Bidan Kita

Home Blog Page 64

BERAT JANIN IDEAL

Beberapa kali klien bertanya tentang berapa idealnya berat badan janin. Tentunya sesuai dengan umur kehamilan mereka. Selain itu, Waktu dilakukan pemeriksaan USG, klien selalu menanyakan berapa berat dan panjang bayinya. Untuk berat bisanya terukur jika kehamilan mencapai usia 20 minggu-an, karena dibawah angka ini alat USG akan mengeluarkan kata “ERROR” jika dilakukan pengukuran berat janin. Lalu bagaimana untuk panjang bayi? Sebenarnya panjang bayi tidak bisa diukur panjangnya, karena posisi kaki bayi yang nggak lurus (bayi selalu posisi seperti orang bersila). Yang bisa diukur adalah panjang dari ujung kepala ke ekornya atau istilah medisnya CRL (Crown Rump Lenght).

 

Tetapi nggak usah kecewa dulu karena nggak tahu berapa panjang dan berat bayi. Jika ukuran bayi dianggap normal, maka ada ukuran standar panjang bayi berdasarkan usia kehamilan yang namanya hukum Haaese serta beratnya bayi berdasarkan usia kehamilan menurut Struber.

Bunyi hukumnya adalah panjang bayi dalam 5 bulan pertama merupakan kwadrat dari usia bulannya sedanglan mulai enam bulan dan seterusnya panjang bayi adalah usia bulan dikali dengn angka 5 (lima). Tabelnya sbb

 

 

 

 

 

 

Sedangkan Struber mendapatkan ukuran berat sbb:

 

 

 

 

 

 

Angka-angka yang dihasilkan adalah angka rata-rata konstanta yang telah diteliti oleh Haase dan Struber.

Berikut ini juga ada tabel lain. Karena pertumbuhan bayi tidak seperti garis lurus, maka angka-angka yang ada di tabel adalah angka pengukuran rata-rata. Sehingga bisa saja ukuran bayi ibu berbeda jauh dari angka-angka di tabel bawah ini, jangan khawatir jika ukurannya kurang atau melebihi ukuran-ukuran ini. Dokter yang akan memberi tahu jika ada masalah dengan ukuran dan panjang bayi ibu.

Usia Hamil

Panjang (inci)

Berat (ons)

Panjang (cm)

Berat (gram)

8 weeks

0.63

0.04 ounce

1.6 cm

1 gram

9 weeks

0.90

0.07 ounce

2.3 cm

2 gram

10 weeks

1.22

0.14 ounce

3.1 cm

4 gram

11 weeks

1.61

0.25 ounce

4.1 cm

7 gram

12 weeks

2.13

0.49 ounce

5.4 cm

14 gram

13 weeks

2.91

0.81 ounce

7.4 cm

23 gram

14 weeks

3.42

1.52 ounce

8.7 cm

43 gram

15 weeks

3.98

2.47 ounces

10.1 cm

70 gram

16 weeks

4.57

3.53 ounces

11.6 cm

100 gram

17 weeks

5.12

4.94 ounces

13 cm

140 gram

18 weeks

5.59

6.70 ounces

14.2 cm

190 gram

19 weeks

6.02

8.47 ounces

15.3 cm

240 gram

20 weeks

6.46

10.58 ounces

16.4 cm

300 gram

Mulai dari usia 20 minggu keatas, ukuran panjang bayi diukur ari puncak kepala ke tumit bayi (karena bayi dalam keadaan kaki berlipat) :

Usia Hamil

Panjang (inci)

Berat (ons)

Panjang (cm)

Berat (gram)

20 weeks

10.08

10.58 ounces

25.6 cm

300 gram

21 weeks

10.51

12.70 ounces

26.7 cm

360 gram

22 weeks

10.94

15.17 ounces

27.8 cm

430 gram

23 weeks

11.38

1.10 pound

28.9 cm

501 gram

24 weeks

11.81

1.32 pound

30 cm

600 gram

25 weeks

13.62

1.46 pound

34.6 cm

660 gram

26 weeks

14.02

1.68 pound

35.6 cm

760 gram

27 weeks

14.41

1.93 pound

36.6 cm

875 gram

28 weeks

14.80

2.22 pounds

37.6 cm

1005 gram

29 weeks

15.2

2.54 pounds

38.6 cm

1153 gram

30 weeks

15.71

2.91 pounds

39.9 cm

1319 gram

31 weeks

16.18

3.31 pounds

41.1 cm

1502 gram

32 weeks

16.69

3.75 pounds

42.4 cm

1702 gram

33 weeks

17.20

4.23 pounds

43.7 cm

1918 gram

34 weeks

17.72

4.73 pounds

45 cm

2146 gram

35 weeks

18.19

5.25 pounds

46.2 cm

2383 gram

36 weeks

18.66

5.78 pounds

47.4 cm

2622 gram

37 weeks

19.13

6.30 pounds

48.6 cm

2859 gram

38 weeks

19.61

6.80 pounds

49.8 cm

3083 gram

39 weeks

19.96

7.25 pounds

50.7 cm

3288 gram

40 weeks

20.16

7.63 pounds

51.2 cm

3462 gram

41 weeks

20.35

7.93 pounds

51.7 cm

3597 gram

42 weeks

20.28

8.12 pounds

51.5 cm

3685 gram

43 weeks

20.20

8.19 pounds

51.3 cm

3717 gram

sumber : http://www.drdidispog.com/2008/11/panjang-dan-berat-bayi-dalam-kandungan.html

sedangkan versi lain menyatakan:

stational age

Length(US)

Weight(US)

Length(cm)

Mass (g)

 

(crown to rump)

(crown to rump)

8 weeks

0.63 inch

0.04 ounce

1.6 cm

1 gram

9 weeks

0.90 inch

0.07 ounce

2.3 cm

2 grams

10 weeks

1.22 inch

0.14 ounce

3.1 cm

4 grams

11 weeks

1.61 inch

0.25 ounce

4.1 cm

7 grams

12 weeks

2.13 inches

0.49 ounce

5.4 cm

14 grams

13 weeks

2.91 inches

0.81 ounce

7.4 cm

23 grams

14 weeks

3.42 inches

1.52 ounce

8.7 cm

43 grams

15 weeks

3.98 inches

2.47 ounces

10.1 cm

70 grams

16 weeks

4.57 inches

3.53 ounces

11.6 cm

100 grams

17 weeks

5.12 inches

4.94 ounces

13 cm

140 grams

18 weeks

5.59 inches

6.70 ounces

14.2 cm

190 grams

19 weeks

6.02 inches

8.47 ounces

15.3 cm

240 grams

20 weeks

6.46 inches

10.58 ounces

16.4 cm

300 grams

 

(crown to heel)

(crown to heel)

20 weeks

10.08 inches

10.58 ounces

25.6 cm

300 grams

21 weeks

10.51 inches

12.70 ounces

26.7 cm

360 grams

22 weeks

10.94 inches

15.17 ounces

27.8 cm

430 grams

23 weeks

11.38 inches

1.10 pound

28.9 cm

501 grams

24 weeks

11.81 inches

1.32 pound

30 cm

600 grams

25 weeks

13.62 inches

1.46 pound

34.6 cm

660 grams

26 weeks

14.02 inches

1.68 pound

35.6 cm

760 grams

27 weeks

14.41 inches

1.93 pound

36.6 cm

875 grams

28 weeks

14.80 inches

2.22 pounds

37.6 cm

1005 grams

29 weeks

15.2 inches

2.54 pounds

38.6 cm

1153 grams

30 weeks

15.71 inches

2.91 pounds

39.9 cm

1319 grams

31 weeks

16.18 inches

3.31 pounds

41.1 cm

1502 grams

32 weeks

16.69 inches

3.75 pounds

42.4 cm

1702 grams

33 weeks

17.20 inches

4.23 pounds

43.7 cm

1918 grams

34 weeks

17.72 inches

4.73 pounds

45 cm

2146 grams

35 weeks

18.19 inches

5.25 pounds

46.2 cm

2383 grams

36 weeks

18.66 inches

5.78 pounds

47.4 cm

2622 grams

37 weeks

19.13 inches

6.30 pounds

48.6 cm

2859 grams

38 weeks

19.61 inches

6.80 pounds

49.8 cm

3083 grams

39 weeks

19.96 inches

7.25 pounds

50.7 cm

3288 grams

40 weeks

20.16 inches

7.63 pounds

51.2 cm

3462 grams

41 weeks

20.35 inches

7.93 pounds

51.7 cm

3597 grams

42 weeks

20.28 inches

8.12 pounds

51.5 cm

3685 grams

43 weeks

20.20 inches

8.19 pounds

51.3 cm

3717 grams

sumber : http://www.babycenter.com/average-fetal-length-weight-chart

Sebenarnya Besar kecilnya janin dalam kandungan ternyata berkaitan sangat erat pada pola makan dan makanan yang dikonsumsi oleh ibu. Bila calon ibu cenderung sulit makan atau sering muntah, sehingga terjadi penurunan berat badan, maka kemungkinan janin yang dikandungnya juga akan memiliki berat badan yang rendah.

Normalnya, berat badan ibu selama kehamilan akan naik terus. Namun, jika bayi dalam kandungan tidak mengalami kenaikan berat badan atau naik tapi tidak terlalu signifikan, tentu ada sesuatu yang mengganggu perkembangannya.

Penyebab tidak naiknya berat badan janin;

Ibu hamil yang berat badannya naik terus di saat hamil, dapat diasumsikan bahwa penyerapan makanan pada ibu tidak terganggu. Namun jika ternyata berat badan bayi yang dikandungnya kurang dari yang seharusnya, kemungkinannya adalah terjadi hambatan pada suplai makanan dan oksigen dari ibu ke janin.

Pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi oleh calon ibu. Misalnya, si ibu menderita penyakit hipertensi, kelainan ginjal kronik, perokok, penderita diabetes melintus berat, peminum alkohol, gizi buruk dan pemakaian obat-obatan terlarang

Faktor rahim dan plasenta. Plasenta yang sel-selnya mengalami kerusakan menyebabkan tali pusat tidak masuk ke dalam plasenta secara normal. Sehingga kebutuhan makanan dan gizi bayi tidak dapat tersuplai dengan baik. Untuk mengetahui apakah plasenta berfungsi dengan baik maka dapat dilakukan pemeriksaan USG-Ultrasonografi. Dengan USG dapat dinilai peningkatan arus darah yang melalui plasenta. Dapat juga dengan pemeriksaan kardiotokographi (CTG) dimana dapat dilihat respon bayi melalui gambaran denyut jantungnya sehingga kita dapat menilai apakah bayi dalam kondisi kekurangan oksigen atau tidak

Faktor janin, misalnya janin kembar, kelainan kromosom, cacat bawaan dan infeksi dalam kandungan

Agar bayi terlahir dengan berat badan normal;

Periksakan kehamilan secara rutin ke tenaga medis. Konsultasikan tentang faktor-faktor penyakit yang mengganggu kehamilan, termasuk berat badan yang kurang. Ikuti saran dan nasehatnya.

Makan makanan bergizi yang memenuhi syarat makanan dengan gizi seimbang

Hentikan kebiasaan-kebiasan buruk yang dapat menganggu kesehatan janin. Seperti, merokok, minum alkohol, minum obat-obatan yang tidak perlu.

Istirahat yang cukup.

Usahakan untuk tidak menjadi perokok pasif, jadi lebih baik mengalah dan menghindar

Bila memungkinkan lakukan pemeriksaan USG untuk memantau kondisi janin, namun inipun tidak perlu setiap minggu atau setiap kali kunjungan.

Jika ada keluhan segeralah berkonsultasi pada tenaga medis, dokter atau bidan tempat Anda melakukan pemeriksaan kehamilan

nah silahkan mengamati dan mencocokkan berapa perkiraan berat badan janin Anda sekarang

selamat Mencoba

Semoga Bermanfaat

Salam Hangat

Bidan Kita

BAHAYA RUMPUT FATIMAH DALAM PERSALINAN

0

Proses persalinan adalah proses untuk belajar SABAR bagi calon Orang Tua. Mengapa?

Ya…karena dalam proses persalinan seorang calon ibu musti sabar saat merasakan kontraksi, menunggu terjadinya pembukaan. Kita tahu bahwa pembukaan 0 hingga 10 cm kadang berjalan dengan sangat lambat. Ketika merasakan kurang nyaman saat kontraksi, seorang ibu biasanya merasa waktu serasa lamban sekali bergerak. Dan akhirnya merasa ingin “penderitaan” ini segera berakhir. Padahal sebenarnya saat ini adalah saat “perjuangannnya” si Janin sebagai upay bayinya untuk turun dan membuka jalan lahirnya. Dan yang dibutuhkan seorang ibu adalah, Rileks dan percayai tubuh dan janinnya agar dapat melaksanakan “tugas” nya dengan baik, harmonis dan selaras.

Banyak hal yang dilakukan ketika berupaya untuk segera “mengakhiri” proses ini. Namun sayangnya banyak yang melakukan dengan “Jalan Pintas”, salah satunya adalah minum Rumput FATIMAH.

Aduh, sayang sekali, karena sebenarnya rumput Fatimah lebih banyak bahayanya di banding manfaatnya dalam proses persalinan.

Mitos mengatakan, jika Anda susah melahirkan, minum saja rumput Fatimah. Rumput Fatimah (Labisa pumila) adalah tumbuhan semak asal Arab. Tanaman ini cukup popular . Orang Barat menyebutnya Mawar Jeriko. Para jamaah biasa membeli rumput fatimah sebagai oleh-oleh dari Tanah Suci. Tanaman ini walaupun kering sudah puluhan tahun disimpan, namun kalau direndam dalam air akan mekar kembali.

Rumput fatimah atau Labisa pumila ini mengandung oksitoksin yaitu zat yang digunakan oleh tubuh untuk merangsang kontraksi rahim, sehingga dipercaya dapat mempercepat persalinan. Zat sejenis oksitoksin yang terkandung di dalam rumput fatimah sama seperti obat yang diberikan untuk menginduksi ibu hamil agar terjadi kontraksi. Biasanya, rumput Fatimah ini direndam dalam air hingga mengembang, kemudian air rendamannya diminum. Saking jarangnya yang punya rumput fatimah, tak sedikit ibu hamil yang bersusah payah mencari tanaman berkhasiat ini. Namun hal ini jelas salah. Kandungan oksitosin tersebut dosisnya tidak dapat diukur. Tumbuhan ini dipakai dengan cara akarnya direndam. Air rendaman inilah yang diminum. Semakin lama direndam, kadar oksitosin yang terlarut pun semakin pekat. Dosisnya bisa jadi berlipat-lipat. Pada obat-obat modern, masalah variasi ini tidak terjadi. Semua bahan aktifnya jelas. Dosisnya pun terukur. Sehingga efeknya bisa jadi sangat berbahaya jika kita salah dalam dosis dan aturan meminumnya.

Minum rendaman akar rumput fatimah ini akan menimbulkan masalah, Jika mulut rahim belum terbuka, efek kuat kontraksi ini bisa berbahaya. Risikonya dapat menimbulkan pendarahan akibat kontraksi rahim sehingga menyebabkan pecahnya pembuluh-pembuluh darah dan stres otot. Kontraksi yang ditimbulkan akan sangat tinggi, tanpa ada jeda waktu istirahat. Yang sering terjadi, para ibu hamil sudah meminumnya dari rumah. Alhasil, kontraksinya benar-benar kencang. Tapi pembukaannya tidak sesuai dengan kontraksinya. Efeknya berbeda-beda, untuk ibu yang pembukaannya sudah hampir sempurna memang dapat membantu mempercepat kelahiran, namun bagi yang pembukaannya masih awal tentu tidak sesuai dengan kontraksi yang hebat tersebut. Jika tidak tahan akan kontraksi, ibu akan terus-terusan mengejan padahal pembukaan masih sedikit, sehingga besar kemungkinan rahim akan robek. Selain itu akan terjadi perdarahan setelah melahirkan, atau bahkan kematian pada janin.

Nah biasanya yang menyuruh untuk meminum rumput Fatimah ini adalah ibu atau nenek atau orang-orang “senior” yang notabenenya di anggap banyak pengalaman. Jadi ketika si ibu dan pasangannya kebingungan, maka informasi apapun yang diberikan yang motivasinya adalah “agar lancar proses persalinannya” pasti langsung di terima tanpa menanyakan efek samping dan bahayanya.

Rumput Fatimah ini hanya boleh dikonsumsi ketika sudah dekat waktu melahirkan, yakni ketika pembukaan sudah di atas 6, bukan pada saat pecahnya air ketuban. Jika Rumput Fatimah dikonsumsi sebelum pembukaan 6 akan terjadi kontraksi yang abnormal. Dan hal ini bisa jadi sangat berbahaya bagi ibu yang hendak melahirkan. Dampak terburuknya bisa terjadi robekan pada dinding rahim dan perdarahan yang hebat dan tidak bisa terhentikan.sayang sekali buka?

Karena itu, meskipun pada beberapa kasus sangat membantu proses persalinan, sebaiknya Anda berhati-hati ketika hendak mengkonsumsi rumput fatimah ini. Upayakan berkonsultasi dengan dokter Anda terlebih dahulu tentang konsumsinya. Jangan heran jika banyak dokter akan melarang penggunaannya karena dikhawatirkan akan berbahaya bagi sang ibu dan buah hati.

Nah para bunda…Ayo percayai tubuh Anda.

Hindari minum rumput Fatimah saat persalinan

Biarkan persalinan berjalan dengan alami dan dengan sendirinya.

Salam Hangat

Bidan Kita

Rahasia 4. Melahirkan Alami

0

prima 6 Sambut Bayi Anda dengan Getaran Suaramu

“There is power that comes to women when they give birth. They don”t ask for it, it simply invades them. Accumulates like clouds on the horizon and passes through, carrying the child with it.” ~ Sheryl Feldman

Ketika mengajarkan tentang tips dan triks nyaman saat melahirkan, salah satu yang saya ajarkan adalah tehnik mengerang.   Mengerang namun tetap berirama. Mengapa mengerang? Sebenarnya sejak jaman dahulu ketika seorang wanita melahirkan, dia akan menciptakan suara selama persalinan alami. Dan ternyata mampu membuat harmoni tertentu dalam tubuh kita yang membantu untuk melepaskan rasa sakit, membuat kita tetap fokus, dan secara umum membuat kelahiran lebih mudah dan lebih mudah dikelola. kebanyakan dari kita tidak menyadari seberapa signifikan suara ini atau efek mereka pada proses kelahiran secara keseluruhan.

Melalui vokalisasi yang tepat sebuah pintu yang indah akan membuka yang dapat menghubungkan kita dengan harmoni dari kelahiran dan kehidupan secara mendalam! Pada artikel ini saya akan berbagi dengan Anda bagaimana vokalisasi ternyata secara signifikan bermanfaat selama persalinan alami, dan memberikan tips dan teknik yang akan membantu Anda untuk menggunakan suara Anda untuk menciptakan kekuatan pribadi Anda dan menciptakan persalinan alami yang luar biasa untuk Anda dan bayi Anda! Untuk Memahami Pentingnya Suara di proses persalinan Alami, Anda Pertama Harus memahami Suara!

“In the beginning was the word or in Sanskrit, “Nada Brahma,” the world is sound

Saya telah mendengar hal ini disebutkan dalam referensi teks Alkitab, tetapi tidak pernah cukup mengerti artinya sampai saya secara sengaja menemukan ilmu Cymatics, yang mengacu pada prinsip-prinsip Heraclitus filsuf Yunani kuno, Pythagoras dan Plato, dan kosmolog Giordano Bruno dan Johannes Kepler teori bahwa semua materi terdiri dari suara. Cymatics, adalah studi tentang fenomena gelombang dan getaran, merupakan metodologi ilmiah yang menunjukkan sifat getaran materi dan sifat transformasional suara.

Ini adalah ilmu suara, dan luar biasa keren! Cymatic menunjukkan bagaimana getaran berinteraksi untuk menciptakan dunia yang kita alami ‘luar sana’ dan membawa kepada prinsip-prinsip cahaya yang tersembunyi yang mendasari semua proses alam. Memahami prinsip-prinsip ini dapat membantu kita untuk ‘membersihkan’ dan melihat dunia kita, sehingga memperjelas pandangan kita terhadap kehidupan. Karena kita sendiri terbuat dari materi, dan begitu juga bayi kita maka ilmu Cymatic inilah yang menjadi jawaban mengapa ketika Anda mengerang atau bersuara semuanya dapat berefek pada reaksi tubuh bahkan janin Anda.

Setiap benda, pada kenyataannya masing-masing atom, menghasilkan suara ritme atau getaran tertentu. Semua suara-suara dan getaran membentuk keharmonisan universal di mana setiap elemen, sementara memiliki fungsi dan karakter itu sendiri, memberikan kontribusi untuk keseluruhan. ” -Pythagoras (569-475 SM)

“Apa yang membuat kita merasa tertarik pada musik adalah bahwa seluruh keberadaan kita pada musik: pikiran dan tubuh, sifat di mana kita hidup, alam yang telah membuat kita, semua yang di bawah dan di sekitar kita, itu semua adalah musik.” Hazrat Inyat Khan (Guru Sufi) (1882-1927)

Saya harus mengatakan bahwa video ini, meski agak JADUL namun cukup menakjubkan! Anda akan dapat melihat dengan mata Anda sendiri materi yang terbentuk dan dimanipulasi dari gelombang suara yang bergetar pada tingkat yang berbeda, frekuensi dan pulsa menciptakan ilusi benda padat dan mengungkapkan bahwa “Semua adalah getaran!” Novalis Bagaimana Efek bersuara bagi Anda dan Bayi Anda Selama Melahirkan Alami?

https://www.youtube.com/watch?v=iu9P167HLsw

 

Suara yang dibuat selama kelahiran menyebabkan perubahan fisik dan molekul yang sangat nyata dalam tubuh kita. Ketika bersuara selama kelahiran, ingatlah bahwa bayi Anda hidup di dunia yang terdiri dari suara-suara. Jangan biarkan diri Anda lepas kendali dan terjebak dalam suara ketakutan seperti menjerit atau berteriak yang dapat menakut-nakuti bayi Anda dan dapat menyebabkan perubahan fisik pada detak jantung si bayi, tekanan darah dan stres.

Sebuah suara kosong yang berbahaya yang dapat memicu nyeri seperti mengatakan “OW”, bukannya tetap fokus dan peka pada tubuh Anda. Gunakan suara-suara yang mendorong ketenangan dan kedamaian . Menggunakan suara sensual seperti yang kita lakukan ketika bercinta mendorong kita untuk melepaskan dan melebur ke dalam aliran energi intens persalinan, dan terdengar seperti OM, AH, atau WOW yang mengharuskan kita untuk membuka mulut kita lebar mendorong pembukaan terjadi pada tubuh kita .

Sebenarnya Tidak ada aturan tertentu untuk menyuarakan suara saat melahirkan alami dan setiap wanita akan memiliki “lagu kelahiran sendiri yang unik”. Hal penting untuk diingat adalah untuk mencoba dan tetap berusaha “tune in” dengan energi dan harmoni persalinan dengarkan tubuh Anda dan melakukan apa yang terasa baik! Cara terbaik untuk menjadi nyaman dengan bersuara selama persalinan alami adalah sering praktek saat Anda masih hamil. Dalam hypnobirthing saya sering mengaajarkan kepada klien untuk bernafas dengan mengeluarkan suara-suara tertentu atau nyanyian, namun cukup banyak ibu-ibu yang merasa canggung dan tidak nyaman pada awalnya, tapi begitu kami masuk ke dalamnya biasanya mereka mulai menyadari bahwa ada kekuatan yang menakjubkan dan benar-benar kuat dalam dirinya! Dan saat itulah kita menjadi diberdayakan dan siap untuk melahirkan secara alami. Berikut adalah beberapa contoh besar menggunakan suara ketika proses persalinannya.

Rahasia 2. Melahirkan Alami

Saya mendorong Anda untuk membaca artikel di atas dan memanfaatkan video ini untuk inspirasi dalam praktek Anda dan selama proses kelahiran. Jika Anda ingin Anda bahkan dapat menggunakan video selama latihan, hanya bermain dan ikuti bersama vocal yang diucapkannya. Ada juga banyak video di youtube yang bisa Anda ikuti bersama. Dalam video ini anda dapat melihat efek yang luar biasa dan indah dari beberapa nada.Nikmati! Kemegahan suara menumbuhkan kehidupan, dan akan mendatangkan bayi kita dalam keharmonisan yang sempurna!

Jika kita bisa membiarkan diri kita untuk terhubung dengan kelahiran pada tingkat yang sangat primal memungkinkan getaran mengalir melalui kita maka persalinan alami akan terjadi seperti sebuah nyanyian pujian!

Selamat Mencoba

Salam Hangat

Yesie Aprillia

Rahasia 3. Melahirkan Alami

0

Prima 5

Rahasia Ketiga untuk merasakan persalinan alami yang indah dan menakjubkan adalah melalui SENSUALITAS Anda.

Sepertinya memang terlihat Aneh, namun ini adalah kebenaran. Bahwa proses persalinan adalah proses yang melibatkan sensasi sensualitas seorang wanita.

Di kelas hypnobirthing, saya selalu mengajarkan kepada pasangan untuk tetap berhubungan intens saat masuk ke dalam proses persalinan bahkan memanfaatkan hormone yang mengalir didalam tubuh seorang wanita dengan cara semaksimal mungkin. Berpelukan, berciuman, rangsangan sensual adalah salah satu upaya untuk merangsang dan meningkatkan hormone oxytocin dan endorphin dalam tubuh seorang ibu. Memang bagi pasangan yang belum terbiasa akan merasakan canggung dan sungkan. Apalagi jika ini dilakukan di sebuah ruang bersalin dimana ada banyak bidan dan dokter serta orang asing di ruangan tersebut. Namun saya selalu memotivasi mereka untuk bisa melakukannya dengan sepenuh hati. Karena seperti kita tahu proses persalinan sangat dipengaruhi oleh kadar hormone oxytocin dalam tubuh dan hormone oxytocin adalah HORMON CINTA.

“Proses persalinan Adalah proses yang sacral antara Ibu, Bapak dan Bayi, jadi lakukan saja, Anggap dunia Ini milik Anda bertiga, yang lainnya Ngontrak” .

Kalimat itu yang selalu saya ucapkan kepada calon orang tua.

Sekarang coba saja Anda bayangkan, dalam kondisi normal (tidak hamil-red) apa yang bisa menenangkan Anda ketika Anda gelisah, takut, dan cemas atau mungkin sakit? BERPELUKAN!!!

Ketika Anda berpelukan dengan orang yang Anda cintai Secara otomatis semua beban, kekawatiran bahkan rasa sakit akan sangat terkurangi bahkan hilang. Nah apalagi ketika posisi Anda sedang hamil dan hendak melahirkan sekarang. Ketika Anda merasakan ketidaknyamanan dan Anda memeluk pasangan Anda dan Menciumnya ataupun memeluk bidan Anda, ketenangan dan kenyamanan secara otomatis akan mengalir kedalam tubuh dan pikiran Anda bahkan rasa sakit yang semestinya Ada, dapat berubah menjadi rasa kenikmatan yang luar biasa.

ORGASME ketika Melahirkan (ORGASMIC BIRTH)

Saya tahu, kedengarannya aneh, tapi itu bukan orgasme seperti kita berpikir, itu adalah sensual tetapi tidak seksual!!!!

Melahirkan biasanya menyakitkan dan melelahkan. Tetapi banyak wanita yang tidak tahu bahwa secara biologis diciptakan suatu sistem dalam tubuh manusia yang dapat menimbulkan kesenangan, kenyamanan atau kepuasan saat bersalin. Pada pria, seksualitas terbatas pada hasratnya kepada wanita. Namun pada wanita, seksualitas meliputi saat bercinta, bahkan saat melahirkan. Salah satu contohnya adalah payudara yang membesar, puting susu menjadi lebih sensitif, aliran darah meningkat, lubrikasi pada vagina meningkat dan produksi hormon oxytocin membumbung tinggi.

Orgasmic birth merupakan sebuah revolusi dalam persalinan alami. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa secara teori, saat kita merasakan sakit maka merangsang keluarnya hormon strees. Dan ketika hormon strees tersebut mengalir melalui tubuh anda, maka tubuh secara alami akan mengeluarkan hormon endorphins. Endorphins adalah hormon penghilang rasa sakit atau natural pain killer, yang mampu membuat rasa nyaman dan santai. Dan kekuatan endorphin sangatlah besar, 200 kali lipat lebih ampuh dibandingkan dengan morphin. Dan ini sangat alami dan setiap manusia mempunyainya, tinggal bagaimana pandai-pandainya kita untuk merangsang keluarnya endorphin dalam tubuh saat ibu merasa kesakitan dalam proses persalinannya. Belaian, ciuman, sentuhan dan rangsangan seksual ternyata mampu merangsang keluarnya hormone endorphin bahkan Oksitosin yang dapat mengakibatkan Orgasme pada seorang ibu.

Di antara film dokumenter persalinan alami saya pernah saya lihat, film ini adalah film yang paling tepat untuk menunjukkan pada Anda tentang pengalaman yang sangat seksual saat melahirkan secara alami buah hati kita:

The most common way people give up their power is by thinking they don”t have any. ~ Alice Walker ~

Salah satu rahasia terbaik dan salah satu kebenaran terbesar di dunia ini adalah bahwa sebagai seorang wanita Anda mempunyai kekuatan yang menakjubkan di dunia ini, dan Tubuh Anda sebenarnya dirancang untuk melahirkan secara alami!

Energi dari persalinan alami juga merupakan kekuatan yang menakjubkan dan sangat kuat di dunia ini. Untuk dapat merasakan persalinan Alami yang indah dan menaksubkan, Rahasianya adalah untuk memanfaatkan kekuatan pribadi Anda dan menyelaraskan energy Anda serta menggabungkan dengan energi kelahiran. Untuk melakukan ini, Anda harus terlebih dahulu memahami proses kelahiran secara alami.

Pahami tubuh Anda dan kenali semua sensasi di seluruh indra Anda.

Kami adalah makhluk yang benar-benar ajaib dan kuat.

Kami adalah wanita yang mempunyai sentuhan lembut dan sensual

Kami adalah ibu yang memiliki cinta dengan kekuatan yang kekal

Kami adalah wanita yang memiliki bergairah

Manfaatkan semua karunia dan potensi dalam tubuh Anda karena ini yang akan membantu Anda untuk melahirkan bayi Anda!

 

julia2

Ingat melahirkan merupakan perpanjangan dari energi sensual yang dibuat bayi Anda pertama kali, persalinan alami adalah klimaks, ini adalah saat puncak energi dan mengalir kuat yang membawa bayi Anda ke dalam kehidupan

” Ketika melahirkan, Anda sendiri yang menentukan Apakah Anda akan merasakan orgasme atau tidak” Artinya Anda bertanggung jawab untuk pengalaman Anda sendiri.

Bagaimana Anda Dapat merasakan Orgasme dengan Bantuan Pasangan Anda saat melahirkan?

Jawabannya adalah dengan kasih dan cinta. Saya tidak berbicara seks, tapi ekspresi fisik dari cinta bisa sangat membantu! Mencium, memeluk, memberikan belaian sensual, pijat, dan stimulasi puting sesu semua dapat memiliki efek positif pada kemajuan persalinan. Ketika Anda dan pasangan dapat tetap sadar membiarkan cinta mengalir dengan bebas tanpa dibatasi, maka melahirkanpun akan lebih mungkin untuk mengalir bebas tanpa dibatasi.

Berikut adalah video melahirkan alami simana seorang wanita dapat merasakan orgasme dalam persalinannya.

 

nah, silahkan bereksplorasi dengan pasangan Anda, dan rasakan kenikmatan saat melahirkan

Selamat Mencoba

Salam Hangat

Yesie Aprillia

(www.bidankita.com)

Rahasia 2. Melahirkan Alami

0

 

Kalau rahasia pertama untuk memiliki proses persalinan yang alami dan lancar adalah melakukan goyang inul saat proses persalinan, bisa anda lihat DISINI: https://www.bidankita.com/rahasia-1-melahirkan-alami/

Nah sekarang rahasia yang selanjutnya adalah ada di NAFAS ANDA.

Tindakan yang sederhana dan setiap manusia pasti mempunyai pengalaman untuk bernafas.

Saat mengajar di kelas ibu hamil, di tiap pertemuan selalu saya ajarkan bagaimana tehnik nafas pada saat kontraksi, pada saat relaksasi bahkan saat mengejan. Karena ini adalah sangat penting dan harus dikuasai oleh ibu.

Ketika nafas digunakan dengan ‘potensi penuh, maka napas Anda dapat membantu Anda untuk melahirkan alami, yang tidak hanya dapat bebas dari rasa takut dan rasa sakit, namun lebih dari itu Anda akan mendaatkan pengalaman yang luar biasa dan benar-benar menyenangkan!

Dalam artikel ini saya akan berbagi bagaimana menggunakan kekuatan nafas untuk membantu Anda dalam kodisi tetap tenang, fleksibel dan rileks selama waktu melahirkan bayi Anda, untuk secara efektif fokus pada energi dari gelombang rahim, untuk meminimalkan ketidaknyamanan, dan memungkinkan Anda juga bayi Anda yang jauh lebih nyaman dan menyenangkan.

Karena kita selalu bernapas setiap saat, kita cenderung melakukannya sebagai rutinitas dengan spontan begitu saja, dan justru seringkali tidak bisa mengenali potensi besar yang terletak dalam kekuatan napas kita sendiri!

Padahal sebenarnya melalui nafas, kita mendapatkan segala segala sesuatu yang kita butuhkan untuk membawa bayi kita lahir ke dunia: kekuasaan, cinta, kekuatan, keyakinan, gairah, kebijaksanaan dan tekad.

Ketika Anda bernapas dengan kesadaran di dalam hati, Anda akan mengaktifkan semua system di dalam tubuh Anda yaitu, saat Anda menghirup dan mengumpulkan nafas, dan kemudian menghembuskan perlahan-lahan ketika Anda melahirkan.

Aturlah Irama Nafas Anda untuk Melahirkan Alami 

Napas Anda akan memberikan efek positif ke seluruh tubuh Anda. Jika napas Anda rileks maka tubuh Anda rileks.

Dengan nafas, Anda bisa mencapai keselarasan dan harmonisasi dalam tubuh dan pikiran selama proses melahirkan. Jadi dengan nafas, tubuh Anda bisa tetap rileks , dan menjadi terbuka dan luas , tetapi pada saat yang sama pikiran Anda tetap tenang dan kuat .

Guruji Iyengar seorang tokoh yoga di dunia bahkan mengatakan bahwa : Mind is the king of the senses, but Breath is the king of the mind

 

Latihan Persalinan alami: Menguasai Nafas Persalinan

Ketika Anda fokus dan dengan penuh kesadaran Anda mau meluangkan waktu untuk berlatih nafas dan memperhatikan kualitasnya, ini akan sangat memudahkan Anda untuk mengatasi semua rasa ketidaknyamanan yang bisa saja tercipta ketika pross persalinan berlangsung.

Ketika berlatih prnafasan, tugas Anda adalah hanya membawa kesadaran Anda ke napas Anda dan menyadari kekuatan yang ada di dalamnya.

Pernapasan yang tepat untuk Melahirkan Alami

Pertama, Anda harus mempelajari kembali cara untuk bernapas dengan benar:

yaitu saat Anda menarik napas perut Anda naik atau menggembung, dan ketika Anda menghembuskan napas maka perut Anda mengecil/mengempes inilah yang disebut pernafasan perut. Pada dasarnya kita semua lahir dengan cara bernapas yang sempurna, tetapi adanya stress dalam kehidupan membuat kita secara otomatis belajar untuk mengambil napas pendek-pendek melalui dada kita (pernafasan dada). Cara pernapasan yang dangkal benar-benar membatasi potensi napas kita dan cenderung untuk memutuskan kita dari hubungan primordial dengan nafas atau aliran energy universal. Dalam rangka untuk menghimpun kekuatan waktu melahirkan sangatlah penting bagi Anda untuk berhubungan kembali dengan napas primal yang kuat, karena ini dapat memberikan kekuatan dan energi yang dapat mendorong proses persalinan berjalan sealami mungkin.

 

kebanyakan ibu secara naluri sebenarnya akan menemukan pola nafas yang paling pas untuk mereka dan tidak ada cara yang benar atau salah untuk melakukannya. Tetapi seringkali mereka sudah terlanjur panik ketika merasakan ketidaknyamanan saat kontraksi sehingga pola nafas menjadi tidak beraturan dan tidak membantu mengurangi ketidaknyamanan tersebut. Nah untuk itu penting bagia Anda untuk belajar focus pada nafas sejak Anda hamil dengan tujuan semakin sering dilatih sejak kehamilan maka ketika persalinan tiba Anda bisa secara otomatis melakukannya.

Namun, ketika Anda tegang dan takut, secara otomatis pernapasan Anda menjadi dangkal dan cepat. Bahu Anda ditarik ke arah telinga, leher dan otot bahu terasa tegang dan kaku. Jika Anda beralih ke keadaan panik, Anda akan mulai bernapas secara cepat, berlebihan, nafas pendek, dangkal dan terengah-engah. Dan saat anda panik, maka jumlah oksigen yang mengalir ke tubuh anda juga bayi Anda akan sangat berkurang sehingga menyebabkan Anda merasa pusing dan tak terkendali.

Nafas yang panik/ terengah-engah adalah reaksi umum untuk situasi yang sangat menegangkan atau menakutkan. Ini normal, namun tubuh anda tidak dapat bertoleransi dalam jangka waktu yang lama, karena tubuh Anda akan menjadi lelah. Dalam proses persalinan tujuan Anda adalah untuk menghemat energi Anda sebanyak mungkin, dan berikan bayi Anda banyak oksigen untuk membantunya mengatasi stres. pernapasan berirama dapat membantu Anda melakukan hal ini.

 

Nafas Spiral

Sepanjang Anda latihan cobalah untuk selalu menjaga rahang rileks dan mulut terbuka lebar.Tarik dan buang napas melalui mulut Anda, ini akan mendorong pembukaan sfingter di tubuh Anda. Ketika Anda menarik nafas Anda akan merasakan napas Anda mengalir ke dalam dan keluar dari tubuh Anda.

Sekarang lakukan lagi, tapi kali ini tidak ada jeda antara menghirup dan menghembuskan napas, bayangkan nafas itu mengalir masuk dan keluar dari Anda seolah-olah seperti energi spiral yang mengalir terus menerus.

Rahasia Menakjubkan Untuk Menggunakan Nafas Anda dalam persalinan adalah Mengumpulkan (Gather), Menahan (Compress), dan melepaskan (Disperse)

Saat Anda menarik napas bayangkan Anda mengumpulkan energi atau “chi” seperti cahaya yang indah rasakan gambar itu mengalir ke tubuh Anda melalui napas Anda. karena mengalir ke tubuh Anda nafas ini akan mengumpulkan dan mengaktifkan semua potensi Anda: kekuatan pribadi Anda, cinta Anda, keyakinan, gairah, kebijaksanaan, dan seterusnya, kemudian tahan sejenak, dan ketika Anda menghembuskan napas biarkan energy tersebut mengalir melalui tubuh Anda dan mengeluarkan semua energy negative.

Memfokuskan Energi Gelombang nafas dan menghilangkan semua rasa sakit saat melahirkan

Selama waktu proses melahirkan Anda dapat menggunakan menggunakan tehnik Mengumpulkan (Gather), Menahan (Compress), dan melepaskan (Disperse) untuk menangani intensitas gelombang dan tekanan pada rahim.

Mengumpulkan (Gather)- saat Anda menarik napas Anda mengumpulkan dan memungkinkan tekanan dan intensitas dari gelombang rahim mengalir ke tubuh Anda, mengumpulkan dan mengaktifkan semua kekuatan ketenangan batin Anda, cinta, keyakinan, dan kekuatan pribadi

Menahan (Compress)- Anda kemudian memungkinkan menggabungkan dengan kekuatan pribadi Anda, dan karena kompres energi difokuskan ke tubuh Anda bagian bawah

Melepaskan (Disperse)- saat Anda menghembuskan napas Anda mengambil semua intensitas gelombang rahim, energy negatif, ketidaknyamanan dan lain lain yang memungkinkan untuk sepenuhnya melepaskan kembali ke bumi membersihkan jalan nafas Anda untuk mengumpulkan kembali energy positif di setiap gelombang rahim yang akan datang.

Memperbaiki Nafas Pembersihan (Cleansing Breath)

Mengatur dan focus pada napas adalah sebuah pilihan. Dengan Anda focus pada napas saat persalinan berarti Anda memilih untuk relaksasi.

Dengan tetap focus pada napas Anda memilih kesenangan dan terbebas dari rasa sakit, merasakan cinta bukan rasa takut. Dengan tetap focus pada napas Anda memilih untuk mengumpulkan dan membawa kekuatan ketenangan batin Anda, dengan tetap focus pada napas setiap kali Anda bernafas anda akan mengumpulkan energy dan kekuatan.

Latihan Nafas Pembersihan (The Cleansing Breath)

o Cara: Pada awal setiap kontraksi, ambil napas dalam dalam melalui hidung, lalu buang napas melalui mulut Anda dengan keras/ menyentak hingga orang lain dapat mendengar hembus Anda. Ketika kontraksi berakhir, ambil napas dalam, lalu perlahan hembuskan perlahan untuk melepaskan ketegangan yang Anda rasakan.

o Manfaat: napas ini akan memberikan ibu dan bayi ekstra oksigen, berfungsi sebagai sinyal pada tubuh untuk lebih bersantai dan fokus, serta dapat memberitahu secara tidak langsung kepada pendamping persalinan Anda bahwa kontraksi sudah mulai. Mengakhiri dengan nafas dalam dan perlahan berfungsi untuk meirilis dan menginformasikan kepada pendamping Anda bahwa kontraksi telah berlalu, dan berfungsi sebagai pengingat untuk bersantai antara kontraksi.

Light Breathing/ Hee-Hee Breathing

o Cara: Tarik napas panjang melalui hidung dan menghembuskan napas melalui mulut. Bibir santai, sedikit terbuka, dengan senyum kecil. Pada saat membuang nafas atau menghembuskan nafas, buat suara “lunak/lembut”  Untuk menghindari hiperventilasi, fokus sebagian besar perhatian Anda pada napas ini – membiarkan Anda menghirup nafas dengan mudah. Nafas dangkal namun lambat Sekitar satu napas per detik.

o Kapan menggunakan tehnik ini? Tehnik ini digunakan Ketika pernapasan dalam tampaknya tidak lagi cukup untuk membantu mengatasi rasa kurang nyaman saat kontraksi.

o Manfaat: Membantu ibu lebih rileks menghadapi kontraksi dan mengalihkan perhatian dari kontraksi.

Hee – Hee – Hoo Breathing/ Pernapasan Hee – Hee-Hoo

o Cara: caranya hampir saman dengan tehnik hee hee breathing, namun dalam tehnik ini nafas pendek dengan hee-hee dilakukan sekitar 4 s.d 5 kali lalu nafas panjang dan dalam kemudian hembuskan dengan perlahan hingga seluruh udara di paru-paru keluar.

o Kapan menggunakan tehnik ini? Ini dilakukan ketika Anda masuk dalam fase transisi atau ketika Anda merasa pusing saat melakukan pola pernafasan yang ringan saja.

o Manfaat pola pernafasan hee – hee-blow: Membantu untuk menghindari hiperventilasi. Nafas pukulan /terakhir / blow akan membantu untuk melepaskan ketegangan.

Pernapasan Berirama

o Cara: Ambil napas dalam-dalam. Buang napas dalam empat nafas pendek, ringan, napas terengah-engah.. Jadi,tarik nafas panjang dan dalam, lalu huh-huh-huh-huh (pendek-pendek).

o Kapan menggunakan tehnik nafas ini?: kapan saja dalam kala I fase aktif

o Manfaat: hampir sama dengan manfaat Hee-Hee- Hoo terutama pada ibu penderita asma.

Berlatih Teknik Pernapasan sebelum Persalinan

Pernapasan perut dapat dilakukan setiap saat: saat mengemudi, membaca, atau menonton TV, di tempat kerja, pada waktu stres, dll . tehnik ini bukan hanya bermanfaat selama persalinan, tetapi dalam semua kehidupan.

Penting juga untuk berlatih teknik-teknik lainnya sampai anda merasa nyaman dan terbiasa, dapat digunakan setiap selama dua menit tanpa merasa kehabisan napas. Jika Anda mulai merasa pusing atau pusing, ambil napas dalam dan pembersihan lalu mulai dari awal lagi. Jika perlu, bernafaslah dengan menangkupkan tangan di atas hidung dan mulut, atau pernapasan ke dalam kantong kertas. Praktekkan berbagai tehnik pernafasan tersebut dalam berbagai posisi: duduk, sisi-berbaring, berdiri, jongkok.

Untuk membantu Anda ingat agar berlatih teknik pernafasan, Anda boleh menggunakan petunjuk, Misalnya, setiap kali Anda berada di lampu merah, lakukan- pernapasan hee hee. Selama iklan TV, lakukan pernafasan Hee-Hee-Hoo. dll

Tip: jika mulut anda terasa kering, cobalah menyentuh ujung lidah Anda ke langit-langit mulut Anda.

 

Anda harus mengizinkan diri Anda untuk bernapas dengan lega dan bebas.

Meskipun tubuh bergerak, usahakan pikiran tetap terpusat dengan aliran nafas menciptakan dinamisasi karena ketenangan dan kekuatan internal.

 

Nah Mari berlatih dan Rasakan Manfaatnya

Selamat Mencoba

 

Salam Hangat

Yesie Aprillia (Bidan Kita)

Rahasia 1. Melahirkan Alami

0

Anita 1

Goyang Inul

Ketika beberapa ibu bertanya kepada saya bagaimana caranya agar kepala bayi segera turun kepanggul ibu? Atu biar persalinan berlangsung dengan lancar? Salah satu saran yang selalu saya ungkapkan dan tuliskan adalah LAKUKAN GOYANG INUL.

 

Goyangan INUL memang member inspirasi tersendiri bagi saya. Karena ternyata dengan goyangan ini proses persalinan bisa berlangsung lebih singkat dan lebih lancar, bahkan juga mampu memberikan sensasi rasa nyaman pada tubuh ibu ketika memasuki proses persalinan.

 

Mengapa Goyang Inul?

Seperti kita ketahui (coba bayangkan dan visualisasikan) ketika inul bergoyang ala “Goyang Ngebor” ternyata gerakan itu merupakan gerakan spiral.

Mengapa gerakan Spiral?

Seorang ahli matematika terkenal bernama Leonardo Fibonacci baru menyadari tentang “Spiral Universal,” ketika menemukan rumus matematika yang disebut “Golden Ratio.”. dan ternyata di dunia ini semua kejadian terhubung, Berikut adalah video yang menjelaskannya:

Jadi jika memang benar bahwa mungkin semua hal yang datang ke dunia melalui spiral ini maka akan tampak masuk akal bahwa kita akan mengikuti dengan gerakan pola yang sama ketika membawa bayi lahir ke dunia.

Manfaat gerakan spiral (Goyang Inul) untuk Melahirkan Alami

Mempraktekkan Gerakan Spiral selama persalinan alami adalah sebuah gerakan fisik yang sebenarnya sangat memberdayakan yang dapat membuka pintu untuk koneksi primordial yang ada antara tubuh Anda dan energi universal.

Kurangnya gerakan selama melahirkan, memungkinkan energi yang kuat justru membuat blok energy negative dalam perut yang menyebabkan banyak rasa sakit yang tidak perlu. Tapi jika Anda membiarkan tubuh Anda melakukan gerakan spiral atau goyang inul inii, maka intensitas rasa nyeri akan bergegas pergi. aktif bergerak dan berputar ke bawah dapat mencegah rasa sakit, memfokuskan energi yang bermanfaat, membuka panggul dan mendorong bayi Anda untuk melakukan perjalanan ke bawah (turun ke dasar panggul).

Video Melahirkan Alami

Ketika saya pertama kali menonton film dokumenter luar biasa ini di Singapura. Di sinilah saya pertama kali diperkenalkan dengan ide gerakan spiral selama proses kelahiran. Berikut ini videonya:

 

Wow! Saat itu saya langsung teringat dengan gerakan goyang ngebornya Inul Daratista. Jika gerakan spiral (goyang inul) akan memungkinkan seorang ibu untuk melahirkan secara alami Jadi mulailah berlatih dari sekarang sesering yang engkau bisa. Namun gerakan ini hanya boleh dilakukan pada umur kehamilan > 36 minggu.

Latihan Persalinan alami: Praktik Menguasai Seni spiral/ Goyang Inul

Anda pernah melihat gerakan panggul dan tubuhnya inul ketika melakukan goyang ngebornya? Nah persis seperti itu, namun tentu saja tidak sekencang dan sedasyat inul gerakannya? ^_*

Anda mungkin bisa duduk pada bola kelahiran atau Anda dapat berdiri. Kemudian:

– Tutup mata Anda, dan mulai bawa kesadaran Anda ke napas Anda. rasakan tubuh Anda rileks dan napas terkendali. Hirup dan hembuskan napas yang panjang dan dalam. Rasakan aliran nafas “spiral” ke dalam diri Anda dan keluar dalam siklus yang mengalir terus menerus

– Pikiran Anda Masih berada di tempat yang paling damai dalam diri Anda, Sekarang mulai bergerak tubuh Anda dalam Lingkaran besar seperti Ada matahari besar di pinggul Anda. Lakukan gerakan memutar-putar pinggul Anda. Santai saja dan biarkan diri mengalir ke dalam gerakan ini. Rasakan sangat santai dan rileks.

– Ketika Anda melakukan ini, bayangkan Anda mengumpulkan energi dari langit, dan saat masuk ke tubuh Anda, energy tersebut mengisi tubuh Anda dengan cahaya putih indah yang mengalir kedalam tubuh dengan gerakan spiral. membayangkan semua kekuatan kosmos kuat mengalir melalui tubuh Anda. Ini adalah perasaan luar biasa

Ini terasa sangat menyegarkan! Efek dari latihan ini dapat menghapus blok energy negative yang berbahaya dalam titik meridian tubuh Anda atau (pusat energi), dan untuk isi ulang dengan cahaya dan energi yang menyegarkan.

Apa yang membuat latihan ini sukses adalah kombinasi antara napas, gerakan dan imajinasi.

ini adalah contoh gerakan goyang inul yang saya maksud.

 

Saya berharap bahwa Anda berlatih untuk menikmati dan mengeksplorasi gerakan spiral yang indah dan lembut, serta membuat perbedaan yang luar biasa dalam kualitas melahirkan alami Anda.

Nah selamat Mencoba

Keep Spirit Of Gentlebirth

Salam Hangat

Bidan Kita

Bayi Baru Lahir sudah Merasakan Sakit!

Bayi Baru Lahir Sudah Merasakan Rasa Sakit!

Selama abad ke-20, ketika obat-obatan dalam proses melahirkan mendominasi di negara-negara berkembang, ternyata juga membawa serta penolakan anggapan pada prasangka kuno bahwa bayi dapat merasakan rasa sakit. Perdebatan tentang masalah rasa sakit yang dialami bayipun tetap berlanjut hingga hari ini di neonatologi, operasi bayi tanpa anestesi, praktek kebidanan yang agresif dan menyunat alat kelamin bayi laki-laki yang baru lahir. Artikel ini mencoba untuk memberikan tinjauan historis dari temuan empiris bahwa bayi juga dapat merasakan rasa sakit, dan spekulasi tentang konsekuensi negatif kekerasan untuk bayi.

Percobaan rasa nyeri pada Bayi

Ketidaktahuan tentang perilaku bayi kadang membuat kita tidak peduli dengan apa yang dia rasakan. Sebuah percobaan telah dilakukan pada awal 1917 di Johns Hopkins University untuk mengamati air mata bayi yang baru lahir, senyuman, reaksinya terhadap darah yang diambil, dan serangkaian jarum yang menusuk pada pergelangan tangannya saat tidur. 1 Dalam percobaan (yang pertama dari banyak sampel), bayi bereaksi membela diri. Ketika darah diambil dari jempol kaki, kaki akan naik spontan dengan gerakan mendorong pergelangan kaki lainnya. Jarum yang menusuk tubuhnya selama dia setengah tidur membangunkan bayi dan membuatnya menggerakkan tangan dan lengan bawah. Mengelap untuk membersihkan bagian belakang dan kepala untuk menghilangkan vernix memprovokasi bayi untuk melakukan gerakan memerangi atau memengang kuat dari tangan, sebuah upaya panik dan seolah-olah dia ingin merangkak pergi, dan marah ataupun menangis.

Seorang ahli Psikolog Mary Blanton menyimpulkan: Dan peralatan refleks naluriah bayi saat lahir lebih kompleks dan lebih peka 2.

Penyelidikan lanjutan dilakukan dengan menggunakan serangkaian percobaan 3,4,5 di Northwestern University dan Chicago -Dalam Rumah Sakit di mana bayi dipasangin selang dan ditusuk jarum di kepala, paha, dan betis. Hampir semua bayi bereaksi selama jam pertama dan hari pertama setelah lahir dan akan meningkat reaksinya hingga hari ke 12. Sebagai sebuah temuan fisiologis, ini dapat disimpulkan bahwa, saat lahir, bayi tidak sangat sensitif, tetapi secara bertahap akan menjadi semakin sensitive.

Apakah Bayi Benar-benar merasakan nyeri?

Apakah bayi merasa nyeri? Saya berpikir begitu tapi, untuk mencari tahu, ada indikasi obyektif lainnya yang dapat menunjukkan apakan bayi dapat merasakan rasa sakit/nyeri.

  1. Menangis. Tampaknya sangat jelas tapi untuk waktu yang lama, para ahli telah menginformasikan kepada publik bahwa bayi menangis hanyalah suara “acak”, bukan komunikasi asli. 21 Tangisan tidak hanya sinyal bermakna, tapi sesuatu yang menarik. Tangisan akan terjadi peningkatan seiring dengan intensitas derajat nyeri. studi Spectrographic menunjukkan bahwa perubahan pitch, pola temporal, dan struktur harmonik juga mencerminkan tingkat rasa sakit dan urgensi.
  2. Ekspresi wajah. Rasa sakit yang dialami bayi dinyatakan secara jelas di wajah mereka. 24 tonjolan, lipatan, dan alur pada alis. Kelopak mata yang memejam dengan keras: melotot. Ada alur nasolabial yang berjalan ke bawah dan keluar dari sudut-sudut bibir.  Bibir, mulut terbuka lebar, lidah tegang, dan dagu kaku. Ini terlihat pada wajah manusia dari segala usia ketika mengkomunikasikan rasa sakit
  3. Gerakan tubuh. Bahasa tubuh dalam motorik juga merupakan bahasa yang bayi. Menanggapi rasa sakit, bayi bergerak, menarik kakinya kembali, mencoba melarikan diri, ayunan lengan mereka, menggunakan tangan mereka untuk mendorong diri, dan panik dengan menjejakkan satu kaki terhadap yang lain sebagai reaksi dari stimulus rasa nyeri di daerah itu. Mereka menyerang dengan ekstremitas atas mereka dan menendang temuan ini ditemukan oleh penelitian dari Fitzgerald dan Millard 25 melakukan observasi dekat tumit bayi yang dilakukan tusukan untuk pemeriksaan rutin, luka mendalam dibuat di tumit untuk mendapatkan sampel darah.
  4. Tanda-tanda vital.  kita dapat melihat bagaimana rasa sakit bayi ini diungkapkan oleh berubah dalam tanda-tanda vital dan kimia darah. Nyeri menyebabkan peningkatan respirasi. Bayi menahan nafas mereka dan merilisnya dengan menangis. Para peneliti telah mengamati meningkatkan tingkat bayi jantung 50 denyut per menit dan puncak di atas 180 denyut per menit.  Dalam kondisi menyakitkan, kelenjar adrenal dapat melepaskan kortisol tiga sampai empat kali lebih tinggi. Dalam kondisi sakit, kadar oksigen dalam jaringan dan darah menurun drastic 35.
  5. Penilaian neurobehavioral. konsekuensi lebih lanjut dari rasa sakit bayi dapat dilihat dalam penilaian neurobehavioral. Bayi yang telah mengalami rasa sakit mungkin mengalami kesulitan menenangkan diri. Ini terutama ditunjukkan dari perubahan pola tidur, merubahan interaksi sosial mereka dengan ibu mereka, dan perbedaan perilaku motorik mereka 37. Perilaku bayi yang menunjukkan stres dan pertahanan diri termasuk seizuring, tremoring, meludah, jari tangan yang melengkung, menggeliat, inconsolability, dan gelisah.
  6. Memori . Akhirnya, kita tahu bahwa bayi yang baru lahir merasa sakit karena mereka kadang-kadang ingat dan berbicara tentang pengalaman menyakitkan segera setelah mereka dapat mengungkapkan dengan bahasa yang dapat dimengerti.

Dilahirkan bisa terasa Menjadi Lebih Menyakitkan Untuk Bayi

Ironisnya, di tangan dokter abad ke-20, kelahiran itu sendiri menjadi lebih menyakitkan bagi bayi. Umumnya, dokter belum peduli rasa sakit bayi. Mereka telah lebih peduli pada gawat janin (detak jantung fluktuasi sinyal distress) dari marabahaya dalam neonatal.

  1. Rasa sakit dilahirkan di rumah sakit . Dalam setengah abad terakhir, kelahiran rumah sakit telah menjadi kelahiran standar bagi mayoritas orang Amerika. proses melahirkan ditandai dengan serangkaian rutinitas yang menyakitka. Sumber rasa sakit meliputi: luka kulit kepala untuk monitoring elektronik dan sampel darah selama persalinan ekstraksi Forcep, suhu ruangan yang rendah dan dingin dan peralatan di kamar bersalin yang 20 derajat lebih rendah suhunya dari rahim, lampu yang terang, kebisingan, pemeriksaan dengan pengambilan darah di tumit, suntikan vitamin, obat tetes mata, mengelap dan mencuci tubuh bayi baru lahir dengan kain atau handuk (apalagi handuk yang kasar), pemisahan tiba-tiba dari ibu mereka, dan pemotongan tali pusat segera, semua itu jelas menyakitkan dan menjengkelkan bagi bayi.
  2. Rasa sakit di rahim . Bahkan sebelum proses kelahiran, ada kondisi yang dapat memprovokasi bayi untuk menangis. Ketika udara memasuki laring janin, adalah mungkin mendengar seperti tangisan. “Menjerit di dalam rahim” (dikenal sebagai uterinus vagitus) adalah sinyal dramatis rasa sakit janin, sangat jarang tetapi didokumentasikan dengan baik selama bertahun-tahun. Dan ketika saya hamil (32 minggu) saya pernah merasakan dan bahkan mendengar suara tangisan bayi saya ketika saya marah dan jengkel. 44,45,46Hampir semua kasus modern janin menangis setelah manipulasi kandungan seperti: tes amniotomy, versi, pemecahan kantung ketuban secara sengaja, atau mengambil darah di kulit kepala saat bayi ketika bayi masih di jalan lahir.
  3. Rasa Sakit di Perawatan Intensif Neonatal.  Bayi merasa sangat tersiksa dan sakit ketika tubuhnya penuh dengan jarum dan selang oksigen maupun infuse. Bayi yang sudah keluar dari NICU tidak semuanya menjadi sehat,  Mortalitas dan morbiditasnya sangat tinggi. Mereka menderita secara emosional, 62 kognitif, 63 dan dalam pengembangan neuromotor mereka.
  4. Rasa sakit akibat trauma psikologis, ini terjadi pada bayi yang terpisah dari ibu mereka segera setelah lahir, perubahan telah diamati dalam serontonin hipotalamus, kelenjar adrenal enzim katekolamin sintesis, plasma kortisol, denyut jantung, suhu tubuh, dan tidur. Perubahan ini tidak sementara atau ringan tetapi bisa berlangsung jangka panjang. perubahan neurobiologis mendasari efek psikologis dari pemisahan awal 134. Menurut van der Kolk, gangguan dan trauma yang didapatkan pada bayi baru lahir dapat menyebabkan penyakit mental dan respon aktivitas yang tidak menentu pada neurotransmitter. Kerusakan ini dapat menyebabkan serangan panik dan depresi; esensi dari trauma psikologis adalah hilangnya iman, timbulnya dorongan untuk bunuh diri, ketakutan dan Hasilnya adalah perasaan tidak berdaya.

 

 

Kesimpulan dan Rekomendasi

Rasa adalah bahasa universal yang dapat dimengerti dari suara vokal nya, ekspresi wajah, gerakan tubuh, pernapasan, warna, dan bahkan metabolism. Bayi belum bisa berbicara namun bahasa serta reaksi tubuhnya dapat menunjukkan apa yang dia rasakan untuk itu kita harus mendengarkan dan mengamati dengan serius dan bereaksi dengan tepat.

Nyeri adalah sebagai rasa yang kurang nyaman, bukan hanya untuk kita manusia dewasa tetapi juga untuk bayi. Mitos bahwa bayi baru lahir belum bisa merasakan rasa sakit seperti adalah kuno, dan berbahaya. Kita harus menolaknya. Perlu Anda ketahui syaraf dan indra bayi baru lahir 1200 kali lipat lebih sensitive di bandingkan dengan kita manusia dewasa.

Sakit membuat kesan yang mendalam dan dapat terekam di system limbic bayi di otaknya, Melindungi mereka dari dampak rasa sakit akan mencegah penderitaan pribadi pada awal kehidupan mereka nanti.

Nah harapan saya setelah Anda membaca tulisan ini, apabila Anda adalah tenaga medis dan para medis, mulai dari sekarang hargailah persalinan dan hargailah proses kelahiran bayi di dunia ini. Perlakukan mereka dengan lembut. Hindarkan intervensi dan prosedur rutinitas yang sebenarnya tidak perlu.

Dan bagi ibu, lakukan healing untuk bayi Anda supaya semua trauma yang mungkin terekam di pikiran bawah sadarnya segera terhapuskan.

Mari bersama-sama menghargai sebuah persalinan

Keep Spirit of Gentle Birth

Salam Hangat

Bidan Kita

Referensi:

  1. Blanton, M.G., The Behavior of the human Infant in the First 30 Days of Life, Psychological Review, vol. 24, no. 6(1917):pp.456-483.
  2. Sherman, M. & I. Sherman. Sensori-motor Responses in Infants. Journal of Comparative Psychology vol. 5(1925):pp.53-68.
  3. Sherman, M. The Differentiation of Emotional Responses in Infants. I. Judgments of Emotional Responses from Motion Picture Views and From Actual Observations, Journal of Comparative Psychology, vol. 7, no. 4(1927):pp 265-284.
  4. Sherman, M., I. Sherman, C. Flory. Infant Behavior, Comparative Psychology Monographs, vol. 12, no. 4(1936):pp. 1-107.
  5. Maurer, D. & C. Maurer. The World of the Newborn. New York; Basic Books. 1988.
  6. Sherman, M. The Differentiation of Emotional Responses in Infants. I. Judgments of Emotional Responses from Potion Picture Views and from Actual Observations. Journal of Comparative Psychology, vol. 7, no. 4(1927):pp. 265-284.
  7. Sherman, M., I. Sherman, C. Flory. Infant Behavior, Comparative Psychology Monographs, vol. 12, no. 4(1936):pp. 1-107.
  8. Sherman, M., I. Sherman, C. Flory. Infant Behavior, Comparative Psychology Monographs, vol. 23, no 4.(1936):p.36.
  9. Lipsitt, L. & N. Levy. Electrostatic Threshold in the Neonate, Child Development, vol. 30(1939):pp. 547-554.
  10. Kaye, H. & L. Lipsitt. Relation of Electrostatic Threshold to Basal Skin Conductance, Child Development, vol. 35(1964):pp. 1307-1312.
  11. McGraw, M. Neural Maturation as Exemplified in the Changing Reactions of the Infant to Pin Prick, Child Development, vol. 12 no. 1(1941):pp. 31-42.
  12. pp. 39-40.
  13. Bigelow, H.J. Transactions of the American Medical Association. I. (1983) Cited in Pernick M.S. A Calculus of Suffering: Pain, Professionalism and Anesthesia in 19th Century America. New York: Columbia University Press. 1985. p. 211.
  14. Pierson, A. American Journal of Medical Science vol. 24 (1852):p. 576. Cited in Pernick (1985).
  15. Thoden, C.J. & M. Koiviso. Acoustic Analysis of Normal Pain Cry. In Murray, T. & J. Murray (Eds.) Infant Communication: Cry and Early Speech Houston, Texas: College Hill Press. 1980. pp. 124-151.
  16. Rich, E.C., R.E. Marshall, J.J. Volpe. The Normal Neonatal Response to Pin-Prick, Developmental Medicine & Child Neurology, vol. 16 (1974):pp. 432-434.
  17. p. 433.
  18. Pratt, K.C., A.K. Nelson, K.H. Sun. The Behavior of the Newborn Infant, Ohio State University Student Contrib. Psychology, no. 10(1930).
  19. Crudden, C. Reactions of Newborn Infants to Thermal Stimuli Under Constant Tactual Conditions, Journal of Experimental Psychology, vol. 20(1937):pp.350-370.
  20. Lester, B.M. & C.F.Z. Boukydis (Eds.) Infant Crying: Theoretical and Research Perspectives. New York: Plenum. 1985.
  21. Lind, J. (Ed.) Newborn Infant Cry. Acta Paediatrica Scandinavica, (1965): Supplement 163.
  22. Porter, F, R.H. Miller, E.R. Marshall. Neonatal Pain Cried: Effect of Circumcision on Acoustic Features and Perceived Urgency, Child Development, vol. 57(1986): pp. 790-802.
  23. Grunau, R.V.E. & K.D. Craig. Pain Expression in Neonates: Facial Action and Cry, Pain vol. 28(1987):pp. 395-410.
  24. Fitzgerald, M. & C. Millard. Hyperalgesia in Premature Infants, (Letters) Lancet, February 6, 1988: p. 292.
  25. Williamson, P. & M. Williamson, Physiologic Stress Reduction by a Local Anesthetic During Newborn Circumcision, Pediatrics, vol. 71, no. 1(1983):pp. 36-40.
  26. Owens, M.E. & E.H. Todt. Pain in Infancy: Neonatal Reaction to a Heel Lance, Pain, vol. 20, no. 1 (1984):pp. 77-86.
  27. Holve, R., P. Bromberger, H. Broveman, M. Klauber, S. Dixon, J. Snyder. Regional Anesthesia During Newborn Circumcision, Clinical Pediatrics, vol. 22(1984):pp.813- 818.
  28. Pillai, M. & D. James. Are the Behavioral States of the Newborn Comparable to Those of the Fetus? Early Human Development, vol. 22, no. 1(1990):pp.39-49.
  29. Talbert, L.M., E. Facog, E.N. Kraybill, H.D. Potter. Adrenal Cortical Response to Circumcision in the Neonate, Obstetrics & Gynecology, vol. 48(1979):pp. 208-210.
  30. Gunnar, M.R., R.O. Fisch, S. Korsvik, J.M. Donhowe. The Effects of Circumcision on Serum Cortisol and Behavior, Psychoneuroendocrinology, vol. 6, no.3(1981):pp. 269-275.
  31. Gunnar, M.R., S. Malone, G. Vance, R.O. Fisch. Quiet Sleep and Levels of Plasma Cortisol During Recovery from Circumcision in Newborns, Child Development, vol. 56(1985):pp. 834-834.
  32. Stang, H.J., M.R. Gunnar, L. Snellman, L.M. Donon, R. Kostenbaum. Local Anesthesia for Neonatal Circumcision: Effects of Distress and Cortisol Response, Journal of the American Medical Association, vol. 259, no. 10(1988):pp. 1507-1511.
  33. Gunnar, M.R., R.O. Fisch, S. Malone. The Effect of a Pacifying Stimulus on Behavioral and Adrenocortical Responses to Circumcision, J. Amer. Academy of Child Psychiatry, vol. 23, no. 1(1984):pp. 34-38.
  34. Rawlings, D.J., P.A. Miller, R.R. Engle. The Effect of Circumcision on Transcutaneous PO2 in Term Infants, American Journal of Diseases of Children American Journal of Diseases of Children, vol. 134(1980):pp. 676-678.
  35. Emde, R., R. Harmon, D. Metcalf, K. Koenig, S. Wagonfeld. Stress and Neonatal Sleep, Psychosomatic Medicine, vol. 33(1971):pp.491-497.
  36. Dixon, S., J. Snyder, R. Hove, P. Bromberger. Behavioral Effects of Circumcision With and Without Anesthesia, Developmental & Behavioral Pediatrics, vol. 5, no. 5(1984):pp. 246-250.
  37. Als, H., B.M. Lester, Tronick. Manual for the Assessment of Preterm Infants’ Behavior.: In Fitzgerald, H.E., B.M. Lester, M.W. Yogman (Eds.)< Theory and Research in Behavioral Pediatrics, Vol. 1. New York; Plenum. 1982. pp. 65-132.
  38. Chamberlain, D.B. Babies Remember Birth: Extraordinary Scientific Discoveries About the Mind and Personality of Your Newborn. New York: Ballantine Books. 1988.
  39. Owens, M.E. & E.H. Todt. Pain in Infancy: Neonatal Reaction to a Heel Lance,Pain, vol. 20, no. 1(1984):pp.77-86.
  40. Grunau, R.V.E. & K.D. Craig. Pain Expression in Neonates: Facial Action and Cry, Pain, vol. 28(1987):pp.395-410.
  41. Fitzgerald, M. & C. Millard. Hyperalgesia in Premature Infants,: (Letters) Lancet, February 6, 1988:p. 292.
  42. Chamberlain, D.B. Babies Remember Birth: Extraordinary Scientific Discoveries about the Mind and Personality of Your Newborn. New York: Ballantine Books. 1988.
  43. Graham, M. Intrauterine Crying, British Medical Journal, vol. 1(May 31, 1919):p. 675.
  44. Russell, P.M.G. Vagitus Uterinus: Crying in Utero, The Lancet, vol. 1(1957):pp.137-138.
  45. Thiery, M., A. Yo Le Sian, M. Vrijens, D. Janssens. Vagitus Uterinus, Journal of Obstetrics & Gynecology of the British Commonwealth, vol. 80(1973):pp. 183-185.
  46. Ryder, G.H. Vagitus Uterinus, American Journal of Obstetrics & Gynecology, vol. 46(1943):pp.867-872.
  47. Kellman, N. Risks in the Design of the Modern Neonatal Intensive Care Unit, Birth, vol. 7, no. 4(1980):pp.243-248.
  48. Perlman, J.M. & J. Volpe. Suctioning in the Preterm Infant: Effects on Cerebral Blood Flow Velocity, Intracranial Pressure, and Arterial Blood Pressure, Pediatrics, vol. 72, no.3(1983):pp. 329- 334.
  49. Lawson, K.R., G. Turkewitz, M. Platt, C. McCarton. Infant State in Relation to its Environmental Context, Infant Behavior & Development, vol. 8, no. 3(1985): pp. 269-281.
  50. Marshall, R.E. Neonatal Pain Associated with Caregiving Procedures, Pediatric Clinics of North America, vol. 36, no. 4(1989):pp.885-903.
  51. Gottfried, A.W. & J.L. Gaiter (Eds.) Infant Stress Under Intensive Care: Environmental Neonatology. Baltimore: University Park Press. 1985.
  52. Marshall, R.E. Neonatal Pain Associated with Caregiving Procedures, Pediatric Clinics of North America, vol. 36, no. 4(1989):pp. 885-903.
  53. Harrison, H. (Television) The Dark Side of a Miracle. Interview on ABC’s 20/20. February 2, 1990.
  54. Peabody, J.L. & K. Lewis. Consequences of Newborn Intensive Care. In Gottfried, A.W. and J.L. Gaiter (Eds.) Infant Stress Under Intensive Care: Environmental Neonatology. Baltimore: University Park Press. 1985. pp 199- 226.
  55. Rice, R.D. Neurophysiological Development in Premature Infants Following Stimulation, Developmental Psychology, vol. 13, no. 1(1977):pp.59-76.
  56. Whitelaw, A. Kangaroo Baby Care: Just a Nice Experience or an Important Advance for Preterm Infants? Pediatrics, vol. 85, no. 4(1990):pp. 604- 605.
  57. Luddington-Hoe, S, & S. Golant. Kangaroo Care: The Best You Can Do to Help Your Preterm Infants. New York: Bantam. 1993.
  58. Sexon, W.R., P. Schneider, J.L. Chamberlin, M.K. Hicks, S.B. Sexon. Auditory Conditioning in the Critically Ill Neonate to Enhance Interpersonal Relationships, J. of Perinatology, vol. 6(1986):pp. 20-23.
  59. Field, T. Alleviating Stress in Newborn Infants in the Intensive Care Unit, Clinics in Perinatology, vol. 17, no. 1(1990): pp. 1-9.
  60. Field, T. Interventions in Early Infancy, Infant Mental Health Journal, vol. 13, no. 4(1992):pp. 329-336.
  61. Widmayer, S.M., C.R. Bauer, H. Narot, R. Panaque-Abed, R. Richardson, T. Field, Affective Disorders in Children Born with Perinatal Complications. Paper presented at the 2nd International Workshop on the At-Risk Infant, Jerusalem, 1983.
  62. Sigman, M., L. Bechwith, S. Cohen. Longitudinal Study of 100 Preterm Babies Born 1972-1974. Paper presented at American Association for Advancement of Science, San Francisco, January 1989.
  63. Coolman, R.B., F.C. Bennett, C.J. Sells, M.W. Swanson, M.S. Andrews, N.M. Robinson. Neuromotor Development of Graduates of the Neonatal Intensive Care Unit: Patterns Encountered in the First Two Years of Life, Journal of Developmental & Behavioral Pediatrics, vol. 6, no. 6 (1985):pp. 327-333.
  64. Guillemin, J.H. & L.L. Holmstrom. Mixed Blessings: Intensive Care for Newborns. New York: Oxford University Press. 1986.
  65. Gustaitis, R. & E.W.D. Young. A Time To Be Born, A Time To Die: Conflicts and Ethics in an Intensive Care Nursery. Reading, MA: Addison-Wesley. 1986.
  66. Lawson, J. Letter. Birth, vol. 13, no. 2(198636):p. 125.
  67. Lawson, J. Letter. Perinatal Press, vol. 9(1986):pp. 141-142.
  68. Lawson, J. Letter. New England Journal of Medicine, (May 26, 1988):P. 1198.
  69. Lawson, J. Letter. Birth, vol. 15, no. 1(1988):p. 36.
  70. Harrison, H. Letter. Birth, vol. 13, no. 2(1986):p. 36-41.
  71. Harrison, H. Pain Relief for Premature Infants, Twins, (July/August 1987): pp. 10 ff.
  72. Lawson, J. Letter. Perinatal Press, vol. 9(1986):pp. 141-142.
  73. Wesson, S.C. Litigation of the Ductus Arteriosus: Anesthesia Management of the Tiny Premature Infant, Journal of the American Association of Nurse Anesthetists, vol. 50(1982):pp. 579-582.
  74. Harrison, H. Pain Relief for Premature Infants, Twins, (July/August 1987):pp. 10 ff.
  75. McGrath, J.P. & A.M. Unruh. Pain in Children and Adolescents. New York: Elsevier. 1987.
  76. Cunningham-Butler, N. Infants, Pain, and What Health Professionals Should Want to Know Now: An Issue of Epistemology and Ethics, Bioethics vol. 3, no. 3(1989): pp. 181-209.
  77. Cunningham, N. Ethical Perspectives on the Perception and Treatment of Neonatal Pain, Journal of Perinatal & Neonatal Nursing, vol. 4, no. 1(1990):pp. 75-83.
  78. Lawson, J. The Politics of Newborn Pain, Mothering (Fall 1990):pp. 41- 47.
  79. Campbell, N. Infants, Pain and What Health Care Professionals Want to Know – A Response to Cunningham-Butler, Bioethics, vol. 3, no. 3(1989):pp.200-210.
  80. Purcell-Jones, G., F. Dormon, E. Sumner. Pediatric Anesthetists Perceptions of Neonatal and Infant Pain, Pain, vol. 33, no. 2(1988):pp. 181-187.
  81. Tohill, J. & O, McMorrow. Pain Relief in Neonatal Intensive Care, The Lancet, vol. 336(1990):p. 569.
  82. Berry, F.A. & G.A. Gregory. Do Premature Infants Require Anesthesia for Surgery? Anesthesiology, vol. 67, no. 3(1987):pp. 291-293.
  83. Franck, L., C. Lund, A. Fanaroff. A National Survey of the Assessment and Treatment of Pain in the Newborn Intensive Care Unit, Pediatric Research, vol. 20(1986):p. 347.
  84. Bauchner, H., A. May, E. Coates. Use of Analgesic Agents for Invasive Medical Procedures in Pediatric and Neonatal Intensive Care Units, Journal of Pediatrics, vol. 121, no. 4(1992): pp. 647-649.
  85. Anand, K.J.S. & A. Aynsley-Green. Metabolic and Endocrine Effects of Surgical Ligation of Patent Ductus Arteriosus in the Preterm Neonate: Are There Implications for Further Improvement in Postoperative Outcome? Modern Problems in Paediatrics, vol. 23 (1985:pp. 143- 157.
  86. Anand, K.J.S. Hormonal and Metabolic Functions of Neonates and Infants Undergoing Surgery, Current Opinion in Cardiology, vol. 1(1986):pp.681-689.
  87. Anand, K.J.S. & P.R. Hickey. Pain and Its Effects in the Human Neonate and Fetus, New England Journal of Medicine, vol. 317, no. 21 (November 19, 1987):pp. 1321-1329.
  88. Poland, R.L., R.J. Roberts, J.F. Gutierrez-Mazorra, E.W. Fonkalsrud. Neonatal Anesthesia, Pediatrics, vol. 80, no. 3(1987):p. 446.
  89. Patel, D.A. Factors Affecting the Practice of Circumcision, American Journal of Diseases of Children, vol. 136, no. 7(1982):p. 634.
  90. DeMause, L. The Universality of Incest, Journal of Psychohistory, vol. 9, no. 2(1991):pp. 123-164.
  91. Gairdner, D. The Fate of the Foreskin, British Medical Journal, vol. 2(1949):pp.1433-1437.
  92. Remondino, P.C. History of Circumcision, Philadelphia and London: F.A. Davis. 1891. Cited in Speert, H. Circumcision of the Newborn: An Appraisal of its Present Status, Obstetrics & Gynecology, vol. 2(1953): pp. 164-172.
  93. Clifford, M. Circumcision: Its Advantages and How to Perform It. London: Churchill. 1893. Cited in Speert, H. Circumcision of the Newborn: An Appraisal of its Present Status, Obstetrics & Gynecology, vol. 2(1953):pp.164-172.
  94. University of California, Berkeley. Circumcision: an Unnecessary Rite? Wellness Letter, vol. 4, no. 1(1987): p.1.
  95. Grimes, D.A. Routine Circumcision of the Newborn Infant: A Reappraisal, American Journal of Obstetrics & Gynecology, vol. 130(1978):pp. 125-129.
  96. Winberg, J., I. Bollgren, L. Gothefors, M. Herthelius, K. Tullus. The Prepuce: A Mistake of Nature? The Lancet,(March 18, 1989):pp. 598-599.
  97. Snyder, J.L. The Problem of Circumcision in America, The Truth Seeker, (July/August 1989):pp. 39-42.
  98. Altschul, M.S. Cultural Bias and the Urinary Tract Infection Circumcision Controversy. The Truth Seeker, (July/August 1989):pp. 43-45.
  99. Romberg, R. Circumcision: The Painful Dilemma, So. Hadley, MA: Bergin & Garvey. 1985.
  100. Romberg, R. Response to American Academy of Pediatrics Statement on Infant Circumcision. Anchorage, AK: Peaceful Beginnings. 1989.
  101. Ritter, T. Say No To Circumcision! 40 Compelling Reasons Why You Should Respect his Birthright and Leave Your Son Whole. Aptos, CA: Hourglass Publishing. 1992.
  102. Kirya, C. & M.W. Werthmann. Neonatal circumcision and Penile Dorsal Nerve Block: A Painless Procedure, Journal of Pediatrics, vol. 92, no. 6 (1978):pp. 998- 1000.
  103. Yeoman, P.M., R. Cooke, W.R. Hain. Penile Block for Circumcision: A Comparison With Caudal Blockage, Anaesthesia, vol. 38, no. 9(1983):pp 862-866.
  104. Pelosi, M.A. & J. Apuzzio. Making Circumcision a Painless Event, Contemporary Pediatrics, (January 1985):pp. 85-88.
  105. Masciello, A.L. Anesthesia for Neonatal Circumcision. Local Anesthesia is Better Than Penile Dorsal Nerve Block, Obstetrics & Gynecology, vol. 75, no. 5(1990):pp 834.838.
  106. Williamson, P.& M. Williamson. Physiologic Stress Reduction by a Local Anesthetic during Newborn Circumcision, Pediatrics, vol. 71, no. 1(1983):pp. 36-40.
  107. Dixon, S., J. Snyder, R. Hove, P. Bromberger. Behavioral Effects of Circumcision With and Without Anesthesia, Developmental & Behavioral Pediatrics, vol. 5, no. 5(1984):pp. 246-250.
  108. Stang, H.J., M.R. Gunnar, L. Snellman, L.M. Condon, R. Kostenbaum. Local Anesthesia for Neonatal Circumcision: Effects on Distress and Cortisol Response, Journal of the American Medical Association, vol. 259, no.10(1988):pp. 1507-1511.
  109. Boyd, B.R. Circumcision: What It Does. San Francisco, CA: Taterhill Press. 1990.
  110. Bigelow, J. The Joy of Uncircumcising! Aptos, CA: Hourglass Publishers. 1992.
  111. Patel, H. The Problem of Routine Circumcision, Canadian Medical Association, vol. 95(1966):pp. 576-581.
  112. Herrera, A.J., A.S. Hsu, U.T. Salcedo, M.P. Ruis. The Role of Parental Information of the Incidence of Circumcision, Pediatrics, vol. 70(1982):pp. 597-598.
  113. Patel, H. The Problem of Routine Circumcision, Canadian Medical Association, vol. 95(1966):pp. 576-581.
  114. Grimes, D.A. Routine Circumcision of the Newborn Infant: A Reappraisal, American Journal of Obstetrics & Gynecology, vol. 130(1978):pp. 125-129.
  115. Rana, S.R. Pain: A Subject Ignored, Pediatrics, vol. 79(1987):pp 309-310.
  116. Leboyers, F. Birth Without Violence. New York: Alfred Knopf. 1975.
  117. Lightfoot-Klein, H. Prisoners of Ritual: An Odyssey Into Female Genital Circumcision in Africa. New York & London: Harrington Park Press. 1989.
  118. Women, Inc. Female Genital Mutilation: A Call for Global Action. New York: Women, Inc. 1992.
  119. Lawson, J. Letter. New England Journal of Medicine, (May 26, 1988):p. 1198.
  120. Gardner, A.K. (1872). Cited by Pernick, M.S. A Calculus of Suffering: Pain, Professionalism and Anesthesia in 19th Century America,. New York: Columbia University Press. 1985. p. 47.
  121. Maurer, D. & C. Maurer. The World of the Newborn. New York: Basic Books. 1988. pp. 33-36, 218.
  122. Flavell, J.H. Cognitive Development. Englewood, NJ: Prentice-Hall. 1977.
  123. Kagan, J. The Second Year: The Emergence of Self-Awareness. Cambridge, MA: Harvard University Press. 1981.
  124. Schoen, E.J., et al. Report of the Task Force on Circumcision, Pediatrics, vol. 84, no. 2(1989):pp. 388- 391.
  125. Richards, M.P. KF Bermal, Y. Brackbill. Early Behavioral Differences: Gender or Circumcision?Development Psychobiology, vol. 9(1976):pp. 89-95.
  126. Brazelton, T.B. Psychophysiologic Reactions in the Neonate. II. Effects of Maternal Medication on the Neonate and his Behavior. Journal of Pediatrics, vol. 58(1961):pp. 513-518.
  127. Brazelton, T.B. Neonatal Behavioral Assessment Scale, Clinics in Developmental Medicine, vol. 50. Philadelphia: J.B. Lippincott. 1973.
  128. Brackbill, Y., K. McManus, L. Woodward. Medication in Maternity: Infant Exposure and Maternal Information. Ann Arbor, MI: University of Michigan Press. 1985.
  129. Klaus, M.H. & J. Kennell. Maternal-Infant Bonding: The Impact of Early Separation on Loss in Family Development. St. Louis, MO: C.V. Mosby. 1976/1983.
  130. DeChateau, P. & B. Winberg. Long-Term Effect on Mother-Infant Behavior of Extra Contact During the First Hou Post- Partum. I. First Observations at 36 Hours. II. A Follow-Up At Three Months,Acta Paediatrica Scandinavica, vol. 66(1977):pp. 137-145.
  131. Sugarman, M. Perinatal Influences on Maternal- Infant Attachment, American Journal of Orthopsychiatry, vol. 37, no 3(1977):pp. 407-421.
  132. Van der Kolk, B.A. Psychological Trauma. Washington, D.C.: American Psychiatric Press. 1987. p. 43.
  133. Grimes, D.A. Routine Circumcision of the Newborn Infant: A Reappraisal, American Journal of Obstetrics & Gynecology, vol. 130(1978):pp. 125-129.
  134. Janov, A. Imprints: The Life-Long Effects of the Birth Experience. New York: Coward-McMann. 1983.

Bagaimana Agar Memiliki Proses Melahirkan yang Indah

Persalinan adalah peristiwa yang sangat berarti bagi seorang ibu. Sebuah peristiwa yang bakalan dia kenang sepanjang masa, sebuah peristiwa yang tak terlupakan. Tentu saja, semua ibu menginginkan sebuah proses persalinan yang nyaman, indah dan menyenangkan. Namun sayangnya hal ini tidaklah mudah. Banyak sekali ibu yang justru dilanda ketakutan dan kecemasan yang luarbiasa menjelang proses kelahiran bayinya dikarenakan berbagai hal mulai dari takut nyeri, takut terjadi komplikasi, hingga takut bayi lahir cacat atau meninggal.

Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan supaya Anda mendapatkan pengalaman persalinan yang indah:

Mendidik Diri Sendiri

Baca semua jenis buku tentang kehamilan dan persiapan melahirkan serta IKUTILAH KELAS PERSIAPAN MELAHIRKAN!. carilah informasi sebanyak yang Anda bisa. Jika Anda mengambil kelas yang disediakan oleh rumah sakit Anda, silakan mempertimbangkan untuk mengambil kelas tambahan ke pihak ketiga seperti kelas relaksasi hypnobirthing dan kelas yoga untuk kehamilan. Jika Anda merencanakan bedah caesar berulang atau ingin mencoba Melahirkan Normal setelah melahirkan SC (VBAC), persiapkan sebaik baiknya.

 

Memelihara Diri Sendiri

Ini tidak hanya memenuhi nutrisi/gizi Selama kehamilan, Anda harus mencoba untuk memanjakan dan memelihara pikiran, tubuh dan spiritualitas Anda. Ini adalah waktu yang tepat untuk memulai kelas yoga, minum banyak, membaca sebuah novel yang indah, dan menguatkan iman Anda. Dengan menemukan ketenangan batin Anda benar-benar dapat membantu Anda dalam persalinan dan menjadi orangtua yang baik.  Singkirkan Kekhawatiran Anda

Apakah sesuatu yang mengganggu Anda selama persiapan melahirkan?

Apakah Anda memiliki ketakutan tentang persalinan?

Bagaimana reaksi Anda jika ternyata Anda harus melahirkan melalui bedah caesar?

Nah mulai catat dan diskusikan kecemasan dan kekhawatiran Anda, ungkapkan kepada pasangan, maupun bidan atau dokter yang merawat Anda. Kemudian mintalah pendapat bagaimana solusi yang dapat Anda tempuh untuk mengurangi bahkan menghilangkan kecemasan dan ketakutan yang Anda rasakan. Memendam ketakutan, dan kekhawatiran dapat menyebabkan kecemasan yang tidak semestinya selama persalinan dan justru hal ini benar-benar dapat menghambat kemajuan persalinan Anda nanti. Munculnya Hormon Fight atau Flight sangat dipengaruhi oleh emosi selama persalinan.

Pilih Bidan atau Dokter yang “Sreg” bagi Anda

Jangan Abaikan rasa sreg atau kurang sreg di hati saat memilih dokter atau bidan yang akan merawat Anda. Pastikan bahwa dokter atau bidan tersebut sepaham dengan filosofi Anda terhadap proses persalinan. Ciptakan hubungan yang harmonis dan intens kepada mereka dan pilih bidan atau dokter yang benar-benar bisa Anda percayai. Akan sangat berharga jika Anda punya kesempatan untuk mewawancarai bidan atau dokter yang akan mengasuh Anda sehingga keinginan Anda dapat di akomodasi. Komunikasikan “birth plan” Anda kepada mereka. Apalagi jika Anda memiliki “special request” dalam proses persalinan Anda nanti, seperti IMD, delayed umbilical cord atau bahkan lotusbirth.

Temukan Lingkungan Yang Tepat

Seriuslah mempertimbangkan pilihan tempat persalinan Anda. Ada banyak rumah sakit di kota yang berbeda-beda dalam sikap dan pandangan mereka terhadap melahirkan alami dan dalam persentase induksi atau bedah caesar (beberapa RS bahkan memiliki tingkat SC 80%!). Sangat penting untuk mengunjungi setidaknya beberapa dari RS, RB maupun BPS dan menemukan satu dimana Anda merasa nyaman. Jika Anda merencanakan melahirkan di rumah, hati-hati mempertimbangkan siapa yang akan berada di rumah Anda ketika Anda melahirkan nanti. Jika ada kerabat atau teman yang bermaksud baik yang menurut Anda ‘mungkin’ membuat marah atau mengganggu Anda, lebih baik biarkan mereka datang setelah bayi Anda lahir.

Tetaplah di rumah selama mungkin

Memang terlihat Agak Aneh saran saya yang satu ini. Ketika Anda memasuki proses persalinan, dan Anda menemukan bahwa sudah memasuki tahapan persalinan, maka tanyakan berapa cm pembukaan Anda, ketika pembukaan yang Anda alami masih sekitar pembukaan fase laten (1 s.d 4 cm), maka pulanglah. seorang Wanita biasanya lebih nyaman di rumah, karena dia bisa bergerak leluasa atau beristirahat lebih mudah dan mengambil makanan sesukanya (yang ini biasanya abstain di rumah sakit) yang dapat memberikan Anda energi yang Anda butuhkan untuk mendorong bayi keluar nanti. Hal ini juga mengurangi kesempatan Anda untuk diinduksi, karena kebanyakan wanita akan mengalami kemajuan sangat baik sementara mereka berada di rumah.Tentunya ada beberapa yang harus Anda pertimbangkan juga antara lain, jarak tempuh antara rumah dan RS/RB/BPS, dan alat transportasi yang tersedia.

Dan selama dirumah lakukan mobilisasi, dan relaksasi selain itu mintalah pasangan Anda untuk menghitung dan mencatat kontraksi yang Anda alami, baik frekuensi, durasi, intensitas dan teratur atau tidaknya kontraksi.

Namun jika Anda sudah mengalami ketuban pecah dini, tetaplah berhubungan dengan dokter yang merawat Anda. Dan tetap lakukan relaksasi dan bedrest. Tak perlu panic yang penting Anda minum air putih yang banyak untuk rehidrasi. Ketika Anda panic justru akan berakibat buruk pada proses persalinan Anda. Menurut penelitian pada kasus ketuban pecah dini persalinan sebenarnya akan segera di mualai setelah 48 jam. Namun biasanya pihak RS hanya punya tenggang waktu 24 jam itupun dengan pemanjauan kesejahteraan janin yang intens. Untuk itu konsultasikan semuanya kepada bidan dan dokter Anda.

* Fight atau Flight – Respon hormonal yang mana tubuh akan memompa adrenalin ketika Anda takut, cemas dan khawatir. Selama ini ketika adrenalin meningkat, tubuh Anda akan memompa lebih banyak darah ke organ utama Anda dan hal terjadi ketika Anda mengalami cedera. Sayangnya, rahim anda bukan salah satu organ utama, sehingga respon Fight atau Flight justru dapat menunda atau bahkan menghentikan persalinan Anda sepenuhnya.

Nah Para Calon Orangtua, siapkan semuanya dengan baik, untuk dapatkanlah pengalaman persalinan yang indah

Keep Spirit Of Gentle Birth

Salam Hangat

Bidan Kita

GENTLE BIRTH PADA SECTIO CAESAREA

 

Saya adalah seorang bidan yang sangat ingin sekali mewartakan kepada semua tentang gentle birth, dan Saya telah lama menjadi pendukung kelahiran alami, tetapi bahkan lebih dari itu saya sangat mendukung sebuah proses kelahiran dan persalinan yang manusiawi, lembut, dan penuh kasih. Bagi saya, bagian paling penting untuk diingat adalah bahwa kelahiran adalah sebuah pengalaman manusia yang mengandung dan melibatkan sisi emosional dan spiritual sehingga proses persalinan harusnya tidak hanya mempertimbangkan segi fisik saja namun juga sisi emosional dan spiritual.

 

Ketika topic gentlebirth ini diangkat di berbagai media dari mulai majalah, group face book, bahkan di web site maupun facebook bidan kita, selalu saja saya melihat dan menemukan berbagai komentar dan pertanyaan juga pernyataan dari beberapa ibu yang merasakan trauma karena proses persalinannya yang berlangsung secara SC, dan beberapa ibu bertanya kepada saya, apakah gentlebirth juga bisa diterapkan dalam proses persalinan dengan SC.

Nah, Hari ini saya menemukan sebuah artikel yang hampir membuat saya menangis. Dan Ini adalah pendekatan yang berbeda untuk proses persalinan dengan SC/pembedahan. di mana perlakuan SC yang dilakukan mempertimbangkan kualitas pengalaman emosional bagi orang tua dan bayi juga. Sebuah persalinan memang seringkali tidak terduga, ketika seseorang ibu sudah mempersiapkan sedemikian rupa untuk mengalami gentlebirth, ternyata di tengah perjalanan, sang bayi tidak mungkin di lahirkan secara normal pervaginam, dan harus dilakukan SC. Nah ketika ketika itu terjadi, berikut ini adalah bagaimana mengupayakan sebuah persalinan SC yang Less Traumatik atau minim traumanya dan tetap mengandung esensi Gentlebirth.

Gentle Birth pada SC

Sabtu 3 Desember 2005  Aroma lavender mengisi udara di dalam ruangan itu, musik relaksasi dan klasik silih berganti diperdengarkan disana. Di tempat tidur, Jax Martin-Betts, 42, merasa tenang, terfokus dan terkendali. Dengan kelahiran anak keduanya yang berlangsung hanya beberapa menit, bidan Jenny Smith, memberinya pijatan untuk menenangkan. Sedangkan suaminya, Teady McErlean, selalu membisikkan kata-kata dorongan/support yaitu: ” sayangku, hanya sebentar lagi, dan bayi kita akan berada di pelukan kita! Ayo semangat.”

Ini bisa menjadi kelahiran alami pada setiap unit maternitas di Inggris, tetapi saat ini pasangan tersebut berada dalam ruang operasi di Queen Charlotte dan Chelsea rumah sakit di London bagian timur, dan kelahiran yang terdengar kontradiksi dalam istilah: “alami” karena operasi Caesar akan tetap berjalan dengan selembut mungkin. Jax telah di meja operasi selama setengah jam, dan dokter kandungan, Profesor Nick Fisk, telah hampir menyelesaikan sayatan melalui dinding perut dan memasukkan tangannya ke rahimnya. “OK, bayi akan segera lahir,” katanya.”Mari kita menopangnya dengan lembut sehingga Anda bisa melihat dia keluar dari rahim Anda.” Katanya.

Smith menghilangkan atau menyingkirkan tirai biru yang berada di antara kepala Jax dan perutnya, dan kepala beserta tempat tidur bagian kepalanya diangkat untuk membiarkan Jax mempunyai pandangan yang jelas dan dapat melihat proses kelahiran bayinya. Fisk memecah dan merobek kantung ketuban dan air ketuban keluar dari rahimnya. Kemudian dengan lembut tangan Fisk masuk kedalam rahim dan mencar mencari-cari untuk menemukan kepala bayi. Dalam beberapa detik muncullah kepala bayi yang ditutupi dengan vernix caseosa berwarna putih yang telah melindungi dia dalam rahim. Untuk beberapa saat Jax dan terkesiap Teady heran pada anak baru mereka, yang kini  memandang sekeliling, meskipun tubuh dan kakinya masih berada di rahim ibunya.

Ternyata Gentle birth bisa dilakukan pada pasien dengan SC melalui beberapa pendekatan yang inovatif yang dilakukan oleh Profesor Nick Fisk antara lain:

Setelah dokter melakukan sayatan dan memasukkan tangan ke rahim untuk mencari kepala bayi, dokter tidak perlu serta merta dengan secepat kilat menarik kepala dan tubuh bayi untuk segera keluar dari rahim ibunya, namun yang bisa dilakukan adalah memberikan kesempatan kepada bayi untuk keluar dari perut ibunya dengan sangat lembut, tidak ada tarikan yang keras.

Dan setelah itu bayi segera di letakkan ke dada ibunya di detik-detik pertama kehidupannya tanpa harus terganggu dengan segala macam prosedur termasuk pemotongan tali pusat. Karena penjepitan dan pemotongan tali pusat harus di tunda bahkan jika memungkinkan lakukan lotus birth. Hal ini akan memungkinkan si bayi mendapatkan asupan gizi dan haemoglobin, juga sel batang dari plasentanya.

mengapa dilakukan seperti itu karena ketika kepala bayi di biarkan keluar dengan lembut dan melewati kulit sayatan di perut ibu, ini akan memberikan bayi pengalaman kelahiran yang hamper menyerupai persalinan pervagina, jadi bukannya ditarik keluar dengan cepat, namun di biarkan dan dituntun keluar dengan lambat dan tenang, serta talipusat tetap bersatu dengan tubuh bayi, ketika kepalanya keluar dengan lambat, maka tubuh bayi akan sedikit “diperas” oleh rahim si ibu yang mengalami kontraksi dan ini sangat membantu si bayi agar dapat segera mengeluarkan cairan yang ada di dalam paru-parunya.

Dalam gentlebirth dengan SC, penyedotan lender di saluran pernafasan bayi juga dilakukan selembut mungkin dan hanya di permukaan hidung dan mulut saja, tidak ada penyedotan menggunakan selang sucktion yang masuk hingga ke dalam paru-parunya karena ini sangat traumatic bagi bayi.

Setelah bayi lahir seluruhnya bayi harus di dekapkan ke dada ibunya. Ini membuat sang bayi merasa tenang dan dapat melakukan IMD tanpa terganggu oleh prosedur lainnya.

 

Disini proses pemeriksaan medis seperti menyuntikkan vit K, mengukur berat badan bayi, lingkar kepala dll di tunda pelaksanaannya. Dan membiarkan proses IMD berjalan tanpa gangguan sedikitpun.

Menurut Profesor Nick Fisk, ketika bayi dilahirkan dengan cara yang lembut, sekalipun dengan SC, berarti Anda mengijinkan bayi mendapatkan pengalaman yang lembut dan menyenangkan ketika pertama kali melihat dunia, sebuah persalinan yang yang minim trauma.

nah berikut ini contoh Gentle birth pada klien dengan Sectio Cesarea:

 

Nah bagaimana dengan Indonesia?

Apabila Anda ingin menerapkannya silahkan komunikasikan dengan dokter kandungan Anda.

Ungkapkan keinginan Anda, dan diskusikan.

Namun yang perlu di ingat adalah, gentlebirth bukan hanya berlaku pada persalinan normal pervaginam, namun gentle birth juga bisa terjadi pada persalinan SC, yang terpenting adalah, menghargai nilai dari proses persalinan, menghormati proses tersebut, dan mampu memaknai proses persalinan tersebut sebagai sebuah perjalanan spiritual bagi sebuah keluarga.

Nah siapkan Body Mind and Soul Anda untuk menyambut kehadiran sang buah hati .

Semoga bermanfaat

Salam Hangat

Bidan Kita

Perbaiki Kualitas dan Kuantitas ASI dengan YOGA

0

ASI adalah makanan yang terbaik untuk Bayi kita, ketika seorang wanita produksi ASi-nya berkurang padahal Ia masih ingin menyusukan ASI nya pada buah hatinya, maka berbagai upaya akan Ia lakukan. Dan ternyata dengan berlatih YOGA, ASI Anda dapat menjadi lebih lancer lho!

 

Ny A.R (28th) seorang ibu dari bayi permpuan berumur 4 bulan, datang dengan keluhan produksi ASI nya berkurang. Selain mengikuti relaksasi hypnobreastfeeding di Bidan Kita, dia saya ajarin beberapa gerakan dan pose yoga. Ternyata seminggu kemudia Ia mengatakan bahwa terjadi perubahan positif yaitu ASi nya semakin banyak dan semakin lancar.

Sebelum nya, pertama saya ingin memberikan beberapa pedoman yang sangat umum untuk yoga postpartum. Setelah melahirkan, latihan yoga harus dilakukan secara bertahap. Anda perlu istirahat di minggu-minggu setelah melahirkan karena organ reproduksi dan sistem endokrin yang dalam proses kembali ke kondisi semula sebelum kehamilan. Terlalu banyak kegiatan mungkin tidak menyebabkan masalah secara langsung, tetapi kemudian, Anda bisa menderita sakit di tubuh, rahim dan organ.

Empat minggu setelah melahirkan per vagina (melahirkan normal), ibu baru dapat mulai mempraktekkan beberapa asana restoratif sederhana. Kemudian, tergantung pada batas-batas, pengalaman kemampuan dan kekuatan, Anda dapat menambahkan beberapa pose lagi di minggu kelima dan beberapa pose lagi pada minggu keenam. Pikirkan mengencangkan diri Anda secara perlahan. Mulailah melakukan beberapa pose dengan lembut dan hati-hati .

Pada bulan ketiga Anda akan memiliki kembali bentuk asli Anda dan kekuatan organ-organ Anda semakin pulih dan kelelahan pasca-melahirkan akan hilang. Anda sekarang dapat mulai untuk menggabungkan praktek yoga atau latihan pose yoga dengan lebih bervariasi.

PAYUDARA, MAKAN DAN YOGA

Produksi susu sangat dipengaruhi oleh fungsi endokrin – bukan hanya factor mekanis saja. Oleh karena itu, penting untuk Anda tentang cara latihan asana dan pranayama yang dapat mempengaruhi sistem kelenjar tubuh.

Makanan dengan gizi yang seimbang dan kondisi pencernaan yang baik, istirahat yang cukup, dan tubuh dan pikiran yang santai tidak hanya baik bagi Anda, tetapi juga untuk bayi Anda. Jika Anda gelisah dan jengkel, Anda tidak dapat memberikan kualitas susu yang terbaik dan bergizi tinggi. Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi ASI Anda termasuk makanan yang membentuk atau merangsang terbentuknya gas dan kondisi seperti sembelit, dingin, batuk, dan demam.

Untuk ASI dengan kuantitas dan kuantitas rendah, praktekan pose dan pranayama ini:

Adhomukha Virasana

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Adho mukha Svanasana

 

 

 

 

 

 

 

Salamba Sirsasana.

 

 

 

 

 

 

 

namun bagi pemula biasanya posisi ini masih sangat sulit, maka bisa di ganti dengan posisi seperti ini:

 

 

 

 

 

 

 

 

atau posisi ini:

 

 

 

 

 

 

 

 

Adhomukha Virasana

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Salamba Sarvangasana.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

15 menit savasana

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Masih dalam savasana: lakukan Ujjayi pranayama 1 kali (dengan lambat, ambil napas dalam-dalam lembut, jeda alami untuk napas, atau dua detik lambat, dalam dan lembut).

Ujjayi pranayama 2 (napas dalam-dalam semakin melambat dan lembut, jeda selama tiga sampai lima detik, pernafasan yang dalam yang lembut lambat, jeda alami selama satu detik).

CATATAN: Setelah setiap siklus Ujjayi, mengambil beberapa napas pemulihan untuk memungkinkan diafragma pulih kembali.

Kemudian lakukan 15 menit savasana

Dalam savasana, organ-organ dalam keadaan tenang. Hal ini memungkinkan diafragma dan paru-paru untuk semakin luas sepenuhnya dan meningkatkan asupan oksigen Anda ketika Anda bernapas dalam-dalam.

Tidak perlu berlatih asana berat jika payudara Anda “padat” atau terlalu penuh. Untuk menghindari pengerasan pada payudara (mastitis), lakukan praktek asana yang membuka dada Anda seperti:

Salamba Sarvangasana yang Didukung.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Setu Banda Sarvangasana

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Viparita Karani

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Untuk kualitas ASI yang lebih baik:

Savasana dan Supta Baddha Konasana dan ditambah savasana pranayama, akan memastikan lebih banyak oksigen dan kualitas ASI Anda akan lebih baik .

Savasana

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Supta Baddha Konasana

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

savasana pranayama

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Ketika payudara penuh:

Savasana dan Ujjayi pranayama 1 (lihat di atas) adalah asana dan Anda dapat berlatih ketika payudara Anda penuh. Bahkan gerakan ini sangat bermanfaat kemudian saat meningkatkan oksigen yang Anda butuhkan untuk ASI Anda.

Semua asana di atas juga meningkatkan laktasi dan memurnikan ASI Anda.

Nah selamat berlatih

Selamat Mencoba

Salam Hangat

Bidan Kita