Bidan Kita

Home Blog Page 85

Relaksasi Hypnobirthing

0

Bagi wanita hamil, apalagi yang baru pertama kali menjalani kehamilan, kekhawatiran, kecemasan, dan ketakutan selama hamil dan saat menghadapi persalinan, sering menghinggapi hati dan fikiran mereka. Kecemasan yang mereka rasakan umumnya berkisar mulai dari khawatir tidak bisa menjaga kehamilan sehingga janin tidak bisa tumbuh sempurna, khawatir keguguran, takut sakit saat melahirkan, takut bila nanti di jahit, bahkan lebih ekstrim lagi mereka merasa takut terjadi komplikasi pada saat persalinan sehingga dapat menimbulkan kematian, hingga khawatir kelak tidak bisa merawat dan membesarkan anak dengan baik.

 

Apalagi jika membayangkan saat melahirkan. Bagi sebagian wanita, proses melahirkan dianggap identik dengan peristiwa yang menakutkan, menyakitkan dan lebih menegangkan dibanding peristiwa manapun dalam kehidupan.

Di dalam benak mereka, seolah telah terprogram, bahwa proses melahirkan haruslah seperti itu. Malahan, masih banyak juga wanita yang tetap dicekam kekhawatiran selama hamil dan menjelang melahirkan meski sudah pernah melahirkan sebelumnya, terutama mereka yang sempat mengalami trauma karena merasakan sakit atau mengalami komplikasi saat melahirkan anak pertama.

Hal ini tidaklah mengherankan, karena sejak kecil, ketakutan pada proses melahirkan, tanpa disadari telah tertanam di alam/pikiran bawah sadar wanita khususnya dan hampir semua orang pada umumnya. Televisi maupun film, sering menampilkan adegan melahirkan yang begitu menegangkan dan menakutkan, penuh dengan jeritan histeris.

Setiap kali menyambut kedatangan bayi dari teman atau kerabat, kita juga hampir selalu mendengar cerita seputar rasa sakit dan penderitaan si ibu ketika melahirkan. Bahkan saat kita bertanya dengan orang tua, kerabat dan teman kita tentang seputar pengalaman melahirkan, maka jawaban mereka dapat dipastikan bahwa melahirkan itu sakit, nyeri, melahirkan itu antara hidup dan mati dan bila tidak sakit bukan melahirkan namanya. Dan lebih parahnya lagi sebagian besar tenaga kesehatan baik dokter maupun bidan selalu saja menjawab pertanyaan dengan jawaban yang salah, bahkan salah dalam memberikan sugesti.

Hal inilah yang akhirnya menjadikan kami team Hypno-birthing Indonesia berupaya mengembangkan program pelatihan hypno-birthing ini kepada Dokter dan Bidan diseluruh Indonesia.

Dengan harpan mulai agar Dokter dan Bidan semakin mampu menghargai proses kehamilan, dan persalinan, mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada para ibu.

Selama ini sudah ada lebih dari 2600 orang (Bidan, Dokter dan DSOG) yang sudah dilatih dan tersebar diseluruh Indonesia.

Selain mengembangkan program pelatihan bagi para praktisi kesehatan, hypno-birthing Indonesia juga mengembangkan hypno-birthing prenatal class di beberapa daerah. Dan diajar oleh para trainner hypno-birthing yang juga seorang bidan yang sudah berpengalaman dibidangnya:

 

1. KLATEN

Yesie Aprillia S.Si.T (Trainner hypno-birthing Indonesia)

Perumahan cemara hijau 2 No 8B. Gayamprit, Klaten

081 329 017 009

Email : [email protected]

Website : www.bidankita.com

 

2. Hypno-breastfeeding

(bagi ibu yang mempersiapkan proses menyusui dan mengalami kesulitan dalam menyusui)

Sebagai Bidan juga trainner hypno-birthing di Indonesia, Banyak karya yang telah dilakukan berikut beberapa testimoni dari Bidan peserta pelatihan hypno-birthing dan beberapa klien yang telah dilakukan hypno-birthing:

– Sharring dari bidan Anin Ari Bidan RS Asy -Syifa Sambi Boyolali: ” Saya ada pasien G1P0A0 uk 39 minggu kontyraksi kuat, gagal induksi dokter saran SC. Sy melakukan hypno-birthing kpd pasien tsb hasilnya pasien tertidur dengan tenang dan tidak merasakan sakit sama sekali sampai operasi akan dimulai. Berkat hypno-birthing pasien saya menjadi lebih nyaman saat menghadapi persalinan”

– Sharring dari Bidan Erli (RS Kustati Solo)…”setelah mengikuti pelatihan hypno-birthing sungguh luarbiasa…bahkan sekarang RS kami mengembangkan metode hypnoanesthesia pada pasien kuretase…jadi saya yang melakukan relaksasi dan DSOG-nya yang melakukan kuretase. hasilnya pasien nyaman, tanpa rasa sakit bahkan pada post kuretasenya. makasih team hypno-birthing indonesia.”

– Setelah mengikuti pelatihan Hypno-birthing dan dilatih oleh pakarnya (ibu Lanny Kuswandi) Alhamdullilah Pasien sy tambah banyak dan tambah mantep dan lebih puas. sekarang pasien saya tambah banyak lho bu. ibu hamil dan ibu bersalin merasa lebih tenang, lebih nyaman dan persalinan juga lebih lancar…. Hypno-birthing Indonesia memang TOP BGT (sharring dari bidan Sofia Harjayanti, Candirejo Ungaran. Peserta pelatihan angk 20/ 4,5,6 Agust 09)

– Ny Puji G3 P2 A0 (Perawat RSUD Wates) umur kehamilan 39mgg, ikut kelas hypno-birthing sejak umur kehamilan 36 mggu. sore jam 16.00 tadi ngabarin kalo mules dikit…kusaranin ke RS aja…eh jam 17.30 dah lahir….tyt ibu ini smp ke RS udah lengkap trus 15 menit ngedannya… trus lahir… si ibu smp terkaget-kaget karena dia tdk merasa sakit menjelang dan saat bersalin. (sharring dari bidan Yesie Aprillia)

– Sharring yang luarbiasa dari Bidan Rugayah di Tegal: Allhamdulilah setelah saya ikut pelatihan hypno-birthing keberhasilannya sgt tinggi, yg paling menakjubkan adl 3 pasien sy dg diagnosa PPT (Placenta Privea Totalis) yang didiagnosa pada Umur Kehamilan 38 mggu, setelah saya relaksasi ternyata bs berubah mjd Plasenta N…ormal alhasil bs bersalin pervaginam… kl kebetulan kan gak mungkin krn ini pd ke -3 pasien saya.

– Sharring dari ibu Sri Hidayati Ns.S.Kep , Ka. Ru Kebidanan RS Dr. Kariadi Semarang : Setelah mengikuti pelatihan hypno-birthing bersama ibu Lanny Kuswandi ‘n Team luar biasa saya sekarang langsung buat kelas “bersalin menyenangkan” dan hasilnya semua pasien merasa puas. dan bisa merasakan betapa menyenangkannya bersalin. terimakasih hypno-birthing Indonesia

Nah ibu-ibu Ayo ikutan belajar….

1. Informasi Pelatihan hypno-birthing Bagi praktisi Kesehatan (Bidan, Dokter, Psikolog)

Lanny Kuswandi : 08129329943

Yesie Aprillia : 081329017009

2. Informasi Pelatihan hypno-birthing bagi ibu hamil, menyusui:

– Jakarta = Lanny Kuswandi (08129329943)

– Jogjakarta, Klaten, Solo, Magelang dan sekitarnya = Yesie Aprillia (081329017009)

– Cilacap dan Bandung = Tantri M (087 837 021 822)

Semoga informasi ini berguna bagi semua

Robin Lim: Bidan Bali, Beraksi untuk Negeri

0

 

Cita-citanya sederhana; setiap ibu dapat melahirkan dengan nyaman, aman, dan alami. Dari kliniknya yang terletak di Desa Nyuh Kuning, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali, ia mulai mewujudkan mimpi.

Oleh: Dyah Pratitasari

 

 

dalam Majalah NIRMALA, Desember 2011*

Lewat akun facebook-nya, Robin Lim, mengalir sapaan dari berbagai penjuru dunia. Mereka mendukungnya sebagai salah satu kandidat CNN Heroes 2011, sebuah penghargaan internasional bagi seseorang yang dianggap pahlawan bagi lingkungannya, agar terpilih sebagai pemenang.

 

Bagi banyak orang, Robin Lim (55 tahun), memang malaikat penyelamat ibu dan bayi. Julukan itu diberikan bukan semata-mata karena ia berprofesi sebagai penolong persalinan.

 

Saat Aceh dilanda bencana tsunami, tahun 2004 yang lalu, tanpa berpikir panjang, Robin berangkat untuk memberikan pelayanan kesehatan, menolong persalinan, dan berbagi kiat-kiat menjalankan pola hidup sehat di lokasi bencana. Unit pelayanan darurat itu masih berdiri hingga kini, bahkan berkembang menjadi sebuah pusat kesehatan bernama Tsunami Relief Clinic. Hal yang sama juga ia lakukan saat gempa mengguncang Yogyakarta, Haiti, dan kota lainnya. Semua pelayanan itu diberikan secara cuma-cuma, tanpa memungut biaya.

 

Memulai hidup baru

 

Masyarakat Bali menyebutnya dengan nama, Ibu Robin. Sehari-hari, ia tampil tanpa riasan. Rambutnya yang panjang sepinggang lebih suka diurai, diikat ala kadarnya, atau dikepang. Dengan kalung etnik yang menggantung di lehernya, ia kerap disangka seorang Indian.

 

Faktanya, “Saya ini manusia campuran,” ia menerangkan. Ayahnya seorang Amerika keturunan Jerman-Irlandia, dan ibunya keturunan Cina-Filipina. Wajar, jika kulitnya tergolong kuning langsat, namun matanya tidak sipit-sipit amat.

 

Kedatangannya ke Indonesia, barangkali dimulai seperti kisah para turis pada umumnya: melancong ke Bali, lalu jatuh cinta. “Pertama kali menjejakkan kaki ke Ubud, saya langsung merasa, inilah yang disebut rumah. Kehidupan sosial di Bali juga banyak memberi inspirasi, sehingga saya selalu tergoda untuk bolak-balik berkunjung ke sana”, tutur Robin, yang juga piawai menulis dan telah menerbitkan sejumlah buku.

 

Pada tahun 1992, Robin mulai memutuskan untuk menjalani hidup baru: menjual rumahnya di Hawaii, dan memboyong keluarganya untuk tinggal di Ubud. Sejak menetap di situ, Robin melihat banyak ibu hamil harus berjuang keras untuk bisa melahirkan dengan aman dan nyaman. Pada waktu itu, kondisi di Ubud belum seperti sekarang. Akses kesehatan belum memadai, sehingga untuk memperoleh pelayanan yang lebih baik, seringkali ibu hamil harus pergi ke Denpasar. Mahalnya biaya persalinan, juga membuat keluarga yang tak punya uang harus rela melahirkan dengan bantuan ala kadarnya.

 

Dengan kemampuannya sebagai bidan, saat itu Robin belum terpikir untuk membuka klinik. Baru setelah melahirkan Hanoman (19 tahun), anak bungsunya, di rumah, warga sekitar mulai berdatangan, memintanya untuk mendampingi para ibu yang melahirkan.

 

Popularitas Robin sebagai bidan semakin meluas. “Banyak orang merasa senang, karena Ibu memperlakukan pasien dengan penuh kasih sayang, seperti anaknya sendiri. Ia juga tidak mematok tarif. Keluarga yang tak punya uang digratiskan, seringkali justru diberi makanan”, tutur Wayan, salah satu tetangga Robin di Desa Nyuh Kuning.

 

Warga setempat pun mendesak bidan bersertifikat North American Registry of Midwives, tersebut, segera membuka praktik. Kemudian tahun 2005, melalui akta notaris, ia mendirikan yayasan untuk menaungi Bumi Sehat, kliniknya itu.

 

Seiring berjalannya waktu, pasien Robin tidak lagi sebatas penduduk sekitar desa, melainkan dari berbagai propinsi di Nusantara dan mancanegara. Warga mancanegara yang melahirkan di kliniknya bukan hanya turis yang sedang berlibur di Bali. “Mereka sengaja terbang ke Bumi Sehat, demi merasakan proses persalinan yang nyaman dan alami”, jelas wanita, yang lancar berbahasa Indonesia, ini.

 

Selektif menerima sumbangan

 

Meskipun hanya berdiri di atas rumah kontrakan dan bermodalkan fasilitas seadanya, Bumi Sehat mampu memberi harapan baru bagi masyarakat miskin. Sebab, kegiatan di kliniknya tersebut bukan sekadar mengobati penyakit dan menangani persalinan, melainkan juga memberdayakan masyarakat untuk lebih sehat.

 

Mulai dari mengajak penduduk sekitar menanam sayuran di pekarangan untuk meningkatkan status gizi keluarga, hingga membina kesehatan para lanjut usia. Tiga kali dalam seminggu, sekitar 80 lansia dari berbagai daerah datang ke kliniknya untuk berolahraga bersama, dan belajar teknik-teknik pengobatan alami.

 

Selain itu, Robin juga melakukan regenerasi dengan memberikan beasiswa kepada 10 remaja yang berminat menekuni ilmu kebidanan. Mereka boleh mengambil sekolah bidan di mana saja, asalkan, setelah lulus, bersedia mengabdikan diri di daerah masing-masing.

 

 

Untuk menghidupi kegiatannya itu, Robin mengaku tidak berjalan sendiri. “Saya ini tukang minta-minta”, candanya. Ia aktif mengajukan proposal sumbangan dana ke berbagai negara. Meskipun begitu, Robin tak mau sembarangan. Ia menolak sumbangan jika berasal dari perusahaan pertambangan yang merusak lingkungan. “Berapa pun nilainya, saya tidak akan terima”, tegasnya. Sikap yang sama juga ia berikan pada produsen susu formula.

 

Ketegasannya itu, ia akui, tak jarang membuatnya terengah-engah mengongkosi operasional klinik. Sebab, jika ada uang, harus dibagi dua dengan klinik yang ada di Aceh. Untuk itu, Robin memberlakukan “aturan” baru: pasien dipersilakan memberi donasi seikhlasnya. Dana yang terkumpul pun dimanfaatkan dengan metode subsidi silang.

 

Dengan pendekatan semacam itu, rupanya para pasien justru jadi punya semacam “ikatan moral”. “Meski melahirkannya sudah bertahun-tahun yang lalu, kalau ada rejeki, mereka masih menyumbang ke sini. Banyak pula yang tidak memberi dalam bentuk uang, namun selalu mampir saat pohon mangganya berbuah. Semua orang tergerak untuk berbagi dengan caranya sendiri-sendiri”, tutur Robin.

 

Dianggap aneh

 

Belum banyak yang tahu, bahwa dalam perjalanannya, Robin pernah diremehkan, dicibir, bahkan kliniknya diancam akan ditutup. Sebab, sebagai seorang pendatang yang berprofesi sebagai bidan, caranya dalam menangani persalinan dianggap “menyalahi aturan”.

 

Bayangkan saja. Jika pada umumnya ibu yang bersalin harus melahirkan dengan posisi berbaring di atas tempat tidur, ia justru membebaskan semua pasiennya untuk memilih posisi yang mereka sukai. Mulai dari jongkok di lantai, berdiri sambil memeluk suami, hingga berendam dalam kolam berisi air hangat bertabur bunga.

 

Menurutnya, langkah itu dilakukan bukan tanpa alasan. “Manusia sama seperti makhluk mamalia lainnya. Jika posisi melahirkan sesuai dengan hukum gravitasi, ibu tak perlu mengejan untuk mendorong bayi”, jelasnya.

 

Setelah lahir, tali pusat bayi juga tidak langsung dijepit dan digunting. Ia menunda pemotongannya selama minimal satu jam, kemudian “memotong” tali pusat tersebut menggunakan lilin (burning cord). Bahkan, jika orangtuanya bersedia, plasenta yang menjadi sumber kehidupan bayi selama 9 bulan itu tetap dibiarkan menemani sang bayi, hingga akhirnya mengering dan terlepas sendiri.

 

Robin mengatakan, penundaan pemotongan tali pusar bertujuan memaksimalkan aliran oksigen dan sel nutrisi, serta menghindari trauma pada bayi akibat transisi kehidupan yang terlalu drastis. Sedangkan pemotongan tali pusar dengan cara dibakar menggunakan lilin, memiliki beberapa manfaat. Dari segi filosofi, gunting adalah lambang kekerasan. Ia tidak ingin memperkenalkan kekerasan di awal-awal kehidupan bayi.

 

Sementara dari segi medis, metode burning cord mampu menekan risiko infeksi. “Dengan dibakar, seluruh jaringan yang ada di tali pusar akan terkunci sempurna. Tidak ada luka terbuka, sehingga tetap aman meskipun lingkungan tempat ibu melahirkan tergolong kurang higienis”, tutur Robin, yang juga mempraktikkan metode ini saat menangani persalinan darurat di Aceh dan Yogyakarta.

 

Kembali ke alam

 

Dibesarkan di negara maju yang berteknologi serba canggih, justru membuat Robin yakin bahwa kesuksesan persalinan tidak terletak pada kecanggihan alat teknologi. “Adik saya meninggal saat melahirkan. Padahal, sudah berada di rumah sakit yang mahal, dengan fasilitas lengkap dan canggih. Dokter tidak memiliki waktu untuk memperhatikan adik saya”, kenangnya.

 

 

itu sebabnya, ia percaya, persalinan yang lancar aman, nyaman, dan alami akan terwujud jika pasien diperhatikan dengan penuh kasih sayang. Penanganan persalinan juga harus memandang manusia secara holistik; sebagai satu kesatuan body, mind, dan spirit.

 

Ia menambahkan, ketika kita tidak lagi memandang manusia secara utuh, persalinan cenderung diperlakukan secara mekanis. “Dampaknya, muncul intervensi medis yang belum tentu diperlukan, prosedur yang belum tentu ramah bagi kebutuhan ibu dan bayi, dan tanpa disadari, justru dapat berisiko bagi proses persalinan itu sendiri”, tuturnya.

 

Oleh sebab itu, Robin meyakini, penanganan persalinan harus dibangun berlandaskan tiga pedoman, yaitu menghormati alam, menghormati budaya, dan menerapkan ilmu kedokteran secara bijak.

 

Merangkul dukun bayi

 

Banyak orang berpendapat, selama orang masih melahirkan dengan bantuan dukun bayi, angka kematian ibu dan bayi akan tetap tinggi. Robin tidak sepenuhnya setuju. Menurutnya, meskipun memiliki kekurangan dari sisi pengetahuan medis, dukun bayi umumnya justru mempunyai keterampilan lain yang bisa menolong nyawa ibu. “Keahlian mereka tidak bisa diperoleh dari sekolah bidan atau dunia kedokteran, karena mereka belajar dari alam”, tuturnya.

 

Itu sebabnya, di Aceh dan Ubud, Robin merangkul para dukun bayi kepercayaan masyarakat. Caranya, dengan mengajarkan cara penanganan persalinan yang higienis dan sesuai standar. Dukun bayi juga diberi telepon seluler, agar ketika ada ibu yang akan melahirkan, mereka bisa segera menghubungi tenaga medis.

 

Pada praktiknya, dukun-dukun bayi tersebut justru berperan sebagai simpul informasi. Merekalah yang memberi tahu di mana ada ibu hamil dan kapan kira-kira akan melahirkan, sehingga tenaga medis lebih mudah mengontrol dan memberikan penanganan. Setelah persalinan, mereka pula yang mendampingi para ibu memulihkan stamina dan merawat tubuh, mulai dari membantu memasak air, mencucikan kain, dan masih banyak lagi.

 

“Dukun bayi bekerja di area akar rumput. Asal diarahkan, mereka bisa menjadi mitra yang baik bagi bidan dan dokter. Dengan merangkul mereka, nilai-nilai budaya, kemajuan ilmu pengetahuan, dan teknologi kedokteran dapat berjalan seiring, saling melengkapi” tutur Robin.

 

Ingin membangun klinik

 

Di tengah segala mimpi yang sedang ia wujudkan, Robin mengaku menjalani hari layaknya ibu-ibu yang lain. “Memasak, mengurus anak, dan mendengarkan mereka bercerita”, cetus ibu dari delapan anak ini, sambil tertawa. Hingga saat ini, Robin juga masih terus menggalang dukungan suara untuk memenangkan gelar CNN Heroes Award 2011.  Jika nantinya berhasil terpilih, hadiah penghargaan sebesar 250.000 dollar AS (sekitar Rp 2,2 miliar) itu akan digunakan untuk membangun klinik.

 

Ia berharap, kiprahnya bukan hanya sekadar membantu mensukseskan program Millenium Development Goals (MDG), dalam menekan angka kematian ibu dan bayi. Lebih dari itu, ia bermimpi, persalinan yang aman, nyaman, dan alami, bisa dinikmati oleh semua orang, tanpa memandang status sosialnya.

 

“Saya percaya bahwa proses persalinan yang penuh kasih sayang dan memperhatikan manusia seutuhnya adalah landasan dari sebuah kehidupan yang indah. Dunia yang lebih damai dapat dimulai hari ini, melalui setiap bayi yang lahir ke dunia. Let”s heal the world by gentle birth “, pungkasnya.(N)

 

*) Update:

Ibu Robin meraih gelar CNN Hero 2011.

Tulisan ini memperoleh penghargaan sebagai Pemenang I Kompetisi Jurnalistik Indonesia MDG’s Award 2011.

 

Salam sehat,

www.nirmalamagazine.com

FB: Nirmala Magazine

 

Panduan Menyusui untuk Ibu Bekerja

0

Menurut Mexitalia M (2004), ibu yang bekerja dan tetap menyusui anaknya setelah bekerja memiliki beberapa keuntungan, yaitu: meningkatkan produktivitas kerja, menurunkan angka absensi antara lain karena anak sakit, dan menurunkan ketegangan ibu. Untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul saat ibu bekerja, pedoman berikut ini dapat dipakai.

* Sebelum melahirkan

Komunikasikan rencana untuk menyusui setelah melahirkan dengan atasan atau pemilik perusahaan tentang:

1. Lama cuti melahirkan.

2. Diskusikan saat istirahat makan siang atau waktu lain untuk memeras ASI, tempat yang memadai untuk memeras ASI sekaligus meyimpannya.

3. Kemungkinan untuk bekerja sebagai tenaga penuh, paruh waktu, atau dimungkinkan tetap bekerja di rumah.

4. Pelajarilah aturan tentang menyusui pada ibu bekerja.

* Saat cuti melahirkan

1. Pertahankan kelangsungan menyusui dengan menyusui eksklusif selama mungkin.

2. Hindari menggunakan dot atau botol samapai menyusui menjadi mantap, umumnya 3-4 minggu pertama.

3. Mempelajari cara pemberian ASI yang diperas dengan gelas/sendok (lebih dianjurkan) atau dengan botol saat bayi berusia 4 minggu.

4. Pastikan ada tempat penitipan bayi di (dekat/sekitar) tempat bekerja atau ada pengasuh untuk bayi apabila bayi ditinggal di rumah.

5. Melatih cara mengeluarkan ASI dengan diperas atau dipompa.

6. Memilih baju kerja yang memungkinkan memeras ASI dengan nyaman.

* Saat kembali bekerja

1. Kurangi kecemasan dan hindari kelelahan bekerja dengan istirahat yang cukup.

2. Pastikan perlengkapan untuk memeras/memompa ASI serta almari es dan kotak pendingin ada di tempat kerja.

3. Bawalah foto bayi Anda ke tempat kerja.

4. Susuilah bayi sesaat sebelum berangkat bekerja dan sesegera mungkin setelah pulang dari tempat kerja.

5. Ingatkan pengasuh bayi untuk tidak memberikan susu dengan botol mendekati ibu pulang dari kerja.

6. Keluarkanlah ASI setidaknya setiap 3 jam untuk menghindari engorgement (pembengkakan/mbangkaki ).

7. Pakailah baju yang nyaman sehingga mudah untuk menyusui/memeras ASI.

8. Susuilah bayi lebih sering pada malam hari dan pada akhir minggu.

9. Berkonsultasilah segera pada dokter/petugas kesehatan jika timbul masalah.

KEUNGGULAN ASI DAN MANFAAT MENYUSUI

0

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.

1.Aspek Gizi.

Manfaat Kolostrum

· Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.

· Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.

· Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.

· Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

Komposisi ASI

· ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.

· ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.

· Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI

· Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.

· Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

2. Aspek Imunologik

· ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.

· Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.

· Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.

· Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.

· Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.

· Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

3. Aspek Psikologik

· Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.

· Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.

· Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

4. Aspek Kecerdasan

· Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.

· Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.

5. Aspek Neurologis

· Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

6. Aspek Ekonomis

· Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

7. Aspek Penundaan Kehamilan

· Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).

Sumber: Buku Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI,2001

Latihan Pernafasan

Sangat penting untuk latihan teknik pernapasan selama masa kehamilan dan terutama sebelum bersalin. Karena dengan berlatih, maka dapat memberikan kesempatan kepada Anda untuk membiasakan diri dengan berbagai teknik, dan pelatih memberikan Anda kesempatan untuk belajar bersama dengan mereka.

Hal ini dapat benar-benar penting selama persalinan. Selama tahap persalinan, akan menjadi semakin sulit untuk berkonsentrasi pada pernapasan Anda. Bidan ataupun pendamping persalinan Anda mungkin harus masuk, mendampingi dan mengarahkan Anda untuk bernafas yang benar sehingga dapat membantu Anda mempertahankan kendali.

Berikut ini berbagai teknik pernafasan yang diajarkan:

a. Pernafasan perut

– Tidurlah terlentang dengan satu bantal, kedua lutut dibengkokkan dan dibuka kurang lebih 20 cm.

– Letakkan kedua telapak tangan di atas perut di sekitar pusat sebagai perangsang. Keluarkan napas dari mulut (tiup) sambil tangan menekan perut ke dalam.

– Tarik napas dari hidung dengan mulut tertutup, perut mengembang mendorong kedua tangan ke atas. Perhatikan bahwa gerakan pernafasan dilakukan dengan perut (jadi dada tidak ikut kembang kempis).

Kegunaan: Melemaskan dinding perut agar mudah diperiksa oleh dokter/bidan.

b. Pernafasan iga

– Tidur terlentang (seperti pada pernapasan perut), letakkan kedua tangan dalam posisi mengepal di iga sebagai perangsang.

– Bernapaslah seperti pada pernapasan perut, dengan pengecualian tangan menekan iga ke dalam dan iga mengembang mendorong kedua tangan ke arah samping luar.

Kegunaan: Mendapatkan oksigen sebanyak mungkin.

c. Pernapasan dada

– Tidur terlentang (seperti pada pernapasan perut), letakkan kedua tangan di dada bagian atas.

– Keluarkan napas dari mulut (tiup) dengan tangan menekan dada ke arah dalam.

– Tarik napas dari mulut dengan mulut terbuka, dada mengembang mendorong ke dua tangan ke atas.

Kegunaan: Mengurangi rasa sakit saat bersalin.

 

a. Pernapasan anjing (pendek-pendek dan cepat)

Pernapasan ini menyerupai pernapasan dada, hanya saja irama pernapasan lebih cepat dengan gerakan napas dihentikan separuhnya (bernapas tidak terlalu dalam, pendek-pendek saja).

Kegunaan: Istirahat atau menghilangkan lelah sesudah mengejan. Juga dilakukan saat ibu sudah merasa ingin mengejan sementara pembukaan belum lengkap, supaya jalan lahir tidak bengkak atau sobek.

PERSIAPAN PASIEN UNTUK PERSALINAN WATER BIRTH

0

 

 

 

Pada perkembangan obstetrik modern hal yang terpenting yang harus dilakukan adalah proses humanisasi dalam persalinan dan kelahiran. Hal ini merupakan suatu pendekatan yang difokuskan pada keluarga, otonomi pasien dan penanganan nyeri. Upaya ini merupakan suatu hal yang essensial bagi keamanan fetus dan neonatus1

 

The Royal College of Obstetricans and Gynecologist mempublikasikan suatu guideline, protokol yang disepakati, untuk mencegah komplikasi yang tidak terduga.2,3 Dengan demikian guide line merupakan suatu hal yang mutlak dimiliki oleh penyedia layanan waterbirth. Guide line atau protokol yang ada merupakan acuan utama yang menjadi dasar dalam pendekatan kepada pasien dan keluarganya.

Beberapa penelitian yang ada, menunjukkan bahwa berendam dalam air selama waterbirth memberikan keuntungan yang signifikan pada luaran persalinan. Setiap maternity unit memiliki, mengembangkan policy penggunaan waterbirth, termasuk diantaranya yang sangat berhubungan dengan persiapan pasien dan kesiapan pasien adalah pemberian informasi tentang water birth. Penyedia layanan wajib memberikan pengarahan tentang proses persalinan sampai ibu mengerti dan memahaminya.2,3,4,5,6

Pemahaman mengenai faktor risiko yang akan dialami oleh ibu dan bayinya merupakan hal penting lainnya yang perlu diketahui, sehingga calon ibu benar-benar siap untuk melakukan persalinan water birth. Protokol persalinan merupakan suatu hal yang mutlak harus dimiliki untuk mencagah risiko dan komplikasi persalinan.6 Risiko pada ibu secara teoritis diantaranya ada kemungkinan air masuk ke aliran darah ibu. Secara teoritis risiko aspirasi air pada water birth terjadi kira-kira 95%. Risiko pada bayi merupakan suatu hal penting. Meskipun demikian, mayoritas ahli medis percaya bahwa situasi ini sangat jarang terjadi, sebab bayi-bayi tidak akan menghirup udara sampai bayi terpapar ke permukaan air.7,8

Pada tahun 1999 Gilbert,dkk mempublikasikan penelitiannya pada tahun 1996 dengan mengambil sampel sebanyak 4032 bayi yang lahir dalam air. Penelitian ini menyimpulkan bahwa mortalitas perinatal secara bermakna tidak lebih tinggi daripada risiko persalinan konvensional.9

Pada protokol yang dibuat untuk persalinan water birth, Pemerintah Australia juga menegaskan agar segenap petugas kesehatan yang terlibat  bertanggung jawab pada setiap informasi yang diberikan pada setiap wanita calon pengguna tehnik water birth. Dimana data yang diberikan adalah data akurat dan terbaru yang sudah diinformasikan pada awal kehamilan .10 Hal ini menjadi suatu hal yang sangat penting dalam mempersiapkan pasien dalam menjalani persalinan water birth oleh karena begitu banyak faktor risiko pada ibu dan bayi yang dapat dijadikan pertimbangan oleh pasien .7,8,9

Secara umum persiapan lain yang harus dipersiapkan oleh calon ibu tidak berbeda jauh dengan persiapan persalinan bagi ibu dan calon bayi yang dilahirkan secara normal. Situasi atau lingkungan yang kondusif bagi calon ibu selama persalinan waterbirth akan sangat mendukung keberhasilan program ini, oleh karena itu peran keluarga yang mendampingi merupakan hal penting yang perlu disiapkan sebelum persalinan. Demikian juga jenis sarana pendukung lainnya yang akan dipergunakan selama proses berlangsung sedapat mungkin dibicarakan sehingga calon ibu benar-benar merasakan kenyamanan selama  persalinan.11

SELEKSI PASIEN

Water birth umumnya diberikan pada wanita hamil aterm tanpa komplikasi.10,12

Syarat-syarat persalinan dengan water birth:

1.      Ibu hamil risiko rendah

2.      Ibu hamil tidak mengalami infeksi vagina, saluran kencing dan kulit

3.      Tanda vital ibu dalam batas normal dan CTG bayi normal (baseline, variabilitas dan ada akselerasi)

4.      Air hangat digunakan untuk relaksasi dan penanganan nyeri setelah dilatasi serviks mencapai 4-5 cm

5.      Pasien menyetujui instruksi penolong, termasuk keluar dari kolam tempat berendam jika diperlukan

Kriteria/Indikasi 10, 13,14

1.      Merupakan pilihan ibu

2.      Kehamilan normal >/ 37 minggu

3.      Fetus tunggal presentasi kepala

4.      Tidak menggunakan obat-obat penenang

5.      Ketuban pecah spontan <24 jam

6.      Kriteria non klinik seperti staf dan peralatan

7.      Tidak ada komplikasi kehamilan seperti (Preeklamsia, gula darah yang tidak terkontrol, hipertensi, dll)

8.      Denyut jantung normal

9.      Cairan amnion jernih

10.  Persalianan spontan atau setelah menggunakan misoprostaol atau pitocin

11.  Tidak ada perdarahan.. Kehilangan darah pada persalinan ini sukar dinilai terutama diakibatkan oleh penolong yang kurang berpengalaman pada persalinan dengan tehnik ini. Banyak penyedia layanan ini lebih menyukai melahirkan placenta di luar kolam.

Kontraindikasi 10,13,16

1.      Infeksi yang dapat ditularkan melalui kulit dan darah

2.      Infeksi dan demam pada ibu

3.      Herper genitalis. Herpes sangat mudah ditularkan lewat air.

4.      Denyut jantung abnormal

5.      Perdarahan pervaginan abnormal

6.      HIV, Hepatitis

7.      Makrosomia

8.      Mekoneum. Meconeum yang ringan atau sedang dapat dikatakan normal ada pada persalinan. Jika meconeum tampak pada air, hendaknya petugas segera membersihkannya atau membantu pasien keluar darri kolam water birth.

9.      Bayi dalam posisi sungsang

10.  Bayi kembar

11.  Bayi yang sudah diperkirakan lahir secara prematur ( 2 minggu atau lebih sebelum waktu persalinan)

12.  Kondisi yang memerlukan monitoring secara terus menerus kecuali terdapat suatu kondisi dimana tersedia waterproof tranducers.

ASPEK TEHNIS WATER BIRTH

Penyediaan sarana dan prasarana water birth pada umumnya dapat disesuaikan dengan tempat water birth akan dilaksanakan. Klinik, rumah sakit bahkan di rumah tinggal pun dapat dilaksanakan asalkan tetap memenuhi kaidah-kaidah yang berlaku dan terutama guide line pelaksanaan dan pemeliharaan sarana prasarana tersebut. Berdasarkan hal tersebut secara tehnis pengadaan water birth dibagi menjadi sarana yang harus dimiliki dan sebaiknya dimiliki:16

Sarana yang mutlak harus dimiliki

1.      Kolam bersalin

2.      Pompa air : pompa air elektrik lebih cepat kerjanya dibandingkan pompa air tangan

3.      Pipa air: pilihlah pipa air yang cukup panjang agar dapat menjangkau sumber air dan kolam bersalin.

4. Adaptor Faucet hose: pilihlah adaptor yang gampang dilepas dan tidak merupakaan rangkaian dari sirkuit lain

Sarana yang sebaiknya dimiliki:

1.      Debris removel Net dalam segala ukuran. Ketika bayi diangkat dari kolam ada kemungkinan feses keluar dari anus bayi dan masuk ke kolam . Gunakan debris removal net untuk mengambil dan membuang kotoran tersebut

2.      Adaptor pipa  bentuk ” Y” dan End Cap untuk penghubung antara adaptor Faucet dan pipa air.

3.      Hand-held Mirror. Sebagian besar wanita saat bersalinan  mulai mengejan dalam posisi taangan dan lutut. Posisi ini membuat ibu tidak bisa melihat bayinya saat kepala bayi dilahirkan. Dengan meletakkan cermin di bawah kaki ibu dan sinar kea rah cermin, ibu dapat melihat proses kelahiran bayi dengan mudah.

4.      Lampu yang bisa diletakkan didalam air untuk diarahkan pada cermin di atas sehingga ibu dapat melihat proses persalinan dengan mudah.

5.      Termometer dalam air . Perangkat ini sangat penting untuk melihat konstan atau tidaknya susu dalam kolam.

6. Penghisap air yang submersible.pipa penghisap yang portable berarti pipa tersebut dapat digunakan  untuk mengeringkan kolam tanpa harus mencari sumber listrik..

7.      Sarung tangan sepanjang bahu. Sarung tangan sepanjang ini akan menjamin petugas agar dapat selalu kering saat mendengarkan jantung bayi, mengecek proses dilatasi dan memimpin persalinan.

Sebagai tambahan dari peralatan standar, beberapa peralatan di bawah juga sebaiknya tersedia di tempat layanan water birth:12

1.      Termometer ibu

2.      Doppler tahan air

3.      Pakaian kerja yang tahan air

4.      Sebuah alat yang dapat membantu ibu keluar dari kolam jika diperlukan

5.      Bantalan lutut, alas duduk, tempat duduk rendah dan birthing balls sebaiknya sebaiknya disediakan untuk menjamin kesehatan dan keamanan penyedia jasa water birth (Burn & Kitsinger 2001)

Tahun 1995, Alderdice dkk melakukan penelitian retrospektif pada 4494 persalinan dalam air yang dilakukan oleh bidan di Inggris dan daerah Wales. Mereka melaporkan 12 kematian bayi, 51 kasus kesakitan (infeksi saluran nafas). Namun peneliti menyimpulkan bahwa tidak ditemukan bukti bahwa persalinan dalam air kurang aman jika dibandingkan persalinan konvensional20 Komite fetus dan newborn  American Academy of Pediatric 19 menyampaikan bahwa tingkat keamanan dan efektifitas bagi bayi dalam persalinan water birth belum dapat dipastikan. Sementara the British Paediatric Surveillance9 menyebutkan tentang kematian atau perlunya penanganan khusus pada bayi yang persalinannya dalam air dari tahun 1994-1996. Beberapa laporan kasus21 menyebutkan adanya sepsis pada bayi dari kolam water birth yang terkontaminan namun angka yang didapatkan belum dapat dibuktikan secara ilmiah. Berdasarkan hal tersebut di atas  maka prosedur untuk menjaga kebersihan kolam water birth sangat perlu diperhatikan oleh setiap penyedia jasa water birth.. Berikut prosedur yang dikutip dari guide line pemerintah Australia untuk water birth:12 . .

1.       Pada  kolam portable bersihkanlah kolam dengan pembersih disposibel

2.      Sedangkan bagi yang mempergunakan  kolam mandi  spa yang digunakan sebaiknya  regimen pembersih seperti jets, pipa penghisap, pipa dan penyaring. Kolam dijaga tetap kering dan bersih dengan menggunakan cairan chlorine setiap kali habis digunakan.

3.      Cairan pembersih yang dipakai adalah cairan yang biasa digunakan di rumah sakit ataupun yang telah mendapat persetujuan oleh organisasi setempat.

4.      Kolam mandi sebaiknya dikeringkan dibawah udara kering.

5.      Kolam mandi sebelum digunakan kembali sebaiknya dibersihkan lagi.

6.      Pemeliharaan dilakukan dengan rutin.

7.      Dilakukan testing dengan Legionella test untuk persediaan air rumah sakit dimana test kuman ini juga disesuaikan dengan rekomendasi pemerintah setempat.

Kontroversi penggunaan waterbirth hingga menginjak abad ke 20 atau hampir 3 abad dari metode ini mulai ditulis dan dikenal (tahun 1723) tidak lepas dari berbagai ragam hasil penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai peneliti di berbagai Negara. Kenyataannya metode ini semakin meluas dan populer di masyarakat. Penggunaan analgesia selama persalinan yang rendah dan kenyamanan yang diperoleh oleh ibu selama persalinan merupakan daya tarik yang kuat bagi penyedia dan calon pemakai jasa water birth. Perbaikan mutu  dan standarisasi pelayanan sesuai dengan guide line yang ada merupakan kunci dari keamanan dan kenyamanan tehnik ini. Oleh karena itu penelitian-penelitiaan sebaiknya terus dilakukan guna mendapatkan tehnik dan guide line terbaik dari persalinan water birth. Penelitian yang sahih tentunya sangat didukung oleh metode penelitian yang baik dan terkontrol. Semoga ke depan dengan makin banyaknya penelitian-penelitian yang randomized dan terkontrol yang ada mampu meningkatkan penilaian ilmiah terhadap tehnik water birth dan pada akhirnya water bith dapat menjadi salah satu metode persalinan terbaik yang diyakini dan dicari oleh masyarakat.

References

1. Grunebaum A, Chervenak Fa. In the baby or the bathwater: which one should be discarded?J. Perinatat.Med 2004; 32:306-7

2. Alfirevic,Z,et al. Immersion in water during labour and birth (Royal college of obstetricians and gynaecologist/Royal college of midwives joint statement no.1).2006;{5 screen}.. Available  from: URL: http:/www.rcm.org.uk/info/docs/RCOG_RCM_Birth Accessed: May 12,2009

3. Duley, L.M.M. Birth in Water (RCOG Statement no.1).2001:{3 screens}. Available from: URL: http://www.birthbalance.com/stories/serenity.pdf. Accessed: May 12,2009

4. Palmer, J. In water during labour and birth. 2001; {4 screens}. Available from: URL: http://www.mybirthdesign.com/.Accesed: May 13,2009

5. Chapman,B. Water birth protocol: Five North Island hospital in NeW Zealand. College of midwives Journal.2004; 30:20-4

6. Singh U, Schereiner A, Macdermott R, Johnston D, Seymour J, Garland D,et al.Guidelines for Water Birth within the midwifery led unit and at home (Dartford and Gravesham-NHS Trust).2006;{4 screen}. Available from: http//www.darentvalley hospital.nhs.uk. Accessed: May 13,2009

7. Parker PC, Boles RG. In pseudomonas otitis media and bacterimia following a water birth. Pediatrics 1997; 99:653-4

8. True about water risk and complications. 2006; {2 screen}. Availabel from: http://www.water birth risk often involve various problems with breathing.htm. Accessed: May 13,2009

9. Gilbert,RE, Tookey, P.A. In Perinatal mortality and morbidity among babies delivered in water: surveillance study and postal

10. Garland,D, Choo,YP, and birth –The royal college of midwives.2000;{4 screens}. Available from:URL: http://www.rcm.org.uk/info/docs/RCOG_RCM_Birth . Accesed: May 14,2009

11. M

12. Policy-First stage labour in water. Government of South Australia.2005;{9 screens}. Available from: http://www.health.sa.gov.au/ppg/portals/0/waterbirth_First_Stage_Labour_in_Water_Policy_December_2005.pdf. Accesed: May 14,2009

13. Guidelines for water at OHSU. Oregon health and sciences university water birth guidelines.2001;{1 screen}. Available from: URL: http://www.data.memberclicks.com/site/wi/OHSU_2001-guidelines.pdf. Accesed: mAY 14,2009.

14. Water birth – Wikipedia, the free encyclopedia (Wikipedia foundation,, INC). 2007; {8 screens}. Available from: URL: http:/www.enwikipedia.org/wiki/water_birth. Accessed: May 14,2009

15. Anonymus. Waterbirth guidelines.2009;{1 screen}. Available at: URL: http://www.yourwaterbirth.com/water-birth-pools-liners-c-1.html.Accessed: May 15 2009

16. Roberts D. In guidelines for the use of water during labour and in the event of deliveries. Liverpool womens hospital NHS trust. 2002;{4 screen}. Available at:URL: http://www. Accessed: May 14,2009

17. Burns E, Kitzinger S. Midwifery guidelines for use of water in labour. Oxford Centre for Health Care Research and Development, Oxford Brookes University, 2001

18. Garland D. Waterbirth-an attidute to care. Cheshire: Books for Midwives,1995

19. Batton, DG,et al. Underwater births. Pediatrics,2005; 115;5:1413-14

20. Alderdice F, Renfrew M, Marchant S,et al. Labour and birth in water in England and Wales. BMJ 1995;310:837

21. Vochem M, Vogt M, Daring G. Sepsis in a newborn due to pseudomonas aeruginosa from contaminated tub bath. BMJ 2001;345:378

Stres dalam kehamilan

Ibu yang sedang mengalami kehamilan, dituntut tidak hanya harus siap secara fisik, tetapi juga harus siap secara mental. Hal inilah yang kurang diperhatikan ibu hamil yang umumnya lebih siap dalam menghadapi perubahan fisik, tetapi tidak siap secara mental.

Perubahan secara fisik pada ibu hamil memang mudah ditebak dan umum terjadi pada setiap ibu yang sedang mengalami kehamilan, seperti perubahan bentuk tubuh dengan badan yang semakin membesar, munculnya jerawat di wajah atau kulit muka yang mengelupas. Namun perubahan secara mental pada ibu hamil sangat sulit ditebak dan tidak selalu sama terjadinya pada setiap ibu hamil ataupun pada setiap kehamilan.

Dengan hadirnya janin di dalam rahim, maka hal itu akan mempengaruhi emosi si ibu. Apabila pengaruh emosi ibu tidak didukung oleh lingkungan keluarga yang harmonis ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif, maka hal ini akan mengakibatkan stres pada ibu hamil.

Stres pada ibu hamil pasti akan memberikan akibat pada janin yang dikandungnya, karena posisi janin yang berada di dalam rahim dapat merespons apa yang sedang dialami oleh ibu. Berdasarkan penelitian, wanita yang mengalami stres mental kronis selama kehamilan mimiliki risiko masalah kesehatan tidak hanya untuk diri mereka sendiri, tetapi juga bagi janin yang mereka kandung. Dengan mengenali penyebab stres mental dan cara mengatasinya secara efektif, maka ibu hamil dapat bersantai dan menikmati kehamilan bebas stress

Definisi Stres

Setiap stres pada ibu hamil memiliki efek yang negative bagi dirinya atau bayinya. Apalagi jika stress tersebut berkelanjutan dan kronis.

stres kronis, adalah kecemasan yang berulang, frustrasi, atau ketakutan yang sudah diderita sejak lama dan dapat memiliki efek kesehatan yang merugikan.

Terjadinya stres bisa ditandai dengan peningkatan detak jantung dan peningkatan hormon pemicu stres. Perlu diketahui bahwa setiap detak jantung ibu tentu dapat dirasakan pula oleh janin. Oleh karena itu, bila ibu sering mengalami stres, maka detak jantung semakin meningkat. Detak jantung yang semakin keras dapat mempengaruhi gerakan pada janin. Akibatnya, janin pun lebih aktif bergerak-gerak di dalam rahim. Selain detak jantung meningkat, hormon pemicu stres pun ikut meningkat. Peningkatan itu dapat mempengaruhi kondisi dari si ibu, seperti ibu kurang tidur, nafsu makan terganggu, cemas dan lain-lain

Penyebab Stres Mental Selama Kehamilan

Ada banyak kekhawatiran yang dapat menyebabkan tekanan mental selama kehamilan. Beberapa pemicu stres yang paling umum untuk wanita hamil meliputi:

– Kesehatannya:

tubuh wanita mengalami perubahan fisik yang luar biasa selama kehamilan, dan setiap wanita bereaksi terhadap pengalaman berbeda. Kekhawatiran kenaikan berat badan, stretch mark, sakit/mual di pagi hari, nyeri sendi, dan efek fisik lainnya dari kehamilan dapat mengakibatkan tekanan mental yang berlebihan.

– Kesehatan Bayinya’s:

Setiap ibu menginginkan bayinya menjadi sehat, dan wanita yang memiliki anak dengan kesehatan yang buruk atau yang beresiko mendapatkan bayi yang tidak sehat akan meningkatkan kecemasan selama kehamilan karena mereka membayangkan masalah-masalah kesehatan yang akan mereka hadai setelah bayi mereka lahir (misalnya ibu yang sudah di vonis mempunyai anak cacat atau mempunyai kelainan bawaan)

– stres tentang merawat Anak:

orangtua Baru sering stres atas banyak masalah yang harus mereka hadapi seperti: bonding, merawat bayi, menemukan babysitter, kualitas sekolah lokal, dan kesiapan mereka sendiri untuk menjadi orang tua dengan mudah dapat menyebabkan tekanan mental kronis selama kehamilan.

– Keuangan

Mempunyai bayi baru berarti biaya hidup akan meningkat dan banyak pula orang tua yang stress karenanya seperti biaya perawatan sebelum melahirkan, biaya melahirkan, perlengkapan bayi, dan jangka panjang lainnya tentang masalah keuangan seperti menabung untuk pendidikan kuliah anak, tekanan moneter juga dapat membuat stres yang signifikan. Hal ini dapat diperburuk jika kebetulan saat itu kehilangan pekerjaan atau ketidakbahagiaan dengan lingkungan kerja dsb.

– Tekanan saran

Orangtua baru sering dibombardir dengan saran, tips, dan cerita-cerita horor bahkan mulai dari nama-nama bayi, cara menyusui, cara melatih disiplin, proses persalinan, dan isu-isu lain yang terlibat dengan kehamilan dan membesarkan anak. Berbagai tips dan saran bahkan mitos-mitos masuk dan kadang saling bertentangan dari baik arti teman dan kerabat, hal ini kangan mengakibatkan stres yang ekstrim.

– Single Parenthood / orang tua singgel

Seorang wanita yang memilih menjadi ibu tunggal berhubungan dengan stres mental tambahan saat dia hamil, terutama karena dia tidak memiliki mitra yang dapat membantu berbagi beban mental menjadi orangtua. Selain memicu tekanan mental lainnya, ia akan harus siap untuk kekhawatiran saat membesarkan anak sendiri.

Pengaruh Mental Stres kronis Selama Kehamilan

Dengan begitu banyak yang perlu dikhawatirkan selama kehamilan, maka tidak mengherankan bahwa banyak perempuan mengalami stress&cemas selama sembilan bulan. Memang beberapa stres adalah alami dan tidak memiliki efek sakit pada bayi, namun jika seorang wanita hamil menderita stres kronis pada kehamilannya dapat menyebabkan masalah kesehatan yang parah. kareni meningkatkan tingkat stres seorang wanita, kan menghasilkan hormon kortisol dalam jumlah yang lebih tinggi. Hormon-hormon ini dapat ditransfer ke janin dan dapat membatasi aliran darah ke rahim, yang dapat menghambat perkembangan bayi. Wanita yang mengalami stres kronis selama kehamilan memiliki risiko lebih besar untuk:

Ø Kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir rendah

Ø Anak lahir dengan gangguan mental seperti ADHD dan autism

Ø Keguguran

Ø Lahir cacat seperti bibir sumbing dan kelaina pada tulang belakang

Ø konsekuensi pada kesehatan ibu juga Lebih parah

Untungnya, ini konsekuensi dari stres tinggi selama kehamilan jarang terjadi, tapi ibu yang mengenali pemicu dari timbulnya stres dan secara efektif dapat mengatur stres mereka dapat lebih sehat, kehamilan lebih mudah.

Mengatasi Stress Kehamilan

stress kronis mental tidak harus mengambil alih kehidupan seorang wanita selama kehamilannya. Dengan berlatih teknik-teknik manajemen stres yang berbeda, dia dapat dengan mudah mengontrol kecemasan untuk bersantai baik dirinya dan janinnya.

Ø Komunikasi: Adalah cara yang efektif untuk mengurangi rasa cemas saat hamil, dan ibu hamil yang mau berkomunikasi dengan orang lain dan berbagi rasa takut mereka akan segera belajar bahwa mereka tidak sendirian. Bicarakan rasa takut dan kecemasan dengan pasangan Anda, ibu Anda, teman dekat, atau sebuah kelompok pendukung kehamilan dalam kelas hamil.

Ø Minta bantuan: Banyak wanita berusaha untuk mandiri, tetapi Anda tidak perlu takut untuk meminta bantuan selama kehamilan. Delegasikan tugas pada teman, saudara, rekan kerja, atau siapa pun yang dalam posisi untuk membantu. Jika perlu, pertimbangkan menyewa pembantu rumah tangga untuk meringankan beban beberapa tugas

Ø Rencanakan dengan hati-hati: Perempuan dengan wawasan yang lebih luas tentang kehamilan cenderung kurang memiliki ketakutan yang tak berdasar dan kegelisahan tentang kondisi mereka. Baca buku dan majalah kehamilan, ajukan pertanyaan secara rinci kepada dokter kandungan Anda , sehingga Anda tahu sebanyak mungkin tentang apa yang diharapkan. Pada saat yang sama, siapkan anggaran untuk perlengkapan bayi dan membuat rencana lain untuk mengurangi rasa takut kehamilan Anda.

Ø Tetap sehat: tubuh yang sehat akan dapat mengatasi stres dengan lebih mudah. Makanlah makanan yang kaya akan vitamin yang tepat, mineral, dan nutrisi untuk bayi Anda yang sedang tumbuh, banyak minum air, dan terlibat dalam latihan ringant untuk tetap fit dan energik selama kehamilan Anda.

Ø Tenang: Luangkan waktu untuk bersantai. Baca buku, menikmati mandi air hangat, menikmati pijat saat hamil, memanjakan diri Anda dengan pergi ke SPA, dan menemukan cara lain untuk mengurangi stres akibat kehamilan

Ø Lakukan relaksasi: ini sangat penting sekali dan ampuh untuk mengurangi stress. Lakukan secara teratu agar anda dapat menikmati kehamilan dengan tenang dan nyaman.

stress mental kronis selama kehamilan bukan merupakan kondisi yang tidak biasa, tetapi dapat memiliki efek yang merusak pada sang ibu dan bayi jika tidak ditangani dengan tepat.

Mengontrol Rasa Sakit Selama Persalinan

0

Selamat Anda positif Hamil!!!!

Terkejut? sebal? menyesal? tapi juga senang!!!

Itulah perasaan saya saat mengetahui bahwa saya positif hamil. Terkejut karena saya ketahuan hamil pada saat saya menjalani test kesehatan hendak masuk sebuah Akademi Perawat Kesehatan di Semarang. Sebal¦karena sebenarnya saya belum pengen hamil, saya masih ingin melanjutkan sekolah, saya tidak akan mendapatkan pekerjaan yang bagus kalau saya hanya lulusan SPK (Sekolah Perawat Kesehatan). Menyesal!.karena kok saya gak hati-hati sich? memang saya sudah menikah 7 bulan sebelumnya tetapi saya belum pengen punya anak! Tapi juga senang..karena ini adalah bukti bahwa saya adalah wanita sempurna.

Dua bulan pertama saya masih belum bisa menerima kehamilan saya, tapi lama-lama mulai ada rasa sayang kepada janin saya. Dan akhirnya semakin hari rasa sayang itu semakin kuat tumbuh dengan subur di hatiku. Terbayang dibenak saya sebentar lagi akan ada bayi mungil di pangkuan ini, bayi yang sehat, lucu dan menggemaskan. Bayi yang dinanti-nantikan, bayi yang mampu memberi kedamaian saat saya memeluknya.

Namun.tiba-tiba ada rasa takut, cemas, apalagi saat saya ingat proses persalinan pasien-pasien saya dulu (kebetulan sebelumnya ± 4th saya bekerja di RS Swasta), semua serba mengerikan, penuh jeritan, dijahit, sakit, menangis…..Hufft… seiring dengan semakin besarnya perutku hampir tiap malam saya terbangun karena mimpi buruk. Mimpi perdarahan, mimpi harus di operasi sectio cesarean (SC), sampai mimpi bayiku cacat. Apalagi ibu saya pernah cerita kalau belia sempat perdarahan hebat saat melahirkan saya dulu.

Namun setiap kali saya merasakan cemas, takut yang saya lakukan adalah berdoa dan mendengarkan musik klasik bahkan kadang mendengarkan musik lagu india yang membuat saya tenang, kembali ceria dan nyaman. Dan saya melakukannya berulang-ulang sambil selalu menenangkan diri sendiri dan niat dari dalam hati proses persalinan lancar. Kalimat, niat dan keinginanku saat menjelang persalinan adalah saya selalu berharap anakku lahir saat ayahnya pulang (suamiku pulang setiap sabtu dan minggu karena dia bekerja di luar kota) dan saya selalu berharap anakku lahir di tanggal yang sama dengan tanggal kelahiranku.

Hari sabtu, pukul 20.00 WIB suamiku pulang. saat itu sama sekali saya tidak menduga kalau mau bersalin karena sepanjang sore saya masih nari-nari lagu India (Kuch-kuch Hota Hai). lalu  pukul 22.00 WIB saat hendak tidur, suami saya mencium dan mengelus perut saya dengan lembut dan berkata kepada bayi saya “ayo tidur ya dek” namun tiba-tiba, ketuban saya pecah! Saya kaget sekali, lalu langsung berdiri dan pindah ke kamar sebelah yang lebih nyaman untuk bersalin. Jam 23.00 WIB akhirnya Puji Tuhan, putri mungil saya lahir dengan selamat, lancar dan benar-benar tanpa rasa sakit. Dan yang membahagiakan adalah anak saya lahir pada tanggal 24 Maret 2001. tanggal yang sama dengan tanggal kelahiranku. Dan putri mungil itu bernama Gabriele Nadina Elloianza yang sekarang ini sudah berumur 9 th (kelas 5 SD, sudah besar yach?!).

Sebuah pengalaman kehamilan dan proses persalinan yang luarbiasa. Berawal dari pengalaman ini saya sangat yakin bahwa betapa hebatnya “kekuatan niat” dan betapa pentingnya komunikasi dengan janin. Saat kita selalu meniatkan dengan sungguh-sungguh bahwa kita sehat, bersalin aman, lancar dan nyaman maka hal itu yang akan terjadi dalam proses kehamilan dan persalinan anda.

Nah itulah sekelumit kisah indahnya proses persalinan saya, karena itulah saya sangat semangat dan percaya diri jika berkata atau membuat penyataan bahwa bersalin itu Nyaman dan Tidak Sakit, Ya, karena saya membuktikannya.

Ketika melahirkan, adalah mungkin bagi seorang ibu untuk mengubah sensasi rasa sakit saat kontraksi menjadi sesuatu yang nyaman atau mungkin dirasa sebagai sebuah tekanan yang biasa saja. Saat bersalin jika ibu santai dan rileks yang terjadi adalah kontraksi justru lebih efektif dan janinpun akan lebih mudah “meluncur” bahkan kadang-kadang hanya dengan mengejan beberapa kali janin dapat keluar dengan mudahnya. Ingat ibu.kekuatan janin luar biasa lho?. Jadi jangan abaikan itu.

Saat seorang wanita menyadari dirinya hamil, persiapan untuk menghadapi “Due Date” adalah dengan menggunakan teknik relaksasi dan citra positif untuk menghilangkan ketakutan, kecemasan dan kekhawatiran. Kita harus melihat bahwa proses melahirkan sebagai peristiwa yang membahagiakan, penuh semangat. Namun kadang masih banyak budaya yang cenderung melihat bahwa proses persalinan sebagai sesuatu yang harus ditakuti karena rasa sakit yang akan dialami, ini sering tanpa sadar diungkapkan oleh orang tua kepada anak-anaknya sejak kecil terutama yang saat itu sedang berbuat nakal dengan tujuan agar dapam pikiran anak tersebut tertanam bahwa jangan pernah membantah orangtua terutama ibu karena saat melahirkan ibu mempertaruhkan nyawanya dan karena saat bersalin ibu menderita kesakitan yang luarbiasa. Dengan demikian  maka tanpa disadari sejak kecil budaya kita menanamkan dogma bahwa bersalin itu sakit, antara hidup dan mati. Sehingga sejak kecil hingga dewasa seorang anak perempuan tumbuh dan percaya bahwa melahirkan merupakan pengalaman luarbiasa menyakitkan.

Padahal hal ini tidaklah benar! Proses persalinan sebenarnya adalh proses yang nyaman dan menyenangkan. Karena pada dasarnya tubuh manusia sudah dirancang sedemikian sempurnanya untuk mengatasi dan menjalani proses tersebut. Untuk itu mulai dari sekarang cobalah untuk meyakini bahwa proses persalinan adalah nyaman dengan memprogram ulang pikiran Anda maka rasa takut, cemas dan khawatir akan jauh berkurang an dengan demikian maka, adrenalin yang dihasilkan tubuh anda saat proses persalinanpun berkurang. Adrenalin merupakan salah satu alasan utama mengapa proses persalinan biasanya menjadi disfungsional/ berubah menjadi patologis sehingga menyebabkan akhirnya anda harus  memerlukan operasi caesar saat kelahiran.

Seorang ibu yang menggunakan self-hypnosis selama proses persalinan, maka tubuhnya akan memproduksi hormone endorphin yaitu hormone penghilang rasa sakit alami dari tubuh dan hormone itu akan bekerja  kapan dan di mana dibutuhkan.  Ketika tubuh diinstruksikan mengalir dan bekerja dengan harmonis bersama dengan proses kelahiran, ini akan membuka dan melepaskan kekakuan dan ketegangan juga membantu gerakan ke bawah untuk bekerja dengan lebih mudah dan efektif, menghasilkan proses kelahiran lebih pendek dan mampu mengurangi jumlah trauma untuk bayi selama proses kelahiran, dengan demikian bayi cenderung lebih bahagia dan lebih santai.

Manfaat Menggunakan Self-Hypnosis selama Kehamilan dan Melahirkan

Berikut ini manfaat menggunakan Self-hypnosis saat proses kehamilan dan bersalin:

Hypnosis membuat waktu/ durasi bersalin terutama kala I & kala II lebih pendek ini terjadi karena meminimalkan hambatan dari otot-otot yang digunakan dalam proses persalinan sebagai respon terhadap rasa sakit dan stress, dengan otot-otot yang rileks maka otot disekitar rahim dan jalan lahir menjadi lebih lentur, elasitis dan jalan lahirpun dapat membuka dnegan mudahnya. Hypnosis meningkatkan kenyamanan dan tidur selama kehamilan Hypnosis membantu mengatasi mual dan muntah terutama pada trimester awal Hypnosis membantu untuk mengatasi depresi post-partum Hipnosis menciptakan ikatan yang kuat antara ibu dan bayi Hypnosis menciptakan lingkungan melahirkan yang damai Hypnosis dapat mengurangi kebutuhan untuk episiotomi dan anestesi Hypnosis membantu menghilangkan keyakinan negatif tentang proses bersalin. Hypnosis membantu mengatur tekanan darah secara alami Hypnosis meningkatkan kepercayaan ibu pada kemampuan diri sendiri untuk melahirkan secara alami, menempatkan dirinya dalam mengendalikan dirinya, sementara pada saat yang sama membiarkan alam melakukan tugasnya dengan cara yang lebih canggih dan luarbiasa. Hypnosis membantu menciptakan tingkat relaksasi yang diperlukan untuk menghentikan aliran katekolamin, hormon stres katekolamin dilepaskan selama bersalin membuat otot melingkar di rahim sulit untuk bersantai, menyebabkan otot-otot rahim bekerja keras/ tegang, menciptakan durasi yang lebih lama, lebih keras kontraksi namun kurang efektif. pelepasan katekolamin merupakan respon yang didasari rasa takut yang menciptakan penyempitan di otot rahim dan sekitarnya. Self hypnosis membantu menurunkan kadar katekolamin dan merangsang pelepasan endorphin. Pengalaman nyeri/ pengalaman yang tidak menyenangkan dalam proses melahirkan yang lalu secara otomatis akan menghasilkan ketegangan, ketakutan, bahkan kekhawatiran yang berlebihan, yang kemudian menciptakan ketatnya dan tegangnya otot  dalam rahim dan sekitarnya saat proses bersalin. dengan Self-hypnosis Anda dapat menghilangkan rasa takut, yang menghilangkan ketegangan, yang menghilangkan sesak dan Hasil akhirnya adalah anda akan merasa jauh lebih nyaman dan tidak sakit. Mengurangi kondisi kebutuhan akan obat atau tidak ada obat sama sekali yang berarti risiko efek samping bagi ibu dan bayi lahir berkurang. Dengan hypnosis maka Anda dapat mengurangi intervensi dan mengurangi resiko terjadinya selama kehamilan dan persalinan Ada distorsi waktu dengan hipnosis ini membuat waktu kerja merasa jauh lebih pendek daripada yang sebenarnya Dengan hypnosis maka sistem dan pemulihan lebih cepat Hypnosis membantu dengan kala II lebih optimal dan membuat anda dapat merasakan nyaman walaupun anda dilakukan penjahitan pada perineum

Ada banyak program hypno-birthing yang bagus bagi ibu hamil dan Jika Anda memiliki pasangan, suami atau teman dekat, mereka juga bisa belajar dan bahkan bisa mengambil peran saat sebelum, selama, dan sesudah kelahiran. Dengan demikian maka keberhasilan program hypno-birthing dan self hypnosis anda akan maksimal.

Nah ibu-ibu¦semakin yakin kan belajar hypnobirthing & Self hypnosis

Semoga artikel ini bermanfaat dan mampu memotivasi Anda untuk tetap semangat belajar.

Salam Hangat dan Sukses selalu

Yesie Aprillia S.Si.T, M.Kes

(bidan, Praktisi dan Trainer Hypnobirthing Indonesia)

 

Mengapa dan Apakah Tuhan Membuat proses melahirkan itu menyakitkan?

0

 

Beberapa hari yang lalu saya “ngerumpi” dengan klien saya yang kebetulan lagi hamil. Waktu itu usia kehamilannya sekitar 32 minggu. Ditengah-tengah ngrumpi ibu As ini crita bahwa dia saat ini lagi ketakutan karena baru saja kemaren (4 hari yll) temennya tepatnya sahabat dekatnya meninggal pada saat bersalin, gara-gara perdarahan dan kebetulan saat itu dia yang mendampingi sahabatnya itu bersalin karena alkisah sahabatnya tadi MBA (Merried By Accident) dan ditinggal pergi sang suami. Nah 1 minggu sebelumnya tetangganya pun bersalin dan saat dia besuk, tetangganya tersebut cerita dengan semangad dan panjang lebar tentang “penderitaan dan perjuangannya” saat bersalin, yang intinya serba mengerikan. Nah ironisnya lagi dua hari yang lalu saat dia periksa ANC (Ante Natal care) ke Bidan (temenku) didekatnya eh, bidannya juga menjelaskan bahwa bersalin itu ya sakit dan dengan tegas bidan itu berstatment bahwa begini: “Kalau tidak sakit ya namanya bukan bersalin mbak!” Hhhhhh……akhirnya ibu As ini datang kerumah kemaren, kebetulan dia tau saya dari mantan klien saya yang berhasil bersalin nyaman dan lancar. Dan saat ngerumpi setelah dia cerita panjang lebar tentang kekhawatirannya dia akhiri dnegan kalimat seperti ini ; ” mbak yesie, mengapa Tuhan membuat proses persalinan itu harus menyakitkan? Berarti rasa sakit ini akibat kutukan Tuhan pada kaum Hawa ya?”. Waduh! ada tantangan nich.saya mau gak mau harus searching lagi di Alkitab (kebetulan klien saya ini kristiani) tentang ayat di Alkitab yang dapat menjelaskan dan memberi jawaban atas pertanyaan ibu As ini.

Sebuah Kutukan atau bukan?

Apakah Anda ingat pernah membaca dalam Kejadian bahwa Hawa memakan buah pengetahuan baik dan buruk yang pertama? Apakah Anda ingat apa yang Tuhan akan terjadi kepada Hawa karena ia makan buah itu? Anda mungkin anda juga berpendapat sama dengan kebanyakan orang, karena ini telah menjadi pengetahuan umum bahwa Allah mengutuk wanita sehingga memiliki rasa sakit di saat bersalin karena Hawa berdosa.

Kejadian 3:16 Firman-Nya kepada perempuan itu: “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.” Beberapa ahli menyatakan bahwa adegan ditaman itulah alasa/ yang jadi penyebab tentang mengapa setiap wanita harus memiliki rasa sakit saat bersalin  untuk membayar dosa besar ini, dan beberapa aliran bahkan percaya bahwa pemberian obat nyeri saat persalinan adalah sebuah dosa lebih buruk karena menghilangkan hukuman wanita itu.

Namun Anda dapat bernapas lega sekarang, karena saya tidak salah satu dari para ahli itu hehehe. Saat ini saya telah menemukan tiga Fakta besar yang nyata bertentangan/ menyanggah pernyataan dan keyakinan bahwa bersalin seharusnya menyakitkan adalah sebagai kutukan. Pertama, tidak semua wanita mengalami proses persalinan yang menyakitkan! Contohnya saya!!! Disiini Saya tidak hanya berbicara tentang wanita-wanita yang menggunakan obat untuk mematikan rasa sakit. Ada juga wanita yang bersalin alami, spontan pervaginam namun dnegan jujur menyatakan bahwa prosesnya tidaklah menyakitkan. Bahkan ada wanita yang menggambarkan bahwa bersalin itu sangat menyenangkan (yang kini popular dengan sebutan “Orgasmic Birth”)! Jika nyeri persalinan adalah kutukan pada semua wanita, tidaklah mungkin ada yang merasa sakit tapi ada yang merasa nikmat. Masak Tuhan pilih-pilih sich / dirandom? (kayak penelitian ajah).

Kedua adalah bahwa Allah menganggap anak-anak untuk menjadi berkat, bukan kutukan. Alkitab berulang kali mengatakan kepada kita bahwa anak-anak adalah hadiah dan menjadi berkat bagi orang yang dicintainya. Saya tidak menyatakan bahwa semua berkat akan menjadi nyaman dan menyenangkan sepanjang waktu, karena ada kalanya saat-saat yang sangat sulit dalam membesarkan anak-anak. Namun, berkat harus menjadi sumber kegembiraan. Bagaimana mungkin seorang anak akan, pada saat yang sama menjadi berkat dan kutukan? Bukankah ini tidak masuk akal?

Mazmur 127:3-5 Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa muda. Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu, apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang

Ul 7:13 Ia akan mengasihi engkau, memberkati engkau dan membuat engkau banyak; Ia akan memberkati buah kandunganmu dan hasil bumimu, gandum dan anggur serta minyakmu, anak lembu sapimu dan anak kambing dombamu, di tanah yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu.. Ul 28:11 Juga TUHAN akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu–di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu Ketiga Saya tidak percaya pernyataan bahwa nyeri persalinan itu adalah kutukan yang harus dijalani. Karena makna sebenarnya dari kata Ibrani yang digunakan jika diterjemahkan adalah “untuk meningkatkan” dalam Kejadian 3:16, meskipun artinya peningkatan, ini juga sebuah kata yang berarti berada atas otoritas. Kata yang diterjemahkan sebagai rasa sakit adalah juga sebuah kata yang berarti kerja, tenaga kerja atau kerja keras. Kata yang diterjemahkan sebagai berahi sebenarnya berarti konsepsi atau kesuburan.

Sebenarnya, kata yang digunakan pada kalimat tersebut adalah kata yang sama persis yang diterjemahkan sebagai kerja keras ketika Allah berbicara kepada Adam. Jadi, adalah mungkin bahwa “kutukan” dapat berarti:

– Aku akan mempunyai kuasa atas persalinan dna juga kesuburanmu. Dengan (bekerja keras) Anda akan memiliki anak.

Terjemahan ini jauh lebih masuk akal dengan pernyataan yang memberitahu wanita bahwa dia harus patuh akan keinginan suaminya. Mungkin maksud Tuhan yang terkenal “kutukan” itu sebenarnya bukan kutukan, melainkan sebuah pernyataan dari otoritas perempuan sekarang akan berada di bawah suaminya.

Ini selaras dengan 1 Timotius 2:12-15 yang menyatakan wanita harus tetap berada di bawah otoritas suami. 1 Timotius 2:12-15 Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri. Karena Adam yang pertama dijadikan, kemudian barulah Hawa. agipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa. Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.

ayat pada kitab Kejadian dan 1 Timotius tampaknya berkaitan satu sama lain. Di Ayat Kejadian dikatakan, ” Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.” Sedangkan Ayat 1 Timotius mengatakan, “ Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.”

Beberapa ahli telah mencoba untuk mengatakan bahwa keselamatan itu diungkapkan dalam 1 Timotius yang mana semua umat manusia menerima keselamatan melalui Kristus yang dilahirkan dari seorang wanita. dari ayat ini kita juga bisa tahu bahwa seorang wanita akan menjadi lebih nyaman saat bersalin, asal bersedia untuk menerima Kristus dan mau diselamatkan.

Sederhananya, Tuhan tidak mengutuk wanita lebih daripada dia mengutuk laki-laki. Untuk informasi lebih lanjut tentang konsep sakit saat persalinan dalam Alkitab, anda dapat membaca buku yang berjudul “The Joy of Natural Childbirth” karya Helen Wessel

Jika bukan kutukan, mengapa menjadi Sakit?

Jika nyeri persalinan bukan kutukan, mengapa beberapa wanita bahkan sebagian besar wanita yang bersalin mengalami kesakitan dan kesulitan? Apakah tampak tidak adil bahwa beberapa wanita memiliki persalinan yang mudah, sementara wanita lainnya mengalami kesulitan, dan lain-lain bahkan ada yang berakhir dengan operasi besar untuk memiliki bayi?

Hal pertama yang harus diingat adalah bahwa “Adil” bagi kita belum tentu “Adil” pula menurut Allah. Ada banyak alasan Allah. Kadang-kadang Ia mengijinkan orang menjadi sakit atau cacat untuk menyatakan kemuliaan-Nya, seperti dalam Yohanes 9:1-3.

Yohanes 9:1-3 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: “Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?” Jawab Yesus: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.. Ada kemungkinan bahwa dengan membawa seorang wanita melalui masa sulit seperti rasa sakit dan kerja keras saat bersalin, Allah menunjukkan kuasaNya untuk memberikan kekuatan padanya.

Pikirkan tentang kisah Ayub. Berikut adalah orang yang, dengan kesaksian Allah sendiri, manusia terbesar. Tuhan berkata, “Tidak ada seorang pun di dunia seperti dia, dia bersalah dan tegak, seorang pria yang takut akan Allah dan menjauhi yangs jahat.” Namun Tuhan mengijinkan segala sesuatu yang akan diambil dari Ayub, dan untuk tubuh Ayub harus dimenderita dalam bisul. Mengapa Tuhan membiarkan hal ini? Tuhan tidak pernah mengatakan kepada Ayub. Tetapi kita lihat dari cerita bahwa Tuhan mengijinkan Ayub untuk diuji untuk menunjukkan bahwa ia akan terus percaya kepada Allah apa pun yang terjadi.

Bisa saja saat ini Tuhan mengizinkan wanita untuk diuji untuk melihat apakah mereka akan tetap setia padanya? Hal ini sangatlah memungkinkan. Tapi saya tidak bisa percaya bahwa pernyataan itu benar untuk semua situasi. Karena beberapa perempuan tidak merasakan sakitnya bersalin.bahkan pada wanita yang sama proses persalinan yang sekarang dengan yang lalu pun bisa berbeda rasanya.

mungkin juga tuhan menyatakan kemuliaan-Nya kepada orang lain yang melihat proses persalinan. Karena kadang ada wanita yang diijinkan bersalin dengan susah payah bahkan hingga meninggal saat bersalin. Bagi wanita lain, mungkin Allah mengijinkan perempuan untuk memiliki tenaga kerja menyakitkan untuk menguji hatinya, untuk melihat apakah ia akan tetap setia kepadanya. Kita harus menerima dan meyakini bahwa Tuhan sedang bekerja dan bahwa pada akhirnya, Rencana-Nya sangat baik.

Dapatkah saya mencegah rasa sakit saat melahirkan?

Kemungkinan lain untuk rasa sakit saat bersalin terletak pada ayat Timotius 1. Ingat dalam ayat itu dikatakan bahwa seorang perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan.” Ayat ini tidak hanya membantu Anda mengatasi rasa sakit saat bersalin, tetapi dapat membantu Anda melalui persoalan apapun.

Anda mungkin bertanya-tanya, “bagaimana ciri-ciri ini membantu saya melalui segala macam ujian dalam hidup?” Iman, kasih, kekudusan dan kontrol diri adalah tema dasar dari kehidupan Kristen. Ketika Anda semakin dekat kepada Kristus, Anda harus meningkatkan sifat masing-masing. Galatia 5:22-23 menyatakan:”Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.”

Dengan sifat seperti itu maka Anda akan datang untuk bergantung padaNya. Ini adalah kekuatan-Nya yang akan membawa Anda melalui proses persalinan yang nyaman.

Bagaimana dosa menyebabkan nyeri di proses persalinan?

Sampai saat ini beberapa orang percaya bahwa seorang wanita merasakan sakit saat bersalin karena dosanya (bukan karena dosa Hawa tetapi dosa karena perbuatannya dalam kehidupan sehari-hari). Salah satu dokter yang meneliti masalah nyeri pada persalinan adalah Dr Grantly Dick-Read. Dia tertarik pada mengapa beberapa wanita memiliki sejumlah besar rasa sakit sementara wanita lain sepertinya melahirkan dengan hampir mati. Melalui penelitian, ia menemukan apa yang ia sebut TAKUT itu – KETEGANGAN – siklus PAIN.

“Pada dasarnya, Dr Dick-Read menyadari bahwa rasa takut yang berlebih pada seorang wanita ketika ia bersalin, menyebabkan ketegangan yang berlebih pada otot-ototnya. Ketegangan ini adalah penyebab dari rasa sakit. Ketika wanita itu merasa sakit, ia akan menjadi lebih takut dan siklus akan terus memburuk menyebabkan rasa sakit semakin menjadi-jadi. Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana ketegangan otot menyebabkan rasa sakit. Cara paling mudah untuk menjelaskannya adalah bahwa leher rahim dan rahim tidak memiliki kemampuan yang sangat banyak untuk merasakan sakit. Mereka tidak dirancang untuk mengirim sinyal rasa sakit ke otak. Tapi, selama kontraksi, rahim mengencangkan dan menarik ke depan sedikit. Ketika ini terjadi, rahim dapat menarik atau mendorong pada otot di dekatnya. Jika otot-otot yang tegang, tekanan dari rahim kontraktor menyebabkan otot merasa sakit.

Dr Grantly Dick-Read mengatakan bahwa jika seorang wanita mampu mengatasi rasa takutnya itu akan membantu mengurangi ketegangan di tubuhnya, dan jika ia mengurangi ketegangan, dia bisa mengurangi nyeri yang dirasakannya. Teori ini adalah dasar yang digunakan untuk sebagian besar kelas kelahiran alami akhir-akhir ini. Seorang wanita dididik untuk membuat mereka tidak takut tentang apa yang akan terjadi, dan diajarkan untuk aktif mengendurkan otot mereka untuk mencegah rasa sakit yang sebenarnya tidak perlu.

Ketakutan memicu apa yang dikenal sebagai respon “Fight or Flight”. rahim i memiliki dua kelompok otot yang berlawanan, satu arahnya naik turun, dan yang lain “dari timur ke barat.”/ samping kiri dan kanan. Otot-otot ini harus bekerja sama untuk mendorong bayi keluar. Namun, ketika tubuh Anda memproduksi hormon dari rasa takut, kelompok-kelompok otot bekerja melawan satu sama lain, membuat persalinan Anda tidak efektif, atau disfungsional. Hal ini diyakini bahwa ini adalah mekanisme keamanan yang mencegah tubuh bayi Anda tidak lahir di suatu tempat yang berbahaya. Jadi, bagaimana dosa menyebabkan rasa sakit? Pada dasarnya, ketika Anda terpisah dari Allah oleh dosa-dosa Anda, Anda tidak bersandar pada Tuhan sebagai kekuatan Anda seperti yang seharusnya. Karena rasa bersalah Anda, Anda tidak dapat membuang kekhawatiran Anda padanya, dan akan rentan terhadap khawatir dan ketakutan. Dan sekarang kita tahu bahwa rasa takut dapat menyebabkan rasa sakit.

Tapi yang lebih penting, ketika Anda tidak menyerahkan semua kecemasan yang Anda rasakan kepada Allah, maka Anda tidak damai. Bahwa kurangnya kedamaian dalam diri anda terakumulasi sebagai ketegangan pada tubuh Anda yang menyebabkan persalinan Anda lebih menyakitkan. Atau, bahwa kurangnya kedamaian dalam diri Anda dapat menyebabkan Anda mulai kehilangan kepercayaan Anda pada saat-saat paling sulit.

Saya melihat adanya hubungan yang pararel antara siklus KETAKUTAN-TEGANGAN-PAIN dari Dr Dick-Read dan cara dosa-dosa kita dapat menyebabkan kurangnya damai menimbulkan rasa nyeri yang berlebihan. Tapi, bukan TAKUT-TEGANGAN-NYERI bisa PEMISAHAN – KURANGNYA KEDAMAIAN – NYERI.

Cara untuk memutus lingkaran ketakutan-ketegangan-sakit adalah untuk mendidik diri sendiri untuk menghilangkan rasa takut, dan secara aktif membuat tubuh Anda rileks untuk mengurangi ketegangan tersebut. Filipi 4:6-7 berkata Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Sekali lagi, saya percaya bahwa seorang wanita akan mendapatkan manfaatnya saat sejak awal kita beriman dan libatkan Allah dalam segala hal. Seorang wanita dapat mencapai beberapa hasil karena mereka bisa bersantai tubuh mereka dan telah menghapus sebagian besar rasa takut mereka. Untuk mencapai relaksasi total durasi persalinan normal membutuhkan konsentrasi mental dan fokus. Anda akan melihat, bahwa adalah rahasia kekuatan Allah. Beristirahat dalam Allah, dan didukung oleh kekuatan-Nya tidak berarti bahwa Anda tidak akan mengalami masalah, kesulitan atau nyeri. Jika Anda mengalami hari yang menyenangkan, dan semuanya menyenangkan dan menyenangkan, Anda mungkin tidak perlu kekuatan Allah! Tidak, kekuatan Tuhan tidak ada untuk mengambil yang buruk, tetapi untuk memberikan Anda kekuatan untuk menjalaninya.

Ingat ayat ini akan sangat menguatkan anda yaitu Filipi 4:13 Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku

Apakah Ada Penyebab lain dari Pain/ Nyeri?

Dalam beberapa proses persalinan, posisi bayi atau kesehatan yang buruk dari ibu dapat meningkatkan sensasi rasa sakit yang ibu rasakan. Kadang-kadang rasa sakit adalah indikator bahwa ada masalah dengan proses persalinan yang seharusnya. Kontraksi yang tidak putus, pendarahan vagina dan nyeri perut tajam semua dapat menjadi indikator masalah potensial. Dr Grantley Dick-Read menjelaskan ketakutan merupakan penyebab utama nyeri selama persalinan. Hal ini karena rasa takut menyebabkan tubuh melepaskan zat kimia yang mengubah kemajuan dan proses persalinan.

Nah untuk itu kurangi rasa takut dan kekhawatiran anda, percayai kekuatan tubuh Anda dan percayalah bahwa bersama Allah anda dapat menanggung semuanya.

Tuhan memberkati

Salam Hangat dan Sukses Selalu

Yesie Aprillia S.Si.T, M.Kes

www.bidankita.com

ASPECTS OF THE HUMANIZATION OF WATERBIRTH

0

PATIENT PREPARATION FOR LABOR IN WATER

In the development of modern obstetrics the most important thing to be performed is the humanization of the labor and birth process. This is an approach focused on the family, patient autonomy and pain management. This effort is essential for fetal and neonate safety.

The Royal College of Gynecologist and Obstetricians published guidelines, protocols were agreed upon, to prevent complications that are not predictable.2, 3 Thus guidelines are absolutely needed by the service provider of water birth. Guidelines or protocols are a main reference when formulating a basic approach to the patient and her family.

Some of the existing research indicates that being in the water during labor and childbirth provides a significant advantage in birth outcomes. Each maternity unit should have a policy of water birth, including guidelines for patient preparation including information about water birth. Service providers should be required to provide guidance on the process of childbirth to mother and family.2, 3,4,5,6

Understanding the risk factors that will be experienced by the mother and the baby is important, so that the prospective mother is completely ready to do the water birth. Labor protocol is a matter that absolutely must be upheld to prevent risks and complications during labor.6 Considering risk for the baby is important. However, the majority of medical experts believe that this situation is very rare, because babies will not breathe until the baby is exposed to air.7, 8

In 1999, Gilbert, et al published their research in 1996 by taking a sample of 4032 infants born in the water. This study concluded that the prenatal mortality is not significantly higher than the risk of conventional childbirth.9

In the protocol designed for water birth, the Australian Government also asserts that all health workers involved are responsible for any information given to women candidates in each provider’s water birth techniques. Data, which is provided, should be accurate and up to date .10 Patients have many birth choices to consider making informed consent important when choosing water birth. 7,8,9

In general, preparing the mother for waterbirth does not differ much than preparing the mother for conventional birth. A conducive environment for the prospective mother during water birth strongly supports the success of this program. The role of the assisting family is important as well in the preparation of childbirth. 11

PATIENT SELECTION

Water birth is generally given to the term pregnant woman with no complications.10, 12

Confinement terms for water birth:

1. Low-risk pregnancy 2. No vaginal, urine, or skin infection 3. Vital sign within normal limits and infants CTG normal (baseline, variability, acceleration) 4. Warm water is used for relaxation and pain management after cervix dilatation of 4-5 cm or more. 5. Patients cooperative with birth attendant instruction, including a possible exit from the pool if necessary.

Criteria / Indications 10, 13.14

1. It is a mother”s choice 2. Normal pregnancy > / 37 weeks 3. Single fetus with head presentation 4. No use of drugs-sedative 5. Spontaneous broken membranes < 24 hours 6. Non-clinical criteria such as staff and equipment 7. No pregnancy complications such as pre-eclampsia, uncontrolled blood sugar level, etc. 8. Normal heart rate 9. Clear amniotic fluid 10. Spontaneous childbirthing or after using misoprostol or pitocin 11. There is no bleeding. It is difficult to assess the loss of blood in water birth due to the lack of attendant experience in water birth. If that be the case, some service providers may prefer to deliver the placenta outside of the pool.

Contraindications 10,13,16

1. Infection that can be transmitted through the skin and blood.

2. Febrile mother or other evidence of infection.

3. Herpes genitalis. Herpes is very easily transmitted through water.

4. Abnormal fetal heartbeat.

5. Abnormal vaginal bleeding.

6. HIV, Hepatitis.

7. Macrosomia.

8. Meconium. A light or medium meconium can be said normal in childbirth. However if thick meconium appears in the water, the attendant should clear or help the patient out from water birth pool.

9. Breech presentation of the baby.

10. Multiple pregnancy.

11. Babies who are estimated to be born premature (2 weeks more or before the time of confinement)

12. Condition that needs continual monitoring unless there is a condition where the waterproof transducers (Doppler) are available.

WATER BIRTH TECHNICAL ASPECT

Provision facilities and infrastructure of water birth in general can be adjusted with the place where water birth will be implemented. Clinics, hospitals and even at home can also be good settings for water birth as long as criteria is still met and the rules and guidelines are followed. Based on the above, the technical procurement of water birth that must be owned: 16

Technical procurements on hand:

1. Confinement pool 2. Water pump: electric water pump works more quickly than hand water pump 3. Water pipe: choose a quite long water pipe in order to reach water sources and confinement pool. 4. Faucet hose adapter: choose the adapter that is easily removed and not part of other circuits

Other suggested equipment:

1. Debris removal Net. It is normal for the mother to defecate during second stage of labor, in this case, use debris removal net to retrieve and dispose of it.

2. “Y” pipe adapter and End Cap to connect between Faucet adapter and water pipe.

3. Hand-held Mirror. Many women in labor who start to push in hands and knees position. This position makes the mother unable to see the baby when the baby is born. By placing the mirror at the bottom of the foot and the light to the mirror, the mother can see the birth process easily.

4. The lamp can be placed in the water directed to the mirror at the top so that the mother can see the birth process easily

5. Thermometer in the water. This device helps care providers to regulate water temperature.

6. Submersible water sucker. Portable sucker pipe means that pipes can be used to drain the pond without the need to find a power source.

7. Gloves of sufficient length to protect care providers while listening to the heart of the baby or checking dilatation.

In addition to standard equipment, some equipment below should also available in the water birth service: 12

1. Maternal thermometer. 2. Waterproof Doppler. 3. Water resistance cloth. 4. Additional that can help the mother out of the pool if necessary. 5. Knee bolster, cushion, low stool and birthing balls should preferably be provided so that care providers are comfortable (Burn & Kitsinger 2001).

In 1995, Alderdice et al., conducted research on 4494 retrospective confinement in the water made by midwives in England and Wales. They reported the deaths of 12 infants, 51 cases of illness (respiratory infection). However, the researchers concluded that no evidence found that confinement in the water is less safe than conventional labor 20 American Academy of Pediatrics 19 mentions that the safety and effectiveness of the baby in water birth cannot be confirmed. Meanwhile, the British Pediatric Surveillance9 mention deaths or the need for special handling of babies born in water from years 1994-1996. Some reports of cases 21 mention that there were sepsis of the baby because of pool contamination, but the numbers cannot be proven scientifically. Based on that, the procedure to maintain pool water cleanliness needs more attention by each provider of water birth.

Below are the procedures and guidelines quoted from the Australian government for the water birth: 12.

1. Clean portable swimming pools with disposable liners

2. In the practice of swimming pools, spa regimens should use solvents in jets, sucker pipes, pipes and filters. Between births the tub must be cleaned by using liquid Chlorine each time it is used. 3. Cleaning fluid is a liquid that is commonly used in hospitals or who has received approval by the local organization. 4. Birth tubs should be dried under the air. 5. Birth tubs before re-use should be cleaned again. 6. Reinforced with routine maintenance. 7. Routine testing is done for Legionella in hospital water supply where the test bacteria is adjusted to the recommendations of local government.

Controversy about water birth has been around since 1723. It cannot be not separated from the various research results that have been conducted by various researchers in various countries. In fact this method is widespread and popular in the community. Use of analgesia during labor is low and comfort earned by the mother during childbirth is a strong attraction for the candidates and the water birth services. Quality improvement and standardization of services in accordance with guidelines is the key to comfort and safety of this technique. Therefore, researchers should continue to seek accurate information so that hey may develop reasonable guidelines for water birth. Valid research, of course, is supported by good research methods and controls. Hopefully in the future with the increasing number of randomized and controlled trials we will be able to improve the scientific assessment of water birth. In summary water birth can be one of the best methods of childbirth sought after by expecting family”s aiming for baby”s gentle landing on earth.

Warmly

Yesie Aprillia S.Si.T, M.Kes

References

1. Grunebaum A, Chervenak Fa. In the baby or the bathwater: which one should be discarded?J. Perinatat.Med 2004; 32:306-7

2. Alfirevic,Z,et al. Immersion in water during labour and birth (Royal college of obstetricians and gynaecologist/Royal college of midwives joint statement no.1).2006;{5 screen}.. Available  from: URL: http:/www.rcm.org.uk/info/docs/RCOG_RCM_Birth Accessed: May 12,2009

3. Duley, L.M.M. Birth in Water (RCOG Statement no.1).2001:{3 screens}. Available from: URL: http://www.birthbalance.com/stories/serenity.pdf. Accessed: May 12,2009

4. Palmer, J. In water during labour and birth. 2001; {4 screens}. Available from: URL: http://www.mybirthdesign.com/.Accesed: May 13,2009

5. Chapman,B. Water birth protocol: Five North Island hospital in NeW Zealand. College of midwives Journal.2004; 30:20-4

6. Singh U, Schereiner A, Macdermott R, Johnston D, Seymour J, Garland D,et al.Guidelines for Water Birth within the midwifery led unit and at home (Dartford and Gravesham-NHS Trust).2006;{4 screen}. Available from: http//www.darentvalley hospital.nhs.uk. Accessed: May 13,2009

7. Parker PC, Boles RG. In pseudomonas otitis media and bacterimia following a water birth. Pediatrics 1997; 99:653-4

8. True about water risk and complications. 2006; {2 screen}. Availabel from: http://www.water birth risk often involve various problems with breathing.htm. Accessed: May 13,2009

9. Gilbert,RE, Tookey, P.A. In Perinatal mortality and morbidity among babies delivered in water: surveillance study and postal

10. Garland,D, Choo,YP, and birth –The royal college of midwives.2000;{4 screens}. Available from:URL: http://www.rcm.org.uk/info/docs/RCOG_RCM_Birth . Accesed: May 14,2009

11. M

12. Policy-First stage labour in water. Government of South Australia.2005;{9 screens}. Available from: http://www.health.sa.gov.au/ppg/portals/0/waterbirth_First_Stage_Labour_in_Water_Policy_December_2005.pdf. Accesed: May 14,2009

13. Guidelines for water at OHSU. Oregon health and sciences university water birth guidelines.2001;{1 screen}. Available from: URL: http://www.data.memberclicks.com/site/wi/OHSU_2001-guidelines.pdf. Accesed: mAY 14,2009.

14. Water birth – Wikipedia, the free encyclopedia (Wikipedia foundation,, INC). 2007; {8 screens}. Available from: URL: http:/www.enwikipedia.org/wiki/water_birth. Accessed: May 14,2009

15. Anonymus. Waterbirth guidelines.2009;{1 screen}. Available at: URL: http://www.yourwaterbirth.com/water-birth-pools-liners-c-1.html.Accessed: May 15 2009

16. Roberts D. In guidelines for the use of water during labour and in the event of deliveries. Liverpool womens hospital NHS trust. 2002;{4 screen}. Available at:URL: http://www. Accessed: May 14,2009

17. Burns E, Kitzinger S. Midwifery guidelines for use of water in labour. Oxford Centre for Health Care Research and Development, Oxford Brookes University, 2001

18. Garland D. Waterbirth-an attidute to care. Cheshire: Books for Midwives,1995

19. Batton, DG,et al. Underwater births. Pediatrics,2005; 115;5:1413-14

20. Alderdice F, Renfrew M, Marchant S,et al. Labour and birth in water in England and Wales. BMJ 1995;310:837

21. Vochem M, Vogt M, Daring G. Sepsis in a newborn due to pseudomonas aeruginosa from contaminated tub bath. BMJ 2001;345:378