Menilai Persalinan
Malam ini saya akan membahas sedikit tentang “menilai persalinan” lebih tepatnya “Judging in Birthing”… kenapa saya menulis ini? karena seringkali saya mendengar keluhan di ruang persalinan bahwa kami (tenaga kesehatan) seringkali men-Judge seorang ibu saat dalam persalinan. Judge /menghakimi/menilai /memberi label bahwa “ibu A pintar” sedangkan “ibu B bodoh”.
Nah sebenarnya bagaimana sih?
Perilaku Bersalin
selama ini, perilaku seorang wanita telah dinilai dan dikendalikan sepanjang sejarah. ada banyak penilaian atau label yang di sandang. dan para wanita sebaiknya menjadi ‘gadis baik’ yang mana artinya dia melakukan seperti yang dikatakan dan tidak menciptakan masalah bagi orang lain. begitu juga dalam proses persalinan, Anda akan dinilai sebagai “gadis baik” atau “ibu pintar” jika Anda menurut dengan apapun yang dikatakan orang lain kepada Anda. dan orang lain disini bisa saja pendamping persalinan Anda (suami, orang tua, dokter/bidan)
Padahal sebenarnya, dalam proses persalinan, tindakan atau perilaku yang dilakukan saat melahirkan adalah primal dan ‘liar’. dimanaPerilaku saat melahirkan pada seorang wanita sebenarnya berasal dari sistem limbik, area otak yang dimiliki oleh semua mamalia.
Seperti Apa Proses Persalinan Yang Baik?
Untuk mendapatkan sebuat proses persalinan yang baik kita perlu mematikan neo-cortex (bagian otak manusia yang berfungsi untuk berpikir dan menganalisa serta melogika). Hasilnya adalah perilaku naluriah menjadi perilaku melahirkan yang ‘kebinatangan’ atau sangat naluriah.
Saat seorang wanita melahirkan, dia bisa saja tenang, terfokus, namun bisa juga diluar kendali. sama seperti perilaku saat bercinta (yang juga dikendalikan oleh sistem limbik) ada kesamaan antara manusia, tapi karena kita merupakan makhluk yang unik, maka perilaku setiap orang sedikit berbeda.
Pendapat yang berkembang di masyarakat saat ini adalah melahirkan dengan tenang dan dikendalikan dianggap sebagai cara atau perilaku yang terbaik dan paling benar dalam proses persalinan. artinya kalau sang ibu itu “manut” dengan aba aba dan arahan petugas berarti dia dianggap “ibu pintar”, namun jika tidak, maka dia dianggap “bodoh”.
Ketika seorang ibu menjerit saat melahirkan, maka sang bidan-pun ikut menjerit bahkan memarahi si ibu agar ibu tersebut tidak menjerit saat melahirkan. seorang ibu yang mengeluh atau melenguh dan sedikit menjeritpun di anggap sebagai ibu yang tidak bida mengendalikan diri, padahal mereka sedang mengendalikan diri mereka dnegan sangat baik, hanya saja…cara mereka “sedikit keras”.
Seorang dokter Obsgyn, Michel Odent menunjukkan bahwa rasa takut yang intens dan rasa ‘kehilangan itu sering dialami oleh ibu bersalin menjelang pembukaan lengkap atau menjelang proses mengejan” dan inilah yang memfasilitasi refleks janin.
Bukan hanya bidan yang men-judge, tetapi juga ibu-ibu yang menilai diri mereka sendiri bahwa mereka ‘kehilangan kontrol dan membuat kebisingan.’ walaupun Memang ada program persiapan melahirkan bertujuan belajar bagaimana menjadi tenang dan terkendali selama kelahiran, seperti program kelas saya yang juga mengajarkan para ibu agar tetap tenang dan menikmati proses persalinan dengan nyaman.
Namun Sayangnya, beberapa ibu yang telah menjalani pelatihan ini merasa gagal ketika naluri mereka mengambil alih dan mereka menjadi sedikit ‘berisik’ atau bahkan ‘teriak’. padahal sebenarnya itu bukan berarti dia gagal.
Karena pada dasarnya saat melahirkan Anda tidak dilarang berteriak kok, hanya saja… bukankah lebih nyaman tenang daripada berteriak. dan berteriak disini bukan berarti berteriak tidak terkontrol selama proses persalinan dan panik. namun berteriak sesekali sesuai dengan insting Anda.
Contoh Seorang Ibu Melahirkan Secara Naluriah
Berikut ini adalah contoh dari seorang ibu melahirkan secara naluriah, alami dan bersuara keras:
https://www.youtube.com/watch?v=3payaTlwk-Y
Jadi, mari kita menghormati perilaku melahirkan kita apa pun itu. Apakah Anda melahirkan dengan sangat tenang, diam, bahkan tertawa, atau Anda sedikit berteriak? karena semuanya adalah menakjubkan.
Bidan perlu belajar untuk membedakan antara seorang wanita yang mengekspresikan naluri melahirkan nya dengan liar/keras, dengan seorang wanita yang benar-benar teriak panik dan membutuhkan untuk ditenangkan.
mengkomunikasikan dengan ibu sebelum sebelum proses persalinan tentang apa yang akan dia katakan jika dia benar-benar membutuhkan ‘bantuan’ akan sangat berguna. Selain itu pastikan ibu tahu bahwa Anda sebagai bidan/dokter tidak akan menghakimi dia selama persalinan.
Pilihan dan pengalaman melahirkan
seorang wanita juga dinilai (dan menilai diri sendiri) pada bagaimana pilihan kelahiran mereka. Jika Anda memilih bagian-operasi sesar tanpa alasan medis – Anda akan dinilai. Jika Anda memilih untuk melahirkan bayi normal bahkan di rumah Anda – Anda akan dinilai. Dan untuk setiap pilihan melahirkan akan memiliki pendapat dan penilaian tentang apa yang Anda lakukan, atau tidak lakukan. seolah Tidak ada cara yang tepat untuk melahirkan.
Bagaimana proses kelahiran yang terlihat dan terdokumentasi di atas kertas mungkin sangat berbeda dengan bagaimana hal itu dirasakan oleh ibu. Saya belajar banyak ketika mulai menyelami dan menjalin hubungan intens dengan para ibu di komunitas laskar gentle birth yang ternyata ‘laporan kelahiran’ tidak memiliki hubungan dengan persepsi seorang ibu/wanita tentang kelahirannya.
Seorang ibu yang memiliki pengalaman seperti gagal induksi dan kemudian harus dilakukan operasi sesar emergency merasa tetap diberdayakan dan lebih dari senang dengan pengalaman mereka. Di sisi lain, seorang ibu yang memiliki berpengalaman melahirkan ‘normal’ melalui vagina tanpa intervensi malah bisa saja trauma.
Setiap pengalaman melahirkan dan kelahiran itu sangat berharga – bahkan ketika proses tidak berjalan seperti yang diharapkan atau direncanakan. karena pada dasarnya bagaimana pengalaman persalinan seorang wanita bisa menjadi landasan bagi mereka untuk bertumbuh dan memberdayakan diri.
Jadi Tidak ada cara yang benar untuk melahirkan, atau berperilaku selama proses melahirkan. yang terpenting adalah bagaimana Anda memberdayakan diri, mempersiapkan diri, sehingga anda lebih siap, lebih percaya diri dengan kekuatan naluriahmu, kekuatan tubuhmu, kekuatan bayimu. sehingga Anda mendapatkan pengalaman yang positif saat melahirkan.
salam hangat
yesie