Pagi ini rasanya ingin sekali berbagi sedikit cerita tentang bunda Ika dan Rina yang membuat saya semakin merasa harus semakin belajar sabar, belajar pasrah dan belajar untuk lebih sensitif lagi komunikasi dengan janin.
## Bunda Ika adalah Bunda yang unik…beliau anak ISI Jogja, anak Seni Rupa. awalnya ikut kelas hypnobirthing atas rekomendasi beberapa temannya termasuk mbak Nadiyah yang beberapa bulan yang lalu juga berhasil melahirkan 4kg tanpa mengejan. bunda Ika ini seru..tiap kali datang ke BK selalu naik Motor dari Bantul daerah Gunung Sempu /Kasihan ke Klaten sambil bawa boneka bantal besarrrr buat ngeganjel perut. dan di lehernya selalu ada liontin Kunci jaman doeloe yang diikat dengan tali sebagai kalungnya. Perut mbak Ika memang guedhe, pesen saya saat itu hanya ayo jaga makannya..
mbak Ika HPL nya kalau gak salah 26 April, nah Tgl 28 April dia sms kalau perutnya kok sering berasa kram dan sempet keluar cairan…setelah agak siang dia datang ke BK, namun ternyata mabu buka 1 jari itupun sempit sekali dan kepalanya amasih sangat tinggi So saya musti agak “nyodok” banget meriksanya. saat itu mbak Ika tak mau pulang karena dia sudah 2 kali disuruh pulang bidan (ketika periksa di jogja) gara-gara memang belum ada pembukaan. “mbak yesie..aku gak diusir pulang kan? masak dari kemaren diusir terus sama bidan…?” dengan wajah lucunya…pesan saya saat itu hanya ” Boleh tetap disini, dengan satu syarat = Anggap ini rumah Anda sendiri dan musti sabar.”
sesaat setelah mbak Ika, ada mbak Rina dari jakarta yang sms juga dan mengatakan kalau dia sudah mengalami kontraksi. mbak rani adalah bunda dari jakarta yang hamil ke -3 kalinya dan dengan riwayat hampir ke 2 anak sebelumnya semua lancar dan 1 minggu maju dari HPL. anak ke dua malah begitu sampai di rumah bidan langsung pembukaan lengkap katanya. dan dia takut “gak Nyandak” waktunya kalau mau dari jogja ke Klaten, takut kebrojolan..apalagi sebelum ini Bunda Andien kebrojolan di Hotel di belakang BK. namun ternyata bunda Rina juga belum pembukaan baru “dekok” setengah serviksnya itupun serviksnya masih teballl sekali dan kepala masih tinggi (** lebih tebal dan lebih tinggi daripada bunda Ika) akhirnya dia memutuskan untuk stay di Hotel Perdana Ry agar lebih nyaman.
sesaat kemudian ada bunda Risa dari Solo juga hendak bersalin dan bunda Risalah yang jadi pemenangnya karena paling duluan launchingnya hehehe.
Ketika bunda Risa melahirkan begitu lancar, bunda ika yang kebetulan mendengar beberapa menit suaranya sempat ciut nyalinya “saya bisa gak ya bu?” dan saya hanya jawab…”BISA! semua ibu bisa melahirkan normal itu yang harus Anda yakini dan imani dulu. ”
## Bunda Rina
Sejak umur 38 minggu, bunda ini datang 2 kali ke BK karena kasus sungsang. Pertemuan pertama saya tak berhasil bujuk si bayi buat muterin badannya agar kepalanya di bawah. Tapi pertemuan kedua Puji Tuhan berhasil. Beliau datang ke BK selalu jam 7 pagi karena memang begitu anjuran saya ketika ingin reposisi sungsang. Jadi dari jogja jam ½ 6 sudah berangkat. :0 hhmmm perjuangan ya…
Ketika bunda Risa melahirkan, bunda Rina menginap di Hotel. Beliau sudah galau…tiap hari moxa tapi tak ada perubahan. Hanya saja kalau di moxa pasti si baby aktif gerakannya dan kenceng-kenceng bertambah namun tidak ada perubana entah itu di penurunan kepala maupun di penipisan serviks dan pembukaan.
Sudah sekian lama beliau tinggal di hotel dan wira-wiri ke BK, namun tidak ada perubahan ..mentok hanya mbuka 2 cm. Orang tua dan saudara sudah membujuknya dan menasehatinya untuk pulang aja ke Jogja dan pergi ke RS P*nT* Rap*h agar diinduksi (anak ke-2 lahir disana). Belum lagi suaminya harus pulang balik ke Jakarta karena banyak pekerjaan yang menunggu. Ketika periksa ke BK, ternyata pembukaan juga masih saja 2 cm menangis..itulah yang bisa dia lakukan. Bimbang, marah, sebel, tapi tidak tahu harus bagaimana dan marah dengan siapa. Sambil duduk di teras BK beliau menangis…dan saya hanya bisa bilang;
” Saya bisa juga kasih induksi ibu, tapi ada resikonya. Dan bukankah ibu jauh-jauh dari Jakarta ke Klaten hanya untuk merasakan persalinan alami dan merasakan gentle birth? Lalu kenapa bunda bimbang…siapa tahu bayi ini istimewa. Dan pasti bayi ini istimewa, dia hanya ingin bilang sama ummi nya bahwa ummi, belajar sabar ya? Saatnya tiba nanti aku pasti keluar dengan nyaman.” Ketika saya mengatakan itupun saya hampir ikut menangis karena sayapun juga lumayan cemas, karena esok hari saya harus pergi ke Tegal. 3-4 hari. Bidan senior yang biasa saya mintain tolong kalau saya sedang tidak ada di tempat sedang ke Lampung walaupun assitennya ada namun masih saja cemas. Sedangkan bidan-bidan BK, saya belum berani ninggal dan “melepas” mereka. Sempat saya berfikir dan hendak memutuskan untuk melakukan induksi, tapi entah kenapa saat itu mulut saya berkata dengan sangat lancar sekali bahwa si ibu rina harus menunggu dan lebih sabar lagi. Padahal sebelumnya saya udah mau mengiyakan permintaan bunda Rina untuk melakukan induksi lho…tapi tiba-tiba “dia berbisik” dan yah…saya pun juga harus belajar sabar.
Akhirnya sayapun pergi ketegal tgl 5 mei 2012, saat itu saya hanya berpesan..kalau adek-adek ini nunggu ketemu tantenya ya dia pasti akan menunggu sampai saya pulang dari tegal. Tapi kalau tidak, mereka akan lahir dengan nyaman bersama bidan lain disini. Dan saya selalu kirim doa buat mereka.
Selama pelatihan di Tegal, sama sekali saya tidak bisa tenang…tiap hari telp BK dan memantau keadaan bunda Rina dan Bunda Ika dan jawaban bidanku hanya “masih sama buk seperti kemarin.tapi detak jantungnya tetep baik.”
Tgl 7 Mei saya menyuruh si Ulya (bidanku) buat mengukur TBJ (Tafsiran Berat Janin) sekarang. Dan hasilnya bunda Ika 4450 kg, bunda rina 3,4 kg. Sempet cemas dengan hasilnya bunda Ika…kebayang bagaimana kalau distosia bahu nanti…atau memang tak bisa lewat panggul? Tapi saat itu akhirnya dalam hati hanya mengatakan semua baik-baik saja. Dan hari itu bunda Ika pun saya suruh hair Spa dulu biar rileks J. Sedangkan bunda Rina pulang ke Jogja untuk USG dan hasil USG nya sudah terjadi pengapuran plasenta dan harus segera di induksi. Namun bunda rina berencana balik lagi ke Klaten.
Tgl 8 Mei jam 22 malam saya sampai di Klaten langsung menuju BK dan memeriksa bunda Ika, kontraksi sudah lumayan intens tiap 10 menit dengan durasi 30 detik. Pembukaan masih sama 1cm longgar hanya kepala sudah lumayan turun. Lega rasanya karena ada kemajuan penurunan kepala. Akhirnya saya istirahat di kamar. Jam 3 pagi telp berdering dan si Widya bilang kontraksi sudah tiap 5 menit sekali. Yah..saya hanya bilang tunggu dulu biarkan…di relaksasi saja…
Jam 6 saya periksa bunda Ika dan puji Tuhan pembukaan sudah 8 cm. Langsung dech siap-siap kolam bat bet bat bet…setelah kolam lumayan siap bunda ika pun nyebur dech…happy karena sebentar lagi ketemu bayinya…kamipun siap-siap pakai mahkota kerajaan yang dibikin bunda Ika selama masa-masa menunggu di BK. Prosesnya lumayan lama ketika kepala sudah crowning…pelan, pelan sang bayi menurunkan kepalanya memang sempat ada kekhawatiran distosia dan asfiksia jadi semua alat sudah disiapkan di dekat kolam. Mulai dari sungkup, oksigen semprot, oksigen tabung, obat-obat emergency dll. Tapi ternyata di bayi pintar sekali pelan-pelan dia buka vagina bundanya dan akhirnya pukul 08.30 wib lahirlah sang bayi dengan sangat lancar…tak ada distosia, tak ada asfiksia…hanya ada sedikit perlengketan plasenta jadi terpaksa saya harus manual, hanya 5 jahitan. Dan setelah semua selesai, IMD dll dan akhirnya kami timbang si bayi ternyata 4,9 Kg..wow si Montoq….!!!!
Puji Tuhan…dan ketika si montoq lahir, bunda Rina juga sudah datang lagi ternyata dan beliau sudah mulai ikutan intens kontraksinya. Jam 11.30 saya periksa sudah lengkap dan setelah masuk ke air hangat, bunda rina akhirnya melahirkan juga dengan tanpa mengejan sama sekali, bahkan selama crowning bunda rina berkata ” aku rileks, aku santai.” Dan akhirnya sang bayipun meluncur seperti di jalan tol dan mulus sekali…Puji Tuhan..setelah IMD selesai dan di timbang ternyata 3,8 kg, montoq juga.
Yaaah Happy ending semuanya. Dan ternyata sang bayi memang menepati janji mereka untuk tetap menunggu sampai tantenya pulang. 😉
Bahagia rasanya ketika menyadari bahwa saya terpilih menjadi orang yang pertama kali menyambut mereka.
Bahagia rasanya ketika melihat mereka tersenyum sesaat setelah keluar dari rahim dan masih di dalam air, membuka matanya, lalu tersenyum.
Bahagia rasanya ketika mendengar tangisan bayi memecah kesunyian dan mereka berada di dekapan bundanya.
Semua capek hilang. Yang ada hanya semangat.
Banyak sekali pelajaran yang saya bisa ambil dari si baby-baby montoq ini.
1. Teori bisa saja salah, tapi Tuhan dan Alam Semesta tak pernah salah! Tuhan sudah ciptakan Tubuh wanita luar biasa sempurna untuk melahirkan alami. Jadi setiap bayi harusnya bisa melewati “pintu” mereka sendiri-sendiri.
2. Setiap bayi punya “cara dan waktunya” sendiri untuk dilahirkan. Contohnya bunda Ika. Sang bayi menyadari kalau dirinya super montoq untuk itu dia benar-benar berjuang selama 7 hari untuk menurunkan kepalanya dulu, menata posisi kepala dan merilekskan jalan lahir bunda nya. Sebuah waktu yang lama tapi pasti, hingga ketika kepalanya sudah masuk di Hodge II+ pun dia masih saja tidak mau membuka pintu jalan lahir bundanya, namun begitu kepalanya masuk di Hodge III dia langsung membuka pintu bundanya dengan sangat cepat = “mak Byakkk!!!” dan itu adalah isyaratnya bahwa dia sudah SIAP!.
3. Bukan hanya sang ibu, ayah juga keluarga yang harus sabar. Bu bidannya pun harus ekstra sabar. Sabar untuk tidak “gatel” melakukan intervensi, sabar untuk tetap bersedia memotivasi mereka dan kirim salam damai bagi sanga ibu dan janin. Dan saya masih harus belajar banyak sabar dari bayi-bayi yang akan dilahirkan nantinya.
4. Dalam tiap persalinan sang bayi selalu memberi pesan bagi ibu juga saya. Trimakasih bayi….yang sudah mau menjadi Guru saya dalam hidup ini.
Nah itulah sekelumit cerita menarik tentang bunda Ika dan bunda Rina.
Semoga bisa menjadi penyemangat bagi bunda-bunda disini.
dan ini Testimoni Bunda Ika:
Ayo bunda Berdayakan diri! Percayai kekuatan tubuhmu! Percayai kekeuatan Bayimu! Jangan biarkan orang lain merenggutnya. Ini adalah persalinanmu. THIS IS YOUR OWN BIRTH!
Salam hangat
Yesie