Beberapa kali di twiter (@bidankita) dan di FB bahkan melalui email dan sms beberapa ibu bertanya kepada saya “apakah dengan mata minus seorang wanita bisa melahikan normal?”
Nah sebelum kita bahas, berikut ini adalah testimoni Klien di Bidan Kita, seorang ibu muda umur 26th, asal dari Semarang, hamil pertama, dengan minus mata kanan 8 dan mata kiri 9. Saat itu Ny Shinta datang ke Bidan Kita ketika umur kehamilannya memasuki 28 minggu.
Si ibu ini merasa sangat ketakutan karena semua dokter dan bidan yang pernah dia kunjungi ketika melakukan pemeriksaan kehamilan menganjurkannya untuk melakukan operasi Sesar ketika si ibu ini melahirkan nanti.
Dan karena Ny Shinta ini sangat menginginkan untuk bersalin secara normal, maka beliau memutuskan untuk memberdayakan diri. Mulai dari mengikuti kelas hypnobirthing di Bidan Kita sebanyak 5 kali, rajin melakukan Yoga untuk ibu hamil, latihan nafas, rajin membaca semua informasi seputar kehamilan dan persalinan.
Dan setiap haripun Ny Shinta bersama suami selalu memvisualisasikan dan mengafirmasikan bahkan berkomunikasi kepada janin mereka untuk bisa bekerjasama dengan tubuh dan dapat melahirkan normal dan lancar.
Akhirnya di minggu ke 39+4hari “tanda cinta dan gelombangnya” mulai datang secara teratur, segera Ny Shinta mengamati durasi dan frekuensi gelombang cinta, selama mungkin dia berada dirumah karena mereka berencana untuk melahirkan di RS dan datang ke RS ketika pembukaan hampir lengkap.
Sambil berkata kepada janinnya mereka mensugestikan kepada janin supaya dia memberikan tanda kepada ibunya berupa tendangan yang kuat sebanyak 3 kali di perut atas ketika sang bayi sudah siap untuk dilahirkan. Dan segera setelah “isyarat janin” itu didapatkan Ny Shinta dan suami meluncur ke RS terdekat.
Sesampai di RS ternyata setelah diperiksa Ny Shinta sudah mengalami pembukaan lengkap dan kepala sang bayi sudah berada di dasar panggul. Dan akhirnya tidak ada 10 menit, sang bayipun meluncur dengan lembut dan lancarnya bahkan bu Shinta-pun tidak perlu mengejan ketika melahirkan bayinya.
“Luar biasa kekuatan tubuh dan janin. Asal Anda mempercayai mereka.”
Mata Minus bisakah bersalin Normal?
Sebenarnya apakah alasan para bidan/dokter seringkali menyarankan kliennya untuk merencanakan untuk melahirkan SC karena alasan mata minus?
Ketika kehamilan terjadi, berbagai perubahan hormonal ternyata berdampak pada seluruh tubuh seorang wanita, termasuk mata. Dan gangguan mata pada umumnya terjadi selama kehamilan ada dua jenis yaitu ablasio retina dan retina eksudatif detasemen regmatogen.
Ablasio/retina yang lepas dapat disebabkan oleh berbagai hal yang berhungungan dengan peradangan dan trauma. trauma, yang disebabkan oleh tabrakan, tumor, komplikasi diabetes dan preeklamsia.
Kenapa retina bisa lepas? Ada dua faktor. Pertama, kondisi retina tipis sehingga mudah robek, seperti terjadi pada orang tua berusia di atas 40 tahun. Kedua, keberadaan gel cairan di dalam bola mata atau vitreous gel (badan kaca). Nah, gel dan cairan tersebut mudah meresap ke dalam lubang mengalir ke retina sehingga retina mudah dipisahkan.
Ablasio retina eksudatif biasanya Cenderung terjadi pada wanita hamil yang menderita preeklamsia (tekanan darah tinggi ). “Dalam kondisi pre-eklampsia terjadi penumpukan cairan di bawah lapisan penglihatan saraf optik menjadi menurun drastis. Biasanya setelah proses persalinan cairan akan hilang dengan sendirinya, dan mata akan normal kembali, sehingga tidak terkait dengan mata minus atau tidak
Dalam keadaan ini, perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengambil inisiatif pencegahan yang diperlukan. Sementara detasemen regmatogen retina dapat terjadi pada orang yang memiliki rabun jauh (miopia mata) atau mata minus.
Risiko merobek lebih besar pada mata dengan minus tinggi. Kriteria dikurangi tinggi adalah di atas 6 dioptri. Yang perlu diingat, robekan pada retina pada dasarnya dapat terjadi pada semua orang, bukan hanya pada orang yang memiliki mata minus atau plus.
Bisakah melahirkan normal
Jika demikian, apakah mungkin jika wanita hamil dengan mata minus ingin melahirkan secara normal? Pada dasarnya melahirkan adalah proses fisiologis, dan proses mengejan ketika proses persalinan itu identik dengan proses defekasi atau Buang Air Besar (BAB) jadi tidak perlu khawatir, saat wanita hamil dengan mata minus, dia masih bisa melakukan persalinan normal.
Karena risiko robekan retina tidak berhubungan dengan aktivitas baik saat melahirkan atau kesulitan saat defekasi. Retina yang robek dapat terjadi akibat benturan di kepala dan di mata.
Hal senada juga dikatakan Dr John Darmawan, RS Graha Kedoya SpOG dari Jakarta. Menurut dia, wanita dan sebenarnya wanita hamil dengan mata minus bisa melahirkan secara normal selama kondisi sebelumnya diperiksa retina.
Berdasarkan penelitian di Polandia pada tahun 1996 pada hubungan antara miopia tinggi dengan cara melahirkan, tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara pobekan pada retina dengan cara persalinan.
Studi lain di Rusia pada tahun 2003 dengan mengukur tekanan intraokular dan hemodinamik bola mata, menemukan bahwa pada pasien dengan myopia tinggi dapat melahirkan secara normal. Ada perubahan refraksi pada kehamilan sebagai studi 2002 oleh Pizzarello di Amerika Serikat, namun situasi pasca melahirkan akan meningkatkan seperti sebelum hamil.
Periksa mata Anda
Oleh karena itu, konsultasi kedokter selama kehamilan sangat penting. Khusus untuk ibu hamil dengan mata minus, berkonsultasi mata Anda diperiksa lebih teratur lagi. Dianjurkan untuk memeriksa kondisi retina ke spesialis mata (opthalmologist) bagian dari retina, sebelum kehamilan atau sebelum melahirkan.
Dengan menggunakan alat khusus yang opthalmoscope, dapat dilihat dengan jelas apakah ada robekan atau tidak, dan lokasi area robekan. Jika diketahui ada air mata dapat diambil segera. Robekan maka akan dilakukan tindakan segera, karena Jika tidak diambil tindakan segera, dalam rentang waktu yang panjang, ablasio retina dapat menyebabkan cacat penglihatan atau kebutaan permanen.
Tips untuk wanita hamil dengan mata minus
1. Konsultasikan dengan dokter mata khusus retina setiap 6 bulan.
2. Jika ada risiko robeknya retina, bahas dokter kandungan untuk menemukan apa cara terbaik untuk melahirkan.
3. Jangan melakukan pengobatan alternatif yang tidak jelas untuk menghindari hal-hal buruk.
4. Periksa retina tidak harus dekat dengan waktu kelahiran untuk mencegah kontraksi atau apapun yang bisa membahayakan kehamilan.
5. Percayai tubuh Anda dan bayi Anda
6. Lakukan pola hidup yang sehat dan persiapkan tubuh, mental dan spiritual untuk melahirkan secara alami.
7. Belajar melatih tehnik nafas sehingga ketika proses persalinan berjalan lancar dan bahkan sang ibu tidak perlu mengejan.
Semoga bermanfaat
Salam Hangat
Bidan Kita