Â
Beberapa minggu yang lalu saya membaca artikel ini di sebuah website http://mynaturalchildbirth.org yang terus terang sangat menggelitik pikiran saya. Artikel tersebut berjudul We Choose Natural Childbirth Because We Know What Goes On in the Hospital yang dibuat April 18th, 2011 yang lalu.
Dan saat ini saya akan mencoba untuk merangkumkan bagi Anda dan mungkin ini bisa menjadi bahan perenungan kita bersama setidaknya untuk meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak.
Artikel ini bercerita dan berusaha mengungkapkan fakta yang terjadi di rumah sakit pada umumnya dan artikel ini adalah akumulasi dari sebuah keprihatinan atas semakin tingginya angka SC dan semakin banyaknya intervensi yang sebenarnya tidak perlu yang dilakukan dalam pertolongan persalinan di rumah sakit dan juga keprihatinan atas lemahnya posisi kita sebagai seorang klien.
Artikel ini juga mengungakapkan keprihatinan tentang betapa sedikitnya orang yang tahu dan mau tahu tentang persalinan secara alami. Dan satu-satunya cara untuk mengubah itu adalah untuk membuat semuanya menjadi pengetahuan umum dan satu-satunya cara untuk melakukannya adalah menyebarkan berita. Dan dilakukan dalam artikel ini.
Artikel ini bercerita tentang keadaan di Rumah Sakit di Amerika, tapi setelah saya membaca berulang-ulang tidak menutup kemungkinan juga ini terjadi de Negara kita, mengingat saat ini di Negara kita pun, apalagi di kota besar angka kejadian SC meningkat dari tahun ketahun. Teori yang menyatakan 90% wanita bersalin normal dan 10% bersalin patologis ternyata terbantahkan dengan keadaan dimana kondisi tersebut sudah terbalik, yaitu 90% pasien bersalin secara SC dan 10% bersalin secara normal. Sungguh ironis kan. Walaupun dari berbagai organisasi kesehatan mulai dari WHO, IDI, POGI, HOGSI sll sudah berupaya memberikan “warning” tapi tetap saja ada alasan pembenaran untuk semua tindakan SC yang dilakukan.
Di artikel ini dikatakan bahwa selama ini masyarakat tidak pernah diberikan informasi yang benar-benar benar atau informasi yang baik (apa adanya)tentang proses persalinan. Dan seringkali tindakan yang dilakukan RS dengan dalih untuk keselamatan dan kesejahteraan diri pasien dan bayinya sebenarnya hanya pemanis, artinya sebenarnya bukan itu tetapi sebenarnya ada unsure politik di dalamnya.
Dalam menawarkan sebuah pilihan dan pengambilan keputusan pun tanpa disadari seorang klien tidak bisa memilih dengan paling bijak karena secara tidak langsung berbagai pihak sebenarnya sudah mengkondisikan pasien tersebut untuk memilih pilihan yang dipilihkan oleh pihak RS. Jadi apa gunanya inform choice disini? Saya gak tahu.
Beberapa fakta yang diungkapkan dalam artikel ini antara lain:
Â
Â
Â
Â
Â
FAKTA # 1 – Persalinan direkayasa menjadi peristiwa Medis
Di Negara AS, persalinan diperlakukan seolah-olah sebuah peristiwa yang sangat darurat dan membutuhkan penanganan medis segera. (sepertinya ini juga tidak jauh beda terjadi di Negara kita ya?)
Dimana proses persalinan harus terjadi di rumah sakit dengan segala intervensi yang harus di berlakukan. Dengan dalih untuk meningkatkan keselamatan ibu dan bayi dan seolah-olah seorang proses ini lebih baik dan lebih aman dibandingkan dengan bersalin secara alami. Padahal ternyata metode ini sangat mengganggu dan berbahaya. Lebih dari setengah dari wanita yang melahirkan di rumah sakit merasa dilecehkan, dianiaya dan trauma. Dan ini adalah sebuah kegagalan besar dari tubuh seorang wanita seutuhnya
*** Kami Memilih untuk Melahirkan secara alami karena ini tubuh kami, Bayi kami, Pengalaman kami dan Pilihan Kami***
Â
Â
Â
Â
Â
FAKTA # 2 – “Perkosaan Kelahiran” adalah nyata dan ini sering sekali terjadi
Ternyata di Amerika pun ketika seseorang berbondong-bondong ke rumah sakit untuk melahirkan kemudian saat mereka keluar dari RS ternyata mereka benar-benar trauma dengan apa yang terjadi! Mereka mengatakan bahwa mereka dimanipulasi oleh sistem rumah sakit dan diintimidasi untuk menerima intervensi yang tidak perlu dan bahkan terpaksa harus SC tanpa alasan medis yang benar. Beberapa wanita memiliki pengalaman negatif yang luar biasa tentang persalinan. Banyak yang mengklaim penyalahgunaan dan beberapa bahkan mengatakan adanya”perkosaan” terutama jika mereka dilakukan intervensi tanpa persetujuan.
“perkosaan” yang dimaksud dapat mencakup pemeriksaan dengan menggunakan speculums, episiotomy tanpa persetujuan (tau-tau maen di gunting aja), forcep, Vaccum, pemeriksaan dalam yang berulang, dan objek lain yang dimasukkan ke dalam vagina wanita atau yang diberi enema, IV, epidural, atau SC tanpa persetujuan mereka.
Mereka dipaksa, dimanipulasi atau tertipu dengan berbagai dalih atau mungkin dengan ancaman dan ditakut-takuti sehingga mereka taat dan manut saja mengikuti apa maunya rumah sakit. Beberapa pihak rumah sakit menyangkal adanya trauma kelahiran pada ibu atau percaya bahwa pasien hanya melebih-lebihkan, terutama karena kesalahan yang jarang dilaporkan.
Dan membaca poin ini saya menjadi ingat sebuah kasus yang sering kali terjadi di rumah sakit. Hanya saja saya tidak bisa mengurutkan secara runtut karena peristiwa-peristiwa ini terjadi bagaikan mata rantai yang tak bisa terputus.
– Sering saya melihat dan mendengar seorang ibu datang untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di dokter kandungannya, umur kehamilannya masih 28 minggu. Tanpa basa-basi pasien langsung diminta tidur berbaring di bed gyn untuk dilakukan USG. Saat itu dokter menyatakan ada kelainan letak (bayi posisi sungsang) dan dengan tegas si dokter mengatakan HARUS operasi kelak karena bahaya. Tiap kali periksa dan control dokter tersebut menganjurkan cenderung memaksa agar kelak si ibu operasi saja. Dan sebagai pasien mereka hanya MANUT, NURUT dengan kalimat “yang terbaik untuk bayi saya saja dokter” padahal sebenarnya TIDAK. Harusnya si dokter member motivasi dan semangat juga mengajarkan apa yang harus dilakukan si ibu agar posisi bayi berubah namun si dokter ini tak mau melakukannya. Ada apakah di balik itu? Anda sendiri yang dapat menjawabnya. 😉
– Seorang ibu datang ke RS karena mengalami kontraksi, ini anak pertama mereka. Saat di lakukan pemeriksaan dalam baru ada pembukaan 2 cm. dan si pasien di anjurkan segera mondok di RS agar aman. Setelah itu selama proses tidak ada yang namanya motivasi atau pengajaran, namun yang ada adalah para mahasiswa praktek yang datang silih berganti untuk melakukan pemeriksaan dalam berulang-ulang dan dilakukan oleh banyak tangan banyak orang. Dengan dalih mengetahui kemajuan persalinan, atau mungkin untuk praltek agar mahasiswa pintar (ingat lho manusia bukan barang/manekin praktek), kondisi RS yang tidak kondusif membuat pasien stress dan cemas padahal kita tahu bahwa stress dan kecemasan justru berpengaruh buruk terhadap kemajuan persalinan. Namun ini sengaja dibiarkan (agak ada kasus mungkin, lagi-lagi untuk belajar), karena terlalu lama observasi dengan dalih tidak ada kemajuan persalinan pasien di “paksa” untuk di lakukan induksi dan ketika sudah pembukaan hampir lengkap di pasien tidak kuat menahan sakit, serta kelelahan. di ruang bersalin pasien di minta untuk mengejan dengan aba-aba hingga si ibu semakin kelelahan, dehidrasi dan dengan lagi-lagi dengan dalih untuk keselamatan bayi si pasien di berikan pilihan yang mana sebenarnya itu bukan pilihan yaitu SC. Dan akhirnya SC juga yang akhirnya biaya persalinan melambung tinggi
– Masih banyak kasus lagi dari mulai dikatakan ketuban kering, padahal ketika akhirnya SC ketuban berlimpah, hingga diagnose plasenta previa namun ternyata plasenta letak rendah. Dll
Tentunya kalau Anda merenungkan dan mengingat lagi harusnya masih banyak contoh lainnya yang bisa di tulis.
*** Kami Memilih Untuk Melahirkan Secara Alami Karena Kami Tidak Akan Biarkan Diri Kita Dioperasikan Untuk mendapatkan Keuntungan/Laba***
Â
Â
Â
Â
Â
FAKTA # 3 – Meskipun Kualitas Pelayanan Buruk, Bisnis ini Booming & Keuntungan yang dihasilkan Melambung
Di dalam artikel ini mengungkapkan Salah satu operator rumah sakit terbesar di amerika yang disebut The HCA (Hospital Corporation of America) mengatakan bahwa keuntungan yang dihasilkan sangat banyak dan selalu meningkat sepanjang masa.
Dalam kasus HCA ini ternyata juga di teliti oleh oleh FBI, Internal Revenue Service dan Departemen Kesehatan dan Pelayanan dan akhirnya HCA juga mengakui melakukan kecurangan penagihan perawatan medis dan program kesehatan lainnya dengan menggembungkan keseriusan diagnosis, mengajukan laporan biaya palsu dan membayar suap para RS kecil lainnya dan ke dokter untuk merujuk pasien. (nah yang ini sepertinya juga terjadi di beberapa wilayah di Indonesia)
Sudah tidak lagi menjadi sebuah rahasia umum bahwa apabila seorang bidan praktek swasta merujuk pasiennya untuk melakukan SC di sebuah RS maka bidan tersebut akan mendapatkan “uang jasa”. dan RS-RS besar berlomba-lomba pada besaran atau jumlah “uang jasa” bagi bidan tersebut. Dan akhirnya sekarang ini di beberapa daerah mulai ada kerjasama antara bidan dan RS dimana apabila bidan tersebut merujuk pasiennya ke RS maka akan mendapatkan uang jasa dengan jumlah tertentu. Dan bahkan kadang uang jasanya lebih besar dari tarif persalinan normal apabila ditolong oleh bidan.
Coba bayangkan, kalau bidan desa nolong pasien bersalin apalagi pasien JPS (pasien dengan “kartu miskin”) paling tarifnya adalah Rp.450.000,- itu saja si bidan harus dengan sabar seharian penuh nungguin si ibu yang kesakitan. Sedangkan kalau di rujuk di RS si bidan justru mendapatkan pengembalian antara Rp 500.000 s.d RP.750.000,- tanpa si bidan harus bersusah payah merawat. Pilih mana hayo?
Akhirnya rumor yang berkembang adalah SC karena Atas Perintah Bidan ^_^
Kasus ini tidak semua bidan seperti itu atau tidak semua dokter seperti itu namun kasus ini ada dan kasus ini nyata. Coba dech direnungkan.
Fakta # 4 – Rumah Sakit lebih mengarah ke bisnis
Sudah bukan rahasia lagi bahwa bisnis dalam bidang kesehatan terutama persalinan adalah bisnis yang tidak bakalan mati. Karena setiap bulan bahkan setiap hari selalu saja ada yang menikah, hamil lalu bersalin inilah siklus kehidupan.
Dan di seluruh dunia, keuntungan yang dihasilkan dari operasi SC bisa dua kali bahkan lima kali lipat daripada bersalin secara normal. Setiap dokter yang menolong SC pasti mendapatkan jasa pelayanan dan bonus tambahan lebih banyak di banding bersalin normal. Dan di the HCA (Hospital Corporation of America) ini mereka memberikan bonus tambahan sampai US $ 750 kepada dokter tiap kali melakukan SC. (ini sepertinya juga hampir sama seperti di Negara kita kan?)
Ini menakutkan. Kami dipaksa menempatkan kepercayaan tentang proses persalinan terhadap sebuah system yang sebenarnya tidak bekerja untuk kebaikan kita namun untuk kebaikan diri mereka sendiri. Inilah sebabnya mengapa Anda perlu menganalisa untuk segala sesuatu yang dikatakan, di informasikan.
Sejenak saya jadi ingat kata-kata sahabat saya yang mengatakan bahwa untyk merubah seseorang dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain disakiti, ditakut-takuti dan di motivasi namun tampaknya yang sering dilakukan adalah cara yang pertama dan kedua. Kadang pasien di tempatkan dalam situasi yang menakutkan yang mana seolah-olah tidak ada pilihan.
Semoga ini tidak terjadi di Negara kita, atau mungkin sudah sering terjadi hanya saja kita menyangkal atau mungkin tidak menyadarinya?
*** Kami Pilih Melahirkan Alami Tanpa Rasa Takut***
Melahirkan adalah hal yang paling alami di dunia. Ini adalah suatu peristiwa yang sangat besar! walaupun kedengarannya mustahil namun percayalah bahwa tubuh seorang wanita dirancang sedemikian sempurnanya oleh Tuhan untuk dapat melahirkan secara alami. Sama seperti Jantung yang tahu bagaimana dan kapan untuk memompa darah, sama seperti paru-paru yang tahu kapan dan bagaimana cara untuk menghirup oksigen, seperti tangan yang tahu kapan dia harus menariknya ketika tersulut Api di perapian, maka Tubuh seorang wanita juga tahu kapan dan bagaimana cara dia melahirkan, semua serba otomatis semua serba alami, dan semua adalah sempurna.
Takut melahirkan itu wajar. Kenapa karena sejak kecil kita selalu saja di “cekokin” dengan dogma dan paradigm yang menyatakan bahwa bersalin itu sangat sangat menyakitkan. Lihat saja mulai dari di film-film atau sinetron yang namanya proses persalinan selalu di digambarkan sebagai adegan yang sangat horror, menakutkan dan menyakitkan dengan wajah pemain yang berekspresi sangat tersiksa dengan keringat yang luar biasa banyak bahkan kadang di gambarkan dengan darah yang tercecer kemana-mana,belum lagi sering kali digambarkan bahwa setelah melahirkan si ibu meninggal karena perdarahan. Dan ini menjadi “santapan” sehari-hari kita sejak kecil yang akhirnya terekam dalam memori kita bahwa melahirkan itu PASTI sangat Menyakitkan.
Padahal sebenarnya tidak sama sekali.
Lihat saja pengalaman ibu Dyah Pratitasari yang melahirkan Jose tanpa harus mengejan dan tanpa rasa sakit, pengalaman ibu Dina yang masih bisa jalan-jalan walaupun sudah pembukaan 9 cm, pengalaman ibu WAtik yang hingga pembukaan 10 cm masih bisa jongkok berdiri dan tersenyum riang. Semuanya indah kok.
Dan itulah sebabnya KAMI adalah di sini!
Kami ingin selalu berbagi tentang indahnya persalinan alami karena jika kami tidak mengatakan dan menceritakan pada Anda, maka Anda tidak akan pernah tahu.
” Kehamilan dan Kelahiran Bukanlah Kondisi yang Darurat. Jadi ikuti saja naluri dan irama tubuh Anda”
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Kami tahu bagaimana mendalam, menakjubkan &indahnya pengalaman persalinan normal, jika Anda ijinkan tubuh Anda mengalaminya .
Â
Untuk lebih memahami artikel ini Anda bisa melihat Film
{youtubejw}4DgLf8hHMgo{/youtubejw}
Â
Â
Artikel di atas adalah salah satu artikel yang mungkin kejadiannya juga ada di negara kita. namun tidak berarti semua RS seperti itu. dan tidak berarti semua RS adalah jelek. banyak RS yang bagus dan tetap memberdayakan ibu banyak pula dokter yang Pro Normal (walaupun agak langka)
ambil hikmah dan pelajaran dari artikel diatas, Mari kita renungkan bersama-sama
Salam Hangat
Bidan Kita