ketika akhirnya si ibu Tutik merasa kelelahan, mereka langsung menawarkan Sc dengan alas an agar bayinya pintar!

Inilah kenyataan yang terjadi di lapangan, Tampaknya bahwa ibu ketika dalam proses persalinan akan rentan terhadap saran dan pemaksaan dan bahkan ketika seorang wanita sangat yakin bahwa kelahiran alami adalah yang terbaik bias saja akhirnya menyerah pada keputusan dan arah dari bidan dan / atau dokter.

Lalu bagaimana cara menghindari kejadian ini? Rahasianya adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan di awal kehamilan: Apa mungkin saya melahirkan dengan posisi tegak? Bagaimana kebijakan di RS tentang pertolongan proses persalinan? Siapa yang akan mendampingi saya? atau beberapa pertanyaan lain sesuai dengan “Birth Plan” Anda.

Salam Hangat

Semoga Bermanfaat

Referensi:

1. Kitzinger S. Sheila Kitzinger”s letter from Europe: The Clock, the Bed and the Chair. Birth – Issues in Perinatal Care. March 2003.

2. Caldeyro-Barcia R. The influence of maternal position on time of spontaneous rupture of the membranes, progress of labor and fetal head compression. Birth1979; 6: 10-18.

3. Gupta JK, Hofmeyr GJ. Position in the second stage of labour for women without epidural anaesthesia. The Cochrane Database of Systemic Review 2006 issue 1. The Cochrane Collaboration. John Wiley and Sons, Ltd.

4. Gaskin IM. Ina May”s Guide to Childbirth. New York: Bantam Dell, Random House, 2003.

5. Davis-Floyd R. The technocratic, humanistic, and holistic paradigms of childbirth. International Journal of Gynecology and Obstetrics 2001; 75: S5-S23.

6. Brown H, Nikoderm C, Garner P, Hofmeyr J. Evidence based maternity care and labour support. International Journal of Childbirth Education, 2000.

Peran Melatonin dalam Proses Persalinan

Baru saja saya membaca sebuah penelitian di http://jcem.endojournals.org/content/94/2/421.full.pdf+html atau http://jcem.endojournals.org/content/94/2/421.abstract yang menegaskan kembali tentang apa yang terjadi pada proses persalinan seorang mamalia yang kita ketahui berlangsung secara naluriah selama ribuan tahun. Proses kelahiran harus terjadi di tempat yang gelap yang nyaman. Hal ini juga membantu menjelaskan mengapa sebagian besar ibu bersalin pada waktu tengah malam. Dan mengapa begitu banyak persalinan yang menjadi melambat ketika berada di rumah sakit.

 

Abstrak penelitian ini mengatakan dalam kesimpulan: “[Melatonin] bersinergi dengan [oksitosin] untuk mempromosikan [otot polos uterus] melakukan kontraksi dan untuk memfasilitasi kegiatan gap junction [dalam lingkungan pengujian dikontrol].

Seperti sinergi dalam diri manusia akan mempromosikan kontraksi terkoordinasi dan kuat dari rahim yang diperlukan untuk [melahirkan] “(Sharkey, Puttaramu, Word dan Olcese,” Melatonin Synergizes with Oxytocin to Enhance Contractility of Human Myometrial Smooth Muscle Cells”).

Saya benar-benar terpesona ketika saya membaca ini. Ini masuk akal dan sangat lengkap!

Melatonin adalah hormon yang bertanggung jawab untuk mendorong seseorang untuk mengantuk dan tidur. Tubuh kita meningkatkan produksi melatonin dalam kegelapan, dan tingkat melatonin manusia paling puncak adalah dini har. Daylight dan cahaya buatan mengurangi produksi melatonin dalam tubuh manusia .

Ketika saya browsing di Internet, saya menemukan bahwa melakukan meditasi dapat meningkatkan produksi melatonin. Ini bias And abaca di : http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0301051100000351

Beberapa strategi coping yang paling efektif untuk proses persalinan yang mirip dengan meditasi-adalah relaksasi progresif, Hypnobirthing, visualisasi, teknik pernapasan-sehingga sangatlah masuk akal mengapa dengan rajin melakukan latihan-latihan tersebut, maka Anda akan sangat terbantu.

Nah sekarang mari kita berfikir logis, jika melatonin dan oksitosin bersinergi untuk menghasilkan kontraksi dalam persalinan, tidak akan masuk akal untuk melakukan segala yang mungkin untuk menjaga dan meningkatkan level hormon melatonin yang tinggi saat melahirkan, ketika Anda dilakukan berbagai intervensi. Contoh real adalah, seberapa baik Anda pikir seorang wanita dapat “bermeditasi” atau menggunakan teknik mengatasi ketika dia:

1) Berada dalam ruangan yang steril, dingin, terang benerang dan asing?

2) Di pasangin infuse di tangannya, diberi berbagai formulir untuk segera di tandatangani, atau ditanya pertanyaan menjengkelkan tentang nomor jaminan asuransi, atau dikamar kelas berapa Anda akan menginap saat Anda berada di pertengahan kontraksi?

3) Terus menerus terganggu oleh staf rumah sakit yang masuk dan keluar ruang persalinan silih berganti tanpa Anda tahu apa yang mereka lakukan, memasukkan jari mereka di dalam vagina Anda berulang kali bahkan berganti-ganti orang?

Terkadang Semakin saya belajar, semakin saya yakin bahwa hampir segala sesuatu tentang rumah sakit-dengan segala kebijakan konyol mereka-membuat rumah sakit salah satu tempat terburuk untuk memfasilitasi seorang ibu melahirkan.

Jika Anda benar-benar ingin memfasilitasi proses kelahiran dengan baik, mulailah mengambil pelajaran dari kucing hewan peliharaan Anda.

Matikan lampu!

carilah tempat yang paling nyaman.

Lakukan apapun yang Anda bisa untuk tetap bersantai dan masuk ke kondisi tidur seperti meditasi.

Biarkan tubuh Anda melakukan apa yang harus dia lakukan, karena ingat tubuh wanita dirancang sempurna untuk melahirkan.

Apapun yang anda lakukan, jangan buru-buru ke rumah sakit!

 

salam hangat

Bidan Kita

Ketakutan yang sering muncul menjelang persalinan

Bagi kebanyakan orang, stres adalah bagian dari kehidupan modern sehari-hari, tetapi wanita hamil sering mengalami stres yang secara khusus berhubungan dengan kehamilan, di atas semua hari-hari stressor lainnya. Meskipun stres yang berhubungan dengan kehamilan sangat umum, dan sangat normal, namun tetap saja meresahkan wanita, apalagi mereka yang berjuang untuk memiliki pengalaman kehamilan dan melahirkan yang positif.

Berikut adalah beberapa ketakutan dan kekhawatiran yang paling umum:

1. Takut tidak mampu mengelola rasa sakit saat persalinan.

Mengelola rasa sakit saat persalinan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu cara terbaik untuk mengatasi rasa sakit saat bersalin adalah:

a. Siapkan diri Anda dengan membaca buku-buku tentang persiapan persalinan dan untuk belajar tentang semua pilihan anda.

b. Selidiki dan ikuti kursus persiapan melahirkan di rumah sakit, rumah bersalin, puskesmas, atau bidan praktek swasta di daerah Anda, Anda juga dapat mengikuti seperti kelas senam hamil, yoga untuk ibu hamil, kelas hypnobirthing, dll dengan Mengambil atau mengikuti kelas melahirkan, Anda dapat berbicara dengan ibu-ibu baru lainnya, dokter atau bidan dan siapa saja yang akan berbagi sedikit cerita mereka akan dapat membantu.

c. Ikutilah komunitas-komunitas pendukung ibu hamil normal, banyak sekali di Fb, milis atau di daerah Anda, dengan demikian Anda akan bias saling share dan support dengan ibu-ibu lain.

d. Bicarakan tentang masalah ataupun keluhan yang Anda alami atau rasakan kepada bidan maupun Anda dan orang-orang yang selalu mendukung dalam hidup Anda.

e. Belajar dan berlatih teknik relaksasi yang paling cocok untuk Anda. (mengikuti kelas hypnobirthing sangat banyak manfaatnya untuk Anda, pasangan, maupun bayi Anda)

f. Jika anda seorang ibu yang pertama kali melahirkan, Anda mungkin perlu diyakinkan bahwa tubuh Anda dirancang untuk melahirkan secara normal. Jadi bangunlah conectivitas dengan tubuh Anda, pahami perubahan yang terjadi dan kenali tubuh Anda.

g. Beberapa orang memilih untuk menggunakan  obat alami untuk mengatasi rasa nyeri seperti pijat, relaksasi, pernapasan dan keterampilan bermanfaat lainnya untuk melalui proses persalinan dengan rasa yang nyaman. Ini mungkin termasuk berendam, mandi di bawah shower, kompres hangat, dukungan dari keluarga, teman, dll

2. Takut kehilangan kontrol selama persalinan.

Kehilangan kontrol dalam persalinan dapat diartikan berbeda beda untuk setiap ibu. Ini mungkin berarti bahwa Anda khawatir akan merasa malu tentang kehilangan kesopanan (telanjang misalnya, padahal dokternya laki-laki). Ini juga mungkin berarti bahwa Anda takut berteriak-teriak dan menjerit saat proses persalinan nanti. Beberapa ibu juga takut kehilangan control untuk buang air besar mereka. Semua ini adalah ketakutan yang umum dan normal. Bicarakan dengan dokter Anda tentang semua kekhawatiran Anda tentang hal ini.

3. Takut sesuatu yang tidak beres saat melahirkan, sehingga memerlukan intervensi medis. apalagi saat ini intervensi medis terus meningkat.

Saat ini angka SC di Indonesia juga meningkat tajam. Teknologi lainnya seperti induksi, augmentasi, Forcep, dan Vaccums juga semakin banyak. Kadang-kadang pemberian obat-obatan, justru dapat meningkatkan kemungkinan bahwa Anda akan memerlukan intervensi tambahan. Bicarakan dengan dokter atau bidan tentang intervensi umum, kekhawatiran Anda dan bagaimana Anda dapat menghindari mereka ketika mereka mungkin tidak diperlukan. Adanya pendamping persalinan yang professional dapat membantu menurunkan tingkat intervensi medis. Dan yang terpenting adalah ketahui apapun obat atau intervensi yang akan di lakukan kepada Anda. Peretimbangkan keuntungan, manfaat, resiko bahkan alternative lain.

4. Takut ada sesuatu yang salah dengan bayi.

Kabar baiknya adalah bahwa dengan perawatan kehamilan yang tepat dan gizi yang seimbang, banyak masalah yang umum terlihat pada dekade-dekade sebelumnya telah hampir diberantas.  Jika Anda memiliki masalah genetik atau kekhawatiran mulai bicarakan hal ini dengan dokter atau bidan untuk skrining genetik atau kehamilan. Hal ini juga dapat membantu meringankan kecemasan.

5. Takut di Episiotomy atau takut robek

Beberapa wanita secara khusus khawatir atas kemungkinan dilakukan episiotomi (sayatan dari vagina ke rektum) ketika proses persalinan. Kabar baiknya adalah saat ini kecenderungan melakukan episiotomi rutin sudah banyakberubah di kebanyakan rumah sakit. Dokter akan mengambil pendekatan yang lebih konservatif untuk prosedur ini, karena menurut pengakuan bahwa episiotomi dapat mengakibatkan periode pemulihan yang jauh lebih menyakitkan bagi ibu, dan dalam beberapa kasus, dapat berhubungan dengan jaringan dan kerusakan otot yang lebih banyak dan parah. Untuk mencegah terjadi robekan atau kemungkinan episiotomy, mulailah lakukan pijat perineum dan senam kegel juga yoga untuk mengurangi resiko episiotomy.

Dokter dan bidan dapat menggunakan berbagai metode untuk menghindari episiotomi. Mendorong perempuan untuk menggunakan duduk, berbaring miring kiri, atau berlutut/merangkak, dapat membantu mereka menghindari overdistension (merobek) perineum (area vagina dan dubur). Teknik lain yang digunakan untuk menghindari episiotomi termasuk pijat pralahir di daerah perineum (perineum massage), kelahiran terkendali dan memperlambat keluarnya kepala bayi (super crowning), dan dukungan pada perineum dengan menggunakan kompres hangat.

6. Jika Anda memiliki masalah tentang kemungkinan bedah caesar darurat: Cari tahu berapa tinggi tingkat SC rumah sakit Anda. Apakah pada atau di bawah rata-rata? (Rata-rata nasional saat ini sekitar 25 persen dari semua kelahiran.) Jika dokter Anda atau rumah sakit menangani sejumlah besar perempuan yang dianggap berisiko tinggi, tingkat caesar mungkin lebih tinggi dari rata-rata. Tanyakan apa indikasi mereka memutuskan untuk SC.

7. Takut mati, perdarahan atau terjadi komplikasi dalam persalinan.

Jika ada ketakutan ini berlebihan dalam hidup Anda, Anda perlu berbicara dengan dokter Anda. Kadang-kadang konseling diperlukan untuk membantu Anda berurusan dengan ketakutan Anda. Niatkan hal yang positif. Saat Anda mempersiapkan segalanya dengan sebaik-baiknya baik body, mind, soul maka komplikasi dan kelamatian dalam persalinan sangat bias di tekan kemungkinan kejadiannya.

Banyak hal yang dapat di persiapkan untuk menuju persalinan normal.:

1. Siapkan Body/fisik

2. Mind/Mental

3. Soul /spiritual

Mulai dari gizi, olahraga juga pikiran yang positif.

Tentang bagaimana tips agar bias melahirkan secara normal dan alami, silahkan baca: https://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=318:tips-untuk-memiliki-persalinan-alami&catid=44:natural-childbirth&Itemid=56

Belajar Melahirkan Alami melalui VIDEO

 

Video proses melahirkan dapat menjadi indah dan menjadi bahan untuk pendidikan peningkatan pengetahuan namun kadang juga dapat terlihat menakutkan .

Di sini kami telah mengumpulkan sejumlah video proses persalinan yang kami anggap baik untuk pendidikan dan dengan cara serta metode yang berbeda beda, supaya Anda menjadi lebih “kaya”. Video ini juga baik di lihat untuk Anda yang sedang hamil mempersiapkan proses persalinan maupun yang belum hamil.

Namun mohon maaf video ini tidak dikonsumsi oleh anak dengan usia < 18 tahun.

Semua video di bawah ini menunjukkan bagaimana cara melahirkan secara alami dan normal. Dengan berbagai macam posisi persalinan, harapan kami ini bisa menginspirasi Anda untuk memilih mana yang Anda rasa paling nyaman untuk di terapkan.

Jika Anda benar-benar merasa gugup dan cemas menghadapi proses persalinan, kami sangat menganjurkan Anda untuk mengikuti kelas hypnobirthing tau Gentle Birth Balance di Bidan Kita (Jl. Piere Tendean no 20, Sikenong, KLATEN) karena di kelas tersebut Anda akan di ajari dari A hingga Z proses persalinan. Sehingga Anda dan keluarga benar-benar siap menghadapi “hari besar” Tersebut.

 

Berbagai Video Melahirkan:

Petunjuk: Ketika menonton klip video, mulai menonton video dengan mengklik panah kecil ke kiri, bukan yang besar di tengah layar. Jika Anda menggunakan Internet Explorer sebagai browser Anda dan video tidak dapat di putar, coba klik dua kali pada panah kecil. (Umur Anda harus minimal 18 tahun, menurut Aturan Youtube.)




Kami menyediakan beberapa versi video proses melahirkan, silahkan menyimak:

Video Animasi Proses Persalinan

Video Persalinan dengan metode Waterbirth

Video Persalinan dengan metode Hypnobirthing

Video Pendampingan Persalinan

Video Persalinan UnAssistened/tanpa bantuan yang Santai

 

Video animasi pendidikan

Dua klip video animasi yang pertama akan mengajarkan Anda apa yang terjadi di dalam tubuh Anda ketika melahirkan. Kami pikir ini adalah cara yang baik untuk memahami proses persalinan.

Video ini pertama menunjukkan cara bayi melalui jalan lahir.

klip video yang kedua ini menjelaskan tahapan/stage yang berbeda dari presentasi bayi ketika melewati panggul saat melakukan “perjalanan” untuk dilahirkan.

 

https://www.youtube.com/watch?v=ze53Ep-gwBQ

 

Dari masing-masing Klip video ini kami harap Anda semakin menyadari bahwa “Janinpun Bertugas”

Bayangkan selama 40 minggu si janin “adem ayem” di rahim ibu, dan tiba-tiba dia harus turun, mengubah posisi (memutar kepala, menunduk, mengecilkan diameter kepalanya) dan melewati jalan yang sangat sempit. Nah apa jadinya jika Anda tegang dan stress ketka bersalin? Bisa dipastikan bayi semakin stress dan kasihan.

Mari menyadari bahwa Tugas Anda adalah membukakan dan melebarkan jalan sedangkan tugas bayi adalah berusaha untuk mendorong tubuhnya keluar.

Video Persalinan dengan metode Waterbirth

Dua berikutnya klip Video Persalinan dengan metode Waterbirth di rumah dan di rumah sakit. Meskipun ini bukan cara yang sangat umum untuk melahirkan, namun waterbirth tentu saja merupakan cara untuk membantu ibu rileks dan mengatasi rasa sakit. Seperti yang Anda lihat di kedua video, wanita yang melahirkan tersebut cukup santai.

Video pertama adalah dari Video Persalinan dengan metode Waterbirth dengan homebirth

 

Dan yang kedua adalah dari water birth di rumah sakit

 

Video Persalinan dengan metode Hypnobirthing

Video ini menunjukkan seorang wanita yang berlatih hipnosis agar tetap bisa merasakan santai dan untuk mengatasi nyeri persalinan. Dan dia berhasil dengan sangat baik!

 

 

Seperti yang kita ketahui bahwa proses persalinan akan semakin melambat jika Anda merasa stress dan takut. Nah dengan mengikuti kelas hypnobirthing dan melatihnya sejak masa kehamilan maka di harapkan tubuh Anda secara otomatis rileks saat menjalani hari H persalinan.

 

 

Saya berharap klip video melahirkan ini dapat menginspirasi Anda untuk mengambil alih proses persalinan Anda sendiri. Cara yang baik untuk memulai dengan memikirkan apa yang ANDA inginkan, adalah pergi melalui dan menjawab segala pertanyaan dalam BIRTH PLAN Anda .

Semoga bermanfaat

Salam Hangat &Good luck!

Bidan Kita

Cara Memilih Rumah Sakit yang Mendukung Persalinan Normal Alami

Berbicara tentang proses persalinan dan kelahiran lagi-lagi saya akan selalu mengatakan bahwa tubuh seorang wanita sudah di rancang sangat sempurna untuk melahirkan secara normal alami. 90% dari proses persalinan adalah persalinan normal walaupun memang akhir-akhir ini angka itu kadang terbalik menjadi 90% persalinan SC atau dengan tindakan (Vacum, Forcep, Epidural atau induksi) dan ini sering terjadi di kota-kota besar. Memang sangat di sayangkan. Namun itulah kenyataannya. Semakin lama semakin kita kesulitan mencari Rumah Sakit yang benar-benar mendukung proses persalinan normal apalagi dengan filosofi GENTLE BIRTH. Wah di Indonesia masih bisa dihitung dengan jari.

Nah sebagai konsumen tentu saja Anda harus jeli. Jika Anda ingin memiliki proses kelahiran atau persalinan yang alami dirumah sakit, satu hal penting yang harus Anda lakukan adalah memilih rumah sakit dengan bijak. Ini berarti bahwa Anda harus memilih sebuah rumah sakit yang kebijakan yang tidak bertentangan dengan keinginan Anda untuk memiliki proses persalinan yang alami di rumah sakit.

Cara mencari Rumah Sakit yang mendukung persalinan normal alami

Katakanlah Anda memiliki 3 dokter kandungan untuk dapat dipertimbangkan. Perlu Anda ketahui setiap dokter biasanya praktek di 3 rumah sakit. Jadi jika Anda mempunya 3 dokter obsgyn berarti ada 9 rumah sakit/rumah bersalin yang bisa di pakai untuk bahan pertimbangan. Nah mulailah mewawancarai mereka. Memang agar repot, namun demi mendapatkan yang terbaik mengapa tidak?

Atau Anda mungkin bertanya, apakah ada cara untuk mempersempit ‘calon rumah sakit’ sehingga anda hanya wawancara 3 rumah sakit saja, misalnya. Jawabannya adalah ya. Anda Anda akan membutuhkan rekomendasi dari orang-orang yang sebelumnya pernah melahirkan di rumah sakit tersebut.

Sekarang, di mana anda dapat menemukan orang-orang ini? Ada beberapa cara untuk menemukan orang-orang ini:

– Di kelas Ibu hamil/Kelas persiapan persalinan. Seorang bidan atau dokter yang memberikan pendidikan persiapan melahirkan di kelas yang menekankan pada melahirkan/persalinan normal biasanya tahu siapa dan rumah sakit mana yang mendukung persalinan normal alami.

– Kelompok atau group di jejaring social, saat ini sudah semakin banyak group atau mailing list yang membahas tentang gentlebirth di harapkan dengan adanya group ini bisa saling menguatkan dan mendukung keinginan Anda untuk mengalami persalinan normal.

Memilah dan Memilih Rumah Sakit

Berikut adalah beberapa hal yang harus meminta rumah sakit sebelum memutuskan rumah sakit yang tepat bagi Anda untuk memiliki rumah sakit kelahiran alami:

1. Hindari Rumah Sakit yang punya kebijakan untuk melakukan pemantauan janin elektronik terus menerus dan hidrasi intravena rutin (infuse rutin).  Karena ketika Anda harus dilakukan pemantauan elektonik janin dan infuse rutin, maka secara otomatis Anda tidak mempunyai kebebasan untuk bergerak. Padahal ibu yang hendak bersalin harus dibiarkan bergerak bebas dan menemukan posisi yang nyaman untuk persalinannya dia sehingga proses persalinan dapat berjalan dengan lancar. Ketika tubuh Anda harus terpasang sistem pemantauan janin elektronik, digabungkan dengan hidrasi intravena secara terus menerus dengan posisi bedrest, maka ini justru dapat membuat persalinan kurang efektif, sehingga mereka meningkatkan kemungkinan dilakukan SC. Karena itu, jika Anda ingin memaksimalkan kesempatan Anda untuk memiliki proses persalinan tanpa pengobatan atau persalinan alami di RS, maka mulailah mencari rumah sakit yang mendukung persalinan normal.

2. Kebijakan-kebijakan RS untuk bisa mengkonsumsi makanan selama persalinan.Sebagian besar rumah sakit tidak akan membiarkan hal ini, ketika Anda berada di ruang bersalin Anda biasanya hanya menemukan bed, dan alat-alat tidak ada makanan dan minuman. Padahal ibu bersalin perlu sering minum untuk rehidrasi, semakin dia dehidrasi proses persalinan akan semakin lama. Untuk itu  Jika Anda tahu Anda tidak akan bisa makan dan minum di ruang bersalin di rumah sakit, pastikan Anda makan makanan yang cukup selama persalinan awal di rumah (kala 1) dan tinggallah di rumah selama yang Anda bisa sehingga Anda akan berada di rumah sakit untuk waktu sesingkat mungkin .

3. Kebijakan-kebijakan RS mendorong atau mengatur posisi tertentu saat mengejan/saat bersalin. Tanyakan apakah Anda akan diizinkan untuk mengejan selagi berjongkok, atau posisi lainnya (berdiri, nungging, duduk).

4. Kebijakan-kebijakan Rumah Sakit tentang induksi. Cari tahu apa saja indikasi dari induksi menurut kebijakan rumah sakit tersebut..

5. Kebijakan-kebijakan Rumah Sakit tentang pemecahan air ketuban untuk mempercepat persalinan.  Jangan pergi ke rumah sakit di mana ini adalah merupakan prosedur rutin.

6. Apakah mungkin untuk melahirkan normal setelah cesar (VBAC) jika Anda sebelumnya melahirkan dengan c-section dan tertarik untuk mencoba bersalin normal kali ini.

7. Jika Anda lebih suka melahirkan di air, pastikan bahwa rumah sakit memiliki bak air.

8. Tanyakan tentang prosedur penundaan pemotongan tali pusat atau bahkan lotusbirth di RS tersebut. Dan bagaimana pandangan mereka

9. Mintalah data berapa banyak atau berapa tingginya tingkat Sc, kelahiran normal dan induksi di RS tersebut.

Setelah Anda menyelesaikan bagian dari wawancara ini, Anda akan memiliki gambaran tentang bagaimana rumah sakit yang Anda tunjuk ini dalam menangani proses persalinan

Tapi ingat Anda belum selesai dengan prosedur wawancara lho. Sekarang Anda mungkin ingin tahu bagaimana rumah sakit tersebut menangani bayi baru lahir, terutama jika Anda tidak ingin dipisahkan dari bayi Anda, dan apakah rumah sakit mendukung Anda menyusui sesegera mungkin setelah melahirkan (IMD), ASI Eksklusif, maupun Rawat gabung. Rumah Sakit Terbaik adalah Rumah sakit yang juga mendukung ASI dan rawat gabung

Memilih rumah sakit terbaik untuk melahirkan secara alami di kota Anda dan dokter kandungan yang pro normal adalah penting jika anda ingin memiliki proses persalinan alami di rumah sakit.

Memilih Rumah Sakit Yang Mendukung, IMD, ASI Eksklusif dan rawat gabung

Berikut adalah hal yang perlu dipertimbangkan:

1. Apakah rawat gabung dengan bayi diperbolehkan di rumah sakit. Rawat gabung di rumah sakit adalah penting untuk meningkatkan ikatan ibu-bayi.

2. Apakah rumah sakit adalah mendukung ASI eksklusif dan apakah konsultan laktasi tersedia. Mulai cari tahu apakah rumah sakit secara rutin memberikan susu formula untuk bayi. Hindarilah jika memang demikian kenyataannya.

3. Cari tahu tentang kebijakan penanganan bayi baru lahir di Rumah Sakit. Tanyakan apakah mungkin untuk pemeriksaan bayi yang baru lahir dilakukan dekat dengan Anda.Tanyakan apakah orangtua diijinkan untuk menghabiskan waktu dengan bayi tanpa bayi harus segera dibawa pergi untuk dirimbang atau bahkan di mandikan. Jika Anda memiliki keberatan atas beberapa prosedur rutin baru lahir (circumcission, vitamin K, dan sebagainya), pastikan untuk menanyakan rumah sakit apakah mereka akan memberikan pengecualian.

4. Jika Anda punya risiko tinggi untuk persalinan prematur dan komplikasi lain yang dapat mempengaruhi bayi Anda, pilih rumah sakit dengan unit perawatan intensif neonatus (NICU).

5. Selain itu, ketika memilih rumah sakit terbaik untuk melahirkan, Anda mungkin ingin mengetahui apakah rumah sakit memperbolehkan keluarga dan teman-teman dapat hadir selama persalinan, kelahiran dan seterusnya

Wisata Rumah Sakit / Hospitality Tour

Sekarang Anda telah selesai dengan wawancara dan investigasi dalam rangka mencari rumah sakit terbaik untuk melahirkan yang juga mendukung ikatan IMD, Anda dapat mempersempit pilihan Anda dengan melakukan wisata ke 2 atau 3 rumah sakit pilihan Anda.

Jika anda berencana melahirkan di rumah sakit, saya sarankan Anda untuk memanfaatkan kesempatan ini sebelum memutuskan dimana tempat Anda melahirkan nanti untuk alasan-alasan berikut:

– Untuk mengintip ruang persalinan dan ruang postpartum. Lingkungan di mana Anda akan melahirkan memainkan peran dalam menentukan efektivitas persalinan Anda dan menentukan apakah Anda akhirnya akan mendapatkan kelahiran alami yang Anda inginkan. Jika Anda merasa nyaman dengan lingkungan di sekitar Anda, maka persalinan Anda akan lebih lancar. Karena transisi dari rumah ke rumah sakit dengan sendirinya sudah membuat Anda cukup stres, adalah ide yang baik untuk memilih rumah sakit dengan lingkungan dan suasana yang nyaman di ruang melahirkan.Ketika Anda diperbolehkan untuk berwisata di rumah sakit tersebut, tanyakan apakah itu dibolehkan untuk membawa barang-barang dari rumah untuk membuat anda merasa lebih nyaman, misalnya: CD atau kaset musik favorit Anda, sesuatu untuk membuat ruangan bau akrab bagi Anda, bantal atau guling kesayangan dan sebagainya.

Nah demikianlah beberapa tips atau saran yang bisa saya sampaikan bagi Anda yang ingin merasakan indahnya persalinan alami di rumah sakit.

Good luck

Salam Hangat

Bidan Kita

CONTOH BIRTH PLAN

Hari ini saya kedatangan klien dari Italy, dia ingin homebirth, waterbirth dan gentlebirth.

selama kehamilan dia selalu report ke saya tentang perkembangan janinnya juga riwayat kesehatannya.

akhir bulan ini adalah due date-nya dan dia menyempatkan diri untuk bertemu muka dengan saya untuk mencari “camistry” karena ini sangatlah penting.

dan saya sangat suka dengan klien ini karena dia sangat kritis dan saya suka dengan klien yang seperti ini.

dia menuliskan Birth Plan-nya dan ini bisa Anda contoh untuk birth plan Anda.

(*** contoh ini masih dalam bahasa inggris..jika ada kesempatan saya akan menuliskan versi bahasa indonesia untuk Anda)

BIRTH PLAN:

(notes with questions and “flow of thoughts”, to be omitted in the final plan, are marked in red italic)

Name: S N

Passport Number: DA0008145, issued in Italy

Address: Jalan Cimahi, no. 15 Menteng 10310 Jakarta Pusat – Indonesia

Doctor: I S, SpOG

Husband”s Name: S P

1st child”s name (daughter): XS PN

Doula:

EDD: 26th November 2011

Hospital:

Paediatrician:

Birth Plan

Introduction:

I wish my birth to be the healthiest possible experience for me and my baby, physically and emotionally speaking. Which means

Natural (possibly water) birth without medical interference unless necessary for survival and/or to avoid permanent damage to me and my baby.

Note: At any stage of my labor, should the above necessity arise, please discuss any proposed intervention with my husband (or doula) and I before proceeding.

Any pathology/situation leading to the intervention should result clearly in my/my baby medical record.

If any point below conflicts with the hospital protocols and any legal or any other type of difficulty may rise after my plan, please discuss it with me as soon as possible during pregnancy. (I am not sure whether it is clear, but with this last statement I want to say that doctor should be clear in case he”s not convinced with some of my points, for example: “You don”t want episiotomy in any case, but I assure you that according to my clinic experience it may be needed in these cases:….” Just to avoid: “Of course, as for me you can deliver hanging from the chandelier” and then, during labor the doctor does what he wants)

(note: since it”s very easy to a doctor to mention fetal distress, or weak heartbeat, or any other scaring circumstance, for this purpose I wish to reach the best possible knowledge for a non-professional on the situations leading to cesareans, assisted birth, induction or any other medical intervention. For example, I understood that umbilical cord prolapse it”s a serious and real cause for cesarean, as is abruptio placentae. I still have to learn a lot to understand when the danger it”s real and can be avoided with intervention –be it c-section, ventuose, induction…).

Labor – 1st stage of labor:

Induction/Augmentation

1. I would like to wait my labor to start spontaneously until EDD + (at least) 10.

2. I prefer my waterbag to break via SROM, unless Induction becomes necessary. Therefore, I prefer to limit vaginal inspections to check cervix dilation in order to avoid accidental rupture of waterbag.

3. In case induction becomes necessary, first of all I need a clear explanation on the grounds and pros and cons of further waiting in order to give my consent. I prefer compassionate use of induction, as follows:

A. From week 40 to 41 I would like to use non-pharmaceutical methods to kick-start labor, as gymnastics (long walks, stairs…), sexual intercourse, nipple stimulation, acupressure, showers, castor oil (maybe!) or enema (others?).

B. At week 41 + 3 and at week 41 + 5 BUT ONLY IF ultrasound scans shows that the amount of amniotic fluid is lower than normal (less than 5 cm depth – makes sense?) I would prefer have my membranes swept to stimulate labor to start;

C. Should labor not start by 42 weeks + 2, I would prefer to use 2 or 3 dosages of Prostaglandin tablet (Prostin, not Cytotec) over 18 hours (is it correct as LOW dosage?) to soften and ripen the cervix;

D. After which, if labor has not started or is very slow to progress, I would prefer AROM and wait up to 24 hours before;

E. After which, I agree to use Synthetic Oxytocin, increasing the dosage (8 ml. I have to check the details) slowly, every 30 minutes, to liken the labor to a natural labor.

4. From the time my waterbag breaks be it via SROM or AROM, I would like to wait 24 hours before labor needs to be augmented and antibiotics administered.

In case I am GBS + (test should be preformed as close as possible to due date), I would prefer in that case intrapartum vaginal flushings with chlorhexidine instead of in vein antiobiotics.

5. In case Induction becomes necessary for circumstances different than 42 week pregnancy or 24 hours after SROM/AROM, I and my husband would like to be actively involved in the discussion about the need of Induction, and given the possibility to understand the grounds and check medical record.

6. Should my labor slow down or stall, I would like to wait as much as possible for it to start or speed up again spontaneously, by changing position, moving if I will feel like it, having a shower, acupressure, nipple stimulation, relaxing to release tension (others?). I would like to feel no urge from my caregivers.

– Only in case my baby is in danger because of the stall/slow down of labor or under my request because I am too tired to go on spontaneously, I would prefer proceeding with AROM and Synthetic Oxitocyn as above (points 3 D and E).

Routine Procedures

8. I want to wear my own clothes during my stay in the hospital.

9. I don”t want pubic shaving and I would prefer to avoid enema unless I require it to help kick-start labor.

10. I want my husband and child (needed for nipple stimulation, as I can breastfeed her in case of stall/slowdown of labor! J ) and my doula to be with me during labor.

11. I don”t want other people to be around apart the necessary staff (midwives and Obsgyn when necessary), I would like to choose the intensity of lights, to listen to music, use aromatherapy (should learn something about it), not hearing people talking loud apart my family, to be checked as less as possible, not to be forced or urged to do things unless following gentle discussion and suggestions, to have all the time for my labor without timelines (unless emergency rise).

12. I want intermittent Electronic Fetal Monitoring preferably wireless or Doppler and I would like that it”s performed leaving to me the choice of the most comfortable position (about the Doppler, I have to get information, no idea on how it works).

13. I would like water labor and birth, and even when I”m not in the tub I would like to have always access to the bathroom for shower, bath or a pee.

14. As pain relief, I would like to use massage and acupressure, relaxation, hypnobirth, changing position. I don”t want to be offered drugs unless I ask for them.

15. I”m not planning an epidural.

Birth – 2nd Stage of Labor

16. I don”t want episiotomy, I prefer to tear. To help prevent tearing, I”m doing yoga exercises to help perineum to stretch and soften and back exercises for the pelvic floor (other ideas?). During delivery I want to avoid the lithotomic position and stay in a position in which gravity can help delivery, like squatting. I would also like to use a warm pack to place on the perineum (other ideas?). In case of tearing, I prefer not to be stitched at all, unless the tear it”s too big to heal spontaneously.

17. I”m oriented to water labor and birth, in any case I want to be able to choose the position I”m giving birth in. Any suggestion from my caregiver is welcome but I should feel free to follow or not the suggested positions.

18. When it comes time to push, I want to follow my body”s urge to push. Any suggestion on it (like not pushing too strong) will be welcome but I would prefer it to be given in the form of positive suggestion (like “Rock your baby!” instead of “Don”t” push!”, in order to have an active alternative) and I want to feel free to follow the suggestion or not.

19. If pushing stage becomes prolonged, I wouldn”t like to consider ventouse or forceps and continue on this stage unless an emergency rise or I am too tired. In case of need of any intervention, I would like I and/or my husband and my doula to be actively involved in the discussion and give previously consent.

20. I would like to catch the baby, or my husband (if present) to catch him/her. However this is not an issue.

21. I want to hold my baby immediately after birth, skin to skin, and let him/her breast crawling. I would like to have all the emergency equipment close to me or easily movable (oxygen, …) in order to have any minor emergency intervention performed while the baby is with me, in order to allow physical connection until the placenta is spontaneously born.

22. I want to have lotus birth in any case. For minor emergencies rising while placenta is not born yet, see point 21 above. In case of need of major intervention I would like to follow my baby and remain close to him/her.

23. Only in the unforeseeable cases (that should clearly be explained to me and/or husband and doula and indicated in medical record) I couldn”t remain close to my baby and placenta is not born yet, I would prefer the cut to be delayed as much as possible, to let it stop pulsing. In this case, I would prefer me or one of my family to cut the cord but this is not an issue.

Birth of Placenta – 3rd Stage of Labor

24. Lotus birth, as above.

25. I want a natural third stage, and I am willing to wait all the necessary time (I read that after a certain lapse of time it”s dangerous, why? How much time? I read of women with a safe 3 hours third stage…)

Baby”s care in the hospital

26. I don”t” want the baby to be routinely suctioned, having the possibility to breastfeed immediately when the baby wants it will be possible to check soon if he/she can breathe well.

27. I don”t want my baby to be administered vaccinations, due to adverse effects occurred to my first child after vaccination.

I prefer him/her not to be administered Vitamin K either.

28. I would like rooming-in for all of my stay in the hospital. The baby should be never taken away from me, even in case of emergency I or my husband would like to be present.

29. For baby care –washing and cleaning, wrapping, etc. I would prefer waiting some hours after birth. I would like to perform it personally or at least to be present (or my husband to perform).

30. I would leave the hospital as soon as possible after birth, may it be one day.

31. Since I intend to breastfeed, nothing as pacifiers, glucose, water and anything else should be given to my baby without my express permission. I do not want to be urged about the growth of my baby or possible lack of lactation onset in order to give formula, as I am aware that for successful breastfeeding some days after birth may pass.

32. My family should be able to stay with me at the hospital.

33. If my baby has jaundice (what are the parameters?) and treatment is considered necessary, I would prefer this to be done in my room rather than in the nursery.

In the event of a Cesarean

34. If a Cesarean becomes necessary, this should be after spontaneous beginning of labor or with Induction (is it possible?), in order to prepare the baby and to let him/her go as much as possible through the birth canal.

36. I would prefer an epidural.

37. I want to hold my baby immediately after birth and follow as much as possible my plan for natural birth as from point 20 onwards, including lotus birth, contact skin to skin and breastfeeding. In this case it will be even more important to postpone any non urgent care like washing to the time I will be able to move.

38. I would prefer my husband and/or doula be in the operating theatre.

39. Before leaving the hospital, I will get a copy of me and my baby medical records.

Noted by:

______________________________

Mother

dan berikut ini adalah wawancara awal yang bisa kita lakukan ke Obsgyn/ Bidan Anda (masih dalam bahasa ingris ya?)

Rate of cesarean, episiotomies, water births in the hospital. In RSIA Bunda, 30 to 40%

Do they depend from the doctor? In case, who will be the backup doctor? His/her data?________________

How is the law in Indonesia about the informed consent? Is it possible to make choice different than hospital protocols? How do you deal with birth plans?_______________________________________

Can I have written protocols?___________________________________________________________

What”s happening exactly? Woman arrives to the hospital, she goes to… (her room, delivery room/labor room)? Monitor? Call Obsgyn? Inspections? Women go directly to labor room, only in case of small dilation they can stay in their room. After 5/6 cm (7 according to midwives) they can enter birth tub if they wish. Midwife recommend to rest lying in bed, although the woman is free to choose the position.

Who is the staff in the delivery room? 2 midwifes and Obsgyn

In which PRECISE cases is a C-section necessary? And episiotomy? And induction? Do you perform compassionate use of induction?_____________________________________________________

Due date: when do you begin proposing induction? 40+10 ___________________________

SROM: when do you begin proposing induction? _________________________________________

What”s your antibiotics policy? 6 hours after rupture of membranes ___________________________

What prostaglandins are used? How much time from AROM to augmentation? ___________________

How do you manage with leaks vs rupture? They should be treated differently because top leak is not possible source of infection…. Both leaking at the top of amniotic sac and sudden break at the bottom of amniotic sac are treated similarly.

When do you propose augmentation? How much time for second stage, assuming that heartbeat is fine?

WHO recommends 1 cm dilation per hour, so second stage should be 6 to 8 hours because long labor implies risk of bleeding. 30 minutes are allowed for 3rd stage (birth of placenta), otherwise the cervix is going to close. (????)

How do you check heartbeat? Doppler? Does the hospital have wireless facilities for monitoring, to allow woman to move and be monitored?__________________________________________________

Use of forceps / ventuose: when?________________________________________________________

Continuous fetal monitoring or intermittent?_______________________________________________

How much time do you allow for transition (from “complete” dilation to birth)? Do you have routine inspections?_________________________________________________________________________

Are natural methods of induction/augmentation/pain relief/malpositioning suggested and under command of your staff?________________________________________________________________

What exams/tests really check and permit to avoid complications during delivery?_________________

Jaundice? Parameters and intervention.____________________________________________________

Vitamin K injection, antibiotics in the eyes (when necessary?), vaccinations are mandatory? Vitamin K is recommended, not mandatory. Vaccinations are administered later, not during birth.

What happens in case of vomit of the woman?___________________________________________

Can be own private midwife present to birth? Yes for a doula

In general, father and elder children can assist birth? Normally, only 1 person, exception can be done for the father and doula to be both present. No children

Lotus birth? Apparently, the Obsgyn never heard about it ______________________________

Stitch “policy”? Indonesian women normally want to be stitched in any case, but we can agree on stitch only in case of big tear.

What”s happening in next visit? When test for diabetes? Test GBS will it be performed? Pap test?_____

How does post partum work?___________________________________________________________

 

Semoga Bermanfaat

Salam Hangat

Bidan Kita

Latihan Stimulasi Prenatal

Masih berbicara tentang stimulasi prenatal, seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya bahwa menurut hasil penelitian, bayi yang dirangsang dengan metode seperti bernyanyi dan berbicara saat masih dalam kandungan, cenderung menunjukkan perkembangan visual, linguistik dan motor yang lebih baik. Stimulasi prenatal merupakan “hadiah” pertama dan terbaik yang bisa orang tua berikan kepada bayi mereka. Nah saat ini saya akan mengupas tentang bagaimana cara atau latihan yang bisa di lakukan orang tua di setiap trimester kehamilannya.

Menyiapkan lingkungan, merangsang SEBELUM serta setelah kelahiran sangatlah aman dan dapat memberikan dampak positif bagi perkembangan bahkan keberhasilan jangka panjang.

 

berkomunikasi dengan Janin di dalam kandungan merupakan bentuk ikatan awal, kepercayaan dan cinta, dan menyediakan lingkungan yang mendukung janin untuk belajar dan tumbuh.

 

 

Trimester Pertama Kehamilan

Banyak yang tidak menyadari bahwa sebenarnya sejak trimester pertama, janin sudah memiliki memori dan sudah bisa diajak komunikasi. Tiga fakta besar tentang periode dinamis dari konsepsi sampai lahir memperingatkan kita untuk mulai mengasuh sebelum konsepsi Adalah:

Pertama, periode kehamilan mungkin lambat, tetapi ilmu pengetahuan mengungkapkan sebenarnya proses kehamilan bergerak seperti kecepatan pesawat jet.

Hanya dalam 21 hari setelah pertemuan sel telur dan sperma, jantung akan mulai bekerja sehingga darah beredar.

Delapan minggu dari konsepsi, organ tubuh sudah di mulai terbentuk.

Kualitas sistem jantung dan semua organ tubuh akan sangat tergantung pada hidup kesehatan kedua orang tua dan kualitas hidup dari diet ibu saat itu-

Dan ini Anda mungkin tidak tahu Anda sedang hamil.

Kedua, orang tua adalah arsitek otak . Waktu kritis dalam perkembangan otak normal dan sumsum tulang belakang adalah Hari 23 dan 24 dari konsepsi ketika tabung saraf harus ditutup pada kedua ujungnya untuk menghindari cacat.

Gen bekerja di sini, tetapi Lingkungan (terutama kesehatan dan kasih orang tua) mengirim mereka sinyal untuk mengaktifkan atau menonaktifkan.

Pada setiap saat, cinta memberikan sinyal keselamatan untuk pertumbuhan.

Ketiga adalah bahwa bayi adalah  komunikator yang kuat dan hebat dan ini lebih dari yang kita bayangkan.

Komunikasi tidak akan menunggu: makhluk dari semua ukuran dan usia mengirim dan menerima sinyal.

Bukti ilmiah sudah menunjukkan bahwa komunikasi dengan janin dalam kandungan akan mempengaruhi kualitasnya.

Jadi perlu diingat bahwa janin Anda sekarang dapat mengalami banyak sensasi dan dapat mulai berkomunikasi dengan Anda. Dia memiliki potensi besar menunggu untuk dirangsang dan dikembangkan. Pada saat ini Anda dapat mulai melakukan latihan relaksasi hypnobirthing dan latihan visualisasi.

Trimester Kedua Kehamilan

Beberapa latihan stimulasi akan memungkinkan janin untuk:

1. Berkomunikasi dengan orang tua mereka melalui gerakan-gerakannya

2. Untuk belajar untuk mengasosiasikan, yaitu, untuk membangun hubungan antara stimuli tertentu dan respon tertentu

3. Untuk mengenali suara dan nada

4. dan akhirnya, untuk belajar memperhatikan dan mengembangkan memori

Dalam rangka untuk merangsang pendengaran janin, Anda dapat berbicara atau membuat musik merdu di dekat perut Anda. Selain itu, Anda dapat berkomunikasi dengan janin Anda melalui sentuhan, setiap kali Anda merasa tendangan, menyentuh sisi berlawanan (ini adalah tempat kepala berada) dan membelai daerah itu saat Anda berbicara.

Trimester Ketiga Kehamilan

Latihan stimulasi yang kami sarankan untuk trimester akhir akan:

1. membantu ornag tua untuk bisa berkomunikasi bayi sebelum kelahiran

2. mengajarkan bayi untuk memusatkan perhatian

3. Mengajarkan bayi untuk membedakan berbagai suara yang berasal dari rahim dan dari dunia luar

4. Menunjukkan bahwa suara memiliki arti dan dapat digunakan untuk berkomunikasi

5. Mengajarkan bayi konsep ritme

6. Meningkatkan keseimbangan

7. Mengjarkan hubungan spasial

8. Mengembangkan dan melatih memori

Latihan-latihan ini akan merangsang kecerdasan bayi dan keterampilan sosialisasi, meningkatkan kemampuannya untuk berkomunikasi dan mengekspresikan kasih sayang. Bayi dirangsang dengan cara ini sangat waspada, penuh perhatian, santai, tersenyum dan ramah.

Saat memberikan sugesti atau berbicara, kata-kata ini harus kata kerja, kata sifat, atau kata benda yang maknanya terkait dengan gerakan atau perubahan kondisi yang dapat dengan mudah dirasakan oleh janin dalam kandungan. Jaga nada suara Anda: antusias, menghibur dan sabar.

Cara yang paling efektif untuk mulai mengajar bayi asosiasi/hubungan antara kata dan tindakan adalah untuk mengucapkan kata/kalimat dengan suara keras dan jelas sementara tindakan tersebut berlangsung. Misalnya, dengan lembut tekan perut Anda di mana letak kepala bayi dan berkata: “. Tap, tap, tekan”

Orang tua harus terlibat aktif, menggunakan suara mereka sendiri, membuat permainan mereka sendiri.Itulah cara kita mengoptimalkan ikatan. Tujuannya adalah untuk menyampaikan cinta, bukan hanya informasi.

Cara orang tua berinteraksi dengan bayi mereka bahkan sebelum mereka dilahirkan memiliki dampak pada perkembangan anak di kemudian hari. Orang percaya diri karena ia / dia tahu bahwa orang tua mereka telah mencintainya sejak mereka dikandung.  Berkomunikasi dengan anak yang belum lahir menyediakan lingkungan yang stabil, mendukung bahwa setiap anak perlu untuk belajar dan tumbuh.

Nah mari mulai rajin berkomunikasi dengan janin Anda

Salam Hangat

Bidan Kita

Bagaimana Berkomunikasi Dengan Bayi Dalam Kandungan

Beberapa penelitian ilmiah menunjukkan manfaat dari berkomunikasi dengan janin.  Meskipun Anda tidak bisa memastikan Anda melakukan dengan baik untuk bayi Anda, tidak akan ada salahnya untuk mencoba berkomunikasi dengan dia. Memiliki pikiran yang terbuka dan rasa penasaran akan membantu. Membuat kebiasaan berkomunikasi dengan bayi Anda yang belum lahir dengan cara yang berbeda akan membantu Anda untuk merasa lebih terhubung dengan janin yang tumbuh dalam diri Anda. Instruksi:

 

1. Bermain dengan music yang menenangkan, lembut, dan meneguhkan. Musik klasik sering disarankan, tapi jazz, folk, R & B dan jenis musik lainnya juga dapat di gunakan dan berefek positif. Jangan bermain sesuatu dengan keras, suara sumbang, karena hal ini mungkin mengejutkan bayi. Anda dapat menempatkan headphone di perut Anda atau hanya menggunakan mobil atau home stereo, tapi dengan volume yang tidak terlalu keras.

2. Berbicara atau bernyanyi untuk bayi Anda dengan suara menenangkan. Janin mulai berkembang di seluruh telinga delapan minggu, dan akan semupurna iumur kandungan sekitar 24 minggu. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa janin menanggapi suara ibu mereka dengan tenang dan memperlambat detak jantung mereka.

3. Membacakan Bacaan atau cerita positif, cerita semangat atau pendidikan untuk bayi Anda saat ia berkembang di rahim Anda. Seperti bernyanyi, ini memungkinkan bayi Anda untuk mendengar suara Anda, dan ini dapat menenangkan. Nada dan irama suara Anda seperti yang Anda baca dapat menjadi akrab dan nyaman untuk bayi Anda.

Sebelum bayi lahir, mereka tidur, latihan pernapasan, menelan dan bahkan mengisap jempol mereka. Selama waktu mereka di dalam rahim, bayi menerima banyak jenis rangsangan dari dunia luar, termasuk selera, suara dan mereka bahkan dapat melihat cahaya. Ini semua adalah bentuk komunikasi, baik disengaja atau tidak, yang disediakan oleh orang tua. Sadar komunikasi dengan bayi yang belum lahir Anda dapat membantu Anda obligasi sebelum pengalaman kelahiran.

Profesor Peter Hepper dari Sekolah Psikologi di Universitas Queen di Belfast yang telah mempelajari secara ekstensif tentang belajar pralahir. Ia menemukan bahwa bayi yang ibunya secara teratur menonton sebuah opera sabun televisi selama kehamilan maka bayi akan menanggapi tema musik yang sama setelah mereka lahir.

Komunikasi Dua Arah

Banyak wanita bicara dan bernyanyi untuk anak-anak yang belum lahir mereka selama kehamilan. Beberapa percaya bahwa komunikasi dua arah maka bayi akan “melihat” atau “mendengar” di dalam rahim.

Ingin mengetahui lebih banyak tentang cara berkomunikasi dengan janin, silahkan kunjungi link ini:

Association for Prenatal and Perinatal Psychology and Health: Communicating With Your Unborn Child

Association for Prenatal and Perinatal Psychology and Health: Communication Before Language

Pregnancy Magazine: Baby’s First ClassroomAsk Dr. Sears: 7 Ways to Bond With Your Preborn Baby semoga bermanfaat

Salam Hangat

Bidan Kita

Stimulasi Prenatal Untuk Bayi Cerdas

Kebanyakan orangtua berpikir bahwa menjadi orangtua dimulai setelah bayi lahir, tetapi penelitian saat ini membuktikan sebaliknya. Mulai dari Anda mengetahui bahwa Anda hamil, Anda sudah menjadi orang tua dan dapat mulai untuk merangsang dan berkomunikasi dengan bayi Anda.

Pikirkan rahim sebagai dunia pertama bagi anak Anda, sehingga apa pun pengalaman dalam rahim akan membentuk karakteristik dan harapan hidupnya setelah lahir. Ini berarti bahwa masa kehamilan (waktu antara konsepsi dan kelahiran) adalah waktu kritis bagi kita (orang tua) sebagai “arsitektur dasar” dari otak dan membangun fondasi untuk potensi masa depan Anak Anda.

 

Penelitian di bidang stimulasi pralahir juga menemukan bahwa stimulasi eksternal seperti membelai bayi yang belum lahir melalui perut, bermain musik lembut dan merdu, serta cahaya dan getaran yang menyenangkan untuk bayi, sangat bermanfaat positif bagi janin Anda.

 

Di dalam rahim, Bayi pertama kali belajar tentang kehidupan

Ketika seorang ibu secara aktif melibatkan bayi yang belum lahir dalam komunikasi prenatal dan memberinya stimulasi, dia sebenarnya menciptakan lingkungan yang kondusif dalam rahim yang akan menciptakan pengaruh positif pada kehidupan di masa bayi dan seterusnya.

Menurut Dr Thomas R. Verny – seorang psikiater anak terkemuka di dunia menyatakan bahwa dampak lingkungan prenatal dan postnatal di awal kehidupan berhubungan erat dengan pengembangan kepribadian. Stimulasi pralahir yang dilakukan oleh orang tua menjadi pertanda baik bagi perkembangan janin yang sehat.

Setiap menit, ada sel-sel otak baru yang terbentuk pada janin di dalam kandungan. Sipans-sinap dan sirkuit otaknya semakin banyak dan perlu untuk di stimulasi. Semakin Anda merangsang kulit anak, atau yang lebih merangsang saraf pendengaran nyamaka) makin banyak jalur yang akan dikembangkan dan menjadi lebih kuat sehingga ketika anak lahir, dia lebih siap untuk lahir di dunia.

5 tips pranatal untuk membentuk masa depan anak Anda

Berikut adalah beberapa saran tentang apa yang dapat Anda lakukan hari ini untuk menstimulasi dan berkomunikasi dengan bayi di dalam kandungan Anda:

Ajaklah bayi dalam kandungan Anda Berbicara

Salah satu cara paling sederhana bagi Anda untuk melakukannya adalah untuk mulai berkomunikasi dengan bayi Anda dan merasakan bahwa ia sudah hadir dengan Anda. Perlakukan bayi sebagai makhluk yang sadar dan sesungguhnya. Mulailah berbicara, bernyanyi atau bahkan bersenandung kepada bayi Anda. Ini akan membantu mereka terbiasa dengan suara Anda dan mulai untuk mengenali formasi bahasa.

Pikirkan tentang bayi Anda

Walaupun bayi Anda tidak secara fisik hadir bersama Anda pada saat ini, Anda masih dapat berpikir tentang sekarang atau ketika Anda akan segera bertemu. Bayi Anda akan dapat merasakan kasih sayang Anda dan ini akan memberinya rasa nyaman, cinta dan stabilitas emosi

Gunakan pengalaman sehari-hari untuk mempersiapkan bayi Anda untuk kehidupan setelah kelahirannya

Pengalaman pranatal adalah semua tentang bayi Anda untuk mempersiapkan kehidupan setelah kelahiran. Jadi gunakan pengalaman sehari-hari untuk berbagi dengan bayi Anda.  Membuat pengalaman dari kegiatan kecil dalam kehidupan sehari-hari Anda. Bicara tentang pengalaman Anda kepda bayi Anda

Sentuhlah bayi Anda

Anda mungkin telah memperhatikan bahwa Anda sering menggosok, tepuk atau menyentuh perut Anda sepanjang hari. Mungkin itu karena secara tidak sadar kita tahu bahwa ini adalah salah satu cara fisik untuk menjangkau dan berkomunikasi dengan bayi yang belum lahir. Anda dapat menyentuh perut Anda dengan cara yang berbeda dan menjelaskan perbedaan dari sentuhan setiap bayi Anda saat Anda melakukan itu yaitu menepuk, membelai, mengusap dan sebagainya. Anda dapat menggosok perut sering-sering ketika Anda mandi, saat Anda menggunakan krim anti-stretch mark di perut Anda bisa mengosok bahkan menepuk dengan lembut perut Anda, atau mengetuk perut secara berirama pada waktu Anda mendengarkan music.

Jauhkan stres

Stres ibu memiliki dampak langsung yang negatif pada pembentukan kepribadian bayi Anda bahkan sejak dalam rahim. Anda lihat, bayi Anda benar-benar tergantung pada Anda untuk semua kebutuhan nya, termasuk konten fisik, psikologis dan emosional. Anda harus ingat bahwa bayi Anda masih sangat rapuh dan subur, sehingga Anda harus berhati-hati dengan jenis lingkungan dan pengaruh yang sedang Anda ciptakan baginya.

Penelitian telah menunjukkan bahwa orang tua yang terlibat dalam stimulasi pralahir memiliki ikatan dekat dan kuat dengan anak-anak mereka.

Jadi luangkan waktu untuk merangsang dan berkomunikasi dengan bayi Anda selama kehamilan Anda!

Semoga bermanfaat selamat mencoba

Salam Hangat

Bidan Kita

Apa dan Bagaimana Serviks Dalam Persalinan

Dalam persalinan, serviks memegang peranan yang sangat penting. Karena itu penting bagi Anda untuk mengetahui apa yang terjadi pada serviks saat proses persalinan .

APA? DIMANA?

Kebanyakan wanita tidak tahu apa itu serviks atau leher rahim di mana itu, fungsinya atau bahkan bagaimana bentuknya.Nah, inilah dia : ………

 

Dan jika di lihat dari depan, akan terlihat seperti ini (sangat mirip dengan kepala penis):

 

Dalam proses persalinan serviks ini harus memendek, menipisa kemudian membuka. Dan kemajuan persalinan akan dilihat dari seberapa lebar pembukaan yang telah terjadi. Nah dari beberapa kasus yang saya amiati akhirnya saya menemukan sebuah pandangan baru tentang serviks dan perannya dalam proses persalinan.

# Pembukaan 1: 10 cm ADALAH NOMOR MAGIC/ NOMOR KHAYALAN

Ketika saya kuliah, semua buku kebidanan mengatakan bahwa dalam persalinan serviks akan membuka mulai dari 1 cm hingga 10 cm. namun seringkali di lapangan saya menemukan bahwa, pemeriksaan terhadap seberapa lebar serviks seorang klien sudah membuka itu sangatlah bervariasi penilaiannya. Dan ini tergantung dari si pemeriksa. Maksud saya begini, untuk memeriksa pembukaan, seorang dokter haruslah melakukan pemeriksaan dalam dengan menggunakan telunjuk dan jari tengah mereka. Telunjuk dan jari tengah ini berfungsi sebagai “mata” mereka. Nah ketika menilai sebuah pembukaan, seringkali Antara bidan dan dokter akan berbeda hasilnya, dugaan saya adalah karena besar jari mereka juga berbeda-beda, daya imajinasi mereka juga berbeda sehingga hasilnya pun kadang bervariasi. Karena tidaklah mungkin kita meletakkan penggaris untuk mengukur seberapa lebar pembukaan serviks, maka penilaiannya pun tergantung si pemeriksa. Karena sebenarnya pembukaan 1 hingga 10 ini adalah “bidang khayal” yang memudahkan kami sebagai bidan atau dokter untuk menilai pembukaan.

 

Sebenarnya seberapa lebar serviks membuka pada saat proses persalinan sangatlah bervariasi antara wanita satu dengan wanita yang lain, karena bisa Anda bayangkan sendiri, pada bayi besar dengan lingkar kepala yang besar tentunya pembukaan serviksnya pasti akan lebih lebar, dan mungkin kalau saja bisa diukur dengan penggaris bisa saja lebih dari 10 cm, sedangkan bayi yang lahir dengan berat badan lebih kecil dan lingkar kepala yang lebih kecil tentunya 10 cm yang dimaksudkan lebih kecil dari pada 10 cm si bayi besar tadi.

 

Jadi sebenarnya ukuran 1 s.d 10 cm hanyalah sebuah ukuran yang memudahkan bidan dan dokter untuk menilai kemajuan persalinan. 1 s.d 10 cm bukanlah ukuran yang mutlak seperti ukuran penggaris.

 

# 2: Pembukaan LEHER RAHIM TIDAK MEMBENTUK LINGKARAN yang RAPI

Dahulu ketika masih dalam bangku perkuliahan, gambaran pembukaan serviks/leher rahim adalah membentuk lingkaran yang bulat dan rapi. Bahkan saat berlatih menggunakan chart kami pun melatih jari kami dengan membuat lingkaran-lingkaran di kartu dengan lobang berbagai ukuran sesuai dengan seberapa lebar pembukaan serviks.

Padahal ternyata kejadian di lapangan yang sebenarnya adalah, leher rahim Anda tidak membuka dalam lingkaran, yang bagus rapi seperti gambaran semua model dilatasi serviks selama ini. Karena pembukaan serviks sebenarnya terbuka dengan pola elips, seperti yang digambarkan di sini:

Serviks membuka dari belakang ke depan seperti elips.

namun ini sangat tergantung dengan bagaimana posisi kepala janin.

Pembukaan dalam persalinan dimulai dari bagian belakang vagina dan melebar ke depan. Di beberapa titik di persalinan hampir setiap perempuan akan memiliki “bibir anterior”(artinya bagian atas leher rahim tidak membuka sempurna/tidak komplet) karena ini adalah bagian terakhir dari leher rahim yang ditarik di atas kepala bayi. Mengapa di sebut bibir anterior? Ya karena jika diraba bentuknya seperti bibir dan berada di sisi anterior (depan). Apakah bibir ini terdeteksi? tergantung pada apakah/ saat dilakukan pemeriksaan vagina.kalau ada bibir anterior, berarti ada juga bibir posterior. Namun sayangnya bibir posterior hampir tidak pernah ada karena ini adalah bagian dari leher rahim yang menipis dan menghilang pertama kali saat terjadi pembukaan. Atau lebih tepatnya menjadi sulit untuk dijangkau dengan jari .

# 3: Jangan TERLALU SERING Melakukan Pemeriksaan DALAM (Vaginal Thoucher)

Pembukaan Leher rahim sebenarnya tidak dirancang untuk disentuh, ada respon peradangan dari bahan asing (sarung tangan) serta tekanan, dan respon hormonal. Ini mungkin membingungkan bagi tubuh yang ketika sedang mencoba untuk mengosongkan rahim ada campur tangan dari leher rahim yang disentuh dan dimanipulasi dengan cara yang tidak seharusnya. Terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam justru akan mengganggu prose salami dan fisiologis persalinan itu sendiri.

Lalu bagaimana bidan dan dokter bisa menilai seberapa lebar pembukaan sudah terjadi?

Nah beberapa literature menyatakan bahwa pemeriksaan vagina sebaiknya dilakukan dengan rentang jarak yang panjang antara pemeriksaan pertama dan selanjutnya (> 4 Jam). Ini dimaksudkan supaya bidan tetap bisa menilai kemajuan persalinan namun tidak mengganggu proses fisiologis persalinan itu sendiri.

Berikut juga tentang Mengejan! JANGAN di atur, kapan harus mengejan atau tidak!

(di praktek kebidanan, seringkali ibu bersalin di atur kapan mengejan atau tidak dengan memberikan aba-aba, persis seperti tukang parker heheheh)

Padahal sebenarnya Tubuh anda tahu bagaimana cara untuk mengeluarkan bayi tanpa di bantu dengan Aba-Aba, tubuh Anda tahu dan punya cara sendiri kapan dia akan mengejan dan kapan tidak mengejan karena itu adalah reflex. Dan tubuh Anda sudah DIRANCANG untuk melakukanya dengan sempurna

Sehingga sebenarnya tugas seorang bidan dan dokter hanya memotivasi dan memberikan arahan cara mengejan yang efektif, tanpa harus mengintervensi kapan harus mengejan dan kapan tidak, apalagi dengan aba-aba 1;5 yaitu ” Ayo tarik nafas satu….dua…tiga…empat…lima…yak mengejan!” begitu seterusnya.

 

# 4: LEHER RAHIM ANDA ADALAH BERBEDA DAN “TERASING” DARI SEMUA BAGIAN TUBUH LAINNYA

Ina Mei Gaskin, telah menciptakan istilah yang disebut “Hukum sphincter”. Hukum sphincter menyatakan:

sphincters Anda (termasuk ekskretoris Anda, serviks dan vagina) bertanggung jawab untuk melepaskan bayi Anda ke dunia ini. Jika sphincters Anda ketat, maka Anda tidak mendapat kemajuan, dan Anda mungkin akan mengalami sakit lagi.

Jadi apa sebenarnya “Hukum sphincter” Ala Ina May ?

1. Ekskretoris, leher rahim (serviks), dan sphincters vagina akan berfungsi dengan terbaik dalam suasana keakraban dan privasi. Sebagai contoh, ketika kita ke kamar mandi dengan pintu pengunci atau kamar tidur di mana idak mungkin ada gangguan.

2. Sphincters ini tidak akan dapat dibuka dan tidak merespon dengan perintah seperti “Ayo mendorong, mengejan atau bersantai!”

3. Ketika sphincter seseorang sedang dalam proses pembukaan, tiba-tiba dia akan menutup diri atau berhenti proses pembukaannya jika orang tersebut menjadi marah, takut, dipermalukan, atau cemas. Mengapa? Tingginya kadar adrenalin dalam aliran darah tidak mendukung (kadang-kadang, Adrenalin ini benar-benar mencegah) terjadinya pembukaan sphincters. Faktor inhibisi ini adalah salah satu alasan penting mengapa seorang ibu melahirkan harus tenang, rileks dan merasa nyaman.

4. Keadaan relaksasi dari mulut dan rahang secara langsung berhubungan dengan kemampuan leher rahim, vagina, dan anus terbuka dengan kapasitas penuh. Jadi dalam persalinan ketika Anda tersenyum bahkan tertawa dengan rileks maka leher rahim, vagina, dan anus Anda akan rileks dan terbuka juga. Rumusnya adalah:

Buka Mulut = Serviks Terbuka

Buka Tenggorokan = Vagina Terbuka

Memang kelihatannya ini lelucon, namun ini adalah benar. Karena hampir mustahil untuk melahirkan secara efektif dengan bibir rapat mengerucut dan menutup tenggorokan. Silakan, coba sekarang, Ketika rahang Anda bersantai, mulut dan tenggorokan Anda terbuka, Anda secara otomatis akan santai dan “tenggelam” ke kursi Anda. Ina Mei berbicara tentang manfaat mencium, dan menjaga bibir dan mulut tetap terbuka. Ciuman juga melepaskan oksitosin dan hormon-hormon cinta lain yang meningkatkan toleransi Anda terhadap rasa sakit dalam persalinan.

Silakan menikmati video singkat ketika Ina Mei berbicara tentang Hukum sphincter

Nah, Semoga bermanfaat

Salam Hangat

Bidan Kita