Bidan Kita

Home Blog Page 70

DISTOSIA BAHU & Penatalaksanaannya

Distosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet diatas sacral promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul, atau bahu tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat halangan dari tulang sacrum (tulang ekor). Lebih mudahnya distosia bahu adalah peristiwa dimana tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin dilahirkan.

Salah satu kriteria diagnosis distosia bahu adalah bila dalam persalinan pervagina untuk melahirkan bahu harus dilakukan maneuver khusus.

Spong dkk (1995) menggunakan sebuah kriteria objektif untuk menentukan adanya distosia bahu yaitu interval waktu antara lahirnya kepala dengan seluruh tubuh. Nilai normal interval waktu antara persalinan kepala dengan persalinan seluruh tubuh adalah 24detik, pada distosia bahu 79 detik. Mereka mengusulkan bahwa distosia bahu adalah bila interval waktu tersebut lebih dari 60 detik.

Insidensi

American College of Obstetrician and Gynecologist (2002) menyatakan bahwa angka kejadian distosia bahu bervariasi antara 0.6 – 1.4% dari persalinan normal.

Menurut The Royal College of Obstetricians and Gynaecologists tahun 2005 : Insiden keseluruhan adalah 2-3% dari kelahiran dengan; 48% kasus terjadi pada bayi berat badan normal, 0,3% pada bayi dengan berat 2500-4000gram, 5-7% pada bayi dengan berat 4000-4500gram

Posting ini akan membahas bagaimana menghindari distosia bahu dan menangani situasi ini jika terjadi. Ada banyak informasi yang yang tersedia di internet tentang distosia bahu. Jadi, saya akan menikmati beberapa link blog untuk memudahkan Anda agar semakin mengerti.

Apa yang terjadi selama distosia bahu?

Pada dasarnya bahu bayi tertangkap di pinggir panggul

Gambaran urutan kejadian distosia bahu dapat dilihat di video berikut ini:

https://www.youtube.com/watch?v=j_bibDLPW98

Patofisiologi

Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) di bawah ramus pubis. Dorongan pada saat ibu meneran akan meyebabkan bahu depan (anterior) berada di bawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.

Etiologi

Distosia bahu terutama disebabkan oleh deformitas panggul, kegagalan bahu untuk “melipat” ke dalam panggul (misal : pada makrosomia) disebabkan oleh fase aktif dan persalinan kala II yang pendek pada multipara sehingga penurunan kepala yang terlalu cepat menyebabkan bahu tidak melipat pada saat melalui jalan lahir atau kepala telah melalui pintu tengah panggul setelah mengalami pemanjangan kala II sebelah bahu berhasil melipat masuk ke dalam panggul.

Penilaian Klinik

1. Kepala janin telah lahir namun masih erat berada di vulva

2. Kepala bayi tidak melakukan putaran paksi luar

3. Dagu tertarik dan menekan perineum

4. Tanda kepala kura-kura yaitu penarikan kembali kepala terhadap perineum sehingga tampak masuk kembali ke dalam vagina.

5. Penarikan kepala tidak berhasil melahirkan bahu yang terperangkap di belakang symphisis.

Faktor Risiko

1. Ibu dengan diabetes, 7 % insiden distosia bahu terjadi pada ibu dengan diabetes gestasional (Keller, dkk)

2. Janin besar (macrossomia), distosia bahu lebih sering terjadi pada bayi dengan berat lahir yang lebih besar, meski demikian hampir separuh dari kelahiran doistosia bahu memiliki berat kurang dari 4000 g.

3. Riwayat obstetri/persalinan dengan bayi besar

4. Ibu dengan obesitas

5. Multiparitas

6. Kehamilan posterm, dapat menyebabkan distosia bahu karena janin terus tumbuh setelah usia 42 mingu.

7. Riwayat obstetri dengan persalinan lama/persalinan sulit atau riwayat distosia bahu, terdapat kasus distosia bahu rekuren pada 5 (12%) di antara 42 wanita (Smith dkk., 1994)

8. Cephalopelvic disproportion

The American College of Obstetrician and Gynecologist (1997,2000) meninjau penelitian-penelitian yang diklasifikasikan menurut metode evidence-based yang dikeluarkan oleh the United States Preventive Sevice Task Force, menyimpulkan bahwa :

1. Sebagian besar kasus distosia bahu tidak dapat diramalkan atau dicegah karena tidak ada metode yang akurat untuk mengidentifikasi janin mana yang akan mengalami komplikasi ini.

2. Pengukuran ultrasonic untuk memperkirakan makrosomia memiliki akurasi yang terbatas.

3. Seksio sesarea elektif yang didasarkan atas kecurigaan makrosomia bukan merupakan strategi yang beralasan.

4. Seksio sesarea elektif dapat dibenarkan pada wanita non-diabetik dengan perkiraan berat janin lebih dari 5000 g atau wanita diabetik yang berat lahirnya diperkirakan melebihi 4500 g.

Komplikasi pada Ibu

Distosia bahu dapat menyebabkan perdarahan postpartum karena atonia uteri, rupture uteri, atau karena laserasi vagina dan servik yang merupakan risiko utama kematian ibu (Benedetti dan Gabbe, 1978; Parks dan Ziel, 1978)

Komplikasi pada Bayi

Distosia bahu dapat disertai morbiditas dan mortalitas janin yang signifikan. Kecacatan pleksus brachialis transien adalah cedera yang paling sering, selain itu dapat juga terjadi fraktur klavikula, fraktur humerus, dan kematian neonatal

Bagaimana Cara Menghindari distosia bahu?

Banyak sumber dari ilmu kebidanan dan obstetri berfokus pada bagaimana mengelola komplikasi tertentu atau masalah. Namun saya lebih suka untuk menghindari situasi ini daripada mengelola komplikasinya. Meskipun di beberapa kasus distosia bahu tidak dapat dihindari, namun ada sejumlah cara untuk mengurangi kesempatan itu terjadi kasus tersebut:

Proses Persalinan Alami yang Terganggu

Ketika seorang perempuan dapat melahirkan secara naluriah (tanpa arah) dan alami atau tanpa intervensi mereka mereka akan lebih lancar saat bersalin. Saya telah melihat beberapa posisi persalinan yang aneh dan gerakan yang masuk akal setelah bayi muncul/keluar. Dan dalam kasus terjebak nya bahu di pinggiran tulang panggul (distosia bahu), gerakan panggul naluriah dapat melepaskan dan membebaskan bahu bayi tanpa intervensi. Dan itu alami ada di naluriah seorang ibu. Dan dulu saya tidak pernah menyadarinya.

Kesabaran

Sebenarnya seorang bayi memerlukan waktu untuk masuk ke dalam posisi terbaik. Posisi dimana dia bisa bergerak melewatkan tubuhnya agar bisa masuk ke panggul ibu nya. Namun ketika kita mencoba untuk terburu-buru melahirkan bayi, maka bayi tersebut mungkin tidak dapat membuat penyesuaian atau tidak punya waktu untuk melakukan penyesuaian secara alami. Coba anda lihat proses persalinan normal seperti video di bawah ini, disini Anda akan melihat betapa secara alamiah si bayi berusaha memutar bahunya, tubuhnya kepalanya, menundukkan kepala dan menekukkan dahinya hanya untuk menyesuaikan tubuhnya dengan panggul dan jalan lahir sang ibu (sebuah usaha yang luar biasa)

 

Namun sering kali kita sebagai petugas kesehatan tidak sabaran. Selalu kaku dan terpaku pada JAM. Padahal kita tahu setiap persalinan punya waktunya sendiri. Induksi persalinan dan intervensi melahirkan meningkatkan kemungkinan terjadinya distosia bahu (Gherman, 2002).

Atau kadang walaupun sudah dilarang namun sampai sekarang masih sering dilakukan oleh bidan-bidan saat menolong persalinan yaitu dengan mendor0ng secara paksa dengan menekan fundus ibu dan membantu mendorong ketika si ibu mengejan. Atau dengan memberi aba-aba kepada si ibu untuk mengejan padahal sebenarnya Seorang wanita yang sedang melahirkan tau dan ahli mengenai kapan dan bagaimana dia   mengejan. Kita sebagai bidan atau dokter cukup membimbingnya saja. Ketika kita memaksa siibu mengejan ini justru dapat memaksa bayi masuk ke dalam panggul tanpa membiarkan dan memberikan waktu padanya untuk melakukan penyesuaian dahulu.

Saya juga yakin (tapi harus ada penelitian kembali untuk saya, artinya saya harus melakukan riset kecil-kecilan dahulu untuk semakin memastikan ini) dengan menarik keluar bayi bisa meningkatkan kejadian distosia bahu. Ketika kepala bayi keluar sebaiknya menunggu kontraksi dulu (bisa 5 menit) agar bahu bisa keluar dengan nyaman.

Namun ini sangat menggoda bagi kita untuk segera memberitahu siibu agar segera mengejan tanpa menunggu kontraksi ada.  Padahal mungkin bayi menggunakan waktu ini untuk melakukan penyesuaian yang diperlukan agar bahu mudah untuk dilahirkan. Karena biasanya begitu kepala keluar dia akan melakukan putaran paksi untuk menyesuaikan kepala dengan bahunya. Tunggu dan amati saja dulu. Jika proses ini lama dan kita melihat ada tanda asfiksia baru kita lakukan maneuver atau intervensi.

Bersalin dalam posisi semi-recumbant

Ternyata bersalin dengan posisi ini meningkatkan kemungkinan terjadinya distosia bahu karena panggul tidak dapat terbuka.

Manajemen sebuah distosia bahu

Meskipun distosia bahu relatif jarang (1:200), namun Anda harus tahu apa yang harus dilakukan jika menemukan kasus seperti ini. Pertama adalah penting untuk tidak membuat situasi yang buruk menjadi semakin buruk:

Jangan menarik bayi karena hal ini akan berdampak bahu semakin tertahan. Ini adalah kesalahan yang paling umum orang membuat karena mereka panik.

Traksi dapat menyebabkan cedera pleksus brakialis pada bayi

Jangan memotong tali pusat jika sudah di sekitar leher bayi. Karena tali pusat yang utuh masih ada kemungkinan bayi menerima oksigen yang memberi Anda lebih banyak waktu dan membantu dengan melakukan resusitasi sesudahnya.

Berkomunikasi dengan ibu. Anda selalu punya waktu untuk menjelaskan apa yang terjadi dan mengapa Anda melakukan apa yang Anda lakukan, atau meminta dia untuk melakukan sesuatu.

Berikut adalah video yang menggambarkan mengapa menarik bayi keluar ketika terjadi distosia bahu adalah praktik yang buruk:

Dalam manajemen penatalaksanaan ditosia bahu juga harus memperhatikan kondisi ibu dan janin. Syarat-syarat agar dapat dilakukan tindakan untuk menangani distosia bahu adalah :

1. Kondisi vital ibu cukup memadai sehingga dapat bekerjasama untuk menyelesaikan persalinan

2. Masih mampu untuk mengejan

3. Jalan lahir dan pintu bawah panggul memadai untuk akomodasi tubuh bayi

4. Bayi masih hidup atau diharapkan dapat bertahan hidup

5. Bukan monstrum atau kelainan congenital yang menghalangi keluarnya bayi

Karena distosia bahu tidak dapat diramalkan, pelaku praktik obstetric harus mengetahui betul prinsip-prinsip penatalaksanaan penyulit.

Kita semua masih dalam tahapan belajar dan menyimpan informasi berbeda. Sebagai seorang bidan, trainer dan dosen saya mengajar dua pendekatan berbeda untuk alasan yang berbeda dalam penanganan distosia bahu:

HELPERR – PENDEKATAN STANDAR

Dalam kasus HELPERR:

H Call For Help

E Evaluate For Episiotomy

L Leg: Mc Robert Manuver

P External Pressure Suprapubic

E Enter: Rotation Manuver

R Remove The Posterior Arm

R Roll The Patient To Her Hand and Knees

Dalam pendekatan ini E pertama adalah untuk ‘mengevaluasi melakukan episiotomi’ namun ini jarang sekali dilakukan pada prakteknya di lapangan. Pertama, Anda harus sangat berani untuk mencoba menempatkan/meletakkan gunting sedemikian rupa di ruang yang sangat sempit di samping kepala bayi / wajah. Kedua, Anda benar-benar perlu untuk meletakkan tangan kiri anda untuk melindungi kepala dan wajah bayi dari gunting. Dalam management HELPERR masih ada beberapa kelemahan.

PENDEKATAN HOLISTIK

Ketika distosia bahu terjadi salah satu atau kedua dari 2 hal yang perlu terjadi untuk melepaskan atau membebaskan bahu:

1. Mengubah ukuran dan posisi (ibu) panggul

Hal ini dapat dilakukan dengan mendorong ibu untuk bergerak dan mengubah posisi. Anda dapat meminta atau membantu ibu untuk mengubah pinggulnya dengan:

a. Mengangkat kaki dapat disertai dengan menggoyang ke belakang dan ke depan dari pelvis.

b. McRoberts adalah mudah jika ibu sudah berbaring. caranya adalah:

– Dengan posisi ibu berbaring, minta ibu untuk menarik kedua lututnya sejauh mungkin ke arah dadanya, minta dua asisten (boleh suami atau anggota keluarganya) untuk membantu ibu.

– Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke arah bawah (kearah anus ibu) untuk menggerakkan bahu anterior di bawah symphisis pubis. Hindari tekanan yang berlebihan pada bagian kepala bayi karena mungkin akan melukainya.

– Secara bersamaan minta salah satu asisten untuk memberikan sedikit tekanan supra pubis ke arah bawah dengan lembut. Jangan lakukan dorongan pada pubis, karena akan mempengaruhi bahu lebih jauh dan bisa menyebabkan ruptur uteri

c. Gaskin Manuver. Ini dengan melakukan perubahan posisi yaitu saat ibu dalam posisi berbaring, si ibu langsung diminta untuk berputar dan mengubah menjadi posisi merangkak.

Langkah dari Gaskin maneuver ini sering di sebut FlipFLOP

Flip = memutar ibu dari posisi berbaring menjadi merangkak

FLOP =

F Flips Mom Over (memutar ibu dari posisi berbaring menjadi merangkak). Setelah ibu posisi terbalik menggunakan Gaskin’s Manuver kebanyakan bayi akan lahir spontan. Namun, jika bayi tidak lahir segera, bidan atau asistennya mengarahkan langkah berikutnya dilakukan ketika kontraksi berikutnya terjadi atau sebelum ada kontraksi.

L Lift Legs, Dengan di bantu bidan, mintalah ibu mengangkat satu kaki, arahkan ke depan posisi ini persis seperti posisi ketiaka atlet lari hendak bersiap-siap untuk mulai balapan lari. Jadi posisinya seperti gambar berikut ini:

Mohon perhatikan posisi kaki, sehingga lutut tidak terlalu jauh dari tubuhnya.

Sekarang mulailah melakukan lekukan atau menggulung bahu anterior bayi dari tulang kemaluan hingga bergerak disamping simfisis pubis.  pergeseran Pubis dari gerakan menempatkan kaki ke dalam posisi “Running Start” seperti diatas seolah-olah ini adalah seperti maneuver setengah McRoberts yang dilakukan dengan ibu di dalam posisi terlentang. Setengah dari tulang kemaluan yang terguling atau bergeser ketika kaki diangkat.  Jika lengan tidak dapat diputar, pindah ke manuver berikutnya lebih cepat.

O Oblique (Rotete Shoulder To Oblique) memutar bahu kearah oblique. jika bayi tidak langsung lahir ketika kontraksi setelah dilakukan perubahan posisi menjadi posisi “Running Start”, selipkan tangan bidan ke ibu ssampai ia menemukan bagian belakang bahu posterior bayi.  memutar bahu posterior ke arah dada bayi ke diameter miring dari panggul ibu. Ada ruangan yang paling dalam dari diameter miring (diameter oblique) panggul.  Dengan demikian bayi akan mudah dari memutar bahu posterior ke diameter miring. Jika tetap gagal Lanjutkan upaya.

P Posterior Arm To Get it. ini dilakukan dengan mencari lengan bayi dan mengeluarkannya menyapu tangan ke arah dada bayi . sehingga Lengan ini akan flex, yang berarti itu akan membuat sebuah tikungan. Sekarang bidan dapat menangkap pergelangan tangan bayi,  Kemudian seluruh lengan lalu goyangkan dengan hati-hati. Hal ini akan mengurangi diameter tubuh bayi sekitar 2 cm.Jika itu tidak cukup, bayi diputar 180 derajat sehingga lengan sebelumnya anterior sekarang posterior dan lengan dibawa keluar. Sekarang ibu bisa mendorong dan bayi akan keluar.

Manuver Gaskin ini angka keberhasilannya cukup tinggi yaitu 80-90%

Gambaran maneuver ini ada di video berikut:

2. Mengubah ukuran dan posisi (bayi) bahu

Tindakan ini akan membuat diameter bahu bayi lebih kecil. Memutar bahu ke diameter oblique dari panggul akan tersedia ruang ekstra.

Beberapa maneuver yang dilakukan untuk memperkecil diameter bahu bayi antara lain dengan:

a. Manuver Rubin (1964)

– Pertama dengan menggoyang-goyang kedua bahu janin dari satu sisi ke sisi lain dengan memberikan tekanan pada abdomen.

– Bila tidak berhasil, tangan yang berada di panggul meraih bahu yang paling mudah di akses, kemudian mendorongnya ke permukaan anterior bahu. Hal ini biasanya akan menyebabkan abduksi kedua bahu kemudian akan menghasilkan diameter antar-bahu dan pergeseran bahu depan dari belakang simfisis pubis

https://www.youtube.com/watch?v=zCiLr9Ap_Io

b. Manuver Corkscrew Woods (1943)

– Masukkan satu tangan ke dalam vagina dan lakukan penekanan pada bahu anterior, ke arah sternum bayi, untuk memutar bahu bayi dan mengurangi diameter bahu

– Jika perlu, lakukan penekanan pada bahu posterior ke arah sternum.

c. Teknik Pelahiran Bahu Belakang

– Masukkan satu tangan ke dalam vagina dan pegang tulang lengan atas yang berada pada posisi posterior

– Fleksikan lengan bayi di bagian siku dan letakkan lengan tersebut melintang di dada bayi

Dalam penanganan distosia bahu tidak ada urutan tertentu tindakan mana dulu yang bisa Anda coba. Ini akan tergantung pada seberapa baik ibu bisa bergerak, posisi pasien, dan akses yang Anda miliki menjadi yaitu pinggulnya. bagaimana dan di mana Anda bisa mendapatkan jari anda di (jika diperlukan). Sebagai contoh, maneuver Rubins akan lebih mudah untuk dilakukan daripada tekanan suprapubik pada ibu yang posisinya bersandar ke depan.

Suatu pendekatan holistik berarti mengambil dan menggunakan gerakan atau tindakan yang tepat pada saat itu.

PENDEKATAN DRASTIS

Jika pilihan yang lain gagal yang biasanya melibatkan kerusakan pada bayi atau ibunya. Langkah berikutnya adalah menggunakan maneuver Zanvanelli namun ini mustinya dilakukan di RS besar dengan persiapan SC karena langkahnya adalah sebagai berikut:

Manuver Zavanelli (Sandberg, 1985)

– Mengembalikan kepala ke posisi oksiput anterior atau posterior bila kepala janin telah berputar dari posisi tersebut

– Memfleksikan kepala dan secara perlahan mendorongnya masuk kembali ke vagina yang diikuti dengan pelahiran secara sesar.

– Memberikan terbutaline 250 mg subkutan untuk menghasilkan relaksasi uterus

DAFTAR PUSTAKA

  1. Cunningham, F. Gary. 2005. Obstetri Williams Ed. 21 Vol. 1. Jakarta : EGC.
  2. Depkes RI. 2004. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta :Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi
  3. Saifudin, Abdul Bari .2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
  4. Winkjosastro, H. 1999. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
  5. Mochtar R. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I Edisi ke-2. Jakarta : EGC
  6. Bruner JP, SB Drummond, AL Meenan, IM Gaskins, J Reprod Med Mei 1998; 43 (5) :439-443
  7. http://www.spinningbabies.com/spinning-babies-and/resolving-shoulder-dystocia

What Babies Want

0

What Babies Want, sebuah Video dokumenter yang sarat akan makna tentang pentingnya pendidikan dan pembangunan sejak awal pada masa anak-anak dan dampaknya terhadap kesejahteraan sebagai individu dan masyarakat pada umumnya. Meskipun dokumenter ini penuh dengan informasi tentang persalinan, perkembangan bayi, dan kesadaran pada bayi, hal itu juga menunjukkan bagaimana pengalaman sebagai bayi dapat memiliki dampak sepanjang kehidupan kita.

 

Ini berarti bahwa kita akhirnya memiliki bukti ilmiah bahwa otak dan bahkan seluruh bentuk tubuh bayi, berkembang dan tumbuh sebagai akibat dari tanggapan terhadap lingkungan yang dia hadapi. Jika lingkungan adalah penuh dengan perseteruan tubuhnya dengan cara yang defensive akan semakin waspada, semua sistem syaraf dan sistem endokrin dirancang untuk defensif untuk memenuhi tuntutan lingkungan yang tidak bersahabat seperti yang selalu dia temukan selama bayi bahkan selama dalam kandungan

Di sisi lain Jika, bayi lahir dalam lingkungan yang penuh cinta, kehangatan dan penerimaan maka seseorang memiliki kesempatan untuk mengembangkan sistem saraf yang kreatif dan lebih fleksibel. Jika bayi dipenuhi dengan cinta dan perasaan diakui sebagai seseorang, mereka akan lebih sepenuhnya mampu mengembangkan kasih dan damai pada dirinya sendiri maupun lingkungan.  Nah sebenarnya apa yang bayi Anda inginkan terangkum dalam synopsis ini:

Bab Satu: Dimulai dari Kandungan

Bab Satu berfokus pada perawatan sebelum melahirkan, bukti mengatakan bahwa bayi merespon kejadian di dunia sejak di dalam rahim. USG tdigunakan untuk mengamati berbagai respon dan bahkan komunikasi yang terlihat pada bayi sebelum melahirkan dari tahap awal perkembangan mereka. Pengalaman awal kehamilan berisi kesan kita tentang dunia di mana kita akan hidup, dan menyajikan kesempatan pertama untuk menyambut bayi dengan perhatian, komunikasi dan perawatan serta kepedulian

Bab Dua: Penyambutan

Bab Dua membahas tentang kebiasaan tradisional yang ditemukan di kebudayaan kuno yang dirancang untuk menyambut kelahiran bayi sebelumnya. Berikut ini ritual dipimpin oleh Sobonfu yang dipraktekkan selama ribuan tahun di tanah asalnya di banding dengan dalam konteks modern pada ibu hamil di Amerika Serikat.

Bab Tiga: Bonding

Bab tiga berkaitan dengan jangka waktu segera setelah lahir, suatu waktu di mana perawatan dan perhatian lembut sangat penting.  pentingnya ikatan antara bayi dengan orang tua, dapat dilihat kontrasnya praktek medis modern dengan kebidanan tradisional. di rumah sakit modern bayi baru lahir sering dipisahkan dari ibu, sehingga mencegah proses ikatan alami terjadi. Dalam bab ini kita juga melihat beberapa efek jangka panjang dari pengalaman tersebut oleh beberapa terapi modern.

“Bonding yang terjadi mulai dari kontak kulit ibu dengan kulit bayi segera setelah bayi keluar dari rahim, dan proses ikatan berlangsung, dari situ kita mengetahui tiga poin yaitu: komunikasi audiovisual yang berarti mata kontak dan suara ibu, pengasuhan, pemberian ASI, memegang, memijat, membelai bayi dalam segala hal, dan bermain yang secara spontan timbul antara bayi dan ibu sejak awal kehidupan. ibu Jika ketiga hal tersebut diberlakukan maka anak Anda memiliki pertumbuhan yang sehat dan hal yang menarik adalah bahwa Anda akan menemukan pertumbuhan yang luar biasa. (Joseph Chilton-Pearce, Penulis )

“Bonding antara anak dan orang tua memang bisa terjadi hampir setiap saat selama hidup, dan kebutuhan untuk itu begitu besar. Jadi jika anda melewatkannya pada saat segera setelah prpses kelahiran anak anda, Anda masih bisa “menebusnya” setiap saat di kemudian hari. Sentuhan badan, kontak mata, dan suara manis bisa membawa ikatan pada usia berapa pun Dan bahkan ketika kita sudah berumur 70-an, saya jamin kita masih perlu kontak mata, sentuhan tubuh, dan suara yang manis dalam hidup kita!”  (Joseph Chilton-Pearce, Penulis)

Bab Empat: Di mana Ibu saya?

Dalam bab ini akan menceritakan tentang efek yang terjadi “Jika bayi terutama bayi baru lahir tidak diperlakukan dengan lembut, jika bayi diambil dan terpisah dari ibu, yang terjadi adalah tidak ada ikatan antara manusia yang ada adalah bayi dengan mesin yang di samping mereka. tempat tidur atau dinding, atau suara dari lampu. kesan pertama yang terekam adalah: dimana- ibu ku? Marti Glenn, Ph.D.

Bab Lima: Memori

“Penelitian dalam bidang neuropyschology telah menunjukkan bahwa rekaman/memori/ kenangan pertama pada bayi baru lahir akan mempengaruhi sistem kepercayaan dan pola perilaku dalam kehidupan dewasa kelak”

Bab Enam: Melestarikan Pola

Keyakinan tentang bagaimana dunia akan memperlakukan saya dan bagaimana saya harus bertahan hidup mulai terjadi pada menit dan jam pertama kehidupan. Dan seringkali orangtua tidak mengerti itu.

Sebuah contoh kasus:

Seorang bayi baru lahir yang langsung dipisahkan dari ibunya untuk mendapatkan perawatan seperti suction/penghisapan lendir di mulut dan tenggorokannya sebenarnya merasa sangat traumatic dan dia mengalami ketakutan yang luar biasa dan semua terekam dalam pikiran bawah sadarnya. Seiring pertumbuhannya dan perkembangannya orang tua tidak mengerti mengapa setiap kali bayi mulai makan/minum susu, bayi merasa takut dan sehingga mereka meludahkan makanannya dan menangis keras. Sehingga si ibu berpikir “payudara saya tidak baik bagi bayi” dan ketika ibu berfikir seperti itu yang dirasakan bayi adalah bahwa “apa yang saya lakukan tidak dapat diterima; mungkin aku tidak bisa diterima”. Jadi bayi menjadi lebih rewel dan akhirnya mereka mendapatkan label / “labeling” dan kemudian anak mulai hidup sesuai dengan label tersebut.  Ibu dan ayah tersebut kemudian berpikir “kita harus mengontrol perilaku nya” dan cenderung selalu menyalahkan mereka, “kau anak nakal, anak yang jelek” dan itu akan membuatnya semakin traumatic. (Marti Glenn, Ph.D)

Di bab tujuh, delapan dan sembilan lebih bercerita tentang efek yang dapat di timbulkan dari trauma yang terjadi pada saat baru lahir juga pada masa anak-anak. Dan seringkali kita tidak menyadari hal tersebut. Saat Anda melakukan “healing” yang dilakukan adalah melakukan “recall” atau memanggil kembali memori-memori yang sempat terekam puluhan tahun yang lalu, menghapus dan memperbaikinya.

Nah sebagai orang tua kita harus lebih peka dengan tingkah laku yang ada pada anak kita

Berikan kasih, sayang dan damai . bangun ikatan “bonding” yang baik antara orangtua dan anak. Buat dunia menjadi lebih damai.

Salam Hangat, Bidan Kita

Pillow Talk dalam Positif Parenting (Healing Birth Trauma)

0

 

Parenting adalah ilmu pengasuhan Anak , bagaimana mendidiknya, membimbing dan mengasuhnya dengan baik dan benar.

Positif parenting adalah memberikan pola asuh dengan cara yang positif.

Birth trauma adalah gangguan fisik maupun psikologis yang disebabkan adanya trauma sejak dalam kandungan maupun saat proses persalinan dan ini akan berefek sampai usia dewasa. Ini biasanya terjadi pada ibu yang stress selama proses kehamilan dan persalinan, maupun ibu yang bersalin dengan tindakan entah itu SC, Induksi, persalinan tindakan maupun persalinan normal yang traumatic. Selama dua puluh tahun, Dr Emerson telah mengamati dan merawat bayi yang dilahirkan dengan operasi caesar. pengamatan klinisnya menunjukkan bahwa melahirkan caesar menyebabkan lebih banyak trauma, daripada melahirkan vagina, dan bahwa lebih dari sembilan puluh persen dari semua bayi yang lahir sesar menderita trauma psikologis dengan derajat yang bervariasi Persalinan Sc memiliki dampak fisik dan psikologis yang tidak diinginkan. Efek-efek fisik dan psikologis yang halus namun kuat, dan terjadi di tingkat bawah sadar dari jiwa bayi.

Efek gejala langsung yang mudah dikenali misalnya seperti bangun dan menangis tengah malam, menangis menjerit dan histeris, kesulitan makan, kesulitan pencernaan, kolik, dan lain-lain. Ada juga efek gejala jangka panjang seperti perasaan rendah diri, penampilan yang tidak konsisten, kesulitan dalam penyelesaian tugas, rasa bersalah kompleks, sering menunda pekerjaan, kesulitan bicara dan disfungsional perilaku dan perasaan, Autis bahkan hyperaktif.

Birth trauma memang benar-benar Ada dan banyak yang mengalaminya tanpa kita menyadarinya karena semuanya terekam di bawah sadar Anda.

Apa yang ditanyakan secara spontan seketika saat bayi anda baru saja lahir….pertanyaan pertama yang sering keluar dari mulut sang bunda adalah “Sehat tidak dok/bu bidan?”…dan saat itu jawaban dokter/ bu bidan adalah “sehat,,,,,,,”

kalimat sehat yang terlontar sebenarnya masih koma….belum titik!!! karena sehat yang dilihat saat itu adalah sehat secara fisik saja…sedangkan bagaimana konsidi kesehatan bayi itu secara mental dan spiritual??? semua baru bisa kita lihat dan amati setelah > 1 tahun kemudian.

dan sebagai orang tua apalagi ibu pastilah menginginkan anaknya sehat secara fisik, mental maupun spiritual. kenapa saya mengangkat tema ini dalam artikel saya, karena sampai saat ini banyak yang tidak menyadari bahwa ternyata trauma persalinan sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental dan spiritual seorang anak.

Seorang bayi adalah suci adanya, saat itu sebagian besar irama otaknya adalah alfa, dimana apapun yang dia dengar dan dia rasakan dapat menjadi rekaman dalam pikiran bawah sadarnya yang dapat mempengaruhi kondisi mentasl dan spiritual nya di usia yang akan datang. trauma persalinan dapat disebabkan karena:

1. Persalinan yang lama dan menyakitkan

2. Proses Induksi persalinan

3. Rasa sakit yang menyiksa ibu saat proses persalinan

4. Perasaan hilangnya kendali /kontrol saat proses persalinan

5. Tingginya Tingkati intervensi medis

6. Secio Cesarea

7. Perlakuan yang kasar/kurang menyenangkan dari penolong persalinan (bidan, dokter/ paramedis)

8. Kekhawatiran akan keselamatan bayi

9. Bayi yang dirawat di dalam NICU

10. Trauma sebelumnya (contoh, di dalam masa kanak-kanak, dengan persalinan yang sebelumnya atau pelecehan seksual semasa anak-anak)

semua trauma-trauma diatas ternyata sangat berpengaruh terhadap kesehatan jiwa anak kelak. satu jurnal penelitian yang sempat membuat mata saya terbelalak adalah sebuah penelitian dari Stanislav dengan judul “Birth Trauma and Its Relation to Mental Illness, Suicide and Ecstasy” disitu dikatakan bahwa trauma pada persalinan sangat berpengaruh terhadap kejadian sakit mental/jiwa, kecenderungan keinginan untuk bunuh diri, kecenderungan penggunaan ecstasy bahkan dikatakan juga bahwa kelainan-kelainan seperti homoseksual dan lesbian juga sangat dipengaruhi oleh trauma selama proses persalinan.

Setelah melihat film what babies want coba bandingkan proses persalinan normal dengan sc dan amati trauma yang terjadi pada anak jika di pisahkan dari ibunya segera setelah dilahirkan.

Sadari trauma itu dan lakukan healing/penyembuhan untuk mengobati trauma-trauma tersebut.

Bagaimana caranya? Dengan positif parenting juga hypnoparenting

Salah satu cara untuk healing trauma dan masalah dalam kehidupan sehari-hari pada anak adalah: Hypnoparenting dan salah satu tehnik sugesti yang bisa digunakan adalah

PILLOW TALK

Adalah metode sugesti langsung yang dapat dilakukan untuk anak usia 0 s.d 17 tahun

Pillow Talk dilakukan dengan cara memberikan sugesti saat anak sudah tertidur sehingga gelombang otaknya sudah turun ke irama Theta dan sebelum drop hingga ke irama Delta.

Langkah:

1. Ketahui dulu penyebabnya/masalahknya karena yang harus diobati adalah sumber masalahnya dan bukan gejalanya (ex: ngemut jempolè biasanya anak kyrang nyaman dan tidak nyaman dengan suasana sehingga mencari “pelarian” agar membuat dirinya merasa lebih nyaman)

2. Orang tua mempersiapkan diri sebelum memberikan pillow talk harus tenang dan rileks akan lebih baik ortu melakukan relaksasi terlebih dahulu.

3. Bisa dibantu dengan suara music relaksasi

4. Saat anak tertidur cukuplama (30 menit), ganggu sedikit dengan menggoyangkan tubuh atau kepalanya, agar gelombang otak naik ke Theta (diperkirakan gelombangnya saat itu adalah Delta)

5. Sambil membelai, bisikkan ke telinganya

“…(nama anak)…ini mama/papa sedang bicara dengan….(nama anak)…kalau ….(nama anak)…bisa mendengar, tolong gerakkan (tangan kanan/jari tangan/kepala/dsb bebas) kamu.”

Nah tunggu sejenak, sekitar 20 – 30 detik untuk respon yang diberikan. Kalu belum ada respon boleh di ulang lagi untuk konfirmasi. Tapi jangan terus-terusan menunggu respon kalau memang belum ada respon. Setelah ia memberikan konfirmasi berupa gerakan. Langsung masukkan sugesti denga kalimat sugesti yang tepat (ex: ini sugesti bagi anak yang sulit makan)

“….(nama anak)…, mama tahu kalau ….(nama anak)… anak tang baik dan sehat. Karena itu mulai sekarang ….(nama anak)… doyan makan apa saja ….(nama anak)… suka sekali terhadap semua makanan, termasuk sayuran dan buah sampai tubuh ….(nama anak)…tumbuh dengan sehat dan sempurna. Mulai sekarang sampai seterusnya ….(nama anak)… suka makanan sehat, doyan makan sayur dan setiap kali waktunya makan selera makan ….(nama anak)… muncul dan ….(nama anak)…makan dengan lahap dan enak. ….(nama anak)… makan dengan lahap[ sampai habis sehingga tubuh semakin sehat dan kuat.

*** Kalimat sugesti tersebut diulangi hingga 5-10 menit sambil membisikkan dengan nada bicara yang lembut dan tidak memerintah

*** Untuk kasus2 yang membutuhkan adaptasi karena sudah menjadi kebiasaan, lakukan minimal 5-7 hari berturut-turut dalam waktu yang sama. Hasilnya akan sangat bervariasi

*** tidak ada masalah apabila yang memberikan sugesti gentian antara papa dan mamanya selama sugesti yang diberikan masih sama.

6. Lakukan konfirmasi (seperti langkah pertama) dengan mengatakan: “….(nama anak)…sekarang mama/papa telah selesai bicara dengan ….(nama anak)… kalau ….(nama anak)… dengar dan setuju dengan ….(nama anak)… gerakkan (kepala, jari tangan, kaki dsb) tunggu sejenak untuk konfirmasi. Kalau setelah ditunggu beberapa saat belum ada respon lanjutkan ke langkah berikutnya.

7. Terminasi untuk menyelesaikan seluruh langkah sugesti katakana pada anak: ….(nama anak)…sekarang ….(nama anak)… tidur nyenyak sampai ….(nama anak)…merasa cukup tidurnya dan besok pagi bangun dalam keadaan b adan yang sehat, bugar, bahagia dan senang.” Ulangi 3x lalu ciup pipi atau keningnya sambil membelai

Saat yang paling tepat melakukan pillow talk:

a. Suasana tenang, nyaman dan monoton

Misalnya di saat:

Ø Pagi hari sebelum beraktifitas

Ø Malam hari menjelang tidur

Ø Saat anak rileks, cenderung lelah

Ø Saat menyusui (untuk bayi)

Ø Saat turun hujan

Ø saat bermain atau bercerita

Ø Saat tertidur.

Gambaran Tentang Sebuah Persalinan

Gambar ini … seorang dokter menolong proses kelahiran bayi dan dengan menangkap bayi dengan kepala dan menarik dia keluar dari vagina, sehingga dia tergantung dengan lehernya. Dapatkah Anda membayangkan reaksi ibu dan orang di sekitarnya? Namun tak seorang pun tenaga medis disana yang mengangkat alis ketika hal ini terjadi selama kelahiran/persalinan.

Jika kita setuju dengan sebuah pendapat bahwa bayi adalah manusia dan memiliki perasaan (baik fisik dan emosional) mengapa ketika menyambut bayi lahir dan menolongnya kita seringkali memperlakukannya secara sangat kasar? Lalu Menurut Anda bagaimana sudut pandang/pandangan/gambaran/bayangan si bayi tentang proses kelahirannya? kira-kira bisa menimbulkan trauma tidak? Nah Ini adalah contoh-contoh ekstrim yang ada dalam pelayanan persalinan. Namun pendekatan pelayanan atau perlakuan seperti ini sangat umum dilakukan di seluruh dunia.

 

 

 

 

 

 

 

Pendekatan medis untuk menyambut bayi lahir ke dunia

{youtubejw}C0QIAZJ_CuE{/youtubejw}

 

 

 

 

 

Dalam film ini awalnya semua baik mulai dari kepala crowning hingga hidung terlihat, namun saya sangat tidak setuju dnegan penggunaan suction untuk menghisap lendir si bayi. Berapa centimeter saja selang yang masuk ke saluran pernafasannya, kalau Anda menjadi bayinya dan diperlakukan seperti itu, nyamankah? Padahal sebenarnya lendir itu akan diserap secara otomatis oleh tubuh bayi.

{youtubejw}mUkX-zQtzvE{/youtubejw}

 

 

 

 

Di film ini setelah tubuh bayi lahir sepenuhnya, bayi langsung dipisahkan dari oibunya hanya untuk melakukan beberapa pemeriksaan yang sebenarnya bisa di tunda. Dan ini sebenarnya termasuk kekerasan bagi bayi.

Nah padahal sebenarnya kita perlu melakukan pendekatan secara lebih manusiawi untuk menyambut bayi ke dunia. Semua bayi memiliki kesempatan dan hak untuk:

– Membuat jalan mereka sendiri melalui tubuh ibu mereka dan masuk ke dunia (mis. tidak perlu menarik saat si bayi hendak lahir).

– Sentuhan pertama yang harus mereka rasakan adalah dari tangan orang yang mengasihi mereka (ibu, ayah, anggota keluarga, teman). Dan ini akan dia rasakan setelah melakukan sentuhan kulitnya ke kulit ibunya.

– Untuk dipertahankan plasenta mereka sampai plasenta berhenti berfungsi (mis. Tanpa menjepit dan memotong talipusat minimal sebelum talipusat berhenti berdenyut).

– Dibiarkan dalam damai tanpa gangguan dan dibiarkan untuk untuk mencari puting susu ibu mereka dan menghisapnya.

– Harus diperlakukan dengan lembut, dengan bermartabat dan hormat

INGAT Bayi juga Manusia.

Dan INGAT sebenarnya bayi bisa “meluncur” sendiri tanpa dipaksa dan ditarik keluar dengan sangat kasar.

Berikut adalah bayi lahir tanpa ditarik keluar:

{youtubejw}3JSRlZkg9qs{/youtubejw}

 

 

 

 

 

Semoga kita semakin bisa memanusiakan manusia kepada bayi yang mau dan baru lahir.

Salam Hangat

Bidan Kita

 

 

Kami Memilih untuk Melahirkan Scr Alami Karena Kami Tahu Apa yg Sebenarnya Terjadi Di Rumah Sakit

0

 

Beberapa minggu yang lalu saya membaca artikel ini di sebuah website http://mynaturalchildbirth.org yang terus terang sangat menggelitik pikiran saya. Artikel tersebut berjudul We Choose Natural Childbirth Because We Know What Goes On in the Hospital yang dibuat April 18th, 2011 yang lalu.

Dan saat ini saya akan mencoba untuk merangkumkan bagi Anda dan mungkin ini bisa menjadi bahan perenungan kita bersama setidaknya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak.

Artikel ini bercerita dan berusaha mengungkapkan fakta yang terjadi di rumah sakit pada umumnya dan artikel ini adalah akumulasi dari sebuah keprihatinan atas semakin tingginya angka SC dan semakin banyaknya intervensi yang sebenarnya tidak perlu yang dilakukan dalam pertolongan persalinan di rumah sakit dan juga keprihatinan atas lemahnya posisi kita sebagai seorang klien.

Artikel ini juga mengungakapkan keprihatinan tentang betapa sedikitnya orang yang tahu dan mau tahu tentang persalinan secara alami. Dan satu-satunya cara untuk mengubah itu adalah untuk membuat semuanya menjadi pengetahuan umum dan satu-satunya cara untuk melakukannya adalah menyebarkan berita. Dan dilakukan dalam artikel ini.

Artikel ini bercerita tentang keadaan di Rumah Sakit di Amerika, tapi setelah saya membaca berulang-ulang tidak menutup kemungkinan juga ini terjadi de Negara kita, mengingat saat ini di Negara kita pun, apalagi di kota besar angka kejadian SC meningkat dari tahun ketahun. Teori yang menyatakan 90% wanita bersalin normal dan 10% bersalin patologis ternyata terbantahkan dengan keadaan dimana kondisi tersebut sudah terbalik, yaitu 90% pasien bersalin secara SC dan 10% bersalin secara normal. Sungguh ironis kan. Walaupun dari berbagai organisasi kesehatan mulai dari WHO, IDI, POGI, HOGSI sll sudah berupaya memberikan “warning” tapi tetap saja ada alasan pembenaran untuk semua tindakan SC yang dilakukan.

Di artikel ini dikatakan bahwa selama ini masyarakat tidak pernah diberikan informasi yang benar-benar benar atau informasi yang baik (apa adanya)tentang proses persalinan. Dan seringkali tindakan yang dilakukan RS dengan dalih untuk keselamatan dan kesejahteraan diri pasien dan bayinya sebenarnya hanya pemanis, artinya sebenarnya bukan itu tetapi sebenarnya ada unsure politik di dalamnya.

Dalam menawarkan sebuah pilihan dan pengambilan keputusan pun tanpa disadari seorang klien tidak bisa memilih dengan paling bijak karena secara tidak langsung berbagai pihak sebenarnya sudah mengkondisikan pasien tersebut untuk memilih pilihan yang dipilihkan oleh pihak RS. Jadi apa gunanya inform choice disini? Saya gak tahu.

Beberapa fakta yang diungkapkan dalam artikel ini antara lain:

 

 

 

 

 

FAKTA # 1 – Persalinan direkayasa menjadi peristiwa Medis

Di Negara AS, persalinan diperlakukan seolah-olah sebuah peristiwa yang sangat darurat dan membutuhkan penanganan medis segera. (sepertinya ini juga tidak jauh beda terjadi di Negara kita ya?)

Dimana proses persalinan harus terjadi di rumah sakit dengan segala intervensi yang harus di berlakukan. Dengan dalih untuk meningkatkan keselamatan ibu dan bayi dan seolah-olah seorang proses ini lebih baik dan lebih aman dibandingkan dengan bersalin secara alami. Padahal ternyata metode ini sangat mengganggu dan berbahaya. Lebih dari setengah dari wanita yang melahirkan di rumah sakit merasa dilecehkan, dianiaya dan trauma. Dan ini adalah sebuah kegagalan besar dari tubuh seorang wanita seutuhnya

*** Kami Memilih untuk Melahirkan secara alami karena ini tubuh kami, Bayi kami, Pengalaman kami dan Pilihan Kami***

 

 

 

 

 

FAKTA # 2 – “Perkosaan Kelahiran” adalah nyata dan ini sering sekali terjadi

Ternyata di Amerika pun ketika seseorang berbondong-bondong ke rumah sakit untuk melahirkan kemudian saat mereka keluar dari RS ternyata mereka benar-benar trauma dengan apa yang terjadi! Mereka mengatakan bahwa mereka dimanipulasi oleh sistem rumah sakit dan diintimidasi untuk menerima intervensi yang tidak perlu dan bahkan terpaksa harus SC tanpa alasan medis yang benar. Beberapa wanita memiliki pengalaman negatif yang luar biasa tentang persalinan. Banyak yang mengklaim penyalahgunaan dan beberapa bahkan mengatakan adanya”perkosaan” terutama jika mereka dilakukan intervensi tanpa persetujuan.

“perkosaan” yang dimaksud dapat mencakup pemeriksaan dengan menggunakan speculums, episiotomy tanpa persetujuan (tau-tau maen di gunting aja), forcep, Vaccum, pemeriksaan dalam yang berulang, dan objek lain yang dimasukkan ke dalam vagina wanita atau yang diberi enema, IV, epidural, atau SC tanpa persetujuan mereka.

Mereka dipaksa, dimanipulasi atau tertipu dengan berbagai dalih atau mungkin dengan ancaman dan ditakut-takuti sehingga mereka taat dan manut saja mengikuti apa maunya rumah sakit. Beberapa pihak rumah sakit menyangkal adanya trauma kelahiran pada ibu atau percaya bahwa pasien hanya melebih-lebihkan, terutama karena kesalahan yang jarang dilaporkan.

Dan membaca poin ini saya menjadi ingat sebuah kasus yang sering kali terjadi di rumah sakit. Hanya saja saya tidak bisa mengurutkan secara runtut karena peristiwa-peristiwa ini terjadi bagaikan mata rantai yang tak bisa terputus.

– Sering saya melihat dan mendengar seorang ibu datang untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di dokter kandungannya, umur kehamilannya masih 28 minggu. Tanpa basa-basi pasien langsung diminta tidur berbaring di bed gyn untuk dilakukan USG. Saat itu dokter menyatakan ada kelainan letak (bayi posisi sungsang) dan dengan tegas si dokter mengatakan HARUS operasi kelak karena bahaya. Tiap kali periksa dan control dokter tersebut menganjurkan cenderung memaksa agar kelak si ibu operasi saja. Dan sebagai pasien mereka hanya MANUT, NURUT dengan kalimat “yang terbaik untuk bayi saya saja dokter” padahal sebenarnya TIDAK. Harusnya si dokter member motivasi dan semangat juga mengajarkan apa yang harus dilakukan si ibu agar posisi bayi berubah namun si dokter ini tak mau melakukannya. Ada apakah di balik itu? Anda sendiri yang dapat menjawabnya. 😉

– Seorang ibu datang ke RS karena mengalami kontraksi, ini anak pertama mereka. Saat di lakukan pemeriksaan dalam baru ada pembukaan 2 cm. dan si pasien di anjurkan segera mondok di RS agar aman. Setelah itu selama proses tidak ada yang namanya motivasi atau pengajaran, namun yang ada adalah para mahasiswa praktek yang datang silih berganti untuk melakukan pemeriksaan dalam berulang-ulang dan dilakukan oleh banyak tangan banyak orang. Dengan dalih mengetahui kemajuan persalinan, atau mungkin untuk praltek agar mahasiswa pintar (ingat lho manusia bukan barang/manekin praktek), kondisi RS yang tidak kondusif membuat pasien stress dan cemas padahal kita tahu bahwa stress dan kecemasan justru berpengaruh buruk terhadap kemajuan persalinan. Namun ini sengaja dibiarkan (agak ada kasus mungkin, lagi-lagi untuk belajar), karena terlalu lama observasi dengan dalih tidak ada kemajuan persalinan pasien di “paksa” untuk di lakukan induksi dan ketika sudah pembukaan hampir lengkap di pasien tidak kuat menahan sakit, serta kelelahan. di ruang bersalin pasien di minta untuk mengejan dengan aba-aba hingga si ibu semakin kelelahan, dehidrasi dan dengan lagi-lagi dengan dalih untuk keselamatan bayi si pasien di berikan pilihan yang mana sebenarnya itu bukan pilihan yaitu SC. Dan akhirnya SC juga yang akhirnya biaya persalinan melambung tinggi

– Masih banyak kasus lagi dari mulai dikatakan ketuban kering, padahal ketika akhirnya SC ketuban berlimpah, hingga diagnose plasenta previa namun ternyata plasenta letak rendah. Dll

Tentunya kalau Anda merenungkan dan mengingat lagi harusnya masih banyak contoh lainnya yang bisa di tulis.

*** Kami Memilih Untuk Melahirkan Secara Alami Karena Kami Tidak Akan Biarkan Diri Kita Dioperasikan Untuk mendapatkan Keuntungan/Laba***

 

 

 

 

 

FAKTA # 3 – Meskipun Kualitas Pelayanan Buruk, Bisnis ini Booming & Keuntungan yang dihasilkan Melambung

Di dalam artikel ini mengungkapkan Salah satu operator rumah sakit terbesar di amerika yang disebut The HCA (Hospital Corporation of America) mengatakan bahwa keuntungan yang dihasilkan sangat banyak dan selalu meningkat sepanjang masa.

Dalam kasus HCA ini ternyata juga di teliti oleh oleh FBI, Internal Revenue Service dan Departemen Kesehatan dan Pelayanan dan akhirnya HCA juga mengakui melakukan kecurangan penagihan perawatan medis dan program kesehatan lainnya dengan menggembungkan keseriusan diagnosis, mengajukan laporan biaya palsu dan membayar suap para RS kecil lainnya dan ke dokter untuk merujuk pasien. (nah yang ini sepertinya juga terjadi di beberapa wilayah di Indonesia)

Sudah tidak lagi menjadi sebuah rahasia umum bahwa apabila seorang bidan praktek swasta merujuk pasiennya untuk melakukan SC di sebuah RS maka bidan tersebut akan mendapatkan “uang jasa”. dan RS-RS besar berlomba-lomba pada besaran atau jumlah “uang jasa” bagi bidan tersebut. Dan akhirnya sekarang ini di beberapa daerah mulai ada kerjasama antara bidan dan RS dimana apabila bidan tersebut merujuk pasiennya ke RS maka akan mendapatkan uang jasa dengan jumlah tertentu. Dan bahkan kadang uang jasanya lebih besar dari tarif persalinan normal apabila ditolong oleh bidan.

Coba bayangkan, kalau bidan desa nolong pasien bersalin apalagi pasien JPS (pasien dengan “kartu miskin”) paling tarifnya adalah Rp.450.000,- itu saja si bidan harus dengan sabar seharian penuh nungguin si ibu yang kesakitan. Sedangkan kalau di rujuk di RS si bidan justru mendapatkan pengembalian antara Rp 500.000 s.d RP.750.000,- tanpa si bidan harus bersusah payah merawat. Pilih mana hayo?

Akhirnya rumor yang berkembang adalah SC karena Atas Perintah Bidan ^_^

Kasus ini tidak semua bidan seperti itu atau tidak semua dokter seperti itu namun kasus ini ada dan kasus ini nyata. Coba dech direnungkan.

Fakta # 4 – Rumah Sakit lebih mengarah ke bisnis

Sudah bukan rahasia lagi bahwa bisnis dalam bidang kesehatan terutama persalinan adalah bisnis yang tidak bakalan mati. Karena setiap bulan bahkan setiap hari selalu saja ada yang menikah, hamil lalu bersalin inilah siklus kehidupan.

Dan di seluruh dunia, keuntungan yang dihasilkan dari operasi SC bisa dua kali bahkan lima kali lipat daripada bersalin secara normal. Setiap dokter yang menolong SC pasti mendapatkan jasa pelayanan dan bonus tambahan lebih banyak di banding bersalin normal. Dan di the HCA (Hospital Corporation of America) ini mereka memberikan bonus tambahan sampai US $ 750 kepada dokter tiap kali melakukan SC. (ini sepertinya juga hampir sama seperti di Negara kita kan?)

Ini menakutkan. Kami dipaksa menempatkan kepercayaan tentang proses persalinan terhadap sebuah system yang sebenarnya tidak bekerja untuk kebaikan kita namun untuk kebaikan diri mereka sendiri. Inilah sebabnya mengapa Anda perlu menganalisa untuk segala sesuatu yang dikatakan, di informasikan.

Sejenak saya jadi ingat kata-kata sahabat saya yang mengatakan bahwa untyk merubah seseorang dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain disakiti, ditakut-takuti dan di motivasi namun tampaknya yang sering dilakukan adalah cara yang pertama dan kedua. Kadang pasien di tempatkan dalam situasi yang menakutkan yang mana seolah-olah tidak ada pilihan.

Semoga ini tidak terjadi di Negara kita, atau mungkin sudah sering terjadi hanya saja kita menyangkal atau mungkin tidak menyadarinya?

*** Kami Pilih Melahirkan Alami Tanpa Rasa Takut***

Melahirkan adalah hal yang paling alami di dunia. Ini adalah suatu peristiwa yang sangat besar! walaupun kedengarannya mustahil namun percayalah bahwa tubuh seorang wanita dirancang sedemikian sempurnanya oleh Tuhan untuk dapat melahirkan secara alami. Sama seperti Jantung yang tahu bagaimana dan kapan untuk memompa darah, sama seperti paru-paru yang tahu kapan dan bagaimana cara untuk menghirup oksigen, seperti tangan yang tahu kapan dia harus menariknya ketika tersulut Api di perapian, maka Tubuh seorang wanita juga tahu kapan dan bagaimana cara dia melahirkan, semua serba otomatis semua serba alami, dan semua adalah sempurna.

Takut melahirkan itu wajar. Kenapa karena sejak kecil kita selalu saja di “cekokin” dengan dogma dan paradigm yang menyatakan bahwa bersalin itu sangat sangat menyakitkan. Lihat saja mulai dari di film-film atau sinetron yang namanya proses persalinan selalu di digambarkan sebagai adegan yang sangat horror, menakutkan dan menyakitkan dengan wajah pemain yang berekspresi sangat tersiksa dengan keringat yang luar biasa banyak bahkan kadang di gambarkan dengan darah yang tercecer kemana-mana,belum lagi sering kali digambarkan bahwa setelah melahirkan si ibu meninggal karena perdarahan. Dan ini menjadi “santapan” sehari-hari kita sejak kecil yang akhirnya terekam dalam memori kita bahwa melahirkan itu PASTI sangat Menyakitkan.

Padahal sebenarnya tidak sama sekali.

Lihat saja pengalaman ibu Dyah Pratitasari yang melahirkan Jose tanpa harus mengejan dan tanpa rasa sakit, pengalaman ibu Dina yang masih bisa jalan-jalan walaupun sudah pembukaan 9 cm, pengalaman ibu WAtik yang hingga pembukaan 10 cm masih bisa jongkok berdiri dan tersenyum riang. Semuanya indah kok.

Dan itulah sebabnya KAMI adalah di sini!

Kami ingin selalu berbagi tentang indahnya persalinan alami karena jika kami tidak mengatakan dan menceritakan pada Anda, maka Anda tidak akan pernah tahu.

” Kehamilan dan Kelahiran Bukanlah Kondisi yang Darurat. Jadi ikuti saja naluri dan irama tubuh Anda”

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kami tahu bagaimana mendalam, menakjubkan &indahnya pengalaman persalinan normal, jika Anda ijinkan tubuh Anda mengalaminya .

 

Untuk lebih memahami artikel ini Anda bisa melihat Film

{youtubejw}4DgLf8hHMgo{/youtubejw}

 

 

Artikel di atas adalah salah satu artikel yang mungkin kejadiannya juga ada di negara kita. namun tidak berarti semua RS seperti itu. dan tidak berarti semua RS adalah jelek. banyak RS yang bagus dan tetap memberdayakan ibu banyak pula dokter yang Pro Normal (walaupun agak langka)

ambil hikmah dan pelajaran dari artikel diatas, Mari kita renungkan bersama-sama

Salam Hangat

Bidan Kita

VARISES VAGINA

0

Banyak wanita menderita varises vulva atau vagina dan tidak tahu apa yang harus dilakukan tentang mereka. Nah semoga artikel ini bermanfaat untuk Anda yang mengalaminya.

Apakah varises vagina dan varises vulva?

VARISES adalah pembuluh darah balik di bawah kulit atau selaput lendir (mukosa) yang melebar dan berkelok/melingkar akibat kelainan katup dalam pembuluh darah balik tersebut. Biasanya varises terjadi pada tangan dan kaki, namun pada beberapa orang dapat terjadi di tempat-tempat lain seperti pada lambung, rectum (usus besar dekat anus), vagina, skrotum, dan vulva (bibir kemaluan). Sekira 20-30% wanita mengalami varises, terutama pada kehamilan

Varises vagina adalah pembuluh darah yang terlihat menggembung di dinding vagina atau terasa menggembung di dalam vagina itu sendiri.

varises vulva adalah tonjolan vena yang melalui kulit vulva atau “bibir” vagina baik kulit atau mukosa di pintu masuk vagina.

Kadang-kadang varises vagina / vulva bisa sangat besar, membuat kulit vulva terlihat sangat abnormal. Pada umumnya varises tidak menyebabkan gejala yang terlihat hanyalah penonjolan pembuluh darah di bawah kulit atau mukosa. Pada varises vagina, pelebaran pembuluh darah akan terlihat di bawah lapisan selaput lendir vagina. Pada sebagian penderita varises, terutama varises pada kaki, kaki akan terasa berat, lelah dan nyeri yang bertambah apabila ia banyak berdiri atau duduk. Gatal-gatal atau perubahan warna kulit menjadi kebiruan juga merupakan ciri-ciri varises.

Pada kebanyakan wanita hamil yang mengalami varises vagina, persalinan normal masih dapat dilakukan, kecuali pada varises vagina yang sangat berat, dokter akan menganjurkan operasi sesar. Dokter akan dapat mengetahuinya ketika memeriksa panggul saat kehamilan atau pemeriksaan persalinan. Setelah persalinan, dengan sendirinya varises akan mengecil dan seringnya tidak mengganggu lagi. Apabila ibu hamil lagi, pada umumnya varises akan datang kembali.

Pendarahan karena varises vagina, pada umumnya terjadi saat persalinan karena pecahnya dinding pembuluh darah akibat trauma/laserasi jalan pada saat bayi lahir. Sangat jarang perdarahan akibat varises biasanya terjadi lama setelah persalinan

Seberapa banyak wanita yang menderita varises vagina ?

Tidak ada yang tahu berapa banyak perempuan menderita vagina / varises vulva karena tidak pernah ada penelitian yang dilakukan untuk menentukan berapa orang yang menderita.

Namun fakta yang terjadi di lapangan adalah:

  • Saya jarang melihat varises pada vagina atau vulva pada wanita yang belum hamil atau belum pernah hamil dan melahirkan sebelumnya.
  • Hampir semua wanita dengan varises vagina atau vulva sebelumnya telah pernah bersalin secara normal/ persalinan pervagina.
  • Satu dari 5 wanita dengan varises kaki memiliki beberapa varises vagina atau vulva – walaupun sebagian besar masih terlalu kecil untuk dilihat atau tidak terlalu menyebabkan masalah
  • Banyak wanita dengan varises vagina atau vulva tidak punya varises kaki

Apa penyebab dari varises vagina dan vulva?

Hampir semua varises vagina atau vulva (penderita varises) berasal dari varises dalam panggul. Ada 2 indung telur di dalam panggul namanya ovarium Masing-masing memiliki urat yang sangat panjang disebut vena ovarium – ada satu di sebelah kanan dan satu di sebelah kiri.Vena ovarium harus mengambil darah dari ovarium kembali ke vena besar sehingga dapat dipompa kembali ke jantung.

Jika katup berhenti bekerja dalam pembuluh darah, pembuluh darah di sekitar ovarium menjadi sanga besart – suatu kondisi yang disebut “varikokel ovarium” – atau sindroma kongesti pelvis.

Ada dua pembuluh darah lainnya di panggul yang bisa juga – disebut vena iliaka internal. terletak di panggul bagian bawah dan dapat menyebabkan masalah yang sama. Namun, jika cabang dari pembuluh darah ini terpengaruhi, dapat menyebabkan wasir atau varises di sekitar pantat dan anus.

Penyebab varises vagina dan vulva ini terutama karena tekanan dari uterus pada vena hipogastrikus dan iliaka. Usus besar yang terlalu penuh akibat sembelit juga merupakan faktor penting dalam timbulnya masalah ini.

Selain itu meningkatnya hormon selama kehamilan akan membuat dinding pembuluh darah melemah yang menyebabkan terjadinya pembesaran. Biasanya jika tedapat varises vagina selama hamil, maka akan muncul varises di kaki juga.

Selain akibat kondisi hamil, varises pada vagina ini juga bisa disebabkan oleh konsumsi obat-obatan kortikosteroid serta adanya gangguan atau kelainan pada pembuluh darah yang membuatnya menjadi lemah sehingga varises mudah muncul.

Posisi berdiri duduk dalam jangka waktu yang lama merupakan faktor lain yang mendukung.

Varises ini dapat menghasilkan perdarahan serius dan bahkan fatal pada saat persalinan. Nah penanganannya jika ini terjadi yang harus dilakukan adalah mengosongkan uterus secepat mungkin ketika perdarahan terjadi, karena ini tidak dapat dikontrol. Ketika dokter telah menemukan varises tersebut dalam vagina pasien harus diberikan pengertian tentang bahaya perdarahan.

Apa gejala dari varises vagina atau vulva?

Gejala yang terkait dengan varises vagina atau vulva dapat dibagi menjadi 2 kelompok utama:

Gejala yang terkait dengan pembuluh darah sendiri

Gejala yang terkait dari refluks vena pada panggul (kongesti vena panggul atau sindroma kongesti pelvis)

1 – Gejala dari varises vulva atau vagina

Varises di vagina atau vulva bisa sangat memalukan. ini yang membuat seseorang sangat tidak nyaman saat berhubungan intim. Jika cukup besar, mereka benar-benar dapat terlihat menggantung sehingga memalukan jika mengenakan bikini atau celana dalam model G string – dan jika sangat besar bisa menyebabkan sulit untuk buang air kecil dan dapat menghambat hubungan seksual.

2 – Gejala dari vena panggul dan varises panggul (PLT vena panggul / sindroma kongesti pelvis).

Varises di panggul wanita dapat mendorong salah satu struktur panggul menyebabkan gejala. Tergantung pada seberapa besar vena nya ini dapat menyebabkan gejala berikut: sensasi nyeri di panggul, Ketidaknyamanan saat hubungan seksual “dispareunia”.

Ada beberapa tes yang disarankan, tetapi hanya satu yang saat ini merupakan “Gold Standard” test – warna duplex ultrasound transvaginal.

Beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mendiagnosa:

dupleks USG transvaginal Warna

ini adalah ujian standar yang menunjukkan aliran di pembuluh darah di panggul, dan tidak memerlukan jarum atau x-ray. Namun hanya akurat bila dilakukan oleh operator duplex sangat berpengalaman

Eksternal  dupleks USG warna(di kulit)

meskipun terdengar jauh lebih baik melakukan pemeriksaan “eksternal” scan bukan transvaginal scan, pembuluh darah yang letaknya terlalu jauh di dalam dan di sudut kurang dapat terdeteksi

MRI – Magnetic Resonance Imaging

tes ini dapat menunjukkan varises panggul besar dan menggunakan teknik aliran darah, bisa melihat beberapa aliran di pembuluh darah. Namun, mahal dan beberapa pasien dapat merasakan sesak ketika dilakukan scanner MRI.

Venogram (X-ray pembuluh darah dengan injeksi kontras)

venogram adalah penting dalam PENGOBATAN atau varises vagina dan panggul, tapi bukan merupakan tes yang bagus sekali untuk mendiagnosa atau menyelidiki kondisi ini. Namun ini harus menggunakan X-ray (radiasi) di sekitar indung telur, harus menggunakan penyuntikan dan begitu invasif serta lebih mahal daripada USG dupleks

CT (atau CAT Scan – Axial Tomography terkomputerisasi)

CT memiliki banyak kelemahan yang sama seperti MRI dan ini jangan dilakukan pada pasien dengan syndrom claustrophobia, dan pemeriksaan ini menggunakan sinar-X, sehingga dapat menyebabkan radiasi pada pelvis dan ovarium

Tindakan pencegahan

Hingga saat ini belum ada alat khusus untuk mencegah varises vagina pada ibu hamil. Namun bila ibu hamil rajin mengangkat kaki dengan cara menaruhnya di atas bantal kala tidur-tiduran atau membaca buku, sedikit banyak bisa membantu melancarkan aliran darah. Cara ini terbukti dapat mengurangi beban yang harus ditopang kaki. Hindari penggunaan sepatu, sebaiknya dengan hak maksimal 2 cm agar aliran darah tak terhambat. Kemudian saat tidur, usahakan jangan berbaring hanya dalam satu posisi untuk menghindari tekanan pada pembuluh darah di satu tempat.

Pengaruh pada proses persalinan Wanita hamil yang mengalami varises vagina, masih dapat melalui persalinan normal. Namun apabila varises pada vagina yang diderita cukup berat, dokter biasanya merekomendasikan operasi untuk meminimalkan risiko pecahnya kesalahan dinding pembuluh darah akibat trauma / laserasi jalan pada saat bayi lahir. Vagina varises jika tak terdekteksi dapat menyebabkan perdarahan lambat yang menyebabkan kematian ibu.

jadi varises vagina BUKAN INDIKASI UNTUK MELAHIRKAN SECARA SC

Nah bunda, semoga bermanfaat ya

Salam Hangat

Bidan Kita

Melahirkan &Kepompong Kupu-Kupu

 

Seorang anak sedang bermain dan menemukan kepompong kupu-kupu di sebuah dahan yang rendah. Diambilnya kepompong tersebut dan tampak lubang kecil didalamnya. Dia tertegun mengamati lubang kecil itu karena terlihat ada seekor kupu-kupu yang sedang berjuang untuk keluar dan membebaskan diri melalui lubang tersebut. Lalu, tampak kupu-kupu itu berhenti mencoba, dia kelihatan sudah berusaha semampunya dan tampaknya sia-sia untuk keluar melaui lubang kecil di ujung kepompongnya.

 

Melihat fenomena itu si anak menjadi iba dan mengambil keputusan untuk membantu si kupu-kupu untuk keluar dari kepompongnya. Dia pun mengambil gunting dan mulai membuka badan kepompong dengan guntingnya agar sang kupu-kupu bisa keluar dan terbang dengan leluasa. Begitu kepompong terbuka, kupu-kupu pun keluar dengan mudahnya. Akan tetapi, ia masih memiliki tubuk yang gembung dan kecil, sayap-saypnya tampak masih berkerut. Anak itu pun mulai mengamatinya lagi dengan seksama sambil berharap agar sayap kupu-kupu tersebut berkembang sehingga bisa membawa kupu-kupu mungil tersebut terbang menuju bunga-bunga yang ada di taman.Harapan tinggal harapan, apa yang ditunggu-tunggu si anak tidak kunjung tiba. Kupu-kupu tersebut terpaksa menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya dengan tubuh gembung dan sayap yang masih berkerut serta tidak terbentang dengan sempurna. Kupu-kupu itu akhirnya tidak pernah mampu terbang.

Si anak yang membantu mengeluarkan kupu-kupu dari kepompongnya itu, rupanya tidak mengerti bahwa kupu-kupu perlu berjuang dengan daya usahnya sendiri untuk membebasakan diri dari kepompongnya. Lubang kecil yang perlu dilalui kupu-kupu tersebut akan memaksa cairan yang ada di tubuhnya untuk masuk ke dalam sayap-sayapnya sehingga dia akan siap terbang dan memperoleh kebebasan.

Cerita ini sangat menarik bagi saya, karena saya bidan tentunya saya akan kaitkan cerita ini dalam proses persalinan.

Seringkali kita sebagai bidan dan dokter atau orang tua tidak menyadai bahwa kita sering melakukan hal yang serupa seperti tindakan anak itu terhadap kepompong kupu-kupu tersebut. Niat Anak itu sebenarnya baik, dia ingin membantu si kupu-kupu agar segera terbebas dari kepompongnya tapi ternyata tindakan itu justru “merusak”. Sama seperti persalinan kadang kita berfikir ayo dipacu agar bayi cepat keluar dengan berbagai obat-obatan atau ayo di Sc biar segera keluar tapi ternyata sebenarnya tindakan kita itu justru juga “merusak”proses alami.

Walaupun kadang tindakan itu harus kita lakukan dengan segala resikonya.

Namun jika proses persalinan bisa secara alami mengapa kita harus bertindak seperti si anak itu?

90% ibu bia bersalin normal kok, jadi mengapa terburu-buru melakukan tindakan dan intervensi yang sebenarnya tidak perlu?

ingat”Hidup adalah perjuangan. Hidup adalah kerja keras, bahkan untuk meraih keberhasilan diperlukan keringat dan air mata” demikian kata Thomas Alva Edison si penemu lampu pijar.

Tidak ada yang instant, semua melalui proses yang sudah ada dalam siklus kehidupan. Setiap tapak kehidupan yang telah dilalui akan memberikan makna yang luar biasa bagi seseorang untuk memasuki tapak kehidupan berikutnya. Demikian juga dengan proses persalinan.

Jika kita kembali pada kisah si kupu kupu, mungkin kita baru mengerti bahwa seekor kupu-kupu yang cantik ternyata baru bisa terbang dengan indahnya setelah melalui perjuangan yang cukup berat dalam proses metamorfosis yang luar biasa hebatnya.

Demikian juga dengan bayi. Bayi tahu kapan dia harus dilahirkan dan dengan kekuatannya yang luarbiasa bayi mampu melewati semuanya. Tentunya musti didukung dengan kondisi “kepompong” yang harmoni.

Mari sahabat…bawa dan kobarkan semangat untuk persalinan yang normal, lembut, aman dan nyaman untuk bayi kita.

Kurangi trauma

Kurangi intervensi yang sebenarnya tidak perlu

Lakukan intervensi yang alami dulu sebelum mengambil keputusan untuk memberikan intervensi medis/kimiawi yang ternyata tanpa kita sadari dapat “merusak” sayap kupu-kupu.

Mari kita renungkan bersama

Salam Hangat

Bidan Kita

Gunakan BRAIN pada saat mengambil keputusan dalam persalinan

keep-calm-and-use-your-b-r-a-i-n

Menggunakan BRAIN pada saat mengambil keputusan dalam persalinan sangatlah penting ketika kita membuat keputusan pada umumnya. Dengan menggunakan metode BRAIN, berikut ini penjelasannya: B-Benefit/Manfaat /Keuntungan Apa manfaat dari opsi/tindakakan yang diusulkan? Apakah keputusan ini bermanfaat bagi Anda atau bayi Anda?  R-Risk/Risiko Apa resiko dari pilihan yang diusulkan? Apakah keputusan ini berdampak negatif terhadap Anda atau bayi Anda?  A-Alternatif Apa saja pilihan yang lain? Apakah ada alternatif tindakan lain yang tersedia yang mungkin lebih bermanfaat?  I-Intuisi Apa intuisi Anda memberitahu Anda? Apakah Anda memiliki firasat tentang keputusan yang Anda Ambil?  N-No/Tidak ada Apa yang akan terjadi jika Anda memilih untuk tidak melakukan apa-apa?  Sebagai contoh, seorang wanita hamil 41 minggu belum ada pembukaan dan tanda persalinan, begitu datang ke Dokter, dokter ;langsung memutuskan untuk melakukan induksi padahal sebenarnya wanita tersebut dapat menggunakan metode BRAIN terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk induksi.

 

Contoh langkah BRAIN dalam kasus diatas:

B-Benefit/Manfaat

– Dengan di induksi, akan membantu saya untuk mengalami pembukaan yang lebih lebar

– Dengan segera di induksi maka plasenta bayi saya tidak punya kesempatan untuk memburuk.

– Saya bisa segera bersalin dan bertemu bayi saya.

R-Risiko

– Jika saya tidak mengalami peningkatan pelebaran jalan lahir saya bisa semakin stress dan bisa saja saya gagal induksi. Bahkan akhirnya harus SC.

– Bayi saya bisa saja mengalami gangguan pernapasan.

– Rahim saya bisa ada kemungkinan resiko rupture/pecah karena kontraksi rahim saya tidak efektif.

A-Alternatif

– Saya bisa melakukan induksi alami dengan cara-cara yang lain misalnya berjalan kaki, melakukan posisi squatting/jongkok yang dalam.

– Saya bisa berhubungan seks dengan suami saya untuk membantu petlebaran jalan lahir. Karena prostaglandin dari sperma suami berefek pada leher rahim.

– Saya bisa menggunakan obat herbal atau relaksasi dan akupresure untuk memicu pelebaran jalan lahir

 

I-Intuisi

  • Intuisi saya terhadap persalinan ini, saya kuat. Walaupun saya harus melewati beberapa fase, tapi saya kuat.
  • Bagaimana Intuisi saya terhadap tindakan atau intervensi yang akan dilakukan, Sreg atau tidak?

N-No/Tidak ada

Jika saya tidak melakukan apa-apa, apa yang terjadi? apalagi jika saya hanya bisa mengandalkan tenaga sendiri.

Pilihan ini mungkin termasuk hanya menunggu sebentar sebelum mempertimbangkan kembali keputusan seperti menunggu satu jam, sehari, dll

 

Dengan menggunakan model pengambilan keputusan, ibu mampu mengeksplorasi secara rasional setiap aspek yang berbeda dari keputusan yang dibuat. Model ini efektif dalam pengambilan keputusan di tidak hanya dalam kasus persalinan saja tapi setiap kehidupan sehari-hari juga.

Maka sebelum mengambil keputusan dalam persalinan Anda:

Pertimbangkan dahulu B(Benefit), R (Risk), A (Alternative), I (Intuition), N (None)

Agar keputusan yang Anda ambil adalah keputusan terbaik dari yang terbaik.

Salam Hangat

Keuntungan dari Hipnosis dalam Proses Melahirkan

0

Hipnosis telah digunakan sejak sekitar 3000 SM oleh bangsa Mesir kuno dan Yunani. catatan mereka mengungkapkan bahwa para dokter dan penyembuh akan membawa pasien mereka ke dalam kuil dan menempatkan mereka di kondisi trans (hypnosis). Mereka melakukan penyembuhan baik secara fisik dan emosional dengan meminta mereka mimpi tentang penyakit mereka dan apa yang dibutuhkan untuk menyembuhkan mereka dengan menggunakan pengetahuan/pikiran mereka sendiri. Mereka juga melakukan operasi dengan nyeri sedikit atau tidak ada ketika pasien berada dalam hipnosis. Di India, selama 1800-an, hanya hipnosis yang digunakan sebagai anesthesia untuk prosedur bedah, dan kemudian berhenti hanya ketika eter ditemukan dan mulai digunakan.

Sayangnya, dalam masyarakat saat ini, pengertian tentang hipnosis didasarkan pada pertunjukan panggung, di mana mereka telah melihat orang tampaknya menjadi tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, bertindak bodoh, mungkin menggonggong atau ber-kwek untuk memberikan hiburan bagi penonton. Ada juga beberapa program televisi yang telah menyesatkan publik dengan mempromosikan hipnosis sebagai cara untuk mengendalikan pikiran orang lain sebagai alat untuk membuat mereka melakukan apa yang penghipnotis inginkan.

Pada kenyataannya, hipnosis adalah seperti keadaan trans atau konsentrasi terfokus di mana tubuh dan pikiran berbaur menjadi satu. Tubuh sangat santai, sedangkan pikiran mencapai kesadaran yang lebih tinggi dan menjadi lebih terfokus. Dan tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalaminya seperti saat menonton film, membaca buku yang mengasyikkan, atau menaiki mobil atau motor. Pikiran Anda begitu sangat terfokus. Sehingga ketika menonton film atau sinetron emosi Anda ikut didalamnya, Anda bisa menangis, tertawa atau marah.

Dalam hipnosis, Anda tetap terjaga dan sadar terhadap segala sesuatu, termasuk saran dari peng-hipnotis itu. Pikiran Anda memiliki kemampuan untuk menerima saran dan bertindak menjadi nyata. Anda selalu memiliki kemampuan untuk menolak atau menerima saran ini. Dan yang pasti Anda tetap memegang kendali.

Hipnosis Selama proses persalinan

Selama proses persalinan, hipnosis akan memungkinkan Anda untuk mengingat secara penuh pengalaman persalinan anak Anda. Pikiran bawah sadar diberikan saran positif dan keyakinan tentang persalinan, dan ibu hamil dibuat langsung rileks baik secara fisik dan mental sehingga ia dapat memiliki persalinan alami lebih mudah dan lebih nyaman.

Hipnosis digunakan dalam melahirkan tanpa rasa sakit untuk mengajarkan ibu hamil cara untuk mencapai tingkat relaksasi, menghilangkan rasa takut yang menyebabkan stres dan ketegangan yang akhirnya menyebabkan rasa sakit. Dan justru memperlambat proses persalinan itu sendiri

Tujuan Hypnosis Selama Melahirkan

1. Hipnosis membantu ibu hamil untuk mempersiapkan kelahiran bayinya dengan cara yang membantu dia sepenuhnya menikmati sisa kehamilannya dalam kesehatan dan kedamaian, sehingga ia bersemangat menantikan hari kelahiran dan pengalaman memberikan kehidupan kepada bayinya yang baru lahir

2. Untuk membantu bayi dilahirkan sebagai lembut dan seaman mungkin, sehingga mereka masuk ke dalam dunia yang penuh sukacita dan heran, tenang dan damai

3. Untuk mendidik komunitas medis tentang manfaat melahirkan normal, bagaimana bekerja dengan pasangan yang telah memilih ini cara yang mengagumkan untuk melahirkan, dan menghormati pilihan setiap wanita hamil saat ia datang kepada mereka untuk melakukan perawatan prenatal dan bantuan pertolongan persalinan.

4. Untuk mendidik masyarakat tentang melahirkan normal dan menuju pengalaman lebih tenang, lebih mudah dan lebih menyenangkan bagi semua yang terlibat dalam proses melahirkan.

Manfaat Hypnosis untuk Melahirkan tanpa rasa sakit

1. Sangat mengurangi dan sering menghilangkan kebutuhan obat-obatan kimia untuk penghilang rasa sakit yang mungkin memiliki efek samping yang tidak diinginkan

2. Mengurangi kemungkinan dan resiko bedah caesar

3. Risiko depresi pasca-natal sangat berkurang, dan dalam banyak kasus dihilangkan

4. Dapat mempersingkat fase kala I sampai 4 jam

5. Mengurangi resiko kerusakan dasar panggul

6. ibu lebih waspada, segar, terjaga dan energik

7. Membantu menjaga oksigen yang dipasok ke bayi selama persalinan sehingga bayi tetap tenang

8. Mengurangi kebutuhan episiotomi

9. Mengurangi dan sering menghilangkan kelelahan selama dan setelah bersalin

10. pendamping diajarkan bagaimana dukungan secara fisik dan emosional ibu selama proses bersalin

11. Mengajarkan teknik pernafasan kuat efektif yang memungkinkan ibu untuk lembut membawa bayinya ke dunia tanpa kekerasan

12. Menghilangkan risiko hiperventilasi dan kecemasan melalui penggunaan metode pernapasan yang tepat dan teknik self-hypnosis

13. Seringkali, bayi lebih waspada dan konten dan kemudian tidur dan makan lebih baik setelah pengalaman melahirkan dengan menggunakan hypnosis

14. Penyembuhan ibu dan waktu pemulihan berkurang

Nah Mari belajar bunda

Salam Hangat

Bidan Kita

Oksitosin – The Love Hormone

SONY DSC

Di setiap kali pelatihan hypnobirthing selalu saya ungkapkan bahwa Oksitosin adalah Hormon Cinta. Bahaimana penjelasan akan pernyataan saya itu?

 

Selama bertahun-tahun para ilmuwan telah meneliti hormon oksitosin dan perannya dalam proses melahirkan dan menyusui, tapi sekarang muncul penelitian dimana produksi oxytocin sangat dipengaruhi dengan keterlibatan emosional. Mengacu pada buku dan penelitian yang di buat oleh dr Michel Odent MD, seorang dokter ObsGyn yang Pro Normal dan sangat saya kagumi, saya akan coba membahas tentang si Hormon Cinta ini.

 

Jadi apa itu Oksitosin?

Yah, hormon oxytocin adalah hormone protein yang diproduksi di hipotalamus (di otak) yang disimpan dalam kelenjar pituitari (di dasar otak). melalui kelenjar pituitary oksitosin dilepaskan secara langsung ke dalam darah atau ke bagian lain dari otak dan sumsum tulang belakang.

Oksitosin memainkan peran penting pada siklus reproduksi wanita. Selama menstruasi oksitosin bertanggung jawab untuk menyebabkan kontraksi uterus yang mengarah pada pelepasan dan pengeluaran dari lapisan rahim. Dan inilah kemampuan untuk menyebabkan kontraksi uterus yang membuat oksitosin menjadi hormone yang sangat penting perannya pada saat melahirkan, karena hormone ini memainkan peranan penting dalam memicu dan mengatur kontraksi selama persalinan. Dan jika persalinan berjalan terlalu lambat maka ibu akan diberikan oxytocin syntetis untuk membantu munculnya kontraksi. Oksitosin juga sering diberikan setelah bayi lahir untuk mendorong atau memacu kala tiga (kala pelepasan plasenta)berjalan dengan cepat dan lengkap. Dan selain itu oksitosin berguna untuk melindungi ibu dengan mendorong uterus berkontraksi dan menghentikan pendarahan.

Setelah kelahiran bayi yang kita dapat melihat secara nyata bahwa oxytocin adalah hormon cinta yaitu ketika Anda melihat seorang ibu dengan bayinya saling bertemu dan bertatap muka pertama kali Sebuah Ikatan yang mendalam.

Oksitosin juga memainkan peran penting dalam pemberian ASI memberikan ‘let-down’ refleks yang memungkinkan air susu ibu mengalir.

Tetapi oksitosin tidak hanya terbatas pada wanita yang sedang menstruasi dan melahirkan Bahkan, dari semua hormon dalam tubuh manusia, oksitosin mungkin adalah salah satu yang memberi kita kebahagiaan terbesar dalam hidup.

Tahun 1990-an para peneliti mulai menyadari potensi oksitosin dapat mempengaruhi perilaku manusia di luar menstruasi, melahirkan dan menyusui. Mereka melihat bahwa ibu menyusui menjadi lebih tenang dalam menghadapi stres psikososial daripada rekan-rekan mereka yang memberikan susu botol pada bayinya.

Oksitosin dan Jenis Kelamin

Oksitosin juga memainkan bagian penting dalam kehidupan seksual kita. Tidak seperti kebanyakan spesies, manusia terlibat dalam hubungan seksual untuk kesenangan dan / atau untuk mengungkapkan cinta dan kedekatan emosional, bukan untuk tujuan prokreasi. Bagi banyak orang, hubungan seksual menciptakan ikatan yang kuat. Ini mungkin tidak lagi mengejutkan ternyata oksitosin dilepaskan oleh pria dan wanita saat bercinta. Tapi tidak hanya oksitosin yang dilepaskan selama orgasme, hormone endorphin ternyata juga dilepaskan saat orgasme sehingga menimbulkan rasa nyaman dan kesenangan, dan hormone oksitosin jugalah yang tampaknya bertanggung jawab untuk menyebabkan orgasme.

Para peneliti telah menemukan bahwa rangsangan seperti saling bersentuhan pada kulit dan stimulasi zona erotis menyebabkan pelepasan oxytocins. Kenaikan kadar oksitosin menyebabkan reaksi dalam tubuh baik fisik dan emosional yang menghasilkan gairah seksual dan keinginan untuk disentuh lebih lanjut. Jika hal ini terjadi, oksitosin akan dilepaskan banyak dan keinginan dan gairah seksual meningkat bahkan lebih tinggi lagi. Semakin Anda membangkitkan produksi oksitosin, semakin Anda menjadi terangsang dan berakhir pada orgasme. Bahkan orgasme sendiri dihasilkan oleh oxytocin karena menyebabkan reaksi spontan dalam saraf di kemaluan. Sementara laki-laki meningkat lima kali lipat pada saat orgasme, sedangkan pada wanita meningkat bahkan lebih dramatis karena wanita perlu oxytocin lebih banyak jika mereka mencapai orgasme.

Manfaat kesehatan lainnya Oksitosin

Oksitosin juga bermanfaat untuk kesehatan lainnya. Hal ini diyakini bahwa pelepasan oksitosin dapat membantu untuk menghindari munculnya potensi gangguan stress pasca trauma (PTSD) dan memungkinkan kita untuk mengubah pengalaman yang berpotensi sangat traumatis dan stres menjadi perasaan kebahagiaan yang mendalam dan cinta. Melahirkan adalah contoh yang baik. Tanpa efek oksitosin, banyak wanita bisa terkena risiko PTSD Sebaliknya, oksitosin memungkinkan kebanyakan wanita untuk merefleksikan proses melahirkan dengan perasaan mendalam yang tenang dan sukacita daripada membangkitkan kembali memori tentang rasa sakit dan trauma yang dialaminya. Hasilnya adalah bahwa banyak wanita merasa mampu akan melalui proses melahirkan lagi, dan ini menjadi kabar baik bagi kelangsungan hidup spesies kita!

Dengan mengatur pola tidur dan membuat kita merasa lebih tenang dan lebih terkontrol, tampak oksitosin mampu menangkal beberapa efek stres dan kerusakan yang dapat disebabkan oleh hormon kortisol atau hormon stres. Mengingat bahwa hampir setiap penyakit dan kondisi diperburuk oleh stres, maka dengan menurunkan stres dapat memiliki dampak besar pada kesehatan kita secara keseluruhan Bukti nyata adalah bahwa orang yang menikah hidup lebih lama daripada orang tunggal atau tidak menikah dan orang yang mempunyai hewan peliharaan sering pulih lebih cepat dar penyakit yang dideritanya daripada mereka yang tidak memiliki hewan peliharaan – dan efek oksitosin tampaknya menjadi alasan mengapa itu semua terjadi.

SONY DSC

Oksitosin dan proses persalinan

Seperti kita ketahui sebelumnya dalam proses persalinan seorang ibu mutlak memerlukan dan membutuhkan oksitosin. Karena fungsi oksitosin dalam persalinan itu sendiri antara lain:

– Merangsang dan Meningkatkan kontraksi

– Mencegah perdarahan

– Meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayinya

Nah apabila kadar okeitosin dalam tubuh ibu menurun maka yang terjadi adalah:

– Menyebabkan kontraksi melambat atau bahkan terhenti dan hal ini bisa memperlama proses persalinan.

– Mengakibatkan perdarahan yang berlebihan di lokasi perlekatan plasenta setelah melahirkan

– Merangsang dokter atau bidan untuk menanggapi masalah ini dengan memberikan intervensi yang sebenarnya tidak perlu apabila kadar oksitosin tinggi

Karena oksitosin adalah hormone cinta yang artinya hormone ini naik dan turunnya produksi nya sangat dipengaruhi oleh kondisi emosional, maka demikian juga pada saat proses persalinan. Seringkali kita tidak menyadari hal ini. Lalu apa saja yang bisa meningkatkan atau bahkan menurunkan kadar atau level oksitosin dalam tubuh ibu yang bersalin?

SONY DSC

Meningkatkan Hormon Oksitosin:

– Rangsangan putting susu

– Dukungan atau perhatian dari orang sekitar terutama pasangan

– Relaksasi hypnobirthing

– Accupresure

– Lingkungan yang nyaman

– Ciuman dan hubungan seksual

– Massage

Menurunkan kadar/level hormone oksitosin

– Tidak adanya dukungan

– Lingkungan yang asing

– Stress dan emosi

– Kecemasan dan kekhawatiran

– Ketakutan

– Cahaya yang terlalu terang

Nah bunda mari manfaatkan hormone ini sebaik-baiknya supaya proses persalinan berjalan lancer, aman dan nyaman

Salam Hangat

Bidan Kita