Melahirkan Tanpa Rasa Takut
Melahirkan dalam budaya yang ada di masyarakat, di gambarkan sebagai sebuah proses yang menyakitkan dan berbahaya. Di mana-mana kita melihat pertunjukan gambar para ibu bersalin yang berteriak saat melahirkan, dan gambar tenaga kesehatan dengan wajah yang ditutupin dengan masker yang seolah adalah pahlawan di hari itu.
Gambar tentang proses persalinan yang sangat dramatik sering sekali kita lihat. Dari dulu bahkan hingga detik ini.
Tak heran, banyak ibu ibu , terutama yang hamil pertama kali menjadi sangat takut dengan proses persalinan. padahal jika Anda inin melahirkan dengan nyaman, maka Anda harus benar benar terbebas dari rasa takut.
Menurut Dokter
Seorang dokter ObsGyn ahli Gentle Birth dunia, bernama Michel Odent (81) telah membuktikan secara ilmiah bahwa protokol, teknik dan instrumen yang digunakan di hampir semua klinik bersalin menghasilkan kondisi yang memperlambat aliran hormon oksitosin yang diperlukan untuk membantu proses persalinan.
“Ratu” hormon ini adalah oksitosin, yang membantu tubuh ibu bersalin untuk kontraksi dan menyebabkan proses persalinan. Hormon ini ada pada semua betina dari setiap jenis mamalia, dan dalam dunia hewan hormon ini disekresikan dan bekerja secara sempurna.
ihat saja semua hewan mamalia yang melahirkan, mulai dari kucing, kuda, anjing bahkan lumba-lumba, semua prosesnya berjalan sangat lancar dan bahkan tanpa bantuan sedikitpun dari manusia.
Apa Yang Terjadi Pada Manusia?
Namun apa yang terjadi pada proses persalinan manusia yang notabenenya juga mamalia? Dengan begitu banyak dokter dan teknologi yang terlibat, maka hal yang dianggap “kemajuan” ternyata justru sebaliknya.
Pada saat proses persalinan, sering kali mereka (dokter, bidan & tehnologi) merangsang wilayah otak neokorteks dimana area tersebut adalah area yang bertanggung jawab untuk berpikir rasional, dan yang membuat mensekresi adrenalin, hormon yang diproduksi oleh stres, sehingga pada akhirnya justru menghambat sekresi oksitosin alami, sebuah hormon cinta yang bertugas dan bertanggung jawab untuk menimbulkan kontraksi yang diperlukan untuk proses melahirkan.
Penulis lebih dari 50 makalah ilmiah dan 12 buku yang diterjemahkan ke dalam 22 bahasa, ini sangatlah luarbiasa. Dan saya sangat berharap kelak suatu hari saya bisa bertemu dengannya. Pengalaman yang diperoleh antara tahun 1962 dan 1985, sebagai manajer dari Bangsal Bersalin dari Pithiviers, Prancis, di mana sekitar seribu kelahiran yang dibantu per tahun, sudah lebih dari cukup untuk membuatnya menjadi salah satu motivator untuk menciptakan proses persalinan dengan intervensi eksternal yang minimal.
Mengapa tampaknya mengubah persalinan menjadi alami dan minim intervensi seolah-olah menjadi hal yang sangat mendesak?
Ya karena Ini ada hubungannya dengan pengalaman saya sendiri. Ini dimulai ketika saya berbincang-bincang dengan seorang bidan (Brenda) saat saya belajar di yayasan Bumi sehat. Ada beberapa hal yang Dia tanyakan saat itu kepada saya seperti, “Mengapa terburu-buru untuk memotong tali pusat setelah bayi lahir”, “Mengapa memecahkan selaput ketuban?” “mengapa ibu harus mengejan dalam posisi terlentang?”Dan saya selalu menjawab bahwa ini adalah apa yang telah kami pelajari selama sekolah.
Dan akhirnya setelah kami berdiskusi cukup intens dan lama saya pun mulai berusaha untuk mengubah semua paradigma lama dan akhirnya Klinik Bidan Kita yang saya buat benar-benar saya design seperti rumah dengan segala perabotan rumah tangga dan sangat akrab bagi para ibu. Dan ternyata efeknya luarbiasa, klien-klien di Bidan Kita merasa happy ketika bersalin, mereka begitu akrab dan nyaman. Sehingga semua proses persalinan berlangsung nyaman dan lancar.
Lalu sebenarnya apa kebutuhan dasar seorang wanita ketika sedang melahirkan?
Yang pertama adalah memahami bahwa kelahiran adalah proses yang disengaja. Bagian aktif dari otak seorang wanita ketika berada dalam proses persalinan adalah bagian primitif yaitu hipotalamus, kelenjar pituitari.
Mereka adalah struktur otak kuno bahwa manusia berbagi dengan semua mamalia, dan fungsinya adalah untuk membebaskan aliran hormon yang diperlukan untuk memproduksi proses kontraksi dan persalinan.
Jadi itu adalah proses tak sadar, terjadi pada saat rileks, namun ini dapat dihambat oleh faktor yang meningkatkan adrenalin, merangsang neokorteks dan intelek.
Ada antagonisme antara adrenalin dan oksitosin. Adrenalin adalah hormon yang disekresikan oleh mamalia, termasuk manusia, dalam situasi darurat, saat kita takut, cemas, merasa terancam, saat kita mengamati sesuatu bahkan saat Anda merasa dingin.
Ketika hormon ini dilepaskan, maka hormon oksitosin tidak mungkin di produksi dan dilepaskan. Jadi ketika kita berharap kontraksi persalinan timbul dengan baik dan efektif, maka
Seorang wanita harus bebas stres pada saat proses persalinan.
Apa saja situasi yang dapat meningkatkan adrenalin dalam proses persalinan?
Beberapa situasi yang mampu meningkatkan adrenalin adalah ketika seorang ibu merasa berada di tempat yang asing baginya, merasa cemas, terintimidasi juga khawatir dan takut.
Mengapa penting untuk menonaktifkan neokorteks selama persalinan?
Noe kortek pada Otak Manusia bekerja ketika Anda mulai berfikir logis analitik. Nah Hal ini membuat proses persalinan menjadi sulit, karena hambatan datang dari aktivitas otak ketika berpikir. Melahirkan bukanlah masalah logis analitik juga bukah hal yang intelektual, jadi ketika seorang wanita melahirkan neokorteks-nya harus berhenti bekerja, dan itulah yang terjadi.
Seorang wanita yang sedang dalam proses persalinan bisa saja tiba-tiba acuh tak acuh terhadap segala sesuatu yang terjadi di sekitar, lupa dengan apa yang telah dipelajari dan dapat berperilaku dengan cara yang dianggap tidak dapat diterima bagi pada wanita yang beradab.
Ketika Anda berada dalam proses persalinan, Anda dapat berteriak, mengatakan kalimat-kalimat yang kasar atau tidak patut, Anda bisa berada dalam postur yang aneh, atau berbicara omong kosong.
Semua ini berarti bahwa neokorteks berhenti bekerja dan merupakan pertanda baik. Dan dalam proses persalinan, seorang wanita harus dilindungi dari rangsangan neokorteks.
Bagaimana Anda menghindari merangsang neokorteks?
Stimulan utama neokorteks adalah bahasa/suara, dan merupakan gangguan negatif yang paling umum saat melahirkan. Hindari berbicara, dan apa yang dikatakan harus dilakukan dengan sangat hati-hati kalau perlu Anda harus berbisik ketika hendak menyampaikan sesuatu hal kepada ibu bersalin. hindari menggunakan bahasa/suara tertentu yang lebih rasional dan numerik. Hindari menanyakan pertanyaan kepada wanita ketika berada dalam proses persalinan.
Untuk memahami ini Anda dapat membuat analogi dengan tindakan seksual. Jika seorang pasangan sedang bercinta dan berada dalam pra orgasme, dan tiba-tiba wanita itu meminta suaminya apa yang harus makan untuk makan malam, maka pertanyaan tersebut akan merangsang neokorteksnya dan dapat mengganggu proses hubungan seksual. Sehingga bisa saja batal orgasme.
Apa faktor-faktor lain yang harus diperhatikan? Agar neokortek tidak bekerja saat proses persalinan?
Efek cahaya, karena hal ini juga merangsang neokorteks. Hari ini kita mengetahui keberadaan dari “hormon kegelapan,” yaitu melatonin.
Untuk mempersiapkan seseorang untuk tidur maka dia mematikan lampu kamarnya dan berada dalam kegelapan atau keremangan, sehingga ini mendukung sekresi melatonin, dan mengurangi aktivitas neokorteks.
Ini membantu orang untuk tidur, untuk “tidur” dengan cara yang sama dapat membantu seorang wanita untuk “masuk dalam proses persalinan.”
Situasi lain yang merangsang neokorteks adalah perasaan sedang diawasi. Dalam kondisi normal, apa yang Anda rasakan ketika Anda merasa di awasi? Bayangkan ketika Anda berada dalam proses persalinan ada bidan yang berdiri di depan Anda, menonton, mengamati bahkan kadang mengamati gerak gerik Anda sambil duduk di sudut ruangan tanpa Anda sadari.
Dan Anda juga harus hati-hati juga dengan instrumen pemantauan seperti kamera, monitor, peralatan medis, dll Kebutuhan dasar ini tidak dipahami secara umum oleh dunia medis bahkan di antara pendukung melahirkan normal.
Semua Aspek ini adalah hal yang cukup sederhana sebenarnya.
Apa saja kondisi budaya yang mempengaruhi kita?
Setelah ribuan tahun proses kelahiran dan persalinan terjadi, kondisi budaya dominan menyatakan bahwa seorang wanita memiliki kekuatan untuk melahirkan sendiri, dan tidak perlu campur tangan dari luar.
Namun budaya di jaman sekarang mengatakan hal yang sebaliknya dimana proses melahirkan dan persalinan adalah proses yan penuh resiko dan saat inbi Hasil dari pengaruh budaya tersebut adalah bahwa sebagian besar wanita membutuhkan pengobatan farmakologis dan intervensi lain, saat melakukan persalinan.
Ini sangat melemahkan perempuan dan bertentangan dengan apa yang kita pahami dari perspektif fisiologis, dimana kuncinya adalah perlindungan dari proses disengaja.
Mengapa melahirkan harus berfokus pada ibu dan lebih memperlakukan dia secara manusiawi?
Semua mamalia perlu merasa aman ketika melahirkan. Mari kita lihat apa yang terjadi Jika betina dari spesies manapun siap untuk melahirkan di hutan, dan merasakan adanya kehadiran predator, secara otomatis, ia akan melepaskan adrenalin dan memiliki energi untuk melawan atau melarikan diri.
Contoh kecil saja di kehidupan kita sehari-hari, ketika seekor kucing yang hendak melahirkan dan dia mengetahui bahwa Anda atau predator lain mengamati, mengawasi maka kucing betina itu “menunda” proses persalinannya dan mencari tempat lain yang lebih aman dan nyaman lalu barulah dia melahirkan.
Nah bagi Anda yang sedang mempersiapkan persalinan maupun sedang dalam persalinan, mari rilekskan hati, tubh dan pikiran Anda, hilangkan kecemasan dan kekhawatiran agar proses persalinan berjalan dnegna lancar dan nyaman
Salam hangat
Yesie Aprillia
Referensi:
- The Farmer and the Obstetrician Published by (Free Association Books www.fabooks.com)
- Scientification of Love (Free Association Books www.fabooks.com)
- The Functions of the Orgasms: The Highways to Transcendence (2009, Pinter & Martin Ltd.)
- Childbirth in the Age of Plastics (2011, Pinter & Martin Ltd.)